S KOR 1006535 Chapter3

(1)

25

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya, hal ini berarti metode penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya, hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Adapun yang dimaksud dengan metode yang tepat ini sendiri seperti dikemukakan oleh Winarno Surakhmad

(1989, hlm. 31) “metode merupakan cara utama yang diperlukan untuk mencapai

tujuan misalnya untuk menguji hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Dari kutipan diatas, dapat diartikan kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang dipergunakan teknik dan alat-alat tertentu sehingga memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode. Metode dalam penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode dalam penelitian inii adalah bersifat non eksperimen atau penelitian setelah terjadi fakta dengan tingkat eksplanasi asosiatif, penelitian dimana variabel yang hendak diteliti (variabel terikat) telah ada pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menurut sugiono (2012, hlm. 177) yang menyatakan “penelitian yang hanya melibatkan hubungan satu variabel atau membandingkan dengan kelompok lain”.

Dari beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena yang dapat berupa suatu bentuk aktifitas


(2)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakteristik perubahan hubungan kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang


(3)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian tidak akan lepas dari objek yang akan diteliti karena melaui objek yang diteliti tersebut akan diperoleh variabel-variabel yang merupakan permasalahan dalam penelitian dan diperoleh suatu pemecahan masalah yang akan menunjang keberhasilan penelitian, menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga dapat ditarik kesimpulannya”. Maka dari itu, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet sepak bola usia dini KU 14 PSBUM UPI

3.2.2 Sampel Penelitian

Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk menegangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi, menurut Sugiyono (2012, hlm. 82) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik random sampling, mengenai hal ini Hamid Darmadi (2012, hlm. 48), menyatakan random sampling merupakan teknik penentuan sampel acak adalah dimana elemen sampelnya ditentukan berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihannya dilakukan secara acak, sampel yang diperoleh dengan random sampling disebut random sampel. Berdasarkan penjelasan tersebut dalampenelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 17 atlet.

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian berfungsi untuk mempermudah langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian dan juga dapat dijadikan sebagai suatu pegangan agar tidak keluar dari ketentuan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Desain penelitian yang dibuat harus sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung didalamnya. Dalam suatu penelitian perlu terdapat suatu desain penelitian yang sesuai denganvariabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk diuji kebenarannya. Desain penelitian merupakan


(4)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rancangan tentang cara menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian pada gambar

r = Hubungan

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Ket:

X : Kebugaran Jasmani Y : Percaya Diri

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian Sumber : Arikunto (2002, hlm. 125)

Kebugaran Jasmani X

Percaya Diri Y

Populasi

Sampel

Angket Percaya Diri Tes Kebugaran

Jasmani Indonesia

Pengolahan Data dan Analisis

Kesimpulan Instrumen


(5)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Instrumen Peneltian

Untuk pengumpulan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes kebugaran jasmani yaitu Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) dan angket sebagai alat pengumpul datanya.

3.4.1 Tes Kebugaran Jasmani (TKJI) a. Tes Lari Cepat (Sprint) 50 Meter

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari. Alat dan fasilitas terdiri dari : Lintasan lari, Bendera, Peluit, Alat tulis, Stopwatch. Pelaksanaan tes lari 50 meter adalah sebagai berikut :

1. Sikap permulaan

Peserta berdiri dibelakang garis start. 2. Gerakan

 Pada aba-aba “ Siap “ peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. ( lihat gambar 1 )

 Pada aba-aba “ Ya “ peserta lari secepat mungkin menuju garis finish dengan menempuh jarak 50 meter.

Sumber: Kemendiknas, (2010) Gambar 3.3


(6)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Lari masih bisa diulang bila

 Pelari mencuri start

 Pelari tidak melewati garis finis

 Pelari terganggu dengan pelari yang lain 4. Pengukur waktu

Pengukuran waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finis

5. Pencatat hasil

 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jara 50 meter, dalam satuan waktu detik.

 Waktu dicatat satu angka dibelakang koma.

Kriteria yang digunakan dalam tes lari sprint, berdasarkan kelompok umur, usia, dan jark tempuh, seperti terlihar pada tabel 3.1.

Umur 13 s/d 15 Tahun Nilai

Putra Putri

sd – 6.7 detik sd – 7.7 detik 5 6.8 – 7.6 detik 7.8 – 8.7 detik 4 7.7 – 8.7 detik 8.8 – 9.9 detik 3 8.8 – 10.3 detik 10.9 – 11.9 detik 2

10.4 - dst 12.0 - dst 1

Table 3.1 kriteria tes lari cepat.

b. Tes Pull Up

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. Alat dan fasilitas yang digunakan adalah stopwatch, serbuk kapur atau magnesium karbonat, alat tulis


(7)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4

1. Pelaksanaan angkat tubuh

Peserta berdiri dibawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala. ( lihat gambar 3.5 )

Sumber: Kemendiknas ( 2010 )

Gambar 3.5 2. Gerakan

Angkat badan hingga dagu melewati palang kemudian turunkan kembali seperti pada sikap permulaan namun siku sedikit ditekukan. Lakukan selama 60 detik.

3. Pencatat hasil

 Gerakan yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna

 Gerakan yang dicatat adalah jumlah angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik

 Peserta yang tidak mampu melakukan tes angkat tubuh ini, walaupun telah berusaha diberi nilai 0 ( nol )

Kriteria yang digunakan dalam tes pull up berdasarkan kelompok umur, dan usia, seperti terlihat pada tabel 3.2.


(8)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Umur 13 s/d 15 Tahung Nilai

Putra Putri

16 ke atas 41 detik ke atas 5

11 - 15 22 – 40 detik 4

06 - 10 10 – 21 detik 3

02 - 05 03 – 09 detik 2

00 - 01 00 – 02 detik 1

Tabel 3.2 kriteria tes pull-up

c. Tes Baring Duduk (Sit-Up)

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Alat dan fasilitas yang digunakan adalah lantai, rumput yang rata dan bersih, stopwatch, alat tulis, matras.

1. Sikap Permulaan

Peserta berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut 900 , kedua tangan diletakan masing-masingdi samping telinga. ( lihat gambar 3.7 )

Petugas / peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.


(9)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6

2. Gerakan

Pada aba-aba “ Ya “ peserta mengambil sikap duduk ( lihat gambar 3.7 ) sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan ( lihat gambar 3.7 ).

Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 60 detik.

Sumber : Kemendiknas ( 2010 ) Gambar 3.7

Catatan

Gerakan tidak dihitung jika kedua tangan tidak berada disamping telinga, kedua siku tidak sampai menyentuh paha dan mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.


(10)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.

 Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini diberi nilai 0 ( nol ).

Kriteria yang digunakan dalam tes sit up berdasarkan kelompok umur, dan usia, seperti terlihat pada tabel 3.3.

Umur 13 s/d 15 Tahun Nilai

Putra Putri

38 ke atas 28 ke atas 5

28 – 37 kali 19 – 27 kali 4

19 – 27 kali 09 – 18 kali 3

08 – 18 kali 03 – 08 kali 2

00 – 07 kali 00 – 02 kali 1

Tabel 3.3 kriteria tes sit-up

d. Loncat Tegak (Vertical-Jump)

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Alat dan fasilitas yang digunakan adalah lantai, rumput yang rata dan bersih, stopwatch, alat tulis, matras

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif tungkai. Alat dan fasilitas yang digunakan adalah papan berskala sentimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata. Jarak antara lantai dengan angka 0 ( nol ) pada skala yaitu 150 cm ( lihat gambar 3.8 ), serbuk kapur, penghapus papan tulis, Alat tulis


(11)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Kemendiknas ( 2010 ) Gambar 3.8

1. Sikap permulaan

Ujung jari dari peserta diolesi dengan serbuk kapur. Peserta berdiri tegak dekat dinding, jari kaki rapat, papan skalla berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. ( lihat gambar 3.9 )

Sumber : Kemendiknas ( 2010 ) Gambar 3.9

2. Gerakan

Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutu dan kedua lengan diayun ke belakang ( lihat gambar 3.10 ). Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepukan papan dengan ujung jari sehingga menimbulkan bekas. Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain.


(12)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Kemendiknas ( 2010 ) Gambar 3.10

3. Pencatatan hasil

 Catat raihan tegak

 Ketiga raihan loncatan dicatat

 Raihan loncatan dikurangi raihan tegak

 Ambil nilai selisih raihan yang tertinggi

Kriteria yang digunakan dalam tes vertical jump berdasarkan kelompok umur, dan usia, seperti terlihat pada tabel 3.4.

Umur 13 s/d 15 Tahun Nilai

Putra Putri

66 cm ke atas 50 cm keatas 5

53 – 56 cm 39 – 49 cm 4

42 – 52 cm 30 – 38 cm 3

31 – 41 cm 21 – 29 cm 2

Di bawah 31 cm Di bawah 21 cm 1

Tabel 3.4 kriteria tes vertical-jump

e. Lari Jarak Sedang

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan paru-jantung ( kardiovaskular ). Alat dan fasilitas yang digunakan adalah lintasan lari 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri untuk kategori umur 13 s/d 15 tahun, stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, alat tulis.

1. Sikap permulaan

Peserta berdiri dibelakang garis start 2. Gerakan


(13)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada aba-aba “ Siap “ peserta mengambil sikap start berdri, siap untuk lari.Pada aba-aba “ Ya “ peserta berlari menuju garis finis, menempuh jarak 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri.

Catatan

Lari diulang bila ada pelari yang mencuri start dan ada pelari yang tidak melewati garis finish.

Sumber : Kemendiknas, (2010:21 ) Gambar 3.11

3. Pencatatan hasil

 Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finis.

 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.


(14)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Kemendiknas (2010 ) Gambar 3.12

Kriteria yang digunakan dalam tes lari jarak sedang berdasarka kelompok umur, dan jenis kelamin seperti terlihat pada tabel 3.5.

Umur 13 s/d 15 tahun Nilai

Putra Putri

Sd 3’04” Sd 3’08 5

3’05” –3’53” 3’07” –3’55” 4

3’54” –4’46” 3’56” –4’58” 3

4’47” –6’04” 4’59” –6’40” 2

Di bawah 6’04” Di bawah 6’40” 1

Tabel 3.5 kriteria tes lari jarak menengah

Untuk menentukan kategori kebugaran jasmani peserta didik, pelatih harus menjumlahkan semua nilai dari (5) item tes. Selanjutnya nilai dari ke lima (5) item tes tersebut, dicocokan dengan norma tes seperti terihat pada tabel 3.6.

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22 – 25 Baik Sekali (BS)

2 18 – 21 Baik (B)


(15)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 10 – 13 Kurang (K)

5 5 – 9 Kurang Sekali (KS)

Tabel 3.6 Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

3.4.2 Angket

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kepercayaan diri adalah dengan menggunakan kuisioner (angket). Menurut Sugiyono (2014, hlm. 142) “kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan acra memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Lebih lanjut Arikunto (2010,hlm.194) “kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yangdigunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal yang diketahui”. Alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini karena dapat memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para responden dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya. Arikunto (2010, hlm.195) menjelaslkan keuntungan angket yaitu:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak

malu-malu menjawab.

Dalam melakukan tes kepercayaan diri ini penulis menggunakan angket kepercayaan diri dalam skripsi Erwin Azhar Feriawan (2014) yang sudah di uji validitas dan reabilitasnya. Butir-butir pertanyaan angket kepercayaan diri dibuat berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Kuisioner Kepercayaan Diri (Setelah Uji Kelayakan)

Variabel Aspek Indikator Pertanyaan ∑

( + ) ( - ) Yakin Akan Kemampuan Diri Ketika Menghadapi Pertandingan

1, 2 3, 4, 23

5

Optimis Saat Menjalani Program Latihan Yang Di Berikan Pelatih


(16)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepercayaan Diri

Optimis Optimis Saat Menghadapi Pertandingan

8 5 2

Obyektif

Obyektif Melihat Kemampuan Lawan

9 - 1

Obyektif Melihat Kemapuan Diri Sendiri

10 11 2

Bertanggung Jawab

Bertanggung Jawab Terhadap Program Latihan Yang Diberikan Oleh Pelatih

12, 13 16 3

Bertanggung Jawab Atas Instruksi Yang Diberikan Pelatih Saat Bertanding

14, 15 17 3

Rasional Rasional Dalam Menentukan Target Sesuai Dengan Kemampuan

18, 19 - 2

Realistis

Realistis Dalam Menentukan Tujuan

20 - 1

Realistis Menerima Hasil Pertandingan

- - -

Tidak Konformis

Tidak Konformis Saat Berdiskusi Dengan Tim

21, 22 2

Keberanian

Berani Dalam

Mengambil Keputusan Peenting Saat Bertanding

- 24 1

Berani Menanyakan Keputusan Wasit

25 - 1

Kontrol Diri

Kontrol Diri Saat Mengalami Kekalahan

- 26, 27 2


(17)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilanggar Oleh Lawan

Emosi Stabil

Menerima Keputusan Wasit Yang Kurang Menguntungkan

- - -

Saat Suporter Lawan Tidak Terpuji

29 - 1

Saat Kalah Dalam Pertandingan

- 30 1

Jumlah 19 11 30

Sumber: Erwin Azhar Feriawan (2014)

Angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Sedangkan penilaian jawaban responden mengenai pernyataan yang diberikan menggunakan skala likert, yaitu tipe skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Alternatif jawaban dari sangat positif sampai sangat negatif, seperti pada tabel berikut

Tabel 3.8 Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot Nilai ( + ) ( - )

SS (Sangat Setuju) 5 1

S (Setuju 4 2

R (Ragu-Ragu) 3 3

TS (Tidak Setuju) 2 4

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5

3.5Prosedur Pengolahan Data

Sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis, dan jumlah variabel yang akan diteliti, maka teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik korelasi dengan skor berpasangan dan korelasi ganda. Sesuai pendapat Nurhasan (2007, hlm.50) bahwa korelasi adalah “hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya”. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah :

1. Menghitung rata-rata dan simpangan baku 2. Pengujian Normalitas


(18)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengujian Hipotesis.


(1)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada aba-aba “ Siap “ peserta mengambil sikap start berdri, siap untuk lari.Pada aba-aba “ Ya “ peserta berlari menuju garis finis, menempuh jarak 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri.

Catatan

Lari diulang bila ada pelari yang mencuri start dan ada pelari yang tidak melewati garis finish.

Sumber : Kemendiknas, (2010:21 ) Gambar 3.11

3. Pencatatan hasil

 Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finis.

 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.


(2)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Kemendiknas (2010 ) Gambar 3.12

Kriteria yang digunakan dalam tes lari jarak sedang berdasarka kelompok umur, dan jenis kelamin seperti terlihat pada tabel 3.5.

Umur 13 s/d 15 tahun Nilai

Putra Putri

Sd 3’04” Sd 3’08 5

3’05” –3’53” 3’07” –3’55” 4

3’54” –4’46” 3’56” –4’58” 3

4’47” –6’04” 4’59” –6’40” 2

Di bawah 6’04” Di bawah 6’40” 1

Tabel 3.5 kriteria tes lari jarak menengah

Untuk menentukan kategori kebugaran jasmani peserta didik, pelatih harus menjumlahkan semua nilai dari (5) item tes. Selanjutnya nilai dari ke lima (5) item tes tersebut, dicocokan dengan norma tes seperti terihat pada tabel 3.6.

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22 – 25 Baik Sekali (BS)

2 18 – 21 Baik (B)


(3)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 10 – 13 Kurang (K)

5 5 – 9 Kurang Sekali (KS)

Tabel 3.6 Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

3.4.2 Angket

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kepercayaan diri adalah dengan menggunakan kuisioner (angket). Menurut Sugiyono (2014, hlm. 142) “kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan acra memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Lebih lanjut Arikunto (2010,hlm.194) “kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yangdigunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal yang diketahui”. Alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini karena dapat memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para responden dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya. Arikunto (2010, hlm.195) menjelaslkan keuntungan angket yaitu:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak

malu-malu menjawab.

Dalam melakukan tes kepercayaan diri ini penulis menggunakan angket kepercayaan diri dalam skripsi Erwin Azhar Feriawan (2014) yang sudah di uji validitas dan reabilitasnya. Butir-butir pertanyaan angket kepercayaan diri dibuat berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Kuisioner Kepercayaan Diri (Setelah Uji Kelayakan)

Variabel Aspek Indikator Pertanyaan ∑

( + ) ( - ) Yakin Akan

Kemampuan Diri

Ketika Menghadapi Pertandingan

1, 2 3, 4, 23

5

Optimis Saat Menjalani Program Latihan Yang Di Berikan Pelatih


(4)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepercayaan Diri

Optimis Optimis Saat Menghadapi Pertandingan

8 5 2

Obyektif

Obyektif Melihat Kemampuan Lawan

9 - 1

Obyektif Melihat Kemapuan Diri Sendiri

10 11 2

Bertanggung Jawab

Bertanggung Jawab Terhadap Program Latihan Yang Diberikan Oleh Pelatih

12, 13 16 3

Bertanggung Jawab Atas Instruksi Yang Diberikan Pelatih Saat Bertanding

14, 15 17 3

Rasional Rasional Dalam Menentukan Target Sesuai Dengan Kemampuan

18, 19 - 2

Realistis

Realistis Dalam Menentukan Tujuan

20 - 1

Realistis Menerima Hasil Pertandingan

- - -

Tidak Konformis

Tidak Konformis Saat Berdiskusi Dengan Tim

21, 22 2

Keberanian

Berani Dalam

Mengambil Keputusan Peenting Saat Bertanding

- 24 1

Berani Menanyakan Keputusan Wasit

25 - 1

Kontrol Diri

Kontrol Diri Saat Mengalami Kekalahan

- 26, 27 2


(5)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilanggar Oleh Lawan

Emosi Stabil

Menerima Keputusan Wasit Yang Kurang Menguntungkan

- - -

Saat Suporter Lawan Tidak Terpuji

29 - 1

Saat Kalah Dalam Pertandingan

- 30 1

Jumlah 19 11 30

Sumber: Erwin Azhar Feriawan (2014)

Angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Sedangkan penilaian jawaban responden mengenai pernyataan yang diberikan menggunakan skala likert, yaitu tipe skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Alternatif jawaban dari sangat positif sampai sangat negatif, seperti pada tabel berikut

Tabel 3.8 Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot Nilai ( + ) ( - )

SS (Sangat Setuju) 5 1

S (Setuju 4 2

R (Ragu-Ragu) 3 3

TS (Tidak Setuju) 2 4

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5

3.5Prosedur Pengolahan Data

Sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis, dan jumlah variabel yang akan diteliti, maka teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik korelasi dengan skor berpasangan dan korelasi ganda. Sesuai pendapat Nurhasan (2007, hlm.50) bahwa korelasi adalah “hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya”. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah :

1. Menghitung rata-rata dan simpangan baku 2. Pengujian Normalitas


(6)

Khalid Mawardi, 2016

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERCAYA DIRI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengujian Hipotesis.