SKRIPSI FRENGKY LADY 03610443

(1)

EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT OLEH

PT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA TRENGGALEK

SKRIPSI

Oleh Frengky Lady

03610443

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JANUARI 2008


(2)

PT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA TRENGGALEK

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Frengky Lady

03610443

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JANUARI 2008

SKRIPSI


(3)

EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT OLEH

PT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA TRENGGALEK

Oleh Frengky Lady

03610443

Diterima dan disahkan Pada tanggal ……….

Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Warsono, M.M. Drs. M. Jihadi, M.Si.

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen

DR. H Bambang Widagdo, M.M. Rahmad Wijaya, S.E., M.M.


(4)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai tugas akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT OLEH PT BPR ARTHA PANGGUNG PERKASA TRENGGALEK” Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Namun demikian, dalam menyususn skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelasaikannya.

Disamping itu, bantuan dari berbagai pihak sangat berperan dalam proses penyusunan skripsi. Oleh karena itu, dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas penulis haturkan terima kasih kepada:

1. DR. H Bambang Widagdo, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Rachmad Wijaya, SE. MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan izin untuk menyusun skripsi.

3. Drs. Warsono, M.M. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak dan tidak bosan-bosannya memberikan masukan dan bimbingan mengenai penulisan skripsi.


(5)

4. Drs. M. Jihadi, M.Si. selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi.

5. Drs. Ahcmad Mohyi, MM selaku Dosen Wali Manajemen kelas H angkatan 2003 selama penulis dibangku kuliah.

6. Bapak Cholil Senoadji selaku Direktur Utama yang telah berkenan memberikan izin untuk melakukan penelitian di PT BPR Artha Panggung Perkasa tersebut. 7. Ayahanda, ibunda, kakak dan sayangku tercinta yang telah memberikan banyak

do’a, dorongan dan materiel baik dalam penyelesaian penulisan skripsi maupun selama proses perkuliahan.

8. Teman-teman kost Al-Kautsar 51 terutama pada Reki yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, semoga Allah memberi ramatnya pada kalian semua.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang evaluasi kelayakan kredit dan juga bermanfaat bagi pihak pengelola PT BPR Artha Panggung Perkasa sebagai pertimbangan untuk menilai layak atau tidak kredit tersebut diberikan kepada debitur.

Malang, Januari 2008 Peneliti,

DAFTAR ISI SKRIPSI


(6)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR LAMPIRAN...v

DAFTAR GAMBAR...vi

ABSTRAKSI...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Perumusan Masalah...8

C. Batasan Masalah...8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...9

1. Tujuan Penelitian...9

2. Kegunaan Penelitian...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Peneliti Terdahulu...10

B. Tinjauan Teori...11

1. Keputusan Penyaluran Kredit...11

2. Faktor-faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit...16

3. Analisis Kelayakan Kredit...18

B. Kerangka Pikir...22

C. Hipotesis...23

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian...24


(7)

B. Jenis Penelitian ...24

C. Definisi Operasional Variabel...24

D. Data dan Sumber Data...25

E. Teknik Pengambilan Data...26

F. Teknik Pengumpulan Data ...26

G. Teknik Analisis Data ...27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum PT BPR Artha Panggung Perkasa.………29

B. Analisa Data ………46

C. Pembahasan Hasil Analisa Data ………..92

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ………111

B. Implikasi ………111 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN


(8)

Lampiran 2. Lokasi usaha debitur


(9)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT BPR Artha Panggung Perkasa


(10)

Evaluasi Kredit merupakan elemen penting dalam pemberian kredit kepada debitur. Kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu resiko kredit.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Dari hasil analisa data yang menggunakan alat analisis 6C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition dan compliance menyatakan bahwa sebagian besar debitur layak menerima kredit dari PT BPR Artha Panggung Perkasa.

Berdasarkan alat analisis 6C diperoleh bahwa ternyata yang layak menerima kredit sebesar 80% (sebanyak 12 orang), sedangkan yang tidak layak menerima kredit sebesar 20% (sebanyak 3 orang).


(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia yang memiliki peranan penting bagi kelangsungan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dengan kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan masyarakat, perlu diberikan perhatian bagi usaha-uaha untuk membina dan melindungi usaha kecil dan tradisional serta golongan ekonomi lemah.

Bank Indonesia menilai koordinasi erat antara BI dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mencapai stabilitas makro-ekonomi dan pertumbuhan 6 persen pada tahun 2007. BI memiliki enam dari delapan syarat atau langkah yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik. Hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), selasa (22/11) di Jakarta juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2007 berpotensi meningkat lebih tinggi mencapai 6,3 persen jika langkah yang dibutuhkan direalisasikan lebih cepat. Jika langkah-langkah yang dibutuhkan gagal diimplementasikan secara tuntas, pertumbuhan ekonomi 2007 diperkirakan hanya 5,7 persen (www.kompas.co.id).


(12)

Pasar keuangan mikro Indonesia didominasi oleh dua jenis lembaga resmi yaitu: 4.000 lebih kantor Unit, yang merupakan kantor-kantor cabang pembantu Bank Rakyat Indonesia (BRI, yang sedang menjalani privatisasi), dan hampir 2.200 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang mewakili bank-bank yang lain. BRI disebut menguasai sekitar 45% portofolio Keuangan Mikro, sedangkan BPR sekitar 30%. Koperasi berperan besar dalam penyaluran kredit (sekitar 20% dari pangsa pasar), namun kurang berperan dalam penggalangan tabungan: BRI Unit menghimpun sekitar 75%, sedangkan BPR menghimpun 20% dana.

Keuangan mikro di Indonesia telah ada sejak akhir abad ke-19 dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Kedua lembaga ini dibentuk untuk membantu petani, pegawai, dan buruh melepaskan diri dari lintah darat. Pada 1905 Bank Kredit Rakyat ditingkatkan menjadi Bank Desa yang cakupan pelayanannya diperluas meliputi kegiatan usaha di luar bidang pertanian.

Keadaan ini berubah setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis bank di Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Lembaga keuangan yang tidak memenuhi syarat sebagai BPR kemudian dikenal sebagai lembaga keuangan nonformal atau bank gelap.

Lembaga keuangan nonformal tercatat ada 2.272 LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan) dan 5.345 BKD (Badan Kredit Desa) yang tidak


(13)

memenuhi syarat sebagai BPR. Pergerakan jumlah BPR sangat ditentukan oleh perubahan jumlah BPR non BKD. Struktur BPR di Indonesia masih didominasi oleh BPR yang masuk kategori BKD. Sampai tahun 2002 hampir 60% BPR di Indonesia merupakan BKD. Kegiatan utama BPR adalah menerima simpanan dan memberikan kredit skala kecil dalam jangka pendek kepada pedagang-pedagang di pasar dan penduduk desa. Wilayah kerjanya umumnya bersifat lokal tingkat desa. (www.smeru.or.id).

Selama ini BPR seolah-olah berada dalam kegelapan pada saat melaksanakan proses untuk memberikan fasilitas kredit (penyediaan dana) kepada calon debitur yang belum dikenal dengan baik, karena sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang calon debitur tersebut terutama debitur yang sebelumnya telah memperoleh penyediaan dana dari bank lain. Debitur yang bermasalah berpindah dari bank lain ke BPR sangat mungkin terjadi.

Hal tersebut dikarenakan belum diikutsertakannya BPR dalam Sistem Informasi Debitur (SID) yang dikelola oleh BI. BPR mulai tahun 2006 diikutsertakan dalam SID, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/8/PBI/3005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur. SID menjadikan BPR bertindak sebagai pelapor dan wajib bagi BPR dengan total asset Rp10,00 miliar ke atas, sedangkan BPR dengan total asset dibawah Rp10,00 miliar tidak wajib, namun diperkenankan untuk menjadi pelapor sepanjang memiliki infrastruktur yang memadai (www.bi.go.id).


(14)

Peranan BPR dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari skala usahanya. Bila melihat skala usaha, harus dikatakan bahwa BPR kurang efisien dibanding bank-bank umum. Penyebabnya adalah kecilnya skala usaha dan kualitas SDM. Tetapi BPR memiliki kekuatan dalam hal likuiditas dibanding bank umum. Keunggulan BPR yang lainnya yaitu BPR tetap menjalankan fungsi intermediasinya secara seimbang, sekalipun perekonomia Indonesia dalam kondisi krisis. BPR dilihat dari segi permodalan juga lebih baik dari pada bank umum (Manurung dan Rahardja, 2004: 216-217).

Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk setiap jenis usaha. Sebelumnya dimulainya kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu risiko kredit.

Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.


(15)

PT BPR Artha Panggung Perkasa dalam pemberian kredit tetap berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari risiko kredit bermasalah dan kredit macet. Bank juga langsung melakukan penanganan atas permohonan kredit yang di terima dengan melakukan survei ke tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara pendahuluan.

Pelayanan yang cepat namun tepat sasaran akan memberikan rasa nyaman bagi para calon nasabah kredit. Untuk produk kredit yang diberikan oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa mempunyai jangka waktu yang bervariasi, yaitu kredit angsuran maksimal sampai dengan 2 tahun sedangkan kredit tetap maksimal sampai 6 bulan. Kredit yang diberikan tergantung pada permohonan dari debitur.

Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi PT BPR Artha Panggung Perkasa maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan Bank dalam rangka menghindari terjadinya kredit macet. Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif cepat dan dana yang diberikan juga minim. Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko yang ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu


(16)

dapat memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran kredit.

PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek memiliki nasabah hingga akhir Juli 2007 sebanyak 591 orang, karena nasabahnya merupakan nasabah konsumen (untuk kepentingan pribadi atau usaha). Nasabah konsumen tidak hanya menggunakan dana yang diberikan oleh bank untuk kepentingan pribadi saja tetapi ada yang menggunakannya untuk kepentingan tambahan modal usahanya. PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek memiliki debitur hingga akhir Juli 2007 sebanyak 159 orang, dari jumlah debitur yang ada yang dikatakan layak untuk diberikan kredit oleh pihak kreditur sebanyak 90%.

PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek menawarkan pinjaman berupa pinjaman konsumen/personal dan pinjaman usaha kecil menengah. Debitur yang meminjam kredit kebanyakan merupakan nasabah lama dari bank, sehingga dalam pemberian kredit akan lebih memudahkan pihak bank dalam mengevaluasi kinerja debitur tersebut. Debitur yang diangkat disini memiliki jenis usaha yang berbeda-beda, diantaranya adalah pedagang, petani, PNS (Pegawai Negeri Sipil), kontraktor. Debitur disini mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam peminjaman kredit, diantaranya yaitu untuk tambahan modal dan untuk konsumtif sendiri.

Lembaga perkreditan baik formal maupun non formal keberadaanya saat ini sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan modal untuk usahanya. Pada umumnya suatu usaha memanfaatkan dana yang tidak


(17)

kecil jumlahnya dan manfaat dari dari usaha tersebut baru akan diterima pada masa yang akan datang. Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, sehingga diperlukan suatu penilaian dalam suatu usaha, dimana seorang nasabah apakah mampu dalam mengembalikan suatu pinjaman yang telah dipinjam untuk menjalankan usahanya. .

Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit, terlebih dahulu harus diperoleh data bahwa, kredit yang diberikan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu dilakukan karena hal ini merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan pemberian kredit.

Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet. Salah satu hal yang paling penting dalam pemberian kredit yaitu dengan melakukan deteksi dini (evaluasi kembali) atas kredit yang diduga akan bermasalah, sehingga kredit tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.

Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka menarik penulis untuk mengevaluasi kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan modal


(18)

dalam rangka memajukan usahanya. Hal ini didasarkan pada perencanaan kredit yang baik akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik pula. Faktor ini sangatlah penting bagi pihak bank karena hal ini akan menunjukkan bahwa kelayakan pemberian kredit oleh pihak bank yang diberikan kepada debiturnya dalam rangka untuk memajukan usahanya.

Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk mempelajari kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank. Penulis dalam hal ini lebih memperhatikan pada aspek ” Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek kepada beberapa debiturnya layak?”.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari keluasan masalah, maka peneliti membatasai permasalahan evaluasi kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek untuk menilai layak atau tidak kredit tersebut diberikan kepada debitur, khususnya pada personal atau usaha kecil.


(19)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek kepada debitur untuk menilai benar-benar layak atau tidak kredit tersebut diberikan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Manajemen PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana sumbangan pikiran dalam menentukan kebijaksanaan kredit yang diberikan kepada nasabah. b. Bagi Pemegang Saham

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kwalitas produk yang ditawarkan untuk masa yang akan datang.

c. Bagi Debitur dan Calon Debitur

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan wawasan dalam mengambil pinjaman kredit.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.


(20)

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Peneliti terdahulu dilakukan oleh Sulistyo pada tahun 2006 yang berjudul analisis keuangan debitur untuk mengukur tingkat kelayakan dalam pemberian kredit pada Bank Jatim Cabang Blitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginterprestasikan analisis keuangan yang digunakan Bank Jatim Cabang Blitar dalam mengukur tingkat kelayakan kredit terhadap laporan keuangan debitur. Alat analisis yang dipakai yaitu berupa analisis rasio keuangan, analisis sumber dan penggunaan dana serta analisis kebutuhan modal kerja. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa UD ABC layak untuk mendapatkan kredit dari Bank Jatim Cabang Blitar maksimal Rp30.000.000,00.

Persamaan peneliti yang dilakukan Sulistyo dengan peneliti sekarang adalah sama-sama meneliti tentang kelayakan pemberian kredit kepada debitur. Perbedaan peneliti sekarang dengan terdahulu adalah peneliti terdahulu menggunakan analisis rasio keuangan, analisis sumber dan penggunaan dana serta analisis kebutuhan modal kerja sedangkan peneliti sekarang menggunakan metode analisis berbasis 6C.


(21)

B. Tinjauan Teori

1. Keputusan Penyaluran Kredit

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan mengeluarkannya kembali dalam berbagai alternative investasi. Sehubungan dengan fungsi pengumpulan dana ini, bank sering pula disebut lenbaga kepercayaan, transaksi usaha bank senantiasa berkaitan dengan uang.

Definisi bank yang dapat diberlakukan di Negara kita adalah sesuai dengan aturan yang ada yaitu tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dan merupakan perubahan atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1992. Pengertian bank memberi tekanan bahwa bank dalam mengajukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank, kegiatan bank juga harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang system pembayaran. Peran perbankan perlu ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas pada koperasi, pengusaha kecil dan menengah, serta akan memperkuat struktur perekonomian nasional.

Bank atau perbankan adalah salah satu lembaga keuangan di Indonesia. Lembaga keuangan lainnya adalah lembaga keuangan bukan bank


(22)

(LKBB). Definisi lembaga keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 792 tahun 1990, yaitu semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan.

Berdasarkan undang-undang RI No.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang RI No.10 tahun 1998 tentang perbankan, maka bank dapat dibedakan menjadi:

a. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kredit artinya kepercayaan, maksudnya yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnya akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Pengertian kredit menurut undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 pada dasarnya merupakan pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabahnya untuk pembiayaan kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu dalam jangka waktu yang disepakati


(23)

bersama antara bank sebagai kreditor dan nasabah sebagai debitur, dengan ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama yang dituangkan dalam suatu perjanjian kredit yang berisi antara lain kesediaan debitur untuk membayar kembali kreditnya, termasuk beban bunganya.

Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain (Siamat, 1995 : 97):

a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.

b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.

c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapa memperlancar produksi.

Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106-108):

a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian. b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

c. Memperlancar arus barang dan arus uang. d. Meningkatkan produktivitas yang ada.

e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat. f. Memperbesar modal kerja perusahaan.


(24)

Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105):

a. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.

b. Kesepakatan

Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

c. Jangka waktu

Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati. d. Risiko

Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau macetnya pengembalian kredit.

e. Balas jasa

Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.

Secara teoritis terdapat bermacam-macam kredit, tetapi dalam pembahasan ini kita batasi pada kredit yang umumnya disalurkan kepada usaha kecil menengah (UKM):


(25)

a. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya 1) Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun usaha baru.

2) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

3) Kredit konsumtif

Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarga.

b. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu

1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).

2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.

3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 tahun.

c. Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya

1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan untuk melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi jumlah maksimum yang disetujui.


(26)

2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan untuk melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara teratur disesuaikan dengan kebutuhan.

3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus, akan tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule tertentu.

2. Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit

Pinjaman usaha kecil lebih kompleks karena bank seringkali diminta mengambil resiko kredit. Dalam pemberian kredit membutuhkan suatu analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan suatu keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan usaha debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada aspek-aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah berupa analisis 6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005; 263) tersebut adalah: a. Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab,

integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermi dari latar belakang debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

b. Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis. Debitur perlu dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik dan benar usahanya. Jika dia mampu memimpin usahanya, maka dia juga akan mampu untuk


(27)

mengembalikan pinjamam sesuai dengan perjanjian dan perusahaannya tetap berjalan.

c. Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya). Modal yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan debitur untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.

d. Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam transaksi kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah yang digunakan untuk membayar kredit tersebut.

e. Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol perusahaan. Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia (peminjam) jalankan.

f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan kreditur dan debitur dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.

Penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah sebagai berikut menurut Kasmir (2004; 106) :

a. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.


(28)

b. Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter. c. Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

d. Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindunngan. Perlindungan dapat berupa barang atau orang atau jaminan asuransi.

3. Analisis Kelayakan Kredit

Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga dengan menggunakan beberapa aspek, yaitu (Siamat, 2004 :107-110):


(29)

a. Aspek yuridis/hukum

Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-ijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.

b. Aspek pemasaran

Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan kompetisi, kualitas produksi.

c. Aspek keuangan

Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.

d. Aspek teknis/operasi

Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi, lay out ruangan.

e. Aspek manajemen

Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.

f. Aspek sosial ekonomi

Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat.

Kredit yang diberikan oleh bank merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dirpersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang


(30)

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan, menurut Taswan (1997; 173).

Pemberian kredit harus berdasarkan atas kebijaksanaan kredit yang berlaku. Kebijaksanaan perkreditan meliputi penetapan standar kredit dan analisis kredit. Kebijaksanaan perkreditan bank harus diprogram dengan baik dan benar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis dan kehati-hatian.

Nilai kredit merupakan dasar kinerja keuangan yang lalu pada perusahaan peminjam yang sama untuk sebuah nilai. Kewajiban pembayaran yang lalu, beban hutang yang relatif dengan pendapatan, dan jabatan merupakan contoh faktor yang berhubungan dengan kredit konsumen dan pinjaman hipotik perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu kelayakan kredit, yaitu menurut Gup and Kolari (2005; 218) :

a. Kredit konsumen, menggunakan model variabel dimana pembayaran historis (bobotnya 35%); berapa banyak hutang (bobotnya 30%); panjang kredit historis (bobotnya 15%); kredit baru (bobotnya 10%); tipe kredit yang dipakai (bobotnya 10%). Nilai kredit yang tinggi merupakan tanda resiko kredit yang rendah.

b. Bisnis kecil, menggunakan model nilai kredit untuk pinjaman hingga $250,000, walaupun banyak bank yang masih menggunakan pinjaman


(31)

hingga $100,000. Pinjaman dengan resiko tinggi berarti biaya bunga yang ditanggung juga tinggi. Model ini sangat efisien, karena dengan model ini akan taat pada peraturan dibanding kebijakan ketika membuat pinjaman.

Kunci sukses dari bisnis kredit adalah analisis kredit yang sistematis. Bila analisis kurang cermat maka membuat kredit tersebut menjadi kredit yang berbahaya, bisa menimbulkan resiko kredit. Analisis kredit selalu mengutamakan jaminan, dimana jaminan dan karakter dari debitur dianggap sebagai determinan utama resiko kredit.

Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):

a. Identitas pemohon

Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.

b. Tujuan permohonan kredit

Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit, kebutuhan kredit.

c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank

Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis.


(32)

d. Analisis 6C kredit

Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal, analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.

C. Kerangka Pikir

Evaluasi kelayakan pemberian kredit merupakan suatu penilaian dimana suatu debitur apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman dari bank. Proses keputusan layak atau tidak debitur diberi kredit, dapat dijelaskan dengan gambar 2.1:

Gambar 2.1: Kerangka Pikir Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit Permohonan kredit

Penelitian berkas oleh bank

Analisis berkas

Berkas dikembalikan

Analisis berbasis 6C

Pengambilan keputusan

Evaluasi kredit Berkas

dikembalikan Diterima

Ditolak

Diterima Ditolak

Evaluasi kelayakan


(33)

Debitur dalam mengajukan permohonan kredit harus memenuhi persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan diperiksa keabsahannya oleh pihak bank/kreditur, kemudian akan ditentukan mana yang diterima dan yang ditolak. Jika diterima, maka akan dilakukan proses analisis dengan menggunakan analisis berbasis 6C dan unsur-unsur usaha. Dari hasil analisis tersebut, bagi yang diterima akan dievaluasi kembali kelayakannya apakah benar-benar layak atau tidak diberi kredit oleh bank. Kemudian barulah pihak bank mengambil keputusan untuk memberikan kredit atau tidak.

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka hipotesis pada penelitian ini adalah : “Sebagian besar debitur layak diberi kredit oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek.”


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT BPR Artha Panggung Perkasa, yang terletak di Jl. Soekarno Hatta No.20 Ruko Hayam Wuruk Lt. 1 No.10 Trenggalek.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif karena sifatnya hanya menggambarkan tentang kelayakan pemberian kredit yang diberikan oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek kepada debitur.

C. Definisi Operasional

Definisi variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Character, karakter yang berkaitan dengan intergritas/kemampuan dalam

membayar kewajiban dari calon debitur. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu kelahiran/usia, keadaan keluarga (anak,istri), sifat-sifat pribadi, pergaulan dalam masyarakat, hubungan dengan relasi, hubungan dengan bank dan kondisi tempat tinggal.


(35)

b. Capacity, kemampuan debitur dalam melunasi pokok pinjaman beserta bunganya. Penilaian ini dilihat dari kegiatan usaha dan manajemen yang akan dibiayai oleh kreditur. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan.

c. Capital, jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh debitur. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu modal.

d. Collateral, jaminan yang diberikan oleh debitur baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu status kepemilikan harta (rumah, kendaraan).

e. Condition, kondisi perekonomian mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajiban. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu kondisi ekonomi, pesaing.

f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku. Ukuran yang dipakai untuk diteliti yaitu patuh dengan perjanjian yang telah disetujui antara bank dan debitur.

D. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan atau diperoleh adalah berupa data primer dan data sekunder dari tahun 2006-2007. Data primer diperoleh dari tanya jawab secara langsung dengan pemohon kredit/debitur. Data sekunder diperoleh dari laporan/informasi dari bank.


(36)

E. Teknik Pengambilan Data

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh debitur dari PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Pengambilan sampel dimaksudan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dangan cara mengamati sebagaian dari populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari populasi yang ada yaitu sebanyak 15 debitur.

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Survey

Metode survey merupakan metode yang mengerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatn rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang. Metode survei ada dua macam, yaitu:

1) Wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses tanya jawab yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis kepada pihak debitur dan masyarakat sekitarnya.

2) Kuesioner adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses memberikan pertanyaan serta jawaban secara tertulis kepada debitur yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis.


(37)

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan mencetak secara langsung dari buku pedoman yang dimiliki oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek serta mengumpulkan data dengan cara mempelajari dan mencari referensi atau literatur dari buku.

G. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pemberian kredit kepada debitur, yaitu dengan menggunakan alat analisis berbasis 6C. Tolok ukur yang dipakai dalam kelayakan pemberian kredit terhadap debitur yaitu:

1) Character:

a) Usia berkisar antara 30-55 tahun.

b) Tanggungan dalam keluarga maksimal 5 orang.

c) Sifat pribadinya baik yaitu jujur, bertanggung jawab, bisa dipercaya. d) Tempat tinggal merupakan milik sendiri.

e) Mempunyai pekerjan yang jelas/tetap. f) Hubungan dengan relasi bisnis harus baik.

2) Capacity:

a) Pendidikan yang ditempuh minimal SMU sederajat. b) Kemampuan menjalankan usahanya lancar..

c) Konsumen yang datang rata-rata tiap bulannya 100-299 orang. d) Jumlah tenaga kerja antara 4-9 orang.


(38)

3) Capital:

a) Modal yang dimiliki merupakan modal sendiri dan modal pinjaman. b) Usahanya menghasilkan laba.

4) Colleteral:

a) Status kepemilikan harta yaitu atas nama sendiri. b) Jaminan harus melebihi pinjaman.

c) Kondisi jaminan harus baik.

5) Condition:

a) Tidak memiliki banyak pesaing di sekitar lingkungan usahanya. b) Lokasi usahanya berada di tempat yang strategis.

6) Compliance:

a) Tidak pernah melakukan pelanggaran baik hukum maupun undang-undang.


(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum PT BPR Artha Panggung Perkasa

1. Sejarah Singkat PT BPR Artha Panggung Perkasa

PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek adalah merupakan salah satu bank yang usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam betuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek diakuisisi (pengambil alihan kepemilikan suatu bank) dari PT BPR Dana Pogalan, yang mulai berdiri cukup lama yakni pada tahun 1991, dan pada tahun 2006 PT BPR Dana Pogalan diakuisisi menjadi PT BPR Artha Panggung Perkasa, dengan surat keputusan tahun 2006 yaitu SK No: C-15541 HT.01.04 tahun 2006 akte pendirian dari notaris No.57 tanggal 16 Mei 2006. Setelah proses akuisisi PT BPR Artha Panggung Perkasa mulai menjalankan kegiatan operasinya bulan Juli 2006, resmi menjadi PT BPR Artha Panggung Perkasa pada tanggal 25 Juli 2006.

PT BPR Artha Panggung Perkasa terletak di daerah kota Trenggalek, tepatnya di Ruko Hayam Wuruk di jalan Soekarno Hatta No.20 Trenggalek.


(40)

PT BPR Artha Panggung Perkasa menempati dua ruko yang berada di lantai satu dengan ruangan yang sejuk dan halaman parkir yang luas.

Visi dari PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek yaitu menjadikan PT BPR Artha Panggung Perkasa menjadi BPR yang terdepan. Sedangkan misi dari PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek yaitu meningkatkan kinerja PT BPR Artha Panggung Perkasa yang sehat, professional, dan mampu bersaing serta berkesinambungan.

2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan

PT BPR Artha Panggung Perkasa sangat memhami bahwa keberhasilan dan daya tahan sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh sistem dan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi berfungsi untuk mempermudah proses pencapaian tujuan dari bank. PT BPR Artha Panggung Perkasa terdapat beberapa unit bagian kerja yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda-beda. Pada dasarnya struktur organisasi diperlukan agar ada pemisahan batas-batas atau wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Struktur organisasi PT BPR Artha Panggung Perkasa dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(41)

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT BPR Artha Panggung Perkasa

Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Direktur Utama

1) Menerjemahkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan peraturan pemerintah dan bank Indonesia.

2) Merahasiakan hal-hal yang sifatnya dan atau sesuai denan peraturan atau instruksi komisaris wajib dirahasiakan, mentaati peraturan-peraturan dan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh direksi. 3) Memelihara hubungan baik dengan nasabah, pejabat-pejabat

pemerintah dan atau daerah, instansi-instansi pemerintah. 4) Menandatangani bukti-bukti pembukuan.

5) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan bagian-bagian di kantor bank.

6) Memimpin rapat dengan staf-staf.

Rapat Umum Pemegang Saham Komisaris

Umum SPU

Pembukuan Teller Adm. Dana Adm. Kredit Kabag Kredit

Pemasaran Direktur


(42)

7) Memimpin laporan-laporan untuk bank Indonesia, direksi serta surat-surat untuk pihak ke III dengan ketentuan tanda tangan dilakukan bersama-sama dengan pejabat lain yang ditentukan oleh komisaris. b. Direktur

1) Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugasnya memimpin kantor dan mewakilinya jika direktur utama berhalangan.

2) Menyusun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta berusaha mewujudkan target penerimaan dan pengendalian biaya. 3) Mengatur tugas seluruh karyawan dan staf agar masing-masing bagian

dapat melaksanakan tugasnya.

4) Mengawasi dan mengkoordinasi bagian operasional, akuntansi, umum dan personalia.

5) Bertanggung jawab terhadap:

a) Pelayanan terhadap nasabah atau tamu dengan baik, cepat dan bila perlu ikut membantu mempercepat pelayanan pada masyarakat. b) Pembukuan atau penutupan kas tepat pada waktunya.

c) Pemerikasaan saldo kas setiap hari.

6) Menandatangani cek atau giro bilyet atas bank-bank lain, surat-surat resmi kepada nasabah dan pihak ke III, laporan-laporan kepada bank Indonesia bersama-sama dengan direktur utama dan pejabat lain yang ditentukan oleh direksi.


(43)

7) Melakukan pengawasan intern dan berusaha mencegah kemungkinan terjadinya kekurangan-kekurangan di bank.

8) Membina kerjasama yang baik antar bagian. c. Kabag kredit

1) Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi petugas analisa kredit, administrasi kredit dan pelayanan nasabah dalam menjalankan tugas sehari-hari.

2) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik mengenai penempatan dana maupun pengumpulan dana.

3) Menyiapkan daftar seluruh permohonan yang terjadi sasaran dari rencana kerjanya, jika mungkin dengan seluruh data yang relefan. 4) Melihat ulang terhadap pinjaman-pinjaman yang telah diberikan,

mengawasi kelancaran terhadap pinjaman-pinjaman yang telah diberikan, termasuk pembayaran bunga dan penyelesaian pinjaman saat jatuh tempo.

5) Mengadakan rapat diantara petugas-petugas pada bagian marketing. 6) Memperhatikan dan mengawasi kelengkapan surat-surat pengikat

pinjaman, pengikat jaminan akta nota riil dan meneliti surat-surat jaminan tentang keabsahan (keaslian).

7) Merencanakan dengan jadwal yang telah ditentukan bersama analis kredit untuk mengunjungi calon nasabah.


(44)

d. Pemasaran

1) Menyusun rencana kerja dan anggaran kegiatan pemasaran serta memantau realisasi program.

2) Melakukan identifikasi kebutuhan nasabah atas produk atau jasa perbankan serta memasarkan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan nasabah.

3) Mengelola, menerima permohoan kredit serta melakukan kunjungan kepada debitur atau calon debitur.

4) Membuat laporan atas kunjungan, mengumpulkan dan melakukan verifikasi data.

5) Melakukan analisa kredit, membuat pengusulan kredit dan surat keputusan kredit.

6) Memantau kegiatan usaha debitur, keberadaan barang jaminan, aktivitas rekening debitur dan prestasi pembayaran pokok atau bunga. 7) Memantau, menganalisa perkembangan realitas kredit dan melakukan

penagihan kredit bermasalah ke nasabah. e. Administrasi kredit

1) Menyelenggarakan berkas atau file dokumentasi kredit dan barang jaminan.

2) Memantau dan memrelihara file dokumentasi kredit barang jaminan. 3) Memantau realisasi pembayaran hutang pokok dan bunga.


(45)

4) Menginformasikan kondisi data kredit kepada nasabah analis kredit atau kepala bagian pemasaran atau direksi.

5) Dengan persetujuan direksi membuat memo pemberitahuan kebagaimana pembukuan mengenai status rekening kredit untuk perubahan sandi kolektibilitas.

6) Membuat laporan perkreditan yang diperlukan atau diharuskan perusahaan dan bank Indonesia

7) Memberikan informasi mengenai produk atau jasa perbankan. f. Administrasi dana

1) Petugas tabungan

a) Memproses pengajuan aplikasi pembukuan tabungan dan meminta nasabah untuk menyetor uangnya ke kasir berdasarkan slip setoran tabungan yang telah dibuatkan.

b) Berdasarkan slip tabungan yang telah ada ditandatangani kasir, membuat buku tabungan dan kartu tabungan, memberi nomor rekening tabungan, mencatat jurnal setoran ke dalam kartu tabungan dan buku tabungan.

c) Menyerahkan buku tabungan kepada nasabah dan menerima paraf kartu tabungan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.

d) Menghitung bunga tabungan dan memindah bukukan ke tiap-tiap rekening penabung.


(46)

2) Petugas deposito

a) Memproses aplikasi pembukuan deposito berdasarkan aplikasi deposito yang dibuatnya.

b) Menerima formulir aplikasi pembukuan deposito dari kepala kasir dan membuat bilyet-bilyet deposito atas nama nasabah tersebut serta membuat bilyet deposito asli setelah ditanda tangani oleh direksi.

c) Mengatur kartu-kartu atau foto copy deposito, menghitung bunga deposito dan membuatkan nota-nota perhitungan bunga tiap-tiap bulannya.

d) Menyiapkan nota-nota bunga deposito untuk diserahkan kepada deposan pada saat pembayaran bunga.

e) Membuat slip kas keluar untuk pembayaran bunga deposito secara tunai dan membuat slip jurnal pemindah bukuan terhadap bunga deposito yang dipindahkan ke rekening tabungannya.

g. Sekretaris Personalia Umum (SPU)

1) Melaksanakan proses penerimaan pelamar-pelamar.

2) Mengawasi, melaksanakan penataan usahaan, menyiapkan dan menyimpan arsip kepegawaian.

3) Mengawasi/melaksanakan pembayaran gaji serta tunjangan serta mengolah pinjaman pegawai.


(47)

4) Mengelola data personil, tiap karyawan secara lengkap dan menampung keluhan-keluhan karyawan untuk diteruskan kepada direksi baik lisan maupun tertulis.

5) Mengawasi permohonan pembelian, penggunaan, pemeliharaan serta penata usahaan dari perlengkapan.

6) Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan kebijaksanaan strategi yang digariskan direksi, memelihara hubungan komunikasi dan membina kerja sama yang baik ke atas ke bawah dan antar bagian. 7) Menghitung dan menyelesaikan pembayaran pajak karyawan (PPh)

tepat waktu serta membuat laporan evaluasi jam kerja lembur pegawai dari masing-masing bagian setiap bulan.

h. Teller

1) Melayani semua transaksi tunai dan pemindahan. 2) Memasukkan data transaksi baik kas maupun non kas.

3) Melakukan vertifikasi tanda tangan nasabah dan posisi saldo rekening nasabah.

4) Membuat laporan mutasi kas harian.

5) Menandatangani tanda terima setoran tunai/pemindahan.

6) Meminta persetujuan pejabat yang berwenang atas pengambilan di atas jumlah batas kewenangannya.

7) Mempersiapkan kebutuhan kas harian. 8) Membuat laporan arus kas.


(48)

i. Pembukuan

1) Menyiapkan data keuangan baik berupa saldo buku besar, neraca, laporan laba serta laporan lainnya.

2) Mengatur, mengkoordinasi dan mengawasi pembagian kerja dalam seksi pembukuan dan menjaga agar sistem pembukuan ditetapkan sebagaimana mestinya.

3) Menandatangani bukti-bukti pembukuan bersama direksi dan mencocokkan kartu-kartu nasabah dengan buku besar yang bersangkutan.

4) Mengawasi, menyimpan bukti-bukti otentik yang diperlukan sebagai pendukung dalam pembukuan.

5) Memerikasa kebenaran kode rekening, bukti-bukti pendukungnya, jumlah uang dan keabsahannya, kemudian membukukan ke dalam kartu buku besar/tambahan yang bersangkutan.

6) Membuat rekonsiliasi rekening bank berdasarkan data keuangan berupa buku besar.

7) Mengawasi, menyusun neraca harian dari buku besar, neraca bulanan untuk bank Indonesia, laporan likuiditas harian dan mingguan untuk keperluan intern atau bank Indonesia.

8) Menangani dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan posisi keuangan maupun rekening nasabah.


(49)

9) Menganalisa neraca, posisi laba rugi dan memantau realisasi kerja dan anggaran perusahaan.

10) Menyiapkan data laporan finansiil, neraca harian, bulanan dan posisi laba rugi.

11) Membantu menyusun/membuat laporan bank, tingkat kesehatan bank menurut peraturan bank Indonesia.

12) Mengurus dan mengelola kas kecil guna keperluan/penyediaan dana untuk keperluan kantor/pegawai.

j. Umum

1) Mengurus dan menyediakan/membeli barang-barang untuk keperluan kantor/pegawai dan membuat catatan tentang jumlah dan macam barang-barang inventaris kantor.

2) Melaksanakan peraturan dan tata cara perihal pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran alat tulis menulis, barang-barang cetakan dan persediaan kantor lainnya.

3) Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran persediaan kantor ke dalam kartu persediaan serta membuat laporannya pada akhir bulan. 4) Menghubungi dan mengawasi pelaksanaan peralatan.

5) Mengurus dan mengatur pelaksanaan pembayaran pajak, jasa raharja dan perpanjangan STNK.

6) Membuka, menutup dan mengadakan pengecekan ulang atas pintu-pintu kantor dan tempat-tempat lainnya.


(50)

7) Membersihkan lantai dan peralatan kerja serta menjaga kebersihan ruangan.

3. Gambaran Umum Debitur PT BPR Artha Panggung Perkasa

Debitur dari PT BPR Artha Panggung Perkasa sendiri kebanyakan dari wilayah Trenggalek. Ada juga debitur yang berasal dari luar kota Trenggalek, yaitu dari kota Tulungagung sebanyak 10 orang. Debitur dalam pengajuan kreditnya kebanyakan untuk tambahan modal, sedangkan untuk konsumsi sendiri lebih sedikit. Debitur yang mengajukan kredit pada PT BPR Artha Panggung Perkasa menggeluti usaha yang berbeda-beda, misalnya pedagang, petani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), kontraktor.

4. Produk dan Jasa Pelayanan

PT BPR Artha Panggung Perkasa mempunyai beberapa produk dan jasa pelayanan yang disediakan bagi para nasabahnya, yaitu sebagai berikut: a. Kredit

Guna membiayai bisnis yang produktif atau peningkatan kesejahteraan keluarga melalui usaha kecil, PT BPR Artha Panggung Perkasa menawarkan beberapa jenis kredit, antara lain:

1) Kredit installment/kredit angsuran

Kredit yang diberikan kepada debitur yang sudah memiliki usaha yang pasti dan berpenghasilan tiap bulannya. Biasanya diberikan kepada pegawai negeri, pedagang, karyawan swasta. Bunga yang


(51)

dibebankan tiap bulannya yaitu sebesar 2%. Perhitungan pokok dan perhitungan bunganya sebagai berikut:

Perhitungan pokok: JangkaWaktPlafond u

Perhitungan bunga: plafond x rate (suku bunga) 2) Kredit tetap

Kredit yang diberikan kepada debitur yang berpenghasilan tidak setiap bulan. Biasanya diberikan kepada petani. Bunga dibebankan tiap bulannya sebesar 3%. Kredit ini hanya membayar bunganya saja tiap bulan. Jika pinjaman telah jatuh tempo maka debitur harus segera membayar bunganya beserta pokoknya.

b. Deposito berjangka

Menawarkan beberapa pilihan sesuai dengan jangka waktu dengan suku bunga yang bersaing. Pinjaman untuk 1 bulan dan 3 bulan bunga sebesar 10% per tahun, sedangkan untuk 6 bulan dan 1 tahun sebesar 11% per tahun.

c. Tabungan

1) Pundi Perkasa

Tabungan kotak yang biasanya petugas bank langsung datang sendiri kepada nasabahnya untuk mengambil tabungannya.


(52)

2) Arthamas

Tabungan eksklusif dengan bunga yang menarik yaitu sebesar 8% per tahun.

5. Prosedur Pemberian Kredit

PT BPR Artha Panggung Perkasa memiliki prosedur dalam pemberian kredit yang harus dipenuhi oleh para debitur. Proses tersebut meliputi:

1. Permohonan kredit

Debitur datang ke bagian kredit untuk mengajukan permohonan kredit dengan menyertakan data-data sebagai berikut:

a. Formulir permohonan kredit yang sudah diisi b. Proposal pengajuan kredit

c. Foto copy jaminan: Jika jaminan BPKB

1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar) 2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar) 3) Foto copy STNK (3 lembar)

4) Foto copy BPKB (3 lembar)

5) Foto copy buku KIR (untuk roda 4 jenis angkutan) 6) Kendaraan jaminan dan data asli harus dibawa Jika jaminan sertifikat tanah

1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar) 2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)


(53)

3) Foto copy sertifikat tanah (2 lembar)

4) Bukti pembayaran pajak tanah dan bangunan (SPPT) 5) Sertifikat aslinya harus dibawa

2. Analisis kredit

Setelah debitur memenuhi syarat-syarat kredit yang lengkap, maka petugas kredit akan melakukan wawancara yang meliputi:

a. Jenis kredit yang diajukan b. Tujuan penggunaan kredit

c. Sejarah atau latar belakang usaha d. Jaminan yang diberikan

e. Rencana pengembalian yang akan datang f. Hubungan dengan bank

Pihak bank harus mengadakan kunjungan atau survey ke debitur untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih detail dan terinci serta mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan permohonan kredit. Data-data tersebut meliputi 6C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition dan compliance dari debitur. Kemudian data tersebut dianalisa untuk mengetahui serta menentukan kesanggupan dan kesungguhan debitur dalam membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit.

Petugas kredit akan menganalisa permohonan kredit tersebut berdasarkan analisis berbasis 6C, serta aspek-aspek lainnya dalam


(54)

penilaian kredit. Hal tersebut didasarkan pada tujuan analisis kredit yaitu menyelidiki dengan baik secara kuantitatif dan kualitatif calon nasabah dan menentukan besar dan jenis kredit, kemauan dan kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu.

3. Keputusan kredit

Setelah proses analisis tersebut sudah dilaksanakan, maka petugas kredit dapat memutuskan, apakah kredit tersebut disetujui, ditolak, dikurangi, ditambah atapun diperpanjang.

4. Administrasi kredit

Permohonan kredit dapat dicairkan jika, didalam permohonan atau perpanjangan kredit secara tertulis telah memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang dapat melindungi kepentingan bank, baik yang memuat besarnya kredit, jangka waktu kredit, suku bunga kredit, dan tata cara dan syarat pencairan, tata cara pembayaran kembali.

Kredit dapat dicairkan jika permohonan atau perpanjangan kredit telah ditanda tangani, pengikatan jaminan telah dilakukan, debitur telah melunasi biaya-biaya dan seluruh aspek yuridis telah memberikan perlindungan yang memadai, bagi bank.

5. Pemantauan kredit

Setelah permohonan kredit disetujui, maka untuk meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, maka pihak bank sebaiknya melakukan pemantauan kredit. Pemantauan bukan hanya berusaha untuk mengukur


(55)

dan mengawasi saja, akan tetapi seharusnya juga mengarah kepada analisa dan langkah tindak lanjut yang tepat untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah.

6. Penanganan kredit bermasalah

Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh keadaaan internal BPR (salah analisa, kurang pengawasan), debitur (produk yang dijual tidak laku, harga bahan baku meningkat terlalu tinggi, terjadi bencana/musibah), dan keadaan eksternal. Tindak lanjut yang harus dilakukan yaitu mengunjungi kembali tempat usaha yang dijalankan oleh debitur, memberikan surat peringatan kepada debitur, penyitaan barang jaminan, penjualan barang-barang jaminan untuk melunasi hutangnya, atau penjadwalan ulang dengan mengadakan perubahan syarat kredit yaitu menyangkut jadwal pembayaran beserta perubahan besarnya angsuran kredit.

Kredit bermasalah tidaklah selalu dapat diselamatkan baik secara damai atau secara hukum. Dalam penyelamatan kredit bermasalah, maka bank memilih kredit-kredit usaha yang lebih mudah diselamatkan terlebih dahulu. Bagi yang masih dapat diselamatkan dan diselesaikan, maka segera dilakukan langkah perbaikannya.


(56)

B. Analisis Data

Kredit adalah percaya, dimana kreditur percaya kepada debitur maka sebelum kredit diberikan terlebih dahulu dilakukan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor yang lainnya. Tujuan dilakukan analisis ini yaitu agar kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan debitur, karena akan memunculkan timbulnya kredit macet. Penilaian kelayakan kredit dengan menggunakan alat analisis berbasis 6C digunakan dalam mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition

dan Compliance seorang debitur. Alat analisis ini dilakukan guna menentukan layak atau tidak kredit diberikan kepada debitur.

Pengajuan permohonan kredit kepada PT BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek, debitur harus memberikan keterangan yang sebenarnya yang menyangkut 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan

Compliance) dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman/kewajibannya. Hasil dari analisis berbasis 6C tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan keputusan kredit. Agar pihak bank dalam keputusan memberikan kredit pada debitur mempunyai keyakinan atas kemampuan debitur, maka pihak bank mengadakan survey langsung ke lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya informasi yang telah diberikan oleh debitur.


(57)

Kredit perorangan berupa kredit dengan pembayaran mencicil. Penghasilan tetap debitur merupakan sumber utama dana pembayaran cicilan. Dalam mengevaluasi kemampuan membayar kembali kredit, para analis kredit harus meneliti apakah jumlah penghasilan tetap cukup besar untuk menutup pengeluaran tetap bulanan mereka serta pelunasan pinjaman. Kredit perorangan bermasalah atau macet dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya yaitu tidak mematuhi standar persyaratan kredit yang ditetapkan oleh bank.

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 10% dari populasi yang ada yaitu dengan 15 responden/debitur. Lokasi usaha debitur dapat dilihat pada lampiran 2. Data berikut akan menjelaskan tentang kelayakan kredit yang diberikan kepada debitur oleh PT BPR Artha Panggung Perkasa.

1. Foto Copy “DEFI”

Adapun hasil survey yang didapat yaitu:

a. Character

Debitur adalah nasabah lama, ini merupakan pinjaman yang kedua. Dimana pembayaran pengembalian pinjaman yang pertama dilakukan sangat lancar. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki dua orang anak dan seorang istri. Debitur sampai sekarang masih berumur 56 tahun. Anak pertama berumur 16 tahun dan yang kedua berumur 11 tahun. Rumah yang dimiliki sekarang merupakan rumah harta waris dari orang tua Bapak Agus.


(58)

Hubungan dengan relasi bisnis kurang baik, dimana debitur pernah tidak memenuhi kewajibannya.

b. Capacity

Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU, tepatnya SMU 1 Trenggalek. Foto copy “DEFI” berdiri cukup lama yaitu pada tahun 2002 dengan usaha awalnya yaitu percetakan, setelah ±1 tahun berjalan usaha percetakan ini mengalami kemunduran (bangkrut). Pada awal tahun 2004, Pak Agus mendirikan usaha lagi yaitu Play Station (PS). Setelah ±1 tahun berjalan usaha PS ini juga mengalami kebangkrutan. Foto copy “DEFI” mulai menjalankan usahanya pada September 2005 sampai sekarang dengan menjalankan usaha foto copy. Usaha ini hanya dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri. Konsumen yang datang tidak banyak, rata-rata tiap bulan hanya 60 orang saja. Total angsuran kredit yang harus dibayar setiap bulannya adalah sebesar Rp. 308.333,00.

Pendapatan foto copy rata-rata Rp. 550.000,00

Pendapatan toko rata-rata Rp. 450.000,00 (+) Total omzet penjualan Rp. 1.000.000,00

Biaya transportasi Rp. 50.000,00 Biaya listrik Rp. 100.000,00 Biaya telepon Rp. 60.000,00 Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00 Biaya lain-lain Rp. 25.000,00 (+)

Total pengeluaran Rp. 735.000,00 (-) Penghasilan bersih Rp. 265.000,00


(59)

c. Capital

Usaha foto copy ini menghasilkan laba yang sedikit. Modal yang dimiliki debitur merupakan modal sendiri dan modal pinjaman, dimana modal sendiri yang dipakai sebesar Rp.4.500.000,00 sedangkan modal pinjaman yang digunakan sebesar Rp.5.000.000,00.

d. Collateral

Agunan yang dijadikan sebagai jaminan kredit berupa sepeda motor Suzuki Shogun-125 atas nama Bapak Agus Purnomo. Kondisi dari jaminan tersebt sangatlah baik sekali, dimana onderdilnya masih lengkap. Jaminan yang diajukan oleh Pak Agus merupakan sepeda motor milik sendiri, yang dibeli pada tahun 2005. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp.7.500.000,00.

e. Condition

Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek usaha kurang bagus, hal ini disebabkan karena lokasi usaha debitur kurang strategis. Pesaing yang mengancam foto copy “DEFI” yang berlokasi di sekitar usaha debitur masih sedikit.

f. Compliance

Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian. Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu memenuhi persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.


(60)

Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:

a) Identitas

Nama : Bapak Agus Purnomo Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. P Diponegoro No. 98 Trenggalek b) Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:

Usul plafond : Rp. 5.000.000,00 Tujuan kredit : tambahan modal usaha Bentuk kredit : kredit installment

Jangka waktu : 2 tahun

Bunga kredit : 2% per bulan Pokok pinjaman : Rp. 208.333,00 Bunga pinjaman : Rp. 100.000,00 (+)

Total angsuran Rp. 308.333,00 c) Putusan kredit

Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan kredit tidak disetujui atau ditolak.

2. Perusahan Genteng “Melati Putih” Adapun hasil survey yang didapat yaitu:


(61)

a. Character

Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai sekarang masih berusia 45 tahun. Debitur memiliki seorang istri dan 3 orang anak. Anak pertama berusia 17 tahun, anak kedua berumur 14 tahun dan anak ketiga berumur 10 tahun. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan dengan relasi bisnis sangat baik sekali. Debitur dibank ini tidak hanya meminjam kredit saja melainkan juga sebagai nasabah bank tersebut.

b. Capacity

Debitur menyelesaikan pendidikan terakhir di SMU, tepatnya SMU 1 Durenan. Usaha ini sudah berdiri sejak 4 tahun yang lalu. Usaha ini memiliki manajemen yang sangat baik, hal ini terbukti dengan adanya banyaknya pesanan barang dari konsumen. Meskipun sekarang banyak saingannya, akan tetapi perusahaan ini tetap mengutamakan prinsip usahanya yaitu pelayanan yang baik dan kualitas genteng yang bagus. Hal ini disebabkan karena daerah Gandusari merupakan pusatnya pembuatan genteng, sehingga rata-rata mata pencaharian penduduk Gandusari selain bertani dan bercocok tanam, penduduk di daerah sini juga membuat genteng. Bapak Cipto memiliki tenaga kerja sebanyak 4 orang, dan


(62)

mereka semua masih keluarga sendiri. Konsumen yang datang tiap bulannya sebanyak 50 orang.

Pendapatan tiap bulan Rp. 3.950.000,00 Biaya listrik Rp. 50.000,00

Biaya telepon Rp. 60.000,00 Biaya transportasi Rp. 100.000,00 Gaji karyawan Rp. 2.000.000,00 Biaya rumah tangga Rp. 600.000,00 Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)

Total pengeluaran Rp. 2.910.000,00 (-) Penghasilan bersih Rp. 1.040.000,00

c. Capital

Usaha ini dapat menghasilkan usaha yang cukup besar. Modal yang dimiliki debitur merupakan milik sendiri dan pinjaman dari bank. Modal sendiri yang digunakan sebesar Rp.2.500.000,00 sedangkan modal pinjaman yang digunkan sebesar Rp.4.000.000,00

d. Collateral

Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Supra Fit atas nama Bapak Cipto sendiri. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Cipto merupakan sepeda motor milik sendiri yang dibeli pada tahun 2005. Sepeda motor saat dijadikan jaminan dalam kondisi sangat baik sekali.


(63)

Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang ini masih relative standart dengan nilai Rp.8.000.000,00.

e. Condition

Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek usaha kedepan sangat bagus, hal ini disebabkan karena manajemen diatur dan dijalankan dengan sangat baik serta pemilihan lokasi yang baik yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang dapat mengancam perusahaan genteng ini yang berlokasi disekitar usaha debitur sangat banyak.

f. Compliance

Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian. Debitur dilingkungan manapun selalu berkelakuan sangat baik. Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu memenuhi persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.

Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas

Nama : Perusahan Genteng “Melati Putih” a.n Bapak Cipto Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 48 Gandusari Trenggalek b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:

Usul plafond : Rp. 4.000.000,00 Tujuan kredit : Tambahan modal usaha Bentuk kredit : Kredit Installment


(64)

Jangka waktu : 1 tahun

Bunga kredit : 2% per bulan

Pokok pinjaman : Rp. 333.333,33 Bunga pinjaman : Rp. 80.000,00 Total angsuran Rp. 413.333,33 c. Putusan kredit

Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.

3. Perusahaan Genteng “Karya Muda” Adapun hasil survey yang didapat yaitu:

a. Character

Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri dan dua orang anak. Debitur sampai sekarang masih berusia 44 tahun. Anaknya berusia 17 tahun dan 13 tahun, dirumahnya juga ada kedua orang tua dari Bapak Samsi. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari relasi bisnisnya, debitur memiliki karakter sangat baik dalam sistem perdagangan. Hal ini berdasarkan pada debitur selalu tepat waktu dalam memenuhi kewajiban


(65)

pembayaran terhadap pihak lain. Debitur selain meminjam uang juga merupakan sebagai nasabah dari bank tersebut.

b. Capacity

Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMU, yaitu SMK Karya Darma Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun yang lalu. Usaha hanya menggunakan tenaga kerja sebanyak 4 orang saja. Rata-rata konsumen yang datang tiap bulannya hanya sebanyak 40 orang.

Pendapatan tiap bulan Rp. 3.900.000,00 Biaya listrik Rp. 60.000,00

Biaya telepon Rp. 60.000,00 Biaya transportasi Rp. 100.000,00 Gaji karyawan Rp. 1.650.000,00 Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00 Biaya lain-lain Rp. 110.000,00 (+)

Total pengeluaran Rp. 2.880.000,00 (-) Penghasilan bersih Rp. 1.020.000,00

c. Capital

Usaha ini dapat menghasilkan usaha yang cukup besar. Modal yang dimiliki debitur merupakan modal milik sendiri dan modal pinjaman dari bank. Modal sendiri yang digunakan dalam usaha ini yaitu sebesar Rp.3.000.000,00 sedangkan modal pinjaman dari bank sebesar Rp.3.000.000,00.


(66)

d. Collateral

Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Jupiter MX atas nama Bapak Samsi. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Samsi merupakan sepeda motor milik sendiri yang dibeli pada tahun 2006. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang ini masih relatif standart dengan nilai Rp.8.000.000,00. Keadaan motor juga masih sangat bagus karena masih terhitung baru.

e. Condition

Lokasi usahanya berada di tempat yang strategis yaitu berada di tepi jalan raya. Di sekitar usaha debitur banyak sekali memiliki pesaing yang memiliki usaha yang sama. Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek usaha kedepan sangat bagus, hal ini disebabkan karena manajemen diatur dan dijalankan dengan sangat baik.

f. Compliance

Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian. Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu memenuhi persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.

Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas

Nama : Perusahaan Genteng “Karya Muda” a.n Bapak Samsi Pekerjaan : Wiraswasta


(67)

b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan: Usul plafond : Rp. 3.000.000,00 Tujuan kredit : tambahan modal usaha Bentuk kredit : kredit installment

Jangka waktu : 1 tahun

Bunga kredit : 2% per bulan

Pokok pinjaman : Rp. 250.000,00 Bunga pinjaman : Rp. 60.000,00 Total angsuran Rp. 310.000,00 c. Putusan kredit

Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan kredit disetujui.

4. UD. Surya Perkasa

Adapun hasil survey yang didapat yaitu:

a. Character

Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri dan seorang anak. Debitur sampai sekarang masih berusia 44 tahun. Anaknya berusia 15 tahun. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah warisan dari orang tua Bapak Mansur. Hubungan dengan relasi bisnis


(68)

sangatlah baik, hal ini ditunjukkan dengan karakter debitur yang selalu tertib dalam pembayaran kewajibannya. Debitur selain menjadi peminjam kredit juga sebagai nasabah bank tersebut.

b. Capacity

Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMU, tepatnya SMU 2 Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 7 tahun yang lalu. Bapak Mansur mempunyai tenaga kerja untuk membantu usahanya sebanyak 6 orang, dimana tenaga tersebut memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya sesuai dengan keahliannya. Konsumen yang datang rata-rata tiap bulannya sebanyak 202 orang.

Pendapatan tiap bulan Rp. 7.500.000,00 Biaya listrik Rp. 100.000,00

Biaya telepon Rp. 70.000,00 Biaya transportasi Rp. 500.000,00 Gaji karyawan Rp. 1.500.000,00 Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00 Biaya lain-lain Rp. 120.000,00 (+)

Total pengeluaran Rp. 2.790.000,00 (-) Penghasilan bersih Rp. 4.710.000,00

c. Capital

Usaha ini dapat menghasilkan laba yang sangat besar. Modal yang digunakan untuk melakukan usaha ini merupakan modal milikm sendiri


(69)

dan juga pinjaman dari bank. Modal sendiri yang digunakan sebanyak Rp.6.000.000,00 sedangkan modal pinjaman yang digunakan sebanyak Rp.8.000.000,00.

d. Collateral

Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat tanah atas nama orang tua Bapak Mansur. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan sangat baik, agunan sudah berupa bangunan gedung. Jaminan memiliki nilai sebesar Rp.60.000.000,00.

e. Condition

Lokasi usahanya yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang ada disekitar usahanya sangat banyak sekali. Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran.

f. Compliance

Debitur tidak pernah memiliki catatan criminal dalam kepolisian. Debitur sangat baik perilakukanya di lungkungan manapun. Debitur dalam mentaati perjanjian dengan bank juga cukup patuh, hal ini dikarenakan debitur pernah telat dalam pembayaran cicilan pinjaman pada bank.

Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas

Nama : UD. Surya Perkasa a.n Bapak Mansur Pekerjaan : Wiraswasta


(70)

b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan: Usul plafond : Rp.8.000.000,00 Tujuan kredit : Tambahan modal Bentuk kredit : Kredit installment

Jangka waktu : 6 bulan

Bunga kredit : 2% per bulan

Pokok pinjaman : Rp.1.333.333,33 Bunga pinjaman : Rp. 160.000,00

Total angsuran Rp.1.493.333,33 c. Putusan kredit

Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.

5. Plapon Gypsum Milik Bapak Suryadi Adapun hasil survey yang didapat yaitu:

a. Character

Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki seorang istri dan seorang anak. Debitur sampai sekarang masih berumur 48 tahun. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur dengan relasi bisnis sangat baik. Debitur selain


(71)

meminjam kredit terhadap bank tersebut, debitur juga merupakan nasabah dari bank itu.

b. Capacity

Debitur menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMU, tepatnya yaitu SMEA Karya Darma Trenggalek. Usaha ini sudah berdiri sejak 5 tahun yang lalu. Tenaga kerja yang dimiliki sebanyak 4 orang, dimana tenaga kerja tersebut masih merupakan keluarga sendiri. Para tenaga kerja memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri atas pekerjaan yang mereka lakukan yaitu sesuai dengan kemampuannya. Konsumen rata-rata yang datang tiap bulannya sebanyak 50 orang.

Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 5.500.000,00 Biaya listrik Rp. 100.000,00

Biaya gaji pegawai Rp. 2.100.000,00 Biaya telepon Rp. 60.000,00 Biaya transportasi Rp. 500.000,00 Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00 Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)

Total pengeluaran Rp. 3.460.000,00 (-) Penghasilan bersih Rp. 2.040.000,00

c. Capital

Usaha ini dapat menghasilkan laba yang besar, akan tetapi tergantung juga terhadap manajemen uasaha yang dijalankan. Modal yang digunakan


(72)

dalam usaha ini adalah modal sendiri dan modal pinjaman dari bank. Modal sendiri sebesar Rp.5.000.000,00 sedangkan modal pinjaman sebesar Rp.4.500.000,00.

d. Collateral

Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Vario atas nama Bapak Suryadi. Jaminan ini merupakan milik sendiri yang dibeli pada tahun 2007 awal. Kondisi speda motor sangat baik sekali karena masih terhitung masih baru dibeli. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp.8.000.000,00.

e. Condition

Lokasi usahanya ini berada dekat jaln raya. Pesaing yang ada disekitar lokasi usaha sangat sedikit sekali sehingga memungkinkan usaha ini mendapatkan laba yang angta besar sekali. Prospek usaha yang dijalankan sangat bagus, karena usaha ini banyak dibutuhkan oleh konsumen untuk merenovasi rumah.

f. Compliance

Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti dengan adanya tiadanya catatan criminal. Selain itu debitur juga selalu mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu tepat waktu dalam membayar cicilan pinjaman.


(73)

Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas

Nama : Bapak Suryadi Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Panglima Sudirman No.11 b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:

Usul plafond : Rp. 4.500.000,00 Tujuan kredit : Tambahan modal usaha Bentuk kredit : Kredit installment

Jangka waktu : 1 tahun

Bunga kredit : 2% per bulan

Pokok pinjaman : Rp.375.000 ,00 Bunga pinjaman : Rp. 90.000,00 (+)

Total angsuran Rp. 465.000,00 c. Putusan kredit

Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan kredit disetujui.

6. Internet “FAJAR.Net”

Adapun hasil survey yang didapat yaitu:

a. Character

Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai sekarang


(74)

masih berumur 43 tahun. Debitur memiliki seorang istri dan 3 orang anak serta ayah dari Bapak Hari sendiri. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur dengan bank yaitu selain sebagai peminjam juga sebagai nasabah dari bank tersebut. Hubungan dengan relasi bisnis yaitu sangat baik.

b. Capacity

Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya di Universitas Negeri Surabaya. Usaha ini dijalankan sejak 3 tahun yang lalu. Warnet ini memiliki tenaga kerja sebanyak 4 orang, dimana tenaga kerja tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri sesuai dengan keahliannya. Rata-rata konsumen yang daang tiap bulannya sebanyak 320 orang.

Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 5.900.000,00 Biaya listrik Rp. 900.000,00

Biaya gaji pegawai Rp. 2.200.000,00 Biaya telepon Rp. 200.000,00 Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00 Biaya lain-lain Rp. 300.000,00 (+)

Total pengeluaran Rp. 3.500.000,00 (-) Penghasilan bersih Rp. 2.400.000,00


(1)

Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya sekitar 100 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar mengatakan puas karena kualitas barang yang dijual bagus. Selain itu usaha ini dijalankan dengan manajemen yang bagus, jadi untuk masa depan usaha ini sangat memiliki prospek yang bagus.

Berdasarkan pembahasan diatas bahwa dapat disimpulkan dari 15 debitr yang ada yang dikatakan layak untuk mendapatkan kredit sebanyak 12 orang (80%) dan yang dikatakan tidak layak sebanyak 3 orang (20%), sehingga hal ini sudah dapat menjawab hipotesis yang ada yaitu sebagian besar debitur dinyatakan layak mendapatkan kredit dari PT BPR Artha Panggung Paerkkasa Trenggalek. Hal tersebut membuat hipotesis yang ada dapat diterima karena sebagian besar debitur layak diberikan kredit.

Konsistensi antara peneliti terdahulu dan peneliti sekarang yaitu hasil peneliti terdahulu menyatakan bahwa UD yang dijadikan obyek penelitian yaitu UD ABC layak diberikan kredit oleh Bank Jatim Cabang Blitar maksimal sebesar Rp.30.000.000,00. Sedangkan hasil dari peneliti sekarang menyatakan bahwa debitur yang layak menerima kredit sebanyak 12 orang dan yang tidak layak mendapatkan kredit sebanyak 3 orang, sehingga dapat dinyatakan bahwa sebagian besar debitur dari PT BPR Artha Panggung Perkasa layak menerima kredit. Debitur yang dinyatakan layak menerima kredit mendapatkan kredit berdasarkan


(2)

besarnya usul plafon yang diajukan oleh debitur atas pertimbangan dari pihak kreditur.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Hasil dari analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini menyatakan bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 80% (sebanyak 12 orang) sedangkan yang tidak mendapat kredit sebanyak 20% (sebanyak 3 orang). Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan kredit mengalami peningkatan atau tidak. Jika usaha tersebut mengalami peningkatan berarti debitur tersebut benar-benar layak untuk mendapatkan kredit, selain itu pihak bank juga tidak salah dalam memberikan kredit. Jika terjadi sebaliknya maka akan menimbulkan suatu kredit bermasalah, yang dapat merugikan pihak bank, untuk meminimalisir hal tersebut maka pihak bank harus teliti dan lebih hati-hati dalam memberikan kredit.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:


(4)

1. Bagi manajemen PT BPR Artha Panggung Perkasa agar Perusahaan Genteng “Melati Putih”, Perusahaan Genteng “Karya Muda”, UD Surya Perkasa, Plapon Gypsum milik Bapak Suryadi, Fajar.Net, Bengkel milik Bapak Waras Sugito, Toko milik Bapak Sarwono dan UD Beton Cetak “Lancar Jaya” tetap diberikan kredit karena usaha yang dijalankan memiliki prospek yang sangat bagus sekali, sedangkan CV Selo Aji, CV Matahari Jaya, CV Makmur Jaya, dan CV Watu Kandang perlu dipertimbangkan lagi karena kredit yang diberikan memiliki resiko tinggi, hal tersebut berdasarkan atas usaha yang dijalankan juga memiliki resiko tinggi pula, jika proyek gagal maka rugi total. 2. Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan

dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya.

3. Bagi peneliti selanjutnya dengan judul yang sama supaya dalam menganalisis pemberian kredit lebih teliti dan menggunakan alat analisis yang lain yang lebih tepat.

PT BPR Artha Panggung Perkasa diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, sehingga PT BPR Artha Panggung Perkasa dapat mewujudkan visinya, yaitu menjadikan PT BPR Artha Panggung Perkasa menjadi BPR yang terdepan.


(5)

Daftar Pustaka

Ali, A. Hasyim, Drs. 1995. Manajemen Bank. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Arthesa, Ade, Ir, MM dan Handiman, Edia, Ir. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Cornett, MM and Saunders, A. 1999. Fundamentals of Financial Institutions Management. Mc Graw Hill. Singapore.

Gup, Benton E and Kolari, James W. 2005. Commercial Banking. John Wiley and Sons. USA.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhaedjono. 2002. Manajemen Perbankan. BPFE. Yogyakarta.

Manurung, Mandala dan Rahardja, Prathama. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Muljono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan. BPFE. Yogyakarta. Nazir, Moh, Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sinungan, Muchdarsyah, Drs. 1993. Manajemen Dana Bank. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Sutojo, Siswanto. 1995. Analisa Kredit bank Umum. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Reksoprayitno, Soediyono. 1992. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Bank Umum. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.


(6)

Taswan, SE. 1997. Akuntansi Perbankan. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Semarang.

www.bi.go.id www.kompas.co.id www.smeru.or.id