Pengaruh Penciptaan Pengetahuan Terhadap Modal Struktural dan Modal Pelanggan dengan Modal Manusia Sebagai Variabel Intervening pada Bank BUMN Wilayah Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

jasa ke masyarakat pengetahuan menyebabkan perusahaan semakin menitik
beratkan akan pentingnya knowledge asset (aset pengetahuan) sebagai salah satu
bentuk aset tak berwujud. Kemampuan suatu perusahaan dibidang ilmu
pengetahuandan teknologi menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat
penting. Sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan telah menciptakan nilai
tambah dan keunggulan bersaing pada perusahaan modern (Chen,et al.2005:161).
Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu
pengetahuan

dengan

penerapan


manajemen

pengetahuan

(knowledge

management), kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu
penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri.
Pengetahuan merupakan alat yang sangat kuat dalam suatu persaingan
pada perusahaan sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan adalah dasar yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk bertahan dan berkembang. Oleh karena itu,
pengetahuan akan menjadi acuan dalam melakukan suatu persaingan atau menjadi
sumber daya saing utama untuk keamanan dan investasi industri. Langkah utama
dari manajemen pengetahuan (Knowledge Management) adalah menciptakan
pengetahuan baru. Suatu pengetahuan bisa saja datang secara langsung maupun
tidak langsung dari organisasi (perusahaan). Pengetahuan langsung dari

1
Universitas Sumatera Utara


2

perusahaan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui belajar, penelitian dan
lain-lain dari perkembangan perusahaan itu sendiri. Sementara, pengetahuan tidak
langsung perusahaan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui interaksi dari
para penyalur, pelanggan dan pesaing. Hal ini juga disampaikan oleh Nonaka and
Takeuchi (1997) yang menyatakan bahwa penciptaan pengetahuan diperoleh
melalui interaksi secara implisit dan eksplisit. Konversi dari proses pengetahuan
tersebut akan dibutuhkan untuk menciptakan pengetahuan yang baru.
Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat diperoleh suatu
cara dalam menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis yang
nantinya akan memberikan keunggulan bersaing. Kemajuan teknologi dan
informasi menyebabkan perkembangan ekonomi saat ini dikendalikan oleh
informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada
modal intelektual (intellectual capital) (Hong, etal.2007:77).
Modal intelektual adalah kemampuan mentranformasikan pengetahuan
dan aset tidak berwujud ke dalam penciptaan sumber kekayaan.Untuk
menciptakan atau menghasilkan kekayaan tersebut diperlukan modal agar
organisasi mampu tumbuh dan berkembang. Modal intelektual terdiri dari modal
manusia (human capital), modal pelanggan (customer capital) dan modal

struktural (structural capital) yang merupakan pendorong utama inovasi dan
keunggulan kompetitif dalam ekonomi berbasis pengetahuan yang telah
berkembang saat ini. Pada saat yang sama, manajemen pengetahuan (knowledge
management) diakui sebagai aktivitas dasar untuk memperoleh, menumbuhkan
dan mempertahankan modal intelektual dalam organisasi (Marr dan Schiuma

Universitas Sumatera Utara

3

dalam Fajariyah, 2012:2). Hal tersebut berarti bahwa keberhasilan pengelolaan
modal intelektual sangat berkaitan dengan proses manajemen pengetahuan
organisasi, yang pada gilirannya menyiratkan keberhasilan implementasi dan
penggunaan

manajemen

pengetahuan

dalam


menjamin

perolehan

dan

pertumbuhan modal intelektual.
Guthrie

dalam Shihet al.(2010) menyatakan bahwa kesuksesan

perusahaan tidak hanya berasal dari manfaat aset berwujud tetapi perusahaan juga
bergantung pada akses informasi tidak berwujud dan penciptaan pengetahuan
(knowledge creation) sebagai sumber daya utama menuju kesuksesan. Penciptaan
pengetahuan adalah proses inti dari inisiatif manajemen pengetahuan, yang secara
khusus mempunyai dampak untuk menghasilkan pengetahuan baru agar dapat
menciptakan inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan

kinerja perusahaan.


Wudalam Fajariyah (2012:2) menyatakan perusahaan berbasis pengetahuan,
penciptaan, akumulasi, sharing dan integrasi pengetahuan adalah sebuah
momentum dalam menciptakan nilai perusahaan dan keberlanjutan operasi.
Penciptaan, pengelolaan, pengukuran dan evaluasi merupakan inti dari modal
intelektual yang menjadi indikator penting dalam keunggulan kompetitif
perusahaan.
Modal manusia merupakan komponen modal intelektual yang menjadi
salah satu sumber daya terpenting di perusahaan dalam meningkatkan kemampuan
untuk mencapai tujuan dan menghasilkan efisiensi, sehingga dapat meningkatkan
daya saing (De Pablosdalam Widaryanti, 2011:50). Modal manusia dapat
menghasilkan inovasi baik produk dan pelayanan baru atau memperbaiki proses

Universitas Sumatera Utara

4

bisnis (Riahi-Belkoui dalam Widaryanti, 2011:50). Nielsen et al. (2006:225)
mengemukakan bahwa modal yang diwakili oleh aset perusahaan seperti
karyawan yang terlatih, pengetahuan dan falsafah manajemen membantu

meningkatkan kinerja perusahaan.Selanjutnya Bontis eta.ldalam Widaryanti
(2011:50) menyebutkan bahwa modal manusia merupakan kumpulan pengetahuan
individu dari organisasi yang di representasikan oleh para karyawan.
Modal manusia di dalam suatu organisasi memiliki potensi penuh untuk
membangun orientasi pasar bagi konsumennya. Penelitian tentang penciptaan
pengetahuan terhadap modal manusia telah dilakukan oleh Shih, et al. (2010:74)
menunjukkan bahwa penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap
modal manusia, modal manusia berpengaruh signifikan terhadap modal struktural
dan modal pelanggan.
Media yang digunakan dalam mengukur penciptaan pengetahuaan adalah
karyawan perusahaan dan modal intelektual yakni modal manusia, modal
structural dan modal pelanggan dibentuk dari metode manajemen yang digunakan
oleh suatu perusahaan sehingga hubungan penciptaan pengetahuan dan modal
intelektual akan mempengaruhi kinerja organisasi.
Salah satu jenis industri yang paling intensif penggunaan modal intelektual
adalah industri jasa perbankan. Sektor perbankan, memiliki peranan yang sangat
penting terutama dalam mendukung pergerakan serta pertumbuhan ekonomi di
suatu negara. Hal ini mengakibatkan ketatnya persaingan dalam industri
perbankan itu sendiri dalam menyediakan layanan yang terdepan bagi konsumen.
Dalam persaingan yang begitu ketat, tidaklah jarang tenaga-tenaga yang ahli dan


Universitas Sumatera Utara

5

berpengaruh pada suatu perusahaan untuk berpindah pada perusahaan saingan
dalam mempertahankan keunggulan bersaing atas perusahaan sejenis lainnya.
Konsep modal intelektual telah mendapatkan perhatian besar dari berbagai
kalangan terutama para akuntan dan akademisi. Fenomena ini menuntut mereka
untuk mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pengelolaan modal intelektual. Mulai dari cara pengidentifikasian, pengukuran
sampai dengan pengungkapan modal intelektual dalam laporan keuangan perusahaan.
Modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam pembentukan
kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan
kekayaan (Stewart dalam Randa dan Solon 2012:30). Pengelolaan modal intelektual
yang baik diharapkan akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Bank BUMN mempunyai komitmen yang tinggi terhadap para nasabah.
Komitmen dan kepedulian terhadap para nasabah tidak pernah berubah hal ini
tercermin dari adanya usaha manajemen untuk meningkatkan pelayanan.
Manajemen pengetahuan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang digunakan

oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan
dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan
dipelajari di dalam organisasi.
Implementasi manajemen pengetahuan yang dilakukan Bank BUMN dalam
mencapai keunggulan bersaing diantara perusahaan perbankan dilakukan dengan
berbagai variasi antara lain: 1) Mensentralisasi/mengumpulkan dan menyimpan
pengetahuan setiap karyawan pada modal intelektual; 2) Mengembangkan program
untuk membagikan pengetahuan yang penting bagi karyawan yang dapat dilakukan

Universitas Sumatera Utara

6

langsung melalui berbagai media, misalnya melalui pelatihan (training); 3)
Melakukan manajemen informasi khususnya dalam format elektronik untuk
memudahkan kecepatan dan distribusi knowlegenya lebih akurat; 4) Mengumpulkan
pengetahuan yang berhubungan dengan pemegang saham, pelanggan yang digunakan
untuk mendukung proses pengambilan keputusan ada setiap bagian untuk meraih
tujuan korporasi yaitu menjadi perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing; dan
5) Melakukan evaluasi pada setiap individu karyawan untuk mengetahui kapabilitas

divisi untuk optimal manajemen pengetahuan.
Dalam mengantisipasi persaingan yang begitu ketat dengan perusahaan
perbankan lainnya, serta untuk dapat meningkatkan pendapatan perbankan, maka
Bank BUMN perlu meningkatkan kinerja karyawan melalui pengetahuan dari
setiap karyawan mengenai perbankan. Fenomena yang terjadi dan dihadapi oleh
Bank BUMN Kanwil Kota Medan selama ini adalah :1) Penempatan karyawan
tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh masing-masing karyawan.
Hal ini disebabkan karena dalam penempatan kerja karyawan tidak sesuai dengan
bidang ilmu yang dimiliki, dimana dalam menyelesaikan kerja karyawan masih
rendah, oleh karena itulah upaya yang dilakukan oleh Bank BUMN Kanwil Kota
Medan selama ini adalah dengan melakukan manajemen pengetahuan; 2) Adanya
karyawan baru yang belum banyak pengalaman. Salah satu permasalahan yang
menghambat kinerja perusahaan adalah adanya karyawan baru yang umumnya
belum memiliki pengalaman sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Karyawan baru umumnya hanya mempunyai kecakapan teoritis yang mereka
peroleh dari bangku kuliah. Sehingga teori dasar yang mereka kuasai belum dapat

Universitas Sumatera Utara

7


diimplementasikan secara baik dalam pekerjaannya; dan 3) Adanya keluhan
nasabah terhadap pelayanan karyawan.
Bagi industri jasa perbankan, pelayanan merupakan kunci yang
membedakan suatu bank dengan pesaingnya. Pelayanan memegang peranan
penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Para pelanggan juga cenderung
memperhatikan kinerja pelayanan dalam memilih suatu bank, sehingga tidak
mengherankan lagi jika persaingan perbankan konvensional ditentukan dengan
harga jual produk, bunga yang tinggi tetapi lebih kepada pelayanan kinerja yang
mempengaruhi hubungan interpersonal antara nasabah dan karyawan bank yang
bertujuan meningkatkan kepuasan nasabah (Halim dan Suryani, 2013:82).
Layanan yang terkait dengan produk tabungan di bank konvensional masih
perlu ditingkatkan kualitasnya dalam upaya memuaskan nasabah. Menurut hasil
survei yang dilakukan oleh Marketing Research Indonesia (MRI) dapat
dinyatakan bahwa pelayanan bank-bank milik negara bersistem konvensional
masih belum seperti yang diharapkan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Bank Terbaik dalam Keunggulan Pelayanan
Peringkat
Nama Bank

1
Bank Mandiri
2
Bank International Indonesia (BII)
3
Bank OCBC NISP
4
Bank Permata
5
Bank Negara Indonesia (BNI)
6
Bank CIMB Niaga
7
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
8
Bank Central Asia (BCA)
9
Bank Danamon
10
Bank Bukopin
Sumber : Majalah Infobank dalam Halim dan Suryani (2013:83)

Universitas Sumatera Utara

8

Hasil survei pada Tabel 1.1.menunjukkan bahwa Bank Mandiri berada
pada rangking satu atau tampil sebagai bank terbaik dalam keunggulan pelayanan
(the best bank service excellence) dalam empat tahun berturut-turut. Bank BNI
berada pada rangking lima di bawah Bank Mandiri, BII, Bank OCBC NISP dan
Bank Permata. Sementara itu, Bank BTN tidak masuk dalam jajaran sepuluh besar
bank yang memiliki keunggulan pelayanan (service excellence).
Peran bank dalam aktivitas menerima simpanan masyarakat dan
menyalurkan dana kemasyarakat bisa dilihat dari besarnya Loan Deposit
Ratio(LDR), dimana rumus LDR adalah Loan/deposito. Loan adalah besarnya
kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat, sedangkan deposito adalah
dana masyarakat yang disimpan dibank baik dalam bentuk deposito, giro dan
tabungan yang biasa pula disebut Dana Pihak Ketiga (DPK). Besarnya Loan
Deposit Ratio yang ditetapkan Bank Indonesia dan harus ditaati oleh bank mulai 2
Desember 2013 adalah pada kisaran 78% - 92% (Peraturan Bank Indonesia
No.15/7/PBI/2013). Informasi LDR untuk 4 bank besar milik Pemerintah
menurut Anwar (2013:1) dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Loan Deposit Ratio(LDR) Bank Pemerintah Tahun 2010-2013
Nama Bank
2010
2011
2012
2013
Mean LDR
BNI

66.57%

73,3%

76,8%

84,7%

75,34%

Mandiri

48,21%

76%

78%

80,1%

70,58%

BRI

70,91%

85,23%

79,85%

89,62%

81,40%

BTN

107,44%

104%

104%

98,19%

103,41%

Sumber:www.imfeui.com,pasarmodal.inilah.com,www.infobanknews.com

Universitas Sumatera Utara

9

Tabel 1.2. menunjukkan bahwa LDR Bank Mandiri, BNI dan BRI pada
tahun 2013 telah sesuai dengan yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu

pada

kisaran 78% - 92%, sedangkan Bank Tabungan Negara (BTN) menunjukkan tidak
sesuai karena memiliki nilai LDR 98,19%.Untuk itu, bank-bank pemerintah harus
segera membenahi kualitas pelayanan demi memenangkan persaingan melalui
peningkatan kualitas layanan yang nantinya diharapkan akan berdampak pada
tumbuhnya kedekatan dengan nasabah serta tercapainya kepuasan. Pendekatan
awal yang dapat digunakan oleh perusahaan perbankan adalah dengan
menekankan karyawan dalam menjalankan hubungan baik kepada para nasabah
melalui pelayanan yang ramah, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi
oleh nasabah yang bersangkutan dengan bank tersebut dan menekankan citra
karyawan yang baik pada nasabah sehingga dapat mempengaruhi kepuasan
nasabah. Kepuasan yang timbul dari nasabah akan mengakibatkan hubungan yang
panjang dengan lembaga perbankan tersebut.
Selain itu rasio produktivitas karyawan BTN tercatat paling rendah
ketimbang tiga bank BUMN lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Rasio produktivitas karyawan Bank BUMN Tahun 2013
Laba Bersih
Jumlah Karyawan
Kontribusi Karyawan
Bank
(Dalam Triliun
(Dalam Ribuan)
(Dalam Jutaan Rupiah)
Rupiah)
Mandiri
18,3
33,982
554
BNI
9,05
26,1
347
BRI
21,16
81,238
261
BTN
1,56
8,011
195
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/431599/

Universitas Sumatera Utara

10

Rasio produktivitas karyawan itu didasarkan pada laporan keuangan masingmasing perseroan per 31 Des 2013, produktivitas karyawan BTN tercatat paling
rendah.Setiap karyawan BTN hanya mampu menyumbang laba bersih sebesar
Rp 195 juta, jauh dibandingkan karyawan Bank Mandiri. yang mampu menyumbang
Rp 554,09 juta, BNI sebesar Rp 347 juta dan BRI sebesar Rp 260,5 juta.
Penghitungan kontribusi karyawan atas laba bersih tersebut dihitung dari
perolehan laba bersih bank dibagi jumlah karyawan.Per Desember 2013, laba
bersih BTN tercatat mencapai Rp1,56 triliun, dengan jumlah karyawan sebanyak
8.011 orang, sehingga rasio laba bersih per karyawan BTN hanya sebesar Rp195
juta. di sisi lain, Bank Mandiri merupakan bank yang karyawannya mampu
memberikan kontribusi laba bersih paling besar. Dengan jumlah karyawan
sebanyak 33.982 orang dan perolehan laba bersih 2013 sebesar Rp 18,83 triliun,
setiap karyawan Bank Mandiri mampu menyumbang perolehan laba bersih ke
perusahaannya sebesar Rp 554,09 juta.Di posisi kedua dan ketiga karyawan bank
dengan produktivitas tertinggi ditempati oleh BNI dan BRI. Setiap karyawan BNI
mampu menyumbang perolehan laba bersih sebesar Rp347 juta, dihitung dari
pembagian laba bersih 2013 sebesar Rp9,05 triliun dibagi 26.100 orang karyawan
bank tersebut.Sementara karyawan BRI mampu memberikan kontribusi laba
bersih sebesar Rp 260,5 juta, dihitung dari pembagian laba bersih 2013 sebesar
Rp 21,16 triliun dibagi 81.238 orang karyawan.
Meski kontribusi karyawan BTN atas laba bersih perusahaannya adalah
yang terendah dibandingkan tiga bank BUMN lainnya, rasio biaya personalia per
kepala di bank tersebut justru mencapai Rp 201 juta/orang. Biaya personalia ini

Universitas Sumatera Utara

11

memasukkan gaji yang dikeluarkan perusahaan dan biaya-biaya pelatihan. Rasio
biaya personalia per kepala karyawan BTN berada diperingkat ketiga tertinggi,
dibawah BRI yang justru menjadi bank pencetak laba terbesar selama 7 tahun
berturut-turut.
Rasio produktivitas karyawan BTN paling rendah dibandingkan Bank
BUMN lainnya, menunjukkan pelatihan yang dilakukan Bank BUMN belum
berjalan secara maksimal. Setiap tahun perusahaan mengalokasikan dana besar
untuk melatih para karyawannya. Bahkan dalam industri perbankan ada semacam
aturan yang mengharuskan setiap bank untuk mengalokasikan dana sebesar 5 %
dari total biaya pegawai untuk keperluan pelatihan dan pendidikan para
karyawannya. Banyak juga perusahaan BUMN yang mengalokasikan dana hingga
milyaran rupiah untuk urusan training para karyawannya. Demikian juga
perusahaan swasta besar lainnya.Pelatihan ini ada yang bersifat inhouse
(dilakukan secera internal) ataupupun melalui kegiatan training publik (pelatihan
yang dilakukan oleh sebuah lembaga secara publik).
Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diluar negeri maupun
di Indonesia, meneliti Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan
business performance jarang yang mengaitkannya dengan penciptaan pengetahuan
(Knowledge Creation) hal ini memotivasi penulis untuk meneliti penciptaan
pengetahuan terhadap Modal intelektual dengan latar belakang masalah diatas maka
penelitian ini diberi judul “Pengaruh Penciptaan Pengetahuan Terhadap Modal
Struktural dan Modal Pelanggan dengan Modal Manusia Sebagai Variabel
Intervening Pada Bank BUMN Kota Medan”.

Universitas Sumatera Utara

12

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa

dalam meningkatkan nilai perusahaan di masa depan, dibutuhkan penciptaan
pengetahuan baru (knowledge creation) yang menghasilkan inovasi dalam hal
persaingan, selanjutnya teknik knowledge management dalam mengelola modal
intelektual yang terdiri darimodal manusia, modal struktural dan modal
pelangganakan dapat mencapai keunggulan bersaing yang dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Dalam rangka penerapan Manajemen

Pengetahuan (KM)

dibutuhkan penciptaan pengetahuan (knowledge creation) yang merupakan
variabel dalam penelitian ini. Disamping itu, variabel lain yang akan diteliti
adalah modal manusia, modal struktural dan modal pelanggan. Berdasarkan uraian
diatas, masalah yang akan diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh langsung penciptaan pengetahuan terhadap modal
manusia di Bank BUMN di Kota Medan?
2. Bagaimana pengaruh langsung penciptaan pengetahuan terhadap modal
struktural pada Bank BUMN di Kota Medan?
3. Bagaimana pengaruh langsung penciptaan pengetahuan terhadap modal
pelanggan pada Bank BUMN di Kota Medan?
4. Bagaimana pengaruh tidak langsung penciptaan pengetahuan terhadap
modal struktural pada Bank BUMN di Kota Medan?
5. Bagaimana pengaruh tidak langsung penciptaan pengetahuan terhadap
modal pelanggan pada Bank BUMN di Kota Medan?

Universitas Sumatera Utara

13

6. Bagaimana pengaruh langsung modal manusia terhadap modal struktural
pada Bank BUMN di Kota Medan?
7. Bagaimana pengaruh langsung modal manusia terhadap modal pelanggan
pada Bank BUMN di Kota Medan?

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini ditujukan:
1. Untuk menganalisis pengaruh langsung penciptaan pengetahuan terhadap
modal manusia di Bank BUMN di Kota Medan.
2. Untuk menganalisis pengaruh langsung penciptaan pengetahuan terhadap
modal struktural pada Bank BUMN di Kota Medan.
3. Untuk menganalisis pengaruh langsung penciptaan pengetahuan terhadap
modal pelanggan pada Bank BUMN di Kota Medan.
4. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung penciptaan pengetahuan
terhadap modal struktural pada Bank BUMN di Kota Medan.
5. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung penciptaan pengetahuan
terhadap modal pelanggan pada Bank BUMN di Kota Medan.
6. Untuk menganalisis pengaruh langsung modal manusia terhadap modal
struktural pada Bank BUMN di Kota Medan.
7. Untuk menganalisis pengaruh langsung modal manusia terhadap modal
pelanggan pada Bank BUMN di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

14

1.4.

Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memotivasi dan menyediakan informasi bagi
penelitian selanjutnya yaitu mengenai Penciptaan Pengetahuan, Modal
Intelektual yang terdiri dari beberapa unsur (Modal manusia, modal
pelanggan dan modal struktural) dalam industri perbankan.
2. Manfaat Praktis
Menjelaskan peran Penciptaan Pengetahuan dan Modal Intelektual (Modal
manusia, modal pelanggan dan modal struktural) mempengaruhi nilai
perusahaan perbankan dimasa depan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan saran praktis untuk referensi dalam manajemen perbankan.
3. Manfaat Empiris
Memberikan kontribusi terhadap literatur akuntansi manajemen mengenai
pengembangan teori yang berkaitan dengan pentingnya pengelolaan
Manajemen Pengetahuan (KM) dan Modal Intelektual (Modal manusia,
modal pelanggan dan modal struktural) untuk meningkatkan value
creation yang akan berdampak positif bagi kemajuan Bank BUMN Kota
Medan.

Universitas Sumatera Utara