Pelaksanaan Langkah-Langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22

(1)

PELAKSANAAN LANGKAH-LANGKAH POSITIONING

PRODUK BAWANG GORENG INOVATIF

PADA MDN-CRISPY 22

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (SI)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

ICHWANNUL MUSLIMIN 100907098


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Ichwannul Muslimin

NIM : 100907098

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Pelaksanaan Langkah-Langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22

Medan, Juni 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Ir. Eddy Aswari, MM Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA NIP : 081180551 NIP : 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Badaruddin, Msi NIP : 19680525199203100


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Langkah-Langkah Positioning ”.

Skiripsi ini disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) pada Program Studi Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan dari berbagai pihak, terutama penulis khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk orang tua tersayang Amri

Idrus, Achmad Fuad, Rohayani Lubis dan Fatmawani Lubisatas kasih sayang,

pengorbanan,financial, dukungan dan doa tulus serta saudara tersayangIstiqla,

Irma Yani Idrus, Iqbal Tawaqqal, Ibnu Hajar dan Imam Habibiyang telah

memberikan dukungan dan hiburan untuk penulis. Pada kesempatan inijuga penulis ingin mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan penelitian ini.


(4)

3. Bapak M. Arifin Nasution Sos. M.sp, Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Bapak Eddy Aswari, MM, Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 6. Kak Siswanti, yang selau memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan

dukungan serta hal-hal positif untuk menjadikan penulis menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

7. Bang Farid dan seluruh Staf karyawan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan kemudahan dalam persiapan berkas-berkas selama perkuliahan.

8. Bapak Koad, Ibu Tiwi dan Pak Abdi serta seluruh karyawan yang telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk melakukan penilitian ini. 9. Teman seperjuangan Frans Kristanto, Hafiza Adlina, Amar Mira, Agus

Septian, Okky Novendra, Vandi Jufri Marpaung, Abdi Agus Herlambang dan Dannis Septen yang telah memberikan hiburan dan semangat kepada penulis. 10.Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan


(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2014 Penulis

Ichwannul Muslimin NIM. 100907098


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRAK... xi

ABSTRACT……… xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitan... 6

BAB II KERANGKA TEORI Kerangka Teori... 7

2.1 Pemasaran ... 7

2.1.1 Definisi Pemasaran... 7

2.1.2 Unsur Strategi Pemasaran... 8

2.1.3 Tiga Langkah Pokok Inti Pemasaran Strategis... 10

2.2Positioning ... 10

2.2.1 Pengertian Positioning... 11

2.3 Product Positioning Strategy ... 13

2.3.1Positioning Berdasarkan Atribut ... 14

2.3.2Positioning Berdasarkan Manfaat ... 15


(7)

2.3.4 Positionng Berdasarkan Pemakai...16

2.3.5 Positioning Berdasarkan Pesaing...16

2.3.6 Positioning Berdasarkan Katergori Produk... 17

2.3.7 Positioning Berdasarkan Harga... 18

2.4Langkah-Langkah Positioning ... 18

2.4.1Produk ... 18

2.4.2Pelayanan ... 19

2.4.3 Saluran Distribusi... 21

2.4.4 Citra... 23

2.4.5 Karyawan... 25

2.5 Penelitian Terdahulu ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitan...30

3.3 Lokasi Penelitian... 31

3.3Infoman Penelitian... 31

3.4Defenisi Konsep... 32

3.5Teknik Pengumpulan Data... 34

3.6Teknik Analisis Data... 35

BAB IV HASIL PENELITAN 4.1Gambaran UmumLokasiPenelitian... 37


(8)

4.1.2 VisidanMisi ... 39

4.1.3 Lokasi Usaha ... 40

4.1.4 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas... 40

4.1.5 Sumber Daya Manusia... 43

4.1.6 Sarana dan Prasarana... 44

4.1.7 Pengadaan Bahan Baku... 46

4.1.8 Proses Produksi... 46

4.2 Identitas Informan... 48

4.3 Analisis Data... 54

4.3.1 Perbedaan Produk Mdn-Crispy 22 dengan Produk Pesaing Sejenis... 55

4.3.2 Standard Baku Pengelolaan Produk... 56

4.3.3Kesalahan Dalam Pengelolaan Produk... 58

4.3.4 Jenis-Jenis Pelayanan di Mdn-Crispy 22... 59

4.3.5 Kesesuaian Kemampuan Karyawan Dengan Standard Pelayanan yang Diterapkan di Mdn-Crispy 22... 61

4.3.6 Kegiatan Distribusi Produk dari Mdn-Crispy 22... 62

4.3.7 Kesulitan Dalam Mendistribusikan Produk dari Mdn-Crispy 22... 63

4.3.8 Penilaian Konsumen Terhadap Produk Mdn-Crispy 22... 64

4.3.9 Ethos kerja Karyawan di Mdn-Crispy 22... 66

4.3.10 Pembagian Tanggung Jawab dan Hak Karyawan... 66


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………... 71 5.2 Saran……… 72


(10)

DAFTAR TABEL


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data... 36


(12)

PELAKSANAAN LANGKAH-LANGKAH POSITIONING PRODUK BAWANG GORENG INOVATIF PADA MDN-CRISPY 22

Nama : Ichwannul Muslimin Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ir. Eddy Aswari, MM

Abstrak

Mdn-Crispy 22 merupakan salah satu dari usaha kreatif yang memproduksiBawang Goreng inovatif. Bawang Goreng Crispyini dalam menyajikan bawang gorengnya dilaksanakan secara berbeda dan lebih istimewa dibanding bawang goreng biasanya.Bawang Crispy menjadi bawang goreng yang istimewa karena selain gurih dan enak, proses pembuatannya mulai dari bahan baku, racikan bumbu tradisionalnya, proses penggorengan hingga standar kemasannya kami lakukan dengan mengutamakan keselamatan kesehatan dan kualitas.

Ditengahpersaingan usaha dan bisnis pada saat ini berusaha untuk menambah pangsa pasar dan untuk meningkatkan volume penjualan.Mdn-Crispy 22 ingin membidik segmen pasar yang lebih luas. Segmen pasar yang ingin dituju oleh Mdn-Crispy 22 adalah segmen pasar seluruh masyarakat di sumatera utara dan usaha – usaha kuliner yang membutuhkan bawang goreng sebagai penambah cita rasa dalam makanannya .

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi.Informan dalam penelitian ini adalah Pemilik usaha Mdn-Crispy 22.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif kualitatif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah menetapkan positioning produk bawang goreng crispy dari Mdn-Crispy 22.Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah menetapkan positioning yang dilakukan oleh Mdn-Crispy adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan dan sesuai keinginan pasar, Membuat standar pengeloaan produk, menentukan standar evaluasi, menentukan tipe pelayanan, menentukan saluran distribusi, merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan efektifitas dalam kegiatan distribusi maka diperlukan peningkatan dari sarana dan pra sarana pendukung dari kegiatan distribusi dan Untuk memperbesar pasar dari Mdn-Crispy 22 maka Mdn-Mdn-Crispy 22 perlu melaksanakan kegiatan bauran pemasaran..


(13)

IMPLEMENTATION STEPS OF POSITIONING

INNOVATIVE PRODUCTS FRIED ONIONS IN CRISPY MDN-22 Name : Ichwannul Muslimin

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Ir. Eddy Aswari, MM

ABSTRACT

Crispy Mdn-22 is one of the creative effort that produces innovative Fried Onions. The Crispy Fried Onions in presenting fried onions implemented differently and more special than usual fried onions.Crispy fried onions become special onion because in addition to savory and delicious, the manufacturing process from raw materials, blends traditional seasoning, frying up to standard packaging process with the safety and quality of health care.

In the Middle of competition and business at the moment trying to increase market share and to increase sales volume.Crispy Mdn-22 want to target a wider market segment. Segment of the market you want to target by-Crispy Mdn 22 is the entire market segment of society in North Sumatra and businesses that require culinary fried onions as a flavor enhancer in food.

This research is qualitative descriptive approach. The technique of collecting data using interviews and documentation. Informants in this study are business owners and employees Crispy Mdn-22. Analysis of the data used in this research is descriptive qualitative analysis. The purpose of this study was to determine the steps set the product positioning of crispy fried onions Crispy Mdn-22.The results showed that the steps of positioning measures undertaken by Crispy Mdn-22 is to define the relevant product market and the market as you wish, Make management of product standards, determine the evaluation standards, determines the type of service, define the distribution channel, plan and implement the positioning strategy.Advice can be given in this study isto improve effectiveness in distribution activities it would require an increase of facilities and supporting infrastructuredistribution activities and to enlarge the market of Crispy Mdn-22, then Crispy Mdn-22 need to carry out the activities of the marketing mix .


(14)

PELAKSANAAN LANGKAH-LANGKAH POSITIONING PRODUK BAWANG GORENG INOVATIF PADA MDN-CRISPY 22

Nama : Ichwannul Muslimin Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ir. Eddy Aswari, MM

Abstrak

Mdn-Crispy 22 merupakan salah satu dari usaha kreatif yang memproduksiBawang Goreng inovatif. Bawang Goreng Crispyini dalam menyajikan bawang gorengnya dilaksanakan secara berbeda dan lebih istimewa dibanding bawang goreng biasanya.Bawang Crispy menjadi bawang goreng yang istimewa karena selain gurih dan enak, proses pembuatannya mulai dari bahan baku, racikan bumbu tradisionalnya, proses penggorengan hingga standar kemasannya kami lakukan dengan mengutamakan keselamatan kesehatan dan kualitas.

Ditengahpersaingan usaha dan bisnis pada saat ini berusaha untuk menambah pangsa pasar dan untuk meningkatkan volume penjualan.Mdn-Crispy 22 ingin membidik segmen pasar yang lebih luas. Segmen pasar yang ingin dituju oleh Mdn-Crispy 22 adalah segmen pasar seluruh masyarakat di sumatera utara dan usaha – usaha kuliner yang membutuhkan bawang goreng sebagai penambah cita rasa dalam makanannya .

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi.Informan dalam penelitian ini adalah Pemilik usaha Mdn-Crispy 22.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif kualitatif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah menetapkan positioning produk bawang goreng crispy dari Mdn-Crispy 22.Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah menetapkan positioning yang dilakukan oleh Mdn-Crispy adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan dan sesuai keinginan pasar, Membuat standar pengeloaan produk, menentukan standar evaluasi, menentukan tipe pelayanan, menentukan saluran distribusi, merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan efektifitas dalam kegiatan distribusi maka diperlukan peningkatan dari sarana dan pra sarana pendukung dari kegiatan distribusi dan Untuk memperbesar pasar dari Mdn-Crispy 22 maka Mdn-Mdn-Crispy 22 perlu melaksanakan kegiatan bauran pemasaran..


(15)

IMPLEMENTATION STEPS OF POSITIONING

INNOVATIVE PRODUCTS FRIED ONIONS IN CRISPY MDN-22 Name : Ichwannul Muslimin

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Ir. Eddy Aswari, MM

ABSTRACT

Crispy Mdn-22 is one of the creative effort that produces innovative Fried Onions. The Crispy Fried Onions in presenting fried onions implemented differently and more special than usual fried onions.Crispy fried onions become special onion because in addition to savory and delicious, the manufacturing process from raw materials, blends traditional seasoning, frying up to standard packaging process with the safety and quality of health care.

In the Middle of competition and business at the moment trying to increase market share and to increase sales volume.Crispy Mdn-22 want to target a wider market segment. Segment of the market you want to target by-Crispy Mdn 22 is the entire market segment of society in North Sumatra and businesses that require culinary fried onions as a flavor enhancer in food.

This research is qualitative descriptive approach. The technique of collecting data using interviews and documentation. Informants in this study are business owners and employees Crispy Mdn-22. Analysis of the data used in this research is descriptive qualitative analysis. The purpose of this study was to determine the steps set the product positioning of crispy fried onions Crispy Mdn-22.The results showed that the steps of positioning measures undertaken by Crispy Mdn-22 is to define the relevant product market and the market as you wish, Make management of product standards, determine the evaluation standards, determines the type of service, define the distribution channel, plan and implement the positioning strategy.Advice can be given in this study isto improve effectiveness in distribution activities it would require an increase of facilities and supporting infrastructuredistribution activities and to enlarge the market of Crispy Mdn-22, then Crispy Mdn-22 need to carry out the activities of the marketing mix .


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dunia bisnis dan industri sudah semakin berkembang, terbukti dengan banyaknya bermunculan bisnis dengan mengedepankan inovasi baik terhadap produknya ataupun terhadap strategi pemasaran produknya.Perusahan menerapkan seluruh inovasi produk dan strategi pemasaran dimaksudkan untuk pencapaian tujuan usaha dan untuk menciptakan eksistensi dari perusahaan tersebut.Dari segi bisnis untuk menghadapi persaingan, para pelaku bisnis harus terus dituntut menemukan dan membutuhkan strategi yang tepat, untuk mengantisipasi, mempertahankan usahanya dan dapat unggul dalam persaingan dengan usaha lainnya. Dimasa ini dunia bisnis dan industri tidak hanya dihuni oleh sekumpulan perusahaan besar yang memiliki modal yang besar untuk menguasai pasar tetapi juga mulai banyak bermunculan usaha – usaha kecil dengan modal yang kecil pula. Usaha – usaha kecil ini bermunculan diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain : ketidakmampuan perusahaan besar memenuhi keinginan pasar secara menyeluruh, keinginan dari pasar yang semakin berkembang, terbukanya kesempatan dengan banyaknya bank – bank yang memberi pinjaman untuk mendirikan usaha kecil, ketidak tersediannya lapangan kerja yang luas.

Usaha kecil sesuai dengan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan


(17)

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atapun usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima pulu juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasi industri berdasarkan jumblah tenaga pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20 – 99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999 :250).

Masyarakat-pun dewasa ini semakin berkembang terbukti dengan banyaknya permintaan masyarakat terhadap jenis – jenis produk ataupun layanan. Oleh sebab itu usaha – usaha yang adapun harus memperhatikan keinginan dari masyarakat tersebut seperti : keinginan dari masyarakat akan produk yang inovatif, pelayanan yang sigap dan sesuai dengan keingginan masyarakat. Setelah mengetahui keingginan dari masyarakat tersebut maka usaha harus memenuhi keinginan dari masyarakat karena maka akan berdampak terhadap peningkatan laba usaha dan mempertahankan posisi usaha dalam persaingan usaha kuliner.


(18)

dengan kuliner mulai dari usaha pinggir jalan sampai usaha restoran mewah.Usaha kuliner adalah satu satu usaha yang menjanjikan yang dikarenakan keuntungan yang diperoleh cukup cepat dan pengelolaan usaha yang mudah.Hampir diseluruh daerah terdapat usaha kuliner baik yang sifatnya adalah usaha kuliner yang menjual makanan – makanan khas dari daerah masing – masing sampai ke usaha kuliner yang menjual makanan – makanan internasional. Kualitas produk dan pelayanan bagi usaha kuliner sangatlah penting karena dengan memperhatikan hal tersebut dan selalu memperbaikinya maka akan membantu usaha tersebut untuk berkembang dan bertahan pada persaingan usaha kuliner. Peningkatan jumlah pelaku bisnis kuliner tentunya menimbulkan persaingan tersendiri, mulai dari penentuan lokasi usaha yang dekat dengan pasar, penentuan kualitas produk dan bahan baku, karakteristik produk, strategi pemasaran, pelayanan, yang tujuannya menarik konsumen.

Mdn - Crispy 22 merupakan usaha rumahan yang bergerak dibagian kuliner yang menjual berbagai jenis olahan bawang merah goreng seperti: bawang goreng original, bawang goreng pedas, bawang goreng teri medan, dan abon udang. Bawang goreng terbuat dari bahan baku berupa bawang merah segar yang diperoleh dari dataran tinggi Samosir, Sumatera Utara. Bawang merah Samosir terkenal dengan aroma dan cita rasanya yang khas. Bumbu yang digunakan untuk mengolah produk bawang goreng berasal dari bahan – bahan segar pilihan yang diproses secara tradisional dengan tetap memperhatikan kebersihan dan kesehatan. Usaha ini didirikan sejak tahun 2008 yang didirikan oleh Bapak Koad Komadi yang bertempat di Jalan Anugrah VII No.11 Komplek Cemara Abadi, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi


(19)

Sumatera Utara. Adapun alasan peneliti memilih Mdn – Crispy 22 sebagai lokasi penelitian adalah karena berdasarkan pra penelitian dan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti selama tujuh hari, peneliti menemukan kelemahan dalam usaha Mdn- Crispy 22 adalah sebagai berikut: promosi yang masih kurang dan pemposisian produk di pasar.

Pengertian Positioning menurut Ries & Trout (2002:3) :

“Positioning is the first body of thought to come to grips with the problems

of communicating in a overcommunicated society”

PositioningmerupakansesuatuyangAndalakukanterhadappikiran calonkonsumen,yaknimenempatkanprodukitupadapikirancalonkonsumen

melaluikomunikasi. Atas dasar pengertian tersebut dan masalah yang ditemukan oleh peniliti dalam pra penelitian maka diperlukan penetapan langkah – langkah pelaksanaan positioning untuk pencapaian tujuan usaha yaitu : mengenalkan produk ke calon konsumen, menempatkan produk di pikiran konsumen yang nantinya akan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk sehingga dapat menunjang kemajuan usaha dan eksistensi usaha.

Adapun peneliti memilih peneliti terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini adalah sebagai berikut : Tucunan,Devi Pratya Ariani dari Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2010 dengan judul penelitian : Pengaruh Positioning Product Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Air Minum Dalam Kemaasan Merek Aqua Di Desa Randuagung Gresik.Mengemukakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel atribut, manfaat, dan harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum


(20)

dalam kemasan merek aqua secara simultan. Variabelproduct positioningyaitu : atribut, manfaat, dan harga mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek aqua di Desa Randuagung Gresik. Variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek aqua di Desa Randuagung Gresik adalah variabel atribut.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melihat positioning dan analisis positioning pada usaha Mdn- Cprispy 22. Oleh karena ini maka peneliti menentukan judul penelitian sebagai berikut :“ Pelaksanann Langkah –

Langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22 Jalan Anugrah VII Kompleks Cemara Abadi, Keluraham Sampali, Kabupatem Deli Serdang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telat di uruikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana pelaksanaan langkah – langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22 Jalan Anugrah VII Kompleks Cemara Abadi, Keluraham Sampali, Kabupatem Deli Serdang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan oleh peneliti, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan langkah – langkah positioning Untuk Produk Bawang Goreng Inovatif Pada


(21)

Mdn-Crispy 22 Jalan Anugrah VII Kompleks Cemara Abadi, Keluraham Sampali, Kabupatem Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik sehingga dapat membantu untuk kedepannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang pemasaran khususnya positioning produk.

2. Bagi pemilik usaha untuk menjadi sumber informasi kepada pemilik usaha dalam melakukan positioning produk.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis untuk menjadi bahan masukan bagi jurusan dan menjadi refrensi tambahan bagi mahasiswa/i di masa yang akan datang.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan kemampuan seorang ahli peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalama menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan penelitian

Menurut Jogiyanto (2004:39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proporsi – proporsi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomenana atau fakta.Menurut Effendy (2004:224) teori berguna untuk menjadi titik tolak atau landasan berpikiri dalam memecahkan atau menyoroti masalah.Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksikan, dan menemukan keterpautan fakta – fakta yang ada secara sistematis.Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang digunakan adalah

2.1 Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler (1997:5) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial yang di dalam proses itu individu dan kelompok memperoleh sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Sunarto (2004:4) Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama utama pemasaran adalah


(23)

menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

2.1.2 Unsur Strategi Pemasaran

Dalam strategi pemasaran terdapat tiga komponen utama yaitu:

a) Diferensiasi

Diferensiasi berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan lain. Diferensiasi produk adalah semua usaha konkret yang dilakukan oleh perusahaan agar produk yang ditawarkan mempunyai suatu perbedaan yang positif dimata pelanggan berbeda dari yang ditawarkan pesaing.

b) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Strategi pemasaran suatu organisasi dibentuk oleh empat kombinasi yang disebut dengan bauran pemasaran (4P). Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan guna mengejar tingkat penjualan yang


(24)

diinginkan dalam pasar sasaran. Berikut adalaha bagian dari bauran pemasaran :

1) Product, yang dapat menjadi customer solution dalam arti produk

yanng dihasilkan oleh perusahaan nasabah memberikan solusi bagi konsumen individu, dan akan lebih baik apabila ditambah dengan produk atau layanan yang lain.

2) Price, harus dilihat sebagai costyang dikeluarkan konsumen dalam

membeli, menggunakan maupun menyimpan. Penetapan harga oleh produsen tidak akan berarti bila belum dihitung konsekuensi financial total yang menjadi beban konsumen. Kondisi tersebut berkembang sejalan dengan kemudahan informasi yang diperoleh bagi konsumen. 3) Place, lokasi berarti berhubungan dengan berbagai kegiatan

perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.

4) Promotion, yang dilakukan bersifat komunikasi dengan para

stakeholder, yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum melalui bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi dan pemasaran langsung.


(25)

c) Penjualan (Selling)

Hal terakhir yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara menjual produk tersebut. Menjual (selling) berbeda dengan memasarkan (marketing), selling mengacu pada usaha membuat konsumen membeli tawaran sesuai dengan strategi pemasaran. Taktik selling yang harus dilakukan adalah dengan menjual manfaat produk kepada konsumen, bukan lagi menjual features product.

2.1.3 Tiga Langkah Pokok Inti Pemasaran Strategis

Menurut Kotler (2007:45) hakikat dari pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning. Ketiga langkah ini sering disebut dengan STP ( Segmenting, Targeting, Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni mengidentifikasikan dan membutuhkan produk dan/ atau bauran pemasaran tersendiri.Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki dilayani.Langkah ketiga adalah positioning, yaitu tindakan positioning, yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dan produk di dalam pasar.

2.2 Positioning

Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP

(Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi

beberapa segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan memilih satu atau beberapa segmen pasar tersebut untuk dijadikan pasar sasaran,


(26)

selanjutnya adalah menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak konsumen.

2.2.1. Pengertian Positioning

Pengertian Positioning menurut Ries & Trout (2002:3) :

“Positioning is the first body of thought to come to grips with the

problems of communicating in a overcommunicated society”

PositioningmerupakansesuatuyangAndalakukanterhadappikiran calonkonsumen,yaknimenempatkanprodukitupadapikirancalonkonsumen melaluikomunikasi.

MenurutHermawanKartajaya (2004:11):

“The strategyforleadingyourcustomers credibly.”

Yaituupayamengarahkanpelanggansecarakredibel.Hermawanberpendapat bahwapositioningmerupakanbeingstrategy,taklainadalahupaya

kitauntukmembangundanmendapatkankepercayaanpelanggan.

MenurutKotler(2007:375)adalahtindakanmerancangtawarandancitraperus ahaansehinggamenempatiposisiyangkhas(dibandingkanpara

pesaing)didalambenakpelanggansasarannya.Hasilakhirpositioningadalah terciptanyaproporsinilaiyangpas,yangmenjadialasanbagipelangganuntuk membeli.

MenurutRhenaldKasali(1998:256),positioningadalahstrategikomunikasiu ntukmemasukijendelaotakkonsumen,agarproduk/merek/namasuatuprodukmeng andungartitertentuyangdalambeberapasegimencerminkan


(27)

keunggulanterhadapproduk/merek/namalaindalambentukhubunganasosiatif.

MenurutHermawanKartajaya,Yuswohady,JackyMussrydan

Taufik(2004:62) ada empat kriteria untuk menentukan positioning berdasarkankajianterhadap4CDiamonddalammodelSustainableMarket-ing Enterprise.Keempatkriteriatersebutadalah:Customer,Company,Competitor, dan

Change.

1. Didasarkanpadakajianataspelanggan(Customer).Positioningharus dipersepsisecarapositifolehparapelanggandanmenjadi“reasontobuy” mereka.

2. Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dari kekuatan internal perusahaan (Company). Dikatakan bahwa positioning seharusnya mencerminkankekuatandankeunggulankompetitifperusahaan.

3. Didasarkanpadakajianataspesaing(Competitor).Positioningharuslah bersifatunik,sehinggadapatdenganmudahmendiferensiasikandiridari parapesaing.

4. Didasarkanpadakajianatasperubahan yangterjadidalamlingkungan bisnis.Positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan, perilakupelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Didasarkanpadakajianatasperubahanyangterjadidalamlingkungan bisnis,positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai


(28)

perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan,perilaku pelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Penempatanposisi(positioning)menjelaskanstrategimengenaicarabagaima na perusahaan membedakan produknya dibandingkan dengan pesaingdidalambenakkonsumen.Positioningdilakukanuntukmenciptakan

citrabaikyang diharapkan perusahaan, maksudnya adalah keterkaitan langsungdenganbagaimanakomsumenyangberadapadasegmenpasartertentu atau spesifikasiperusahaandalammempersepsikanproduk perusahaan.

Jadi,positioningadalahtindakanuntukmendapatkancelahdibenak konsumenagarkonsumenmemilikipersepsidancitrayangkhususterhadap produkdanperusahaan.

2.3 ProductPositioningStrategy

Dalam proses positioning selaludimulai product positioning. Pendapat ini

dikemukakanolehRegis Mc Kenna(1985)dalamYuli

Prihartini(2008:20)yangjugamengemukakandefinisiproductpositioning sebagaiberikut:

Thepositioningprocessshouldbeginwiththeproductthemselves.Togainastron gproductpositioning,acompanymustdifferentiateitsproductfromallotherproductso nthemarket.Thegoalistogivetheproductauniquepositioninthemarketplace.

Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioningharusdimulaidenganprodukitusendiri.Untukmencapai product


(29)

positioningyang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasidalambanyakfaktoryaitu:teknologi,harga,kualitas,saluran distribusi atausasarankonsumennya.

Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang meletakkancitra baikprodukdidalambenakkonsumensehinggaproduktersebut terlihatlebihungguldariprodukpesaing.Yangmenjadiperhatianpenting adalah bagaimanacaraagarkonsumendapatmemilikikesamaanpersepsi

denganperusahaantentangprodukyangditawarkantersebut.

Beberapa strategipositioningproduk yang dapat dilakukan oleh perusahaandalamkegiatanpemasaranproduknyakepadapasarsasarannya:

(Kotler,2006:265dalamYuli Prihartini2008:21)

1. Penentuanposisimenurutatribut 2. Penentuanposisimenurutmanfaat

3. Penentuanposisimenurutpenerapandanpenggunaan 4. Penentuanposisimenurutpemakai

5. Penentuanposisimenurutpesaing

6. Penentuanposisimenurutkategoriproduk 7. Penentuanposisimenurutharga

2.3.1. Positioning Berdasarkan Atribut


(30)

produkyanglebihungguldibandingkandenganpesaingnya.Menurut

FandyTjiptonodalamFrendyPrasetya (2011:44),pemosisianberdasarkan ciri-ciriyaitudenganjalanmengasosiasikansuatuprodukatribut

tertentu,ciri,karakteristikkhususataudenganmanfaatbagipelanggan.Pemilihanatri butyangakandijadikanbasispositioningharusdilandaskan pada 6kriteriatersebut:

1. Derajatkepentingan(importance),artinyaatributtersebutsangat bernilaidimatapelanggan.

2. Keunikan (distinctiveness), artinya atribut tersebut tidak ditawarkanperusahaanlain.Bisapulaatributitudikemassecara

lebihjelasolehperusahaandibandingkanpesaingnya.

3. Dapatdikomunikasikan(communicability),artinyaatributtersebut dapatdikomunikasikansecarasederhanadanjelas,sehingga pelanggandapatmemahaminya.

4. Preemptive,artinyaatributtersebuttidakdapatditiruoleh pesaingnya.

5. Terjangkau(affordability),artinyapelanggansasaranakanmampu

membayar perbedaanataukeunikanatribut tersebut. Setiap tambahanbiayaataskarakteristikkhususdipandangsepadannilai

tambahnya.

6. Kemampulabaan (profitability), artinya perusahaan mampumemperoleh tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.

2.3.2PositioningberdasarkanManfaat

Cara ini memiliki maksud bahwa produk diposisikan sebagai pemimpindalamsuatumanfaattertentuataulebih dikaitkandengan manfaatlebihyangdiberikandarisuatuproduk.Positioining manfaat didasarkan


(31)

pada Keunggulan yang dimiliki produk dalam memuaskan kebutuhan, keinginan selera konsumen.

2.3.3PositioningberdasarkanPenerapandanPenggunaan

Carainidilakukandenganmenonjolkanseperangkatnilaipenggunaan danpenerapan.Pemposisianyangdilandasipenggunaanataupenerapan produkdapatmenggunakanstrategipemposisianbergandawalaupun

setiappenambahanstrategiberartimengundangkesulitandanresiko.Seringkalistrat egi positioning berdasarkan penggunaan digunakan sebagaiposisikeduaatauketigayangdidesainuntukmengembangkan pasar.

2.3.4PositioningberdasarkanPemakai

Iniberartimemposisikanprodukyangterbaikuntuksejumlah kelompok pemakaiataudengankatalainproduklebihditujukanpadasebuah

komunitasataulebih.Ataudengankatalainpositioningmenurut

pemakaidilakukandenganmengasosiasikanprodukdengankepribadian atautipe pemakaiproduk.

2.3.5PositioningberdasarkanPesaing

Yaitudikaitkandenganposisipersaingandenganpesaingpertama.Seringkalip emposisianjenisiniadalahuntukmeyakinkankosumen


(32)

bahwasuatumereklebihbaikdaripadamerekpemimpinpasaruntukciri-ciritertentu.Produksecarakeseluruhanmenonjolkannamamereknya secarapenuhdandiposisikanlebihbaikdaripada pesaingnya.

2.3.6PositioningberdasarkanKategoriProduk

Carainidilakukandenganmemposisikanproduksebagaipemimpin

dalamkategoriproduk.Kategori produk dapat dikelompokkan dalam kategori minuman dan makanan, kategori produk rumah tangga, kategori obat-obatan, kategori perawatan pribadi, kategori perlengkapan rumah, katergori otomotif, kategori perbankan, kategori transport dan sebagainya.

Berdasarkankonsumenyangmengunakannya,produkdibagike dalamduakategori,yaitu:

(Laksana,2008:69-73dalamBintua,2011:10)

BarangKonsumsi(consumers goods)

BarangIndustri(capitalgoods)

Produk b a w a n g g o r e n g M d n - C r i s p y 2 2 merupakanbarangkonsumsi.Klasifikasibarang konsumsi:

a. Barangkebutuhansehari-hari(convenience goods), yaitubarangyang padaumumnyaseringkalidibeli,segeradanmemerlukanusahayang

sangatkeciluntukmembelinya.

b. Barangbelanjaan(shoppinggoods)yaitubarangyangdalamproses

memilihdanmembelinyadandibeliolehkonsumendengancaramembandin g-bandingkanberdasarkesesuaian,mutu,harga,dan modelnya.


(33)

unikataumerekkhasdimanakelompokkonsumenbersediaberusaha keras untukmembelinya.

2.3.7PositioningberdasarkanHarga

Yaitupositioningyangberusahamenciptakankesanataucitraberkualitastingg ilewathargatinggiatausebaliknyamenekankanhargamurah

sebagaiindikatornilai.Disiniprodukdiposisikanmemberikannilaiyang terbaik.

2.4 Langkah – Langkah Dalam Positioning

Langkah-langkah dalam positioning terdiri dari :

(Amir , 2005:126)

2.4.1 Produk

Aspek-aspek yang bisa membuat produk berbeda cukup banyak.Mulai dari bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian hingga daya tahan.Menurut Kotler (2009) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Sedangkan menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that


(34)

bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan

karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, 283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the

product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam

memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

2.4.2 Pelayanan (service)

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan mesin


(35)

sacara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan. Ada beberapa pengertian tentang Pelayanan, antara lain :Setiap perusahaan membuat harapan dan tuntutan tertentu bagi setiap karyawannya dalam konteks memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Meskipun seringkali harapan dari masing-masing perusahaan itu mirip satu sama lain. Untuk mengetahui apa itu pelayanan lebih lanjut, maka akan diuraikan pengertian pelayanan. Istilah service mengandung banyak definisi dan makna bagi setiap orang.

Kotler (2000:428), “A service is any act or performance that one party

can over to other is essencially intangible and does not result in the ownership of anything. It’s production or may not be tied a physical product”. Dapat

diartikan bahwa setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Sugiarto (2002:36), menyatakan pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkat kepuasan hanya dapat dirasakan oleh yang melayani maupun dilayani.

“Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat” (Munir, 2002; 17).


(36)

Menurut Majid (2008: 35) Pelayanan adalah :

1. Sebuah kata kerja yang bersifat aktif bukan pasif, dinamis bukan statis, proaktif bukan reaktif, tanggap dan peduli terhadap orang lain bukan cuek, mau menolong orang lain bukan diam atau menghindar.

2. Pelayanan adalah suatu tindakan nyata dan segera menolong orang lain ( pelanggan, mitra kerja, mitra bisnis, dan sebagainya) disertai dengan senyuman yang ramah dan tulus.

2.4.3 Saluran Distribusi

Ada pula perusahaan yang menonjolkan perbedaannya lewat saluran distribusi.Misalnya saluran yang peliputannya (coverage) sangat luas.Tetapi, ada pula yang ingin berbeda justru karenan hanya ingin hadir di beberapa tempat tertentu saja, tidak di banyak tempat.

Menurut Kotler (2007:122), saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Menurut Nitisemito (1993, 102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga-lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang ata produsen ke konsumen.

Sedangkan menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.


(37)

Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor, adalah:

1. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.

2. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.

3. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakuka

4. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.

Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik. Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler (1997:531) adalah

Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang

konsumen dan pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.

Promotion, yaitu pengembangan dan penyebara


(38)

Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan

syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan.

Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan. Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui

Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau

orang kepada organisasi / orang lain.

Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang

dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke

Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana unt

dalam pekerjaan saluran distribusi.

Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

2.4.4 Citra (image)

Perbedaan melalui citra mungkin bisa dianggap unsur penting dalam

positioning. Soalnya, aspek citra punya peran penting dalam mendukung

konsep positioning, semakin sesuai citra yang dibangun dengan positioning yang ditetapkan, semakain mudah konsumen melihat perbedaan yang diharapkan pelanggan.. Citra adalah perusahaan di mata publik.Citra adalah sebuah cerminan dari identitas sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah organisasi atau perusahaan dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-beda di mata publik yang berberbeda-beda-berbeda-beda pula.


(39)

Menurut Henslowe (2000:2), citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian menurut Kasali (2003:30) mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.

Image (citra) yang baik dan powerful merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan manapun karena citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan memberikan banyak sekali manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Siswanto Sutojo dalam Arafat (2006 :12) sebagai berikut :

1. Mid and ling term sustainable competition position

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang maupun jasa, dengan memiliki corporate image yang positif maka hal ini dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan. Citra perusahaan yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan saingan tidak akan mudah menjiplak apa yang kita lakukan.

2. An insurance for adverse time

Ketika sebuah perusahaan berada pada masa kritis dan terlilit oleh masalah dan tercium oleh pihak media massa, maka dalam waktu singkat masyarakat luas akan mengetahuinya. Oleh karena perusahaan memiliki image yang baik, maka sebagian besar masyarakat dapat memahami dan memaafkan kesalahan yang dialami oleh perusahaan tersebut yang menyebabkan mereka krisis.


(40)

3. Attracting the best executives available

Perusahaan yang memiliki citra positif tidak akan pernah mendapat kesulitan yang berarti dalam merekrut karyawan-karyawan yang handal.

4. Increasing the effectiveness of marketing instrument

Dalam banyak kejadian, image baik perusahaan menunjang efektifitas strategi pemasaran produk. Pencitraan positif akan membuat konsumennya semakin loyal dan memiliki harapan ketika perusahaan akan menerjunkan produk atau merek baru.

5. Cost saving

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, perusahaan dengan citra positif akan mudah dalam merekrut karyawan handal sehingga mengakibatkan perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana ekstra untuk proses recruitment dan training bagi karyawan tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan hanya membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit untuk mempromosikan produk mereka ke pasar (khalayak).

2.4.5 Karyawan

Karyawan merupakan orang yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan dengan balas jasa atau uang.Perusahaan-perusahaan tertentu menganggap karyawan adalah variabel yang sangat penting sebagai pembeda.Menurut Undang-Undang Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 dikatakan bahwa karyawan adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan


(41)

profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya.

Senada dengan hal tersebut menurut Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang Pokok Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Manulang, 2002: 3).

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana. Menurut Subri (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduuk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangkan Hasibuan (2007:11) mendefinisikan karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian.

2.5 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang menjadi referensi untuk peneliti melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut :


(42)

No Peneliti Judul Hasil

1 Arif Bayu Nugraha (2012)

Langkah – langkah Menetapkan

Positioning PT.

Telkom Flexi Yogyakarta Pasca Perubahan Logo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah menetapkan positioning yang dilakukan oleh Telkom Flexi Yogyakarta setelah pergantian logo adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan, mendata kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi pesaing, menentukan standar evaluasi, menetapkan daerah yang potensial, mengidentifikasi kesenjangan posisi, merencanakan dan

melaksanakan strategi positioning. 2 Hanggoro

Sapung (2008)

Pelaksanaan Strategi Positioning Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang

Dari hasil kuesioner responden terhadap pelaksanaan strategi positioning pada rumah makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang" Pelaksanaan strategi positioning secara keseluruhan telah efektif, karena dilihat responden yang merasakan

rangsangan dari beberapa cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan suatu pesan guna menanamkan citra dalam pikiran konsumen menunjukkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan harapan dari manajemen" Selain itu pelaksanaan tersebut jugasudah sesuai dengan teori relevan yang dipaparkan oleh pakar-pakar manajemen pemasaran baik di dalam negeri maupun dari luar negeri"


(43)

3 Yuli Prihartini (2008) Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Handphone Nokia

Hubungan antara Positioning dengan keputusan pembelian konsumen, berdasarkan uji

korelasi Rank Spearman diperoleh nilai 0,656 artinya terdapat

hubungan yang kuat dan positif antara positioning dengan

keputusan pembelian konsumen. 4 Akbarsyah S.

Anwar (2013) Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Coffee Toffe Urip Sumoharjo di Makassar

Hasil dari penelitian menggunakan SPSS 15.00 menunjukkan bahwa seluruh variabel Strategi

Positioning berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian adalah variable pesaing produk.

5 Devy Praty Ariani Tucunan (2010) Pengaruh Positioning Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua di Desa Randuagung Gresik

Variabel Atribut, manfaat, dan harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek Aqua secara

simultan.Variabel Atribut, manfaat, dan harga mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek Aqua di Desa Randuagung Gresik.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam bentuk

penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan bagaimana positioning untuk Produk Bawang Goreng Inovatif pada Mdn-Crispy 22. Dengan demikian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) , penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. Jadi dapat disimpulkan tujuan utama dalam menggunakan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.

MenurutBogdan

danTaylor(Tohirin,2012:2),penelitiankualitatifadalahprosedur penelitianyang menghasilkandatadeskriptifberupakata–kata tertulis ataulisandariorang– orangdan perilaku yangdapat diamati.MenurutDavidWilliams(Tohirin,2012:2),penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah,dandilakukanolehorangataupenelitiyang tertariksecaraalamiah.


(45)

Penelitiankualitatifberupayamembangunpandanganorangyangditelitisecararinci sertadibentukdengankata-kata,gambaranholistik(menyeluruh danmendalam)dan rumit. Jadi dapat disimpulkan penelitian kualitatif merupakan suatupenelitianyangbermaksudmemahamifenomena

tentangapayangdialamiolehsubjek penelitian, misalnyaperilaku, persepsi,motivasi,tindakan, dan lain-lainsecaraholistikdandengancaradeskripsi

dalambentuk kata-katadan bahasa

padasuatukontekskhususyangalamiahsertadenganmemanfaatkan berbagaimetode alamiah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu langkah pokok inti pemasaran yaitu positioning, serta untuk memberikan penjeleskan (deksripsi) yang mendalam mengenai bagaimana bentuk positioning produk Mdn-Crispy 22 sebagai UMKM yang memproduksi bawang goreng di kota medan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22 yang beralamat di JL. Anugerah VII/11 Comp. Cemara Abadi, kelurahan sampali, Deli Serdang

3.3. Informan Penelitian

Tohirin (2012:68) mengatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya

jarang menggunakan sampel dalam jumlah besar, terutama dalam pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan non probability sampling .yakni purposive (purposive sampling). Pengambilan secara purposif merupakan penarikan sampel yang bertujuan. Sampel yang akan dipilih sesuai


(46)

dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh informasi, data dan fakta yang tepat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, Menurut Suyanto (2005:172), informan penelitan meliputi beberapa macam, yaitu :

1. Informan kunci (key information), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penellitian. 2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi wlaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti.

Berdasrkan uraian di atas maka penulis menggunakan informan kunci dan informan utama dalam penelitian ini, yaitu :

1. Informan kunci ,pemilik dari Mdn-Crispy 22 2. Informan utama, karyawan dari Mdn- Crispy 22 3. Informan tambahan, konsumen dari Mdn-Crispy 22

3.4. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (2006:33) defenisi konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karekteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Konsep dari penelitian ini yaitu


(47)

Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

2. Positioning

Positioning adalah bentuk strategi pemasaran yang bertujuan untuk membuat konsumen selalu ingat dengan identitas dan kepribadian suatu produk dengan membangun suatu kepercayaan dan keyakinan di benak konsumen.

3. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

4. Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

5. Saluran Distribusi

Saluran Distribusi adalah jalan yang dilalui untuk mendistribusikan barang dari produsen sampai ke konsumen terakhir.

6. Citra

Citra adalah merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang.


(48)

7. Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan dengan balas jasa berupa uang.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Teknikpengumpulandataakandilakukandenganpengamatandanwaw ancaramendalam(Tohirin,2012;62-63).

a. Pengamatan

Pengamatanyangbisadigunakan

penelitikualitatifdalammelakukanpenelitiannya adalahdengan berperansertasecaralengkap.Dalamteknik ini,penelitimenjadi anggotapenuhdarikelompok yangdiamatinya.

b. Wawancara

Dalampenelitiankualitatif,wawancara

mendalambiasanyadilakukan secaratidak berstruktur.Namun demikian,penelitibolehmelakukanwawancarauntukpenelitian kualitatifsecaratidakberstruktur.Datayangdikumpulkanmelaluiwaw ancaraadalah dataverbal yangdiperolehmelaluipercakapanatautanyajawab. Menurut


(49)

Nasution(Tohirin, 2012:66) dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakantigapolapendekatan.

1. Dalambentukpercakapaninformalyangdilakukansecarasponta nitas,santai, tanpapolaatauarahyangditentukansebelumnya. 2. Menggunakanlembaranberisigarisbesarpokok–

pokoktopikataumasalah

yangdijadikanpegangandalammelakukanwawancara kepada pemilik usaha, karyawan dan konsumen Mdn-Crispy 22. 3. Menggunakan

daftarpertanyaan(pedomanwawancara)yanglebihterperinci, bersifatterbukayangtelahdipersiapkan

terlebihdahuludanakandiajukan menurutpertanyaanyangtelahdibuat.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca sumber tertulis seperti buku, arsip, artikel ilmiah yang relavan dengan permasalahan kebijakan bisnis.


(50)

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari catatan atau dokumen lain yang ditemukan di lapangan yang mendukung penelitian.

3.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis akan dilakukan sesuai

dengan teknik analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2005:91), analisa data kualitatif akan dilakukan dengan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian dan kesimpulan/verifikasi data.

Gambar 3.1

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses merangkum data-data yang telah dikumpulkan di lapangan selama waktu penelitian. Data-data yang


(51)

diperlukan dan berhubungan dengan permasalahan akan dipilih, sementara yang tidak diperlukan akan dipisahkan oleh peneliti.

b. Penyajian Data

Penyajian Data secara kualitatif akan dilakukan dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki kejanggalan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.Tahapan ini akan menghubungkan antara seluruh data, fakta dan informasi yang ditemukana dengan nalar peneliti.


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Usaha

4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat Perusahaan

Bermula dari bekerja di pabrik pupuk yang berlokasi di Lokseumawe, pada tahun 2005 perusahaan tersebut mengalami krisis karena tidak mampu memenuhi bahan baku untuk membuat pupuk karena disebabkan harga bahan baku yang tinggi dan pupuk yang di hasilkan diekspor ke luar negeri tetapi kalah bersaing dikarenakan harga pupuk di luar lebih murah di bandingkan harga pupuk yang dihasilkan oleh perusahaan pak Koad, langkah terbaik adalah pabrik ditutup yang disebabkan seluruh pegawai diberhentikan pada tahun 2006. Karena pak Koad ingin mandiri yang menghasilkan uang dari usaha sendiri, pada tahun 2009 pak Koad muncul ini membuat usaha bawang goreng dikarenakan bawang goreng merupakan kebutuhan yang luar biasa karena semua masyarakat membutuhkan bawang goreng, mulai dari rumah tangga, restoran sampai pedagang-pedagang kaki lima semua menggunakan bawang goreng.

Dari situ lah muncul ide tersebut, tetapi muncul kendala dikarenakan bawang goreng dapat beli dengan mudah dan dapat dijumpai dimana saja dan dapat juga dibuat sendiri. Tetapi pak koad mencoba membuat bawang goreng yang beda dari yang lain, beliau belajar bagaimana membuat bawang goreng yang beda dengan mencari refrensi baik dari buku maupun internet. Beliau termotivasi membuat bawang goreng produksinya harus beda dari yang ada di refrensinya. Pak Koad


(53)

mempunyai prinsip ATM (amati, tiru dan modifikasi). Percobaannya membuat bawang goreng yang diinginkannya tidak berjalan mulus karena beberapa percobaan awal gagal, tetapi pada akhirnya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan pak Koad yaitu bawang goreng yang crispy, garing, tidak berminyak, tahan lama dan tidak memakai bahan pengawet. Kemudian pak Koad ingin menaikkan kelas bawang gorengnya dengan cara membuat tampilan yang beda, karena selama ini bawang yang di jual di pasaran terkesan biasa, tidak menarik baik dalam hal rasa, warna , gurihnya, tahan lamanya maupun kemasan bawang goreng tersebut. Awalnya Pak Koad memasarkan produknya ke pasar-pasar tradisional yang ada di kota medan, respon pasar terhadap produk tersebut pun disambut positif, biarpun harga yang di tawarkan oleh bawang goreng crispy tersebut lebih mahal jika di bandikan dengan bawang goreng lainnya, dikarenakan dimana ada kualitas disitu ada harga. sementara di mall-mall maupun di pusat berbelanjaan modern yang berada di Medan belum tampak adanya produk bawang goreng, dengan begitu pak Koad membuat sasaran produknya untuk menengah keatas tentunya dengan kemasan yang lebih bagus.

Pada akhirnya produk bawang goreng crispy buatan Pak Koad dengan Merek Mdn-Crispy 22 ini telah ada di mall-mall maupun di pusat perbelanjaan modern yang ada di kota medan dan beberapa restoran di kota Medan juga menggunakan produk bawang goreng crispy ini. Pak Koad juga sering mengikuti pameran-pameran kuliner baik itu yang ada di sumatera maupun di pulau jawa. Pak Koad juga memasarkan produknya lewat website bawangorengcrispy.com .Pak Koad juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang berada disekitar rumahnya untuk memproduksi bawang goreng produk Mdn-Crispy 22.


(54)

Tidak hanya memproduksi bawang goreng crispy original, tetapi pak Koad juga membuat produk bawang goreng lainnya yaitu bawang goreng crispy pedas, bawang goreng teri medan dan abon udang. Pak Koad berniat membuat bawang goreng bukan hanya menjadi pelengkap makanan saja, tetapi membuat bawang goreng juga bisa menjadi cemilan masyarakat.

4.1.2 Visi dan Misi

a. Visi

Visi dari Bawang Goreng Mdn-Crispy 22 adalah “Ingin Produsen Bawang Goreng Nomer 1 di Indonesia Menjadikan Bawang Goreng Lokal Sumatera Utara Menjadi Membumi di Seluruh Wilayah Indonesia”.Maksudnya adalah ingin menjadi produsen yang paling dikenal dan paling berkembang.

b. Misi

Untuk mencapai visi di atas maka Mdn-Crispy 22 menetapkan misi :

1. Selalu melakukan inovasi terhadap produk bawang goreng crispy.

2. Memajukan dan menggunakan bawang dari daerah samosir dan memberikan kearifan lokal bagi masyarakat sekitar.

4.1.3 Lokasi Usaha

Mdn-Crispy 22 beralamat di Jalan Anugerah VII No. 11 Komplek Perumahan Anugerah Cemara Abadi. Lokasi usaha ini terletak di kecamatan Percut Sei Tuan.


(55)

Pemilik Usaha (Pak Koad

Chamdi)

Karyawan Bagian Pengupas

Bawang

Karyawan Bagian Pemotong

Bawang

Karyawan Bagian Penggorengan

Bawang

Karyawan Bagian Pengemasan a. Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi pada Mdn-Crispy 22 adalah bentuk struktur organisasi garis.Struktur organisasi ini hanya terdiri dari dua tingkatan, yaitu pemilik usaha dan karyawan.Bapak Koad yang merupakan pemilik usaha berada pada tingkatan atas, sedangkan tingkatan dibawahnya merupakan karyawan yang terdiri dari karyawan bagian pengupas bawang, karyawan bagian pemotong bawang, karyawan bagian penggoreng bawang, dan karyawan bagian pengemasan.Selain bertindak sebagai pengambil semua keputusan, terkadang pemilik usaha juga terdlinat langsung dalam proses produksi. Struktur organisasi Mdn-Crispy 22 dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur organisasi Mdn-Crispy 22


(56)

Setiap karyawan yang terdapat pada struktur sederhana Mdn-Crispy sudah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, walaupun terkadang antar karyawan sering saling bertukar pekerjaan. Hal ini karena pada dasarnya setiap karyawan menguasai semua tahapan dalam proses produksi. Berikut adalah pembagian tugas untuk setiap bagian pada struktur sederhana Mdn-Crispy 22:

1. Pemilik Usaha

Pemilik usaha bertindak sebagai penanggung jawab setiap kegiatan yang dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22.Kegiatan tersebut mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pemilik usaha terkadang juga ikut ambil bagian dalam proses produksi.

2. Karyawan Pengupas Bawang

Karyawan bagian ini bertugas mengupas bawang yang didatangkan dari samosir, bawang di kupas secara manual dengan menggunakan pisau seperti hal nya yang dilakukan oleh ibu rumah tangga biasanya di rumah. Pengupasan besar kecilnya bawang perbengaruh terhadap honor yang akan mereka terima.

3. Karyawan Bagian Pemotong Bawang

Karyawan ini bertugas memotong bawang yang sudah di kupas dan dibersihkan sebelumnya, pemotongan bawang dilakukan dengan menggunakan alat pemotong yang dapat mempercepat proses pemotongan bawang agar tercapainya efisiensi waktu, tetapi tidak mengurangi kualitas


(57)

dari potongan bawang yang akan digoreng. Karena jika dilakukan secara manual akan memakai waktu yang lama

4. Karyawan Bagian Penggorengan Bawang

Karyawan bagian ini bertugas menggoreng bawang yang sudah dipotong sebelumnya, proses penggorengan ini menggunakan dua cara, pertama dengan menggunakan vacuum frying dan menggunakan kuali biasa. Dengan menggunakan vacuum frying karyawan memakan waktu sekali penggorengan sekitar 2 jam, tetapi hasil yang di dapat pasti sempurna tidak ada yang hitam. Sedangkan menggunakan kuali biasa memakan waktu 15 menit, tetapi karyawan harus mensortir bawang yang sudah digoreng tadi, memisahkan mana yang layak dan mana yang tidak layak untuk di kemas nantinya.

5. Karyawan Bagian Pengemasan

Karyawan bagian ini bertugas untuk mengemas bawang yang sudah siap untuk dimasukkan kedalam botol plastik ukuran 100 gr, maupun kedalam kemasan plastik ukuran 100 gr. Dan kemudian dikemas lagi kedalam dus yang bermuatan per dusnya adalah 25 botol plastik.

4.1.5 Sumber Daya Manusia

Mdn-Crispy 22 dalam memproduksi bawang goreng menggunakan karyawansebanyak 19 karyawan.Keseluruhan karyawan merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar lokasi usaha.Sebelumnya karyawan tersebut belum


(58)

memiliki keahlian dalam membuat bawang goreng krispi. Keahlian tersebut merupakan hasil pelatihan yang diberikan secara langsung oleh pak Koad

Sistem pengupahan karyawan menggunankan sistem borongan, yaitu karyawan akan mendapatkan upah yang biasanya sebesar Rp.1000 – Rp.2000 / Kg bawang tergantung besar kecilnya bawang yang akan dikupas.

4.1.6 Sarana dan Prasarana a. Bangunan

Tempat usaha Mdn-Crispy 22 merupakan rumah pribadi dari Pak Koad sendiri, proses pengupasan dan penggorengan dilakukan di dapur rumah pak Koad itu sendiri dan tempat pengemasan dilakukan di ruangan khusus yang disediakan untuk melakukan proses pengemasan, tetapi tempat pengupasan bawang dilakukan di rumah karyawan masing-masing yang merupakan ibu rumah tangga yang berada disekitar tempat usaha.

b. Jaringan Internet

Jaringan internet di lokasi usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung untuk melakukan koneksi internet. Dukungan jaringan internet dapat dimanfaatkan sebagai upaya mempromosikan produk melalui dunia maya dan proses pemesana melalui online, selain itu jaringan internet juga berguna untuk memperbaharui informasi bagi pemilik usaha dalam hal inovasi pelayanan dan produk.

c. Akses Jalan

Akses menuju lokasi usaha berupa jalan yang berada didalam komplek perumahan. Akses menuju ke tempat usaha juga bagus, jalan sudah di aspal


(59)

sehingga memudahkan mobilitas dalam mendistribusikan produk ataupun mendatangkan bahan baku.

d. Peralatan

Peralatan yang digunakan dan tersedia dalam usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung kegiatan oprasional produksi dari usaha Mdn-Crispy 22 karena peralatan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :

1. Penggorengan, tempat menggoreng bawang mentah menjadi bawang goreng.

2. Vacuum Frying,menggoreng bahan baku dengan menurunkan tekanan udara pada ruang penggorengan sehingga menurunkan titik didih air sampai 50°-60° C. Dengan turunnya titik didih air maka bahan baku yang biasanya mengalami kerusakan/perubahan pada titik didih normal 100 °C bisa dihindari.

3. Serokan, untuk mengambil bawang yang telah digoreng dari penggorengan. 4. Alat Pengiris, untuk mengiris bawang mentah menjadi potongan bawang

kecil-kecil. Alat ini terbuat dari baja anti karat yang dioperasikan oleh motor listrik.

5. Kompor, sebagai alat pembakar untuk melakukan proses penggorengan. Alat ini dioperasikan dengan menggunakan tabung gas sebagai bahan bakar. 6. Alat pemeras, untuk menurunkan/mengeluarkan minyak tertinggal dalam


(60)

7. Bawang merah Samosir, sebagai bahan baku utama.

8. Minyak goreng, merupakan bahan pembantu proses penggorengan.

4.1.7 Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan Mdn-Crispy 22 adalah bahan baku yang bermutu dan memiliki standar mutu yang baik. Sebagai produsen bawang goreng Mdn-Crispy 22 memilih bawang merah yang berkualitas yang berasal dari Kabupaten Samosir dan bumbu – bumbupun dipilih berdasarkan permintaan konsumen dan inovasi rasa yang dilakukan Mdn-Crispy 22.Untuk memenuhi permintaan perharinya yang mencapai 20 kg dan keperluan tigaatau empat ton bawang merah, maka Pak Koad selaku pemilik menerapkan strategi untuk mempersiapkan keperluan stok bahan baku untuk seminggu kegiatan usaha.

4.1.8 Proses Produksi

Proses produksi yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 memiliki standar produksi yang telah diterapkan sejak berdirinya usaha ini. Proses produksi pembuatan bawang goreng dimulai dari : pemilihan bahan baku, pengupasan bawang merah, penyortiran bawang merah, pemotongan bawang merah, penggorengan bawang merah, pencampuran dengan bumbu, dan pengemasan. Dalam setiap tahapan produksi bawang goreng mengutamakan kebersihan dan kualitas kerja.Usaha ini sebenarnya tidak membutuhkan keahlian khusus. Bahan baku dan alat yang dibutuhkan serta prosesnya pun terbilang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan antara lain bawang merah, minyak goreng, dan juga garam.


(61)

Bahan tambahan lainnya misalnya cabai atau ikan teri atau udang, tergantung resep masing – masing. Alat-alat yang diperlukan antara lain wajan, kompor, dan pisau dapur atu memakai alat pemotong khusus pemotong bawang. Yang pertama sekali dilakukan dalam pembuatan bawang goreng ini ialah pengupasan kulit kering bagian luar. Setelah itu , bawang hasil kupasan kemudian ditiriskan. Berdasarkan pengalaman beberapa perajin, hasil kupasan ini biasanya didiamkan sehari semalam dan ditempatkan pada tempat yang tidak terkena matahari. Perlakuan ini dimaksudkan agar kadar air yang ada di dalam bawang goreng benar-benar minimal sehingga bisa mempercepat proses penggorengan nantinya. Pengurangan kadar air juga berpengaruh terhadap penampilan bawang gorengnya. Kadar air yang masih tinggi akan menyebabkan warna bawang goreng agak kecoklatan/kehitaman.

Keesokan harinya, bawang dicuci dengan air bersih sekedar menghilangkan kotoran ringan.Hasil pencucian ditiriskan dan dilanjutkan dengan pengirisan.Pengirisan ini bisa menggunakan alat khusus atau biasa juga dengan pisau biasa. Namun, tentu saja dengan menggunakan alat menggunakan alat hasilnya akan lebih banyak dan seragam, dengan menggunakan pisau biasa, satu orang hanya mampu mengiris 20 kg bawang setiap harinya. Sementara jika menggunakan alat, setiap orang akan mampu mengiris sampai ratusan kilo.

Bawang yang sudah diiris kemudian digoreng dengan menggunakan penggorengan biasa dan menggunakan vacuum frying. Setelah proses penggorengan selesai, bawang akan ditiriskan terlebih dahulu kemudian akan di kemas kedalam ukuran kemasan masing-masing. Baik itu kedalam botol yang berukuran 100 gr atau


(62)

kedalam kemasan plastik yang berukuran sama. Untuk restauran akan dijual dengan ukuran 1 kg.

4.2 Identitas Informan 1 Informan Kunci

Nama : Koad Chamdi

Umur : 40

Pendidikan Terakhir : SMA

2 Informan Utama

Nama : Muhammad Abdi

Umur : 49

Pendidikan Terakhir : SMA

3 Informan Utama

Nama : Sukma Pertiwi

Umur : 45

Pendidikan Terakhir : SMA

4 Informan Tambahan

Nama : Sutini

Umur : 35


(63)

5 Informan Tambahan

Nama : Susi

Umur : 41

Pendidikan Terakhir : SMA

4.3 Analisa Data

Dalam sub – bab ini akan dianalisa semua data yang diperoleh dari hasil wawancara. Adapun ahsil analisa yang dilakukan adalah dengan analisa deskripif kualitatif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informan data tersebut sesuai dengan fokus kegiatan penelitian.

Dari seluruh data dan informasi yang dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara mendalam (depth interview) dengan informan, studi dokumentasi maupun catatan – catatan peulis sewaktu melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian, maka dapat diberikan suatu analisa tentang Pelaksanaan Langkah – Langkah

Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22 Jalan Anugrah VII

Kompleks Cemara Abadi, Keluraham Sampali, Kabupatem Deli Serdang.

Berkaitan dengan hasil penelitian ini dapat dijelaskan secara keseluruhan beberapa indikasi mengenai langkah – langkah positioning yang dilakukan oleh usaha Mdn-Crispy 22. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:


(64)

4.3.1 Perbedaan Produk Mdn-Crispy 22 dengan Produk Pesaing Sejenis

Untuk mengetahui perbedaan produk bawang goreng Mdn-Crispy 22 denganbawang goreng produksi usaha lainnya. Adapun pertanyaan mengenai produk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad, beliau mengatakan:

“ Produk olahan kami merupakan produk olahan bawang dengan kualitas yang baik dibandingkan olahan bawang dari usaha lain karena jaminan kualitas produknya sudah diakui oleh konsumen”

Menurut Kotler (2009 :57) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.Produk secara umum daat diartikan sebagai segala sesuatu yang baik yang berwujud ataupun yang tidak berwujud yang dihasilkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen.

Keinginan konsumen yang semakin berkembang dan terus berubah – berubah mengikuti zaman memaksa setiap produsen untuk terus berinovasi mengikuti keiinginan konsumen agar tercipta permintaan atas produk yang diproduksi menjadi tinggi.Selain untuk memenuhi keinginan konsumen, produsen juga harus menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produsen lainya atau produsen pesaing.Kemampuan produsen memproduksi produk yang mampu bersaing dengan


(65)

produsen pesaing maka dapat menjadikan perusahaan tersebut menjadi market leader di pasar.

Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa sebenarnya produk olahan bawang goreng dari Mdn-Crispy 22 memiliki keunggulan dan faktor pembeda dengan olahan bawang goreng sejenis yang diproduksi oleh produsen lainnya. Mdn-Crispy 22 memproduksi bawang goreng dengan kualitas bahan – bahan yang terbaik dan bermutu terbukti dengan tanggapan psoitif dari konsumen dan permintaan akan produk yang stabil dan cenderung meningkat.

Perbedaan produk olahan bawang goreng yang dilakukan Mdn-crispy dengan olahan bawang goreng lainnya berfokus pada : pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengemasan yang inovatif dan menarik, variasi rasa bawang goreng yang beraneka ragam. Mdn-Crispy 22 sejak didirikan hingga saat ini telah berhasil menjadi market leader untuk penjualan bawang goreng olahan di daerah Sumatera Utara.

4.3.2 Standar Baku Pengelolaan Produk

Untuk mengetahui standar pengelolaan produk.Adapun pertanyaan mengenaiproduk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad, beliaumengatakan:

“Ya ada, standar pengelolaan produk mengikuti standar pengeloaan produk yang baik, seperti pengontrolan kualitas bahan baku, menjaga kebersihan pelaksanaan produksi, pemilihan bahan – bahan yang alami dan halal, output yang dikemas secara baik yang untuk menjaga”


(66)

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Abdi(pegawai),beliau mengatakan:

“Ada, standar pengeloaan produk dimulai dilaksanakan secara terus – menerus dari mulai tahapan pemilihan bahan baku sampai penjualan produk ke konsumen”

Dalam pelaksanaan setiap kegiatan dibutuhkan suatu standar yang mengatur jalannya kegiatan usaha dan menciptakan iklim yang teratur dalam pelaksanaan kegiataan usaha. Standar yang ada dalam setiap perusahaan dan setiap usaha bebeda – beda disesuaikan dengan budaya perusahaan dan kemampuan ataupun kapabilitas dari perusahaan itu sendiri. Dalam pengelolaan produk sangat penting tersedianya standar yang jelas untuk memproduksi produk, agar produk yang dihasilkan dapat menjadi produk yang baik dan terstandarisasi dengan baik.

Standar yang telah disepakati dan disetujui maka harus di dibakukan dalam bentuk peraturan yang harus dipatuhi oleh pihak – pihak yang berkepentingan dalam tahapan pengelolaan produk.Standar yang telah disepakati dan disetujui oleh suatu usaha juga harus di standarisasi untuk mencapai nilai keobjektifitasan standar yang baik.

Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa Mdn-Crispy memiliki standar baku dalam pengelolaan produk, dimana standar tersebut dimulai dari yang pertama, standar pemilihan bahan baku untuk olahan bawang goreng, dalam kegiatan pemilihan bahan baku yaitu : bawang dan bahan pendukung lainnya, Mdn-Crispy 22 memilih bahan – bahan yang terbaik dan unggulan. Seperti untuk bawang merah, Mdn- Crispy memilih bawang merah yang berasal dari pulau Samosir daerah Danau Toba yang dipasok langsung dari Pulau Samosir.Bawang merah Samosir adalah


(67)

bawang merah yang memiliki bentuk lebih kecil dibanding bawang varian lain, namun aromanya yang menyengat dan memiliki kandungan air yang sedikit menjadikan bawang ini menjadi pilihan banyak orang dan ibu rumah tangga dalam urusan kuliner. Sebagai penambah cita rasa seperti cabai, udang maupun ikan teri Medan yang khas menggunakan kualitas yang baik.

Untuk mendukung standar pengeloaan produk yang dimiliki oleh Mdn-Crispy 22 maka Mdn – Crispy 22 juga terstandarisasi Halal oleh MUI dan Sertifikasi Dinas Kesehatan (P. IRT No. 2031275001988).Standar dan Mutu Kemasanjuga dijaga dengan memilih kemasan yang menarik bermutu baik untuk menjaga kualitas dari Bawang Crispy sendiri. Dengan toples yang berkualitas baik dilengkapi seal penutup kedap udara menjadikan Bawang Crispy lebih steril dan higienis.

4.3.3 Kesalahan Dalam Pengelolaan Produk

Untuk mengetahui kesalahan dalam pengelolaan produk dan langkah – langkah yang dilakukan untuk menanggulangi kesalahan.Adapun pertanyaan mengenai produk. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pemilik, Pak Koad, beliau mengatakan:

“Pernah, jika terjadi kesalahan maka langsung dilaksanakan penanggulangan atas kesalahan tersebut dan setelah dilaksanakan penanggulangan maka dilaksanakan evaluasi”

Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Tiwi (pegawai), beliau mengatakan:

“ Pernah, Jika terjadi kesalahan kami langsung melaksanakan perbaikan dan langsung berkonsultasi dengan pemilik usaha”


(1)

Peneliti Terdahulu

Arif Bayu Nugraha. 2012. Langkah – langkahMenetapkan Positioning PT. Telkom Flexi

Yogyakarta PascaPerubahan Logo.Skripsi, Komunikasi S-1, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politk, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta

Akbarsyah S. Anwar. 2013. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap

Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Coffee Toffee Urip

Sumaharjo di Makassar. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Devi Pratya Ariani. 2010. Pengaruh Positioning Product Terhadap Keputusan

Konsumen Dalam Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek AQUA di Desa

Randuangung Gresik. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Brawijaya, Malang.

Hanggoro Sapung. 2008. Pelaksanaan Strategi Positioning Pada Rumah Makan Ayam

Bakar Wong Solo Cabang Malang. Skripsi, Manajemen S-1, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Malang

YuliPrihartini. 2008. Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

pada Handphone Nokia. Skripsi ,Ekonomi S-1, Fakultas Bisnis dan Manajemen,

Universitas Widyatama, Bandung.


(2)

(3)

Lampiran Wawancara

Tipe

Pertanyaan

Daftar Pertanyaan

Sasaran

Produk

Pelayanan

Saluran

Distribusi

Citra

1. Apa yang membedakan produk olahan usaha ini dengan produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan atau usaha rumahan yang lain ?

2. Adakah standar baku pengolahan produk, mulai dari pemilihan bahan baku sampai dengan penjualan produk ke konsumen? Kalau ada bagaimana penerapan standar tersebut dalam

pengolahan produk?

3. Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pengolahan produk? Kalau pernah langkah apa yang

dilakukan untuk menanggulangi kesalahan tersebut?

1. Jenis-jenis pelayanan apa saja yang disediakan oleh usaha ini kepada konsumen?

2. Bagaimana kesesuaian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan yang diterapkan di usaha ini? 1. Bagaimana kegiatan distribusi

produk usaha ini, mulai dari produksi sampai pemasaran kepada konsumen?

2. Adakah kesulitan dalam mendistribusikan produk? Jika ada sebutkan kesulitannya dan jelaskan cara menanngulangi kesulitan tersebut?

1. Citra yang seperti apa yang bapak harapkan dari konsumen

terhadap produk dan usaha ini?

Pemelik dan

Pekerja di

UD.Rezeki baru


(4)

Karyawan

1. Bagaimana ethos kerja dari karyawan yang bekerja di usaha ini?

2. Apa bapak memiliki kriteria khusus untuk memilih karyawan untuk bekerja di usaha ini? 3. Bagaimana pendapat anda sebagai karyawan terhadap pembagian tanggung jawab dan hak yang diberikan kepada anda di usaha ini?

Pemilik dan

Pekerja di

UD.Rezeki Baru


(5)

(6)