PENGGUNAAN MEDIA FILM KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA FILM KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Quina Paramadina Rachmasari NIM 1002780

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGGUNAAN MEDIA FILM KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Quina Paramadina Rachmasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Quina Paramadina Rachmasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

QUINA PARAMADINA RACHMASARI

PENGGUNAAN MEDIA FILM KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMPN 15 Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I,

NIP 198104252005012003

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia. ... = c- Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP.197204031999031002


(4)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA FILM KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

oleh

Quina Paramadina Rachmasari 1002780

Penelitian ini diawali dengan permasalahan, yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek pada kelas eksperimen dan kelas pembanding sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Dengan demikian tujuan ini dibuat untuk menjawab permasalahan yaitu, perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek pada kelas eksperimen dan kelas pembanding sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Hal ini dilakukan karena subjek dalam penelitian ini adalah manusia.

Hasil penelitian yang dilakukan, ternyata data menunjukkan bahwa kelas eksperimen yaitu kelas yang mendapat perlakuan media film kartun memiliki hasil menulis teks cerita pendek yang lebih baik dari pada kelas pembanding. Hasil rata-rata nilai prates untuk kelas eksperimen adalah 61 dan untuk kelas pembanding adalah 62. Artinya, kedua nilai masih di bawah KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Bandung adalah 70. Dapat disimpulkan kedua kelas memiliki kemampuan yang hampir sama sebelum diberi perlakuan.

Siswa yang telah diberikan perlakuan nilai rata-ratanya mengalami perubahan. Nilai rata-rata pascates untuk kelas eksperimen adalah 72 dan untuk kelas pembanding adalah 66. Artinya, terjadi perubahan nilai siswa setelah diberi perlakuan. Perubahan untuk kelas eksperimen terjadi lebih tinggi. Nilai pascates kelas eksperimen sudah di atas KKM sedangkan nilai pascates kelas pembanding masih di bawah KKM. Dengan demikian, perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen terbukti lebih efektif.


(5)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE USE OF MOVIE CARTOON AS A LEARNING MEDIA IN WRITING A SHORT STORY

(Experimental Quation toward the 7th Grade Students of SMP Negeri 15 Bandung Year of Study 2014/2015)

by

Quina Paramadina Rachmasari 1002780

This research is motivated by a question arises such as whether there is any significantly differences in writing a short story ability between the student at both class, the experimental and the comparator class, before and after doing the treatment? This research aims to answer the question above.

The method used in this research is the experimental quation, which is because of using the human as the subject of observation.

The result of this research shows that the experimental class, which is treated by watching a cartoon movie before writing, has a better grade than the comparator class. The pre-test average grade for the experimental class is 61 while the comparator class get 62. It means that both of class have a grade under the standard (KKM). The standard grade of Bahasa Indonesia in SMP Negeri 15 Bandung is 70. It concludes that both of class have same performance before doing the treatment.

Students in the experimental class get arise in average grades after being given the treatment. The average grade for the experimental class is 72 while the comparator class only 66. It means that there is a difference state after doing the treatment. The arising score for the experimental class is higher than the comparator class. The pasca-test average grade for the experimental class is higher than the standard grade while the comparator class still have grade under the standard. It concludes that the treatment done in the experimental class is effectively applied.


(6)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... .…...i

KATA PENGANTAR ... .…..ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... .….iii

ABSTRAK ... .…..v

DAFTAR ISI ... .….vi

DAFTR TABEL………....ix

DAFTAR DIAGRAM………... xii

BAB I PENDAHULUAN ... …...1

A. Latar Belakang Penelitian ... …...1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... …...3

C. Tujuan Penelitian ... …...3

D. Manfaat Penelitian ... …...3

E. Struktur Organisasi ... …... BAB II FILM KARTUN SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK...6

A. Media Pembelajaran ... .…. 6

1. Pengertian Media Pembelajaran………...….……….6

2. Fungsi Media Pembelajaran………...6

3. Manfaat Media Pembelajaran………7

4. Ciri-ciri Media Pembelajaran……….8

5. Jenis-jenis Media Pembelajaran……….9

6. Audio Visual sebagai Media Pembelajaran……….10

B. Film Kartun………...10

1. Pengertian Film Kartun ………...10

2. Jenis-jenis Film Kartun ………...10

3. Film yang Digunakan dalam Pembelajaran……….10


(7)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Menulis………...11

2. Kemampuan Menulis………...12

3. Tujuan Menulis………13

4. Tahap-tahap Menulis………...14

5. Manfaat Menulis………..15

D. Ihwal Cerita Pendek……….………15

1. Pengertian Cerita Pendek……….15

2. Ciri-ciri Cerita Pendek……….16

3. Unsur-unsur Cerita Pendek………..17

E. Penelitian Terdahulu………..……….21

F. Asumsi……….………....22

G. Hipotesis………...23

BAB III METODE PENELITIAN ... .... 24

A. Metode dan Desain Penelitian ... … 24

B. Partisipan………. 25

C. Populasi dan Sampel Penelitian……….. 25

1. Populasi………. 25

2. Sampel………... 26

D. Instrumen Penelitian……… 27

E. Prosedur Penelitian……….. 34

F. Teknik Pengumpulan Data………... 34

G. Teknik Pengolahan Data………. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... … 39

A. Deskripsi Proses Penelitian ... … 43

B. Deskripsi Hasil Penelitian………... 39

1. Deskripsi Hasil Prates Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding………... 41

2. Deskripsi Hasil Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding………... 41


(8)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Analisis Pengolahan Data……… 46

1. Uji Reliabilitas Antar Penimbang………... 46

2. Uji Normalitas Prates dan Pascates………... 61

3. Uji Homogenitas Data………... 63

4. Uji Hipotesis……….. 65

D. Analisis Hasil Teks Cerita Pendek……….. 66

1. Analisis Hasil Prates Kelas Eksperimen………... 66

2. Analisis Hasil Prates Kelas Pembanding………... 72

3. Analisis Hasil Pascates Kelas Eksperimen……… 76

4. Analisis Hasil Pascates Kelas Pembanding………... 81

E. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru………... 85

F. Analisis Data Nilai Sikap Siswa……….. 86

1. Analisis Penilaian Sikap Kelas Eksperimen……….. 86

2. Analisis Penilaian Sikap Kelas Pembanding………. 86

G. Pembahasan Hasil Penelitian………... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... … 92

A. Simpulan………... 92

B. Saran………93

DAFTAR RUJUKAN ... ….95


(9)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat komunikasi yang utama bagi manusia adalah bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, dan pesan kepada orang lain sehingga terjadi komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik, diperlukan penguasaan keterampilan berbahasa. Menurut Tarigan (2008, hlm. 2) keterampilan berbahasa (language arts, language skills) mencakup empat segi, yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill).

Keterampilan menulis yang lebih dikenal dengan istilah mengarang merupakan satu dari keempat keterampilan berbahasa yang diajarkan kepada peserta didik yang belajar bahasa, salah satunya menulis teks cerita pendek. Sebagai keterampilan produktif, menulis menghendaki peserta didik untuk mampu menggali, menemukan, dan mengungkapkan gagasan, perasaan, pengalaman serta penggunaan bahasa yang tepat. Namun, pada kenyataannya tidak semua peserta didik dapat menunjukkan kemampuan tersebut. Setelah penulis melakukan wawancara secara informal terhadap guru dan siswa didapatkan kesimpulan yaitu, dalam menulis, peserta didik merasakan kurangnya keyakinan, minat, dan latihan yang memadai untuk menulis. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu kemampuan menulis yaitu kurangnya motivasi dari pihak guru, orang tua, dan orang-orang disekitarnya, kondisi ruangan yang kurang mendukung (ruangan yang tidak kondusif), kurangnya penggunaan media yang bervariasi sehingga kegiatan pembelajaran menjadi membosankan dan siswa sulit untuk menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Berhubungan dengan hal tersebut, pemilihan


(10)

2

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

media dalam kegiatan pembelajaran menulis yang tepat dapat memotivasi minat siswa dalam pembelajaran menulis.

Solusi yang bisa ditawarkan oleh penulis dengan permasalahan di atas yaitu dengan memilih dan menggunakan media film kartun yang dapat membantu mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Penerapan media film kartun ditujukan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, sehingga diharapkan peserta didik mampu meningkatkan keterampilan menulis.

Penelitian yang relevan dengan media film pernah dilakukan oleh Ely

Lisnawati dengan judul “Efektivitas Pemanfaatan Media Film Bertema Percintaan Terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen”. Hasil penelitian tersebut

adalah secara keseluruhan siswa mengalami peningkatan nilai yang signifikan. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh. Nilai rata-rata tes awal kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas eksperimen sebesar 55,41 dan tes akhir sebesar 67,88. Adapun nilai rata-rata tes awal kemampuan menulis cerita pendek siswa di kelas pembanding sebesar 56,70 dan tes akhir 63,94. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan media film bertema percintaan efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

Selain itu ada juga penelitian oleh Liestia Lestari yang berjudul

“Penggunaan Media Tayangan “Jejak Petualang” Trans7 dalam Pembelajaran

Menulis Puisi Kelas VII Semester Dua SMP Negeri 29 Bandung Tahun Pelajaran

2012/2013”. Hasil penelitian tersebut adalah nilai prates kelas eksperimen sebesar 57 dan pascates sebesar 72. Rata-rata nilai kelas pembanding prates sebesar 57 dan pascates sebesar 68. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media tayangan “Jejak Petualang” Trans7. Hal tersebut

menunjukkan bahwa media tayangan “Jejak Petualang” Trans7 efektif digunakan

dalam pembelajaran menulis puisi.

Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa peran media berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Maka penulis bermaksud untuk


(11)

3

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Film Kartun dalam

Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum dan sesudah menggunakan media film kartun pada kelas eksperimen?

2. Bagaimana proses pembelajaran siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum dan sesudah menggunakan buku siswa Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII, Kemendikbud 2013 pada kelas pembanding?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek pada kelas eksperimen dan kelas pembanding sebelum dan sesudah diberi perlakuan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan.

1. Aktivitas siswa dalam menulis teks cerita pendek pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan media film kartun.

2. Proses pembelajaran siswa dalam menulis teks cerita pendek pada kelas pembanding sebelum dan sesudah menggunakan buku siswa Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII, Kemendikbud 2013.

3. Perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek pada kelas eksperimen dan kelas pembanding sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.


(12)

4

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan dapat mengembangkan penggunaan media film kartun dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis teks cerita pendek.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru yang berarti bagi peneliti sebagai calon pendidik. Selain itu, dapat melatih peneliti menemukan dan menerapkan media yang inovatif dalam pembelajaran. b. Bagi Guru

Dapat menambah referensi bagi guru dalam penggunaan media film kartun untuk meningkatkan kreativitas menulis, khususnya dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Hal ini sebagai upaya peningkatan kualitas pengajaran bagi guru. Dapat membantu dalam meningkatkan pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa di masa yang akan datang, dapat membantu guru untuk menentukan suatu teknik yang kreatif yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran, mampu menarik perhatian dan minat bakat siswa.

c. Bagi Siswa

Siswa memperoleh wawasan dan pengalaman belajar yang baru, sehingga diharapkan adanya peningkatkan kemampuan dalam hal menulis teks cerita pendek dengan baik dan terampil.

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap penggunaan media film kartun dalam mengembangkan kreativitas menulis teks cerita pendek. Serta menjadi referensi sumber belajar dalam upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek serta dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran mata pelajaran bahasa Indonesia.


(13)

5

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu Bab I yang berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab III berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian meliputi, desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Bab IV terdiri atas dua hal utama, yaitu pengolahan atau analisis data serta pembahasan atau analisis temuan. Bab V menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(14)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experimental design dalam penelitian ini. Alasan penggunaan metode eksperimen kuasi ini karena sulitnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan dalam eksperimen. Sugiyono (2014, hlm. 114) memaparkan bahwa quasi-experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok pembanding yang digunakan untuk penelitian.

Penelitian ini bermaksud untuk mengukur keefektifan media film kartun dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Peneliti menggunakan desain penelitian pretest-posttest control group design. Agar lebih jelas, berikut disajikan tabel pretest-posttest control group design yang dikutip dari Sugiyono (2014, hlm. 112).

Tabel 3.1

Desain Penelitian Eksperimen Pretest-posttest Control Group Design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

E O1 X1 O2

K O3 X2 04

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen K : Kelompok pembanding O1 : Tes awal kelas eksperimen O2 : Tes akhir kelas eksperimen

X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media film kartun

X2 : Perlakuan pada kelompok pembanding dengan menggunakan metode konvensional


(15)

25

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O4 : Tes akhir kelas pembanding

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian kedua kelompok ini (O1 dan O3) diberi tes awal (prates) dengan tes yang sama untuk mengetahui keadaan awal. Kemudian kelas eksperimen (E) diberi perlakuan (X1) dengan menerapkan media film kartun dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Sementara itu kelas pembanding (K) dikenai perlakuan (X2) yang berbeda yaitu menggunakan metode yang konvensional (ceramah dan diskusi). Setelah perlakuan diberikan, kemudian kedua kelompok (O2 dan O4) diberi tes akhir (pascates) dengan tes yang sama untuk mengetahui hasil akhir. Kemudian hasil pascates dibandingkan untuk mengetahui perbedaan antara tes awal (prates) dan tes akhir (pascates). Hasil tes awal dan tes akhir yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

B. Partisipan

Dalam penelitian ini partisipan yang terlibat sebanyak 72 siswa. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII A dan VII C di SMPN 15 Bandung, yang masing-masing kelasnya terdiri dari 36 siswa. Dasar pertimbangan peneliti memilih partisipan adalah karena materi cerita pendek sesuai dengan kurikulum 2013 pada kelas VII.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 15 Bandung. Peneliti memilih kelas VII karena kelas tersebut merupakan kelas yang menggunakan kurikulum 2013. Penelitian tentang teks cerita pendek pada kurikulum 2013 merupakan hal yang masih baru. Berikut adalah data sebaran siswa kelas VII SMPN 15 Bandung.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian


(16)

26

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAKI-LAKI PEREMPUAN KESELURUHAN Kelas VII A

Kelas VII B Kelas VII C Kelas VII D Kelas VII E Kelas VII F Kelas VII G Kelas VII H

16 16 16 16 16 16 16 16 20 19 20 20 20 20 20 20 36 35 36 36 36 36 36 36

JUMLAH 128 159 287

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 118).

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling. Merujuk pada pemaparan (Sugiyono, 2014, hlm 120) bahwa teknik sampling ini dinamakan demikian karena di dalam pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sehingga dalam menentukan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Setelah melalui proses pengambilan sampel maka yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas pembanding dengan sebaran sebagai berikut.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

SAMPEL JUMLAH JUMLAH

KESELURUHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

Kelas Eksperimen 16 20 36

Kelas Pembanding 16 20 36


(17)

27

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010, hlm. 134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Instrumen ini berupa tes untuk menulis teks cerita pendek yang diberikan kepada siswa. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum dan sesudah menggunakan media film kartun pada kelas eksperimen. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Tes yang pertama diberikan sebagai tes awal (prates) bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum menggunakan media film kartun. Tes yang kedua diberikan sebagai tes akhir (pascates) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek siswa setelah diberi perlakuan menggunakan media film kartun. Bentuk instrumen tes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas pembanding adalah sebagai berikut.

Nama: Kelas: Absen:

Tulislah sebuah teks cerita pendek dengan bertema tentang rasa sayang kepada ayah, ibu, keluarga, teman-teman, orang-orang di sekitar ataupun kepada sesama makhluk hidup dengan memperhatikan.

(1) Kelengkapan dan kepaduan unsur-unsur intrinsik cerita pendek (pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat);


(18)

28

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek-aspek penilaian yakni, kelengkapan format cerita pendek, kelengkapan unsur-unsur intrinsik, kepaduan antar unsur intrinsik, dan kesesuaian dengan ejaan yang disempurnakan.

Tabel 3.4

Format Pedoman Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek No. Aspek yang Dinilai Skor Kriteria

1. Kelengkapan Format

Cerita Pendek 25

Jika cerita pendek tersebut mengandung judul, nama penulis, narasi, dan dialog. 20 Jika salah satu dari aspek di atas tidak ada,

misalnya tidak diberi judul.

15 Jika tidak ada dua aspek di atas, misalnya tidak ada judul dan nama penulis.

10 Jika tidak ada tiga aspek di atas, misalnya tidak ada judul, nama penulis, dan narasi.

2. Kelengkapan

Unsur-unsur Intrinsik Cerita

Pendek 25

Jika cerita pendek mengandung unsur pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat.

20

Jika hanya ada enam unsur intrinsik. Ada salah satu unsur intrinsik tidak ada, misalnya tidak ada pemplotan.

15 Jika hanya ada dua sampai lima unsur

intrinsik.

10 Jika hanya ada satu unsur intrinsik, misalnya hanya ada pemplotan.

3. Kepaduan antar

Unsur Intrinsik

Cerita Pendek 25

Jika seluruh unsur intrinsik yang terdiri atas pemplotan, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat memperlihatkan keutuhan atau


(19)

29

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperkuat antara satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema.

20

Jika salah satu unsur intrinsik tidak memperlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu

unsur dengan yang lainnya) dalam

menyampaikan tema, misalnya pada awal cerita penulis menggunakan sudut pandang orang pertama kemudian pada bagian akhir cerita penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga.

15

Jika tiga sampai lima unsur intrinsik tidak mempertlihatkan keutuhan atau kepaduan (saling mendukung dan memperkuat satu

unsur dengan yang lainnya) dalam

menyampaikan tema.

10

Jika hanya ada satu atau dua unsur intrinsik

yang memperlihatkan keutuhan atau

kepaduan (saling mendukung dan

memperkuat satu unsur dengan yang lainnya) dalam menyampaikan tema.

4. Kesesuaian dengan

Ejaan Yang Disempurnakan

25

Jika dalam teks cerita pendek terdapat 90-100% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang disepurnakan.

20

Jika dalam teks cerita pendek terdapat 75-89% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang disepurnakan.

15

Jika dalam teks cerita pendek terdapat 56-74% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang disepurnakan.

10

Kurang Baik: jika dalam teks cerita pendek terdapat 0-55% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang disepurnakan.


(20)

30

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Maksimal: 100

Tabel 3.5

Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek Berdasarkan Skor

Jumlah Skor Kategori

85-100 Sangat baik

66-84 Baik

56-65 Cukup

35-55 Kurang

0-34 Sangat kurang

Tabel 3.6

Format Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek

No . Nama Siswa Judul Cerit a Pende k Kelengkap an Format Cerita Pendek Kelengkap an Unsur-unsur Intrinsik Cerita Pendek Kepadu an antar Unsur Intrinsik Cerita Pendek Kesesuaian dengan Ejaan Yang Disempurnak an Sko r 1. 2. 3. 4. 5. dst. 2. RPP

RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. RPP yang dibuat dalam penelitian ini berjumlah dua. Pertama untuk


(21)

31

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas eksperimen dan yang kedua untuk kelas pembanding. Untuk kelas eksperimen dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan media film kartun. Format RPP dilampirkan.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observer mengisi lembar observasi dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom -kolom yang telah disediakan. Pengisian centang ini berdasarkan kondisi yang nyata dan faktual terjadi pada saat proses belajar mengajar.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Tabel 3.7

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Observer : ……….

Kelas : ……….

Hari/tanggal : ……….

Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang dianggap sesuai!

No. Kegiatan yang diamati Hasil Pengamatan

Ya Tidak 1. Penguasaan Teknik Pembelajaran

a. Kemampuan menarik perhatian siswa.

b. Kemampuan dalam membatu siswa memperoleh pengetahuan baru.

c. Kemampuan dalam membatu siswa memperluas pengetahuan yang telah dimilikinya.

2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa.


(22)

32

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengganggu perhatian siswa.

c. Antusiasme mimik dalam penampilan. d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas.

3. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran a. Aktivitas Guru dalam Menyampaikan Materi Pokok Pembelajaran

1. Menerangkan mengenai cara membuat teks cerita pendek dan memberikan motivasi bagi siswa.

2. Menerangkan mengenai struktur teks cerita pendek.

3. Menerangkan tentang media film kartun. b. Aktivitas Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran

1. Meminta siswa untuk duduk tenang dan memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pokok pembelajaran.

2. Menyajikan film kartun untuk media dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

3. Meminta siswa untuk menyusun teks cerita pendek berdasarkan struktur yang benar. 4. Menunjuk siswa untuk membacakan teks

cerita pendek yang telah dibuatnya di depan kelas.

5. Meminta siswa untuk memperhatikan temannya yang berbicara di depan kelas. 6. Memberi penghargaan kepada siswa yang

berani maju ke depan untuk berbicara.


(23)

33

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Nama Observer : ……….

Kelas : ……….

Hari/tanggal : ……….

Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang dianggap sesuai!

No. Nama Siswa

Bersyukur Percaya Diri Peduli Santun S

B B C K S

B B C K S

B B C K S

B B C K 1

2 3 ...

Keterangan:

SB : Sangat Baik C : Cukup

B : Baik K : Kurang

Tabel 3.9

Kriteria Penilaian Sikap No. Aspek yang

dinilai Indikator

1 Bersyukur Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

2 Percaya diri Terbiasa memiliki sikap percaya diri dalam berperilaku 3 Peduli Terbiasa membantu teman dalam memecahkan masalah 4 Santun Terbiasa menggunakan bahasa yang santun terhadap

guru dan teman


(24)

34

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini menempuh beberapa langkah atau disebut juga dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Memberikan tes awal (prates) pada kelas eksperimen dan pembanding untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum diberikan perlakukan;

2. Melakukan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan media film kartun pada pembelajaran menulis teks cerita pendek dan melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan metode pembelajaran konvesional pada kelas pembanding;

3. Memberikan tes akhir (pascates) pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek setelah diberikan proses pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan media film kartun dan memberikan tes akhir (pascates) pada kelas pembanding untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan metode pembelajaran konvesional pada kelas pembanding.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan menggunakan tes.

1. Tes (prates dan pascates)

Dalam penelitian ini, tes yang diberikan berupa tes keterampilan menulis teks cerita pendek. Tes yang diberikan berupa prates dan pascates. Prates diberikan di awal yaitu sebelum pemberian perlakuan atau treatment untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian untuk kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan media film kartun untuk menulis teks cerita pendek sedangkan untuk kelas pembanding menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam pembelajarannya. Setelah pemberian perlakuan di kelas eksperimen dan kelas pembanding, kemudian siswa diberikan tes akhir atau pascates untuk mengetahui hasil akhir dari kelas eksperimen dan kelas pembanding.


(25)

35

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil tes awal dan tes akhir yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Setelah mendapatkan semua data, selanjutnya data diolah dengan menggunakan perhitungan statistik.

2. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk memeroleh data berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan media film kartun dan yang tidak meggunakan media film kartun. Observasi juga dilakukan untuk memperoleh data berupa reaksi atau sikap siswa dalam proses pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan menggunakan media film kartun dan pembelajaran yang tidak menggunakan media film kartun.

G. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Tes

Pengolahan data tes dilakukan setelah semua data terkumpul dengan perhitungan statistik. Data diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir siswa dalam menulis teks cerita pendek. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut.

a. Membuat nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas pembanding;

b. Melakukan uji realibilitas antar penimbang berdasarkan skor prates dan pascates. Uji realibilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat realibiltas antara penguji yang satu dengan penguji yang lain;

1) Menghitung determinan dengan rumus:

2) Menghitung kuadrat siswa dengan rumus:

3) Menghitung kuadrat penguji dengan rumus: SSt∑dt2 = - SSp∑dp2

= - (dt2) =


(26)

36

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus:

5) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan rumus:

Setelah semua data dihitung, kemudian data dimasukkan ke dalam tabel ANAVA. Tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10 ANAVA

Variasi SS DK Variansi

Siswa SSt∑dt2 N-1

Penguji SSp∑d2p K-1 -

Kekeliruan SSkk∑d2kk (N-1) (K-1)

Uji reliabilitas antar penimbang dihitung dengan rumus.

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari Vt = varian dari tes

Vkk = varian dari kekeliruan

Setelah itu disesuaikan dengan tabel Guilford. Tabel 3.11 Tabel Guilford SStot∑X2= ∑X2

-

∑d

2

kk = SS

tot

∑x

2

t - SS

t

∑dt

2

SS

2

∑d

2

p


(27)

37

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Kualitas Korelasi

< dari 0,20 Sangat rendah

0,20-0,40 Rendah

0,40-0,60 Cukup

0,60-0,80 Tinggi

0,80-1,00 Sangat tinggi

(Subana, dkk, 2005, hlm. 104) c. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan chi kuadrat;

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang sedang diolah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas pembanding. Dalam uji normalitas, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

d. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata prates dan pascates.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan pada data prates dan pascates di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Dalam uji homogenitas, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Data dikatakan homogen jika Fhitung < Ftabel pada α = 0,05.

e. Melakukan uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas pembanding. Pada kelas eksperimen menggunakan media film kartun dan pada kelas pembanding menggunakan metode konvensional (ceramah dan diskusi). Berdasarkan pemaparan Arikunto (2010, hlm. 354) setelah selesai dilaksanakan eksperimen maka hasil kedua kelompok diolah dengan membandingkan kedua mean.

Kemudian nilai hasil perhitungan yang dilakukan dihitung kembali dengan menggunakan rumus ttest untuk mengetahui atau menguji signifikasi dan hipotesis.


(28)

38

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentuan taraf signifikasi pada ttabel(α = 0,05). Dalam uji hipotesis, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows

2. Pengolahan Data Observasi

Data observasi digunakan untuk mengumpulkan data-data tambahan atau data sekunder. Data yang telah terkumpul tidak dianalisis secara statistik melainkan dengan cara dianalisis dan ditarik kesimpulan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui sikap dan respons siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media film kartun dan yang tidak menggunakan media film kartun.


(29)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan sebuah media dalam pembelajaran. Adapun media yang dimaksud dalam penelitian adalah media film kartun. Peneliti ingin mengujikan media film kartun dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.

Pembelajaran dengan media film kartun adalah cara pengajaran yang menjadikan siswa agar termotivasi dan tidak merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar.

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis teks cerita pendek pada siswa.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, dapat disimpulkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil rata-rata nilai prates untuk kelas eksperimen adalah 61 dan untuk kelas pembanding adalah 62. Artinya, kedua nilai masih di bawah KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Bandung adalah 70. Selain itu dapat disimpulkan kedua kelas memiliki kemampuan yang hampir sama sebelum diberi perlakuan.

2. Siswa yang telah diberikan perlakuan nilai rata-ratanya mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pascates untuk kelas eksperimen adalah 72 dan untuk kelas pembanding adalah 66. Artinya, terjadi peningkatan nilai siswa setelah diberi perlakuan. Namun, peningkatan untuk kelas eksperimen terjadi lebih tinggi. Nilai pascates kelas eksperimen sudah di atas KKM sedangkan nilai pascates kelas pembanding masih di bawah KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Bandung adalah 70. Dengan demikian, perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen terbukti lebih efektif.


(30)

93

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,008. Harga Sig. (2-tailed) 0,008 < 0,05, artinya data tidak sama atau dengan kata lain Ha : µ1 ≠ µ2 . Dengan demikian Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan kemampuan menulis teks cerita pendek antara kelas eksperimen dan kelas pembanding sesudah adanya perlakuan berupa penggunaan media film kartun dalam menulis cerita pendek pada kelas eksperimen. Penggunaan media film kartun terbukti efektif dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung.

Berdasarkan olahan data yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan penggunaan media film kartun efektif dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek dengan media film kartun. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2003, hlm. 22) yang mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu dapat membuat pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian, Penggunaan media film kartun dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa. Selain itu penggunaan media film kartun juga lebih baik daripada belajar hanya dengan mengandalkan bahan pembelajaran yang ada, karena dengan media film kartun metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran di banyak kelas.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan media film kartun efektif untuk pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Bandung. Selain itu, media film kartun juga menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan tidak membosankan dalam sebuah pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang ke depannya dapat memberi manfaat bagi guru dan bagi peneliti selanjutnya yang


(31)

94

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingin melakukan penelitian serupa. Beberapa saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut.

1. Guru

Bagi guru yang akan mengajarkan menulis teks cerita pendek dapat menggunakan media film kartun sebagai referensi. Media film kartun menjadikan pembelajaran lebih kreatif serta menyenangkan. Selain itu media film kartun mudah dan murah didapat bila dibandingkan dengan media lain yang berbasis multimedia.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, penggunaan media film kartun dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek efektif. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat.

2. Peneliti Selanjutnya

Media pembelajaran yang ada dalam penelitian ini terbatas pada pembelajaran menulis teks cerita pendek. Peneliti mengharapkan bagi calon peneliti selanjutnya untuk mencoba menggunakan media film kartun pada keterampilan berbahasa lainnya, misalnya pada teks hasil observasi, teks deskripsi, teks eksposisi, dan teks eksplanasi.


(32)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR RUJUKAN

Ahira, A. (2012). Mengenal Jenis-jenis Film. [Online]. Diakses dari http://www.anneahira.com/jenis-jenis-film.html.

Aminuddin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Aminudin, dkk. (2007). Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Chandra, H. (2000). Membuat Sendiri Animasi Profesional dengan 3D Studio Max 3.1. Jakarta: Elex Media Komoutindo.

Departemen Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hastuti. (1982). Tulis Menulis. Yogyakarta: Lukman.

Hermawan, H. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.

Kemendikbud. (2013). Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemendikbud. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas

VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Keraf, G. (2002). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kurniawan, H. & Sutardi. (2012). Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Lestari, L. (2013). Penggunaan Media Tayangan “Jejak Petualang” Trans7 dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII Semester Dua SMPN 29 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lisnawati, E. (2012). Efektivitas Pemanfaatan Media Film Bertema Percintaan terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen: Kuasi Eksperimen


(33)

96

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap Siswa Kelas XI Semester 2 SMAN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurgiyantoro, B. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pengertian Ahli. (2013). Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli. [Online]. Diakses dari http//:www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-cerpen-menurut-para-ahli.html.

Pranoto, N. (2007). Creative Writing, Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura.

Sangadji, A. N. A. (2011). Penggunaan Media Video Dalam Pembelajaran Menulis Puisi: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMPN 44 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sayuti, A. S. (2000). Berkenalan dengan Prosa Piksi. Yogyakarta: Gama Media. Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Sibero, I. C. (2008). Membuat Film Animasi Sederhana dengan 3DS Max.

Yogyakarta: MediaKom.

Slamet, St. Y. (2008). Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

Solehan, dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Subana, dkk. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, N. & Rivai, A. (2003). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, J. (2007). Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo, J. & Saini, K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.


(34)

97

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susilana, R. (2009). Media Pembelajaran: Hakekat, Pengembangan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Syarif, E., Zulkarnaini, & Sumarno. (2009). Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wibowo, B., & Mukti, F. (1992). Media Pengajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Winataputra, U. S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


(1)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan sebuah media dalam pembelajaran. Adapun media yang dimaksud dalam penelitian adalah media film kartun. Peneliti ingin mengujikan media film kartun dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.

Pembelajaran dengan media film kartun adalah cara pengajaran yang menjadikan siswa agar termotivasi dan tidak merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar.

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis teks cerita pendek pada siswa.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, dapat disimpulkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil rata-rata nilai prates untuk kelas eksperimen adalah 61 dan untuk kelas pembanding adalah 62. Artinya, kedua nilai masih di bawah KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Bandung adalah 70. Selain itu dapat disimpulkan kedua kelas memiliki kemampuan yang hampir sama sebelum diberi perlakuan.

2. Siswa yang telah diberikan perlakuan nilai rata-ratanya mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pascates untuk kelas eksperimen adalah 72 dan untuk kelas pembanding adalah 66. Artinya, terjadi peningkatan nilai siswa setelah diberi perlakuan. Namun, peningkatan untuk kelas eksperimen terjadi lebih tinggi. Nilai pascates kelas eksperimen sudah di atas KKM sedangkan nilai pascates kelas pembanding masih di bawah KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Bandung adalah 70. Dengan demikian, perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen terbukti lebih efektif.


(2)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,008. Harga Sig. (2-tailed) 0,008 < 0,05, artinya data tidak sama atau dengan kata lain Ha : µ1 ≠ µ2 . Dengan demikian Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan kemampuan menulis teks cerita pendek antara kelas eksperimen dan kelas pembanding sesudah adanya perlakuan berupa penggunaan media film kartun dalam menulis cerita pendek pada kelas eksperimen. Penggunaan media film kartun terbukti efektif dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung.

Berdasarkan olahan data yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan penggunaan media film kartun efektif dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek dengan media film kartun. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2003, hlm. 22) yang mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu dapat membuat pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian, Penggunaan media film kartun dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa. Selain itu penggunaan media film kartun juga lebih baik daripada belajar hanya dengan mengandalkan bahan pembelajaran yang ada, karena dengan media film kartun metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran di banyak kelas.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan media film kartun efektif untuk pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Bandung. Selain itu, media film kartun juga menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan tidak membosankan dalam sebuah pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang ke depannya dapat memberi manfaat bagi guru dan bagi peneliti selanjutnya yang


(3)

94

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingin melakukan penelitian serupa. Beberapa saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut.

1. Guru

Bagi guru yang akan mengajarkan menulis teks cerita pendek dapat menggunakan media film kartun sebagai referensi. Media film kartun menjadikan pembelajaran lebih kreatif serta menyenangkan. Selain itu media film kartun mudah dan murah didapat bila dibandingkan dengan media lain yang berbasis multimedia.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, penggunaan media film kartun dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek efektif. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat.

2. Peneliti Selanjutnya

Media pembelajaran yang ada dalam penelitian ini terbatas pada pembelajaran menulis teks cerita pendek. Peneliti mengharapkan bagi calon peneliti selanjutnya untuk mencoba menggunakan media film kartun pada keterampilan berbahasa lainnya, misalnya pada teks hasil observasi, teks deskripsi, teks eksposisi, dan teks eksplanasi.


(4)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR RUJUKAN

Ahira, A. (2012). Mengenal Jenis-jenis Film. [Online]. Diakses dari http://www.anneahira.com/jenis-jenis-film.html.

Aminuddin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Aminudin, dkk. (2007). Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Chandra, H. (2000). Membuat Sendiri Animasi Profesional dengan 3D Studio Max 3.1. Jakarta: Elex Media Komoutindo.

Departemen Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hastuti. (1982). Tulis Menulis. Yogyakarta: Lukman.

Hermawan, H. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.

Kemendikbud. (2013). Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemendikbud. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas

VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Keraf, G. (2002). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kurniawan, H. & Sutardi. (2012). Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Lestari, L. (2013). Penggunaan Media Tayangan “Jejak Petualang” Trans7 dalam Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII Semester Dua SMPN 29 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lisnawati, E. (2012). Efektivitas Pemanfaatan Media Film Bertema Percintaan terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen: Kuasi Eksperimen


(5)

96

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap Siswa Kelas XI Semester 2 SMAN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurgiyantoro, B. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pengertian Ahli. (2013). Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli. [Online]. Diakses dari http//:www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-cerpen-menurut-para-ahli.html.

Pranoto, N. (2007). Creative Writing, Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura.

Sangadji, A. N. A. (2011). Penggunaan Media Video Dalam Pembelajaran Menulis Puisi: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMPN 44 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sayuti, A. S. (2000). Berkenalan dengan Prosa Piksi. Yogyakarta: Gama Media. Semi, M. A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Sibero, I. C. (2008). Membuat Film Animasi Sederhana dengan 3DS Max.

Yogyakarta: MediaKom.

Slamet, St. Y. (2008). Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

Solehan, dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Subana, dkk. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, N. & Rivai, A. (2003). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, J. (2007). Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo, J. & Saini, K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.


(6)

Quina Paramadina Rachmasari, 2014

Penggunaan Media Film Kartun Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susilana, R. (2009). Media Pembelajaran: Hakekat, Pengembangan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Syarif, E., Zulkarnaini, & Sumarno. (2009). Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wibowo, B., & Mukti, F. (1992). Media Pengajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Winataputra, U. S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.