ASPEK IMUNOLOGI CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD) | Wahyuni | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9281 30317 1 PB

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Januari 2017

ASPEK IMUNOLOGI
CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD)

Rosa Dwi Wahyuni

Departemen Ilmu Patologi Klinik FKIK Universitas Tadulako

ABSTRAK
Pendahuluan: Chronic Obstruktive Pulmonary Diseases (COPD) adalah penyakit paru
kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif
nonreversibel atau reversibel parsial. pada tahun 1990 COPD menempati urutan ke-6
sebagai penyebab utama kematian di dunia, sedangkan pada tahun 2012 telah menempati
urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan stroke.
Patogenesis: Penyempitan saluran nafas tampak pada saluran nafas yang besar dan kecil
yang disebabkan oleh perubahan konstituen normal saluran nafas terhadap respon
inflamasi yang persisten. Merokok merupakan faktor risiko lingkungan utama terjadinya
COPD. Paparan kronik partikel inhalasi akibat merokok memacu proses inflamasi seperti

produksi netrofil dan makrofag serta aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear factor Kβ.
Diagnosis: Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan
pemeriksaan penunjang. Nilai Hb pada penderita COPD dapat bervariasi tergantung pada
beratnya penyakit dan riwayat hipoksia yang lama akibat adanya hipoventilasi. Menilai
terjadinya gagal napas kronik stabil dan gagal napas akut. Pada Kasus COPD analisa gas
darah sangat penting untuk menilai status respiratorik pasien. Proses inflamasi pada COPD
tidak hanya menyebabkan respon inflamasi paru yang abnormal tapi juga menimbulkan
inflamasi sistemik.
Kesimpulan: Merokok merupakan faktor risiko lingkungan utama terjadinya COPD.
Paparan kronik partikel inhalasi akibat merokok memacu proses inflamasi seperti produksi
netrofil dan makrofag serta aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear factor Kβ. Interaksi
ini merupakan trias patologik COPD yang terdiri atas; inflamasi persisten yang ditandai
dengan peningkatan netrofil, makrofag dan limfosit T serta pelepasan beragam sitokin dan
mediator pro inflamasi, protease-antiprotease imbalance, dan oxidative stress.
Kata Kunci: COPD, Inflamasi, nuclear factor .

59

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Januari 2017

IMMUNOLOGICAL ASPECTS
CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD)

Rosa Dwi Wahyuni
Departement of Clinical Pathology FKIK Tadulako University
ABSTRACT

Introduction: Obstructive Chronic Pulmonary Diseases (COPD) is a chronic lung
disease characterized by the airway obstruction that is progressive nonreversibel or
partially reversible. in 1990 COPD ranks as the sixth leading cause of death in the
world, whereas in 2012 already ranks third after cardiovascular diseases and stroke.
Pathogenesis: constriction of airways visible in small and large airways caused by
change on normal constituent of the respiratory tract toward persistent inflammatory
response. Smoking is a major environmental risk factor contributing to the occurrence
of COPD. Chronic exposure to particles inhaled from smoking spur inflammatory
processes such as the production of neutrophils and macrophages as well as the

activation of transcription factors such as nuclear factor Kβ.
Diagnosis: The diagnosis can be established based on history, physical examination and
investigation. Hb level on patients with COPD can vary depending on the severity of the
disease and extensive history of hypoxia due to hypoventilation. Assesing the occurance of
stable chronic respiratory failure and acute respiratory failure. In the case of COPD,
blood gas analysis is vital to assess the patient's respiratory status. Inflammatory process
in COPD does not only cause abnormal inflammatory respons of the lungs, it also creates
systemic inflammation
Conclusion: Smoking is a major environmental risk factor for the occurrence of
COPD. Chronic exposure to particles inhaled from smoking spur inflammatory
processes such as the production of neutrophils and macrophages as well as the
activation of transcription factors such as nuclear factor Kβ. This interaction is a
pathological triad consisting of COPD; Persistent inflammation is characterized by an
increase in neutrophils, macrophages and T lymphocytes, and the release of various
cytokines and pro-inflammatory mediators, protease-antiproteases imbalance, and
oxidative stress.
Key words: COPD, Inflammatory, nuclear factor .

60


Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

makrofag yang teraktivasi serta apoptosis

I. PENDAHULUAN
Berdasarkan

definisi

dari

Global

Initiative in Obstructive Lung Disease

(GOLD)

2013,


Januari 2017

Chronic

Obstruktive

Perubahan

struktural

pada

saluran

napas kecil yaitu: inflamasi, fibrosis,

adalah

metaplasia sel goblet dan hipertropi otot


penyakit paru kronik yang ditandai oleh

polos yang merupakan penyebab utama

hambatan aliran udara di saluran napas

terjadinya obstruksi jalan napas. Secara

yang bersifat progressif nonreversibel atau

umum COPD terdiri dari bronkitis kronik

reversibel parsial. Hambatan aliran udara

dan emfisema atau gabungan keduanya.

pada COPD berhubungan dengan adanya

Bronkitis kronik adalah kelainan saluran


respon inflamasi paru terhadap partikel

napas yang ditandai oleh batuk kronik

atau gas yang beracun atau berbahaya.1

berdahak minimal 3 bulan dalam setahun,

Pulmonary

Pada

(COPD)

sel endotelial dan sel alveolar.2

Diseases

peneliti


sekurang-kurangnya dua tahun berturut-

melaporkan adanya hubungan yang kuat

turut, tidak disebabkan oleh penyakit

antara defisiensi α1-antitrypsin dengan

lainnya sedangkan emfisema adalah suatu

terjadinya

tahun

kelainan anatomis paru yang ditandai oleh

kemudian dijelaskan bahwa neutrophil

pelebaran rongga udara distal bronchiolus


α1-

terminalis, disertai kerusakan dinding

elastase

tahun

1964,

COPD.

merupakan

para

Beberapa

target


dari

antitrypsin, bersamaan pula diketahui

alveoli.3

adanya peningkatan jumlah neutrofil dan
makrofag pada perokok yang merupakan
penyebab

terjadinya

neutrophil

elastase

proteinase

sebagai


dan

II. ETIOLOGI

peningkatan

Penyebab terjadinya COPD secara

macrophage

imunologik masih terus diteliti oleh para

efektor

utama

ahli. Adanya

keterlibatan mekanisme

terjadinya kerusakan jaringan paru pada

imunologik pada COPD secara umum

COPD. Mekanisme yang lain yaitu adanya

dapat

oxidative stress sebagai akibat merokok

innate immunity dan adaptive immunity.

disertai

Berbagai faktor yang saling berinteraksi

peningkatan

neutrofil

dan

dijelaskan

melalui

mekanisme

terhadap mekanisme terjadinya COPD
61

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Januari 2017

yaitu; faktor lingkungan dan faktor host.

permukaan paru yang merupakan stress

Merokok merupakan faktor risiko utama

oksidatif dan menyebabkan terjadinya

yang mengawali mekanisme innate dan

injury pada

adaptive immunity.4

produksi ROS dan lipid peroxidation

sel paru. Meningkatnya

inhalasi

menjadi predisposisi utama terjadinya

partikel dan gas berbahaya kedalam paru-

inflamasi paru dan ketidak seimbangan

paru. Setiap satu kali inhalasi partikel

produksi enzim protease dan anti protease.

rokok

Ketidak

Merokok

menyebabkan

mengandung

lebih

dari

2000

seimbangan

aktivitas

enzim

xenobiotik yang terdiri dari 1014 radikal

protease dan anti-protease berdampak

bebas yang dapat menyebabkan trauma

pada peningkatan produksi elastin peptide

pada sel epitel. Hubungan antara rokok

atau

dengan COPD merupakan hubungan dose

(proline-glycine-proline/PGP). Peptida ini

response artinya lebih banyak batang

bertindak sebagai neoantigen dan memicu

rokok yang dihisap setiap hari dan lebih

terbentuknya anti-elastin antibody.6,7

lama kebiasaan merokok maka risiko
penyakit yang ditimbulkan akan lebih
besar. Paparan kronik terhadap partikel
dan gas berbahaya ini menyebabkan
respons inflamasi yang bersifat progressif
dan irreversible, hal ini memicu kerusakan
jaringan dan pelebaran ruang alveolar.1,5

collagen

breakdown

products

III. EPIDEMIOLOGI
Data World Health Organization
(WHO), menunjukkan bahwa pada tahun
1990 COPD menempati urutan ke-6
sebagai penyebab utama kematian di
dunia, sedangkan pada tahun 2012 telah
menempati urutan ke-3 setelah penyakit
kardiovaskuler dan stroke. Hasil survey
penyakit tidak menular oleh Direktorat
Jenderal PPM dan PL di 5 rumah sakit
propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Lampung dan

Merokok

dalam

waktu

lama

menyebabkan pemaparan kronis reactive
oxygen
62

species

(ROS)

Sumatera Selatan) pada tahun 2004,
menunjukkan COPD menempati urutan

terhadap
Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

pertama penyumbang angka kesakitan

IV. PATOGENESIS

(35%), diikuti asma bronkial (33%),
kanker paru (30%) dan lainnya (2%).8,9
Berdasarkan

hasil

survei

Riset

Januari 2017

Penyempitan saluran nafas tampak
pada saluran nafas yang besar dan kecil
yang

disebabkan

oleh

perubahan

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun

konstituen normal saluran nafas terhadap

2013, sebanyak 59% penduduk laki-laki

respon inflamasi yang persisten. Epitel

dan 3,7% perempuan merupakan perokok.

saluran nafas yang dibentuk oleh sel

Di Indonesia, COPD menduduki peringkat

skuamous akan mengalami metaplasia,

ke-3

kematian

sel-sel silia mengalami atropi dan kelenjar

terbanyak dari 10 penyebab kematian

mukus menjadi hipertropi. Proses ini akan

utama. Faktor yang berperan penting

direspon dengan terjadinya remodeling

dalam peningkatan insiden COPD di

saluran

sebagai

Indonesia yaitu :

penyebab

9

nafas,

hanya

saja

proses

remodeling ini justru akan merangsang

1. Kebiasaan merokok yang masih tinggi
(laki-laki di atas 15 tahun 60-70%).

dan

mempertahankan

inflamasi

yang

terjadi dimana T CD8+ dan limfosit B

2. Pertambahan penduduk.

menginfiltrasi lesi tersebut. Perbandingan

3. Meningkatnya usia rata-rata penduduk.

saluran napas orang normal dengan

4. Industrialisasi.

saluran napas penderita COPD, gambar

5. Polusi udara terutama di kota besar,

1.10

lokasi industri dan pertambangan.
Hubungan antara rokok dengan
COPD

merupakan

hubungan

dose

response artinya lebih banyak batang

rokok yang dihisap setiap hari dan lebih
lama kebiasaan merokok maka risiko
penyakit yang ditimbulkan akan lebih
besar.9

Hambatan aliran udara pada COPD
terjadi

akibat

inflamasi

jaringan

bronchioly (bronchiolitis) dan destruksi
63

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Januari 2017

jaringan parenkimal paru (emphysema).
Pola

kerusakan

saluran

nafas

pada

emfisema ini menyebabkan terjadinya
pembesaran rongga udara pada permukaan
saluran nafas yang kemudian menjadikan
paru-paru terfiksasi pada saat inflasi.11
Merokok merupakan faktor risiko

Paparan kronik partikel inhalasi akibat

Gambar 2: Trias Patogenik COPD: Oxidative
Stres, Protease-Antiprotease Imbalance dan
Inflamasi (International Journal Of COPD 2011)

merokok memacu proses inflamasi seperti

Innate immunity dan adaptive immunity

produksi netrofil dan makrofag serta

merupakan mekanisme imun yang saling

aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear

terintegrasi pada mekanisme pertahanan

factor Kβ. Perubahan patologik dan gejala

mukosa saluran napas pada respon awal

klinik merupakan hasil interaksi antara

dari paparan partikel inhalasi akibat

faktor host dengan faktor lingkungan.

merokok. Innate immunity dimulai dengan

Interaksi ini merupakan trias patologik

pelepasan pattern-recognition molecules

COPD

yang bekerja secara cepat, dan bersifat

lingkungan

utama

yang

persisten

terdiri

yang

peningkatan

terjadinya

COPD.

atas;

inflamasi

ditandai

dengan

netrofil,

makrofag

nonspesifik.13

dan

limfosit T serta pelepasan beragam sitokin

IVa. INNATE IMMUNITY

dan mediator pro inflamasi, protease-

a. EPITEL SALURAN NAPAS

antiprotease imbalance, dan oxidative

Epitel saluran napas merupakan sistem

stress, gambar 2. Semua faktor-faktor ini

pertahanan tubuh pertama pada saluran

menyebabkan metaplasia dan hiperplasia

napas kecil maupun besar. Merupakan

sel goblet, hipersekresi mukus, fibrosis,

barrier fisik pertama terhadap mikroba

gangguan

pathogen dan inhalasi toksin atau gas

otot

halus

dan

destruksi

12

jaringan paru.

berbahaya. Epitel saluran napas telah
diketahui mempunyai peranan yang sangat

64

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

penting dalam mengawali dan memediasi
respon inflamasi paru.

1,13

struktur

epitel

terjadinya
yang

yang

kuat

terhadap

makrofag terlokalisir disekitar jaringan

perubahan

rusak dan mengekspresikan mediator-

mengakibatkan

mediator pro inflamasi. Melalui sekresi

hilangnya fungsi barrier epitel saluran

matriks

metalloproteinase

napas, hal ini ditandai dengan penurunan

MMP-9,

makrofag

cleareance mucocilliary dan metaplasia

langsung

epitel

jaringan pada emfisema.13

skuamous.

derajat

infiltrasi dan progressi penyakit. Infiltrasi

Akibat paparan kronik terhadap rokok,
menyebabkan

korelasi

Januari 2017

Akibat

adanya

perubahan morfologi epitel saluran napas

alveolar

menyebabkan

Makrofag

misalnya

pada

secara

kerusakan

COPD

juga

transforming growth factor-β (TGF-β)

menyebabkan peningkatan pelepasan IL-8

dependent signaling menjadi teraktivasi

yang memicu infiltrasi neutrofil dan

sehingga memicu pelepasan sitokin pro

kerusakan jaringan melalui peningkatan

inflamasi seperti tumour necrosis factor-α

sekresi protease. Infiltrasi T-cell melalui

(TNF-α) dan interleukin-1β oleh makrofag

peningkatan ekspresi Th1/Tc1 dengan

alveolar yang mengawali kaskade pro

kemokin

inflamasi.13

CXCL10 dan CXCL11.13

Paparan terhadap rokok juga secara
langsung

dapat

memicu

ekspresi

kemokin

peningkatan

seperti

IL-8

dan

spesifik

seperti

CXCLl9,

c. SEL DENDRITIK
Sel dendritik merupakan sel “sentinel”
pada respons innate immunity

dan

chemokine (c-c motif) ligand 20 ( CCL20)

berperan

penting

yang memicu infiltrasi neutrofil, sel

presenting

cell

dendritik dan sel T kedalam paru.13

perantara antara innate dan adaptive

b. MAKROFAG ALVEOLAR

immunity. Sel dendritik terletak pada

Makrofag alveolar telah lama diketahui
berperan

penting

terhadap

respons

sebagai

(APC)

dan

antigen

menjadi

parenkim paru, mengalami migrasi ke
daerah

intraepithelial

dan

segera

inflamasi pada COPD, hal ini ditandai

berespons terhadap infeksi atau kerusakan

dengan peningkatan jumlah makrofag

jaringan melalui aktivasi naive Tcells.13

pada
65

jaringan

paru

dan

mempunyai
Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Januari 2017

IV b. ADAPTIVE IMMUNITY

COPD.

a. T Cells

responses merupakan mekanisme penting

Anti

elastin

autoimmune

Infiltrasi T cells teraktivasi, khususnya

yang berperan pada mekanisme autoimun

CD8+ cytotoxic Tcells telah lama diketahui

yang memicu kerusakan jaringan paru,

sebagai penyebab inflamasi kronik pada

sedangkan mekanisme elastolitik partikel

COPD. Infiltrasi CD8+ Tcells berkorelasi

dan

positif terhadap beratnya konstriksi aliran

peningkatan

udara inhalasi dan progresi penyakit, juga

gas

antibodies

dari

rokok

elastin

menyebabkan
specific

auto-

1,13

mempengaruhi peningkatan apoptosis sel
alveolar

melalui

perforin/granzyme

pelepasan

FasL

atau
dan

dependent

TNF-α.

Mekanisme

berperan penting terhadap

ini

destruksi

parenkim paru pada COPD.

b. B Cells

RESPON INFLAMASI PADA COPD

B lymphocytes meningkat pada saluran

sel

inflamasi

berperan

pasien

sebagai mediator inflamasi pada respon

COPD. Peranan B Cells pada COPD

penyakit COPD. Paparan terhadap rokok,

terutama pada peningkatan respons CD4+

partikel

Tcell dan produksi autoantibodi. Pada

mengaktivasi kaskade inflamasi yang

emfisema CD4 Tcells terdapat pada

disertai dengan pelepasan sejumlah sitokin

folikel

mengandung

dan kemokin yang berperan terhadap

germinal centers. Peningkatan jumlah

terjadinya inflamasi kronik dan kerusakan

folikel B cell pada paru berhubungan

jaringan. Sel epitelial yang teraktivasi

dengan

penyakit.

akan menghasilkan mediator inflamasi

Peningkatan kadar elastin specific auto-

seperti tumour necrosis factor (TNF-)α,

antibodies disertai dengan peningkatan

interleukin

bronchus

maupun

Beberapa

limfoid

derajat

bronchioly

yang

parahnya

atau

gas

berbahaya

(IL-)1b,

dapat

granulocyte-

jumlah B cells secreting anti-elastin pada
66

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

macrophage colony stimulating factor

(GM-CSF) dan CXCL8 (IL-8). Beberapa
sinyal kemotaktik yang berperan pada
rekruitmen neutrofil yaitu LTB4, IL-8,
dan CXC kemokin yang terdiri atas;

Gambar 4. Peranan neutrofil pada respon
inflamasi COPD
(Sumber :Cells and mediators of chronic
obstructive pulmonary diseases)

IV.d

dan

ENA-78

(epithelial

neutrophil-activating protein of 78 kDa ),

semuanya

meningkat

pada

COPD.

Mediator ini berasal dari makrofag alveoli
dan sel epithelial., sedangkan neutrofil itu
sendiri merupakan sumber IL-8. Migrasi
neutrofil ke traktus respiratorius bersama
dengan IL-8 dan leukotriene B4 (LTB4).
Neutrofil

akan

mensekresi

serine

protease, yang mengandung neutrophil
elastase (NE), Cathepsin G, Proteinase-3;
matrix metalloproteinase (MMP)-8 dan

MMP-9. Mediator-mediator ini berperan
pada destruksi alveolar, selain itu serine
protease merupakan stimulan terjadinya

sekresi mukus, gambar 4.8,9,14

PROTEASE-ANTIPROTEASE

IMBALANCE

CXCL1, CXCL8, GRO-a (growth related
oncogen-a )

Januari 2017

Paparan kronik terhadap inhalasi
asap rokok dan kandungan material di
dalamnya

menyebabkan

antiprotease

inaktivasi

endogen,

hal

ini

disebabkan karena aktivasi makrofag
alveolar yang memicu influx neutrofil
dan

CD8+ Tcells

kedalam

paru.

Makrofag dan neutrofil melepaskan
enzim-enzim

protease

seperti

neutrofilelastase, proteinase 3, MMP

dan cathepsin. Enzim-enzim proteinase
ini

akan

endogen,

menghambat
seperti

inhibitor

neutrofil

elastase

menghambat tissue inhibitors of MMPs
dan MMPs degrading α1-antitrypsin.
Enzim proteinase ini akan menyatu
dengan

komponen

matriks

ekstraseluler, elastin fibers, collagen
dan membentuk fragmen elastin atau
collagen-derived

peptides

proline-glycine-proline.

elastin

ini

merupakan

seperti
Fragmen

chemotactic

peptide fragments yang berfungsi pada
67

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

proses migrasi makrofag dan neutrofil

enzimatik. Perubahan keseimbangan

kedalam paru. Akumulasi makrofag

antara oksidan dan anti oksidan yang

dan neutrofil menyebabkan inflamasi

ada akan menyebabkan stres oksidasi

lokal yang memicu terjadinya nekrosis

pada

jaringan

mengaktivasi respon inflamasi pada

dan

menjadi

penyebab

kerusakan paru.7,8,9
Faktor genetik

paru-paru.

Hal

ini

akan

paru-paru. Ketidak seimbangan inilah
juga mengatur

yang kemudian memainkan peranan

aktivitas enzim protease di dalam paru

yang penting terhadap patogenesis

yang

COPD. Stres oksidatif terjadi ketika

menyebabkan

terjadinya

emfisema paru. Faktor risiko genetik

ROS

yang paling besar dan telah diteliti lama

mekanisme pertahanan anti oksidan dan

adalah defisiensi α1-antitriypsin, yang

mengakibatkan efek yang merugikan

merupakan protease serin inhibitor.

(kerusakan lemak, protein dan DNA).

Defisiensi α1- antitrypsin dapat muncul

Inflamasi

baik pada perokok maupun bukan

perubahan struktur sel saluran napas

perokok, tapi diperberat oleh paparan

disertai peningkatan produksi ROS,

rokok. Peranan MMPs, SERPINE2 dan

neutrofil, eosinofil

inhibitor

dengan

Superoxide anions (O2-) terbentuk

matriks

melalui reduksi nicotinamide adenine

ekstraseluler, terkait erat dengan faktor

dinucleotide phosphate oxidase dan ini

gen pada COPD.7,8,15

akan

aktivasi

terjadinya

MMP

kerusakan

yang

diproduksi

yang

diubah

endogen

oksidan

maupun

dan makrofag.

hydrogen

oleh

superoxide

dismutases. O2- dan H2O2 bereaksi

IVe. STRES OKSIDATIF
Paparan

melebihi

menyebabkan

menjadi

peroxide(H2O2)

68

Januari 2017

baik

eksogen

dari
terus-

dengan besi bebas membentuk radikal
reactive

hydroxyl

(OH).

Oxidative

menerus dialami oleh paru-paru. Sel

stress juga menjadi penyebab utama

paru-paru sendiri sebenarnya telah

oksidasi

memiliki proteksi yang cukup baik

terbentuknya mediator prostanoid yang

secara

disebut

enzimatik

maupun

non

arachidonic

isoprostanes.

acid

dan

Isoprostanes

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Januari 2017

menyebabkan bronchokonstriksi dan
eksudasi

plasma.

Granulosit

peroksidase seperti mieloperoksidase

(MPO) pada neutrofil berperan penting
pada

mekanisme

terjadinya

stres

oksidatif.Pada neutrofil, H2O2 berasal
dari superoxide anions (O2-) yang
merupakan hasil metabolisme MPO
dengan ion chloride, juga menghasilkan
hypochlorous acid yang merupakan

oksidan yang kuat. Mieloperoksidase

Gambar 5. Peranan Stres Oksidatif pada
COPD
( Sumber : Cells and Mediators of Chronic
Obstructive Pulmonary Diseases, 2006)

juga merubah residu nitrat tirosin
IVf. AUTOIMUN PADA COPD

menjadi peroxynitrite.9,16
COPD

Mekanisme autoimun pada COPD

meningkatkan proses inflamasi dan

tergantung pada sistem regulasi imun,

proses destruksi sel epitel. Peningkatan

faktor gen, dan faktor lingkungan, hal ini

proteolisis

merupakan

dari

dapat menjadi faktor penghambat maupun

penurunan

anti

seperti

menjadi faktor pencetus terjadinya proses

inhibitor

autoimun pada COPD. Akibat paparan

(SLPI) dan α1-antitrypsin (α1-AT),

kronik terhadap material inhalasi dari asap

selain

oksidatifjuga

rokok menyebabkan peningkatan kadar

menyebabkan aktivasi nuclear factor

elastin spesific autoantibodies, hal ini

Stres

secretory

oksidatif

pada

efek

protease

leukoprotease

itu

stress

menyebabkan

terjadi karena material inhalasi dari asap

cytokines

rokok bersifat elastolytic yang mengurai

CXCL8(IL-8) dan tumour necrosis

elastin dari sel alveolar menjadi elastin

factor-α (TNF-α) serta peningkatan

peptides

atau

produksi isoprostanes8,9.

products

(proline-glycine-proline/PGP),

(NF)-kβ
peningkatan

yang
sekresi

collagen

breakdown

elastin peptides ini bersifat neoantigen

dan
69

menginduksi

respon

autoimun.

Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Respon autoimun pada COPD terjadi
akibat

peningkatan

menyebabkan

sel

peningkatan

B

yang

pelepasan

Januari 2017

- Dengan atau tanpa batuk
- Dengan atau tanpa produksi sputum
- Sesak napas dengan derajat sesak 0-1

secreting anti elastin antibodies yang

- Spirometri:

FEV1≥80%

prediksi

bereaksi dengan elastin peptides, sehingga

(normal

spirometri)

atau

menyebabkan

FEV1/KVP

Dokumen yang terkait

PERANAN VITAMIN C PADA KULIT | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7932 26051 1 PB

2 7 10

POLIMORFISME GEN PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL | Setyawati | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7931 26047 1 PB

1 11 9

EKSPRESI GEN TNF-α INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI | Sabir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7937 26071 1 PB

1 3 13

CUBITAL TUNNEL SYNDROME | Munir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8003 26301 1 PB

0 1 26

Obstructive Sleep Apnea (OSA) | Rasjid HS | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8015 26343 1 PB

0 2 16

PENGELOLAAN PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL | Amri | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9288 30346 1 PB

0 1 17

PARAMETER PROGNOSIS PERBAIKAN FUNGSI GINJAL PADA PASIEN OBSTRUKSI UROPATI. | Aristo | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9271 30283 1 PB

0 1 11

Exposure of pesticides in the incidence of chronic obstructive pulmonary disease (COPD) in farmers | Sinaga | Berita Kedokteran Masyarakat 24160 71042 2 PB

0 0 12

DESCRIPTION OF SMOKING BEHAVIOR IN PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS AT THE PUBLIC HEALTH CENTER LAANTULA JAYA 2014-2015 | Ahmad | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9286 30342 1 PB

0 0 11

Nutrition Therapy in Elderly with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

0 0 12