PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Oleh:

Natalia Purwanti

NIM : 101134260

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MASALAH KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IVB SD TARAKANITA MAGELANG

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Oleh:

Natalia Purwanti

NIM : 101134260

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya.

  Tetap semangat dan terus berusaha ! Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria. Kedua orang tuaku, adikku, rekan

  • – rekan kerja TK & SD Tarakanita Magelang serta sahabat-sahabatku yang senantiasa mendukung dan menyemangati setiap langkahku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Natalia Purwanti. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang

  Menggunakan Masalah Kontekstual Sebagai Starting Point Pembelajaran dengan Pendekatan PMRI di Kelas IV-B SD Tarakanita Magelang . Skripsi.

  Yogyakarta: PGSD. FKIP. USD. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika yang abstrak. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah seperti apakah produk yang dikembangkan dan bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research dan Development (RnD) atau penelitian dan pengembangan.Penelitian dilakukan berdasarkan tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono yang telah dimodifikasi. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif. Perangkat pembelajaran yang telah disusun diimplementasikan pada sampel terbatas. Sampel penelitian tersebut adalah guru dan siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang yang berjumlah 36 siswa. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara pada guru dan observasi pembelajaran matematika. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Perangkat pembelajaran divalidasi oleh ahli, data hasil validasi dianalisis secara kuantitatif.

  Hasil penelitian ini berupa produk dan pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Hasil penelitian diperoleh dengan analisis kebutuhan pada tahap awal, pengembangan perangkat pembelajaran, dan implementasi pada sampel terbatas. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti yaitu silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan evaluasi. Pengembangan perangkat tersebut melalui beberapa tahap yaitu validasi ahli, revisi disain, uji keterbacaan, revisi produk, dan implementasi pada sampel terbatas.

  Berdasarkan hasil implementasi perangkat pembelajaran, penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran sudah terlihat dalam proses pembelajaran. Bentuk penggunaan masalah kontekstual yang terlihat yaitu, penggunaan masalah kontekstual berupa cerita yang mampu mengarahkan siswa menemukan konsep, penggunaan media dan alat peraga oleh siswa selama proses pembelajaran serta penggalian pengetahuan awal yang dimiliki siswa oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Natalia Purwanti. 2012. The Development of Solid Mathematics Learning Instrument Using Contextual Problem as Learning Starting Point with PMRI Approach on IVB Grade in SD Tarakanita Magelang. Thesis. Yogyakarta: PGSD. FKIP.

  USD. This research is based on the student difficulty in understanding abstract mathematic concept. The problem in this research was what kind of product which was developed and how the development of solid Mathematics learning instrument using contextual problem as learning starting point with PMRI approach on IVB grade in SD Tarakanita Magelang. This was a research and development (R&D) research. This research was conduted based on

  Sugiyono’s theory that had been modified. The data was qualitative data. The learning instrument set was implemented on limited sample. The samples were the teacher and 36 students of

  IVB grade in SD Tarakanita Magelang. The researcher gained the data through interview to the teacher and observation on Mathematics. The data taken was analyzed using qualitative descriptive. The learning instrument was validated by the expert, and the validity result was analyzed quantitatively.

  The result of this research was the development of solid Mathematics learning instrument using contextual problem as learning starting point with PMRI approach on IVB grade in SD Tarakanita Magelang. The result was gained by analyzing the need on the beginning step, the development of learning instrument, and the implementation on the limited sample. The learning instruments developed by the researcher were syllabus, lesson plan, worksheet, learning material, and evaluation. The instrument developed through some steps: expert validity, design revision, readability test, product revision, and implementation limited sample.

  Based on the implementation result on the learning instrument, the use of contextual problem as learning starting point was appeared on the learning process. The type of the use of contextual problem which were appeared, such as: the use contextual problem like stories which were able to help the student to find out the concepts, the use of media and teaching instrumens by the student in the learning process and finding basic knowledge which belong to student.

  Key word: development, learning instrument, PMRI approach, using contextual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.

  ” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

  Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :

  1. Bapak Drs. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BSt., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, tenaga, pikiran dan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

  4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi.

  5. Bapak C. Yuliarto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Tarakanita Magelang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kelas IVB SD Tarakanita Magelang.

  6. Ibu Agustina Ari Pratiwi, S.Pd, selaku guru kelas IVB SD Tarakanita Magelang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...............................................................................

  2 C. Tujuan Penelitian .................................................................................

  3 D. Batasan Istilah .....................................................................................

  3 E. Spesifikasi Produk ...............................................................................

  4 F. Pentingnya Penelitian ..........................................................................

  5 G. Kontribusi Hasil Penelitian .................................................................

  6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ....................................................................................

  7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Bangun Ruang ................................................................................

  17 B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................

  23 C. Kerangka Berpikir ...............................................................................

  24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................

  26 B. Desain dan Prosedur Penelitian ...........................................................

  27 C. Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................

  32 D. Instrumen Penelitian ............................................................................

  32 E. Analisis Data .......................................................................................

  32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan ........................

  35 B. Paparan Desain Pengembangan ..........................................................

  38 C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas ...............

  41 1. Deskripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran ..........................

  41 2. Hasil Implementasi dan Pembahasan .............................................

  42 a. Gambaran Umum Karakteristik PMRI ......................................

  43

  b. Penggunaan Masalah Kontekstual Sebagai Starting Point Pembelajaran .......................................................

  52 3. Rangkuman .....................................................................................

  59 D. Refleksi ...............................................................................................

  61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................................................................

  63 B. Saran ....................................................................................................

  65 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  66

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Produk Pengembangan .............................

  34 Tabel 4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran ...........................................

  40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bangun ruang ...............................................................................

  46 Gambar 4.6 Siswa berusaha memecahkan masalah ........................................

  53 Gambar 4.13 Guru bersama siswa membongkar media ..................................

  53 Gambar 4.12 Siswa menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran ...

  54 Gambar 4.11 Guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran ....

  52 Gambar 4.10 Siswa menggunakan alat peraga untuk menemukan konsep ....

  50 Gambar 4.9 Guru bercerita Paijo dan Kotak Ajaib .........................................

  50 Gambar 4.8 Siswa berdiskusi ..........................................................................

  48 Gambar 4.7 Siswa memberikan tanggapan secara aktif ..................................

  46 Gambar 4.5 Siswa menggunakan model dalam memecahkan masalah ..........

  18 Gambar 2.2 Bangun ruang kubus .....................................................................

  45 Gambar 4.4 Siswa menggunakan model nyata ...............................................

  44 Gambar 4.3 Guru bercerita ..............................................................................

  43 Gambar 4.2 Siswa menggunakan benda untuk bermain ..................................

  30 Gambar 4.1 Penggunaan benda nyata dalam proses pembelajaran..................

  27 Gambar 3.2 Tahapan penelitian ......................................................................

  21 Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R&D) ........................................................................................

  20 Gambar 2.3 Bangun ruang balok ....................................................................

  54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Analisis Kebutuhan (Wawancara) .....................................

  68 Lampiran 2 Hasil Analisis Kebutuhan (Observasi) ........................................

  70 Lampiran 3 Silabus Matematika .....................................................................

  75 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................

  80 Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa ............................................................... 123 Lampiran 6 Bahan Ajar ................................................................................... 130 Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Evluasi .................................................................. 137 Lampiran 8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ....................................... 139 Lampiran 9 Olah Data Hasil Validasi Ahli ..................................................... 151 Lampiran 10 Hasil Uji Keterbacaan Perangkat Pembelajaran ........................ 152 Lampiran 11 Catatan Lapangan Implementasi ............................................... 160 Lampiran 12 Transkripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran .................. 162 Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ................................................................... 183 Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 184 Lampiran 15 Foto Kegiatan ............................................................................ 185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai

  peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini merupakan pondasi yang sangat menentukan dalam membentuk sikap, kecerdasan,dan kepribadian anak. Namun kenyataan menunjukkan banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan susah dipahami. Banyak siswa yang mengeluh ketika harus belajar matematika. Siswa kesulitan untuk menghafal konsep-konsep yang abstrak.

  Berdasarkan pengalaman yang dimiliki peneliti selama tahun pertama mengajar di SD melalui pengamatan terhadap salah satu guru, guru cenderung memberi tahu konsep, mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke pikiran siswa, dan siswa menerimanya secara pasif dan tidak kritis. Seringkali siswa menjawab soal dengan benar namun mereka tidak dapat mengungkapkan alasan atas jawaban mereka. Siswa dapat menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 belajar bangun ruang banyak siswa mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan guru jarang menggunakan alat peraga dan benda-benda di sekitar siswa. Alat peraga yang digunakan guru hanya berupa gambar yang terkadang gambar tersebut jarang dilihat siswa sehingga siswa sulit membayangkannya. Hal tersebut membuat pelajaran tidak bermakna bagi siswa. Menurut Kieran dalam Wijaya (2012), “kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran dekontekstual karena konsep matematika yang dipelajari tidak bermakna bagi mereka, selain itu siswa dituntut dengan cepat mencapai tahap matematika formal ”.

  Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukuan pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

  Starting point yang dimaksudkan disini adalah titik awal, yang berupa

  penggunaan komteks dalam pembelajaran matematika. Adapun latar belakang peneliti memilih pendekatan PMRI adalah karena PMRI merupakan pendekatan yang khusus digunakan dalam pembelajaran matematika. Penggunaan pendekatan ini diharapkan nantinya mampu mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran..

B. Rumusan Masalah

  Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini dapat dirumuskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI siswa kelas

  IVB SD Tarakanita Magelang? ”

  2. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang?

  ” C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

  1. Menghasilkan produk perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang

  2. Mengembangkan perangkat pembelajaran bangun ruang yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang.

D. Batasan Istilah

  Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  1. Pengembangan adalah proses menghasilkan produk melalui revisi produk yang sudah ada..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 (LKS), bahan ajar dan evaluasi yang di dalamnya mengakomodasi kelima kareakteristik PMRI.

  3. Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki tiga unsur, yaitu sisi, rusuk dan titik sudut. Bangun ruang pada penelitian ini dibatasi pada bangun balok dan kubus.

  4. Masalah kontekstual merupakan masalah dunia nyata yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa maupun situasi lain yang dapat dibayangkan oleh siswa.

  5. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan salah satu pendekatan dalam matematika yang berupaya mengaitkan dunia nyata dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini juga mengajak siswa untuk berperan aktif menemukan sendiri cara penyelesaian masalah berdasarkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.

E. Spesifikasi Produk

  Spesifikasi produk yang hendak dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran materi bangun ruang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IVB SD Tarakanita Magelang. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Bahan ajar dan evaluasi. Perangkat pembelajaran yang disusun di dalamnya mengakomodasi kelima karakteristik PMRI,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5

  1. Silabus Kekhasan dari silabus yang disusun terdapat pada komponen kegiatan belajar dan indikator yang mengakomodasi penggunaan masalah kontekstual berupa penggunaan cerita atau permainan yang dekat dengan siswa.

  2. RPP Pada bagian RPP karakteristik PMRI tampak pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan penggunaan masalah kontekstual sebagai titik awal pembelajaran.

  3. LKS Lembar kegiatan siswa disusun tampak pada kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa yang menggunakan masalah kontekstual yang dekat dengan kehidupan siswa dan mudah dipahami siswa.

  4. Bahan ajar Bahan ajar yang disusun di dalamnya dapat berupa cerita yang kontekstual dan permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran.

  5. Evaluasi Soal evaluasi berupa soal cerita yang kontekstual. Soal cerita yang digunakan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau sesuatu yang mudah dibayangkan oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6 Pengembangan ini juga disusun untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang diterapkan di SD Tarakanita Magelang dan SD lain yang tentunya disesuaikan dengan kondisi SD tersebut.

G. Kontribusi Hasil Penelitian

  1. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang penggunaan masalah kontekstual pada materi bangun ruang dengan pendekatan PMRI di SD Tarakanita Magelang.

  2. Bagi siswa Penelitian ini mampu memberikan pengalaman bagi siswa dalam mempelajari bangun ruang dengan pendekatan PMRI.

  3. Bagi guru Penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran dan inspirasi tentang pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI sebagai upaya mempermudah siswa memahami pembelajaran.

  4. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat menambah dokumen hasil penelitian pengembangan perangkat pembelajaran bangun ruang bagi siswa kelas IVB SD Tarakanita Magelang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perangkat pembelajaran Menurut Trianto (2010:96), perangkat pembelajaran merupakan

  perangkat yang digunakaan saat mengelola proses pembelajaran yang terdiri dari buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), instrumen evaluasi atau hasil belajar dan media pembelajaran. Sedangkan perangkat pembelajaran menurut peneliti adalah sekumpulan perlengkapan kegiatan pembelajaran yang disusun untuk memperlancar proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan lembar evaluasi siswa.

  a. Silabus Mulyasa (2009:132-133 ) merumuskan, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8 pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Ada delapan prinsip pengemabangan silabus menurut Arikunto dan Yuliana (2008 : 169-170) yaitu: 1) ilmiah, 2) relevan dengan perkemabangan peserta didik, 3)sistematis, 4) konsiten, 5) memadai untuk pencapaian KD, 6) Aktual dan sesuai dengan kehidupan nyata, 7) fleksibel, 8)menyeluruh mencakup seluruh ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik).

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas silabus menurut peneliti adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.

  b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP Mulyasa (2009:154) menyatakan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Uapaya tersebut perlu dilakukan untuk mengoordinasikan komponen-komponen pembelajaran yakni kompetensi dasar,materi,indikator hasil belajar dan penilaian.

  Muslich (2008:54) mengatakan ada 11 langkah dalam menyusun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9 2) Menuliskan satandar kompeteansi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut.

  3) Merumuskan indikator untuk mencapai KD yang telah dirumuskan.

  4) Menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator.

  5) Berdasarkan rumusan indikator yang telah dirumuskan, dirumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 6) Menentukan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 7) Memilih metode pembelajaran yang dapat mendukung tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

  8) Menyusun langkah pembelajaran padasetiap tujuan pembelajaran yang dapat dikelompokkan dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. 9) Membagi langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu pertemuan jika satu KD dibutuhkan alokasi waktu lebih dari 2 jam pelajaran (jp)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10 c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

  Trianto (2010:148) mendefinisikan lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Menurut peneliti lembar kegiatan siswa adalah lembaran

  • – lembaran berisi petunjuk, instruksi, tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Lembar kegiatan siswa disusun berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Lembar kegiatan siswa berisi kegiatan belajar siswa serta refleksi pembelajaran.

  d. Evaluasi Arikunto dan Yuliana (2008:172) menjelaskan, bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik sehingga didapatkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Sedangkan Harjanto (2010:277) mengemukakan evaluasi adalah penilaian terhadap kemajuan peserta didik ke arah tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Evaluasi menurut peneliti adalah kegiatan yang dilakukan unuk mengetahui hasil belajar siswa. Evaluasi bisa dilakukan pada proses dan akhir kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 pengajaran matematika di sekolah Indonesia. Gerakan ini adalah cara baru untuk mengajar matematika yang bertujuan pada hasil yang lebih baik bagi siswa dan terinspirasi dari arah perubahan sosial. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME), teori pembelajaran yang dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970-an oleh Hans Freudenthal. Kata realistic sebenarnya berasal dari bahasa Belanda

  “Zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to imagine”. Menurut Freudental dalam Suryanto (2010:14) matematika

  diajarkan sebaiknya dengan mengaitkannya dengan realitas sejalan dengan pengalaman siswa, serta relevan dengan masyarakat.

  Marpaung dalam Sembiring (2010:12) mengemukakan „PMRI

  does not only implicate the differences in context with the PMRI strategy we also tell teachers how to communicate with student .’

  Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa PMRI tidak hanya meliputi perbedaan konteks dengan strategi tetapi juga bagaimana guru berkomunikasi dengan siswa.

  Berdasarkan beberapa pernyataan ahli di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa PMRI merupakan pendekatan dalam matematika yang berupaya mengaitkan dunia nyata dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12

b. Dasar Teoritis PMRI

  Suryanto (2010:41-43) mengemukakan ada tiga prinsip dasar teoritis PMRI yaitu :

  1) Guided Reinvention and Progessive Mathematization

  Prinsip Guided Reinvention menekankan pada „penemuan kembali‟ secara terbimbing. Melalui masalah konstekstual yang disajikan siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali ide/konsep matematika dalam menyelesaikan masalah.

  Progressive Mathematization berarti membimbing siswa

  dalam berpikir matematis. Setelah menemukan ide/konsep siswa dibimbing untuk berpikir matematis. Dikatakan progresif karena terdiri dari dua langkah berurutan, yaitu (i) matematisasi horizontal (berawal dari masalah kontekstual dan berakhir pada matematika formal) (ii) matematisasi vertikal (dari matematika formal ke matematika formal yang lebih tinggi, luas, dan rumit).

  2) Didactical Phenomenology (Fenomologi Didaktis)

  Prinsip ini menekankan pada pembelajaran yang bersifat mendidik dan pentingnya masalah kontekstual untuk memperkenalkan matematika pada siswa. Masalah kontekstualyang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13

3) Self Developed Model (membangun model sendiri)

  Fungsi yang ketiga menunjukkan adanya jembatan yang berupa model. Penggunaan masalah kontekstual memungkinkan siswa untuk mengambangkan model sendiri. Model itu mungkin masih sederhana dan mirip dengan masalah kontekstualnya.

c. Karakteristik PMRI

  Treffers dalam Wijaya (2012:21-23) menyebutkan PMRI memiliki lima karakteristik khas yaitu : 1) Penggunaan konteks

  Konteks atau permasalahan digunakan sebagai titik awal pembelajarn matematika. Penggunaan konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata, namun bisa dalam bentuk permainan, alat peraga dan situasi lain yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh siswa.

  Melalui penggunaan konteks siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi digunakan untuk mengembangkan berbagai strategi pemecahan masalah.

  2) Penggunaan model Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan matematika tingkat konkret menuju pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 3) Pemanfaatan kontribusi siswa

  Matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap pakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa.

  Siswa diberi kesempatan untuk berkontribusi secara aktif guna mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diperoleh strategi yang bervariasi. 4) Interaktivitas

  Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan gagasan mereka. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan adanya pola interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, siswa dan siswa, maupun siswa dan sarana pembelajaran. Interaksi dalam pembelajaran matematika bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan afektif dan kognitif siswa.

  5) Keterkaitan Matematika terdiri dari banyak konsep yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keterkaitan ini memungkinkan adanya integrasi antara topik yang satu dengan topik yang lain. Oleh karena itu konsep

  • – konsep dalam matematika tidak dikenalkan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15 dalam pembelajaran matematika dapat membuat konsep matematika lebih bermakna sehingga mudah dipahami siswa. Sedangkan Kaiser dalam De Lange dalam Wijaya (2012:12) mengungkapkan bahwa penggunaan konteks di awal pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika.

  Saryanto (2010:44) mengemukakan penggunaan masalah kontekstual dalam pembelajaran dapat diletakkan di awal, tengah, maupun akhir pembelajaran. Di awal pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa menemukan konsep, definisi, maupun pemecahan dari masalah tersebut. Peletakan di tengah dimaksudkan untuk memantapkan apa yang telah diperoleh oleh siswa. Peletakan di akhir dimaksudkan untuk mengembangkan siswa dalam mengaplikasikan apa yang telah diperolehnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan konteks sebagai starting point sangat diperlukan dalam proses pembelajaran matematika.

  Konteks yang digunakan dalam pembelajaran matematika tidak harus berupa masalah dunia nyata, namun bisa dalam bentuk permainan, alat peraga dan situasi lain yang bermakna dan dapat dibayangkan oleh siswa (Treffers dalam Wijaya, 2012). Van Den Heuvel-Panhuizen dalam Wijaya (2012:32), menyebutkan

  “konteks dalam pendidikan matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16 cerita rekaan atau fantasia atau bisa juga masalah matematika secara langsung.

  Roth dalam Wijaya (2012) menyebutkan tiga sudut pandang yang berbeda terkait definisi konteks. Sudut pandang pertama konteks sebagai deskripsi situasional suatu masalah. Sudut pandang yang kedua konteks dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Sudut pandang ketiga menghubungkan konteks dengan situasi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konteks dapat berupa masalah dunia nyata yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa maupun situasi lain yang dapat dibayangkan oleh siswa.

  Roth dalam Wijaya (2012) menjelaskan, masalah matematika tidak secara otomatis menjadi kontekstual hanya dengan menyusunnya dalam bentuk cerita situasi, Berdasarkan pernyataan tersebut diperlukan adanya pengembangan konteks dalam menyelesaikan masalah matematika.

  Wijaya (2012:39-40) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan konteks pembelajaran suatu konsep matematika yaitu:

  a. Konteks menarik perhatian siswa dan mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Konteks tersebut dapat berupa cerita fiktif , permainan, terkait dengan pengetahuan umum atau mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17 d. Memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.

  e. Konteks tidak memihak pada gender.

4. Matematika

  James and James dalam Rusffendi (1993 : 27) mengemukakan matematika adalah ilmu mengenai logika tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep

  • – konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Sedangkan Yulianto (2010:63-64) menjelaskan matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika tidak hanya merupakan media untuk pernyataan keilmuan, rumus
  • – rumus, tetapi juga untuk pernyataan hasil pemikiran dan proses berpikir.

  Rusffendi (1993:37) mengemukakan bahwa matematika

  • – merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal
  • – hal itu. Hal ini berati belajar matematika adalah belajar tentang ko
  • – konsep dan struktur
  • – struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep – konsep dan struktur – struktur tersebut.

  Berdasarkan uraian di atas matematika menurut peneliti adalah ilmu yang mempelajari konsep

  • – konsep yang saling berhubungan satu dengan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18 banyaknya sisi yang dimiliki. Thyer and Maggs (1971:62) menyatakan “we can also introduce the names of commons mathematical two and three

  dimensional shapes. This includes the names of polygons, prisms, and . pyramids

  ” Copeland (1967:267) menyatakan “geometric objects having

  the properties length, width, and depth involve the mathematics of solid geometric.

  ” Pada umumnya bangun ruang yang telah kita kenal adalah balok, kubus, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Benda

  • – benda yang berbentuk bangun ruang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti dadu, televisi, kotak, kaleng roti, gelas, toples, dan lain sebagainya. Di bawah ini adalah gambar bentuk – bentuk bengun ruang.

  Balok Kubus Prisma segiempat Prisma segitiga Prisma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19 Mustaqim (2008:207) menyatakan bangun ruang memiliki tiga unsur yaitu : a. Sisi

  Sisi merupakan bidang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar suatu bangun ruang.

  b. Rusuk Rusuk merupakan garis pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang.

  c. Titik sudut Titik sudut merupakan pertemuan dari tiga buah rusuk atau lebih dari bangun ruang.

  Agus (2008) mengemukakan bahwa pelajaran bangun ruang menekankan pada pengamatan pada obyek dan penalaran berdasarkan pada benda-benda sebenarnya dan gambar-gambar yang bersesuaian. Kegiatan yang dimulai dengan eksplorasi sifat-sifat berbagai bangun geometri ruang, menemukan sifat-sifat itu melalui model-model dan akhirnya menyusun sebuah kesimpulan umum, merupakan ciri dari pelajaran geometri di sekolah dasar.

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas bangun ruang menurut peneliti adalah bangun tiga dimensi yang memiliki tiga unsur, yaitu sisi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20 Sulardi (2006 : 207) mengemukakan kubus adalah bangun ruang yang terdiri dari enam sisi berbentuk persegi. Sedangkan menurut Mustaqim (2008:208) kubus adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh enam persegi yang berukuran sama. Simangunsong (2008:46) menyatakan kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh 3 pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Berdasarkan uraian di atas kubus menurut peneliti adalah bangun ruang yang dibentuk oleh 6 persegi yang sama dan sebangun.

  Sulardi (2006 : 207) menjelaskan kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Berikut gambar kubus ABCD.EFGH Nama kubus di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar di atas maka : 1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah :

  • Sisi ABCD sisi EFGH
  • >Sisi ABFE sisi DCGH
  • Sisi ADHE sisi BCGH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  21 2) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah : 3) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah :

  Titik sudut A Titik sudut E Titik sudut B Titik sudut F Titik sudut C Titik sudut G Titik sudut D Titik sudut H b.

   Balok

  Mustaqim (2008 : 211) mengemukakan balok adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) dan berukuran sama. Sedangkan menurut Ismadi (2006 : 16) balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang yang masing-masing pasangan sama dan sebangun. Berdasarkan uraian di atas balok menurut peneliti adalah sebuah bangun ruang yang memiliki tiga pasang (enam buah) sisi yang berbentuk persegi panjang yang setiap pasang sisinya kongruen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  22 Berikut dijelaskan sifat-sifat balok : Nama balok di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar di atas maka : 1) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah :

   Sisi ABCD sisi EFGH  Sisi ABFE sisi DCGH  Sisi ADHE sisi BCGH Jadi ada 6 sisi pada bangun balok ABCD.EFGH Sisi ABCD = sisi EFGH Sisi ABFE = sisi DCGH

  Sisi ADHE = sisi BCGH 2) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah :

  Jadi ada 12 rusuk pada bangun ruang balok ABCD.EFGH = = =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  23 Titik sudut B Titik sudut F Titik sudut C Titik sudut G Titik sudut D Titik sudut H Berdasarkan uraian di atas sifat-sifat balok yaitu :

  a) Memiliki 6 sisi yang berbentuk persegi panjang

  b) Memiliki 8 titik sudut

  c) Memiliki 3 pasang sisi yang kongruen

  d) Memiliki 12 rusuk (4 rusuk tegak, 4 rusuk samping, dan 4 rusuk panjang)

c. Jaring – jaring kubus dan balok`

  Mustaqim (2008:214) mengemukakan jaring-jaring kubus adalah gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus.

  Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi panjang yang membentuk balok. Berikut adalah contoh gambar jaring

  • – jaring balok dan kubus :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  24

B. Hasil Penelitian yang Relevan

  Penelitian yang dilakukan oleh saudara Eko Rusyan Anan Prasetyo tahun 2005 dalam Suryanto (2010 :180-181) dengan judul :

  “Peranan Alat Peraga dalam Proses Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik di Sekolah Dasar”. Hasil penelitiannya