PENGEMBANGAN MEDIA FLASH PADA PEMBELAJARAN IPA SMP TEMA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

PENGEMBANGAN MEDIA FLASH PADA
PEMBELAJARAN IPA SMP TEMA SISTEM
PENCERNAAN MANUSIA

Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA

oleh
Aulia Azizah
4001409071

JURUSAN IPA TERPADU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

ii


iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.”
(QS. Al-Isra’: 7)
“Memburu berkah amatlah berat, tapi justru di dalamnyalah ada banyak rasa
nikmat.”

PERSEMBAHAN
Untuk Ayah, Ibu, Para Murobby, Guru,
Kakak, Adik, dan Sahabat

v

PRAKATA
Puji syukur senantiasa terucap ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya, serta sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW. Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh syukur mempersembahkan skripsi
dengan judul ”Pengembangan Media Flash pada Pembelajaran IPA SMP Tema
Sistem Pencernaan Manusia”.
Skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan banyak
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam
penyusunan skripsi ini.

2.

Ketua Jurusan IPA Terpadu FMIPA Unnes yang telah memberikan kemudahan
administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

3.

Dra. Sri Nurhayati, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan serta saran-saran dalam
menyusun skripsi ini.

4.

Arif Widiyatmoko, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan serta saran-saran kepada
penulis.

5.

Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd., Dosen Penguji sekaligus Dosen Wali yang
telah memberikan motivasi, arahan serta masukan untuk kebaikan skripsi ini.

6.

Muhamad Bisri, sebagai TU jurusan IPA Terpadu yang telah membantu
kelancaran administrasi.

7.


Kepala Sekolah, Guru IPA, dan siswa-siswi kelas VIII SMP Islam Al-Madina
Semarang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8.

Kedua orang tua dan kakak-kakak yang senantiasa memanjatkan doa,
memberikan dukungan dan kepercayaan kepada penulis.

9.

Para Murobby dan mutarobby yang senantiasa mendoakan, memberikan
semangat dan bantuan kepada penulis.
vi

10. Rumah Tilawah Ihwah Rosul khususnya IR 16 dan para penghuninya yang telah
membersamai penulis dalam berproses hingga menjadi sosok yang lebih baik
dan bermanfaat
11. Sahabat dan rekan-rekan di lembaga FMI, BEM FMIPA, JODY!, HIMA IPA,
BPH IPA, BEM KM Unnes, MORSE serta kerabat di rumah, terimakasih atas

kebersamaan dan semangatnya.
12. Berbagai pihak yang telah membantu penulis menyusun skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.
Terima kasih.

Semarang, Agustus 2016

Penulis

vii

ABSTRAK
Azizah, Aulia. 2016. Pengembangan Media Flash Pada Pembelajaran IPA SMP
Tema Sistem Pencernaan Manusia. Skripsi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu FMIPA Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Sri
Nurhayati, M.Pd. dan Pembimbing Pendamping Arif Widiyatmoko, M.Pd.
Kata Kunci : Flash, Pembelajaran IPA, Sistem Pencernaan Manusia
Salah satu tema yang diajarkan di SMP adalah Sistem Pencernaan Manusia. Tema
tersebut tentunya memerlukan media yang dapat menggambarkan atau

memvisualisasikan dikarenakan objek yang akan dipelajari cukup rumit yaitu berada
di dalam tubuh manusia atau siswa itu sendiri. Menurut hasil observasi di SMP Islam
Al-Madina Semarang, adanya media yang terdapat disekolah belum sepenuhnya
mewakili setiap materi yang diberikan serta ketuntasan hasil belajar siswa masih
banyak yang belum mencapai KKM khususnya pada materi sistem pencernaan
manusia. Oleh karena itu media pembelajaran IPA berupa Media Flash
dikembangkan. Penelitian ini dirancang dengan desain penelitian Research and
Development (R&D) yang telah dimodifikasi dengan tahapan proses pengembangan
dan uji efektivitas. Kelayakan media Flash diukur berdasarkan penilaian validator.
Sedangkan efektivitas diukur dengan indikator siswa yang memiliki nilai hasil
belajar ≥ 75 mencapai 75% dari total siswa. Terdapat tiga validator pada penelitian
ini yaitu validator media, materi dan bahasa dimana ketiga validator menilai media
flash layak digunakan. Pada uji coba pemakaian diketahui bahwa kriteria kelayakan
dan efektif dapat terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa media flash sangat layak digunakan dan efektif diterapkan pada
pembelajaran IPA tema sistem pencernaan manusia di SMP.

viii

ABSTRACT

Azizah, Aulia. 2016. Development of Flash Media On Science Learning SMP
Human Digestive System Theme. Final Project, Program of Natural Sciences
Education Studies, Semarang State University. Main tutors Dra. Sri Nurhayati, M.Pd.
and Tutors Companion Arif Widiyatmoko, M.Pd.
Keywords : Flash Media, Science Learning, Human Digestive System
One theme taught in junior high school is human digestive system. The theme is
certainly need media could describe or visualize because the object to be learned are
in the human body or students itself. According to observations at SMP Islam AlMadina Semarang, the presence of the media that was found at the school has not
been fully represent each the subjects given mastery as well as learning outcomes
students still have not reached KKM especially on any material human digestive
system. Hence the media in the form of science learning flash media developed.
Research is designed by research design Research and Development (R & D) that
has been modified with stage of the proceeding development and effectiveness
testing. The worthinnes of the flash media measured based on the assessment of
validators. While the effectiveness of measured by indicators of students who achieve
a grade ≥ 75 reached 75% of total students. There are three validator to research is
media validator, material and language where third validator assess flash media
being used. On trial discharging be seen that all effective criteria could be met.
Based on results of the study and discussion, it can be concluded that the flash media
feasible to use and effective applied to an integrated learning theme of human

digestive system in junior high school.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

PERNYATAAN ............................................................................................

iii

PENGESAHAN .............................................................................................

iv

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ................................................................


v

PRAKATA ....................................................................................................

vi

ABSTRAK .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI..................................................................................................

x

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
BAB
1. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang .........................................................................

1


1. 2 Rumusan Masalah ....................................................................

4

1. 3 Tujuan Penelitian .....................................................................

4

1. 4 Manfaat Penelitian ...................................................................

4

1. 5 Penegasan Istilah .....................................................................

5

2. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pembelajaran IPA .....................................................................

9


2. 2 Multimedia Interaktif ................................................................ 10
2. 3 Flash.......................................................................................... 14
2. 4 Karakteristik Tema Sistem Pencernaan .................................... 15
2. 5 Landasan Empiris ..................................................................... 16
2. 6 Kerangka Berpikir .................................................................... 16
3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 18
3.2 Rancangan Penelitian .............................................................. 18
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................... 19
x

3.4 Data dan Cara Pengambilan Data ............................................. 21
3.5 Metode Analisis Data ............................................................... 22
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 24
4.2 Pembahasan ............................................................................. 31
5. PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................... 37
5.2 Saran ......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 38
LAMPIRAN .................................................................................................. 40

xi

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

3.1 Data dan Cara Pengambilan Data ..............................................................

22

3.2 Kriteria Kelayakan Produk ........................................................................

22

4.1 Data Kelayakan Media Flash oleh Ahli Media ..........................................

30

4.2 Data Kelayakan Media Flash oleh Ahli Materi .........................................

30

4.3 Data Kelayakan Media Flash oleh Ahli Bahasa ........................................

30

4.5 Hasil Belajar Siswa ....................................................................................

31

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Pengembangan Media Flash .......................................

17

3.1 Tahapan Penelitian R & D .........................................................................

18

4.1 Halaman Tampilan Awal Media ................................................................

25

4.2 Halaman Judul Tampilan Cover Media .....................................................

25

4.3 Halaman Menu Utama dan Beranda ..........................................................

26

4.4 Halaman Kompetensi Media .....................................................................

27

4.5 Halaman Pilihan Menu Awal Materi .........................................................

28

4.6 Halaman Evaluasi dan Penskoran Media...................................................

28

4.7 Halaman Bantuan Media ...........................................................................

29

4.8 Halaman Profil Media ................................................................................

29

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Silabus ..........................................................................................................

40

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................................

42

3. Garis Besar Isi Media ..................................................................................

98

4. Lembar Validasi/Penilaian Oleh Ahli Media...............................................

99

5. Lembar Validasi/Penilaian Oleh Ahli Materi .............................................. 105
6. Lembar Validasi/Penilaian Oleh Ahli Bahasa ............................................. 111
7. Data Perhitungan Validasi ........................................................................... 117
8. Soal Evaluasi................................................................................................ 119
9. Lembar Jawaban Evaluasi Post Test ............................................................ 127
10. Kunci Jawaban Soal Evaluasi .................................................................... 128
11. Soal Evaluasi pada Media Flash ................................................................ 129
12. Data Hasil Belajar Siswa ........................................................................... 136
13. Data Perhitungan Hasil Belajar Siswa ....................................................... 137
14. Daftar Kode Siswa ..................................................................................... 138
15. Story Board Media Flash ........................................................................... 139
16. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 153
17. Surat Keterangan Selesai Penelitian .......................................................... 154
18. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ........................................................ 155
19. Dokumentasi .............................................................................................. 156

xiv

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut aktifitas,
kreatifitas, dan kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan
peserta didik sesuai rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan
menyenangkan (Mulyasa, 2006). Penerapan konsep kurikulum 2013 pada
tahap awal pelaksanaan sudah selesai. Hampir seluruh pendidik telah
terdampak oleh program pelatihan dan bergegas untuk menguasai konsep
pembelajaran saintifik dan penilaian autentik. Namun demikian, untuk dapat
mendorong percepatan mengubah konsep ke dalam aksi yang nyata dalam
pembelajaran di dalam kelas, masih memerlukan perbaikan proses dan waktu
yang lebih banyak. Diakui oleh para guru mengubah paradigma mengajar dari
ceramah ke memfasilitasi siswa beraktivitas dan berkarya memerlukan proses
yang lebih lama dari yang diharapkan.
Dalam proses pembelajaran, guru harus kreatif dan inovatif dalam
menciptakan kondisi yang sesuai dengan prinsip-prinsip KBM. Peran guru
sangat penting karena di tangan merekalah suasana kelas akan hidup,
diminati, dan diperhatikan. Hal ini antara lain dapat didukung dengan inovasi
penggunaan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
Buku paket yang merupakan sarana penting bagi siswa dan guru, namun
buku paket masih memiliki tingkat kesulitan tinggi, banyak istilah yang
kurang jelas, dan belum bisa memvisualisasikan materi dengan baik, hal ini
yang membuat siswa kurang berminat dan motivasi siswa menurun dalam
mengikuti pembelajaran. Media diperlukan dalam proses pembelajaran
karena mempunyai kelebihan, yaitu dapat mengatasi kekurangan-kekurangan
dalam penyampaian informasi oleh guru kepada siswa yang disebabkan oleh
keterbatasan-keterbatasan yang ditemui dalam sumber belajar lain.
1

2

Salah satu tema yang diajarkan di SMP adalah Sistem Pencernaan
Manusia. Sistem Pencernaan Manusia adalah materi yang berhubungan
dengan bagaimana proses percernaan dalam tubuh manusia. Materi ini
membahas tentang organ-organ pencernaan dalam tubuh manusia dari yang
mikroskopis sampai dengan makroskopis beserta fungsi dan alur kinerjanya.
Bagi anak SMP untuk mempelajari materi ini ternyata masih banyak
mengalami kesulitan ketika tidak melihat objeknya secara langsung atau
minimal melihat gambarnya. Maka dari itu, diperlukan media yang dapat
menggambarkan atau memvisualisasikannya dikarenakan objek tersebut
berada di dalam tubuh manusia atau siswa itu sendiri. Media tersebut
dimaksudkan agar mempermudah siswa SMP untuk memahami materi
Sistem Pencernaan Manusia.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya di SMP Islam
Al Madina Semarang, diperoleh beberapa fakta yaitu adanya media yang
terdapat disekolah belum mewakili setiap materi yang diberikan kepada
siswa, waktu yang tersedia belum cukup untuk menyampaikan semua materi,
serta ketuntasan hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai
KKM khususnya pada materi sistem pencernaan manusia. Meskipun secara
garis besar kegiatan pembelajaran telah dipusatkan ke siswa, namun itu
semua belum diimbangi dengan media yang dapat memvisualisasikan materi
yang dipelajari. Pada materi Sistem Pencernaan khususnya, media yang
digunakan belum begitu optimal. Siswa hanya mendengarkan penjelasan
guru, melihat macam-macam organ dari buku, bahkan diminta untuk mencari
gambarnya sendiri sebagai bentuk penugasan atau PR. Hal tersebut
menunjukkan belum adanya optimalisasi peran multimedia sebagai solusi
atas permasalahan yang muncul, padahal fasilitas di sekolah tersebut pun
cukup memadai untuk dikembangkannya multimedia.
Materi sistem pencernaan manusia yang diberikan kepada siswa SMP
tidak sekedar memberikan pengetahuan tentang apa sajakah organ-organ
yang berperan di dalamnya. Pada materi ini juga mengkaji kandungankandungan makanan yang kita butuhkan serta kelainan-kelainan yang

3

berkaitan dengan sistem pencernaan. Bahkan output dari pemberian materi
tersebut adalah agar siswa mampu menjaga kesehatan dirinya dari berbagai
makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Semakin majunya perkembangan
zaman, ternyata tidak menjamin tingkat keamanan dan kehigienisan
makanan. Banyak cara untuk mendapatkan keuntungan melalui pengolahan
makanan termasuk juga cara yang kriminal. Jajanan-jajanan yang terdapat di
sekolah-sekolah contohnya. Aneka jajanan dijual murah dengan seluk beluk
yang tidak begitu jelas kandungan serta pengolahannya. Para siswa yang
mengkonsumsi makanan-makanan tersebut pun tidak pikir panjang, karena
mereka membeli apa yang mereka sukai. Padahal banyak efek jangka panjang
yang perlu diperhitungkan ketika mereka telah mengetahui ilmunya. Adanya
sikap-sikap selektif tersebut tentunya membutuhkan banyak dorongan selain
dari diri siswa itu sendiri. Salah satu cara yang efektif dalam penanaman
karakter siswa selain di keluarga adalah di sekolah. Melalui pemberian
materi, nasehat-nasehat guru, serta pesan-pesan yang disampaikan oleh
berbagai media yang digunakan diharapkan mampu membantu siswa
memiliki karakter-karakter dalam mengaplikasikan pengetahuan yang
diperolehnya.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dikembangkan media yang dapat
mengatasi kekurangan-kekurangan dari media sebelumnya. Salah satu
alternatif

untuk

mengatasi

permasalahan

tersebut

adalah

dengan

dikembangkannya media flash dengan tema Sistem Pencernaan Manusia.
Media flash yang dikembangkan diharapkan dapat mengatasi permasalahan
yang ada yaitu membantu guru dalam menyampaikan materi dan
mempermudah siswa untuk memahami materi. Sehingga pengembangan
media flash pada pembelajaran IPA SMP tema sistem pencernaan manusia
perlu diteliti kelayakan dan keefektifannya.

4

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kelayakan media flash pada pembelajaran IPA SMP tema
sistem pencernaan manusia?
2. Apakah media flash yang dikembangkan efektif diterapkan pada
pembelajaran IPA Terpadu tema sistem pencernaan manusia?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kelayakan media flash dalam pembelajaran IPA pada tema
sistem pencernaan manusia yaitu melalui penilaian validator.
2. Mengetahui efektifitas media flash dalam pembelajaran IPA pada tema
sistem pencernaan manusia dilihat dari hasil belajar siswa.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain adalah :
1. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
pengembangan media pembelajaran berupa media flash pada mata pelajaran
IPA SMP;
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola,
pengembang lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji

dan

mengembangkan

secara

lebih

mendalam

tentang

pengembangan media flash pada mata pelarajan IPA.
Hasil dari penelitian dan pengembangan ini diharapkan juga mampu
memberikan manfaat praktis bagi peneliti, siswa, guru dan lembaga
pendidikan sebagai berikut:
1. Peneliti
Penelitian dan pengembangan ini akan menjadikan diri peneliti semakin
termotivasi untuk menciptakan media pembelajaran yang menarik, efektif

5

dan efisien guna membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman
terhadap materi pelajaran khususnya materi penelitian ini yaitu sistem
pencernaan manusia.
2. Siswa
Siswa lebih mudah memahami materi dan menjadi lebih termotivasi
untuk belajar.
3. Guru
Guru menjadi terbantu dengan adanya media pembelajaran interaktif yang
baru untuk digunakan sebagai media sekaligus bahan ajar yang sifatnya
membantu guru dalam menjelaskan materi yang rumit, abstrak dan sulit
untuk dihadirkan secara nyata dalam pembelajaran langsung.
4. Lembaga pendidikan
Manfaat yang didapat untuk lembaga pendidikan dengan adanya media
pembelajaran baru ini tentunya dapat menambah motivasi untuk
menambah media ajar yang digunakan guru dalam pembelajaran. Media
pembelajaran ini dapat memotivasi guru-guru untuk membuat media ajar
yang interaktif, efisien dan menyenangkan.

1.5 Penegasan Istilah
Penegasan istilah merupakan penegasan dari konsep yang kemudian
dioperasionalkan. Adanya penegasan istilah diharapkan dapat memberi
gambaran tentang variabel yang jelas dan terukur, yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Pengembangan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengembangan merupakan
proses, cara, perbuatan mengembangkan. Pengembangan adalah perbuatan
menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan
sebagainya) (Sukiman, 2007:53). Pengembangan adalah proses pembuatan,
pengujian kelayakan sampai dengan revisi. Pengembangan dalam konteks
penelitian ini yaitu mengembangkan sebuah produk media flash pada mata
pelajaran IPA SMP tema sistem pencernaan manusia.

6

1.5.2 Multimedia interaktif
Multimedia merupakan gabungan dari berbagai media yang terintegrasi,
berurutan dan simultan dalam menyajikan informasi (Anitah, 2008).
Multimedia interaktif menggunakan komputer untuk menyusun informasi
yang disimpan dalam berbagai bentuk, termasuk teks, grafis, suara, video,
dan animasi (Eristi, 2006). Multimedia interaktif merupakan suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih yang dikehendaki
(Daryanto, 2010). Multimedia Interaktif dalam penelitian ini merupakan
gabungan dari beberapa media teks, grafis, suara, video dan animasi pada
materi Sistem pencernaan manusia. Gabungan berbagai
dikombinasikan dalam suatu

media ini

program komputer yang terintegrasi dan

harmonis, dilengkapi dengan alat pengontrol, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki. Pengembangan multimedia interaktif dalam
penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai tingkat ketersediaan
dan tingkat pemakaian multimedia interaktif materi sistem pencernaan
manusia.
1.5.3 Flash
Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar
sekaligus menganimasikannya, serta mudah dipelajari (M. Amarullah Akbar
et al, 2008). Flash tidak hanya digunakan dalam pembuatan animasi, tetapi
pada zaman sekarang ini flash juga banyak digunakan untuk keperluan
lainnya seperti dalam pembuatan game, presentasi, membangun web, animasi
pembelajaran, bahkan juga dalam pembuatan film. Animasi yang dihasilkan
flash adalah animasi berupa file movie. Movie yang dihasilkan dapat berupa
grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah grafik yang berbasis
vektor, sehingga saat diakses melalui internet, animasi akan ditampilkan lebih
cepat dan terlihat halus. Selain itu flash juga memiliki kemampuan untuk
mengimpor file suara, video maupun file gambar dari aplikasi lain.
Pembuatan media yang dikembangkan oleh peneliti disini menggunakan
aplikasi Adobe Flash CS5.

7

1.5.4 Pembelajaran IPA Terpadu
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20/2003, tentang
system pendidikan nasional). Pembelajaran IPA Terpadu merupakan kegiatan
pembelajaran IPA yang menghubungkan atau menyatu-padukan berbagai
bidang kejian IPA menjadi satu kesatuan bahasan. Dalam pembelajaran IPA
Terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian
dalam bidang kajian IPA (BSNP, 2007). Mengacu pada model pembelajaran
Fogarty, model pembelajaran IPA Terpadu yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model connected (keterhubungan) dikarenakan sesuai dengan
karakteristiknya yaitu model ini menghubungkan satu konsep dengan konsep
lainnya, topik satu dengan topik lain tetapi masih dalam lingkup satu bidang
studi yaitu bidang studi IPA.
1.5.5 Kelayakan
Kelayakan

dalam

penelitian

ini

adalah

keberhasilan

dalam

pengembangan media flash yang telah dinilai oleh validator. Validator yang
akan memberikan penilaian terdiri dari validator media, validator materi serta
validator bahasa. Ketiga validator tersebut akan menilai sesuai dengan aspekaspek yang telah tersedia sesuai dengan panduan. Media flash tema sistem
pencernaan manusia yang dikembangkan dikatakan layak jika persentase skor
sekurang-kurangnya adalah 63%.
1.5.6 Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang bermakna keberhasilan.
Efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan dalam pengembangan
media flash terhadap hasil belajar siswa. Media flash tema sistem pencernaan
manusia yang dikembangkan dikatakan efektif jika siswa yang memiliki nilai
≥75 sekurang-kurangnya 75% dari total siswa yang terlibat dalam penelitian.
Hal ini dikarenakan KKM untuk mata pelajaran IPA di SMP adalah 75.
1.5.7 Tema Sistem Pencernaan Manusia
Tema sistem pencernaan merupakan salah satu tema dalam mata
pelajaran IPA kelas VIII yang diajarkan pada semester ganjil dengan

8

Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan. Pokok-pokok sub materi yang dikaji
adalah macam-macam organ penyusun sistem pencernaan, zat-zat yang
terkandung dalam makanan, proses berlangsungnya pencernaan, pencernaan
mekanik dan kimiawi, serta kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan
sistem pencernaan manusia pada manusia.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran IPA
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi menyebutkan
bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Trianto (2012),
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupafakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Untuk itu dapat ditarik poin utama
bahwasanya pembelajaran IPA tidak hanya sebagai proses transfer ilmu
pengetahuan dari pada ilmuwan terdahulu, namun lebih dari itu siswa
diharapkan mampu mengembangkan kemampuannya dalam mencari ilmu
pengetahuan melalui proses ilmiah sehingga dengan kegiatan tersebut dapat
mengembangkan keterampilan hidup.
Keunggulan dari pembelajaran terpadu menurut Trianto (2012) antara
lain:
a. siswa dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep IPA
b. meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa
c. menyajikan pererapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam
kehidupan sehari-hari
d. meningkatkan motivasi belajar siswa
e. menciptakan

struktur

kognitif

yang

dapat

menjembatani

antara

pengetahuan awal siswa dengan pengalaman belajar yang terkait
f. terjalinnya kerjasama antar guru dengan bidang kajian yang terkait, guru
dengan siswa maupun siswa yang satu dengan siswa yang lain.
9

10

Di samping keunggulan yang dikemukaan di atas, menurut Trianto (2012)
pembelajaran IPA Terpadu juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
a. Aspek guru
Guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, kreativitas yang tinggi ,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan
berani mengemas serta mengembangkan materi. Tanpa kompetensi ini, maka
pembelajaran terpadu sangat sulit untuk dilaksanakan.
b. Aspek siswa
Siswa dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang baik, baik dalam
segi akademik maupun segi kreatifitasnya. Jika kemampuan ini tak dimiliki
oleh siswa, pembelajaran terpadu tak akan berjalan optimal.
c. Aspek sarana dan sumber belajar
Pembelajaran terpadu memerlukan referensi maupun sumber informasi
yang cukup banyak dan bervariasi.
d. Aspek kurikulum
Kurikulum harus fleksibel, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman siswa. Guru diberi wewenang untuk mengemas serta
mengembangkan materi, metode, dan penilaian keberhasilan pembelajaran
siswa.
e. Aspek penilaian
Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu menetapkan keberhasilan
belajar siswa dari berbagai bidang kajian terkait yang dipadukan.
f. Suasana pembelajaran
Pembelajaran terpadu memiliki kecenderungan mengutamakan salah satu
bidang kajian sehingga bidang kajian yang lain terkesan “tenggelam”.

2.2 Multimedia Interaktif
Multimedia, berasal dari kata multi yang berarti banyak, dan media
yang berarti penghubung (Anitah, 2008). Media pembelajaran merupakan
manusia, benda, ataupun peristiwa yang membuat kondisi peserta didik
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Sutrisno, 2006). Media
adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai

11

tujuan pengajaran (Djamarah, 2002). Media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa
yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai perantara pesan atau
informasi antara guru dan siswa, agar tujuan pembelajaran tercapai (Anitah,
2008).
Media pembelajaran ada banyak jenisnya dan tidak ada satupun yang
paling baik dibandingkan dengan media yang lain. Setiap media memiliki
karakteristik sendiri dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya.Oleh
karena itu guru dapat memilih dan menggunakan media sesuai dengan
kompetensi dasar, pengalaman belajar, kondisi, materi, serta strategi
pembelajaran yang dirancang (Sutjiono, 2005). Menurut Hardjito dalam
Sutrisno et al. (2005), pemanfaatan media dalam pembelajaran banyak
tergantung pada persepsi pendidik. Pendidik yang mempunyai persepsi positif
terhadap peran media, akan memanfaatkan dalam pembelajaran.
Media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa
dalam pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
(Sudjana, 2009). Fungsi media pembelajaran antara lain: memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan daya indera, mendorong motivasi belajar, dan mengatasi sikap
pasif siswa (Sadiman et al. 2007). Media pembelajaran dalam bentuk
software pembelajaran

mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dapat

membangun sikap, perbuatan dan membangkitkan emosi (Rohani, 1997).
Model perencanaan penggunaan media yang efektif menurut Heinich et
al. (1982) yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analiyze learner
characteristics, State objective, or modify media, Utilize, Require learner
response, and Evaluate). Kegiatan utama dalam perencanaan media
pembelajaran meliputi menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran,
merumuskan tujuan pembelajaran, memilih, memodifikasi, atau merancang
dan mengembangkan materi dan media yang tepat, menggunakan materi dan
media, meminta tanggapan dari siswa, serta mengevaluasi proses belajar.
Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya,

12

tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu
mengoptimalkan proses pembelajaran. Kriteria pemilihan media dalam
pembelajaran meliputi: ketepatan dengan tujuan pembelajaran, dukungan
terhadap isi bahan pelajaran, kemudahan memperoleh media, keterampilan
guru dalam menggunakan tersedia waktu untuk menggunakan, dan sesuai
dengan taraf berpikir siswa (Sudjana dan Rivai 2009).
Multimedia merupakan gabungan dari berbagai media yang terintegrasi,
berurutan dan simultan dalam menyajikan informasi (Anitah, 2008).
Multimedia merupakan kombinasi lebih dari satu media yang terintegrasi
untuk membentuk program yang informative dan instruksional (Heinich et al.
1993). Dalam sistem multimedia terdiri dari kombinasi media tradisional
yang dihubungkan dengan komputer untuk menyajikan teks, grafis, gambar,
suara dan video (Oetomo, 2006). Multimedia melibatkan lebih dari sekedar
pengintegrasian bentuk-bentuk tersebut kedalam suatu program terstruktur,
yang terdiri dari unsur-unsur yang saling melengkapi satu sama lain.
Penggunaan multimedia tidak terlepas dari penggunaan komputer sebagai
media.Sehingga dibutuhkan pengadaan dan kemampuan pengoperasian
komputer (Nandi, 2006). Pembelajaran menggunakan komputer memiliki
tingkat motivasional yang tinggi dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional (Smith, 1991).
Prinsip-prinsip desain multimedia berdasarkan riset meliputi: prinsip
multimedia, keterdekatan ruang, keterdekatan waktu, koherensi, modalitas,
redundansi dan perbedaan individual. Pesan-pesan multimedia harus
dirancang untuk menfasilitasi tata cara otak manusia bekerja sehingga bisa
mengarah ke pembelajaran yang penuh makna (Mayer, 2009). Desain
pembelajaran merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
pengembangan media pembelajaran (Samodra, 2008). Multimedia interaktif
merupakan suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang
dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih
apayang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2010). Multimedia
interaktif menggunakan komputer untuk menyusun penggunaan informasi

13

yang disimpan dalam berbagai bentuk, termasuk teks, grafis, suara, video,
dan animasi (Eristi, 2006). Interaktivitas melibatkan fisik dan mental dari
pengguna saat mencoba program multimedia (Pramono, 2010). Interaktif
mempunyai arti bahwa antara pengguna (user) dan media (program) ada
hubungan

timbal

user

balik,

memberikan

respon

terhadap

permintaan/tampilan media (program), kemudian dilanjutkan dengan
penyajian informasi/konsep berikutnya yang disajikan oleh media (program)
tersebut. User harus berperan aktif dalam pembelajaran berbantuan komputer
ini, sehingga pembelajaran menjadi student oriented (Kristiningrum, 2007).
Penggunaan multimedia interaktif yang efektif membutuhkan tingkat
interaksi yang tinggi, yang berarti memiliki kualitas dan frekuensi interaksi
yang tinggi, mendukung lingkungan pembelajaran, meningkatkan kualitas
pengajaran

yang memungkinkan pengguna mendapatkan pendekatan

individualistik terhadap materi, memotivasi siswa untuk partisipasi aktif
terhadap pembelajaran dan sarana diskusi siswa (Eristi, 2006). Siswa akan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih
tertarik terhadap sains jika dilibatkan secara aktif dalam melakukan sains
(Sutrisno, 2008). Metode inquiry yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains
dan

matematika

(Haury,

1993).

Pembelajaran

melalui

pengamatan

memberikan pengalaman pada siswa. Siswa membangun pengetahuannya
sendiri. Siswa dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsepkonsep materi sistem pencernaan makanan sehingga antara perolehan
pengetahuan

dan

prosesnya

dapat

terintegrasi

dengan

baik

dan

memungkinkan siswa untuk menangkap makna secara fleksibel (Saptono,
2003).
Menurut Sadiman et al. (2007), langkah-langkah yang ditempuh dalam
menyusun naskah multimedia antara lain:
a. Sinopsis, merupakan proses penyusunan secara ringkas dan padat tentang
tema atau pokok materi yang akan dibuat.

14

b. Treatment, merupakan uraian ringkas secara deskriptif (bukan skematis)
tentang bagian mana dari suatu rangkaian peristiwa akan digarap
illustrator.
c. Naskah Program
Format naskah multimedia dibuat sebagai peta atau bahan pedoman bagi
sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi materi ke dalam
suatu program.

2.3 Flash
Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar
sekaligus menganimasikannya, serta mudah dipelajari (M. Amarullah Akbar
et al, 2008). Flash tidak hanya digunakan dalam pembuatan animasi, tetapi
pada zaman sekarang ini flash juga banyak digunakan untuk keperluan
lainnya seperti dalam pembuatan game, presentasi, membangun web, animasi
pembelajaran, bahkan juga dalam pembuatan film. Animasi yang dihasilkan
flash adalah animasi berupa file movie. Movie yang dihasilkan dapat berupa
grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah grafik yang berbasis
vektor, sehingga saat diakses melalui internet, animasi akan ditampilkan lebih
cepat dan terlihat halus. Selain itu flash juga memiliki kemampuan untuk
mengimpor file suara, video maupun file gambar dari aplikasi lain.
Pembuatan media yang dikembangkan oleh peneliti disini menggunakan
aplikasi Adobe Flash CS5.
Adobe Flash CS5 adalah salah satu aplikasi pembuat animasi yang
cukup dikenal saat ini. Berbagai fitur dan kemudahan yang dimiliki
menyebabkan Adobe Flash CS5 menjadi program animasi favorit dan cukup
populer. Tampilan, fungsi dan pilihan palet yang beragam, serta kumpulan
tool yang sangat lengkap sangat membantu dalam pembuatan karya animasi
yang menarik. Flash seperti software gado-gado dimana didalamnya terdapat
semua kelengkapan yang dibutuhkan. Mulai dari fitur menggambar, ilustrasi,
mewarnai, animasi, dan programming. Kita dapat mendesain gambar atau
objek yang akan kita animasikan langsung pada Flash.

15

Fitur programming pada Flash menggunakan bahasa ActionScript.
ActionScript dibutuhkan untuk memberi efek gerak dalam animasi.
ActionScript di flash pada awalnya memang sulit dimengerti jika seseorang
tidak mempunyai dasar atau mengenal flash. Tetapi jika sudah mengenalnya,
kita tidak bisa lepas dari ActionScript karena sangat menyenangkan dan dapat
membuat pekerjaan jauh lebih cepat dan mudah.

2.4 Karakteristik Tema Sistem Pencernaan
Tema sistem pencernaan merupakan salah satu tema dalam mata
pelajaran IPA kelas VIII yang diajarkan pada semester ganjil dengan
Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan. Pokok-pokok sub materi yang dikaji
adalah macam-macam organ penyusun sistem pencernaan, zat-zat yang
terkandung dalam makanan, proses berlangsungnya pencernaan, pencernaan
mekanik dan kimiawi, serta kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan
sistem pencernaan makanan pada manusia.
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipilih
untuk tema Sistem Pencernaan Makanan maka dikembangkan lima indikator
pembelajaran IPA sebagai berikut:
1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku ilmiah yaitu memiliki rasa ingin tahu dan jujur
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi.
3. Menunjukkan perilaku disiplin dan mandiri dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih makanan dan minuman
yang menyehatkan dan tidak merusak tubuh.
4. Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi penghargaan pada orang yang menjual
makanan sehat tanpa campuran zat aditif yang berbahaya.

16

5. Mendeskripsikan

sistem

pencernaan

serta

keterkaitannya

dengan

kesehatan.

2.5 Landasan Empiris
Menurut Irianto (2009), pembelajaran IPA menggunakan multimedia
interaktif mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar karena siswa
tertarik akan penggunaan multimedia tersebut. Penelitian Wahyudin (2010)
menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri terbimbing dengan berbantuan
multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-1
semester 2 SMAN 14 Semarang. Menurut Saputra (2012), media
pembelajaran interaktif untuk mempelajari organisasi komputer dapat
membantu pengguna dalam pembelajaran yang mandiri. Tampilan yang
menarik dan fasilitas suara yang ada membuat pengguna lebih tertarik untuk
belajar.

Penggunaan

multimedia

interaktif

pada

materi

vertebrata

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, sehingga efektif
digunakan sebagai suplemen pembelajaran (Novana, 2012).
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Safitri, dkk. (2013) untuk
menghasilkan media pembelajaran matematika berbasis macromedia flash
pada pokok bahasan segitiga di kelas VII SMP. Media pembelajaran tersebut
diujicobakan kepada siswa untuk melihat efek potensialnya terhadap
pemahaman konsep siswa. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa efek
potensial media pembelajaran menggunakan macromedia flash terhadap
pemahaman konsep siswa berada dalam kategori baik. Penggunaan flash
berbasis guided discovery mendapatkan tanggapan positif dimana tanggapan
siswa mencapai 45 yang termasuk dalam interval skor dengan kriteria baik,
sedangkan ketiga guru kimia juga memberikan tanggapan yang baik dengan
skor 65 (Listantia, 2015).

2.6 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan pokok dalam penelitian ini.Produk yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran IPA untuk
siswa SMP/MTs. Pengembangan media flash ini menggunakan kerangka
berpikir sebagaimana digambarkan pada gambar 2.1

17

Fakta

Pembelajaran
IPA
kurang memanfaatkan
sarana prasarana secara
optimal

Dibutuhkan variasi media
yang tepat untuk penanaman
karakter pada materi Sistem
Pencernaan Manusia

Materi Sistem Pencernaan
Manusia sangat banyak
dan beberapa penjelasan
bersifat abstrak

Siswa kurang aktif, kurang tertarik, bosan
Dampaknya

dalam pembelajaran, hasil belajar tidak optimal
Sehingga diperlukan inovasi
Pengembangan Media Flash pada Pembelajaran
IPA SMP Tema Sistem Pencernaan Manusia
Indikator Keberhasilan

Memenuhi
multimedia
BSNP

Produk Akhir

kriteria kelayakan
interaktif menurut

Pembelajaran IPA yang efektif
dilihat dari hasil belajar yang
mencapai KKM

Media Flash IPA tema Sistem Pencernaan
Manusia yang layak dan efektif digunakan
untuk siswa SMP/MTs
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengembangan Media Flash pada
Pembelajaran IPA SMP Tema Sistem Pencernaan Manusia.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Produk media flash tema sistem pencernaan manusia yang dikembangkan
sangat layak digunakan pada pembelajaran IPA SMP tema sistem
pencernaan manusia. Validasi yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media
dan ahli bahasa menunjukkan media flash sangat layak.
2. Media flash tema sistem pencernaan manusia yang dikembangkan efektif
diterapkan pada pembelajaran IPA SMP tema sistem pencernaan manusia
kelas VIII. Hasil uji efektivitas diketahui bahwa kriteria efektivitas pada
pengembangan media flash dapat terpenuhi yaitu >75% dari total siswa
mendapatkan nilai ≥ 75.

5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan untuk
penelitian serupa tentang pengembangan

bahan

ajar berupa

media

pembelajaran jenis media flash yaitu:
1. Sebaiknya menggunakan sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium
komputer yang lengkap dan memadai agar penerapan pembelajaran
menggunakan media flash berjalan dengan efektif dan optimal.
2. Sebisa

mungkin

setiap

siswa

benar-benar

menggunakan

satu

komputer/laptop atau tidak berkelompok sehingga dalam penggunaan
media flash siswa dapat langsung berinteraksi dengan media tersebut, tidak
menunggu giliran ataupun melewatkan beberapa bagiannya.
3. Sebaiknya pengembangan media flash digunakan juga pada materi
pembelajaran IPA yang lainnya.

37

38

DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2009. Pengembangan media pembelajaran interaktif mata kuliah Medan
Elektromagnetik. Jurnal Edukasi @Elektro 5(1): 11-18
Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Solo: USM Press.
BSNP. 2006. Instrumen Penelitian Tahap II Buku Teks. www.bsnp-indonesia-org
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran, Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Madia
Djamarah SB dan Zain A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eristi S. 2006. The Effectiveness of Interactive Instruction CD Desained Throught
The Pre School Student. Journal of Theoretical and Applied Information
Technology.
Haury DL. 1993. Teaching science through Inquiry. Columbus OH. ERIC
Clearinghouse for science, Mathematics, and Environment Education.
(ED359048).
Heinich R, Molenda M, dan Russel JD. 1993. Instructional Media and The New
Technologies of Instruction. New York: John Wiley & Sons.
Kristiningrum.2007. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Dengan
Macromedia Authorware 7.0 Pada Materi Fisika Sekolah Menengah Atas
(SMA) Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus (Skripsi). Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Mayer RE. 2009. Multimedia Learning Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT. Rosdakarya Offset
Nandi. 2006. Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi di
Persekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi 6(1), April 2006.
Oetomo BSD. 2006. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

39

Pramono G. 2010. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran.Modul disampaikan pada
Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas. Pusat
Informasi dan Komunikasi Pendidikan. 2010.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press
Rohani A. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman AS, Raharjo, Haryono dan Rahardjito. 2007. Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Saptono S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: UNNES.
Smith KA, Johnson DW dan Johnson RT. 1991. Active Learning:Cooperative in the
College Classroom. Edina MN: Interactive Book Company.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana N dan Rivai A. 2009.Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Sudjana N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosda.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Suharsimi, 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutjiono T. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran.Jurnal Pendidikan Penabur
No.04 Th.IV/Jul2005:76-84.
Sutrisno, Dermawan T, dan Ardjoko S. 2006. Profil Pemanfaatan Media
Pembelajaran dalam Menciptakan Perkuliahan yang Kondusif di Universitas
Negeri Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 13(1), April 2006: 5462.
Tri N. 2011. Pengembangan Multimedia Interaktif Berbahasa Inggris Pada Materi
Vertebrata Sebagai Suplemen Pembelajaran Materi Vertebrata Di SMA.
(skripsi). Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasi
dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25