PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD.

(1)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

Sarah Widya Monica 1001273

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Oleh

Sarah Widya Monica

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sarah Widya Monica 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Sarah Widya Monica, 2015

SARAH WIDYA MONICA 1001273

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Boyke Mulyana NIP 196210231989031001

Pembimbing II

Drs. Satriya

NIP.196002101987031004

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan

Dr. H. R. Boyke Mulyana NIP 196210231989031001


(4)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila telah

selesai ( dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap”.

(Qs. Alam Nasyrah : 7-9 )

Alhamdulillah…

Satu langkah usaha telah usai kulewati, satu harapan telah kucapai,

dan satu impian telah kudapati.

Namun, ini merupakan awal dari suatu perjuangan untuk menggapai keberhasilan, Karena keberhasilan tidak hanya datang satu kali tetapi berkali-kali.

“Live as if you were to die tomorrow” “Learn as if you were to live forever”

Karya tulis ini dengan bangga kupersembakan untuk Mamah, Papah, dan Adik-adikku tercinta,

Tetes do’a kalian yang senantiasa terucap ridha dan

tulus untuk keberhasilan ku.

Serta pada keluarga, sahabat, teman-teman tercinta yang selalu memberikan semangat tiada henti.

“Terima Kasih Semuanya”

“Ya allah, manfaatkanlah untuk diriku apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku dan ajarilah aku dengan apa yang bermanfaat bagiku dan limpahkanlah rezeki berupa ilmu yang bermanfaat bagiku ”


(5)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

ABSTRAK

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Pembimbing 1 : Dr. H. R. Boyke Mulyana Pembimbing 2 : Drs. Satriya

Sarah Widya Monica 1001273

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan, mulai dari kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan dan masih bisa melaksanakan kegiatan lainnya. Untuk menjadi seorang prajurit atlet yang berprestasi maka dibutuhkan kebugaran jasmani yang baik. Sama halnya dengan prajurit non atlet, karena prajurit non atlet juga membutuhkan kebugaran jasmani untuk memelihara kebugaran tubuh dan mengontrol kemampuan fisik serta stamina yang baik. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani atlet dan non atlet TNI di SECAPA AD. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Pengumpulan data menggunakan instrument tes kebugaran jasmani yang diambil dari buku norma kesemaptaan jasmani bagi prajurit. Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata atlet 88.07 dan non atlet 77.5, maka kebugaran jasmani atlet termasuk kategori baik sekali sedangkan non atlet dalam kategori baik. Perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara atlet dan non atlet adalah 12%. Dengan demikian hasil pengolahan dan analisis data dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani atlet dan non atlet TNI di SECAPA AD.

Kata kunci : Kebugaran, atlet, non atlet

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI Angkatan 2010


(6)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

LEVEL COMPARISON OF INDONESIAN NATIONAL ARMY’S PHYSICAL VITALITY BETWEEN ATHLETE AND NON ATHLETE AT

SECAPA AD

1st Adviser : Dr. H. R. Boyke Mulyana 2nd Adviser : Drs. Satriya

Sarah Widya Monica 1001273

Physical vitality is body’s capability and ability to do an adaptation for physical imposition which is given starts from daily activity without appearing an over weariness and also we could do another activities. For being a soldier’s athlete who wants to make a achievement all that they need is a good physical vitality. It is the same like non athlete soldiers because they also need the physical vitality for keeps body vitality and control physical ability also a good stamina. The research of purpose is to know the level of Indonesian national army’s physical vitality between athlete and non-athlete at SecapaAD. The method which used is descriptive method. Data accumulation using test instrument that taken from physical kesemaptaan standard book for soldier. Out of the data analysis result gained athlete average is 88.07 and non-athlete is 77.5, so the athlete’s physical vitality is counted on a great category while non-athlete counted on good category. The difference of physical vitality between athlete and non-athlete is 12%. So the result of data processing and analysis can show a significant difference between athlete and non-athlete’s physical vitality that exist in TNI SECAPA AD.

Keyword : Vitality, athlete, non-athlete


(7)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ………...………..….……… i

KATA PENGANTAR ………...……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………...………….. iii

ABSTRAK ………..……….……….……. v

DAFTAR ISI ……….………..……….. vi

DAFTAR TABEL ……….……..………...…….. viii

DAFTAR GRAFIK ……….…………..……..….… ix

DAFTAR LAMPIRAN ………..…...……...… x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ………. 1

B.Masalah Penelitian ……….. 7

C.Tujuan Penelitian ……….... 8

D.Manfaat Penelitian ……….…. 8

E.Batasan Istilah ………... 8

F. Struktur Organisasi ………... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS A.TENTARA NASIONAL INDONESIA ……….….….. 11

1.Pengertian Tni ……….………....….… 11

2.Tugas Pokok ………...….... 11

3.KOMIAD ……….………...…..… 13

4.Pembinaan Atlet Tni Ad ……….……...… 15

B.Kebugaran Jasmani ………..………...…… 23


(8)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.Komponen Kebugaran Jasmani ………...….… 25

3.Tujuan ……….. 28

4.Manfaat ……… 29

5.Pengertian Latihan ………...… 31

6.Prinsip Latihan ………. 31

C.Anggapan Dasar ……….……… 34

D.Hipotesis ……….…...…. 35

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ……….………….. 37

1.Lokasi ……….………..… 38

2.Populasi ……….………...… 38

3.Sampel ……….……….… 38

B.Desain Penelitian ………....… 39

C.Instrumen Penelitian ………...… 40

D.Prosedur Pengelolahan dan Analisis Data ………….………. 46

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISI DATA A.Hasil Pengolahan Data ……….….….……….……… 50

1.Hasil Pengolahan Data ………….……..………...……… 50

2.Uji Normalitas ………...… 51

3.Uji Homogenitas ……… 52

4.Uji Rata-rata Kesamaan Dua pihak ………...… 53

5.Analisis Deskriptif Persentase ……….…..… 54

B.Diskusi Penemuan ………..……….… 60

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ……….….… 63

B.Saran ……… 63

DAFTAR PUSTAKA ……….……. 64

LAMPIRAN ……….…… 66


(9)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tabel Prestasi Atlet PAAD ……….…….….………….. ...15

2.2 Tabel Prestasi Atet Panahan ……….…….……….. 19

3.1 Tabel Norma Nilai ……….……….………..45

4.1 Tabel Rata-rata dan simpangan baku atlet dan Non Atlet ………..… ….50

4.2 Tabel Rata-rata dan simpangan baku keseluruhan atlet ………...……. 51

4.3 Tabel Pengujian Lilliefors per tes atlet dan non atlet …………..….…..……. 52

4.4 Tabel Hasil pengujian lilliefors keseluruhan ………...…... ….52

4.5 Tabel Uji Homogenitas ……….…...……. 53

4.6 Tabel Uji Rata-rata Kesamaan (dua pihak) ……….………...…... 53

4.7 Rincian Data Tes Lari 3200 M Atlet dan Non Atlet dalam Persentase ……... 54

4.8 Rincian Data Tes Sit Ups Atlet dan Non Atlet dalam Persentase ….….……. 55

4.9 Rincian Data Tes Push Ups Atlet dan Non Atlet dalam Persentase ..….……. 56

4.10 Rincian Data Tes Pull Ups Atlet dan Non Atlet dalam Persentase ..….…… 57

4.11 Rincian Data Tes Shuttle Run Atlet dan Non Atlet dalam Persentase..……. 58


(10)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik Halaman

4.1 Perbandingan Hasil Tes Lari 3200 m Atlet dan Non Atlet ………. 55 4.2 Perbandingan Hasil Tes Sit Ups Atlet dan Non Atlet ………. 56 4.3 Perbandingan Hasil Tes Push Ups Atlet dan Non Atlet ………….……….. ...57 4.4 Perbandingan Hasil Tes Pull Ups Atlet dan Non Atlet ……….…….……... 58 4.5 Perbandingan Hasil Tes Shuttle Run Atlet dan Non Atlet ………..….. ..59 4.6 Rata-rata Hasil Tes Keseluruhan Atlet dan Non Atlet ……… 60

DAFTAR LAMPIRAN


(11)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

1.Surat Keputusan Pengesahan Judul ……….………... 67

2.Surat Izin Penelitian ……….………. ………… 71

3.Surat Balasan Secapa Ad ……….….………. ………... 72

4.Hasil Tes Kebugaran Jasmani Atlet ….……….………….…... 73

5.Hasil Tes Kebugaran Jasmani Non Atlet ……….…….. ………... 98

6.Nilai Keselurahan Kebugaran Atlet ………...…...……….. 123

7.Nilai Keseluruhan Kebugaran Non Atlet ……… 127

8.Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata (dua pihak) ….……….…………... 131

9.Uji Lilliefors ………... 131

10.Daftar F ………...………. 138

11.Daftar G (Distribusi t) ……….. 139

12.Distribusi F ………. ……. .140


(12)

37

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian terdiri dari dua kata yaitu metode dan penelitian, kedua kata tersebut memiliki arti masing-masing. Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

Ada dua hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan. Sehingga harus dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Menurut Sukmadinata (2012, hlm. 52),

mengemukakan bahwa “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau

kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang

dihadapi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2013, hlm. 2) mengatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan uraian Sukmadinata dan Sugiyono dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah merupakan suatu cara ilmiah yang didasari dengan asumsi-asumsi dan pandangan-pandangan secara fisiologis dan ideologis guna mendapatkan suatu data atau tujuan dan fungsi tertentu.

Dalam peneletian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Sukmadinata (2012, hlm. 54) mengatakan :

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau perubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.


(13)

38

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan kebugaran jasmani antara atlet dan non atlet bertempat di SECAPA AD (Jalan Hegarmanah No. 152 Bandung).

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono (2013, hlm. 80). Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm. 173) mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Peneliti simpulkan bahwa populasi merupakan objek/subjek secara keseluruhan yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Dalam metode penelitian kata populasi, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Dalam penelitian ini, yang termasuk populasi adalah prajurit TNI di SECAPA AD.

3. Sampel

Sugiyono (2013,hlm. 81) mengatakan bahwa : ”sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm. 174) menyebutkan bahwa “sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti.”

Dalam suatu penelitian terdapat beberapa cara dalam menentukan sampel. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sugiyono (2013, hlm. 85) mengatakan

bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu”. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik sampling tersebut berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kualitas tingkat kebugaran jasmani antara atlet dan non atlet di SECAPA AD.


(14)

39

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Total sampel yang hendak diteliti oleh peneliti sejumlah 64 sampel yang terdiri dari 32 orang sampel merupakan kategori atlet SECAPA AD dan 32 orang sampel merupakan kategori non atlet SECAPA AD. Klasifikasi lebih lanjut, peneliti menentukan bahwa yang termasuk sampel penelitian hanya atlet dan non atlet yang memiliki umur berada diantara 20-40 tahun.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran untuk mengumpulkan, menganalisa dan menyimpulkan satu data agar dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian serta sebagai pegangan dalam melakukan penelitian. Sukmadinata (2012, hlm. 315) mengatakan bahwa “Desain penelitian (research Design) merupakan prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data, mencakup metode penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan, analisis dan interprestasi data”. Penulis beranggapan bahwa dalam penelitian diperlukan desain agar penelitian yang akan dilakukan lebih terencana dan mendapatkan hasil data yang diharapkan.

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Keterangan :

: Atlet SECAPA AD : non atlet SECAPA AD Y : Kebugaran Jasmani


(15)

40

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD Langkah-langkah penelitian yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut:

C. Instrumen Penelitian

Sebagaimana layaknya penelitian, maka diperlukan data sebagai penunjang terhadap masalah yang akan diteliti. Untuk memperoleh data dipelukan alat yang benar-benar dapat mengukur apa yang akan diteliti secara palid. Mengenai pengambilan data, Arikunto (2010, hlm. 203) menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sitematis sehingga mudah di olah”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes untuk memperoleh data. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengumpul data atau

ANALISIS DATA

KESIMPULAN POPULASI

SAMPEL

ATLET NON ATLET

TES KEBUGARAN JASMANI A&B

TES KEBUGARAN JASMANI A&B

PENGELOLAHAN DATA


(16)

41

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat pengukurnya. Apabila alat ukur yang digunakan tepat, maka diharapkan hasil data yang tepat pula dari penelitian.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan peneliti yaitu tes kebugaran jasmani yang sesuai dengan buku Petunjuk Teknik tentang Tes Kesemaptaan Jasmani yang disahkan dengan keputusan Kasad Nomor: PERKASAD/22-02/XII/2012 tanggal 26 Desember 2012. Didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Kobul Hikayat (2013) yang berjudul Pengaruh Metode Latihan dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani bahwa test kebugaran jasmani yang dilakukan meliputi tes lari 3200 M yang disebut

baterai tes kebugaran jasmani “A” dan tes Pull Ups (1 menit), tes Sit Ups (1 menit), tes Push Ups (1 menit), dan tes Shutle Run ( diambil waktu tempuh)

digabung menjadi baterai tes Kebugaran “B” dinyatakan valid dengan tingkat validitas 0.90 dan realibitilas 0.94. Hal tersebut memperkuat keyakinan peneliti untuk memakai instrument diatas agar mendapatkan data yang dibutuhkan.

Secara rinci uraian tes diatas adalah sebagai berikut : 1. Tes Kebugaran Jasmani “A” lari 3200 meter

Testee melaksanakan lari menempuh jarak 3200 meter dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

a. Start berdiri di tempat yang telah ditentukan dengan memperhatikan aba-aba dari Testor.

b. Setelah aba-aba “Ya” testee melaksanakan lari menempuh jarak 3200 meter.

c. Pada putaran terakhir ada peringatan dari testor kepada testee “NOMOR

DADA … PUTARAN TERAKHIR”.

d. Setelah testee menempuh jarak 3200 meter, maka testor mencatat waktu yang telah ditempuh oleh testee ke dalam blanko lari.

e. Testee istirahat selama 10 menit sampai dengan 15 menit pada tempat yang telah ditentukan

f. Testee melaksanakan tes kesegaran jasmani “B” sesuai urutan finish. 2. Tes Kesegaran Jasmani “B” terdiri dari :


(17)

42

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD 1) Aba-aba “persiapan” testee melakukan sikap permulaan :

a) Menggantung pada palang dengan sikap telapak tangan menghadap ke depan, ibu jari di bawah palang.

b) Badan, kedua kaki dan sikut lurus 2) Aba-aba “Mulai” testee melakukan gerakan :

a) Mengangkat tubuh dengan kekuatan lengan sampai dagu melewati palang

b) Gerakan selanjutnya turun menggantung seperti sikap permulaan 3) Aba-aba “Selesai” testee melakukan :

a) menghentikan gerakan

b) Turun dari palang dengan tumpuhan ujung kaki. 4) Gagal apabila :

a) Mengangkat badan dengan bantuan ayunan kaki atau hentakan kaki,

b) Waktu menggantung sikut tidak lurus dan langsung mengangkat badan

c) Dagu tidak melewati palang d) Beristirahat sebelum waktunya 5) Ketentuan :

a) Satu hitungan dimulai dari sikap menggantung, tangan mengangkat badan sehingga dagu melewati palang

b) Gerakan yang gagal tidak dihitung

c) Dilakukan berulang-ulang tanpa istirahat selama 1 menit

d) Toleransi ayunan kaki ke depan atau kebelakang dibatasi 30 cm. b. Sit up selama 1 menit

1) Aba-aba “persiapan” testee melakukan sikap permulaan

a) Berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk 90 telapak kaki merapat ke matras dan lutut berjarak ± 20 cm.

b) Kedua tangan diletakkan di belakang kepala dengan jari-jari dianyam.


(18)

43

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Kedua kaki testee diletakkan dibawah palang dangan posisi pergelangan kaki dengan mengait pada palang.

2) Aba-aba “mulai” testee melakukan gerakan

a) Mengangkat badan hingga duduk dan membungkuk sampai hidup menyentuh lutut kanan atau kiri, salah satu siku berada di kedua lutut.

b) Kemudian dengan cepat turun berbaring terlentang kembali ke sikap permulaan.

3) Aba-aba “selesai” testee : a) Menghentikan gerakan

b) Berdiri meninggalkan meja sit up 4) Gagal apabila :

a) Tidak dapat duduk

b) Hidung tidak menyentuh lutut yang berlawanan c) Anyaman tangan terlepas

d) Saat terlentang puggung maupun lengan tidak menyentuh matras e) Beristirahat sebelum waktu habis

5) Ketentuan :

a) Satu hitungan dimulai dari sikap berbaring sampai menyentuh lutut yang berlawanan dan kembali berbaring seperti sikap awal

b) Tidak dihitung apabila gerakan gagal

c) Dilakukan berulang-ulang tanpa istirahat selama satu menit c. Push up

1) Aba-aba “persiapan” testee melakukan sikap permulaan :

a) Tiarap kedua tangan dibawah, kedua lengan tangan dibengkokkan disamping badan

b) Jarak antara kedua tangan selebar bahu, jari-jari tangan rapat menhadap kedepan

c) Kedua lutut lurus dengan jari-jari kaki bertumpu dimeja d) Kepala dipalingkan kekiri atau kekanan


(19)

44

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

a) Mengangkat badan dengan meluruskan lengan sehingga tubuh terangkat dengan posisi kaki dan badan lurus

b) Gerakan selanjutnya turunkan badan dengan membengkokkan lengan sehingga tubuh turun, dada menyentuh meja, kepala dipalingkan kekiri atau kekanan

c) Gerakan tubuh seolah-olah gerakan pengungkit 3) Aba-aba “selesai” testee :

a) Menghentikan gerakan

b) Berdiri meninggalkan meja push up 4) Gagal apabila :

a) Lengan tidak lurus, lalu turun lagi b) Gerakan bergelombang-gelombang

c) Dada tidak menyentuh meja pada waktu lengan ditekuk d) Pinggul terlalu tinggi sehingga tubuh tidak lurus

e) Lutut menyentuh meja

f) Beristirahat sebelum waktu habis 5) Ketentuan :

a) Satu hitungan dimulai dari mengangkat badan dengan meluruskan lengan, sampai pada sikap dengan membengkokkan lengan sampai dada menyentuh meja

b) Gerakan yang gagal tidak dihitung

c) Dilakukan berulang-ulang tanpa isttirahat dilakukan selama satu menit

d. Shuttle Run

1) Aba-aba “ persiapan” testee melakukan sikap permulaan, yakni : a) Mengambil sikap berlari disebelah kanan atau kiri tonggak

dibelakang gari start 2) Aba-aba “ ya” testee :

a) Berlari menuju tonggak yang ada didepannya kemudian berbalik kembali ke tonggak semula


(20)

45

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Gerakan lari dan berbalik dilakukan secepat-cepatnya d) Jumlah jarak yang ditempuh adalah 6 x 10 m

3) Gagal apabila :

a) Start mendahului aba-aba “ya”

b) Gerakan tidak membuat angka 8

c) Gerakan tidak dilakukan tiga kali bolak-balik d) Memegang atau menjatuhkan tiang

4) Ketentuan :

a) Score diambil dari waktu tempuh terakhir setelah menempuh

6 x 10 m

b) Mendahului aba-aba “ya” saat melakukan start, harus diulangi c) Tidak boleh memegang tonggak

d) Bila testee melakukan kesalahan maka atas izin penguji testee dapat mengulang

e) Dilakukan sebanyak tiga kali putaran dengan waktu secepat-cepatnya

f) Pengulangan dilakukan setelah orang terakhir pada kelompok tersebut.

Hasil yang dicatat dari tes Kebugaran Jasmani “A” sesuai dengan

waktu yang ditempuh masing- masing prajurit dan mendapatkan nilai sesuai dengan table kelompok umur yang ada. Sedangkan nilai dari masing-masing kebugaran jasmani”B” dijumlahkan kemudian dibagi empat. Hasil dari pembagian kemudian dijumlahkan dengan hasil

kebugaran jasmani “A” yang selanjutnya dibagi dua. Hasil pembagian

tersebut adalah hasil akhir dari kesegaran jasmani prajurit.

Tabel 3.1

Norma Nilai Kesemaptaan Jasmani

PULL

UP SIT UP

PUSH UP SHUTLE RUN 65 ≤ 64,99 65 ≤ 64,99 RATA-RATA "A"+"B" NILAI AKHIR 41 ≤ 40

41 ≤ 40

41 ≤ 40 KATEGORI PRIA DAN WANITA L TL 41 ≤ 40 41 ≤ 40

41 ≤ 40 KESEGARAN JASMANI

GARJAS "B"

GARJAS "A" LARI 3200 M

RATA-RATA "B"


(21)

46

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD Kategori Nilai Kesemaptaan Jasmani

1. Baik Sekali (BS) : Nilai 81-100 2. Baik (B ) : Nilai 61-80 3. Cukup (C) : Nilai 41-60 4. Kurang (K) : Nilai 21-40 5. Kurang Sekali : Nilai 01-20

Rumus Hasil Akhir

Keterangan : HA : Hasil Akhir

GA : Nilai Kesegaran Jasmani A GB : Nilai Kesegaran Jasmani B

D. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan peneliti dengan berdasarkan metode statistika agar dapat memperoleh hasil perhitungan akhir atau kesimpulan yang benar dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

x = nilai rata-rata yang dicari

∑ = jumlah dari

x = skor mentah n = jumlah sampe

2. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh setiap sampel dengan menggunakan rumus berikut :


(22)

47

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

s = simpangan baku

∑ = jumlah dari

= Nilai data mentah x = nilai rata-rata n = jumlah sampel

3. Uji homogenitas dengan menggunakan rumus berikut :

Kriteria pengujian :

Tolak hanya jika F> ( ) didapat dari distribusi F sesuai dengan

dk pembilang = -1 dan penyebut = -1. Kedua kelompok homogen jika

< .

5. Uji normalitas dengan uji Liliefors.

Untuk pengujian hipotesis nol, maka ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengamatan dijadikan bilangan baku dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

x = rata-rata dari setiap kelompok butir tes

s = simpangan baku dari setiap kelompok butir tes

b. Untuk setiap bilangan baku, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F ( ) = P (Z≤ e

c. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan . Maka rumus yang digunakan yaitu :


(23)

48

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD d. Hitung selisih F( ) – S kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Harga terbesar tersebut itu disebut dengan Lo.

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita harus membandingkan Lo dengan nilai kritis (L) yang diambil dari daftar nilai kritis (L) untuk uji

Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05). Kriterianya

adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal. Jika, Lo yang diperoleh dari pengamatan L dari daftar table kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya adalah : Tolak hipotesis (Ho) jika F > Fα

Dalam hal lain Ho diterima

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah : dk pembilangnya = n – 1

dk pembilang = n – 1

Dengan α = 0.05

g. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (dua pihak)

Jika tidak homogen, maka statistika yang digunakannya adalah uji t yang formulasi rumusnya :

Keterangan :

= nilai rata-rata kelompok 1 = nilai rata-rata kelompok 2


(24)

49

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

S = simpangan baku gabungan = banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 = variansi kelompok 1

= variansi kelompok 2

h. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (satu pihak)

Uji ini dipakai bila peneliti sudah menonjolkan salah satu kelompok yang dibandingkan, oleh karena itu dinamakan uji satu pihak. Adapun pendekatan statistika yang digunakannya adalah sebagai berikut

Keterangan : = Rata-rata atlet

Rata-rata non-atlet Simpangan baku atlet Simpangan baku non-atlet

i. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis Deskriptif Presentase. Kemudian diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden atau populasi dikali 100% seperti rumus di bawah ini yang dikemukakan oleh Sudjana (2001, hlm. 129) adalah sebagai berikut :

P= Keterangan :

P = Presentase nilai F = Jumlah frekuensi


(25)

Sarah Widya Monica, 2015

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA ATLET DAN NON ATLET TNI DI SECAPA AD

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tes kebugaran jasmani yang telah dilakukan oleh atlet dan non atlet TNI di SECAPA AD diperoleh data hasil tes kemudian diolah dan dianallisis dengan rumus-rumus statistika. Hasil penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani atlet lebih baik dibandingkan kebugaran jasmani non altet.

B.Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu :

1. Bagi para Pembina/pelatih jasmani di lembaga pendidikan militer untuk lebih memperhatiakan, meningkatkan, dan memelihara kebugaran jasmani atlet maupun non atlet.

2. Bagi para atlet disarankan agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kebugaran jasmaninya agar lebih baik lagi.

3. Kepada prajurit (non atlet) di SECAPA AD disarankan untuk lebih meningkatkan latihan agar kebugaran jasmani dapat meningkat.

4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan panduan untuk penelitian selanjutnya.


(1)

c) Gerakan lari dan berbalik dilakukan secepat-cepatnya d) Jumlah jarak yang ditempuh adalah 6 x 10 m

3) Gagal apabila :

a) Start mendahului aba-aba “ya”

b) Gerakan tidak membuat angka 8

c) Gerakan tidak dilakukan tiga kali bolak-balik d) Memegang atau menjatuhkan tiang

4) Ketentuan :

a) Score diambil dari waktu tempuh terakhir setelah menempuh

6 x 10 m

b) Mendahului aba-aba “ya” saat melakukan start, harus diulangi

c) Tidak boleh memegang tonggak

d) Bila testee melakukan kesalahan maka atas izin penguji testee dapat mengulang

e) Dilakukan sebanyak tiga kali putaran dengan waktu secepat-cepatnya

f) Pengulangan dilakukan setelah orang terakhir pada kelompok tersebut.

Hasil yang dicatat dari tes Kebugaran Jasmani “A” sesuai dengan

waktu yang ditempuh masing- masing prajurit dan mendapatkan nilai sesuai dengan table kelompok umur yang ada. Sedangkan nilai dari masing-masing kebugaran jasmani”B” dijumlahkan kemudian dibagi empat. Hasil dari pembagian kemudian dijumlahkan dengan hasil

kebugaran jasmani “A” yang selanjutnya dibagi dua. Hasil pembagian

tersebut adalah hasil akhir dari kesegaran jasmani prajurit. Tabel 3.1

Norma Nilai Kesemaptaan Jasmani

PULL

UP SIT UP PUSH UP SHUTLE RUN 65 ≤ 64,99 65

≤ 64,99 RATA-RATA "A"+"B" NILAI AKHIR 41

≤ 40

41

≤ 40

41

≤ 40 KATEGORI PRIA DAN WANITA L 41 ≤ 40 41

≤ 40 41

≤ 40

KESEGARAN JASMANI GARJAS "B"

GARJAS "A" LARI 3200 M

RATA-RATA "B"


(2)

Kategori Nilai Kesemaptaan Jasmani 1. Baik Sekali (BS) : Nilai 81-100 2. Baik (B ) : Nilai 61-80 3. Cukup (C) : Nilai 41-60 4. Kurang (K) : Nilai 21-40 5. Kurang Sekali : Nilai 01-20

Rumus Hasil Akhir

Keterangan : HA : Hasil Akhir

GA : Nilai Kesegaran Jasmani A GB : Nilai Kesegaran Jasmani B D. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan peneliti dengan berdasarkan metode statistika agar dapat memperoleh hasil perhitungan akhir atau kesimpulan yang benar dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

x = nilai rata-rata yang dicari

∑ = jumlah dari

x = skor mentah n = jumlah sampe

2. Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh setiap sampel dengan menggunakan rumus berikut :


(3)

Keterangan :

s = simpangan baku

∑ = jumlah dari

= Nilai data mentah x = nilai rata-rata n = jumlah sampel

3. Uji homogenitas dengan menggunakan rumus berikut :

Kriteria pengujian :

Tolak hanya jika F> ( ) didapat dari distribusi F sesuai dengan

dk pembilang = -1 dan penyebut = -1. Kedua kelompok homogen jika < .

5. Uji normalitas dengan uji Liliefors.

Untuk pengujian hipotesis nol, maka ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengamatan dijadikan bilangan baku dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

x = rata-rata dari setiap kelompok butir tes

s = simpangan baku dari setiap kelompok butir tes

b. Untuk setiap bilangan baku, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F ( ) = P (Z≤ e

c. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan . Maka rumus yang digunakan yaitu :


(4)

d. Hitung selisih F( ) – S kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Harga terbesar tersebut itu disebut dengan Lo.

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita harus membandingkan Lo dengan nilai kritis (L) yang diambil dari daftar nilai kritis (L) untuk uji

Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05). Kriterianya

adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal. Jika, Lo yang diperoleh dari pengamatan L dari daftar table kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya adalah : Tolak hipotesis (Ho) jika F > Fα

Dalam hal lain Ho diterima

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah : dk pembilangnya = n – 1

dk pembilang = n – 1

Dengan α = 0.05

g. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (dua pihak)

Jika tidak homogen, maka statistika yang digunakannya adalah uji t yang formulasi rumusnya :

Keterangan :

= nilai rata-rata kelompok 1


(5)

S = simpangan baku gabungan

= banyaknya sampel kelompok 1

= banyaknya sampel kelompok 2

= variansi kelompok 1

= variansi kelompok 2

h. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (satu pihak)

Uji ini dipakai bila peneliti sudah menonjolkan salah satu kelompok yang dibandingkan, oleh karena itu dinamakan uji satu pihak. Adapun pendekatan statistika yang digunakannya adalah sebagai berikut

Keterangan : = Rata-rata atlet

Rata-rata non-atlet Simpangan baku atlet Simpangan baku non-atlet

i. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis Deskriptif Presentase. Kemudian diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden atau populasi dikali 100% seperti rumus di bawah ini yang dikemukakan oleh Sudjana (2001, hlm. 129) adalah sebagai berikut :

P= Keterangan :

P = Presentase nilai F = Jumlah frekuensi


(6)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tes kebugaran jasmani yang telah dilakukan oleh atlet dan non atlet TNI di SECAPA AD diperoleh data hasil tes kemudian diolah dan dianallisis dengan rumus-rumus statistika. Hasil penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani atlet lebih baik dibandingkan kebugaran jasmani non altet.

B.Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu :

1. Bagi para Pembina/pelatih jasmani di lembaga pendidikan militer untuk lebih memperhatiakan, meningkatkan, dan memelihara kebugaran jasmani atlet maupun non atlet.

2. Bagi para atlet disarankan agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kebugaran jasmaninya agar lebih baik lagi.

3. Kepada prajurit (non atlet) di SECAPA AD disarankan untuk lebih meningkatkan latihan agar kebugaran jasmani dapat meningkat.

4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan panduan untuk penelitian selanjutnya.