Dinamika Fungsi Syair Gulong Sebagai Khasanah Sosial dan Seni Masyarakat Melayu Kalimantan Barat 1970-1990.

DINAMIKA FUNGSI SYAIR GULONG SEBAGAI
KHASANAH SOSIAL DAN SENI MASYARAKAT
MELAYU KALIMANTAN BARAT 1970-1990

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Sejarah Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh
ZULFIAN RAHMAN
C.0510049

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

i


ii

iii

iv

MOTTO
“Life is not about waiting for the storm to pass, it’s learning to dance in the
rain”
(Anonymous)
“You cannot achieve anything if you don’t lose everything”
(Zulfian Rahman)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Keluarga, kedua orang tuaku Bpk.
Nilwani Hamid dan Yusnani dan

Abang Muhammad Ghufron Asrofi
yang selalu mendukung.
2. Bpk. Harun Das Putra, Bpk.
Mahmud Mursalin, Bpk. Uti Saban,
Bpk. Hermansyah, dan Bpk. Chairil
Effendy.

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “DINAMIKA FUNGSI SYAIR GULONG SEBAGAI KHASANAH
SOSIAL DAN SENI MASYARAKAT MELAYU KALIMANTAN BARAT 19701990”. Serta tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW
yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu Sebagai syarat
kelulusan sarjana sastra dari Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya.
Penyusunan skripsi ini melalui proses yang panjang dan didalamnya banyak
ditemui hambatan namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tak langsung, akhirnya skripsi ini mampu
terselesaikan.
Dengan segala kerendahan, keikhlasan dan ketulusan hati, penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memfasilitasi penulis selama
perkuliahan.
2. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S.,M.Hum. selaku Kepala Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang mendorong dan
memudahkan penulis dalam perizinan untuk menyelesaikan skripsi ini.

vii

3. Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya serta senantiasa memberikan kritik dan sarannya
yang membangun dalam menyelesaikan skripsi.
4. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum. selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan semangat dan motivasi.
5. Ibu Insiwi Febriary Setiasih, S.S, M.A, yang banyak memberikan motivasi, saran
dan kritik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap staff dan dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membekali ilmu
pengetahuan yang sangat banyak kepada penulis.
7. Kedua Orang Tua penulis Bapak Nilwani Hamid dan Ibu Yusnani, Kakak penulis
tercinta Muhammad Ghufron Asrofi, yang senantiasa mengisi keceriaan dan cinta
dalam menjalani hidup.
8. Para sastrawan dan seniman penyair Melayu yang bersedia menjadi narasumber
penulis dalam penelitiannya ; Bapak Harun Das Putra, Bapak Mahmud Mursalin,
Bapak Uti Saban, Bapak Hermansyah sebagai generasi penyair Syair Gulong
kontemporer, serta Bapak Chairil Effendy selaku ketua umum Majelis Adat Budaya
Melayu (MABM) Kalimantan Barat. Terima kasih telah menjadi bagian terpenting
sebagai sumber lisan bagi penulis untuk menyelesaikan penelitiannya.
9. Mas Alib Isa, Mas Wendy Wahyu, Pak Eksan, Mas Ruddy Akarmati, Aji, Talenta,
“Abah” Abrazen, Mas “Nunu” Solechan, Ajun, Mas “Tile” Martile, Mas Ahsan,
Mas Tyo Raga, Bang Zaky, Yuda “Ige” Wardana, Andies, Dony, Adit, Amay,
Naim, Aziz, Allo, Anggi, Insannita, Retia, Lovy, Regina, Hanik, Anis, Intan, Ipeh,

viii

Destarista “Icha”, Mutia, dan seluruh keluarga besar Belajar Menulis Chapter

Surakarta, “Surakarya” yang menjadi semangat baru untuk mendorong penulis
menuntaskan penelitiannya. Terima kasih banyak atas energi baru dan titipan
semangatnya. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjuangan penulis
menyelesaikan penelitiannya.
10. Puhanayu “Deo”, Esterina “Eci”, Bryan Efrat, Minory, Bang Alex, dan segenap
teman-teman Sarang Lebah Salatiga yang telah memberikan semangat dan inspirasi
sehingga penulis berhasil menuntaskan penelitiannya. Terima kasih atas energi
positifnya. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjuangan penulis
menyelesaikan penelitiannya.
11. Erick, Asa, Nabil, Mbak Nita, Aulin, Odesa, Meidi, Mas Jalu, Mbak Fitra, Ulfah,
Ridwan, Hepa, Galih, Nia Indah, Luthfi, Vinnie, dan Inayy teman-teman pengurus,
alumni, serta seluruh elemen komunitas Faktabahasa Solo tanpa terkecuali yang
selalu memberikan semangat selama ini, motivasi, dan kecerian kepada penulis.
Terima kasih atas doanya, dan telah menjadi bagian dari perjuangan penulis dalam
menyelesaikan penelitiannya.
12. Teman-teman kost Putra Muslim, Mas Bayu, Mas Yafie, Mas Insan, Mas Taufik,
Kukuh, Azis, Adib, dan Ahmed Hafidz yang memberikan keceriaan sesama anak
perantauan. Terimakasih telah menjadi bagian dari perjuangan penulis
menyelesaikan penelitiannya.
13. Orang-orang yang tak terduga dan hadir di akhir perjuangan penulis menyelesaikan

skirpsinya. Ibu Astrid Widayani, Iqbal Hariadi, Alif Indra, Adin Wahyu, Syahid
Mujahid, Muhammad Iqbal, Triswaldi Haryanda, Theofilus Irwan, Windriana

ix

Wahyu, Neila Magfira, Emmy Issae, Aulia Qanita, Findi Reksoprodjo. Terima
kasih atas momen-momen yang telah mendorong dan menjadi bagian akhir dari
perjuangan penulis menyelesaikan skripsinya.
14. Terima kasih kepada keluarga besar mahasiswa Ilmu Sejarah UNS, baik itu
angkatan atas maupun bawah dan semua pihak yang telah membantu, yang tak bisa
disebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar betul bahwa dalam penelitian ini merupakan
proses belajar yang masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan dan akhirnya dengan penuh rasa hormat yang
tulus, penulis mempersembahkan penelitian ini dengan segala kekurangan, dan
kelebihannya. Semoga penelitian ini bermanfaat.
Penulis

Zulfian Rahman
NIM. C0510049


x

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN .. ......................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .. .......................................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................


iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................................

v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................

vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

xi

DAFTAR ISTILAH .........................................................................................


xiv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xvi

ABSTRAK .......................................................................................................

xviii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................


1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................

9

D. Manfaat Penelitian ...........................................................................

10

E. Tinjauan Pustaka .............................................................................

10

F. Metode Penelitian ............................................................................


15

1. Heuristik......................................................................................

16

a. Studi Dokumen .................... .................................................

16

b. Studi Pustaka .................... .....................................................

17

2. Kritik Sumber .............................................................................

17

3. Interpretasi ..................................................................................

18

4. Historiografi ................................................................................

18

G. Sistematika Penulisan .....................................................................

18

xi

BAB II. MASUKNYA ISLAM DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN
MELAYU DI KERAJAAN TANJUNGPURA .................................

20

A. Masuknya Islam .................................................................................

20

B. Perkembangan Kebudayaan Melayu di Kerajaan Tanjungpura .........

27

C. Kedatangan Raja Tengah di Kerajaan Tanjungpura ..........................

30

D. Kesusasteraan Melayu di Kalimantan Barat dalam Masa Kolonial dan Masa
Pendudukan Jepang ................................................................................

34

E. Perkembangan Kesusasteraan Melayu di Nusantara ... ......................

36

BAB III. SEJARAH PERKEMBANGAN SYAIR GULONG 1970-1990 .....

41

A. Definisi Syair dalam Budaya Melayu ................................................

41

B. Definisi Syair Gulong dan Syarat Persebarannya ..............................

48

C. Perkembangan Syair Gulong dalam Kerajaan Tanjungpura ... ..........

49

1. Jenis-Jenis Kitab, Hikayat, Cerita dan Syair yang Dituturkan.......

51

a. Syair Perang Mengkasar 1670 .................... .............................

51

b. Syair Siti Zubaidah .. ................................................................

55

c. Kitab-Kitab Syair .....................................................................

57

d. Kitab Fiqih dan Tasawuf 1900 .. ..............................................

58

e. Syair Dandan Setie 1900 .. .......................................................

59

f. Syair Bulan Terbit 1922 .. ........................................................

60

g. Syair Abdul Muluk 1938 .. .......................................................

61

h. Timbulnya Konsep Kepengarangan Pribadi .. ..........................

62

2. Teks-Teks Melayu Lainnya yang Dituturkan .. .............................

63

a. Bercerite dan Bedande .. ...........................................................

62

b. Hadrah .. ...................................................................................

64

D. Perkembangan Syair Gulong pada Masa Kolonial Belanda .. ...........

69

E. Perkembangan Syair Gulong Masa Pendudukan Jepang 1940-1944.

78

F. Perkembangan Syair Gulong pada Masa Kontemporer 1970-1990. ..

79

xii

BAB IV. PERUBAHAN FUNGSI SYAIR GULONG DALAM BIDANG SOSIAL
DAN SENI TAHUN 1970-1990 ............................................................

88

A. Perubahan Struktur Isi dan Pewarisan Syair Gulong .........................

88

1. Pelisanan Sastra Tulis ...................................................................

94

2. Teks Syair yang Berubah-Ubah .. .................................................

96

3. Wadah Syair Gulong ....................................................................

101

4. Penutur yang Tidak Selalu Imam Masjid .....................................

102

5. Penyair Gulong Laki-Laki ............................................................

103

6. Tema Syair yang Berubah-Ubah ..................................................

105

7. Dokumentasi dan Media Pengabadian .........................................

107

8. Syair Gulong sebagai Penyebaran Nilai-Nilai Keislaman .. .........

109

9. Perubahan Kengkarangan menuju Syair Gulong .........................

110

B. Perubahan Fungsi Syair Gulong dalam Konteks Sosial ...................

112

1. Media Kampanye Politik ..............................................................

114

2. Hajatan .........................................................................................

116

3. Perkawinan ...................................................................................

118

4. Peresmian .....................................................................................

119

C. Perubahan Syair Gulong dalam Konteks Kesenian .. ........................

122

1. Hiburan .........................................................................................

122

2. Pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa ..........................................

124

BAB V. KESIMPULAN .................................................................................

135

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

140

DAFTAR INFORMAN ...................................................................................

143

LAMPIRAN .....................................................................................................

145

xiii

DAFTAR ISTILAH

Belles Lettres

Literatur sopan atau elegan; dalam konteks
humaniora digunakan agak samar-samar untuk karya
sastra dimana umajinasi dan rasa yang dominan

Artikulasi

Diartikan sebagai perubahan suatu bentuk budaya
menurut situasi dan kondisi masyarakat

Kengkarangan

Syair yang dikarang-karang

Syi’ar

Menyampaikan atau menyebarkan dalam bahasa
Arab

Cikram

Tukar cincin dalam adat budaya Melayu Sambas

Negeri Kayung

Sebutan atau nama lain dari Kabupaten Ketapang

Rubai

Pola dua baris syair yang saling berhubungan dalam
kesusasteraan Parsi

Saj

Sejawang atau sajak dalam definisi masyarakat Aceh

Awak

Kamu, atau engkau dalam bahasa Melayu Kalimantan
Barat

Madah

kiasan menggambarkan “kata-kata”, bahasa Melayu
Ketapang

Zelfbesturende

Daerah yang berpemerintahan sendiri

Landschappen

xiv

DAFTAR SINGKATAN

VOC

Vereenigde Oost-Indische Compagnie

EIC

East Indian Company

FBBK

Festival Budaya Bumi Khatulistiwa

MABM

Majelis Adat Budaya Melayu

xv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Halaman Depan Kitab Jin dan Manusia ..................................

59

Gambar 2. Salinan Teks warqat Kesultanan Kadriah Pontianak 1819 .....

90

Gambar 3. Halaman Depan Syair Bulan Terbit ........................................

92

Gambar 4. Dokumentasi Penuturan Syair Gulong dalam Acara Pentas Adat
Benua Kayung, Kabupaten Ketapang ..................................................

xvi

56

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Syair Sultan Madi, tahun 1923 ...................................................144
Lampiran 2. Syair Bulan Terbit, tahun 1923 ..................................................151
Lampiran 3. Kesah Nagri Sambas 1568-1944 .. .............................................157
Lampiran 4. Foto Kitab Syair Dandan Setie ..................................................161
Lampiran 5. Foto Syair Gulong 1 Desember 2013 ........................................162
Lampiran 6. Silsilah Keluarga Keraton Kadriah Pontianak .........................163
Lampiran 7. Syair Pendidikan Kamis, 3 Oktober 2013 ..................................164
Lampiran 8. Kota Pontianak Negeri Bersyair , tahun 2008 ............................165
Lampiran 9. Syair Pemuda dan Sejarah Tanah Kayung, 3 Oktober 2013 .. ..172
Lampiran 10. Syair Kerajaan Sintang ...........................................................173
Lampiran 11. Syair Kayung Walimatul Ursy Pernikahan Erlambang Ardiansyah
dan Lisa Amalia, 1 Desember 2013 .........................................................175

Lampiran 12. Syair Peresmian Madrasah Benua Kayung, Ketapang, Februari
2005 ...........................................................................................................180

xvii

ABSTRAK
Zulfian Rahman. C.0510049. Dinamika Fungsi Syair Gulong Sebagai Khasanah
Sosial dan Seni Masyarakat Melayu Kalimantan Barat 1970-1990. Skripsi. Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian sejarah Syair Gulong di Kalimantan Barat ini mempunyai dua
tujuan: pertama Untuk mengetahui perkembangan Syair Gulong sebagai kesenian
sastra Melayu Kerajaan Tanjungpura tahun 1970-1990, kedua Untuk mengetahui
dinamika kesenian Syair Gulong terhadap masyarakat Melayu Kalimantan Barat
tahun 1970-1990.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahap
heuristik, yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman yang
ditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional, Balai
Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak. Selain itu data-data dokumen
diperkaya dengan wawancara lisan pelaku atau sastrawan yang telah hidup zaman
tersebut. Tahap selanjutnya kritik sumber, yakni membandingkan dan mengkritik
sumber sejarah untuk memperoleh data yang sahih atau valid. Kemudian
interpretasi yakni tahap menganalisis data yang diperoleh sehingga memperoleh
fakta-fakta yang terjadi dalam suatu peristiwa, dan yang terakhir menuliskan
laporan penelitian atau historiografi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syair Gulong merupakan kesenian
sastra lisan yang diwariskan secara turun-temurun sejak zaman Kerajaan
Tanjungpura hingga era kontemporer. Kesenian ini sempat mengalami kemandekan
pada masa kolonial Belanda dan Pendudukan Jepang, kemudian muncul kembali di
era 70-an hingga 90-an akhir dan 2000. Dinamika yang terjadi dalam sudut pandang
sosial adalah syair gulong terlepas dari batasan-batasan yang sebelumnya adalah
kesenian yang hanya berkembang di lingkungan interal kerajaan menjadi kesenian
yang hidup di tengah-tengah rakyat. Syair Gulong menjadi medium bagi
masyarakat Melayu Kalimantan Barat untuk menyampaikan aspirasi, inspirasi,
kritik, selamat datang, hingga hiburan. Pesan-pesan tersebut merupakan kearifan
lokal masyarakat.
Dalam sudut pandang seni, Syair Gulong mengalami perubahan dari yang
sebelumnya adalah sastra kitab dan dilestarikan melalui tradisi pemindahan buku
dari tangan ke tangan, dan dituturkan ceritanya dari mulut ke mulut menjadi
kesenian sastra lisan yang setiap tulisan teks atau naskah syairnya harus dibacakan
dan dilagukan di depan khalayak publik. Perubahan secara kesusasteraannya
terlihat dari tata-bahasa yang semakin mengerucut kepada bahasa Melayu di
beberapa Kalimantan Barat, dialek, hingga lagu-lagu semakin menonjolkan nilainilai kedaerahaannya bahwa syair gulong adalah kesenian warisan kerajaan
Tanjungpura yang masih lestari hingga masa kini.
Kata Kunci : Syair Gulong, Seni Sastra Lisan, Dinamika Sosial, Dinamika Seni

xviii

ABSTRACT
Zulfian Rahman. C.0510049. 2016. Syair Gulong’s Functions and Modifications as
West Kalimantan Malay’s Social Culture Local Genius 1970-1990. Thesis.
Departement of History Faculty of Humanities Sebelas Maret University Surakarta.
Syair Gulong in West Kalimantan has two objectives : First, to know Syair
Gulong’s development throughout years 1970-1990 as one of Tanjungpura’s
cultural heritage. Second, to understand it’s function and modifications that shifting
over the years.
This research use method a history that began with a heuristic stage, namely
data collection of contemporary historical sources are found in the Balai Pelestarian
Sejarah dan Nilai Tradisional, Pontianak, National Library, and National Archives
of the Republic of Indonesia, powered also by interviewing litterateurs that lived
collated with the period of this research. The next stage of source criticism namely
compare and criticize historical sources to obtain data that is valid or invalid. Then
the interpretation of namely data obtained by analyzing the phase so as to obtain
the facts that occurred in an event and the latter wrote a research report or
historiography.
Result from this research shows that Syair Gulong was one of cultural
heritage of Tanjungpura’s Kingdom survived throughout years untill now. This art
was stuck idling through Netherland’s Reign and Colonialism and Japan Campaign,
but somehow found and revived in the late of 1970.
The modifications of Syair Gulong has two elements; Social and Culture.
Syair Gulong in social matter’s perspective shifted from intern traditions of keraton
to outsiders and local people respectively. From just being used as royal escort for
honored guest, lullaby for prince or kings at the bedtime hours to the aspirations,
critics, ballad, inspirations, enlighten people of cultural heritage and local wisdom.
At the culture, syair gulong transformed from poetical art based on classical
books to the contemporary and temporary texts of poetry, citing by shouting
publicly amongs the people. Malay’s grammatical had sided to it’s environment in
some places in West Kalimantan, dialecs and shouts also turned to be more local,
showing their local wisdom, and as message to the Malay’s World that this little
tradition, was the last legions of Tanjungpura’s cultural heritage that cannot be
disputed.
Keywords : Syair Gulong, Oral Traditions, Social Modification, Culture
Modification

xix