OPTIMALISASI PRODUK QARDHUL HASAN SEBAGAI WUJUD CSR PADA BAITUL MAAL BMT TUMANG DALAM RANGKA PENGENTASAN PROBLEM KEMISKINAN - Test Repository

  

OPTIMALISASI PRODUK QARDHUL HASAN

SEBAGAI WUJUD CSR PADA BAITUL MAAL BMT

TUMANG DALAM RANGKA PENGENTASAN

PROBLEM KEMISKINAN

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

MUHAMAD BILAL

NIM: 201-14-024

  

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

OPTIMALISASI PRODUK QARDHUL HASAN

SEBAGAI WUJUD CSR PADA BAITUL MAAL BMT

TUMANG DALAM RANGKA PENGENTASAN

PROBLEM KEMISKINAN

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

MUHAMAD BILAL

NIM: 201-14-024

  

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  I Know I Can and Impossible is Nothing

  MOTTO DAN PERSEMBAHAN - MOTTO -

  "Seorang Pria yang tidak bisa menghapus air mata dari seorang wanita bukanlah pria sejati"

  • Vinsmoke Kuroashi no Sa
  • - PERSEMBAHAN -

  Terimakasihku juga ku persembahkan kepada Orang Tua, Saudaraku, Dosen-dosen ku, terutama Pembimbingku, pengelola BMT Tumang Cabang Boyolali,dan para Sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Puji syukur kepada Allah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga sehingga penyusunan Tugas Akhir ini bisa terselesaikan tepat waktu. Semua ini tak lepas dari dukungan, bantuan, doa dan bimbingan dari semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini.Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in dan tabiat serta kepada kita selaku umatnya. Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat meraih gelar Ahli Madya Ekonomi

  Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dengan judul “Optimalisasi Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR Pada Baitul Maal BMT Tumang Dalam Rangka Pegentasan Problem Kemiskinan

  ”. Penulis mengakui bahwa semua ini tak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Karena itulah penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu. Ungkapan terimakasih kadang tidak bisa mewakili kata-kata, hingga kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Kepada kedua orang tuaku, Ibu (Khamidah) dan Bapak tercinta (Supardi) yang dengan segala ketulusannya senantiasa mendoakan, membimbing, mengarahkan, memberi kepercayaan dan dukungan kepada penulis baik materi, moril maupun spritual.

  3. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, dan juga selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang senantiasa sabar membimbing dan mendukung penulis dalam segala bentuk keluh kesah selama penelitian.

  4. Bapak Drs. Alfred L, M.SI. selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syari’ah.

  5. Ibu Desi Trisnawati, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. BapakAbdul Aziz N.P., S.Ag., M.M. selaku dosen pembimbing magang di BMT Tumang Cabang Boyolali.

  7. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, khususnya Program Studi Perbankan Syari’ah D III yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  8. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan IAIN Salatiga khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala bentuk bantuannya.

  9. Segenap karyawan KSPPS BMT Tumang baik Kantor pusat maupun Cabang Boyolali yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian ini.

  10. Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan buku- buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

  11. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga, khususnya pada Prodi D III Perbankan Syari’ah kelas A maupun kelas B angkatan tahun 2014 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  12. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penyelesaian penyusunan laporan penelitian ini.

  Semoga Allah membalas semua amal baik mereka dengan imbalan yang lebih baik dari yang mereka berikan kepada penulis, dan senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan dan dilindungi Allah dengan cipta-Nya. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna tapi penulis akan berusaha untuk membuatnya menjadi mendekati sempurna. Saran dan kritik yang diberikan sangat berharga dalamOleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik serta saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya.

  Wassalamu’alaikumWr.Wb.

  Salatiga, 19 Juni 2017 Penulis, Muhamad Bilal NIM. 201-14-024

  

ABSTRAK

  Bilal, Muhamad. 2017. Optimalisasi Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR

  Pada Baitul Maal BMT Tumang Dalam Rangka Pengentasan Problem Kemiskinan. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program

  Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si.

  Kata Kunci: Qardhul Hasan, Kebijakan, Distribusi, Kendala, Kemiskinan.

  Latar belakang penelitian ini adalah melihat bahwa LKS khususnya perbankan merupakan agen pembangunan, akan tetapi perbankan syariah tidak dapat menyentuh lapisan masyarakat terbawah. Maka dari itu BMT sebagai LKMS menjawab permasalahan tersebut, melalui dua fungsi BMT yaitu sebagai fungsi bisnis (Baitul Tamwil) dan fungsi sosial (Baitul Maal). Melalui fungsi sosial tersebut diharapkan BMT mampu ikut andil dalam mengatasi problem kemiskinan, yaitu melalui optimalisasi produk qardhul hasan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di Baitul Maal KSPPS BMT Tumang.

  Berdasarkan analisis data, menunjukkan bahwa BMT Tumang berupaya mengoptimalkan produk qardhul hasan. Upaya tersebut melalui manajemen

  

Baitul Maal, produk qardhul hasan di BMT Tumang dikemas dalam program

  POKUSMA (Kelompok Usaha Masyarakat). Kebijakan Baitul Maal dalam mengoptimalkan produk qardhul hasan adalah dengan membentuk kelompok dan sistem agunan Tanggung Renteng. Sistem distribusi penyaluran pembiayaan

qardhul hasan di Baitul Maal KSPPS BMT Tumang adalah sistem bertahap.

Sasaran distribusi anggota pembiayaan qardhul hasan di Baitul Maal BMT Tumang adalah masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha kecil (kaum duafa), akan tetapi selama ini belum merarata, mayoritas anggota pokusma berada di wilayah Boyolali. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi Baitul

  

Maal dalam mengoptimalkan pembiayaan qardhul hasan, yang pertama adalah

  pemahaman produk, Kedua komunikasi, Ketiga konsisten dalam menjalankan program POKUSMA ini.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6 D. Metode Penelitian................................................................................. 8 E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 13

  B.

  Kajian Teoritik ..................................................................................... 18 1.

  Pengertian Qardhul Hasan ............................................................. 18 2. Analisis Kredit Berdasarkan Prinsip 5C+S .................................... 20 3. Dasar Hukum Qardhul Hasan ....................................................... 23 4. Rukun dan SyaratQardhul Hasan .................................................. 25 5. Ketentuan Qardhul Hasan ............................................................. 26 a.

  Ketentuan Umum ..................................................................... 26 b. Sanksi ....................................................................................... 27 c. Sumber Dana ............................................................................ 27 6. Aplikasi Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah ...................... 28 7. Skema Qardhul Hasan ................................................................... 28 8. Manfaat Qardhul Hasan ................................................................ 30

  BAB III LAPORAN OBJEK .............................................................................. 31 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 31 1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang ................................................. 29 2. Visi dan Misi BMT Tumang .......................................................... 34 3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi ........................... 36 4. Struktur Organisasi ........................................................................ 39 a. Struktur Organisasi BMT Tumang .......................................... 39 b. Struktur Organisasi Baitul Maal BMT Tumang ...................... 40 5. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian ........... 40 B. Produk-produk BMT Tumang.............................................................. 53

  2. Produk Pembiayaan BMT Tumang ............................................... 59 C. Deskriptif Penelitian............................................................................. 64 1.

  Produk Qardhul Hasan BMT Tumang .......................................... 64 2. Realisasi Produk Qardhul Hasan BMT Tumang .......................... 66

  BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 69 A. Kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam Mengoptimalkan Produk Qardhul Hasan ........................................................................ 69 B. Distribusi Pembiayaan Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR di Baitul Maal BMT Tumang ...................................................... 75 C. Kendala-kendala yang Dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam Mengoptimalkan Produk Qardhul Hasan dalam Rangka Mengentaskan Problem Kemiskinan.................................................... 77

  BAB VPENUTUP ............................................................................................... 81 A. Kesimpulan .......................................................................................... 81 B. Saran ..................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Praktik Akad Qardhul Hasan untuk Pembiayaan ........... 29Gambar 3.1 Logo BMT Tumang ..................................................................... 37Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT Tumang .............................................. 39Gambar 3.3 Struktur Organisasi Baitul Maal BMT Tumang .......................... 40

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ketentuan Nisbah Simpanan Mudharabah .................................... 56Tabel 3.2 Ketentuan Jangka Waktu dan Nisbah SiMudaMapan .................. 58Tabel 3.3 Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil SiMudaMapan ............................ 59

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi Lampiran 2 Lembar Declaration Lampiran 3 Program Pemberdayaan Ekonomi (POKUSMA) Lampiran 4 Formulir Biodata Pengajuan Anggota Pokusma Lampiran 5 Blangko Penilaian Survei Calon Anggota Pokusma Lampiran 6 Berita Acara Pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat Lampiran 7 Form Pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat Lampiran 8 SK Komitmen Bersama Pokusma Baitul Maal BMT Tumang Lampiran 9 Akad Anggota Pokusma Baitul Maal BMT Tumang Menerima

  Pembiayaan Lampiran 10 Surat Jaminan Tanggung Renteng Lampiran 11 Blangko Daftar Hadir Kelompok Pokusma Lampiran 12 Blangko Evaluasi Pendamping Kelompok Pokusma Baitul Maal

  BMT Tumang Lampiran 13 Daftar Anggota Aktif Pokusma Baitul Maal BMT Tumang Lampiran 14 Lembar Pemberian Izin Penelitian di BMT Tumang Lampiran 15 Lembar Konsultasi Tugas Akhir Lampiran 16 Daftar Nilai Satuan Kredit Mahasiswa (SKK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (LKS) khususnya perbankan syariah dalam

  kehidupan suatu Negara merupakan salah satu agen pembangunan (agent of

  development ). Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama, yang ditegaskan oleh

  Susanto (2008: 24), perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan, serta pemberi jasa-jasa yang berlandaskan pada syariah Islam yang mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Perbankan syariah memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh bank konvensional yaitu terletak pada sistem bagi hasil, margin, maupun sewa. Walaupun dengan menerapkan sistem tersebut, Cokrohadisumarto (2016: 21) mengemukakan bahwa perbankan syariah belum mampu sepenuhnya menyentuh masyarakat lapisan terbawah. Masyarakat kalangan bawah kesulitan dalam mengakses permodalan pembiayaan dari perbankan syariah karena berbagai alasan penilaian yang tidak rasional. Perbankan syariah dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih menyejahterakan masyarakat.

  Kehadiran Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) menjadi solusi lebih fleksibel dan bisa menjangkau masyarakat kecil dibandingkan dengan Bank yang hanya bisa menjangkau kalangan menengah ke atas. LKMS juga diharapakan bisa sebagai suatu solusi alternatif yang ampuh sebagai pilihan bagi masyarakat agar dapat terhindar dari praktek-praktek ribawi yang banyak diterapkan oleh para rentenir di sekitar lingkungan tempat tinggal dan diharapkan bisa menggantikannya dengan prinsip muamalah sesuai dengan ajaran Islam dikarenakan LKMS memang menjunjung tinggi asas-asas tersebut (Sa’diyah &Meuthiya, 2014:158).

  Menurut Ismanto (2015: 25), dari beberapa LKMS yang terlihat menonjol adalah permkembangan BMT, BMT juga merupakan lembaga keuangan syariah yang jumlahnya paling banyak dibandingkan lembaga- lembaga keuangan syariah lainnya.BMT adalah LKMS yang tumbuh dari masyarakat dan berkembang sangat pesat sehingga telah menjangkau hampir di seluruh tanah air Indonesia. Perkembangan tersebut terbukti tidak hanya dari sisi jumlah BMT (ribuan) tetapi juga dari sisi perkembangan organisasi (termasuk aset) maupun peranannya dalam memberdayakan masyarakat khususnya masyarakat lapisan bawah (Cokrohadisumarto, 2016: V).

  Pada dasarnya Baitul Maal wat Tamwil adalah lembaga keuangan dengan konsep syariah yang lahir sebagai pilihan yang menggabungkan konsep maal dan tamwil dalam satu kegiatan lembaga. Konsep tamwil lahir untuk kegiatan bisnis produktif yang murni untuk mendapatkan keuntungan dengan sektor masyarakat menengah ke bawah (mikro). Sedangkan konsep menghimpun dan menyalurkan dana untuk zakat, infak dan shadaqah (ZIS) secara produktif (Masyitoh, 2014: 18). Cokrohadisumarto (2016: 11) menambahkan bahwa BMT menjalankan fungsi pemberdayaan dan fungsi komersial atau bisnis tersebut dengan manajemen terpisah di mana fungsi sosial dilakukan oleh Baitul Maal, dan fungsi komersial atau bisnis dilakukan oleh Baitul Tamwil.

  Dalam perannya sebagai Baitul Maal, menurut Sumiyanto (2008: 24- 25) selain sebagai lembaga komersial atau bisnis melalui sistem simpan pinjam/pembiayaan, BMT harus menjalankan fungsi sosial pemberdayaan kepada masyarakat. BMT dapat memberikan pelayanan sosial melalui optimalisasi pengelolaan ZIS untuk disalurkan kepada usaha-usaha kecil kepada kaum duafa melalui sistem pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai ketentuan yang berlaku.Menurut Alim (2011: 177), pinjaman kebajikan adalah pinjaman yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan dan mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah ditentukan. Keberadaan produk qardhul hasan adalah salah satu solusi untuk mengoptimalkan dana yang diperoleh dari modal, infaq, shadaqah, denda, dan sumbangan.

  Pinjaman kebajikan tersebut juga dapat dikatakan sebagai wujud

  

Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap lingkungan masyarakat sekitar (Haliwela, 2011: 53).

  Sebagai entitas bisnis yang bertanggungjawab terhadap masyarakat dan

  Tanwil (BMT) memang harus bertindak sebagai good corporate citizen yang merupakan penerapan dari salah satu asas Good Corporate Governance (GCG), yaitu asas Responsibility (Responsibilitas). Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai demi mewujudkan masyarakat damai bermartabat (Zarkasyi, 2008: 40). Dengan adanya produk qardhul hasan sebagai wujud tanggung jawab sosial, lembaga keuangan syariah mendapatkan efek positif di mata masyarakat sehingga membentuk citra yang baik tentang perusahaan atau lembaga keuangan tersebut (Maygarindra & Maghviroh, 2012: 180).

  Produk qardhul hasan bukan hanya sebatas pelayanan sosial dan tanggung jawab sosial saja, menurut Andini yang dibaca melalui Salehodin (2014: 65) menyebutkan bahwa qardhul hasan sangat menunjang peningkatan perekonomian dalam menyelesaikan masalah ekonomi yaitu masalah kemiskinan yang terjadi pada saat ini. Akan tetapi yang jadi permasalahan, produk qardhul hasan dalam lembaga keuangan syariah pada umumnya hanya sebagai produk pelengkap, tidak semua lembaga keuangan syariah mempunyai produk qardhul hasan (Antonio, 2001: 133). Pembiayaan produk qardhul hasan diberikan ketika ada nasabah datang untuk mengajukan pembiayaan produk qardhul hasan saja, dengan ketentuan calon nasabah tersebut membutuhkan dana tersebut (Rondiatin, 2010: 57). Lembaga keuangan syariah seharusnya lebih aktif dalam penyaluran produk qardhul

  

hasan, tidak harus menunggu nasabah mengajukan pembiayaan tersebut, syariah perlu menargetkan setiap bulannya harus ada pembiayaan qardhul

  

hasan, seperti produk-produk dengan akad lainnya.Diperlukan upaya dalam

  mengoptimalkan produk qardhul hasan, yaitu dengan kebijakan yang diambil lembaga keuangan syariah dalam hal ini BMT. BMT sangat diperlukan juga oleh masyarakat guna membantu meningkatkan taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat dan sebagai lembaga yang terkait langsung dengan upaya pengentasan kemiskinan (Ridwan 2004: 72), salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi modal dan dana ZIS untuk disalurkan kepada usaha-usaha kecil kepada kaum duafa melalui sistem pembiayaan (qardhul hasan). Tentunya dalam merealisasikan upaya tersebut harus diimbangi dengan komitmen manajemen lembaga dalam menyalurkan distribusi pembiayaan (qardhul hasan) dan meminimalisir setiap kendala yang kemungkinan akan dihadapi oleh BMT.

  Dari latar belakang di atas penulis mengambil judul

  “Optimalisasi

Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR Pada Baitul Maal BMT

Tumang Dalam Rangka Pengentasan Problem Kemiskinan”.

  Penelitianini bukan hanya penting, namun juga sangat relevan bagi pengembangan lembaga keuangan syariah, khususnya BMT Tumang selanjutnya.

B. Rumasan Masalah

  Melihat latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam mengoptimalkan pembiayaan Qardhul Hasan?

  2. Bagaimana distribusi pembiayaan produk Qardhul Hasan sebagai wujud CSR yang dikelola oleh Baitul Maal BMT Tumang? 3. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam mengoptimalkan pembiayaan Qardhul Hasan dalam rangka mengentaskan problem kemiskinan? C.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam pembahasan tugas akhir ini dapat disebutkan sebagai berikut:

  1. Mengetahui kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam mengoptimalkan produk Qardhul Hasan.

  2. Mengetahui distribusi pembiayaan produk Qardhul Hasan sebagai wujud CSR yang dikelola oleh Baitul Maal BMT Tumang.

  3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam mengoptimalkan pembiayaan Qardhul Hasan dalam rangka mengentaskan problem kemiskinan.

  Hasil penelitian tugas akhir ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Bagi pihak IAIN Salatiga a.

  Menjadi tambahan referensi bacaan untuk mahasiswa setelah penulis melakukan penelitiam dan pengamatan.

  b.

  Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan lembaga keuangan.

  2. Bagi LKS Proposal a.

  Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan yang semakin sengit dan ketat.

  b.

  Untuk menjaga citra baik sebuah LKS c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar.

  3. Bagi Penulis a.

  Sebagai alat ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan mempraktikkan teori-teori dari mata kuliah yang pernah diberikan.

  b.

  Menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung di lapangan.

  4. Bagi Peneliti Lain Menjadi Bahan pembanding dalam memperoleh informasi ketika melakukan penelitian ditempat yang berbeda, sehingga saling dapat bertukar pikiran satu sama lain.

D. Metode Penelitian 1. Model Penelitian

  Penelitian ini adalah penelitian lapangan yakni dilakukan ditempat observasi yaitu Baitul Maal BMT Tumang. Jenis penelitian ini menggunakan model kualitatif bersifat deskriptif. Menurut Wirartha (2006: 134), penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih bersifat untuk mengembangkan teori, sehingga akan menemukan teori baru dan dilakukan sesuai dengan kaidah non statistik. Peneliti akan menggambarkan secara terperinci tentang optimalisasi produk qardhul

  hasan di Baitul Maal BMT Tumang. Hasil penelitian berupa kata-kata,

  gambar dan bukan angka, lebih menekankan makna daripada generalisasi.

2. Sumber Data Sumber data terdiri dari sumber data primer dan data sekunder.

  • – sumber data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada pihak pihak yang bersangkutan yaitu dengan Manajer Baitul Maal, Staf Bidang Pemberdayaan Umat Baitul Maal, Direktur Utama BMT Tumang, salah satuManajer Cabang BMT Tumang, dan anggota produkqardhul hasan yang menjadi responden, tentang optimalisasi produk qardhul hasan sesuai dengan rumusan masalah yang penulis tetapkan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian dengan cara mempelajari referensi dan dokumen yang terkait,
yaitu dari data dokumentasi dan publikasi yang berhubungan dengan optimalisasi produk qardhul hasan.

3. Metode Pengumpulan Data a.

  Data Primer 1)

  Wawancara Pengumpulan data dengan teknik wawancara secara langsung, dengan maksud mencari informasi dari subjek penelitian.

  Dengan menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan terkait dengan produk qardhul hasan. Jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara terbuka dan terstruktur. Terbuka maksudnya para subyek tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut. Sedangkan tersetruktur berarti pewawancara yang menetapkan sendiri masalah pertanyaan yang diajukan (Suyanto& Sutinah, 2006: 69-70). Wawancara akan dilakukan kepada sejumlah responden, yakni Manajer Baitul Maal, Staf Bidang Pemberdayaan Umat Baitul

  Maal , Direktur Utama BMT Tumang, salah satu Manajer Cabang

  BMT Tumang, dan anggota produk qardhul hasan yang menjadi responden.

  2) Observasi

  Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung, mengamati situasi dan kondisi yang sedang terjadi di tema yang peneliti usung, yaitu optimalisasi produk qardhul hasan. Menurut Wirartha (2006: 37) tujuan pengamatan atau observasi adalah mendeskripsikan objek peneltian serta memahaminya, atau hanya ingin mengetahui frekuensi suatu kejadian.

  b.

  Data Sekunder Melalui studi dokumentasi atau sumber pustaka, yaitu data yang sudah tertulis dan diolah oleh orang lain, dengan kata lain, datanya sudah jadi (Wirartha, 2006: 36). Penulis dapat informasi data tambahan yang terkait dengan dokumen-dokumen produk qardhul

  hasan, yang didapat dari Staf Bidang Pemberdayaan Umat Baitul Maal dan bagian Litbang BMT Tumang, selain itu penulis membaca

  buku

  • –buku yang berisi teori mengenai tema yang penulis usung, yang nantinya bisa menjadi data pelengkap.

E. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan Bab ini berisikan uraian dan penjelasan mengenai berbagai

  diantaranya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang akan dilakukan, dan sistematika penulisan.

  BAB II Landasan Teori Bab ini berisi kajian terhadap beberapa teori dan referensi

  yang menjadi landasan dalam mendukung studi penelitian tugas akhir ini, diantaranya kajian pustaka penelitian terdahulu, kajian teoritik yang berkaitan dengan qardhul hasan, dan teori analisis kelayakan pemberian kredit 5C+S.

  BAB III Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek

  penelitian, yaitu Baitul Maal BMT Tumang, seperti sejarah berdiri, visi dan misi, identitas lembaga dan kelengkapan organisasi, struktur organisasi, tugas dan wewenang dari masing- masing bagian, produk-produk yang ditawarkan BMT Tumang.

  Selain hal tersebut penulis membahas tentang deskriptif penelitian, mengenai produk qardhul hasan dan realisasi produk

  qardhul hasan di BMT Tumang.

  BAB IV Analisis Data Pada bab ini berisikan pembahasan dari berbagai hasil

  pengumpulan data dan analisa mengenai hasil tersebut. Penulis dalam mengoptimalkan produk qardhul hasan, distribusi produk

  qardhul hasan sebagai wujud CSR di Baitul Maal BMT Tumang,

  selain hal tersebut dianalisis pula tentang kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam rangka mengentaskan problem kemiskinan melalui optimalisasi produk qardhul hasan.

BAB V Penutup Dalam bab ini penyusun menyajikan kesimpulan yang

  diambil berdasarkan pada analisis data penelitian yang telah dilakukan, dan berisikan saran yang disusun dari hasil kesimpulan tersebut, baik bagi pihak objek penelitian ataupun bagi pihak- pihak lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan referensi yang juga bertujuan demi perbaikan di masa yang akan datang.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan pengkajian pustaka

  dan karya yang mempunyai relevansi terhadap topik yang diteliti. Telaah pustaka dalam penelitian ini adalah: Penelitian Budiman (2013) tentang Karakteristik Akad Pembiayaan

  Qardh Sebagai Akad Tabarru’. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perbankan secara umum. Menyimpulkan bahwa akad qardh merupakan salah satu dari akad

  tabarru’ dimana karakteristik daripada akad qardh tersebut adalah akad pinjam meminjam yang menitikberatkan pada

  sikap tolong menolong atau ta’awun dan juga jenis akad qardh yang tidak mengambil keuntungan atau transaksi non profit.

  Penelitian Hakim (2013) tentang Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima Melalui Qardhul Hasan. Dengan populasi seluruh PKL di Kota Semarang, yaitu sekitar 12.000 orang diambil 250 PKL sebagai sampel.

  Responden mencakup perbankan syariah, Bazda Kota Semarang dan pedagang yang pernah mendapat qardhul hasan dari bank syariah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara. Menyimpulkan bahwa model pembiayaan qardhul hasan lima yang selama ini tidak memiliki akses permodalan ke lembaga keuangan. Tingkat kemacetan pembiayaan qardhul hasan sangat kecil dan mayoritas PKL merasakan adanya peningkatan omzet dan tingkat kesejahteraan mereka.

  Penelitian Sopyan (2014) tentang Corporate Social Responsibility Sebagai Implementasi Fikih Sosial Untuk Pemberdayaan Masyarakat.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perusahaan dan perguruan tinggi secara umum. Menyimpulkan bahwa optimalisasi manfaat dana CSR yang sangat besar akan terjadi kalau ada sinergi yang positif antara perusahaan, perguruan tinggi dan pemerintah. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan dana CSR ini sebagai salah satu upaya untuk pemberdayaan atau pengabdian masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam tri darma perguruan tinggi.

  Penelitian Riswandi (2015) tentang Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syariah Mandiri Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data sampling, wawancara, dan dokumentasi, analisis data menggunakan metode induktif, dengan objek penelitian Bank Syariah Mandiri Mataram. Menyimpulkan bahwa dalam proses pembiayaan, perbankan memberikan kemudahan untuk nasabah bank, dengan melakukan studi kelayakan untuk mencari tahu nasabah bank yang memiliki niat baik dan kemampuan. Kontribusi qarý al-hasan terhadap nasabah bank apakah rata-rata Rp 505,000,- dengan rata-rata Rp. 775,000,- Selain ada peningkatan pendapatan, pinjaman qarý al-hasan ini disebabkan peningkatan modal operasi dari nilai rata-rata Rp. 2.040.000,- dengan rata- rata Rp. 3.340.000,-.

  Penelitian Satrio (2015) tentang Qardhul Hasan Sebagai Wujud Pelaksanaan CSR dan Kegiatan Filantropi Lembaga Keuangan Syariah untuk Pemberdayaan Masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian LKS pengelola produk qardhul hasan secara umum. Menyimpulkan bahwa LKS dapat turut serta mensejahterakan masyarakat, melalui kegiatan filantropi terutama dengan program CSR. Untuk menjabarkan fungsi tersebut LKS dapat menggunakan salah satu produk yaitu qardhul hasan sebagai bagian dari CSR nya untuk mensejahterakan ummat.

  Dari pemaparan penelitian yang sudah ada diatas maka penelitian yang akan diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Beberapa perbedaan penelitian itu antara lain objek penelitian yang akan dilakukan pada BMT, peneliti lebih fokus pada langkah kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam mengoptimalkan produk qardhul hasan, distribusi pembiayaan produk qardhul hasan sebagai wujud CSR, serta kendala- kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam rangka pengentasan problem kemiskinan melalui optimalisasi produk qardhul hasan tersebut.

  Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan studi bahwa penelitian tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka pengentasan problem kemiskinan pada lembaga keuangan mikro syariah khususnya BMT dengan mengambil judul

  “Optimalisasi

Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR Pada Baitul Maal BMT

Tumang Dalam Rangka Pengentasan Problem Kemiskinan

  ini berbeda dan belum pernah ada yang melakukannya.

  Adapun ringkasan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, sebagai berikut: a.

  Beda penelitian dengan penelitian Budiman (2013), Budiman meneliti tentang Karakteristik Akad Pembiayaan Qardh Sebagai Akad Tabarru’ secara umum, menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perbankan secara umum. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka pengentasan problem kemiskinan, pengumpulan data melalui wawancara dan observasi, objek penelitian Baitul Maal BMT Tumang. Persamaan penelitian terletak pada metode penelitian, yaitu kualitatif deskriptif.

  b.

  Beda penelitian dengan penelitian Hakim (2013), Hakim meneliti tentang Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima Melalui Qardhul Hasan, dengan tujuan melihat pentingnya memberikan solusi pembiayaan bagi pedagang kaki lima yang selama ini tidak memiliki akses permodalan ke lembaga keuangan, dengan responden bank syariah, Bazda dan pedagang secara umum. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka pengentasan problem kemiskinan, dengan tujuan melihat pentingnya optimalisasi produk qardhul hasan untuk mengentaskan problem kemiskinan, karena produk qardul hasan selama ini hanya sebagai produk pelengkap saja di lembaga keuangan syariah. Perbedaan selanjutnya terletak pada metode penelitian, dan pengumpulan data di bagian kuesioner. Sedangkan persamaan penelitian terletak pada produk akad yang diteliti, yaitu qardhul hasan.

  c.

  Beda penelitian dengan penelitian Sopyan (2014), Sopyan meneliti tentang Corporate Social Responsibility Sebagai Implementasi Fikih Sosial Untuk Pemberdayaan Masyarakat, dengan tujuan melihat manfaat dana CSR sebagai salah satu upaya untuk pemberdayaan atau pengabdian masyarakat, dengan objek penelitian perusahaan dan perguruan tinggi secara umum. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka pengentasan problem kemiskinan padaBaitul Maal BMT Tumang, dengan tujuan melihat manfaat dari dana qardhul hasan sebagai salah satu upaya untuk mengentaskan prolem kemiskinan. Sedangkan persamaan penelitian terletak pada optimalisasi dana sosial.

  d.

  Beda penelitian dengan penelitian Riswandi (2015), Riswandi meneliti tentang Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syariah Mandiri Kota mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka pengentasan problem kemiskinan pada Baitul Maal BMT Tumang, dengan tujuan melihat peningkatan kesejahteraan anggota setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Sedangkan persamaan penelitian terletak pada metode penelitian, yaitu kualitatif deskriptif.

  e.

  Beda penelitian dengan penelitian Satrio (2015), Satrio meneliti tentang

  Qardhul Hasan Sebagai Wujud Pelaksanaan CSR dan Kegiatan

  Filantropi Lembaga Keuangan Syariah untuk Pemberdayaan Masyarakat, fokus penelitian tersebut terletak pada pemberdayaan masyarakat melalui

  qardhul hasan. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang

  optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka pengentasan problem kemiskinan pada Baitul Maal BMT Tumang, fokus penelitian terletak pada optimalisasi produk qardhul hasan untuk pengentasan problem kemiskinan. Perbedaan selanjutnya terletak pada objek penelitian. Sedangkan persamaan penelitian terletak pada metode penelitian, yaitu kualitatif deskriptif.

B. Kajian Teoritik 1. Pengertian Qardhul Hasan

  Menurut Triyanta (2016: 57), Qardh al-Hasan berasal dari konsep

  qardh yang berarti memotong suatu bagian. Sedangkan Muhammad

  (2000: 147), mengemukakan bahwa Qardh atau Iqradh secara etimologi sesuatu yang harus dikembalikan dengan pengganti yang sama. Perwaatmadja& Antonio (1992: 67), mengemukakan bahwa loan atau

  

qardhul hasan adalah pinjaman tidak mengikat, tanpa bunga dan

commitment fee.

  Nabhan (2008: 161), menegaskan bahwa pinjaman qardh adalah jenis pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan atas dana pinjaman. Susanto (2008: 280) mengatakan bahwa qardh ialah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan. Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.Sedangkan menurut Muhamad (2016: 108-110), al-qardh adalah pinjaman yang berarti dana yang dipinjam harus dikembalikan kepada yang memberi pinjaman, sedangkan al-qardhul hasan adalah pembiayaan bersifat kebajikan yang berarti pokok pembiayaan boleh tidak dikembalikan kepada pihak yang memberikan pembiayaan.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa qardhul hasan berasal dari konsep

  

qardh, merupakan salah satu bentuk akad yang dikeluarkan oleh lembaga

  keuangan syariah yang berdomisili untuk sosial yaitu saling tolong- menolong dalam bentuk pinjaman/pembiayaan untuk nasabah dengan kriteria tertentu serta pengembaliannya sesuai dengan dana yang telah dipinjamkan, yaitu tanpa adanya pengembalian lebih oleh nasabah

2. Analisis Pembiayaan Berdasarkan Prinsip 5C+S

  Sebelum membahas lebih jauh tentang qardhul hasan, perlu diketahui secara umum analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, akan tetapi untuk lembaga keuangan syaria’ah dasar analisis tersebut belum cukup. Sehingga perlu memperhatikan kondisi sifat amanah, kejujuran, kepercayaan, usaha yang akan dijalankan dari masing-masing nasabah. Dalam lembaga kuangan syarriah analisis pembiayaan lebih dikenal dengan rumus 5C+S (Muhamad, 2016: 198).

  Mengingat produk qardhul hasan salah satu produk pembiayaan yang dananya bersumber dari dana kebajikan, penting bagi suatu lembaga keuangan syariah menganalisis atau menilai suatu permohonan pembiayaan atau kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit atau anggota pembiayaan, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak lembaga keuangan, bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit atau pembiayaan lembaga keuangan cukup layak (feasible) (Dendawijaya, 2009: 88).

  Dengan adanya analisis ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah oleh calon debitur atau anggota pembiayaan (Afandi, 2010: 57). Penilaian dalam pemberian kredit atau pembiayaan ini sangat penting dilakukan sebelum kredit diberikan, lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa kredit atau pembiayaan khususnya qardhul hasan yang diberikan benar-benar akan kembali. Lembaga keuangan akan menilai terlebih dahulu kelayakan suatu pembiayaan tersebut dan memperhatikan (Dendawijaya, 2009: 88-92):

  a.

   Character (Kepribadian atau watak) Character adalah penilaian kepada calon debitur tentang

  kebiasaan-kebiasaan, sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarga, hobi dan keadaan sosial. Penilaian karakter memang cukup sulit, karena masing-masing individu memiliki watak dan sifat yang berbeda-beda. Oleh karena itu para pengelola harus mempunyai keahlian dan keterampilan serta pengetahuan psikologis untuk dapat menganalisa watak calon nasabah. Penilaian nasabah ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran serta itikad baik nasabah untuk memenuhi kewajibannya. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui itikad baik (willingness to pay) dari calon debitur sehingga dapat dilihat sejauh mana kemauan baik dari calon debitur apabila diberi pinjaman.

  b.

   Capacity (kemampuan atau kesanggupan) Capacity adalah suatu penilaian kepada calon debitur

  mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari lembaga pemberi kredit, kemampuan calon debitur ini dapat dilihat dari maju mundurnya usaha serta manajemennya. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membayar

  c.

   Capital (modal atau kekayaan) Capital adalah jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh calon