Analisis pengobatan antihipertensi pada geriatri berdasarkan laju filtrasi glomerulus dengan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di rumah sakit Kabupaten Bantul periode 2009 - USD Repository
ANALISIS PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI PADA GERIATRI
BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN FORMULA
MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH
SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Hendrika Toi Doja
ANALISIS PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI PADA GERIATRI
BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN FORMULA
MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH
SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Hendrika Toi Doja
Persetujuan Pembimbing
ANALISIS PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI PADA GERIATRI
BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN FORMULA
MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH
SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
Skripsi yang diajukan oleh:
Hendrika Toi Doja
NIM : 078114059
Telah disetujui oleh:
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:Nama : Hendrika Toi Doja NIM : 078114059
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI PADA GERIATRI
BERDASARKAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN FORMULA
MODIFICATION of DIET in RENAL DISEASE (MDRD) DI RUMAH
SAKIT KABUPATEN BANTUL PERIODE 2009
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya
secara terbatas, dan mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 12 Januari 2011 Yang menyatakan
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plahiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.Yogyakarta, 12 Januari 2011
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Yang Maha Pemurah,sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Pengobatan Antihipertensi pada Geriatri Berdasarkan Laju Filtrasi
Glomerulus dengan Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)
di Rumah Sakit Kabupaten Bantul Periode 2009”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi
(S. Farm.), Program Studi Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma.Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,
bimbingan, dan pengarahan, serta dukungan dari berbagai pihak. Rasa terimakasih
penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah mendukung terwujudnya skripsi
ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:1. Rumah Sakit St. Elisabeth Ganjuran khususnya bagian rekam medis yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, waktu, semangat, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.5. dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik
dan saran kepada penulis.
6. Phebe Hendra, M.Si., PhD., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran kepada penulis.
7. Orang tua saya tercinta Bapak Donatus Doja (alm.) dan Ibu Thomasine Tince
Palle, serta seluruh keluarga besar atas doa, cinta, dan dukungan yang telah memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
8. Teman-teman skripsi payung Nila, Bimo, Tika, Sano, Mayan, Dita, Olive, dan
Frissa atas kerjasama, kekompakan, dukungan, bantuan, dan kebersamaan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.
9. Teman-teman kos Villa Agatha atas dukungan, dorongan, dan semangat
selama penyusunan skripsi.
10. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2007 kelas Farmasi Klinis
ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan.Yogyakarta, 12 Januari 2011 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………… v PRAKATA………………………………………………………………… vi DAFTAR ISI………………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….... xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xiv
INTISARI………………………………………………………………….. xv ABSTRACT ………………………………………………………………… xvi BAB I PENGANTAR……………………………………………………...
1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………………
1
C. Pasien Geriatri……………………………………………………...
21 C. Subjek Penelitian…………………………………………………...
26 B. Profil pasien geriatri………………………………………………..
26 A. Laju Filtrasi Glomerulus ……...……………………………………
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………..
23 F. Tata Cara Analisis Hasil……………………………………………
22 E. Tata Cara Penelitian………………………………………………..
22 D. Bahan Penelitian……………………………………………………
20 B. Variabel dan Definisi Operasional…………………………………
11 D. Perubahan Fungsi Ginjal pada Pasien Geriatri………….………….
20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………….
19 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………
18 H. Keterangan Empiris………………………………………………...
15 G. Pengaruh Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri……………….
14 F. Obat Antihipertensi………………………………………………..
12 E. Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)…………………...
28
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………….. 103
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Penyesuaian Dosis dari Obat Antihipertensi…………………18 Tabel 2. Persentase item obat antihipertensi yang digunakan pada
pasien geriatri di rumah sakit Kabupaten Bantul periode
2009………………………………………………...................
33 Tabel 3. Persentase item obat antihipertensi yang digunakan pada
34 pasien geriatri dengan penurunan LFG……………………… Tabel 4. Pengobatan Antihipertensi pada Pasien Geriatri dengan Penurunan LFG di RS Bantul Periode 2009………………….
35
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Anatomi Ginjal…………………………………………………
Gambar 2. Diagram Persentase Pasien Geriatri yang Mendapatkan
Pengobatan Antihipertensi Berdasarkan Tingkat LFG…………
Gambar 3. Diagram Persentase pasien geriatri dengan LFG normal danLFG tidak normal………………………………………………
8
27
28 Gambar 4. Diagram Persentase Jenis Kelamin Pasien Geriatri yang
Telah Mengalami Penurunan LFG……………………………..
29 Gambar
5. Diagram Persentase Umur Pasien Geriatri yang Telah Mengalami Penurunan LFG……………………………..
30 Gambar 6. Diagram Persentase Ketepatan dan Ketidaktepatan
Dosis Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri dengan
Penurunan LFG…………………………………………31
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Tabel Data Sampel berdasarkan tingkat LFG di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 ………………………
44 Lampiran 2. Tabel Data Sampel berdasarkan tingkatan umur di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 ……………...
54 Lampiran 3. Tabel Data Sampel berdasarkan Jenis kelamin di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 ………………………
65 Lampiran 4. Tabel Data Sampel berdasarkan normal dan tidak normal LFG di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009……..
75 Lampiran 5. Tabel Data Sampel yang tepat dan tidak tepat dosis di Rumah Sakit Kabupaten Bantul periode 2009 ……………...
86 Lampiran 6. Guidline Obat Antihipertensi……………………………….
91 Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian………………………………………… 101
INTISARI
Hipertensi merupakan salah satu masalah utama penyakit geriatri danselalu menyertai gangguan fungsi ginjal, sehingga diperlukan perhatian dan
penanganan yang khusus dalam pemberian obat yang mengalami eliminasi di
ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengobatan antihipertensi pada
pasien geriatri berdasarkan laju filtrasi glomerulus yang dihitung dengan formula
MDRD di Rumah sakit Kabupaten Bantul Periode 2009.Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif evaluatif
dengan desain cross sectional yang bersifat retrospektif. Tata cara analisis hasil
dengan membahas data kualitatif yang diperoleh dalam bentuk uraian serta bentuk
tabel dan atau gambar diagram.Dari penelitian ini diketahui 270 pasien di rumah sakit Kabupaten Bantul
mendapatkan pengobatan antihipertensi dengan jumlah laki-laki 126 dan
perempuan 144. Laju filtrasi glomerulus pada tingkat 1 (34,4%), tingkat 2
(27,0%), tingkat 3A (14,4%), tingkat 3B (12,6%), tingkat 4 (9,6%), dan tingkat 5
(1,9%). Kelompok umur yang mengalami penurunan LFG elderly (23,7%), old
(13,3%), dan very old (1,48%). Sejumlah 117 penderita yang mengalami
penurunan laju filtrasi glomerulus terdiri dari 42 laki-laki (15,5%) dan 62
perempuan (23,0%). Sebanyak 14,4% obat antihipertensi yang diberikan kepada
pasien geriatri di instalasi rawat inap rumah sakit Kabupaten Bantul
membutuhkan penyesuaian dosis, yaitu amlodipin (3,9%), captopril (8,7%), dan
furosemid injeksi (1,9%).
Kata kunci: pasien geriatri, antihipertensi, laju filtrasi glomerulus, Modification of
Diet in Renal Disease (MDRD)
ABSTRACT
Hypertension is one of the main problems in geriatric diseases and isalways along with renal failure; requiring special attention and handling the
administration of drugs that have eliminated in the kidney. This study aims to
determine antihypertensive treatment of geriatric patients who experienced a
decrease glomerular filtration rate based on the formula of Modification of Diet in
Renal Disease (MDRD) in Bantul District Hospital in 2009.This study was an observational study using retrospectively evaluative
descriptive with cross sectional design. The procedure for analysis of the results
by discussing the qualitative data obtained in the form of the description and the
form of tables and diagrams or picturesThe study result was 270 patients (126 men and 144 women) in Bantul
District Hospital obtained antihypertensive treatment. The glomerular filtration
rate were in level 1 (34.44%), level 2 (27.04%), level 3A (14.44%), level 3
(12.59%), level 4 (9.63%), and level 5 (1.85%). The age groups suffering from a
decrease of GFR were elderly group (23.70%), old group (13.33%), and very old
group (1.48%). There were 117 patients who suffered from decline in glomerular
filtration rate; consisted of 42 men (15.55%) and 62 women (22.96%). There was
14.42% of antihypertensive drugs being given to geriatric patients who were in
hospital inpatient installation of Bantul District Hospital required a dose
adjustment; the medicines are amlodipine (3.85%), captopril (8.65%), and
furosemide injection (1.92%).
Keywords: geriatric patients, antihypertensive, glomerular filtration rate,
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Laju filtrasi glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks
fungsi ginjal yaitu dengan mengukur secara tidak langsung kapasitas filtrasi
glomerulus berdasarkan pengukuran klirens ginjal (Sennang, Sulina, Badji, dan
Hardjoeno, 2005).Usia lanjut merupakan usia di mana seseorang telah mengalami penurunan
fungsi berbagai organ tubuh. Berdasarkan Depsos (1999), di Indonesia batasan
usia lanjut yang tercantum dalam undang-undang No.12/1998 tentang
Kesejahteraan Usia Lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas (Dinkes Sulsel, 2010). Pasien geriatri yang telah berumur 60 tahun ke atas
mengalami penurunan fungsi ginjal dengan nilai laju filtrasi glomerulus kurang
2dari 60 ml/min/1,73 m (Kurtal, Schwenger, Azzaro, Abdollahnia, Steinhagen-
Thiessen, Nieczaj, et al., 2008). Pemilihan pasien geriatri pada penelitian ini
dikarenakan pasien tersebut merupakan pasien yang sering mengalami penurunan
2
gagal ginjal/gangguan fungsi ginjal; diperkirakan ± 85% penyakit gagal ginjal disertai
hipertensi akan memperburuk fungsi ginjal penderita bersangkutan, sehingga morbiditas
dan mortalitas akan meningkat. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan penanganan
yang khusus, terutama pemilihan obat antihipertensi (OAH).Sica (cit., Nasution, 2001) mengemukakan beberapa penelitian yang
menunjukkan OAH yang seluruhnya dieliminasi melalui ginjal akan menumpuk pada
penderita dengan gangguan fungsi ginjal, sehingga akan lebih memperberat fungsi ginjal,
oleh karena itu diperlukan penyesuaian dosis, sedangkan OAH yang tidak seluruhnya
dieliminasi melalui ginjal dapat bersifat lebih renoprotektif. Dalam penelitian tentang
Atherosclerotic Renal Artery Stenosis (ARAS), 108 pasien yang beresiko ARAS yang
menerima pengobatan antihipertensi berupa ACE inhibitor mengalami kenaikan kreatinin
serum sebesar 20% (Mactier, 2006).National Service Framework (NSF) for Coronary Heart Disease (CHD)
merekomendasikan pengukuran fungsi ginjal dan urin dalam penilaian awal pasien
dengan tekanan darah yang meningkat, dan merekomendasikan bahwa pengukuran fungsi
ginjal harus diulang setiap tahun untuk semua pasien yang mengkonsumsi diuretik atau
ACEIs dan setiap lima tahun pada semua pasien dengan hipertensi (Mactier, 2006).3
yang saat ini mulai dipakai luas oleh kalangan medis untuk memperkirakan LFG.
Perhitungan nilai LFG dengan menggunakan formula MDRD lebih akurat bila
dibandingkan dengan formula CG atau nilai klirens kreatinin dari urin 24 jam (National
Kidney Foundation KDOQI, 2010). Penentuan LFG menurut persamaan CG tanpa
standarisasi mempunyai bias 10%, sedangkan dengan standarisasi 3% dan persamaan
studi MDRD mempunyai bias 1% (Sennang, Sulina, Badji, dan Hardjoeno, 2005).Berdasarkan informasi yang tertera di atas, pengukuran LFG sangat dibutuhkan
untuk mengetahui fungsi ginjal, terutama pada geriatri yang telah mengalami penurunan
LFG dalam pengobatan antihipertensi. Pemberian obat antihipertensi dengan dosis tidak
sesuai pada pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG akan semakin memperparah
keadaannya dan meningkatkan risiko chronic kidney disease (CKD).Penelitian ini dilakukan pada pasien geriatri yang menerima obat antihipertensi
dan memiliki data kreatinin serum di daerah Kabupaten Bantul. Pemilihan RSUD
Panembahan Senopati dan RS St. Elisabeth Ganjuran dikarenakan kedua rumah sakit ini
memiliki data laboratorium berupa kreatinin serum dan menyanggupi untuk dijadikan
sebagai tempat penelitian.1. Rumusan Masalah
4 c. Bagaimana penyesuaian dosis dan frekuensi obat antihipertensi yang diberikan pada pasien geriatri dengan perhitungan nilai LFG menggunakan formula
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di rumah sakit Kabupaten Bantul periode 2009? 2.
Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengobatan antihipertensi terhadap penurunan laju filtrasi glomerolus yang pernah dilakukan, antara lain: a. Renal Function in The Oldest-Old on an Acute Geriatric Ward (Noortgate, 2004): Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan hubungan faktor resiko terhadap gagal ginjal pada pasien sangat tua. Jenis penelitiannya adalah retrospektif dengan mengambil data pasien berusia 80 tahun ke atas, dirawat di bangsal geriatri akut dari bulan Agustus 1998 sampai Agustus 1999. Data yang diambil adalah usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan sebelumnya, diagnosis primer, penggunaan obat, berat badan, kreatinin serum, BUN, natrium, kalium, kolesterol, urin dan USG ginjal. Klirens kreatinin diperkirakan dengan rumus Cockcroft-Gault, dan laju filtrasi glomerulus dihitung dengan menggunakan persamaan MDRD. Hasil dari penelitian ini adalah persentase
5 prospektif dengan sampel berupa data rekam medik dan pasien GGK yang mendapat tetapi antihipertensi di IRNA I RSSA, Malang pada periode 21 Maret sampai 31 Mei 2005. Hasil penelitiannya adalah dari beberapa kelas obat antihipertensi tersebut yang paling banyak digunakan adalah kelas ACEI sebesar 95,24%, sedangkan kombinasi obat yang paling sering digunakan adalah kombinasi ACEI dan diuretik sebesar 61,90%. Dosis obat antihipertensi yang digunakan (khususnya ACEI, furosemid dan bisoprolol) sesuai dengan dosis yang direkomendasikan pada pasien GGK berdasarkan klirens kreatinin dan kondisi klinik pasien.
c. Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial Kategori Ketidaktepatan
Dosis pada Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Widianingrum, 2009): Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi DRPs kategori ketidaktepatan dosis pada penatalaksanaan pasien hipertensi geriatri di instalasi rawat inap rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif, sampel diambil dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktepatan dosis6 dengan Formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah sakit Kabupaten Bantul Periode 2009” belum pernah dilakukan.
3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai analisis pengobatan antihipertensi pada geriatri berdasarkan LFG yang dihitung dengan formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) dalam pengambilan keputusan oleh farmasis dan tenaga kesehatan lain dalam mempraktekkan pelayanan kesehatan, sehingga dapat mencegah terjadinya pengobatan antihipertensi yang tidak sesuai.
B.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:Untuk menganalisis pengobatan antihipertensi pada pasien geriatri berdasarkan laju filtrasi glomerulus yang dihitung dengan formula MDRD di Rumah sakit Kabupaten Bantul Periode 2009.
2. Tujuan Khusus:
a) Mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan laju filtrasi
7 Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di Rumah sakit Kabupaten Bantul periode 2009
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis
cairan tubuh. Ginjal terletak dalam rongga abdomen, retroperitoneal primer kiri
dan kanan kolumna vertebralis yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di
belakang peritonium (Setiadi, 2007).
Gambar 1. Anatomi Ginjal
(Herbrandson, 2005)9
menjadi kapiler yang memberi darah ke tubulus (kapiler peritubulus) sebelum
mengalirkan darahnya ke dalam vena interlobularis (Ganong, 2002).Unit fungsional terkecil dari ginjal adalah nefron. Nefron tersebut terdiri
dari struktur vaskuler yaitu glomerulus dan struktur non vaskuler yaitu capsula
bowman, tubulus proximal, ansa henle pars desendens dan pars asendens, tubulus
distal, dan duktus koligentes. Tiap ginjal mengandung 1,3 juta nefron (Rasidin,
2010).Sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone (RAAS) merupakan sistem
endogen pengatur keseimbangan cairan, natrium, dan kalium, yang termasuk
dalam komponen regulasi tekanan darah di dalam tubuh. Sistem ini sendiri
dikendalikan oleh ginjal. Pada bagian arteriola ginjal terdapat sel juxtaglomerular.
Di dalamnya terdapat renin, suatu enzim yang akan disekresikan jika sel
juxtaglomerular menangkap sinyal berupa terjadinya penurunan tekanan darah
dalam tubuh. Setelah disekresikan, renin akan mengkatalisasi konversi
angintensinogen menjadi angiotensin I yang kemudian dikonversi lagi menjadi
angiotensin II oleh enzim angintensin-converting-enzyme (ACE). Enzim ini
10 B.
Laju Filtrasi Glomerolus
Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnyamenuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen
relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga
keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus. Cairan filtrasi dari glomerulus
akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk ke dalam ansa henle, tubulus
distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya keluar
berupa urin. Membran glomerulus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan
lapisan pembuluh darah lain, yaitu terdiri dari: lapisan endotel kapiler, membran
basalis, lapisan epitel yang melapisi permukaan kapsula bowman. Permeabilitas
membran glomerulus 100-1000 kali lebih permeabel dibandingkan dengan
permeabilitas kapiler pada jaringan lain (Rasidin, 2010).Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus sebagai berikut:
a. Tekanan glomerulus: semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju
filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotik koloid plasma semakin menurun laju filtrasi, dan semakin tinggi tekanan kapsula bowman semakin menurun laju11
d. Perubahan arteriol eferen: pada keadaan vasokonstriksi arteriol eferen akan
terjadi peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya (Rasidin,2010).
LFG digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal, berikut ini adalah
gambaran nilai LFG terhadap fungsi ginjal berdasarkan NICE Clinical Guideline
Chronic Kidney Disease :(Anonim, 2008) C.
Pasien Geriatri
Pembagian terhadap populasi berdasarkan usia meliputi tiga tingkatan12
organ atau sistem organ yang walaupun normal untuk usianya namun menandakan
menipisnya daya cadangan faali tadi. Ketiga, yaitu berubahnya gejala dan tanda
penyakit dari yang klasik, misalnya pada pneumonia tidak akan dijumpai gejala
khas seperti batuk, demam, dan sesak melainkan jatuh atau terdapat perubahan
kesadaran. Keempat adalah terganggunya status fungsional penderita geriatri.
Status fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari. Keadaan status fungsional menggambarkan kemampuan umum
seseorang dalam memerankan fungsinya sebagai manusia yang mandiri, sekaligus
menggambarkan kondisi kesehatannya secara umum. Kelima adalah kerapnya
terdapat gangguan nutrisi, berupa gizi kurang atau gizi buruk (Soejono, 2005).D.
Perubahan Fungsi Ginjal pada Pasien Geriatri
Penurunan fungsi ginjal (filtrasi glomerulus dan sekresi tubuli) merupakanfaktor farmakokinetik yang terpenting. Penurunan glomerulus sekitar 30% pada
usia 65 tahun (Setiawati dan Muchtar, 2007).Penurunan aliran darah ginjal, ukuran organ, filtrasi glomeruler dan fungsi
13 Perubahan paling berarti dalam usia lanjut ialah berkurangnya fungsi
ginjal dan menurunnya klirens kreatinin, walaupun tidak terdapat penyakit ginjal
atau kadar kreatininnya normal. Hal ini menyebabkan ekskresi obat sering
berkurang, dengan akibat perpanjangan atau intensitas kerjanya. Dalam setiap
keadaan perlu memakai dosis lebih kecil atau bila dijumpai penurunan fungsi
ginjal, khususnya bila menggunakan obat yang mempunyai batas keamanan
sempit (Darmansjah, 2006).Pertambahan usia menyebabkan banyak jaringan yang hilang dari korteks
ginjal, glomerulus dan tubulus. Permukaan glomerulus berkurang secara progresif
setelah 40 tahun disertai penambahan jaringan sklerotik. Pada korteks ginjal, arteri
aferen dan eferen cenderung mengalami atrofi sehingga menyebabkan
pengurangan jumlah darah yang terdapat di glomerulus. Setelah usia 20 tahun
terjadi penurunan aliran darah ginjal kira-kira 10% per dekade. Fungsi hemostasis
ginjal juga berkurang sehingga merupakan predisposisi terjadinya gagal ginjal
(Darmojo, 1999).Pada geriatri terjadi penurunan LFG karena telah terjadi pengurangan total
14 E.
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) merupakan salah satuformula yang digunakan untuk menghitung nilai laju filtrasi glomerulus (National
Kidney Foundation KDOQI, 2000).Rumus ini disesuaikan lagi pada tahun 2005 agar dapat digunakan dengan
standardized serum creatinine assay , sehingga diperoleh nilai kadar kreatinin
serum 5% lebih rendah (Rahman, 2010).Persamaan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) : ( National Kidney Foundation KDOQI, 2000) Perhitungan nilai LFG dengan menggunakan formula MDRD lebih akurat
15
dengan metode ini pun memerlukan biaya yang relatif ringan karena tidak perlu
memeriksa albumin dan ureum (Afiatin dan Roesli, 2009).F.
Obat Antihipertensi
Dalam pemilihan obat anti hipertensi perlu dipertimbangkan selain untukmenurunkan tekanan darah juga dapat mempertahankan tekanan darah secara
optimal. Pedoman dari European Society of Hypertension (ESH) tahun 2007
merekomendasikan 5 golongan obat anti hipertensi yaitu diuretic thiazide
(hydrochlorthiazide, furosemid, spironolakton), calcium antagonists (amlodipin,
nifedipin, verapamil) , ACE inhibitors (captopril, lisinopril, enalapril),
angiotensin receptor antagonists (candesartan cilexitil, eprosartan, losartan) dan
beta blockers (propanolol, metoprolol, timolol); obat-obatan itu dapat secara
setara sebagai first-line treatment : initiation and maintenance baik sebagai
monoterapi atau kombinasi (Bandiara, 2008).Adapun golongan obat antihipertensi lainnya seperti alpha-adrenoreceptor
blockers (prazosin, terazosin, doxazosin); simpatolitik pusat (clonidine,
16
diuretik terkait (hydrochlortahiazide, chlorthalidone, metolazone, indapamide),
loop diuretik (furosemide, bumetanide, torsemide) serta produk kombinasi
(hydroclorthiazide dan triamterene ; hydrochlorthiazide dan amiloride ;
hydrochlorthiazide dan spironolakton). Produk kombinasi penggunaannya
dibatasi pada pasien yang menunjukkan kebutuhan terhadap potassium sparing
agent (McPhee dan Tierney, 2007).2. Beta Adrenergic Blocking Agents Mekanisme antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan curah jantung
dan penekanan sekresi renin. Obat-obat antihipertensi golongan beta adrenergic
blocking agents antara lain seperti acebutolol, atenolol, betaxolol, bisoprolol dan
hydroclorthiazide , carteolol, carvedilol, labetalol, metoprolol, nadolol, penbutolol,
pindolol, propanolol, dan timolol (McPhee dan Tierney, 2007).3. ACE inhibitor dan angiotensin reseptor blocker Obat ini menurunkan tekanan darah dengan jalan mencegah pengubahan
enzimatis angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II ini merupakan
hormon aktif dari sistem Renin-Angiotensin (RAS). Pengikatan Angiotensin II
17 Contoh obat-obatan golongan ACE inhibitors antara lain benazepril,
captopril, enalapril, fosinopril, lisinopril, meoxipril, perindopril, quinapril,
ramipril, dan trandolapril. Sedangkan untuk angiotensin II blockers antara lain
candesartan cilexitil, eprosartan, irbesartan dan HCT, losartan, telmisartan,
valsartan (McPhee dan Tierney, 2007).4. Calcium Channel Blockers Calcium Channel Blockers menghambat pemasukan ion Ca ekstrasel ke
dalam sel dan dengan demikian dapat mengurangi penyaluran impuls dan
kontraksi myocard serta dinding pembuluh. Senyawa ini tidak mempengaruhi
kadar Ca dalam plasma. Berdasarkan efek tersebut di atas, Calcium Channel
Blockers kini terutama digunakan pada hipertensi, apabila diuretika atau / dan beta
blocker kurang efektif, sebaiknya zat ini dikombinasi dengan suatu beta blocker
(Tjay dan Raharja, 2007). Golongan obat ini seperti diltiazem, verapamil,
amlodipine, felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nisoldipine (McPhee
dan Tierney, 2007).5. Antihipertensi lainnya
18 Tabel 1. Penyesuaian dosis dari obat antihipertensi Obat antihipertensi Penyesuaian Dosis Sumber Guidline
Drug Amlodipin 2,5 mg per hari
Information Handbook Drug
Candesartan Cl < 30 ml/menit: kontraindikasi Cr Information Handbook British
Captopril max. dosis inisial 25 mg per hari (tidak boleh National melebihi 100 mg per hari) jika eGFR 20–40 mL/ 2 Formularium menit/1,73m ; max. dosis inisial 12,5 mg per hari (tidak boleh melebihi 75 mg per hari) jika eGFR 10–20 2 mL/menit/1,73m ; max. dosis inisial 6,25 mg per hari (tidak boleh melebihi 37,5 mg per hari) jika eGFR < 10 mL/ 2 menit/1,73m
Clonidine Drug
Cl < 10 ml/menit diberikan 50% - 75% dari dosis Cr Information inisial normal
Handbook Hydrochlorothiazide Drug
Cl Cr < 10 ml/menit : perlu dihindari Information
Biasanya tidak inefektif pada GFR < 30 ml/menit Handbook
Efektif pada GFR rendah dalam kombinasi dengan diuretic rendah Furosemid
Gagal Ginjal Akut: dosis tinggi (1-3 g/day - Drug (Injeksi) Information oral/I.V)
Handbook Membutuhkan dosis tinggi
British National Formularium
Furosemid tablet Gagal Ginjal Akut: dosis tinggi (1-3 g/day - Drug
Information oral/I.V)
Handbook Membutuhkan dosis tinggi
British National
19
ginjal akan mengalami perubahan fisiologis dan anatomis dengan bertambahnya
umur. Dengan menurunnya kapasitas fungsi ginjal secara ilmiah karena usia
lanjut, maka eliminasi sebagian besar obat juga akan terpengaruh. Sementara itu
juga terdapat penurunan klirens yang konsisten dengan bertambahnya umur. Pada
keadaan ini pengukuran klirens kreatinin kadang perlu dibuat, sebelum pemberian
obat, terutama jika ada kecurigaan adanya kelainan ginjal atau gangguan
metabolisme air dan garam, sepertinya misalnya dehidrasi berat. Salah satu akibat
dari turunnya klirens adalah terjadi pemanjangan waktu paruh beberapa obat dan
kemungkinan tertumpuknya obat hingga mencapai kadar toksik, bila dosis dan
frekuensi pemberian tidak diturunkan (Bressler dan Bahl, 2003).H. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran analisis peresepan obat
Antihipertensi pada pasien geriatri yang telah mengalami penurunan nilai LFG
saat dihitung dengan formula MDRD dalam rangka meningkatkan pelayanan
kefarmasian di rumah sakit Kabupaten Bantul periode 2009.BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai analisis pengobatan antihipertensi pada geriatri berdasarkan
formula Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) di rumah sakit Kabupaten Bantul
periode 2009 merupakan jenis penelitian observasional deskriptif evaluatif dengan desain
cross sectional yang bersifat retrospektif.Penelitian observasional merupakan penelitian dengan menggunakan teknik atau
pendekatan guna mendapatkan data primer dengan cara langsung mengamati objek
datanya. Penelitian observasional dapat dikelompokkan menjadi observasi dengan
perlakuan dan observasi tanpa perlakuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian