D POR 1007380 Chapter5

(1)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Secara umum berdasar pada hasil observasi kasti modifikasi pada siswa kelas rendah, permainan kasti dapat dikembangkan dengan baik, sehigga siswa kelas rendah dapat mengetahui bagaimana permainan kasti yang sebenarnya. Selanjutnya berdasarkan kajian teoretis terhadap variabel dependen dan independen, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Pertama: dalam penelitian ini menggunakan dua teori yaitu teori behaviorisme dan kontruktivisme. Teori behaviorisme dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian rangsangan (stimulus) dan respon yang dilakukan oleh siswa. Stimulus adalah semua rangsangan yang diberikan guru kepada siswa. Sedangkan respons merupakan reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kasti modifikasi telah terjadi stimulus dan respon yang serasi pada saat kasti modifikasi dilaksanakan, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan demikian teori behaviorisme dapat memfasilitasi pembelajaran antara guru dan siswa, yang pada akhirnya dapat memfasilitasi prestasi siswa. Selanjutnya teori kontruktivisme dalam proses pembelajaran yaitu sebagai kegiatan membangun pengetahuan dari pikiran secara aktif dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalaman indrawi yang disertai adanya interaksi dengan lingkungan. Dalam kasti modifikasi telah terjadi interaksi, baik antar tim maupun di dalam tim, dengan interaksi tersebut siswa membangun dan mengembangkan pengetahuannya bagi diri siswa sendiri. Oleh karena itu pada saat siswa mendapatkan stimulus dari lingkungannya, siswa menggunakan fisiknya berupa alat indranya untuk menangkap stimulus yang diterimanya, kemudian menggunakan saraf otak untuk pengolahan informasi. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, yaitu siswa menjadi lebih aktif dan pembelajaran kasti modifikasi menyenangkan bagi siswa.


(2)

136 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kedua: kasti modifikasi dapat meningkatkan nilai kerjasama siswa. Beberapa teori menegaskan bahwa kerjasama dapat dibangun dengan baik sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Kerjasama yang baik terjadi antar anggota tim maupun dalam satu tim. Kerjasama yang mencakup penyesuaian, koordinasi, pengambilan keputusan, interpersonal, dan komunikasi. Penyesuaian meliputi bagaimana dapat menyesuiana diri dengan satu tim untuk bertahan dan menyerang dalam permainan. Koordinasi meliputi respons satu tim dalam melakukan gerakan secara efektif dan efisien, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Interpersonal meliputi kemampuan dalam satu tim untuk dapat memahami, mengamati dan mengerti maksud teman dan maksud lawan, sehingga tidak terjadi perbedaan pendapat. Kepemimpinan meliputi mempengaruhi anggota tim agar terjadi kekompakann dalam bertahan dan menyerang. Komunikasi meliputi penyampaian informasi di antara dua anggota tim sehingga terjadi timbal balik.

Ketiga: Kasti modifikasi meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa. Beberapa teori menegasakan bahwa keterampilan gerak dasar dapat ditingkatkan dengan baik. Keterampilan gerak dasar yang mencakup melempar, menangkap, memukul dan berlari. dalam melempar siswa terbiasa melempar dengan teratur sehingga tepat pada sasaran. Dalam menangkap siswa terbiasa menangkap bola dengan tepat sehingga bola tersebut dapat ditangkap oleh sesama anggota tim dengan tujuan mematikan lawan. Dalam memukul bola siswa terbiasa melakukan pukulan sejauh-jauhnya sehingga tidak bisa ditangkap oleh lawan. Dalam berlari siswa terbiasa untuk mencapai tiang hinggap dengan cepat, sehingga dapat menghindari tim penjaga atau lawan dalam mematikan permainan.

Selanjutnya setelah dilakukan analisis data, kesimpulan secara umum serta melakukan uji hipotesis, dapat ditarik kesimpulan khusus yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat Pengaruh yang Signifikan Pembelajaran Kasti Modifikasi terhadap Kerjasama

Hal tersebut berdasar pada hasil pre test sebesar 376800 dan hasil post test sebesar 452000. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 75200. Selanjutnya berdasar pada test of between-subjects effeck, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 < α 0,05. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran kasti modifikasi ternyata efektif untuk


(3)

137 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diterapkan di kelas rendah dan dapat meningkatkan nilai kerjasama siswa. Data tersebut sesuai dengan teori bahwa kasti modifikasi dapat menjadi alaternatif dalam mengatasi pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasar teori dan data-data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: “ Pembelajaran kasti modifikasi dapat diterapkan pada siswa kelas rendah dan dapat meningkatkan nilai kerjasama siswa”.

2. Terdapat Pengaruh yang Signifikan Pembelajaran Kasti Modifikasi terhadap Gerak Dasar

Hal tersebut berdasar pada hasil pre test gerak dasar sebesar 46.1122 dan hasil pos test sebesar 50.0000. Sehingga terdapat peningkatan sebesar 38875. Selanjutnya berdasar pada test of between-subjects effeck, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 < α 0,05. Data tersebut sesuai dengan teori bahwa kasti modifikasi menjadi alaternatif dalam mengatasi pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasar teori dan data-data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: “ pembelajaran kasti modifikasi dapat diterapkan pada siswa kelas rendah dan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa”.

3. Terdapat Pengaruh yang Signifikan Pembelajaran Kasti Konvensional terhadap Kerjasama

Hal tersebut berdasarkan pada hasil pre test kerjasama pada pembelajaran konvensional sebesar 380400 dan hasil pos test sebesar 430400. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 50000. Selanjutnya berdasar pada test of between-subjects effeck, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 < α 0,05. Berdasarkan hal tersbut dapat disimpulkan bahwa: “ Pembelajaran kasti konvensional dapat diterapkan pada siswa kelas rendah tetapi nilai kerjasama siswa kurang meningkat”.

4. Terdapat Pengaruh yang Signifikan Pembelajaran Kasti Konvensional terhadap Gerak Dasar

Hal tersebut berdasarkan pada hasil pretest gerak dasar dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 46.0925 dan hasil postest sebesar 46.7757. Terdapat peningkatan sebesar 6832. Selanjutnya berdasar pada test of between-subjects effeck, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 < α 0,05. Berdasarkan hal tersbut dapat


(4)

138 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

disimpulkan bahwa: “ Pembelajaran kasti konvensional dapat diterapkan pada siswa kelas rendah tetapi keterampilan gerak dasar siswa kurang meningkat”.

5. Terdapat Perbedaan yang Signifikan Kedua Pembelajaran Tersebut terhadap Kerjasama

Hal tersebut berdasarkan pada hasil pre test kerjasama pada pembelajaran konvensional sebesar 380400 dan hasil pos test sebesar 430400. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 50000. Sedangkan pada pembelajaran modifikasi hasil pre test sebesar 376800 dan hasil pos test sebesar 452000. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 75200. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan kedua pembelajaran tersebut terhadap gerak dasar

6. Terdapat Perbedaan yang Signifikan Kedua Pembelajaran Tersebut terhadap Gerak Dasar

Hal tersebut berdasarkan pada hasil pre test gerak dasar dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 46.0925 dan hasil pos test sebesar 46.7757. Terdapat peningkatan sebesar 6832. Sedangkan pada pembelajaran modifikasi hasil pre test gerak dasar sebesar 46.1122 dan hasil pos test sebesar 50.0000. Sehingga terdapat peningkatan sebesar 38875. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan kedua pembelajaran tersebut terhadap gerak dasar

B. Implikasi

Berdasarkan pada hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka dirumuskan beberapa implikasi berikut ini:

1. Implikasi teoretis

a. Teori Behaviorisme berasal dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti aliran. Behavorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah. Dengan demikian esensi dari teori behaviorisme terhadap belajar adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi


(5)

139 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang tersebut. Ciri yang paling medasar dari behaviorisme adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan S-R (Stimulus Respons), yaitu proses yang memberikan respons tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar (Anurrahman, 2012, hal. 39)

Behaviorisme terpokus pada respons terhadap berbagai tipe stimulus. Dalam permainan kasti teori ini digunakan untuk mengembangkan sikap yang menguntungkan bagi siswa, terutama siswa kelas rendah, yaitu untuk memotivasi belajar dan membantu guru untuk membiasakan hal positif siswa. Penerapan teori behavior dijadikan suatu metode dalam merubah perilaku siswa, terutama perilaku yang adaptif, yaitu menghilangkan rasa takut menjadi rasa senang dalam pembelajaran kasti. Sehingga siswa memilki kemampaun yang dibutuhkan yaitu yang mengandung unsur-unsur dalam kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, dan daya tahan.

Tokoh teori behavior selanjutnya diungkap oleh Edwin ray Guthrie yang menyodorkan hukum kontinguitas; kombinasi stimulasi yang mengiringi suatu gerakan akan cenderung diikuti oleh gerakan itu jika kejadiannya berulang. Perhatikan bahwa disini tidak dikatakan tentang “gelombang konfirmasi” atau penguatan atau efek menyenangkan. Jika anda melakukan sesuatu dalam situasi tertentu, pada waktu yang lain saat anda dalam situasi itu anda cenderung akan melakukan hal yang sama Hergenhan (2008, hal. 226). Teori tersebut merupakan acuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, berdasarkan stimulus tersebut menyebabkan adanya respon dan berdampak pada rewards yang akan diperoleh. Pada saat siswa bermain kasti dan memukul bola maka sebagai rewards diperbolehkan lari ke base 1, tetapi ketika kurang cepat pada saat lari dan dapat tersentuh dengan lawan maka mendapat rewards negatif. Selanjutnya siswa tersebut harus menghentikan permainan (tidak bermain). Hasil bola yang dilempar adalah stimulus bagi pemain pemukul agar bola dipukul, kemudian siswa memberikan respon dengan memukul bola dengan benar agar mendapatkan reward. Rewardnya adalah berlari ke base sampai dinyatakan aman. b. Teori Kontruktivisme dari Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang akan


(6)

140 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

benda itu, melainkan kontruksi pemikiran sesorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena itu, Piaget menyatakan secara ekstrim bahwa pengetahuan tidak dapat ditranfer dari otak guru yang dianggap tahu bila murid tidak mengolah dan membentuk sendiri (Suparno,2001,hal.122-123). Dengan penerapan teori kontruktivisme maka pembelajaran merupakan media siswa dalam menemukan pengalaman belajar yang menjadikan siswa dapat melakukan konstruksi pengetahuan. Dalam kasti modifikasi, teori kontrukvisme berdampak pada keterampilan gerak yaitu sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman yang konkrit melalui aktivitas kolaboratif, disertai refleksi dan interpretasi, yang diaplikasikan dalam melempar, menangkap dan memukul bola serta berlari. Dengan demikian keterampilan gerak memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya sehingga pembelajaran terasa menyenangkan. Karena belajar merupakan proses yang membutuhkan aktivitas baik fisik maupun psikis. Pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru, dengan kata lain peserta didik lebih didorong untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan mereka melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi (Lapono, 2008, hal. 28). Dengan demikian teori konstruktivisme merujuk siswa untuk berfikir dalam menyelesaikan masalah, mencari ide serta membuat keputusan. Oleh karena itu siswa lebih paham dan terlibat langsung dalam menemukan pengetahuan baru, siswa lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi apapun. Sehingga siswa akan ingat lebih lama terhadap konsep yang telah dipelejarinya selama pembelajaran.

c. Teori kearifan lokal berangkat dari istilah Local Genius yang dipopulerkan oleh Quaritch Wales pada tahun 1948, teori ini merujuk pada ciri khas suatu budaya. Adapun ciri dan hakikat local genius pada dasarnya, pertama; mampu bertahan terhadap budaya luar, kedua memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar; ketiga, mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur-unsur budaya luar kedalam budaya asli; keempat, memiliki kemampuan mengendalikan, dan;


(7)

141 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kelima, mampu memberikan arah pada perkembangan budaya ( Mundardjito, 1986, hlm.40). Permainan kasti merupakan permainan tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang yang kaya akan gerak dan nilai kerjasama, sayangnya permainan tersebut tidak berkembang di lingkungan pendidikan, sehingga dibutuhkan adanya pelestarian permainan tersebut sebagai wujud budaya dengan adanya kasti modifikasi.

d. Teori kerjasama menyatakan bahwa kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.( Soekanto (2006, hlm. 66). Dalam permainan kasti terdapat dua regu yang bermaian, dalam satu regu tersebut terdiri dari beberapa pemaian, oleh karena itu sangat diperlukan kerjasama yang baik agar tercapai tujuan permainan, yaitu memenangkan permainan. Dengan pembelajaran kasti modifikasi siswa terbiasa bekerjasama dengan baik, sehingga dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.

e. Teori pembelajaran

Menyatakan bahwa gerak dasar adalah gerak pengulangan yang dilakukan terus menerus dari kebiasaan serta menjadi dasar bagi pengalaman dan lingkungan anak (Kemdikbud, 2010, hlm 9). Dalam permainan kasti terdapat gerak dasar yang terdiri dari gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Olah karena itu teori tersebut menegaskan bahwa dengan pembelajaran kasti modifikasi, siswa terbiasa memiliki pengalaman yang menyenangkan dalam lingkungannya sehingga pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa serta pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan pembelajaran akan didapatkan hasil dari belajar itu sendiri, baik ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Pembelajaran konvensional lebih menitikberakan kepada guru yang dijadikan salah satu sumber informasi bagi pembelajaran. Guru cenderung menggunakan media atau alat pembelajaran secara tradisional tanpa melihat keefektifan proses pembelajaran. Dengan pembelajaran modifikasi dalam permainan bola kasti dapat memberikan keefektifan dan merubah pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang aktif dan inovatif baik bagi guru maupun bagi siswa.


(8)

142 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Implikasi Praktis

Teori belajar sosial menyatakan bahwa belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial dan sebagainya (Sobur, 2003. hlm 7). Dengan kasti modifikasi siswa dapat belajar memahami apa yang terjadi, baik antar tim maupun dalam satu tim. Sehingga siswa terbiasa dalam memahami lingkungan dimana siswa berada dan dapat memecahkan masalah jika terjadi konflik dalam ligkungannya. Dengan demikian kasti modifikasi dapat dijadikan upaya dalam membentuk siswa agar memahami lingkungan dan memecahkan masalah selanjutnya implikasi dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah yang memiliki sarana olahraga terbatas, kerena dalam pembelajaran kasti modifikasi ukuran lapangan lebih efektif. Sehingga siswa kelas rendah dapat mengetahui dan melaksanakan permainan kasti tanpa meghilangkan esensi dari kasti itu sendiri.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman permainan kasti, khusunya nilai kerjasama dan kemampuan gerak dasar. Sehingga siswa terbiasa melakukan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan keterampilan gerak dasar.

c. Penelitian ini memberikan informasi bagi guru bahwa permainan kasti dapat dilakukan dengan cara modifikasi tanpa menghilangkan esensi dari permainkan kasti itu sendiri.

d. Penelitian ini dapat menghilangkan anggapan bahwa permainan kasti merupakan permainan konvensional yang sudah tidak layak untuk dilaksanakan lagi.

e. Penelitian ini berpotensi bahwa dengan pembelajaran kasti modifikasi dapat menghidupkan kembali permaian kasti di kalangan siswa dan guru.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukan, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:


(9)

143 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mengadakan pertandingan permainan kasti konvensional secara rutin, agar siswa mengetahui keberadaan kasti, terutama siswa kelas rendah dan dapat menghidupkan kembali permainan kasti.

2. Bagi Sekolah

Sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana terkait modifikasi pembelajaran permainan kasti konvensional, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan maksimal terutama dalam meningkatkan nilai kerjasama dan keterampilan gerak dasar pada siswa kelas rendah. Dan sekolah hendaknya menambah kegiatan ekstrakurikuler dengan permainan kasti, sehingga permainan kasti akan tetap terjaga keberadaannya.

3. Bagi Guru Penjasorkes

Sebaikanya kasti modifikasi dilaksanakan dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada siswa tentang kasti modifikasi, sehingga pada saat pelaksanaan kasti modifikasi siswa cepat tanggap dan pembelajaran terasa menyenangkan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan melihat efektivitas kasti modifikasi hendaknya mencoba melakukan penelitian modifikasi pada variabel motivasi dan hasil belajar, sehingga siswa kelas rendah maupun kelas atas dapat belajar lebih maksimal dan pembelajaran lebih efektif.


(1)

138 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

disimpulkan bahwa: “ Pembelajaran kasti konvensional dapat diterapkan pada siswa kelas rendah tetapi keterampilan gerak dasar siswa kurang meningkat”.

5. Terdapat Perbedaan yang Signifikan Kedua Pembelajaran Tersebut terhadap

Kerjasama

Hal tersebut berdasarkan pada hasil pre test kerjasama pada pembelajaran konvensional sebesar 380400 dan hasil pos test sebesar 430400. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 50000. Sedangkan pada pembelajaran modifikasi hasil pre test sebesar 376800 dan hasil pos test sebesar 452000. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 75200. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan kedua pembelajaran tersebut terhadap gerak dasar

6. Terdapat Perbedaan yang Signifikan Kedua Pembelajaran Tersebut terhadap

Gerak Dasar

Hal tersebut berdasarkan pada hasil pre test gerak dasar dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 46.0925 dan hasil pos test sebesar 46.7757. Terdapat peningkatan sebesar 6832. Sedangkan pada pembelajaran modifikasi hasil pre test gerak dasar sebesar 46.1122 dan hasil pos test sebesar 50.0000. Sehingga terdapat peningkatan sebesar 38875. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan kedua pembelajaran tersebut terhadap gerak dasar

B. Implikasi

Berdasarkan pada hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka dirumuskan beberapa implikasi berikut ini:

1. Implikasi teoretis

a. Teori Behaviorisme berasal dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti aliran. Behavorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah. Dengan demikian esensi dari teori behaviorisme terhadap belajar adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi


(2)

139 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang tersebut. Ciri yang paling medasar dari behaviorisme adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan S-R (Stimulus Respons), yaitu proses yang memberikan respons tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar (Anurrahman, 2012, hal. 39)

Behaviorisme terpokus pada respons terhadap berbagai tipe stimulus. Dalam permainan kasti teori ini digunakan untuk mengembangkan sikap yang menguntungkan bagi siswa, terutama siswa kelas rendah, yaitu untuk memotivasi belajar dan membantu guru untuk membiasakan hal positif siswa. Penerapan teori behavior dijadikan suatu metode dalam merubah perilaku siswa, terutama perilaku yang adaptif, yaitu menghilangkan rasa takut menjadi rasa senang dalam pembelajaran kasti. Sehingga siswa memilki kemampaun yang dibutuhkan yaitu yang mengandung unsur-unsur dalam kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, dan daya tahan.

Tokoh teori behavior selanjutnya diungkap oleh Edwin ray Guthrie yang menyodorkan hukum kontinguitas; kombinasi stimulasi yang mengiringi suatu gerakan akan cenderung diikuti oleh gerakan itu jika kejadiannya berulang. Perhatikan bahwa disini tidak dikatakan tentang “gelombang konfirmasi” atau penguatan atau efek menyenangkan. Jika anda melakukan sesuatu dalam situasi tertentu, pada waktu yang lain saat anda dalam situasi itu anda cenderung akan melakukan hal yang sama Hergenhan (2008, hal. 226). Teori tersebut merupakan acuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, berdasarkan stimulus tersebut menyebabkan adanya respon dan berdampak pada rewards yang akan diperoleh. Pada saat siswa bermain kasti dan memukul bola maka sebagai rewards diperbolehkan lari ke base 1, tetapi ketika kurang cepat pada saat lari dan dapat tersentuh dengan lawan maka mendapat rewards

negatif. Selanjutnya siswa tersebut harus menghentikan permainan (tidak bermain). Hasil bola yang dilempar adalah stimulus bagi pemain pemukul agar bola dipukul, kemudian siswa memberikan respon dengan memukul bola dengan benar agar mendapatkan reward. Rewardnyaadalah berlari ke base sampai dinyatakan aman. b. Teori Kontruktivisme dari Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang akan


(3)

140 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

benda itu, melainkan kontruksi pemikiran sesorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena itu, Piaget menyatakan secara ekstrim bahwa pengetahuan tidak dapat ditranfer dari otak guru yang dianggap tahu bila murid tidak mengolah dan membentuk sendiri (Suparno,2001,hal.122-123). Dengan penerapan teori kontruktivisme maka pembelajaran merupakan media siswa dalam menemukan pengalaman belajar yang menjadikan siswa dapat melakukan konstruksi pengetahuan. Dalam kasti modifikasi, teori kontrukvisme berdampak pada keterampilan gerak yaitu sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman yang konkrit melalui aktivitas kolaboratif, disertai refleksi dan interpretasi, yang diaplikasikan dalam melempar, menangkap dan memukul bola serta berlari. Dengan demikian keterampilan gerak memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya sehingga pembelajaran terasa menyenangkan. Karena belajar merupakan proses yang membutuhkan aktivitas baik fisik maupun psikis. Pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru, dengan kata lain peserta didik lebih didorong untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan mereka melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi (Lapono, 2008, hal. 28). Dengan demikian teori konstruktivisme merujuk siswa untuk berfikir dalam menyelesaikan masalah, mencari ide serta membuat keputusan. Oleh karena itu siswa lebih paham dan terlibat langsung dalam menemukan pengetahuan baru, siswa lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi apapun. Sehingga siswa akan ingat lebih lama terhadap konsep yang telah dipelejarinya selama pembelajaran.

c. Teori kearifan lokal berangkat dari istilah Local Genius yang dipopulerkan oleh Quaritch Wales pada tahun 1948, teori ini merujuk pada ciri khas suatu budaya. Adapun ciri dan hakikat local genius pada dasarnya, pertama; mampu bertahan terhadap budaya luar, kedua memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar; ketiga, mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur-unsur budaya luar kedalam budaya asli; keempat, memiliki kemampuan mengendalikan, dan;


(4)

141 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kelima, mampu memberikan arah pada perkembangan budaya ( Mundardjito, 1986, hlm.40). Permainan kasti merupakan permainan tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang yang kaya akan gerak dan nilai kerjasama, sayangnya permainan tersebut tidak berkembang di lingkungan pendidikan, sehingga dibutuhkan adanya pelestarian permainan tersebut sebagai wujud budaya dengan adanya kasti modifikasi.

d. Teori kerjasama menyatakan bahwa kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.( Soekanto (2006, hlm. 66). Dalam permainan kasti terdapat dua regu yang bermaian, dalam satu regu tersebut terdiri dari beberapa pemaian, oleh karena itu sangat diperlukan kerjasama yang baik agar tercapai tujuan permainan, yaitu memenangkan permainan. Dengan pembelajaran kasti modifikasi siswa terbiasa bekerjasama dengan baik, sehingga dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.

e. Teori pembelajaran

Menyatakan bahwa gerak dasar adalah gerak pengulangan yang dilakukan terus menerus dari kebiasaan serta menjadi dasar bagi pengalaman dan lingkungan anak (Kemdikbud, 2010, hlm 9). Dalam permainan kasti terdapat gerak dasar yang terdiri dari gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Olah karena itu teori tersebut menegaskan bahwa dengan pembelajaran kasti modifikasi, siswa terbiasa memiliki pengalaman yang menyenangkan dalam lingkungannya sehingga pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa serta pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan pembelajaran akan didapatkan hasil dari belajar itu sendiri, baik ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Pembelajaran konvensional lebih menitikberakan kepada guru yang dijadikan salah satu sumber informasi bagi pembelajaran. Guru cenderung menggunakan media atau alat pembelajaran secara tradisional tanpa melihat keefektifan proses pembelajaran. Dengan pembelajaran modifikasi dalam permainan bola kasti dapat memberikan keefektifan dan merubah pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang aktif dan inovatif baik bagi guru maupun bagi siswa.


(5)

142 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Implikasi Praktis

Teori belajar sosial menyatakan bahwa belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial dan sebagainya (Sobur, 2003. hlm 7). Dengan kasti modifikasi siswa dapat belajar memahami apa yang terjadi, baik antar tim maupun dalam satu tim. Sehingga siswa terbiasa dalam memahami lingkungan dimana siswa berada dan dapat memecahkan masalah jika terjadi konflik dalam ligkungannya. Dengan demikian kasti modifikasi dapat dijadikan upaya dalam membentuk siswa agar memahami lingkungan dan memecahkan masalah selanjutnya implikasi dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah yang memiliki sarana olahraga terbatas, kerena dalam pembelajaran kasti modifikasi ukuran lapangan lebih efektif. Sehingga siswa kelas rendah dapat mengetahui dan melaksanakan permainan kasti tanpa meghilangkan esensi dari kasti itu sendiri.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman permainan kasti, khusunya nilai kerjasama dan kemampuan gerak dasar. Sehingga siswa terbiasa melakukan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan keterampilan gerak dasar.

c. Penelitian ini memberikan informasi bagi guru bahwa permainan kasti dapat dilakukan dengan cara modifikasi tanpa menghilangkan esensi dari permainkan kasti itu sendiri.

d. Penelitian ini dapat menghilangkan anggapan bahwa permainan kasti merupakan permainan konvensional yang sudah tidak layak untuk dilaksanakan lagi.

e. Penelitian ini berpotensi bahwa dengan pembelajaran kasti modifikasi dapat menghidupkan kembali permaian kasti di kalangan siswa dan guru.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukan, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:


(6)

143 Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mengadakan pertandingan permainan kasti konvensional secara rutin, agar siswa mengetahui keberadaan kasti, terutama siswa kelas rendah dan dapat menghidupkan kembali permainan kasti.

2. Bagi Sekolah

Sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana terkait modifikasi pembelajaran permainan kasti konvensional, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan maksimal terutama dalam meningkatkan nilai kerjasama dan keterampilan gerak dasar pada siswa kelas rendah. Dan sekolah hendaknya menambah kegiatan ekstrakurikuler dengan permainan kasti, sehingga permainan kasti akan tetap terjaga keberadaannya.

3. Bagi Guru Penjasorkes

Sebaikanya kasti modifikasi dilaksanakan dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada siswa tentang kasti modifikasi, sehingga pada saat pelaksanaan kasti modifikasi siswa cepat tanggap dan pembelajaran terasa menyenangkan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan melihat efektivitas kasti modifikasi hendaknya mencoba melakukan penelitian modifikasi pada variabel motivasi dan hasil belajar, sehingga siswa kelas rendah maupun kelas atas dapat belajar lebih maksimal dan pembelajaran lebih efektif.