Persepsi Peserta BPJS Kesehatan Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum DR. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan suatu upaya yang terencana,
terpadu, terkoordinasi, yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan dalam
rangka penanganan permasalahan sosial, dan peningkatan serta pengembangan
kesejahteraan sosial. Gagasan tentang kesejahteraan sosial telah dirumuskan oleh
para pendiri bangsa yang tertuang di dalam UUD 1945 yang menetapkan sebagai
salah satu tujuan nasional.
Kesejahteraan sosial merupakan bangunan awal dan mendasar dalam
pembangunan nasional, pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu
diantaranya. Sebagaimana diketahui pembangunan kesehatan merupakan kunci
sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain pembangunan
kesehatan merupakan kebutuhan yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar
dalam kehidupan manusia. Pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan
melibatkan seluruh rakyat Indonesia, hal tersebut karena pembangunan kesehatan
mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor-sektor lainnya.

Kesehatan merupakan faktor penentu bagi tingkat kesejahteraan sosial. Orang
yang sejahtera bukan saja orang yang memiliki pendapatan atau rumah yang
memadai, melainkan orang yang sehat baik jasmani maupun rohani. Dari
pernyataan tersebut, diketahui bahwa kesehatan merupakan salah satu unsur
penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan.

Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan pokok manusia dapat di identifikasi sebagai kebutuhan dasar.
Kebutuhan dasar manusia tersebut antara lain: makanan, pakaian, perumahan,
kesehatan, pendidikan, kebersihan, transportasi, serta partisipasi masyarakat.
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, akan
tetapi masih banyak masyarakat belum mampu untuk memenuhinya.
Kemiskinan dan kesehatan pada dasarnya saling berhubungan, yaitu hubungan
yang tidak pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua
sisi, yakni pada kemiskinan atau penyakitnya. Kemiskinan sudah pasti
mempengaruhi kesehatan, sehingga orang miskin rentan terhadap berbagai
penyakit, karena mereka mengalami gangguan seperti menderita gizi buruk,
pengetahuan


kesehatan

kurang,

perilaku

kesehatan

kurang,

lingkungan

pemukiman yang buruk, serta biaya kesehatan tidak tersedia. Sebaliknya
kesehatan

mempengaruhi

kemiskinan,

masyarakat


yang

sehat

menekan

kemiskinan karena orang sehat memiliki kondisi seperti: produktivitas kerja
tinggi, pengeluaran berobat rendah, investasi tabungan memadai, tingkat
pendidikan maju, tingkat fertilitas dan kematian rendah serta stabilitas ekonomi
yang baik.
Data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan angka kemiskinan Indonesia
maret 2013 sebesar 28,07 juta orang (11,37%), sementara jumlah penduduk
miskin di sumatera utara september 2013 menunjukkan angka 1.390,8 ribu jiwa
(10,39%) dari total penduduk sumatera utara 13.326.307 jiwa (Badan Pusat
Statistik, 2014). Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan UndangUndang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, ditetapkan bahwa setiap orang
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Sementara dalam Undang-Undang

Universitas Sumatera Utara


Nomor 36 tahun 2009 pasal 14 ayat 1 menyatakan pemerintah bertanggung jawab
merencanakan,

mengatur,

menyelenggarakan,

membina

dan

mengawasi

penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Oleh karena itu setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya dan negara bertanggung jawab mengatur
agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu.
Beberapa upaya pelayanan kesehatan penduduk miskin memerlukan
penyelesaian menyeluruh dan perlu disusun strategi serta tindak pelaksanaan

pelayanan kesehatan yang peduli terhadap penduduk miskin. Pelayanan kesehatan
peduli penduduk miskin meliputi upaya-upaya seperti:
a. Membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan masalah-masalah
kesehatan yang banyak diderita masyarakat miskin, seperti TB, malaria,
kurang gizi, PMS, dan berbagai penyakit infeksi lain dan kesehatan
lingkungan;
b. Mengutamakan penanggulangan penyakit penduduk tidak mampu;
c. Meningkatkan penyediaan serta efektivitas berbagai pelayanan kesehatan
masyarakat yang bersifat non personal, seperti penyuluhan kesehatan,
regulasi pelayanan kesehatan termasuk penyediaan obat, keamanan dan
fortifikasi makanan, pengawasan kesehatan lingkungan serta kesehatan
dan keselamatan kerja;
d. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk tidak
mampu;

Universitas Sumatera Utara

e. Realokasi berbagai sumber daya yang tersedia dengan memprioritaskan
daerah.
Pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena penyakit dan

tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang rutin seperti hemodialisa
atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada penggunaan
pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada umumnya menjadi
biaya perawatan dirumah sakit, obat-obatan, operasi, dan lain-lain. Hal ini tentu
menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri maupun keluarga. Sehingga
munculah istilah “SADIKIN”, sakit sedikit jadi miskin.
Pemerintah memantapkan penjamin kesehatan bagi masyarakat miskin sebagai
bagian dari pengembangan jaminan secara menyeluruh. Sistem penjaminan
kesehatan merupakan suatu pilihan yang tepat untuk menata subsistem pelayanan
kesehatan yang searah dengan subsistem pembiayaan kesehatan. Sistem jaminan
kesehatan akan mendorong perubahan-perubahan mendasar seperti penataan
standarisasi pelayanan, standarisasi tarif, penataan formularium dan penggunaan
obat tradisional, yang berdampak pada kendali mutu dan kendali biaya.
Berdasarkan pengalaman masa lalu dan belajar dari pengalaman berbagai
negara lain yang telah lebih dulu mengembangkan jaminan kesehatan. Untuk
mendukung upaya memantapkan penjaminan kesehatan bagi masyarakat miskin,
pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai program untuk menggratiskan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program-program tersebut
diantaranya pada 1 januari 2005 ditetapkan program jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat miskin (JPKMM) atau yang populer dengan nama asuransi

kesehatan untuk masyarakat miskin (ASKENKIN). Pada tahun 2008 program

Universitas Sumatera Utara

Askenkin diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Program ini diselenggarakan oleh Departemen kesehatan melalui penugasan
kepada PT. Askes (Persero) dalam pengelolaan program. Tujuh tahun kemudian
lahirlah Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
jaminan Sosial yang antara lain menetapkan PT. (Persero) Asuransi Kesehatan
Indonesia berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014. Perluasan kepesertaan BPJS Kesehatan
dan penyetaraan paket layanan antara lain peserta Askes PNS dan pensiunan PNS,
seluruh anggota TNI dan POLRI, peserta Jamkesda, pemberi kerja swasta, dan
termasuk penduduk miskin dan tidak mampu (peserta jamkesmas).
Penetapan BPJS Kesehatan dengan mengakomodir penduduk miskin dan tidak
mampu (peserta jamkesmas) yang sebelumnya dikelola oleh kementrian
kesehatan. Penduduk miskin dan tidak mampu tidak membayar iuran, tetapi
mendapat bantuan iuran dari pemerintah yang dibayarkan kepada BPJS. Jumlah
Peserta BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran Kabupaten Samosir berdasarkan
data 2014 sebesar 53.249 orang. Dengan penetapan BPJS Kesehatan, maka

Indonesia memasuki era baru dimana akan terbentuk sebuah sistem pembayar
tunggal (single player system) layanan medis untuk seluruh penduduk. Sistem ini
merupakan sistem yang berkeadilan untuk seluruh rakyat sekaligus yang mampu
mengendalikan belanja biaya kesehatan.
Sebuah sistem besar perlu dipahami oleh semua pemangku kepentingan dan
dijalankan dalam satu arah upaya yang sinkron agar tujuan akhir sistem jaminan
kesehatan dalam UU SJSN, atau sistem jaminan kesehatan nasional, dapat dicapai
dalam waktu yang diharapkan. Untuk itu, perlu disusun peta jalan (road map)

Universitas Sumatera Utara

yang akan menjadi pegangan bagi semua pemangku kepentingan. Sebagaimana
dalam muatan visi BPJS Kesehatan, paling lambat 1 Januari 2019 seluruh
penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
Rumah sakit sebagai wadah pelayanan kesehatan mempunyai fungsi utama
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan
bagi penderita. Sehubungan dengan itu dapat dinyatakan rumah sakit adalah
pemberi sisi pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan segala latar belakang

sosial kulturnya, tanpa pandang bulu sebagi sisi yang mengharapkan akan
menerima pelayanan dengan baik. Dalam mendukung program BPJS Kesehatan,
rumah sakit memiliki peran vital. Peranannya adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Rumah Sakit Umum (RSU) Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten
samosir merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa perawatan
medis. Rumah sakit ini mulai beroperasi pada tahun 1956 yang terletak di jalan
Dr.Hadrianus Sinaga Pangururan. Sebagai salah satu fasilitas kesehatan BPJS
Kesehatan Rumah Sakit Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan memberikan pelayanan
kesehatan antara lain Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat
Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup pelayanan obat, penunjang
diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya.
Implementasinya BPJS Kesehatan muncul berbagai persoalan seperti
ketersediaan obat, sosialisasi BPJS yang masih kurang, masalah pelayanan
penunjang, sistem BPJS yang belum siap, layanan rujukan, infrastruktur layanan.

Universitas Sumatera Utara

Berangkat dari kondisi sosial yang telah diuraikan sebelumnya, hal yang menarik
adalah yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengetahui pelayanan RSU Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan
Kabupaten Samosir sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang mengemban tugas
untuk melaksanakan program BPJS Kesehatan dengan cara mencari tahu
bagaimana

“Persepsi

Peserta

BPJS

Kesehatan

Terhadap

Pelayanan

Kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan
Kabupaten Samosir.


Universitas Sumatera Utara

1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
Bagaimana persepsi peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan di
rumah sakit umum Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir?

1.3.

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi peserta
BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit umum Dr.
Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir.

1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka :
a. Secara akademis, memperkaya referensi dalam rangka pengembangan
konsep-konsep, teori-teori penulisan dan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan ilmu kesejahteraan sosial pada khususnya.
b. Secara praktis, menjadi bahan pertimbangan atau referensi dalam rangka
mengembangkan konsep-konsep, teori-teori, terutama model pemecahan
masalah pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Umun Dr.
Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir kepada peserta BPJS
Kesehatan pada umumnya dan bagi instansi terkait baik pemerintah
maupun swasta pada khususnya.

Universitas Sumatera Utara

1.4.

Sistematika penulisan

Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan, dan mamfaat
penelitian.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan
masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi
konsep, dan defenisi operasional.

BAB III

: METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi,
teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan sejarah singkat gambaran umum lokasi
penelitian dan data-data lain yang mendukung karya ilmiah.

BAB V

: ANALISIS DATA
Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian
beserta dengan analisisnya.

BAB IV

: PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara