Pelaksanaan Langkah-Langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan kemampuan seorang ahli peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalama menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan penelitian

Menurut Jogiyanto (2004:39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proporsi – proporsi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomenana atau fakta.Menurut Effendy (2004:224) teori berguna untuk menjadi titik tolak atau landasan berpikiri dalam memecahkan atau menyoroti masalah.Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksikan, dan menemukan keterpautan fakta – fakta yang ada secara sistematis.Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang digunakan adalah

2.1 Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler (1997:5) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial yang di dalam proses itu individu dan kelompok memperoleh sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Sunarto (2004:4) Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama utama pemasaran adalah


(2)

menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

2.1.2 Unsur Strategi Pemasaran

Dalam strategi pemasaran terdapat tiga komponen utama yaitu:

a) Diferensiasi

Diferensiasi berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan lain. Diferensiasi produk adalah semua usaha konkret yang dilakukan oleh perusahaan agar produk yang ditawarkan mempunyai suatu perbedaan yang positif dimata pelanggan berbeda dari yang ditawarkan pesaing.

b) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Strategi pemasaran suatu organisasi dibentuk oleh empat kombinasi yang disebut dengan bauran pemasaran (4P). Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan guna mengejar tingkat penjualan yang


(3)

diinginkan dalam pasar sasaran. Berikut adalaha bagian dari bauran pemasaran :

1) Product, yang dapat menjadi customer solution dalam arti produk

yanng dihasilkan oleh perusahaan nasabah memberikan solusi bagi konsumen individu, dan akan lebih baik apabila ditambah dengan produk atau layanan yang lain.

2) Price, harus dilihat sebagai costyang dikeluarkan konsumen dalam

membeli, menggunakan maupun menyimpan. Penetapan harga oleh produsen tidak akan berarti bila belum dihitung konsekuensi financial total yang menjadi beban konsumen. Kondisi tersebut berkembang sejalan dengan kemudahan informasi yang diperoleh bagi konsumen.

3) Place, lokasi berarti berhubungan dengan berbagai kegiatan

perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.

4) Promotion, yang dilakukan bersifat komunikasi dengan para

stakeholder, yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum melalui bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi dan pemasaran langsung.


(4)

c) Penjualan (Selling)

Hal terakhir yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara menjual produk tersebut. Menjual (selling) berbeda dengan memasarkan (marketing), selling mengacu pada usaha membuat konsumen membeli tawaran sesuai dengan strategi pemasaran. Taktik selling yang harus dilakukan adalah dengan menjual manfaat produk kepada konsumen, bukan lagi menjual features product.

2.1.3 Tiga Langkah Pokok Inti Pemasaran Strategis

Menurut Kotler (2007:45) hakikat dari pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning. Ketiga langkah ini sering disebut dengan STP ( Segmenting, Targeting, Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni mengidentifikasikan dan membutuhkan produk dan/ atau bauran pemasaran tersendiri.Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki dilayani.Langkah ketiga adalah positioning, yaitu tindakan positioning, yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dan produk di dalam pasar. 2.2 Positioning

Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP (Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi beberapa segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan memilih satu atau beberapa segmen pasar tersebut untuk dijadikan pasar sasaran,


(5)

selanjutnya adalah menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak konsumen.

2.2.1. Pengertian Positioning

Pengertian Positioning menurut Ries & Trout (2002:3) :

“Positioning is the first body of thought to come to grips with the problems of communicating in a overcommunicated society”

PositioningmerupakansesuatuyangAndalakukanterhadappikiran calonkonsumen,yaknimenempatkanprodukitupadapikirancalonkonsumen melaluikomunikasi.

MenurutHermawanKartajaya (2004:11):

“The strategyforleadingyourcustomers credibly.”

Yaituupayamengarahkanpelanggansecarakredibel.Hermawanberpendapat bahwapositioningmerupakanbeingstrategy,taklainadalahupaya

kitauntukmembangundanmendapatkankepercayaanpelanggan.

MenurutKotler(2007:375)adalahtindakanmerancangtawarandancitraperus ahaansehinggamenempatiposisiyangkhas(dibandingkanpara

pesaing)didalambenakpelanggansasarannya.Hasilakhirpositioningadalah terciptanyaproporsinilaiyangpas,yangmenjadialasanbagipelangganuntuk membeli.

MenurutRhenaldKasali(1998:256),positioningadalahstrategikomunikasiu ntukmemasukijendelaotakkonsumen,agarproduk/merek/namasuatuprodukmeng andungartitertentuyangdalambeberapasegimencerminkan


(6)

keunggulanterhadapproduk/merek/namalaindalambentukhubunganasosiatif.

MenurutHermawanKartajaya,Yuswohady,JackyMussrydan

Taufik(2004:62) ada empat kriteria untuk menentukan positioning berdasarkankajianterhadap4CDiamonddalammodelSustainableMarket-ing Enterprise.Keempatkriteriatersebutadalah:Customer,Company,Competitor, dan Change.

1. Didasarkanpadakajianataspelanggan(Customer).Positioningharus dipersepsisecarapositifolehparapelanggandanmenjadi“reasontobuy” mereka.

2. Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dari kekuatan internal perusahaan (Company). Dikatakan bahwa positioning seharusnya mencerminkankekuatandankeunggulankompetitifperusahaan.

3. Didasarkanpadakajianataspesaing(Competitor).Positioningharuslah bersifatunik,sehinggadapatdenganmudahmendiferensiasikandiridari parapesaing.

4. Didasarkanpadakajianatasperubahan yangterjadidalamlingkungan bisnis.Positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan, perilakupelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Didasarkanpadakajianatasperubahanyangterjadidalamlingkungan bisnis,positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai


(7)

perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan,perilaku pelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Penempatanposisi(positioning)menjelaskanstrategimengenaicarabagaima na perusahaan membedakan produknya dibandingkan dengan pesaingdidalambenakkonsumen.Positioningdilakukanuntukmenciptakan

citrabaikyang diharapkan perusahaan, maksudnya adalah keterkaitan langsungdenganbagaimanakomsumenyangberadapadasegmenpasartertentu atau spesifikasiperusahaandalammempersepsikanproduk perusahaan.

Jadi,positioningadalahtindakanuntukmendapatkancelahdibenak konsumenagarkonsumenmemilikipersepsidancitrayangkhususterhadap produkdanperusahaan.

2.3 ProductPositioningStrategy

Dalam proses positioning selaludimulai product positioning. Pendapat ini

dikemukakanolehRegis Mc Kenna(1985)dalamYuli

Prihartini(2008:20)yangjugamengemukakandefinisiproductpositioning sebagaiberikut:

Thepositioningprocessshouldbeginwiththeproductthemselves.Togainastron gproductpositioning,acompanymustdifferentiateitsproductfromallotherproductso nthemarket.Thegoalistogivetheproductauniquepositioninthemarketplace.

Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioningharusdimulaidenganprodukitusendiri.Untukmencapai product


(8)

positioningyang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasidalambanyakfaktoryaitu:teknologi,harga,kualitas,saluran distribusi atausasarankonsumennya.

Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang meletakkancitra baikprodukdidalambenakkonsumensehinggaproduktersebut terlihatlebihungguldariprodukpesaing.Yangmenjadiperhatianpenting adalah bagaimanacaraagarkonsumendapatmemilikikesamaanpersepsi

denganperusahaantentangprodukyangditawarkantersebut.

Beberapa strategipositioningproduk yang dapat dilakukan oleh perusahaandalamkegiatanpemasaranproduknyakepadapasarsasarannya:

(Kotler,2006:265dalamYuli Prihartini2008:21)

1. Penentuanposisimenurutatribut 2. Penentuanposisimenurutmanfaat

3. Penentuanposisimenurutpenerapandanpenggunaan 4. Penentuanposisimenurutpemakai

5. Penentuanposisimenurutpesaing

6. Penentuanposisimenurutkategoriproduk 7. Penentuanposisimenurutharga

2.3.1. Positioning Berdasarkan Atribut


(9)

produkyanglebihungguldibandingkandenganpesaingnya.Menurut

FandyTjiptonodalamFrendyPrasetya (2011:44),pemosisianberdasarkan ciri-ciriyaitudenganjalanmengasosiasikansuatuprodukatribut

tertentu,ciri,karakteristikkhususataudenganmanfaatbagipelanggan.Pemilihanatri butyangakandijadikanbasispositioningharusdilandaskan pada 6kriteriatersebut:

1. Derajatkepentingan(importance),artinyaatributtersebutsangat bernilaidimatapelanggan.

2. Keunikan (distinctiveness), artinya atribut tersebut tidak ditawarkanperusahaanlain.Bisapulaatributitudikemassecara

lebihjelasolehperusahaandibandingkanpesaingnya.

3. Dapatdikomunikasikan(communicability),artinyaatributtersebut dapatdikomunikasikansecarasederhanadanjelas,sehingga pelanggandapatmemahaminya.

4. Preemptive,artinyaatributtersebuttidakdapatditiruoleh pesaingnya. 5. Terjangkau(affordability),artinyapelanggansasaranakanmampu

membayar perbedaanataukeunikanatribut tersebut. Setiap tambahanbiayaataskarakteristikkhususdipandangsepadannilai

tambahnya.

6. Kemampulabaan (profitability), artinya perusahaan mampumemperoleh tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.

2.3.2PositioningberdasarkanManfaat

Cara ini memiliki maksud bahwa produk diposisikan sebagai pemimpindalamsuatumanfaattertentuataulebih dikaitkandengan manfaatlebihyangdiberikandarisuatuproduk.Positioining manfaat didasarkan


(10)

pada Keunggulan yang dimiliki produk dalam memuaskan kebutuhan, keinginan selera konsumen.

2.3.3PositioningberdasarkanPenerapandanPenggunaan

Carainidilakukandenganmenonjolkanseperangkatnilaipenggunaan danpenerapan.Pemposisianyangdilandasipenggunaanataupenerapan produkdapatmenggunakanstrategipemposisianbergandawalaupun

setiappenambahanstrategiberartimengundangkesulitandanresiko.Seringkalistrat

egi positioning berdasarkan penggunaan digunakan

sebagaiposisikeduaatauketigayangdidesainuntukmengembangkan pasar.

2.3.4PositioningberdasarkanPemakai

Iniberartimemposisikanprodukyangterbaikuntuksejumlah kelompok pemakaiataudengankatalainproduklebihditujukanpadasebuah

komunitasataulebih.Ataudengankatalainpositioningmenurut

pemakaidilakukandenganmengasosiasikanprodukdengankepribadian atautipe pemakaiproduk.

2.3.5PositioningberdasarkanPesaing

Yaitudikaitkandenganposisipersaingandenganpesaingpertama.Seringkalip emposisianjenisiniadalahuntukmeyakinkankosumen


(11)

bahwasuatumereklebihbaikdaripadamerekpemimpinpasaruntukciri-ciritertentu.Produksecarakeseluruhanmenonjolkannamamereknya secarapenuhdandiposisikanlebihbaikdaripada pesaingnya.

2.3.6PositioningberdasarkanKategoriProduk

Carainidilakukandenganmemposisikanproduksebagaipemimpin

dalamkategoriproduk.Kategori produk dapat dikelompokkan dalam kategori minuman dan makanan, kategori produk rumah tangga, kategori obat-obatan, kategori perawatan pribadi, kategori perlengkapan rumah, katergori otomotif, kategori perbankan, kategori transport dan sebagainya.

Berdasarkankonsumenyangmengunakannya,produkdibagike dalamduakategori,yaitu:

(Laksana,2008:69-73dalamBintua,2011:10) • BarangKonsumsi(consumers goods) BarangIndustri(capitalgoods)

Produk b a w a n g g o r e n g M d n - C r i s p y 2 2 merupakanbarangkonsumsi.Klasifikasibarang konsumsi:

a. Barangkebutuhansehari-hari(convenience goods), yaitubarangyang padaumumnyaseringkalidibeli,segeradanmemerlukanusahayang

sangatkeciluntukmembelinya.

b. Barangbelanjaan(shoppinggoods)yaitubarangyangdalamproses

memilihdanmembelinyadandibeliolehkonsumendengancaramembandin g-bandingkanberdasarkesesuaian,mutu,harga,dan modelnya.


(12)

unikataumerekkhasdimanakelompokkonsumenbersediaberusaha keras untukmembelinya.

2.3.7PositioningberdasarkanHarga

Yaitupositioningyangberusahamenciptakankesanataucitraberkualitastingg ilewathargatinggiatausebaliknyamenekankanhargamurah

sebagaiindikatornilai.Disiniprodukdiposisikanmemberikannilaiyang terbaik.

2.4 Langkah – Langkah Dalam Positioning

Langkah-langkah dalam positioning terdiri dari :

(Amir , 2005:126)

2.4.1 Produk

Aspek-aspek yang bisa membuat produk berbeda cukup banyak.Mulai dari bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian hingga daya tahan.Menurut Kotler (2009) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Sedangkan menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that


(13)

bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, 283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

2.4.2 Pelayanan (service)

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan mesin


(14)

sacara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan. Ada beberapa pengertian tentang Pelayanan, antara lain :Setiap perusahaan membuat harapan dan tuntutan tertentu bagi setiap karyawannya dalam konteks memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Meskipun seringkali harapan dari masing-masing perusahaan itu mirip satu sama lain. Untuk mengetahui apa itu pelayanan lebih lanjut, maka akan diuraikan pengertian pelayanan. Istilah service mengandung banyak definisi dan makna bagi setiap orang.

Kotler (2000:428), “A service is any act or performance that one party can over to other is essencially intangible and does not result in the ownership of anything. It’s production or may not be tied a physical product”. Dapat diartikan bahwa setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Sugiarto (2002:36), menyatakan pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkat kepuasan hanya dapat dirasakan oleh yang melayani maupun dilayani.

“Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat” (Munir, 2002; 17).


(15)

Menurut Majid (2008: 35) Pelayanan adalah :

1. Sebuah kata kerja yang bersifat aktif bukan pasif, dinamis bukan statis, proaktif bukan reaktif, tanggap dan peduli terhadap orang lain bukan cuek, mau menolong orang lain bukan diam atau menghindar.

2. Pelayanan adalah suatu tindakan nyata dan segera menolong orang lain ( pelanggan, mitra kerja, mitra bisnis, dan sebagainya) disertai dengan senyuman yang ramah dan tulus.

2.4.3 Saluran Distribusi

Ada pula perusahaan yang menonjolkan perbedaannya lewat saluran distribusi.Misalnya saluran yang peliputannya (coverage) sangat luas.Tetapi, ada pula yang ingin berbeda justru karenan hanya ingin hadir di beberapa tempat tertentu saja, tidak di banyak tempat.

Menurut Kotler (2007:122), saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Menurut Nitisemito (1993, 102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga-lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang ata produsen ke konsumen.

Sedangkan menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.


(16)

Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor, adalah:

1. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.

2. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.

3. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakuka

4. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.

Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik. Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler (1997:531) adalah

Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang

konsumen dan pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.

Promotion, yaitu pengembangan dan penyebara


(17)

Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan. • Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.

Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui

Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi / orang lain.

Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang

dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke

Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana unt

dalam pekerjaan saluran distribusi.

Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi. 2.4.4 Citra (image)

Perbedaan melalui citra mungkin bisa dianggap unsur penting dalam positioning. Soalnya, aspek citra punya peran penting dalam mendukung konsep positioning, semakin sesuai citra yang dibangun dengan positioning yang ditetapkan, semakain mudah konsumen melihat perbedaan yang diharapkan pelanggan.. Citra adalah perusahaan di mata publik.Citra adalah sebuah cerminan dari identitas sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah organisasi atau perusahaan dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-beda di mata publik yang berberbeda-beda-berbeda-beda pula.


(18)

Menurut Henslowe (2000:2), citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian menurut Kasali (2003:30) mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.

Image (citra) yang baik dan powerful merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan manapun karena citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan memberikan banyak sekali manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Siswanto Sutojo dalam Arafat (2006 :12) sebagai berikut :

1. Mid and ling term sustainable competition position

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang maupun jasa, dengan memiliki corporate image yang positif maka hal ini dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan. Citra perusahaan yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan saingan tidak akan mudah menjiplak apa yang kita lakukan.

2. An insurance for adverse time

Ketika sebuah perusahaan berada pada masa kritis dan terlilit oleh masalah dan tercium oleh pihak media massa, maka dalam waktu singkat masyarakat luas akan mengetahuinya. Oleh karena perusahaan memiliki image yang baik, maka sebagian besar masyarakat dapat memahami dan memaafkan kesalahan yang dialami oleh perusahaan tersebut yang menyebabkan mereka krisis.


(19)

3. Attracting the best executives available

Perusahaan yang memiliki citra positif tidak akan pernah mendapat kesulitan yang berarti dalam merekrut karyawan-karyawan yang handal.

4. Increasing the effectiveness of marketing instrument

Dalam banyak kejadian, image baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk. Pencitraan positif akan membuat konsumennya semakin loyal dan memiliki harapan ketika perusahaan akan menerjunkan produk atau merek baru.

5. Cost saving

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, perusahaan dengan citra positif akan mudah dalam merekrut karyawan handal sehingga mengakibatkan perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana ekstra untuk proses recruitment dan training bagi karyawan tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan hanya membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit untuk mempromosikan produk mereka ke pasar (khalayak).

2.4.5 Karyawan

Karyawan merupakan orang yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan dengan balas jasa atau uang.Perusahaan-perusahaan tertentu menganggap karyawan adalah variabel yang sangat penting sebagai pembeda.Menurut Undang-Undang Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 dikatakan bahwa karyawan adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan


(20)

profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya.

Senada dengan hal tersebut menurut Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang Pokok Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Manulang, 2002: 3).

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana. Menurut Subri (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduuk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangkan Hasibuan (2007:11) mendefinisikan karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian.

2.5 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang menjadi referensi untuk peneliti melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut :


(21)

No Peneliti Judul Hasil 1 Arif Bayu

Nugraha (2012)

Langkah – langkah Menetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta Pasca Perubahan Logo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah menetapkan positioning yang dilakukan oleh Telkom Flexi Yogyakarta setelah pergantian logo adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan, mendata kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi pesaing, menentukan standar evaluasi, menetapkan daerah yang potensial, mengidentifikasi kesenjangan posisi, merencanakan dan

melaksanakan strategi positioning. 2 Hanggoro

Sapung (2008)

Pelaksanaan Strategi Positioning Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang

Dari hasil kuesioner responden terhadap pelaksanaan strategi positioning pada rumah makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang" Pelaksanaan strategi positioning secara keseluruhan telah efektif, karena dilihat responden yang merasakan

rangsangan dari beberapa cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan suatu pesan guna menanamkan citra dalam pikiran konsumen menunjukkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan harapan dari manajemen" Selain itu pelaksanaan tersebut jugasudah sesuai dengan teori relevan yang dipaparkan oleh pakar-pakar manajemen pemasaran baik di dalam negeri maupun dari luar negeri"


(22)

3 Yuli Prihartini (2008) Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Handphone Nokia

Hubungan antara Positioning dengan keputusan pembelian konsumen, berdasarkan uji

korelasi Rank Spearman diperoleh nilai 0,656 artinya terdapat

hubungan yang kuat dan positif antara positioning dengan

keputusan pembelian konsumen. 4 Akbarsyah S.

Anwar (2013) Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Coffee Toffe Urip Sumoharjo di Makassar

Hasil dari penelitian menggunakan SPSS 15.00 menunjukkan bahwa seluruh variabel Strategi

Positioning berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian adalah variable pesaing produk.

5 Devy Praty Ariani Tucunan (2010) Pengaruh Positioning Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua di Desa Randuagung Gresik

Variabel Atribut, manfaat, dan harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek Aqua secara

simultan.Variabel Atribut, manfaat, dan harga mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek Aqua di Desa Randuagung Gresik.


(1)

Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan. • Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan. Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui

Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi / orang lain.

Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke

Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana unt dalam pekerjaan saluran distribusi.

Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

2.4.4 Citra (image)

Perbedaan melalui citra mungkin bisa dianggap unsur penting dalam positioning. Soalnya, aspek citra punya peran penting dalam mendukung konsep positioning, semakin sesuai citra yang dibangun dengan positioning yang ditetapkan, semakain mudah konsumen melihat perbedaan yang diharapkan pelanggan.. Citra adalah perusahaan di mata publik.Citra adalah sebuah cerminan dari identitas sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah organisasi atau perusahaan dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-beda di mata publik yang berberbeda-beda-berbeda-beda pula.


(2)

Menurut Henslowe (2000:2), citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian menurut Kasali (2003:30) mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.

Image (citra) yang baik dan powerful merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan manapun karena citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan memberikan banyak sekali manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Siswanto Sutojo dalam Arafat (2006 :12) sebagai berikut :

1. Mid and ling term sustainable competition position

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang maupun jasa, dengan memiliki corporate image yang positif maka hal ini dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan. Citra perusahaan yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan saingan tidak akan mudah menjiplak apa yang kita lakukan.

2. An insurance for adverse time

Ketika sebuah perusahaan berada pada masa kritis dan terlilit oleh masalah dan tercium oleh pihak media massa, maka dalam waktu singkat masyarakat luas akan mengetahuinya. Oleh karena perusahaan memiliki image yang baik, maka sebagian besar masyarakat dapat memahami dan memaafkan kesalahan yang dialami oleh perusahaan tersebut yang menyebabkan mereka krisis.


(3)

3. Attracting the best executives available

Perusahaan yang memiliki citra positif tidak akan pernah mendapat kesulitan yang berarti dalam merekrut karyawan-karyawan yang handal.

4. Increasing the effectiveness of marketing instrument

Dalam banyak kejadian, image baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk. Pencitraan positif akan membuat konsumennya semakin loyal dan memiliki harapan ketika perusahaan akan menerjunkan produk atau merek baru.

5. Cost saving

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, perusahaan dengan citra positif akan mudah dalam merekrut karyawan handal sehingga mengakibatkan perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana ekstra untuk proses recruitment dan training bagi karyawan tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan hanya membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit untuk mempromosikan produk mereka ke pasar (khalayak).

2.4.5 Karyawan

Karyawan merupakan orang yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan dengan balas jasa atau uang.Perusahaan-perusahaan tertentu menganggap karyawan adalah variabel yang sangat penting sebagai pembeda.Menurut Undang-Undang Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 dikatakan bahwa karyawan adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan


(4)

profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya.

Senada dengan hal tersebut menurut Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang Pokok Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Manulang, 2002: 3).

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana. Menurut Subri (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduuk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangkan Hasibuan (2007:11) mendefinisikan karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian.

2.5 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang menjadi referensi untuk peneliti melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut :


(5)

No Peneliti Judul Hasil

1 Arif Bayu

Nugraha (2012)

Langkah – langkah Menetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta Pasca Perubahan Logo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah menetapkan positioning yang dilakukan oleh Telkom Flexi Yogyakarta setelah pergantian logo adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan, mendata kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi pesaing, menentukan standar evaluasi, menetapkan daerah yang potensial, mengidentifikasi kesenjangan posisi, merencanakan dan

melaksanakan strategi positioning.

2 Hanggoro

Sapung (2008)

Pelaksanaan Strategi Positioning Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang

Dari hasil kuesioner responden terhadap pelaksanaan strategi positioning pada rumah makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang" Pelaksanaan strategi positioning secara keseluruhan telah efektif, karena dilihat responden yang merasakan

rangsangan dari beberapa cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan suatu pesan guna menanamkan citra dalam pikiran konsumen menunjukkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan harapan dari manajemen" Selain itu pelaksanaan tersebut jugasudah sesuai dengan teori relevan yang dipaparkan oleh pakar-pakar manajemen pemasaran baik di dalam negeri maupun dari luar negeri"


(6)

3 Yuli Prihartini (2008) Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Handphone Nokia

Hubungan antara Positioning dengan keputusan pembelian konsumen, berdasarkan uji

korelasi Rank Spearman diperoleh nilai 0,656 artinya terdapat

hubungan yang kuat dan positif antara positioning dengan

keputusan pembelian konsumen.

4 Akbarsyah S.

Anwar (2013) Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Coffee Toffe Urip Sumoharjo di Makassar

Hasil dari penelitian menggunakan SPSS 15.00 menunjukkan bahwa seluruh variabel Strategi

Positioning berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian adalah variable pesaing produk.

5 Devy Praty

Ariani Tucunan (2010) Pengaruh Positioning Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua di Desa Randuagung Gresik

Variabel Atribut, manfaat, dan harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek Aqua secara

simultan.Variabel Atribut, manfaat, dan harga mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek Aqua di Desa Randuagung Gresik.