PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERB ABSTRACT
1
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH BERORIENTASI KREATIVITAS
DAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI
PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN
KUSWAHYU WIDIYANTI
SMP Negeri 1 Ungaran
Jl. Diponegoro No. 197 Ungaran
email : [email protected]
ABSTRACT
Widiyanti, Kuswahyu. 2014. The Developing of Problem Based Learning Material with
Creativity and High Order Thinking Skill Oriented on Physiological Process of
Plant. State Junior High School 1 Ungaran. Semarang Regency. Central Java
Province. Indonesia.
Key words : creativity; HOTS; plant physiology; problem based learning
The research’s aims were to describe the characteristics of learning material used in
SMP N 1 Ungaran, to develop the problem based learning material with creativity and
high order thinking skill oriented on plant’s physiological process, and to identify the
validity and effectiveness of the material implementation. The research type was
Research and Development. The research indicated the learning material have been used
in SMP N 1 Ungaran was not good to be implemented and there was no problem based
learning material. The learning material developed in this research was created in phases
of designing, validating, small group trying out, and real group trying out. After revision
in each phase, the product was produced. Based on the validation, the learning material
developed got ’good’ up to’ very good’ criteria, so it was valid to be implemented.
Implementation on small group indicated the learning material could be implemented
with a little revision. Implementation on the real group indicated the minimal score
statistically was 80 (mean = 80.14), there was the difference of students’ achievement
average between experiment and control groups, and there was a significant correlation
between students’creativity and achievement. This fact proved that the learning material
was valid and effective.
2
1.
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam secara
sistematis. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dapat menerapkannya di dalam
kehidupan
sehari-hari.
Proses
pembelajarannya
menekankan
pada
pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Observasi awal terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan di SMP Negeri 1
Ungaran menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dipusatkan pada keaktifan
peserta didik belum optimal. Sebagian besar pembelajaran masih bersifat teachercentered, yaitu banyak didominasi oleh guru. Kreativitas peserta didik belum tampak
karena peserta didik tidak dituntut untuk mengeksplorasi pengetahuannya, berlatih untuk
manganalisis dan memecahkan masalah, serta menghasilkan ide-ide baru. Hal ini
berakibat pada rendahnya hasil belajar peserta didik jika dievaluasi menggunakan soal
yang berada pada ranah berpikir tingkat tinggi. Wawancara singkat yang telah dilakukan
terhadap guru menunjukkan hasil bahwa penyusunan perangkat pembelajaran IPA yang
ada di SMP Negeri 1 Ungaran masih sebatas pada pemenuhan kewajiban guru, belum
berorientasi pada kualitas.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning atau
PBL)
berorientasi
kreativitas
dan
berpikir
tingkat
tinggi.
Pembelajaran
ini
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan kreatif pada
peserta didik. Dengan penerapan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan
kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
Materi proses fisiologi pada tumbuhan merupakan materi IPA yang kompleks dan
membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Materi ini meliputi transportasi,
transpirasi, respirasi, dan fotosintesis pada tumbuhan. Model pembelajaran berbasis
masalah sangat sesuai jika diterapkan pada pembelajaran materi ini sehingga
memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik dan menjadikan peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Selain kemampuan berpikir tingkat
tinggi, pada pembelajaran dengan model ini guru dapat memotivasi peserta didik untuk
lebih kreatif dengan memunculkan ide-ide baru atau membuat produk.
3
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya hasil positif dari
penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah, diantaranya
adalah penelitian oleh Akinoglu (2006) menyatakan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi, sikap, dan pemahaman
konsep pada peserta didik. Peneliti lain adalah Yuliati (2009) yang menyimpulkan bahwa
pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan
peserta didik dalam pengelolaan lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah
(1) mendeskripsikan karakteristik perangkat
pembelajaran IPA yang selama ini digunakan dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 1
Ungaran, (2) mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang
berorientasi pada kreativitas dan berpikir tingkat tinggi, dan (3) mengetahui validitas dan
efektivitas penerapan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas
dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada hasil belajar IPA.
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan Research and Development (R and D) yaitu
riset mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran serta
pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: 1) syllabus, 2) lesson plan, 3) student
book, 4) student worksheet, dan 5) student achievement test. Langkah-langkah penelitian
R and D yang digunakan mengacu pada Sugiyono (2010: 409) sebagai berikut.
Potensi dan
Masalah
Uji coba
pemakaian
Pengumpulan
data
Desain
Produk
Revisi
Uji Coba
Produk
Produk
Akhir
Gambar 1. Tahap-tahap Penelitian Pengembangan
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Revisi
Populasi
Produk penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran,
sedangkan sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII D sebagai kelompok kontrol
dan peserta didik kelas VIII E sebagai kelompok eksperimen. Jenis data dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jenis Data yang Digunakan dalam Penelitian
No
1
Jenis Data
Karakteristik
Teknik
Pengumpulan
Data
Angket
Instrumen
Pengumpulan
Waktu Penelitian
Data
- Angket untuk Penelitian
awal,
4
No
Jenis Data
pembelajaran yang
telah terlaksana
Teknik
Pengumpulan
Data
Observasi
Instrumen
Pengumpulan
Data
guru
- Lembar
observasi
Lembar validasi
Waktu Penelitian
sebelum
pengembangan
perangkat
Validitas perangkat Angket validasi
Setelah
pembelajaran
penyusunan draft I
Tingkat keterbacaan Angket respon - Angket untuk Setelah dihasilkan
perangkat
peserta didik
peserta didik
draft II
pembelajaran
Angket respon - Angket untuk
guru
guru
Efektivitas
Observasi
Lembar Observasi
perangkat
kreativitas
a. Kreativitas
peserta didik
Setelah dihasilkan
Peserta didik
draft III
b. Kemampuan
Tes
Tes pilihan ganda
berpikir tingkat
dan essay
tinggi
2
3
4
Teknik Analisis Data
Analisis instrumen angket dan lembar observasi menggunakan analisis deskriptif
persentase, yaitu membandingkan skor jawaban responden dengan skor maksimal.
Instrumen berupa lembar observasi pada uji coba kelompok besar diberikan selama
pembelajaran yang berlangsung lima kali pertemuan, kemudian dihitung rata-ratanya.
Persentase data yang diperoleh dihitung dengan rumus:
Persentase skor data = skor yang diperoleh/skor maksimum x 100%
Validitas perangkat
Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika hasil validasi oleh pakar mencapai
nilai minimal baik. Kriteria hasil validasi adalah 90 – 100 = sangat baik, 80 – 89 = baik,
70-79 = cukup baik, 60 – 69 = kurang baik, dan ≤ 59 = tidak baik.
Efektivitas perangkat
Efektivitas perangkat diukur dari tiga uji statistik, yaitu uji ketuntasan hasil belajar,
uji perbandingan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dan
uji korelasi antara hasil belajar dan tingkat kreativitas peserta didik, yang sebelumnya
melalui uji prasyarat. Seluruh data diuji dengan software SPSS 16,0 sesuai yang ada
dalam petunjuk Sukestiyarno (2005).
3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian terhadap Pembelajaran Awal
5
Hasil angket terhadap 5 orang guru di SMP N 1 Ungaran dan 10 guru IPA SMP
Jawa Tengah yang setara dengan SMP N 1 Ungaran menunjukkan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan masih berpusat pada guru dan belum ada perangkat pembelajaran
berbasis masalah pada materi proses fisiologi tumbuhan. Guru telah mengenal
pembelajaran berbasis masalah akan tetapi sebagian besar baru menerapkannya pada satu
atau dua materi pembelajaran. Guru berpendapat bahwa peningkatan kreativitas dan
berpikir tingkat tinggi penting dalam proses pembelajaran.
Kurikulum yang
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran
(KTSP) dengan pembelajaran bilingual (berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris)
untuk mata pelajaran matematika dan IPA. Perangkat yang ada belum menunjukkan
adanya upaya pengembangan kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
Penilaian terhadap lesson plan yang telah dikembangkan dan dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Ungaran pada materi proses fisiologi tumbuhan kelas VIII menunjukkan hasil
pada kriteria “cukup baik“ dengan nilai 76. Lesson plan yang digunakan belum
mendukung proses inkuiri, peningkatan kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi. Hasil ini
menunjukkan bahwa belum ada perangkat pembelajaran berbasis masalah yang sesuai
untuk diimplementasikan pada materi proses fisiologi tumbuhan.
Pembuatan Desain Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan agar
peserta didik dapat berlatih untuk menganalisis dan memecahkan masalah, membantu
peserta didik untuk menjadi pebelajar yang mandiri, kreatif, serta mengasah
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill). Perangkat pembelajaran
yang dikembangkan adalah perangkat pada materi Phisiological Process in Plant.
Validasi Desain
Perangkat pembelajaran yang telah dibuat divalidasi oleh ahli. Validasi ahli
mencakup semua perangkat pembelajaran yang telah disusun pada tahap desain.
Penilaian ahli dilakukan terhadap draft I dengan berpedoman pada lembar penilaian
validator. Validator desain perangkat ini adalah Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo,
M.Ed, Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si, Jarwadi, M.Pd dan Elia Ling Ling Melati, S.Pd.,
M.Si.
Hasil Validasi Dan Revisi Syllabus
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek identitas, standar
6
kompetensi, dan kompetensi dasar, identifikasi materi pokok, pengembangan kegiatan
pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, pengembangan sistem
penilaian, penentuan alokasi waktu, sumber belajar, serta penggunaan bahasa Inggris.
Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I syllabus adalah 90,8 yang berarti
Draft I syllabus termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang
diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi syllabus meliputi alokasi
waktu, sumber belajar inkuiri, rincian alamat web, dan penambahan thinking level C2
(pemahaman) pada indikator di setiap sub bab.
Hasil Validasi dan Revisi Lesson Plan
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek administrasi, pendahuluan,
kegiatan inti, penutup, sumber belajar, dan penggunaan bahasa. Rata-rata hasil penilaian
validator terhadap draft I lesson plan adalah 91,5 yang berarti draft I lesson plan
termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat
digunakan dengan sedikit revisi. Revisi lesson plan meliputi tambahan penjelasan
tentang lingkungan yang dimaksud pada sumber belajar, presentasi dilakukan pada
beberapa kelompok saja, atau dilakukan secara online.
Hasil Validasi dan Revisi Student Book
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek cakupan materi,
keakuratan materi, kemutakhiran, menumbuhkan sikap ilmiah, penggunaan bahasa, dan
kelengkapan penyajian. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I student book
memiliki nilai 88,2 termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan simpulan yang diberikan
adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi yang dilakukan meliputi
penyempurnaan bahasa pada pendahuluan, perlu adanya penjelasan sebagai pengantar
untuk merangsang pengetahuan peserta didik dan memahami isi sub bab, serta
penambahan ilustrasi sesuai teks agar lebih riil/kontekstual.
Hasil Validasi dan Revisi Student Worksheet
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek format, bahasa, dan isi.
Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I student worksheet adalah 90,5 yang
berarti draft I student worksheet termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan
simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Hasil Validasi dan Revisi Tes Hasil belajar ( Achievement Test)
Pada pengembangan perangkat tes hasil belajar (achievement Test), dilakukan
proses validasi isi yang dilakukakan oleh validator (ahli), serta menganalisis butir soal.
7
Penilaian yang dilakukan validator meliputi aspek kelengkapan, perumusan instrumen,
penulisan soal, jenis soal, serta keterbacaan tulisan dan bahasa, serta ciri-ciri khusus yang
mengarah pada soal dengan tingkat kognitif minimal C3 yang mendukung kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I achievement
test adalah 90 yang berarti draft I achievement test termasuk dalam kategori “sangat
baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Revisi yang dilakukan meliputi ukuran font, ukuran dan kejelasan gambar, serta kalimat
dalam soal.
Hasil Analisis Butir Soal Achievement Test
Berdasarkan data uji coba Achievement Test dilakukan analisis validitas, reabilitas,
tingkat kesukaran dan daya beda soal untuk mengetahui kelayakan soal. Analisis butir
soal dilakukan dengan Anates. Hasil yang diperoleh adalah seluruh soal yang terdiri dari
10 butir pilihan ganda dan 4 soal uraian dinyatakan valid dan dapat digunakan.
Berdasarkan uji Anates, kualitas pengecoh berfungsi baik atau sangat baik sehingga
disimpulkan bahwa semua pilihan jawaban berfungsi secara efektif.
Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Pada uji coba skala kecil, desain perangkat pembelajaran diterapkan pada 15
peserta didik yang merupakan anggota kelompok ekstra kurikuler Penelitian Ilmiah
Remaja dan 2 (dua) orang guru sebagai observer untuk mengetahui tingkat kepraktisan
dan keterbacaan produk. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk peserta didik
dan guru untuk mengetahui persepsi atau respon peserta didik dan guru terhadap desain
perangkat pembelajaran.
Jawaban angket peserta didik menunjukkan bahwa bahan ajar berupa Student book
dan Student Worksheet dapat digunakan dan membantu keterlaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran dengan perangkat yang dikembangkan menyenangkan, menumbuhkan
semangat, dan meningkatkan kreativitas peserta didik. Pendapat guru berdasarkan angket
adalah guru merasa senang setelah mengikuti pembelajaran yang diujicobakan, suasana
kelas menyenangkan, menambah kreativitas peserta didik, dan melatih keterampilan
pemecahan masalah. Kendala yang diamati oleh guru adalah perlu waktu yang lebih
lama dalam mempersiapkan rencana dan desain pembelajaran dan perlu disiplin waktu
dalam penerapannya pada pembelajaran.
Hasil uji coba kelas kecil menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dapat
digunakan dengan sedikit revisi. Revisi berupa penambahan ilustrasi dan warna pada
Student Book dan Worksheet agar lebih menarik dan memperjelas materi pembelajaran.
8
Revisi juga dilakukan terhadap lesson plan khususnya learning activity dalam hal
pengaturan waktu.
Hasil uji coba kelompok besar
Penerapan perangkat pembelajaran diujicobakan pada kelas eksperimen,
sedangkan achievement test diujicobakan di kelas eksperimen (VIII E) dan kelas kontrol
(VIII D). Eksperimen yang dipilih adalah quasi eksperimen post test only. Selama uji
coba ini, dilakukan pengambilan data kreativitas peserta didik, selanjutnya dilakukan
achievement test untuk mengukur hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Data hasil penelitian digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
perangkat hasil pengembangan. Efektivitas diukur melalui tiga uji statistika, yaitu uji
ketuntasan hasil belajar, uji perbandingan antara hasil belajar kelas eksperimen dan
kontrol, dan uji korelasi. Sebelum ketiga uji tersebut, dilakukan uji prasyarat untuk
menentukan normalitas dan homogenitas varian.
Uji Prasyarat
Berdasarkan kemampuan awal peserta didik yang diambil dari nilai ulangan
semester 2 kelas VII D dan kelas VII E tahun pelajaran sebelumnya, dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program
SPSS 16. Kelas VII D didapat nilai Asymp.Sig = 0,680, sedangkan kelas VII E didapat
nilai Asymp.Sig = 0,364 yang keduanya lebih dari 5% maka H0 diterima. Artinya data
kelas VII D dan kelas VII E adalah normal.
Pengujian homogenitas kelas VII D dan VII E menggunakan uji Independent
Sample Tes didapatkan nilai sig = 0,193 = 19,3% > 5% , artinya varian kelas VII D dan
varian kelas VII E sama atau homogen. Nilai achievement test (hasil belajar) peserta
didik kelas eksperimen dan kontrol dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Kelas VIII D didapat nilai Asymp.Sig = 0,726 (72,6 %), sedangkan
kelas VIII E didapat nilai Asymp.Sig = 0,345 (34,5 %) yang keduanya lebih dari 5%
maka H0 diterima. Artinya data kelas VIII D dan kelas VIII E adalah normal.
Uji Ketuntasan Hasil belajar
Dalam penelitian ini, uji ketuntasan hasil belajar yang diukur adalah uji ketuntasan
klasikal dengan nilai minimal = 80. Untuk uji ketuntasan klasikal digunakan uji rata-rata
dua pihak. Data achievement test selanjutnya dilakukan analisis data uji ketuntasan
klasikal menggunakan One Sample Test.
9
Nilai signifikansi untuk kelas VIII D = 0,000 (0 %) < 5%, maka H 0 diterima,
artinya rata-rata ketuntasan belajar kelas kontrol
80
; sedangkan nilai signifikansi
kelas VIII E = 0,949 = 94,9% > 5%, maka H 0 ditolak. Artinya rata-rata ketuntasan
belajar kelas eksperimen
80
. Nilai rata-rata kelas VIII D mean = 70,4008, maka
nilai rata-rata ketuntasan belajar kelas kontrol kurang dari 80, dan nilai rata-rata kelas
VIII E mean = 80,1392, maka nilai rata-rata ketuntasan belajar kelas eksperimen sama
dengan 80.
Uji Banding
Analisis data uji banding menggunakan Independent Sample Test diperoleh
simpulan bahwa dilihat dari nilai kesamaan dua varian diperoleh F = 1,270 dan sig =
0,266 = 26,6% (lebih dari 5%). Ini berarti H0 diterima, artinya kedua sampel mempunyai
varian yang sama. Nilai sig (2-tailed) sebesar 0,001 = 0,1% < 5%. Ini berarti H0 ditolak.
Artinya kedua populasi mempunyai nilai rata-rata ketuntasan yang berbeda. Untuk
menentukan kelas mana yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi digunakan analisis
Group Statistics yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata ketuntasan kelas eksperimen
(kelas VIII E) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata ketuntasan kelas kontrol (kelas
VIII D).
Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel yaitu
kreativitas dan hasil belajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,00 <
0,05 maka terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kreativitas dan nilai hasil
belajar. Sedangkan koefisien korelasi adalah 0,827
( ρ ≠0
) artinya H0 ditolak,
sehingga antara kreativitas dan nilai hasil belajar terdapat korelasi yang berarti.
Pembahasan
Hasil penelitian awal terhadap perangkat dan proses pembelajaran yang terdapat di
SMP Negeri 1 Ungaran dan SMP lain di Jawa Tengah yang setara dengan SMP N 1
Ungaran menunjukkan bahwa pembelajaran IPA masih belum sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPA yang tercantum dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang
dilaksanakan masih memberikan peran yang besar kepada guru. Pembelajaran seperti ini
10
menyebabkan peserta didik sulit mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
Pembahasan Hasil Pengembangan Perangkat
Proses pengembangan perangkat dimulai dengan menyusun draft awal (draft 1).
Draft I selanjutnya divalidasi oleh 4 orang yang berkompeten untuk menilai kelayakan
perangkat pembelajaran dan dilakukan revisi sesuai dengan masukan validator sehingga
diperoleh draft II. Penilaian perangkat mengacu pada karakter umum dan karakter khusus
yaitu perangkat bercirikan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
kreativitas. Perangkat draft II tersebut selanjutnya diujicobakan dalam kelompok kecil.
Selama proses uji coba,
dilakukan revisi-revisi perangkat sesuai dengan kondisi
lapangan atau masukan-masukan pihak luar sehingga diperoleh draft III. Draft III
diujicobakan pada kelas eksperimen dan dianalisis efektivitas perangkat tersebut dengan
dibandingkan kelas kontrol.
Syllabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
pengembangan sistem penilaian (Depdiknas 2008: 14). Pengembangan syllabus
merupakan hal pertama dan mendasar yang perlu dilakukan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sejalan dengan pengertian dan manfaat
syllabus, penilaian umum validator dan revisi terhadap draft 1 syllabus lebih ditekankan
pada aspek isi syllabus yaitu mengembangkan indikator, kegiatan pembelajaran dan
pengaturan alokasi waktu. Pengalaman belajar peserta didik yang sesuai dengan
indikator dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik (Depdiknas 2008: 18-19). Revisi utama yang dilakukan
dalam pengembangan syllabus diarahkan untuk memperbaiki penjabaran kegiatan
pembelajaran agar sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang diinginkan.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat diperlukan. Melalui
perencanaan pembelajaran yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan tepat sasaran untuk peserta didik. Perencanaan pembelajaran
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, mata
pelajaran, dan sebagainya (Depdiknas 2008:2). Dalam penelitian ini penilaian validator
dan revisi terhadap lesson plan meliputi alokasi waktu dan penggunaan media serta
sumber belajar. Penggunaan media IT (Informasi dan Teknologi) perlu ditambahkan
untuk alasan kepraktisan dan efisiensi, serta untuk menjawab tuntutan zaman.
11
Students Book merupakan buku panduan peserta didik yang mendukung dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga isi harus sesuai dengan tujuan,
bahasa
mudah dipahami, serta perlu ada ilustrasi yang jelas, bermakna dan menarik. Student
book yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi unsur menumbuhkan
sikap ilmiah, yaitu rasa ingin tahu, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
meningkatkan kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi.
Student Worksheet yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai fungsi
sebagai panduan kegiatan peserta didik selama kegiatan pembelajaran untuk
pemahaman materi physiological process of plant. Revisi format dan isi student
worksheet adalah penambahan gambar dan warna agar lebih menarik dan penambahan
kegiatan yang menuntun peserta didik untuk membuat desain percobaan sendiri.
Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid) dan handal. Linn
dan Gronlund (dalam Depdiknas 2008: 3) menyatakan bahwa tes yang baik harus
memenuhi setidaknya dua karakteristik, yaitu validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian
ini pengembangan perangkat achievement test menghasilkan instrumen soal yang baik,
yaitu instrumen soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran dan
mempunyai daya pembeda yang signifikan. Hasil validasi isi dan struktur oleh validator
adalah achievement test tersebut dalam kategori sangat baik dan dapat digunakan dengan
sedikit revisi.
Pembahasan Hasil Uji Coba Perangkat pada Kelompok Kecil
Hasil uji coba didapatkan data bahwa perangkat yang dibuat dapat digunakan dan
diterapkan dalam pembelajaran, meskipun ada beberapa bagian yang perlu direvisi.
Berdasarkan angket yang diberikan, sebagian besar peserta didik menunjukkan sikap
positif dalam mengikuti uji coba pembelajaran dan berpendapat bahwa student book dan
student
worksheet
yang
dikembangkan
membantu
dalam
memahami
materi
pembelajaran. Guru berpendapat perangkat yang dikembangkan telah sesuai dengan
model pembelajaran berbasis masalah serta dapat meningkatkan kreativitas dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peerta didik.
Revisi berupa penambahan
ilustrasi dan warna pada Student Book dan Worksheet agar lebih menarik dan
memperjelas materi pembelajaran. Revisi juga dilakukan pada lesson plan khususnya
learning activity dalam hal pengaturan waktu agar lebih terprogram sehingga waktu yang
digunakan cukup.
12
Pembahasan Hasil Uji Coba Perangkat pada Kelompok Besar
Pelaksanaan penelitian dalam uji coba kelompok besar diberikan dalam 5 kali
pertemuan untuk proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan 1 kali pertemuan untuk
pelaksanaan tes hasil belajar (achievement test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil dari uji coba perangkat terdiri dari data hasil pengamatan kreativitas peserta didik
dan data hasil belajar (achievement test) di kelas eksperimen, serta data hasil belajar
(achievement test) di kelas kontrol.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliati (2009) yang menyebutkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi dan keterampilan peserta
didik. Pemahaman konsep peserta didik meningkat dengan digunakannya strategi
pemecahan masalah (Boujaoude, 2003). Akinoglu (2006) menyatakan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
prestasi, sikap, dan pemahaman konsep pada peserta didik. Penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan. Uji ketuntasan klasikal secara statistik menghasilkan
nilai rata-rata ketuntasan belajar di kelas eksperimen mencapai 80 (rata-rata = 80,14).
Hal ini menunjukkan secara nyata keberhasilan proses pembelajaran dan pengembangan
perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Hasil ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat menuntaskan hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil perbandingan terhadap nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan bahwa nilai kedua kelompok mempunyai nilai rata-rata
ketuntasan yang berbeda. Analisis group satistic menunjukkan kelas eksperimen
mempunyai nilai rata-rata ketuntasan lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata ketuntasan
kelas kontrol. Ini menunjukkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah berorientsi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi terbukti lebih baik
dari pembelajaran dengan metode konvensional yang selama ini dilakukan. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan yang menyimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan
reasoning yang tinggi (Yaman, 2005).
Pembelajaran berbasis masalah memungkinkan terbentuknya motivasi emosional
dan berpikir mendalam. Ketika sedang memecahkan masalah, manusia akan melakukan
pencarian secara aktif, muncul kreativitas untuk mendapatkan informasi yang bermakna,
13
orientasi ke depan melalui berpikir analitis, berpikir generatif dan divergen untuk
memproduksi solusi (pemecahan masalah) secara efektif (Tan, 2009: 23-34). Pada
penelitian yang diujicobakan pada kelompok besar, terdapat korelasi yang sangat
signifikan antara kreativitas dan hasil belajar peserta didik, dengan dibuktikan dari
analisis statistik dihasilkan angka yang signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Cheong (2008) yang menunjukkan dengan diterapkannya
pembelajaran berbasis masalah menjadikan responden merasa senang dengan
pembelajaran tersebut dan terjadi peningkatan partisipasi dan kreativitas peserta didik.
Baden (2004:81) mendeskripsikan peran dan tanggung jawab peserta didik dalam
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai ahli pembuat keputusan, pebelajar
mandiri, komunikator, dan pemikir yang kreatif.
Dari ketiga komponen ini terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan
perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi materi physiological process of plant kelas VIII memenuhi tiga hal
yaitu : (1) hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan; (2) hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol; (3) ada korelasi antara kreativitas dan hasil
belajar peserta didik. Terpenuhinya tiga hal di atas menunjukkan bahwa pembelajaran
tersebut efektif.
4.
SIMPULAN
Hasil penelitian awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA SMP Negeri 1 Ungaran sebagian besar
masih berupa perangkat pembelajaran yang konvensional yang berpusat pada guru.
Metode pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi sehingga kurang menumbuhkan
kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu dikembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat
berbasis masalah berorientasi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi meliputi syllabus,
lesson plan, student book, student worksheet, dan achievement test. Perangkat
dikembangkan melalui tahapan pembuatan desain, validasi desain, uji coba kelompok
kecil, dan uji coba kelompok besar. Revisi dilakukan pada setiap tahap pengembangan
sehingga didapatkan produk akhir.
Hasil uji coba perangkat menunjukkan bahwa pengembangan perangkat dan
pelaksanaan pembelajaran berhasil menuntaskan hasil belajar peserta didik secara
klasikal pada batas minimal 80. Hasil belajar peserta didik akibat pembelajaran berbasis
14
masalah berorientasi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi berbeda nyata dan lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar peserta didik yang belajar dengan pendekatan konvensional.
Kreativitas peserta didik dalam pembelajaran berkorelasi sangat signifikan dengan hasil
belajar peserta didik. Berbagai tahap pengembangan perangkat menunjukkan bahwa
perangkat
yang
dikembangkan
adalah
valid
dan
diimplementasikan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
efektif
sehingga
dapat
15
Akinoglu, O and Tandogan, R. 2007. The Effects of Problem Based Active Learning in
Science Education on Student’s Academic Achievement, Attitude, and Concept
Learning. Turkey. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology. 3
(1) :71-81.
Baden, Maggi Savin and Major, Claire Howell. 2004. Foundation of Problem Based
Learning. England: Open University Press Mc. Graw Hill Education.
Boujaoude, S and Barakat, H. 2003. Student’s problem Solving Strategies in
Stoichiometry and Their Relationship to Conceptual Understanding and Teaching
Approach. Electronic Journal of Science Education. 7 (3).
Cheong, F. 2008. Using a Problem-Based Learning Approach to Teach an Intelligent
Systems Course. Journal of Information Technology Education 7: 47-60.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Dirjen
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sukestiyarno, YL. 2005. Modul kuliah SPSS. Semarang: Program Pascasarjana Unnes
Tan, Oon Seng. 2009. Problem Based Learning and Creativity. Singapore: Cengage
Learning Asia Pte. Ltd.
Yaman, S.2005. Effectiveness on Development of Logical Thinking Skills of Problem
Based Learning Skills in Science Teaching Journal of Turkish Science Education.
2(1):32-43.
Yuliati, S. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Berdasar Masalah pada Materi
Pengelolaan Lingkungan untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Membentuk
Ketrampilan Pengelolaan Lingkungan. Tesis. Program Studi Ilmu Pengetahuan
Alam. PPS Unnes.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH BERORIENTASI KREATIVITAS
DAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI
PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN
KUSWAHYU WIDIYANTI
SMP Negeri 1 Ungaran
Jl. Diponegoro No. 197 Ungaran
email : [email protected]
ABSTRACT
Widiyanti, Kuswahyu. 2014. The Developing of Problem Based Learning Material with
Creativity and High Order Thinking Skill Oriented on Physiological Process of
Plant. State Junior High School 1 Ungaran. Semarang Regency. Central Java
Province. Indonesia.
Key words : creativity; HOTS; plant physiology; problem based learning
The research’s aims were to describe the characteristics of learning material used in
SMP N 1 Ungaran, to develop the problem based learning material with creativity and
high order thinking skill oriented on plant’s physiological process, and to identify the
validity and effectiveness of the material implementation. The research type was
Research and Development. The research indicated the learning material have been used
in SMP N 1 Ungaran was not good to be implemented and there was no problem based
learning material. The learning material developed in this research was created in phases
of designing, validating, small group trying out, and real group trying out. After revision
in each phase, the product was produced. Based on the validation, the learning material
developed got ’good’ up to’ very good’ criteria, so it was valid to be implemented.
Implementation on small group indicated the learning material could be implemented
with a little revision. Implementation on the real group indicated the minimal score
statistically was 80 (mean = 80.14), there was the difference of students’ achievement
average between experiment and control groups, and there was a significant correlation
between students’creativity and achievement. This fact proved that the learning material
was valid and effective.
2
1.
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam secara
sistematis. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dapat menerapkannya di dalam
kehidupan
sehari-hari.
Proses
pembelajarannya
menekankan
pada
pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Observasi awal terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan di SMP Negeri 1
Ungaran menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dipusatkan pada keaktifan
peserta didik belum optimal. Sebagian besar pembelajaran masih bersifat teachercentered, yaitu banyak didominasi oleh guru. Kreativitas peserta didik belum tampak
karena peserta didik tidak dituntut untuk mengeksplorasi pengetahuannya, berlatih untuk
manganalisis dan memecahkan masalah, serta menghasilkan ide-ide baru. Hal ini
berakibat pada rendahnya hasil belajar peserta didik jika dievaluasi menggunakan soal
yang berada pada ranah berpikir tingkat tinggi. Wawancara singkat yang telah dilakukan
terhadap guru menunjukkan hasil bahwa penyusunan perangkat pembelajaran IPA yang
ada di SMP Negeri 1 Ungaran masih sebatas pada pemenuhan kewajiban guru, belum
berorientasi pada kualitas.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning atau
PBL)
berorientasi
kreativitas
dan
berpikir
tingkat
tinggi.
Pembelajaran
ini
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan kreatif pada
peserta didik. Dengan penerapan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan
kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
Materi proses fisiologi pada tumbuhan merupakan materi IPA yang kompleks dan
membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Materi ini meliputi transportasi,
transpirasi, respirasi, dan fotosintesis pada tumbuhan. Model pembelajaran berbasis
masalah sangat sesuai jika diterapkan pada pembelajaran materi ini sehingga
memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik dan menjadikan peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Selain kemampuan berpikir tingkat
tinggi, pada pembelajaran dengan model ini guru dapat memotivasi peserta didik untuk
lebih kreatif dengan memunculkan ide-ide baru atau membuat produk.
3
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya hasil positif dari
penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah, diantaranya
adalah penelitian oleh Akinoglu (2006) menyatakan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi, sikap, dan pemahaman
konsep pada peserta didik. Peneliti lain adalah Yuliati (2009) yang menyimpulkan bahwa
pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan
peserta didik dalam pengelolaan lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah
(1) mendeskripsikan karakteristik perangkat
pembelajaran IPA yang selama ini digunakan dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 1
Ungaran, (2) mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang
berorientasi pada kreativitas dan berpikir tingkat tinggi, dan (3) mengetahui validitas dan
efektivitas penerapan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas
dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada hasil belajar IPA.
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan Research and Development (R and D) yaitu
riset mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran serta
pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: 1) syllabus, 2) lesson plan, 3) student
book, 4) student worksheet, dan 5) student achievement test. Langkah-langkah penelitian
R and D yang digunakan mengacu pada Sugiyono (2010: 409) sebagai berikut.
Potensi dan
Masalah
Uji coba
pemakaian
Pengumpulan
data
Desain
Produk
Revisi
Uji Coba
Produk
Produk
Akhir
Gambar 1. Tahap-tahap Penelitian Pengembangan
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Revisi
Populasi
Produk penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Ungaran,
sedangkan sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII D sebagai kelompok kontrol
dan peserta didik kelas VIII E sebagai kelompok eksperimen. Jenis data dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jenis Data yang Digunakan dalam Penelitian
No
1
Jenis Data
Karakteristik
Teknik
Pengumpulan
Data
Angket
Instrumen
Pengumpulan
Waktu Penelitian
Data
- Angket untuk Penelitian
awal,
4
No
Jenis Data
pembelajaran yang
telah terlaksana
Teknik
Pengumpulan
Data
Observasi
Instrumen
Pengumpulan
Data
guru
- Lembar
observasi
Lembar validasi
Waktu Penelitian
sebelum
pengembangan
perangkat
Validitas perangkat Angket validasi
Setelah
pembelajaran
penyusunan draft I
Tingkat keterbacaan Angket respon - Angket untuk Setelah dihasilkan
perangkat
peserta didik
peserta didik
draft II
pembelajaran
Angket respon - Angket untuk
guru
guru
Efektivitas
Observasi
Lembar Observasi
perangkat
kreativitas
a. Kreativitas
peserta didik
Setelah dihasilkan
Peserta didik
draft III
b. Kemampuan
Tes
Tes pilihan ganda
berpikir tingkat
dan essay
tinggi
2
3
4
Teknik Analisis Data
Analisis instrumen angket dan lembar observasi menggunakan analisis deskriptif
persentase, yaitu membandingkan skor jawaban responden dengan skor maksimal.
Instrumen berupa lembar observasi pada uji coba kelompok besar diberikan selama
pembelajaran yang berlangsung lima kali pertemuan, kemudian dihitung rata-ratanya.
Persentase data yang diperoleh dihitung dengan rumus:
Persentase skor data = skor yang diperoleh/skor maksimum x 100%
Validitas perangkat
Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika hasil validasi oleh pakar mencapai
nilai minimal baik. Kriteria hasil validasi adalah 90 – 100 = sangat baik, 80 – 89 = baik,
70-79 = cukup baik, 60 – 69 = kurang baik, dan ≤ 59 = tidak baik.
Efektivitas perangkat
Efektivitas perangkat diukur dari tiga uji statistik, yaitu uji ketuntasan hasil belajar,
uji perbandingan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dan
uji korelasi antara hasil belajar dan tingkat kreativitas peserta didik, yang sebelumnya
melalui uji prasyarat. Seluruh data diuji dengan software SPSS 16,0 sesuai yang ada
dalam petunjuk Sukestiyarno (2005).
3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian terhadap Pembelajaran Awal
5
Hasil angket terhadap 5 orang guru di SMP N 1 Ungaran dan 10 guru IPA SMP
Jawa Tengah yang setara dengan SMP N 1 Ungaran menunjukkan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan masih berpusat pada guru dan belum ada perangkat pembelajaran
berbasis masalah pada materi proses fisiologi tumbuhan. Guru telah mengenal
pembelajaran berbasis masalah akan tetapi sebagian besar baru menerapkannya pada satu
atau dua materi pembelajaran. Guru berpendapat bahwa peningkatan kreativitas dan
berpikir tingkat tinggi penting dalam proses pembelajaran.
Kurikulum yang
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran
(KTSP) dengan pembelajaran bilingual (berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris)
untuk mata pelajaran matematika dan IPA. Perangkat yang ada belum menunjukkan
adanya upaya pengembangan kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
Penilaian terhadap lesson plan yang telah dikembangkan dan dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Ungaran pada materi proses fisiologi tumbuhan kelas VIII menunjukkan hasil
pada kriteria “cukup baik“ dengan nilai 76. Lesson plan yang digunakan belum
mendukung proses inkuiri, peningkatan kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi. Hasil ini
menunjukkan bahwa belum ada perangkat pembelajaran berbasis masalah yang sesuai
untuk diimplementasikan pada materi proses fisiologi tumbuhan.
Pembuatan Desain Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan agar
peserta didik dapat berlatih untuk menganalisis dan memecahkan masalah, membantu
peserta didik untuk menjadi pebelajar yang mandiri, kreatif, serta mengasah
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill). Perangkat pembelajaran
yang dikembangkan adalah perangkat pada materi Phisiological Process in Plant.
Validasi Desain
Perangkat pembelajaran yang telah dibuat divalidasi oleh ahli. Validasi ahli
mencakup semua perangkat pembelajaran yang telah disusun pada tahap desain.
Penilaian ahli dilakukan terhadap draft I dengan berpedoman pada lembar penilaian
validator. Validator desain perangkat ini adalah Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo,
M.Ed, Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si, Jarwadi, M.Pd dan Elia Ling Ling Melati, S.Pd.,
M.Si.
Hasil Validasi Dan Revisi Syllabus
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek identitas, standar
6
kompetensi, dan kompetensi dasar, identifikasi materi pokok, pengembangan kegiatan
pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, pengembangan sistem
penilaian, penentuan alokasi waktu, sumber belajar, serta penggunaan bahasa Inggris.
Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I syllabus adalah 90,8 yang berarti
Draft I syllabus termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang
diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi syllabus meliputi alokasi
waktu, sumber belajar inkuiri, rincian alamat web, dan penambahan thinking level C2
(pemahaman) pada indikator di setiap sub bab.
Hasil Validasi dan Revisi Lesson Plan
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek administrasi, pendahuluan,
kegiatan inti, penutup, sumber belajar, dan penggunaan bahasa. Rata-rata hasil penilaian
validator terhadap draft I lesson plan adalah 91,5 yang berarti draft I lesson plan
termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat
digunakan dengan sedikit revisi. Revisi lesson plan meliputi tambahan penjelasan
tentang lingkungan yang dimaksud pada sumber belajar, presentasi dilakukan pada
beberapa kelompok saja, atau dilakukan secara online.
Hasil Validasi dan Revisi Student Book
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek cakupan materi,
keakuratan materi, kemutakhiran, menumbuhkan sikap ilmiah, penggunaan bahasa, dan
kelengkapan penyajian. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I student book
memiliki nilai 88,2 termasuk dalam kategori “baik”, sedangkan simpulan yang diberikan
adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi. Revisi yang dilakukan meliputi
penyempurnaan bahasa pada pendahuluan, perlu adanya penjelasan sebagai pengantar
untuk merangsang pengetahuan peserta didik dan memahami isi sub bab, serta
penambahan ilustrasi sesuai teks agar lebih riil/kontekstual.
Hasil Validasi dan Revisi Student Worksheet
Penilaian yang dilakukan para validator meliputi aspek format, bahasa, dan isi.
Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I student worksheet adalah 90,5 yang
berarti draft I student worksheet termasuk dalam kategori “sangat baik”, sedangkan
simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Hasil Validasi dan Revisi Tes Hasil belajar ( Achievement Test)
Pada pengembangan perangkat tes hasil belajar (achievement Test), dilakukan
proses validasi isi yang dilakukakan oleh validator (ahli), serta menganalisis butir soal.
7
Penilaian yang dilakukan validator meliputi aspek kelengkapan, perumusan instrumen,
penulisan soal, jenis soal, serta keterbacaan tulisan dan bahasa, serta ciri-ciri khusus yang
mengarah pada soal dengan tingkat kognitif minimal C3 yang mendukung kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Rata-rata hasil penilaian validator terhadap draft I achievement
test adalah 90 yang berarti draft I achievement test termasuk dalam kategori “sangat
baik”, sedangkan simpulan yang diberikan adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Revisi yang dilakukan meliputi ukuran font, ukuran dan kejelasan gambar, serta kalimat
dalam soal.
Hasil Analisis Butir Soal Achievement Test
Berdasarkan data uji coba Achievement Test dilakukan analisis validitas, reabilitas,
tingkat kesukaran dan daya beda soal untuk mengetahui kelayakan soal. Analisis butir
soal dilakukan dengan Anates. Hasil yang diperoleh adalah seluruh soal yang terdiri dari
10 butir pilihan ganda dan 4 soal uraian dinyatakan valid dan dapat digunakan.
Berdasarkan uji Anates, kualitas pengecoh berfungsi baik atau sangat baik sehingga
disimpulkan bahwa semua pilihan jawaban berfungsi secara efektif.
Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Pada uji coba skala kecil, desain perangkat pembelajaran diterapkan pada 15
peserta didik yang merupakan anggota kelompok ekstra kurikuler Penelitian Ilmiah
Remaja dan 2 (dua) orang guru sebagai observer untuk mengetahui tingkat kepraktisan
dan keterbacaan produk. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk peserta didik
dan guru untuk mengetahui persepsi atau respon peserta didik dan guru terhadap desain
perangkat pembelajaran.
Jawaban angket peserta didik menunjukkan bahwa bahan ajar berupa Student book
dan Student Worksheet dapat digunakan dan membantu keterlaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran dengan perangkat yang dikembangkan menyenangkan, menumbuhkan
semangat, dan meningkatkan kreativitas peserta didik. Pendapat guru berdasarkan angket
adalah guru merasa senang setelah mengikuti pembelajaran yang diujicobakan, suasana
kelas menyenangkan, menambah kreativitas peserta didik, dan melatih keterampilan
pemecahan masalah. Kendala yang diamati oleh guru adalah perlu waktu yang lebih
lama dalam mempersiapkan rencana dan desain pembelajaran dan perlu disiplin waktu
dalam penerapannya pada pembelajaran.
Hasil uji coba kelas kecil menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dapat
digunakan dengan sedikit revisi. Revisi berupa penambahan ilustrasi dan warna pada
Student Book dan Worksheet agar lebih menarik dan memperjelas materi pembelajaran.
8
Revisi juga dilakukan terhadap lesson plan khususnya learning activity dalam hal
pengaturan waktu.
Hasil uji coba kelompok besar
Penerapan perangkat pembelajaran diujicobakan pada kelas eksperimen,
sedangkan achievement test diujicobakan di kelas eksperimen (VIII E) dan kelas kontrol
(VIII D). Eksperimen yang dipilih adalah quasi eksperimen post test only. Selama uji
coba ini, dilakukan pengambilan data kreativitas peserta didik, selanjutnya dilakukan
achievement test untuk mengukur hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Data hasil penelitian digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
perangkat hasil pengembangan. Efektivitas diukur melalui tiga uji statistika, yaitu uji
ketuntasan hasil belajar, uji perbandingan antara hasil belajar kelas eksperimen dan
kontrol, dan uji korelasi. Sebelum ketiga uji tersebut, dilakukan uji prasyarat untuk
menentukan normalitas dan homogenitas varian.
Uji Prasyarat
Berdasarkan kemampuan awal peserta didik yang diambil dari nilai ulangan
semester 2 kelas VII D dan kelas VII E tahun pelajaran sebelumnya, dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program
SPSS 16. Kelas VII D didapat nilai Asymp.Sig = 0,680, sedangkan kelas VII E didapat
nilai Asymp.Sig = 0,364 yang keduanya lebih dari 5% maka H0 diterima. Artinya data
kelas VII D dan kelas VII E adalah normal.
Pengujian homogenitas kelas VII D dan VII E menggunakan uji Independent
Sample Tes didapatkan nilai sig = 0,193 = 19,3% > 5% , artinya varian kelas VII D dan
varian kelas VII E sama atau homogen. Nilai achievement test (hasil belajar) peserta
didik kelas eksperimen dan kontrol dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Kelas VIII D didapat nilai Asymp.Sig = 0,726 (72,6 %), sedangkan
kelas VIII E didapat nilai Asymp.Sig = 0,345 (34,5 %) yang keduanya lebih dari 5%
maka H0 diterima. Artinya data kelas VIII D dan kelas VIII E adalah normal.
Uji Ketuntasan Hasil belajar
Dalam penelitian ini, uji ketuntasan hasil belajar yang diukur adalah uji ketuntasan
klasikal dengan nilai minimal = 80. Untuk uji ketuntasan klasikal digunakan uji rata-rata
dua pihak. Data achievement test selanjutnya dilakukan analisis data uji ketuntasan
klasikal menggunakan One Sample Test.
9
Nilai signifikansi untuk kelas VIII D = 0,000 (0 %) < 5%, maka H 0 diterima,
artinya rata-rata ketuntasan belajar kelas kontrol
80
; sedangkan nilai signifikansi
kelas VIII E = 0,949 = 94,9% > 5%, maka H 0 ditolak. Artinya rata-rata ketuntasan
belajar kelas eksperimen
80
. Nilai rata-rata kelas VIII D mean = 70,4008, maka
nilai rata-rata ketuntasan belajar kelas kontrol kurang dari 80, dan nilai rata-rata kelas
VIII E mean = 80,1392, maka nilai rata-rata ketuntasan belajar kelas eksperimen sama
dengan 80.
Uji Banding
Analisis data uji banding menggunakan Independent Sample Test diperoleh
simpulan bahwa dilihat dari nilai kesamaan dua varian diperoleh F = 1,270 dan sig =
0,266 = 26,6% (lebih dari 5%). Ini berarti H0 diterima, artinya kedua sampel mempunyai
varian yang sama. Nilai sig (2-tailed) sebesar 0,001 = 0,1% < 5%. Ini berarti H0 ditolak.
Artinya kedua populasi mempunyai nilai rata-rata ketuntasan yang berbeda. Untuk
menentukan kelas mana yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi digunakan analisis
Group Statistics yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata ketuntasan kelas eksperimen
(kelas VIII E) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata ketuntasan kelas kontrol (kelas
VIII D).
Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel yaitu
kreativitas dan hasil belajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,00 <
0,05 maka terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kreativitas dan nilai hasil
belajar. Sedangkan koefisien korelasi adalah 0,827
( ρ ≠0
) artinya H0 ditolak,
sehingga antara kreativitas dan nilai hasil belajar terdapat korelasi yang berarti.
Pembahasan
Hasil penelitian awal terhadap perangkat dan proses pembelajaran yang terdapat di
SMP Negeri 1 Ungaran dan SMP lain di Jawa Tengah yang setara dengan SMP N 1
Ungaran menunjukkan bahwa pembelajaran IPA masih belum sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPA yang tercantum dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang
dilaksanakan masih memberikan peran yang besar kepada guru. Pembelajaran seperti ini
10
menyebabkan peserta didik sulit mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
Pembahasan Hasil Pengembangan Perangkat
Proses pengembangan perangkat dimulai dengan menyusun draft awal (draft 1).
Draft I selanjutnya divalidasi oleh 4 orang yang berkompeten untuk menilai kelayakan
perangkat pembelajaran dan dilakukan revisi sesuai dengan masukan validator sehingga
diperoleh draft II. Penilaian perangkat mengacu pada karakter umum dan karakter khusus
yaitu perangkat bercirikan peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
kreativitas. Perangkat draft II tersebut selanjutnya diujicobakan dalam kelompok kecil.
Selama proses uji coba,
dilakukan revisi-revisi perangkat sesuai dengan kondisi
lapangan atau masukan-masukan pihak luar sehingga diperoleh draft III. Draft III
diujicobakan pada kelas eksperimen dan dianalisis efektivitas perangkat tersebut dengan
dibandingkan kelas kontrol.
Syllabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
pengembangan sistem penilaian (Depdiknas 2008: 14). Pengembangan syllabus
merupakan hal pertama dan mendasar yang perlu dilakukan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sejalan dengan pengertian dan manfaat
syllabus, penilaian umum validator dan revisi terhadap draft 1 syllabus lebih ditekankan
pada aspek isi syllabus yaitu mengembangkan indikator, kegiatan pembelajaran dan
pengaturan alokasi waktu. Pengalaman belajar peserta didik yang sesuai dengan
indikator dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik (Depdiknas 2008: 18-19). Revisi utama yang dilakukan
dalam pengembangan syllabus diarahkan untuk memperbaiki penjabaran kegiatan
pembelajaran agar sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang diinginkan.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat diperlukan. Melalui
perencanaan pembelajaran yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan tepat sasaran untuk peserta didik. Perencanaan pembelajaran
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, mata
pelajaran, dan sebagainya (Depdiknas 2008:2). Dalam penelitian ini penilaian validator
dan revisi terhadap lesson plan meliputi alokasi waktu dan penggunaan media serta
sumber belajar. Penggunaan media IT (Informasi dan Teknologi) perlu ditambahkan
untuk alasan kepraktisan dan efisiensi, serta untuk menjawab tuntutan zaman.
11
Students Book merupakan buku panduan peserta didik yang mendukung dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga isi harus sesuai dengan tujuan,
bahasa
mudah dipahami, serta perlu ada ilustrasi yang jelas, bermakna dan menarik. Student
book yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi unsur menumbuhkan
sikap ilmiah, yaitu rasa ingin tahu, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
meningkatkan kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi.
Student Worksheet yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai fungsi
sebagai panduan kegiatan peserta didik selama kegiatan pembelajaran untuk
pemahaman materi physiological process of plant. Revisi format dan isi student
worksheet adalah penambahan gambar dan warna agar lebih menarik dan penambahan
kegiatan yang menuntun peserta didik untuk membuat desain percobaan sendiri.
Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid) dan handal. Linn
dan Gronlund (dalam Depdiknas 2008: 3) menyatakan bahwa tes yang baik harus
memenuhi setidaknya dua karakteristik, yaitu validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian
ini pengembangan perangkat achievement test menghasilkan instrumen soal yang baik,
yaitu instrumen soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran dan
mempunyai daya pembeda yang signifikan. Hasil validasi isi dan struktur oleh validator
adalah achievement test tersebut dalam kategori sangat baik dan dapat digunakan dengan
sedikit revisi.
Pembahasan Hasil Uji Coba Perangkat pada Kelompok Kecil
Hasil uji coba didapatkan data bahwa perangkat yang dibuat dapat digunakan dan
diterapkan dalam pembelajaran, meskipun ada beberapa bagian yang perlu direvisi.
Berdasarkan angket yang diberikan, sebagian besar peserta didik menunjukkan sikap
positif dalam mengikuti uji coba pembelajaran dan berpendapat bahwa student book dan
student
worksheet
yang
dikembangkan
membantu
dalam
memahami
materi
pembelajaran. Guru berpendapat perangkat yang dikembangkan telah sesuai dengan
model pembelajaran berbasis masalah serta dapat meningkatkan kreativitas dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peerta didik.
Revisi berupa penambahan
ilustrasi dan warna pada Student Book dan Worksheet agar lebih menarik dan
memperjelas materi pembelajaran. Revisi juga dilakukan pada lesson plan khususnya
learning activity dalam hal pengaturan waktu agar lebih terprogram sehingga waktu yang
digunakan cukup.
12
Pembahasan Hasil Uji Coba Perangkat pada Kelompok Besar
Pelaksanaan penelitian dalam uji coba kelompok besar diberikan dalam 5 kali
pertemuan untuk proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan 1 kali pertemuan untuk
pelaksanaan tes hasil belajar (achievement test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil dari uji coba perangkat terdiri dari data hasil pengamatan kreativitas peserta didik
dan data hasil belajar (achievement test) di kelas eksperimen, serta data hasil belajar
(achievement test) di kelas kontrol.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliati (2009) yang menyebutkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi dan keterampilan peserta
didik. Pemahaman konsep peserta didik meningkat dengan digunakannya strategi
pemecahan masalah (Boujaoude, 2003). Akinoglu (2006) menyatakan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
prestasi, sikap, dan pemahaman konsep pada peserta didik. Penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan. Uji ketuntasan klasikal secara statistik menghasilkan
nilai rata-rata ketuntasan belajar di kelas eksperimen mencapai 80 (rata-rata = 80,14).
Hal ini menunjukkan secara nyata keberhasilan proses pembelajaran dan pengembangan
perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Hasil ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat menuntaskan hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil perbandingan terhadap nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan bahwa nilai kedua kelompok mempunyai nilai rata-rata
ketuntasan yang berbeda. Analisis group satistic menunjukkan kelas eksperimen
mempunyai nilai rata-rata ketuntasan lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata ketuntasan
kelas kontrol. Ini menunjukkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah berorientsi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi terbukti lebih baik
dari pembelajaran dengan metode konvensional yang selama ini dilakukan. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan yang menyimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan
reasoning yang tinggi (Yaman, 2005).
Pembelajaran berbasis masalah memungkinkan terbentuknya motivasi emosional
dan berpikir mendalam. Ketika sedang memecahkan masalah, manusia akan melakukan
pencarian secara aktif, muncul kreativitas untuk mendapatkan informasi yang bermakna,
13
orientasi ke depan melalui berpikir analitis, berpikir generatif dan divergen untuk
memproduksi solusi (pemecahan masalah) secara efektif (Tan, 2009: 23-34). Pada
penelitian yang diujicobakan pada kelompok besar, terdapat korelasi yang sangat
signifikan antara kreativitas dan hasil belajar peserta didik, dengan dibuktikan dari
analisis statistik dihasilkan angka yang signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Cheong (2008) yang menunjukkan dengan diterapkannya
pembelajaran berbasis masalah menjadikan responden merasa senang dengan
pembelajaran tersebut dan terjadi peningkatan partisipasi dan kreativitas peserta didik.
Baden (2004:81) mendeskripsikan peran dan tanggung jawab peserta didik dalam
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai ahli pembuat keputusan, pebelajar
mandiri, komunikator, dan pemikir yang kreatif.
Dari ketiga komponen ini terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan
perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi kreativitas dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi materi physiological process of plant kelas VIII memenuhi tiga hal
yaitu : (1) hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan; (2) hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol; (3) ada korelasi antara kreativitas dan hasil
belajar peserta didik. Terpenuhinya tiga hal di atas menunjukkan bahwa pembelajaran
tersebut efektif.
4.
SIMPULAN
Hasil penelitian awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA SMP Negeri 1 Ungaran sebagian besar
masih berupa perangkat pembelajaran yang konvensional yang berpusat pada guru.
Metode pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi sehingga kurang menumbuhkan
kreativitas dan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu dikembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat
berbasis masalah berorientasi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi meliputi syllabus,
lesson plan, student book, student worksheet, dan achievement test. Perangkat
dikembangkan melalui tahapan pembuatan desain, validasi desain, uji coba kelompok
kecil, dan uji coba kelompok besar. Revisi dilakukan pada setiap tahap pengembangan
sehingga didapatkan produk akhir.
Hasil uji coba perangkat menunjukkan bahwa pengembangan perangkat dan
pelaksanaan pembelajaran berhasil menuntaskan hasil belajar peserta didik secara
klasikal pada batas minimal 80. Hasil belajar peserta didik akibat pembelajaran berbasis
14
masalah berorientasi kreativitas dan berpikir tingkat tinggi berbeda nyata dan lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar peserta didik yang belajar dengan pendekatan konvensional.
Kreativitas peserta didik dalam pembelajaran berkorelasi sangat signifikan dengan hasil
belajar peserta didik. Berbagai tahap pengembangan perangkat menunjukkan bahwa
perangkat
yang
dikembangkan
adalah
valid
dan
diimplementasikan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
efektif
sehingga
dapat
15
Akinoglu, O and Tandogan, R. 2007. The Effects of Problem Based Active Learning in
Science Education on Student’s Academic Achievement, Attitude, and Concept
Learning. Turkey. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology. 3
(1) :71-81.
Baden, Maggi Savin and Major, Claire Howell. 2004. Foundation of Problem Based
Learning. England: Open University Press Mc. Graw Hill Education.
Boujaoude, S and Barakat, H. 2003. Student’s problem Solving Strategies in
Stoichiometry and Their Relationship to Conceptual Understanding and Teaching
Approach. Electronic Journal of Science Education. 7 (3).
Cheong, F. 2008. Using a Problem-Based Learning Approach to Teach an Intelligent
Systems Course. Journal of Information Technology Education 7: 47-60.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Dirjen
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sukestiyarno, YL. 2005. Modul kuliah SPSS. Semarang: Program Pascasarjana Unnes
Tan, Oon Seng. 2009. Problem Based Learning and Creativity. Singapore: Cengage
Learning Asia Pte. Ltd.
Yaman, S.2005. Effectiveness on Development of Logical Thinking Skills of Problem
Based Learning Skills in Science Teaching Journal of Turkish Science Education.
2(1):32-43.
Yuliati, S. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Berdasar Masalah pada Materi
Pengelolaan Lingkungan untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Membentuk
Ketrampilan Pengelolaan Lingkungan. Tesis. Program Studi Ilmu Pengetahuan
Alam. PPS Unnes.