PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKN DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKn DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nikita Desayev Rambe NIM.308311055
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
vi
ABSTRAK
Nikita Desayev Rambe, NIM.308311055, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pada Pembelajaran PKn Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada pembelajaran PKn dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data seperti observasi, penyebaran angket dan wawancara. Selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan metode deskriptif kuantitatif. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 22 Medan sebanyak 200 orang yang terdiri dari 5 kelas. Jadi dari jumlah populasi maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas VII-2 sebanyak 40 orang. Dengan tujuan agar lebih efektif dan efisien, teknik analisis data yang digunakan dalam pengolahan data adalah dengan rumus korelasi product moment. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dilihat dari perhitungan rxy diperoleh koefisien r = 0,61 maka besarnya rxy terdapat pengaruh antara variabel X dan variabel Y dan terdapat pengaruh sedang. Harga itu diujij keberartiannya dengan
perhitungan “uji t”,maka diperoleh “t hitung”= 4,74 dengan harga “t tabel” =2,021
“t hitung”> “t tabel” untuk taraf signifikan 5% pada derajat kebebasan (dk) = 2
dengan demikian hipotesis (Ha) dapat diterima. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada pembelajaran PKn dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 22 Medan terdapat pengaruh kuat atau tinggi
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Kooperatif Jigsaw Pada Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial UNIMED
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, antara lain bapak Drs. Liber Siagian M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan kepada Ibu Dra.Siti Bunga Sitohang SH,M.Hum selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan,motivasi serta saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam pembuatan skripsi ini kemungkinan terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan baik dalam bentuk penulisan dan penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik dari bapak/ibu dosen maupun semua pihak yang membaca skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya yaitu kepada
(7)
iv
1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si Selaku Rektor UNIMED dan Pembantu Rektor beserta seluruh stafnya.
2. Bapak Drs. H. Restu, MS Selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNIMED beserta seluruh stafnya.
3. Ibu Dra. Yusna Meilianti, M.H Selaku Ketua Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.
4. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH,M.Hum Selaku Sekretaris Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial UNIMED
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis berada di UNIMED
6. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Halking M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini
7. Ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Dra. Dengsi Simbolon, MA selaku kepala sekolah SMP Negeri 22 Medan yang telah dengan senang hati menerima penulis dalam melakukan peneitian di sekolahnya
8. Ucapan terimasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh Bapak dan Ibu guru beserta Staf Pegawai dan para siswa di SMP Negeri 22 Medan yang telah membantu penulis selama dalam penelitian sehingga penulis dapat meneliti tanpa menemukan kendala yang berarti.
(8)
v
9. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua tercinta Ayahanda Alm Syawaluddin Rambe dan Ibunda Emmy Ribuana Sinaga SH, M.Si yang telah memberikan doa, kasih sayang, motivasi yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan perkulihan ini dengan baik di Fakultas Ilmu Sosial UNIMED
10. Terkhusus buat Adinda Sartika Sari Rambe dan Fadlan Rambe yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara spiritual. Terima kasih buat dukungan dan motivasi selama ini.
11. Teristimewa abangda Leryman yang selama ini telah memberikan memotivasi serta dukungan kepada penulis dapat terinspirasi lebih giat lagi dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Buat semua sahabat-sahabat seperjuangan stambuk 08 antara lain, Fauziah Hanum Siregar, Lidya Ferayanti Rambe, Ivana Laouisa Ginting, Sri Anita Tarigan, Madina, Eva Natalia Siringgo-ringgo, Reda Fikri, Arpan Ansori, Gunawan Purba kepada teman-teman PPLT 08 UNIMED antara lain Fitri, Richa, Rina, Ines, Mila, Dannyar tanpa terkecuali yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa
(9)
vi
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan
Medan, 6 Juli 2012
Penulis
Nikita Desayev Rambe NIM.308311055
(10)
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PEERSETUJUAN BIMBINGAN ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 8
1.3Pembatasan Masalah... 9
1.4Rumusan Masalah ... 9
1.5Tujuan Penelitian ... 10
1.6Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
2.1.Kerangka Teoritis ... 12
2.1.1.Pengertian Minat ... 12
2.1.2.Pengertian Belajar ... 14
2.1.3.Minat Belajar Pendidikan Kewarganegaraan ... 17
2.1.4.Pengertian Jigsaw ... 18
2.1.5.Pengertian Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 19
2.1.6.Beberapa Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 24
2.1.7.Kelebihan Pembelajaran Kooperatif ... 27
2.2. Kerangka Berpikir ... 29
(11)
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
3.1.Lokasi Penelitian……… 34
3.2.Populasi Dan Sampel ... 35
3.2.1.Populasi ... 35
3.2.2.Sampel ... 35
3.3.Variabel dan Defenisi Operasional ... 36
3.3.1.Variabel Penelitian ... 36
3.3.2.Defenisi Operasinal ... 36
3.3.3.Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 37
3.4.Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.5.Teknik Analisis Data ... 39
3.5.1.Editing ... 39
3.5.2.Scoring ... 39
3.5.3.Pengujian Hipotesis ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 41
4.1.Deskripsi Data Penelitian ... 41
4.2.Pengujian Hipotesis ... 50
4.3.Pembahasan Penelitian... 51
BAB V PENUTUP ... 57
5.1. Kesimpulan ... 57
5.2.Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Tabulasi Data Jawaban Responden X ... 41 Tabel 4.2 Tabulasi Data Jawaban Responden Y ... 44 Tabel 4.3 Koefisien Korelasi Antara Model Kooperatif Jigsaw
Terhadap Minat Belajar ... 46 Tabel 4.4 Pedoman Koefisien Korelasi ... 50
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket 2. Wawancara
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4. Daftar Gambar
5. Tabel nilai-nilai “Product Moment” 6. Tabel nilai-nilai uji “t”
7. Nota Tugas
8. Surat Penelitian Dari Jurusan 9. Surat Penelitian Dari Fakultas
10.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 11.Kartu Bimbingan Skripsi
12.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 13.Surat Pernyataan Keaslian Tulisan
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti menyempurnakan kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya.
Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
(15)
2
Pendidikan pada masa kini meningkat dengan sangat pesat sehingga siswa dituntut untuk belajar lebih giat lagi. Ada tiga komponen yang perlu di soroti dalam pembaharuan pendidikan yaitu (1) pembaharuan kurikulum (2) peningkatan kualitas pembelajaran (3) efektifitas motode pembelajaran. Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan untuk menghasilkan kualitas pendidikan. Dengan cara penerapan strategi atau model pembelajaran yang efektif di kelas guna memicu minat belajar siswa.
Model pembelajaran sangat menentukan keberhasilan anak didik dalam menuntut ilmu. Model sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Penguasaan substansi tidaklah cukup, jika model yang dipakai tidak tepat. Hal ini merupakan salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh tenaga pendidik adalah bagaimana memahami kedudukan model sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar secara efektif. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar-mengajar, salah satunya adalah tentang memilih model yang tepat dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Efektif tidaknya suatu pembelajaran tergantung minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat belajar siswa sangat dipengaruhi dengan model pembelajaran yang di terapkan oleh guru. Seperti yang ketahui bahwa
(16)
3
minat belajar anak-anak zaman sekarang masih tergolong sangat rendah dan sampai sekarang belum ada cara efektif untuk meningkatkannya. Aktivitas belajar akan dilakukan oleh anak atau tidak, sangat ditentukan oleh minat anak terhadap aktivitas tersebut. Secara umum, minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.
Model mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi minat belajar siswa yang kurang baik. Model mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan ajar sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, serta penggunaan model yang kurang menarik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Untuk itu disinilah penggunaan model dalam belajar sangat penting agar siswa tidak bosan ketika sedang mengikuti pelajaran atau ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam hal ini salah satu model yang digunakan guru/tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar disekolah, terutama dalam pelajaran PKn adalah model pembelajaran kooperatif jigsaw. Didalam kerja kelompok ini proses interaksi siswa terlibat, saling tukar informasi, memecahkan masalah, siswa berperan aktif, tidak pasif dalam interkasi tersebut.
Menurut Ranim (2008 : 10) perlu ditanamkan dan ditumbuhkan pada anak/ siswa yaitu dengan cara :
1. Mengajar dengan fokus antar mata pelajaran
2. Membantu siswa memprediksi dan melatih mereka membuat sendiri pertanyaan tentang bahan bacaan yang dibacanya
(17)
4
4. Memberikan kesempatan belajar mandiri 5. Meningkatkan tingkat perhatian
6. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar
Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang pendidik memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.
Sesuai dengan Depdiknas (2005 : 33) yang menyatakan bahwa,
“Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Menurut Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar,
fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”.
Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara/model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif, suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan
(18)
5
fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan disini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif ).
Belajar menurut Slameto ( 2003 : 2) Secara Psikologis adalah “suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruham sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Sedangkan minat itu sendiri mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar karena bila bahan bacaan atau tulisan yang akan dibaca tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sepenuh hati karena tidak ada daya tarik dari bahan bacaan tersebut. Maka dari itu dibutuhkan sebuah model yang bisa menarik perhatian siswa dalam belajar.
Arends dalam Yusuf (2005 : 35) menegaskan bahwa Jigsaw adalah suatu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim
Isjoni (2009 : 23) menegaskan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain.
Arends dalam Yusuf (2005:35) menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan jenis pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang fositif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang
(19)
6
harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu.
Penggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw sering dianggap kurang efektif dalam berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw tidak berhasil siswa cenderung saling menyalahan sebaliknya jika berhasil muncul perasaan tidak adil siswa yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja. Akibatnya model pembelajaran kooperatif jigsaw yang seharusnya bertujuan mulia yakni menanamkan rasa persaudaraan dan saling bekerja sama justru bisa berakhir dengan ketidakpuasaan dan kecewaan bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaaan model pembelajaraan kooperatif jigsaw bahkan kadang-kadang orang tua merasa takut jika anak mereka dimasukkan kedalam satu kelompok dengan siswa yang lain yang dianggap kurang mampu.
Rendahnya mutu pendidikan telah menyebabkan kualitas lulusan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan patut dipertanyakan oleh masyarakat. Hal itu
(20)
7
tentu saja bertentangan dengan tujuan pendidikan itu sendiri yakni pendidikan sebagai pilar utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha dalam rangka mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik didalam maupun diluar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Dalam berbagai diskusi tentang pendidikan sering kali dibahas dan disinggung mengenai mutu pendidikan. Mutu pendidikan yang dimaksud adalah meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Upaya peningkatan minat belajar peserta didik difokuskam pada pelaksanaan pembelajaran dengan mengasumsikan bahwa untuk meningkatkan minat belajar, Model mengajar perlu diperbaiki dan lebih professional. Hasil pembelajaran yang optimal dapat diperoleh bila pengelola pengajaran di sekolah dilakukan secara professional termasuk kemampuan para guru melakukan berbagai pendekatan yang variatif dalam mengajar sehingga peserta didik merasa tertarik dan terpanggil untuk lebih giat belajar khususnya belajar. Dalam setiap kegiatan pembelajaran bidang studi PKn sebab pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan pokok utama dalam membentuk karakter peserta didik ke arah kehidupan kita menjadi lebih baik lagi. Model pembelajaran yang tepat tepat efesien dan efektif dapat meningkatkan motivasi yang tinggi pada diri siswa dalam hal belajar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa perlu mengangkat judul
(21)
8
Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.2Identifikasi Masalah
Dalam setiap penelitian, permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara bagaimana pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan harus melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu.
Agar penelitian ini menjadi terarah dan jelas tujuannya maka perlu dirumuskan identifikasi masalah yang akan diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Supranto (2003:181) menyatakan bahwa : “Agar bisa mengidentifikasi masalah dengan baik perlu diadakan studi eksplorasi yaitu dengan sengaja mencari seluruh kemungkinan faktor yang memang menjadi penyebab timbulnya
persoalan/masalah”.
Oleh karena itu maka dilakukanlah identifikasi terhadap permasalahan yang akan diteliti :
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Minat Anak Terhadap Pembelajaran Bidang Studi PKn
2. Bagaimana Upaya Peningkatan Minat Belajar siswa
3. Bagaimana Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Bidang Studi PKn
4. Bagaimana Peran Seorang Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa, khususnya Bidang Studi PKn
5. Bagaimana Hubungan Minat Belajar Dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Bidang Studi Pkn
(22)
9
1.3Pembatasan Masalah
Dalam suatu penelitian masalah harus cukup jelas artinya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas mudah menjadi kabur dan masalah yang terlalu sempit mudah kehilangan arti dan kegunaannya. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang akan dibahas maka perlu diberi batasan dan fokus masalah yang akan diteliti sesuai dengan kemampuan dan waktu yang terbatas serta kredibilitas yang penulis miliki.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2003 :18). “Batasan masalah merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertanyaan penelitian
yang akan dicari jawabannya melalui penelitian”.
Dengan demikian yang menjadi pembatasan dan fokus masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam meningkatkan minar belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VII SMP Negeri 22 Medan b. Hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam
penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw 1.4Perumusan Masalah
Setiap penelitian harus memiliki rumusan masalah yang jelas dan masalah harus konsisten dengan latar belakang dan ruang lingkup masalah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2007 :18) : “ Perumusan masalah merupakan hal yang paling pokok dalam suatu penelitian”.
Masalah yang dijadikan pokok penelitian harus dirumuskan dengan spesifik, sehingga tepat ruang lingkup dan batas–batasnya. Rumusan masalah adalah
(23)
10
deskriptif tentang ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu untuk kepentingan penelitian apabila memulai rumusan masalah harus dirumuskan secara obyektif dengan pembatasan tertentu.
Berdasarkan keterangan maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut?
a. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam menggunakan model kooperatif jigsaw terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VII SMP Negeri 22 Medan?
b. Bagaimana hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw ?
1.5Tujuan Penelitian
Dalam hal ini penulis akan mengemukakan tujuan dari penelitian yang akan diadakan. Sebab dengan adanya tujuan maka penulis dapat mengarahkan penelitiannya ke objeknya. Sehingga dapat menempatkan teori-teori yang dipelajari selama ini untuk mendukung uraian-uraian yang akan dikemukakan nantinya sebagai hasil dari penelitian dalam konteks kerelevansiannya,
sebagaimana dikatakan oleh Supranto (2003 : 191) bahwa : “ Tujuan penelitian
adalah suatu penelitian berkenaan dengan maksud peneliti melakukan penelitian
terkait dengan perumusan masalah dan judul”.
Dan setelah dilihat dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah dan perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai adalah :
a. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam meningkatkan minat belajar siswa
(24)
11
b. Untuk mengetahui hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw.
1.6Manfaat Penelitian
Suatu penelitian hendaknya memberi manfaat bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
a. Menambah ilmu dan memperluas wawasan berpikir dalam ilmu pengetahuan pendidikan terutama dalam hal pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam menumbuhkan minat belajar sekolah.
b. Sebagai bahan kajian kepada para pendidik untuk bisa menerapkan model-model pembelajaran dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa.
c. Sebagai bahan informasi bagi seluruh guru untuk memilih alternatif dalam model pembelajaran yang sesuai dengan pokok pembahasan yang diajarkan serta meningkatkan kompetensi guru dalam merangsang dan mendesain pembelajaran
d. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahwa minat belajar sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia
e. Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan bagi penulis sebagai calon guru dalam mengajarkan PKn yang akan datang
f. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran bagi jurusan, Fakultas dan UNIMED
(25)
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, perhitungan korelasi dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat menambah minat belajar siswa untuk memahami pelajaran PKn yang diberikan guru dan siswa lebih mengerti dan memahami pelajaran dengan mudah karena guru menyapaikan langsung materi pelajaran degan bahasa yang mudah dipahami dan mengajak siswa untuk berfikir luas sehingga hal tersebut dapat menambah minat belajar siswa.
2. Model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan model pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil siswa dapat termotivasi untuk memberanikan diri mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat teman dan saling memberikan pendapat sehingga siswa dapat berfikir kritis dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan siswa dapat bekerja sama dan saling membantu teman dalam mengerjakan latihan-latihan dalam materi yang telah diberikan guru.
3. Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif jigsaw yang dapat kita rinci adalah sebagai berikut
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
(26)
59
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada individu.
e. Terjadinya hubungan interaksi langsung diantara siswa
f. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap minat belajar siswa kelas VII-2 SMP Negeri 22 Medan, hal ini dibuktikan dari r hitung > r tabel 0,61 > 0,312 pada taraf signifikan 5 % 5. Penerapan antara model pembelajaran kooperatif jigsaw (X) terhadap variabel
minat belajar (Y) tergolong kuat atau tinggi, diperoleh dari perhitungan nilai korelasi 0,61 yang memiliki interpretasikan nilai korelasi pada tingkat hubungan yang kuat atau tinggi
6. Keberartian hipotesis dalam hal penelitian ini diuji dengan menggunakan
rumus “uji t” dan diperoleh harga t hitung adalah sebesar 4,74 dan harga
“t tabel” 2,021 karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5% maka Ha dapat diterima dan hipotesis Ho ditolak
7. Ada beberapa unsur - unsur pembelajaran kooperatif jigsaw yang dapat kita rinci sebagai berikut
a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka “sehidup
(27)
60
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya seperti milik sendiri
c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikena evaluasi atau hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
(28)
61
A.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan diatas maka sebagai bagian dari akhir penulisan skripsi ini, penulis memberikan beberapa saran yang perlu meningkatkan minat belajar siswa yaitu
1. Diharapkan kepada setiap tenaga pendidik agar melakukan beragam jenis variasi model dalam mengajar, khususnya model pembelajaran kooperatif jigsaw sebagai usaha untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran
2. Diharapkan kepada tenaga pendidik agar meningkatkan model pembelajaran kooperatif jigsaw karena dengan model ini proses pembelajaran yang dilakukan akan membuka kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk melakukan interaksi dalam berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru yang dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran.
3. Diharapkan dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw siswa dapat lebih aktif dalam setiap pelajaran dan dapat memacu siswa untuk lebih mempersiapkan diri sebelum mengikuti proses pembelajaran di sekolah, karena kesempatan yang diberikan pada siswa lebih banyak untuk mengemukakan pendapat dan pengetahuan.
4. Apabila seorang guru mengajar di kelas yang jumlahnya banyak maka model ini juga baik digunakan oleh guru karena memperkecil kemungkinan siswa untuk bermain-main dalam belajar dan memudahkan guru mengontrol kelas, sehingga dengan demikian kelas dapat lebih tertib dan kondusif.
(29)
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi DKK 2008 .Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta 2007. Manajemen Penelitian.Jakarta :Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperatif Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2002.Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang
Kelas. Jakarta:Grasindo.
Hamalik, Oemar. 2010 . Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
Pedoman Penulisan skripsi. 2005. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. Unimed
Sudjana,2001.Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:Falah Production Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R &D UU NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Internet
(1)
b. Untuk mengetahui hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw.
1.6Manfaat Penelitian
Suatu penelitian hendaknya memberi manfaat bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
a. Menambah ilmu dan memperluas wawasan berpikir dalam ilmu pengetahuan pendidikan terutama dalam hal pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam menumbuhkan minat belajar sekolah.
b. Sebagai bahan kajian kepada para pendidik untuk bisa menerapkan model-model pembelajaran dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa.
c. Sebagai bahan informasi bagi seluruh guru untuk memilih alternatif dalam model pembelajaran yang sesuai dengan pokok pembahasan yang diajarkan serta meningkatkan kompetensi guru dalam merangsang dan mendesain pembelajaran
d. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahwa minat belajar sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia
e. Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan bagi penulis sebagai calon guru dalam mengajarkan PKn yang akan datang
f. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran bagi jurusan, Fakultas dan UNIMED
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, perhitungan korelasi dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat menambah minat belajar siswa untuk memahami pelajaran PKn yang diberikan guru dan siswa lebih mengerti dan memahami pelajaran dengan mudah karena guru menyapaikan langsung materi pelajaran degan bahasa yang mudah dipahami dan mengajak siswa untuk berfikir luas sehingga hal tersebut dapat menambah minat belajar siswa.
2. Model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan model pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil siswa dapat termotivasi untuk memberanikan diri mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat teman dan saling memberikan pendapat sehingga siswa dapat berfikir kritis dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan siswa dapat bekerja sama dan saling membantu teman dalam mengerjakan latihan-latihan dalam materi yang telah diberikan guru.
3. Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif jigsaw yang dapat kita rinci adalah sebagai berikut
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
(3)
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada individu.
e. Terjadinya hubungan interaksi langsung diantara siswa
f. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif jigsaw terhadap minat belajar siswa kelas VII-2 SMP Negeri 22 Medan, hal ini dibuktikan dari r hitung > r tabel 0,61 > 0,312 pada taraf signifikan 5 % 5. Penerapan antara model pembelajaran kooperatif jigsaw (X) terhadap variabel
minat belajar (Y) tergolong kuat atau tinggi, diperoleh dari perhitungan nilai korelasi 0,61 yang memiliki interpretasikan nilai korelasi pada tingkat hubungan yang kuat atau tinggi
6. Keberartian hipotesis dalam hal penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus “uji t” dan diperoleh harga t hitung adalah sebesar 4,74 dan harga “t tabel” 2,021 karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5% maka Ha dapat diterima dan hipotesis Ho ditolak
7. Ada beberapa unsur - unsur pembelajaran kooperatif jigsaw yang dapat kita rinci sebagai berikut
a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
(4)
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya seperti milik sendiri
c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikena evaluasi atau hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
(5)
A.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan diatas maka sebagai bagian dari akhir penulisan skripsi ini, penulis memberikan beberapa saran yang perlu meningkatkan minat belajar siswa yaitu
1. Diharapkan kepada setiap tenaga pendidik agar melakukan beragam jenis variasi model dalam mengajar, khususnya model pembelajaran kooperatif jigsaw sebagai usaha untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran
2. Diharapkan kepada tenaga pendidik agar meningkatkan model pembelajaran kooperatif jigsaw karena dengan model ini proses pembelajaran yang dilakukan akan membuka kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk melakukan interaksi dalam berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru yang dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran.
3. Diharapkan dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw siswa dapat lebih aktif dalam setiap pelajaran dan dapat memacu siswa untuk lebih mempersiapkan diri sebelum mengikuti proses pembelajaran di sekolah, karena kesempatan yang diberikan pada siswa lebih banyak untuk mengemukakan pendapat dan pengetahuan.
4. Apabila seorang guru mengajar di kelas yang jumlahnya banyak maka model ini juga baik digunakan oleh guru karena memperkecil kemungkinan siswa untuk bermain-main dalam belajar dan memudahkan guru mengontrol kelas, sehingga dengan demikian kelas dapat lebih tertib dan kondusif.
(6)
Arikunto, Suharsimi DKK 2008 .Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta 2007. Manajemen Penelitian.Jakarta :Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperatif Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2002.Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:Grasindo.
Hamalik, Oemar. 2010 . Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
Pedoman Penulisan skripsi. 2005. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. Unimed
Sudjana,2001.Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:Falah Production Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R &D UU NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Internet