UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA ALQUR’AN PADA SISWA KELAS X SMK Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an kelas X di SMK N 2 Gedangsari Gunungkidul DIY 2014-2015.
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI
KESULITAN BELAJAR MEMBACA ALQUR’AN PADA SISWA KELAS X SMK
NEGERI 2 GEDANGSARI GUNUNGKIDUL DIY TAHUN 2014- 2015
ARTIKEL NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Miyarsi
NIM : G000110048
NIRM:11/X/02.2.1/0921
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
0
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
Al-Qur’an pada Siswa Kelas X SMK N 2 Gedangsari Gunungkidul DIY Tahun 20142015
Miyarsi (G000110048) Tarbiyah
ABSTRAK
Setiap siswa pada prinsipnya harus bisa membaca al-Qur’an. Tetapi tidak sedikit
dijumpai banyak anak-anak SMK khususnya, yang tidak bisa membaca al-Qur’an. Sehingga,
penanaman nilai moral keagamaan pada anak yang seharusnya bisa ditanamkan sejak dini
tidak bisa ditanamkan. Sebagai contohnya di SMK N 2 Gedangsari, banyak kasus anak yang
tidak bisa membaca al-Qur’an. Oleh sebab itu timbulah pemikiran untuk mengatasi kesulitan
belajar membaca al-Qur’an di sekolah tersebut. Dari hal tersebut maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Membaca Al-Qur’an pada Siswa Kelas X di SMK N 2 Gedangsari Gunungkidul DIY
2014-2015 ”.
Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah upaya-upaya yang dilakukan guru PAI
dalam mengatasi kesulitan membaca al-Qur’an, kesulitan yang dihadapi siswa kelas X dalam
membaca al-Qur’an tersebut. Serta, faktor pendukung dan penghambat dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca al-Qur’an.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru
PAI dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an dan kesulitan yang dihadapi
siswa kelas X dalam membaca al-Qur’an. Serta, untuk mengetahui faktor pendukung dan
faktor penghambat dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an di SMK N 2
Gedangsari. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang upaya guru
PAI dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an di SMK Negeri 2 Gedangsari
Gunungkidul DIY.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil objek di SMK N 2
Gedangsari. Metode wawancara, observasi participan serta dokumentasi digunakan dalam
pengambilan data di lapangan. Sedangkan metode analisis yang digunakan ialah deskriptif
kualitatif yakni pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa : Upayaupaya yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an tersebut,
antara lain : a) metode individu (face to face), b) metode menyimak, c) metode targīb dan
tarḥīb. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca al-Qur’an di SMK N 2 Gedangsari
berupa : a) Lemahnya pemahaman siswa terhadap huruf hijaiah, b) penerapan huruf sesuai
dengan makhārijul ḥurūf, c) penerapan hukum bacaan dan tanda waqaf. Faktor pendukung
dalam pelaksanaan tersebut antara lain : a) tersedianya sarana pembelajaran al-Qur’an, b)
terdapatnya siswa yang lebih pintar dalam setiap kelompok. Faktor penghambatnya antara
lain : a) lemahnya pemahaman siswa terhadap huruf hijaiah dan kurangnya perhatian orang
tua terhadap anak.
Kata kunci : Upaya, guru Pendidikan Agama Islam, kesulitan belajar membaca al-Qur’an
1
diharapkan
Pendahuluan
anak
telah
mendapatkan
Al-Qur’an adalah kitab suci Allah yang
pengajaran al-Qur’an dari orang tuanya.
telah dibenamkan dikalbu Muhammad SAW
Ketika orang tua kurang mampu mengajari
untuk memberi petunjuk kepada manusia,
membaca al-Qur’an maka dapat menitipkan
dan seluruh alam semesta, agar berjalan
anak ketempat belajar al-Qur’an Taman
sesuai hukum-hukum-Nya.1
Pendidikan Al-Qur’an misalnya.
Al-Qur’an dapat menjadikan manusia
sebagai
SMK
termulia di alam semesta apabila berpegang
idealnya sudah bisa membaca al-Qur’an.
erat kepada ajaran Allah yang ada di dalam
Sebelum memahami ayat al-Qur’an siswa
al-Qur’an secara keseluruhan. Al-Qur’an
harus dapat membaca al-Qur’an terlebih
membimbing manusia kepada satu petunjuk
dahulu. Akan tetapi masih didapati keluhan
yang sangat dalam, dan juga sangat tinggi.
guru PAI disebabkan tidak sedikit siswa
Al-Qur’an memperingatkan pula kepada
SMK yang beragama Islam yang tidak bisa
manusia agar tidak meremehkan ajaran yang
membaca
tersedia di dalamnya, agar manusia tidak
menyebabkan anak tidak bisa membaca al-
tersesat.2 Dalam pengertian lain, di dalam al-
Qur’an di antaranya adalah faktor pendidikan
Qur’an tidak terdapat sedikitpun bentuk
agama dalam keluarga yang kurang optimal,
keraguan, karena al-Qur’an adalah sumber
lingkungan
Sehingga
bisa
ciptaan)
di
merupakan lanjutan dari SD dan SMP yang
bagi
(hasil
al-Qur’an
yang
petunjuk
makhluk
Pembelajaran
yang
bertakwa.3
membaca
al-Qur’an
orang
al-Qur’an.
masyarakat
Faktor
yang
yang
kurang
mendukung dan dari faktor pribadi siswa
sendiri4.
merupakan hal yang sangat penting, agar
Di SMK Negeri 2 Gedangsari dalam
mengetahui kandungan yang ada di dalam al-
pemahaman materi antar siswa yang satu
Qur’an.
dengan yang lain berbeda, terdapat siswa
Pembelajaran al-Qur’an dapat dilakukan
yang lancar membaca al-Qur’an, kurang
diberbagai tempat misalnya di rumah, di
lancar membaca al-Qur’an dan tidak sedikit
sekolah, di Taman Pendidikan Al-Qur’an
siswa yang masih dalam tahap iqra’.
dan sebagainya. Lingkungan anak yang
Dari fenomena tersebut guru Pendidikan
pertama adalah keluarga, dari keluarga
Agama Islam SMK Negeri 2 Gedangsari
1
4
Muhammad Fethullah Gulen, Cahaya alQur’an Bagi Seluruh Makhluk, (Jakarta :
Republika Penerbit, 2011), hlm. vii.
2
Ibid.
3
Ibid, hlm. 7
Lutfhfiana Hanif Inayati, Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an di SMA
Negeri 1 Pleret Bantul , (Yogyakarta : UIN,
2009), hlm. 2.
2
melaksanakan program unggulan yaitu Baca
membaca al-Qur’an oleh siswa kelas X SMK
Tulis Al-Qur’an yang dilaksanakan jam ke-9
Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul DIY.
dan ke-10, dari jam 13.45 sampai dengan
(b)Untuk
jam 15.15 setiap hari Senin dengan dibantu
dihadapi siswa kelas X SMK Negeri 2
beberapa guru pengajar untuk melancarkan
Gedangsari Gunungkidul DIY dalam belajar
agenda tersebut.
membaca al-Qur’an. (c) Untuk mengetahui
mengetahui
kesulitan
yang
Berdasarkan uraian di atas, penulis
faktor pendukung dan penghambat guru PAI
bermaksud untuk mengadakan penelitian di
dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
SMK Negeri 2 Gedangsari dengan judul
al-Qur’an
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Gunungkidul DIY.
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-
.
Qur’an pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2
Tinjauan Pustaka
Gedangsari Gunungkidul DIY tahun 2014-
Pada
2015.
menemukan beberapa skripsi yang relevan
SMK
Tinjauan
Negeri
pustaka
2
Gedangsari
ini,
penulis
dan berkaitan dengan judul penulis untuk
Rumusan Masalah
dapat
dijadikan
pertimbangan
penulis,
Rumusan masalah dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut : (a)
adalah (a) Bagaimana upaya guru Pendidikan
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Agama Islam dalam mengatasi kesulitan
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-
belajar membaca al-Qur’an oleh siswa kelas
Qur’an Pada Siswa Di SMA Negeri 1 Pleret
X SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul
Bantul ”. Skripsi ini ditulis oleh Luthfiana
DIY? (b) Apa saja kesulitan yang dihadapi
Hanif Inayati jurusan Pendidikan Agama
siswa kelas X SMK Negeri 2 Gedangsari
Islam fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Gunungkidul DIY dalam belajar membaca
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil
al-Qur’an? (c) Apa saja faktor pendukung
penelitian tersebut menunjukkan kesulitan
dan penghambat guru PAI dalam mengatasi
yang dihadapi siswa adalah penerapan huruf
kesulitan belajar membaca al-Qur’an kelas X
sesuai dengan makhārijul ḥurūf, panjang
di SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul
pendek harakat, tajwid dan berhenti pada
DIY?
tempatnya. Upaya yang dilakukan adalah
menggunakan metode menyimak, metode
Tujuan Penelitian
privat, metode murottal dan menerapkan
Tujuan Penelitian dalam penelitian ini adalah
membaca al-Qur’an setiap hari. Faktor
(a) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan
pendukung
guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar
belajar membaca al-Qur’an tersebut adalah
3
dalam
mengatasi
kesulitan
tersedianya sarana prasarana, sedangkan
masyarakat.7(b) Sebagai Pembimbing. Guru
faktor penghambatnya adalah minat siswa
sebagai pembimbing, guru perlu memiliki
dan alokasi waktu pembelajaran yang sedikit
pemahaman yang seksama terhadap segala
dan lingkungan siswa.
5
potensi
(b) Jurnal yang
dan
kelemahan,
masalah
dan
ditulis oleh Muh. Alif Kurniawan dengan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
judul “Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi
Guru perlu membina hubungan-hubungan
Kesulitan Belajar pada Siswa Kelas VIII
yang lebih dekat dan akrab, serta melakukan
SMP N 2 Kalasan”. Hasil penelitian tersebut
dialog langsung. Dalam situasi ini guru dapat
menunjukkan kesulitan yang dihadapi siswa
membantu
adalah menghafal huruf hijaiah, memahami
persoalan
tanda waqaf, dan penerapan huruf sesuai
administrasi. Guru Pendidikan Agama Islam
makhārijul ḥurūf. Upaya yang dilakukan
juga bertugas sebagai tenaga administrasi,
oleh guru PAI adalah melakukan bimbingan
namun bukan berarti sebagai pegawai kantor
individu, penerapan strategi mengeja dan
namun pengelola kelas dalam interaksi
6
pemberian tugas rumah .
siswa
untuk
memecahkan
yang dihadapinya.8 (c) Tugas
belajar-mengajar. Adapun yang menjadi
konsekuensi pengelolaan yang baik adalah
Kerangka Teoritik
meningkatnya
Tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan
meningkatnya efektifitas dari situasi belajar
Agama Islam adalah sebagai berikut (a)
mengajar. Aspek –
Sebagai pengajar dan pendidik.
Guru
mendapat perhatian diantaranya membantu
membantu
perkembangan murid sebagai individu dan
sebagai
pengajar
adalah
perkembangan
intelektual,
psikomotorik,
melalui
afektif
prestasi
guru
dan
aspek yang perlu
dan
kelompok serta memelihara kondisi kerja
penyampaian
dan kondisi belajar yang baik di dalam
pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-
maupun di luar kelas.9
latihan afektif dan keterampilan. Peran guru
Upaya yang dilakukan guru Pendidikan
sebagai pendidik adalah menanamkan nilai-
Agama
nilai
bimbingan
yang
ideal
dan
standar
dalam
Islam
adalah
individu
(a)
(face
Melakukan
to
face).
Bimbingan individu adalah upaya guru PAI
5
Luthfiana Hanif Inayati, Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an pada
Siswa di SMA Negeri Pleret Bantul (Yogyakarta
: UIN Sunan Kalijaga, 2013).
6
Muh. Alif Kurniawan, Upaya Guru PAI
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
Al-Qur’an Pada Siswa Kelas VIII SMP N
Kalasan (Yogyakarta : SMP VIII Kalasan,
2012).
dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
al-Qur’an dengan sistem yang dilakukan
7
Ibid.
Ibid,hlm. 254-255
9
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), hlm. 267
8
4
secara bergantian.
tartil kemudian nabi Muhammad menirukan.
Karena sifatnya yang individu maka tingkat
Bahkan Allah memperingatkan kepada nabi
kelancaran antara yang satu dengan yang
Muhammad
secara satu persatu
lainnya
bimbingan
10
berbeda .
Dalam
individu
guru
agar
tidak
terlalu
cepat
mengikutinya, supaya lebih mudah dihafal
melakukan
dipahami.13
dan
menggunakan
Hal
tersebut
dapat
metode musyafahāh (face to face) yang
diterapkan dalam pembelajaran al-Qur’an,
sebelumnya juga pernah diajarkan oleh
yaitu dengan dicontohkan oleh seorang guru
Rosulullah dan ditradisikan oleh ulama Salaf
kemudian siswa menirukan setelah itu siswa
Saleh. Metode musyafahāh adalah hubungan
membacakan di depan guru pembimbing
langsung
murid,
untuk diawasi terkait kesalahan-kesalahan
mengingat bahwa dalam membaca al-Qur’an
yang ada ketika membaca dan cara membaca
yang baik dan benar harus berkonsentrasi
huruf-huruf al-Qur’an sesuai dengan kaidah-
terhadap makhārijul ḥurūf. Maka metode
kaidah yang ada, seperti makhārijul ḥurūf
tersebut merupakan cara yang efektif dalam
dan sifat huruf. (c) Metode targīb dan tarḥīb
antara
guru
dengan
11
(b) Metode
ini adalah salah satu pengembangan model
menyimak dilakukan agar siswa membaca
belajar Qur’ani oleh Abdurrahman An-
secara berulang-ulang, dan dengan metode
Nahlawi seorang guru besar fakultas Tabiyah
tersebut diharapkan siswa lebih lancar dalam
di Mesir. Targīb adalah janji yang disertai
belajar membaca al-Qur’an.
membaca
al-Qur’an.12
menyimak
tersebut
Dalam
guru
metode
bujukan dan membuat senang terhadap suatu
menggunakan
maslahat,
kenikmatan
atau
kesenangan
pendekatan metode talaqqi. Metode talaqqi
akhirat yang pasti dan baik. Tarḥīb adalah
merupakan metode yang luar biasa untuk
ancaman dengan siksaan sebagai akibat
belajar al-Qur’an. Seperti metode talaqqinya
melakukan dosa atau kesalahan.14Penerapan
nabi Muhammad kepada malaikat Jibril, ayat
metode tersebut adalah sebagai berikut bagi
demi ayat dibacakan malaikat Jibril dengan
siswa yang melakukan kesalahan dalam
membaca
mendapat
hukuman
untuk
10
Muh. Alif Kurniawan, Upaya Guru PAI
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
Al-Qur’an Pada Siswa Kelas VIII SMP N
Kalasan (Yogyakarta : SMP VIII Kalasan,
2012), hlm. 190.
11
Darul Qur’an,
https://darulquransubang.wordpress.com/penguru
s/ diakses tanggal 27 Juni 2015 pukul 11.30
12
Luthfiana Hanif Inayati, Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an pada
Siswa di SMA Negeri Pleret Bantul (Yogyakarta
: UIN Sunan Kalijaga,2013), hlm. 62.
mengulangi membaca 3-5 kali, apabila tidak
ada kesalahan maka guru memberikan
pujian.
13
shibghatulla.blogspot.com/2013/.../talaqqi
-metode-pembelajaran-nabi.ht... diakses pada
tanggal 27 Juni 2015 pukul 11.20
14
Munawar,www.academia.edu/7890563/A
RTIKEL- MODEL_TARGHIB_Munawar_
diakses pada tanggal 27 Juni 2015 pukul 11.00
5
c.
Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar adalah
Mempelajari,
memperdalam
isi
suatu kondisi proses belajar yang ditandai
kandungan al-Qur’an hingga mengerti
dengan adanya hambatan-hambatan teretentu
maksudnya.
untuk mencapai hasil belajar.
15
d.
Faktor
Mengamalkan isi kandungan sebaikbaiknya.18
kesulitan belajar
(a) Faktor internal. Penyebab kesulitan
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang
belajar berasal dari faktor internal, yaitu
kesulitan membaca al-Qur’an apabila kurang
yang berasal dari dalam anak itu sendiri.
menguasai yaitu:
Anak tersebut memiliki gangguan pemusatan
a.
perhatian,
sehingga
Kurang menguasai huruf hijaiyah yang
berjumlah 28 huruf termasuk makhārijul
kemampuan
ḥurūfnya.
perseptualnya terhambat. Faktor internal
b.
siswa meliputi gangguan psiko fisik siswa
Kurang menguasai tanda baca fatḥah,
kasrah dan ḍammah.
yaitu: (1) Bersifat kognitif seperti rendahnya
c.
intelegensi siswa, (2) Bersifat afektif seperti
Kurang menguasai isyarat baca seperti
panjang dan pendek.
labilnya emosi dan sikap, (3) Bersifat
d.
psikomotorik seperti terganggunya alat-alat
Kurang menguasai hukum-hukum tajwid
indera penglihatan dan pendengaran16. (b)
seperti cara baca dengung, samar dan
Faktor eksternal. Faktor eksternal siswa
jelas.19
meliputi situasi dan kondisi yang tidak
mendukung aktifiitas belajar siswa. Faktor
Metode Penelitian
tersebut ada 3 macam: lingkungan keluarga,
1.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif
lingkungan perkampungan atau masyarakat,
dan lingkungan sekolah17
2.
Pendekatan penelitian yang dilakukan
Belajar al-Qur’an menurut Muttaqien Said
adalah melalui pendekatan deskriptif
dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu:
kualitatif
a.
b.
3.
Belajar membacanya sampai lancar dan
Tempat penelitian ini bertempat di SMK
baik sesuaikaidah yang berlaku dalam
Negeri 2 Gedangsari, Gunungkidul,
hal ilmu qiraat dan tajwid.
Daerah
Istimewa
Menghafalkan al-Qur’an diluar kepala.
subjek
penelitiannya
Yogyakarta.
adalah
Dan
guru
Pendidikan Agama Islam dan guru
15
Muh. Alif Kurniawan, Upaya, hlm. 189.
Ridwan Indris, Mengalami kesulitan
Belajar Membaca (Lentera Pendidikan, 2009),
hlm. 155.
17
Ibid, hlm. 155-156
18
16
Muttaqien said, Menuju Generasi AlQur’an (Ponorogo : Pusat Pengembangan Studi
Ilmu Amal Pondok Modern Gontor), hlm. 16
19
Muh. Alif Kurniawan, Upaya, hlm. 189.
6
4.
5.
pembantu terlaksanya BTA di SMK
pernah dicontohkan oleh malaikat Jibril
Negeri 2 Gedangsari dan Siswa kelas X
kepada nabi Muhammad. Dalam metode
SMK
tersebut
guru
mengetahui kesulitan yang dihadapi
kepada
siswa
siswa dalam membaca al-Qur’an.
menirukan. Setelah itu, siswa membaca
Negeri
Teknik
2
Gedangsari
pengumpulan
untuk
contoh
kemudian
siswa
dalam
dan guru menyimak bacaan siswa.
penelitian ini adalah melalui observasi
Metode menyimak merupakan metode
participan, wawancara dan dokumentasi
yang sering digunakan dalam mengatasi
Analisis
ini
kesulitan belajar membaca al-Qur’an
melalui reduksi data, penyajian data dan
Dengan menggunakan metode ini siswa
penarikan kesimpulan
mampu mengetahui kesalahan yang
data
dalam
data
memberikan
penelitian
dibaca. Dari metode ini guru berharap
Mengatasi
siswa akan lebih mudah mengingat
Kesulitan Belajar Membaca al-Qur’an
huruf-huruf hijaiah, kemampuan siswa
Kelas X SMK N 2 Gedangsari adalah
dalam membaca al-Qur’an bisa lebih
dengan:
lancar, penerapan bacaan tajwid, dan
a.
bisa menerapkan huruf sesuai dengan
Upaya
Guru
PAI
dalam
Metode Bimbingan Individu
makhārijul hurūf .
Dalam hal ini, guru menggunakan
metode
musyafahāh.
difungsikan
b.
agar
Metode
tercipta
ini
c.
Metode Targīb dan Tarḥīb
interaksi
Selain dari kedua metode di atas
belajar mengajar yang lebih harmonis
guru pembimbing juga menggunakan
terhadap guru pembimbing. Metode ini
metode targīb dan tarḥīb. Dengan
mampu mendekatkan emosional guru
metode tersebut siswa lebih mudah
terhadap siswa, sehingga hal-hal yang
mengingat terhadap bacaan yang dibaca
dirasa sulit mampu ditanyakan siswa
salah. Karena, jika siswa melakukan
tanpa adanya rasa sungkan. Hal tersebut
kesalahan, maka siswa mengulangnya 3-
dimaksudkan
5 kali terhadap bacaan yang salah
agar
siswa
mampu
mengerti dan mengingat terhadap bacaan
tersebut.
yang belum bisa dipahami. Dalam hal
bacaan, bagi siswa yang masih iqra’
ini guru bisa menerapkan tugasnya
harus
sebagai pembimbing.
sebelumnya atau dengan tidak dinaikkan
Metode Bimbingan Menyimak
ke halaman berikutnya. Siswa bisa naik
Guru
ke halaman berikutnya apabila siswa
pembimbing
membimbing
menggunakan pendekatan Talaqqi yang
Selain
dengan
mengulang
dari
mengulang
halaman
membaca dengan tidak ada kesalahan.
7
Selain
(hukuman),
dengan
dialami siswa adalah kesulitan menghafal
huruf hijaiah.
yang
tidak
dengan huruf-huruf tertentu. Sehingga,
melakukan kesalahan dalam membaca.
menyebabkan keterlambatan siswa untuk
Contoh pujian yang diberikan guru
naik ke halaman selanjutnya atau naik ke
adalah dengan menambah nilai plus
iqro’ selanjutnya. Sesuai dengan teori, hal
pada lembar penilaian dan memberikan
yang
pujian yang positif. Dengan metode
membaca
tersebut
mengetahui
menguasai huruf hijaiyah yang berjumlah
kesalahan yang dibaca dan mampu
28 huruf termasuk makhārijul ḥurūfnya.
meminimalisir kemungkinan kesalahan
Banyak siswa terkecoh dengan huruf yang
yang akan terjadi kembali.
mirip dan sulit menghafal pada huruf-
terhadap
siswa
juga
tarḥīb
memberikan
pujian
guru
metode
siswa
lebih
Dan sering terkecoh
menyebabkan
kesulitan
belajar
adalah
kurang
al-Qur’an
huruf tertentu.
Salah satu keunggulan dari metode
2. Kelompok iqra’ 2
ini adalah adanya pembenaran yang
berasal dari kesalahan membaca yang
Kemampuan siswa dalam membaca al-
kemudian diulang berkali-kali sampai
Qur’an kelompok iqra’ 2 adalah hampir
benar-benar bisa. Sehingga siswa lebih
sama dengan kelompok iqra’ 1 yaitu ada
mudah mengingat, karena pengulangan-
beberapa siswa yang tidak hafal dengan
pengulangan tersebut.
huruf hijaiah. Sehingga, huruf yang
disambung
Berdasarkan ketiga metode di atas,
dengan
bisa
huruf
dipahami
berikutnya
tingkat keberhasilan siswa lebih banyak
belum
oleh
siswa.
berhasilnya jika menggunakan metode
Kesulitan yang dihadapi pada kelompok
targīb dan tarḥīb. Karena banyaknya
iqra’ 2 adalah hampir mirip dengan
pengulangan-pengulangan
yang
kesulitan yang dihadapi pada kelompok
dilakukan dibandingkan dengan metode
iqra’ 1. Hanya saja perbedaannya adalah
individu dan metode menyimak.
pada kelompok iqra’ 2 sudah mulai
memasuki hukum bacaan mad yang
Tingkat kemampuan membaca al-Qur’an
memiliki panjang harakat 2 ketukan. Di
siswa kelas X SMK N 2 Gedangsari
sinilah
1. Kelompok Iqra’ 1
kebingungan, meskipun tanda-tanda mad
ada
beberapa
siswa
yang
memiliki
sudah jelas. Selain dari itu, ada beberapa
kemampuan membaca al-Qur’an sangat
siswa yang masih kebingungan karena
bervariasi. Salah satu kesulitan yang
huruf hijaiah yang disambung.
Pada
kelompok
iqra’
1
tersebut
8
disebabkan
karena
Hal
kurang
hafalnya huruf hijaiah. Sesuai dengan
sering kurang diperhatikan adalah bacaan
teori salah satu kesulitan dalam belajar al-
mad, bacaan antara 1 harakat dengan 2
Qur’an adalah kurang menguasai isyarat
harakat.
baca seperti panjang dan pendek.
kesulitan yang dialami oleh sebagian
3. Kelompok Iqra’ 3 dan 4
Selain
dari
mad,
bacaan
siswa adalah hukum bacaan ikhfā’. Selain
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam
ikhfā’ yang menjadi faktor kesulitan
kelompok iqra’ 3 dan iqra’ 4 adalah
belajar membaca al-Qur’an di kelompok
terkecohnya huruf-huruf hijaiah yang
iqro’ 6 adalah hukum bacaan iqlab. Hal
hampir mirip dan panjang pendeknya
tersebut sesuai dengan teori sebelumnya
bacaan. Banyak siswa yang melakukan
yang
kesalahan,
membaca
dikarenakan
huruf
yang
menyebabkan
kesulitan
belajar
adalah
kurang
al-Qur’an
mempunyai panjang 1 harakat dan huruf
menguasai hukum-hukum tajwid seperti
yang mempunyai panjang
cara baca dengung, samar dan jelas.
2 harakat
6. Kelompok al-Qur’an belum lancar
hanya sedikit sekali perbedaanya. Selain
itu, tidak sedikit pula siswa yang sering
Dalam kelompok al-Qur’an belum lancar
lupa terhadap tanda-tanda huruf yang
kesulitan yang dihadapi siswa hampir
mempunyai panjang 2 harakat.
sama
4. Kelompok Iqra’ 5
kesulitan
kelompok
yang
dihadapi
oleh
iqra’ 6. Kesulitan yang
Di dalam kelompok iqro’ 5 kesulitan yang
dihadapi siswa dalam kelompok al-Qur’an
dihadapi oleh mayoritas siswa adalah
belum lancar adalah pada hukum bacaan
penerapan huruf sesuai dengan makhārijul
dan tanda waqaf. Hukum bacaan yang
ḥurūf dan hukum bacaan. Meskipun,
dirasa masih sulit adalah sebagai berikut
sudah iqra’ 5 banyak siswa yang tidak
hukum bacaan mad, ikhfā’,dan
bisa menerapkan huruf sesuai dengan
Pada hukum bacaan mad banyak siswa
makhārijul ḥurūfnya. Tetapi, hanya huruf-
yang hanya asal membaca saja tanpa
huruf
dalam
memperhatikan panjang dan pendeknya
bisa
bacaan. Hal tersebut dikarenakan kurang
tertentu
pengucapannya
yang
sulit
yang
tidak
iẓhār.
menerapkan sesuai dengan makhārijul
perhatiannya
ḥurūfnya. Sesuai dengan teori sebelumnya
bacaan pada ayat yang sedang dibacanya,
yaitu kurang menguasai makhārijul ḥurūf
sehingga menyebabkan kesalahan yang
5. Kelompok Iqra’ 6
siswa
terhadap
hukum
selalu diulang-diulang.
7. Kelompok al-Qur’an Lancar
Kesulitan yang dialami siswa di dalam
kelompok iqra’ 6 adalah hukum bacaan
Pada kelompok al-Qur’an yang sudah
dan tanda waqaf. Hukum bacaan yang
lancar membaca al-Qur’an hampir tidak
9
ada kesulitan yang dialami. Hukum
2.
Faktor Penghambat
bacaan dan tanda-tanda waqaf sudah bisa
(a) Lemahnya
dipahami oleh siswa. Sehingga guru
terhadap huruf hijaiah. Tidak sedikit
tinggal memandu dalam membaca al-
siswa yang memiliki hafalan terhadap
Qur’an
huruf
pemahaman
hijaiah
yang
sangat
siswa
sedikit,
sehingga menjadi faktor penghambat
Faktor
Pendukung
dalam
Mengatasi
dan
besar demi kelancaran BTA di SMK N 2
Penghambat
Kesulitan
Gedangsari. Guru pembimbing tidak
Belajar
Membaca al-Qur’an Kelas X SMK N 2
boleh
Gedangsari
melancarkan kegiatan BTA tersebut.
1.
Karena huruf hijaiah merupakan hal
Faktor Pendukung
Yang
menjadi
faktor
pendukung
patah
semangat
untuk
yang paling utama untuk bisa membaca
Sehingga,
dalam
terlaksananya BTA kelas X di SMK N 2
al-Qur’an.
Gedangsari
Tersedianya
pembelajaran ini diperlukan kesabaran
sarana pembelajaran. Al-Qur’an dan
yang sangat luar biasa demi tercapainya
iqra’ merupakan sarana yang sudah
tujuan untuk bisa membaca al-Qur’an.
disediakan di SMK N 2 Gedangsari
(b) Kurangnya
demi berlangsungnya kegiatan BTA.
terhadap anak. Salah satu faktor yang
Selain al-Qur’an dan iqra’ tersedia pula
dapat menghambat upaya guru PAI
ruang kelas yang bisa digunakan untuk
dalam
kegiatan BTA. Sehingga, dalam sarana
membaca al-Qur’an adalah seperti yang
dan prasarana tidak ada hambatan demi
tercantum dalam teori
terlangsungnya kegiatan BTA.
eksternal (lingkungan keluarga/perhatian
(b) Terdapat siswa yang lebih pintar
dari orang tua). Orang tua merupakan
dalam kelompok. Selain tersedianya
lingkungan
sarana
setiap
mewujudkan tujuan BTA yaitu bisa
kelompok terdapatnya siswa yang lebih
membaca al-Qur’an. Dukungan orang
pintar.
tua di rumah
adalah
(a)
pembelajaran,
Sehingga,
dalam
bisa
membantu
perhatian
mengatasi
yang
orang
kesulitan
tua
belajar
yaitu faktor
utama
untuk
memberikan pengaruh
temannya yang kurang bisa sekaligus
yang sangat positif bagi kemajuan siswa.
mempermudah guru pembimbing dalam
Perhatian orang tua menjadi hal yang
mengatasi kesulitan belajar membaca al-
paling utama, kemudian baru pihak
Qur’an tersebut.
pendukung yaitu dari sekolah.
10
mendengarkan dan melihat
Kesimpulan
Dari penelitian yang peneliti lakukan
dengan
judul
Upaya
Guru
yang
diucapkan dari guru pembimbing.
Pendidikan
Sehingga, siswa mampu menirukan
Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan
dan mendengarkan bacaan dengan
Belajar Membaca Al-Qur’an kelas X di
benar.
c. Metode Bimbingan targīb dan tarḥīb
SMK N 2 Gedangsari Gunungkidul DIY
Dengan metode bimbingan
tahun 2014-2015 dapat disimpulkan sebagai
berikut:
targīb dan tarḥīb, siswa akan lebih
1.
Upaya guru PAI dalam mengatasi
faham terhadap kesalahan yang
kesulitan belajar membaca al-Qur’an
dibaca dan lebih mudah mengingat
kelas X SMK N 2 Gedangsari adalah
kesalahan yang dibaca. Sehingga,
dengan:
dengan metode tersebut tingkat
a. Metode Bimbingan Individu.
keberhasilan lebih mudah dicapai.
individu
Salah satu keunggulan dari metode
dapat
ini adalah adanya pembenaran yang
terminimalisir dengan baik. Selain itu
berasal dari kesalahan membaca
dengan
tingkat
yang kemudian diulang berkali-kali
dengan
guru
sampai benar-benar bisa. Sehingga
lebih
dekat.
Dengan
metode
kemungkinan
kesalahan
metode
emosional
individu,
siswa
pembimbing
bisa
siswa
lebih
Sehingga, siswa tidak akan sungkan
karena
untuk
tersebut.
bertanya
kepada
guru
pembimbing tentang kesulitan yang
2.
dialami dalam membaca al-Qur’an.
metode
pengulangan-pengulangan
Kesulitan yang dihadapi siswa kelas X
al-Qur’an
menyimak
mengingat,
SMK N 2 Gedangsari dalam membaca
b. Metode Bimbingan Menyimak
Dengan
mudah
adalah
lemahnya
hafalan
guru
siswa terhadap huruf hijaiah, penerapan
berharap siswa akan lebih mudah
huruf sesuai dengan makhārijul ḥurūf,
mengingat
penerapan hukum bacaan dan tanda
huruf-huruf
hijaiah,
waqaf.
kemampuan siswa dalam membaca
al-Qur’an
bisa
penerapan
bacaan
penerapan
huruf
lebih
lancar,
tajwid,
3.
dan
Faktor yang mendukung upaya guru PAI
dalam
mengatasi
kesulitan
belajar'
dengan
membaca al-Qur’an kelas X SMK N 2
makhārijul ḥurūf akan lebih mudah
Gedangsari adalah tersedianya sarana
dipahami lagi. Karena salah satu
pembelajaran al-Qur’an dan terdapatnya
keunggulan dari metode ini adalah
siswa yang lebih pintar dalam setiap
sesuai
11
Kurniawan, Muh. Alif. 2012.Upaya Guru
PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Kelas
VIII SMP N 2 Kalasan. Vol. IX no. 2
(Desember). 187-197.
kelompok. Dan yang menjadi faktor
penghambat dalam mengatasi kesulitan
belajar
membaca
al-Qur’an
adalah
lemahnya pemahaman siswa terhadap
Moleong. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
huruf hijaiah dan kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak.
Mulyana,
Deddy.
2008.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya Al-Hikmah.
Departemen Agama. Bandung: CV.
Penerbit Diponegoro.
Munawar. “ Metode Targib dan Tarhib.”
Tersedia di
www.academia.edu/7890563/ARTIKE
L- MODEL_TARGHIB_Munawar_
diakses pada tanggal 27 Juni 2015 pukul
11.00
Daradjat, Zakiah. 1995. Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam. Jakarta :
Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama.
Ratna, Nyoman Kutha.2010. Metodologi
Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada Umumnya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Darul Qur’an, Metode Musyafahah. Tersedia
di
https://darulquransubang.wordpress.com
/pengurus/ diakses tanggal 27 Juni 2015
pukul 11.30
Rumpaka Dewi, Neng Fika.2013 Penerapan
Metode
Pembiasaan
Dalam
Menumbuhkan Karakter Kemandirian
Anak Usia Dini 5-6 Tahun di
Lingkungan
Keluarga.
Jakarta
:
Universitas Pendidikan Indonesia
Gullen, Muhammad Fethulleh. 2011. Cahaya
Al-Qur’an Bagi Seluruh Makhluk.
Jakarta: Republika Penerbit.
Satori, Djam’an & Komariah, Aan.2013.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Inayati, Hanif Luthfiana. 2013. Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
al-Qur’an pada siswa di SMA Negeri 1
Pleret Bantul. Yogyakarta : UIN.
Sukmadinata, Syaodih. 2003. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kampus Biru. 2014. “Metode Talaqqi”.
Tersedia di
shibghatulla.blogspot.com/2013/.../talaq
qi-metode-pembelajaran-nabi.ht...
diakses pada tanggal 27 Juni 2015 pukul
11.20
Undang-Undang Guru dan Dosen Online.
Diakses pada tanggal 17 April 2015
pukul 11.30
12
KESULITAN BELAJAR MEMBACA ALQUR’AN PADA SISWA KELAS X SMK
NEGERI 2 GEDANGSARI GUNUNGKIDUL DIY TAHUN 2014- 2015
ARTIKEL NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Miyarsi
NIM : G000110048
NIRM:11/X/02.2.1/0921
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
0
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
Al-Qur’an pada Siswa Kelas X SMK N 2 Gedangsari Gunungkidul DIY Tahun 20142015
Miyarsi (G000110048) Tarbiyah
ABSTRAK
Setiap siswa pada prinsipnya harus bisa membaca al-Qur’an. Tetapi tidak sedikit
dijumpai banyak anak-anak SMK khususnya, yang tidak bisa membaca al-Qur’an. Sehingga,
penanaman nilai moral keagamaan pada anak yang seharusnya bisa ditanamkan sejak dini
tidak bisa ditanamkan. Sebagai contohnya di SMK N 2 Gedangsari, banyak kasus anak yang
tidak bisa membaca al-Qur’an. Oleh sebab itu timbulah pemikiran untuk mengatasi kesulitan
belajar membaca al-Qur’an di sekolah tersebut. Dari hal tersebut maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Membaca Al-Qur’an pada Siswa Kelas X di SMK N 2 Gedangsari Gunungkidul DIY
2014-2015 ”.
Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah upaya-upaya yang dilakukan guru PAI
dalam mengatasi kesulitan membaca al-Qur’an, kesulitan yang dihadapi siswa kelas X dalam
membaca al-Qur’an tersebut. Serta, faktor pendukung dan penghambat dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca al-Qur’an.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru
PAI dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an dan kesulitan yang dihadapi
siswa kelas X dalam membaca al-Qur’an. Serta, untuk mengetahui faktor pendukung dan
faktor penghambat dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an di SMK N 2
Gedangsari. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang upaya guru
PAI dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an di SMK Negeri 2 Gedangsari
Gunungkidul DIY.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil objek di SMK N 2
Gedangsari. Metode wawancara, observasi participan serta dokumentasi digunakan dalam
pengambilan data di lapangan. Sedangkan metode analisis yang digunakan ialah deskriptif
kualitatif yakni pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa : Upayaupaya yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar membaca al-Qur’an tersebut,
antara lain : a) metode individu (face to face), b) metode menyimak, c) metode targīb dan
tarḥīb. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca al-Qur’an di SMK N 2 Gedangsari
berupa : a) Lemahnya pemahaman siswa terhadap huruf hijaiah, b) penerapan huruf sesuai
dengan makhārijul ḥurūf, c) penerapan hukum bacaan dan tanda waqaf. Faktor pendukung
dalam pelaksanaan tersebut antara lain : a) tersedianya sarana pembelajaran al-Qur’an, b)
terdapatnya siswa yang lebih pintar dalam setiap kelompok. Faktor penghambatnya antara
lain : a) lemahnya pemahaman siswa terhadap huruf hijaiah dan kurangnya perhatian orang
tua terhadap anak.
Kata kunci : Upaya, guru Pendidikan Agama Islam, kesulitan belajar membaca al-Qur’an
1
diharapkan
Pendahuluan
anak
telah
mendapatkan
Al-Qur’an adalah kitab suci Allah yang
pengajaran al-Qur’an dari orang tuanya.
telah dibenamkan dikalbu Muhammad SAW
Ketika orang tua kurang mampu mengajari
untuk memberi petunjuk kepada manusia,
membaca al-Qur’an maka dapat menitipkan
dan seluruh alam semesta, agar berjalan
anak ketempat belajar al-Qur’an Taman
sesuai hukum-hukum-Nya.1
Pendidikan Al-Qur’an misalnya.
Al-Qur’an dapat menjadikan manusia
sebagai
SMK
termulia di alam semesta apabila berpegang
idealnya sudah bisa membaca al-Qur’an.
erat kepada ajaran Allah yang ada di dalam
Sebelum memahami ayat al-Qur’an siswa
al-Qur’an secara keseluruhan. Al-Qur’an
harus dapat membaca al-Qur’an terlebih
membimbing manusia kepada satu petunjuk
dahulu. Akan tetapi masih didapati keluhan
yang sangat dalam, dan juga sangat tinggi.
guru PAI disebabkan tidak sedikit siswa
Al-Qur’an memperingatkan pula kepada
SMK yang beragama Islam yang tidak bisa
manusia agar tidak meremehkan ajaran yang
membaca
tersedia di dalamnya, agar manusia tidak
menyebabkan anak tidak bisa membaca al-
tersesat.2 Dalam pengertian lain, di dalam al-
Qur’an di antaranya adalah faktor pendidikan
Qur’an tidak terdapat sedikitpun bentuk
agama dalam keluarga yang kurang optimal,
keraguan, karena al-Qur’an adalah sumber
lingkungan
Sehingga
bisa
ciptaan)
di
merupakan lanjutan dari SD dan SMP yang
bagi
(hasil
al-Qur’an
yang
petunjuk
makhluk
Pembelajaran
yang
bertakwa.3
membaca
al-Qur’an
orang
al-Qur’an.
masyarakat
Faktor
yang
yang
kurang
mendukung dan dari faktor pribadi siswa
sendiri4.
merupakan hal yang sangat penting, agar
Di SMK Negeri 2 Gedangsari dalam
mengetahui kandungan yang ada di dalam al-
pemahaman materi antar siswa yang satu
Qur’an.
dengan yang lain berbeda, terdapat siswa
Pembelajaran al-Qur’an dapat dilakukan
yang lancar membaca al-Qur’an, kurang
diberbagai tempat misalnya di rumah, di
lancar membaca al-Qur’an dan tidak sedikit
sekolah, di Taman Pendidikan Al-Qur’an
siswa yang masih dalam tahap iqra’.
dan sebagainya. Lingkungan anak yang
Dari fenomena tersebut guru Pendidikan
pertama adalah keluarga, dari keluarga
Agama Islam SMK Negeri 2 Gedangsari
1
4
Muhammad Fethullah Gulen, Cahaya alQur’an Bagi Seluruh Makhluk, (Jakarta :
Republika Penerbit, 2011), hlm. vii.
2
Ibid.
3
Ibid, hlm. 7
Lutfhfiana Hanif Inayati, Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an di SMA
Negeri 1 Pleret Bantul , (Yogyakarta : UIN,
2009), hlm. 2.
2
melaksanakan program unggulan yaitu Baca
membaca al-Qur’an oleh siswa kelas X SMK
Tulis Al-Qur’an yang dilaksanakan jam ke-9
Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul DIY.
dan ke-10, dari jam 13.45 sampai dengan
(b)Untuk
jam 15.15 setiap hari Senin dengan dibantu
dihadapi siswa kelas X SMK Negeri 2
beberapa guru pengajar untuk melancarkan
Gedangsari Gunungkidul DIY dalam belajar
agenda tersebut.
membaca al-Qur’an. (c) Untuk mengetahui
mengetahui
kesulitan
yang
Berdasarkan uraian di atas, penulis
faktor pendukung dan penghambat guru PAI
bermaksud untuk mengadakan penelitian di
dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
SMK Negeri 2 Gedangsari dengan judul
al-Qur’an
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Gunungkidul DIY.
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-
.
Qur’an pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2
Tinjauan Pustaka
Gedangsari Gunungkidul DIY tahun 2014-
Pada
2015.
menemukan beberapa skripsi yang relevan
SMK
Tinjauan
Negeri
pustaka
2
Gedangsari
ini,
penulis
dan berkaitan dengan judul penulis untuk
Rumusan Masalah
dapat
dijadikan
pertimbangan
penulis,
Rumusan masalah dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut : (a)
adalah (a) Bagaimana upaya guru Pendidikan
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Agama Islam dalam mengatasi kesulitan
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-
belajar membaca al-Qur’an oleh siswa kelas
Qur’an Pada Siswa Di SMA Negeri 1 Pleret
X SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul
Bantul ”. Skripsi ini ditulis oleh Luthfiana
DIY? (b) Apa saja kesulitan yang dihadapi
Hanif Inayati jurusan Pendidikan Agama
siswa kelas X SMK Negeri 2 Gedangsari
Islam fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Gunungkidul DIY dalam belajar membaca
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil
al-Qur’an? (c) Apa saja faktor pendukung
penelitian tersebut menunjukkan kesulitan
dan penghambat guru PAI dalam mengatasi
yang dihadapi siswa adalah penerapan huruf
kesulitan belajar membaca al-Qur’an kelas X
sesuai dengan makhārijul ḥurūf, panjang
di SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul
pendek harakat, tajwid dan berhenti pada
DIY?
tempatnya. Upaya yang dilakukan adalah
menggunakan metode menyimak, metode
Tujuan Penelitian
privat, metode murottal dan menerapkan
Tujuan Penelitian dalam penelitian ini adalah
membaca al-Qur’an setiap hari. Faktor
(a) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan
pendukung
guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar
belajar membaca al-Qur’an tersebut adalah
3
dalam
mengatasi
kesulitan
tersedianya sarana prasarana, sedangkan
masyarakat.7(b) Sebagai Pembimbing. Guru
faktor penghambatnya adalah minat siswa
sebagai pembimbing, guru perlu memiliki
dan alokasi waktu pembelajaran yang sedikit
pemahaman yang seksama terhadap segala
dan lingkungan siswa.
5
potensi
(b) Jurnal yang
dan
kelemahan,
masalah
dan
ditulis oleh Muh. Alif Kurniawan dengan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
judul “Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi
Guru perlu membina hubungan-hubungan
Kesulitan Belajar pada Siswa Kelas VIII
yang lebih dekat dan akrab, serta melakukan
SMP N 2 Kalasan”. Hasil penelitian tersebut
dialog langsung. Dalam situasi ini guru dapat
menunjukkan kesulitan yang dihadapi siswa
membantu
adalah menghafal huruf hijaiah, memahami
persoalan
tanda waqaf, dan penerapan huruf sesuai
administrasi. Guru Pendidikan Agama Islam
makhārijul ḥurūf. Upaya yang dilakukan
juga bertugas sebagai tenaga administrasi,
oleh guru PAI adalah melakukan bimbingan
namun bukan berarti sebagai pegawai kantor
individu, penerapan strategi mengeja dan
namun pengelola kelas dalam interaksi
6
pemberian tugas rumah .
siswa
untuk
memecahkan
yang dihadapinya.8 (c) Tugas
belajar-mengajar. Adapun yang menjadi
konsekuensi pengelolaan yang baik adalah
Kerangka Teoritik
meningkatnya
Tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan
meningkatnya efektifitas dari situasi belajar
Agama Islam adalah sebagai berikut (a)
mengajar. Aspek –
Sebagai pengajar dan pendidik.
Guru
mendapat perhatian diantaranya membantu
membantu
perkembangan murid sebagai individu dan
sebagai
pengajar
adalah
perkembangan
intelektual,
psikomotorik,
melalui
afektif
prestasi
guru
dan
aspek yang perlu
dan
kelompok serta memelihara kondisi kerja
penyampaian
dan kondisi belajar yang baik di dalam
pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-
maupun di luar kelas.9
latihan afektif dan keterampilan. Peran guru
Upaya yang dilakukan guru Pendidikan
sebagai pendidik adalah menanamkan nilai-
Agama
nilai
bimbingan
yang
ideal
dan
standar
dalam
Islam
adalah
individu
(a)
(face
Melakukan
to
face).
Bimbingan individu adalah upaya guru PAI
5
Luthfiana Hanif Inayati, Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an pada
Siswa di SMA Negeri Pleret Bantul (Yogyakarta
: UIN Sunan Kalijaga, 2013).
6
Muh. Alif Kurniawan, Upaya Guru PAI
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
Al-Qur’an Pada Siswa Kelas VIII SMP N
Kalasan (Yogyakarta : SMP VIII Kalasan,
2012).
dalam mengatasi kesulitan belajar membaca
al-Qur’an dengan sistem yang dilakukan
7
Ibid.
Ibid,hlm. 254-255
9
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), hlm. 267
8
4
secara bergantian.
tartil kemudian nabi Muhammad menirukan.
Karena sifatnya yang individu maka tingkat
Bahkan Allah memperingatkan kepada nabi
kelancaran antara yang satu dengan yang
Muhammad
secara satu persatu
lainnya
bimbingan
10
berbeda .
Dalam
individu
guru
agar
tidak
terlalu
cepat
mengikutinya, supaya lebih mudah dihafal
melakukan
dipahami.13
dan
menggunakan
Hal
tersebut
dapat
metode musyafahāh (face to face) yang
diterapkan dalam pembelajaran al-Qur’an,
sebelumnya juga pernah diajarkan oleh
yaitu dengan dicontohkan oleh seorang guru
Rosulullah dan ditradisikan oleh ulama Salaf
kemudian siswa menirukan setelah itu siswa
Saleh. Metode musyafahāh adalah hubungan
membacakan di depan guru pembimbing
langsung
murid,
untuk diawasi terkait kesalahan-kesalahan
mengingat bahwa dalam membaca al-Qur’an
yang ada ketika membaca dan cara membaca
yang baik dan benar harus berkonsentrasi
huruf-huruf al-Qur’an sesuai dengan kaidah-
terhadap makhārijul ḥurūf. Maka metode
kaidah yang ada, seperti makhārijul ḥurūf
tersebut merupakan cara yang efektif dalam
dan sifat huruf. (c) Metode targīb dan tarḥīb
antara
guru
dengan
11
(b) Metode
ini adalah salah satu pengembangan model
menyimak dilakukan agar siswa membaca
belajar Qur’ani oleh Abdurrahman An-
secara berulang-ulang, dan dengan metode
Nahlawi seorang guru besar fakultas Tabiyah
tersebut diharapkan siswa lebih lancar dalam
di Mesir. Targīb adalah janji yang disertai
belajar membaca al-Qur’an.
membaca
al-Qur’an.12
menyimak
tersebut
Dalam
guru
metode
bujukan dan membuat senang terhadap suatu
menggunakan
maslahat,
kenikmatan
atau
kesenangan
pendekatan metode talaqqi. Metode talaqqi
akhirat yang pasti dan baik. Tarḥīb adalah
merupakan metode yang luar biasa untuk
ancaman dengan siksaan sebagai akibat
belajar al-Qur’an. Seperti metode talaqqinya
melakukan dosa atau kesalahan.14Penerapan
nabi Muhammad kepada malaikat Jibril, ayat
metode tersebut adalah sebagai berikut bagi
demi ayat dibacakan malaikat Jibril dengan
siswa yang melakukan kesalahan dalam
membaca
mendapat
hukuman
untuk
10
Muh. Alif Kurniawan, Upaya Guru PAI
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
Al-Qur’an Pada Siswa Kelas VIII SMP N
Kalasan (Yogyakarta : SMP VIII Kalasan,
2012), hlm. 190.
11
Darul Qur’an,
https://darulquransubang.wordpress.com/penguru
s/ diakses tanggal 27 Juni 2015 pukul 11.30
12
Luthfiana Hanif Inayati, Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an pada
Siswa di SMA Negeri Pleret Bantul (Yogyakarta
: UIN Sunan Kalijaga,2013), hlm. 62.
mengulangi membaca 3-5 kali, apabila tidak
ada kesalahan maka guru memberikan
pujian.
13
shibghatulla.blogspot.com/2013/.../talaqqi
-metode-pembelajaran-nabi.ht... diakses pada
tanggal 27 Juni 2015 pukul 11.20
14
Munawar,www.academia.edu/7890563/A
RTIKEL- MODEL_TARGHIB_Munawar_
diakses pada tanggal 27 Juni 2015 pukul 11.00
5
c.
Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar adalah
Mempelajari,
memperdalam
isi
suatu kondisi proses belajar yang ditandai
kandungan al-Qur’an hingga mengerti
dengan adanya hambatan-hambatan teretentu
maksudnya.
untuk mencapai hasil belajar.
15
d.
Faktor
Mengamalkan isi kandungan sebaikbaiknya.18
kesulitan belajar
(a) Faktor internal. Penyebab kesulitan
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang
belajar berasal dari faktor internal, yaitu
kesulitan membaca al-Qur’an apabila kurang
yang berasal dari dalam anak itu sendiri.
menguasai yaitu:
Anak tersebut memiliki gangguan pemusatan
a.
perhatian,
sehingga
Kurang menguasai huruf hijaiyah yang
berjumlah 28 huruf termasuk makhārijul
kemampuan
ḥurūfnya.
perseptualnya terhambat. Faktor internal
b.
siswa meliputi gangguan psiko fisik siswa
Kurang menguasai tanda baca fatḥah,
kasrah dan ḍammah.
yaitu: (1) Bersifat kognitif seperti rendahnya
c.
intelegensi siswa, (2) Bersifat afektif seperti
Kurang menguasai isyarat baca seperti
panjang dan pendek.
labilnya emosi dan sikap, (3) Bersifat
d.
psikomotorik seperti terganggunya alat-alat
Kurang menguasai hukum-hukum tajwid
indera penglihatan dan pendengaran16. (b)
seperti cara baca dengung, samar dan
Faktor eksternal. Faktor eksternal siswa
jelas.19
meliputi situasi dan kondisi yang tidak
mendukung aktifiitas belajar siswa. Faktor
Metode Penelitian
tersebut ada 3 macam: lingkungan keluarga,
1.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif
lingkungan perkampungan atau masyarakat,
dan lingkungan sekolah17
2.
Pendekatan penelitian yang dilakukan
Belajar al-Qur’an menurut Muttaqien Said
adalah melalui pendekatan deskriptif
dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu:
kualitatif
a.
b.
3.
Belajar membacanya sampai lancar dan
Tempat penelitian ini bertempat di SMK
baik sesuaikaidah yang berlaku dalam
Negeri 2 Gedangsari, Gunungkidul,
hal ilmu qiraat dan tajwid.
Daerah
Istimewa
Menghafalkan al-Qur’an diluar kepala.
subjek
penelitiannya
Yogyakarta.
adalah
Dan
guru
Pendidikan Agama Islam dan guru
15
Muh. Alif Kurniawan, Upaya, hlm. 189.
Ridwan Indris, Mengalami kesulitan
Belajar Membaca (Lentera Pendidikan, 2009),
hlm. 155.
17
Ibid, hlm. 155-156
18
16
Muttaqien said, Menuju Generasi AlQur’an (Ponorogo : Pusat Pengembangan Studi
Ilmu Amal Pondok Modern Gontor), hlm. 16
19
Muh. Alif Kurniawan, Upaya, hlm. 189.
6
4.
5.
pembantu terlaksanya BTA di SMK
pernah dicontohkan oleh malaikat Jibril
Negeri 2 Gedangsari dan Siswa kelas X
kepada nabi Muhammad. Dalam metode
SMK
tersebut
guru
mengetahui kesulitan yang dihadapi
kepada
siswa
siswa dalam membaca al-Qur’an.
menirukan. Setelah itu, siswa membaca
Negeri
Teknik
2
Gedangsari
pengumpulan
untuk
contoh
kemudian
siswa
dalam
dan guru menyimak bacaan siswa.
penelitian ini adalah melalui observasi
Metode menyimak merupakan metode
participan, wawancara dan dokumentasi
yang sering digunakan dalam mengatasi
Analisis
ini
kesulitan belajar membaca al-Qur’an
melalui reduksi data, penyajian data dan
Dengan menggunakan metode ini siswa
penarikan kesimpulan
mampu mengetahui kesalahan yang
data
dalam
data
memberikan
penelitian
dibaca. Dari metode ini guru berharap
Mengatasi
siswa akan lebih mudah mengingat
Kesulitan Belajar Membaca al-Qur’an
huruf-huruf hijaiah, kemampuan siswa
Kelas X SMK N 2 Gedangsari adalah
dalam membaca al-Qur’an bisa lebih
dengan:
lancar, penerapan bacaan tajwid, dan
a.
bisa menerapkan huruf sesuai dengan
Upaya
Guru
PAI
dalam
Metode Bimbingan Individu
makhārijul hurūf .
Dalam hal ini, guru menggunakan
metode
musyafahāh.
difungsikan
b.
agar
Metode
tercipta
ini
c.
Metode Targīb dan Tarḥīb
interaksi
Selain dari kedua metode di atas
belajar mengajar yang lebih harmonis
guru pembimbing juga menggunakan
terhadap guru pembimbing. Metode ini
metode targīb dan tarḥīb. Dengan
mampu mendekatkan emosional guru
metode tersebut siswa lebih mudah
terhadap siswa, sehingga hal-hal yang
mengingat terhadap bacaan yang dibaca
dirasa sulit mampu ditanyakan siswa
salah. Karena, jika siswa melakukan
tanpa adanya rasa sungkan. Hal tersebut
kesalahan, maka siswa mengulangnya 3-
dimaksudkan
5 kali terhadap bacaan yang salah
agar
siswa
mampu
mengerti dan mengingat terhadap bacaan
tersebut.
yang belum bisa dipahami. Dalam hal
bacaan, bagi siswa yang masih iqra’
ini guru bisa menerapkan tugasnya
harus
sebagai pembimbing.
sebelumnya atau dengan tidak dinaikkan
Metode Bimbingan Menyimak
ke halaman berikutnya. Siswa bisa naik
Guru
ke halaman berikutnya apabila siswa
pembimbing
membimbing
menggunakan pendekatan Talaqqi yang
Selain
dengan
mengulang
dari
mengulang
halaman
membaca dengan tidak ada kesalahan.
7
Selain
(hukuman),
dengan
dialami siswa adalah kesulitan menghafal
huruf hijaiah.
yang
tidak
dengan huruf-huruf tertentu. Sehingga,
melakukan kesalahan dalam membaca.
menyebabkan keterlambatan siswa untuk
Contoh pujian yang diberikan guru
naik ke halaman selanjutnya atau naik ke
adalah dengan menambah nilai plus
iqro’ selanjutnya. Sesuai dengan teori, hal
pada lembar penilaian dan memberikan
yang
pujian yang positif. Dengan metode
membaca
tersebut
mengetahui
menguasai huruf hijaiyah yang berjumlah
kesalahan yang dibaca dan mampu
28 huruf termasuk makhārijul ḥurūfnya.
meminimalisir kemungkinan kesalahan
Banyak siswa terkecoh dengan huruf yang
yang akan terjadi kembali.
mirip dan sulit menghafal pada huruf-
terhadap
siswa
juga
tarḥīb
memberikan
pujian
guru
metode
siswa
lebih
Dan sering terkecoh
menyebabkan
kesulitan
belajar
adalah
kurang
al-Qur’an
huruf tertentu.
Salah satu keunggulan dari metode
2. Kelompok iqra’ 2
ini adalah adanya pembenaran yang
berasal dari kesalahan membaca yang
Kemampuan siswa dalam membaca al-
kemudian diulang berkali-kali sampai
Qur’an kelompok iqra’ 2 adalah hampir
benar-benar bisa. Sehingga siswa lebih
sama dengan kelompok iqra’ 1 yaitu ada
mudah mengingat, karena pengulangan-
beberapa siswa yang tidak hafal dengan
pengulangan tersebut.
huruf hijaiah. Sehingga, huruf yang
disambung
Berdasarkan ketiga metode di atas,
dengan
bisa
huruf
dipahami
berikutnya
tingkat keberhasilan siswa lebih banyak
belum
oleh
siswa.
berhasilnya jika menggunakan metode
Kesulitan yang dihadapi pada kelompok
targīb dan tarḥīb. Karena banyaknya
iqra’ 2 adalah hampir mirip dengan
pengulangan-pengulangan
yang
kesulitan yang dihadapi pada kelompok
dilakukan dibandingkan dengan metode
iqra’ 1. Hanya saja perbedaannya adalah
individu dan metode menyimak.
pada kelompok iqra’ 2 sudah mulai
memasuki hukum bacaan mad yang
Tingkat kemampuan membaca al-Qur’an
memiliki panjang harakat 2 ketukan. Di
siswa kelas X SMK N 2 Gedangsari
sinilah
1. Kelompok Iqra’ 1
kebingungan, meskipun tanda-tanda mad
ada
beberapa
siswa
yang
memiliki
sudah jelas. Selain dari itu, ada beberapa
kemampuan membaca al-Qur’an sangat
siswa yang masih kebingungan karena
bervariasi. Salah satu kesulitan yang
huruf hijaiah yang disambung.
Pada
kelompok
iqra’
1
tersebut
8
disebabkan
karena
Hal
kurang
hafalnya huruf hijaiah. Sesuai dengan
sering kurang diperhatikan adalah bacaan
teori salah satu kesulitan dalam belajar al-
mad, bacaan antara 1 harakat dengan 2
Qur’an adalah kurang menguasai isyarat
harakat.
baca seperti panjang dan pendek.
kesulitan yang dialami oleh sebagian
3. Kelompok Iqra’ 3 dan 4
Selain
dari
mad,
bacaan
siswa adalah hukum bacaan ikhfā’. Selain
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam
ikhfā’ yang menjadi faktor kesulitan
kelompok iqra’ 3 dan iqra’ 4 adalah
belajar membaca al-Qur’an di kelompok
terkecohnya huruf-huruf hijaiah yang
iqro’ 6 adalah hukum bacaan iqlab. Hal
hampir mirip dan panjang pendeknya
tersebut sesuai dengan teori sebelumnya
bacaan. Banyak siswa yang melakukan
yang
kesalahan,
membaca
dikarenakan
huruf
yang
menyebabkan
kesulitan
belajar
adalah
kurang
al-Qur’an
mempunyai panjang 1 harakat dan huruf
menguasai hukum-hukum tajwid seperti
yang mempunyai panjang
cara baca dengung, samar dan jelas.
2 harakat
6. Kelompok al-Qur’an belum lancar
hanya sedikit sekali perbedaanya. Selain
itu, tidak sedikit pula siswa yang sering
Dalam kelompok al-Qur’an belum lancar
lupa terhadap tanda-tanda huruf yang
kesulitan yang dihadapi siswa hampir
mempunyai panjang 2 harakat.
sama
4. Kelompok Iqra’ 5
kesulitan
kelompok
yang
dihadapi
oleh
iqra’ 6. Kesulitan yang
Di dalam kelompok iqro’ 5 kesulitan yang
dihadapi siswa dalam kelompok al-Qur’an
dihadapi oleh mayoritas siswa adalah
belum lancar adalah pada hukum bacaan
penerapan huruf sesuai dengan makhārijul
dan tanda waqaf. Hukum bacaan yang
ḥurūf dan hukum bacaan. Meskipun,
dirasa masih sulit adalah sebagai berikut
sudah iqra’ 5 banyak siswa yang tidak
hukum bacaan mad, ikhfā’,dan
bisa menerapkan huruf sesuai dengan
Pada hukum bacaan mad banyak siswa
makhārijul ḥurūfnya. Tetapi, hanya huruf-
yang hanya asal membaca saja tanpa
huruf
dalam
memperhatikan panjang dan pendeknya
bisa
bacaan. Hal tersebut dikarenakan kurang
tertentu
pengucapannya
yang
sulit
yang
tidak
iẓhār.
menerapkan sesuai dengan makhārijul
perhatiannya
ḥurūfnya. Sesuai dengan teori sebelumnya
bacaan pada ayat yang sedang dibacanya,
yaitu kurang menguasai makhārijul ḥurūf
sehingga menyebabkan kesalahan yang
5. Kelompok Iqra’ 6
siswa
terhadap
hukum
selalu diulang-diulang.
7. Kelompok al-Qur’an Lancar
Kesulitan yang dialami siswa di dalam
kelompok iqra’ 6 adalah hukum bacaan
Pada kelompok al-Qur’an yang sudah
dan tanda waqaf. Hukum bacaan yang
lancar membaca al-Qur’an hampir tidak
9
ada kesulitan yang dialami. Hukum
2.
Faktor Penghambat
bacaan dan tanda-tanda waqaf sudah bisa
(a) Lemahnya
dipahami oleh siswa. Sehingga guru
terhadap huruf hijaiah. Tidak sedikit
tinggal memandu dalam membaca al-
siswa yang memiliki hafalan terhadap
Qur’an
huruf
pemahaman
hijaiah
yang
sangat
siswa
sedikit,
sehingga menjadi faktor penghambat
Faktor
Pendukung
dalam
Mengatasi
dan
besar demi kelancaran BTA di SMK N 2
Penghambat
Kesulitan
Gedangsari. Guru pembimbing tidak
Belajar
Membaca al-Qur’an Kelas X SMK N 2
boleh
Gedangsari
melancarkan kegiatan BTA tersebut.
1.
Karena huruf hijaiah merupakan hal
Faktor Pendukung
Yang
menjadi
faktor
pendukung
patah
semangat
untuk
yang paling utama untuk bisa membaca
Sehingga,
dalam
terlaksananya BTA kelas X di SMK N 2
al-Qur’an.
Gedangsari
Tersedianya
pembelajaran ini diperlukan kesabaran
sarana pembelajaran. Al-Qur’an dan
yang sangat luar biasa demi tercapainya
iqra’ merupakan sarana yang sudah
tujuan untuk bisa membaca al-Qur’an.
disediakan di SMK N 2 Gedangsari
(b) Kurangnya
demi berlangsungnya kegiatan BTA.
terhadap anak. Salah satu faktor yang
Selain al-Qur’an dan iqra’ tersedia pula
dapat menghambat upaya guru PAI
ruang kelas yang bisa digunakan untuk
dalam
kegiatan BTA. Sehingga, dalam sarana
membaca al-Qur’an adalah seperti yang
dan prasarana tidak ada hambatan demi
tercantum dalam teori
terlangsungnya kegiatan BTA.
eksternal (lingkungan keluarga/perhatian
(b) Terdapat siswa yang lebih pintar
dari orang tua). Orang tua merupakan
dalam kelompok. Selain tersedianya
lingkungan
sarana
setiap
mewujudkan tujuan BTA yaitu bisa
kelompok terdapatnya siswa yang lebih
membaca al-Qur’an. Dukungan orang
pintar.
tua di rumah
adalah
(a)
pembelajaran,
Sehingga,
dalam
bisa
membantu
perhatian
mengatasi
yang
orang
kesulitan
tua
belajar
yaitu faktor
utama
untuk
memberikan pengaruh
temannya yang kurang bisa sekaligus
yang sangat positif bagi kemajuan siswa.
mempermudah guru pembimbing dalam
Perhatian orang tua menjadi hal yang
mengatasi kesulitan belajar membaca al-
paling utama, kemudian baru pihak
Qur’an tersebut.
pendukung yaitu dari sekolah.
10
mendengarkan dan melihat
Kesimpulan
Dari penelitian yang peneliti lakukan
dengan
judul
Upaya
Guru
yang
diucapkan dari guru pembimbing.
Pendidikan
Sehingga, siswa mampu menirukan
Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan
dan mendengarkan bacaan dengan
Belajar Membaca Al-Qur’an kelas X di
benar.
c. Metode Bimbingan targīb dan tarḥīb
SMK N 2 Gedangsari Gunungkidul DIY
Dengan metode bimbingan
tahun 2014-2015 dapat disimpulkan sebagai
berikut:
targīb dan tarḥīb, siswa akan lebih
1.
Upaya guru PAI dalam mengatasi
faham terhadap kesalahan yang
kesulitan belajar membaca al-Qur’an
dibaca dan lebih mudah mengingat
kelas X SMK N 2 Gedangsari adalah
kesalahan yang dibaca. Sehingga,
dengan:
dengan metode tersebut tingkat
a. Metode Bimbingan Individu.
keberhasilan lebih mudah dicapai.
individu
Salah satu keunggulan dari metode
dapat
ini adalah adanya pembenaran yang
terminimalisir dengan baik. Selain itu
berasal dari kesalahan membaca
dengan
tingkat
yang kemudian diulang berkali-kali
dengan
guru
sampai benar-benar bisa. Sehingga
lebih
dekat.
Dengan
metode
kemungkinan
kesalahan
metode
emosional
individu,
siswa
pembimbing
bisa
siswa
lebih
Sehingga, siswa tidak akan sungkan
karena
untuk
tersebut.
bertanya
kepada
guru
pembimbing tentang kesulitan yang
2.
dialami dalam membaca al-Qur’an.
metode
pengulangan-pengulangan
Kesulitan yang dihadapi siswa kelas X
al-Qur’an
menyimak
mengingat,
SMK N 2 Gedangsari dalam membaca
b. Metode Bimbingan Menyimak
Dengan
mudah
adalah
lemahnya
hafalan
guru
siswa terhadap huruf hijaiah, penerapan
berharap siswa akan lebih mudah
huruf sesuai dengan makhārijul ḥurūf,
mengingat
penerapan hukum bacaan dan tanda
huruf-huruf
hijaiah,
waqaf.
kemampuan siswa dalam membaca
al-Qur’an
bisa
penerapan
bacaan
penerapan
huruf
lebih
lancar,
tajwid,
3.
dan
Faktor yang mendukung upaya guru PAI
dalam
mengatasi
kesulitan
belajar'
dengan
membaca al-Qur’an kelas X SMK N 2
makhārijul ḥurūf akan lebih mudah
Gedangsari adalah tersedianya sarana
dipahami lagi. Karena salah satu
pembelajaran al-Qur’an dan terdapatnya
keunggulan dari metode ini adalah
siswa yang lebih pintar dalam setiap
sesuai
11
Kurniawan, Muh. Alif. 2012.Upaya Guru
PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Kelas
VIII SMP N 2 Kalasan. Vol. IX no. 2
(Desember). 187-197.
kelompok. Dan yang menjadi faktor
penghambat dalam mengatasi kesulitan
belajar
membaca
al-Qur’an
adalah
lemahnya pemahaman siswa terhadap
Moleong. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
huruf hijaiah dan kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak.
Mulyana,
Deddy.
2008.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya Al-Hikmah.
Departemen Agama. Bandung: CV.
Penerbit Diponegoro.
Munawar. “ Metode Targib dan Tarhib.”
Tersedia di
www.academia.edu/7890563/ARTIKE
L- MODEL_TARGHIB_Munawar_
diakses pada tanggal 27 Juni 2015 pukul
11.00
Daradjat, Zakiah. 1995. Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam. Jakarta :
Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama.
Ratna, Nyoman Kutha.2010. Metodologi
Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada Umumnya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Darul Qur’an, Metode Musyafahah. Tersedia
di
https://darulquransubang.wordpress.com
/pengurus/ diakses tanggal 27 Juni 2015
pukul 11.30
Rumpaka Dewi, Neng Fika.2013 Penerapan
Metode
Pembiasaan
Dalam
Menumbuhkan Karakter Kemandirian
Anak Usia Dini 5-6 Tahun di
Lingkungan
Keluarga.
Jakarta
:
Universitas Pendidikan Indonesia
Gullen, Muhammad Fethulleh. 2011. Cahaya
Al-Qur’an Bagi Seluruh Makhluk.
Jakarta: Republika Penerbit.
Satori, Djam’an & Komariah, Aan.2013.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Inayati, Hanif Luthfiana. 2013. Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca
al-Qur’an pada siswa di SMA Negeri 1
Pleret Bantul. Yogyakarta : UIN.
Sukmadinata, Syaodih. 2003. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kampus Biru. 2014. “Metode Talaqqi”.
Tersedia di
shibghatulla.blogspot.com/2013/.../talaq
qi-metode-pembelajaran-nabi.ht...
diakses pada tanggal 27 Juni 2015 pukul
11.20
Undang-Undang Guru dan Dosen Online.
Diakses pada tanggal 17 April 2015
pukul 11.30
12