D POR 1007380 Chapter3

(1)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Ali (2011, hlm. 18) metode “pada dasarnya merupakan proses melahirkan pemikiran secara tidak langsung, yakni menggunakan proposisi yang diajukan, kemudian dicari hubungannya dan diambil kesimpulannya”. Terdapat beberapa metode yang bisa dipergunakan dalam suatu penelitian diantaranya historis, deskriptif, dan eksperimen. Berdasarkan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Fraenkel (2011, hlm. 265) menyatakan: “The experiment is the best way to establish cause-and-effect relationships among variables”. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian The Randomized Pretest-Posttest Control Group design Fraenkel (2011, hlm. 272) seperti pada Gambar 3.1.

Treatment Group R O X O

Control Group R O C O

Gambar 3.1.

Desain Eksperimen The Randomized Pre-test and Post-test Control Group Designt

Ket:

R = Random

O = Test terdiri dari lempar target, lempar tangkap, memukul bola kasti dan lari X = Pembelajaran kasti modifikasi

C = Pembelajaran kasti konvensional


(2)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini yang menjadi partisipan adalah siswa kelas rendah yaitu kelas satu, dua, dan tiga Sekolah Dasar Negeri Karyajaya. Jumlah siswa sebanyak 99 orang dengan usia mulai dari tujuh sampai sembilan tahun.

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Maksum (2012, hlm. 53) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang dimaksudkan untuk diteliti, yang nantinya akan dikenai generalisasi. Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki Sekolah Dasar Negeri Karyajaya dari kelas satu sampai dengan kelas tiga yang berjumlah 99 orang. Jika dirinci populasi penelitian ini terdiri dari 30 orang siswa dari kelas satu, 34 orang siswa dari kelas dua, dan 35 siswa dari kelas tiga. Alasannya karena pada usia ini anak-anak sudah mencapai kematangan dan bisa mengontrol keseimbangan. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Rismayanthi (2011, hlm. 2) bahwa:

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.

Selain itu juga secara emosi anak kelas satu, dua dan tiga Sekolah Dasar sudah bisa mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, mengontrol emosi dan mandiri. Rismayanthi (2011, hlm. 2) mengatakan:

Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa perkembangan anak pada siswa kelas rendah telah mampu melakukan gerak dan melakukan penilaian terhadap sesuatu yang benar dan yang salah. Oleh karena itu pengembanagn nilai kerjasama dan kemampuan gerak dasar dapat dilaksanakan pada siswa kelas rendah.


(3)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Sampel Penelitian

Sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Fraenkel (2011, hlm. 93) menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: A sample in a research study is the group on which information is obtained”. Sampel penelitian merupakan kelompok dimana data diperoleh. Pendapat senada dikemukakan Sugiyono (2011, hlm. 297) bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut penjelasan tersebut penulis memilih dan menentukan sebagian populasi untuk dijadikan sampel penelitian.

Adapun sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasinya tidak homogen, mengacu pada pendapat Sugiono (2011. hlm, 82) bahwa, “Stratified Random Sampling

digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan

berstrata secara proposional”. Strata yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kelas

satu, kelas dua, dan kelas tiga siswa Sekolah Dasar Negeri Karyajaya Kecamatan Bojongpicung.

Jumlah sampel total ditentukan dengan menggunakan rumus perhitungan Taro Yamane dan Slovin. Hal ini mengacu kepada pendapat Riduwan dan Engkos (2011, hlm. 49) bahwa “teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Yamane dan Slovin

apabila populasi sudah diketahui”. Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Dimana

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Popusai d2= Presisi

Presisi yang ditetapkan 10% maka:


(4)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jumlah sampel bertingkat dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara Stratified Random Sampling yaitu menggunakan rumus alokasi sebagai berikut:

Dimana :

ni = Jumlah anggota sampel menurut strata n = Jumlah anggota sampel seluruhnya Ni = Jumlah anggota sampel menurut strata N = Jumlah anggota populasi seluruhnya

Maka jumlah anggota sampel berdasarkan pembelajaran kasti adalah: Kelas satu

= 15

Kelas dua

= 17

Kelas tiga

= 18

Penentuan sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak (Random) yaitu dengan cara mengundi. Menurut Sudjana (2005, hlm. 171), langkah-langkah pengambilan sampel secara acak (Random Assesment) dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Persiapkan 50 helai kertas yang diberi nomor 1 sampai 50.

2. Gulung seluruh helaian kertas tersebut dan masukan kedalam sebuah kotak. 3. Setelah diaduk kemudian tiap siswa dari masing-masing tingkatan mengambil

satu gulungan kertas.

4. Siswa yang mendapat nomor ganjil menjadi kelompok eksperimen dan siswa yang mendapat nomor genap menjadi kelompok kontrol.

Maka akan terdapat dua kelompok yaitu untuk nomor ganjil termasuk ke dalam kelas eksperimen dan nomor genap termasuk ke dalam kelas kontrol. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 siswa, terdiri dari 25 siswa kelas kontrol dan 25 siswa kelas eksperimen.


(5)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan dua variabel terikat. Dua variabel bebas adalah 1) Pembelajaran kasti modifikasi 2) Pembelajaran kasti konvensional. Dua variabel terikat yaitu, 1) Nilai kerjasama dan 2) Kemampuan Gerak dasar.

Pada penelitian ini variabel nilai kerjasama dilihat dari dua sisi yaitu kerjasama dalam permainan dan kerjasama dalam satu tim. Kerjasama dalam permainan dilihat dari ketaatan, kepatuhan, dan keinginan untuk mengikuti aturan resmi dengan peraturan permainan. Kerjasama dengan tim ditunjukkan pada tingkat kesalahan dalam mengikuti aturan dan peraturan kasti modifikasi.

Pada penelitian ini variabel gerak dasar dilihat dari keterampilan gerak inti dalam permainan bola kasti. Gerak dasar yang terlibat dalam permainan bola kasti mencakup gerak dasar ekstremitas atas seperti melempar, memukul, dan menangkap, dan gerak dasar ekstremitas bawah seperti berlari. Penelitian ini akan menilai kemampuan gerak dasar yang terdiri dari kemampuan gerak, melempar, menangkap, memukul dan berlari. Variabel-variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1. Pengaruh. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997, hlm. 747),

kata pengaruh yakni “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”.

Poerwardaminta (2007, hlm. 731) berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain.

2. Pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20 adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Selanjutnya Sudjana (2008,

hlm. 8) mendefinisikan pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran dapat diberi

arti sebagai upaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa, peserta didik. Pelatihan, dll) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru, tutor, pelatih dll) yang melakukan kegiatan


(6)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membelajarkan”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa pembelajaraan proses belajar yang dibangun dengan cara menciptakan interaksi antara guru dan siswa agar dapat mengembangkan kreativitas berpikir, meningkatkan penguasaan pengetahuan baru, sebagai upaya meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran yang diberikan guru.

3. Modifikasi. Menurut Suherman (2000, hlm. 1) esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara menentukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat mempelancar siswa dalam belajarnya, modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. 4. Permainan tradisional kasti. Menurut Ridwan dan Sulaeman (2008, hlm. 12),

“Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil. Permainan kasti

termasuk permainan beregu. Permainan ini mengutamakan kegembiraan dan ketangkasan para pemainnya. Untuk dapat memenangkan permainan, satu regu

dituntut untuk bekerja sama dengan baik”.

5. Kerjasama. Menurut Husdarta (2010, hlm. 121) kerjasama adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama. Jadi kerjasama merupakan usaha yang dilakukan oleh anggota tim atau beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama yang diobservasi dengan pedoman observasi.

6. Keterampilan gerak dasar. Menurut Leah E Robinson, Jacqueline D Goodway, (2009), adalah gerak yang terdiri dari “...basic movement skills (i.e., throwing, kicking, catching, running, jumping, and hopping).

7. Kelas rendah. Menurut Supandi (1992. hlm, 44) Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam.

E.Instrumen Penelitian

Untuk mengukur kerjasama dan keterampilan gerak dasar dalam penelitian ini diperlukan instrumen yang valid dan reliabel, supaya dapat informasi yang diharapkan.


(7)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tes dan non-tes. Instrumen jenis tes adalah instrumen untuk mengukur keterampilan gerak dasar. Sedangkan instrumen non-tes adalah skala sikap siswa dan lembar observasi untuk mengukur kerjasama.

Instrumen kerjasama dari instrumen pengamatan terhadap pemahaman konsep

bermain, Metzler (2000, hlm. 361), menyebutkan bahwa “Tujuan utama pembelajaran

dengan menggunakan model permainan taktis adalah agar siswa dapat membuat keputusan taktis dalam permainan dan menganggap permainan itu seperti halnya

aktifitas pembelajaran biasa”. Jadi diharapkan setelah permainan tersebut siswa bisa

mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan taktis jika dihadapkan dengan permasalahan yang terjadi dalam suatu permainan ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa akan mengetahui tentang “apa yang harus dilakukan?” dan “bagaimana caranya?”.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai tujuan, seorang guru harus mempunyai metode dan teknik tertentu. Dalam hal ini yaitu permainan. Siswa cenderung menyukai permainan. Akan tetapi, jika permainan itu sudah mereka kenal sejak lama, maka siswa akan bosan dengan permainan tersebut. Lagi pula untuk melaksanakan permainan tersebut dibutuhkan fasilitas dan alat. Kadang fasilitas dan alat yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai bahkan tidak ada sama sekali. Oleh karena itu dibutuhkan suatu modifikasi permainan agar tujuan pembelajaran bisa tetap tercapai. Dalam hal ini peneliti juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi permainan bola kasti terhadap nilai kerjasama. Diharapkan dengan memodifikasi sesuai kebutuhan untuk melakukan pengamatan terhadap kemampuan kerjasama, tujuan pembelajaranpun tercapai. Berdasarkan pada variabel penelitian, untuk mengukur variabel tersebut dibutuhkan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Instrumen untuk Mengukur Kerjasama

Cung et al., (1999) memberikan pemaparan tentang enam kemampuan dengan indikator. Beberapa diantaranya terdapat observasi yang mengamati bagaimana enam kemampuan pemain mempengaruhi sebuah kerja tim. Adapun keenam kemampuan siswa tersebut sebagai berikut:


(8)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Adaptability

Adaptability adalah kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan situasi/lingkungan yang berbeda (Dictionare. reference. com/brows/adaptability). Adapun definisi adaptability dalam konteks tim olahraga adalah sebagai berikut:

“Adaptability diartikan sebagai kemampuan tim untuk memantau sumber dan karakteristik masalah melalui kesadaran tentang aktifitas tim dan faktor yang menghambat pelaksanaan tugas anggota tim.“ (O’Neil et al.,1997, hlm. 413). Jadi

adaptability adalah kemampuan anggota tim untuk menyesuaikan diri dengan cara memahami masalah bagaimana bertahan dan menyerang dalam permainan.

b. Koordinasi

Dalam suatu permainan, dibutuhkan adanya koordinasi yang baik antara sesama anggota tim dalam permainan. Koordinasi didefinisikan sebagai proses tim untuk mengatur sumber daya, kegiatan, dan respon tim untuk memastikan bahwa tugas

terintegrasi, sinkron, dan lengkap dengan kendala temporal yang terbentuk. (O’Neil et

al., (1997), hlm. 413)

Sedangkan lebih spesifik dijelaskan oleh Rusli Lutan, dkk (2000, hlm. 77),

“Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan”. Koordinasi diperlukan

hampir di semua cabang olahraga yang melibatkan kegiatan fisik, koordinasi juga penting bila berada dalam situasi dan lingkungan yang asing. Jadi, koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dalam bertahan dan menyerang secara tepat dan efisien sehingga bisa melakukan tugas tim yang terintegrasi, sinkron dan lengkap.

c. Pengambilan Keputusan

Menurut Toner (2010) Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternative. (http:// ahmad sudrajat.wordpress.com/2010/05/16). Sedangkan

menurut O’Neil et al., (1997, hlm. 413) menyatakan bahwa: “Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai kemampuan tim untuk mengintegrasikan informasi,


(9)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan logika dan dan suara penilaian, mengenali alternatif lain, memilih solusi

terbaik dan mengevaluasi konsekuensi dari keputusan tersebut”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah kemampuan anggota tim untuk memutuskan pilihan dalam bertahan dan menyerang sebagai solusi terbaik bagi masalah yang dihadapi tim

d. Interpersonal

Kemampuan interpersonal merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki anggota tim. Kemampuan interpersonal adalah: “kemampuan untuk mengamati dan

mengerti maksud motivasi dan perasaan orang lain” (belajarpsikologi.com/pengertian -kecerdasan-interpersonal-menurut-paraahli). Kemampuan interpersonal bisa didefinisikan sebagai kemampuan untuk meningkatkan kualitas interaksi anggota tim melalui pemecahan masalah tentang perbedaan pendapat anggota tim atau penggunaan kerjasama. Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa interpersonal adalah kemampuan anggota tim untuk mengerti dan memahami perbedaan hasil sebuah akibat keputusan terhadap permasalahan bertahan dan menyerang berdasarkan keadaan situasional.

e. Kepemimpinan

Dalam sebuah tim yang tangguh selalu terdapat kepemimpinan yang baik. Menurut Davis dalam Kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03, menyebutkan

bahwa kepemimpinan adalah: “Sebagai kekuatan dinamika yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan”.

Kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan mengarahkan dan mengkoordinasi kegiatan anggota tim lainnya, menilai penampilan tim, memberi tugas, rencana dan mengorganisir, serta membangun atmosfir yang positif. O’Neil et al., (1997, hlm. 417). Jadi, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi atau menggerakan anggota tim untuk bertahan dan menyerang.

f. Komunikasi

Menurut Effendy (2001, hlm. 13) mengatakan bahwa:

komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media


(10)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

Sementara menurut Colin Cherry dalam (Definisi.org/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli.), “komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan

balasan”. Hal senada juga dikatakan oleh O’Neil et al., (1997, hlm. 417) “Komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana informasi berubah secara jelas dan akurat diantara dua anggota tim atau lebih menggunakan pemilihan kata yang tepat dan

mengklarifikasi respon dari informasi yang diterima”. Jadi, komunikasi adalah kemampuan untuk merespon timbal balik informasi sebagai rangsangan yang diterima untuk bertahan dan menyerang dalam permainan sebagai pencapaian tujuan bersama. Dari enam definisi kemampuan yang menjadi butir instrument penelitian ini, peneliti merumuskan indikator-indikator yang dipakai dalam instrument sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator Kerjasama

Aspek yang Dinilai


(11)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adaptability (kesesuaian) 5 4 3 2 1

Selalu menyesuaikan diri berdasarkan perubahan situasional dalam bertahan dan menyerang.

Sering menyesuaikan diri berdasarkan perubahan situasional dalam bertahan dan menyerang.

Kadang-kadang menyesuaikan diri berdasarkan perubahan situasional dalam bertahan dan menyerang.

Telat/lambat menyesuaikan diri berdasarkan perubahan situasional dalam bertahan dan menyerang.

Tidak memahami/tidak bisa menyesuaikan diri berdasarkan perubahan situasional dalam bertahan dan menyerang.

Koordinasi 5

4 3

2 1

Selalu bergerak sambil dapat menerima pesan untuk menutup atau membuka posisi. Sering bergerak sambil dapat menerima pesan untuk menutup atau membuka posisi.

Kadang-kadang bergerak sambil dapat menerima pesan untuk menutup atau membuka posisi.

Bergerak tetapi tidak mampu memberikan pesan kepada anggota tim. Tidak bergerak atau tidak mampu memberikan pesan kepada anggota tim. Pengambilan Keputusan 5 4 3 2 1

Selalu memutuskan pilihan yang tepat sebagai solusi terbaik bagi masalah (bertahan dan menyerang) yang dihadapi tim.

Sering memutuskan pilihan yang tepat sebagai solusi terbaik bagi masalah (bertahan dan menyerang) yang dihadapi tim.

Kadang-kadang memutuskan pilihan yang tepat sebagai solusi terbaik bagi masalah (bertahan dan menyerang) yang dihadapi tim.

Jarang memutuskan dalam bertahan dan menyerang yang tepat sebagai solusi terbaik bagi masalah yang dihadapi tim.

Tidak pernah memutuskan pilihan dalam bertahan dan menyerang Leadership (Kepemimpinan) 5 4 3 2 1

Selalu bereaksi terhadap rangsangan (kode regu) dan mempengaruhi anggota tim lain untuk bertahan dan menyerang.

Sering bereaksi terhadap rangsangan (kode regu) dan mempengaruhi anggota tim lain untuk bertahan dan menyerang.

Kadang-kadang bereaksi terhadap rangsangan (kode regu) dan mempengaruhi anggota tim lain untuk bertahan dan menyerang.

Jarang melakukan reaksi tetapi kurang mempengaruhi anggota tim untuk bertahan dan menyerang.

Tidak pernah memutuskan pilihan yang tepat sebagai solusi masalah yang dihadapi tim. Komunikasi 5 4 3 2 1

Selalu merespon informasi sebagai rangsangan yang diterima untuk bertahan dan menyerang dalam mencapai tujuan bersama.

Sering merespon informasi sebagai rangsangan yang diterima untuk bertahan dan menyerang dalam mencapai tujuan bersama.

Kadang-kadang merespon informasi sebagai rangsangan yang diterima untuk bertahan dan menyerang dalam mencapai tujuan bersama.

Jarang merespon informasi sebagai rangsangan yang diterima untuk bertahan dan menyerang dalammencapai tujuan bersama.

Gagal merespon informasi sebagai rangsangan yang diterima untuk bertahan dan menyerang dalam mencapai tujuan bersama.


(12)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan: 5. 4. 3 2 1

= Sangat efektif = Efektif = Cukup efektif = Kurang efektf = Tidak efektif

Tabel 3.2. Instrumen Lembar Observasi Kerjasama No Nama Adaptasi Koordinasi Pengambilan

Keputusan

Kepemimpinan Komunikasi Interpesonal

1 S

E E C

E K E T E S E

E C E K E T E S E

E C E K E T E S E

E C E K E T E S E

E C E K E T E S E

E C E K E T E 2 3 4 5 6 Keterangan

S : Sangat efektif E : Efektif C : Cukup efektif K : Kurang efektif T : Tidak efektif

Interpersonal 5

4

3

2

1

Selalu menunjukan sikap mendukung terhadap langkah/gerak yang dilakukan regu satu team.

Sering menunjukan sikap mendukung terhadap langka/gerak yang dilakukan regu satu team.

Kadang-kadang menunjukan sikap mendukung terhadap langka/gerak yang dilakukan regu satu team.

Jarang menunjukan positif/kurang mendukung terhadap langkah/gerak yang dilakukan oleh regu satu team.


(13)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Observasi dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas kerjasama siswa dengan cara mengisi lembar observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh tiga orang yaitu peneliti meminta bantuan teman sejawat, untuk mengisi format yang sama, jika hasilnya jauh berbeda perlu adanya dua observer. Tapi apabila hasilnya hampir sama penilaian kerjasama dalam permainan kasti bisa dilakukan oleh satu observer.

Terdapat dua model modifikasi permainan yang dapat dilakukan pada permainan bola kecil yaitu modifikasi pada elemen permainan (bentuk lapangan, ukuran lapangan, ukuran bola, berat bola, bahan pemukul, diameter pemukul, jumlah pemain, aturan skor, hak pemain untuk memukul, skor jika menempuh satu putaran, atau waktu permainan) dan modifikasi berdasarkan target kecakapan (melempar, menjaga, memukul, dan lari).

2. Instrumen Tes Gerak Dasar

Berdasarkan pembahasan dalam kajian teori telah dinyatakan bahwa siswa dapat bermain kasti ketika memiliki kemampuan berlari, melempar, menangkap dan memukul. Menurut Supriyanto (2008, hlm. 77) menangkap, melambung, melempar, memukul bola dan berlari. Griffin dkk, (1997, hlm. 171-172) menyatakan bahwa kebutuhan gerak untuk olahraga field game adalah bagaimana memperoleh bola, perpindahan pelari, menuju ke base selanjutnya, bagaimana mempertahankan daerah dalam dan luar, pertahanan daerah dan team komunikasi. Keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai situasi tersebut sama karakteristiknya dengan kasti. Sehingga secara analisis penggunaan gerak dasar dapat diringkas dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.3. Analisis Kegunaan Gerak Dasar

Variabel Dependen

Materi gerak Fungsi Tes

Gerak Dasar

Gerak Lari Lari menuju base

Lari antar base

Lari mengejar untuk mematikan lawan


(14)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gerak Melempar Memulai permainan

Kerjasama mematikan lawan

Tes melempar Gerak Menangkap Penjagaan bertahan Tes lempar tangkap Gerak Memukul Memulai permainan Tes memukul

1. Tes Lari

Lari 50 meter

Gambar 3.2. Lari Star 50 meter

a. Tujuan: Mengukur kecepatan b. Alat

1. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin 2. Stopwatch

3. Bendera start

4. Tiang pancang 5. Formulir tes 6. Peluit 7. Alat tulis dll c. Pelaksanaan

1. Siswa dibariskan empat orang 2. Siswa berdiri dibelakang garis start

3. Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari 4. Pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish d. Skor

1. Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis Finish


(15)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 meter dalam satuan detik

Tabel 3.4. Lembar Tes Gerak Dasar Lari

No Nama Hasil waktu

Tes 1

Hasil waktu Tes 2

Hasil waktu Tes 3 1

2 3 4 Dst

2. Tes Melempar

Gambar 3.3. Melempar Bola

a. Tujuan: Untuk mengetahui ketepatan siswa dalam melempar

b. Alat Bola tenis, kapur atau pita untuk membuat batas, sasaran berbentuk lingkaran diletakan pada dinding setinggi 1 m. Pada sasaran dibuat 4 lingkaran yang terbuat dari karton dengan jarak 7,5 cm, 27,5 cm, 52,5 cm dan 82,5 cm dengan urutan skor dari tiap lingkaran sebagai berikut 4, 3, 2, dan 1.

c. Pelaksanaan peserta berdiri di belakang garis dengan jarak 7 m dari sasaran kemudian peserta melemparkan bola ke sasaran.

d. Skor: Skor yang dihitung adalah lemparan yang sah, yaitu lemparan yang mengenai lingkaran tengah nilai 4, mengenai lingkaran kedua nilai 3, mengenai lingkaran ketiga nilai 2, dan mengenai lingkaran keempat nilai 1

1

2 3 4


(16)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5. Lembar Tes Gerak Dasar Lempar

No Nama Tes 1 Tes 2 Tes 3

1 2 3 4 dst

3. Tes lempar tangkap

Gambar 3.4. Lempar Tangkap

a. Tujuan: Mengukur koordinasi mata-tangan. Alat atau fasilitas: Bola tenis, kapur atau pita untuk membuat batas, sasarannya adalah tembok.

b. Pelakanaan: Peserta berdiri di belakang garis yang dibuat dengan jarak 2 m dari dinding sambil memegang bola. Peserta melemparkan bola ke dinding di atas garis setinggi 1,5 m dari lantai, dan menangkap bola tersebut dan kemudian melemparkan kembali ke dinding selama 30 detik.

c. Skor: Skor yang dihitung adalah banyaknya lemparan bola yang benar selama 30 detik.

Tabel 3.6. Lembar Tes Gerak Dasar Menangkap

No Nama Tes 1 Tes 2 Tes 3

1 2 3


(17)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4 Dst

4. Tes Memukul Bola Kasti

Gambar 3.5. Memukul Bola

a. Tujuan: Memukul bola sejauh-jauhnya agar regu penjaga sulit atau tidak bisa menangkap bola.

b. Alat: Bola tenis, Pemukul kasti, alat tulis, formulir, meteran, bendera dan lapangan. c. Pelaksanaan: Siswa disuruh memukul bola di atas tee untuk memudahkan siswa

memukul bola. Pukulah bola sekuat-kuatnya ke lapangan kasti dengan mengayunkan pemukul secara mendatar.

d. Skor: Skor dihitung dengan menggunakan meteran Skroll, setiap siswa diberi kesempatan tiga kali pukulan dengan mencoba dua kali.

Tabel 3.7. Lembar Tes Gerak Dasar Memukul

No Nama Tes 1 Tes 2 Tes 3

1 2 3 4 Dst

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Penelitian ini menggunakan dua insrtrumen penelitian, pertama pengukuran terhadap kemampuan kerjasama, kedua pengukuran terhadap kemampuan gerak dasar.


(18)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Agar instrument instrument ini valid dan reliable maka diperlukan uji coba instrumen. Langkah selanjutnya adalah menghitung validitas dan reliabilitas instrument.

1. Validitas instrumen

Instrument penilaian kerjasama adalah pedoman observasi. Sehingga untuk menilai validitas instrument adalah dengan menggunakan kesepakatan judge

yang terdiri dari 2 orang rater (judge). Instrument kedua adalah untuk mengukur kemampuan gerak dasar. Berdasarkan beberapa tes yang ada. Tes kemampuan gerak dasar yang terdiri dari tes 1, tes 2 tes 3 dst. Validitas dari perangkat instrument ini dihitung dengan korelasi product moment.

Rumus product moment

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Dengan nilai adalah 0,279 dengan N= 50 pada taraf signifikan 5 %

Sesuai dengan hasil penelitian pada sampel dengan menggunakan program SPSS diperoleh nilai

a. Test Kerjasama

Tabel 3.8. Hasil Analisi Validitas Kerjasama

Jenis test Keterangan

Penyesuaian 0.548 0,279 Valid

Koordinasi 0.397 0,279 Valid

Keputusan 0.536 0,279 Valid

Kepemimpinan 0.466 0,279 Valid

Komunikasi 0.604 0,279 Valid

Interpersonal 0.472 0,279 Valid

Penyesuaian2 0.555 0,279 Valid


(19)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keputusan2 0.730 0,279 Valid

Kepemimpinan2 0,574 0,279 Valid

Komunikasi2 0,781 0,279 Valid

Interpersonal2 0,641 0,279 Valid

b. Test Gerak Dasar

Tabel 3.9. Hasil Analisi Validitas Gerak dasar

2. Reliabilitas Instrumen

Instrument penilaian kerjasama ataupun gerak dasar keduanya reliabilitas dihitung dengan menggunakan teknik test-re-test. Instrument diujicobakan dua kali dan hasil skor dari dua kali percobaan ini kemudian dikorelasikan untuk melihat tingkat konsistensi dari kedua tes tersebut. Realibiltas untuk gerak dasar SPSS sebagai berikut:

a. Reliabilitas Kerjasama

Tabel 3.10. Hasil Analisi Reliabilitas Kerjasama

Reliability Statistics

Jenis test keterangan

Target 0.596 0.279 valid

Lempar 0.917 0.279 valid

Mukul 0.585 0.279 valid

Lari 0.292 0.279 valid

Target2 0.637 0.279 valid

Lempar2 0.902 0.279 valid

Mukul2 0.652 0.279 valid


(20)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

,529 ,533 12

b. Reliabiltas Gerak dasar

Tabel 3.11. Hasil Analisis Reliabilitas Gerak dasar

Jenis Tes Cronbach’s alpa Keterangan

Lempar Tangkap 0.896 Reliabel

Lempar Target 0.886 Reliabel

Memukul Bola 0.818 Reliabel

Lari 50 m 0.733 Reliabel

G.Kerangka Treatment Penelitian

Treatmen penelitian ini adalah pembelajaran kasti modifikasi permainan tradisional kasti dan pembelajaran kasti konvensional. Adapun ringkasan program

treatment dalam Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Program Treatment Dua Pembelajaran

Pertemuan Materi Pembelajaran

Kasti Modifikasi Kasti Konvensional

1 Gerak Dasar Lari Permainan

 Permainan hitam-hijau

 Lari menuju setiap tiang/base

Dril

 Lari bolak-balik

 Lari zigzag 2 Gerak dasar lempar

tangkap

Permainan

 Boyboyan

 Melempar sejauh-jaunya dan lari menuju setiap tiang/base

 Lempar tangkap bola antar tiang/base

Dril

 Lempar tangkap bola dengan teman

 Lempar tangkap bola berkelompok


(21)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Materi Pembelajaran

Kasti Modifikasi Kasti Konvensional

3,4 Gerak dasar memukul bola

Permainan

 Memukul bola diatas tea sejauh-jauhnya dan lari menuju setiap base

 Menangkap bola dan

melempar bola ke setiap base

Dril

 Memukul bola yang dilemparkan teman

 Berlari menuju batas

 Menangkap dan melempar bola kembali pelambung 5-8 Mencetak skor dan

latihan kerjasama

Permainan

Berlari ke tiang 1, tiang 2, tiang, tiang 4, dan home

Dril

Berlari ke tiang 1, tiang 2, tiang, dan home 9-12 Mencegah skor dan

latihan kerjasama

Permainan

Menangkap dan melempar bola ke tiang 1, tiang 2, tiang 3, tiang 4, dan ke home

Dril

Menangkap dan

melempar bola ke tiang 1, tiang 2-3, dan ke home

13-16 Bermain  Bermain dengan dua kali

modifikasi permainan kasti

 Bermain dengan dua kali permainan konvensional kasti

Bermain dengan

konvensional Kasti

17 Tes Bermain kerjasama modifikasi

kasti

Bermain kerjasama konvensional kasti

Setelah merumuskan program treatment yang menggunakan dua model pembelajaran, dalam hal ini model yang di maksud adalah kasti modifikasi dan kasti konvensional, maka selanjutnya program treatment tersebut bisa dijabarkan ke dalam kerangka pembelajaran yang telah disusun kemudian dijabarkan dalam rencana pembelajaran, terlampir halaman 84 untuk pembelajaran kasti modifikasi dan 133 untuk permainan kasti konvensional. Durasi waktu pembelajaran 70 menit per kali pertemuan selama 16 kali. Adapun kerangka pembelajaran seperti pada Tabel 3.13.

H.Kerangka Pembelajaran

Tabel 3.13. Kerangka Pembelajaran Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti

Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional


(22)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

1 Gerak Dasar Lari

Permainan:

 Hitam Hijau

 Reaksi lari ke tiap

base/tiang dengan intruksi guru

 Lari menuju setiap ase/tiang

Pemain Menyerang

Berlari menuju base/tiang yang disediakan agar tidak

tertangkap lawan

Pemain Bertahan

Menangkap team berlari yang menuju base/tiang

Kerjasama

Lari untuk mencapai base/tiang secara bersama-sama tanpa disentuh lawan

Bermain Kasti Modifikasi Penutup:

Gerak Dasar Lari

Dril:

Lari bolak-balik Lari zigzag

Pemain Menyerang

Mengejar team lawan dan menyentuhnya

Pemain Bertahan

Berlari sampai garis batas tanpa tersentuh oleh regu lawan

Kerjasama

Lari bersama sama menuju batas

Bermain kasti konvensional


(23)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

Memperbaiki kesalahan pada gerakan dan teknik permainan

Memperbaiki kesalahan pada gerakan dan teknik permainan

2 Gerak Dasar lempar tangkap

Permainan:

 Melempar burung

 Melempar bola sejauh-jauhnya

 Berlari bersama-sama ke setiap base/tiang yang disediakan

Bertahan

Menguasai bola, melempar, dan menangkap bola

Menyerang

Melempar dan berlari ke setiap base/tiang yang disediakan

Kerjasama

Kode/Instruksi pada teman agar tidak terkena/di tik lawan

Bermain

Gerak dasar lempar tangkap

Dril:

Lempar tangkap dengan teman

Bertahan

Menghindari bola

Menyerang

Melempar dan menangkap bola untuk mematikan lawan

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman


(24)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

3-4 Gerak dasar memukul bola, lari, lempar tangkap

Permainan:

 Galasin

 Memukul bola sejauh-jaunya

 Berlari bersama-sama ke base/tiang yang disediakan

Bertahan

Menguasai bola, melempar, dan menangkap bola

Menyerang

Memukul bola dan berlari ke tiap base/tiang hinggap yang di sediakan agar tidak terkena/di tik lawan

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman Berlari ke tiap base/tiang

Gerak dasar memukul bola, lari, lempar tangkap

Dril:

Memukul bola sejauh-jauhnya Berlari meuju base/tiang

Bertahan

Menghindari dan menangkap bola

Menyerang

Memukul bola yang di lambungkan sendiri/oleh temanya kearah lawan

Kerjasama


(25)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

hinggap Bermain Penutup

Review

Bermain Penutup

Review

5-8 Mencetak skor Menyerang

Memukul bola dan berlari ke tiap base/tiang hinggap

Bertahan

Menguasai, melempar, dan menangkap bola antar base

Kerjasama Kode atau instruksi pada teman

untuk berlari dari base ke agar mendapatkan skor

Bermain

Mencetak skor Menyerang

Mencetak skor sebanyak-banyaknya Bertahan

Mencegah jangan sampai terjadi skor

Kerjasama Kode atau instruksi pada teman

Bermain 9-12 Mencegah skor

Bertahan

Menguasai bola, melempar, dan menangkap bola dari base

Mencegah skor Bertahan


(26)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

ke base

Menyerang

Berlari dan memukul bola untuk mendapatkan skor sebanyak-banyaknya

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman untuk melakukan lempar tangkap agar regu lawan tidak mendapatkan skor

Bermain Kasti Modifikasi Penutup

Review

Menyerang

Memukul bola dan berlari ke tiap base

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman

Bermain Kasti Konvensional Penutup

Review

13-16 Bermain Bertahan

Bagaiman mencegah terjadinya skor

Menyerang

Bagaimana mencetak skor

Bermain Bertahan

Mencegah jangan sampai terjadi skor

Menyerang


(27)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

sebanyak-banyaknya Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman untuk berlari dari base ke base agar mendapatkan skor. Regu menjaga agar tidak terjadi skor Bermain

Penutup Review

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman

Bermain Penutup Review

17 Tes Tes

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Penyusunan program pembelajaran kasti modifikasi. Dalam tahap ini dipilih permainan yang akan dipergunakan untuk pengembangan keterampilan gerak dasar. Lampiran 16 hal 138 adalah sejumlah peraturan yang merupakan hasil modifikasi. Penelitian ini menggunakan modifikasi pada ukuran lapangan, aturan bermain, dan jumlah pemain. Hal ini menurut peneliti adalah yang paling relevan dengan situasi pendidikan di Sekolah Dasar yang memiliki lapangan berukuran terbatas dan jumlah pelajar dalam satu kelas yang bervariasi dan tidak dapat dipastikan sesuai dengan jumlah pemain dalam permainan bola kecil.


(28)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Uji coba dan validasi program pembelajaran dan permainan. Setelah permainan dan kasti modifikasi tersusun, kemudian dilakukan validasi ke ahli dan validasi lapangan.

3. Penyusunan program pembelajaran untuk eksperimen dan validasi. Tahap ini dilakukan untuk penyusunan program pembelajaran untuk eksperimen. Program pembelajaran permainan modifikasi dan program pembelajaran tradisional yang telah divalidasi, selanjutnya dipergunakan untuk treatment.

4. Pembagian kelompok eksperimen (pemilihan sampel penelitian). Dalam penelitian ini kelompok di bagi atas pembelajaran kasti modifikasi dan kasti konvensional. 5. Eksperimen. Pemberian treatment dilakukan untuk melihat pengaruh treatment

yang telah dirancangkan. Rencana treatment akan dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dalam seminggu. Juliantine, dkk (2007, hlm. 2) berpendapat bahwa percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 kali/minggu, sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu. Oleh karena itu peneliti melakukan petemuan sebanyak 1 kali dalam seminggu selama tiga bulan.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan hal yang bersifat essensial dan krusial. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data.

Selanjutnya jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi. Menurut Sukmadinata (2009, hlm. 220) menyatakan observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berangsung. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan data primer, yaitu siswa kelas 1, 2, dan 3 atau bisa juga disebut kelas rendah dan teknik untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan teknik observasi dan Test.


(29)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu K. Teknik Analisis Data

Dalam mengolah data, analisis data sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknis analisis MANOVA (Multivariate Analysis of Variance). Manova adalah uji statistik yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen yang berskala kategorik terhadap beberapa variabel dependen sekaligus yang berskala data metrik (Santoso 2015, hlm. 225).

Manova merupakan singkatan dari Multivariate Analysis of Variance, artinya merupakan bentuk multivariate dari Analysis of Variance (ANOVA). Bentuk multivariate maksudnya adalah terdapat lebih dari satu variabel terikat. Menurut Santoso (2015, hlm. 6), “Secara umum Analisis Multivariat atau Metode

Multivariat berhubungan dengan statistik secara bersama-sama (simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua variable pada setiap objek atau orang. Sehingga uji manova digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap beberapa variabel dependen secara simultan atau sekaligus. Uji ini mirip sekali dengan uji Hotelling’s T2. Letak perbedaannya adalah jika uji hotelling’s T2 digunakan apabila hanya terdapat 1 variabel independen dengan 2 kategori saja. Sedangkan manova dapat digunakan pada lebih dari 1 variabel independen dan/atau kategori dua atau lebih. Jadi, MANOVA adalah bentuk multivariat dari ANOVA sedangkan Hotelling's T2 adalah bentuk multivariat dari independen t test.

Manova dapat dikatakan kebalikan dari analisis diskriminan, karena pada analisis diskriminan variabel dependen yang berskala kategorik dan variabel independen yang berskala kuantitatif. Kedua uji ini mempunyai kesamaan dalam cara menentukan nilai variate dan menguji signifikansi statistic antar kelompok.

Menurut Santoso (2015, hlm. 6) bahwa keunggulan dari Manova adalah mampu digunakan untuk menganalisis pengaruh setiap variabel independen yang berskala kategorik terhadap masing-masing variabel dependen secara terpisah, dimana variabel dependen berskala kuantitatif. Dalam


(30)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penggunaannya, manova membutuhkan asumsi, yaitu ukuran sampel yang lebih besar dari pada univariat ANOVA, dimana dalam manova ada batasan khusus dalam setiap sel (kelompok), minimal sebanyak 20 observasi. Dan jumlah sampel di setiap sel harus lebih besar dari jumlah variabel dependen.

Tahapan analisis statistik untuk membandingkan pendekatan permainan dan kelompok kontrol. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan deskripsi explore

data pada menu SPSS Serie 21.

Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 21 terdapat lima uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov, Shapiro-wilk, QQ Plots, Detrended normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Kelima uji analisis ini sebenarnya saling mendukung satu sama lainnya. Untuk uji normalitas, peneliti mengacu pada analisis

kolmogorov smirnov. Peneliti memiliki anggapan bahwa untuk jumlah sampel kurang atau dibawah 30 orang atau termasuk pada kategori kelompok sampel kecil, maka pengujian dengan kolmogorov smirnov sangat relevan. Dengan pengujian kolmogorov smirnov, untuk jumlah sampel dibawah 30 orang atau sampel kecil memiliki derajat yang tinggi.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Karena syarat dari uji satistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi normal dan homogen.


(31)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Serie 21 adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan Lavene Statistik hasil output

dari SPSS. c. Uji Hipotesis

Data yang berhasil terkumpul, kemudian dilakukan analisis data menggunakan metode statistik. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis yang meliputi pengujian normalitas distribusi skor dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dan pengujian homogenitas varian dengan menggunakan uji Lavene. Teknik pengolahan analisis data menggunakan Manova yaitu suatu teknik statistik yang digunakan untuk menghitung pengujian signifikasi perbedaan rata-rata secara bersamaan antar kelompok, unutk dua atau lebih variabel terikat dalam bentuk data skala interval atau rasio (Ghozali, 2009,hlm. 79)

Hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti modifikasi terhadap nilai kerjasama.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti modifikasi terhadap nilai kemampuan gerak dasar.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti konvensional terhadap nilai kerjasama.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti konvensional terhadap gerak dasar.

5. Terdapat perbedaan antara pembelajaran kasti modifikasi dan kasti konvensional terhadap nilai kerjasama.

6 Terdapat perbedaan antara pembelajaran kasti modifikasi dan kasti konvensional terhadap gerak dasar.


(1)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

ke base

Menyerang

Berlari dan memukul bola untuk mendapatkan skor sebanyak-banyaknya

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman untuk melakukan lempar tangkap agar regu lawan tidak mendapatkan skor

Bermain Kasti Modifikasi Penutup

Review

Menyerang

Memukul bola dan berlari ke tiap base

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman

Bermain Kasti Konvensional Penutup

Review 13-16 Bermain

Bertahan

Bagaiman mencegah terjadinya skor

Menyerang

Bagaimana mencetak skor

Bermain Bertahan

Mencegah jangan sampai terjadi skor

Menyerang


(2)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Aktifitas Pembelajaran Kasti Modifikasi

Aktifitas Pembelajaran Kasti Konvensional

sebanyak-banyaknya Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman untuk berlari dari base ke base agar mendapatkan skor. Regu menjaga agar tidak terjadi skor Bermain

Penutup Review

Kerjasama

Kode atau instruksi pada teman

Bermain Penutup Review

17 Tes Tes

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Penyusunan program pembelajaran kasti modifikasi. Dalam tahap ini dipilih permainan yang akan dipergunakan untuk pengembangan keterampilan gerak dasar. Lampiran 16 hal 138 adalah sejumlah peraturan yang merupakan hasil modifikasi. Penelitian ini menggunakan modifikasi pada ukuran lapangan, aturan bermain, dan jumlah pemain. Hal ini menurut peneliti adalah yang paling relevan dengan situasi pendidikan di Sekolah Dasar yang memiliki lapangan berukuran terbatas dan jumlah pelajar dalam satu kelas yang bervariasi dan tidak dapat dipastikan sesuai dengan jumlah pemain dalam permainan bola kecil.


(3)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Uji coba dan validasi program pembelajaran dan permainan. Setelah permainan dan kasti modifikasi tersusun, kemudian dilakukan validasi ke ahli dan validasi lapangan.

3. Penyusunan program pembelajaran untuk eksperimen dan validasi. Tahap ini dilakukan untuk penyusunan program pembelajaran untuk eksperimen. Program pembelajaran permainan modifikasi dan program pembelajaran tradisional yang telah divalidasi, selanjutnya dipergunakan untuk treatment.

4. Pembagian kelompok eksperimen (pemilihan sampel penelitian). Dalam penelitian ini kelompok di bagi atas pembelajaran kasti modifikasi dan kasti konvensional. 5. Eksperimen. Pemberian treatment dilakukan untuk melihat pengaruh treatment

yang telah dirancangkan. Rencana treatment akan dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dalam seminggu. Juliantine, dkk (2007, hlm. 2) berpendapat bahwa percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 kali/minggu, sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu. Oleh karena itu peneliti melakukan petemuan sebanyak 1 kali dalam seminggu selama tiga bulan.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan hal yang bersifat essensial dan krusial. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data.

Selanjutnya jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi. Menurut Sukmadinata (2009, hlm. 220) menyatakan observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berangsung. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan data primer, yaitu siswa kelas 1, 2, dan 3 atau bisa juga disebut kelas rendah dan teknik untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan teknik observasi dan Test.


(4)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu K. Teknik Analisis Data

Dalam mengolah data, analisis data sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknis analisis MANOVA (Multivariate Analysis of Variance). Manova adalah uji statistik yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen yang berskala kategorik terhadap beberapa variabel dependen sekaligus yang berskala data metrik (Santoso 2015, hlm. 225).

Manova merupakan singkatan dari Multivariate Analysis of Variance, artinya merupakan bentuk multivariate dari Analysis of Variance (ANOVA). Bentuk

multivariate maksudnya adalah terdapat lebih dari satu variabel terikat. Menurut Santoso (2015, hlm. 6), “Secara umum Analisis Multivariat atau Metode

Multivariat berhubungan dengan statistik secara bersama-sama (simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua variable pada setiap objek atau orang. Sehingga uji manova digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap beberapa variabel dependen secara simultan atau sekaligus. Uji ini mirip sekali dengan uji Hotelling’s T2. Letak perbedaannya adalah jika uji hotelling’s T2 digunakan apabila hanya terdapat 1 variabel independen dengan 2 kategori saja. Sedangkan manova dapat digunakan pada lebih dari 1 variabel independen dan/atau kategori dua atau lebih. Jadi,

MANOVA adalah bentuk multivariat dari ANOVA sedangkan Hotelling's T2 adalah bentuk multivariat dari independen t test.

Manova dapat dikatakan kebalikan dari analisis diskriminan, karena pada analisis diskriminan variabel dependen yang berskala kategorik dan variabel independen yang berskala kuantitatif. Kedua uji ini mempunyai kesamaan dalam cara menentukan nilai variate dan menguji signifikansi statistic antar kelompok.

Menurut Santoso (2015, hlm. 6) bahwa keunggulan dari Manova adalah mampu digunakan untuk menganalisis pengaruh setiap variabel independen yang berskala kategorik terhadap masing-masing variabel dependen secara


(5)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penggunaannya, manova membutuhkan asumsi, yaitu ukuran sampel yang lebih besar dari pada univariat ANOVA, dimana dalam manova ada batasan khusus dalam setiap sel (kelompok), minimal sebanyak 20 observasi. Dan jumlah sampel di setiap sel harus lebih besar dari jumlah variabel dependen.

Tahapan analisis statistik untuk membandingkan pendekatan permainan dan kelompok kontrol. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Serie 21.

Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 21 terdapat lima uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov, Shapiro-wilk, QQ Plots, Detrended normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Kelima uji analisis ini sebenarnya saling mendukung satu sama lainnya. Untuk uji normalitas, peneliti mengacu pada analisis kolmogorov smirnov. Peneliti memiliki anggapan bahwa untuk jumlah sampel kurang atau dibawah 30 orang atau termasuk pada kategori kelompok sampel kecil, maka pengujian dengan kolmogorov smirnov sangat relevan. Dengan pengujian kolmogorov smirnov, untuk jumlah sampel dibawah 30 orang atau sampel kecil memiliki derajat yang tinggi.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Karena syarat dari uji satistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi normal dan homogen.


(6)

Muhamad Ade Jaenudin, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KASTI MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI KERJASAMA DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS RENDAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Serie 21 adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan Lavene Statistik hasil output dari SPSS.

c. Uji Hipotesis

Data yang berhasil terkumpul, kemudian dilakukan analisis data menggunakan metode statistik. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis yang meliputi pengujian normalitas distribusi skor dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dan pengujian homogenitas varian dengan menggunakan uji Lavene. Teknik pengolahan analisis data menggunakan Manova yaitu suatu teknik statistik yang digunakan untuk menghitung pengujian signifikasi perbedaan rata-rata secara bersamaan antar kelompok, unutk dua atau lebih variabel terikat dalam bentuk data skala interval atau rasio (Ghozali, 2009,hlm. 79)

Hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti modifikasi terhadap nilai kerjasama.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti modifikasi terhadap nilai kemampuan gerak dasar.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti konvensional terhadap nilai kerjasama.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kasti konvensional terhadap gerak dasar.

5. Terdapat perbedaan antara pembelajaran kasti modifikasi dan kasti konvensional terhadap nilai kerjasama.

6 Terdapat perbedaan antara pembelajaran kasti modifikasi dan kasti konvensional terhadap gerak dasar.