PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI KEPUTUSAN P

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN
KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN.
(Studi Kasus pada 50 Perusahaan dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2012)
Sintoni Adi Pratama
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian mengenai Nilai
Perusahaan cukup banyak dilakukan, akan tetapi penelitian di bidang ini masih dianggap
menarik untuk diteliti karena adanya hasil penelitian yang inkonsisten dari beberapa
penelitian terdahulu.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 perusahaan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Variabel penelitian terdiri
dari Keputusan Investasi yang diproksikan oleh CAP/BVA (X1), Keputusan Pendanaan yang
diproksikan oleh DER (X2) dan Kebijakan Dividen yang diproksikan oleh DPR (X3) sebagai
variabel independen serta Nilai Perusahaan yang diproksikan oleh PBV (Y) sebagai variabel
dependen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linier berganda.
Hasil analisis regresi berganda menggunakan program SPSS versi 16 menunjukkan
bahwa variabel Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif signifikan
terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan variabel Keputusan Pendanaan berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Saran bagi pihak manajemen perusahaan (emiten) harus sangat memperhatikan
Keputusan Investasi yang akan diambil dan Kebijakan Dividen yang akan dibayarkan untuk
memberi sinyal positif kepada investor. Bagi investor sebaiknya memperhatikan sinyal
positif/ negatif dari perusahaan (emiten) serta untuk penelitian selanjutnya menambahkan
faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan yang lain.
Kata kunci: Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Nilai
Perusahaan
Abstract
The aims of this research is to analyze Investment Decisions, Financing Decision and
Dividend Policy on the Firm Value. The research about firm value has much done enough,
but there was still be an interesting problem to study because of inconsistent results of
previous research.
In this research the sample were 24 companies. The sample of this research were
using purposive sampling. Variables consisted of Investment Decision is proxied by
CAP/BVA (X1), Financing Decision is proxied by DER (X2), Dividend Policy is proxied by
DPR (X3) as the independent variables and the Firm Value is proxied by PBV (Y) as the
dependent variable. The method of analysis is used multiple linear regression.
The results of multiple linear regression analysis using SPSS version 16 indicates that
the variable Investment Decision and Dividend Policy positive effect on Firm Value, while

Financing Decision negative insignificant effect on the Firm Value.
Suggestions the management of the company (issuer) must be very concerned about
the Investment Decision to be taken and which will be paid the Dividend Policy to give a
positive signal to investors. For investors, they should pay attention to positive/ negative

signal of the company (issuer) and the suggestions for further research is better to add another
factor on the Firm Value.
Keywords: Dividend Policy, Financing Decision, Firm Value, Investment Decisions

PENDAHULUAN
Secara umum badan usaha atau
perusahaan yang sudah go public memiliki
tujuan utama yang hampir sama. Mahendra
Dj et al. (2012:130) menyebutkan bahwa
terdapat tiga tujuan utama perusahaan
yang sudah go public, Pertama untuk
mencapai keuntungan maksimal. Kedua
adalah untuk memakmurkan pemilik
perusahaan atau para pemilik saham.
Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga

adalah memaksimalkan nilai perusahaan
yang tercermin pada harga sahamnya.
Perusahaan tidak hanya selalu
berorientasi mencapai keuntungan yang
maksimal. Bagi perusahaan yang sudah go
public harus juga memperhatikan orientasi
pada nilai perusahaan selain juga pada
maksimalisasi keuntungan. Wahyudi dan
Pawestri (2006:2) mengatakan bahwa nilai
perusahaan sendiri merupakan tujuan
perusahaan dalam jangka panjang.
Fenandar dan Raharja (2012:2), penilaian
investor terhadap nilai perusahaan yang
tinggi akan mendorong tingkat investasi ke
perusahaan, dari nilai investment tersebut
perusahaan akan lebih mudah dalam
meningkatkan pertumbuhan perusahaan
secara berkelanjutan.
Berorientasi pada maksimalisasi
nilai perusahaan adalah salah satu bentuk

usaha peningkatan kesejahteraan pemilik
perusahaan atau pemilik saham (Mahendra
Dj et al. (2012:130)). Hal ini menjadi
sangat penting bagi perusahaan yang sudah
go public, karena terdapat hubungan antara
nilai perusahaan dengan pemilik usaha
atau pemilik saham dan investor pada
tingkat kesejahteraan (Ansori dan Denica

(2010:154)). Menurut Ansori dan Denica
(2010:154),memaksimumkan kemakmuran
pemilik
usaha
dilakukan
dengan
memaksimumkan nilai perusahaan. Oleh
karena itu semakin tinggi nilai perusahaan
menggambarkan
semakin
sejahtera

pemiliknya.
Hubungan nilai perusahaan dengan
investor di lantai bursa adalah pada tingkat
kepercayaan investasi melalui pembelian
saham perusahaan tersebut. Investor sangat
memperhatikan nilai perusahaan yang
tercermin dari nilai saham sebagai tolok
ukur menilai kelayakan perusahaan
sebagai sarana investasi. Menurut Weston
dan
Brigham
(1994:6)
investor
berpandangan bahwa perusahaan yang
mempunyai nilai saham yang tinggi akan
mampu mengelola dana dengan efektif dan
efisien. Maksimalisasi nilai perusahaan
berfungsi
untuk
meningkatkan

kesejahteraan pemilik dan permintaan
saham perusahaan yang akan diikuti
naiknya harga sahamnya. Kinerja internal
khususnya manajemen keuangan adalah
pihak yang mampu memaksimalkan nilai
perusahaan (Cahyaningdyah dan Ressany
(2012:1)). Menurut Gitosudarmo dan Basri
(2008:7), tujuan manajemen keuangan
adalah meningkatkan nilai (value)
perusahaan dengan meningkatkan nilai
saham dan peningkatan kekayaan.
Menurut Brigham dan Houston
(2013:12) manajemen keuangan seperti
fungsinya adalah pihak yang mengambil
kebijakan-kebijakan penting perusahaan
pada bidang keuangan. Gitosudarmo dan
Basri (2008:11) mengatakan kebijakan
penting tersebut meliputi keputusan

investasi, keputusan pendanaan dan

kebijakan dividen. Menurut Gitosudarmo
dan Basri (2008:7), tujuan dari manajemen
keuangan adalah meningkatkan nilai
perusahaan. Disimpulkan bahwa tiga
kebijakan manajemen keuangan meliputi
keputusan investasi, keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen merupakan faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Horne dan Wachowics (2001:3)
mengatakan bahwa keputusan investasi
merupakan keputusan yang sangat penting
dalam perusahaan. Menurut signaling
theory, pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif mengenai pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang,
sehingga dapat meningkatkan harga saham
yang digunakan sebagai indikator nilai
perusahaan (Wahyudi dan Pawestri,
2006:5). Menurut Ansori dan Denica
(2010:154) bentuk investasi perusahaan

meliputi aktiva tetap (investasi jangka
panjang) dan aktiva lancar (investasi
jangka pendek). Efektivitas operasional
perusahaan mengelola kedua aktiva
tersebut mampu memaksimalkan nilai
perusahaan. Keputusan investasi juga
terkait dengan keputusan pendanaan.
Semakin besar peluang investasi yang
akan direalisasikan maka semakin besar
tingkat pendanaan yang dibutuhkan, dan
sebaliknya jika peluang investasi kecil
maka tingkat pendaanaan yang dibutuhkan
juga menyesuaikan (Murtini dalam
Cahyaningdyah (2012:2)).
Menurut Gitosudarmo dan Basri
(2008:11),
kebijakan
pendanaan
merupakan kebijakan yang berkaitan
dengan kombinasi sumber-sumber dana

bagi perusahaan yang digunakan untuk
pembelanjaan kebutuhan-kebutuhan rutin
dalam operasional perusahaan. Pihak
manajemen
keuangan
melakukan
pendanaan perusahaan menyesuaikan

kebutuhan
operasional
perusahaan.
Efisiensi keputusan pendanaan yang
diambil
akan
meningkatkan
nilai
perusahaan dan berkorelasi terhadap
kesejahteraan investor.
Kesejahteraan investor menjadi
suatu hal yang sangat penting karena

investor adalah pihak yang membantu
perusahaan menyediakan modal usaha.
Menurut Sunariah (2006:48), hak investor
atas perusahaan salah satunya adalah
dividen. Wijaya dan Wibawa (2010:4),
mengatakan bahwa kebijakan dividen yang
dikeluarkan perusahaan bertujuan untuk
memenuhi harapan dan mensejahterakan
para pemegang saham (investor). Ansori
dan Denica (2010:156), pemberian dividen
tergantung melalui keputusan pendanaan
perusahaan. Pendapatnya juga mengatakan
bahwa terdapat dua hal penting yang harus
diambil manajer keuangan perusahaan
dalam keputusan pendanaan yaitu terkait
besaran investasi perusahaan untuk periode
kerja selanjutnya dan besaran dividen yang
akan dibayarkan kepada pemegang saham
(investor).
Penelitian mengenai pengaruh

keputusan investasi, keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan telah banyak dilakukan namun
terjadi inkonsistensi hasil. Hasil penelitian
Wahyudi
dan
Pawestri
(2006:19)
mengatakan bahwa faktor internal
manajemen keuangan yang berpengaruh
terhadap nilai hanya keputusan pendanaan
perusahaan, sedangkan dua faktor lain
keputusan investasi dan kebijakan dividen
tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Haruman (2007:16) keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hermuningsih dan Wardani (2009:182)
juga menyebutkan bahwa kebijakan
dividen juga tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Akan tetapi berbeda
dengan hasil penelitian Ansori dan Denica
(2010:174) yang mengatakan tiga faktor
manajemen keuangan perusahaan yaitu
keputusan investasi, keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
Wijaya
dan
Wibawa
(2010:16)
mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Ansori dan Denica (2010:174) bahwa
keputusan investasi, keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Perbedaan hasil tersebut dapat diambil
penulis untuk meneliti kembali mengenai
pengaruh kebijakan manajemen keuangan
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dipaparkan oleh peneliti mengenai
pentingnya manajemen keuangan yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
serta adanya research gap dari peneliti
terdahulu. Peneliti ingin mengangkat judul
skripsi mengenai “Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Kebijakan Dividen
terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Kasus pada 50
perusahaan dengan kapitalisasi pasar
terbesar Di Bursa Efek Indonesia periode
2010-1012)”.
KERANGKA PEMIKIRAN
Mahendra Dj et al. (2012:130)
menyebutkan bahwa terdapat tiga tujuan
utama perusahaan yang sudah go public,
Pertama untuk mencapai keuntungan
maksimal.
Kedua
adalah
untuk
memakmurkan pemilik perusahaan atau
para pemilik saham. Sedangkan tujuan
perusahaan
yang
ketiga
adalah
memaksimalkan nilai perusahaan yang

tercermin
pada
harga
sahamnya.
Perusahaan tidak hanya selalu berorientasi
mencapai keuntungan yang maksimal.
Bagi perusahaan yang sudah go public
harus lebih memperhatikan orientasi pada
nilai perusahaan selain juga pada
maksimalisasi keuntungan.
Menurut Gitosudarmo dan Basri
(2008:7) tujuan manajemen keuangan
adalah meningkatkan nilai (value)
perusahaan dengan meningkatkan nilai
saham dan peningkatan kekayaan.
Menurut Weston dan Brigham (1994;12),
manajemen keuangan seperti fungsinya
adalah pihak yang mengambil kebijakankebijakan penting perusahaan pada bidang
keuangan. Kebijakan penting tersebut
meliputi keputusan investasi perusahaan,
keputusan pendanaan dan kebijakan
dividen. Dapat disimpulkan bahwa tiga
kebijakan manajemen keuangan meliputi
keputusan investasi, keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen merupakan faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Berdasar dari kerangka pemikiran
yang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada penilitian
ini hipotesisnya sebagai berikut:
H1: Keputusan investasi berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.
H2: Keputusan pendanaan berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.
H3: Kebijakan dividen berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
H4: Keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen secara
simultan berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari sumber fact book, ringkasan
kinerja dan laporan keuangan perusahaan
yang masuk dalam kategori 50 perusahaan
dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-1012..
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
mengunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling yaitu pengambilan
sampel berdasarkan kriteria tertentu
(Suharsimi, 2010:183). Obyek penelitian
ini pada 50 Perusahaan dengan kapitalisasi
pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia,
sehingga populasi penelitian ini adalah
perusahaan yang masuk dalam kategori
tersebut selama periode penelitian yaitu
2010-2012. Peneliti memilih kategori ini
karena belum pernah diteliti oleh para
peneliti terdahulu untuk tema penelitian
mengenai nilai perusahaan. Alasan peneliti
mengambil perusahaan kategori ini adalah
kebutuhan data perusahaan kategori blue
chip dan kategori ini mewakili dari
beberapa sektor industri yang berbedabeda. Peneliti mengambil periode 20102012 karena mengambil periode yang
paling baru dan kondisi ekonomi yang
stabil setelah krisis 2008. Teknik
pengambilan sampel telah memenuhi
kriteria-kriteria
sebagai
berikut:
Perusahaan yang konsisten masuk dalam
kategori 50 pemilik kapitalisasi pasar
terbesar di Bursa Efek Indonesia selama
periode penelitian 2010-2012. Perusahaan
yang mengeluarkan ringkasan kinerja dan
laporan
keuangan
secara
teratur.
Perusahaan yang membagikan dividen
selama 3 tahun berturut-turut. Perusahaan
yang memiliki pertumbuhan aktiva tetap 3
tahun berturut-turut.
VARIABEL PENELITIAN
Independent variable/ Variabel Bebas (X)

1. Keputusan Investasi (X1)
Keputusan investasi didefinisikan
sebagai kombinasi antara aktiva yang
dimiliki (assets in place) dan pilihan
investasi di masa yang akan datang dengan
net present value positif (Myers, 1977
dalam Wijaya dan Wibawa (2010:6)).
Menurut penelitian Wahyudi dan Pawestri
(2006:7) juga Fenandar dan Raharja
(2012:3) menyatakan bahwa keputusan
investasi perusahaan tercermin dari Ratio
Capital Expenditure to Book Value of
Asset (CAP/BVA). Menurut Kallapur &
Trombley (1999) dalam Wahyudi dan
Pawestri (2006:7) rasio CAP/BVA
menunjukkan adanya aliran tambahan
modal perusahaan yang diinvestasikan ke
dalam aktiva tetap, sehingga keputusan
investasi tersebut akan menunjukkan
adanya potensi pertumbuhan perusahaan.

Pertumbuhan nilai buku aktiva tetap=
Nilai buku aktiva tetap tahun X – Nilai
buku aktiva tetap tahun X-1.
2. Keputusan Pendanaan (X2)
Menurut Gitosudarmo dan Basri
(2008:11), kebijakan pendanaan adalah
kebijakan
yang
berkaitan
dengan
kombinasi sumber-sumber dana bagi
perusahaan yang digunakan untuk
pembelanjaan kebutuhan-kebutuhan rutin
dalam operasional perusahaan. Mengacu
dari penelitian Wijaya dan Wibawa
(2010:10), Afzal dan Rohman (2012:4)
juga Fenandar dan Raharja (2012) variabel
keputusan pendanaan di proksikan oleh
Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini
menunjukkan
perbandingan
antara
pendanaan melalui hutang terhadap
pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan
Houston (2013:143).

3. Kebijakan Dividen (X3)
Menurut Gitosudarmo dan Basri
(2008:11), kebijakan dividen adalah
kebijakan pemberian bagian keuntungan
perusahaan kepada pemegang saham.
Mengacu dari penelitian Wahyudi dan
Pawestri (2006:9), Ansori dan Denica
(2010:164),
Wijaya
dan
Wibawa
(2010:10), Afzal dan Rohman (2012:4)
juga Fenandar dan Raharja (2012:4)
variabel kebijakan dividen pada penelitian
ini di proksikan melalui Dividend Payout
Ratio (DPR). Rasio ini adalah persentase
laba yang dibayarkan kepada para
pemegang saham dalam bentuk kas
(Brigham dan Gapenski, 1996:450 dalam
Wahyudi dan Pawestri (2006:164)).

Dependent Variable/ Variabel Terikat (Y)
1. Nilai perusahaan
Mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa
(2010:11), Ansori dan Denica (2010:164),
Fenandar dan Raharja (2012:3). Afzal dan
Rohman (2012:4) nilai perusahaan dapat
dilihat dari perbandingan antara harga
pasar per lembar saham dengan nilai buku
perlembar saham. Pada Penelitian ini nilai
perusahaan diproksikan melalui Price
Book Value (PBV). Afzal dan Rohman
(2012:4) mengatakan bahwa Price Book
Value (PBV) mengukur nilai yang
diberikan
pasar
keuangan
kepada
manajemen dan organisasi perusahaan
sebagai sebuah perusahaan yang terus
tumbuh. Price Book Value (PBV)
dirumuskan dengan:

HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek penelitian ini adalah
perusahaan go public yang masuk dalam
kategori 50 perusahaan yang memiliki
kapitalisasi terbesar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2012. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang masuk kategori 50 perusahaan
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek
Indonesia
pada
tahun
2010-2012
berjumlah
67
perusahaan.
Sampel
penelitian ini berjumlah 24 perusahaan.
Uji Asumsi Klasik
Untuk
menentukan
ketepatan
model, maka perlu dilakukan pengujian
atas beberapa asumsi klasik yaitu meliputi
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas

Dari tabel 4.3 tersebut diketahui
bahwa nilai signifikansi sebesar 0.742
lebih besar dari nilai signifikansi sebesar
0.05 atau
0.742 > 0.05, hal ini
menunjukkan bahwa nilai residual telah
terdistribusi secara normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Berikut ini adalah hasil dari uji
Glejser:

10, Debt to Equity Ratio (DER) 1.496 <
10, Dividen Payout Ratio (DPR) 1.169 <
10. Kesimpulan dari melihat nilai
tolerance dan VIF adalah tidak ada
Multikolinearitas
antar
variabel
independen dalam model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut nilai
variabel Capital expenditure to book value
of asset Ratio (CAP/BVA) 0.431 > 0.05,
nilai variabel Debt to Equity Ratio (DER)
0.886 > 0.05 dan nilai variabel Dividen
Payout Ratio (DPR) 0.185 > 0.05.
Keseluruhan variabel bebas (independen)
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari
0.05. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Multikolinearitas

Pada tabel 4.6 model summary diperoleh
nilai DWhitung = 1.793. Pada gambar 4.1
nilai DWhitung = 1.793 terletak pada daerah
yang tidak terkena autokorelasi atau du ≤
DW ≤ 4-du. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa model regresi ini tidak mempunyai
masalah autokorelasi.
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut hasil
perhitungan nilai tolerance Capital
expenditure to book value of asset Ratio
(CAP/BVA) 0.759 > 0.10, Debt to Equity
Ratio (DER) 0.669 > 0.10, Dividen Payout
Ratio (DPR) 0.855 > 0.10, menunjukkan
tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10.
Kesimpulan dari hasil tersebut adalah tidak
ada korelasi antar variabel independen
yang nilainya lebih dari 95%. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflaction
Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang
sama tidak ada satu variabel independen
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Nilai VIF Capital expenditure to book
value of asset Ratio (CAP/BVA) 1.317 <

Regresi Linear Berganda
Uji Regresi Linier Berganda

Persamaan
berikut:

regresi

berganda

sebagai

Y = 2.486 + 0.208X1 + (-0.48X2) + 0.017X3 + e

Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
1. Konstanta = 2.486
Jika alat ukur variabel meliputi Capital
expenditure to book value of asset Ratio
(CAP/BVA), Debt to Equity Ratio (DER)
dan Dividend Payout Ratio (DPR)
dianggap sama dengan nol (0), maka nilai
Price Book Value (PBV) akan mengalami
kenaikan sebesar 2.486.
2. Koefisien untuk regresi CAP/BVA =
0.208
Jika alat ukur variabel yaitu Capital
expenditure to book value of asset Ratio
(CAP/BVA) mengalami kenaikan sebesar
1 satuan, sedangkan alat ukur variabel lain
dianggap konstan. Maka nilai Price Book
Value (PBV) akan mengalami kenaikkan
sebesar 0.208.
3. Koefisien untuk regresi Debt to
Equity Ratio (DER) = -0.48
Jika alat ukur variabel yaitu Debt to Equity
Ratio (DER) mengalami kenaikan sebesar
1 satuan, sedangkan alat ukur variabel lain
dianggap konstan. Maka nilai Price Book
Value (PBV) akan mengalami penurunan
sebesar 0.48.
4. Koefisien untuk regresi DPR (X3) =
0.017
Jika alat ukur variabel yaitu Dividen
Payout Ratio (DPR) mengalami kenaikan
sebesar 1 satuan, sedangkan alat ukur
variabel lain dianggap konstan. Maka nilai
Price Book Value (PBV) akan mengalami
kenaikkan sebesar 0.017.
Uji F (simultan)
Hasil Regresi Untuk Uji F (simultan)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
nilai signifikansi F
= 0.000 dengan

probabilitas 0 di bawah (α) 0.05.
Disimpulkan bahwa keempat variabel
independen meliputi keputusan investasi
yang diukur melalui Capital expenditure to
book value of asset Ratio (CAP/BVA),
keputusan pendanaan yang diukur melalui
Debt to Equity Ratio (DER) dan kebijakan
dividen yang diukur melalui Dividen
Payout Ratio (DPR) secara bersama-sama
atau simultan berpengaruh terhadap
variabel dependen (terikat) yaitu nilai
perusahaan yang diukur melalui Price
Book Value (PBV). Sesuai dengan
hipotesis yang berbunyi “Keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen
secara simultan
berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan”, H4 diterima.
Uji t (parsial)
Hasil Regresi Untuk Uji t (parsial)

Berdasarkan tabel 4.9 uji parsial diatas
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Variabel keputusan investasi yang
diukur dengan rasio Capital expenditure to
book value of asset Ratio (CAP/BVA)
mempunyai nilai signifikansi sebesar
0.001 lebih kecil dari (α) 0.05 (0.036 <
0.05). Disimpulkan bahwa keputusan
investasi yang diukur dengan rasio Capital
expenditure to book value of asset Ratio
(CAP/BVA) berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan Price Book Value (PBV). Sesuai
dengan
hipotesis
yang
berbunyi
“Keputusan investasi berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan”, H1
diterima.
Berdasarkan hasil uji t (parsial)
diketahui bahwa terdapat pengaruh positif
signifikan antara keputusan investasi yang
diukur dengan CAP/BVA terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan Price
Book Value (PBV). Hasil tersebut dapat
diartikan semakin tinggi tingkat investasi
yang dilakukan oleh perusahaan akan
berdampak terhadap meningkatnya nilai
perusahaaan. Kondisi ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan Modigliani dan
Miller (1961; dalam Fenandar dan Raharja
(2012:6)), tujuan perusahaan untuk
maksimalisasi nilai dapat dicapai dengan
kegiatan
investasi
yang
dilakukan
perusahaan.
Hasnawati
(2005:10)
mengatakan bahwa keputusan investasi
perusahaan
akan
meningkatkan
pendapatan
perusahaan.
Peningkatan
pendapatan perusahaan akan berkorelasi
positif
terhadap
peningkatan
nilai
perusahaan.
Keputusan investasi yang diambil
perusahaan dapat menggambarkan peluang
adanya pertumbuhan perusahaan di masa
yang akan datang. Berdasarkan signaling
theory (teori signal) keputusan investasi
merupakan sinyal yang positif bagi
investor. pernyataaan tersebut didukung
oleh pendapat dari Wahyudi dan Pawestri
(2006:5), keputusan investasi merupakan
sinyal positif dari perusahaan yang mampu
meningkatkan nilai perusahaan
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian dari Ansori dan Denica
(2010:174), Fenandar dan Raharja
(2012:7), Wijaya dan Wibawa (2010:16),
Afzal dan Rohman (2012:6) bahwa
keputusan investasi berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
keputusan investasi yang diukur dengan

CPA/BVA dapat digunakan sebagai
ukuran tingkat investasi yang dilakukan
perusahaan. Semakin tingginya tingkat
investasi yang dilihat dari CPA/BVA akan
meningkatkan nilai perusahaan yang dapat
diukur dengan Price Book Value (PBV)
pada perusahaan yang masuk dalam
kategori 50 perusahaan dengan kapitalisasi
pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2012.
Variabel keputusan pendanaan
yang diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER) mempunyai nilai signifikansi
sebesar 0.445 lebih besar dari (α) 0.05
(0.445 > 0.05). Disimpulkan bahwa
keputusan pendanaan yang diukur dengan
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan Price
Book Value (PBV). Tidak sesuai dengan
hipotesis yang berbunyi “Keputusan
pendanaan berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan”, H2 ditolak.
Berdasarkan hasil uji t (parsial)
diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif
tidak
signifikan
antara
keputusan
pendanaan yang diukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan Price
Book Value (PBV). Hasil tersebut dapat
diartikan semakin tinggi atau rendahnya
tingkat pendanaan hutang yang dilakukan
oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi
nilai perusahaaan. Hal ini mengindikasikan
bahwa rata-rata komposisi Debt to Equity
Ratio (DER) dan rata-rata komposisi Price
Book Value (PBV) perusahaan yang
menjadi sampel penelitian terdapat ketidak
konsistenan
hubungan
sehingga
menghasilkan hubungan yang tidak
signifikan.
Investor tidak terlalu melihat
keputusan pendanaan perusahaan yang
berkaitan dengan hutang dalam menilai

perusahaan, sehingga perusahaan yang
memiliki hutang yang tinggi tetap
memiliki harga saham yang tinggi. Harga
saham yang tinggi dampak dari permintaan
saham yang tinggi. Dari harga saham yang
tinggi tersebut akan mempengaruhi nilai
Price Book Value (PBV).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian dari Fenandar dan Raharja
(2012:7) bahwa keputusan pendanaan
berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Secara umum
dapat disimpulkan bahwa keputusan
pendanaan yang diukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER) tidak mempengaruhi
nilai perusahaan yang dapat diukur dengan
Price Book Value (PBV) pada perusahaan
yang masuk dalam kategori 50 perusahaan
dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2012.
Variabel kebijakan dividen yang
diukur dengan Dividen Payout Ratio
(DPR) mempunyai nilai signifikansi
sebesar 0.038 lebih kecil dari (α) 0.05
(0.038 < 0.05). Disimpulkan bahwa
kebijakan dividen yang diukur dengan
Dividen Payout Ratio (DPR berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan
yang diukur dengan Price Book Value
(PBV). Sesuai dengan hipotesis yang
berbunyi “Kebijakan dividen berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan”, H3 diterima.
Berdasarkan hasil uji t (parsial)
diketahui bahwa terdapat pengaruh positif
signifikan antara kebijakan dividen yang
diukur dengan Dividend Payout Ratio
(DPR) terhadap nilai perusahaan yang
diukur dengan Price Book Value (PBV).
Semakin tinggi dividen yang dibayarkan
emiten akan berkorelasi positif terhadap
nilai perusahaan dan begitu juga
sebaliknya. Hasil tersebut dapat diartikan
semakin tinggi dividen yang dibayarkan

oleh perusahaan kepada investor akan
berdampak terhadap meningkatnya nilai
perusahaan. Bringham dan Houston
(2013:212), Bird in The Hand Theory
mengatakan bahwa dividen yang tinggi
akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika
nilai perusahaan dilihat dari tingkat
kesejahteraan pemilik saham, maka teori
tersebut sangat relevan. Tingginya dividen
yang dibayarkan emiten kepada investor
akan meningkatkan kesejahteraanya.
Menurut Brigham dan Houston
(2013:215), perusahaan mengeluarkan
dividen menunjukan bahwa perusahaan
dalam kondisi yang baik. Berdasarkan
signaling theory (teori signal), kondisi
yang baik tersebut merupakan sinyal
positif bagi investor. Dapat disimpulkan
bahwa kebijakan dividen merupakan
sinyal positif bagi investor. Sinyal positif
tersebut biasanya terefleksi terhadap
peningkatan permintaan saham. Dari
peningkatan permintaan saham akan
meningkatkan harga saham. Tingginya
harga saham akan meningkatkan nilai
Price Book Value (PBV) sebagai ukuran
nilai perusahaan pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian dari Alonso et al.
(2005:404),
Ansori
daan
Denica
(2010:174),
Wijaya
dan
Wibawa
(2010:16), Fenandar dan Raharja (2012:7)
dan Hasnawati (2005:9) bahwa kebijakan
dividen berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Secara umum
dapat disimpulkan kebijakan dividen yang
diukur dengan Dividend Payout Ratio
(DPR) berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan yang dapat
diukur dengan Price Book Value (PBV)
pada perusahaan yang masuk dalam
kategori 50 perusahaan dengan kapitalisasi
pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2012.

Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dari tampilan output SPSS model
summary besarnya nilai adjusted R2 adalah
0.248. Disimpulkan bahwa 24,8% nilai
perusahaan yang diukur dengan PBV
dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh
ke empat variabel independen meliputi
keputusan investasi yang diukur melalui
Capital expenditure to book value of asset
Ratio (CAP/BVA), keputusan pendanaan
yang diukur melalui Debt to Equity Ratio
(DER) dan kebijakan dividen yang diukur
melalui Dividen Payout Ratio (DPR).
Sedangkan sisanya sebesar 75,2% (100% 24,8% = 75,2%) nilai perusahaan
dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel
independen pada penelitian ini.
Simpulan
Keputusan investasi yang diukur
dengan Capital expenditure to book value
of asset Ratio (CAP/BVA) berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan
yang diukur dengan Price Book Value
(PBV) pada perusahaan yang termasuk
dalam kategori 50 pemilik kapitalisasi
pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia
tahun periode 2010-2012. Artinya semakin
tinggi keputusan investasi perusahaan yang
diukur dengan Capital expenditure to book
value of asset Ratio (CAP/BVA)
berdampak naiknya nilai perusahaan yang
diukur dengan Price Book Value (PBV),
sebaliknya jika semakin rendah keputusan
investasi perusahaan yang diukur dengan
Capital expenditure to book value of asset

Ratio (CAP/BVA) akan berdampak
menurunnya nilai perusahaan yang diukur
dengan Price Book Value (PBV).
Keputusan pendanaan yang diukur
dengan Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan Price Book Value (PBV) pada
perusahaan yang termasuk dalam kategori
50 pemilik kapitalisasi pasar terbesar di
Bursa Efek Indonesia tahun periode 20102012. Artinya tinggi atau rendahnya
keputusan pendanaan perusahaan dengan
melakukan kebijakan hutang yang diukur
dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
yang diukur dengan Price Book Value
(PBV).
Kebijakan dividen yang diukur
dengan Dividend Payout Ratio (DPR)
berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan yang diukur dengan Price
Book Value (PBV) pada perusahaan yang
termasuk dalam kategori 50 pemilik
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek
Indonesia tahun periode 2010-2012.
Artinya semakin tinggi kebijakan dividen
perusahaan yang diukur dengan Dividend
Payout Ratio (DPR) berdampak naiknya
nilai perusahaan yang diukur dengan Price
Book Value (PBV), sebaliknya jika
semakin rendah kebijakan dividen
perusahaan yang diukur dengan Dividend
Payout Ratio (DPR) akan berdampak
menurunnya nilai perusahaan yang diukur
dengan Price Book Value (PBV).
Keputusan investasi yang diukur
dengan Capital expenditure to book value
of asset Ratio (CAP/BVA), keputusan
pendanaan diukur dengan Debt to Equity
Ratio (DER) dan kebijakan dividen yang
diukur dengan Dividend Payout Ratio
(DPR) secara simultan berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan yang

diukur dengan Price Book Value (PBV)
pada perusahaan yang termasuk dalam
kategori 50 pemilik kapitalisasi pasar
terbesar di Bursa Efek Indonesia tahun
periode 2010-2012.
Disimpulkan bahwa 24,8% nilai
perusahaan yang diukur dengan PBV
dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh
ke empat variabel independen meliputi
keputusan investasi yang diukur melalui
Capital expenditure to book value of asset
Ratio (CAP/BVA), keputusan pendanaan
yang diukur melalui Debt to Equity Ratio
(DER) dan kebijakan dividen yang diukur
melalui Dividen Payout Ratio (DPR).
Sedangkan sisanya sebesar 75,2% (100% 24,8% = 75,2%) nilai perusahaan
dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel
independen pada penelitian ini.
Saran
Bagi pihak manajemen perusahaan
(emiten) harus sangat memperhatikan
keputusan investasi yang akan diambil,
kebijakan dividen yang akan dibayarkan
dan tingkat likuiditas perusahaan guna
memberi sinyal positif kepada investor.
Dengan adanya sinyal positif tersebut akan
meningkatkan permintaan akan saham
perusahaan. Permintaan yang tinggi akan
saham perusahaan akan mempengaruhi
harga saham. Harga saham yang tinggi
akan mempengaruhi Price Book Value
(PBV) sebagai ukuran nilai perusahaan.
Bagi investor diharapkan dengan
adanya hasil penelitian ini memperhatikan
mengenai sinyal positif dari perusahaan
(emiten) yang terlihat dari keputusan
investasi yang diambil pihak manajemen
perusahaan (emiten), kebijakan dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan (emiten)
dan tingkat likuiditas perusahaan (emiten).
Bagi
peneliti
selanjutnya
diharapkan menambah faktor lain yang

mempengaruhi
nilai
perusahaan.
Diharapkan dengan melihat faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dapat bermanfaat bagi pihak
manajemen perusahaan dan investor
sebagai dasar pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Afsal, Arie., dan Abdul Rohman. 2012.
Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan
Pendanaan,
dan
Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan. Diponegoro Journal of
Accounting. Volume 1, Nomor 2,
halaman 09.
Alonso P. De A et al. 2005. Financial
Decisions
and
Growth
Opportunities: a Spanish Firm’s.
Journal Financial Economics, Vol.
15pp. 391-407.
Ansori, Mokhamat., dan Denica H.N.
2010.
“Pengaruh
Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan
dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan yang Tergabung
dalam Jakarta Islamic Index studi
pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Jurnal Analisis Manajemen. Vol.4
No.2. Hal 153-175.
Azhar,
Azwardy.
2005.
Pengaruh
Manajemen Likuiditas dan Kinerja
Perusahaan
terhadap
Nilai
Perusahaan
pada
Perusahaan
Properti di Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Program Studi Ilmu
Manajemen
Pascasarjana
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia .
Brigham, E. F., dan J. F. Houston. 2013.
Dasar-dasar
Manajemen
Keuangan. Buku 1&2. Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta:Salemba
Empat.
Cahyaningdyah, Dwi. dan Y. D. Ressany.
2012.
Pengaruh
Kebijakan
Keuangan
terhadap
Nilai
Perusahaan. Jurnal
Dinamika
Manajemen Vol. 3, No. 1, 2012,
pp:20-28.

Fama, E. F. 1978. The Effect of a Firm’s
Investment and Financing Decision
on the Welfare of its Security
Holders.
American
Economic
Review 68:272-28.
Gitosudarmo, Indriyo., dan Basri. 2008.
Manajemen
Keuangan.
Edisi
Keempat Yogyakarta:BPFE.
Haruman, Tendi. 2007. “Pengaruh
Keputusan
Keuangan
dan
Kepemilikan Institusional terhadap
Nilai Perusahaan”. PPM National
Conference
on
Management
Reseach.
Hasnawati, Sri 2005, Implikasi Keputusan
Investasi, Pendanaan, dan Dividen
terhadap Nilai Perusahaan Publik
di BEJ, Usahawan, Nomor 9 Tahun
XXXXIV, September 2005.
Hermuningsih, Sri dan Dewi Kusuma
Wardani. 2009. “Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Nilai
Perusahaan”. Jurnal Siasat Bisnis,
Vol. 13No. @ Hal 173-178.
Horne, James C. Van., dan John M.
Wachowics. 2001. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba empat.
Kallapur, S., dan M. A. Trombley. 1999.
The
Association
between
Investment
Opportunity
Set
Proxies and Realized Growth.
Journal of Business Finance and
Accounting 26:505-519.
Mahendra Dj, Alfredo., Luh Gede Sri
Artini dan A.A Gede Suarjaya.
2012. Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek
Indonesia.
Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 6, 131 No. 2
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sunariah. 2006. Pengetahuan Pasar
Modal. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Wahyudi, U., dan H. P. Pawestri. 2006.
Implikasi Struktur Kepemilikan

terhadap Nilai Perusahaan: dengan
Keputusan
Keuangan
sebagai
Variabel Intervening. Simposium
Nasional Akuntansi 9 Padang:125.
Wijaya, Lihan Rini Puspo, Anas Wibawa,
2010,
Pengaruh
Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan
dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai
Perusahaan,
Simposium
Nasional
Akuntansi
XIII
Purwokerto 2010.
Fact
Book:
http://www.idx.co.id/idid/beranda/publikasi/bondbook.aspx
(diakses pada: 24/11/2013).
KSEI: http://www.ksei.co.id/ (diakses pada:
25/12/2013).

Laporan

Keuangan:

http://www.idx.co.id/idid/beranda/peru
sahaantercatat/
laporan
keuangandantahunan.aspx
(diakses pada: 15/12/2013).
Ringkasan Kinerja: http://www.idx.co.id/idid/beranda/publikasi/ringkasankinerja
perusahaantercatat.aspx
(diakses
pada: 15/12/2013).