PERBUP NO 09 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH IZIN LOKASI,IZIN PEMANFAATAN TANAH,PENETAPAN LOKASI

BUPATI PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN
N O M O RojiSI
3
T A I I U N 2008
TENTANG
i
TATA CARA MEMPEROLEH
IZIN LOKASI, I Z I N PEMANFAATAN T A N A H , DAN PENETAPAN LOKASI
I

Menimbang

BUPATI PACITAN

a. ^ ^ w a dengan semakin terbukanya peran swasta dan masyarakat dalam
pembangunan maka perlu adanya pengarahan dan pengendalian terhadap
penggunaan tanah agar peruntukannya sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah yang berlaku;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas perlu

menetapkan Peraturan Bupati Pacitan tentang Tata Cara Memperoleh
Izin Lokasi, Izin Pemanfaatan Tanah, dan Penetapan Lokasi.

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1960
Nomor 104 tambahan Lembaran Negara nomor 3501);
2. Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara
R I Nomor 4275);
3. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004
nomor
125,
tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
nomor
4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 8 tahun
2005

tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti undangUndang Nomor 3 tahun 2005 tentang perubahan atas UndangUndang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 108, lembaran Negara
nomor 4438);
2004
tentang Perimbangan
4. Undang-Undang nomor 33
tahun
Keuangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah
lembaran.
Negara tahun 2004 nomor 126 tambahan lembaran Negara nomor
4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor
34 tahun 2003
tentang Kebijakan Nasional dibidang Pertanahan;
7. Peraturan Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor

02 tahun 1999 tentang Izin Lokasi;
.
8. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan.

izywvutsrponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
MEMUTUSKAN
~

i
Menetapkan

:

PERATURAN BUPATI PACITAN TENTANG TATA
CARA
MEMPEROLEH IZIN LOKASI, IZIN PEMANFAATAN TANAH,
DAN PENETAPAN LOKASI
j
1


;
I

<

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

i

Dalam Peraturan i n i yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pacitan yang lerdiri
dari Kepala Daerah beserla Perangkat Daerah Otonom yang Jain sebagai
Badan Eksekutif Daerah;
b. Kepala Daerah adalah Bupati Pacitan
c. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
d. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan
bukii legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau
badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu;
e. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang menlakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha m i l i k negara atau daerah dengan nama atau dan
dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi,
koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pension,
bentuk usaha tetap serta bentuk badan lainnya;
f. Perusahaan adalah perseorangan atau badan hukum yang telah
memperoleh izin untuk melakukan penanaman modal di Indonesia sesuai
ketentuan yang berlaku;
g. Penanaman Modal adalah usaha menanamkan modal yang menggunakan
maupun yang tidak menggunakan fasllltas sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Asing sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11
tahun 1970 dan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri;

!
BAB I I
IZIN LOKASI
',
i

Bagian Kesatu
Umum

I

I

Pasal 2

IzinI I Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk

memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang
berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah
tersebut guna keperluan penanaman modalnya dengan batasan keluasan
sebagai berikut:
a. Untuk Usaha Pertanian
> 25 Ha
>
I Ha
b. Untuk usaha non pertanian

IzywvutsrponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Pasal 3
(
I

Izin Lokasi tidak diperlukan dan dianggap sudah d i m i l i k i dalam hal :
a. Tanah yang akan dipercleh merupakan pemasukan ( i n b r e n g ) dari para
pemegang saham;
b. Tanah yang akan diperoleh merupakan tanah yang sudah dikuasai oleh
perusahaan lain dalam rangka melanjutkan pelaksanaan sebagian atau

seluruh rencana penanaman modal perusahaan Iain tersebut sepanjang
jenis peruntukannya sama dan untuk i t u telah diperoleh persetujuan dari
instansi yang berwenang;
c.

Tanah yang akan diperoleh diperlukan dalam rangka melaksanakan
usaha industri dalam suatu kawasan industri;
d. Tanah yang akan diperoleh berasal dari otorita atau badan penyelenggara
penegmbangan suatu kawasan sesuai dengan rencana tata ruang kawasan
penegmbangan tersebut;
e.

f.

Tanah yang akan diperoleh diperluakan untuk perluasan usaha yang
sudah berjalan dan untuk perluasan i t u telah diperoleh izin perluasan
usaha sesuai ketentuan yang berlaku, dan letak tanah tersebut berbatasan
dengan lokasi usaha yang bersangkutan;
Tanah yang akan dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman
modal adalah tanah yang sudah dipunyai oleh perusahaan yang

bersangkutan, dengan ketentuan bahwa tanah-tanah tersebut terletak
dilokasi yang menurut rencana tata ruang yang berlaku diperuntukkan
bagi penggunaan yang sesuai dengan rencana penanaman modal yang
bersangkutan.
1
[

I
'

Bagian Kedua
Tanah Y a n g Dapat D i t u n j u k Dengan I z i n Lokasi

i
\

Pasal

4


i

Tanah yang dapat ditunjuk dalam Izin Lokasi adalah tanah yang menurut
Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku diperuntukkan bagi penggunaan
yang sesuai dengan rencana penanaman modal yang akan dilaksanakan oleh
perusahaan menurut persetujuan penanaman modal yang dipunyainya.
i

I

Pasal

5

(1) Izin Lokasi dapat diberikan kepada perusahaan yang sudah
mendapatkan persetujuan penanaman modal sesuai ketentuan yang
berlaku untuk memperoleh tanah dengan luas tertentu sehingga apabila
perusahaan tersebut berhasil membebaskan seluruh areal yang ditunjuk;
(2) Untuk keperluan menentukan luas areal yang ditunjuk dalam Izin
Lokasi perusahaan pemohon wajib menyampaikan pemyataan tertulis

ihengenai luas t a n ^ yang sudah dikuasai olehnya dan pemsahaanperusahaan lain yang merupakan satu group dengannya.

!
j

Pasal

6

Izin Lokasi dapat diberikan berdasarkan pertimbangan mengenai :
a. Aspek Rencana Tata Ruang;
b. Aspek pengusahaan tanah yang meliputi perolehan hak, pemindahan
hak, dan penggunaan tanah;
c. Aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan
k
'i

!
1

jzywvutsrponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Bagian Ketiga
:
Jangka \Vaktu I z i n Lokasi
'

Fasal

\

7

t

i

(1) Izin lokasi diberikan untuk jangka waktu sebagai berikut:
a. Izin Lokasi dengan keluasan tanah sampai dengan 25 Ha (dua
: puluh lima hektar ) jangka waktu izin 1 (satu) tahun
b. Izin Lokasi dengan keluasan tanah diantara 25 Ha (dua puluh lima jiI
I hektar) sampai dengan 50 Ha (lima puluh hektar) jangka waktu izin 2 jiI
I (dua) tahun;
c. Izin lokasi dengan keluasan tanah lebih dari 50 Ha (lima puluh
I hektar) jangka waktu izin 3 (tiga) tahun.
1

(2) Apabila dalam jangka waktu izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 perolehan tanah belum selesai, maka izin dapat diperpanjang satu
kali untuk jangka waktu selama I (satu) tahun dengan ketentuan tanah
yang sudah diperoleh mencapai lebih dari 50 % (lima puluh persen) dari
luas tanah yang ditunjuk dalam izin lokasi.
(3) Permohonan perpanjangan harus diajukan selambat-lambatnya 15 (lima
belas) hari kerja sebelum jangka waktu izin lokasi berakhir dengan
alasan perpanjangan.
*

Pasal

8

t

Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu izin
lokasi, termasuk perpanjangannya sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2 )
pasal 7 dan perolehan tanah tidak dapat lagi dilakukan oleh pemegang izin
lokasi, maka terhadap bidang-bidang tanah yang telah diperoleh,
dipergunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan dengan penyesuaian
mengenai luas bangunan.
Pasal

9

Apabila perusahaan akan melanjutkan perolehan tanahnya untuk kegiatan
pembangunan sebagaimana dimaksud pada pasal 8 maka perusahaan wajib
mengajidcan izin lokasi bam.
I

;

Bagian Keempat
Tata C a r a Pemberian I z i n L o k a s i

i

;
Pasal 10
(1) Izin Lokasi diberikan berdasarkan pertimbangan mengenai aspek
penguasaan tanah dan teknis tata guna tanah yang meliputi keadaan hak
serta penguasaan tanah yang bersangkutan, penilaian fisik wilayah,
penggunaan tanah, serta kemampuan tanah;
*

(2) Surat Keputusan Pemberian Izin Lokasi ditandatangani oleh Bupati
setelah diadakan rapat koordinasi antar instansi terkait yang dipimpin
oleh pejabat yang ditunjuk tetap olehnya;
(3) Bahan-bahan untuk keperluan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dipersiapkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan;
!
i

(4) Rapat Koordinasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disertai
konsultasi dengan masyarakat pemegang hak atas tanah dalam lokasi
dimohon.

(5) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi aspek sebagai
berikut:
a. Penyebarluasan informasi mengenai rencana penanaman modal yang
' akan dilaksanakan, ruang lingkup dampaknya dan rencana perolehan
; tanah serta penyelesaian masalah yang berkenaan dengan perolehan
! tanah tersebut;
b. Pemberian kesempatan kepada pemegang hak atas tanah untuk
' memperoleh penjelasan tentang rencana penanaman modal dan
• mencari altematif pemecahan masalah yang ditemui;
c. Pengumpulan informasi langsung dari masyarakat untuk memperoleh jiI
i data sosial dan lingkungan yang diperlukan;
d. Peran serta masyarakat berupa usulan tentang altematif bentuk dan jiI
I besamya ganti kerugian dalam perolehan tanah dalam pelaksanaan
j Izin Lokasi.
Bagian K e l i m a
H a k Dan K e w a j i b a n Pemegang I z i n Lokasi

I

\

Pasal

11

(1) Pemegang izin lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal
izin lokasi dari hak dan kepentingan pihak Iain berdasarkan kesepakatan
dengan pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut
dengan cara jual beli, pemberian ganti kemgian, konsolidasi tanah atau
cara Iain sesuai ketentuan yang berlaku;
i
I

(2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang Izin
Lokasi sesuai ketentuan ayat (1), maka semua hak atau kepentingan
pihak lain yang sudah ada atas tanah yang bersangkutan tidak berkurang
dan tetap diakui, termasuk kewenangan yang menurut hukum dipunyai
oleh pemegang hak atas tanah untuk memperoleh tanda bukti hak
(sertifikat) dan kewenangan untuk menggunakan dan memanfaatkan
tanahnya bagi keperluan pribadi atau usahanya sesuai rencana tata mang
yang berlaku, serta kewenangan untuk mengalihkannya kepada pihak
lain;
(3) Pemegang Izin Lokasi wajib menghormati kepentingan pihak-pihak lain
atas tanah yang belum dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tidak menutup atau mengurani aksesibilitas yang d i m i l i k i masyarakat di
sekitar lokasi, dan menjaga serta melindungi kepentingan umum;
(4) Sesudah tanah yang bersangkutan dibebaskan dari hak dan kepentingan
pihak lain, maka kepada pemegang Izin Lokasi dapat diberikan hak atas
tanah yang memberikan kewenangan kepadanya untuk menggunakan
tanah tersebut sesuai dengan keperluan untuk melaksanakan rencana
penanaman modalnya.
i

Pasal 12

I

Pemegang izin lokasi berkewajiban untuk melaporkan secara berkala setiap 3
(tiga) bulan kepada Kepala Kantor Pertanahan mengenai perolehan tanah
yang sudah dilaksanakannya berdasarkan Izin Lokasi dan pelaksanaan
penggunaan tanah tersebut.
I

(

i

1

i

BAB I I I
IZIN PEMANFAATAN TANAII
j

Pasal 13

(1) Izin Pemanfaatan tanah adalah izin yang diberikan kepada perusahaan
untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman
modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk
menggunakan tanah tersebut guna keperluan penanaman modalnya
dengan batasan keluasan sebagai berikut;
a. Untuk usaha Pertanian
< 25 ha
1 ha
b. Untuk usaha non pertanian <
c. Untuk kegiatan bidang sosial dan keagamaan tanpa batasan keluasan.
t

(2) Izin pemanfaatan tanah dikecualikan untuk pembangunan rumah tempat
tinggal pribadi/perseorangan;
E

(3) Izin pemanfaatan tanah wajib d i m i l i k i apabila rumah tempat tinggal
pribadi/perseorangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diubah
peruntukannya/pemanfaatannya untuk kepentingan usaha;
i

Pasal 14

Jenis usaha yang wajib memiliki izin pemanfaatan tanah sebagai berikut :
a. Pemukiman :
1. Perumahan dengan ketentuan
> 4 (empat) unit dalam 1 (satu)
I lokasi;
2. Pondokan dengan ketentuan > 10 (sepuluh ) k a m a r t i d u r ;
3. Rumah sewa dengan ketentuan
> 4 (empat) unit dalam 1 (satu)
: lokasi.
E

)

b. Pendidikan :
1. Perguruan tinggi dengan ketentuan untuk semua keluasan;
2. SD/SLTP/SMU dengan ketentuan untuk semua keluasan;
3. Taman kanak-kanak/kelompok bermain dengan ketentuan untuk
: semua keluasan;
4. LPK/Kursus dengan ketentuan luas lantai > 1 DO m^ atau ditepi jalan
• arteri atau kolektor primer untuk semua keluasan.
c.

Perkantoran dan sejenisnya dengan ketentuan untuk semua keluasan;

d.

Perhotelan dan sejenisnya dengan ketentuan untuk semua keluasan;

e.

Perdagangan / jasa;
1. Pasar Swalayan/super market dengan ketentuan untuk semua
' keluasan;
2. Pasar dengan ketentuan untuk semua keluasan;
3. Pertokoan / rumah kantor / rumah toko dengan ketentuan > 4
• (empat) unit dalam 1 (satu) lokasi dengan ketentuan jumlah keluasan
; >250m^
4. Restoran/rumah makan / usaha katering / toko dengan ketentuan luas
! tanah > 500
atau luas lantai > 250
5. Gedung pertemuan dengan ketentuan luas tanah > 1000
atau
• luas lantai > 500 m^;
6. Tempat hiburan dengan ketentuan untuk semua keluasan;
7. Pusat kebugaran dengan ketentuan untuk semua keluasan.

f.

Industri kecuali industri rumah tangga dengan ketentuan untuk semua
keluasan;

I

i

g.

Rumah sakit / balai pengobatan / rumah bersalin dengan ketentuan untuk
semua keluasan;

h.

Petemakan dengan ketentuan untuk semua keluasan;

i.

Sarana ibadah umum dengan ketentuan untuk semua keluasan;
I

j.

Sarana olah raga dengan ketentuan untuk luas tanah > 5000 m 2 ;
i

k.

Pembangunan makam baru atau perluasan makam untuk umum dengan
ketentuan luas untuk semua keluasan;
i

1.

Tower/menara dengan ketentuan luas tanah >
ketinggian tower > 20 m;

25

m 2

atau dengan

I

m . Tempat pembuangan sampah/depo sampah dengan ketentuan luas tanah
> 100 m 2 ;

i
n.

Stasiun televisi/radio dengan ketentuan untuk semua keluasan;

0.

Rumah produksi hiburan dengan ketentuan untuk semua keluasan.
;

Pasal

15

I

(1) Untuk kegiatan pembangunan perumahan / permukiman sebagaimana
dimaksud dalam pasal 14 angka 1, dan angka 3 huruf a, apabila
j u m l a h rumah yang dibangun < 4 (empat) unit namun pembangunan
tersebut bertujuan imtuk membangun > 4 (empat) unit dan bersifat
komersial atau diperjualbelikan maka terhadap kegiatan dimaksud wajib
memiliki izin pemanfaatan tanah;
(2) Untuk kegiatan pembangunan pondokan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 14 angka 2 huruf a apabila jumlah kamar yang dibangun < 10
(sepuluh) kamar tidur namun pembangunan tersebut bertujuan untuk
membangun > 10 (sepuluh) kamar tidur dan bersifat komersial atau
diperjualbelikan maka terhadap kegiatan dimaksud wajib memiliki Izin
pemanfaatan tanah.
i

Pasal

16

i

(1) Pelaksana
yang
dapat
melakukan
perumahan/permukiman wajib berbadan hukum.

pembangunan

(2) Perseorangan
dapat membangun perumahan/permukiman
ketentuan jumlah rumah yang dibangun < 4 (empat) unit.
]

dengan

Pasal 17

i

(1) Izin pemanfaatan tanah diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
(2) Apabila dalam jangka waktu izin pemanfaatan tanah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) perolehan tanah belum selesai, maka izin dapat
diperpanjang 1 (satu) kali jangka waktu selama 1 (satu) tahun, dengan
ketentuan tanah yang sudah diperoleh mencapai lebih dari 50 % (lima
puluh persen) dari luas tanah yang ditunjuk dalam izin pemanfaatan
tanah;
1

i
}

i
I

(3) Permohonan perpanjangan harus diajukan selambat-lambatnya 15 (lima
belas) hari keija sebelum jangka waktu izin pemanfaatan tanah berakhir
disertai dengan alasan perpanjangan.
I

I

Pasal

18

r

Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu izin
pemanfaatan tanah, termasuk perpanjangannya sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) pasal 16 dan perolehan tanah tidak dapat dilakukan oleh
pemegang izin pemanfaatan tanah maka terhadap bidang-bidang tanah yang
telah diperoleh, dipergunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan dengan
penyesuaian mengenai luas pembangunan.

1
;
I

i jiI

BAB I V
PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN U M U M
Pasal

19

1

Penetapan lokasi adalah penetapan lokasi tanah yang diperlukan oleh instansi
pemerintah dalam rangka pengadaan tanah guna pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum.

!
I

Pasal

20

t

Instansi pemerintah yang telah menerima izin penetapan lokasi pembangunan
untuk kepentingan umum, dapat memulai kegiatan perolehan tanah dengan
ketentuan sebagai berikut ;
a. Bila tanah yang diperlukan keluasannya lebih dari I (satu) hektar
perolehan tanah harus melalui panltia pengadaan tanah;
b. Bila tanah yang diperlukan keluasannya kurang dari 1 (satu) hektar,
perolehan tanah dapat dilakukan secara langsung oleh instansi pemerintah
yang memerlukan tanah dengan pemegang hak atas tanah.

i
;

BAB V
DASAR P E R T I M B A N G A N P E M B E R I A N I Z I N

1
4

(

Pasal

21

i

Dasar pertimbangan pemberian izin adalah sebagai berikut:
a. Tanah untuk kehutanan:
1.1 Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan;
2 . 1 M e w a k i l i formasi biota tertentu;.
3. ' M e w a k i l i keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;
4. '} Merupakan daerah konservasi;
5. ! Merupakan tempat dan kehidupan bagi satwa tertentu;
6.jiIi Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang
! bersangkutan.
7. ; Diprioritaskan yang mempunyai lereng lapangan
40 % (empat
\ puluh persen) atau lebih.
b. Tanah untuk pertanian:
1. ; Lahan subur atau produktif pertanian;
2. ; M e m i l i k i jaringan irigasi teknis, non teknis atau setengah teknis.
c.

Tanah untuk perumahan/permukiman :
1. ; Tidak terletak pada kawasan lindung;
2. i Tidak terletak pada lokasi yang rawan bencana alam;
3 . 1 Penggunaan tanah diutamakan pada tanah yang kurang subur;

4. M e m i l i k i aksesibilitas jalan :
I a). Perumahan dengan luas wilayah <
150.000
sekurang \
kurangnya jalan lokal.
! b). Perumahan dengan luas wilayah >
150.000
sekurang .;
kurangnya jalan kolektor sekunder.
5. Terjangkau pelayanan sarana prasarana sumber air bersih, jaringan jiI
i listrik dan telepon;
6.' Berdekatan dengan permukiman penduduk, seluas-luasnya 500
71 Kemiringan tanah lebihkecil atau sama dengan 8 % (delapan persen)
d. Tanah untuk perdagangan dan jasa :
1.' Perdagangan besar dan jasa besar dengan skala pelayanan > 100.000
; j i w a dan luas bangunan > 75.000 m ^ perletakannyadi pusat regional ojiSI
j dengan luas kawasan pelayanan > 12 Ha;
2. Perdagangan besar dan jasa besar dengan skala pelayanan 20.000! lOO.OOOjiwa dan luas bangunan 1 5 . 0 0 0 - 7 5 . 0 0 0 m ^ perletakannya
! dipusat kota dengan luas kawasan pelayanan 4 - 1 2 Ha;
3. Perdagangan besar dan jasa besar dengan skala pelayanan 7.500 j 2 0 . 0 0 0 j l w a d a n luas bangunan 1 0 . 0 0 0 - 1 5 . 0 0 0 m^ perletakannya di
, pusat lingkungan dengan luas kawasan pelayanan 1 , 5 - 4 Ha;
4. ' Perdagangan dan jasa sedang seperti toko, grosir, pasar, rumah
; makan, gedung pertemuan, area parkir dengan kriteria teijangkau jiI
j pelayanan listrik, telepon, air bersih, sanitasi, transportasi dan
I pembuangan sampah.
e.

Tanah untuk industri :
1. ' Industri Besar :
i a). DiluarkDta,maksimal 15 k m dari tepi wilayah perkotaan;
: b). Terpisah dari permukiman, minimal 12 k m ;
i c). Diseki tar jalan regional;
I d). Dekat sumber air;
I e). Disekitar budidaya non pertanian;
i 0- Terjangkau pelayanan listrik, air bersih, telepon, transportasi,
I
perbankan dan saluran air hujan;
• g). Memungkinkan alokasi untidc pengolahan limbah.
2. ; Industri Menengah :
I a). Daerah pinggiran kota;
; b). Terpisah dari permukiman minimal 2 K m ;
c). Disekitar jalan regional;
! d). Dilokasi budidaya non pertanian;
I e). Terjangkau pelayanan listrik, air bersih, telepon, transportasi,
I
perbankan dan saluran air hujan;
i f). Memungkinkan alokasi untuk pengolahan limbah.
3. \ Industri Kecil
a). Berbaur dengan pemukiman, perdagangan pertanian;
: b). Terjangkau pelayanan listrik, air bersih, telepon, transportasi,
j
perbankan dan saluran air hujan
i c). Memungkinkan alokasi tanah untuk pengolahan limbah.
;

Pasal

22

Dalam' hal wilayah yang dimohonkan izin tcrmasuk dalam lokasi rencana
umum tata ruang atau rencana detail tala ruang atau rencana teknis tata ruang.
maka rencana tata ruang yang dipergunakan adalah rencana tata ruang yang
lebih rinci.

!

BAB V I
SISTEM D A N PROSEDUR P E R I Z I N A N
Bagian Kesatu
Persyaratan A d m i n i s t r a s i
Paragraf Pertama
Izin Lokasi
Pasal
(1)

23

: Permohonan izin lokasi disampaikan kepada Bupati Pacitan melalui
; Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan dengan
j mengisi formulir yang disediakan;

(2)jiI i Persyaratan permohonan izin lokasi :
a. Fotccopi kartu tanda penduduk pemohon;
;b. Foto copi nomor wajib pajak pemohon;
c. Foto copi akte pendirian perusahaan yang telah disahkan oleh
pejabat yang berwenang;
d. Gambar kasar letak tanah/denah letak tanah yang dimohon;
e. Surat pemyataan dengan materai secukupnya tentang kesanggupan
akan memberikan ganti kerugian dan atau menyediakan tempat
penampungan bagi pemilik tanah yang berhak atas tanah;
f. Sural pemyataan dengan materai cukup tentang kerelaan dari
pemilik hak atas tanah;
i
8- Foto copi bukti kepemilikan tanah yang direncanakan akan
!
diperoleh;
h. Foto copi surat pemberitahuan pajak bumi dan bangunan temtang
i
dari tanah yang direncanakan akan diperoleh;
i . Uraian rencana proyek yang akan dibangun (proposal) dengan
ditanda tangani oleh pemohon;
j - Site plan sementara;
k. Salinan
surat
persetujuan
penanaman
modal
dari
Presiden/BKPM/BKPMD bagi perusahaan P M A / P M D N ;
1. Surat pemyataan dengan materai cukup tentang tanah - tanah yang
sudah d i m i l i k i oleh pemsahaan-pemsahaan lain yang merupakan
group pemohon.
F

(3)

Berkas pemohonan disampaikan dalam rangkap 10 (sepuluh) dengan
ketentuan I (satu) bendel bermaterai asli.
Fasal

24

(I)

Permohonan perpanjangan izin lokasi disampaikan kepada Bupati
melalui Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan dengan
mengisi formulir yang telah disediakan;

(2)

Persyaratan perpanjangan izin lokasi :
a. Foto copi surat keputusan izin lokasi yang akan diperpanjang
izinnya;
b. Laporan terakhir perkembangan perolehan tanah dan pemanfaatan
tanah, dan foto copi bukti perolehan tanah yang diperoleh;
i
c. Alasan permohonan perpanjangan izin secara tertulis;
d. Berkas permohonan izin lokasi yang akan diperpanjang izinnya.
<

(4)

Berkas permohonan disampaikan dalam rangkap 10 (sepuluh) dengan
ketentuan 1 (satu) bendel bermaterai asli.

ojiSI

I
i

5
i
I

Paragraf Ketiga
Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal

27

(1)

Permohonan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum,
disampaikan kepada Bupati melalui Kepala Kantor Pelayanan Perizinan
Kabupaten Pacitan dengan mengisi formulir yang telah disediakan;

(2)

Persyaratan izin penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan
umum:
a. Lokasi tanah yang diperlukan;
b. Luas dan ambang kasar tanah yang dimohon;
c. Penggunaan tanah pada saat permohonan diajukan;
d. Uraian rencana proyek yang akan dibangun disertai keterangan
I
mengenai
aspek
pembiayaan
dan
lamanya
pelaksanaan
;
pembangunan.

(3)

Berkas permohonan disampaikan dalam rangkap 3
ketentuan 1 (satu) bendel bermaterai asli.

i

;
;
(1)

(tia) dengan

Bagian K e d u a
Frosedur Perizinan
Pasal

28

Berkas permohonan izin yang telah lengkap dan benar didaftar dan dikajt
oleh Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan sebagai bahan rapat
koordinasi t i m izin peruntukan penggunaan tanah.
t

(2)

Rapat koordinasi dilaksanakan bersama dengan pemohon . dan
masyarakat pemegang hak atas tanah (atau kuasanya) dalam lokasi yang
dimohon.

(3)

Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan dalam waktu selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal diterimanya berkas
permohonan secara lengkap dan benar.

i

i

Pasal

29

j

(1)

(2)

Bupati atas dasar pertimbangan t i m teknis terkait memberikan keputusan
atas permohonan izin Lokasi, Izin Pemanfaatan Tanah, dan Penetapan
Lokasi;
Keputusan diterima atau ditolaknya permohonan izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam waktu selambat - lambatnya
60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya berkas
permohonan secara lengkap dan benar.
i

!

Pasal

30

Permohonan perpanjangan izin dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari kerja sebelum jangka waktu izin peruntukan penggunaan tanah yang
diberikan berakhir dan serta diserlai dengan alasan perpanjangan secara
tertulis.

i
I
i

j

jzywvutsrponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Paragraf Kedua
[
Izin Pemanfaatan Tanah
Pasal 25

i

Permohonan izin pemanfaatan tanah disampaikan kepada Bupati
melalui Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan dengan
mengisi formulir yang telah disediakan.
1

Persyaratan permohonan izin pemanfaatan tanah :
a. Foto copi kartu tanda penduduk pemohon;
b. Foto copi nomor pokok wajib pajak;
c. Foto copi akte pendirian peusahaan yang telah disahkan oleh pejabat triLIF
i yang berwenang;
d. Gambar kasar letak tanah/denah letak tanah yang dimohon;
e. Surat pemyataan dengan materai cukup tentang kesanggupan akan jiI
j memberikan ganti kerugian dan atau menyediakan tempat
i penampungan bagi pemilik yang berhak atas tanah;
f. Surat pemyataan dengan materai cukup tentang kerelaan dari
\ pemilik hak atas tanah;
g. Foto copi bukti kepemilikan tanah yang direncanakan akan
' diperoleh;
h. Foto copi surat pemberitahuan pajak bumi dan bangunan terutang
i dari tanah yang direncanakan akan diperoleh;
i . Uraian rencana proyek yang akan dibangun (proposal) dengan jiI
i ditandatangani oleh pemohon;
j . Site plan sementara;
k. Salinan
surat
persetujuan
penanaman
modal
dari
! Presiden/BKPM/BKPMD bagi perusahaan P M A / P M D N ;
1. Surat pemyataan dengan materai cukup tentang tanah-tanah yang
I sudah d i m i l i k i oleh perusahaan pemohon dan perusahaan-perusahaan
1 Iain yang merupakan group pemohon.
i

Berkas permohonan disampaikan dalam rangkap 10 (sepuluh) dengan
ketentuan 1 (satu) bendel bermaterai asli.
j

Pasal

26

Permohonan perpanjangan izin pemanfaatan tanah disampaikan kepada
Bupati melalui Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan
dengan mengisi formulir yang telah disediakan;
i
i

Persyaratan permohonan perpanjangan Izin pemanfaatan tanah:
a. Foto copi kartu tanda penduduk pemohon;
b. Foto copi surat pembayaran PBB terakhir;
c. Foto copi sertifikat hak atas tanah;
d. Tujuan perubahan dan rencana gambar rencana bangunan;
c. Gambar kasar letak tanah atau denah letak tanah yang dimohon;
f. Surat keterangan waris apabila pemilik tanah sudah meninggal
I dunia;
g. Surat kuasa bermaterai cukup apabila tidak diurus oleh pemohon
' sendiri.
Berkas permohonan disampaikan dalam rangkap 10 (sepuluh) dengan
ketentuan 1 (satu) bendel bermaterai.

izywvutsrponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
BAB V I I

K E T E N T U A N P E R A L I H A N D A N PENUTUP
Pasal

i

31

(1) Semua proses permohonan dan/atau permohonan perpanjangan Izin
Lokasi, Izin Pemanfaatan Tanah, dan Penetapan Lokasi yang sudah
diajukan oleh pemohon, prosedur perizinaimya harus menyesuaikan
dengan Peraturan ini.
*

(2) Semua Izin Lokasi, Izin Pemanfaatan Tanah, dan Penetapan Lokasi yang
sudah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
ini.
Pasal 32

I

Dengan berlakunya Peraturan i n i , segala peraturan yang ada tetap berlaku
selama tidak bertentangan dengan Peraturan i n i .
i

1

Pasal

33

(1) . Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
(2) . Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Pacitan
,i

?
I

L

Ditetapkan d i : P a c i t a n

;

Pada tanggal

{

M — ^ — ojiSI
iooS

:

BUPATI

PACITAN

4

i

!

j
i
s

\
i

i

i

i
i

i
i
i

I

1
t

H.

SUJONO

I.

BAB V I I
K E T E N T U A N P E R A L I H A N DAN PENUTUP
Pasal

31

(1) Semua proses permohonan dan/atau permohonan perpanjangan Izin
Lokasi, Izin Pemanfaatan Tanah, dan Penetapan Lokasi yang sudah
diajukan oleh pemohon, prosedur perizinannya harus menyesuaikan
dengan Peraturan i n i .
(2) Semua Izin Lokasi, Izin Pemanfaatan Tanah, dan Penetapan Lokasi yang
sudah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
ini.
j

Pasal 32

Dengan berlakunya Peraturan i n i , segala peraturan yang ada tetap berlaku
selama tidak bertentangan dengan Peraturan i n i .
j

Pasal

33

(1) . Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
(2) . Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati i n i dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Pacitan

Ditetapkan di Pacitan
Pada tanggal 11 - 4

-

BUPATI PACITAN
Cap. t t d
II. S U J O N O

Diundangkan d i Pacitan
Pada Tanggal 11 A p r i l 2008
i

SEKRETARIS

DAERAH

I r . M U L V O N O. M M .
Pembina Utama M u d a
N I P . 080 062 ISO

B E R I T A D A E R A H K A B U P A T E N P A C I T A N T A H U N 2008 N O M O R 8

2008