Cerdas dalam Kehidupan Sehari docx
Kautsar Al Farabi
5214100192
ABU RIZAL BAKRIE
Cerdas dalam Kehidupan Sehari-hari
Menurut definisi dalam kamus Oxford, cerdas dapat didefinisikan sebagai
berikut: good at learning, understanding and thinking in a logical way about
things; showing this ability. Sedangkan dalam kamus Thesaurus, Having or
showing intelligence, often of a high order. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia 2001, salah satu arti kata cerdas adalah sempurna
perkembangan akal budinya; tajam fikiran.
Howard Gardner, seorang professor pendidikan dari Universitas Harvardpencetus teori Multiple Intelligence, juga penulis buku terkenal Frames of Mind,
mengatakan bahwa kecerdasan itu bukanlah sesuatu yang mutlak seperti halnya
ketika kita mengukur tinggi badan atau panjangnya sesuatu, sehingga bisa muncul
label cerdas dan tidak cerdas. Dari berbagai studinya terhadap beragam kalangan,
ia menyimpulkan, bahwa setidaknya ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki
manusia, yaitu kecerdasan linguistik (cerdas berbahasa), matematis-logis (cerdas
matematika & logika), visual-spasial (cerdas dalam hal kepekaan ruang), musical
(cerdas musik), natural (cerdas alam), interpersonal (cerdas bergaul/social),
intrapersonal (cerdas diri), dan kinestetik (cerdas fisik).
Sudah cukup jelas dari definisi-definisi di atas bahwa cerdas merupakan
suatu aspek yang penting bagi seseorang. Dimana implementasi dalam kehidupan
sehari-hari sangat diperlukan. Sebagai mahasiswa, hendaknya kita selalu cerdas
dalam menghadapi permasalahan, agar nantinya solusi yang kita ambil adalah
solusi yang terbaik, efektif, serta efisien.
Mungkin tidak semua dari kita mempunyai tingkat kecerdasan yang sama,
karena pada dasarnya kecerdasaan adalah anugerah pada saat kita dilahirkan,
berbeda dengan kepintaran yang bisa diasah dan ditingkatkan. Saya yakin tidak
semua orang dapat menguasai delapan jenis kecerdasan, tapi bukan itu poin
pentingnya. Saya yakin masing-masing dari kita memiliki kecerdasan yang
spesifik, kecerdasan yang mungkin orang lain tidak ahli dalam hal tersebut, dan
tidak ada yang salah dengan itu.
Memang, semakin banyak kita menguasai bidang dan keterampilan maka
kualitas kita akan semakin baik, namun kita tidak hidup sendiri dalam Kampus
Perjuangan ini, dalam dunia ini. Keberagaman adalah kuncinya. Tidak hanya
perbedaan fisik dan karakter, pada dasarnya kita mempunyai kecerdasan yang
berbeda-beda pula. Bukan tingkat kecerdasannya, namun dalam bidang apa
kecerdasan itu memiliki potensi. Sebagai contoh, dalam mengerjakan tugas
kelompok tentu terdapat pembagian tugas dimana tugas-tugas yang telah dibagi
mempunyai permasalahan dan solusi tersendiri, hal semacam itu tentu tidak dapat
diselesaikan oleh satu individu, karena permasalahan yang didapat sudah didesain
untuk diselesaikan secara berkelompok, di sini kecerdasan masing-masing
individu sangat diperlukan.
Tentunya penerapan ‘cerdas’ tidak hanya dalam perkuliahan saja, sebagai
mahasiswa sudah sewajarnya setiap tindakan dan perilaku kita dipikirkan dengan
matang, dengan cerdas. Semua itu agar terwujudnya salah satu peran fungsi
mahasiswa yaitu Social Control yang memiliki beberapa nilai penunjang
diantaranya: kemantapan Spiritual yang stabil, aman, teguh hati, tetap tidak
berubah yang berhubungan dengan kejiwaan (rohani/batin), ketauladanan, serta
yang paling dekat dengan nilai kecerdasan yaitu integritas pribadi. Maka dari itu,
mari kita kembangkan dan latih aspek-aspek kecerdasan dalam diri kita.
5214100192
ABU RIZAL BAKRIE
Cerdas dalam Kehidupan Sehari-hari
Menurut definisi dalam kamus Oxford, cerdas dapat didefinisikan sebagai
berikut: good at learning, understanding and thinking in a logical way about
things; showing this ability. Sedangkan dalam kamus Thesaurus, Having or
showing intelligence, often of a high order. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia 2001, salah satu arti kata cerdas adalah sempurna
perkembangan akal budinya; tajam fikiran.
Howard Gardner, seorang professor pendidikan dari Universitas Harvardpencetus teori Multiple Intelligence, juga penulis buku terkenal Frames of Mind,
mengatakan bahwa kecerdasan itu bukanlah sesuatu yang mutlak seperti halnya
ketika kita mengukur tinggi badan atau panjangnya sesuatu, sehingga bisa muncul
label cerdas dan tidak cerdas. Dari berbagai studinya terhadap beragam kalangan,
ia menyimpulkan, bahwa setidaknya ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki
manusia, yaitu kecerdasan linguistik (cerdas berbahasa), matematis-logis (cerdas
matematika & logika), visual-spasial (cerdas dalam hal kepekaan ruang), musical
(cerdas musik), natural (cerdas alam), interpersonal (cerdas bergaul/social),
intrapersonal (cerdas diri), dan kinestetik (cerdas fisik).
Sudah cukup jelas dari definisi-definisi di atas bahwa cerdas merupakan
suatu aspek yang penting bagi seseorang. Dimana implementasi dalam kehidupan
sehari-hari sangat diperlukan. Sebagai mahasiswa, hendaknya kita selalu cerdas
dalam menghadapi permasalahan, agar nantinya solusi yang kita ambil adalah
solusi yang terbaik, efektif, serta efisien.
Mungkin tidak semua dari kita mempunyai tingkat kecerdasan yang sama,
karena pada dasarnya kecerdasaan adalah anugerah pada saat kita dilahirkan,
berbeda dengan kepintaran yang bisa diasah dan ditingkatkan. Saya yakin tidak
semua orang dapat menguasai delapan jenis kecerdasan, tapi bukan itu poin
pentingnya. Saya yakin masing-masing dari kita memiliki kecerdasan yang
spesifik, kecerdasan yang mungkin orang lain tidak ahli dalam hal tersebut, dan
tidak ada yang salah dengan itu.
Memang, semakin banyak kita menguasai bidang dan keterampilan maka
kualitas kita akan semakin baik, namun kita tidak hidup sendiri dalam Kampus
Perjuangan ini, dalam dunia ini. Keberagaman adalah kuncinya. Tidak hanya
perbedaan fisik dan karakter, pada dasarnya kita mempunyai kecerdasan yang
berbeda-beda pula. Bukan tingkat kecerdasannya, namun dalam bidang apa
kecerdasan itu memiliki potensi. Sebagai contoh, dalam mengerjakan tugas
kelompok tentu terdapat pembagian tugas dimana tugas-tugas yang telah dibagi
mempunyai permasalahan dan solusi tersendiri, hal semacam itu tentu tidak dapat
diselesaikan oleh satu individu, karena permasalahan yang didapat sudah didesain
untuk diselesaikan secara berkelompok, di sini kecerdasan masing-masing
individu sangat diperlukan.
Tentunya penerapan ‘cerdas’ tidak hanya dalam perkuliahan saja, sebagai
mahasiswa sudah sewajarnya setiap tindakan dan perilaku kita dipikirkan dengan
matang, dengan cerdas. Semua itu agar terwujudnya salah satu peran fungsi
mahasiswa yaitu Social Control yang memiliki beberapa nilai penunjang
diantaranya: kemantapan Spiritual yang stabil, aman, teguh hati, tetap tidak
berubah yang berhubungan dengan kejiwaan (rohani/batin), ketauladanan, serta
yang paling dekat dengan nilai kecerdasan yaitu integritas pribadi. Maka dari itu,
mari kita kembangkan dan latih aspek-aspek kecerdasan dalam diri kita.