Sistem Manajemen Pembangunan Masyarakat Perusahaan Industri Terhadap Pertanggung Jawaban Sosial (Studi Kasus : PT. TOBA PULP LESTARI. Tbk)

BAB I
PENDAHULUAN
.
1.1 Latar Belakang
Perubahan planet bumi semakin cepat terjadi pada masa sekarang, dengan
semakin dominannya peran manusia mengelola lingkungan. Manusia yang
memiliki intelegensia lebih tinggi dari mahluk lain melakukan pengelolaan planet
bumi sesuai dengan kebutuhannya, yang cenderung merugikan kepentingan
mahluk lain, serta merusak / mencemari planet bumi tempat manusia berada.
Pencemaran dilakukan secara sadar oleh manusia untuk memuaskan
keinginannya, sehingga merusak dan melubangi ozon,

lapisan stratosfer dari

atmosfir Planet Bumi, serta berakibat terhadap perubahan cuaca global bumi.
Demikian halnya pencemaran secara besar-besaran di permukaan Planet Bumi
seperti peristiwa Chernobil yang memakan korban ribuan jiwa. Kerusakan
ekosistem di Jepang dengan penyakit minamata, jutaan peristiwa banjir yang
diakibatkan kesalahan menajemen pengelolaan hutan.
Penyumbang pencemaran udara terbesar ditenggarai adalah pabrik-pabrik
dengan jutaan cerobong asap, yang tidak dilengkapi dengan saringan debu dan

penetralisir limbah, baik limbah padat, cair, dan gas. Keadaan ini selalu menuai
protes dari masyarakat sekitarnya, bahkan dibanyak tempat protes yang anarkis
sering terjadi.
Namun disamping kerugian yang diakibatkan industri, pada banyak tempat
keberadaan pabrik / industri justru memberikan manfaat positif, bahkan
menambah kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya melalui program

1
Universitas Sumatera Utara

2
pembangunan masyarakat (community development), yang menjadi bagian dari
Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan. Manfaat yang diterima dari
program pembangunan masyarakat merupakan suatu kewajiban perusahaan
sebagai kompensasi atas pengorbanan yang ditanggung masyarakat, akibat
beroperasinya industri tersebut.
Demikian juga Hampshire (2005) mengatakan bahwa pengembangan
kesehatan masyarakat dan sosial tidak dapat dilakukan hanya sekali, namun secara
terus menerus, proses tersebut harus berkelanjutan, dengan jangkauan pelayanan
yang melebihi areal penerima program pengembangan kesehatan masyarakat

tersebut. Sistem pendistribusian program pembangunan masyarakat melalui
perorangan, lembaga, institusi yang tidak professional, sering menjadi preseden
tidak baik antara perusahaan dengan masyarakat, perusahaan berpikir telah
melaksanakan kewajibannya, namun masyarakat sering merasa belum menikmati
program pembangunan masyarakat sesuai dengan aturan yang ada.
Menurut Blair (2004) bahwa terdapat hubungan antara partisipasi publik
dengan perencanaan strategi pembangunan masyarakat lokal serta terkait dengan
keberlanjutan sumberdaya setempat. Hal ini mendiskripsikan bahwa keberhasilan
suatu pembangunan masyarakat lokal, akan ditentukan oleh besar kecilnya
keikutsertaan masyarakat tersebut. Keikutsertaan masyarakat lokal merupakan
jaminan terpeliharanya keberlanjutan sumberdaya yang ada.
Penelitian Budimanta, et al (2004) melihat adanya keterkaitan antara
hubungan stakeholder, kualitas manajemen, dan bentuk finansial. Dalam
penelitian mereka menggambarkan bahwa pengembangan hubungan positif antar
stakeholder dikaitkan dengan sifat-sifat korporat yang positif. Bentuk-bentuk

Universitas Sumatera Utara

3
finansial yang positif akan sejalan dengan perlakuan yang baik terhadap

stakeholder, seperti tenaga kerja, costumer, dan komuniti.
Banyak perusahaan / industri yang beroperasi serta melaksanakan program
pembangunan masyarakat terhadap masyarakat di sekitarnya memperoleh manfaat
yang positif, masyarakat di sekitar pabrik menjadi patner yang baik dalam
pengelolaan pabrik, penjagaan keamanan, penyediaan tenaga / sumberdaya lokal
dan pelestarian lingkungan (Stoeglehner, 2004). Perusahaan obat Merck
memprioritaskan kegiatan kemanusiaan atas keuntungan yang diperolehnya.
Itulah sebabnya perusahaan tersebut sangat dihargai oleh banyak orang, sebagai
perusahaan peduli pada kemanusiaan, kegiatan ini dikemudian hari membawa
keuntungan yang besar, sehingga saat ini perusahaan Merck menjadi perusahaan
farmasi Amerika yang terbesar di Jepang (Tambunan, 2001).
Keberadaan masyarakat di sekitar PT. Pupuk Kalimantan Tbk (selanjutnya
disebut PKT) menjadi faktor pendukung terpenting dalam keberhasilan PKT.
Kekuatan dukungan lingkungan membuat PKT semakin maju dan tumbuh dengan
pesat. Sebagai sebuah badan usaha milik negara PKT mempunyai tanggung jawab
sosial sebagai agen pengembangan daerah. Guna memenuhi tanggung jawab
tersebut PKT melaksanakan program pembangunan masyarakat. Program
pembangunan masyarakat PKT terdiri dari program kemitraan, program bina
lingkungan serta berbagai pelatihan / penyuluhan yang secara tidak langsung turut
menunjang pembangunan masyarakat di sekitar perusahaan (PT. Pupuk

Kalimantan Tbk, 2006).
PT. Telkom, Tbk melalui pusat pengembangan masyarakat divre 3
berpartisipasi mensukseskan kegiatan promosi, dengan mengikut sertakan 21

Universitas Sumatera Utara

4
mitra binaannya, yang tersebar di berbagai daerah (seperti Bandung, Cianjur,
Cirebon, Sukabumi, Tasik dan Garut), dengan menampilkan berbagai ragam
produk unggulan seperti : kerajinan tanduk tulang, pakaian jadi dari sutra alam,
produk makanan dan minuman serta budidaya anggrek (Dadan, 2006).
Berbagai perusahaan di Indonesia yang menerima ISO 14.000, mampu
meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan serta secara teratur melaksanakan
program pembangunan masyarakat sesuai aturan. Namun sebahagian perusahaan
tidak teratur melaksanakannya, sehingga menimbulkan perlawanan (kekecewaan)
dari masyarakat di sekitar pabrik (Brahmana, 2003).
Pabrik industri pulp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (selanjutnya disebut PT.
TPL, Tbk) yang semula memproses bubur kayu (pulp) dan rayon dengan nama
PT. Inti Indorayon Utama, Tbk (selanjutnya disebut PT. IIU, Tbk), dalam
perjalanannya PT. TPL, Tbk telah melaksanakan berbagai program pembangunan

masyarakat, sebagai contoh tahun 1998 hingga tahun 2001 melaksanakan
pemeriksaan kesehatan, penampungan 104 orang cacat, membina 60 orang fakir
miskin, kegiatan keagamaan, perayaan / peresmian organisasi masyarakat, mitra
kerja (jasa transportasi kayu, jasa penebangan, jasa borongan, suplai material),
bidang pendidikan (beasiswa, perbaikan sekolah, kesempatan kerja praktek, studi
banding), perbaikan permukiman masyarakat, merekrut tenaga kerja dari sekitar
pabrik (Tambunan, 2001).
PT. TPL, Tbk sejak tahun 2003 memberikan dana pembangunan
masyarakat sebesar 1 % dari penjualan bersih (net sales) kepada masyarakat.
Besarnya dana pembangunan masyarakat tersebut pada tahun 2003 sebesar Rp
3,1 miliar; tahun 2004 sebanyak 7,03 miliar, tahun 2005 sebanyak Rp 8,11 miliar

Universitas Sumatera Utara

5
dan tahun 2006 sebanyak 7,8 milyar (PT.TPL, Tbk, 2006). Namun sampai
sekarang masih terdapat perbedaan pendapat antara sebahagian masyarakat
tentang keberadaan

PT. TPL, Tbk di Porsea. Penggunaan dana tersebut


dilaksanakan berdasarkan proposal program pembangunan masyarakat (seperti
perbaikan jalan, pengadaan bak air, perbaikan irigasi, perbaikan fasilitas umum)
yang diusulkan oleh masyarakat dibantu pemerintah daerah / yayasan serta diteliti
oleh tim independen.
Pelaksanaan

program

pembangunan

masyarakat

yang

dilaksanakan

pemerintah daerah / yayasan dengan dibantu masyarakat mengalami ketidak
efisienan / tidak efektif seperti kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan. Hal ini
disebabkan kurangnya perencanaan penggunaan dana pembangunan masyarakat

serta minimnya pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Menurut Panggabean (2006), proyek plasma Hutan Tanaman Industri PT.
TPL, Tbk yang dilaksanakan di enam kecamatan di Kabupaten Humbang
Hasundutan sebagai bentuk program pembangunan masyarakat, ternyata pada
tahun 2004 mampu meningkatkan pendapatan masyarakat antara Rp 2.718.750,hingga Rp 9.062.500,- setiap tahunnya. Sehingga pendapatan masyarakat peserta
plasma hutan tanaman industri pada tahun 2003 rata-rata Rp 7.200.000,- setahun
menjadi antara Rp 9.918.750,- hingga Rp 16.262.500,-.
Penyerapan tenaga kerja lokal yang bekerja di pabrik sebanyak 319 orang
(31,75 % dari total pekerja), terdiri dari 102 orang berasal dari 5 desa di sekitar
pabrik, 71 orang berasal dari Kecamatan Porsea (di luar 5 desa di sekitar pabrik),
serta sebanyak 146 orang di luar Kecamatan Porsea (PT. TPL, Tbk, 2006). Namun
berdasarkan pengamatan serta wawancara dengan masyarakat di sekitar pabrik,

Universitas Sumatera Utara

6
penentuan asal tenaga kerja yang berkerja di pabrik secara umum ditentukan dari
kartu tanda penduduk pekerja tersebut.
Penelitian lainnya Tambunan (2001) menyimpulkan hanya sebahagian kecil
masyarakat mendapat manfaat langsung dari keberadaan PT. IIU, Tbk / PT. TPL,

Tbk berupa kemitraan, penyediaan lapangan pekerjaan dan sumbangan tidak
mengikat lainnya, namun sebahagian lainnya malah menderita akibat polusi udara
yang

dihasilkannya,

berakibat

mengurangi

kesuburan

tanah

bahkan

mengakibatkan kematian hewan peliharaan.
PT. TPL, Tbk masih belum sepenuhnya dapat diterima oleh masyarakat,
keadaan ini ditunjukkan dengan banyaknya rumah-rumah masyarakat khususnya
di Desa Siraituruk yang bertuliskan ”Tolak TPL” sebagai ungkapan penolakan

kegiatan PT. TPL, Tbk. Hal tersebut disebabkan kekurang harmonisan
komunikasi, kurangnya penyuluhan, tidak sampai atau berkurangnya volume /
salah sasaran program pembangunan masyarakat, keadaan tersebut selalu menjadi
topik bahan pembicaraan masyarakat di sekitar pabrik. Beberapa permasalahan
yang timbul di sekitar pabrik PT. TPL, Tbk adalah :
1.

Belum diprioritaskannya masyarakat yang berada di sekitar pabrik untuk
bekerja, walaupun telah memiliki kualifikasi yang dibutuhkan,

2.

Pendistribusian bantuan PT. TPL, Tbk yang belum / tidak sampai pada
sasaran,

3.

Besarnya dana pembangunan masyarakat yang diberikan pengelola pabrik
belum mencapai 1 % dari penjualan bersih perusahaan,


5.

Munculnya penurunan kesehatan masyarakat di sekitar pabrik,

Universitas Sumatera Utara

7
6.

Tercemarnya Sungai Asahan (Audit Labat Anderson, 1995). Polusi
limbah gas (H2S dan Metil Merkaptan), polusi limbah cair (pH 8,73 menjadi
7,83), polusi limbah padat (tempat pembuangan limbah tidak dikelola
dengan baik),

7.

Minimnya pengaruh positif keberadaan PT. TPL, Tbk terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat,

8.


Adanya perlawanan (upaya menutup pabrik PT. TPL, Tbk) dari masyarakat
yang tergabung dalam organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat Suara
Rakyat Bersama (SRB), Forum Generasi Muda dan Forum Bona Pasogit,
serta timbulnya perselisihan pendapat antara sesama penduduk di sekitar
pabrik tersebut.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus perhatian adalah menyangkut

kegiatan pembangunan masyarakat yang dilaksanakan PT. TPL, Tbk terhadap
masyarakat di sekitar pabrik antara lain:
1.

Kurang diterima bekerja, penolakan bekerja ini sering terjadi pada level
pegawai tetap sampai penentu kebijakan,

2.

Dana pembangunan masyarakat, yaitu dana yang berbentuk mata uang.
(bukan dalam bentuk jasa dan barang),

3.

Bantuan yang diterima langsung oleh masyarakat seperti bibit, pupuk,
bewan ternak, penyuluhan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya,

4.

Minimnya pengaruh positif keberadaan PT. TPL, Tbk terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat, sehingga menimbulkan perlawanan.
Dengan mempertimbangkan fokus perhatian tersebut maka perlu melakukan

perbaikan terhadap model pengelolaan program pembangunan masyarakat PT.

Universitas Sumatera Utara

8
TPL, Tbk sehingga dapat diharapkan menjadi jembatan kepentingan pihak
perusahaan, masyarakat, dan pemerintah daerah.

1.2

Permasalahan
Permasalahan penelitian ini adalah :

1.

Bagaimanakah penyerapan tenaga kerja dari masyarakat yang berdomisili
di sekitar pabrik, yang dapat diterima bekerja pada pabrik PT. TPL, Tbk,
dilihat dari segi kualifikasi yang dimiliki, dan posisinya dalam struktur
organisasi perusahaan.

2.

Bagaimanakah besar dana pembangunan masyarakat yang diberikan PT.
TPL, Tbk kepada masyarakat di sekitarnya, dikaitkan dengan nilai penjualan
bersih perusahaan.

3.

Bagaimanakah tingkat ketepatan program pembangunan masyarakat
(community development program) PT. TPL, Tbk dikaitkan dengan
kebutuhan masyarakat di sekitar pabrik,

4.

Bagaimanakah

pengaruh

pembangunan

masyarakat

industri

yang

diberikan PT. TPL, Tbk terhadap masyarakat di sekitar pabrik,
5.

Bagaimanakah model pembangunan masyarakat PT. TPL, Tbk.

1.3

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.

Menganalisis jumlah masyarakat yang berdomisili di sekitar pabrik, yang
diterima bekerja pada pabrik PT. TPL, Tbk, dilihat dari segi kualifikasi
yang dimiliki, dan posisinya dalam struktur organisasi perusahaan,

Universitas Sumatera Utara

9
2.

Menelaah besar dana pembangunan masyarakat yang diberikan PT. TPL,
Tbk kepada masyarakat di sekitarnya, dikaitkan dengan nilai penjualan
bersih perusahaan,

3.

Menelaah

tingkat

ketepatan

program

pembangunan

masyarakat

(community development) PT. TPL, Tbk dikaitkan dengan kebutuhan
masyarakat di sekitar pabrik,
4.

Mengkaji pengaruh program pembangunan masyarakat yang diberikan
PT. TPL, Tbk terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar pabrik,

5.

Memformulasikan model pembangunan masyarakat PT. TPL, Tbk yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sekitar pabrik.

1.4

Kerangka Berpikir
Banyaknya jumlah perusahaan yang telah disertifikasi Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berasal dari pemerintah Republik
Indonesia, menerima sertifikasi ISO 14.000 dari lembaga-lembaga internasional,
serta melaksanakan program pembangunan masyarakat kepada masyarakat
ternyata mendapat perlawanan dari masyarakat di sekitarnya, sehingga
pelaksanaan program pembangunan masyarakat tersebut seperti tidak bermanfaat
sama sekali (Gunarwan, 2002). Pemberian program pembangunan masyarakat
sangat terkait dengan pihak perusahaan, pemerintah daerah, organisasi sosial dan
masyarakat. Pembangunan masyarakat berhubungan erat dengan kebijakan
manajemen yang menentukan besar, jenis, penerima program pembangunan
masyarakat tersebut, ketepatan program tersebut akan memberikan dampak positif
bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

10
Perusahaan PT. TPL, Tbk dalam menjalankan usahanya menyisihkan
dana 1 % dari penjualan bersih produksinya. Namun di samping dana
pembangunan masyarakat tersebut,

PT. TPL, Tbk juga melakukan program

pembangunan masyarakat internal melalui pengadaan bahan baku pulp, pertanian,
perternakan, kemitraan serta pelatihan kepada masyarakat. Pembangunan
masyarakat PT. TPL, Tbk juga terkait dengan manajemen pelaksanaannya, besar
dana pembangunan masyarakat, jenis pembangunan masyarakat, ketepatan
program pembangunan masyarakat dengan kebutuhan, serta pengaruh dari
program pembangunan masyarakat tersebut.
Pengaruh dari program pembangunan masyarakat antara lain terkait
dengan hasil pertanian masyarakat, kesehatan masyarakat serta peningkatan
ekonomi masyarakat. Dimana ketiga variabel tersebut menjadi variabel bebas
terhadap

program pembangunan

masyarakat

(Tjahya,

2000).

Dengan

diketahuinya manajemen pelaksanaan, besar dana pembangunan masyarakat,
jenis, ketepatan program pembangunan masyarakat dengan kebutuhan, pengaruh
dari program pembangunan masyarakat tersebut, dapat dibangun suatu model
program pembangunan masyarakat yang mengikut sertakan peran serta
masyarakat, dan pada akhirnya permodelan tersebut diharapkan dapat mengurangi
penyelewengan yang terjadi. Dimana keseluruhan program pembangunan
masyarakat tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat
di sekitarnya (Moeljarto, 1997).
Bagan pelaksanaan dari penelitian pembangunan masyarakat PT. TPL,
Tbk dapat digambarkan sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

11

PERUSAHAAN
PT.TPL,Tbk
PENJUALAN
PRODUKSI
KEUNTUNGAN
PT.TPL, Tbk
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
Besar
Jenis
Ketepatan
Pengaruh

Pertanian
Kesehatan
Perkembangan

Ekonomi

PERMODELAN

PEMBANGUNAN MASYARAKAT

PERTANGGUNG
JAWABAN
SOSIAL

Gambar 1.1. Bagan kerangka berpikir

1.5

Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
a. Kurang diterimanya masyarakat di sekitar pabrik untuk bekerja, pada
pabrik PT. TPL, Tbk sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimilikinya,
b. Besarnya dana pembangunan masyarakat yang diberikan PT. TPL, Tbk
masih lebih kecil dari 1 % penjualan bersih perusahaan,

Universitas Sumatera Utara

12
c. Persentasi ketepatan pendistribusian bantuan PT. TPL, Tbk kepada
masyarakat di sekitar pabrik adalah masih sangat kecil,
d. Pembangunan masyarakat yang diberikan PT. TPL, Tbk, berhubungan
positif terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar pabrik,
e. Model pembangunan masyarakat PT. TPL, Tbk

berhubungan dengan

entity perusahaan, pemerintah daerah/yayasan, masyarakat, dan tim
independen

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dikategorikan menjadi manfaat untuk :
a. Ilmu pengetahuan: menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang
program pembangunan masyarakat industri,
b. Masyarakat : sebagai masukan untuk dapat mengatahui hak dan
kewajibannya terhadap industri di sekitar tempatnya bermukim,
c. Pemerintah : sebagai masukan untuk melakukan kontrol pada perusahaan
pengelola, serta pengambilan kebijakan tentang pembangunan masyarakat
industri dikemudian hari,
d. Pengusaha : sebagai masukan akan perlunya suatu model pembangunan
masyarakat industri yang memperhitungkan hak-hak masyarakat.

1.7. Novelty
Pemberian program pembangunan masyarakat dari perusahaan kepada
masyarakat secara umum dilakukan berdasarkan ketersediaan dana yang
disalurkan perusahaan sesuai dengan kehendak perusahaan, sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara

13
mengakibatkan

program

pembangunan

masyarakat

tidak

sesuai

dengan

kebutuhan, namun hanya memenuhi selera yang memberi. Keadaan ini selalu
menimbulkan pergesekan antara pemberi dan penerima, pemberi merasa telah
memberikan dan sipenerima merasa belum terpenuhi kebutuhannya. Analisis
ketepatan program pembangunan masyarakat dalam penelitian menunjukkan
bahwa program pembangunan masyarakat yang berasal dari perusahaan dan diberi
kepada masyarakat secara umum kurang tepat sehingga perlu perubahan bahwa
program pembangunan masyarakat hendaknya datang dari masyarakat, dan
didanai serta didampingi tenaga ahli perusahaan.

Universitas Sumatera Utara