PERANAN BIMBLNGAN ORANG TEA TERHADAP PRESTASIBELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA SISWA KELASIV MADRASAH IBTIDAIYAH ASRORI L ISLAM DESA KLUWAN KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TAII UN PELAJARAN 2005 / 2006 - Test Repository

  

PERANAN BIMBLNGAN ORANG TEA TERHADAP

PRESTASIBELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA

SISWA KELASIV MADRASAH IBTIDAIYAH ASRORI L ISLAM

DESA KLUWAN KECAMATAN PENAWANGAN

KABUPATEN GROBOGAN

TAII UN PELAJARAN 2005 / 2006

S K R I P S I

  Diajukan dalam rangka pen>elesaian Studi Strata l untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

OLEH:

NANANG FATKI R1DHO

  N1M. 11404047

  

JlIRUSAN T ARBI YAH

SEKOLAH TiNG G I AG AMA ISLAM NEGERI ( STAIN )

SALATIGA

  

2 0 0 6

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH T O iG G l AGAMA ISLAM NEGER1 (STAIN) SALATIGA Jl. Station No. 03 T dp. 323422.323706 Kode Pos 50721 Salatiga

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 7 (Tujuh) Eksempler Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Salatiga. 13 Agustus 2006 Kepada

  Yth. Ketua STAIN Di Salatiga

  Assalam u ’aM kum Wr. Wb

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama : Nanang Fatkuridho NIM :11404047 Program study : Pendidikan Agama Islam (PAI) J u d u l : PERANAN BIMBINGAN ORANG TUA

  TERHADAP PRESTASI BE1.AJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAI YAH ASRORUL

  ISLAM DESA KLUWAN KECAMAIAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2005 / 2006.

  Untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah Skripsi Demikian untuk menjadikan periksa.

  Wassalamu 'alaikum Wr. Wb

  Pembimbing

  Prs. Badwan, M Ag

  NIP. 150198743

  MOTTO

ad a /a A a^m ^e^aA itfidaA

  

  

  

  

  

  

   BAB H PER AN AN BIMBINGAN ORANG TUA DAN PRESEAS I BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

  A. Peranan Bimbingan Orang Tua ............................................. f t viii KATA PENGANTAR

  Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peranan Bimbingan Orang Tuaterhadap Prestasi Belajar

  Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Asrorul Islam Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun

  Pelajaran 2005 / 2006” yang diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I untuk mencapai gelar Saijana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB 111 KOND1S1 MADRASAH 1BT1DA1YAH ASRORUL ISLAM (ASIS) KLUWAN KECAMATAN PENAWANGAN

  

  

  

  

   B. Pelaksanaan Pendidikan Akidah Akhiak di Ml Asrorui Islam

  54

  

  

  

  C. Laporan Hasil Angket Tentang Pendidikan Akidah Akhlak —

  49 BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMP1RAN

  DAFTAR TABEL

  Halaman

  

  2. Data Angket Bimbingan orang Tua Siswa Mi Asnorul Islam (ASJS)

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  11. Distribusi Fiekuensi Bimbingan Orang Tua Siswa Ml Asrorul JSLam

  

  

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  

  

  

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Befakang

  Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Setiap bangsa memandang bahwa pendidikan inerupakan usaha yang berperan penting dalam kelangsungan hidup bangsa tersebut pendidikan dapat mengembangkan kepnbadian. pengetahuan, keterampslan dan wawasan berfikir yang luas.

  Pendidikan tidak hams di sekolah, tapi juga merupakan tanggung jawab keiuarga, masyarakat, dan pemerintah. Sehingga peranan orang tua dalam pendidikan anak sangat penting dan menentukan keberhasilan anak didik dalam belajar.

  Peranan gum di sekolah adalah sebagai pengaruh, motivator, fasilitator dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

  Sedangkan orang tua memberikan bimbingan di lingkungan keiuarga dan masyarakat Dengan demikian keberhasilan akan tercapai karena waktuanak didik berada di sekolah relatiflebih sedikirbila dibandmgkan dengan waktu bora da di rumah.

  Selain dasar pemikiran di alas, menurut realita yang ada penulis mendapatkan alasan lain yang khusus melatar belakangi penulisan judul tersebut di atas. Adapun alasan tersebut antara lain :

  2 ]. Adanya kesenjangan antara teori yang dibcrikan di lingkungan sekolah dengan real ita yang ada.

  2. SemaJdn kurangnya minat anak untuk be! ajar Akidah Akhlak.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebnt di atas, maka yang dapat dirumuskan dal am perumusan pcnelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah mtensitas bimbingan belajar orang tua kepada anak dalam mata pelajaran Akidah Akhlak ?

  2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas IV Ml Asrorui Islam dalam mala pelajaran Akidah Akhlak ?

  3. Adakah hubungan yang signifikan antara mtensitas bimbmgan belajar orang tua dengan prestasi siswa dalam mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas IV MI Asrorui Islam ?

  C. Tujuan Peneiltian

  Agar dapat memberikan gambaran yang konkret serta arah yang jelas dalam pelaksanaan peneiltian ini, maka periu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

  1. Untuk mengetahui bagaimanakah mtensitas bimbingan belajar orang tua kepada siswa dalam mata pelajaran Akidah Akhlak.

  2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas IV MI Asrorui /slam dalam mata pelajaran Akidah Akhlak.

  3

  3. Ada!ah hungan yang signifikan antara intensitas bimbingan beJajar otang dua dengan prestasi siswa dalam mata pelajaran Akidah Akhlak pada kelas

  IV MI Asrorul Islam.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini daharapkan dapat member!kan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan peranan bimbingan orang tua terbadap prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak anak kelas TV MI Asroml Islam Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan. Dari informasi tersebut diharapkan dapat membenkan manfaat secara praktik maupun teontik yaitu:

  1. Manfaat Teoritik Melalui penelitian ini diharapkan dapat membenkan sumbangan yang berarti khususnya dalam rangka mengembangkan khasanah ilmu pendidikan orang tua dalam mengantarkan anak-anaknya menuju keberhasilan dalam memperoleh pengetahuan yang luas.

  2. Manfaat Praktik

  a. Bagi guru merupakan tambah wawasan dalam mempersiapkan anak didiknya menjadi siswa yang kreatif dan inovatif, ikut meniberikan bimbingan tentang pentingnya minat belajar siswa dalam memperoleh wawasan yang luas.

  b. Bagi orang tua merupakan sumbangan saran dalam memajukan trngkat pendidikan anak-anaknya.

  4

  c. Bagi siswa mcrupakan motivasi untuk mcningkatkan prcstasi di rumah maupun di sekolah E. Penegasan Istilah

  Untuk memperjelas dan mempertegas istilah serta menghindari kesalahfahaman yang memungkinkan timbulnya salah penafstran terhadap judul tersebut sehingga kurang sesuai dengan yang dikehendaki oleh penulis, maka periu bagi penulis untuk memberikan penjelasan dan penegasan seperlunya sebagaimana tersebut di bawah in i:

  a. Bimbingan Orang Tua Yang dimaksud bimbingan orang tua adalah tuntunan atau petunjuk dari orang yang melahirkan atau wall yang menanggung ragam kebutuhan b. Frestasi Belajar

  Prestasi beiajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengetjakan tes yang penulis sajikan kepad siswa kelas IV MI Asrorul Islam Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan, dal am mala pelajaran Akidah Akhlak yang penulis maksud adalah mata pelajaran

  Akidah Akhlak.

  c. MI Asrorul Islam Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan, sebagai lokasi penelitian da! am rangka pen uli sail skripsi.

  5

  /

  F. Hipotesis Penelitian Hipotesis lalah stelling, pendinan, dalil yang dianggap benar. juga berarti onderstelling, persangkaan, dengan yang dianggap benar untuk semestara waktu dan perlu dibuktikan kebenarannya. 1 2

  Hipotesis adaiah suatu teori yang bersifat sementara yang kebcnarannya perlu diuji lebih lanjut.

  Dari kedua pendapat di alas penulis menynnpulkan bahwa hipotesis adaiah dugaan alas kesimpulan sementara terhadap permasalahan.

  Dal am penelitian dirumuskan hipotesis sehagai berikut:

  1. Hipotesis Alternatif (Ha) Ada pengaruh positif dan signifikan antara bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak siswa Kelas IV MI

  Arorul Islam Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2005/2006.

  2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak anak Kelas IV

  MI Asronil Islam Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2005 / 2006.

  Fengantar M etodologi Hisel Soskd,

  1 Kartini Kartono, Mandor Maju. Bandung, 1996, him. 78

  2 Suharsimi Arikunlo, Prasedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, E 4 s Revisa VI,

  6 G. Metode Penelitian

  1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi keseluruhan obyek penelitian.3 Sedangkan SutrisnoHadi mengatakan semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dan sampeJ itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau universe4

  Berdasaikan kedua pendapat di atas populasi adalah selurah individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Desa Kluwan Kecamatan Penawangan Kabupalen Grobogan Tahun Pelajaran 2005 / 2006.

  2. Variabel Penelitian

  a. Variabel Bebas / Variabel Pengaruh Dalam penelitian ini “Penman Bimbingan Orang Tua” merupakan variabel bebas yang bersimboi X dengan indikator:

  • Perhatian orang tua
  • Dorongan / motivasi orang tua
  • Nasi hat orang tua
  • Pengawasan orang tua

  3 Suharsimi Arikurrto, Op Cit, Mm. 108

  4 Sirtrisno Hadi, M etodologi Reseach, Jilid 1, Yayasan Penerbhaa, Fak. Psyctelogi UGM, Yogyakarta, 1987, Mm. 70.

  7

  b. VariabeJ Terikat / Variabel Teipengaruh Dalam penelitian ini, ^Prestasi belajar mata pclajaran Akidah AkhSak^ merupakan variabel terikat yang bersimbol X dengan indikatnr:

  • Prestasi belajar dalam pendidikan dasar umum
  • Prestasi belajar dalam pendidikan dasar akademik - Prestasi belajar dalam pendidikan keterampilan.

  3. Tehnik Penguin pulan Data

  a. TeknikAngket Angket disini digunakan sebagai teknik pokok untuk memperoleh informasi dan siswa tentang peranan bimbmgan orang tna terfaadap prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak Siswa Kelas IV Ml Asrorul Islam.

  Pembagian angket kepada responden setefah mendapat ijin dan kepala sekolah Penults masuk kelas untuk menjelaskan tnaksud dan cara pengisian angket. Angket bersifal tertulup (dossed form) artinya saswa tinggal memilih javvaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempalan untuk menyusun kalimat javvaban sendiri.

  b. Teknik Observasi Observasi digunakan dalam penelilian ini untuk memperoleh data penunjang tentang letak geografis MI Asrorul Islam Desa Klim an Keeamatan Penawangan Kabupaten Orobogan

  s

  c. Teknik Dokumentasi Dokumentasi digunakan dal am penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah, guru, karvawan dan siswa doigau inengambil data dari dokumen yang tersedia di sekolah.

  d. Teknik Wawancara Teknik ini dapat disebut interview yang harus dilaksanakan seeara efektif artinya dalam waktu yang scsingkat-singkatnva dapat memperoleh data yang sehanyak-banvaknya Jalan tanya jawab sepihak yang dikeijakan dengan sistematik dan bertandaskan pada tujuan penyelidikan. Sedangkan wawancara digunakan untuk memperoleh data penunjjang yang menguraikan sekilas gambaran global latar bclakang siswa Kelas

  IV MI Asrorul Islam Desa Kluwan, Kecamatan Penawamgan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2005 / 2006.

  4. AnalisaData

  a. Analisa Pendahuluan Data tahap awal digunakan untuk mengelompokkan data, kemudian diolah dan dimasukkan dalam distribusi frekwensi. Pengolahan angket sebagai sum her daya ditulis berdasarkan skor pada tiap-tiap hem, sdkor maksimal tiap item adalah 4 dan skor minimal tiap item adalah 1.

  9

  b. Analisa Uji Hipotesis Analisis yang digunakan untuk mengujt hipotesis telah digunakan adaiah dengan cara mcnghitung lebih lanjut dan hasil tabeJ distribusi frekwensi pada analisa pendahuluan dengan menggunakan ramus statistik product moment

  Keterangan: rxy : Koefisien korelasi antara ubahan x dan y X : Variabel bebas Y : Variabel terikat N : J urn I ah Sampel

  c. Analisa Lanjut Analisa lanjut adaiah analisa yang pengolahannya lebih lanjut dari hasil analisa uji hipotesis. Apabila nilai ro yang diperoleh sama dengan rt yang diperoleh lebih rendah atau herada di bawah rt, baik pada taraf signifikan 5 % maupun 1 %, maka hasil yang diperoleh adaiah non signifikan berarti hipotesis yang pencliti ajukan ditolak.

  H. Sistematika Pcnyusunan Skripsi “ Dr. Suharsimi Arikunto, Op C itedisi HI. Him. 172.

  10

H. Sistematika Penyusunan Skripsi

  Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang masing- masing bab memuat hal - hal sebagai berikut:

  Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian. Bab II : Landasan teoritik. Dalam landasan teoritik penulis menyampaikan pendapat - pendapat dan penelitian para ahli, kerangka berfikir dan hipotesis. BabUI : Laporan hasil penelitian menjabarkan tentang letak geografis, sejarah berdirinya, obyektifitas sekolah, struktur organisasi sekolah dan data - data penelitian yang diperoleh.

  Bab IV : Analisis data, menjabarkan tentang langkah - langkah penelitian kemudian hipotesis analisis. Bab V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan sara.

  

B A B II

PERANAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN A KID AIIAKHLAK

  Faklor - faktor yang mempengaruhi belajar banvak jenisnya. telapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faklor ekslem.

  b elajar,

  Faktor intern adalah faktor yang ada dalam dirt individu yang sedans sedangkan faktor ekstem adalah faktor yang ada di luar individu.

A, Faktor - Faktor Intern

  Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1. Faktor Jasmaniah

  a) Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bag ian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat Kesehatan seseorang berpengaruh terbadap belajamya

  Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelaH. kmang bersemangat rnudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, lonang da rah ataupun ada gangguan-gangguan^kelainan-kelainan fungsa alat inderanya serta tubuhnya.

  12 Agar seseorang da pat beiajar dengan baik haimlali mengusahakan keschatan badannya tetap terjamin dengan cara sdalu mengindahkan kctentuau-kctcntuan tentang bekeija, beiajar, itiiahat, tidur, raakan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

  b) CacatTubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi beiajar. Siswa yang cacat belajamya juga terganggu Jika hal ini teijadi, hendakma ia beiajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindan atau mengurangi pengaruh kecacatannva itu.

2. Faktor Psikologis

  a) rrrtelegensi

  Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan beiajar Dalam situasi yang sama. siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dan pada yang nieinpunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajamya.

  Hal ini disebabkan karena beiajar adalah suatu proses yang kompkks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah salu faktor diantara faktor yang lain, jika laktor lam itu bersifat menghamhat/herpengaruh negatif terhadap beiajar, akhintya siswa gagal dalam belajamya. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam beiajar, jika

  13 ia belajar dengan baik, aitinya belajar dengan menerapkan mefiode betajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajamya (faktor jasmaniah, psikologi, keluarga, sekolah, masyarakat) memberi pengaruh yang posit if, jika siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pcndidikan di Jembaga pendidikan ldiusus.

  b) Perhatian Untuk dapat mcnjamm basil belajar yang baik, maka siswa hams inempunvai perhatian terhadap bahan yang dipelajannya. jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,maka timbullan kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran seialn menarik - perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

  c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegialan Kegiatan yang diminali seseewang, diperhatikan terns menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat sellau diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

  Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa. siswa tidak

  14 akan beiajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tank baginya. la segan-segan untuk beiajar, ia tidak memperoleh kepuasan dan pclajaran itu Bahan pelajaran yang inenarik rninat siswa, Icbih mudah dipelajaridan disimpan, karena rninat menamhah kegiatan beiajar.

  d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk beiajar Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah beiajar atau berlatih.

  e) Motif Janies Drever inemberikan pengertian tentang m otif sebagai benkut : Motive is an effective-conative factor which operates in

  determining the direction o f an individual’s behavior to words emd or goal, consioestty apprehended or unconshmstly. ”

  Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadan atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.

  f) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk

  15 beijalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak, dan lain-Iain. Kematangan be!am berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terns-menerus, untu itu diperlukan latihan-Iatihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dalam melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajamya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan bara untuk memiliki kecakapan itu tergantung dan kematangan dan belajar.

  g) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk mem ben renponse atau berekasi. Kesediaan itu timbul dari dalam dm seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan. karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini periu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajamya akan lebih baik.

  3. Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkantetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmam dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

  Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk incmbaringkan tubuh. Kelelahan jasmani

  16 teijadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di daJam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

  Keleiahan rohani da pat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Keleiahan ini sangat terasa pada bagian kepaJa dengan pusing- pusing sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekeija Keleiahan rohani dapat teijadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap be rat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengeijakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuat dengan bakat, minat dan perhatiannya

  Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa keleiahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik hamslah menghindarijangan sampai teijadi keleiahan dalam belajamya Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari keleiahan.

B. Fairtor - Faktor Ekstern

  Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebul.

1. Faktor Keluarga

  a) Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan

  17 pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang bedtasil dalarn belajamya.

  Mendidik anak dcngan cara mcmanjakannya adalah cara mendidik yang tidak haik. Orang tua yang memanjakan anaknva, terialu kasihan terhadap anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar, bahkan orang tua membiarkan saja jika anaknya tidak belajar dcngan alasan segan. Cara seperti itu tidak baik, karena apabila dibiarkan berlarut - larut anak menjadi nakal, berbual seenaknya saja pasti belajamya menjadi kacau. Mendidik anak dcngan cara mempeiiakukannya dcngan kcras, adalah cara mendidik yang juga salah, karena akan menyebabkan anak diliputi rasa ketakutan yang akhimya benci belajar, bahkan jika ketakutan itu semakin serius anak mengalami gangguan kejiwaan akibat dan tekanan-tekanan tersebut

  Anak / siswa yang mengalami kesukaran - kesukaran belajar dapat ditolong dcngan membeiikan bimbingan belajar, tentu saja kcterlibatan orang tua akan sangat inempengaruhi terhadap basil / prestasi belajar anak-anak.

  b) Rclasi Antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah rclasi orang tua dcngan anaknya. Selain itu relasi anak dcngan saudaranya atau dcngan anggota keluarga yang lain pun turut mcmpcngsruhi belajar anak.

  19 dengan bait, maka mctodc mengajar harus diusahakan vang sctqpat, efisien dan seefektif mungkin.

  b) Kuri kul urn Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang dibcrikan kcpada siswa Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

  c) Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri.

  Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.

  Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya Hal tersebut juga teijadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. la segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.

  d) Relasi Siswa dengan Siswa Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bawa di dalam kelas ada gmp yang saling bersaing secara baik akan berpengaruh baik terhadap din siswa, bcgitu juga sebaliknya, teman bcrgaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifai buruk juga.

  Agar siswa dapat bclajar dengan baik, maka perfulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tna dan pendidik hams cukup bijaksana (jangan terialu ketat tetapi jugajansan lengah).

  c) Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdm dan orang yang tidak terpelajar, penjudL suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ.

  Mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa dapat belajar dengan sebaik-baiknya.1

  1. Pengertian Bimbingan B elajar Para ahli mendefinisikan bimbingan sebagai berikut:

  a. Menu rut Smith dalam Me. DanieL,1959 : “Bimbingan sebagai proses layanan yang dibenkan kepada indivrdu - individu guna membantu rnereka memperoleh pengetahuars dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pdihan-

  

JSlameto, Belajar dan FakUw Faktnr yang Mempengandunya, Rineka Cipta, SaJarigs,

  22 piiihan, rencana-rencana. dan interpretasi-interpretasi yang diperiukan untuk mettyesuaikan diri yang b ait” "

  b. Menurut Jones Stafiue dan Stewart, 1970 : “Bimbingan adaJah bantuan yang diberikan kepada mdividu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tsigas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampun hak orang Iain. Kemampuan membuat piiihan sepcrti itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi hams dikembangkan' c. Menurut Chrisholm, L . L, 1945 yang dikuiip oleh Alberty, H , 1957 :

  “Bimbingan berusaha agar setiap individu mengenal dengan baik berbagai informasi tentang dirinya sendiri, minat-ininatnya, kemampuannya, perkembangannya pada saat ini dalam berbagai bidang kehidupan dan rencana-rencana atau ambisi-ambisinya untuk masa depan. Selanjutnya bimbingan berusaha agar individu itu mengenal berbagai masalah yang berkenaan dengan penyesuaian sosial, vokasional (jabatan), dan rckrcasional yang ia hadapi. Dengan melalui latihan dan pengalaman ia mengenal dan mengalast masalah- masalah yang dihadapinya, sedangkan dalam bidang sosial, bimbingan bertujuan untuk memperkembangkan dalam diri individu itu tidak berkenaan dengan pemecahan masalah-masalah dalam hidupnva itu dapat mengatasi dan memecahkan masalah-masalahnya sendiri dengan baik. *

  3

  4

  d. Miller F.W mengemukakan : “Bimbingan adalah proses untuk membantu individu memperoleh pengertian tentang diri sendiri dan pengarahan diri sendiri yangperlu untuk penyesuaian diri yang maksimal di sekolah, rumah dan masyarakaf'5 e. Menurut L.D. Crow dan A. Crow

  “Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh prihadi yang terdidik dan wanita atau pria yang tci latif. kepada setiap individu

  ^rof. Dr. Priyatno dan Drs. Etmananti, Dasar-dasar Bimbingan Jan KonseUng. Rindka Cipta, Jakarta, 1999, him. 94

  3Ibid, hal. 95 Vrayitno, Pelayanan Bimbingan di Sekolah, Ehalia Indonesia, Surabaya, 1975, hint 38

5 Drs. Prayitno,^ Cit, him 38

  23 yang usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalam kegiatan Jndup, mcngembangkan sudut pandangannva, mcngambil keputusannya sendiri dan menanggung bebannya sendiri/’

  Dari beberapa pendapat di alas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan adalah bantuan yang dibcrikan kcpada seseorang secara terns menerus agar dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secant bertanggung jawab tanpa bergantung kcpada orang lain.

2. Dasar-Dasar Bimbingan Bdajar Orang Tua

  Dasar-dasar memberikan bimbingan tcrhadap anak didik didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: a. Kebutuhan-kebutuhan anak didik untuk mengcrti dan menenma dirinya, mcngembangkan kemampuan dirinya untuk mcmbuat ketentuan-ketentuan dalam merumuskan serta melaksanakan rencana- rencana untuk pcrkem bangannya Jebih Janjut.

  b. Kebutuhan-kebutuhan dari staf sekolah untuk mengerti betapa pentingnya individu anak didik dan membantu mcnvcdiakan pendidikan yang cocok untuk perkembangannya.

  c. Kebutuhan-kebutuhan bagi para guru dan orang tua untuk informasi- informasi ten tang perkembangan anak didik. d Kebutuhan-kebutuhan akan bermacam-macam bantuan dari sumber- sumber lain untuk anak-anak tertentu.6

  7

  6Dra Ny. Y. Singgih D. (juwarsa dan D r Singih D. Gunarsa. P sika/agi untuk M em bim bing , Gunung Mima, Jakarta, 1995, him 12

  7Koestoer Partowisa, S.Psy, B im bingan dan Penyuluhan d i Sekolah-seko& dir Jifid 1,

  24 Yang berdasarkan dan tujuan orang tua. pelaksanaan amanat berupa anak dari tuhan, serta adanya hubungan biologis, psikologis, sosial dan religius antara orang tua dan anak. berdasarkan hadist Rasuliullah

  SAW:

  4 lj c . j J p . < J > u i g l J

  A rtinya: “Setiap kamu adaiah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimmtai pertanggungjawaban alas apa yang dipimpmnya Serta sumber lain dari Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat: 6 A rtinya: “Hai orang - orang yang beriman jagalah dirimu dan keiuargamu dari api neraka”. *

  9

3. Tujuan Bimbingan Belajar Orang Tua

  Men unit Van Hoose (1969) terutama dalam hubungannva desigan kehidupan sekolah. tujuan bimbingan adaiah: a. Membantu perkemhungan akademis

  Kenyataannya ialah. bahwa jika anak - anak tidak berkemhang dengan baik secara akademis, karena sebab apapun iuga. raereka berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan Bimbingan

  • *Dr. Zakiah Daradjat.dkk, Him Pendidikan Islam,„ Rumi Aksara, 1989, him. 14

9 Prof. R1LA Soenajrjo, Al-Qur ’an Terjemah. DepagRI, 1989, him. 951

  25 berkewajiban menangani kenyataan ini dan usaha terbesar hendaknva dicurahkan agar anak mcnjadi pelajar yang efektif.

  b. Mem bantu murid-murid mengembangkan gam Imran ten tang diri sendiri secara sehat Jika anak — anak bendak sukses di sekolah dan dalam kehidupannya keiak, mereka perlu mengembangkan kepercayaan kepada dan sikap dapat menerima orang lain. Bimbingan hendaknva mampu membantu murid-murid mengembangkan gambaran tentang diri sendiri secara sehat dan realism

  c. Pengenalan diri sendiri Anak-anak hams dapat mengetahui kekuatan dan kekurangan diri sendiri mereka perlu mengetahui hubungan antara kemampuan dan minat-minat mereka dengan apa yang mereka capai dan kemungktnan- kemungkinan yang tersedia.

  d. Membantu murid-murid dalam hubungannya dengan perkembangan jabatan.

  MelaJui pelayanan bimbingan murid-murid dapat terbantu untuk menyadari pentmgnya suatu pekerjaan dan pengaruh pekerjjaan terbadap kehidupan mereka.

  e. Mempelajari hubungan - hubungan antar perorangan Anak - anak dapat mempelajari bagaimana sikap dan reaksi mereka terbadap orang Iain dan mengapa sikap dan reaksi itu trmbui Dalam

  26 suasana penvuluhan yang am an dan menggairahkan mereka dapat mempelajari perasaan-perasaan mereka terhadap orang lain,

  f. Meringankan masalah — masalah yang bersifat pnbadj dan emosioanal.

  Penyelidikan mengungkapkan bahwa anak anak yang mengalami sesuatu masalah lebih menyukai untuk memperoleh bantuan dari pembimbing-penyuluh di sekolab. Pembimbing-penyuhih dalam mem bantu murid-murid menemukan jalan pemecahan sesuatu masalah dapat menyajikan suatu jalan raya ke arah pemecahan masalah-masaiah yang lebih besar 10

  Dari pendapat Van Hoose di alas, dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan adalah membantu peikembangan akademis. mem bantu murid mengembangkan gambaran ten tang diri sendiri secara sehut, pengenalan diri sendiri, membantu murid dalam hubungannya dengan perkembangan jabatan, mempelajari hubungan antar per seorangan dan meringankan masalah - masalah yang bersi fat pribadi dan emosional

  Memirut Dra Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Dr. Singgih D. Gunarsa dalam bukunya “Psikologi untuk Membimbing” mengemukakan bahwa tujuan dari bimbingan adalah agar anak didik memperoleh: a. Kemampuan berprestasi di sekolah ,wDrs. Suprayimo, Op.Cithim. 43 - 44

  27 Banyak masalah anak sekoiah berkisar pada kemampuan berprestasi.

  Setelah anak menerima rapor semester, maka orang tua sering dikagetkan oleh angka angka rapor yang inenunjukkan angka 5 atau kurang Seringkali mereka langsung menanyakan guru atau wall telas mengapa anaknva memperoleh nilai — nilai yang mengecewakan rtu.

  Sebenarnva orang tua tidak perlu terlalu panik, karena dapal menditi dulu faktor-faktor manakah yang mungkin telah menyebakan rehdahnya prestasi anak.

  b. Sikap menghormati kepentingan dan haraa diri orang lain.

  Sikap menghormati kepentingan dan harga diri orang lain, sudah harus dipupuk sejak kecil. Anak perlu dibimbing untuk tidak dalu mengatakan apa saja yang diinginkan. Perlu belajar menimbang bagaimana perasaan orang lain.

  c. Cara - cara mengatasi kesulitan dirinya Membantu mengatasi kesulitan, tidak selalu mudah. Bagi anak yang masih kecil pada umumnya pihak yang memberi bantuan lebih banyak mengarahkan dan lebih banyak usaha untuk mengatasi kesulitan yang berat. Pada kesulitan yang mudah atau ringan, yang memerlukan perubahan kebiasaan, acapkaii diperlukan pengawasan. Bagi anak yang sudah lebih besar atau anak SD, maka bantuan dalam mengatasi persoalan memeriukan prosedur yang lebih mendaiam.

  Pada umumnya setiap persoalan harus dicarikan sumber penyebabnya. Biasanya harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan anak tercebut.

  28 Sedangkan dalaiii mengtasi kesulitan rcmaja baik anak SMP dan SMA, harus lcbih diarahkan untuk memberikan kcbcbasan dalam hal nicmilih suatu usaha atau cara pemcahan. Dalam hal pemecahan persoalan anak bisa mencari jalan sendiri bilamana anak cukup psniar, bilamana kurang berhasii maka pendidik, pembimbing, harus iebih aktif dalam menunjukkan cara penyelesaiannya.

  d. Pemahaman tentang Kesulitan Sekolah Masalah pergaulan kadang — kadang membuat suasana belajar di sekolah sebagai suatu keadaan yang mencekam dinnva la tngin bergaul, let a pi tidak dapat bergaul, karena tidak ada teman. kesepian itu menyebabkan keadaan dirinya kurang menguntungkan untuk belajar. Bilamana ia lebih terbuka dan dapat mengerti serta dimengerti oleh teman - temannya, maka akan terangsang untuk belajar dan berlomba — iomba dengan teman — teman untuk memperoleh hasil yang baik.

  e. Penyelesaian kesulitan dalam hal belajar.

  Penyelesaian kesulitan dalam hal belajar biasanya memerlukan data yang luas mengenat prestasi anak di sekolah. Misalnya, mala pelajjaran manakah yang suiit dipeiajari oleh anak. Apakah kesulitan belajar disebabkan oleh keadaan lingkungan.

  Dalam hal kekurangan kemampuan intelekluaS. tidak mudah menambah atau menyempumakan kekurangan tersebut Tergantung dari tingkal berat-ringannya kekurangan kemampuan tersebut.

  29 semakin ringan kekurangan kemampuan intelektual, semakin mudah untuk diusahakan pemberian bantuan mengatasi kesulutan — kesulitan belajar.

  f. Pengarahan dalam mengatasi tnasalah dalam hal melanjutkan sekolah Membantu memberikan pengarahan kepada anak dalam mengatasi masalah melanjutkan sekolah. Masalah ini biasanya dialami pada akhir SD, akhir SMP, pertengahan kelas I SMA dan akhir SMA.

  g. Persiapan bidang kerja yang tepat untuk ban kemudian Dalam persiapan dan memilih bidang kerja dikemudian han. periu tunit dipertimbangkan berapa lama kesanggupan belajar, kemampuan belajar, dan bakat tertentu vang periu dimihki untuk pekerjaannya kelak.

  Dari uraian di alas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan adalah agar anak didik memperoleh kemampuan berprestasi di sekolah, sikap menghormati kepentingan dan harga diri orang lain, cara-eara mengatasi kesulitan dirinya, pemahaman ten tang kesulitan sekolah, penyelesaian kesulitan dalam hal belajar, pemahaman dalam mengatasi masalah dalam hal melanjutkan sekolah dan persiapan bidang kerja yang tepat untuk hari kemudian.11

  Dra. Ny. Y. Singgih D . Gunarsa dan Dr, Singgih D. Gunarsa, Op.CH, him 14-20

  30

  4. Fungsi Bimbingan Beiajar O rang Tua Ada 5 fungsi pokok pelavanan bimbingan :

  a. Fungsi untuk mengungkapkan potensi, bakat, keinampuan dan minat anak.

  b. Fungsi untuk mengarahkan dan menyuburkan pertumbuhan dan pcrkembangan anak sesuai dengan potensi, bakat, kemampuan dan minatanak.

  c. Fungsi untuk mencegah anak dari gangguan terhadap kelancaran pertumbuhan dan pcrkembangan itu & Fungsi untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak jika ia mengalaminya.

  e. Fungsi untuk menyajikan berbagai informasi yang perlu bag! anak lz

  5. Jenls - Jenis Bimbingan O rang Tua Bimbingan terhadap anak diiakukan untuk suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai Bermacam-macam benluk bimbingan harus diberikan sedemikian rupa, sehmgga tujuan yang hendak dicapai tcrsebul pasti akan diraih.

  a. Bimbingan pengajaran dan beiajar, yaitu bimbingan yang diiakukan dengan tujuan untuk memecahkan persoalan yang bethubungan dengan masalah beiajar anak di sekolah dan dt luar sekolah 2

  l2Drs. Suprayrtno, Op.CH, him. 47

  31 Oengan bimbingan pengajaran dan bdajar diharapkan anak didik dapat melakukan pcnycsauaian yang baik dalam situasi be'iajar seoptimal mungkin, sesuai dengan kemampuan - kemampuan yang ada padanya.

  b. Bimbingan pendidikan, yaitu bimbingan yang bertujuan untuk mem bantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masaiah dalam bidang pendidikan. Dengan demikian rencana pendidikan yang dibuat berdasarkan ciri — cin kemampuan intelektual anak, kemampuan pembiayaan keluarga, merupakan rencana dengan kemungkinan besar dapat dilaksanakan dengan baik sampai tujuan pendidikamtya tercapai.

  c. Bimbingan sosial, yaitu bimbingan yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan - kesulitan dalam kehidupan sosialnya, sehingga ia mampu mengadakan hubungan — hubungan sosial dengan baik.

  d. Bimbingan masaiah pribadi, yaitu bimbingan yang bertujuan mem bantu anak dalam mengatasi masaiah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuannya anak didik untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek - aspek perkembangan, keluarga, persahataian, belajar cita - cita, konfiik pribadi sosial dan lain - lain.

  e. Bimbingan daiam menggunakan waktu senggang, yaitu bimbingan yang bertujuan memhantu anak dalam mengisi waktu senggang, juga dilakukan seeara individual, karena seiiap arsak mempunyai bakai dan ciri kelemahan dan kekuatan yang berbeda - beda.

  32 Waktu senggang dengan kegiatan — kegiatan yang dapat menunjang prestasi — prestasi di sekolah maupun di bidang lain dalam pekerjaan dan rekreasi yang sehat dan bermanfaat. £ Bimbingan pekerjaan, yaitu bimbingan yang bertujuan uniuk memberikan penerangan mengenai pekerjaan dan tugas —tugas yang | ' l tercakup dalam pekerjaan tersebul '

  Jadi ada enam macarn bimbingan yakni bimbingan pengajaran dan belajar, bimbingan pendidikan. bimbingan sosial, bimbingan masalah pribadi, bimbingan dalain menggunakan waktu senggang, dan bimbingan pekerjaan.

  C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

  a. Menurut W.J.S. Poervvadarminto yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai danyang telah dilakukan, dikeijakan dan sebagainya.1 3 14 * Sedangkan belajar adalah penguasaan pengelahuan atau keteramgwlan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.13

  b. Menurut Drs. Mustaqim dan Drs. Abdul Wahib :

13 Dra. Ny. Y. Singgth D. Gunarsa dan Dr. Singgih D . Gunarsa. O p.Cit, him. 3 4 - 3 7

  14 W J.S. Poerwadarminto. Kam us Bexar B ahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993.

  him 700 yiIb id hint. 700

  33 Belajar adalah suatu akti vitas yang menuju ke arah tujuan tertentu 16

  c. Menurut Thorndike Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antaia perangsang |*y dan reaksi.

  & Menurut Ahli Psikologi Aliran Behaviourisme : Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi — kondisi atau situasi- situasi di sekitar krta is

  Dari pendapat para ahli di atas dapat diambil pengerban hahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai sebagai akibat dari suatu perubahan yang relatif menetap dal am din seseorang berdasarkan pengetahuan yang dilakukan atau diusahakan dan berakibat pada perubahan yang barn.

2. Alat I'kur Prestasi Belajar

  Dalam lapangan pendidikan pengukuran irfcntik dengan peniSaian, keduanya dipandang sebagai usaha untuk mengetahui hasil dari sesuatu.

  .Sebenamya dua istilah tersebut mempunyai am yang berbeda. Evaluasi punya arti yang lebih luas dari pada megukur dan mengukur termasuk alat evaluasi. Bila seseorang melakukan evaluasi berarti ia melakukan pengukuran. Pada dasamya mengukur bersifatkuantitatifsedang evaluasi *

  1 Drs. Mustaqim, Drs. Abdul Wahib, Psikologi Peudidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991,

  7

  him. 60 171bid, him. 60

  karena in i nasii penmuau naiu»

  sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan scbal.knya mempakan hukuman bagi yang hdak berhasil. Dengan demikian usaha pen.la.an dapat memperkuat tingkah laku dan sikap yang positif.

4. D asar Pendidikan A kidah A khlak

  Pelaksanaan pendidikan di Indonesia mempunyai dasar - dasar yang cukup kuat. Dasar - dasar tersebul dapal ditinjau dan segi - a. Yuridis/Hukum

  Yakni dasar - dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dan pcraturan perundang-undangan yang secara langsung ataupun bdak 34 bersifat kualitatif. Tetapi sering dua kat itu (mengukur dan menilai diartjkan sama.

  Untuk mengukur atau mengetahui prestasi belajar siswa perlu adanya a]at untuk mengetahui prestasi belajar tersebut. Alat ukur yang digunakan di sekolah dapat dibedakan kedalam dua kclompok, yaitu :

  a. Test : Untuk mengetahui kemampuan murid yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil belajar, bafcat khusus dan intelegensi.

  b. Non Test : Untuk menilai karakteristik lainnya misalnya minat, sikap dan kepribadian murid

  36 langsung da pat dijadikan pegangan daJam melaksanakan pendidikan againa di sekolah — sekolah atau di lembaga — lembaga pendidikan formal di Indonesia.

Dokumen yang terkait

View of KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS VIII MTS MIFTAHUL ULUM CIREBON

0 0 10

View of PENGARUH PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH (PENELITIAN DI MTS AL-GHOZALI KAB. INDRAMAYU)

0 0 8

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA KELAS V PADA MADRASAH IBTIDAYAH SKRIPSI

0 0 21

INTERNALISASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL IKHSAN JOMBANG

0 0 12

PENGARUH MEMBACA BUKU-BUKU AGAMA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PENGETAHUAN AGAMA ISLAM PADA MURID MIS HABIBIYYAH TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005 /2006 - Test Repository

0 0 89

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM DI MIN TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006 (Studi Komparasi Antara Orang Tua Yang Berlatar Belakang Pendidikan Agama Dengan Pendidikan Umum ) - Test Repository

0 0 94

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PRAKTEK IBADAH SHOLAT SISWA KELAS II MTs. ASRORUL ISLAM KLUWAN PENAWANGAN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 103

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN BAHAN PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASIBELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS V SD NINAMBUHAN PURWODADI - GROBOGAN TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 91

MINAT ANAK MENGIKUTI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP TAWADHUK TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA MI MA’ARIF MAGERSARI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 - Test Repository

0 0 118

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAT MATA PELAJARAN AKHLAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KALIKAYEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 77