Pengaruh Penyuluhan Program Keluarga Berencana (KB) Terhadap Sikap Penerimaan Alat Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS.

(1)

No. Daftar FIP : 063/S/PLS/V/2015

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN

USIA SUBUR (PUS)

(Studi Terhadap BKKBD Kabupaten Sukabumi Kecamatan Cicantayan Desa Cijalingan)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat

Oleh: Feri Nugraha

1103564

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN

USIA SUBUR (PUS)

(Studi Pada BKKBD Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi)

Oleh. FERI NUGRAHA

(1103564)

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah

© Feri Nugraha 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktokber 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, ataus ebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Pengaruh Penyuluhan Program Keluarga Berencana (KB) Terhadap Sikap Penerimaan Alat Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis terhadap penyuluhan program keluarga berencana yang ada di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi yang jumlah bukan peserta KB aktifnya masih terbilang cukup banyak di bandingkan Desa lain yang masih di Kecamatan Cicantayan. Hal yang mempengaruhi sekaligus faktor yang diteliti oleh peneliti ialah dari faktor sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan program KB terhadap sikap pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini didukung oleh gagasan konseptual teoritis tentang: Konsep Sikap, Konsep Kependudukan, Konsep Keluarga Berencana, dan Konsep Penyuluhan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain angket, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda, korelasi pearson product moment. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang bukan peserta KB aktif di Desa Cijalingan. Jumlah sample sebanyak 94 Pasangan usia subur dengan menggunakan teknik random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan korelasi dan koefisien determinasi, sedangkan untuk antar hubungan antar variabel diuji dengan regresi linear sederhana. Untuk mengetahui pengaruh variabel digunakan Uji-T. Temuan penelitian ini antara lain: 1) Secara deskriptif penyuluhan program KB serta sikap penerimaan pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi tergolong baik. 2) Penyuluhan program KB berpengaruh signifikan terhadap sikap pasangan usia subur, hal ini ditunjukkan dengan nilai pengaruh dalam uji determinasi sebesar 54,4%. Saran yang dapat diberikan peneliti antara lain: 1) Diharapkan untuk pasangan usia subur yang menjadi peserta penyuluhan program KB agar terus mengikuti acara penyuluhan karena banyak manfaat yang dapat diterima seperti pengetahuan alat kontrasepsi agar tidak salah dalam pemilihan atau pemakaiannya. 2) Diharapkan pihak BKKBD dapat terus mengembangkan kegiatan penyuluhan tersebut dalam hal pendekatan serta strategi yang lebih baik lagi karena penyuluhan program KB sangat bermanfaat bagi pasangan usia subur. 3) Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan kajian yang sama diharapkan lebih mengembangkan penelitian dari aspek yang belum terbahas dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Penyuluhan Program Keluarga Berencana (KB), Sikap Penerimaan Pasangan Usia Subur (PUS)


(6)

Abstract

The Influence of KB (Indonesian Family Contraception Program) towards the Behaviour of Married Couples in Childbearing Age (PUS).

The research is motivated by author’s interest in KB counseling program at Cijalingan Village, Cicantayan-Sukabumi, which has more participants than other Villages in Cicantayan, by focusing on married couples in childbearing age (PUS)’s behavior, who do not use KB. Moreover, the purpose of the research is for knowing the influence of KB towards PUS in Cijalingan Village. The method of the research is quantitative, which is based on theoretical conceptual idea about; behavior concept, population concept, KB concept, counseling concept, and empowerment concept. Furthermore, the data collection technique is obtained from questionnaire, observation, documentation study, and literature study. Besides, the data analysis technique used multiple linear regressions, person product moment correlation, and multiple correlations. The populations of the research arethe whole PUS, who does not use KB (non-active KB consumer) in Cijalingan Village, besides the sample amount 94 PUS with random sampling technique. Hypothesis testing uses correlation and coefficient determination, while the relation of inter-variable is examined by multiple regressions; which procedures Uji-T to know the relation of single variable. The research findings are; 1) On descriptive focus, the KB counseling program, included PUS’ behavior at Cijalingan Village Cicantayan-Sukabumi are well-organized. 2) The injection and pill KB counseling program have significant influence towards married couples in childbearing age (PUS)’s behavior, which is proved by in fluency value of determination about 54,4%. There are some author’s suggestions based on the research that are to say; 1) Married couples in childbearing age (PUS) should participate all the injection and pill KB counseling program, because it will inform participants what to choose and how to use the contraception tools properly. 2) Hopefully, BKKBD will always improve the counseling program, specifically in strategy and methods because it is very useful for married couples in childbearing age (PUS). 3) For the next researcher who is interested with the similar study, should progress the research from other aspects which have not discussed in this research.


(7)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN...i

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

E. Sistematika Penulisan ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Pengertian Penyuluhan ...7

1. Tujuan dan Sasaran Penyuluhan ...9

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan ...9

B. Konsep Sikap ...10

1. Pengertian Sikap ...10

2. Komponen Sikap ...12

3. Fungsi Sikap...13

4. Faktor-faktor yang mepengaruhi sikap ...14

5. Bentuk Sikap ...15

6. Tingkatan Sikap ...16

C. Konsep Kependudukan ...16

1. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus) ...16

2. Aliran Neo-Malthusians ...18

3. Aliran Marxist ...18

4. Aliran Boserupian ...19

D. Konsep Program Keluarga Berencana ...19

1. Pengertian Program Keluarga Berencana ...19

2. Proses Pelaksanaan Program Keluarga Berencana ...22

3. Tujuan Program Keluarga Berencana ...23

4. Ruang Lingkup Keluarga berencana ...25

5. Alat Kontrasepsi...27

E. Kerangka Berfikir ...28

F. Paradigma Hipotesis Penelitian ...28


(8)

A. Desain Penelitian ...29

B. Partisipan...29

C. Populasi dan Sample ...30

D. Instrument Penelitian ...33

E. Teknik Pengumpulan Data ...35

F. Proses Pengembangan Instrumen ...36

1. Uji Validitas Instrumen ...36

2. Uji Reliabilitas ...39

G. Prosedur Penelitian ...40

H. Langkah-Langkah Pengolahan dan pengolahan Data ...41

I. Analisis Data ...42

1. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor ...42

2. Method of Succesive Interval ...43

3. Uji Normalitas ...43

4. Uji Hesteroskedastisitas ...44

5. Uji Hipotesis ...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...48

B. Identitas Responden ...50

C. Uji Asumsi Klasik ... 68

1. Uji Normalitas ...68

2. Uji Hesteroskedastisitas ...69

D. Pengujian Hipotesis ...72

1. Pengaruh Program KB terhadap Sikap Penerimaan ...72

2. Analisis Korelasi Sederhana ... 73

3. Koefisien Determinasi ... 74

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Simpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis serta bertujuan untuk menghimbau masyarakat agar senantiasa mau, mampu dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarganya maupun masyarakat luas. Dengan kata lain, penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan dengan membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pada hakikatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, mentaati dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, adalah proses komunikasi.

Komunikasi penyuluhan dilakukan oleh lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta yang digunakan untuk mengajak masyarakat menuju ke arah modernisasi di segala bidang. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat pada khususnya dan menekan laju pertumbuhan penduduk pada umumnya. Salah satu bidang yang erat kaitannya dengan komunikasi penyuluhan adalah program keluarga berencana.

Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan sumber daya manusia yang berkualitas dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan oleh pemerintah khususnya dalam pemerataan pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yaitu

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Sesuai ketetapan Undang-undang tentang fungsi Pendidikan Nasional pada kutipan diatas menekankan bahwa lembaga pendidikan perlu melakukan upaya untuk mengembangkan manusia Indonesia yang berkualitas, mempunyai pengetahuan sikap, dan terampil.

Penyuluhan Program KB tidak dapat berdiri sendiri, berpartisipasinya masyarakat khususnya pasangan usia subur dalam mengambil sikap menjadi faktor utama berjalannya


(10)

program KB. Menurut Walgito (2003, hlm. 23) mengemukakan bahwa sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Berawal dari pemberian informasi mengenai objek yang akan dipandang oleh sikap, orang akan melihat sampai sejauh mana objek sikap bisa digunakan untuk alat atau sebagai sarana dalam pencapaian tujuan. Jika objek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, berarti orang tersebut bersikap positif terhadap objek tersebut. Sebaliknya, jika objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap yang bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian pengetahuan mengenai suatu objek dengan menghasilkan sikap yang bervariatif.

Penyuluhan adalah cara yang paling efektif untuk menyukseskan program KB. Kegiatan penyuluhan dapat bersifat formal maupun tidak formal tergantung situasi di lapangan. Pemerintah melalui pendidikan nonformal melakukan beberapa cara dalam penyuluhan program keluarga berencana (KB), seperti melakukan kegiatan penyuluhan melalui media cetak, media komunikasi, kegiatan yang dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa. Kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat diterima masyarakat sehingga mereka tertarik untuk melaksanakan program keluarga berencana secara mandiri.

Tahapan-tahapan yang didapatkan peserta dari penyuluhan adalah mengetahui, memahami, menyukai, dan menerapkan dalam kehidupan yang nyata. Komunikator yang baik dibutuhkan agar tercapainya hasil penyuluhan yang diharapkan. Suatu perencanaan yang matang diperlukan agar peserta penyuluhan merasa puas dengan materi yang didapatnya.

Kegiatan penyuluhan dan pelayanan KB pada setiap desa di Indonesia dilakukan secara rutin dalam agenda tahunan oleh PLKB (Petugas Lapangan KB) setiap kabupaten termasuk kabupaten Sukabumi provinsi Jawa Barat. Para petugas PLKB ini sudah dilatih dalam bidang penyuluhan program KB. Keterbatasan para PLKB menjadi salah satu masalah yang masih dihadapi. Idealnya setiap RW satu PLKB, untuk saat ini masih dalam tahap satu desa satu PLKB.

Salah satu kecamatan di kabupaten Sukabumi yang memiliki jumlah penduduk bukan peserta KB cukup besar adalah kecamatan Cicantayan. Tabel 1.1 berikut ini menyajikan rekapitulasi hasil pendataan keluarga tahun 2015 di kecamatan Cicantayan.


(11)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Hasil Pendataan keluarga Tahun 2015 Kecamatan Cicantayan

No Desa

Pasangan Usia Subur Jumlah Peserta KB Bukan Peserta KB Pasangan

Total (%) Total (%) Usia Subur

1. Cicantayan 1184 72,86 441 27,14 1625

2. Lembur Sawah 1217 74,53 416 25,47 1633

3. Cijalingan 1106 69,47 486 30,53 1592

4. Cisande 842 72,90 313 27,10 1155

5. Cimahi 1165 77,31 342 22,69 1507

6. HegarManah 848 69,68 369 30,32 1217

7. Suka Damai 641 74,88 215 25,12 856

8. Cimanggis 402 80,89 95 19,11 497

Total 7405 73,45 2677 26,55 10082

Sumber: BKKBD Kecamatan Cicantayan.

Berdasarkan tabel diatas, jumlah pasangan usia subur bukan peserta KB yang paling banyak terdapat di Desa Cijalingan, yaitu sebanyak 486 PUS dari 1592 PUS atau sekitar 30,53%. Sebaliknya, jumlah pasangan usia subur bukan peserta KB yang paling sedikit terdapat di Desa Cimanggis, yaitu sebanyak 95 PUS dari 497 PUS atau sekitar 19,11 %. Dapat disimpulkan bahwa program KB di kecamatan Cicantayan belum cukup berhasil. Ini disebabkan jumlah PLKB yang tersedia kurang memadai sehingga belum bisa mengubah sikap, pandangan, dan pengetahuan para penduduk mengenai KB. Hal ini sejalan dengan pendapat Setiana (2005, hlm. 18) yang mengemukakan bahwa proses komunikasi dalam penyuluhan selalu dikaitkan dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, pengetahuan dan keterampilan sasaran komunikasi, baik secara langsung atau tidak langsung, sehingga komunikasi akan menuju ke arah lebih baik dengan cara mengikuti saran, gagasan, atau inovasi yang diajarkan.

Penyuluhan program KB dimanfaatkan pasangan usia subur untuk belajar mengetahui alat kontrasepsi yang ditawarkan oleh program KB. Pasangan usia subur yang berada di wilayah pedesaan mengalami kesulitan akses untuk mendapatkan informasi mengenai alat kontrasepsi. Demikian halnya dengan Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan yang menjadi


(12)

objek peneliti. Jauhnya jarak daerah ini dengan kota menyebabkan keterbatasan informasi mengenai alat kontrasepsi yang mengakibatkan pasangan usia subur di pedesaan menikah pada usia dini serta memiliki banyak anak.

Dalam Penulisan ini akan membahas pengaruh program keluarga berencana terhadap sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan kabupaten Sukabumi. Dari Data Kecamatan Desa Cijalingan mempunyai 8 RW. Pada penelitian akan dilakukan pada para pasangan usia subur di beberapa RW yaitu, RW 1, RW 3, dan RW 4.

Maka dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB) Terhadap Sikap Penerimaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS).

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pengamatan di lapangan, di peroleh gambaran sebagai berikut :

1. Masih Kurangnya pasangan usia subur yang menjadi peserta aktif KB,dikarenakan kurang pahamnya mengenai KB.

2. Sikap religi dari masyarakat yang masih melekat pada pemikiran mereka (banyak anak banyak rezeki).

3. Masih banyak pasangan usia subur yang belum mengikuti penyuluhan program KB. 4. Sikap yang bervariasi dari pasangan usia subur terhadap penyuluhan program KB (Pro

dan Kontra).

Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti kepada pasangan usia subur yang belum menjadi peserta aktif KB untuk mengukur seberapa pengaruhnya penyuluhan program KB terhadap sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur.

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian di atas dirumuskan apakah penyuluhan program KB berpengaruh terhadap sikap penerimaan alat kontrasepsi pasangan usia subur di jabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran secara deskriptif tentang penyuluhan program keluarga berencana serta sikap penerimaan alat kontraasepsi pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi?

2. Bagaimana pengaruh penyuluhan program KB terhadap sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur?


(13)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Memperoleh gambaran mengenai Penyuluhan Program KB dan sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi.

2. Pengaruh Penyuluhan Program KB terhadap sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan memberi manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang bermanfaat secara pengetahuan dan wawasan bagi kepentingan akademis dalam bidang ilmu pendidikan khususnya pendidikan luar sekolah terutama pada program keluarga berencana dan sikap penerimaan alat kontrasepsi pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi.

2. Manfaat Praktik

a. Pengembangan ilmu pendidikan luar sekolah dalam bidang pemberdayaan masyarakat.

b. Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti mengenai program keluarga berencana khususnya yang berada di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi.

c. Sebagai bahan kajian peneliti lain yang berminat meneliti objek yang sama tapi berbeda dimensi.

d. Sebagai masukan bagi Dinas BKKBD kabupaten Sukabumi dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan pengawasan serta mengevaluasi program keluarga berencana sehingga dapat meningkatkan jumlah akseptor dari pasangan usia subur. e. Sebagai masukan kepada para PLKB bahwa tujuan pembangunan nasional akan tercapai

bila didukung oleh program KB yang terlaksana dengan baik. E. Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah rencana peneliti membagi-bagi pembahasan dalam beberapa bagian, pembagian bahasan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm.23). Bagian pembahasan ini yang terdiri dari :


(14)

BAB I : Pendahuluan, di dalamnya membahas Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka yang di dalamnya membahas beberapa Teori dan Konsep mengenai Sikap, Teori Kependudukan Program KB,Penyuluhan dan Pemberdayaan.

BAB III : Prosedur Penelitian, berisi tentang uraian Metode Penelitian, Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Prosedur Pengolahan dan Analisis Data.

BAB IV : Deskripsi analisis data hasil penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Program KB terhadap Sikap Penerimaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur.

BAB V : Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran beserta rekomendasi terhadap pihak terkait.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha peneliti untuk mampu membuktikan suatu masalah yang diteliti agar dapat terjawab dengan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan, sejalan dengan pendapat yang dijelaskan oleh Narbuko dan Achmadi (2007, hlm. 3) yaitu penelitian adalah suatu kegiatan obyektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi. Metode penelitian secara umum menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan demikian metode penelitian merupakan komponen yang digunakan dalam memecahkan masalah-masalah penelitian yang sedang diteliti.

Adapun jenis penelitiannya adalah korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable Penyuluhan Program KB dengan Sikap Penerimaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002, hlm.239) bahwa penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan berapa eratnya hubungan serta berarti tidaknya hubungan itu.

Penelitian ini menggunakan dua metode statistic untuk menganalisa data yaitu statistic deskriptif untuk mengukur nilai rata-rata simpangan baku dan statistik inferensial dalam bentuk analisis regresi dan analisis korelasi. Analisis regresi digunakan untuk mengungkapkan hubungan fungsional antara variabel-variabel penelitian, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat keeratan hubungan variabel penelitian.

B. Partisipan

Dalam penelitian ini peneliti akan melibatkan partisipan yaitu pasangan usia subur yang bukan peserta KB aktif di RW 01 Desa Cijalingan, pasangan usia subur yang bukan peserta KB aktif di RW 03 Desa Cijalingan, Pasangan usia subur yang bukan peserta KB aktif di RW 04 Desa Cijalingan. Dalam penelitian


(16)

ini peneliti melibatkan 94 PUS di 3 RW, dengan menggunakan random sampling. Partisipan yang berperan dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang khususnya perempuan yang mengikuti penyuluhan program KB suntik dan pil di Desa Cijalingan Penelitian ini dengan melibatkan peserta penyuluhan untuk mengetahui pengaruh dari penyuluhan terhadap Sikap dari pasangan usia subur yang mengikuti penyuluhan program KB.

C. Populasi dan Sample

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono, (2013, hlm, 8)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang umurnya berkisar 25 sampai 48 tahun di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, (Sugiyono , 2013, hlm, 81).

Teknik sampel yang peneliti ambil adalah teknik simple random sampling atau sampel acak, hal ini dikarenakan subjek – subjek yang ada dalam populasi dianggap bersifat homogen dan tidak terlalu banyak. Peneliti memberi hak yang sama kepada populasi untuk dipilih menjadi sampel. Penarikan sampel disebabkan karena peneliti memiliki keterbatasan dalam beberapa aspek.Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan melaluiyaitu mengambil sampel Pasangan Usia Subur.

Gambar 3.1 Teknik Simple Random Sampling (Sugiono, 2013, hlm, 82) Populasi

Homogen Relatif Homogen

Sample yang Reresentatif


(17)

a. Sampel RW

Pengambilan sampel berdasarkan pasangan usia subur perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian itu sendiri.Teknik penentuan sampel pasangan usia subur dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling atau sampel acak, karena pengambilan anggota dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu serta subjek– subjek yang ada pada populasi adalah homogen dan tidak terlalu banyak. Maka, peneliti memberi hak yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pengambilan sampel juga dikarenakan, besarnya jumlah ukuran populasi yang ada dan juga terkait dengan waktu, biaya, dan tenaga peneliti. Dari 8 RW peneliti meneliti 3 RW yang rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data Sampel Pasangan Usia Subur

No Wilayah RW

Jumlah Pasangan Usia Subur yang bukan Peserta

KB

1 RW 01 42

2 RW 03 46

3 RW 04 34

JUMLAH 122

Sumber: BKKBD Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan teknik random sampling dimana pengambilan sampel RW yang dilakukan berdasarkan masing-masing strata dan mewakili semua wilayah maka diperoleh RW 01, RW 03, dan RW 04 yang merupaan sampel RW.

b. Sampel Pasangan Usia Subur yang bukan peserta KB

Setelah pengambilan sampel RW dengan menggunakan tehnik random sampling. Maka untuk tahap selanjutnya adalah pengambilan sampel dari pihak pasangan usia subur dengan menggunakan teknik proportionate random sampling. Penentuan jumlah sampel pasangan usia subur dilakukan dengan perhitungan Bungin (2010, hlm, 105) sebagai berikut :


(18)

Dimana :

= jumlah sampel N = jumlah populasi

= presisi yang ditetapkan Hasil dari perhitungan sampel :

=

, 52+ =

, 5 +

=

, = 93,84dibulatkan menjadi 94

Dari perhitungan diatas, menghasilkan bahwa ukuran sampel minimal dalam penelitian menjadi 94 PUS. Maka peneliti pun akan mengambil sampel minimal sebanyak 94 PUS.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah 94 responden pasangan usia subur di tiga RW. Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel pada masing-masing RW adalah sebagai berikut :

Keterangan : N = ukuran sampel

Ni = ukuran populasi stratum ke 1 N = ukuran sampel keseluruhan Ni = ukuran sampel

Penarikan sampel pasangan usia subur yang belum memakai KB secara proporsional dilihat sebagai berikut :

n RW 01 = 42/ 122 x 94 = 32,36 dibulatkan menjadi 32 n RW 03 = 46/122 x 94 = 35,5 dibulatkan menjadi 36 n RW 04 = 34/122 x 94= 26,19 dibulatkan menjadi 26


(19)

Sehingga pengambilan sampel pasangan usia subur dari masing-,masing RW dirincikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Pasangan Usia Subur Yang Bukan Peserta KB

Nama RW Jumlah Sampel Pus yang

bukan peserta KB

RW 01 32

RW 03 36

RW 04 26

Jumlah 94

D. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang dapat menjadi tolak ukur pengaruh Program KB suntik dan Pil terhadap sikap pasangan usia subur..Menurut Siregar (2013, hlm 25) skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang sesuatu objek atau fenomena tertentu. Pada penelitian ini skala likert digunakan untuk mengukur sikap pasangan usia subur yang telah diberikan penyuluhan tentang KB.

Pengukuran sikap ini peneliti menggunakan pernyataan positif dan negatif dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kategori Pernyataan Positif dan Negatif

Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)

Sangat Setuju = 4 Sangat Setuju = 1

Setuju = 3 Setuju = 2

Kurang Setuju = 2 Kurang setuju = 3K

Tidak Setuju = 1 Tidak setuju = 4

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti pada pasangan usia subur melalui penyebaran angket di desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten


(20)

Sukabumi. Angket berisikan tentang sejumlah deretan pernyataan yang tersusun secara sistematis, dengan jawaban yang telah tersedia karena ditentukan melalui skala likert.

Menurut Arikunto (2013, hlm. 195) keuntungan kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Penggunaan angket ini dibantu oleh PLKB BKKBD Kecamatan Cicantayan dalam memberikannya kepada para pasangan usia subur, karena pada hakikatnya para pasangan usia subur cenderung tertutup apabila hadirnya seseorang yang baru. Pihak lembaga BKKBD telah menyelesaikan berbagai bentuk program KB pada pasangan usia subur, ada kategori program KB yang dapat diterima dengan baik dan ada pula yang tidak dapat diterima. Untuk itu peneliti akan memberikan angket kepada lembaga BKKBD untuk diberikan pada pasangan usia subur yang telah diberikan penyuluhan program KB.

Berikut ini adalah tahap penyusunan angket yang dibuat oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian

2. Mengembangkan instrumen penelitian menjadi pernyataan-pernyataan 3. Menyusun pernyataan-pernyataan secara sistematis

4. Memberikan petunjuk dalam mengisi angket 5. Memberikan identitas sebagai pembeda 6. Memberikan surat pengantar


(21)

Dalam penyusunan angket ini dapat diperinci sebagai berikut :

a. Variabel Penyuluhan KB (X) terdiri dari 14 pernyataan, tertuang dalam item nomor 1 sampai 14, yaitu berisikan tentang indikator-indikator Perencanaan, pelaksanaan dan hasil..

b. Variabel sikap penerimaan alat kontrasepsi pus (Y), terdiri dari 19 item pernyataan tertuang dalam item 1 sampai 19 yaitu berisikan tentang indikator-indikator kognitif, afektif dan konatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka ditetapkan teknik penelitian yang akan digunakan yaitu :

1. Angket

Angket diberikan kepada Pasangan Usia Subur. Angket berisi tentang pandangan terhadap Penyuluhan Program KB dan juga mengenai Sikap Penerimaan mereka. Angket yang diberikan adalah angket tertutup dengan menggunakan Skala Likert. 2. Observasi

Observasi dilakukan terhadap kondisi lapangan Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi, dan proses pelaksanaan penyuluhan yang berlangsung.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan terhadap bentuk penyuluhan yang dilakukan oleh pihak BKKBD Kecamatan Cicantayan di Desa Cijalingan. Hal ini dilakukan sebagai penunjang yang merupakan bukti dari proses pelaksanaan penyuluhan. Selain itu juga dokumen-dokumen yang berisi tentang profil, pamplef dan lain-lain.

4. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi teoritis yang relevan dan dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penelitian.Penyusun menggunakan beberapa literatur yang relevan dari buku-buku dan internet


(22)

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Siregar (2013, hlm. 46) validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it succesfully measure the phenomenon). Apabila seorang peneliti telah menyelesaikan instrumen, maka harus di uju validitas dan reliabilitasnya.Menurut Suharsimi Arikunto (1998, hlm. 160) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud.

Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati – hati sejak awal penyusunannya.Dengan mengikuti langkah – langkah penyusunan instrument, yakni memecah variable menjadi sub variable dan indicator baru memuaskan butir – butir pertanyaannya, peneliti sudah bertindak hati – hati.

Untuk menguji tingkat validitas sebuah instrumen penelitian digunakan rumus korelasi pearson product moment yang dikemukakan oleh Karl Person dalam Sugiyono (2013, hlm. 255) sebagai berikut :

{|n ∑x – ∑n ∑xy – ∑x ∑y|n ∑ − ∑ }

keterangan :

r = koefisien validitas item yang akan dicari X = skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = skor total

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2


(23)

N = jumlah responden

Dengan menggunakan taraf signifikan α= 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari table korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.

Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung < r 0,05 tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya.

Adapun hasil perhitungan validitas yang dilakukan dengan menggunakan program Anates versi 4 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel X

Variabel Item

Pertanyaan

Koef

Validitas rtabel Keterangan Penyuluhan Program

KB

X1 0,407 0,374 Valid

X2 0,285 0,374 Tidak Valid

X3 0,933 0,374 Valid

X4 0,951 0,374 Valid

X5 0,918 0,374 Valid

X6 0,405 0,374 Valid

X7 0,403 0,374 Valid

X8 0,356 0,374 Valid

X9 0,917 0,374 Valid

X10 0,938 0,374 Valid

X11 0,275 0,374 Tidak Valid

X12 0,297 0,374 Tidak Valid

X13 0,923 0,374 Valid

X14 0,908 0,374 Valid

X15 0,905 0,374 Valid

X16 0,934 0,374 Valid

X17 0,870 0,374 Valid

Sumber : data hasil perhitungan di lapangan dengan menggunakan Microsoft Excel

Dari hasil perhitungan tabel di atas, yaitu validitas variabel X (Penyuluhan program KB), diketahui rtabel dengan tingkat kesalahan 5% dan


(24)

item yang dinyatakan valid sebanyak 14 item, sedangkan 3 item yang tidak valid. 3 item yang tidak valid peneliti memutuskan untuk tidak memakainya dalam penelitian. dan 14 item yang valid dapat mewakili setiap variable – variable penelitian.

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel Y

Variabel Item

Pertanyaan

Koef

Validitas rtabel Keterangan Sikap Penerimaan

PUS

Y1 0,959 0,374 Valid

Y2 0,953 0,374 Valid

Y3 0,492 0,374 Valid

Y4 0,403 0,374 Valid

Y5 0,938 0,374 Valid

Y6 0,092 0,374 Tidak Valid

Y7 0,932 0,374 Valid

Y8 0,948 0,374 Valid

Y9 0,410 0,374 Valid

Y10 0,961 0,374 Valid

Y11 0,287 0,374 Tidak Valid

Y12 0,958 0,374 Valid

Y13 0,933 0,374 Valid

Y14 0,480 0,374 Valid

Y15 0,949 0,374 Valid

Y16 0,953 0,374 Valid

Y17 0,267 0,374 Tidak Valid

Y18 0,868 0,374 Valid

Y19 0,284 0,374 Tidak Valid

Y20 0,921 0,374 Valid

Y21 0,923 0,374 Valid

Y22 0,877 0,374 Valid

Y23 0,377 0,374 Valid

Sumber : data hasil perhitungan di lapangan dengan menggunakan Microsoft Excel

Dari hasil perhitungan tabel diatas, bahwa uji validitas variabel Y (Sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur), diketahui rtabel dengan

tingkat kesalahan 5% dan dk= 30-2 = 28 diperoleh rtabel sebesar 0,374. Maka hasil

perhitungan dari 23 item yang dinyatakan valid sebanyak 19 item dan 4 item yang tidak valid. 4 item yang tidak valid peneliti memutuskan untuk tidak memakai


(25)

item tersebut. Dan 19 item yang valid dapat mewakili setiap variable – variable penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Siregar (2013, hlm. 55) reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kaliatau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula.Menurut Suharsimi Arikunto (1998, hlm 170) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumul data karena instrument tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket bentuk soal atau uraian. (Suharsimi Arikunto,1998, hlm. 192) pengujian realiabilitas instrument dilakukan dengan interval consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearmen Brown, yaitu:

�� = + ���

� Keterangan :

�� = reliabilitas seluruh instrument

�� = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua Tabel 3.6

Nilai Koefisien Reliabilitas Interval koefisien Tingkat reliabilitas

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah


(26)

0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono ( 2013, hlm. 250)

Tabel di atas adalah nilai koefisien tingkat reliabilitas berdasarkan nilai interval koefisien.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

No Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan

2 Penyuluhan Program KB 0,92 Reliabel

Sumber : hasil perhitungan data di lapangan dengan menggunakan Microsoft Excel

Berdasarkan perhitungan reliabilitas variable dengan menggunakan Microsoft Excel, diperoleh r hitung = 0,926. Maka tingkat reliabilitas variable X dapat dikategorikan sangat kuat, karena berada pada rentang kategori koefisien 0,80 – 1,000.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

No Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan

1 Sikap 0,95 Reliabel

Sumber : hasil perhitungan data di lapangan dengan menggunakan Microsoft Excel

Berdasarkan perhitungan reliabilitas variable dengan menggunakan Microsoft Excel, diperoleh r hitung = 0952. Maka tingkat reliabilitas variable Y dapat dikategorikan kuat, karena berada pada rentang kategori koefisien 0,80 – 1,000. G. Prosedur Penelitian

Peneliti menggunakan prosedur penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

2. Populasi berjumlah 122 sehingga peneliti mengambil sampel 94 responden dengan menggunakan proporsional sample.


(27)

3. Responden akan dibagikan angket untuk dijawab oleh masing-masing berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

4. Peneliti meminta bantuan kepada pihak lembaga BKKBD dan kader setempat untuk memberikan angket pada responden yang telah mengikuti penyuluhan program.

5. Peneliti mengecek pengumpulan angket setelah responden mengisi.

6. Peneliti mengolah hasil lapangan ke dalam sebuah rumus serta dengan deskripsi.

7. Hasil penelitian dapat disimpulkan berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti.

Variabel dalam penelitian ini yaitu: X = penyuluhan program KB

Y = sikap penerimaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur Hipotesis penelitian:

H0 :Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikan antara program KB terhadap sikap penerimaan alat kontrasepsi pada Pus di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi.

H1 : terdapatnya pengaruh yang signifikan antara program KB terhadap sikap penerimaan alat kontrasepsi pada Pasangan usia subur.

H. Langkah-Langkah Pengolahan Data 1. Seleksi Data

Yakni memilih data dari alat pengumpul data (instrumen), lengkap atau, rusak atau baik, instrument yang belum lengkap sebaiknya dilengkapi dulu/dikembalikan pada responden.

2. Klasifikasi Data

Klasifikasi data yang dimaksud adalah mengelompokan data yang dilakukan oleh petugas pengumpul data berdasarkan instrumen yang digunakan, masalah, lokasi dan lainnya.

3. Pengkodean (Coding) Data

Setelah instrumen dikumpulkan berdasarkan kelompok tertentu, selanjutna dilakukan pengkodean, aitu dmemberikan symbol tertentu untuk memudahkan pengolahan data.


(28)

4. Penskoran (Scoring) Data

Penskoran adalah memberikan skor pada setiap pertanyaan maupun keseluruhan instrumen dengan nilai/harga tertentu.

I. Analisis Data

Perhitungan statistik yang digunakan dalam mengolah dan mendeskripsikan data adalah statistik deskripstif, sedangkan untuk pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan data terhadap populasi digunakan statistik inferensial. Pengolahan datanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 20. Langkah-langkah pengolahan data berdasarkan rumus-rumus pengujian adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Kecederungan Umum Skor

Perhitungan kecenderungan umum skor responden dari setiap variabel dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan cara sebagai berikut :� = �

��� %

Keterangan :

P : Proporsi skor rata-rata yang dicari X : Skor rata-rata tiap variabel

Xid: Skor ideal setiap variabel yang dicari dengan cara nilai maksimal variabel tertentu dikalikan dengan jumlah item variabel tertentu.

Sedangkan harga rata-rata setiap variabel yang diperoleh dari data tidak bergolong dengan menggunakan rumus sebagai berikut : = ⅀�

� Keterangan :

X : Harga rata-rata yang dicari

S : Jumlah harga untuk variabel tertentu n : Banyak Sampel

Sumber : Arikunto (2006, hlm.132)

Setelah diketahui nilai proporsi, kemudian diklaisifikasikan dengan kategorisasi yang dibuat setelah menentukan besarnya kelas (panjang interval), digunakan rumus:


(29)

Xn– X1

C= k

Dimana : c = Perkiraan besarnya (class width, class size, class length) k = banyaknya kelas

Xn = Nilai skor terbesar

X1 = Nilai skor terkecil

2. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal, maka semua data yang terkumpul terlebih dahulu akan di transformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive. Langkah – langkah untuk melakukan data tersebut adalah sebagai berikut : (sumber : http://www.academia.edu)

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden setiap pertanyaan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan dengan perhitungan proporsi (p)setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z (table normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap puluhan jawaban melalui persamaan berikut :

� �� �� � � �� �� − � �� �� � � �� ��

� � � � �� �� − � � � � �� ��

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan dengan persamaan yang berlaku untuk pasangan tersebut.

3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui secara data, apakah data berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non parametrik.


(30)

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Uji Sampel Kolmogorov Smirnov Tes dengan menggunakan SPSS Versi 20.0. Uji Kolmogorov Smirnov adalah satu uji lain untuk menggantikan Uji Kuadrat Chi untuk dua sampel yang independen.

Uji Kolmogorov Smirnov berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa tidak ada beda antara dua buah distribusi, atau untuk menemukan apakah distribusi dua populasi mempunyai bentuk yang serupa. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Mengurutukan data X dan Y.

b. Mencari nilai Z dengan Rumus Z = Xi- µ / s Xi = Data X dan Y

µ = Rata-rata s = Standar Deviasi

c. Mencari nilai luas daerah Z d. Mencari peluang harapan (1/n)

e. Mencari selirih (Luas kurva Z dengan peluang harapan) harga mutlak f. Mencari angka selisih yang terbesar (angka absolute) Kolmogorov Smirnov hitung.

g. Membandingkan antara X dan Y Perumusan Hipotesis :

H0: ZS Hitung = ZS Tabel; data berdistribusi normal H1: ZS Hitung > ZS Tabel; data tidak berdistrubsi normal Dengan ketentuan :

H0: p-value = 0,05; data berdistribusi normal H1: p-value < 0,05; data tidak berdistribusi normal 4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011, hlm. 105) Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terhadap ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdadatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data


(31)

crossection mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

5. Pengujian Hipotesis a. Analisi Regresi Linier

Metode analisis regresi linier merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis linear sederhana untuk parsial danberganda untuk simultan dengan variabel bebas (variabel X1) yaitu

Penyuluhan Program KB serta variabel terikat (variabel Y) yaitu Sikap penerimaan alat kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur.

1). Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variable tak bebas tunggal dan variable bebas tunggal. Persamaan regresi linear sederhana menggunakan rumus :

Y=a+bX Keterangan :

Y = variable terikat a = parameter intercep

b = parameter koefisien regresi variable bebas X = variable bebas

Nilai dari a dan b pada persamaan regresi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

b= ∑�� � ∑ i2 a=̅ - b̅

(dalam Sugiyono, 2011, hlm.54)

Proses analisis regresi linear sederhana dalam penelitian ini menggunakan program software aplikasi SPSS 20.

2). Analisis Korelasi

Hasil dari perubahan data ordinal menjadi interval maka selanjutnya adalah menghitung dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Menurut Sugiyono (2011, hlm.228) menyatakan bahwa teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dengan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila


(32)

data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data ada dua variabel lebih tersebut adalah sama.

Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam hubungan yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negative.Hubungan X dan Y dinyatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.

Kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y tersebut koefisien korelasi (r).nilai koefisien korelasi paling kecil -1 dan paling besar 1, artinya jika :

i. r=1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1 , hubungan sangat kuat dan positif)

ii. r=-1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)

iii. r=0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Penelitian korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi

Person (person’s product moment coefficient of correlation)yaitu :

rxy = {|� ∑ 2� ∑− ∑ − ∑2|� ∑2 − ∑ 2 }

(Sugiyono, 2007, hlm. 255)

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel x dan y

n = jumlah responden uji coba X = skor tiap item

Y = skor seluruh item

Adapun uji signifikansi korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut :

t = �√�− √ −�2

(Sugiyono, 2012, hlm. 184) Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

t = distribusi student dengan derajat kebebasan (db) = n-2 n = banyaknya sampel


(33)

Uji t berfungsi untuk menguji hipotesa bahwa terdapat hubungan atau tidak anatara kedua variabel penyuluhan program KB (X) dengan sikap penerimaan pasangan usia subur (Y). Maka nilai ttabel selanjutnya dibandingkan dengan nilai

ttabel untuk mendapatkan kesalahan 5% uji dua pihak derajat kebebasan (dk) = n-2

, sehingga penelitian kesimpulan menggunakan perbandingan ttabel dengan kriteria

sebagai berikut :

Jika thitung>ttabel Hoditolak : Ha diterima

Jika thitung<ttabel Hoditerima : Ha ditolak

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ditujukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel (X) penyuluhan program KB terhadap variabel (Y) sikap penerimaan pasangan usia subur dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu :

kd = (r)2 x 100% (Sugiyono, 2011, hlm. 231) Keterangan :

Kd = koefisien determinasi R = koefisien korelasi

100% = pengali yang menyatakan dalam persentase. Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Determinasi Interval Tingkat Pengaruh 0% - 19,9% Sangat lemah

20% - 39,99% Lemah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat kuat

Sumber : Sugiyono ( 2013, hlm.231)

Tabel di atas merupakan tabel interpretasi koefisien determinasi berdasarkan tingkat pengaruh sesuai dengan intervalnya masing – masing


(34)

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara deskriptif penyuluhan program keluarga berencana serta sikap pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi tergolong baik. Tanggapan Pasangan usia subur yang mengikuti kegiatan penyuluhan KB di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi yang di dilakukan penarikan sample di RW 01, RW 03, dan RW 04 tergolong baik. Hal ini terbukti dari hasil deskriptif penyuluhan program keluarga berencana serta sikap penerimaan pasangan usia subur yang diteliti. secara umum pasangan usia subur ikut dilibatkan dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kemudian materi yang disampaikan berangkat dari permasalahan-permasalahan pasangan usia subur mengenai alat kontrasepsi. Kegiatan ini menghasilkan nilai positif untuk pasangan usia subur yang kebingungan dalam pemilihan alat kontrasepsi. Setelah kegiatan ini paangan usia subur bisa lebih mengetahui dan memahami dari program keluarga berencana serta alat kontrasepsi yang disampaikan dalam kegiatan.

2. Pasangan usia subur yang mengikuti kegiatan penyuluhan program KB dapat memahami alat kontrasepsi yang disampaikan pada saat kegiatan penyuluhan dan menjadikan pasangan usia subur mengerti bahwa pentingnya untuk mengikuti program KB, disamping salah satu program pemerintah. Juga membantu pasangan usia subur dalam mencapai keluaraga kecil yang sejahtera. Program KB ini setelah diteliti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap penerimaan pasangan usia subur. Pengaruh yang diberikan sebesar 54,4%. Dalam (Sugiyono, 2009, hlm.231) menunjukkan pengaruh tersebut dalam kategori sedang. kedua variabel memberikan pengaruh terhadap sikap pasangan usia subur sebesar 54,4%. Hal ini berarti kedua variabel yang ada dalam penelitian ini menjadi variabel positif dalam memberikan pengaruh pada sikap pasangan usia subur dalam hal penerimaan pasangan usia subur terhadap program KB ini, sehingga patut untuk diperhatikan secara lebih oleh pihak BKKBD dalam proses penyuluhan hingga evaluasi kegiatan yang dapat diukur dari tanggapan pasangan usia subur.


(36)

Dari hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang ditujukan untuk pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pasangan Usia Subur

Dari hasil penelitian ini diharapkan untuk pasangan usia subur yang menjadi peserta penyuluhan program KB terus mengikuti acara penyuluhan karena selain karena masih banyak lagi jenis alat kontrasepsi yang ada di program KB. Kegiatan penyuluhan ini memberikan banyak manfaat untuk membantu para pasangan usia subur dalam mendapatkan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi agar tidak salah dalam pemilihan atau pemakaiannya.

2. Bagi Penyelenggara Penyuluhan Program KB

Diharapkan untuk pihak BKKBD dapat terus mengembangkan kegiatan penyuluhan tersebut dalam hal pendekatan serta strategi yang lebih baik lagi karena penyuluhan sangat bermanfaat bagi pasangan usia subur. Kemudian dalam pelaksanaannya dapat mendatangkan narasumber yang lebih ahli dibidangnya secara bergantian agar para pasangan usia subur tidak merasa bosan. Misalnya mendatangkan narasumber yang menarik bagi pasangan usia subur yang masih cenderung muda usianya, agar kegiatan penyuluhan ini terus diminati oleh pasangan usia subur.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan kajian yang sama diharapkan lebih mengembangkan penelitian ini. Penelitiannya terhadap dampak pemakaian alat kontrasepsi. Sehingga dapat diketahui hasil dari penyuluhan suntik dan pil ini memberikan dampak yang benar-benar positif bagi pasangan usia subur yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini.


(37)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Anggraini, Yeti dan Martini. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

_________. (2002). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Ribeka Cipta.

_________, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.

________. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin, 2012 Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan,2010 Penelitian Kualnitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosia lainnya. Jakarta: Kencana Prenama Media Group. Clolid Narbuko and H. Abdu Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Bumi

Aksara. Jakarta.

Gerungan, W. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rohima.

H.M Umar dan Sartono, (2001) Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Ceria.

Irianto, Koes. 2014 Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung, Alfabeta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Tidak diterbitkan.

Kartasapoetra, A,G. (1994). Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartasasmita, Ginanjar (1997). Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Mantra, Ida Bagoes. (1984). Mobilitas Penduduk Indonesia dan Implikasi Kebijaksanaan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan.


(38)

Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2014). UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Samsudin. U. (1987). Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian dan Moderenisasi Pertanian. Bandung: Bina Cipta.

Sarwono, Sarlito W. 2009 Pengantar psikologi Umim. Rajawali Pers.

Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Sudjana, Djudju. (2004). Manajemen Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung : Falah Production.

Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Bandung; Rafika Aditama Sulistyawati, Ari. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2013). Metode Penelitian Pendidikan, cetakan ke tujuh belas. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmial. Bandung : Tarsito.

Setiana, Lucie (2005). Teknik Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI Press

Van Den Ban dan H.S Hawkins. (1999). Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Undang-undang :


(39)

UU No 10 tahun 1992 pasal 1 ayat 12 Tentang Perkembangan kependudukan. UU No 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Web

Academia. (2015) Pendekatan Kuantitatif. Tersedia : http://www.academia.edu (25-08-2015)


(1)

Feri Nugraha, 2015

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)


(2)

Feri Nugraha, 2015

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara deskriptif penyuluhan program keluarga berencana serta sikap pasangan usia subur di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi tergolong baik. Tanggapan Pasangan usia subur yang mengikuti kegiatan penyuluhan KB di Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi yang di dilakukan penarikan sample di RW 01, RW 03, dan RW 04 tergolong baik. Hal ini terbukti dari hasil deskriptif penyuluhan program keluarga berencana serta sikap penerimaan pasangan usia subur yang diteliti. secara umum pasangan usia subur ikut dilibatkan dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kemudian materi yang disampaikan berangkat dari permasalahan-permasalahan pasangan usia subur mengenai alat kontrasepsi. Kegiatan ini menghasilkan nilai positif untuk pasangan usia subur yang kebingungan dalam pemilihan alat kontrasepsi. Setelah kegiatan ini paangan usia subur bisa lebih mengetahui dan memahami dari program keluarga berencana serta alat kontrasepsi yang disampaikan dalam kegiatan.

2. Pasangan usia subur yang mengikuti kegiatan penyuluhan program KB dapat memahami alat kontrasepsi yang disampaikan pada saat kegiatan penyuluhan dan menjadikan pasangan usia subur mengerti bahwa pentingnya untuk mengikuti program KB, disamping salah satu program pemerintah. Juga membantu pasangan usia subur dalam mencapai keluaraga kecil yang sejahtera. Program KB ini setelah diteliti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap penerimaan pasangan usia subur. Pengaruh yang diberikan sebesar 54,4%. Dalam (Sugiyono, 2009, hlm.231) menunjukkan pengaruh tersebut dalam kategori sedang. kedua variabel memberikan pengaruh terhadap sikap pasangan usia subur sebesar 54,4%. Hal ini berarti kedua variabel yang ada dalam penelitian ini menjadi variabel positif dalam memberikan pengaruh pada sikap pasangan usia subur dalam hal penerimaan pasangan usia subur terhadap program KB ini, sehingga patut untuk diperhatikan secara lebih oleh pihak BKKBD dalam proses penyuluhan hingga evaluasi kegiatan yang dapat diukur dari tanggapan pasangan usia subur.


(3)

Feri Nugraha, 2015

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang ditujukan untuk pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pasangan Usia Subur

Dari hasil penelitian ini diharapkan untuk pasangan usia subur yang menjadi peserta penyuluhan program KB terus mengikuti acara penyuluhan karena selain karena masih banyak lagi jenis alat kontrasepsi yang ada di program KB. Kegiatan penyuluhan ini memberikan banyak manfaat untuk membantu para pasangan usia subur dalam mendapatkan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi agar tidak salah dalam pemilihan atau pemakaiannya.

2. Bagi Penyelenggara Penyuluhan Program KB

Diharapkan untuk pihak BKKBD dapat terus mengembangkan kegiatan penyuluhan tersebut dalam hal pendekatan serta strategi yang lebih baik lagi karena penyuluhan sangat bermanfaat bagi pasangan usia subur. Kemudian dalam pelaksanaannya dapat mendatangkan narasumber yang lebih ahli dibidangnya secara bergantian agar para pasangan usia subur tidak merasa bosan. Misalnya mendatangkan narasumber yang menarik bagi pasangan usia subur yang masih cenderung muda usianya, agar kegiatan penyuluhan ini terus diminati oleh pasangan usia subur.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan kajian yang sama diharapkan lebih mengembangkan penelitian ini. Penelitiannya terhadap dampak pemakaian alat kontrasepsi. Sehingga dapat diketahui hasil dari penyuluhan suntik dan pil ini memberikan dampak yang benar-benar positif bagi pasangan usia subur yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini.


(4)

Feri Nugraha, 2015

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anggraini, Yeti dan Martini. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

_________. (2002). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Ribeka Cipta.

_________, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.

________. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin, 2012 Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan,2010 Penelitian Kualnitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosia lainnya. Jakarta: Kencana Prenama Media Group. Clolid Narbuko and H. Abdu Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Bumi

Aksara. Jakarta.

Gerungan, W. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rohima.

H.M Umar dan Sartono, (2001) Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Ceria.

Irianto, Koes. 2014 Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung, Alfabeta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Tidak diterbitkan.

Kartasapoetra, A,G. (1994). Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartasasmita, Ginanjar (1997). Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Mantra, Ida Bagoes. (1984). Mobilitas Penduduk Indonesia dan Implikasi Kebijaksanaan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan.


(5)

Feri Nugraha, 2015

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2014). UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Samsudin. U. (1987). Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian dan Moderenisasi Pertanian. Bandung: Bina Cipta.

Sarwono, Sarlito W. 2009 Pengantar psikologi Umim. Rajawali Pers.

Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Sudjana, Djudju. (2004). Manajemen Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung : Falah Production.

Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Bandung; Rafika Aditama Sulistyawati, Ari. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2013). Metode Penelitian Pendidikan, cetakan ke tujuh belas. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmial. Bandung : Tarsito.

Setiana, Lucie (2005). Teknik Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI Press

Van Den Ban dan H.S Hawkins. (1999). Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Undang-undang :


(6)

Feri Nugraha, 2015

PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UU No 10 tahun 1992 pasal 1 ayat 12 Tentang Perkembangan kependudukan. UU No 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Web

Academia. (2015) Pendekatan Kuantitatif. Tersedia :


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

1 68 145

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Pengaruh Konseling Keluarga Berencana terhadap Pengetahuan dan Niat Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Mancung Kabupaten Aceh Tengah

3 81 103

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

0 47 145

Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

1 30 90

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi (KB) 2.1.1 Pengertian Kontrasepsi (KB) - Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sunggal

0 0 38

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Pengaruh Konseling Keluarga Berencana terhadap Pengetahuan dan Niat Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Mancung Kabupaten Aceh Tengah

0 0 39

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Konseling Keluarga Berencana terhadap Pengetahuan dan Niat Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Mancung Kabupaten Aceh Tengah

0 1 13

Pengaruh Konseling Keluarga Berencana terhadap Pengetahuan dan Niat Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Mancung Kabupaten Aceh Tengah

0 0 16