Efektivitas Pemberian Glucomannan Dengan Dan Tanpa Agar-agar Pada Pengobatan Anak Dengan Konstipasi Fungsional

RINGKASAN
Konstipasi pada anak sebagian besar (lebih 90%) adalah fungsional tanpa
ada kelainan yang bersifat organik. Berdasarkan kriteria Rome III disebutkan
konstipasi fungsional pada anak memenuhi dua atau lebih kriteria berikut : BAB 2
kali seminggu atau kurang, nyeri saat BAB dan mengalami 1 kali inkontinensia
feses setiap minggu, riwayat retensi feses, terdapat massa feses yang besar di
rectum dan riwayat feses yang besar sehingga menyumbat toilet pada anak minimal
berusia empat tahun yang tidak memenuhi kriteria yang cukup untuk irritabel bowel
syndrome,
Kurangnya asupan serat (dietary fiber), kurang minum dan meningkatnya
kehilangan cairan merupakan faktor penyebab terjadinya konstipasi fungsional.
Prinsip penanganan konstipasi fungsional adalah menentukan adanya
akumulasi feses (fecal impaction), evakuasi feses (disimpaction), pencegahan
berulangnya akumulasi feses dan menjaga pola defekasi menjadi teratur dengan
terapi rumatan oral, edukasi kepada orang tua dan evaluasi hasil terapi.
Diet tinggi serat memiliki efek meningkatkan retensi air pada feses dan
sebagai substrat bagi pertumbuhan bakteri komensal sehingga bersifat prebiotik dan
membantu memperlunak tinja dan menormalkan frekuensi BAB.
Saat ini banyak penelitian dilakukan untuk mencari alternatif pilihan
pengobatan nonfarmakologi pada konstipasi fungsional pada anak yang efektif.
Penelitian


ini

bertujuan

untuk

mengetahui

perbedaan

pemberian

glucomannan dengan dan tanpa agar-agar pada pengobatan konstipasi fungsional
pada anak. Sebuah uji klinis acak ganda tidak tersamar ini dilakukan pada sekolah
Yayasan Amal Sosial Al Washliyah Kecamatan Medan Sunggal yang dilaksanakan
selama empat minggu pada bulan April sampai Mei 2014.

Universitas Sumatera Utara


Populasi penelitian adalah anak usia 7 sampai 16 tahun yang menderita
konstipasi fungsional menurut kriteria ROME III dan sesuai dengan kriteria inklusi.
Sampel penelitian ditentukan secara randomisasi sederhana dengan menggunakan
tabel random. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A yang
mendapat Glucomannan (Swanson, United State of America (USA). Tiap kapsul
berisi 700mg serat glucomannan dari 100% akar konjak) diberikan dengan dosis 100
mg/kg beratbadan/hari (maksimum 5 gram/hari) setiap hari selama empat minggu.
Kelompok B mendapat glucomannan dan agar-agar (menggunakan produk dari PT.
Bola Dunia Walet, Double Swallow Sun, tiap bungkus berisi agar-agar powder
7gram dan mengandung fiber (serat) 6gram tiap bungkus) diberikan dengan formula
usia dalam tahun ditambah 5 gram/hari dengan

maksimum usia dalam tahun

ditambah 10 gram/hari yang diberikan setiap hari selama empat minggu. Frekuensi
BAB dan konsistensi tinja di catat sebelum dan setelah pemberian pengobatan
selama empat minggu pada kedua kelompok .
Setelah dilakukan penelitian dengan pemberian pengobatan selama 4 minggu
didapatkan hasil bahwa pemberian glucomannan dengan agar-agar memberikan
perbedaan rerata frekuensi BAB menjadi lebih sering dibandingkan pemberian

glucomannan saja. Tipe konsistensi tinja juga terdapat perbedaan yaitu pada
kelompok yang mendapat glucomannan dan agar-agar mayoritas konsistensi tinja
menjadi tipe 4 (bentuk tinja seperti sosis atau ular, lembut dan lunak) dan tipe 5
(bentuk tinja bergumpal-gumpal lunak, tepinya tumpul, keluar lebih lancar dan
mudah) dibandingkan pemberian glucomannan saja.

Universitas Sumatera Utara

SUMMARY
Functional constipation is a common problem in childhood, are based mostly on a
variety of symptoms, including decreased frequency of bowel movements less than
three times a week, incomplete evacuation of hard stools, fecal incontinence, and a
change in stool consistency without organic abnormalities or anatomy. Low intake of
fibers dietary, decrease fluid intake and the fluid loss was the cause of functional
constipation. There are data demonstrating differences in the intestinal microbiota
between healthy individuals and patients with functional constipation. The changes
of intestines permeability that can lead to oxidatif stress condition resulting from
decreased levels of antioxidants.
There were a lot of studies concerning nonpharmacologic treatments as an
alternative treatment for children with functional constipation.

This study is to determine the effectivity

of agar-agar and probiotic

combination for the treatment of chilhood functional constipation. Single blind
randomized controlled trial was carried out at junior high school Al Washliyah in
Johor Medan on April 2014.
The population of the research includes childs ages 13 to 15 years old who
are suffering from functional constipation to inclusión criteria of Rome III criteria.
Samples was taken by simple randomily. Sample were divided into two groups, the
agar-agar with probiotic group (Lacidofil

TM ®

no reg POM : SI.114602931,Exp date:

April 2016) and agar-agar group. Each group got agar-agar in the form of pudding as
much as 12 cups of pudding is consumed every day for 4 weeks in shape, color and
taste the same. For a group that gets a combined agar-agar plus probiotic, probiotics
are sprinkled on top one of pudding shortly will be in consumption. The frequency


Universitas Sumatera Utara

and consistency of stools (by using bristol stool chart) recorded into diary sheet
before and after 4 weeks administering the treatment in both groups.
Results of this study found that giving the combined of agar-agar plus
probiotics are effective in treating functional constipation in children. The frequency
of stools shows a better improvement on

groups get combined agar-agar plus

probiotics, it is seen from two weeks after treatment. For the consistency of the
stool, sample in the group which gets a combined agar-agar plus probiotics showed
improvement for a better stool consistency after getting treatment for two weeks.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyo D. Konstipasi pada anak. Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional

(Rakernas) dan Simposium Ilmiah Perhimpunan Gastroenterologi, Hepatologi, dan
Nutrisi Anak Indonesia (PGHNAI). Bandung, 3 – 5 Mei 2012. h.231-49.
2. Suraatmaja S. Konstipasi. Dalam Suraatmaja S, penyunting. Kapita Selekta
Gastroenterologi Anak. Cetakan ketiga. Jakarta. Sagung Seto. 2010.h.170-88.
3. Kadim M. Konstipasi fungsional pada anak. Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah
Tahunan (PIT) IV Ilmu Kesehatan Anak. Medan, 2010.h.635-38.
4. Afzal NA, Tighe MP, Thomson MA. Constipation in children. Ital J Pediatr.
2011;37(28):1-10.
5. Croffie JM. Constipation in children. Indian J Pediatr. 2006;73:697-701.
6. Firmansyah A. Konstipasi pada anak. Dalam Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arif
S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku Ajar gastroenterology-Hepatologi. Jilid
1. Cetakan kedua. Jakarta. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011.h.201-14.
7. Rasquin A, Lorenzo C, Forbes D, Guiraldes E, Hyams JS, Staiano A dkk. Childhood
functional

gastrointestinal

disorders

:


child/adolescent.

Gastroenterology.

2006;130:1527-37.
8. Hong Li Z,Dong M, Feng Wang Z. Functional constipation in children : investigation
and management of anorectal motility. World J Pediatr. 2008;4(1):45-8.
9. Biggs WS, Dery WH. Evaluation and treatment of constipation in infants and
children.Am Fam Phys. 2006;73(3):469-77.
10. Zhou JF, Lou JG, Zhou SL, Wang JY. Potential oxidative stress in children with
chronic constipation. World J Gastroenterol. 2005;11(3):368-71.
11. Anderson JW, Baird P, Davis RH, Ferreri S, Knudtson M, Koraym A, et al. Health
benefits of dietary fiber. Nutr Rev. 2009;67(4):188-205.
12. Keithley J, Swanson B. Glucomannan and obesity : a critical review. Altern Ther
Health Med. 2005;11(6):30-4.
13. Azezli AD, Bayraktaroglu T, Orhan Y. The use of konjac glucomannan to lower
serum thyroid hormones in hyperthyroidism. J Am Coll Nutr. 2007;26(6):663-68.
14. Baucke VL, Miele E, Staiano A. Fiber (glucomannan) in beneficial in yhe treatment of
childhood constipation. Pediatrics. 2004;113(3):259-64.

15. Sande

MA,

OsorioT,

Lopez

R,

Alonso

MJ.

Glucomannan,

a

promising


Universitas Sumatera Utara

polysaccharide

for

biopharmaceutical

purposes.

Eur

J

Pharm

Biopharm.

2009;71:453-62.
16. Chen HL, Cheng HC, Wu WT, Liu YJ, Liu SY. Supplementation of konjac

glucomannan into a low-fiber Chinese diet promoted bowel movement and improved
colonic ecology in constipated adults : a placebo-controlled, diet-controlled trial. J
Am Coll Nutr. 2008;27(1):102-8.
17. EDrugDigest.Glucomannan. Diunduh dari
http://www.drugdigest.com/glucomannan.pdf. Di akses Oktober 2014.
18. Aulia I, Supriatmo, Azlin E, Sinuhaji A B, Yudianto A R. The role of fiber
(glucomannan) in the treatment childhood functional constipation.2013:1-10.
19. Product Information. Agar. Diunduh dari http://www.sigma-aldrich.com Di akses April
2014.
20. Agar. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/agar. Di akses April 2014.
21. Hillemeier C. An overview of the effects of dietary fiber on gastrointestinal transit.
Pediatrics. 1995;96: 997-99.
22. Supriatmo. Praktis Klinis : Tatalaksana Konstipasi Fungsional. Disampaikan pada
Kongres Nasional IV Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia (BKGAI).
Medan. 4 – 7 Desember 2010. h.152-59.
23. Clinical Practice Guidelines. Evaluation and treatment of constipation in infants and
children : recommendations of the North American Society for pediatric
gastroenterology,

Hepatology


and

nutrition.

J

Pediatr

Gastroenterol

Nutr.

2007;43(3):1-13.
24. Mcgrath KH, Caldwell P. Diagnostic approach to constipation in children. Dalam
Smith AC, penyunting. Constipation – Causes, Diagnosis and Treatment. China. In
Tech. 2012:1-18.
25. Drossman DA. The functional gastrointestinal disorder and the Rome III process.
Gastroenterology. 2006;130:1377-90.
26. Williams CL, Bollella M, Wynder EL. A new recommendation for dietary fiber in
children. Pediatrics. 1995;96:985-88.
27. Yang J, Wang HP, Zhou L, Xu CF. Effect of dietary on constipation : a meta analysis.
WJG. 2012;18(48):7378-83.
28. Vuksan V, Jenkins AL, Jenkins DJ, Rogovik AL, Sievenpiper JL, Jovanovski E. Using
cereal to increase dietary fiber intake to the recommended level and the effect of
fiber on bowel function in healthy persons consuming North American diets. M J

Universitas Sumatera Utara

ClinNutr. 2008;88:1256-62.
29. Jennings A, Davies GJ, Costarelli V, Dettmar PW. Bowel habit,diet and body weight
in preadolescent children. J Hum Nutr Diet. 2010;23:511-19.
30. Castillejo G, Bullo M, Anguera A, Escribano J, Salvado JS. Acontrolled, randomized,
double-blind trial to evaluate the effect of a supplement of cocoa husk that is rich in
dietary fiber on colonic transit in constipated pediatric patients. Pediatrics.
2006;118(3):641-48.
31. Nishinari K, Takemasa M, Zhang H, Takahashi R. Storage plant polysaccharides :
xyloglucans, galactomannans, glucomannans. Elsevier. 2007:613-23.
32. Sood N, Baker WL, Coleman CI. Effect of glucomannan on plasma lipid and glucose
concentrations, body weight, and blood pressure : systematic review and metaanalysis. Am J Clin Nutr. 2008;88:1167-75.
33. Good

‘N

Natural



Pure

Konjac

Root

Glucomannan.

Diunduh

http://www.luckyvitamin.com/p-11569-good-n-natural-pure-konjac-root.

dari

Diakses

Agustus 2013.
34. Sullivan LO, Murphy B, McLoughlin P, Duggan P, Lawlor PG, Hughes H et al.
Prebiotics from marine macroalgae for human and animal health applications. Mar
Drugs. 2010;8:2038-64.
35. Brown EM, Allsop PJ, Magee PJ, Gill CI, Nitecki S, Strain CR, et al. Seaweed and
human health. Nutr Rev. 2010;72(3):205-16.
36. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan
besar sampel. Dalam : Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar
metodelogi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto, 2010. h. 302-30.
37. Staiano A, Simeone D, Giudice ED, Miele E, Tozzi A, Toraldo C. Effect of the dietary
fiber glucomannan on chronic constipation in neurologically impaired children. J
Pediatr. 2000;136(1):41-5.
38. Takahashi H, Wako N, Okubo T, Ishihara N, Yamanako J, Yamamoto T. Influence of
partially hydrolyzed guar gum on constipation in women. J Nutr Sci Vitaminol.
1994;40:251-59.
39. Takahashi H, Yang SI, Hayashi C, Kim M, Yamanaka J, Yamamoto T. Effect of
partially hydrolyzed guar gum on fecal output in human volunteers. Nutr Res.
1993;13:649-57.
40. Speridiao PGL, Tahan S, Neto UF, Morais MB. Dietary fiber, energy intake and
nutritional during the treatment of children with chronic constipation. Braz J Med Biol

Universitas Sumatera Utara

Res. 2003;36(6):753-59.
41. Kokke FTM, Scholtens P, Alles MS, Decates TS, Fiselier TJW, Tolboom JJM, et al.
A dietary fiber mixture versus lactulose in the treatment of childhood constipation : a
double-blind randomized controlled trial. JPGN. 2008;47:592-97.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN
1. Personil Penelitian
1. Ketua penelitian

: dr. Looni Basra

2. Supervisor / Anggota

: dr. Supriatmo, M.Ked(Ped),Sp.A (K)
Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, Sp.A (K)
dr. H. Emil Azlin, M.Ked(Ped),Sp.A(K)
dr. Ade Rachmat Y, M.Ked(Ped), Sp.A

3. Anggota penelitian

: dr. Wahyu Ningsih Lestari
dr. Nora Hajarsyah

4. Tenaga Administrasi

: 1 orang

2. Anggaran
No
1.

Uraian

Jumlah

Honorarium
Tenaga Administrasi

2.

Fotokopi (900 lbr x Rp 200)

3.

Bahan :

Rp

500.000,-

Rp 1.800.000,-

Glucomannan 500mg @ 90 caps/btl (Rp. 100.000)

Rp 5.000.000,-

Agar-agar 6 gram @ 6 gram/bungkus (Rp. 2.500)

Rp 1.425.000,-

4.

Transportasi dan Akomodasi

Rp 2.000.000,-

5.

Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian

Rp

6.

Penggandaan Proposal dan Laporan Penelitian

Rp 1.000.000,-

Total

500.000,-

Rp 10.225.000,-

Universitas Sumatera Utara

3. Jadwal Penelitian

Februari

Maret

April

Mei

Agustus

Persiapan

Pelaksanaan

Penyusunan
Laporan
Penggandaan
Laporan

Universitas Sumatera Utara

4. Naskah Penjelasan Kepada Orang Tua
Yth. Bapak / Ibu …………………..…………….
Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri nama saya dr. Looni Basra,
saya sedang menjalani pendidikan dokter spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, saya sedang melaksanakan
penelitian tentang peranan pemberian glucomannan dengan dan tanpa agar-agar
pada anak yang menderita konstipasi fungsional.
Berdasarkan hasil pemeriksaan saya, anak Bapak/Ibu menderita konstipasi
fungsional yang berdampak pada proses pembelajaran di sekolah.
Untuk itu, saya berencana untuk mengobati anak Bapak/Ibu dengan memberikan
obat glucomannan dengan dan tanpa pemberian agar-agar. Dari penelitian
didapatkan bahwa pemberian terapi glucomannan selama satu bulan akan
memberikan efek yang baik dalam memperbaiki frekuensi dan konsistensi tinja pada
anak dengan konstipasi fungsional. Hanya saja penelitian tersebut dilaksanakan di
luar negeri. Saat ini saya mencoba untuk melakukan penelitian ini.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tinggi badan menggunakan
mikrotois, penimbangan berat badan dengan menggunakan timbangan anak,
pemberian catatan harian konstipasi dan kuisioner untuk mengetahui anak yang
menderita konstipasi fungsional. Pada anak yang menderita konstipasi fungsional,
akan diberikan obat selama empat minggu, obat glucomannan diminum sekali sehari
setelah makan. Agar-agar yang sudah dimasak dimakan sekali sehari. Pemantauan
ulangan dilakukan setelah dua minggu dan empat minggu dan dilakukan
pengukuran tinggi badan, berat badan dan kuisioner dibandingkan pengukuran
sebelum diberi obat.
Glucomannan yang diberikan berisi akar atau serabut konjak. Sediaan
glucomannan menggunakan produk dari Swanson, USA. Tiap kapsul berisi 700mg
serat glucomannan dari 100% akar konjak. Dosis diberikan sesuai dengan berat
badan anak Bapak/Ibu dan obat glucomannan diberikan setelah makan. Efek
samping pemberian glucomannan dapat terjadi jika dosis lebih 5 gram/hari, berupa
diare, nyeri perut dan perut kembung. Dan bila efek samping terjadi (diare, perut
kembung dan nyeri perut) maka obat glucomannan dihentikan pemberiannya.
Agar-agar yang diberikan menggunakan produk dari PT. Bola Dunia Walet,
Double Swallow Sun, tiap bungkus berisi agar-agar powder

7gram dan

Universitas Sumatera Utara

mengandung fiber (serat) 6gram tiap bungkusnya. Sampai saat ini belum ditemukan
efek samping pemberian agar-agar.
Jika Bapak/Ibu bersedia agar anaknya diobati dengan obat tersebut, maka
saya akan megharapkan Bapak/Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah
Penjelasan (PSP).
Bapak/Ibu serta anak anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri
dalam penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia,
sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya
penelitian akan ditanggung oleh peneliti. Dan jika ada hal yang tidak diinginkan atau
didiskusikan dapat menghubungi saya di nomor telepon 08126566206.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami
ucapkan terima kasih.

Nama Peneliti

Dr. Looni Basra

Universitas Sumatera Utara

5. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: …………………….…… Umur ……………… tahun L / P

Alamat

: ……..…………………………………………………….

No. Telp/HP :…………………………………………………………….
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pengobatan konstipasi terhadap anak saya :
Nama

: …………………………. Umur ………tahun L / P

Kelas

:………………………....................................

Alamat Rumah

:……...……………………………………………..

Alamat Sekolah

: ……………………………………………………

yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko
yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya
mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan.
……………., ……………………………2014
Yang memberikan

Yang membuat pernyataan

penjelasan

persetujuan

dr. Looni Basra

Saksi – saksi :
.………………………….

…………………………...

Tanda tangan
…………………………

Universitas Sumatera Utara

6. Lembaran Kuisioner
Nama lengkap

: ……………..

Jenis kelamin

: ……………..

Umur

: ………………

Tahun

: ………………

Alamat

: ………………

No.Telp/HP

:………………..

Pekerjaan orang tua

( ) Petani
( ) Wiraswasta
( ) Pegawai negeri
( ) Lain-lain …………….

Penghasilan orang tua : Rp…………………/bulan
Tingkat pendidikan orang tua

AYAH

IBU

( )

( )

Tidak sekolah

( )

( )

Sekolah dasar

( )

( )

SMP

( )

( )

SMA

( )

( )

Perguruan Tinggi

Universitas Sumatera Utara

No. Reg :
Identitas Pribadi

Tanggal :

Dilakukan Oleh :

Nama

: ……………………………………………………

Tempat/Tanggal Lahir

: ……………………………………………………

Tinggi/Berat Badan

: …………cm/…………Kg…..……………………

Alamat Rumah

: ……………………………………………………

Alamat Sekolah

: ……………………………………………………

Anak ke ….. dari ….. bersaudara.
Identitas Orang Tua

Ibu

Ayah

Nama

…………………………. .

………………………….

Tanggal Lahir

…………………………..

…………………………

Suku Bangsa

…………………………...

…………...........……….

Pekerjaan

……………………………

…………………………

Pendidikan

……………………………

…………………………

Penyakit (jika ada)

……………………………

…………………………

Riwayat kelainan keturunan dalam keluarga : ya / tidak *) ……………………….....

a. Anamnesa
1. Apakah anda sering mengalami susah buang air besar (BAB) ?
a. Ya

b. Tidak

2. Jika Ya, berapa kali dalam satu minggu susah BAB yang anda alami?
a. Satu kali dalam 1 minggu
b. Dua kali dalam 2 minggu
c. Tiga kali dalam 3 minggu
3. Sudah berapa lama anda mengalami susah buang air besar :
a. 2 bulan terakhir
b. 3 bulan terakhir
c. Tidak pernah
4. Berapa kali setiap hari anda buang air besar ?
a. Setiap hari
b. Dua hari sekali
c. Tiga hari sekali

Universitas Sumatera Utara

5. Bagaimana perasaan anda saat buang air besar ?
a.

Mulas dan sakit perut

b.

Mual dan muntah

c.

Biasa-biasa saja

6. Bagaimana bentuk tinja saat buang air besar ?
a. Cair
b. Keras
c. Lembek
7. Apakah anda pernah mengalami bentuk tinja sangat besar sehingga
terasa nyeri / sakit saat BAB dan tinja dapat menyumbat toilet?
a. Ya

c. Sering

b. Tidak
8. Apa warna tinja saat buang air besar ?
a. Kehitaman
b. Kuning dan kemerahan
c. Coklat
9. Apakah anda suka makan sayuran ?
a. Sangat suka
b. Biasa-biasa saja
c. Tidak suka
10. Apakah anda suka makan buah-buahan ?
a. Sangat suka
b. Biasa-biasa saja
c. Tidak suka
11. Jenis buahan apa yang anda suka ?
a. Pepaya
b. Pisang
c. Salak
12. Berapa gelas (aqua gelas) sehari anda minum air putih?
a. Kurang dari delapan gelas
b. Lebih dari delapan gelas
13. Jenis minuman apa yang paling anda suka?
a. Susu
b. Juice

Universitas Sumatera Utara

c. Minuman soda
14. Pada saat susah buang air besar , apakah anda mengkonsumsi obat
pencahar (obat memperlancar buang air besar)?
a. Ya

b. Tidak

15. Apakah setiap buang air besar selalu mengkonsumsi obat ?
a. Ya

b. Tidak

16. Jenis obat apa yang anda minum ?
a. Jamu-jamuan
b. Obat medis
c. Tidak minum obat tetapi mengkonsumsi sayur-sayuran, buahbuahan dan banyak minum
17. Apakah makanan yang anda makan sehari-hari lebih banyak protein dan
Karbohidratnya (ikan, telur, ayam, nasi) dibandingkan sayur (serat)?
a.Ya

b. Tidak

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran

: Tampak sehat / sakit
:

Pemeriksaan abdomen


Palpasi : massa feses di kuadran kiri bawah : ada/tidak

Universitas Sumatera Utara

7. Catatan Harian Konstipasi
Nomor Sampel

: ....................................................................

Nama Pasien

: ....................................................................

Umur

: .......................................................... L / P

Tanggal Kunjungan I: ...................................................................
Tanggal Kunjungan II: ...................................................................
Tanggal
Kunjungan

Minum
Obat
(YA/TIDAK)

Frekuensi
BAB (x/hari)

Konsistensi
(berdasarkan
Bristol stool
chart)

Efek
samping

Universitas Sumatera Utara

8.

Gambar konsistensi buang air besar (BAB)

Universitas Sumatera Utara

9.

Tabel Angka Random

Universitas Sumatera Utara

10.

Lembar Pengesahan Penelitian Oleh Komite Etik Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara