Peranan Kepemimpinan Bidan Koordinator Dengan Kinerja Bidan Dalam Pencatatan Dan Pelaporan Pws Kia Di Puskesmas Simalingkar Tahun 2017 Chapter III VI

47

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakandan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalambentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Simalingkar, Kecamatan Medan
Tuntungan Kota Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai Juli
2017.
3.3 Informan Penelitian
Pemilihan informan pada penelitian kualitatif berdasarkan kesesuaian dan
kecukupan.


Prinsip

kesesuaian

informandipilihberdasarkanpengetahuandan

kesesuaian dengan topik penelitian, prinsip kecukupan informan yang dipilih
mampu menggambarkan dan memberikan informasi yang cukup mengenai topic

47

Universitas Sumatera Utara

48

penelitian. Berdasarkan kedua prinsip tersebut, informan dalam penelitian ini
berjumlah 12 orang yang terdiridari:
1. Kepala Puskesmas
2. Petugas KIA (Bidan) di puskesmas 4 orang

3. Petugas KIA (Bidan) di Puskesmas Pembantu Simalingkar A 1orang.
4. Petugas KIA (Bidan) di Puskesmas Pembantu Simalingkar B 5 orang
5. Pasien 1 orang
3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab
terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Studi dokumentasi yaitu telaah dokumentasi pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan PWS KIA.
3. Pengamatan (observasi) yaitu mengamati secara langsung kegiatan, sarana dan
prasarana pelaksanaan pencatatan dan pelaporan PWS KIA.
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Data Primer
Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung berpedoman kepada
kuesioner penelitian, serta observasi (pengamatan langsung) terhadap

kinerja

petugas KIA dalam pencatatan dan pelaporan PWS KIA.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dengan cara mengutip laporan dan

hasil kegiatan program KIA melalui PWS-KIA Puskesmas Simalingkar.

Universitas Sumatera Utara

49

3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk wawancara
mendalam menggunakan pedoman wawancara mendalam (indepth interview)
berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan dibicarakan,
telaah dokumentasi, dan pengamatan secaralangsung (observasi). Untuk
memperjelas informasi yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan alat bantu
berupa alat tulis dan alat perekam suara.
3.7 DefinisiOperasional
Untuk memudahkan penelitian, berikut beberapa defenisi operasional yang
harus diketahui antara lain adalah:
1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pencatatan dan pelaporan PWS KIA, yang meliputi tenaga kesehatan, anggaran
atau pendanaan, ,sarana, prasarana serta peralatan.
a. Kebijakan adalah terdiri dari konsep dan asas yang dirangkaimenjadigaris

besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara untuk bertindak yang dapat diterapkan bagi
individu dan kelompok.
b. Tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang
pendidikan dibidang kesehatan formal yang melaksanakan pencatatan dan
pelaporan PWS KIA.
c. Anggaran/ pendanaan adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan
pencatatan dan pelaporan PWS KIA.

Universitas Sumatera Utara

50

d. Sarana, prasarana, dan peralatan adalah sesuatu yang digunakan yang dapat
mendukung terlaksananya pencatatan dan pelaporan PWS KIA.
2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pencatatan dan pelaporan PWS
KIA melalui pelayanan KIA di puskesmas.
a. Pengumpulan data PWS KIA yaitu mengumpulkan setiap pelayanan KIA
baik dari Bidan Praktik Mandiri, Klinik dan Praktik Dokter. Adapun data
yang dikumpulkan meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan,

pelayanan kesehatan ibu nifas, pelayanan kesehatan neonatus, deteksi dini
faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonates oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat untuk menemukan ibu hamil yang mempunyaifaktor
resiko dan komplikasi kebidanan pada kehamilannya, penangan komplikasi
kebidanan, pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kesehatan anak dan balita
serta pelayanan KB berkualitas.
b. Pencatatan data PWS KIA yaitu mencatat setiap data pelayanan KIA yang
masuk dari bidan praktek mandiri, klinik dan praktek dokter. Pencatatan
yang dilakukan adalah :
1. Sasaran ibu hamil, K1, K4, DRT, Persalinan oleh tenaga kesehatan,
persalinan dengan komplikasi, kunjungan nifas lengkap,
2. Sasaran neonatal bayi, KN1, KN lengkap, Komplikasi neonates
tertangani, kunjungan bayi lengkap, kunjungan balita lengkap
3. Jumlah bayi lahir hidup, kematian ibu hamil, kematian ibu bersalin,
kematian ibu nifas,

Universitas Sumatera Utara

51


4. Jumlah bayi lahir hidup, jumlah bayi ditimbang, jumlah kematian
berdasarkan kasus yang dijumpai (BBLR, asfiksia, ISPA, diare dan
demam), jumlah kematian berdasarkan umur.
5. Jumlah ibu hamil risti komplikasi, bumil risti yang ditangani, perkiraan
neonatal risti/ komplikasi, neonatal risti/ komplikasi yang ditangani
6. Pelayanan kesehatan balita yang memiliki gejala pneumonia, asfiksia,
diare, ISPA dan sebab lain yang memliki resiko hidup maupun mati.
7. Pelayanan Kb berupakb aktif, kb baru, drop out, peserta KB pasca
persalinan yang sudah meliputi MKJP (IUD, MOW, MOP, Implan)
maupun non MKJP (Kondom, suntik, pil dan obat V).
c. Pengolahan data PWS KIA yang diperoleh dari Bidan Praktek Mandiri,
Klinik dan praktek Dokter.
d. Pelaporan data PWS KIA yang didahului oleh pelaporan data pelayanan
KIA dari Bidan PraktekMandiri, Klinik maupun praktek dokter keBidan
Pustu di wilayah kerjanyadan akhirnya dikumpulkan kepada Bidan
Koordinator dengan pengawasan persetujuan dari Kepala Puskesmas kepada
Dinas Kesehatan.
3. Keluaran (output )adalah hasil dari suatu pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
PWS KIA. Dari hasil tersebut diharapkan adanya kelengkapan pencatatan dan
pelaporan PWS KIA di puskesmas yaitu:

a. Data adalah fakta atau gambaran kasar tentang keadaan pasien yang belum
diolah yang dikumpulkan dari berbagai sumber data.
b. Data yang lengkap adalah lembar formulir isian terisi semua.

Universitas Sumatera Utara

52

c. Data yang akurat adalah data yang diperoleh dari sumber yang tepat.
d. Data yang tepat waktu adalah data yang diserahkan sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan.
e. Pengolahan data merupakan proses yang dilakukan setelah data terkumpul.
f. Pengumpulan adalah semua proses yang berkaitan dengan terkumpulnya
data dari berbagai sumber.
g. Pengolahan data adalah proses yang berkaitan dengan cara mengolah data
Menjadi informasi.
h. Penyajian dan penyebarluasan data adalah proses yang berkaitan dengan
cara menyajikan dan menyebarkan data yang sudah diolah.
i. Informasi yang dihasilkan berupa informasi PWS KIA yang bisa digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan dikaitkan dengan perencanaan.

j. Informasi yang akurat adalah informasi PWS KIA yang tepat (jelas, tidak
bias).
k. Informasi yang tepat waktu adalah informasi PWS KIA yang dihasilkan
tidak terlambat.
l. Informasi yang relevan adalah informasi PWS KIA yang mempunyai
manfaat untuk pihak puskesmas.
m. Informasi yang lengkap adalah informasi PWS KIA yang dihasilkan dan
digunakan untuk proses pengambilankeputusan.

Universitas Sumatera Utara

53

3.8 Triangulasi
Peneliti melakukan triangulasi dalam menguji keabsahan data dalam
penelitian ini.Triangulasi yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber yaitu kepada Kepala Puskesmas. Triangulasisum beruntuk
menguji kredibilitas data dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2005).


3.9Tehnik Analisa Data
Menurut Sugiyono (2010) analisa data kualitatif dilakukan secara simultan
dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matrik suntuk
mempermudah

dalam

melihat

data

sudahterkumpulakandibahassecaramendalam

secaralebihsistematis.
dalam

bentuk

Data


yang

naratif

atau

menjabarkan dalam unit-unit. Hal ini untuk menjelaskan mengenai peranan
kepemimpinan coordinator petugas KIA dalam kelengkapan pencatatan dan
pelaporan PWS KIA di Puskesmas Simalingkar dilakukan secara kualitatif
berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan oleh informan.

Universitas Sumatera Utara

54

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Puskesmas Simalingkar
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Medan Tuntungan adalah salah satu dari 21 kecamatan di Kota

Medan, Sumatera Utara yang mempunyai luas wilayah sekitar 21,53 km²dengan
ketinggian wilayah 12 meter di atas permukaan laut.Jarak Kantor Camat dengan
Kantor Walikota Medan 18 Km. Puskesmas Simalingkar merupakan salah satu
dari dua (2) puskesmas yang terdapat di Kecamatan Medan Tuntungan terletak di
Jalan Bawang Raya No.37 Perumnas Simalingkar, Kelurahan Mangga.Wilayah
kerja Puskesmas Simalingkar memiliki luas 1.241 Ha yang terdiri dari 46
lingkungan dan 3 (tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Mangga, Kelurahan
Simalingkar B, dan Kelurahan Simpang Selayang.
Secara geografis batas-batas wilayah kerja Puskesmas Simalingkar adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan
Johor
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Simalingkar B
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Simpang Selayang
Misi Puskesmas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan adalah
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat, pelayanan yang bermutu, terjangkau,
54

Universitas Sumatera Utara

55

adil dan merata yang bermuara pada kepuasan, meningkatkan kesehatan
perorangan,

keluarga

dan

masyarakat.

Untuk

mencapai

misi

tersebut,

dilakukanberbagai kegiatan melalui upaya kesehatan esensial (Upaya Promosi
Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB,
Upaya Perbaikan Gizi, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
Upaya Pengobatan Dasar) dan Upaya Kesehatan Pengembangan (Upaya
Kesehatan Sekolah, Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan
Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Upaya
Pembinaan Pengobatan Tradisional, Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Upaya Kesehatan Usia Lanjut, Laboratorium Sederhana, Pencatatan dan
Pelaporan).
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan KK Wilayah Kerja Puskesmas
Simalingkar Tahun 2016
Jumlah Penduduk
N
o

Kelurahan

Jumlah
Penduduk

LakiLaki

Perempuan

Jumlah
KK

Jumlah
Lingkungan

1

Simpang
Selayang

18.491

9.970

9.579

1032

17

2

Simalingkar
B

4.798

3.066

2.946

6504

5

3

Mangga

33.110

16.539

15.890

3120

24

Jumlah

56.399

29.575

26.824

10.656

46

(Sumber: Kecamatan Medan Tuntungan 2016)
Dari tabel di atas dapat dilihat daerah yang memiliki jumlah penduduk
paling banyak ialah Kelurahan Mangga dengan jumlah penduduk sebanyak
33.110 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 3.120 dan 24 lingkungan.Kemudian

Universitas Sumatera Utara

56

daerah terpadat kedua ialah kelurahan Simpang selayang dengan jumlah
penduduk sebanyak 18.491 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1032 dan 17
lingkungan.Lalu diurutan terakhir Kelurahan Simalingkar B dengan jumlah
penduduk 4.798 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 6.504 dan 5 lingkungan.
Puskesmas Simalingkar didominasi penduduk berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 31.736 jiwa, sedangkan penduduk berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 29.608 jiwa.
4.1.2 Tenaga dan Sarana
4.1.2.1 Tenaga Kesehatan
Puskesmas Simalingkar termasuk yang bertugas di Pustu mempunyai 77
personil, dimana 49 orang bertugas di Puskesmas induk, 14 orang di Puskesmas
Pembantu Simalingkar A, 14 orang di Puskesmas Pembantu Simalingkar B.
Jumlah ketenagaan yang ada di Puskesmas Simalingkar tahun 2016 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Simalingkar Kecamatan
Medan Tuntungan Tahun 2015
No
Tenaga
Jumlah
1

Dokter Umum

4 orang

2

Dokter Gigi

2 orang

3

Bidan

9 orang

4

Perawat

11 orang

5

Perawat Gigi

2 orang

6

Asisten Apoteker

2 orang

7

Petugas Farmasi

3 orang

8

Analis

4 orang

Universitas Sumatera Utara

57

9

Penata Gizi

2 orang

10

SKM

2 orang

11

Sarjana Keperawatan

5 orang

12

Kesehatan Lingkungan

1 orang

13

Tenaga Administrasi

1 orang

14

Honor Petugas Kebersihan

1 orang

Total

49 orang

Sumber: Profil Puskesmas Simalingkar tahun 2016

Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pembantu Sawit
No

Tenaga

Jumlah

1

Dokter Gigi

1 orang

2

Bidan

4 orang

3

Perawat

4 orang

4

Sarjana Keperawatan

4 orang

5

Petugas Farmasi

1 orang

Total

14 orang

Tabel 4.4 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pembantu Simalingkar B
No

Tenaga

Jumlah

1

Penata Gizi

1 orang

2

Bidan

5 orang

3

Perawat

6 orang

4

Sarjana Keperawatan

1 orang

5

Petugas Farmasi

1 orang

Total

14 orang

Sumber: Profil Puskesmas Simalingkar tahun 2016

Universitas Sumatera Utara

58

4.1.2.2 Sarana Kesehatan
Adapun sarana dan prasarana yang mendukung dalam pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskermas Simalingkar Kecamatan MedanTuntungan
dapat dilihat pada Tabel berikut:

No

Tabel 4.5
Sarana Kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar
Kecamatan Medan Tuntungan
Sarana
Jumlah

1

Rumah Sakit Negeri (Jiwa)

1

2

Rumah Sakit Swasta

3

3

Klinik Bersalin

6

4

Praktek dokter swasta

4

5

Praktek drg.swasta

4

6

Praktek dokter spesialis

1

7

Praktek bidan

9

8

Puskesmas Pembantu

2

9

Posyandu

33

10

Posyandu Lansia

8

11

Apotik

10

12

Toko Obat

3

13

Optik

2

14

Pengobatan Tradisional

7

15

Kendaraan roda 2

8

16

Pos Kesehatan Kelurahan
(Poskeskel)

3

Sumber: Profil Puskesmas Simalingkar Tahun 2016

Universitas Sumatera Utara

59

4.2 Wawancara Mendalam
Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat dilihat
pada tabel berikut
4.6 Karakteristik Informan
Informan

Nama

Jenis
Kelamin

Pendidikan
terakhir

Umur
(tahun)

Jabatan

Kepala
Puskesmas

I

dr.Rooselyn
Bakara
MARS

Perempuan

Dokter
Umum

41 thn

II

Minar
Butar-butar
SST.MKES

Perempuan

S2
Kesehatan
Reproduksi

59 thn

III

Amo
Peranginangin

Perempuan

Rosti
Sinaga
IV

V

Pestaria

Perempuan

Natalina
Simarmata

Perempuan

VI

VII

Selvia
Meliana
Ginting

D3
Kebidanan

Koordinator
51 thn

41 thn

D3
Kebidanan

Rosdiana
Situmorang
Irjayani
Keliat

D1
Kebidanan

40 thn
DIV
Kebidanan

Perempuan

Perempuan

SKM

D3

33 thn

39 thn

Perempuan
Veronika
Sihombing

Bidan
Puskesmas

Bidan
Puskesmas
Bidan
Puskesmas

Bidan Pustu
B
Bidan Pustu
B
Bidan Pustu
B

Kebidanan

Juniati
VIII

Bidan

35 thn
D1
Kebidanan
D3

Bidan Pustu
B
Bidan Pustu

Universitas Sumatera Utara

60

IX

X

Sontiara

Sulastri

Perempuan

Perempuan

Kebidanan
D3
Kebidanan

49 thn

37 thn

SMA

B
Bidan Pustu
A
Pasien

XI

Perempuan

52 thn

XII

Perempuan

27 thn

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah informan dalam penelitian
ini adalah sebanyak duabelas informan, yang terdiri dari 1 informan Kepala
Puskesmas Simalingkar, 1 informan Bidan Koordinatoryang berusia 59 tahun
dengan pendidikan S2Kesehatan reproduksi, 3 Informan bagian KIA/KB di
Puskesmas Simalingkar yang terdiri dari 1 informan bagian KB, KIA dan
Bayi/Balita, 5 informan dari Puskesmas Pembantu Simalingkar B yang terdiri dari
1 informan penangungjawab KIA, 1 informan bagian KB dan 3 informan lainnya
membantu kegiatan KIA, 1 informan dari Puskesmas Pembantu Simalingkar
Ayang berusia 52 tahun dengan pendididikan D3 Kebidanan, serta satu orang
pasien.

4.3 Kelengkapan Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA
Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu meliputi Input, Proses, dan Output.

Universitas Sumatera Utara

61

4.3.1 Input
Terdapat 4 (empat) komponen yang menjadi perhatian dalam penelitian ini,
yaitu kebijakan, tenaga pelaksana, anggaran/pendanaan,sarana dan prasarana serta
prosedur dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan PWS KIA.
1. Kebijakan
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang kebijakan mengenai
Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA di Puskesmas Simalingkar
Informan
Pernyataan
Informan I
“Untuk Program KIA kebijakannya itu misalnya untuk
pencapaian target terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
Jadi itu setiap bulan kan di laporkan kak Minar ke Dinas dan
setelah itu ada tindak lanjut untuk gimana bulan kedepannya
misalnya kalau mencapai atau pun tidak. Jadi saya itu
memang memberikan tanggungjawab ke kak Minar untuk
program KIA dan untuk tindak lanjut itu kita putuskan
bersama saat rapat di Dinas dan Minilok Puskesmas. Lalu
kebijakan lainnya seperti dalam pencatatan dimana semua
form harus diisi dan dilaporkan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan. Nanti tanya sama ibu itu aja ya lebih
jelasnya”
Informan II
“Kalau mengenai kebijakan PWS KIA kan memang sudah
ditetapkan dari Dinas Kesehatan sebagai penanggungjawab
bagian kesehatan di Kota Medan. Jadi kita yang di puskesmas
tinggal menjalankan apa yag sudah ditugaskan sesuai dengan
arahan dari mereka. Contohnya dalam pencapaian target KIA
setiap bulannya di pantau dan dilihat apa memenuhi target
atau tidak, laporan kita juga dilihat yang dikirim setiap
bulannya tanggal 5 jadi kalau misalnya pas rapat bakalan di
tanya kenapa tidak mencapai target dan sejauh ini
pemantauan KIA memenuhi target. Jadi karna saya kan Bidan
Koordinator KIA di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar
dan bertanggungjawab dengan pencapaian target, makanya
itu saya tugaskan bidan di Pustu A sama B untuk
melaksanakan setiap kegiatan KIA dan baik juga dalam
pencatatan dan pelaporan KIA karena nantinya itu
dilaporkan dalam format PWS KIA”
Informan III
“Kalau untuk kebijakan KIA khususnya KB itu saya hanya
tinggal melaporkan ke BKKBN sesuai dengan format mereka
karna kan kita bekerjasama dengan mereka jadi setiap akhir
bulannya itu mereka datang kesini minta laporan. Yaa, kalau
sama ke Puskemas dikumpul aja sama Bu Minar gitu aja

Universitas Sumatera Utara

62

Informan IV

Informan V

Informan VI

brapa yang KB aktif atau KB baru gitu aja”
“Ya kebijakan KIA kan kami dibagi kalau kami bagian
imunisasi, bayi dan balita kan memang sudah ditetapkan
bersama di setiap rapat kalau di Dinas jadi kami sama
dengan Puskesmas yang menetapkan brapa target untuk
pelayanan imunisasi, bayi dan balita misalnya sekian ya
itulah saya laporkan ke Bu Minar”
“Gimana ya, sebenarnya saya itu kadang di KIA kadang juga
di Lansia. Jadi di bagian KIA itu kerjaan saya ya membantu
Kak Minar dalam pelaksanaan KIA misalnya kalau ada
kunjungan Antenatal Care. Jadi kalau kebijakan di KIA itu
memang kami ditugaskan supaya saling membantu misalnya
kalau ada yang kelapangan supaya digantikan dan juga kami
bersama-sama dalam mencapai target dalam pelayanan KIA
dan KB”
“Kebijakan mengenai KIA itu misalnya dalam pencapaian
target sesuai dengan hasil rapat dengan Bikor yang udah
dibagi sesuai dengan wilayah kerjanya baik bagian Imunisasi,
kunjungan antenatal care, jumlah K1, K4, KB dan lainnya
yang mana di Pustu Simalingkar B itu dilaporkan setiap akhir
bulan sebelum Bikor melapor ke dinas. Kebijakan dari Bu
minar nya sendiri hanya bilang semakin ditingkatkan aja.
Tapi kalau mengenai PWS KIA baru-baru ini ada dek apalagi
karna mau Akreditasi Puskemas itu kan. Jadi memang kalau
mengenai PWS KIA baru disuruh dikerjai itupun belum
dikerjai hehe dan selama ini ya ngelapor tentang kunjungan
aja ke Puskesmas Induk. Sejauh ini dalam pencapaian
pelayanan KIA yang belum mencapai target itu berupa K4
90,2 % (95%), Fe 3 89,2% (95%)”

Informan VII

“Dalam kebijakan mengenai PWS KIA itu kebetulan saya
bertugas di bagian KB jadi kan penanggungjawab PWS KIA
itu Bu Rosdiana jadi setiap laporan pelayanan KB saya kasih
ke dia sama ke BKKBN juga karna alkon kita kan dari
mereka. Jadi pengumpulan laporan itu setiap akhir bulan ke
BKKBN secara manual dan mereka datang langsung ke pustu
ngambilnya”

Informan VIII

“Untuk kebijakan dalam pelayanan PWS KIA itu seperti
contohnya target dalam pelayanan K1, K4, KB, Persalinan
oleh Nakes dll kan itu dibagi sesuai dengan wilayah kerjanya.
Sebenarnya saya hanya membantu kegiatan KIA karna kan
kami di pustu dibagi-bagi lagi kerjaannya jadi saya di bagian
sp2tp tapi kami gantian dan saling membantu. Tanya sama Bu

Universitas Sumatera Utara

63

Rosdiana aja ya lebih jelasnya”
Informan IX

“Kalau tentang kebijakan PWS KIA itu setau saya ya tentang
pencapaian target pelayanan KIA dan KB sama pelaporan
nya juga harus tepat waktu”

Informan X

“PWS KIA itu berarti semua pelayanan KIA dan KB kan, yaa
kalau kebijakannya setau saya ya pencapaian target dan
pelaporan yang tepat waktu.

Informan XI

“Yaa, kalau kebijakan ya target itu lah dek. Jadi kan
Puskesmas Simalingkar punya 2 pustu jadi kami bagi tugas
lah misalnya dari sekian sasaran harus bisa lah sepertiganya
pustu mencapai target. Jadi sasaran itu kami bagi tiga
wilayah karna kan sudah dibagi-bagi, jadi saya itu kebagian
mulai dari lingkungan 6 sampai 12. Trus laporan harus tepat
waktu dan pencatatan juga jangan salah. Tapi memang di
Pustu Simalingkar A untuk pencapaian target masih ada yang
belum mencapai target. K1 nya 90% (target 95%), K4 89,75
% (95%)”

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam kebijakan
pelaksanaan PWS KIA Puskesmas Simalingkar memiliki 2 pustu yang pembagian
targetnya telah dibagi oleh Bidan Koordinator sesuai dengan wilayah kerjanya
namun masih ada pustu yang belum mencapai target yaitu di Pustu Simalingkar
AK1 nya 90% (target 95%), K4 89,75 % (95% dan Pustu Simalingkar B K4 90,2
% (95%), Fe 3 89,2% (95%). Bidan penanggungjawab di Pustu baik di
Simalingkar A dan B mengumpulkan data setiap pelayanan KIA dan KBselain
melapor ke Bidan Koordinator juga melaporkan ke BKKBN setiap akhir
bulannya.

Universitas Sumatera Utara

64

2. Tenaga Pelaksana
Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan tentang tenaga pelaksana mengenai
Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA di Puskesmas Simalingkar
Informan
Pernyataan
Informan I
“Hmm....kalaujumlah tenaga kesehatan di puskesmas
simalingkar saya rasa sudah cukup bagus, kan sudah kamu
lihat di depan ruangan saya ada daftar jumlah tenaga
kesehatan di puskesmas. Jumlah dokter umum nya sebanyak 4
orang, nah kalau bidan kan ada 9 orang tapi memang khusus di
bagian KIA mereka ada 4 orang karena kami sudah membagi
setiap tugas tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan
puskesmas. Sesuai dengan Permenkes No. 75 tahun 2014 maka
jumlah standar sumber daya manusia di pelayanan tingkat
pertama sudah menyukupi. Jadi meskipun hanya 4 orang bidan
di bagian KIA mereka juga di bantu dengan bidan-bidan di
pustu yang sudah dibagi sesuai dengan wilayah kerjanya. Nah,
nanti tanya sama bu Minar aja siapa aja dan gimana
pembagian kerjanya karena ibu itu penanggungjawab bagian
KIA nya dia bagian Bidan Koordinator. Jadi semuanya sudah
dibagi-bagi kerjaannya sesuai dengan bagiannya, mereka
saling bekerjasama dalam melaksanakan pencatatan dan
pelaporan KIA”
Informan II

“Pencatatan dan Pelaporan KIA itu kan kami sudah dibagibagi kalau di Puskesmas kami ada 4 orang Bidan di bagian
KIA yaitu saya, Bu Amo bagian KB, Bu Pestaria bagian
KIA/Lansia dan Bu Rosti bagian Imunisasi Bayi/Balita. Jadi
kami berempat lah yang ada di ruangan KIA ini. Tapi meskipun
gitu misalnya saya ke lapangan atau salah satu dari kami ya
saling membantu lah dalam mengerjakan kegiatan KIA.
Memang kadang kan tiba-tiba banyak kunjungan ibu hamil
misalnya untuk Antenatal Care ya kami gantian dan saling
bantu. Memang kadang kekurangan tenaga tapi gimana sudah
dibagi-bagi tugasnya bidan yang lain makanya di bagian KIA
hanya dapat jatah 4 orang. Dan gak pernah salah satu
diantara kami gak ada di Puskesmas jadi meskipun ke
lapangan ada yang tinggal”

Informan III

“Kalau tenaga sejauh ini gak kurang sih dek, karna kan saling
membantu nya kami disini. Meskipun cuman berempat kan
kami bagi tugas jadi kalau misalnya ada tugas ke lapangan
gantian untuk tugas di puskesmas. Jadi setiap ada kunjungan
baik ibu, bayi maupun balita udah tau apa aja yang mau

Universitas Sumatera Utara

65

dikerjakan meskipun misalnya itu bukan bagian dia tapi yang
namanya satu program kerja ya dikerjakan bersama-sama lah”
Informan IV

Informan V

Informan VI

Informan VII

“Untuk tenaga sebenarnya di Puskesmas itu sudah cukup,
bidan banyak kok cuman ya gak sesuai dengan tupoksinya
karna gak ada SKM jadi nya mereka ke program lain”
“Tenaga Kesehatan khususnya bidan sejauh ini sudah
mencukupi sih memang di KIA hanya 4 orang karena yang
lainnya dialihkan ke program lain”
“Gimana ya, kan namanya juga puskesmas pembantu ya jadi
tenaga sesuai dengan wilayah kerjanya kan. Memang Bidan
disini itu ada 5 orang tapi kami itu ada tugas ganda nya apa
sih istilahnya…hmmm, double job ya. Jadi kan saya
penanggungjawab KIA di Pustu Simalingkar A. Nah, kalau
keempat bidan yang lainnya itu mereka ada tugas lainnya
selain KIA misalnya ada di bagian SP2TP, Inventaris, P2M
dan BPJS. Makanya kami buat jadwal piket supaya bergantian
kalau ada kunjungan untuk KIA. Jadi kan analisis kebutuhan
tenaga itu gak pas, proporsinya gak pas. Ya, bisa dibilanglah
kurang tenaganya”
“Seperti yang dibilang Bu Rosdiana lah dek, kami kan ada
double job gitu jadi memang kalau tenaga masih kurang tapi
mungkin karna masih Puskesmas Pembantu itu. Jadi meskipun
gitu kami saling membantu kalau misalnya ada tugas lapangan
dan tetap ada dibagian KIA. Yaaa, sesuai dengan jadwal
piketnya lah”

Informan VIII

“Tenaga di Pustu memang kurang saya rasa karna kan
misalnya KIA ini kalau pemegang program tetap hanya 1 yaitu
Bu Rosdiana, kami yang 4 lagi memang program lain juga jadi
memang kurang sih menurut saya setidaknya ada lah nambah
minimal 1 orang lagi bagian KIA”

Informan IX

“Sejauh ini di Pustu itu memang kurang tenaga nya menurut
saya karna contohnya lah kayak saya selain bantuin kegiatan
KIA juga megang bagian BPJS sama PTM. Jadi menurut saya
memang kurang tenaga di Pustu Simalingkar B ini”

Informan X

“Kalau tenaga sudah kamu lihat sendiri lah kan kami disini
hanya 14 orang padahal program kan banyak apalagi KIA
banyak yang mau dikerjai belum lagi ke lapangan. Jadi
menurut saya memang kurang tenaga tapi mau gimana lagi ya
saling membantu lah”

Universitas Sumatera Utara

66

Informan XI

“Bidan di Pustu A itu kan sebenarnya ada 5 orang tapi kalau
penangungjawab bagian KIA sama KB itu saya. Mereka gak
ikut mengerjakan program KIA karna kan saya lihat di SK nya
gak dipakai gelar bidannya karna mereka ngambil gelar
perawat lagi. Jadi mulai 2014 saya pindah ke Medan ini
sebelumnya saya di Taput ya memang langsung saya sendiri
ditugaskan sampai sekarang ke bagian KIA. Makanya kalau
tenaga masih kurang apalagi kalau mengerjakan laporan KIA
ini kan banyak dan susah makanya mungkin mereka gak ada
yang mau hehe. Ya.. setidaknya ada dua orang lah kan bagian
KIA kalau bidan yang lainnya ya pegang program masingmasing lah. Makanya karna gak ada Bidan di Pustu saya di
taro disini”

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam ketersediaan
tenaga kesehatan atau tenaga pelaksana di Puskesmas Simalingkar dan di Pustu
masih ada masalah dimana tenaga kesehatan masih kurang khususnya dalam
pelaksanaan pelayanan KIA. Tenaga kesehatan yang memiliki double job juga
mempengaruhi bahwa penempatan tenaga kesehatan atau tenaga pelaksana kurang
tepat.

3. Anggaran/ Pendanaan
Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan tentang anggaran/pendanaan
mengenai Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA di Puskesmas Simalingkar
Informan
Pernyataan
Informan I

“Kalau anggaran untuk Puskemas kan memang ada dari BOK
dan JKN yang mana untuk medis 60% dan operasional
40%dan itu dibagi untuk setiap kegiatan di masing-masing
program dan juga dari APBD. Jadi segala keperluan untuk
pelayanan baik itu KIA terkhususnya diambil dari dana
tersebut. Sebenarnya tidak ada anggaran khusus untuk
pencatatan dan pelaporan PWS KIA. Jadi dalam bagian dana
operasional kami bagi dan gunakan untuk keperluan masingmasing pelayanan”

Universitas Sumatera Utara

67

Informan II

“Untuk pendanaan di Puskesmas Simalingkar khususnya
bagian KIA itu gak ada ya kamu lihat lah kan tadi laporan
verbal neonatus itu saya fotokopi dari tahun 2005 baru saya
tipex lah segitu banyaknya hanya laporan kematian belum lagi
yg lain kan. Bahan fotokopi sendiri jadi memang dari biaya
sendiri, gak ada anggaran. Dan sudah banyak sekali uang saya
habis, tapi mau gimanalah kan”

Informan III

“Untuk anggaran kalau kegiatan KB itu gak ada karna alkon
dan form laporan KB yang ke BKKBN sudah disediakan
mereka. Jadi kalau untuk laporan simalingkar saya fotokopi
sendiri dan memang gak ada anggaran karena kan biaya dari
BPJS semua jadi gratis. Tapi untuk saya memang gak ada
sampe gak tau lah udah ikut uang BPJS itu yaa”

Informan IV

“Untuk anggaran bagian pelayanan bayi dan balita misalnya
imunisasi kan sudah disediakan dari Dinkes trus untuk
program MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sehat) misalnya
untuk yang gizi kurang dikasih biskuit. Tapi untuk form laporan
kita inisiatif sendiri memfotokopi”

Informan V

“Untuk pelayanan KIA karna saya hanya membantu setau saya
gak ada dan gak ada sampe ke saya”

Informan VI

“Anggaran tidak ada di Pustu hanya ada di Puskemas induk
mungkin. Jadi kalau untuk biaya fotokopi kita pakai khas Pustu
dan lebih sering kami fotokopi sendiri”

Informan VII

“Untuk anggaran di Pustu itu di bagian KB kalau alkon sama
form laporan kan memang sudah disediakan dari BKKBN. Dan
kalau untuk kegiatan di PUstu memang ada uang khas tapi
terkadang gak cukup ya pintar-pintar lah kan jadi kami
fotokopi sendiri form laporannya”

Informan VIII

“Dana di Pustu itu ada berupa uang khas tapi terkadang kami
masih fotokopi sendiri karena kurangnya anggaran dan banyak
laporan yang harus dibuat juga kan”

Informan IX

“Untuk keperluan pelayanan kami upayakan anggaran uang
khas Pustu tapi kami masih tetap mengeluarkan uang dari
kantong sendiri contohnya untuk keperluan laporan”

Informan X

“Anggaran untuk PWS KIA setau saya dari khas lah dek
dicukup-cukupi kalau gak cukup ya pakai uang masing-masing
lah. Karena saya berurusan dengan BPJS jadi dari mereka
memang ada. Tapi kalau di Pustu ya gak ada memang”

Universitas Sumatera Utara

68

Informan XI

“Kalau disini memang gak ada dana sama sekali untuk
kegiatan KIA ya contohnya lah kalau untuk KB alkonnya sudah
dari BKKBN. Kalau untuk kegiatan KIA memang gak ada kami
dapat jadi untuk buku register baik ibu, bayi, balita sama
fotokopi laporan memang kita keluarkan uang sendiri”

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan PWS
KIA tidak ada anggaran/pendanaan yang diberikan kepada bidan baik di
Puskesmas

Simalingkar

dan

kedua

pustu

diwilayah

kerjanya.

Mereka

mengeluarkan biaya sendiri dalam kegiatan pencatatan dan pelaporan PWS KIA
kecuali untuk pelayanan KB form sudah disediakan dari BKKBN.
4. Sarana, Prasarana dan Peralatan
Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan tentang sarana, prasarana
dan peralatan mengenai Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA di
Puskesmas Simalingkar
Informan
Pernyataan
Informan I

Informan II

“Sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas ini sudah
cukup baik tetapi memang untuk ruang tunggu kita masih
kurang apalagi kalau kunjungan untuk KIA. Kalau untuk
peralatan khususnya KIA kita sudah punya tensimeter,
timbangan dan meteran, pengukur tinggi badan dan alkon juga
tersedia nanti kalau KB apa aja tanya sama Bu Amo ya. Dan
untuk di pustu memang kmaren bidan nya sudah mengeluhkan
mengenai tensimeter dan dacin namun sudah diupayakan
mengajukan proposal ke dinas kesehatan”
“Sarana dan Prasarana untuk kegiatan KIA kita sudah punya
tempat tidur untuk melakukan pelayanan Antenatal Care,
timbangan, tensimeter dan meteran kita juga punya. Sejauh ini
saya rasa kita gak ada kendala untuk perlatan untuk bangku
pasien yang datang berkunjungpun kita menyediakan
bangkunya. Kita juga punya buku register kohort untuk ibu,
bayi, balita dan KB untuk pencatatan pelayanan tetapi Kartu
Ibu dan Kartu Bayi tidak ada dan jarang digunakan karena
terlalu banyak yang mau dicatat lagian yang dilaporkan ke
Dinkes hanya Form PWS KIA aja nya”

Universitas Sumatera Utara

69

Informan III

Informan IV

Informan V

Informan VI

Informan VII

“Untuk Peralatan KB kita punya alkonnya yang disubsidi dari
BKKBN dan memang yang sering tersedia itu yang suntik,
tempat tidur juga kita punya 2 di puskesmas tapi yang bias
dipakai hanya satu. Untuk pencatatan kita ada form nya dari
BKKBN dan juga untuk yang laporan ke puskesmas”
“Dalam pelayanan bayi dan balita kita ada buku register bayi
dan kohort bayi, timbangan bayi dan anak, termometer dan
pengukur tinggi badan dan beberapa vaksin imunisasi dan
untuk saat ini kita menyediakan biskuit juga disubsidi dari
Dinkes”
“Untuk sarana dan prasarana saya rasa sudah bagus tapi
memang kadang kita kendala tiba-tiba kalau pasien kunjungan
ibu berdatang serentak ruang tunggu KIA gak ada dan
kekurangan bangku”
“Kalau untuk peralatan kita masih kurang misalnya untuk Bayi
dan Balita untuk kegiatan Posyandu gak ada dacin sama
timbangan. Pustu Simalingkar B itu ada 3 Posyandu jadi kita
hanya punya satu saja. Kami sudah coba ajukan ke Dinkes tapi
belum datang juga sampais ekarang. Ya ditunggu aja lah dulu
katanya bakalan dipenuhi”
“Untuk pelayanan KB alkon dan form kita sudah disubsidi dari
BKKBN jadi saya rasa untuk sarana dan peralatan pelayanan
KB di Pustu sudah cukup.

Informan VIII

“Untuk peralatan di Pustu itu kurang nya di timbangan karena
kami kalau posyandu hanya punya satu dan tempat tidur juga
kita gak ada”

Informan IX

“Untuk peralatan kita kurang mulai dari timbangan dan dacin
yg ada hanya satu padahal kan kegiatan posyandu ada 3 kali
jadi setidaknya punya satu lah untuk setiap kegiatan di
posyandu supaya gak dipindah-pindahi biar gak error
timbangannya. Trus tempat tidur kita juga gak ada dank arena
terbatasnya ruangan jadi untuk KIA dan Poli umum itu kita
satukan makanya untuk tensimeter juga kita ganti-ganti”

Informan X

“Sarana dan Prasarana di Pustu itu sebenarnya masih kurang
mulai dari timbangan dan ruangan yang kurang memadai.
Untuk tempat tidur dan kursi tunggu untuk pelayanan baik poli
umum dan KIA terkadang masih kurang karena namanya juga
pustu kan”

Informan XI

“Di Pustu ini gak lengkap saran, prasarana sama alat kegiatan
KIA contohnya tempat tidur gak ada, timbangan juga gak ada
disini ada memang tapi ya udah rusak dan untuk tensi kita
bergantian sama poli umum karna memang kita hanya punya

Universitas Sumatera Utara

70

satu di Pustu. Sebenarnya udah lama kita ajuin proposal ke
Dinkes untuk peralatan KIA ini tapi sampai sekarang belum
ada terealisasi”
Informan XII
“Di Puskesmas ini ruang tunggunya gak ada di depan ruangan
KIA nya ya kita harus nunggu di depan kalau masih ada
pasien. Kalau saya ke Puskesmas periksa hamil itu pertama
ditimbang, trus di tensi setelah itu di periksa perut nya ditanya
apa ada gerak-gerak gak di perut hehe. Tapi itu kalau mau
USG kan memang di rujuk. Ya menurut saya memang hanya itu
kali ya alatnya untuk periksa hamil. Kalau bawa anak juga
saya kmaren umur 4 tahun mau berobat kan di ukur juga tinggi
sama berat badannya trus dikasih biskuit gitu”
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam ketersediaan
sarana, prasarana dan peralatan pelayanan KIA di Puskesmas Simalingkar dan
juga di pustu masih kurang mulai dari ruang tunggu yang kurang, peralatan seperti
timbangan dan dacin yang kurang dan beberapa rusak serta tensimeter yang
pemakaian nya bergantian dengan poli umum. Sedangkan untuk pencatatan
pelayanan baik KIA dan KB Puskesmas dan Pustu sudah memiliki buku register
kohort ibu, bayi dan balita tetapi kartu ibu dan kartu bayi tidak ada karena
menurut mereka sudah dilakukan pencatatan di buku register.
4.3.2

Process
Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan

interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan
pihak/instansi terkait dan tindak lanjut serta alat monitoring sekaligus manajemen
data KIA (Kemenkes RI, 2010).Untuk melihat pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan PWS KIA dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

71

1. Pengumpulan Data dalam pelaksanaan program KIA
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan tentang pengumpulan data
mengenai Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA di Puskesmas Simalingkar
Informan
Pernyataan
Informan II
“Dalam pelaksanaan Pelayanan KIA itu ada menetapkan
sasaran untuk mencapai target mulai dari jumlah seluruh
ibu hamil, jumlah seluruh ibu bersalin, jumlah ibu nifas,
jumlah seluruh bayi, jumlah seluruh anak balita dan
jumlah seluruh PUS trus kita lihat jumlah K1, K4 jumlah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, jumlah
KN1, KN lengkap, ibu nifas dan DRT. Udah dapat data itu
baru kita tetapkan berapa target yang harus dicapai dari
sasaran yang udah didapat datanya. Kalau untuk target itu
kita udah ketetapan dari Dinas yang sudah dibahas
bersama dan semua data itu kita kumpulkan dari
kunjungan di puskesmas, pustu, klinik dan BPS”
Informan III

“Pengumpulan data itu kita mulai dari data PUS
(Pasangan Usia Subur), Peserta KB aktif MKJP (Metode
KB Jangka Panjang) meliputi MOP,MOW,IUD dan Implan
dan Non MKJP meliputi suntik, pil, kondom dan Obat
Vbegitu juga dengan yang peserta KB baru. Data saya
kumpulkan dari BPS dan Klinik serta praktek dokter”

Informan IV

“Untuk Imunisasi, bayi, balita juga kita cari tau brapa
jumlah bayi dan balita, berapa yang udah di imunisasi
pada saat posyandu ataupun yang datang ke puskesmas
dan kita kutip juga laporan dari klinik dan BPS”

Informan V

“Pada pelayanan KIA itu data yang dikumpul mulai dari
sasaran dulu mulai ibu hamil, persalinan oleh nakes, bayi,
balita dan juga data kematiannya

Informan VI

“Data pelayanan KIA itu kumpulkan dari mulai jumlah ibu
hamil, jumlah ibu bersalin, jumlah ibu nifas, jumlah
seluruh bayi, jumlah seluruh anak balita yang imunisasi
dan jumlah seluruh PUS trus kita lihat jumlah K1, K4
jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan,
jumlah KN1, KN lengkap dan DRT dan juga pelayanan
KB. Itu biasanya kita dapat saat ada kunjungan di pustu
sama pas posyandu. Jadi pustu ini ada 5 lingkungan mulai
dari HKBP Pardomuan sampai Pemda dan data dibantu
melalui kader Posyandu di setiap lingkungan karena
memang di daerah Simalingkar B ada juga 2 Klinik Bidan

Universitas Sumatera Utara

72

kan”
Informan VII

“Untuk pelayanan KB kan bukan hanya di Pustu ada di
klinik Bidan jadi kita tagih ke mereka. Biasanya yang
dikumpulin itu brapa PUS nya sama berapa peserta KB
aktif dan baru nya juga”

Informan VIII

“Yaa kalau data kita kumpulkan dari data pelayanan di
Pustu dan Posyandu itu ada jlh ibu hamil, K1,K4,
persalinan nakes dan kunjungan neonatus. Pokoknya
sesuai dengan keperluan PWS KIA lah dek”

Informan IX

“Untuk pengumpulan data itu mulai dari sasaran ibu
hami, bayi dan balita, persalinan, data kematian imunisasi
di posyandu”

Informan X

“Karena saya hanya membantu pelayanan KIA kan dek
jadi setau saya itu banyak data yang dikumpulin mulai
antenatal care, K1,K4, Imunisasi, KB, data kematian,
persalinan dank arena wilayah kerja pustu ada 5
lingkungan jadi data didapat dari kegiatan posyandu
juga”

Informan XI

“Untuk mengumpulkan data KIA itu saya melakukan
penjaringan di wilayah kerja kita mulai dari ibu hamil,
bayi, balita, ibu nifas, DRT, pelayanan KB juga saya kutip
dari BPS ada 2 sama Klinik 1 yang mana kan ada 7
lingkungan saya pegang mulai dari lingkungan 6-12
melalui kegiatan posyandu yang direkap supaya nanti bisa
dapat jumlah K1, K4 dan gak hilang nantinya”

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa Bidan Koordinator telah
membagi tugas pelayanan KIA dan KB dalam pengumpulan data sesuai dengan
wilayah kerjanya. Mereka telah melaksanakan penjaringan terhadap tenaga
kesehatan yang melaksanakan pelayanan KIA meliputi pengumpulan data sasaran
yaitujumlah ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas, data kematian baik ibu, bayi
maupun balita. Dan data pelayanan meliputi K1, K4, KB, KN lengkap persalinan

Universitas Sumatera Utara

73

oleh nakes dan pelayanan bayi dan balita, DRTyang dilaporkan setiap bulannya ke
bidan yang sebagai penanggungjawab diwilayah kerjanya.

2. Pencatatan data pelaksanaan PWS KIA
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang pencatatan data mengenai
Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA di Puskesmas Simalingkar
Informan
Informan I

Informan II

Informan III

Informan IV

Pernyataan
“Dalam pencatatan dan pelaporan KIA itu Bu Minar setiap
bulannya sebelum dikasih ke Dinkes itu ada beberapa
lembar kira-kira ada 9 lembar mulai dari K1, K4, DRT,
Neonatus, KN 1 dan KN Lengkap, jumlah kelahiran, jumlah
ibu hamil, pelayanan kesehatan balta dan BBLR. Dan semua
data itu dia dapat dari klinik, kunjungan di puskesmas dan
pustu dan juga dari Bidan praktek mandiri. Sejauh ini saya
lihat laporan PWS KIA yang dicatat sudah lengkap dan
memang saya tekankan kepada bikor yaitu bu minar supaya
setiap pelayanan mencapai target yang telah ditetapkan dan
setelah itu saya tanda tangani supaya dapat dilaporkan ke
dinkes dan biasanya awal bulan sudah dilaporkan kira-kira
tgl 5.
“Kami mencatat pelayanan KIA di Puskesmas itu kan
misalnya gini pas ada kunjungan nanti setelah dicatat di
bagian pendaftaran di buku register baru diisi ke kohort ibu
“Dalam pencatatan data pelayanan KB itu mencakup
berapa peserta baru dan KB aktif baik yang dia suntik, pil
sama IUD serta dikumpulkan juga dari klinik dokter sama
BPS kan supaya dapat berapa jumlah yang mendapatkan
pelayanan KB baru setelah itu saya catat di format PWS KB
Puskesmas dan juga di format yang dari BKKBN karna kita
kan bekerjasama dengan mereka dan alkonnya juga dari
mereka. Trus kalau ada ibu-ibu mau suntik KB misalnya itu
kita da catatannya juga warna biru kadang kalua si pasien
gak bawa ya kita buat yang baru trus kita suruh lagi dibawa
kalau mau suntik bulan berikutnya”
“Untuk pelayanan bayi mencatat imunisasi apa saja mulai
dari (BCG,Polio1,2,3,4,DPT/HB1,2,3, Campak) pemberian
Vitamin A sebelum bayi berusia 1 tahun sama konseling MP
ASI. Untuk balita juga gitu kita pantau BB nya di posyandu
sesuai dengan MTBS jadi itu nanti dicatat di Buku KMS nya.
Di klinik dan BPS juga seperti itu dan nanti kita minta data
jumlah bayi sama balita yang berobat untuk dikumpulkan

Universitas Sumatera Utara

74

Informan V

Informan VI

Informan VII

Informan VIII

Informan IX

Informan X

dan dicatat kedalam format pelayanan Bayi, Balita dan
Imunisasinya”
“Dalam pencatatan pelayanan KIA itu dimulai dari buku
register di bagian pendaftaran trus sesampai di KIA kita
mencatat di buku kohort baik ibu atau anak yang berobat.
Di buku kohort yang dicatat itu pelayanan apa yang
diberikan mulai dari Antenatal Care nya, Imunisasi,
pemberian tablet zat besi. Pokoknya semua pelayanan yang
diberikan dicatat termasuk sasaran juga. Setelah itu nanti
direkap sama Bu Minar supaya dicatat dalam satu format
PWS KIA Puskesmas Simalingkar”
“Pencatatan pelayanan KIA itu pertama kan dia ke bagian
pendaftaran dicatat lah di buku register mau ngapain trus
setelah itu dicatat di buku kohort ibu kalau ibu, kohort bayi
kalau bayi, kohort balita kalau balita setelah dilakukan
pemeriksaan misalnya pelayanan antenatal care ya dicatat
lah di Buku KIA/KMS nya sama juga untuk pelayanan bayi
dan balita baik mau imunisasi atau mendapatkan vitamin
saat di posyandu juga dicatat dalam buka KMS supaya bisa
dipantau MTBS nya. Untuk KB juga gitu jadi ada formatnya
dari Dinas sama BKKBN meliputi jumlah peserta kb aktif
atau pun peserta baru yang pakai suntik, pil maupun IUD
tetapi kami lebih sering ditulis di buku bantu dulu karna kan
formatnya kadang berubah”
“Kan setiap pelayanan KB itu dicatat dalam Buku KIA atau
di buku register KB ntah apapun pelayanan KB apa yang
diperoleh. Data pelayanan di pustu lalu saya catat di PWS
KB baik di form yang dari BKKBN maupun untuk laporan
pustu.
“Pencatatan data itu pastinya sasaran dan pelayanan apa
yang diberikan kepada pasien kan berarti mulai dari berapa
kunjungan ibu, bayi, balita di pustu maupun kegiatan
posyandu setelah dikumpulkan di catat dalam form PWS
KIA. Nah, kalau mencatat ke dalam form itu tugas Bu
Rosdiana jadi saya hanya membantu kegiatannnya saja”
“Dalam pencatatan pelayanan di pustu itu kita langsung
catat di buku register baik ibu,bayi dan balita yang
melakukan kunjungan tapi kalau di posyandu biasanya
pakai buku bantu dulu karna kan banyak yang harus dibawa
dalam kegiatan posyandu terkadang juga kita suruh kader
yang mencatat lalu pas mau pencatatan ke PWS KIA kami
minta”
“Setiap pelayanan yang diberikan itu dicatat baik di buku
KIA si pasien maupun di buku register ibu, bayi dan balita.
Tetapi kalau di posyandu biasanya kami dibantu sama kader

Universitas Sumatera Utara

75

jadi mereka yang catat setelah itu baru dicatat ulang lagi di
form data pelayanan KIA”
Informan XI

“Format pencatatan PWS KIA sudah ada dari Dinkes tapi
sebelum di masukin ke format itu kita saat kunjungan setelah
dari registrasi baru ke buku kohort ada ibu, bayi, balita dan
kb. Dan kita data yang sudah dari BPS dan klinik tadi kita
catat ke Format PWS KIA itu ada 9 lembar setiap bulannya
yang sudah ada dari Dinkes kadang saya fotokopi sendiri
juga karna formatnya kadang gak ada. Kalau misalnya
kegiatan posyandu biasnya saya catat dulu di buku bantu.
Terkadang karena banyaknya yang mau dikerjai saya
sampai lupa merekap di buku register dan langsung saya
sajikan di form pelayanan KIA. Saya juga mencatat ulang
kunjungan yang dari BPS dan Praktek dokter diwilayah
kerja Pustu”

Informan XII

“Gimana ya. jadi sewaktu saya datang kan dibagian
pendaftaran trus ditanya apa keluhan nya ada di tulis gitu di
map biru kayaknya. Trus setelah itu diarahin ke ruangan ini
(ruangan KIA) diperiksa sama ibu nya mulai dari
timbangan, tensi sama perutnya dipegang. Setelah itu kan
ada buku pink (buku kia) diisi sama ibunya sama ada di
buku ibu itu juga tapi gak tau nama bukunya apa buku polio
gitulah dek. Itu aja sihh setau kakak”

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam pencatatan
pelayanan KIA, Bidan sudah melakukan pencatatan di buku register ibu, bayi,
balita, KB dan buku KIA namun pada Kartu Ibu dan Kartu Bayi tidak dilakukan
pencatatan. Namun meskipun begitu beberapa Bidan mengatakan bahwa mereka
lebih memilih melakukan Pencatatan pelayanan KIA terlebih dahulu di buku
bantu karena dalam format PWS KIA banyak yang harus diisi dan memotokopi
sendiri format karena tidak selalu tersedia di Puskesmas.
Bidan di Pustu juga terkadang lupa dalam melakukan pencatatan langsung
setelah memberikan pelayanan sehingga saat melaksanakan kegiatan Posyandu
juga dibantu oleh kader dalam melakukan pencatatan pelayanan setelah itu para

Universitas Sumatera Utara

76

Bidan baik di Puskesmas dan Pustu yang sudah diberi tanggungjawab dalam PWS
KIA mengumpulkan nya bersamaan dengan yang dari BPM, Klinik dan Praktek
Dokter.

3. Pengolahan Data PWS KIA
Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang pengolahan data mengenai
Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA di Puskesmas Simalingkar
Informan
Pernyataan
Informan II
“Saya kan penanggungjawab KIA di Puskesmas jadi setelah
Bidan di Pustu Simalingkar A dan Simalingkar B
mengumpulkan data di wilayah kerjanya dan telah dicatat ke
form PWS KIA yang sudah ada baru dikasih ke saya dan
saya olah data nya sama dengan yang di puskesmas supaya
tau apa sudah mencapai target atau belum. Jadi memang
saya sendiri lah yang mengolah datanya secara manual tapi
sebelum diolah ke Form PWS KIA setiap data kegiatan KIA
(data ibu, bayi, balita dan KB) dilihat dulu apa sudah benar
dan lengkap formulirnya karna kadang mereka salah
ngitunglah. Pernah juga laporan yang dikasih ke saya nihil
untuk kegiatan Antenatal Care nya kan gak mungkin. Jadi
harus diperiksa dulu udah betul atau belum. Setelah itu
barulah kita totalin jumlah keseluruhannya dan
dikelompokkan ke kolom-kolom yang ada di form PWS KIA
itu mulai dari ibu, bayi, balita dan juga KB. Ada nanti dia
kedalam bentuk tabel dan juga narasi untuk menjelaskan
lengkapnya”
Informan VI
“Saya kan wilayah kerjanya di Simalingkar B jadi setelah
semua data (Ibu, Bayi, Balita dan KB) terkumpul baik dari
pelayanan di pustu dan posyandu saya olah secara manual
dan dihitung kembali sesuai gak kalau dijumlahin dengan
data yang di pustu dengan jumlah sasaran yang udah
ditetapkan sebelumnya. Itu ada cara ngitungnya dek
misalkan sasaran didapat dari hasil perkalian CBR dengan
proyeksi dan tu ada ketetapannya dari Kemenkes. Nah,
setelah dihitung baru kita tulis di form KIA yang bentuknya
itu tabel. Kalau kedalam form PWS KIA itu baru-baru ini
disuruh Bikor biasanya hanya jumlah kunjungan nya saja
dan sekarang sudah lebih banyak laporannya karena mau
akreditasi itu juga kan.”

Universitas Sumatera Utara

77

Informan XI

“Kalau untuk mengolah data saya gak ada, ya palingan
hanya mencatat kembali kunjungan yang saya dapat dari
Klinik sama BPS sama dengan yang saya dapat di Pustu
secara manual sesuai dengan form yang saya punya dan
biasanya saya uraikan dalam bentuk makalah setelah itu
saya kasih ke Kak Minar dialah yang ngolah”

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam pengolahan data
masing-masing bidan sesuai dengan wilayah kerjanya mengolah mengolah sendiri
data pelaksanaan KIA. Bidan di Pustu Simalingkar B mengolah kembali data
pelayanan KIA yang didapat dan belakangan ini berubah form yang biasanya yang
dilaporkan ke Bikor dalam bentuk jumlah kunjungan sekarang sudah dalam form
PWS KIA. Dan begitu juga dengan Bidan penanggungjawab KIA di Pustu
Simalingkar A mengolah secara manual pelayanan KIA dan KB bersamaan
dengan yang didapat dari BPM dan Praktek Dokter. Namun Bi