PENGEMBANGAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP DALAM MEMPERSIAPKAN CALON TENAGA PENDIDIK KIMIA PROFESIONAL | Silitonga | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 9392 21137 1 PB
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol 1, No 3, Desember .2016
halaman 203-211
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret
ISSN 2503-4146
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk
ISSN 2503-4154 (online)
PENGEMBANGAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI
PERUBAHAN KONSEP DALAM MEMPERSIAPKAN CALON
TENAGA PENDIDIK KIMIA PROFESIONAL
Friska Septiani Silitonga1,*, Kasta Gurning2
1Program
Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang,Indonesia
2Program
Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Senior, Medan, Indonesia
*Keperluan korespondensi, telp/fax: 0771-7004642, email: fkip@umrah.ac.id
Received: Dec
, 2016
Accepted: 1 December , 2016 Online Published: December 30, 2016...
ABSTRAK
Pembelajaran kimia di Universitas Maritim Raja Ali Haji dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) mengalami beberapa tantangan antara lain: (1) mahasiswa kurang
dapat menyampaikan gagasan/konsep awal yang dimiliki pada proses pembelajaran; (2)
mahasiswa masih memiliki kekeliruan dalam konsep yang dimiliki; (3) mahasiswa memiliki
kecenderungan untuk menghafal materi dan mengejar nilai. Tantangan juga bagi dosen untuk
dapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
mengajar menginduksi perubahan konsep (M3PK) mampu mengaktifkan mahasiswa dalam
proses pembelajaran, mengetahui konsep awal yang dimiliki oleh mahasiswa, dapat
membangun kerangka berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh model mengajar menginduksi perubahan konsep dalam belajar kimia
unsur, menggambarkan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan sampling jenuh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia berjumlah 50 orang. Desain penelitian yang
digunakan non equivalent control group design. Dari analisa data diperoleh rata-rata skor tes
awal mahasiswa kelas eksperimen sebesar 45,2 dan skor tes akhir mahasiswa diperoleh
sebesar 81,04. Sedangkan rata-rata skor tes awal mahasiswa kelas kontrol sebesar 47 dan
skor tes akhir sebesar 71,8. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan uji t dua pihak dengan α=0,05 diperoleh thitung (9,342) > ttabel (1,711) yang
artinya pembelajaran dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep
mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada topik kimia unsur dengan peningkatan
hasil belajar sebesar 65% dengan kata lain Ho ditolak. Nilai ketuntasan belajar mahasiswa
dengan nilai KKM>75 sebesar 84%. Dari hasil analisis juga di dapatkan persentase aktivitas
mahasiswa sebesar 75%. Sehingga dengan mengembangkan model mengajar menginduksi
perubahan konsep mampu mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan dapat
menghasilkan lulusan yang profesional dan memiliki soft skill di bidang pendidikan kimia
sehingga mampu bersaing nantinya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Kata kunci: M3PK, hasil belajar, profesional
ABSTRACT
Learning chemistry at the University Maritime Raja Ali Haji in the face of the Asean
Economic Community (AEC) experienced some challenges, among others: (1) students are less
able to convey the idea / concept of the ones on the learning process; (2) students still have
mistakes in concept owned; (3) students have a tendency to memorize the material and the
203
204
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
pursuit of value. Challenges also for lecturers to enable students in the learning process using
teaching model induces a change of concept (M3PK) is able to activate students in the learning
process, knowing the initial concept owned by the student, the student can build a framework to
solve problems. This study was to determine the effect of teaching models induces changes in
the concept of learning chemistry of elements, describing the activity of students in the upper
division courses. This research is quasi-experimental research (quasi) with saturated sampling
students of Chemistry Education amounted to 50 people. The study design used non-equivalent
control group design. From the analysis of the data obtained an average score of initial tests of
the experimental class students 45.2 and the final test scores of students obtained at 81.04.
While the average student test scores early control class is 47 and the final test score of 71.8.
Based on hypothesis testing performed using t-test two side with α = 0.05 obtained t (9.342)> t
table (1.711), which means learning by using teaching model induces a change in the concept
can improve student results on the topic of chemical elements with improved learning outcomes
by 65%, in other words Ho rejected. Value mastery learning students with the KKM> 75 to 84%.
From the analysis also get the percentage of student activity by 75%. So by developing a
teaching model induces changes in the concept is able to activate students in the learning
process and can produce graduates who are professional and soft skills in the field of chemical
education so as to compete later in the face of the Asean Economic Community (AEC).
Keywords: M3PK, learning outcomes, professional
salah bagi mahasiswa karena pada saat
PENDAHULUAN
menerima materi pelajaran kimia di SMA
Ilmu kimia dapat diumpamakan
sebagai
dunia
yang
dipenuhi
dengan
lebih di titik beratkan pada materi perhitungan (aspek simbolik) dibandingkan de-
berbagai fenomena yang menarik, aktivitas
ngan
eksperimen, dan pengetahuan yang pen-
roskopik). Selama ini pada pembelajaran
ting untuk memahami peristiwa-peristiwa
kimia kebanyakan tenaga pendidik tidak
alam. Oleh sebab itu, ilmu kimia masih
mengetahui konsep awal yang dimiliki oleh
digolongkan ke dalam ilmu yang sangat
mahasiswa sebagai peserta didik, sehingga
sulit untuk dipahami baik oleh mahasiswa
mahasiswa hanya cenderung menerima
[1] sebagai calon tenaga pendidik ataupun
materi yang diberikan secara menyeluruh
peserta didik. Selain itu, dalam memama-
tanpa mengetahui konsep dasar dari materi
hami konsep kimia dengan benar, maka
sistem periodik unsur. Dengan demikian
mahasiswa harus dapat menggambarkan
mahasiswa sulit memahami konsep kimia
dan mengaitkan aspek makroskopis, mik-
secara utuh bahkan pada konsep yang
roskopis, dan simbolik. Hal inilah yang
paling mendasar [3].
membuat ilmu kimia menjadi sangat kompleks [2].
Agar mahasiswa dapat mempe-
konsep
(makroskopik
dan
mik-
Apabila hal ini berlanjut secara
terus menerus maka dapat mengakibatkan
mahasiswa
kurang
memahami
konsep
lajari kimia dengan baik maka mahasiswa
dasar mengenai materi sistem periodik
harus diarahkan untuk dapat memahami
unsur sehingga mahasiswa akan kesulitan
kimia pada aspek makroskopik, mikros-
untuk memahami konsep yang lebih kom-
kopik, dan simbolik. Kompleksitas inilah
pleks atau bahkan akan menimbulkan
yang dapat menimbulkan konsep yang
205 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
masalah baru yaitu terjadinya kesalahan
konsep mahasiswa[5]. Tujuan dari pene-
konsep (misconception) [4].
litian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Salah satu faktor penyebab kesu-
dari model mengajar menginduksi peru-
litan dalam memahami ilmu kimia berasal
bahan konsep terhadap minat dan motivasi
dari tenaga pendidik. Konsep awal yang
belajar mahasiswa pada materi sistem
dimiliki oleh mahasiswa pada proses pemb-
periodik unsur.
elajaran sangat perlu diperhatikan sehingga
dapat diketahui apakah konsep yang dimil-
METODE PENELITIAN
iki oleh mahasiswa mengenai materi sistem
Penelitian ini dilaksanakan di Juru-
periodik unsur sudah benar atau bahkan
san Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan
mahasiswa memiliki konsep yang salah
dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim
terkait bagaimana sifat-sifat dari periodik
Raja Ali Haji. Kegiatan ini dilakukan selama
unsur, dan bagaimana cara menentukan
4 bulan dari bulan September 2015-Januari
letak unsur di dalam periodik unsur.
2016. Populasi dalam penelitian ini adalah
Masalah yang dihadapi dalam pem-
mahasiswa
belajaran kimia di Program Studi Pedidikan
kelas dan populasi ini langsung dijadikan
materi dan tidak mempunyai konsep yang
sampel di dalam penelitian dengan teknik
benar. Oleh karena itu, untuk menciptakan
penentuan jumlah sampel dengan cara
calon lulusan tenaga pendidik kimia yang
sampling jenuh. Penelitian yang digunakan
profesional yang siap menghadapi tantang
adalah penelitian eksperimen semu (quasi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka
eksperimental research) yang melibatkan
perlu dilakukan pembelajaran dengan me-
kelompok kontrol dan eksperimen[6]
nerapkan model mengajar menginduksi
yang
Kimia
yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 2
mahasiswa kebanyakan masih menghafal
konsep
Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Kimia Universitas Maritim Raja Ali Haji yaitu
perubahan
Jurusan
Desain
berlandaskan
pene-litian
pada paham konstruktivisme pada Program
penelitian
nonequivalent
menggunakan
control
group
design karena terdapat dua kelompok yang
Studi Pendidikan Kimia Universitas Maritim
diteliti, yaitu kelompok eksperimen dan
Raja Ali Haji sehingga calon tenaga pendi-
kontrol. Penilaian dilakukan sebelum dan
dik kimia yang dihasilkan sudah mem-
sesudah diberi perlakuan baik dengan
punyai konsep yang benar tentang materi-
menggunakan model mengajar mengin-
materi kimia, serta mempunyai soft skill da-
duksi perubahan konsep dan media pem-
lam melakukan ekseperimen kimia dengan
belajaran. Pengaruh model mengajar me-
mengaitkan hubungan antara aspek mik-
nginduksi perubahan konsep diukur dari
roskopik dan makroskopik. Model mengajar
perbedaan pengukuran hasil pre-tes dan
menginduksi perubahan konsep mampu
pengukuran akhir berupa post tes. Desain
merubah miskonsepsi yang dimiliki oleh
penelitian dengan meng-gunakan model
mahasiswa sehingga menjadi konsep ilmi-
mengajar menginduksi perubahan konsep
ah, dan dapat meningkatkan pemahaman
dapat dilihat pada Tabel 1.
205
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
Tabel 1 Design Nonequivalent Control
Group Design
Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest
KE
O1
X1
O2
KK
O1
X2
O2
KE : Kelas Eksperimen
KK : Kelas Kontrol
X1 : Pembelajaran dengan model mengajar
menginduksi perubahan konsep
X2 : Pembelajaran tanpa menggunakan model
mengajar menginduksi perubahan konsep
O1 : Pretest mahasiswa
O2 : Postest mahasiswa
Dimana
O1
adalah
merupakan
yang
didapat
dianalisis
dan
206
menguji
hipotesis dan ditarik kesimpulan.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk mengukur hasil belajar
mahasiswa dengan menggunakan pre-tes
dan pos-tes. Selain itu, dalam penelitian ini
juga dilakukan penilaian terkait dengan
gambaran
minat
belajar
dan
motivasi
mahasiswa dalam pembelajaran dengan
hasil pre-tes sebelum mahasiswa diberikan
menggunakan
model
mengajar
perlakuan, sedangkan X merupakan perla-
induksi perubahan konsep.
meng-
kuan yang dilakukan dengan menggunakan
Analisis data diuji dengan uji t-tes
model mengajar menginduksi perubahan
dua pihak untuk membuktikan hipotesis
konsep, dan O2 merupakan hasil posttes
yang ditetapkan sebagai berikut:
setelah mahasiswa diberikan perlakuan de-
Ho: μ1=μ2 : tidak terdapat per-
ngan menggunakan model mengajar me-
bedaan hasil belajar kimia mahasiswa
nginduksi perubahan konsep.
dengan menggunakan model mengajar
Adapun
skema
prosedur
yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu dimulai
menginduksi perubahan konsep.
Ha:
μ1≠μ2:terdapat
perbedaan
dari penentuan populasi yaitu mahasiswa
hasil belajar kimia mahasiswa dengan
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Kegu-
menggunakan model mengajar mengin-
ruan dan Ilmu Pendidikan yang berjumlah
duksi perubahan konsep.
50 orang yang terdiri dari 2 kelas dan
Uji normalitas sebaran data meng-
populasi ini langsung dijadikan sampel
gunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS
dalam penelitian dan dibagi menjadi kelas
21) dan setelah melakukan uji normalitas,
eksperimen dan kontrol. Kemudian kelas
maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis
eksperimen dan kontrol diberikan pretes
dengan menggunakan uji t-tes dua pihak
untuk menge-tahui skor hasil tes maha-
dengan taraf signifikansi 5% dan analisis
siswa sebelum diberikan perlakuan. Sete-
dilakukan dengan menggunakan bantuan
lah diberikan pretes, kemudian kelas eks-
program SPSS 21.
perimen
diberikan
perlakuan
dengan
menggunakan model mengajar mengin-
HASIL DAN PEMBAHASAN
duksi perubahan konsep dan selanjutnya
pada kelas eksperimen dan kontrol diberi-
1. Rata-rata hasil belajar mahasiswa
kan post-tes untuk mengetahui skor hasil
Dari hasil analisis di dapat bahwa
tes setelah diberikan perlakuan dengan
terdapat perbedaan rata-rata nilai awal dan
menggunakan model mengajar mengin-
akhir (pre-tes dan post-tes) antara kelas
duksi perubahan konsep. Kemudian data
eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata
207 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
nilai awal untuk kelas eksperimen dan kon-
lajaran
trol adalah 44,12 dan 46,6 dengan jumlah
diskusi, presentasi, ceramah. Kemudian
mahasiswa
orang.
kepada masing-masing kelas eksperimen
Kemudian pada kelas eksperimen diberikan
dan kontrol diberikan tes akhir dengan rata-
perlakuan dengan menggunakan model
rata nilai akhir untuk kelas eksperimen dan
mengajar menginduksi perubahan konsep
kontrol sebesar 81,04 dan 66 dan dapat
sedangkan untuk kelas kontrol pembe-
dilihat pada Tabel 2.
masing-masing
25
dengan
menggunakan
metode
Tabel 2 Nilai rata-rata Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pretest eksperimen
Postest eksperimen
Pretest kontrol
Posttest kontrol
Valid N (listwise)
N
Range
Minimum
Maximum
Sum
Mean
25
25
25
25
25
25
10
20
20
30
75
40
50
55
85
60
70
1103
2026
1165
1650
44,12
81,04
46,60
66,00
Std.
Deviation
4,352
3,494
4,941
7,217
2. Uji Normalitas dan Homogenitas
Peningkatan hasil belajar dengan
meng-
Uji normalitas dianalisis dengan
induksi perubahan konsep pada materi sis-
menggunakan program SPSS 21 untuk
tem periodik unsur sebesar 66,10%.
menguji normalitas dari data pre-tes kelas
menggunakan
model
mengajar
Alasan kelompok eksperimen yang
eksperimen dan kelas kontrol pada proses
diberi perlakuan dengan M3PK lebih baik
pembelajaran materi sistem periodik unsur
pencapaian pemahaman konsep diban-
dapat dilihat pada Tabel 3.
dingkan dengan model pembelajaran konsTabel 3 Normalitas Pretest Kelas Ekspe-
vensional. Hal ini disebabkan landasan teo-
rimen dan Kontrol
ritis yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
sangatlah berbeda sehingga mahasiswa
Kelas
dituntut untuk membangun pengetahuan
Eksperimen
Kontrol
sendiri. Pembelajaran dengan M3PK berlandaskan paham konstruktivistik[7] yang
unsur
secara empiris M3PK menggnakan pengediterapkan.
Dosen
dapat
memfasilitasi
mahasiswa
dengan
(α=0,05),
tahuan awal mahasiswa sebagai dasar atas
yang
0,05
0,05
Keterea
ngan
Normal
Normal
tes mahasiswa pada materi sistem periodik
pendekatan pembelajaran sains. Selain itu,
pembelajaran
α
Hasil analisis normalitas nilai pre-
merupakan suatu alternatif dominan dalam
tindak
Asymp.Sig
(2-tailed)
0,120
0,091
tailed)
taraf
diperoleh
untuk
kelas
signifikansi
nilai
5%
Asymp.Sig(2-
kontrol
sebesar
0,091>0,05 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed)
kelas eksperimen 0,120>0,05, sehingga
sesuai dengan pemahaman awal yang
data yang didapatkan berdistribusi normal.
telah dimiliki, dan M3PK mampu merubah
Setelah didapatkan bahwa data
miskonsepsi yang dimiliki oleh mahasiswa
nilai pre-tes mahasiswa berdistribusi normal
menjadi konsep-konsep ilmiah, serta dapat
maka analisis dilanjutkan dengan uji homo-
meningkatkan hasil belajar mahasiswa[8].
207
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
208
genitas tes. Berdasarkan hasil uji pre-tes
dan
pada kelas eksperimen dan kontrol dipe-
sehingga data yang didapatkan berdistri-
roleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.
busi normal dan dapat dilihat pada Tabel 5.
untuk
kelas
kontrol
0,070>0,05,
Setelah didapatkan bahwa data nilai
Tabel 4 Homogenitas Pretest Kelas Ekspe-
maka analisis dilanjutkan dengan uji homo-
rimen dan Kontrol
Jenis
data
Nilai
Pretest
post-tes mahasiswa berdistribusi normal
df1
df2
Sig
α
Keterangan
1
48
0,213
0,05
Homogen
Tabel
4
genitas tes. Berdasarkan hasil uji post-tes
pada kelas eksperimen dan kontrol diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel
Dari
didapatkan
6
hasil
Homogenitas
Posttest
Kelas
Eksperimen dan Kontrol
bahwa data nilai pre-tes kelas eksperimen
Jenis
data
Nilai
Posttest
dan kontrol bersifat homogen dilihat dari
nilai Based on Mean sebesar 0,231 dengan
df1
df2
Sig
α
Keterangan
1
48
0,500
0,05
Homogen
taraf signifikansi 5% (α=0,05).
Dari Tabel 6 didapatkan hasil bahTabel 5 Normalitas Posttest Kelas Ekspe-
kontrol bersifat homogen dilihat dari nilai
rimen dan Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Asymp.Sig
(2-tailed)
0,101
0,070
wa data nilai post-tes kelas eksperimen dan
α
Ketereangan
0,05
0,05
Normal
Normal
Based on Mean sebesar 0,580 dengan
taraf signifikansi 5% (α=0,05).
Setelah data diketahui normal dan
homogen, maka kemudian dilanjutkan un-
Selanjutnya dilakukan juga uji normalitas dan homogenitas pada data hasil
post-tes mahasiswa. Hasil analisis normalitas nilai post-tes pada materi sistem
periodik unsur dengan taraf signifikansi 5%
(α=0,05), diperoleh nilai Asymp. Sig (2tailed) untuk kelas eksperimen 0,101>0,05
tuk menguji hipotesis dengan uji-t dua pihak
untuk melihat apakah ada perbedaan hasil
belajar kimia mahasiswa dengan menggunakan model mengajar mengi-nduksi perubahan konsep. Hasil uji-t kelas eksperimen
dan kontrol untuk hasil post-tes dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Uji Hipotesis
Jenis data
Hasil belajar
t
9,379
Df
48
Sig (2-tailed)
0,000
Α
0,05
t tabel
1,6772
Keterangan
Ha diterima
Tabel 7 menunjukkan hasil uji-t untuk
bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel
data post-tes pada kelas eksperimen dan
(thitung: 9,379 > ttabel: 1,6772). Dengan
kontrol memiliki thitung adalah 9,379 dengan
demikian dapat dilihat bahwa mahasiswa
df 48 Nilai tersebut dibandingkan dengan
pada
nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan
belajar kimia sistem periodik unsur lebih
df 48 adalah 1,6772. Hal ini menunjukkan
baik dibandingkan dengan kelas kontrol
kelas
eksperimen
memiliki
hasil
209 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
tanpa
menggunakan
model
mengajar
ataupun akomodasi sehingga konsep yang
menginduksi perubahan konsep.
dimiliki oleh mahasiswa lebih terorganisir.
Setelah dilakukan proses pembe-
Sedangkan model pembelajaran konve-
lajaran dengan menggunakan model me-
nsional lebih didominasi oleh dosen sehing-
ngajar
konsep
ga kurang memberikan kesempatan kepa-
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
da mahasiswa untuk menemukan sendiri
dengan
konsepnya[9],[10].
menginduksi
model
perubahan
mengajar
konvensional.
Adanya perbedaan metode belajar ini ter-
Berdasarkan hasil penelitian ini
nyata memberikan pengaruh yang baik
menunjukkan bahwa model mengajar me-
terhadap hasil belajar kimia mahasiswa.
nginduksi perubahan konsep lebih baik
Hasilnya terlihat pada Tabel 2 dengan
meningkatkan pemahaman konsep, remi-
rerata nilai post-tes kelas kontrol 66 dan
diasi miskonsepsi dan hasil belajar diban-
kelas eksperimen 81,04. Setelah dilakukan
dingkan dengan pembelajaran tanpa meng-
uji normalitas, homogenitas, dan uji-t maka
gunakan
dapat
perubahan konsep.
ditarik
kesimpulan
bahwa
hasil
belajar kimia mahasiswa kelas eksperimen
hasil
belajar
mengajar
menginduksi
3. Analisis Korelasi minat dan motivasi
berbeda dengan kelas kontrol.
Perbedaan
model
kelas
eksperimen dengan model mengajar meng-
mahasiswa
dengan
hasil
belajar
mahasiswa
dengan
menggunakan
M3PK
induksi perubahan konsep berbeda dengan
Analisis yang selanjutnya dilakukan
kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh peng-
adalah analisis korelasi antara minat dan
gunaan model mengajar menginduksi peru-
motivasi belajar mahasiswa dengan hasil
bahan konsep memberikan peluang bagi
belajar
mahasiswa untuk mengkontruksikan pe-
mengajar menginduksi perubahan konsep
ngetahuan baru melalu proses asimilasi
dapat dilihat pada Tabel 8 .
dengan
menggunakan
model
Tabel 8 Uji Korelasi Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
hasil belajar
Pearson Correlation
hasil belajar
1
Pearson Correlation
minat belajar
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
motivasi
-,127
,001
,546
25
25
25
,616**
1
-,241
,001
N
Sig. (2-tailed)
N
motivasi
,616**
Sig. (2-tailed)
N
minat belajar
,246
25
25
25
-,127
-,241
1
,546
,246
25
25
25
Dari Tabel 8, hubungan korelasi
mahasiswa terhadap hasil belajar maha-
antara minat belajar dan motivasi belajar
siswa dengan menggunakan model me-
209
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
ngajar
menginduksi
perubahan
210
konsep
runan jumlah mahasiswa yang mengalami
menunjukkan hubungan yang positif antara
miskonsepsi. Sehingga model mengajar ini
minat belajar mahasiswa terhadap hasil be-
sangat baik diterapkan pada pembelajaran
lajar mahasiswa yaitu 0,616 dengan angka
kimia untuk menghasilkan calon lulusan
Signifikan 0,001. Hasil belajar dengan
tenaga pendidik kimia yang kompeten.
minat belajar memiliki nilai signifikansi
Ketuntatasan
0,0010,05, maka tidak terdapat
korelasi yang signifikan.
Selanjutnya dihitung pula persen-
DAFTAR RUJUKAN
[1]
of
tase (%) ketuntasan hasil belajar maha-
dari
(%) ketuntasan hasil belajar mahasiswa
attitudes
519.
hasil
belajar mahasiswa didapatkan persentase
students’
based
and Behavioral Sciences, 15, 515–
pembelajaran yang ditetapkan yaitu ≥80
Sehingga
on
change
toward chemistry,” in Procedia - Social
tasan beajar didapat dari KKM untuk
lulus.
conceptual
instruction
siswa dengan menggunakan M3PK. Ketun-
dinyatakan
Kaya, E., Geban, O., 2011, “The effect
[2]
Taber, K.S., 2013, “Revisiting the
chemistry triplet: drawing upon the
dengan M3PK sebesar 84%.
nature of chemical knowledge and the
psychology
KESIMPULAN
of
learning
to
inform
chemistry education,” Chem. Educ.
Res. Pract.,14(2),156-163
Model mengajar menginduksi perubahan konsep yang dikembangkan telah
berhasil diterapkan dan layak untuk digu-
[3]
Özkan, G, 2012, “How Effective Is ‘
nakan sebagai model mengajar untuk
Conceptual Change Approach ’ in
meningkatkan pemahaman mahasiswa dan
Teaching Physics ?,” J. Educ. Instr.
memperbaiki konsep awal yang dimiiki oleh
Stud. World, 2(2),182–190.
mahasiswa dengan cara mengkontruksi
sendiri
pemahamannya
melalui
penye-
[4]
Banerjee, A.C.,2001,Misconceptions of
lesaian masalah dan dapat meningkatkan
students and teachers in chemical
minat belajar mahasiswa. Model mengajar
equilibrium,” Int. J. Sci. Educ.,13(4),
ini mampu meningkatkan proporsi penu-
487–494.
211 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
[5]
Pebriyanti, D, Sahidu, H, Sutriyo,
teaching and learning,” Int. J. Sci.
2015,Efektifitas Model Pembelajaran
Educ.,25(6), 671–688.
Perubahan
Konseptual
untuk
Mengatasi Miskonsepsi Fisika Pada
[9]
SIswa Kelas X SMAN, 1(1), 92–96.
Başer, M, 2006, “Effect of conceptual
change
oriented
remediation
[6]
instruction
on
students
’
of
Cook, T, Campbell, D., Peracchio, L.,
misconceptions related to heat and
“Quasi Experimentation,” in Handbook
temperature
of
Educ. Res., 4(1), 64–79.
Industrial
and
Organizational
concepts,”
J.
Maltese
Psychology, 1990, 491–576.
[10] Raviolo,
[7]
2001,
“Assessing
Othman,T, Matthews, R, Secombe, M,
Students’ Conceptual Understanding
2005 “Constructivist Animations for
of Solubility Equilibrium,” J. Chem.
Conceptual
Educ., 78(5), 629-635.
Change:
An
Effective
Instructional Strategy in Understanding
Complex,
Abstract
and
Dynamic
Science Concepts,” Malaysian Online
J. Instr. Technol., 2(3), 78–87.
[8]
A.,
Duit,
R,
“Conceptual
framework
Treagust,D.F,
change:
for
A
improving
2003,
powerful
science
211
halaman 203-211
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret
ISSN 2503-4146
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk
ISSN 2503-4154 (online)
PENGEMBANGAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI
PERUBAHAN KONSEP DALAM MEMPERSIAPKAN CALON
TENAGA PENDIDIK KIMIA PROFESIONAL
Friska Septiani Silitonga1,*, Kasta Gurning2
1Program
Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang,Indonesia
2Program
Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Senior, Medan, Indonesia
*Keperluan korespondensi, telp/fax: 0771-7004642, email: fkip@umrah.ac.id
Received: Dec
, 2016
Accepted: 1 December , 2016 Online Published: December 30, 2016...
ABSTRAK
Pembelajaran kimia di Universitas Maritim Raja Ali Haji dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) mengalami beberapa tantangan antara lain: (1) mahasiswa kurang
dapat menyampaikan gagasan/konsep awal yang dimiliki pada proses pembelajaran; (2)
mahasiswa masih memiliki kekeliruan dalam konsep yang dimiliki; (3) mahasiswa memiliki
kecenderungan untuk menghafal materi dan mengejar nilai. Tantangan juga bagi dosen untuk
dapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
mengajar menginduksi perubahan konsep (M3PK) mampu mengaktifkan mahasiswa dalam
proses pembelajaran, mengetahui konsep awal yang dimiliki oleh mahasiswa, dapat
membangun kerangka berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh model mengajar menginduksi perubahan konsep dalam belajar kimia
unsur, menggambarkan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan sampling jenuh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia berjumlah 50 orang. Desain penelitian yang
digunakan non equivalent control group design. Dari analisa data diperoleh rata-rata skor tes
awal mahasiswa kelas eksperimen sebesar 45,2 dan skor tes akhir mahasiswa diperoleh
sebesar 81,04. Sedangkan rata-rata skor tes awal mahasiswa kelas kontrol sebesar 47 dan
skor tes akhir sebesar 71,8. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan uji t dua pihak dengan α=0,05 diperoleh thitung (9,342) > ttabel (1,711) yang
artinya pembelajaran dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep
mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada topik kimia unsur dengan peningkatan
hasil belajar sebesar 65% dengan kata lain Ho ditolak. Nilai ketuntasan belajar mahasiswa
dengan nilai KKM>75 sebesar 84%. Dari hasil analisis juga di dapatkan persentase aktivitas
mahasiswa sebesar 75%. Sehingga dengan mengembangkan model mengajar menginduksi
perubahan konsep mampu mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan dapat
menghasilkan lulusan yang profesional dan memiliki soft skill di bidang pendidikan kimia
sehingga mampu bersaing nantinya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Kata kunci: M3PK, hasil belajar, profesional
ABSTRACT
Learning chemistry at the University Maritime Raja Ali Haji in the face of the Asean
Economic Community (AEC) experienced some challenges, among others: (1) students are less
able to convey the idea / concept of the ones on the learning process; (2) students still have
mistakes in concept owned; (3) students have a tendency to memorize the material and the
203
204
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
pursuit of value. Challenges also for lecturers to enable students in the learning process using
teaching model induces a change of concept (M3PK) is able to activate students in the learning
process, knowing the initial concept owned by the student, the student can build a framework to
solve problems. This study was to determine the effect of teaching models induces changes in
the concept of learning chemistry of elements, describing the activity of students in the upper
division courses. This research is quasi-experimental research (quasi) with saturated sampling
students of Chemistry Education amounted to 50 people. The study design used non-equivalent
control group design. From the analysis of the data obtained an average score of initial tests of
the experimental class students 45.2 and the final test scores of students obtained at 81.04.
While the average student test scores early control class is 47 and the final test score of 71.8.
Based on hypothesis testing performed using t-test two side with α = 0.05 obtained t (9.342)> t
table (1.711), which means learning by using teaching model induces a change in the concept
can improve student results on the topic of chemical elements with improved learning outcomes
by 65%, in other words Ho rejected. Value mastery learning students with the KKM> 75 to 84%.
From the analysis also get the percentage of student activity by 75%. So by developing a
teaching model induces changes in the concept is able to activate students in the learning
process and can produce graduates who are professional and soft skills in the field of chemical
education so as to compete later in the face of the Asean Economic Community (AEC).
Keywords: M3PK, learning outcomes, professional
salah bagi mahasiswa karena pada saat
PENDAHULUAN
menerima materi pelajaran kimia di SMA
Ilmu kimia dapat diumpamakan
sebagai
dunia
yang
dipenuhi
dengan
lebih di titik beratkan pada materi perhitungan (aspek simbolik) dibandingkan de-
berbagai fenomena yang menarik, aktivitas
ngan
eksperimen, dan pengetahuan yang pen-
roskopik). Selama ini pada pembelajaran
ting untuk memahami peristiwa-peristiwa
kimia kebanyakan tenaga pendidik tidak
alam. Oleh sebab itu, ilmu kimia masih
mengetahui konsep awal yang dimiliki oleh
digolongkan ke dalam ilmu yang sangat
mahasiswa sebagai peserta didik, sehingga
sulit untuk dipahami baik oleh mahasiswa
mahasiswa hanya cenderung menerima
[1] sebagai calon tenaga pendidik ataupun
materi yang diberikan secara menyeluruh
peserta didik. Selain itu, dalam memama-
tanpa mengetahui konsep dasar dari materi
hami konsep kimia dengan benar, maka
sistem periodik unsur. Dengan demikian
mahasiswa harus dapat menggambarkan
mahasiswa sulit memahami konsep kimia
dan mengaitkan aspek makroskopis, mik-
secara utuh bahkan pada konsep yang
roskopis, dan simbolik. Hal inilah yang
paling mendasar [3].
membuat ilmu kimia menjadi sangat kompleks [2].
Agar mahasiswa dapat mempe-
konsep
(makroskopik
dan
mik-
Apabila hal ini berlanjut secara
terus menerus maka dapat mengakibatkan
mahasiswa
kurang
memahami
konsep
lajari kimia dengan baik maka mahasiswa
dasar mengenai materi sistem periodik
harus diarahkan untuk dapat memahami
unsur sehingga mahasiswa akan kesulitan
kimia pada aspek makroskopik, mikros-
untuk memahami konsep yang lebih kom-
kopik, dan simbolik. Kompleksitas inilah
pleks atau bahkan akan menimbulkan
yang dapat menimbulkan konsep yang
205 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
masalah baru yaitu terjadinya kesalahan
konsep mahasiswa[5]. Tujuan dari pene-
konsep (misconception) [4].
litian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Salah satu faktor penyebab kesu-
dari model mengajar menginduksi peru-
litan dalam memahami ilmu kimia berasal
bahan konsep terhadap minat dan motivasi
dari tenaga pendidik. Konsep awal yang
belajar mahasiswa pada materi sistem
dimiliki oleh mahasiswa pada proses pemb-
periodik unsur.
elajaran sangat perlu diperhatikan sehingga
dapat diketahui apakah konsep yang dimil-
METODE PENELITIAN
iki oleh mahasiswa mengenai materi sistem
Penelitian ini dilaksanakan di Juru-
periodik unsur sudah benar atau bahkan
san Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan
mahasiswa memiliki konsep yang salah
dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim
terkait bagaimana sifat-sifat dari periodik
Raja Ali Haji. Kegiatan ini dilakukan selama
unsur, dan bagaimana cara menentukan
4 bulan dari bulan September 2015-Januari
letak unsur di dalam periodik unsur.
2016. Populasi dalam penelitian ini adalah
Masalah yang dihadapi dalam pem-
mahasiswa
belajaran kimia di Program Studi Pedidikan
kelas dan populasi ini langsung dijadikan
materi dan tidak mempunyai konsep yang
sampel di dalam penelitian dengan teknik
benar. Oleh karena itu, untuk menciptakan
penentuan jumlah sampel dengan cara
calon lulusan tenaga pendidik kimia yang
sampling jenuh. Penelitian yang digunakan
profesional yang siap menghadapi tantang
adalah penelitian eksperimen semu (quasi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka
eksperimental research) yang melibatkan
perlu dilakukan pembelajaran dengan me-
kelompok kontrol dan eksperimen[6]
nerapkan model mengajar menginduksi
yang
Kimia
yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 2
mahasiswa kebanyakan masih menghafal
konsep
Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Kimia Universitas Maritim Raja Ali Haji yaitu
perubahan
Jurusan
Desain
berlandaskan
pene-litian
pada paham konstruktivisme pada Program
penelitian
nonequivalent
menggunakan
control
group
design karena terdapat dua kelompok yang
Studi Pendidikan Kimia Universitas Maritim
diteliti, yaitu kelompok eksperimen dan
Raja Ali Haji sehingga calon tenaga pendi-
kontrol. Penilaian dilakukan sebelum dan
dik kimia yang dihasilkan sudah mem-
sesudah diberi perlakuan baik dengan
punyai konsep yang benar tentang materi-
menggunakan model mengajar mengin-
materi kimia, serta mempunyai soft skill da-
duksi perubahan konsep dan media pem-
lam melakukan ekseperimen kimia dengan
belajaran. Pengaruh model mengajar me-
mengaitkan hubungan antara aspek mik-
nginduksi perubahan konsep diukur dari
roskopik dan makroskopik. Model mengajar
perbedaan pengukuran hasil pre-tes dan
menginduksi perubahan konsep mampu
pengukuran akhir berupa post tes. Desain
merubah miskonsepsi yang dimiliki oleh
penelitian dengan meng-gunakan model
mahasiswa sehingga menjadi konsep ilmi-
mengajar menginduksi perubahan konsep
ah, dan dapat meningkatkan pemahaman
dapat dilihat pada Tabel 1.
205
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
Tabel 1 Design Nonequivalent Control
Group Design
Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest
KE
O1
X1
O2
KK
O1
X2
O2
KE : Kelas Eksperimen
KK : Kelas Kontrol
X1 : Pembelajaran dengan model mengajar
menginduksi perubahan konsep
X2 : Pembelajaran tanpa menggunakan model
mengajar menginduksi perubahan konsep
O1 : Pretest mahasiswa
O2 : Postest mahasiswa
Dimana
O1
adalah
merupakan
yang
didapat
dianalisis
dan
206
menguji
hipotesis dan ditarik kesimpulan.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk mengukur hasil belajar
mahasiswa dengan menggunakan pre-tes
dan pos-tes. Selain itu, dalam penelitian ini
juga dilakukan penilaian terkait dengan
gambaran
minat
belajar
dan
motivasi
mahasiswa dalam pembelajaran dengan
hasil pre-tes sebelum mahasiswa diberikan
menggunakan
model
mengajar
perlakuan, sedangkan X merupakan perla-
induksi perubahan konsep.
meng-
kuan yang dilakukan dengan menggunakan
Analisis data diuji dengan uji t-tes
model mengajar menginduksi perubahan
dua pihak untuk membuktikan hipotesis
konsep, dan O2 merupakan hasil posttes
yang ditetapkan sebagai berikut:
setelah mahasiswa diberikan perlakuan de-
Ho: μ1=μ2 : tidak terdapat per-
ngan menggunakan model mengajar me-
bedaan hasil belajar kimia mahasiswa
nginduksi perubahan konsep.
dengan menggunakan model mengajar
Adapun
skema
prosedur
yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu dimulai
menginduksi perubahan konsep.
Ha:
μ1≠μ2:terdapat
perbedaan
dari penentuan populasi yaitu mahasiswa
hasil belajar kimia mahasiswa dengan
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Kegu-
menggunakan model mengajar mengin-
ruan dan Ilmu Pendidikan yang berjumlah
duksi perubahan konsep.
50 orang yang terdiri dari 2 kelas dan
Uji normalitas sebaran data meng-
populasi ini langsung dijadikan sampel
gunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS
dalam penelitian dan dibagi menjadi kelas
21) dan setelah melakukan uji normalitas,
eksperimen dan kontrol. Kemudian kelas
maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis
eksperimen dan kontrol diberikan pretes
dengan menggunakan uji t-tes dua pihak
untuk menge-tahui skor hasil tes maha-
dengan taraf signifikansi 5% dan analisis
siswa sebelum diberikan perlakuan. Sete-
dilakukan dengan menggunakan bantuan
lah diberikan pretes, kemudian kelas eks-
program SPSS 21.
perimen
diberikan
perlakuan
dengan
menggunakan model mengajar mengin-
HASIL DAN PEMBAHASAN
duksi perubahan konsep dan selanjutnya
pada kelas eksperimen dan kontrol diberi-
1. Rata-rata hasil belajar mahasiswa
kan post-tes untuk mengetahui skor hasil
Dari hasil analisis di dapat bahwa
tes setelah diberikan perlakuan dengan
terdapat perbedaan rata-rata nilai awal dan
menggunakan model mengajar mengin-
akhir (pre-tes dan post-tes) antara kelas
duksi perubahan konsep. Kemudian data
eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata
207 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
nilai awal untuk kelas eksperimen dan kon-
lajaran
trol adalah 44,12 dan 46,6 dengan jumlah
diskusi, presentasi, ceramah. Kemudian
mahasiswa
orang.
kepada masing-masing kelas eksperimen
Kemudian pada kelas eksperimen diberikan
dan kontrol diberikan tes akhir dengan rata-
perlakuan dengan menggunakan model
rata nilai akhir untuk kelas eksperimen dan
mengajar menginduksi perubahan konsep
kontrol sebesar 81,04 dan 66 dan dapat
sedangkan untuk kelas kontrol pembe-
dilihat pada Tabel 2.
masing-masing
25
dengan
menggunakan
metode
Tabel 2 Nilai rata-rata Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pretest eksperimen
Postest eksperimen
Pretest kontrol
Posttest kontrol
Valid N (listwise)
N
Range
Minimum
Maximum
Sum
Mean
25
25
25
25
25
25
10
20
20
30
75
40
50
55
85
60
70
1103
2026
1165
1650
44,12
81,04
46,60
66,00
Std.
Deviation
4,352
3,494
4,941
7,217
2. Uji Normalitas dan Homogenitas
Peningkatan hasil belajar dengan
meng-
Uji normalitas dianalisis dengan
induksi perubahan konsep pada materi sis-
menggunakan program SPSS 21 untuk
tem periodik unsur sebesar 66,10%.
menguji normalitas dari data pre-tes kelas
menggunakan
model
mengajar
Alasan kelompok eksperimen yang
eksperimen dan kelas kontrol pada proses
diberi perlakuan dengan M3PK lebih baik
pembelajaran materi sistem periodik unsur
pencapaian pemahaman konsep diban-
dapat dilihat pada Tabel 3.
dingkan dengan model pembelajaran konsTabel 3 Normalitas Pretest Kelas Ekspe-
vensional. Hal ini disebabkan landasan teo-
rimen dan Kontrol
ritis yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
sangatlah berbeda sehingga mahasiswa
Kelas
dituntut untuk membangun pengetahuan
Eksperimen
Kontrol
sendiri. Pembelajaran dengan M3PK berlandaskan paham konstruktivistik[7] yang
unsur
secara empiris M3PK menggnakan pengediterapkan.
Dosen
dapat
memfasilitasi
mahasiswa
dengan
(α=0,05),
tahuan awal mahasiswa sebagai dasar atas
yang
0,05
0,05
Keterea
ngan
Normal
Normal
tes mahasiswa pada materi sistem periodik
pendekatan pembelajaran sains. Selain itu,
pembelajaran
α
Hasil analisis normalitas nilai pre-
merupakan suatu alternatif dominan dalam
tindak
Asymp.Sig
(2-tailed)
0,120
0,091
tailed)
taraf
diperoleh
untuk
kelas
signifikansi
nilai
5%
Asymp.Sig(2-
kontrol
sebesar
0,091>0,05 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed)
kelas eksperimen 0,120>0,05, sehingga
sesuai dengan pemahaman awal yang
data yang didapatkan berdistribusi normal.
telah dimiliki, dan M3PK mampu merubah
Setelah didapatkan bahwa data
miskonsepsi yang dimiliki oleh mahasiswa
nilai pre-tes mahasiswa berdistribusi normal
menjadi konsep-konsep ilmiah, serta dapat
maka analisis dilanjutkan dengan uji homo-
meningkatkan hasil belajar mahasiswa[8].
207
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
208
genitas tes. Berdasarkan hasil uji pre-tes
dan
pada kelas eksperimen dan kontrol dipe-
sehingga data yang didapatkan berdistri-
roleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.
busi normal dan dapat dilihat pada Tabel 5.
untuk
kelas
kontrol
0,070>0,05,
Setelah didapatkan bahwa data nilai
Tabel 4 Homogenitas Pretest Kelas Ekspe-
maka analisis dilanjutkan dengan uji homo-
rimen dan Kontrol
Jenis
data
Nilai
Pretest
post-tes mahasiswa berdistribusi normal
df1
df2
Sig
α
Keterangan
1
48
0,213
0,05
Homogen
Tabel
4
genitas tes. Berdasarkan hasil uji post-tes
pada kelas eksperimen dan kontrol diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel
Dari
didapatkan
6
hasil
Homogenitas
Posttest
Kelas
Eksperimen dan Kontrol
bahwa data nilai pre-tes kelas eksperimen
Jenis
data
Nilai
Posttest
dan kontrol bersifat homogen dilihat dari
nilai Based on Mean sebesar 0,231 dengan
df1
df2
Sig
α
Keterangan
1
48
0,500
0,05
Homogen
taraf signifikansi 5% (α=0,05).
Dari Tabel 6 didapatkan hasil bahTabel 5 Normalitas Posttest Kelas Ekspe-
kontrol bersifat homogen dilihat dari nilai
rimen dan Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Asymp.Sig
(2-tailed)
0,101
0,070
wa data nilai post-tes kelas eksperimen dan
α
Ketereangan
0,05
0,05
Normal
Normal
Based on Mean sebesar 0,580 dengan
taraf signifikansi 5% (α=0,05).
Setelah data diketahui normal dan
homogen, maka kemudian dilanjutkan un-
Selanjutnya dilakukan juga uji normalitas dan homogenitas pada data hasil
post-tes mahasiswa. Hasil analisis normalitas nilai post-tes pada materi sistem
periodik unsur dengan taraf signifikansi 5%
(α=0,05), diperoleh nilai Asymp. Sig (2tailed) untuk kelas eksperimen 0,101>0,05
tuk menguji hipotesis dengan uji-t dua pihak
untuk melihat apakah ada perbedaan hasil
belajar kimia mahasiswa dengan menggunakan model mengajar mengi-nduksi perubahan konsep. Hasil uji-t kelas eksperimen
dan kontrol untuk hasil post-tes dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Uji Hipotesis
Jenis data
Hasil belajar
t
9,379
Df
48
Sig (2-tailed)
0,000
Α
0,05
t tabel
1,6772
Keterangan
Ha diterima
Tabel 7 menunjukkan hasil uji-t untuk
bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel
data post-tes pada kelas eksperimen dan
(thitung: 9,379 > ttabel: 1,6772). Dengan
kontrol memiliki thitung adalah 9,379 dengan
demikian dapat dilihat bahwa mahasiswa
df 48 Nilai tersebut dibandingkan dengan
pada
nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan
belajar kimia sistem periodik unsur lebih
df 48 adalah 1,6772. Hal ini menunjukkan
baik dibandingkan dengan kelas kontrol
kelas
eksperimen
memiliki
hasil
209 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
tanpa
menggunakan
model
mengajar
ataupun akomodasi sehingga konsep yang
menginduksi perubahan konsep.
dimiliki oleh mahasiswa lebih terorganisir.
Setelah dilakukan proses pembe-
Sedangkan model pembelajaran konve-
lajaran dengan menggunakan model me-
nsional lebih didominasi oleh dosen sehing-
ngajar
konsep
ga kurang memberikan kesempatan kepa-
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
da mahasiswa untuk menemukan sendiri
dengan
konsepnya[9],[10].
menginduksi
model
perubahan
mengajar
konvensional.
Adanya perbedaan metode belajar ini ter-
Berdasarkan hasil penelitian ini
nyata memberikan pengaruh yang baik
menunjukkan bahwa model mengajar me-
terhadap hasil belajar kimia mahasiswa.
nginduksi perubahan konsep lebih baik
Hasilnya terlihat pada Tabel 2 dengan
meningkatkan pemahaman konsep, remi-
rerata nilai post-tes kelas kontrol 66 dan
diasi miskonsepsi dan hasil belajar diban-
kelas eksperimen 81,04. Setelah dilakukan
dingkan dengan pembelajaran tanpa meng-
uji normalitas, homogenitas, dan uji-t maka
gunakan
dapat
perubahan konsep.
ditarik
kesimpulan
bahwa
hasil
belajar kimia mahasiswa kelas eksperimen
hasil
belajar
mengajar
menginduksi
3. Analisis Korelasi minat dan motivasi
berbeda dengan kelas kontrol.
Perbedaan
model
kelas
eksperimen dengan model mengajar meng-
mahasiswa
dengan
hasil
belajar
mahasiswa
dengan
menggunakan
M3PK
induksi perubahan konsep berbeda dengan
Analisis yang selanjutnya dilakukan
kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh peng-
adalah analisis korelasi antara minat dan
gunaan model mengajar menginduksi peru-
motivasi belajar mahasiswa dengan hasil
bahan konsep memberikan peluang bagi
belajar
mahasiswa untuk mengkontruksikan pe-
mengajar menginduksi perubahan konsep
ngetahuan baru melalu proses asimilasi
dapat dilihat pada Tabel 8 .
dengan
menggunakan
model
Tabel 8 Uji Korelasi Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
hasil belajar
Pearson Correlation
hasil belajar
1
Pearson Correlation
minat belajar
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
motivasi
-,127
,001
,546
25
25
25
,616**
1
-,241
,001
N
Sig. (2-tailed)
N
motivasi
,616**
Sig. (2-tailed)
N
minat belajar
,246
25
25
25
-,127
-,241
1
,546
,246
25
25
25
Dari Tabel 8, hubungan korelasi
mahasiswa terhadap hasil belajar maha-
antara minat belajar dan motivasi belajar
siswa dengan menggunakan model me-
209
JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA (JKPK), Vol. 1, No. 3, Bulan Desember 2016., hal. 203-211
ngajar
menginduksi
perubahan
210
konsep
runan jumlah mahasiswa yang mengalami
menunjukkan hubungan yang positif antara
miskonsepsi. Sehingga model mengajar ini
minat belajar mahasiswa terhadap hasil be-
sangat baik diterapkan pada pembelajaran
lajar mahasiswa yaitu 0,616 dengan angka
kimia untuk menghasilkan calon lulusan
Signifikan 0,001. Hasil belajar dengan
tenaga pendidik kimia yang kompeten.
minat belajar memiliki nilai signifikansi
Ketuntatasan
0,0010,05, maka tidak terdapat
korelasi yang signifikan.
Selanjutnya dihitung pula persen-
DAFTAR RUJUKAN
[1]
of
tase (%) ketuntasan hasil belajar maha-
dari
(%) ketuntasan hasil belajar mahasiswa
attitudes
519.
hasil
belajar mahasiswa didapatkan persentase
students’
based
and Behavioral Sciences, 15, 515–
pembelajaran yang ditetapkan yaitu ≥80
Sehingga
on
change
toward chemistry,” in Procedia - Social
tasan beajar didapat dari KKM untuk
lulus.
conceptual
instruction
siswa dengan menggunakan M3PK. Ketun-
dinyatakan
Kaya, E., Geban, O., 2011, “The effect
[2]
Taber, K.S., 2013, “Revisiting the
chemistry triplet: drawing upon the
dengan M3PK sebesar 84%.
nature of chemical knowledge and the
psychology
KESIMPULAN
of
learning
to
inform
chemistry education,” Chem. Educ.
Res. Pract.,14(2),156-163
Model mengajar menginduksi perubahan konsep yang dikembangkan telah
berhasil diterapkan dan layak untuk digu-
[3]
Özkan, G, 2012, “How Effective Is ‘
nakan sebagai model mengajar untuk
Conceptual Change Approach ’ in
meningkatkan pemahaman mahasiswa dan
Teaching Physics ?,” J. Educ. Instr.
memperbaiki konsep awal yang dimiiki oleh
Stud. World, 2(2),182–190.
mahasiswa dengan cara mengkontruksi
sendiri
pemahamannya
melalui
penye-
[4]
Banerjee, A.C.,2001,Misconceptions of
lesaian masalah dan dapat meningkatkan
students and teachers in chemical
minat belajar mahasiswa. Model mengajar
equilibrium,” Int. J. Sci. Educ.,13(4),
ini mampu meningkatkan proporsi penu-
487–494.
211 Friska Septiani Silitonga1 & Kasta Gurning. Pengembangan Model
[5]
Pebriyanti, D, Sahidu, H, Sutriyo,
teaching and learning,” Int. J. Sci.
2015,Efektifitas Model Pembelajaran
Educ.,25(6), 671–688.
Perubahan
Konseptual
untuk
Mengatasi Miskonsepsi Fisika Pada
[9]
SIswa Kelas X SMAN, 1(1), 92–96.
Başer, M, 2006, “Effect of conceptual
change
oriented
remediation
[6]
instruction
on
students
’
of
Cook, T, Campbell, D., Peracchio, L.,
misconceptions related to heat and
“Quasi Experimentation,” in Handbook
temperature
of
Educ. Res., 4(1), 64–79.
Industrial
and
Organizational
concepts,”
J.
Maltese
Psychology, 1990, 491–576.
[10] Raviolo,
[7]
2001,
“Assessing
Othman,T, Matthews, R, Secombe, M,
Students’ Conceptual Understanding
2005 “Constructivist Animations for
of Solubility Equilibrium,” J. Chem.
Conceptual
Educ., 78(5), 629-635.
Change:
An
Effective
Instructional Strategy in Understanding
Complex,
Abstract
and
Dynamic
Science Concepts,” Malaysian Online
J. Instr. Technol., 2(3), 78–87.
[8]
A.,
Duit,
R,
“Conceptual
framework
Treagust,D.F,
change:
for
A
improving
2003,
powerful
science
211