Perbedaan tingkat stres kerja antara karyawan administrasi dan buruh kasar di PT. Pantjatunggal Knitting Mill Semarang - USD Repository

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA KARYAWAN ADMINISTRASI DAN BURUH KASAR DI PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL SEMARANG SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi Oleh :

  Nikolas Agung Adi Saputro NIM : 039114059

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  ABSTRAK Nikolas Agung Adi Saputro (2008). Perbedaan Tingkat Stres Kerja Antara Karyawan Administrasi Dan Buruh Kasar Di PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang.

  Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang bertujuan mengetahui perbedaan stres kerja yang dialami karyawan administrasi dan buruh kasar di PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang. Subjek dalam penelitian berjumlah 100 orang, masing.masing 50 orang dari karyawan administrasi dan 50 orang dari buruh kasar. Uji reliabilitas menggunakan metode alpha.cronbach, nilai reliabilitas setelah seleksi item sebesar 0,928 yang berarti instrument penelitian ini sangat dapat dipercaya. Uji hipotesis dilakukan dengan

  . Dari hasil uji.t diperoleh nilai t sebesar 4,017 dan p sebesar 0,000 membuktikan bahwa hipotesis diterima, yang mana menggambarkan adanya perbedaan yang signifikan mengenai tingkat stress antara karyawan administrasi dan buruh kasar.

  ABSTRACT Nikolas Agung Adi Saputro (2008). Differentiation Level of Job Stress Between Administration Employees And Laborer In PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang.

  This research is comparative research which aim to know the job stress differences between administration employees and labourer in PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang. The amount of the subect in this research are 100 people, each 50 people from administration employees and 50 people from labourer. The reliability test using the method of alpha.cronbach, value of the reliability test after item selection of equal is 0,928 it means this instrument research is very believable. The hypothesis test conducted by using independent sample t.test. From the result of t.test obtained a value t of equal 4,017 and p of equal 0,000 that proving if the hypothesis accepted, which describing any differences which signifikan about the job stress level between employees of administration and labourer.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...iii HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………....iv Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis ………………………………………………………………………….v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………....vi ABSTRAK ……………………………………………………………………....vii ABSTRACT …………………………………………………………………….viii KATA PENGANTAR …………………………………………………………...ix DAFTAR ISI ...…………………………………………………………………...xi DAFTAR TABEL ……………………………………………………………....xiii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………...xiv DAFTAR LAMPIRAN ...……………………………………………………….xv

  BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………..1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………....1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………….3 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..3 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………...5 A. Stres Kerja…………………………………………………………….5

  C. Perbedaan Tingkat Stres Kerja Antara Karyawan Administrasi dan Buruh Kasar …………………………………………………………11

  C. Hipotesis ...………....………………………………………………....13

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .……………………………………....14 A. Jenis Penelitian ...….………………………………………………...14 B. Variabel Penelitian .....……………………………………………….14 C. Definisi Operasional .…………………………………………...........14 D. Subjek Penelitian ….……...………………………………………….15 E. Metode Pengumpulan Data ..………………………………………...16 F. Prosedur Penelitian …………...……..……………………………….20 G. Metode Analisis Data ..……………………………………………....20 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..……………………...22 A. Persiapan Penelitian ………………………………………………....22 B. Pelaksanaan Penelitian ..……………………………………………..26 C. Hasil Analisis Data Penelitian ..……………………………………...27 D. Pembahasan ..………………………………………………………...32 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..……………………………………….36 A. Kesimpulan …..……………………………………………………..36 B. Saran ……......………………………………………………………36 DAFTAR PUSTAKA ……..…………………………………………………….38 LAMPIRAN ……………………………………………………………………..39

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Penyebaran Item Stres Kerja …………………………...…....………...18 Tabel 2. Reliabilitas Sebelum Seleksi Item ...……………………………….......24 Tabel 3. Reliabilitas Setelah Seleksi Item ……………………………................24 Tabel 4. Penyebaran Item Stres Kerja Setelah Beberapa item gugur ...…………25 Tabel 5. One.Sample Kolmogorov.Smirnov Test ...………………....................27 Tabel 6. Test of Homogeneity of Variance …………………………………......28 Tabel 7. Hasil Analisis Deskriptif ………………………………………………29 Tabel 8. Norma Kategorisasi Skor Tingkat Stres Kerja…………………..……..29 Tabel 9. Kategorisasi Skor Tingkat Stres Kerja dan Deskripsi Subjek ………....30 Tabel 10. Independent Samples Test ….…………………………………….…...31 Tabel 11. Group Statistics ……………………………………….……………....32

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alur Tingkat Stres Kerja pada Karyawan Administrasi dan Buruh

  Kasar ..……………………………………………………………..13

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Raw Score ………...………………………………………………..39 Lampiran 2. Data setelah uji coba terpakai ...……………………………………60 Lampiran 3. Corrected item.total Correlation sebelum uji coba terpakai ...…….75 Lampiran 4. Corrected item.total Correlation setelah uji coba terpakai ...………76 Lampiran 5. Uji normalitas ...……………………………………………………77 Lampiran 6. Uji homogenitas ......……………………………………………….78 Lampiran 7. Independent t.test ...………………………………………………..84 Lampiran 8. Kuesioner ...………………………………………………………...85 Lampiran 9. Surat keterangan …………....……………………………………...86 Lampiran 10. Ijin Penelitian ……………………………………………………..87

  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bekerja adalah idaman bagi setiap orang dalam upayanya memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya sepanjang masa (Anoraga, 1992). Kondisi fisik yang baik kiranya mendukung seseorang menjalankan pekerjaannya dengan baik pula. Demikian halnya dengan sisi psikologis seseorang, keadaan psikologis dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Menjadi penting bilamana pikiran seseorang tidak terkorupsi oleh Stres, sehingga kinerja kerja seseorang tidak menurun. Apabila kondisi tersebut dapat tercapai, maka diharapkan produktivitas perusahaan akan meningkat.

  Stres adalah sebuah fenomena psikologis yang dapat hinggap pada diri siapapun, termasuk di dalamnya karyawan. Stres kerja adalah salah satu hal yang memicu timbulnya masalah dalam perusahaan dan menuntut penanganan serius, karena dikhawatirkan mempengaruhi produktivitas. Robbins (1996) mengungkapkan bahwa dari hasil sebuah survey kepada 600 pekerja di Amerika, 276 orang mengatakan bahwa pekerjaan mereka sangat penuh.Stres dan 204 orang mengatakan bahwa Stres yang mereka alami terlalu buruk dan mendorong mereka untuk segera berhenti bekerja.

  Perusahaan memiliki berbagai jabatan dengan perbedaan sifat pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan yang bersifat internal dan eksternal. Pekerjaan pekerja eksternal meliputi para pekerja lapangan atau yang betugas di luar kantor. Perbedaan jabatan menjadi penentu tempat dan waktu kerja seseorang.

  Pada sebagian pekerja, kebahagiaan kerja terletak pada kesesuaian pekerjaan dengan bidang pendidikan yang dimilikinya, serta kenyamanan akan lingkungan kerjanya. Semakin seseorang nyaman dengan kondisi tempat kerjanya dan tidak terfokus pada ruang dan waktu yang monoton, maka kecenderungan pekerja mengalami Stres kerja semakin kecil. Aset terbesar dari sebuah perusahaan adalah para pekerjanya. Kesehatan mental dan fisik pekerja adalah bisnis yang sangat menentukan dan bermanfaat bagi perusahaan (Managing Stres, 2004).

  Stres kerja adalah suatu kondisi yang berbeda di mana tantangan kerja berubah menjadi sebuah tuntutan kerja yang mengubah kondisi santai menjadi kondisi yang melelahkan. Kepuasan berubah menjadi rasa sakit, luka dan kesalahan kerja, dikemukakan bahwa lingkungan kerja juga menjadi penyebab potensial terjadinya stres kerja. Stres kerja erat hubungannya dengan pekerja dan kondisi pekerjaannya. Penyebab utama stres kerja lebih disebabkan oleh karakteristik pekerja dan kondisi pekerjaan. Kondisi yang penuh stress ditanggapi secara berbeda oleh masing.masing pekerja, di mana pencegahannya pun berbeda di antara pekerja dalam menghadapi tuntutan dan kondisi kerja (NIOSH dan Robbins).

  Stres pada karyawan administrasi dan buruh kasar disebabkan oleh tuntutan yang banyak, seperti beban kerja yang berlebih, tekanan waktu, kemudian memicu penurunan kinerja. Dalam jangka panjang hal tersebut akan mempengaruhi kinerja, produktivitas, hubungan dan kesehatan yang menjurus pada kondisi yang buruk (Managing Stress, 144.145). Tuntutan yang besar pada kinerja buruh kasar dengan target yang harus dicapai setiap bulannya, yang mengakibatkan golongan pekerja ini memiliki kecenderungan mengalami stres kerja lebih tinggi di bandingkan dengan karyawan administrasi.

  B. RUMUSAN MASALAH “Apakah ada perbedaan tingkat Stres kerja antara karyawan administrasi dan buruh kasar di PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang?”

  C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat stres kerja yang dialami karyawan administrasi dan buruh kasar di PT.

  PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini berguna dalam memperkaya literatur serta penelitian dalam bidang Psikologi, khususnya Psikologi Industri. Dan dalam bidang

  Psikologi Industri Organisasi diharapkan dapat menyumbangkan informasi lingkungan kerjanya berdasarkan jabatan kerja. Penelitian ini juga berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan peneliti, serta dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti masalah serupa.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi PT.

  PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang, baik kepada pihak direksi, karyawan dan buruh, dalam upaya memahami, engevaluasi kinerja secara keseluruhan dan sebagai refleksi megenai kondisi yang menyebabkan pekerja mengalami Stres kerja terkait dengan kinerja dan lingkungan kerjanya.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA Stres dalam pekerjaan adalah bagian dari stres dalam kehidupan. Stres dan pekerjaan yang dialami oleh individu adalah sebuah interaksi yang kompleks. Stres yang berlebihan akan berkaitan dengan timbulnya gangguan psikis dan fisik (Anoraga, 1992), selain itu juga memicu gangguan sosial.

  1. Pengertian Stres Stres (Hardjana, 1994) dirumuskan sebagai keadaan atau kondisi yang terjadi apabila orang yang mengalami stres dan hal yang mendatangkan stres membuat yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan biologis, psikologis dan sosial yang terjadi padanya. Ditambahkan Selye (Fabella, 1993) Stres adalah sebuah respon tubuh tidak spesifik terhadap tuntutan yang dihadapi oleh seorang individu. Stres (Robbins, 1996) adalah kondisi dinamis saat individu dihadapkan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan, terkait dengan apa yang diinginkan dan hasil yang memiliki ketidakpastian mengenai apa yang dipersepsikan. Stres tidak semata.mata berkesan negatif, namun Stres dapat menimbulkan peluang baik bila akibatnya menawarkan hal yang potensial.

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah keadaan dan kondisi sebagai sebuah respon tubuh non spesifik saat individu dihadapkan pada suatu peluang, kendala atau tuntutan tertentu.

  2. Pengertian Stres Kerja Stres Kerja menurut Anoraga (1992) merupakan suatu bentuk respon individu baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerjanya. Stres kerja didefinisikan sebagai suatu respon fisik dan emosi di mana terjadi saat tuntutan kerja tidak sesuai dengan kemampuan, tenaga dan kebutuhan pekerja (NIOSH, 1998). Stres kerja (Rini, 2002) adalah kondisi yang muncul di mana jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut.

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa stres kerja sebagai respon fisik maupun mental yang timbul saat seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kekuatan individu tersebut.

  3. Penyebab Umum Stres Kerja Penyebab umum stres kerja (Perilaku Organisasional, 2003) terbagi menjadi lima, antara lain: a. Penyebab fisik 1) Kebisingan, gangguan suara yang terus.menerus dapat menjadi sumber stres bagi banyak orang, terlebih bagi mereka yang bekerja dengan mesin. 2) Kelelahan, masalah kelelahan fisik potensial menyebabkan kemampuan kerja menurun, dan mengakibatkan penurunan prestasi, sehingga memicu terjadinya stres kerja. 3) Pergeseran kerja, terjadinya perubahan pola kerja yang tidak menentu dari pekerjaan sebelumnya yang monoton juga dapat menimbulkan stress kerja. 4) Jet.Lag, kelelahan karena perubahan waktu yang mempengaruhi irama tubuh dan dapat menimbulkan stres.

  5) Suhu dan kelembaban, suhu tinggi dan kelembaban yang rendah dapat mempengaruhi kinerja dan menibulkan stres kerja.

  b. Beban kerja Beban kerja yang berlebihan menyebabkan timbulnya ketegangan, karena beban kerja yang berlebihan membutuhkan konsentrasi dan kecepatan, sehingga potensial memicu trejadinya stres kerja.

  c. Sifat pekerjaan 1) Situasi baru dan asing, situasi baru dan asing yang dijumpai seseorang dalam pekerjaan atau organisasi dapat menimbulkan

  2) Ancaman pribadi, yang ketat dari atasan mempengaruhi kebebasan seseorang hingga menibulkan stres.

  3) Percepatan, tuntutan pekerjaan yang tinggi sehingga memerlukan kelincahan dan kecepatan, dapat mengakibatkan stres kerja pada sebagian orang. 4) Ambiguitas, ketidakjelasan mengenai tugas yang diberikan dan pekerjaan apa yang harus dilakukan akan menimbulkan kebingungan dan kemudian mengakibatkan stres kerja. 5) Umpan balik, kurangnya reward dari atasan atau perusahaan dapat menurunkan semangat kerja dan rentan timbulnya stres kerja.

  d. Kebebasan Kelonggaran peraturan yang diberikan perusahaan atau organisasi terkadang menjadi masalah bagi karyawan yang terbiasa dengan peraturan dan kedisiplinan. Kebebasan menimbulkan ketidakpastian dan hal ini menjadi sumber stres kerja.

  e. Kesulitan Kesulitan.kesulitan yang dijumpai seseorang baik itu terkait dengan pekerjaan maupun keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Hal tersebut merupakan penyebab terjadinya stres kerja.

  4. Aspek Stres Kerja Aspek stres kerja menurut Pandji Anoraga (1992) terbagi menjadi

  1. Fisik, antara lain: sakit maag, sakit kepala, mudah kaget, banyak keluar keringat dingin, lesu, letih, insomnia, gangguan pola tidur.

  2. Emosi, antara lain: sukar konsentrasi, pelupa, sukar mengambil keputusan, cemas, was.was, khawatir, mudah marah.

  3. Sosial, antara lain : meningkatnya aktivitas seperti makan dan minum, mudah bertengkar, menarik diri dari pergaulan sosial.

  B. KARYAWAN ADMINISTRASI DAN BURUH KASAR

  1. Pengertian pekerja Pekerja atau tenaga kerja seperti disebutkan dalam Pasal 1 Ayat 2

  Undang.Undang Tentang Ketenagakerjaan dan menurut Soepomo (1982) adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik secara internal maupun eksternal dalam hubungan kerja guna menghasilkan jasa dan atau barang dalam memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan masyarakat. Pekerja merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Pekerja juga disebut sebagai setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan kata lain, pekerja dalam hal ini adalah mereka yang bekerja dalam hubungan kerja.

  2. Pengertian karyawan administrasi Menurut Dharmaputera (2003), karyawan administrasi atau yang berdasi atau bergaun rapi, duduk di ruang yang sejuk berkursi empuk, sibuk di belakang meja dengan pena, telepon, dan komputer mereka.

  Karyawan administrasi juga dapat diartikan sebagai pekerja baik pria maupun wanita yang bekerja pada suatu lembaga yang kegiatannya meliputi penetapan tujuan serta penyelengaraan kegiatan kantor dan tata usaha dengan medapat gaji (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan administrasi adalah pekerja baik pria maupun wanita yang bekerja dengan telepon dan komputer yang tugasnya meliputi penetapan tujuan serta penyelengaraan kegiatan kantor dan tata usaha dengan mendapat gaji.

  3. Pengertian buruh kasar Menurut Dharmaputera (2003), buruh kasar atau pekerja lapangan adalah pekerja yang lebih mengandalkan kekuatan fisik daripada keahlian atau kemampuan intelektual. Buruh kasar dapat diartikan sebagai orang yang bekerja dengan bahan mentah, dengan tipikal pekerjaan yang agak keras, dan mendapat upah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa buruh kasar adalah pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik, bekerja dengan bahan mentah dan mendapat upah. C. PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA KARYAWAN ADMINISTRASI DAN BURUH KASAR DI PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL SEMARANG.

  Stres kerja adalah hal yang biasa dialami oleh pekerja, karena dinamika pekerjaan maupun karena terlalu monotonnya pekerjaan yang dihadapi.

  Karakteristik pekerjaan yang berbeda memiliki perbedaan tingkat stres kerja yang dialami seorang pekerja. Pekerjaan yang sifatnya internal secara teknis memiliki tempat kerja dan suasana kerja yang lebih nyaman karena berada di dalam ruangan dan didukung dengan penyejuk udara. Pekerjaan yang sifatnya eksternal secara teknis jauh sekali dari kondisi yang disebut nyaman, pekerja biasanya bekerja di ruangan, lekat dengan kegiatan produksi dan mesin.mesin produksi. Kerja memiliki arti sejauh menghasilkan sesuatu (Anoraga, 1992), akibatnya banyak orang bekerja secara terpaksa dan menganggapnya sebagai beban hidup. Masih menurut Anoraga, orang.orang yang terlalu kaku akan menjadi lebih buruk jika ia tidak bisa mengatasi stres kerja.

  Jenis pekerjaan internal identik dengan karyawan administrasi, sedangkan pekerjaan yang sifatnya eksternal identik dengan buruh kasar.

  Bekerja di lingkungan yang kurang nyaman, lebih mengandalkan fisik dan dekat dengan mesin adalah sebuah kondisi yang dapat memicu terjadinya stres kerja. Robbins (1996) mengemukakan bahwa lingkungan kerja juga menjadi penyebab potensial terjadinya stres kerja, selain kendala dan tuntutan kerja di atas. Ketidakpastian lingkungan, yang dalam hal ini lebih difokuskan pada teknologi merupakan ancaman bagi mereka yang memiliki kesulitan dengan komputerisasi, sehingga potensial mengakibatkan stres. Pekerjaan dengan tipikal seperti karyawan administrasi dengan tuntutan pekerjaan yang monoton juga memiliki kemungkinan yang sama dengan buruh kasar dalam hal timbulnya stres kerja.

  Kendala dan tuntutan kerja sangat terkait terhadap stres kerja (Robbins, 1996). Menurut Fraser (Anoraga, 1992) stres kerja timbul saat ada perubahan keseimbangan antara manusia dengan mesin dan manusia dengan lingkungan, karena kedua hal tersebut adalah suatu sistem yang sifatnya interaksional. Fraser juga mengemukakan bahwa ada dua macam pekerjaan yang memiliki kecenderungan potensial terhadap stres, yaitu pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik dan pekerjaan yang menuntut keterampilan dan kemahiran, jadi perbedaan tingkat stres dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang berbeda antara karyawan administrasi dan buruh kasar. Smet (1994) mengemukakan bahwa tidak ada kriteria obyektif yang dapat mengukur situasi yang penuh stres, karena setiap individu memberikan respon yang berbeda terhadap stres.

  Gambar 1. Alur Tingkat Stres Kerja pada Karyawan Administrasi dan Buruh Kasar

  ! " !

  # $ " "

  D. HIPOTESIS Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu, Ada perbedaan tingkat stres kerja yang signifikan antara karyawan administrasi dengan buruh kasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

  penelitian untuk melihat perbedaan dengan cara membandingkan tingkat stres kerja (sebagai variabel tergantung) antara karyawan administrasi dan buruh kasar (sebagai variabel bebas).

  B. VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini antara lain:

  1. Variabel bebas : Jenis Pekerja Karyawan administrasi Buruh kasar

  2. Variabel tergantung : Stres kerja

  C. DEFINISI OPERASIONAL

  1. Stres Kerja Stres kerja adalah sebuah ketidakpastian kondisi fisik, psikis dan sosial yang terjadi akibat tuntutan kerja yang tidak dapat diterima oleh tubuh. Stres kerja diidentifikasi dalam tiga aspek, yang antara lain meliputi aspek fisik, aspek emosi, dan aspek sosial. Aspek fisik meliputi keluar keringat dingin, lesu, letih, insomnia, gangguan pola tidur. Aspek emosi meliputi indikator.indikator seperti sukar konsentrasi, pelupa, sukar mengambil keputusan, cemas, was.was, khawatir, mudah marah. Aspek sosial meliputi inidkator.indikator seperti meningkatnya aktivitas seperti makan dan minum, mudah bertengkar, menarik diri dari pergaulan sosial.

  2. Karyawan Administrasi Karyawan administrasi adalah orang yang bekerja dengan lebih mengandalkan otak. Pekerjaan mereka biasanya berhubungan dengan lalu. lintas barang yang keluar masuk perusahaan dan keuangan. Mereka bekerja dengan komputer dan telepon, karena hal tersebut mendukung kinerja mereka dalam bekerja.

  3. Buruh Kasar Buruh kasar adalah kaum pekerja yang berhubungan dengan barang mentah. Buruh kasar pada penelitian ini bekerja dengan mesin.mesin garmen yang digunakan memotong, menjahit dan mengepak kain yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar pakaian. Bekerja secara periodik (shift), untuk menjaga stamina pekerja guna menjaga mutu produk yang dihasilkan.

  D. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian adalah karyawan administrasi dan buruh kasar di PT.

  PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang yang dilakukan dengan

  1 Subjek adalah karyawan aktif yang masih bekerja dan tercatat sebagai pekerja di PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang.

  2 Subjek berusia minimal 18 tahun, sesuai dengan Undang.undang RI Tentang Ketenagakerjaan (2003).

  3 Subjek dalam penelitian ini sejumlah 100 orang, masing.masing 50 orang dari buruh kasar dan 50 orang dari karyawan administrasi.

  E. METODE PENGUMPULAN DATA Skala Stres Kerja

  Sebuah skala merupakan kumpulan bermacam pernyataan sikap yang disusun secara tertulis, sehingga respon seseorang akan sebuah sikap yang ingin dilihat dari pernyataan yang diberikan dapat diberi skor dan kemudian dinterpretasikan (Azwar, 2005). Demikian pula dengan skala stres kerja, segala pernyataan mengenai stres kerja terkait dengan penelitian, maka untuk memudahkan memperoleh data, peneliti menggunakan kuesioner dengan

  . Penggunaan kuesioner berskala dengan banyak item, kelak akan memudahkan dalam mengukur tingkat tinggi.rendahnya tingkat stres kerja antara karyawan administrasi dan buruh kasar pada PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL Semarang.

  Skala stres kerja yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada atau sering disebut sebagai skala Likert. Penilaian setiap skala diberikan berdasarkan kategori empat jawaban. Masing.masing

  (Jarang), TP (Tidak Pernah) untuk jawaban subjek pada item yang bersifat favorabel. Sebaliknya, untuk pernyataan yang bersifat unfavorabel akan digunakan penilaian 1, 2, 3, 4 untuk SS (Sangat Sering), S (Sering), J (Jarang), TP (Tidak Pernah).

  Skala yang akan disajikan berisi empat puluh empat butir pernyataan, item disusun berdasarkan indikator dari aspek.aspek stres kerja dan kemudian dituangkan dalam bentuk item berskala guna mengukur tingkat stres kerja yang dialami karyawan administrasi dan buruh kasar. Dari empat puluh empat butir item, lima puluh persennya terdiri dari item dan lima puluh persennya lagi terdiri dari item . Item.item adalah item. item yang berisi pernyataan yang sifatnya mendukung pada objek sikap. Dan item.item adalah item.item yang sifatnya kontra dengan objek sikap (Azwar, 2005).

  Tabel 1. Penyebaran Item

  

No Aspek Indikator Item Item Σ %

Favorabel Unfavorabel

  1

  44 2 4,545 Sakit kepala

  16

  29 2 4,545 Mudah kaget

  10

  35 2 4,545 Banyak keluar keringat dingin

  2

  43 2 4,545 Lesu

  3

  41 2 4,545 Letih

  4

  42 2 4,545 Insomnia

  14

  31 2 4,545 Gangguan pola tidur

  6

  39 2 4,545 Sukar

  2 Emosi konsentrasi 7, 9 38, 36 4 9,09 Pelupa

  8

  37 2 4,545 Sukar mengambil keputusan

  13

  32 2 4,545 Cemas

  11

  34 2 4,545 Was.was

  12

  33 2 4,545 Khawatir

  15

  30 2 4,545 Mudah marah

  20

  25 2 4,545

  3 Sosial Meningkatnya aktivitas seperti 5, 22 40, 23 4 9,09 makan & minum Mudah bertengkar 18, 21 27, 24

  4 9,09 Menarik diri dari pergaulan sosial 17, 19 28, 26

  4 9,09 Total

  22

  22 44 100

  2. Kelayakan Skala Stres Kerja

  a. Analisis Item Pengukuran validitas dilakukan dengan analisis butir menggunakan teknik uji reliabilitas dan sekaligus uji validitas menggunakan atau lebih popular tujuan untuk menguji apakah tiap item pernyataan benar.benar mampu mengungkapkan variabel yang akan diukur atau konsistensi internal tiap item alat ukur dalam mengukur semua faktor. Penghitungan ini dilakukan dengan SPSS 13.00.

  Sebagai kriteria pemilihan item berdasar pada korelasi item total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 1999). Item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,30 diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi tinggi dan dianggap memuaskan, sedangkan item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah dan dianggap gugur.

  b. Validitas Validitas penelitian diukur menggunakan validitas isi dan validitas tampang Validitas isi adalah validitas yang menunjukkan kesesuaian antara alat ukur dengan tujuan penelitian, melalui isi materi pada tiap.tiap item apakah sudah mewakili variabel yang akan diteliti Uji validitas isi (Azwar, 1997) dilakukan oleh orang yang kompeten pada bidang yang ingin diteliti dengan analisis rasional, atau dikenal dengan istilah penilaian oleh ahlinya ). Validitas tampang adalah penampilan alat tes yang dirasa mampu mengungkap atribut yang hendak diukur, dan menarik secara fisik. c. Reliabilitas Reliabilitas dari sebuah alat tes sangat penting, sehingga jika suatu saat alat tes tersebut digunakan kembali sebagai alat ukur suatu konstruk dapat menujukkan konsistensinya. Jenis cara yang dipergunakan dalam mengukur reliabilitas alat tes ini adalah Alpha.

  Cronbach (Azwar, 1997). Cara ini guna menentukan konsistensi internal suatu tes dengan perhitungan statistik pada setiap item soalnya.

  F. PROSEDUR PENELITIAN Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:

  1. Membuat dari komponen stres kerja untuk kemudian dituangkan menjadi item.item.

  2. Menyebarkan kuesioner pada subjek yang telah ditentukan.

  3. Melakukan uji validitas dan reliabilitas guna digunakan dalam uji coba terlampir.

  4. Melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

  5. Melakukan seleksi item gugur untuk selanjutnya dianalisis dengan uji.t.

  G. METODE ANALISIS DATA

  1 Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan dengan melakukan uji normalitas dan uji kenormalan distribusi frekuensi sebaran. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah subjek penelitian memiliki varian yang sama atau dapat dikatakan subjek berasal dari populasi dengan varian yang sama (Triton, 2005). Pada akhirnya jika distribusi frekuensi sebaran normal dan subjek homogen, asumsinya penelitian ini dapat dilanjutkan untuk dilakukan uji hipotesis.

  2 Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan SPSS 13.0. Untuk mengukur perbedaan nilai rata.rata (mean) dari kelompok karyawan adminstrasi dan buruh kasar, maka digunakan pengukuran signifikansi dengan independent sample T.test. Dari hasilnya jika uji.t menunjukkan adanya perbedaan, maka hipotesis terbukti.

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN PENELITIAN

  1. Perijinan Penelitian Perijinan untuk melaksanakan penelitian dikeluarkan oleh kampus dengan nomor 20C/D/KP/Psi/USD/IV/2007 yang disahkan oleh Dekan

  Fakultas Psikologi. Surat Ijin penelitian kemudian diberikan dengan nomor 073/PTKM/SDM.EXT/VII.13/2007 oleh perusahaan. Dan surat keterangan telah melaksanakan penelitian dengan nomor 074/PTKM/SDM.EXT/VII.13/2007, sebagai bukti bahwa benar.benar telah dilakukan penelitian.

  2. Lokasi Penelitian Semarang ditetapkan sebagai lokasi penelitian mengingat

  Semarang tergolong sebagai kota Industri dan di sana banyak berdiri perusahaan, sehingga masyarakatnya dapat digolongkan sebagai masyarakat industri. Dan PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL adalah perusahaan yang menjadi subjek penelitian di Semarang.

  PT. PANTJATUNGGAL KNITTING MILL adalah sebuah perusahaan garmen yang berlokasi di Jl. Simongan no. 98, Semarang, Jawa Tengah. Pada awal berdirinya di tahun 1975 perusahaan garmen ini hanya memproduksi pakaian dalam, t.shirt, dan baju hangat dengan jumlah ini mulai mengekspor produk mereka ke Amerika, Amerika Latin, Canada, Eropa, Negara.negara timur tengah dan Kawasan Asia Pasifik. Dan kini dengan 1170 orang karyawan dan enam ratus mesin garmen, perusahaan dengan kapasiatas produksi tiga ratus ribu potong produk garmen per bulan ini memegang lisensi untuk merek Nike, Esprit, Lerner New York, SAG Harbour, Avenue, dll.

  3. Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposif ( , yaitu suatu teknik pemilihan sekelompok subyek berdasarkan ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai kaitan dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004).

  4. Tahap Uji Coba

  a. Pelaksanaan uji coba Teknik uji coba terpakai digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena berbagai hal, yakni keterbatasan waktu, dan ijin yang diberikan oleh perusahaan dengan persyaratan tidak mengganggu kegiatan produksi, oleh karenanya penelitian hanya dilakukan sekali sehingga cocok apabila menggunakan uji coba terpakai.

  b. Hasil uji coba penelitian Pada uji coba terlampir ini diperoleh reliabilitas pada 44 item sebesar 0,917. Berdasarkan kaidah reliabilitas α = 0,8 . 1,00 tergolong tingkat stres kerja didapatkan α= 0,917, dapat diartikan bahwa instrumen penelitian yang dipergunakan ini sangat dapat dipercaya (reliabel) dan sangat memiliki keandalan.

  Tabel 2. Reliabilitas Sebelum Seleksi Item

  % " & ' " (

)*+,- ..

  Setelah seleksi item dilakukan dengan uji yang sekaligus menghitung reliabilitas atau keandalan tiap.tiap item skala dan didapatkan sebanyak 11 item memiliki skor yang < 0,30 dianggap sebagai item yang gugur, maka diputuskan item yang lolos seleksi item sebanyak 33 buah. Karena perubahan tersebut, maka memicu perubahan reliabilitas menjadi α= 0,928. Hal itu berarti reliabilitas setelah seleksi item lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya dan instrumen penelitian tersebut tetap sangat dipercaya (reliabel) dan memiliki keandalan untuk mengukur tingkat stres kerja.

  Tabel 3. Reliabilitas Setelah Seleksi Item

  % " & ' " ( )*+/0

  11

  1). Analisis Item Pada try out terpakai ini dari empat puluh empat item yang disajikan, tercatat sebelas item diantaranya dianggap gugur, sehingga menyisakan tiga puluh tiga item yang akan digunakan

  Tabel 4. Penyebaran Item

  No Aspek Indikator Item Item Σ % Favorabel Unfavorabel

  44 1 3,03 Sakit kepala

  16

  29 2 6,06 Mudah kaget

  10

  35 2 6,06 Banyak keluar keringat dingin

  2

  43 2 6,06 Lesu 3* 41 1 3,03 Letih

  4

  42 2 6,06 Insomnia 14* 31 1 3,03 Gangguan pola tidur 6*

  39 1 3,03 Sukar

  2 Emosi konsentrasi 7*, 9 38, 36 3 9,09 Pelupa 8* 37 1 3,03 Sukar mengambil keputusan

  13

  32 2 6,06 Cemas

  11

  34 2 6,06 Was.was 12* 33 1 3,03 Khawatir

  15

  30 2 6,06 Mudah marah

  20

  25 2 6,06

  3 Sosial Meningkatnya

aktivitas seperti 5, 22* 40, 23

3 9,09 makan & minum Mudah bertengkar 18*, 21* 27, 24

  2 6,06 Menarik diri dari

pergaulan sosial 17, 19* 28, 26

  3 9,09 Total

  11

  22 33 100 ( * ) : adalah item yang gugur.

  2). Validitas Uji validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi, dimana pengujian validitas ini dilakukan oleh Hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing dengan melihat kesesuaian masing.masing item dengan aspek.aspek stres kerja yang hendak adalah ada beberapa kalimat yang harus dibetulkan dan beberapa item disesuaikan sesuai dengan aspek dan indikatornya.

  3). Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan metode Alpha.Cronbach dengan SPSS 13.00, untuk melihat sejauh mana skala yang diujicobakan terbukti reliabel atau tidak.

  B. PELAKSANAAN PENELITIAN

  1. Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilaksanakan selama bulan Juni 2007.

  Skala yang disebar sebanyak 100 eksemplar, kembali dengan baik seluruhnya sejumlah 100 eksemplar.

  2. Pelaksanaan Skoring Pelaksanaan skoring dilaksanakan setelah keseluruhan angket kembali. Skoring diberikan sesuai dengan respon yang diberikan oleh responden, dan sesuai dengan tipe item, apakah itu favorable ataukah unfavorable. C. HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN

  1. Persiapan Analisis Data

  a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah distribusi frekuensi sebaran variabel bersifat normal atau tidak. Dari tabel di bawah didapatkan nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,968 dengan probabilitas 0,305 (Asymp. Sig (2.tailed)). Karena p > 0,05 maka diketahui bahwa data variabel stres kerja pada 100 responden adalah normal, atau memenuhi persyaratan uji normalitas Kolmogorov.

  Smirnov.

  Tabel 5. One;Sample Kolmogorov;Smirnov Test

  2" ' ,)) 3)*+1

  '" 4 5 6

  • 7 8 " ,1*0,0 " $9 "
  • )+-

  7

"

  8

  • )+- '

  8 *):. " " " "8 "8 ;

  • 30
    • 4/

  6

  • 1):
  • 2 " '"
  • % "

  b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji perbedaan rata.rata variabel yang sifatnya independent. Dan metode ini juga berperan sebagai langkah dasar yang wajib dilakukan sebelum melakukan pengujian statistik dengan Independent Sample t.test.

  Tabel 6. Test of Homogeneity of Variance

  8

  • , / 2" " )*1-. , +0 )*:./ " )*1)+ , +0 )*:-+ "

  )*1)+ , 0+*)1: )*:-+ " )*1.: , +0 )*::0

  Pada output test homogenitas varian, angka signifikansi untuk probabilitas dari based on mean sebesar 0,542, probabilitas dari based on median sebesar 0,579, probabilitas dari based on median and with adjusted df sebesar 0,579, dan probabilitas dari based on trimmed mean 0,558. oleh karena keseluruhan probabilitas tersebut > 0,05, maka dapat diketahui bahwa data hasil pengukuran tingkat stres kerja memiliki varian yang homogen, atau dapat dikatakan bahwa data penelitian berasal dari populasi dengan varian yang sama.

  2. Deskripsi Data Penelitian Tingkat Stres kerja pada buruh kasar dan karyawan administrasi tampak dari tabel 7 di bawah ini, yaitu bahwa mean teoritik (68) lebih besar daripada mean empirik (62,83). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat stres kerja pada buruh kasar dan karyawan adminstrasi pada kenyataannya secara rata.rata lebih kecil dari rata.rata tingkat stres kerja secara teoritis.

  Tabel 7. Hasil Analisis Deskriptif

  Stres Kerja Statistik Teoretik Empirik

  N 100 Skor Max 132

  97 Skor Min

  33

  34 Mean 66 60,93 SD 16,5 10,5

  Pada penelitian ini variabel stres kerja dibagi ke dalam lima kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun kategori skor tingkat stres kerja dari buruh kasar dan karyawan adminstrasi yang tampak pada tabel 8 berikut:

  Tabel 8. Norma Kategorisasi Skor Tingkat Stres Kerja

  Kategori Skor Sangat Tinggi (P + 1,5 σ) < X

  Tinggi (P + 0,5 σ) < X ≤ (P + 1,5 σ) Sedang (P . 0,5 σ) < X ≤ (P + 0,5 σ)

  Rendah (P . 1,5 σ) < X ≤ (P . 0,5 σ) Sangat Rendah X ≤ (P . 1,5 σ)

  Dari hasil kategorisasi pada table 9, diketahui bahwa mean empirik tingkat stres kerja pada karyawan administrasi dan buruh kasar secara keseluruhan sebesar 60,93 tergolong dalam kategori sedang.

  Tabel 9. Kategorisasi Skor Tingkat Stres Kerja dan Deskripsi Subjek

  S u b j e k Kategori Skor Buruh Karyawan

  Kasar Administrasi Sangat Tinggi 90,75 < X 6 .

  Tinggi 74,25 < X ≤ 90,75

  3

  4 Sedang 57,75 < X ≤ 74,25

  27

  16 Rendah 41,25 < X ≤ 57,75

  14

  24 Sangat Rendah X ≤ 41,25 .