Produk industri dengan bahan kimia.doc

Industri merupakan usaha manusia agar barang yang berasal dari alam
dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai jual dan memiliki
prospek yang menguntungkan dari segi ekonomi seperti pangan, pakan,
bahan bakar, pupuk, dan kosmetika. Suatu industri kimia harus
memperhatikan kelestarian lingkungan dari mana bahan baku diperoleh,
bagaimana proses pengolahan bahan industri, dan produk apa yang sangat
diperlukan. Dengan upaya ini diharapkan diperoleh hasil samping berupa
limbah yang minimal dan tidak merugikan kehidupan kita serta kita dapat
hidup lebih nyaman.

Proses industri bertujuan memisahkan produk kimia dari campuran
senyawaan kimia yang berasal dari bahan alami sebagai bahan baku. Bahan
baku berasal dari alam mencakup: bahan alam hayati dan bahan non hayati.

1.

Bahan Alam Hayati
Banyak produk kimia yang berasal dari bahan alam hayati, contohnya

yaitu:
Kertas hasil industri pabrik bubur kertas (pulp), berasal dari serat

selulosa bagian kayu tumbuhan.
-

Gula/sukrosa hasil produk industri gula, berasal dari tanaman tebu/bit.

- Tepung/amilosa digunakan dalam industri pangan/obat-obatan, berasal
dari umbi ketela pohon, ubi jalar atau biji-bijian serealia (jagung dan
gandum), batang pohon sagu dan batang enau.
Alkaloida kinin dan turunannya kelompok kuinolin, digunakan untuk obat
sakit malaria yang diproduksi dari ekstraksi atau sari kulit batang kina.

Bahan alam hayati merupakan bahan baku industri terbarukan (renewable),
dimana tanaman, hewan atau mikroba dapat mensintesis sendiri dari
prekursornya (CO2, H2O, N2, NH3, S, dan sebagainya) secara biosintesis.
Contoh:
Berbagai bakteri dapat mensintesis bahan obat vaksin yang banyak
digunakan untuk pengobatan bagi kesehatan manusia, ternak maupun hama
penyakit tanaman.
- Obat antibiotika diproduksi dari kelompok tetrasiklin, ampisilin maupun
amoksilin.


2.

Bahan Alam Non Hayati

Bahan alam non hayati dan bahan mineral/tambang merupakan bahan yang
tak dapat terbarukan (irrenewable/renewable), sehingga akan habis dalam
jangka waktu tertentu. Minyak bumi akan habis pada suatu saat dan tak
dapat diperbaharui lagi. Molekul-molekul besar dari minyak bumi dapat
dipecah menjadi molekul yang lebih kecil disebut dengan proses Cracking.
Dari hasil proses cracking ini dapat diperoleh bahan baku untuk pembuatan
produk baru lainnya. Bahan baku hasil proses cracking diantaranya yaitu:
-

Etana

Etena digunakan untuk membuat etanol dan plastik polietena, etanol
digunakan sebagai bahan pelarut/bahan baku produk lainnya, sedangkan
polietena kegunaannya untuk penyimpan sayur agar tetap segar,
pembuatan pipa, pakaian, cat, wadah plastik

-

Gas hidrogen

Hidrogen digunakan sebagai gas pembawa pada kromatografi/ pada
reaksi hidrogenasi untuk menjenuhkan minyak nabati.

Produk kimia yang menggunakan bahan alam non hayati (mineral) seperti
contoh di atas sebagai bahan bakunya juga dapat menghasilkan:
-

berbagai jenis pupuk (TSP, superfosfat, KCl, dan NaCl)

-

bahan bakar (minyak bumi, batubara, dan uranium)

bahan logam (aluminium dari mineral bauksit, besi dari mineral
pirit/apatit).
-


logam Au, Ag, dan Cu yang berasal dari berbagai mineral.

Proses dalam industri kimia meliputi proses fisika, proses kimia dan
bioproses.

1.

Proses fisika

Pemanfaatan sumberdaya alam yang paling sederhana adalah melalui
proses fisika, yaitu dengan memanfaatkan berbagai sifat fisika (diameter
butiran, suhu, kelarutan, pelelehan, pendidihan, penguapan, penghancuran
maupun menghomogenkan suatu campuran) dari bahan alam tersebut.
Contoh:
- Industri batubara dilakukan dengan penambangan/pengerukan mineral
batubara dari kulit bumi, kemudian dibawa ketempat industri energi, dibakar
dan dimanfaatkan.
- Pembuatan keramik dari mineral tanah liat melalui proses pelumatan
sampai homogen dengan mencampur air, pencetakan, pemanasan suhu

tinggi dan diperoleh produk keramik sederhana.

2.

Proses Kimia

Dalam industri kimia harus memperhatikan persyaratan fisik dari bahan baku
yang digunakan dan katalis agar reaksi kimia dapat cepat terjadi. Contoh:
Gas buang CO dari industri petrokimia direaksikan dengan amonia pada
suhu dan tekanan tertentu, serta katalis akan diperoleh pupuk urea.
Industri gas/larutan amonia dengan mengalirkan gas H2 dan gas N2 dari
alam dalam suatu reaktor dengan katalis tertentu akan diperoleh gas amonia
yang larut dalam air.

Larutan garam NaCl dalam suatu reaktor akan diperoleh NaOH dan gas
klor melalui proses elektrolisis,
Gas klor merupakan bahan baku industri pestisida (DDT), industri
Ca(OCl)2, pelarut organik CCl4, CHCl3, CH2Cl2, dan sebagainya.

3.


Bioproses

Industri kimia yang modern saat ini banyak menggunakan bioproses, yaitu
dengan memberdayakan mahluk hidup (mikroba, jaringan tumbuhan dan
hewan) untuk melakukan biosintesis senyawa kimia sesuai dengan sifat
genetis biotanya. Berbagai jenis antibiotika, vaksin, hormon, antioksidan dan
vitamin, banyak diproduksi berdasarkan bioproses. Contoh: Pembuatan asam
sitrat dan asam glutamat (bahan penyedap makanan dan minuman) melalui
metode fermentasi dengan bahan baku nutrisi yang direkayasa untuk
pertumbuhan mikroba dan jenis mikroba yang berbeda.

Dalam proses produksi industri kimia, pengawasan kualitas sangat
diperlukan mulai dari bahan baku, proses produksi, produk, bahkan selama
proses berlangsung diperlukan pengambilan contoh untuk dianalisis/uji
stabilitas kandungan senyawa kimianya. Hal ini bertujuan agar produk yang
dihasilkan dapat dijamin baik bagi konsumen atau pemakainya.

1.


Mutu Bahan Baku

Pemilihan bahan baku merupakan hal yang penting agar diperoleh produk
dengan kualitas yang diharapkan. Contoh:
Serat selulosa yang terdapat pada buah kapas sangat baik untuk dipintal
menjadi benang dibandingkan serat selulosa dari buah randu.
Selulosa yang berasal dari kayu Cassia sp (cemara) menghasilkan bubur
kertas (pulp) yang lebih baik dibandingkan selulosa dari batang padi/ampas
batang tebu setelah diambil gulanya.

- Dalam pemilihan bahan baku produk industri yang harus memperhatikan
yaitu: kandungan senyawa utama bahan tersebut sifat fisik dan kimia dari
senyawa yang tercampur dalam bahan baku tersebut.

2.

Mutu Produk

Mutu suatu produk sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan penanganan
produk tersebut mulai dari pengemasan, penyimpanan, transportasi dan

penyajian produk tersebut sampai pada konsumen. Untuk menjaga
kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, produsen memberikan
tanggal produksi. tanggal kadaluarsa dan mencantumkan komponen
senyawa kimia yang terkandung serta bahan kimia pengawet yang
diberikan.

Dalam proses produksi industri kimia dari bahan alam, disamping
diperoleh produk yang diinginkan juga dihasilkan limbah yang mungkin
dapat dimanfaatkan lagi (reused) atau dicoba didaur ulang (recycled) atau
dapat dikurangi volume limbahnya (reduced). Limbah dari industri dapat
berupa limbah padatan, cairan ataupun gas.

1.

Limbah Padat

Limbah padat dari produksi kayu olahan misalnya ranting kayu dapat diubah
menjadi arang kayu, atau bekas gergajian digunakan untuk produksi papan
partikel, arang briket, arang aktif, dan media produksi jamur.
Limbah padat dari penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah cair

digunakan untuk bahan bangunan (misal bata dan pupuk tanaman)

2.

Limbah cair

Air yang telah digunakan untuk keperluan industri sering dikembalikan lagi
ke sumber asalnya. Keadaan ini merupakan masalah, karena semakin lama

jumlah polutan di dalam air tersebut menjadi semakin tinggi. Akibatnya
penanganan air buangan/limbah cair tersebut harus diolah secara fisika,
kimia ataupun biologis. Proses penanganan air buangan pada prinsipnya
terdiri atas 3 tahap yaitu: proses primer, sekunder dan tersier.

a.

Proses penanganan primer

Proses penanganan air buangan primer terdiri atas tahap-tahap sebagai
berikut:

1) Penyaringan
Bahan-bahan buangan yang mengapung dan berukuran besar
dihilangkan dari air buangan dengan cara mengalirkan air tersebut melalui
saringan.
2) Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil
Pasir, benda-benda kecil dan hasil hancuran padatan dari tahap pertama
dibiarkan mengendap pada dasar suatu tabung.
3) Pemisahan endapan
Setelah dipisahkan dari benda-benda kecil, air buangan masih
mengandung padatan tersuspensi. Padatan ini dapat mengendap jika aliran
air buangan diperlambat, dan proses ini dilakukan dalam tangki
sedimentasi. Padatan tersuspensi yang mengendap disebut lumpur mentah
dan dikumpulkan untuk dibuang .

Air hasil proses penanganan primer kemudian diberi perlakuan dengan gas
klorin sebelum dibuang ke sungai atau saluran air dengan tujuan membunuh
bakteri penyebab penyakit yang dapat membahayakan lingkungan. Proses
penanganan primer dapat menghilangkan kira-kira sepertiga BOD dan
padatan tersuspensi dan beberapa persen komponen organik .


b.

Proses penanganan sekunder

Dua proses yang biasa digunakan dalam proses penanganan sekunder yaitu:
proses penyaring trikel dan lumpur aktif. Sistem lumpur aktif dapat

menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 90%, sedangkan
sistem penyaring trikel dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD
sampai 80-85 %.
Penyaring trikel terdiri atas lapisan batu dan kerikil dengan tinggi 90 cm - 3
m. Air buangan dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Air yang telah
mengalir melalui lapisan aktif ini akan dikeluarkan melalui pipa pada bagian
bawah penyaring.
Sistem penyaring trikel/penyaring biologis merupakan cara lama dalam
penanganan sekunder air, sedangkan cara yang lebih baru disebut proses
lumpur aktif. Pada proses ini kecepatan aktivitas bakteri ditingkatkan
dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke
dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan air buangan
yang sebelumnya telah mengalami proses penanganan primer. Selama
proses ini, bahan organik dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif . Air buangan
kemudian keluar dari tangki aerasi menuju tangki sedimentasi dimana
padatan akan dihilangkan. Proses penanganan sekunder diakhiri dengan
proses klorinasi. Lumpur aktif yang mengandung bakteri dapat digunakan
lagi dengan mengalirkan ke dalam tangki aerasi dan mencampur dengan air
buangan baru dan udara atau oksigen murni .

c.

Proses penanganan tersier

Proses penanganan primer dan sekunder terhadap air buangan dapat
menurunkan BOD air dan menghilangkan bakteri yang berbahaya tetapi
tidak dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik yang terlarut.
Oleh karena itu perlu proses lanjut/tersier untuk menghilangkan bahanbahan terlarut melalui penghilangan senyawa bernitrogen dan fosfor atau
dengan pemisahan secara kimia fisika (adsorbsi, destilasi dan osmosis balik).

1) Adsorbsi dan pengendapan
Salah satu cara adsorbsi adalah mengalirkan air yang mengandung
komponen terlarut melalui karbon aktif (dalam bentuk butiran/bubuk).
Kelebihan karbon bentuk butiran yaitu dapat diaktifkan lagi untuk
diguanakan dengan cara memanaskan di dalam tungku pembakaran.
Komponen organik yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan karbon

aktif dan kemudian dipisahkan dari air dengan menggunakan bahan kimia
penggumpal.
Fosfor merupakan nutrien tanaman dapat dihilangkan melalui pengendapan
dengan cara:
menambahkan kapur sehingga air bersifat basa dan dapat
mengendapkan fosfor.
menambahkan senyawa garam (mengandung ion Fe3+, Al3+, atau Ca2+)
agar fosfat bentuk anorganik mengendap, sedangkan bila fosfor dalam
bentuk organik diadsorbsi pada endapan hidroksida yang terbentuk oleh
kation tersebut dalam larutan basa.

2) Elektrodialisis
Cara ini untuk menghilangkan garam-garam anorganik dalam air buangan
dengan menggunakan listrik dan membran (terbuat dari plastik yang telah
diberi perlakuan kimia). Pada metode ini dialiri listrik ke dalam air yang
didalamnya terdapat 2 elektrode yang terpisah satu sama lain oleh
membran. Ion-ion di dalam larutan akan tertarik oleh elektrode menembus
membran sehingga tinggal air yang tak mengandung garam-garam
anorganik. Air yang telah dibersihkan dapat digunakan kembali/diolah lebih
lanjut. Perlakuan elektrodialisis satu tahap dapat mengurangi kandungan
garam sebesar 35% dan menghasilkan rekoveri air 92%. Kelemahan proses
ini yaitu tak dapat memisahkan molekul-molekul organik.

3) Osmosis balik
Proses osmosis terjadi bila 2 macam larutan dengan konsentrasi berbeda
dipisahkan oleh membran permiabel. Selama proses ini, air akan mengalir
dari larutan berkonsentrasi rendah ke konsentrasi lebih tinggi sampai kedua
larutan tersebut mencapai kesetimbangan atau sama.
Osmosis balik menggunakan proses ini dengan arah berlawanan. Larutan
dengan konsentrasi tinggi harus diberi tekanan yang cukup sehingga
molekul-molekul air tidak akan mengalir ke dalam.
Masalah yang ditemuai dalam penggunaan metode osmosis balik adalah:

- dalam mendapatkan penyangga yang tepat pada permukaan membran
yang luas dan tipis.
- pembuangan sisa air buangan yang konsentrasinya menjadi pekat.
Proses osmosis balik dapat mengurangi total padatan sebesar 90% dan
menghasilkan rekoveri air sebanyak 75%.

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia
dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton,
serta menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade
berikutnya diperkirakan antara 2% - 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan
kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta
hektar setiap tahun. Dalam proses produksinya industri pulp dan kertas
membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat
mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat
ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu
atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran
antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan
bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas
yang putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan
(bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit,
klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah
penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas.
Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.
Industri pulp and paper menghasilkan limbah cair yang dapat menyebar ke
seluruh ekosistem di sekitarnya. Berdasarkan hasil laboratorium hal ini akan
berdampak pada penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan
invertebrata yang merupakan prey dari ikan serta kerusakan genetik dan
reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan. Untuk mengatasi masalah ini
maka diperlukan program minimisasi limbah yang efektif dan dapat
mengurangi biaya produksi dan beban pelaksanaan peraturan pengelolaan
limbah berbahaya. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi,
kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat serta perbaikan
kualitas lingkungan.

3.

Limbah gas

Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan
bentuk sulfur oksida (SOx). Sumber polusi SOx berasal dari batubara, minyak
bakar, gas, kayu atau pemurnian minyak bumi, industri asam sulfat, dan
peleburan baja. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang
menghasilkan SOx. Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap manusia dan
hewan pada konsentrasi lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk
merusak tanaman (kerusakan pada tanaman terjadi pada konsentrasi 0,5
ppm). Pengaruh SOx terhadap logam dapat pula mengakibatkan korosi.
Metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol emisi SOx
adalah sebagai berikut:
-

penggunaan bahan bakar bersulfur rendah

-

substitusi sumber energi lainnnya untuk bahan bakar

-

penghilangan sulfur dari bahan bakar srbelum pembakaran

-

penghilangan sulfur dari gas buangan

Penerapan Ilmu Kimia
Penerapan Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi,
sifat, dan perubahan zat. Proses kimia dapat ditemukan di alam ataupun di
laboratorium. Ilmu Kimia berhubungan dengan banyak ilmu lain seperti
Biologi, Farmasi, Geologi, dll.
Di bidang industri/pabrik
Penerapan ilmu Kimia di bidang industri, ilmu Kimia seringkali sangat
dibutuhkan. Mesin-mesin di industri membutuhkan logam yang baik dengan
sifat tertentu yang sesuai dengan kondisi dan bahan-bahan yang digunakan.
Seperti semen, kayu, cat, beton, dsb. dihasilkan melalui riset yang
berdasarkan ilmu Kimia. Kain sintetis yang Anda gunakan juga merupakan
hasil penerapan ilmu Kimia.
Berbagai produk bahan yang dihasilkan dari produk petrokimia dewasa ini
banyak ditemukan. Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk yang
dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Bahan-bahan petrokimia tersebut
dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetis, karet sintetis, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat maupun vitamin.
Contoh pada industri Petrokimia :

Bahan Dasar Petrokimia
Terdapat tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia, yaitu
olefin, aromatika, dan gas sintetis (syn-gas). Untuk memperoleh produk
petrokimia dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:
a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.
b. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.
c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir.
Olefin (alkena-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi olefin
di seluruh dunia mencapai milyaran kg per tahun. Di antara olefin yang
paling banyak diproduksi adalah etilena (etena), propilena (propena), dan
butadiena.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
1) Polietilena, merupakan plastik yang paling banyak diproduksi, plastik ini
banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastic pembungkus
(sampul). Di samping polietilena sebagai bahan dasar, plastik dari polietilena
ini juga mengandung beberapa bahan tambahan, yaitu bahan pengisi,
plasticer, dan pewarna.
2) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada
pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai.
3) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan nama alkohol.
Digunakan sebagai bahan bakar atau bahan antara untuk pembuatan produk
lain, misalnya pembuatan asam asetat.
4) Etilena glikol atau glikol, digunakan sebagai bahan antibeku dalam
radiator mobil di daerah beriklim dingin.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena
adalah:

1) Polipropilena, digunakan sebagai karung plastik dan tali plastik. Bahan ini
lebih kuat dari polietilena.
2) Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembab), industry
makanan, dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin).
3) Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang
lain, misalnya membuat aseton.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena
adalah:
1) Karet sintetis
2) Nilon
Aromatika
Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah benzena,
toluena, dan xilena. Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan
dasar benzena adalah:
1) Stirena, digunakan untuk membuat karet sintetis.
2) Kumena, digunakan untuk membuat fenol.
3) Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena dan
xilena adalah:
1) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
2) Asam tereftalat, merupakan bahan dasar pembuatan serat.
Syn-Gas (Gas Sintetis)
Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hidrogen (H2). Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
gas sintetis adalah:

1) Amonia (NH3), yang dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen. Pada
industri petrokimia, gas nitrogen diperoleh dari udara sedangkan gas
hidrogen diperoleh dari gas sintetis.
2) Urea (CO(NH2)2), dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida. Selain
sebagai pupuk, urea juga digunakan pada industri perekat, plastik, dan resin.
3) Metanol (CH3OH), dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu
dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Sebagian methanol digunakan
dalam pembuatan formaldehida, dan sebagian lagi digunakan untuk
membuat serat dan campuran bahan bakar.
4) Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan
bantuan katalis. Formaldehida yang dilarutkan dalam air dikenal dengan
nama formalin, yang berfungsi sebagai pengawet specimen biologi.
Sementara penggunaan lainnya adalah untuk membuat resin ureaformaldehida dan lem.
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri Presentation
Transcript
Bahan Kimia di Sekitar Kita
A. Properties of chemical subtances• 1. Corrosive chemical subtances Sifat
corosif merupakan sifat bahan kimia yang dapat merusak kulit, jika zat lain
bersentuhan dengannya. Bahan kimia korosif dapat merusak logam dan
marmer sehingga bahan kimia korosif harus dikemas dalam kemasan yang
benar2 aman seperti botol plastik dan botol kaca. Bahan 2 kimia yang
bersifat korosif seperti senyawa-senyawa asam seperti; asam sulfat, asam
klorida, asam cuka
2. Caustic chemical subtances• Sifat kaustik merupakan sifat bahan kimia
yang merusak kulit dan menimbulkan iritasi• Sifat kaustik ini ada pada
senyawa2 basa seperti natrium hidroksida, kalsium hidroksida, dan amonium
hidroksida• Melalui proses lebih lanjut dan dicampur dengan bahan kimia
lain maka bahan ini akan menjadi lebih aman
3. Flammable chemical subtances• Bahan kimia yang memiliki sifat mudah
terbakar dapat menimbulkan api atau terbakar dengan mudah ketika
berinteraksi dengan zat lain. Bahan kimia ini sangat peka terhadap suhu
tinggi atau panas sehingga harus ditempatkan pada tempat yang relatif

sejuk dan tertutup rapat.• Contoh bahan tersebut ; bensin, bensol, spirtus,
alkohol,LPG, LNG, Aftur, minyak tanah dll
4. Bahan kimia yang mudah meledak ( explosive chemical subtances )•
Bahan kimia yang mudah meledak dapat menimbulkan ledakan atau
pancaran energi jika bersentuhan dengan zat lain• Bahan kimia yang mudah
meledak harus ditangani lebih khusus dan dikemas sedemikian rupa agar
tidak membahayakan manusia• Contoh bahan kimia yang mudah meledak
adalah natrium, kalium, magnesium, bahan bakar korek api, amonium
nitrat,karbit, TNT (trinitro toloune )dan nukler
5. Bahan kimia yang bersifat racun ( Poisonous chemical subtances )• Sifat
racun adalah sifat bahan kimia yang apabila masuk ke jaringan tubuh dapat
merusak sel darah merah dan sistem saraf. Oleh karena itu bahan kimia
yang bersifat racun dapat menimbulkan kematian dan kelumpuhan.•
Contoh : gas clor, raksa, insektisida, herbisida, asam sianida, asam sulfida
dll.
A. Bahan kimia dalam rumah tangga B. Bahan kimia dalam industri
Sabun Sabun merupakan produk dari reaksi antaralemak dan basa. Molekul
sabun terdiri ataskepala dan ekor. Bagian kepala bersifat polarsehingga larut
dalam air. Bagian ekor bersifatnon polar sehingga tidak larut dalam air.
Tapi,Bagian ekor dapat melarutkan kotoranberlemak. Oleh karena itu, sabun
dapatmengangkat kotoran berlemak daripermukaan benda.Sabun mandi
tidak hanya berfungsi sebagaibahan pembersih, tapi juga sebagai
pelembabkulit dan pewangi tubuh.Bentuk sabun juga beraneka ragam.
Yaituberbentuk keras dan padat, berbentuk krimyang lunak dan lembut dan
berbentuk,cairan kental.
Detergen Detergen merupakan bahan pembersih pakaian yang memilikidaya
pembersih lebih kuat dari sabun. Biasa, detergen berbentuk bubukyang
terbuat dari senyawa sulfonat berantai panjang yang mengandungnatrium.
Fungsi detergen yaitu mengangkat kotoran berlemak daripermukaan benda,
sebagai pelembut dan pewangi pakaian. Bahanpembersih lainnya di rumah
tangga adalah bahan pembersih untukrantai dan shampoo mobil atau
shampoo rambut.
Pemutih Pakaian Cairan pemutih mengandung bahan aktif senyawa
natriumhipoklorit (NaOCl). Senyawa ini mampu mengoksidasi zat
pemberiwarna pada noda sehingga struktur molekul zat pemberi
warnaberubah dan warnanya hilang. Pemutih pakaian harus digunakanhati-

hati agar tidak merusak pakaian. Perandaman pakaian yangbewarna dalam
cairan pemutih tidak terlalu lama agar warna aslipakaian tidak berubah atau
hilang.
Bahan pewangi Sebagian besar bahan pewangi terdiriatas senyawa ester
dan aromatis.Senyawatersebut memiliki bau dan rasa yang
khas.Berdasarkan fungsinya bahan pewangidibedakan atas bahan pewangi
untuktubuh, ruangan, lemari pakaian, dan kamarmandi. Bahan pewangi
untuk ruanganberwujud cair dan padat. Parfum untuktubuh mengandung
minyak esensial yangterbuat dari tumbuhan dan hewan.
Pembasmi serangga Bahan kimia pembasmi serangga mengandung racun
yangberbahaya bagi kesehatan manusia. Sebelum digunakan, sebaiknya
kamumembaca petunjuk pemakaian dan disimpan ditempat yang tidak
mudahdijangkau anak-anak dan tidak didekat sumber api. Setelah
menggunakanpembasmi serangga, cucilah tanganmu dengan sabun hingga
bersih .Tujuannya adalah untuk menghindari keracunan dan alergi pada kulit.
Untuk penderita gangguan pernafasan seperti asma, sebaiknya
yangdigunakan tidak berbentuk spray. Penderita tersebut dapat
menggunakanpenolak nyamuk dari bentuk losion. Losion penolak serangga
mengandungDEET sebagai bahan aktif. Pembasmi serangga elektik
mengandungpropoksur dan praletrin sebagai bahan aktif.
B. Bahan Kimia Dalam Industri Cat Cat adalah lapisan bewarna yang
digunakan untukmelapisi permukaan benda. Cat dapat digunakan
untukmemperindah penampilan luar benda, melapisi logamuntuk
menghindari korosi dan mencegah kerusakanbenda karena panas atau
jamur. Pigmen adalah zat warna tidak tembus cahayayang terdapat dalam
cat. Media pendispersi merupakanbahan yang digunakan untuk melarutkan
pigmen cat. Zattersebut mudah menguap. Senyawa yang biasa
adalahalcohol dan minyak terpentin. Berdasarkan corakwarnanya, pigmen
cat dibedakan menjadi pigmen putih,merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan
coklat. Thinnerdigunakan untuk membentuk permukaan cat yang licindan
merata. Zat yang digunakan sebagai bahan thinneradalah benzene dan
naftalena
Pestisida Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk memberantas
hama, seperti wereng, ulat, dan kumbang. Bedasarkan jenis hama yang akan
diberantas, pestisida dikelompokkan menjadi empat macam :• Insektisida:
Pestisida pembasmi serangga.• Herbisida : Pembasmi tanaman
pengganggu.• Fungisida : Pembasmi jamur.• Rodentisida: Pestisida

pembasmi binatang pengerat.• Insektisida dibagi lagi menjadi :a. Insektisida
Organoklorin : DDT (dichloro diphenly trichloroethane), dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan. BHC (Benzana Heksaclorida), dapat mengganggu
kesehatan manusia. Telodrin (senyawa siklodin).b. Insektisida Organofosfat.c.
Insektisida Karbanat.d. Insektisida Tiosianat.
Obat Obat adalah bahan yang digunakan untuk mencegah dan
mengobatipenyakit. Obat yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut
obattradisional. Tetapi , sekarang sudah menjadi obat sintesis.A.
Penggolongan obat1. Obat Kemasan tablet Tablet merupakan kemasan padat
yang mengandung senyawa danpengencer tertentu yang di buat dengan
dicetak. Tablet dilapisi pelindungagar tidak rusak. Contohnya adlah obat
influenza.2. Obat kemasan serbuk atau puyer Obat ini biasanya digunakan
oleh anak-anak. Obat ini lebih cepatdiserap oleh tubuh dibandingkan dengan
obat kemasan lain.
3. Obat kemasan kapsul Kapsul adalah obat berbentuk padat yang
dibungkusoleh kulit dari bahan gelatin karena gelatin mudah rusakdalam
saluran sehingga cepat diserap lambung. Kapsullebih cepat diserap daripada
tablet. Contonhya obatpenghilang rasa sakit.4. Obat dalam bentuk sirup
Sirup adalah larutan pekat dalam air gula ataupengganti gula dengan atau
tanpa bahan tambahanseperti bahan pewangi. Obat sirup terbentuk
darisenyawa sukrosa, air murni, pemberi rasa, pewarna,bahan terapetik, dan
bahan pembau. Contohnya obatbatuk.5. Obat kemasan suspensi Suspensi
adalah kemasan obat yang berbentukbutiran halus yang ditahan dalam
suspense dengan bahanpembawa yang sesuai. Suspensi ada yang berbentuk
cairdan kering. Contohya obat gangguan pncernaan.
6. Obat kemasan salep Obat salep merupakan obat setengah cair yang
mudahdioleskan. Obat yang tergolong salep bias berbentuk krim, jeli,dan
pasta. Krim banyak mengandung air. Jeli sangat lunak danmengandung
sedikit lilin. Pasta salep mengandung lebih dari50% padat.7. Obat tetes Obat
tetes merupakan sediaan farmasi dari bahan yangdilarutkan dalam pelarut
dan diberikan dengan cara meneteskanpada pasien.8. Obat suntik Obat
suntik merupakan sediaan farmasi berbentuk larutan,emulsi, atau suspense
dalam air dan diberikan dengan caramenyuntik.
B. Penggunaan obat 1. Oral Cara penggunaan obat yang diberikan
melaluimulut dengan cara ditelan. Kelebihannya adalahcaranya alami, tidak
sulit, dan aman. Kelemahan adalah rangsangan obat lebih lambat dan
kemungkinan penyerapan obat tidak teratur. 2. Rektal Rektal merupakan

cara penggunaan obat yangdiberikan melalui lubang pada tubuh.
Contohnyamelalui anus atau saluran kencing. Obat ini akan melunak atau
melebur. Kelemahannya adalah penyerapan obat yang tidak teratur dan sulit
diduga.
3. EpikutanEpikutan merupakan cara penggunaan obat yang dioleskan pada
kulit danberbentuk larutan, salep, krim atau pasta, dan semprotan aerosol.
Kemasan inipaling banyak disukai karena tidak berminyak dan menyebar
lebih luasdipermukaan kulit.4. ParenteralParenteral merupakan cara
penggunaan obat yang diberikan denganmenyuntikkan obat ke dalam tubuh
melalui lubang jarum yang runcing. Caraini disukai karena penyerapannya
lebih cepat, kadar obat dalam darah lebihmudah diduga, dan dapat diberikan
dengan dosis yang lebih kecil.Kelemahannya adalah obat yang telah
disuntikkan tidak dapat ditarik kembalimaka petugas harus ahli dalam
bidangnya, alat suntik harus bebas kuman, danbiayanya yang mahal.