Tipologi dan Makna Simbolis Rumah Tjong A Fie Di Kota Medan

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep
Konsep adalah entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori
atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah konsep berasal dari
bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami (Anderson, 1882).
Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" (Brownislaw, 1967),
menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan
pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi
suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol.
Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari
berbagai macam karakteristik. Konsep didefinisikan sebagai suatu arti yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan
juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi
antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir. Pengertian konsep
yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak
dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran
mental. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata adalah elemen dari

kalimat. Konsep adalah abstrak di mana mereka menghilangkan perbedaan dari
segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik.
Konsep adalah universal, di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk
setiap existensinya.
Menurut Singarimbun dan Effendi (2009), pengertian konsep adalah,
“generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk
menggambarkan barbagai fenomena yang sama”. Konsep merupakan suatu
kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam
merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita
menerapkannya.

22

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang
digunakan secara mendasar. Selain itu juga sebagai penyamaan persepsi tentang
apa yang akan diteliti serta menghindari kesalahan pada penelitian.


2.1.1 Masyarakat Tionghoa
Masyarakat adalah suatu populasi manusia yang saling berinteraksi dan
bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dimana
setiap anggota masyarakat terikat suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat,
1985). Masyarakat juga merupakan sistem hubungan sosial (social relation
system) yang utama. Hubungan ini ditentukan oleh kebudayaan manusia. Untuk
mencapai persatuan dan integrasi melalui kebudayaan, anggota masyarakat perlu
belajar dan memperoleh warisan kebudayaan, termasuk apa yang diharapkan oleh
mereka dalam suatu keadaan tertentu.
Tionghoa adalah sebuah adat istiadat yang dibuat sendiri oleh orang
Indonesia dan berasal dari kata Zhongguo (Mandarin). Zhonghua dalam dialek
Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa. Suku Bangsa Tionghoa di Indonesia
merupakan keturunan dari leluhur mereka yang berimigrasi secara periodik dan
bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu. Sebuah catatan literature Tiongkok
menyatakan bahwa kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan
dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian melancarkan lalu
lintas perdagangan dari Tiongkok ke Nusantara dan juga sebaliknya.
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, dikatakan bahwa istilah China
atau sekarang di sebut dengan Tiongkok berasal dari nama dinasti Chin (abad

ketiga sebelum masehi) yang berkuasa di Tiongkok selama lebih dari dua ribu
tahun sampai pada tahun 1913. Bencana banjir, kelaparan dan peperangan
memaksa orang-orang bangsa Chin ini merantau ke seluruh dunia. Kira-kira pada
abad ke tujuh orang-orang ini mulai masuk ke Indonesia. Pada abad ke-11, ratusan
ribu bangsa Chin mulai berdiam di kawasan Indonesia, terutama di pesisir timur
Sumatra dan Kalimantan Barat. Bangsa Chin yang merantau dari Tiongkok ke
Indonesia kemudian diberi sebutan dengan China perantauan. Orang China
perantauan ini mudah bergaul dengan penduduk lokal sehingga mereka bisa
23

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

diterima dengan baik. Para perantau yang membawa keluarga mereka kemudian
membentuk sebuah perkampungan yang disebut dengan kampung China
(Pecinan). Di sebuah wilayah atau kota dimana terdapat banyak orang China
bertempat tinggal, kampung ini lalu disebut dengan Pecinan. Masyarakat yang
tinggal di sebuah Pecinan banyak yang menjadi pedagang.
Ketika bangsa Belanda dengan perusahaan dagangnya, yaitu VOC

(Verenigde Oost Indian Compagnie)

memasuki Indonesia dan memonopoli

perdagangan di Indonesia, para pedagang dari negeri Tiongkok yang sudah
menguasai perdagangan selama beratus-ratus tahun ini bentrok dengan mereka.
Akibatnya, VOC dan pemerintah Belanda memberikan beberapa konsekwensi
berupa hak-hak istimewa kepada bangsa perantau dari Tiongkok ini. Salah
satunya adalah mereka dianggap sebagai penduduk timur asing yang dianggap
mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi daripada warga penduduk asli.
Status istimewa ini mengakibatkan warga asli atau penduduk pribumi menjadi
tidak suka kepada masyarakat Tiongkok perantauan ini. Bukan hanya itu,
kolaborasi mereka dengan penjajah Belanda dan praktek dagang yang bercorak
koneksi dan kolusi yang merugikan masyarakat pribumi serta perilaku mereka
sebagai pemadat dan pejudi membuat orang-orang Tiongkok perantauan ini
semakin tidak disukai. Akibatnya, istilah China atau sekarang di sebut dengan
Tiongkok menjadi stigma yang berkonotasi tidak baik dan berpengaruh terhadap
semua orang Tiongkok perantauan.
Akibat dari stigmatisasi, istilah China atau Tiongkok ini banyak orang
China di Indonesia menggunakan nama lain yaitu Tionghoa yang berasal dari kata

Zhongguo. Pada tahun 1901 mereka mendirikan sebuah organisasi yang bernama
Tiong Hoa Hwee Kwan. Lalu pada tahun 1939 mereka mendirikan Partai
Tionghoa Indonesia. Sejak itulah istilah Tionghoa digunakan sebagai padanan dari
masyarakat China atau Tiongkok.

2.1.2 Kebudayaan
Kebudayaan adalah sebuah kebiasaan dan hasil karya cipta manusia.
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat dan tidak dapat
24

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

dipisahkan. Seorang antropologi modern, Edward Burnett Tylor dalam bukunya
yang berjudul “Primitive Culture” mendefinisikan bahwa kebudayaan (culture)
adalah keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
kesusilaan, hukum, adat, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat (Fried,1969).
Kebudayaan


merupakan

kebiasaan

yang

dipelajari.

Kebudayaan

tergantung dari transmisi biologis atau pewarisan melalui unsur genetis.
Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan. Suatu kebudayaan
dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan
yang dipelajari dan umumnya bersama oleh para warga masyarakat. Setiap
kelompok masyarakatmempunyai bentuk-bentuk kebudayaan yang berciri khas
tertentu atau disebut juga cultural universal. Unsur kebudayaan ada tujuh, yaitu:
1. Bahasa, 2. Sistem, 3. Pengetahuan, 4. Sistem peralatan, 5. Sistem mata
pencaharian, 6. Sistem religi dan 7. Kesenian (Koentjaraningrat,1959)


.

Setiap manusia dilahirkan ke dalam suatu kebudayaan yang bersifat
kompleks. Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap cara hidup serta cara
berperilaku yang akan diikuti selama manusia itu hidup.

2.1.3 Tipologi
Tipologi bangunan adalah sebuah studi atau penyelidikan tentang
penggabungan

elemen-elemen

yang

memungkinkan

untuk

mendapatkan


klasifikasi organisme arsitektur melalui tipe-tipe.Klasifikasi mengindikasikan
suatu perbuatan meringkas, yaitu mengatur penanaman yang berbeda, yang
masing-masing dapat diidentifikasikan, dan menyusun dalam kelas-kelas untuk
mengidentifikasikan data umumnya dan memungkinkan membuat perbandinganperbandingan pada kasus-kasus khusus. Klasifikasi tidak memperhatikan suatu
tema pada suatu saat tertentu (rumah, kuil, dsb.) melainkan berurusan dengan
contoh-contoh konkrit dari suatu tema tunggal dalam suatu periode atau masa
yang terikat oleh ke permanenan dari karakteristik yang tetap konstan, misalnya
rumah bergaya Gothik, jalan pada masa abad ke-19, kebun anggur bergaya
Roman, dsb). Hal itu menjadi instrumen pemberi tanda dari gejala atau fenomena,
25

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

yang membandingkan istilah-istilah yang berbeda dalam hubungannya dengan
bentuk bentuk kota (Anthony Vidler, 1987).
Menurut Budi A. Sukada Tipologi adalah penelusuran asal-usul
terbentuknya objek-objek arsitektural yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: Pertama,
menentukan bentuk dasar (formal structures) yang ada di tiap objek arsitektural.

Yang dimaksudkan bentuk dasar ialah unsur-unsur geometrik utama, seperti
segitiga, segi empat, lingkaran, dan elips, berikut segala variasi masing-masing
unsur tersebut.Kedua, menentukan sifat dasar (properties) yang dimiliki oleh
setiap objek arsitektural berdasarkan bentuk dasarnya, misalnya bujur sangkar
bersifat statis, lingkaran bersifat memusat dsb. Ketiga, mempelajari proses
perkembangan bentuk dasar sampai perwujudannya saat itu.Tipologi Bangunan
yang ada di daerah Keswan Medan antara lain yaitu, Tipologi Rumah Toko,
Tipologi Rumah Tinggal, Tipologi Vihara.

2.1.3.1 Tipologi Sebagai Metode
Sebagai suatu metode, tipologi digunakan sebagai alat analisis objek.
Dengan tipologi, suatu objek arsitektural dianalisa perubah-perubahnya, yaitu
yang menyangkut bangun dasar, sifat dasar, serta proses perkembangan bangun
dasar tersebut sampai ke bentuk yang sekarang serta fungsi dari objek tersebut.
Dari hasil analisa tipologi tersebut, kita dapat menentukan tipe dari objek dan
menempatkannya secara benar dalam klasifikasi tipe yang sudah ada.Sebagai
suatu metode, tipologi juga dapat digunakan untuk menerangkan perubah-perubah
dari suatu tipe, di mana suatu tipe memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakannya dengan tipe-tipe yang lain. Maksudnya adalah tipologi dapat
membantu menerangkan suatu tipe berdasar ciri-ciri atau karakteristik yang

dimiliki oleh setiap objek arsitektural.
Menurut Rafael Moneo, analisis tipologi dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:
1. Menganalisis tipologi dengan cara menggali dari sejarah untuk mengetahui
ide awal dari suatu komposisi atau dengan kata lain mengetahui asal-usul
kejadian suatu objek arsitektural.
26

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

2. Menganalisis tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu objek.
3. Menganalisis tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana suatu
bangunan melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya.
Menurut Carlo Aymonito, Tipologi bangunan didefinisikan sebagai
batasan-batasan dari suatu penelitian. Tipologi bangunan merupakan salah satu
alat yang diperlukan untuk melakukan studi terhadap fenomena kota. Tipologi
bebas atautipologi formal menyediakan dirinya untuk dipakai sebagai suatu
analisis kritis dan perbandingan terhadap fenomena-fenomena seni.Klasifikasi
yang ada disusun berdasarkan kuantitas khas yang formal dan tertentu. Sebagai

metode, tipologi menganalisa suatu objek arsitektural dan mencoba mencari
karakter khas yang ada, yang akhirnya akan menjadi dasar klasifikasi objek
tersebut. Dengan kata lain, karakter khas ini menjadi alat identifikasi objek-objek
arsitektural tersebut.
Contoh, jika kita meneliti gereja-gereja St. Peter di Roma (Bramate, 1503)
dan Pallazo Farnesse di Caprarola (Giacomo da Vignola, 1547), maka kita akan
memiliki ciri khas dalam hal ciri organisasi ruangnya yang memusat. Secara
tipologi kita akan mengatakan bahwa ciri organisasi yang memusat ini akan
menjadi alat identifikasi yang menunjukkan kesamaan tipe dari kedua objek
tersebut. Dengan kata lain, dua objek tersebut dapat digolongkan dalam satu kelas
yang sama dalam hal klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi ini bukan evaluasiartistik
maupun definisi historik.

2.1.3.2 Tipologi Terapan
Adapun tipologi terapan yaitu metode analisis dari fenomena-fenomena
yang membentuk suatu keseluruhan.Klasifikasi disusun berdasarkan kuantitas
khas dari struktural, tidak formal seperti tipologi bebas.Dalam kasus ini, tetapan
dari fenomena juga merupakan hasil dari suatu perbandingan kasus-kasus yang
konkrit dan itu dipergunakan sebagai alat untuk menciptakan hubungan di antara
keberadaan yang berbeda-beda.Dalam tipologi terapan, definisi historik juga
berperan. Tipologi terapan memungkinkan untuk menciptakan suatu hubungan
27

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

dengan bentuk kota pada umumnya sebagai suatu istilah dialektika. Hubungan
antara tipe bangunan dan bentuk kota secara faktual dan prinsipil tidaklah tetap.
Pada tipologi bebas karakter-karakter itu dihubungkan dengan waktu dan bentuk
kota serta perkembangannya.
Contoh, Gereja St. Peter Pallazo Farnesse di Caprarola dan beberapa
bangunan yang dibangun pada abad pertengahan memiliki karakter yang sama
dalam hal organisasi terpusat. Dengan kenyataan ini secara umum kita bisa
menyimpulkan bahwa pada zaman Renaisans berkembang suatu langgam
arsitektur dengan karakter seperti di atas.Seperti diuraikan di atas hal ini tidak
mutlak sebab pada masa-masa berikutnya bisa saja tipe atau langgam seperti ini
hadir kembali.
Sebagai metode analisis, khususnya dalam hal menganalisa asal-usul dan
perkembangan bentuk dasar, tipologi sering berkaitan dengan morfologi yaitu
ilmu yang mempelajari perubahan bentuk.Sebagai sebuah metode, tipologi
berguna sebagai alat untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk objek arsitektural
sampai didapatkan sebuah akar bentukan.Akar bentukan pada hal ini di
maksudkan menyangkut struktur bangunan (formal structures) dan sifat-sifat
dasar atau properties (Gin Djin Su, 1964).

2.1.4 Simbolis
Simbolis merupakan sebuah obyek yang berfungsi sebagai sarana untuk
mempresentasikan sesuatu hal yang bersifat abstrak.Simbolis juga salah satu
bagian dari hubungan antara tanda dengan acuan dalam sebuah hasil konvensi
atau kesepakatan bersama, contohnya adalah bahasa (verbal, non-verbal, atau
tulisan), dan juga benda-benda yang mewakili sebuah eksistensi yang secara
tradisi telah disepakati. Simbolis juga merupakan hubungan yang menjelaskan
makna dari sebuah referensi tertentu dalam kehidupan secara umum atau sebuah
karya sastra sebagai replika kehidupan. Simbol atau simbolisberasal dari kata
symballo yang berasal dari bahasa Yunani. Symballo artinya “melempar bersamasama”, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau konsep
objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbolis dapat
28

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

menghantarkan seseorang ke dalam gagasan atau konsep masa depan maupun
masa lalu.
Pada dasarnya simbolis dimaksudkan untuk menyederhanakan sebuah
pikiran, ide ataupun fenomena yang berkembang disekitar alam lingkungan
manusia yang mempunyai makna mendalam untuk mewakili ide, nilai atapun
maksud tertentu. Sifat khas dari simbolis itu sendiri yaitu adanya kemungkinan
penafsiran makna yang meluas. Simbolis adalah gambar, bentuk, atau benda yang
mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Meskipun simbolis
bukanlah nilai itu sendiri, namun simbolis sangatlah dibutuhkan untuk
kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbolis dapat
digunakan untuk keperluan apa saja. Misalnya ilmu pengetahuan, kehidupan
sosial, juga keagamaan. Bentuk simbol tidak hanya berupa benda kasat mata,
namun juga melalui gerakan dan ucapan. Simbolis paling umum ialah tulisan,
yang merupakan simbol dari kata-kata dan suara. Lambang bisa merupakan benda
sesungguhnya, tongkat (melambangkan kekayaan dan kekuasaan).Simbolis sering
digunakan dalam puisi dan jenis sastralain, kebanyakan digunakan sebagai
metafora atau perumpamaan.

Kesalahan terbesar manusia dalam memahami

simbol adalah menganggap bahwa simbolis juga merupakan substansi, sehingga
seseorang kerap kali terjebak pada pembenaran terhadap semua hal yang hanya
bersifat kasat mata sebagai kebenaran hakiki.
Menurut Charles Sanders Peirce dalam teori trikonomi semiotika
arsitektural,dinyatakan bahwa simbol merupakan tanda yang hadir karena
mempunyai hubungan yang sudah disepakati bersama atau sudah memiliki
perjanjian (arbitrary relation) antara penanda, sedangkan dalam Sign, Symbol and
Architecture, Charles Sanders Peirce menjelaskanbahwa, simbol adalah suatu
tanda atau gambar yang mengingatkan kita kepada penyerupaan benda yang
kompleks yang diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dalam konteks budaya
yang lebih spesifik atau lebih khusus. Misalnya simbol Yin dan Yang, yang
diambil dari filsafat Tiongkok. Yin adalah sisi hitam dengan titik putih pada
bagian atasnya dan Yang adalah sisi putih dengan titik hitam pada bagian atasnya.
Hubungan antara Yin dan Yang sering digambarkan dengan bentuk sinar matahari
29

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

yang berada di atas gunung dan di lembah. Yin (secara harafiah yaitu tempat yang
teduh) adalah daerah gelap yang merupakan bayangan dari gunung, sementara
Yang (secara harafiah yaitu tempat yang terang atau cerah) adalah bagian yang
tidak terhalang oleh gunung. Saat matahari bergerak, Yin dan Yang secara
bertahap bertukar tempat satu sama lain, mengungkapkan apa yang tidak jelas dan
menyembunyikan yang sudah terungkap. Yin ditandai dengan sesuatu yang lambat,
lembut, menghasilkan, menyebar, dingin, basah, dan pasif. Berhubungan dengan
air, bumi, bulan, feminitas dan malam hari. Yang sebaliknya ditandai dengan
cepat, keras, padat, fokus, panas, kering, dan agresif. Berhubungan dengan api,
langit, mataharidan siang hari. Para Taijitu dan konsep dari periode Zhou telah
diterapkan dalam keluarga dan hubungan relasi. Yin sebagai wanita dan Yang
sebagai pria. Mereka menjadi satu sebagai dua bagian dari keseluruhan. Praktisi
Yoga Zen, sebuah sistem pelatihan yang diciptakan pada tahun 2007, berpendapat
bahwa Yin dan Yang merupakan suatu aliran.
Taijitu adalah salah satu simbol yang tertua dan paling terkenal di dunia,
tetapi masih banyak orang yang tidak memahami arti dari Yin dan Yang. Hal
tersebut menggambarkan salah satu teori filsafat Tao kuno yang paling mendasar
dan mendalam. Inti dari hal tersebut adalah dua unsur keberadaan yang
berlawanan tapi saling melengkapi. Cahaya yaitu,Yang digambarkan dengan
warna putih, bergerak naik berpadu dengan kegelapan yaitu,Yin yang
digambarkan dengan warna hitam dan bergerak turun. Yin dan Yang adalah
kekuatan yang berlawanan, tergantung dari aliran siklus alami. Mereka selalu
mencari keseimbangan meskipun mereka bertentangan, tapi mereka tidak selalu
bertentangan satu sama lain. Sebagai bagian dari Tao, mereka hanyalah dua aspek
realitas yang sebenarnya berdiri sendiri. Masing-masing mengandung unsur dari
yang lainnya, karena itu terdapat titik hitam dari Yin pada bagian putih dan begitu
pula sebaliknya. Mereka tidak hanya sekedar saling menggantikan, namum
mereka menjadi bersatu sama lain melalui aliran konstan alam semesta. Banyak
hal yang tidakterbacadi dunia ini karena selalu ada sesuatu yang tidak bisa
terungkap secara langsung. Oleh karena itu simbol merupakan cara paling tepat
untuk mewakili sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan mudah.
30

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

2.1.5 Kepercayaan
Kepercayaan dalam bahasa inggris dinamakan trust or believe ini
merupakan suatu bentuk nyata dalam kehidupan dimana menjadi bagian yang
paling berharga bagi kehidupan manusia. Sedangkan kepercayaan tradisional
adalah kepercayaan yang telah ada sejak dahulu dan menjadi bagian dari hidup
mereka dan secara turun temurun masih dijalankan dari generasi ke generasi.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap
suatu pernyataan yang benar. Kepercayaan juga merupakan suatu sikap yang
ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa
dirinya telah mencapai kebenaran. Keyakinan merupakan suatu sikap, maka
keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan
kebenaran. Jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan
akan sering kali menghalangi. Keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti
keyakinan dalam memeluk agama. Jika kita yakin dalam satu halmaka
kepercayaan akan muncul, keyakinan dan kepercayaan sangan berdampingan
dalam hidup, karena kenyakinan dan kepercayaan sangat fital dalam sebuah
kehidupan, misalnya pada saat kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan
sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang di alami dapat terlewati.
Pada

dasarnya

pandangan

berpikir

masyarakat

Tionghoa

selalu

mengembalikan hakekat keharmonisan antara kehidupanlangit (alam gaib) dan
kehidupan di bumi (alam dunia nyata). Mereka percaya bahwa alam semesta ini
sebagai akibat dari inkarnasi kekuatan alam. Alam dikuasai oleh spirit-spirit yang
kekuatannya luar biasa. Alam semesta semata-mata hanyalah ekspresi dari
kekuatan alam yang dipengaruhi oleh spirit-spirit yang mendiami alam. Beberapa
spirit itu berada dan hidup di dalam fenomena-fenomena alam seperti langit,
matahari, tanah, air, tumbuh-tumbuhan, gunung, serta fenomena-fenomena alam
lainnya. Di antara spirit-spirit alam itu ada spirit yang berasal dari arwah leluhur
dan kekuatan hidupnya sangat besar serta sebuah keluarga dapat melanjutkan
kekekalan hidupnya setelah jasad jasmaniahnya mati.
Menurut dasar pikiran masyarakat Tionghoa, seluruh fenomena alam itu
dapat dibagi dua klasifikasi yaitu Yin dan Yang. Yinadalah sebuah prinsip yang di
31

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

gambarkan seperti wanita, bulan, arah utara, dingin, gelap (malam), dan segala
yang bersifat pasif,sedangkanYangmerupakan prinsip dasar untuk seorang lakilaki, matahari, arah selatan, panasnya cahaya (siang), dan segala sesuatu yang
termasuk keaktifan. Masyarakat Tionghoa beranggapan bahwa manusia harus
dapat menyesuaikan diri dengan ritme alam semesta. kehidupan harus harmonis
dengan tiga dasar yaitu, kehidupan langit, bumi, dan kehidupan manusia itu
sendiri. Di samping itu harus disesuaikan pula dengan fengsui yang berarti angin
dan air. Penyesuaian itu berarti hidup manusia itu harus disesuaikan dengan arah
angin dan keadaan air di mana manusia bertempat tinggal. Sebuah bangunan yang
dipergunakan juga harusdisesuaikan dengan keadaan fengsui, sehingga akan
terhindar dari segala malapetaka. Kedua prinsip Yin dan Yang ini merupakan
sebuah nafas dan kekuatan yang dilambangkan dalam bentuk lingkaran yang
dibagi kedalam dua bagian, yaitu dengan garis yang saling melingkar yang
memisahkan simbol Yin dan Yang.
Bulatan melambangkan prinsip alam semesta, dimana alam semesta ini
terwujud oleh karena kedua prinsip kesatuan antara Yin dan Yang.Yinmerupakan
daya cipta suatu sifat Tuhan yang memberi gerakan dan kehidupan kepada
sesuatu. Yangbersifat bahan atau zat yang diberi kemampuan menerima, sehingga
terjadilah hidup dan bergerak. Dengan kata lain, Yinbersifat memberi dan
memperbanyak, sedangkan Yangbersifat menerima dan menyimpan. Adanya
kesatuan hidup ini tergambar oleh sebuah fenomena alam semesta seperti air,
kayu, bumi, dan makhluk hidup di dalamnya. Penciptaan dan pergerakan kesatuan
yang dan Yin tunduk dan mengikuti hukum tata kehidupan alam semesta, sehingga
dengan demikian bergerak dengan teratur dan berirama. Ritme ini mengisi dan
mengatur setiap ruangan di alam semesta ini seperti jalannya matahari, bintang,
bulan, pergantian musim, dan lain-lain. Ritme ini juga disebut Tao, yaitu
bagaimana sesuatu di dunia itu dijadikan dan jalan bagaimana seseorang harus
mengatur hidupnya. Dasar inilah yang selanjutnya menimbulkan paham Taoisme.
Dalam kehidupan masyarakat Tionghoa, ada tiga ajaran yang mereka anut
yaitu Taoisme, Konfusianisme, dan Buddhisme. Ketiga ajaran ini sudah saling
menyatu (sinkretisme) dan dikenal dengan nama San Jiao atau Sam Kauw (dialek
32

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

Hokkian). Dalam kehidupannya, masyarakat Tionghoa memang sangat toleransi
terhadap masalah agama. Setiap agama dianggap baik dan bermanfaat, begitu pula
dengan ajaran Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme yang mempunyai banyak
kesamaanpandangan dan saling membutuhkan sehingga ketiga ajaran tersebut
berpadu menjadi satu.

2.2. Landasan Teori
Teori merupakan salah satu unsur terpenting dalam penelitian serta
memiliki peran sangat besar dalam pelaksanaan penelitian. Teori dengan unsur
ilmiah inilah yang akan mencoba menerangkan fenomena-fenomena sosial yang
menjadi pusat perhatian penelitian.
Menurut Kerlinger (1973:9), “Teori adalah serangkaian asumsi, konsep,
konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel”. Berdasar
pengertian tersebut, definisi teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah
serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori
merangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial dengan cara
menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomenafenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan
dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.
Pada penelitian ini penulis memakai teori yang di pakai oleh Charles
Sanders Peirce, yaitu teori trikonomi semiotika arsitektural,menyatakan bahwa,
“Simbol merupakan tanda yang hadir karena mempunyai hubungan yang sudah
disepakati bersama atau sudah memiliki perjanjian (arbitrary relation) antara
penanda”. Dalam Sign, Symbol and Architecture, Charles Sanders Peirce
menjelaskan, bahwa simbol adalah suatu tanda atau gambar yang mengingatkan
kita kepada penyerupaan benda yang kompleks yang diartikan sebagai sesuatu
yang dipelajari dalam konteks budaya yang lebih spesifik atau lebih khusus.
Misalnya simbol yin-yang, yang diambil dari filsafat Tiongkok. Yin adalah sisi
hitam dengan titik putih pada bagian atasnya dan Yang adalah sisi putih dengan
titik hitam pada bagian atasnya. Hubungan antara Yin dan Yang sering
33

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

digambarkan dengan bentuk sinar matahari yang berada di atas gunung dan di
lembah (Tigor, 2004).
Oleh karena itu suatu teori tampil sebagai abstraksi, simplifikasi atau
idealitas dari fenomena, mungkin merupakan eksplanasi dan mungkin pula
merupakan penafsiran atas empiris. Pada dasarnya teori mengandung beberapa hal
antara lain: asumsi, postulat, tesis, hipotesis, proposisi dan sejumlah konsep.
Dalam teori juga terdapat idealisasi tentang tata hidup kemasyarakatan atau tata
hidup alam semesta. Validasi suatu teori diuji atas kemampuannya memberikan
evidensi empiris.
Pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tentang
maknatipologi dan simbolis rumah Tjong A Fie di Kota Medan melalui teori
Semiotik dan teoritrikonomi semiotika arsitektural. Penulis memilih semiotik dan
trikonomi semiotika arsitektural,karena dengan teori inipenulis dapat mengetahui
cara memaknai sebuah bangunan dan tipologi arsitekturnya.

2.2.1Teori Semiotik
Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang
berkaitan dengan sebuah tanda dansimbol sebagai bagian dari sistem kode yang
digunakan untuk mengetahui cara memaknai sebuah bangunan. Semiotik meliputi
tanda-tanda visual dan verbal serta semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan
bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda tersebut
membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau
pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia (Benny, 2011).
Istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang berarti
tanda. Semiotika adalah studi tanda dan segala yang berhubungan denganya, cara
berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan
penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya (Sudjiman dan Zoest,
1991). Semiotik dapat menjelaskan persoalan yang berkaitan dengan lambang,
penggunaan lambang, pemaknaan pesan dan cara penyampaiannya.
Awal mulanya konsep semiotik diperkenalkan oleh Ferdinan de Saussure
melalui sistem tanda (signified dan signifier). Konsep ini melihat bahwa makna
34

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

akan mucul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi antara yang
ditandai(signified) dengan yang menandai(signifier). Bagian tanda yang ditangkap
oleh penerima tanda dan merujuk langsung kepada objeknya.
Teori semiotik mengarahkan perhatiannya pada tanda, yaitu “sesuatu yang
mewakili sesuatu”. Secara lebih khusus kita dapat mengatakanbahwa sesuatu yang
diwakili itu adalahpengalaman manusia, baik pengalaman fisik maupun
pengalaman mental, serta pengalaman yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Semiotika memiliki tiga prinsip dasar, yaitu:
1.

Prinsip Struktural. Tanda dilihat sebagai sebuah kesatuan antara sesuatu
yang bersifat material dan konseptual. Yang menjadi fokus penelitian
adalah relasi antara unsur-unsur tersebut, karena dari relasi tersebut akan
menghasilkan makna.

2.

Prinsip Kesatuan. Sebuah tanda merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan antara bidang penanda yang bersifat konkrit atau material
dengan bidang petanda.

3.

Prinsip Konvensional. Relasi antara penanda (signifier) dan petanda
(signified) sangat tergantung pada apa yang disebut konvensi, yaitu
kesepakatan sosial tentang bahasa (tanda dan makna) di antara komunitas
bahasa.

2.3Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka (literature review) merupakan salah satu bab yang
hampir selalu ditemukan dalam proposal penelitian dan laporan penelitian,
termasuk skripsi, tesis, dan disertasi. Tinjauan Pustaka tidak ditemukan dalam
sebuah artikel jurnal ilmiah atau prosiding seminar ilmiah, dan fungsi Tinjauan
Pustaka di sini diambil alih oleh bagian Pendahuluan. Di luar negeri, orang sering
juga menerbitkan literature review sebagai artikel dalam jurnal ilmiah. Istilah
Tinjauan Pustaka diterjemahkan secara langsung dari literature review. Namun
demikian, bagian ini tidak sekedar meninjau pustaka pada bagian permukaan saja,
melainkan jauh masuk ke dalam. Hal itu diperlukan agar kita bisa melihat lebih
banyak, bisa melakukan evaluasi dan sintesis dari isi pustaka yang kita gunakan.
35

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

Membuat Tinjauan Pustaka yang baik tidak lah mudah dan memerlukan
keterampilan dan usaha dari kita. Perlu diketahui bahwa Tinjauan Pustaka bukan
hanya sekedar daftar hasil penelitian sebelumnya yang sudah diterbitkan. Lebih
dari pada itu, kita harus melakukan evaluasi dan sintesis sehingga sebuah
Tinjauan Pustaka yang kita hasilkan memiliki nilai akademik yang tinggi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) tinjauan adalah hasil meninjau,
pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya).
Sedangkan pustaka adalah kitab, buku, primbon (KBBI, 2008).Dalam
menyelesaikan penelitian ini dibutuhkan kepustakaan yang relevan karena hasil
dari suatu karya ilmiah harus bisa dipertanggung jawabkan dan harus memiliki
data-data yang kuat dan memiliki hubungan dengan yang diteliti. Penulis
menemukan beberapa buku, jurnal maupun skripsi yang isinya relevan dengan
judul penelitian ini. Adapun jurnal dan skripsinya, yaitu :
Sudarwani (2012), dalam skripsinya yang berjudul “Simbolisasi Rumah
Tinggal Etnis Cina Studi Kasus Kawasan Pecinan Semarang.” Dalam skripsi ini
penulis menjelaskan mengenai Simbolisasi rumah tinggal etnis Cina di kawasan
Pecinan yang merupakan studi untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai
makna simbolisasi yang timbul sebagai ekspresi bangunan. Pada penelitian ini, makna

Arsitektur Tradisionl Cinamemiliki pengaruh besar dalam penataan ruang pada
rumah tinggal. Selain itu simbolisasi rumah tinggal etnis Cina tidak lepas dari
pengaruh kehidupan sosial-budaya yang merupakan hasil perpaduan dari berbagai
kebudayaan. Dan keseluruhan aspek yang berpengaruh akan diwujudkan dalam
simbolisasi yang memiliki makna khusus.
Halim (2010), dalam skripsinya yang berjudul “Pelestarian Bangunan
Bersejarah Peninggalan Etnis Tionghoa di Indonesia.” Dalam skripsi ini penulis
menjelaskan mengenai upaya konservasi bangunan bersejarah peninggalan etnis
Tionghoa di Indonesia. Dalam pelaksanaanya, tahapan-tahapan yang perlu dilalui
dalam proses pelestarian ini tidak berjalan searah tetapi bolak-balik. Hal ini terjadi
karena adanya hal-hal baru yang ditemukan dalam proses pengerjaan yang
menyebabkan diperlukannya pertimbangan ulang akan suatu perlakuan.

36

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

Syafari (2000), dalam skripsinya yang berjudul “Ornamentasi Pada
Bangunan-Bangunan Klenteng Abad 17 di Jakarta (studi kasus Klenteng Jin De
Yuan).”Dalam skripsi ini penulis menjelaskan mengenaiornamentasi pada sebuah
bangunan klenteng abad 17, yang meliputi peninggalan arkeologi serta bentukbentuk motif hias yang terdapat pada berbagai artefak, misalnya permukaan
struktur bangunan seperti pada tiang, pintu, dinding, langitlangit dan atap
bangunan. Motif hias atau ornamen pada suatu artefak juga mempunyai arti
penting yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian dalam studi arkeologi
khususnya sejarah Tiongkok.
Oleh sebab itu penelitian terhadap makna tipologi dan simbolis sangat
perlu di lakukan, karena masih banyak informasi di dalamnya yang belurn digali
secara mendalam. Dengan semakin banyaknya penelitian terhadap seni dan
budaya yang salah satunya adalah mengenai makna tipologi dan simbolis
bangunan bergaya Tiongkok, diharapkan dapat memperkaya informasi mengenai
datatipologi dan simbolis arsitektur pada sebuah bangunan. Adapun manfaat
skripsi ini yaitu, dapat membantu penulis dalam memaparkan mengenai
maknatipologi dan simbolisyang terdapat pada bangunan Rumah Tjong A Fie.

37

Universitas Sumatera Utara