STUDI ERGONOMI MENGENAI PEMAKAIAN SETRIK

STUDI ERGONOMI MENGENAI PEMAKAIAN SETRIKA LISTRIK DI
KALANGAN MASYARAKAT UMUM KHUSUSNYA DALAM PEKERJAAN
RUMAH TANGGA

ANDREA CLARISSA N
Program Studi Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
e-mail : [email protected]

ABSTRAK
Pemakaian setrika listrik di kalangan masyarakat sangatlah penting. Terdapat dampak negatif pada saat
pemakaian setrika pakaian. Maka dari itu aspek fisik seperti material , volume, ukuran dan berat dari setrika itu
sendiri harus di pilih untuk setiap keinginan kebutuhan, usia dan jenis kelamin masing-masing pemakainya.
Biasa nya dampak yang ditimbulkan dari pemakaian setrika adalah dampak negatif. Selain aspek fisik dari
setrika, penting juga untuk meninjau aspek-aspek ergonomi dari setrika tersebut. Jika pemakaian setrika tidak
sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam aspek ergonomi maka setrika tersebut dapat menyebabkan cidera atau
kelainan pada tubuh manusia khususnya pada bagian tangan dan pergelangan tangan. Oleh karna itu sangatlah
penting untuk meninjau aspek ergonomi dan kenyamanan terlebih dahalu.
Kata kunci : Pemakaian setrika pakaian , dampak negatif , aspek ergonomi
1.PENDAHULUAN
Di era modern ini semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Teknologi semakin maju dan berkembang,
teknologi yang semakin maju ini banyak membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dan

mempermudah pekerjaan setiap orang. Misalnya dalam hal komputerisasi, mesin dan listrik. Salah satunya dapat
dilihat dalam membatu pekerjaan dalam rumah tangga, khususnya setrika listrik. Dahulu, sebelum memasuki era
modern penggunaan setrika masih menggunakan arang, yang seperti kita ketahui penggunaan setrika arang
tersebut tidak praktis dan ergonomis karna memiliki berat yang tidak efisien dan proses pembakaran atau
pemanasan arang yang susah dan memiliki resiko yang cukup fatal.
Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, maka terciptalah setrika listrik yang dianggap akan
mempermudah pemakainya khususnya dalam pekerjaan rumah tangga. Dalam menggunakan suatu produk,
pengguna akan selalu mencari yang lebih praktis baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena
hal tadi akan sangat meringankan beban pengguna dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan
jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Setrika merupakan alat rumah tangga yang sangat dibutuhkan untuk menghilangkan kerutan dari pakaian atau
barang yang berbahan kain. Setrika biasanya secara teratur digunakan oleh 96,6 persen masyarakat dan 80,8
persen di perkotaan penduduk pedesaan . setrika memiliki efisiensi yang berbeda dan dapat bervariasi , sesuai
dengan desain , berat badan , ukuran dan bentuk . Faktanya Grewal ( 1975) dalam studinya pada kinerja setrika
listrik otomatis telah menemukan bahwa berat 2,75 Kg lebih tepat daripada 3,43 Kg. Setrika untuk penggunaan
sehari-harinya tidak mungkin seberat itu karna kegiatan rumah tangga tersebut menuntut banyak kinerja otot.
Banyak ibu rumah tangga melakukan kegiatan ini tanpa menyadari upaya otot yang berusaha keras yang
terlibat karena berat dari setrika yang dapat mengakibatkan kelelahan otot yang lebih tinggi dan nyeri pada
tubuh . Upaya otot statis seperti ini dapat merusak cakram intervertibral ( Guyton , 1988) . Oleh karena itu
menjadi sangat penting untuk menilai tekanan otot yang disebabkan oleh besi atau material dari bobot yang

berbeda pada setrika tersebut, terutama ketika sedang menyetrika dalam posisi atau postur berdiri. Beberapa
yang dapat dilakukan untung mengurangi dampak negatif dari pemakaian setrika yaitu dengan mencocokkan
atau menilai kebutuhan masing-masing pengguna terkhususnya dalam postur berdiri, dan merekomendasikan
besi terbaik atas dasar parameter yang dipilih untuk keperluan rumah tangga dan penggunanya.

Semua ini dilihat dari aspek ergonominya. Ergonomi merupakan suatu studi tentang aspek-aspek manusia di
dalam suatu lingkungan kerja, dimana suatu fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi satu sama lain.
Manusia merupakan salah satu faktor utama dalam hal perancangan, karena segala sesuatu yang berkaitan
dengan perancangan akan berpusat kepada manusia itu sendiri. Salah satu aspek kajian ergonomi yang sangat
berkaitan dengan perancangan produk berdasarkan dimensi tubuh manusia adalah antropometri. Antropometri
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh
manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai,
dan sebagainya. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja,
fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota
tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
2. MATERI DAN METODE
Pemakaian setrika listrik pada umumnya digunakan oleh perempuan dengan usia 22,16 tahun. Berat badan
kurang lebih 51 kg ,dengan ketinggian 152,41 ± 2 cm , berarti tinggi siku 94 cm dan berarti luas permukaan
tubuh 1,45 ± 0,02 sq.m. , dan tingkat metabolisme basal , respirasi dan denyut jantung dalam fisiologis normal
kisaran. Setrika yang biasanya dipilih di tingkat domestik yaitu dengan material besi ringan ( 0,77 kg ) , berat

besi berat ( 2,92 kg ) dan setrika uap ( 1,29 kg ) . Penelitian dilakukan dengan memilih seseorang dengan postur
tubuh yang normal dan bahan kain untuk percobaan menyetrikanya. Subjek diminta untuk memegang handle
grip dengan tangan kanan dan kiri secara terpisah dan kemudian keduanya tangan bersama-sama kekuatan
pegangan dihitung dalam hal persentase penurunan kekuatan pegangan (grip kelelahan).
Bisa juga dengan pengguna mengisi kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan perasaan kelelahan
pada bagian tubuh yang berbeda dari subjek eksperimental. Pengukuran dilakukan dengan mengumpulkan datadata antropometri agar kergonomisan setrika dapat disesuaikan dan dinilai.
Material setrika untuk alasnya yaitu besi. Ebonit, kayu dan karat untuk bagian badan atau handle setrika. Besi
digunakan karna dapat menghantarkan panas, pemegang setrika biasanya terbuat dari bahan yang tidak
mengalirkan arus listrik dan panas.
Penggunaan setrika listrik dimaksudkan untuk menghaluskan atau melicinkan pakaian yang berkerut atau kusut
hingga tampak rapi dan enak dipakai. Umumnya penyetrikaan dilakukan setelah pakaian dicuci dan dikeringkan.
Setrika zaman kuno dibuat dari yang diisi arang membara. Saat ini setrika kebanyakan dibuat dari alumunium
dan baja tahan karat, sumber panas dari listrik, serta memiliki thermostat untuk mengendalikan suhu. Beberapa
setrika modern juga dapat mengubah air menjadi uap untuk membasahi pakaian.
Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi energi panas melalui elemen pemanas. Panas yang dihasilkan
dikumpulkan oleh besi panas yang kemudian melalui gosokan diteruskan pada objek yang akan disetrika.
Setrika listrik yang umum dipakai untuk keperluan rumah tangga adalah jenis setrika jinjing, sedangkan setrika
listrik yang besar, seperti roll iron dan press iron banyak dipakai di hotel, rumah sakit dan binatu.
Komponen utama setrika listrik
Yang pertama adalah Elemen Pemanas. Elemen pemanas berfungsi sebagai sumber panas setrika listrik, yaitu

menggunakan kawat berbahan nikelin dengan bentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika, dibentuk
sedemikian rupa hingga cocok dengan bentuk alas setrika. Jadi panas yang dihasilkan dapat tersebar secara
merata, tidak terhubung dengan badan setrika.. Pada setrika model jadul, spiral nikelin diberi selongsong dari
batu tahan api sebagai pelindung, sekaligus sebagai isolator.
Kedua adalah Besi Pengumpul Panas (alas). Komponen ini, yang sekaligus berperan sebagai bagian alas/dasar
dari setrika, berbentuk rata yang dilapisi oleh bahan anti lengket dan anti karat. Bagian ini harus selalu dalam
keadaan bersih karena langsung berhubungan dengan objek yang dipanasi (pakaian).
Besi Pemberat. Pada setrika model lama dilengkapi dengan komponen besi pemberat, karena faktor daya ratarata setrika listrik yang sekitar 350 watt, sedangkan objek yang disetrika kebanyakan berupa berbahan jenis
katun, dimana proses pelicinannya membutuhkan tekanan yang cukup kuat. Pada setrika listrik model baru
tidak lagi dilengkapi dengan komponen ini, karena bahwa objek yang disetrika mayoritas sudah berasal dari
bahan sejenis sintetis dan bertekstur lebih lembut.

Komponen selanjutnya adalah Tutup dan Pemegang Setrika. Tutup setrika digunakan sebagai pelindung bagian
dalam setrika yang dialiri arus listrik, juga berfungsi agar panas tidak terepas langsung ke udara luar. Sedangkan
pemegang setrika biasanya terbuat dari bahan yang tidak mengalirkan arus listrik dan panas.
Komponen terakhir adalah Pengatur Panas. Setrika dengan pengatur panas otomatis memakai komponen
tambahan berupa thermostat yang bermaterikan bahan bimetal, yaitu satu lempengan yang disatukan dari
lempeng dua logam yang berlainan koefisien muai panjangnya. Jika lempengan ini dikenai panas, maka salah
satu jenis logamnya akan memuai terlebih dahulu, sehingga lempengan gabungan tadi membengkok, yang arah
bengkoknya dimanfaatkan untuk menghubungkan kontak. Jadi saat panas berlebihan, kontak akan memutus dan

elemen pemanas tidak dialiri arus listrik lagi, namun saat panasnya mulai rendah lagi kontak akan terhubung
kembali dan arus listrik mengalir lagi melalui elemen pemanas. Sehingga, kondisi panas dapat dipertahankan
sesuai dengan suhu yang diinginkan.
setrika listrik dikategorikan lagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1.Setrika Listrik Biasa dengan Pengatur Panas
Setrika jenis ini lebih baik dibandingkan jenis kedua. Terutama dengan adanya pengatur suhu yang dapat
mengatur tersambung tidaknya sumber listrik pada setrika. Keadaan ini menjamin terhindarnya pengguna dari
kemungkinan panas setrika yang berlebihan. Suhu setrika dapat diatur berdasarkan kebutuhan panas jenis kain
yang akan disetrika. Posisi pengatur suhu umumnya terletak di bawah gagang setrika.
2. Setrika Listrik Tanpa Pengatur Panas
Setrika ini merupakan jenis setrika yang paling sederhana. Setelah kabel disambungkan pada sumber listrik,
maka arus listrik akan mengalir menuju elemen, lalu setrika perlahan-lahan menjadi panas. Keadaan yang
dibiarkan terjadi terus-menerus akan menyebabkan kerusakan pada setrika karena terlampau panas.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis varians dari cengkeraman otot kekuatan ( Kg ) dari kanan, kiri , dan kedua tangan dengan setrika

Setrika biasanya digunakan dalam pekerjaan rumah tangga, dan pengguna dominan adalah perempuan. Seperti
yang kita ketahui pekerjaan rumah tangga memiliki beban tersendiri, terutama saat menyetrika pakaian. Jika
pakaian yang disetrika hanya sedikit maka tidak begitu mempengaruhi tubuh,tetapi jika menyetrika dilakukan
dalam waktu yang lama dikarenakan pakaian yang banyak pasti akan menimbulkan dampak negatif ke

penggunannya.
Postur tubuh saat menyetrika bisa dengan berdiri, duduk dan duduk menyila. Postur yang paling sering
digunakan adalah berdiri. Biasanya postrur berdiri menggunakan bantuan meja setrika. Di setiap postur tubuh
tesebut memiliki dampak negatifnya sendiri. Disini terkhususnya dibahas dalam postur berdiri. Jika pengguna
menggunakan setrika dalam waktu yang lama dengan postur berdiri maka dapat menyebabkan sakit/pegal pada

seluruh tangan yaitu pergelangan tangan, tangan, bahu atau pundak, otot pada bagian tersebut juga dapat
menimbulkan nyeri. Kegiatan tersebut dilakukan sambil berdiri sehingga perasaan tidak nyamanan adalah
dalam kaki bagian atas, kaki bagian bawah. Ada rasa sakit di kaki karena akumulasi darah di kaki . Lebih lanjut
diamati bahwa keparahan rasa sakit terkait dengan jumlah pekerjaan.
Selain postur tubuh, tangan dalam mengenggam juga mempengaruhi. Disesuaikan dengan kebiasaan
penggunanya, tangan kanan, kiri atau mungkin kedua-duanya. Tetapi yang paling sering dijumpai menggunakan
tangan kanan, karna pemakaian tangan kiri biasanya kidal. Pengenggaman mengunakan tangan kanan biasanya
lebih efektif .
Berat besi pada setrika juga sangat mempengaruhi pengguna. Penggunaan besi dengan berat yang tidak efisien
atau cocok akan menimbulkan banyak masalah untuk pengguna nya. Berat nya sekitar 2kg lebih. Jika memakai
besi yang ringan dan efisien pastinya akan mengurangi dampak negatif dan keluhan pengguna nya. Beratnya
kurang dari 2kg. Dari penelitian atau yang biasanya dijumpai adalah penggunaan setrika uap lebih efisien karna
memiliki berat yang ringan. Cengkraman tangan pada besi ringan tidak membutuhkan energi atau tenaga yang
lebih dibandingkan dengan besi berat yang membutuhkan tenaga yang lebih untuk mencengramnya atau

memegangganya. Otot juga tidak akan merasa kelelahan jika menggunakan besi ringan dan sebaliknya. Pada
dasar perbandingan ini besi ringan (0.77 kg) ditemukan menjadi yang terbaik di antara lainnya karena besi
karena memiliki nilai terendah dari cengkeraman kekuatan otot dari kiri kanan dan kedua tangan.

Penggunaan setrika dengan postur berdiri biasanya membutuhkan alat bantu yaitu dengan menggunakam meja
setrika. Pemilihan meja setrika juga sangat dianjurkan untuk para pengguna yang menggunakan postur berdiri.
Tapi ada juga yang hanya menggunakan meja biasa jika pengguna tersebut dalam keadaan terdesak atau tidak
punya pilihan lain.
Skema sebelum membeli atau menggunaka setrika listrik

KONSUMEN

POSTUR
TUBUH

WAKTU
PENGGUNAAN

PEMILIHAN
MATERIAL


4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pengguna setrika khususnya setrika listrik adalah perempuan atau wanita dengan kisaran usia 22,16, sampai
lansia. Digunakan dalam pekerjaan dalam rumah tangga. Penggunaan setrika dalam jangka waktu yang sangat
lama dapat menimbulkan dampak negatif dalam tubuh, salah satunya adalah nyeri pada otot dan sakit/pegal
pada bagian tangan. Material dan komponen pada setrika sangatlah mempengaruhi dalam kinerja penyetrikaan.
Jika menggunakan material besi yang berat maka akan menimbulkan efek yang lebih juga, sebaliknya jika
menggunakan besi ringan akan mengurangi keluhan pada pengguna nya. Postur tubuh yang paling sering
digunakan adalah bediri, dengan postur ini pasti membutuhkan alat bantu yaitu meja setrika. Berat badan,
panjang tangan, lengan, tekanan nafas dan jantung juga mempengaruhi, maka dari itu dibutuhkan data
antropometri agar dapat mengetahui keergonomisan daro setrika itu sendiri dan tidak akan menimbulkan cidera
yang parah, dan mengurangi resiko cidera.

4.2 Saran
Sebagai pengguna setrika listrik harus memilih material yang diinginkan dan tentunya disesuaikan dengan
kemampuan tubuh masing-masing untuk menggunakannya. Memilih besar dan bentuk yang diinginkan
dibutuhkan sesuai postur tubuh yang sering kita gunakan pada saat sedang menyetrika. Jika ingin menyetrika
dalam jangka waktu yang lama pilihlah postrur tubuh yang tidak menyebabkan cidera atau nyeri pada otot
sehingga aktivitas untuk kedepannya tidak terganggu.