Sistem Manajemen Pembangunan Masyarakat Perusahaan Industri Terhadap Pertanggung Jawaban Sosial (Studi Kasus : PT. TOBA PULP LESTARI. Tbk)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Manajemen
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

perencanaan,

pengorganisasian,

pengendalian,

penempatan,

pengarahan,

permotivasian, pengkomunikasian, dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber
daya yang dimiliki perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa
secara efisien. Menurut Desky (2001) manajemen merupakan suatu proses khas

yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia.
Stoner (1998) menyatakan bahwa sistem / proses perkembangan kinerja
perusahaan dilihat dari hasil kerja (out put) yang dipengaruhi oleh:
1.

Kuantitas dan kualitas dari sarana dan prasarana (input) yang
digunakan,

2.

Bagaimana kegiatan (proses) tersebut berlangsung,

3.

Peranan lingkungan.
Ketiga unsur tersebut di atas tidak dapat dipisahkan, serta merupakan

suatu kesatuan yang akan membentuk suatu output bagi perusahaan, ketiga

unsur tersebut tidak akan ada artinya jika dilaksanakan secara terpisah, karena

14

Universitas Sumatera Utara

15

input yang baik tanpa proses adalah sia-sia, demikian halnya proses yang baik
tanpa input juga tidak baik, maka pemilihan input yang selektif disertai proses
yang baik akan memberikan output sesuai dengan perencanaan awal.
Selanjutnya hasil akhir (out put) yang diperoleh dapat dibandingkan
dengan input yang merupakan informasi apakah tujuan tercapai secara efektif
dan efisien. Proses input dan out put digambarkan oleh William (1999) menjadi
suatu model saling ketergantungan seperti bagan berikut :
Lingkungan

Input

Proses


Out put

Informasi Hasil
Gambar 2.1. Skema model input-output
(William, 1999)
William (1999) menyatakan bahwa pencapaian tujuan akhir (out put)
dalam proses manajemen dari suatu sistem dipengaruhi oleh fungsi-fungsi
manajemen yang meliputi: Perencanaan (planning), Pengorganisasian
(organizing), Pelaksanaan (actuating), Pengawasan (controlling).

2.2

Manajemen Lingkungan
Pengelolaan lingkungan merupakan suatu manajemen lingkungan yang

bersifat dinamis dan dapat dilaksanakan serta memerlukan penyesuaian

Universitas Sumatera Utara


16

terhadap perubahan-perubahan kebijakan di dalam perusahaan. Perubahan
tersebut akan memberikan pengaruh, baik untuk jangka panjang ataupun jangka
pendek serta mempunyai penerapan taktis maupun strategis (Hadiwardjo,
1997). Dampak langsung dari keberhasilan maupun kegagalan penerapan
manajemen

lingkungan

akan

dialami

seluruh

komponen

perusahaan.


Keberhasilan yang dicapai akan menghasilkan keuntungan bagi seluruh elemen
dari perusahaan, demikian halnya kegagalan juga akan mempengaruhi
keseluruhan aktifitas perusahaan. Pelaksanaan manajemen lingkungan dapat
dianggap sebagai suatu keuntungan. Manfaat yang paling penting dari
manajemen lingkungan adalah perlindungan terhadap lingkungan. Dengan
mengikuti persyaratan lingkungan yang ada akan membantu memenuhi
peraturan perundangan dan sistem menajemen yang efektif (Pramudya, 2001).
Berbagai manfaat dapat diperoleh dalam penerapan manajemen
lingkungan, yang sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari
lingkungan. Dengan mengikuti persyaratan yang ada akan membantu dalam
mematuhi peraturan perundang-undangan dan sistem manajemen yang efektif.
Dengan demikian sistem ini merupakan sistem manajemen yang praktis dan
didesain untuk meminimumkan dampak lingkungan dengan cara yang efektif
biaya (Hadiwardjo, 1997).
Prinsip-prinsip dan unsur-unsur

yang diterapkan dalam sistem

manajemen lingkungan merupakan rangkaian dari kebijakan lingkungan,
perencanaan, penerapan, evaluasi, tinjauan manajemen (penyempurnaan) dan


Universitas Sumatera Utara

17

peningkatan berkelanjutan. Sistem manajemen lingkungan untuk standar
internasional seperti gambar berikut:
Peningkatan
Berkelanjutan

Kebijakan
Lingkungan
Tinjauan
Manejemen
Perencanaan

Penerapan
dan Operasi

Pemeriksaan dan

Tindakan Koreksi

Gambar 2.2 : Model sistem manajemen lingkungan Internasional.
(Pramudya, 2001)
Model sistem manajemen lingkungan mengikuti pandangan dasar
organisasi yang dijabarkan dalam beberapa prinsip sebagai berikut: Prinsip 1 Komitmen dan kebijakan, organisasi sebaiknya menentukan kebijakan
lingkungan
lingkungan.

dan

menjamin

komitmennya

terhadap

sistem

manajemen


Prinsip 2 - Perencanaan, organisasi sebaiknya merumuskan

perencanaan untuk memenuhi kebijakan lingkungan. Prinsip 3 - Penerapan,
untuk

efektifitas

penerapan,

organisasi

seharusnya

mengembangkan

kemampuannya dan untuk mendukung mekanisme yang diperlukan untuk

Universitas Sumatera Utara


18

mencapai kebijakan, sasaran, dan target lingkungan. Prinsip 4 - Pemeriksaan
dan evaluasi, organisasi sebaiknya memeriksa, memantau, dan mengevaluasi
kinerja lingkungan. Prinsip 5 - Tinjauan manajemen (penyempurnaan),
organisasi sebaiknya meninjau dan menyempurnakan secara berkelanjutan
dengan tujuan mengembangkan seluruh kinerja (Pramudya, 2001).
Penerapan sistem manajemen lingkungan akan membawa perubahan
budaya di dalam perusahaan. Hal ini merupakan harapan yang cukup realistis,
karena standart ini mensyaratkan peningkatan kepedulian, pendidikan, pelatihan
dan kesadaran dari semua karyawan sehingga mereka mengerti dan tanggap
terhadap konsekuensi pekerjaannya (Hadiwardjo, 1997).
Pemberlakuan sistem manajemen lingkungan pada suatu perusahaan
menurut Hadiwardjo (1997) akan diperoleh beberapa hal :
1.

Peranan sistem manajemen lingkungan:
Perlindungan lingkungan dan kepentingan perdagangan ada dua hal
yang saling memiliki keterkaitan:
a.


Didasari komitmen murni untuk melestarikan lingkungan,

b.

Didasari oleh permintaan konsumen, keterkaitan ini perlu kita
cermati karena pengaruhnya / dampaknya tidak dapat dianggap
ringan

mengingat

hal

itu

dapat

mempengaruhi

sistem


perdagangan melalui mekanisme pasar (Hadiwardjo, 1997).
2.

Manfaat penerapan sistem manajemen lingkungan antara lain:

Universitas Sumatera Utara

19

a.

Memungkinkan manusia, tumbuhan dan binatang tetap ada dan
hidup yang sebaik-baiknya,

b.

Dasar persaingan yang sama: tanpa ISO 14001 dapat kehilangan
peluang untuk berusaha dan bersaing dalam pasar bebas di
dalam era globalisasi,

c.

Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan: bila mereka
tidak mematuhinya mungkin tidak dapat menjalankan usahanya,
karena ada tekanan dari masyarakat yang peduli lingkungan,
publisitas negatif atau pengaruh sampingan lainnya, di samping
keharusan untuk mematuhi undang-undang,

d.

Penerapan sistem manajemen yang efektif: standar ISO 14001
mengandung berbagai tehnik manajemen yang bagus meliputi:
manajemen

personal,

akuntansi,

pengendalian

pemasok,

pengendalian dokumen dan lain-lain yang diperlukan,
e.

Perusahaan yang menerapkan / menjalankan sistem manajemen
lingkungan cenderung menunjukkan sifat-sifat:

3.

Pengurangan biaya:
Adanya filosofi di belakang penerapan ISO 14001, seperti halnya pada
penerapan sistem mutu ISO 9000, yaitu lakukanlah secara benar dan
baik pada kesempatan yang pertama,

4.

Hubungan masyarakat yang lebih baik:
Mensyaratkan tindakan lingkungan yang proaktif,

5.

Kepercayaan dan kepuasan pelanggan lebih baik.

Universitas Sumatera Utara

20

Akan memberikan keuntungan dalam persaingan, dapat meningkatkan
pangsa pasar untuk produk yang diproduksinya, karena konsumen saat ini
sangat peduli dengan lingkungan. Aspek lingkungan yang ditetapkan oleh
perencanaan pemegang otoritas dibantu tenaga ahli lingkungan dimaksud untuk
menyediakan proses bagi sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi aspek
lingkungan yang penting, yang akan ditanggapi sebagai prioritas oleh sistem
manajemen lingkungan (Fandelli, 1992).
Perusahaan dapat juga memperhitungkan derajat dari pengendalian
praktis yang mungkin mereka miliki pada aspek lingkungan. Perusahaan
hendaknya

menentukan

apa

aspek

memperhitungkan masukan dan keluaran

lingkungan

mereka,

dengan

yang berkaitan dengan kegiatan,

produk dan / atau jasa yang sekarang dan yang lalu (Brian, 1995).

2.3

Penyusunan Kebijakan Dalam Sistem Manejemen Lingkungan.
Penyusunan kebijakan lingkungan, diperlukan beberapa pemikiran,

tindakan dan

pertimbangan agar terkait dan berhubungan dengan sistem

manajemen lingkungan yang ditetapkan, pemikiran dan analisa para ahli serta
praktisi lingkungan sangat dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan sebelum
pengambilan kebijakan lingkungan. Hubungan kebijakan lingkungan dengan
sistem manajemen lingkungan sangat terkait dengan (Pradmudya, 2001) :
A.

Kebijakan lingkungan sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut :

(1) misi, isi, nilai intim dan keyakinan perusahaan, (2) persyaratan dan

Universitas Sumatera Utara

21

komunikasi dengan baik yang terkait, (3) penyempurnaan yang berkelanjutan,
(4) pencegahan pencemaran, (5) prinsip panduan, (6) koordinasi dengan
kebijakan organisasi lain, (7) kondisi setempat atau regional tertentu, (8)
kesesuaian terhadap peraturan, dan perundang-undangan lingkungan atau
kriteria lain yang relevan yang diacu oleh perusahaan.
B.

Beberapa isu yang dipertimbangkan dalam kebijakan lingkungan : 1)

apakah perusahaan telah memiliki kebijakan lingkungan yang relevan dengan
kegiatan, produk atau jasanya, 2) apakah kebijakan mencerminkan nilai
perusahaan dan prinsip panduannya, 3) apakah kebijakan lingkungan telah
disetujui oleh manajemen puncak dan telah memiliki personil yang diberi
wewenang untuk mengamati dan menerapkan kebijakan tersebut, 4) apakah
kebijakan memberi petunjuk bagaimana merumuskan sasaran dan target, 5)
apakah kebijakan memberi petunjuk kepada perusahaan untuk melakukan
pemantauan dengan praktek manajemen dan praktek teknologi yang tepat, 6)
komitmen apakah yang diwujudkan dalam kebijakan lingkungan misalnya,
dukungan untuk penyempurnaan yang berkelanjutan, dukungan untuk
pencegahan pencemaran, pemantauan, mematuhi atau melanggar persyaratan
hukum, dan pertimbangan terhadap harapan pihak yang terkait.
Sistem manajemen lingkungan yang terdapat pada

ISO 14001 dan

14004 ialah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur dan

Universitas Sumatera Utara

22

sumber

daya

untuk

mengembangkan,

menerapkan,

mengkaji

dan

mempertahankan kebijakan lingkungan (Brian, 1997).
Dalam sistem manajemen lingkungan dikenal lima prinsip yaitu: Prinsip
pertama: pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan, Prinsip
kedua: perencanaan, aspek lingkungan dan dampak lingkungan terkait,
persyaratan perundang-undangan dan perusahaan, tujuan dan sasaran. rencana
kerja serta program manajemen lingkungan, Prinsip ketiga: penerapan dan
operasi. alokasi sumber daya, struktur penanggung jawab, kesadaran, pelatihan,
komunikasi, dokumentasi sistem manajemen lingkungan, pengendalian
operasional program manajemen yang spesifik, kesiapan dan respons terhadap
keadaan darurat, Prinsip keempat: evaluasi berkala, pemantauan, tindakan
koreksi dan pencegahan, rekaman, audit sistem manajemen lingkungan, Prinsip
kelima: pengkajian sistem manajemen lingkungan (Hadiwardjo, 1997).

2. 4.

Undang-undang Perseroan Terbatas dan Yayasan
Perseroan secara umum diartikan sebagai perusahaan atau organisasi

usaha. Sedangkan perseroan terbatas merupakan satu bentuk organisasi usaha
atau badan usaha yang ada dan dikenal dalam hukum-hukum dagang Indonesia
(Maimum 2004). Pengertian lebih lanjut terhadap Perseroan Terbatas menurut
kamus istilah keuangan dan investasi adalah : (Downes dan Goudman, 2001)
Satuan bisnis sah yang diijinkan oleh negara atau pemerintah dan terpisah serta
berbeda dari orang-orang yang memilikinya. Hal ini menyebabkan seorang ahli

Universitas Sumatera Utara

23

hukum sampai mengatakan perseroan tidak mempunyai nyawa yang dapat
disumpahi atau badan yang dapat ditendang. Walau begitu, pengadilan
menanggapinya sebagai pribadi buatan; perseroan dapat memiliki property,
menimbulkan utang, menuntut atau dituntut
Perseroan mempunyai tiga ciri utama yang membedakannya : 1) Kewajiban
terbatas, pemilik hanya dapat kehilangan apa yang mereka investasikan, 2)
Mudah memindahkankepemilikan melalui penjualan saham, 3) Keberadaan
yang berlanjut (Widjaya, 2003).
Dalam menjalankan bisnisnya, berbagai bentuk usaha ditempuh oleh
pebisnis dengan sifat dan hakikat dari bisnis tersebut. Karenanya sejak ratusan
tahun yang silam telah terbentuk berbagai bentuk usaha yang maju dan mundur
sesuai dengan perkembangan jaman (Hamid, 2004). Dewasa ini ada berbagai
bentuk perusahaan yang masing-masing memiliki kerakteristik yang berbeda,
dimana dalam bidang ini hukum sangat intens mengaturnya.
Perseroan

Terbatas

(Limited

Lianility

Company,

Naamloze

Vennootschap) merupakan bentuk yang paling populer dari semua bentuk usaha
bisnis. Yang dimaksud dengan perseroan terbatas menurut hukum Indonesia
adalah suatu badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian antara 2 orang
atau lebih, untuk melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham-saham.
Perseroan Terbatas biasanya dengan mudah dikenali dengan membaca
singkatan PT di depan nama usahanya (Fuady, 2002). Bentuk Perseroan

Universitas Sumatera Utara

24

Terbatas atau PT merupakan bentuk yang lazim dan banyak dipakai dalam
dunia usaha di Indonesia, karena PT ini datang dari hukum dagang Belanda
dengan singkatan NV (Naamloze Vennootschap), yang singkatannya juga lama
digunakan di Indonesia sebelum diganti dengan singkatan PT. Sebenarnya
bentuk ini berasal dari Perancis dengan singkatan SA (Societe Anonyme) yang
secara harfiah artinya ” Perseroan Terbatas”.
Dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, pada pasal 1 ayat
(1) disebutkan ; Perseroan Terbatas atau PT yang selanjutnya disebut perseroan
adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saha, dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
Perseroan Terbatas disamping melakukan usaha yang menghasilkan
laba juga diwajibkan melakukan pembinaan masyarakat disekitarnya.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas dalam pasal 74 disebutkan bahwa Perseroan
Terbatas yang menjalankan

kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban
Perseroan Terbatas yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan Terbatas yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran.

Universitas Sumatera Utara

25

Berbeda dengan Perseroan Terbatas yang mengurus keuangannya sesuai
dengan rapat umum pemegang saham, yayasan yang melakukan kegiatan usaha
dan memperoleh keuntungan, tidak diperkenankan membagi hasil kegiatan
usaha kepada pembina, pengurus dan pengawas, namun yayasan wajib
membayar segala biaya atau ongkos yang dikeluarkan oleh organ yayasan
dalam rangka menjalankan tugas yayasan.
Peningkatan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap komuniti lokal,
lingkungan menjadi acuan korporat dan seakan berlomba bertahan dan dapat
berkompetisi dengan lainnya. Sehingga dalam usaha mengimplementasikan
konsep corporate social responsibility masing-masing korporat akan berbedabeda dan ini tergantung dengan bentuk lingkungan yang melingkupinya baik
lingkungan alam maupun komuniti yang ada serta bentuk-bentuk kepentingankepentingan stakeholder yang ada. Akan tetapi walaupun banyak implementasi
yang berbeda-beda antara korporat yang satu dengan yang lainnya dalam suatu
daerah, masyarakat, maupun antar negara, ada bentuk-bentuk yang seragam
yang dapat diambil dari kompetisi yang dilakukannya (Budimanta et al, 2004).
Meskipun isu tanggung jawab sosial perusahaan sudah cukup lama
muncul di negara-negara maju, namun di Indonesia isu tersebut baru akhirakhir ini mengalami perhatian yang cukup baik dari berbagai kalangan
(perusahaan, pemerintah, akademisi, dan NGOs). Respon pemerintah terhadap
pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan ini terlihat dari dikeluarkannya
kebijakan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kepmen BUMN Nomor :

Universitas Sumatera Utara

26

Kep-236/MBU/2003, yang mengharuskan seluruh BUMN menyisihkan
sebagian labanya untuk pemberdayaan masyarakat yang dikenal dengan
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, yang implementasinya
ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Menteri BUMN : SE No 433/MBU/2003
yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari Keputusan Menteri BUMN tersebut
di atas. Lebih lanjut respon pemerintah tersebut terlihat dari dikeluarkannya
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yang di dalamnya memuat kewajiban perusahaan khususnya
perusahaan yang mengeksplorasi sumber daya alam untuk melakukan tanggung
jawab perusahaan (Badaruddin, 2008).
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah lama dikenal sejak awal
tahun 1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan
praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, ketentuan hukum,
penghargaan masyarakat, lingkungan serta komitmen dunia usaha untuk
berkonstribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. CSR (corporate
social responsbility) tidak hanya penemuan kreatif perusahaan dan lingkungan
terbatas hanya pada penemuan aturan hukum semata. Masih banyak perusahaan
tidak mau menjalankan program-program CSR karena melihat hal tersebut
hanya sebagai pengeluaran biaya. Corporate social responsbility tidak
memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan
memberikan hasil yang baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan
perusahaan di masa mendatang. Investor juga ingin investasinya dan

Universitas Sumatera Utara

27

kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya memiliki citra yang baik di
mata masyarakat umum. Dengan demikian apabila perusahaan akan berjalan
dengan baik. Oleh karena itu program CSR lebih tepat apabila digolongkan
sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis disebuah perusahaan
(Budimanta et al, 2004).
Menurut Badaruddin (2008) menyebutkan bahwa ada tiga alasan
penting mengapa pebisnis atau merespon dengan mengembangkan isu
corporate social responsibility dengan usahanya, pertama : perusahaan adalah
mahluk masyarakat dan oleh karenanya harus merespon permintaan
masyarakat. Ketika harapan masyarakat terhadap perusahaan berubah, maka
perusahaan juga harus melaksanakan aksi yang sama. Kedua : bisnis
kepentingan jangka panjang ditopang oleh semangat tanggung jawab sosial itu
sendiri, hal ini disebabkan karena arenal bisnis memiliki hubungan yang saling
menguntungkan. Dalam jangka panjang kelangsungan hidup

perusahaan

tergantung pada upaya untuk bertanggung jawab terhadap masyarakat sebagai
bagian dari aktivitas bisnisnya. Sebaliknya, kesejahteraan masyarakat
tergantung pula terhadap keuntungan yang dihasilkan dan tanggung jawab
perusahaan. Ketiga : tanggung jawab kegiatan sosial perusahaan merupakan
salah satu cara untuk mengurangi atau mengakhiri kritik masyarakat, dan pada
akhirnya akan sampai pada upaya mempengaruhi peraturan pemerintah
(Badaruddin, 2008).

Universitas Sumatera Utara

28

Bila dilihat masih belum jelasnya aturan dalam pelasanaan corporate
social responsibility perusahaan menimbulkan penafsiran sendiri, hal ini dapat
dilihat dari masing - masing perusahaan yang memiliki program corporate
social responsibility. Perlu diketahui program corporate social responsibility
yang terpenting adalah aturan yang wajib programnya harus sustainable.
Melakukan program corporate social responsibility akan memberikan dampak
positif dan manfaat yang lebih besar baik kepada perusahaan itu sendiri berupa
citra perusahaan dan para stakeholder yang terkait (Budimanta et al, 2004).

2.5

Pembangunan Masyarakat (Community Development)
Semua pembangunan menyangkut dan ditujukan untuk masyarakat,

tetapi sebagai metoda, pembangunan masyarakat mempunyai kerakteristik
tersendiri. Pembangunan masyarakat tidak saja bermaksud membina hubungan
dan kehidupan setiap orang untuk hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk
membangun masyarakat, karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan
sendiri yang disebut dengan community power misalnya kerukunan, keakraban,
solidaritas, dan kebersamaan.
Di Indonesia, pembangunan masyarakat memegang peranan yang
penting sekali. Bukan saja karena masyarakat Indonesia bhineka, atau karena
berbagai kelompok penduduk yang dalam bahasa administrasi pembangunan
dinamakan pra-desa dan perlu dimasyarakatkan, melainkan karena hal itu
diamanatkan Garis Besar Haluan Negara. Di sana ditetapkan bahwa hal

Universitas Sumatera Utara

29

pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia (Suharto, 2005).
Sebagaimana asal katanya pengembangan masyarakat, terdiri dari dua
konsep

yaitu

:

”pengembangan”

dan

”masyarakat”.

Secara

singkat

pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana
untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bidang-bidang pembangunan
biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
sosial budaya. Sementara itu, masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep : 1)
Masyarakat sebagai sebuah ” tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi
yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah
perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan. 2) Masyarakat sebagai ”
kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan
dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis
minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan

identifikasi kebutuhan

tertentu seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak dengan
kebutuhan khusus (anak cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan
kesehatan mental.
Menurut Suharto (2005) dikatakan bahwa pengembangan masyarakat
lebih dikenal sebagai community organization atau community development.
Masyarakat di dalam konteks pembangunan masyarakat adalah masyarakat
dalam arti community yang dapat juga di Indonesiakan menjadi komunitas.
Dilihat dari segi etimologi, community berasal dari kata communitat, yang

Universitas Sumatera Utara

30

berakar pada kata comunete atau common. Kata Inggris ini (community)
mempunyai dua arti. Pertama sebagai kelompok sosial yang bertempat tinggal
di lokasi tertentu, memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama. Kedua sebagai
satuan permukiman yang terkecil, di atasnya ada kota kecil (town) dan di atas
kota kecil, kota atau kota besar (city).
Menurut Adi (2003) latar belakang kehadiran model intervensi
pengembangan masyarakat (cummunity development) memiliki akar dengan
disiplin ilmu pendidikan (education) dan ilmu kesejahteraan sosial (social
work), mereka menyakini bahwa istilah pengembangan masyarakat didefinisi
dan diadopsi untuk menggantikan istilah pendidikan massa (mass education).
Pada Tahun 1947 Kantor Pemerintah Kolonial Inggris melakukan konferensi
tentang pendidikan massa, serta tahun 1948 disimpulkan bahwa terminologi
pendidikan

massa

diganti

menjadi

pengembangan

masyarakat,

yang

didefinisikan sebagai suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf
hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi aktif, dan jika memungkinkan,
berdasarkan inisiatif masyarakat.
Konsep komunitas (community) berbeda menurut teori yang digunakan
dalam pendekatan studi yang bersangkutan dari segi antropologis, misalnya
Robert Redfield dalam The Little Community and Peasant Society and Culture
(1963), menguraikan kerakteristik komunitas. Sebagai realitas sosial, komunitas
yang diidentifikasikan sebagai permukiman kecil penduduk, bersifat mandiri
(self-contained) dan yang satu berbeda dengan yang lain (Ndraha, 1990):

Universitas Sumatera Utara

31

Komunitas memiliki kesadaran-kelompok yang kuat, komunitas tidak terlalu
besar sehingga setiap anggota berkesempatan mengenal secara pribadi satu
sama lain, tetapi tidak terlalu kecil sehingga mereka dapat melakukan usaha
bersama secara efisien, komunitas bersifat homogen, komunitas hidup mandiri
(self-sufficient).
Bekerjasama dengan United Nations Technical Assistant (UNTA),
pemerintah Republik Indonesia menyelenggarakan peninjauan mengenai
pembangunan masyarakat di beberapa negara seperti Birma, Srilangka, India
dan Pakistan. Pada akhir laporannya delegasi itu mengajukan rekomendasi
kepada pemerintah, di antaranya : rekomendasi I, usaha-usaha yang
diselenggarakan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang pokok:
proyek

pembangunan

hendaknya

meliputi

keinginan-keinginan

yang

dinyatakan penduduk, rekomendasi II, dalam taraf permulaan pembangunan
maka perubahan sikap penduduk sama pentingnya dengan kemajuan materiel
dalam proyek pembangunan, rekomendasi III, pembangunan masyarakat
bertujuan memperluas dan memperbaiki ikut sertanya rakyat dalam soal-soal
kemasyarakatan, menghidupkan kembali bentuk-bentuk pemerintah lokal yang
ada dan mengefektifkan administrasi lokal, rekomendasi IV, tujuan pokok
setiap program ialah mengakui akan pentingnya pemimpin lokal, memberi
dorongan kepadanya dan memberikan latihan kepada mereka, rekomendasi V,
supaya proyek-proyek pembangunan berhasil efektif sungguh-sungguh, maka
syarat penting ialah bahwa pemerintah memberikan bantuan yang mendalam

Universitas Sumatera Utara

32

dan luas, rekomendasi VI, Penyelenggaraan daripada suatu program
pembangunan masyarakat desa dalam taraf nasional memerlukan politik
penyelenggara yang tidak mudah diubah-ubah, penyusunan administrasi yang
khusus, pendidikan tenaga, pengerahan sumber-sumber lokal dan nasional dan
adanya penyelidikan, penilaian dan percobaan (Ashley dan Floyed, 1999).
Menurut

Adi (2003) pembangunan masyarakat desa

merupakan

proses dimana masyarakat mengadaptasi dirinya kepada perubahan, sedangkan
Budiman (2003) berpendapat, pembangunan masyarakat dapat didefinisikan
sebagai,

kegiatan

memperbesar

pengembangan

masyarakat

yang

diarahkan

untuk

akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial ekonomi-

budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan
sebelumnya. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih
mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Menurut Suharto (2005) memandang pembangunan komunitas sebagai
usaha yang terorganisasikan untuk memperbaiki kondisi kehidupan komunitas,
kemampuan integrasi dan kemampuan untuk berkembang secara mandiri. Ada
empat unsur dasar pembangunan komunitas (masyarakat): 1)

program

berencana, 2) pembangkitan tekad masyarakat untuk menolong diri sendiri dan
tidak selalu bergantung pada pihak lain, 3) bantuan teknis (dari pihak lain),
termasuk personil peralatan, dan dana, 4) pemaduan berbagai keahlian untuk
membantu komunitas.

Universitas Sumatera Utara

33

Adi (2003) menyatakan bahwa pembangunan komunitas menjadi usaha
berencana untuk memungkinkan partisipasi individual dalam memecahkan
berbagai masalah komunitas secara demokratis melalui latihan dan pendidikan
pembangunan. Suharto (2005) berpendapat bahwa pembangunan komunitas
(masyarakat) merupakan proses pendidikan untuk bertindak (education-for
action process). Dalam proses itu masyarakat disiapkan untuk mewujudkan
tujuan komunitas secara demokratis, pemimpin menjadi lebih berperan sebagai
agen untuk membentuk pengalaman belajar (learning ecperiance) bagi
komunitas daripada sebagai penggerak bagi tercapainya sasaran program. Jadi
cara pemecahan masalah pembangunan lebih diutamakan dari pada hasilnya.
Adi (2003) menyatakan bahwa pembangunan masyarakat juga meliputi
setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga atau badan apa saja demi
kepentingan komunitas tertentu. Salah satu masalah mendasar dalam
menerapkan prinsip demokrasi dalam pembangunan komunitas adalah tekanan
yang diberikan oleh pemerintah pusat terhadap para pelaksana di lapangan
untuk mencapai target nasional dalam jangka waktu tertentu. Akibatnya para
pelaksana berusaha mempercepat pembangunan dan untuk itu prinsip
demokrasi sedikit banyak dikorbankan.
Menurut Suharto (2005) pengembangan masyarakat

(pembangunan

masyarakat) yang berbasis masyarakat seringkali diasosiasikan dengan
pelayanan sosial gratis dan swadaya yang biasanya muncul sebagai respon
terhadap melebarnya kesenjangan antara menurunnya jumlah pemberi

Universitas Sumatera Utara

34

pelayanan dengan meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan pelayanan.
Pengembangan masyarakat juga umumnya diartikan sebagai pelayanan yang
menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih bernuansa pemberdayaan
yang memperhatikan keragaman pengguna dan pemberi pelayanan.
Pembangunan masyarakat atau pembangunan komunitas adalah suatu
proses. Baik ihktiar masyarakat yang bersangkutan yang diambil berdasarkan
prakarsa sendiri, maupun kegiatan pemerintah, dalam rangka memperbaiki
kondisi ekonomi, sosial dan kebudayaan berbagai komunitas, mengintegrasikan
berbagai komunitas itu ke dalam kehidupan bangsa, dan memampukan mereka
untuk memberi sumbangan sepenuhnya demi kemajuan bangsa dan negara,
berjalan secara terpadu di dalam proses tersebut (Budiman, 2003).
Menurut
diimplementasikan

Payne

(1995)

dalam

pengembangan

bentuk

(a)

masyarakat

proyek-proyek

seringkali

pembangunan

kesejahteraan sosial yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh
dukungan dalam memenuhi kebutuhannya, (b) kampanye dan aksi sosial yang
memungkinkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak
lain yang bertanggung jawab.
Pengembangan masyarakat biasanya diterapkan terhadap pelayananpelayanan sosial kemasyarakatan, seperti pelayanan perawatan manula yang
diberikan di rumah mereka dan / atau di pusat-pusat pelayanan yang terletak di
suatu masyarakat. Pengembangan masyarakat seringkali diartikan dengan
pelayanan sosial gratis dan swadaya yang biasanya muncul sebagai respon

Universitas Sumatera Utara

35

terhadap melebarnya kesenjangan antara menurunnya jumlah pemberi
pelayanan dengan meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan pelayanan.
Pengembangan

masyarakat

juga

diartikan

sebagai

pelayanan

yang

menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih bernuansa pemberdayaan
(empowerment) yang memperhatikan keragaman pengguna dan pemberi
pelayanan (Suharto, 2005).
Cakupan pembangunan masyarakat ditentukan oleh : (Budiman, 2003).
1.

Wilayah yang terkena dampak (negatif atau positif) dari kegiatan, baik
dampak fisik maupun dampak sosial yang tidak terbatas pada wilayah
administratif dan geografis,

2.

Wilayah yang memiliki potensi sumberdaya alam yang selama ini
belum dikembangkan, karena dengan demikian akan dapat dilakukan
assessment terhadap kegiatan yang akan dilakukan berkenaan dengan
masyarakat,

3.

Wilayah dimana terdapat kelompok masyarakat

terbelakang dalam

kehidupan ekonomi maupun sosial, misalnya suku terasing. Hal ini
berkaitan

dengan

tujuan dari pembangunan

itu

sendiri yang

memfokuskan pada kehidupan sosial masyarakat, dengan cara
meningkatkan harkat hidup dan kehidupan masyarakat,
4.

Wilayah dimana terdapat masyarakat yang hidup di bawah garis
kemiskinan, yang dengan demikian dapat membantu meningkatkan
pendapatan dan pendidikan yang diperlukan bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

36

Visi

program

pembangunan

masyarakat

adalah:

menciptakan

lingkungan yang kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat
di sekitar wilayah kegiatan perusahaan. Selanjutnya Budiman (2003)
menyebutkan tujuan pembangunan masyarakat pada industri, sebagaimana
kedudukannya di tengah masyarakat suatu daerah dan berada pada daerah
administratif tertentu, maka tujuannya menjadi jelas terhadap lingkungan
sekitarnya yakni:
1.

Mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah
terutama pada tingkat desa dan masyarakat untuk meningkatkan kondisi
sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik di sekitar wilayah kegiatan
perusahaan,

2.

Memberikan kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat,

3.

Membantu pemerintah daerah dalam rangka pengentasan kemiskinan
dan pengembangan ekonomi wilayah.
Industri tidak lagi dituntut untuk hanya mewujudkan citranya melalui

kampanye yang baik namun juga harus mampu menunjukkan akuntabilitasnya
kepada kepentingan publik. Perusahaan yang bertanggungjawab akan
memperhatikan corporate social responsibility semaksimal mungkin, yang
didukung oleh good corporate governance. Disinilah menjadi penting untuk
kemudian membicarakan program pembangunan masyarakat (community
development) sebagai wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan (Indonesia
Center for Sustainable Development, ICSD, 2007).

Universitas Sumatera Utara

37

Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa perusahaan melakukan
kegiatan pembangunan masyarakat, antara lain adalah: 1) izin lokal untuk
beroperasinya

perusahaan

dalam

mengembangkan

hubungan

dengan

masyarakat lokal. 2) mengetahui sosial budaya masyarakat lokal. 3) mengatur
dan menciptakan strategi ke depan. Reputasi hubungan baik antara perusahaan
dengan masyarakat lokal dan pembangunan masyarakat dapat menciptakan
kesempatan usaha yang baru (Carol, 2005).
Program yang memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pembangunan
masyarakat adalah tujuan dari pembangunan berkelanjutan yang diartikan
sebagai kegiatan untuk memperbaiki mutu hidup manusia dalam segala aspek
kehidupannya termasuk fisik, rohani, sosial dan budaya. Perwujudan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hanya dapat dicapai
oleh masyarakat yang hidup dalam prinsip-prinsip yang mengandung arti
bahwa orang atau sekelompok masyarakat harus peduli kepada orang atau
kelompok masyarakat lainnya dimanapun, serta peduli kepada bentuk-bentuk
kehidupan lain baik sekarang maupun masa depan (Djajadiningrat, 2003).
Sasaran yang ingin dicapai dari program pembangunan masyarakat
menurut Budiman (2003) adalah sebagai berikut: 1) pengembangan dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia bagi masyarakat dan pihak-pihak
terkait yang berada di sekitar wilayah perusahaan, 2) pengembangan dan
peningkatan sarana wilayah seperti kesehatan, transportasi, pertanian,
pendidikan dan keagamaan yang didasarkan pada skala prioritas dan potensi

Universitas Sumatera Utara

38

wilayah tersebut, 3) mendorong dan mengembangkan potensi-potensi
kewirausahaan yang didasarkan pada sumber daya lokal, 4) pengembangan
kelembagaan lokal di sekitar wilayah operasi perusahaan.
Pendapat lainnya tentang sasaran pembangunan masyarakat yang akan
dituju adalah sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Sasaran
pertama yaitu: kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan
(empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau
institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak
membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan
(sustainable) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara
simultan, sehingga sasaran kedua dapat dicapai, sasaran kedua adalah
kesejahteraan masyarakat (Djajadiningrat, 2003).
Ruang lingkup pembangunan masyarakat ditekankan kepada tiga aspek
dengan perhitungan yang sesuai dengan konteks tertentu terhadap komuniti asli
dan komuniti pendatang. Hal ini sangat menentukan keberhasilan program
pembangunan masyarakat. Karena bisa saja dua atau lebih komuniti yang ada
sangat berbeda peradaban yang kadang sangat jauh terpautnya. Ketiga aspek
yang perlu ditekankan yaitu : (Budiman, 2003).
1.

Community

services;

merupakan

pelayanan

perusahaan

untuk

memenuhi kepentingan masyarakat, seperti pembangunan fasilitas
umum

antara

lain

transportasi/jalan,

pembangunan

sarana

ataupun

pendidikan,

sarana

peningkatan

sarana

kesehatan,

sarana

Universitas Sumatera Utara

39

peribadatan, peningkatan/perbaikan sanitasi lingkungan, pengembangan
kualitas pendidikan (penyediaan bantuan guru, operasional sekolah)
kesehatan (bantuan tenaga para medis, obat-obatan, penyuluhan
peningkatan kualitas sanitasi lingkungan permukiman), keagamaan
(penyediaan kiai, pendeta maupun ceramah-ceramah keagamaan) dan
lain sebagainya,
2.

Community Empowering; adalah program-program yang berkaitan
dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk
menunjang kemandiriannya. Yang berkaitan dengan program ini adalah
seperti

pengembangan

ataupun

penguatan

kelompok-kelompok

swadaya masyarakat, masyarakat adat, komuniti lokal, organisasi
profesi serta peningkatan kapasitas usaha (peningkatan ekonomi)
masyarakat yang berbasiskan sumberdaya setempat (resources based),
3.

Community Relation, yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut
pengembangan komunikasi dan informasi kepada pihak yang terkait,
seperti konsultasi publik, penyuluhan dan sebagainya.
Dilihat dari segi lingkungan kebudayaan, dapat diidentifikasi beberapa

lingkungan pembangunan masyarakat: 1) pembangunan masyarakat di negaranegara bekas jajahan Inggris merupakan kesempatan berkembang masyarakat
secara berkelompok (Adi, 2003). Keadaan tersebut mewarnai definisi
pembangunan masyarakat yang ditetapkan oleh PBB, 2) pembangunan
masyarakat di negara-negara bekas jajahan Perancis. Di negara-negara ini

Universitas Sumatera Utara

40

pembangunan masyarakat disebut animation rurale. Animation rurale
merupakan suatu ideologi yang bersumber dari cita-cita utopik (Sosialisme
Utopia) yang dipelopori oleh Mounier seorang radikal dan Lebert seorang
moralis, 3) pembangunan masyarakat di Australia, Inggris,

dan beberapa

negara Eropa sering disebut sebagai pekerjaan kemasyarakatan (community
work), penyembuhan sosial (social treatment), perawatan sosial (social care)
atau perawatan masyarakat (community care), 4) pembangunan masyarakat di
Korea Selatan dipelopori Presiden Park Chung Hee. Pembangunan masyarakat
di Korea Selatan diberi nama Saemaul Undong artinya Gerakan Masyarakat
Baru. Saemaul Undong didasarkan pada filsafat kerja keras (diligence), percaya
pada kemampuan sendiri (self reliance) dan semangat kerjasama (cooperative
spirit), 5) pembangunan masyarakat di Republik Rakyat China. Pembangunan
masyarakat modern China dimulai dari gerakan petani yang dikenal sebagai
salah satu gerakan komunis. Gerakan ini mencapai puncaknya pada tahun 1949
ketika kaum nasionalisme China menyeberang ke Formosa yang kini disebut
Taiwan. Tindakan pemerintah komunis pertama ialah landreform, kemudian
pembentukan kekuatan kolektif petani yang dinamakan komune (commune)
yang dianggap berhasil mencapai keseimbangan antara bidang agraris dengan
industri, 6) pembangunan masyarakat di Kanada. Negeri ini dipilih mewakili
negara maju (industri). Pembangunan masyarakat di sana menyangkut
komunitas Indian. Pada tahun 60-an pemerintah Kanada (The Indian Affairs
Branch) melatih kader pembangunan masyarakat khusus untuk kemudian

Universitas Sumatera Utara

41

diterjunkan di tengah masyarakat Indian. Ternyata untuk jangka panjang,
pembangunan masyarakat tidak boleh digantungkan pada agen perubahan
sosial, melainkan pada seluruh komunitas. Pembangunan masyarakat di Kanada
merupakan salah satu contoh upaya yang bersifat internasional. 7)

pada

beberapa negara yang sedang berkembang seperti Inonesia dan Filipina, istilah
pengembangan masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang mikro ataupun
makro, dari prespektif makro pembangunan masyarakat digunakan sebagai
pembangunan seluruh bangsa, istilah komunitas tidak hanya digunakan untuk
menggambarkan komunitas lokal, dalam arti mikro pengembangan masyarakat
di Indonesia sering dipadankan dengan pembangunan masyarakat desa, dengan
mempertimbangkan desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara
dengan pengembangan masyarakat lokal (Adi, 2003).
Masalah-masalah yang dihadapi, pembangunan masyarakat menurut
Budiman (2003) antara lain: 1) terdapat kecenderungan hanya kaum elit
komunitas saja yang mampu dan berkesempatan untuk berpartisipasi dalam
proses penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan, 2) sampai
sejauh ini, pembangunan masyarakat belum berhasil sepenuhnya dalam
usahanya mendorong perubahan sosial. Memang terdapat perubahan, tetapi
jarang sekali terjadi perubahan yang mendasar, 3) dewasa ini pembangunan
masyarakat lebih berbau politik artinya pembangunan masyarakat dijadikan alat
komunikasi politik dan simbol politik, 4) semakin besar komunitas, semakin

Universitas Sumatera Utara

42

bervariasi kepentingannya, sehingga terdapat kepentingan yang saling
bersaingan atau kompetitif.
Pengaruh pembangunan masyarakat berfungsi sebagai metode perubahan
sosial yang tergantung pada kondisi teori pembangunan masyarakat dewasa ini.
Slamet

(2002)

menjelaskan

keadaan

teori

pembangunan

masyarakat

berdasarkan lima asumsi dasar sebagai berikut:
1.

Teori

pembangunan

masyarakat

terbatas

pada

pengalaman

pembangunan desa di dalam komunitas kecil yang berbeda-beda,
2.

Sejumlah konsep dasar pembangunan masyarakat belum teruji,

3.

Teori komprehensif pembangunan masyarakat masih lemah dibanding
dengan sejumlah prinsip umum pembangunan masyarakat,

4.

Teori yang ada lebih sebagai hasil pengalaman praktek daripada sebagai
hasil penelitian ilmiah dan theori building,

5.

Pembangunan masyarakat semakin berbeda dari berbagai pendekatan
perubahan sosial lainnya, namun identitasnya sendiri masih kabur.
Teori pembangunan masyarakat di dunia ketiga sebaiknya dibentuk

berdasarkan

produk-produk

penelitian

mikro

di

berbagai

lingkungan

kebudayaan, dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif atau yang
disebut juga grounded. Menurut Adi (2003) dalam mengembangkan
pembangunan masyarakat dapat dikembangkan dalam tiga model yaitu : (1)
pengembangan masyarakat lokal (locality development); (2) perencanaan sosial
(social planning) dan (3) aksi sosial (social action). Ketiga model tersebut

Universitas Sumatera Utara

43

saling bersentuhan satu sama lain. Setiap komponennya dapat digunakan secara
kombinasi dan simultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada, model
pertama dan model kedua lebih sejalan dengan perspektif profesional dan
model ketiga lebih dekat dengan perspektif radikal.
Pembangunan masyarakat (pembangunan komunitas) telah diakui
sebagai kekuatan yang dibangun di atas nilai kemanusiaan yang asasi. Batasbatas ketahanannya, masyarakat dapat menanggung

penderitaan yang

dibebankan oleh sejarah kepadanya. Tetapi di luar batas tersebut, masyarakat
berusaha sekuat tenaga membebaskan dirinya. Boleh dikatakan gerakan
pembangunan masyarakat pada pertengahan abad kedua puluh ini merupakan
ledakan gerakan pembebasan tersebut.
Makna pembangunan masyarakat yang lebih luas lagi adalah sebagai
gerakan yang berakar di dalam prinsip perikemanusiaan, pembangunan
masyarakat

dapat

dipandang

sebagai

suatu

cara

untuk

mengurangi

kecenderungan dominasi penguasa yang tidak perlu, alienasi pribadi
dihindarkan, dan martabat manusia dihargai.
Bagi negara yang sedang berkembang, pembangunan masyarakat
berfungsi sebagai sarana vital guna melicinkan jalan bagi timbulnya perubahan
sosial besar-besaran dan mengantisipasi dampak sosialnya. Rencana guna
mempersiapkan

kedatangan

perubahan

tersebut

misalnya

pendidikan,

kependudukan, kesehatan, penggalian sumber-sumber, dan sebagainya. Bagi
negara maju pembangunan masyarakat berfungsi mengurangi dampak negatif

Universitas Sumatera Utara

44

kemajuan ekonomi, industri dan teknologi, seperti pengangguran, landreform,
penyakit sosial, dan sebagainya. Jadi jelaslah posisi pembangunan masyarakat:
perhatiannya lebih pada cara dan proses daripada tercapainya tujuan yang
bersangkutan. Hal ini menyingkapkan dimensi pembangunan masyarakat yaitu
sebagai proses, metode, program dan gerakan sosial (Budiman, 2003).
Sebagai program pembangunan masyarakat merupakan bagian integral
pembangunan nasional. Titik berat pembangunan masyarakat sebagai program
adalah pada pencapaian tujuan organisasi. Diantara sejumlah program nasional
ada yang menyangkut kepentingan komunitas. Program inilah yang
diidentifikasi sebagai program pembangunan masyarakat. Pembangunan
masyarakat sebagai program dalam beberapa hal berlawanan dengan
pembangunan masyarakat sebagai metode. Sebagai program pembangunan
masyarakat bisa saja dilakukan oleh pemerintah atau lembaga di luar desa,
tanpa partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Budiman, 2003).
Pembangunan masyarakat sebagai gerakan sosial, sebagai gerakan
pembangunan desa merupakan upaya untuk mewujudkan suatu ideologi.
Ideologi adalah gambaran sistematis suatu cita-cita yang hendak dicapai oleh
suatu bangsa. Boleh dikatakan, ideologi merupakan pandangan hidup tentang
dunia dan cara mewujudkannya. Ideologi mengandung nilai tertinggi yang
dinyakini

kebenarannya.

Ideologi

suatu

bangsa

berfungsi

mengikat,

mempersatukan dan menghidupkan bangsa yang bersangkutan. Efektifitas suatu
ideologi ditunjukkan oleh kenyataan sejauh mana ideologi itu melahirkan suatu

Universitas Sumatera Utara

45

gerakan untuk mewujudkannya. Jika ke-empatnya disatukan akan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Pembangunan Masyarakat Sebagai Suatu Ideologi
No

Dimensi

Tujuan

Cara

1

Proses

X

X

2

Metode

-

X

3

Program

X

-

4

Gerakan sosial

X

X

Catatan : X = titik berat
Sumber: Budiman, 2003
Pembangunan masyarakat memiliki dua elemen besar, yaitu pertama
partisipasi masyarakat itu sendiri dalam rangka usaha mereka untuk
memperbaiki taraf hidup mereka sedapat-dapatnya berdasarkan kekuatan dan
prakarsa sendiri, dan kedua bantuan dan pelayanan teknis yang bermaksud
membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri dan kesediaan
membantu orang lain, dari pemerintah. Proses tersebut dinyatakan di dalam
berbagai program yang dirancang untuk memperlancar perbaikan terhadap
berbagai proyek-proyek khusus (Usman, 2004).
Usaha

memberdayakan

masyarakat

desa

serta

menanggulangi

kemiskinan dan kesenjangan menjadi fenomena yang semakin kompleks,
pembangunan pedesaan dalam perkembangannya tidak semata-mata terbatas
pada peningkatan produksi pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya
mencakup implementasi program peningkatan kesejahteraan sosial melalui

Universitas Sumatera Utara

46

distribusi uang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu
adalah sebuah upaya dengan spektrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan
berbagai macam kebutuhan sehingga segenap anggota masyarakat dapat
mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural
yang membuat hidup sengsara. Karena itu ruang lingkup pembangunan
pedesaan sebenarnya sangat luas, implikasi sosial politiknya juga tidak
sederhana (Budiman, 2003).
Pemerintah di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia
telah mencanangkan berbagai program pembangunan pedesaan. Programprogram pembangunan pedesaan tersebut antara lain terkemas dalam program
apa yang disebut dengan istilah : (1) pembangunan pertanian (agricultural
development), (2) industrialisasi pedesaan (rural industrialization), (3)
pembangunan masyarakat desa terpadu (integrated rural development) serta (4)
strategi pusat pertumbuhan (growth center strategy) (Fauzi, 2001).
Salah satu cara yang baik ialah memperoleh dukungan dari pemimpin
masyarakat, karena apabila mereka mendukung maka anggota masyarakatnya
akan mengikutinya. Ini adalah prinsip yang dipegang oleh The American Soil
Conservation Services, tetapi ternyata di masyarakat yang lebih homogen
pemimpin informal, yaitu orang-orang yang disegani dan menjadi suri teladan
yang ditiru orang lainnya, adalah orang-orang yang paling mempertahankan
adat istiadatnya (Adi, 2003).

Universitas Sumatera Utara

47

Kemitraan diciptakan dan dipertahankan oleh anggota-anggotanya melalui
proses komunikasi. Kemitraan ini dibentuk untuk melayani berbagai maksud
dan tujuan. Oleh sebab itu kemitraan akan terwujud apabila berbagai orientasi
dari semua sub sistem tadi dapat dikoordinasikan, disalurkan dan difokuskan.
Kondisi ini akan mempertajam identifikasi permasalahan yang dihadapi, serta
mendukung pilihan terhadap jawaban permasalahan diikuti dengan strategi
yang akan ditempuh (Djajadiningrat, 2003).
Di bidang industri, transformasi sosial menjadi penting karena
ekploitasi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui merupakan
kesempatan dan harapan yang tidak dapat diulang kembali. Kesalahankesalahan dalam pemahaman terhadap kegiatan industri akan berakibat fatal
bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu pembangunan
masyarakat dibuat dan diselenggarakan dengan bertujuan untuk mencapai
kondisi masyarakat dimana transformasi sosial dapat berlangsung secara
berkelanjutan. Di sini dilakukan persamaan persepsi antara industri dan
masyarakat sehingga dengan demikian transformasi sosial dapat terjalin dengan
baik transformasi sosial akan berjalan dengan baik jika masyarakat menyadari
kan

hak-hak

dan

melaksanakannya.

kewajibannnya
Sehingga

serta

program

mempunyai

pembangunan

kapasitas

untuk

masyarakat

harus

mencakup sasaran yang memungkinkan masyarakat melaksanakan transformasi
ekonomi, teknologi dan sosial budaya. Sasaran ini tidak lain adalah
memberdayakan pranata-pranata sosial yang ada dan berkembang di

Universitas Sumatera Utara

48

masyarakat. Sehingga dengan simpul-simpul tersebut, industri dapat menjalin
kerjasama dalam rangka menjalin struktur yang lebih mantap dalam rangka
transformasi sosial. Program pembangunan masyarakat memiliki tiga karakter
yang perlu dicermati yang kesemuanya sangat bersifat adaptif terhadap
masyarakat,

yaitu

berbasis

masyarakat

(community

based),

berbasis

sumberdaya setempat (lokal resources based) dan berkelanjutan (sustainable)
(Fauzi, 2001).
Berbasis sumberdaya setempat (lokal resources based) adalah
penciptaan kegiatan yang berbasis sumberdaya setempat misalnya pertanian,
perternakan, perikanan, kerajinan dan lain sebagainya. Program pembangunan
masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penggerak awal (primer mover)
dalam pembangunan masyarakat secara berkelanjutan (sustainable). Agar hal
ini dapat dicapai, diperlu