Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza - Test Repository

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA

KARYA VANNY CHRISMA W.

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ALI MUSTOFA

  

11112O31

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA

KARYA VANNY CHRISMA W.

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ALI MUSTOFA

  

11112O31

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

MOTTO

Semua akan indah pada waktunya.

  

Jangan ditanya kapan, sabar dan ikhlaskan, cukup nikmati proses dan rasakan,

ketetapan-Nya sungguh tak diragukan, janji Allah tak pernah salah .

  

PERSEMBAHAN

  Teruntuk kedua orang tuaku yang menjadi pemicu semangatku. Ibuku yang saat ini tidak setiap hari bertemu denganku, namun doa beliau sangat terasa di sini.

  Ayahku rahimahullah yang membuatku mengerti beratnya perjuangan meraih cita-cita. I miss you, dad.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA Karya Vanny Chrisma W. bisa diselesaikan.

  Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Sang teladan utama, Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan orang yang istiqomah mengikuti petunjuknya.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih setulusnya kepada:

1. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Suwardi, M. Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga 3. Siti Rukhayati, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PAI.

  4. Drs. Bahroni, M.Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Achmad Agus Su’aidi, Lc., M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang membantu dan memberi motivasi kepada penulis selama menuntut ilmu di

  IAIN Salatiga.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  7. Ayah dan ibuku (Bapak Muhammad Sholeh Rahimahullah dan Ibu Suwarni), adik-adikku (Diantina Basiroh, Falid Reza Mustofa,dan Farkhan Isa Ansori) yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual.

  8. Ibu Vanny Chrisma W. selaku penulis novel Gadis Kecil di Tepi Gaza.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya.

  Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah mencatatnya sebagai amal salih yang akan mendapatkan balasan terbaik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 15 September 2016 Penulis

  Ali Mustofa 111 12 031

  

ABSTRAK

  Mustofa, Ali. 2016. Pendidikan Akhlak dalam Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd Kata Kunci: Nilai, Pendidikan, Akhlak Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan bisa didapat dari mana saja, seperti halnya melalui karya sastra yang bermutu dan berkualitas. Diantaranya adalah novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yang di dalamnya banyak mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak.

  Fokus penelitian ini adalah: 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. 2. Bagaimana karakter tokoh yang patut diteladani sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam. 3. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. pada kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Research), sedangkan sumber data primer dari penelitian ini adalah novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dan sumber sekundernya adalah buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama: Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yaitu: Akhlak terhadap Allah SWT yang terdiri dari: bereriman kepada Allah, dzikir kepada Allah, berdoa, tawakkal, husnudzan kepada Allah, salat, jihad fi sabilillah, sabar, syukur. Akhlak terhadap orang lain yang terdiri dari: mengucapkan dan menjawab salam, birrul walidain, peduli, memotivasi, rendah hati. Akhlak terhadap diri sendiri yang terdiri dari: kuat dan pemberani, menjaga diri. Kedua: karakteristik tokoh yang meneladani akhlak Rasul yaitu: Palestin berkarakter sabar dan taat dalam salat. Yanaan, Adeeba, Abigail berkarakter peduli. Yahded Haidar berkarakter peduli, penyayang, jihad fi sabilillah. Sarah Hanabi berkarakter menjaga kehormatan diri. Latief berkaraker memotivasi terhadap sesama. Theodore, Phapillion Bonasacha, Kumari Khan, Resti, Restu berkarakter peduli terhadap sesama. Ketiga: Implikasi pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari- hari yaitu meneladani akhlak rasul yang terdapat dalam novel Gadis kecil di Tepi

  

gaza seperti halnya beriman, tawakkal, salat, sabar, syukur dan lain sebagainya

  dalam kehidupan adalah suatu upaya yang nyata untuk mewujudkan akhlakul karimah. Kokohnya sebuah negara ditentukan bagaimana akhlak generasi penerusnya. Generasi yang memiliki akhlak yang mulia akan menjadi penopang kelanjutan nasib sebuah bangsa.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ................................................................................................................. i HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii JUDUL ................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.

  PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK .............................................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 E. Metode Penelitian......................................................................................... 8 F. Penegasan Istilah ........................................................................................ 11 G. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................... 14

  BAB II BIOGRAFI NASKAH A. Biografi Vanny Chrisma W. ...................................................................... 16 B. Karya-karya Vanny Chrisma W. ................................................................ 18 C. Gambaran Umum Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .................................. 19 D. Unsur Intrinsik Novel ................................................................................. 19 E. Sinopsis Novel .......................................................................................... 29 F. Kelebihan Dan Kekurangan Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .................. 31 BAB III HASIL TEMUAN A. Nilai-nilai Pendidikan Islam ...................................................................... 31 B. Karakteristik Tokoh Dalam Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .................. 31 BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak.................................................................... 50 A. Karakteristik Tokoh Yang Sesuai Dengan Nilai-nilai akhlak Islam .......... 82 B. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Kehidupan Sehari-hari ..... 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 96 B. Saran ........................................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN A.

  Cover Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza B. Percakapan dengan Penulis Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza C. Surat Tugas Pembimbing Skripsi D.

  Daftar nilai SKK E. Lembar Bimbingan Skripsi F. Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah awal mula titik temu seorang manusia mengalami

  perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Pendidikan meningkatkan derajat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Inti dari semua pendidikan di dunia ini adalah pendidikan akhlak, yang mana dalam setiap tindakan manusia, akhlak merupakan tolak ukur penting dalam keseharian hidup manusia.

  Membahas pendidikan memang tidak ada habisnya, namun jika kita bisa mengupas satu persatu jalan menuju pendidikan tersebut bukan tidak mungkin kita bisa mendapati cara yang paling pas untuk menyalurkan cara mendidik tersebut dengan objek pendidikan.

  Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah lakunya dalam masyarakat dia hidup.

  Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan untuk bekal kehidupannya karena pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat (Ihsan, 2005:2).

  Menurut Poerwadarminta (1991: 916), pendidikan secara etimologi dapat diartikan sebagai perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin, dan sebagainya. Pada hakikatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yang pertama yaitu pendidikan formal yang melibatkan guru, murid, serta kurikulum, dan yang kedua yaitu pendidikan nonformal yang melibatkan pendidikan di luar kelas yang mana pendidikan dapat didapatkan dari banyak hal, bisa melalui lingkungan, tempat berbeda dan hal-hal benda mati seperti buku koran dan sebagainya.

  Adapun pendidikan akhlak menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. (Hasbullah, 2009: 1)

  Adapun akhlak secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalq (penciptaan). (Ilyas, 2007: 1) Pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan Islam itu sendiri.

  Makbulloh (2011: 142) menjelaskan sedikit tentang akhlak. Akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan akal dan syariah, maka sifat itu disebut dengan akhlak yang baik. Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak yang buruk.

  Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

  Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Berkualitas atau tidaknya seorang manusia tergantung pada bagaimana akhlaknya.

  Semakin baik akhlaknya, maka semakin mulia dirinya di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah SWT. Sebaliknya, semakin buruk akhlaknya maka akan semakin hina dia di hadapan manusia apalagi di hadapan Allah SWT. Seperti yang telah diriwayatkan dalam hadits di bawah ini.

  Dari berbagai uraian diatas telah kita ketahui bahwa kunci kebahagiaan dunia dan akhirat adalah pendidikan, terutama pendidikan akhlak. Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwasannya semakin sulitnya kompetisi kehidupan menjadikan pola hidup yang semakin sembarangan. Kegagalan suatu target kehidupan sering dijadikan sebuah alasan untuk melakukan suatu tindakan yang melanggar aturan agama. Adapun keputusasaan sering menimpa diri seseorang yang apabila cobaan, bencana dan kegagalan telah menimpanya. Banyak orang yang tertimpa cobaan entah dalam belajar, karir, jodoh dan lain sebagainya yang menyebabkannya sedih, frustasi ataupun depresi bahkan adapula yang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Perlu kita ketahui bahwasannya kehidupan tidak pernah sepi dari berbagai cobaan, bencana dan kesedihan. Dengan berbekal pendidikan akhlak yang baik kita akan senantiasa bijaksana dalam menjalani dan menanggapi semua takdir kehidupan, seberapa kerasnya kehidupan yang kita lalui akan teratasi dengan selalu berpegang teguh pada kebenaran.

  Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. berisi kisah- kisah inspiratif seputar bagaiman cara sikap dan upaya dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan cobaan ini. Berbagai kisah yang disuguhkan memiliki nilai pendidikan yang sangat tinggi, terutama pendidikan akhlak bagi mereka yang sedang dilanda bencana, cobaan kegelisahan agar supaya tegar dalam menghadapinya. Karena sesungguhnya bencana dan cobaan yang menimpa diri kita pasti ada hikmah dibalik semua itu, keindahan dan kebahagiaan pasti akan menyertainya entah besok atau lusa. Kalaupun kebahagiaan itu tidak didapatkan setelah berbagia bencana yang melanda secara bertubi-tubi yakinilah bahwa kelak Allah akan menggantinya yang jauh lebih baik diakhirat nanti, hal ini yang digambarkan dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W.

  Beralih pada novel, novel bahwasanya termasuk dalam karya sastra. Novel adalah karya fiksi yang dibangun menurut unsur intrinsiknya. Menurut Kosasih (2006:60), novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh dari problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Sedangkan menurut Burhan (1988: 3), karya fiksi menceritakan kehidupan manusia dalam interaksi dengan lingkungan sesama, diri sendiri dan interaksinya dengan Tuhan. Novel adalah cerita fiksi yang imajinatif namun didasari kesadaran dan tanggung jawab, dan tentunya juga dapat memberikan hiburan bagi sang pembaca.

  Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza merupakan novel yang menceritakan tentang Palestin yang digambarkan sebagai gadis kecil berusia 11 tahun, yang hidup sebatang kara akibat kekejaman agresi militer israel di Gaza pada tanggal 27 Desember 2008 .

  Kisah novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. ini bercerita tentang perjuangan dalam melewati rintangan kehidupan dalam menjadi manusia mandiri, yang terus berusaha untuk bertahan hidup dalam pengungsian. Pada intinya, pengarang hendak menyampaikan pesan bahwasanya kita jangan pernah menyerah dan terus berusaha keras, dengan begitu Allah akan memberikan jalan yang terbaik bagi hambanya yang mau berusaha dan berjuang di jalannya. Insyaallah, ada jalan adalah mantra utama dari novel ini. Dalam novel ini tentunya juga banyak nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat diambil pelajaran dan dapat dipetik hikmah dari setiap jalan ceritanya.

  Dengan memperhatikan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel

  Gadis Kecil di Tepi Gaza dalam sebuah skripsi yang berju

  dul “ NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL GADIS KECIL DI TEPI GAZA KARYA VANNY CHRISMA W. karena dalam novel tersebut banyak terkandung nilai-nilai pendidikan akhlak. Keihlasan dalam menjalani hidup, dan terus berusaha menapaki kerasnya kehidupan.

B. Fokus Penelitian

  Dari latar belakang diatas maka, penulis memfokuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apa saja nilai-nilai pendidikan Akhlak pada novel Gadis Kecil di Tepi

  Gaza karya Vanny Chrisma W. ? 2.

  Bagaimana karakter tokoh dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yang meneladani akhlak Rasul ? 3. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. pada kehidupan sehari-hari ? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Akhlak yang terdapat pada novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W.

  2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh dalam novel Gadis

  Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yang meneladani akhlak Rasul.

3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan

  Islam yang terkandung dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. pada kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritik Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapan memberikan kontribusi positif bagi pendidikan pada umumnya dan khususnya pengembangan nilai-nilai pendidikan pada umumnya, dan pendidikan Akhlak khususnya, melalui pemanfaatan seni sastra terutama novel.

  2. Manfaat praktis secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada 3 yaitu: a.

  Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi sang pembaca khususunya pelajar akan manfaat dari membaca novel, khususnya yang mengandung pendidikan Islam di dalamnya.

  b.

  Bagi civitas academica , penelitian ini diharapkan Dapat menjadi bahan wacana keilmuan bagi media sebagai sarana yang baru dalam menunjang pendidikan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan untuk di masa yang akan datang. c.

  Bagi dunia sastra, diharapkan dapat menjadi alternatif dalam memahami nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam karya sastra (khususnya novel) terlebih bagi penyuka karya sastra pada umumnya.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian perpustakaan, data dan sumber penelitian dapat diperoleh dari buku maupun artikel sumber terkait. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Menurut Moleong (2005: 29), deskripsi analisis ini mengenai bibiliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

  Penulis ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis, yaitu dalam penelitian ini adalah novel yang kemudia dideskripsikan dengan cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks- teks yang dideskripsikan

  .

2. Metode Pengumpulan Data

  Penulis menggunakan metode pengumpulan data, metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2002 : 206).

  Dalam dokumentasi ini dilakukan dalam beberapa buku dan sumber yang lain seperti: majalah, artikel dan sebagainya yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Penelusuran dokumentasi ini berguna bagi penyususnan skripsis ini. Melalui dokumentasi sang penulis dapat mendeskripsikan apa yang terdapat dalam sumber penelitian, dan menghubungkannya dengan teori-teori yang bisa dijadikan bahan pertimbangan berkenaan dengan judul penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis berusaha mengkaji dan melakukan analisis kepustakaan mengenai novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. sebagai sumber data primer. Sedangkan untuk sumber data sekunder, penulis mengambil beberapa data dari beberapa artikel yang terkait, karya tulis yang lain, hasil diskusi yang berkaitan dengan penelitian demi memperkaya manfaat untuk kajian dan analisis.

3. Teknik Analisis Data

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) yaitu konten yang terdapat dalam novel Gadis Kecil di

  Tepi Gaza. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi

  laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. (Ratna, 2007:48) Dalam media massa penelitian dengan metode analisis isi dilakukan terhadap paragraf, kalimat, dan kata termasuk volume ruangan yang diperlukan, waktu penulisan, di mana ditulis dan sebagainya, sehingga dapat diketahui isi pesan secara tepat. (Ratna, 2009:49)

  Adapun tahapan-tahapan yang peneliti gunakan dalam pengolahan isi adalah: a.

  Tahapan deskripsi, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Gadis

  Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Islam.

  b.

  Tahapan interpretasi, yaitu tahapan dimana peneliti menjelaskan teksteks dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak.

  c.

  Tahapan analisis, yaitu tahapan peneliti menganalisis novel Gadis

  Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak.

  d.

  Kesimpulan, yaitu proses mengambil kesimpulan dari pembahasan dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza yang berhubungan dengan nilai- nilai pendidikan akhlak.

F. Penegasan Istilah

  Supaya pembaca dapat memahami beberapa istilah yang terdapat dalam tulisan ini, maka peneliti akan menjabarkan beberapa pengertian istilah yang terkandung dalam tulisan yaitu: 1.

  Nilai Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting dan berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1991: 677), nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya. (Muhaimin, 1993:109)

  Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya (Muhaimin, 1993:109).

2. Pendidikan

  Soerganda Poerbakawatja (1981: 257), mengatakan pendidikan adalah suatu perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengelihkan pengetahuannya, pengelamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.

  Sedangkan menurut Muhaimin (2004: 21-22), pendidikan dari perspektif perkembangan manusia adalah : Manusia merupakan makhluk yang termulia di atara makhluk- makhluk yang lain, Allah menjadikannya dalam sebaik-baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan.

  Dari dua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembentukan kepribadian manusia sempurna, yang dapat berguna bagi manusia yang lain. Terlebih lagi pendidikan dapat diartikan sebagai usaha membatu mengarahkan anak oleh generasi tua (pendidik) supaya dapat berkembang sesuai tujuan yang diimpikan, yaitu menjadi manusia yang sempurna, manusia yang berkepribadian baik dan bermanfaat bagi sesamanya.

3. Akhlak

  Secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalq (penciptaan).

  (Ilyas, 2007: 1).

  Dengan demikian, maka kata akhlak merupakan sebuah kata yang digunakan untuk mengistilahkan perbuatan manusia yang kemudian diukur dengan baik atau buruk. Dan dalam Islam, ukuran yang digunakan untuk menilai baik atau buruk itu tidak lain adalah ajaran Islam itu sendiri.

  (Halim, 2000: 8-9) Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral.

  Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing.

  Bagi akhlak, standarnya adalah Al Qur’an; bagi etika standarnya pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. (Ilyas, 2007: 3)

4. Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif.

  Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, 2013:126), novel merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: pengarang atau narator, isi penciptaan, media penyampaian isi berupa bahasa, dan elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi, pengarang akan memaparkannya melalui penjelasan atau komentar, dialog maupun monolog, dan melalui perbuatan atau action (Aminuddin, 1991:66).

  Dari segi struktur sebuah novel sastra maupun novel populer mengandung unsur-unsur yang paling lengkap. Novel menyediakan cerita dengan peristiwa, tokoh dan latar sehingga penulis dianggap berdialog dengan orang lain (Ratna 2004: 314). Nurgiantoro (2007: 4), mengatakan bahwasanya novel sebagai sebuah karya fiksi yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun dengan berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh (penokohan), latar, dan sudut pandang yang bersifat imajinatif. Selanjutnya memang dalam sebuah novel terkadang cerita dibuat-buat dengan sedemikian rupa agar sang pembaca dapat membayangkan sebuah cerita kehidupan yang terasa benar adanya. Hal ini dibuat olah pengarang yang memodifikasi diksi dalam novel, dibuat mirip semirip-miripnya dan dianalogikan seperti di dunia nyata, lengkap dengan cerita-cerita, kejadian dalam novel yang disamakan dengan berbagai sudut pandang dan latar yang sesuai.

G. Sitematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini akan ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari 5 bab, antara lain: BAB I PENDAHULUAN: Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II BIOGRAFI NASKAH: Pada bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Vanny Chrisma W., karya-karya Vanny Chrisma W., unsur- unsur intrinsik novel, sinopsis novel Gadis Kecil di Tepi Gaza, dan keunggulan dari novel Gadis Kecil di Tepi Gaza.

  BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN : Pada bab ini akan menjelaskan tentang deskripsi pemikiran dan hasil temuan penulis mengenai: Nilai- nilai pendidikan akhlak dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dan karakter tokoh utama dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza.

  BAB IV PEMBAHASAN: Pada bab ini penulis akan memberikan pembahasan tentang: nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza dan karakter tokoh utama dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza .

  BAB V PENUTUP : Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.

BAB II BIOGRAFI NASKAH A. Biografi Vanny Chrisma W. Nama Vanny Chrisma W. merupakan nama seorang penulis berbakat di Indonesia. Nama sebenarnya Vanny Chrisma W. adalah Fani Krismawati. Meskipun Vanny Chrisma W. adalah salah satu penulis yang telah banyak

  menghasilkan karya-karya best seller. Akan tetapi sangat sulit sekali mencari biodata atau biografi Vanny Chrisma W. Karena Vanny Chrisma W. tidak pernah sekalipun memasukkan foto atau biografi di setiap karyanya. Berbeda dengan penulis lain yang selalu mencantumkan foto dan biografinya di setiap akhir karyanya. Vanny Chrisma W. memang sepertinya tidak ingin di publikasikan kepada umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara yang Vanny Chrisma W. pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana.

  Berikut ini sedikit informasi yang penulis dapatkan mengenai biografi Vanny Chrisma W. dari berbagai sumber di internet baik di blog atau di

  fanpage Vanny Chrisma W.. Adapun data yang penulis dapatkan sebagian dari

  wawancara via WhatsAap, berikut biografinya. Vanny Chrisma W. adalah seorang penulis novel berbahasa Indonesia. Lahir pada tanggal 4 desember 1983 di Sidoharjo, Jawa Timur. Anak keempat dari lima bersaudara, ia berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja pemahaman agamanya, ayahnya pun seorang muallaf . Vanny Chrisma W. pernah belajar di SD Tropodo 3, Weru,

  Surabaya lulus tahun 1996. Kemudian melanjutkan SMP di SMP 2 Weru, Surabaya lulus tahun 1999. Setelah lulus SMP Vanny Chrisma W. melanjutkan sekolah di sebuah SMK yaitu SMK Negeri 1 Surabaya lulus tahun 2002. Tahun 2002-2005 ia kuliyah di STIE Perbanas, Surabaya jurusan S1 manajemen. Ketika dibangku kuliyah Vanny Chrisma W. aktif di Unit Kegiatan Kerohanian Islam di Kampus STIE Perbanas Surabaya . Untuk kegiatan kerohanian yang pernah ia ikuti sejak kecil ia belajar BTQ di masjid ataupun mushola tempat ia tinggal dan sekarang ia mengikuti kegiatan pengajian seperti layaknya penduduk kampung yang memiliki rutinitas kegiatan pengajian disetiap minggunya.

  Dari riwayat pendidikan yang penah dilalui oleh Vanny Chrisma W. memang ia belajar disekolah umum, namun walaupun ia tidak pernah mondok ataupun belajar di madrasah ia memiliki pengalaman sepiritual yang tinggi.

  Pada saat usianya menganjak 15 tahun Vanny Chrisma W. pernah bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Berikut cuplikan wawancara via WhatsAap: Penulis:

  “Hhh Tp yg religious itu bu Terinspirasi saking pundi ???

  Kn background school ny umum kog banyak karya yg gtu”, y yg tdi religius…??” Pengarang: “Aq suka duni spiritual sejak kkecil”

  “saat usia 15 tahun aq pernah mimpi bertemu rasulullah sawm” “Dari sana lahirnyaa spiritual. Meski ga lulusan agama tp mendalami spiritual senang sekali”

  Mulai saat itu ia tertarik dengan dunia sepiritual. Mulai dari saat itu pulalah beliau Vanny Chrisma W. terinspirasi untuk menulis novel dengan bertujuan untuk dakwah melalui tulisan-tulisannya. Walaupun ia tidak pernah belajar sastra, karya-karyanya menarik untuk dijadikan bahan penelitian mahasiswa. Ada satu buku yang pernah dijadikan sebuah diskusi dalam acara seminar ataupun bedah buku yaitu novel yang berjudul Mencarimu ke Tibet

  

Lost on Everes, pada tanggal 15 Mei 2016 di Gramedia Royal Plaza Surabaya.

B. Karya-Karya Vanny Chrisma W

  Vanny Chrisma W. adalah salah satu penulis di Indonesia yang sangat produktif dalam menghasilkan karya sastra yang sebagian besar diantaranya adalah best seller dan berulang kali dicetak termasuk novel yang menjadi bahan penelitian ini.

  Berikut ini penulis sedikit menuliskan karya-karya Vanny Chrisma yang telah diterbitkan dan sudah tersebar di seluruh Indonesia yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan moral adalah: Déjà vu, Wo Ai Ni Allah,

  Madah Cinta Shalihah , Hati Jasmi, Maimunah, Cantik, Menjadi Tua Dan Tersisih , Mendengarkan Suara Hati, Sarrafona, Cerita Sebuah Pensil, Kisah Keluarga Tikus , Surat Dari Sang Maha Pencipta, Mr. Alasan!, Perjalanan 1000 Mil Pertama , Bumi Makkah; Wanita Agung Itu Bernama Khadidjah, dan Mimpi Jameelah .

  C. Gambaran Umum Novel Gadis Kecil di Tepi Gaza

  Cerita ini luar biasa menggugah, bagaimana gadis berumur 11 tahun sudah harus menghadapi situasi seperti itu, perasaan sedih, marah bercampur saat membacanya. Penulis juga menceritakan bagaimana awal terjadinya agresi militer ini serta jejak Bani Israil pada zaman Nabi. Kekejaman dan kebengisan para tentara Israel tergambar dari cerita ini. Miris, mengenaskan dan bakal membuat hati bergetar hebat. Namun seberapa sulit kehidupan yang dialami oleh tokoh utama tidak sedikitpun membuatnya gentar untuk sealu berjuang dan terus berjuang. Hal yang akan membuat pembaca kagum terhadap seorang gadis kecil mampu hidup dikehidupan yang penuh dengan duka namun tak sedikitpun ia putusasa dan terus yakin terhadap kebesaran Allah SWT.

  Sungguh sebuah pembelajaran yang sangat baik dan perlu untuk kita tiru dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Seberapa pahitnya takdir kehidupan yang menimpa seseorang tidak lain adalah kehendak mutlak Allah SWT, pahit untuk dijalani namun Allah akan ganti jauh lebih baik dikemudian hari.

  Pelajaran semacam inilah yang akan dirasakan jika membaca novel cerdas dan mengharukan ini. Sungguh sebuah novel yang siap menggedor-gedor sisi kemanusiaan pembaca.

D. Unsur Intrinsik Novel

  Menurut Efendi (2012: 19), mengatakan bahwa unsur intinsik dalam novel seperti organ-organ penting dalam tubuh novel, jika salah satu elemen tidak hadir atau berfungsi dengan baik, maka keseluruhan novel tersebut berpotensi menjadi timpang. Dari pendapat di atas dapat kita ambil penjelasan bahwasanya unsure intrinsik adalah suatu unsur utama yang membangun terbentuknya suatu karya sastra terutama novel. Unsur intrinsik dalam novel juga berguna untuk menghidupkan cerita dalam novel sehingga bisa diketahui seberapa bagusnya novel tersebut terbuat. Dari uraian di atas dapat kita jabarkan tentang unsur-unsur pembangun novel antara lain:

  1. Tema Novel Tema adalah gagasan yang membangun suatu cerita (Kosasih,

  2012: 60). Menurut Efendi (2012: 22), tema juga bisa disebut genre dalam penulisan. Genre dilihat dari fungsinya yaitu suatu identitas yang biasanya sering digunakan untuk mendiskripsikan seorang penulis. Dari beberapa penjelasan di atas tentang penjelasan tema dalam novel, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tema adalah gagasan suatu cerita yang dibangun oleh masing masing pengarang cerita tersebut. Bagaimana cerita itu ada dan karakter apa yang ada dalam cerita tersebut adalah bagian dari sebuat tema dalam pembentukan suatu novel.

  Tema yang diambil dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. yaitu kuat dan gigih dalam menghadapi cobaan hidup.

  Dalam novel ini digambarkan bahwa Palestin seorang gadis berumur 11 tahun yang harus hidup sebatang kara akibat kekejaman Israel.

  2. Alur Cerita Alur adalah bagaimana cerita itu bisa mengalir (Efendi, 2012: 111), novel menarik biasanya memiliki plot yang padat dan alur yang enak dibaca. Plot yang padat membuat pembaca tertarik untuk mengikuti kisah sang pelaku utama mulai dari awal hingga akhir. Sedangkan alur yang baik membuat perpindahan adegan tidak terasa sehingga membuat pembaca semakin menikmati pembacaannya.

  Dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. terdapat alur maju dan alur mundur.Cerita alur maju Pada bagian ke-48, diceritakan nasib Palestine yang berada di kampung pengungsian Al-Ram tercatat 17 Agustus 2009, sedangkan pada bagian ke-52 tercatat tanggal 4 Mei 2010 dengan menceritakan perjuangan Palestine saat Intifadah melawan tentara Israel. Sedangkan alur mundur pada bagian atau bab keempat, diceritakan nasib Palestine yang sedang ada di kamp pengungsian Jabaliyah tercatat 3 Januari 2009, sedangkan pada bagian ke enam, mengulang tanggal 27 Desember 2008 dengan menceritakan dan menggambarkan sosok ayah Palestine, Yahded Haidar yang ada di perbatasan Rafah 3. Latar atau Setting

  Menurut Efendi (2012: 154), setting adalah salah satu elemen penting yang membawa pembaca masuk dalam cerita. Nurgiyantoro (2007: 227), menjelaskan tentang setting atau latar: a.

  Latar tempat yaitu lokasi tempat terjadinya peristiwa dalam cerita novel tersebut.

  b.

  Latar waktu yaitu kapan cerita dalam novel tersebut di jalankan.

  c.

  Latar sosial yaitu latar yang mengarah kepada hubungan social dalam suatu tempat yang ada dalam cerita novel tersebut.

  Berdasarkan uraian di atas dapat kita ambil pengertian bahwasanya latar yaitu penjelasan mengenai tempat, waktu suasana tempat dalam cerita dan keadaan sosial yang ada dalam cerita novel.

  Latar dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza karya Vanny Chrisma W. berlatar pada delapan tempat yaitu : 1)

  Rumah Palestine “Suara sirine berhenti didepan rumahnya.” (Chrisma, 2011: 17).

  2) Rumah Sakit Gaza

  “Palestine jatuh terduduk, sementara di depannya tampak berlalu- lalang para dokter, suster, dan pengantar korban yang ada di ambulans menuju ruang Gawat Darurat.” (Chrisma, 2011: 19).

  3) Kamp Jabaliyah

  ”Di area kampong pengungsian saja, ketika banyak teman- temannya tengah bermain untuk menghilangkan rasa sedih didalam hati mereka, gadis itu malah asyik menyendiri dadalam tenda pengungsian dan meringkuk diblik selimut tebalnya.” (Chrisma, 2011: 48). 4)

  Sekolah PBB “Adeeba berlari-lari keluar dari dalam tenda dan masuk ke dalam sekulah PBB yang baru saja dibangun dan dikhususkan untuk anak- anak Palestinayang tak lagi bisa meneruskan sekolahnya.” (Chrisma, 2011: 76). 5)

  Nuseirat Gaza “Setelah mereka selesai melihat kondisi kamp pengungsian di Nuseirat dan menemui beberapa yang tengah bertugas dan membuk kliniknya disana,” (Chrisma, 2011: 128).

  6) Dirumah Nenek Hajna

  “Palestine tertidur diatas sofasetelah selesai membersihkan rumah nenek Hajna dan mengasuh adik angkatnya.” (Chrisma, 2011: 266). 7)

  Jerussalem Di Jerusalem Palestine dibuang oleh seorang tentara Zionis yang pernah menembaknya bernama Hebrew.

  “kau kupindahkan ketempat ini. Ini kita barumu.palestine kau tidak bisa kembali ke Gaza.” (Chrisma, 2011:229). 8)

  Penjara Maskobeyya “Suasana haru pun memenuhi ruang penjara kala itu.” (Chrisma, 2011: 257).

  Dari kutipan yang lain juga dipaparkan: “Suara gembok dan rantai besi yang mengikat pintu sel itu sedikit membuat telinga Dalaj terasa sakit dan bising. Dengan tangan yang masih terikat ia tak bisa berbut apa- apa.” (Chrisma, 2011: 322).

  Kemudian Latar Suasana dalam novel ini adalah: 1)

  Sedih “Ibu, Ahmeed, Zaenab, kalian jangan tinggalkan aku sendiri disini.

  Ibu, dimana Ayah? Dimana?” Palestine menengadahkan kepala ke atas tepat pada langit-langit rumah teng ahnya telah berlubang.” (Chrisma, 2011: 16).

  2) Senang

  “Siap, Komandan! Hahaha….” Palestine tertawa tergalak-galak disambut tawa anak- anak yang lainnya.” (Chrisma, 2011: 307).

  3) Mengerikan

  “Sipir itu membuka pintu sel tahanan dan berteriak memanggil teman-tem annya termasuk Blamoth. “Hai, Balamoth! Blamoth, tahanan Hamas itu mati dimakan Anjing!” (Chrisma, 2011: 331).

  4) Mengharukan

  “Ia menatap seraut wajah yang tengah tersenyum lebar padanya, “Ayah…kau benar ayah, kan ?” ( Chrisma, 2011: 176). Latar waktu yang terdapat dalam novel ini sebagai berikut: 1)

  Malam hari “malam hari itu, menjadikan sebuah sejarah yang tak akan pernah terlupakan.” (Chrisma, 2011: 18).

  Dari kutipan yang lain juga dipaparkan:

  “Bunyi suara-suara pesawat jet dan roket yang meluncur keudara, membisingkan telinga para penduduk Gaza dimalam hari itu.” (Chrisma, 2011:164). 2)

  Pagi hari “Kamp Jabaliyah, Sekolah PBB, 6 Januari 2008 pukul 06.00.” (Chrisma, 2011: 76).

  Kutipan lain: “Palestine baru saja membasuh wajahnya dengan air wudhu dan hendak mengikuti salat berjamaah di masjid saat kumandang adzan subuh tiba.” (Chrisma, 2011:41).

  Dari kutipan yang lain juga dipaparkan: “Gadis kecil yang tak bergerak itu, sama sekali belum mengambil jatah makan paginya.” (Chrisma, 2011:49).

  3) Siang hari

  “Pemuda itu menatap langit putih. Tak lagi terdengar dentuman bom, roket, dan rudal.” (Chrisma, 2011:219).

4. Penokohan atau Karakter dalam Novel

  Penokohan adalah karakter utama dalam pembentukan dalam suatu cerita yang ada dalam novel. Karkter juga berpengaruh dalam bagus tidaknya novel tersebut dibaca. Penokohan atau pemberian karakter merupakan salah satu unsur intrinsik dari karya sastra, jika ide merupakan fondasi, maka karakter atau penokohan adalah roda yang menggerakkan cerita. (Efendi, 2012: 54).

  a.

  Protagonis Protagonis atau yang sering disebut sebagai „karakter baik yaitu karakter utama yang didukung oleh pembaca. Karakter protagonis biasanya dikembangkan oleh penulis selama cerita berlangsung. Karakter protagonis selalu berkembang menjadi lebih kuat, lebih baik, dan selalu terlihat bagi sang pembaca novel. (Winna, 2012: 55). Adapun karakter protagonis dalam novel Gadis Kecil di