Tipologi dan Makna Simbolis Rumah Tjong A Fie Di Kota Medan

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hubungan Negara Tiongkok dengan Indonesia telah berlangsung lama.
Hubungan ini diperkirakan telah berlangsung sejak abad ke-5 M. Menurut berita
Tiongkok, diketahui bahwa Sriwijaya mengirimkan utusan ke negeri Tiongkok
sejak abad ke-5 M sampai pertengan abad ke-6 M (Marwati dan Nugroho
1993:74). Seiring dengan merantaunya orang-orang Tiongkok ke Indonesia maka
masuk pula kebudayaan mereka, seperti bahasa, religi, kesenian, sistem
pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, serta sistem
mata pencaharian hidup. Sejalan dengan hal itu, berbagai gagasan, kegiatan, dan
artefak budaya Tiongkok juga di terapkan oleh komunitas ini di Indonesia,
termasuk bangunan-bangunan bergaya Tiongkok, seperti vihara, masjid, klenteng,
bahkan rumah-rumah tempat tinggal mereka. Termasuk juga masyarakat
Tiongkok yang ada di Kota Medan.
Dalam pergulatan ilmu budaya, terjadi berbagai macam ragam pendapat
dalam menentukan awal mula keberadaan Pecinan (tang ren jie) 1 di Indonesia.
Berbagai bukti dan catatan sejarah membuktikan keberadaan komunitas warga

Tiongkok pada masa prakolonial. Kedatangan orang Tiongkok ke Asia Tenggara
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karena bencana kelaparan, situasi
politikdan karena adanya peluang untuk membuka usaha. Faktor-faktor tersebut
saling memperkuat satu sama lain yang kemudian mendorong sebagian orang
Tiongkok untuk meninggalkan negara asalnya. Makin dikenalnya nama Indonesia
dengan kondisi alamnya yang subur, kaya akan rempah-rempah, ditunjang dengan
1

Pecinan adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang pengertiannya merujuk kepada
kawasan permukiman orang-orang Tionghoa. Biasanya adalah orang Tionghoa yang tinggal di
daerah perkotaan. Dalam bahasa Inggris istilah ini disebut dengan China Town, seperti yang
terdapat di Las vegas, Washington, D.C., dan lainnya. Dalam bahasa Mandarin Pecinan disebut
juga dengan tang ren jie. Secara etimologis tang artinya sekumpulan atau populasi, ren artinya
orang atau masyarakat dan jie artinya jalan. Pada umumnya, pola permukiman orang-orang
Tionghoa di kota-kota seluruh dunia adalah mengelompok berdasarkan populasi atau suku mereka,
serta tidak menyebar dan berbaur dengan masyarakat setempat.

15

Universitas Sumatera Utara


TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

letaknya yang strategis dalam dunia pelayaran, membuat pedagang Tiongkok
berkeinginan untuk menetap di Indonesia. Tujuan bangsa Tiongkok datang ke
Indonesia, sebelum Belanda datang adalah untuk berdagang, mereka mencari
rempah-rempah dari penduduk pribumi untuk dibeli atau ditukar dengan barangbarang yang mereka bawa, terutama kain sutera dan kemudian dikirim ke Kanton,
Hongkong dan Malaka (Lilananda, 1993). Melalui ekspedisi yang dilakukan,
mereka kemudian mengenal kepulauan Indonesia. Pada awalnya bangsa Tiongkok
banyak menetap di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan akhirnya sampai di
Pulau Jawa.
Untuk bisa melihat arsitektur Tiongkok di suatu kota, biasanya harus
melihat di daerah Pecinannya. Namun, untuk menentukan tempat bekas daerah
Pecinan pada suatu kota tidaklah mudah. Hal ini selain karena perkembangan kota
yang sangat cepat, juga karena biasanya daerah Pecinan tidak terdokumentasi
dengan baik. Daerah Pecinan beserta peraturannya sudah dihapus sejak tahun
1900-an, meskipun penghapusan peraturan secara resmi baru dilakukan pada
tahun 1920 (Handinoto, 1990). Hampir seluruh kota di Indonesia memiliki
kawasan Pecinan yang memiliki fungsi sebagai kawasan sentral perdagangan dan
permukiman bagi orang-orangTiongkok. Pengamatan juga diperkuat dengan

adanya klenteng, mesjiddan peninggalan lainnya di daerah tersebut, yang tidak
hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja tetapi juga memiliki peran yang besar
dalam kehidupan komunitas Tiongkok di masa lampau. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan (Handinoto, 1990) bahwa, “sebuah wilayah pada masa kolonial
ditinjau dari tata ruang dan bangunannya terdiri atas alun-alun, mesjid, kantor
pemerintahan, penjara, dan kampung Tiongkok”. Sampai saat ini di kawasan
Pecinan masih berdiri bangunan-bangunan dengan aplikasi budaya Tiongkok,
yaitu dengan bentuk atap melengkung.
Setiap daerah atau kawasan memiliki keunikan arsitektur tersendiri, yang
terbentuk karena adanya kekhasan budaya masyarakat, kondisi iklim yang
berbeda, karakteristik tapak, pengaruh nilai-nilai spiritual yang dianut serta
kondisi politik atau keamanan dari suatu kota atau daerah. Keunikan pada suatu
daerah atau kawasan bersifat temporer, yaitu berubah seiring dengan perjalanan
16

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

waktu. Dalam satu rentang waktu yang panjang, suatu kota atau daerah akan

mengalami pergantian penguasa yang seringkali diikuti dengan adanya pergantian
kebijakan. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan turut mempengaruhi bentukan
arsitektur dari suatu daerah atau kawasan (Tigor, 2004). Kota-kota yang ada
sekarang ini adalah produk sejarahnya masing-masing dan merupakan
superimposisi lapisan zaman, cerminan berbagai kekuatan (budaya, politik,
ekonomi, dan sebagainya) sepanjang proses pembentukannya (Sandi, 2004).
Berbicara tentang Pecinan, Sumatera Utara khususnya Kota Medan juga
menyimpan banyak peninggalan yang tidak terlepas dari aspek historisnya yang
merujuk pada kawasan situs Kota Tiongkok yakni Kesawan Medan yang ramai
dikunjungi pada permulaan abad ke-12 hingga awal abad ke-14. Pada masa itu,
berdasarkan bukti-bukti arkeologisnya (archeological evidence) diketahui
cenderung merujuk pada era Dinasti Sung, Yuan dan Ming di Tiongkok.
Demikian pula temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa komunitas pedagang
yang berasal dari mancanegara seperti Tiongkok, Johor, Jawa, Burma, Thailand
pernah singgah di Sumatra Utara (Endraswara, 2008).
Situs kawasan Pecinan di daerah Kesawan diyakini sebagai cikal bakal
terbentuknya Kota Medan sekarang yang berasal dari permulaan abad ke-12. Hal
ini ditunjukkan oleh banyaknya peninggalan atau bukti arkeologis (archeological
evidence) yang tertuju pada satu era yakni sejak abad ke-12 hingga awal abad ke14, seperti eartenware fragmen (tembikar), porcelain fragmen (keramik), coin
(mata uang), glass fragmen (gelas), brickstone fragmen (Batubata berfragmen

candi), archa (statue), tulang belulang, atau bahkan sisa-sisa perahu tua (ships
ruins). Tentang kondisi dan keadaan kawasan kota Medan sebelum awal abad-12
belum banyak diketahui. Adanya perbedaan budaya antara masyarakat setempat
dengan masyarakat pendatang, memungkinkan terwujudnya perpaduan budaya
keduanya (Culture Aculturation). Perbedaan kebudayaan masyarakat setempat
dengan masyarakat pendatang membuat rumah tinggal mereka memiliki ciri khas
tertentu. Berbagai elemen dan komponen rumah tinggal yang mereka bangun
melambangkan tipologi dan makna simbolis yang memiliki arti khusus serta dapat
memberi cerita kehidupan pada masa itu. Selanjutnya dipahami bahwa tipologi
17

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

dan makna simbolis bangunan tersebut mempunyai arti yang lebih luas di mana
rumah tinggal tersebut menjadi perwakilan dari kosmos, masyarakat, atau tubuh
manusia (Handinoto, 1999).
Secara Antropologi, struktur fisik bangunan dalam masyarakat tradisional
yang berbeda memunculkan sejumlah contoh elemen bangunan yang hanya dapat

dijelaskan sebagai istilah tipologi dan makna simbolis bangunan yang memiliki
makna khusus. Dalam tipologi dan makna simbolis bangunan suatu masyarakat
tradisional, elemen-elemen bangunan memiliki makna khusus yang diakui oleh
para pembangun sebagai elemen penting untuk kekuatan dan stabilitas bangunan.
Kota Medan juga cukup banyak memilikitempat pecinan, itu semua adalah bukti
bahwa masyarakat Kota Kedan telah berbaur untuk hidup rukun di masa itu.
Daerah kesawan Kota Medan merupakan salah satu Pusaka Indonesia yang turut
berperan penting dalam menciptakan identitas Kota Medan, oleh karena itu
sebagai kawasan bersejarah, kawasan ini perlu dilindungi kelestariannya.
Salah satu keunikan dan keistimewaan bangunan bergaya Tiongkok
sebagai Pusaka Indonesia yang masih terlihat dan dapat kita nikmati sampai saat
ini yaitu bangunan Rumah Tjong A Fie yang berbeda dengan kawasan Pecinan
lainnya. Tipologi dan makna simbolis rumah Tjong A Fie di daerah Kesawan
Kota Medan merupakan hasil perpaduan antara arsitektur Tiongkok bercampur
dengan arsitektur Melayu. Perpaduan arsitektur tersebut terlihat pada tipologi
bangunan berupa rumah deret, rumah toko maupun rumah tinggal dimana bentuk
atapnya memiliki arsitektur Tiongkok tetapi pada detail-detail fasade terdapat
keberagaman arsitektur yang mempengaruhinya, misalnya beberapa bangunan
yang terdapat di Gang Tengah dan Gang Besen fasadenya mendapat pengaruh dari
arsitektur Selat Malaka yang banyak kita jumpai di Medan. Simbolis bangunan

bergaya Tiongkok juga tidak lepas dari pengaruh kehidupan sosial-budaya yang
merupakan hasil perpaduan dari berbagai kebudayaan yaitu budaya Tiongkok
yang kemudian berpadu dengan budaya-budaya lokal seperti budaya Melayu. Ini
berarti bahwa tipologi dan makna simbolis bangunan bergaya Tiongkok
menampilkan perpaduan kebudayaan pada masyarakat pecinan yang diwariskan
turun temurun. Kekhasan pada kawasan ini diperkuat pula dengan keberadaan
18

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

kelenteng atau vihara yang merupakan bangunan religi masyarakat Tiongkok dan
merupakan landmark atau bangunan khas sebuah kawasan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam
dan berniat untuk melakukan penelitian yang memfokuskan pada tipologi dan
makna simbolis yang terkandung pada bangunan Rumah Tjong A Fie di Jalan
Jendral Ahmad Yani No.105 Kesawan Medan. Dengan demikian penulis
membuat judul penelitian yaitu : “Tipologi dan Makna Simbolis Rumah Tjong A
Fie di Kota Medan.”


1.2 Rumusan Masalah
Penelitian mengenai bangunan bergaya Tiongkok merupakan studi untuk
mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai tipologi dan makna simbolis yang
timbul sebagai ekspresi dan ciri khas pada sebuah bangunan. Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dikemukakan dan diuraikan pada pendahuluan
tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tipologi pada elemen bangunan Rumah Tjong A Fie?
2. Bagaimana makna simbolis pada elemen bangunanRumahTjong A Fie?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tipologi dan makna
simbolis yang diekspresikan pada Rumah Tjong A Fie yang memiliki makna
khusus serta adanya pengaruh kehidupan sosial budaya pada pola penataan dan
bentuk bangunan. Sasaran dari penelitian ini adalah menemukan pemahaman yang
jelas mengenai tipologi dan makna simbolis pada bangunan bergaya Tiongkok
yang timbul sebagai ekspresi sebuah bangunan.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah
sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis


Bagi Peneliti
19

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan
mengenai tipologi dan makna simbolis bangunan bergaya Tiongkok pada
RumahTjong A Fie. Dengan demikian, keunikan dan keistimewaan
bangunan ini dapat ditelusuri. Berdasarkan hal tersebut bangunan ini dapat
diusulkan menjadi Benda Cagar Budaya, dengan harapan keaslian dan
keunikan bangunan ini dapat terjaga dengan baik sehingga generasi
mendatang masih dapat menikmati bangunan oriental Rumah Tjong A Fie.


Bagi Masyarakat


Secara teoritis juga diharapkan dapat memberi informasi kepada
masyarakat luas mengenai tipologi dan makna simbolis bangunan bergaya
Tiongkok pada Rumah Tjong A Fie.

1.4.2 Manfaat Praktis


Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah kota Medan, dapat memberikan masukan sebagai bahan
pertimbangan aspek atau elemen yang perlu dipertahankan dan harus
dikembangkan dalam revitalisasi kawasan Pecinan Kota Medan.


Bagi Program Studi

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan
kepustakaan dan sumber referensi pada penulisan proposal, skripsi dan
jurnal di Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

1.5 Batasan Penelitian
Supaya penulisan dan pembahasan skripsi ini dapat berjalan dengan baik
serta tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menafsirkannya, maka penulis
membatasi permasalahan yang dipaparkan. Sesuai dengan judul skripsi pada
bangunan bergaya Tiongkok yang berada di Jl. Ahmad Yani No.105 Medan
Kesawan, yaitu Rumah Tjong A Fie. Batasan Masalah yang menjadi substansi
dalam studi ini adalah melihat bagaimana tipologi dan makna simbolis pada
elemen bangunan yang diekspresikan pada bangunan Rumah Tjong A Fie yang
20

Universitas Sumatera Utara

TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN

berada di daerah Kesawan Medan. Sedangkan lingkup wilayah penelitian meliputi
daerah kawasan Kecamatan Medan Barat. Batas-batas wilayah tersebut adalah
sebagai berikut: (a) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli;
(b)Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah; (c) Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur; dan (d) Sebelah Utara
berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia.

21

Universitas Sumatera Utara