Pelaksanaan Langkah-Langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22

(1)

(2)

Lampiran Wawancara

Tipe

Pertanyaan

Daftar Pertanyaan Sasaran

Produk

Pelayanan

Saluran Distribusi

Citra

1. Apa yang membedakan produk olahan usaha ini dengan produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan atau usaha rumahan yang lain ?

2. Adakah standar baku pengolahan produk, mulai dari pemilihan bahan baku sampai dengan penjualan produk ke konsumen? Kalau ada bagaimana penerapan standar tersebut dalam

pengolahan produk?

3. Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pengolahan produk? Kalau pernah langkah apa yang

dilakukan untuk menanggulangi kesalahan tersebut?

1. Jenis-jenis pelayanan apa saja yang disediakan oleh usaha ini kepada konsumen?

2. Bagaimana kesesuaian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan yang diterapkan di usaha ini?

1. Bagaimana kegiatan distribusi produk usaha ini, mulai dari produksi sampai pemasaran kepada konsumen?

2. Adakah kesulitan dalam mendistribusikan produk? Jika ada sebutkan kesulitannya dan jelaskan cara menanngulangi kesulitan tersebut?

1. Citra yang seperti apa yang bapak harapkan dari konsumen

terhadap produk dan usaha ini?

Pemelik dan Pekerja di UD.Rezeki baru


(3)

Karyawan

1. Bagaimana ethos kerja dari karyawan yang bekerja di usaha ini?

2. Apa bapak memiliki kriteria khusus untuk memilih karyawan untuk bekerja di usaha ini? 3. Bagaimana pendapat anda sebagai karyawan terhadap pembagian tanggung jawab dan hak yang diberikan kepada anda di usaha ini?

Pemilik dan Pekerja di UD.Rezeki Baru


(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2012. Manajemen Strategik :Konsep dan Aplikasi. Jakarta: RajawaliPers

Arafat, W. 2006.Behind a Powerful Image .Yogyakarta : Andi

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen SDM. Jakarta : PT Bumi Aksara

Henslowe, Philip. 2000. The art and science of public realtion – The Basic of Public Relation. New Delhi: Crest Publishing House

Kasali, Rhenald. 2007. MembidikPasar Indonesia SegmentasiTargetting Positioning.

Jakarta : PT GramediaPustakaUtama

Khasali, Renald. 2003. Management Public Relations. Jakarta : PT Grafiti

Kartawijaya, Hermawan. 2004. On Positioning. Bandung :Mizan Media Utama

Kartawijaya, Hermawan dan kawan-kawan. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand.Jakarta : PT GramediaPustakaUtama

Keegan, Warren J. (2003). Manajemen Pemasaran Global .Edisi Bahasa Indonesia.Jilid 6.Jakarta : PT. Prenhalindo

Kotler.P. 1997.Manajemen Pemasaran. : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan KontrolJilid I. Jakarta : PT Prenhallindo

Kotler, Phillip.2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Prehallindo

Kotler, Philips. 2004. Manajemen Pemasaran Jilid II. Terjemahan Drs. Benyamin

Molan.Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia

Kotler, Phillip. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid I (edisi ke-12).Jakarta : PT Indeks

___________. 2007. Manajemen Pemasarn Jilid II (edisi ke-12). Jakarta : PT Indeks

Kotler, Phillip &Amstrong Gary. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. (Alihbahasa Bob Sabran).Jilid 1.EdisiKeduabelas.Jakarta :Erlangga

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga

Hasibuan, Malayu. S. P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi ke-9). Jakarta : PT Bumi Aksara


(7)

Moenir, 2002.ManajemenPelayananUmum Indonesia.Jakarta : Bumi Aksara

Nitisemito, A. Dale. 1993. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Ries, Al & Trout, Jack. 2002. Positioning : The Battle For Your Mind. Jakarta : PT SalembaEmban Patria

Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian. 2006.Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES

Sugiato, Endar. 2002. Psikologi Pelayanan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : PT Prenada Media

Swastha, Basu & Hani Handoko.2001. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Kons umen. Yogyakarta: BPFE

Tjiptono, Fandy. 1999. Strategi Pemasaran. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Andi

Tohirrin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara


(8)

Peneliti Terdahulu

Arif Bayu Nugraha. 2012. Langkah – langkahMenetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta PascaPerubahan Logo.Skripsi, Komunikasi S-1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta

Akbarsyah S. Anwar. 2013. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Coffee Toffee Urip Sumaharjo di Makassar. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Devi Pratya Ariani. 2010. Pengaruh Positioning Product Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek AQUA di Desa Randuangung Gresik. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Hanggoro Sapung. 2008. Pelaksanaan Strategi Positioning Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang. Skripsi, Manajemen S-1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang

YuliPrihartini. 2008. Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Handphone Nokia. Skripsi ,Ekonomi S-1, Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama, Bandung.


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam bentuk penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan bagaimana positioning

untuk Produk Bawang Goreng Inovatif pada Mdn-Crispy 22. Dengan demikian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) , penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. Jadi dapat disimpulkan tujuan utama dalam menggunakan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.

MenurutBogdan

danTaylor(Tohirin,2012:2),penelitiankualitatifadalahprosedur penelitianyang menghasilkandatadeskriptifberupakata–kata tertulis ataulisandariorang– orangdan perilaku yangdapat diamati.MenurutDavidWilliams(Tohirin,2012:2),penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah,dandilakukanolehorangataupenelitiyang tertariksecaraalamiah.


(10)

Penelitiankualitatifberupayamembangunpandanganorangyangditelitisecararinci sertadibentukdengankata-kata,gambaranholistik(menyeluruh danmendalam)dan rumit. Jadi dapat disimpulkan penelitian kualitatif merupakan suatupenelitianyangbermaksudmemahamifenomena

tentangapayangdialamiolehsubjek penelitian, misalnyaperilaku, persepsi,motivasi,tindakan, dan lain-lainsecaraholistikdandengancaradeskripsi

dalambentuk kata-katadan bahasa

padasuatukontekskhususyangalamiahsertadenganmemanfaatkan berbagaimetode alamiah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu langkah pokok inti pemasaran yaitu positioning, serta untuk memberikan penjeleskan (deksripsi) yang mendalam mengenai bagaimana bentuk positioning produk Mdn-Crispy 22 sebagai UMKM yang memproduksi bawang goreng di kota medan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22 yang beralamat di JL. Anugerah VII/11 Comp. Cemara Abadi, kelurahan sampali, Deli Serdang

3.3. Informan Penelitian

Tohirin (2012:68) mengatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya jarang menggunakan sampel dalam jumlah besar, terutama dalam pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan non probability sampling

.yakni purposive (purposive sampling). Pengambilan secara purposif


(11)

dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh informasi, data dan fakta yang tepat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, Menurut Suyanto (2005:172), informan penelitan meliputi beberapa macam, yaitu :

1. Informan kunci (key information), yaitu mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penellitian. 2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi wlaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti.

Berdasrkan uraian di atas maka penulis menggunakan informan kunci dan informan utama dalam penelitian ini, yaitu :

1. Informan kunci ,pemilik dari Mdn-Crispy 22 2. Informan utama, karyawan dari Mdn- Crispy 22 3. Informan tambahan, konsumen dari Mdn-Crispy 22

3.4. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (2006:33) defenisi konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karekteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Konsep dari penelitian ini yaitu


(12)

Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

2. Positioning

Positioning adalah bentuk strategi pemasaran yang bertujuan untuk membuat konsumen selalu ingat dengan identitas dan kepribadian suatu produk dengan membangun suatu kepercayaan dan keyakinan di benak konsumen.

3. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

4. Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

5. Saluran Distribusi

Saluran Distribusi adalah jalan yang dilalui untuk mendistribusikan barang dari produsen sampai ke konsumen terakhir.

6. Citra

Citra adalah merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang.


(13)

7. Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan dengan balas jasa berupa uang.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Teknikpengumpulandataakandilakukandenganpengamatandanwaw ancaramendalam(Tohirin,2012;62-63).

a. Pengamatan

Pengamatanyangbisadigunakan

penelitikualitatifdalammelakukanpenelitiannya adalahdengan berperansertasecaralengkap.Dalamteknik ini,penelitimenjadi anggotapenuhdarikelompok yangdiamatinya.

b. Wawancara

Dalampenelitiankualitatif,wawancara

mendalambiasanyadilakukan secaratidak berstruktur.Namun demikian,penelitibolehmelakukanwawancarauntukpenelitian kualitatifsecaratidakberstruktur.Datayangdikumpulkanmelaluiwaw ancaraadalah dataverbal yangdiperolehmelaluipercakapanatautanyajawab. Menurut


(14)

Nasution(Tohirin, 2012:66) dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakantigapolapendekatan.

1. Dalambentukpercakapaninformalyangdilakukansecarasponta nitas,santai, tanpapolaatauarahyangditentukansebelumnya. 2. Menggunakanlembaranberisigarisbesarpokok–

pokoktopikataumasalah

yangdijadikanpegangandalammelakukanwawancara kepada pemilik usaha, karyawan dan konsumen Mdn-Crispy 22. 3. Menggunakan

daftarpertanyaan(pedomanwawancara)yanglebihterperinci, bersifatterbukayangtelahdipersiapkan

terlebihdahuludanakandiajukan menurutpertanyaanyangtelahdibuat.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca sumber tertulis seperti buku, arsip, artikel ilmiah yang relavan dengan permasalahan kebijakan bisnis.


(15)

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari catatan atau dokumen lain yang ditemukan di lapangan yang mendukung penelitian.

3.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis akan dilakukan sesuai dengan teknik analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2005:91), analisa data kualitatif akan dilakukan dengan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian dan kesimpulan/verifikasi data.

Gambar 3.1

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses merangkum data-data yang telah dikumpulkan di lapangan selama waktu penelitian. Data-data yang


(16)

diperlukan dan berhubungan dengan permasalahan akan dipilih, sementara yang tidak diperlukan akan dipisahkan oleh peneliti.

b. Penyajian Data

Penyajian Data secara kualitatif akan dilakukan dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki kejanggalan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.Tahapan ini akan menghubungkan antara seluruh data, fakta dan informasi yang ditemukana dengan nalar peneliti.


(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Usaha

4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat Perusahaan

Bermula dari bekerja di pabrik pupuk yang berlokasi di Lokseumawe, pada tahun 2005 perusahaan tersebut mengalami krisis karena tidak mampu memenuhi bahan baku untuk membuat pupuk karena disebabkan harga bahan baku yang tinggi dan pupuk yang di hasilkan diekspor ke luar negeri tetapi kalah bersaing dikarenakan harga pupuk di luar lebih murah di bandingkan harga pupuk yang dihasilkan oleh perusahaan pak Koad, langkah terbaik adalah pabrik ditutup yang disebabkan seluruh pegawai diberhentikan pada tahun 2006. Karena pak Koad ingin mandiri yang menghasilkan uang dari usaha sendiri, pada tahun 2009 pak Koad muncul ini membuat usaha bawang goreng dikarenakan bawang goreng merupakan kebutuhan yang luar biasa karena semua masyarakat membutuhkan bawang goreng, mulai dari rumah tangga, restoran sampai pedagang-pedagang kaki lima semua menggunakan bawang goreng.

Dari situ lah muncul ide tersebut, tetapi muncul kendala dikarenakan bawang goreng dapat beli dengan mudah dan dapat dijumpai dimana saja dan dapat juga dibuat sendiri. Tetapi pak koad mencoba membuat bawang goreng yang beda dari yang lain, beliau belajar bagaimana membuat bawang goreng yang beda dengan mencari refrensi baik dari buku maupun internet. Beliau termotivasi membuat bawang goreng produksinya harus beda dari yang ada di refrensinya. Pak Koad


(18)

mempunyai prinsip ATM (amati, tiru dan modifikasi). Percobaannya membuat bawang goreng yang diinginkannya tidak berjalan mulus karena beberapa percobaan awal gagal, tetapi pada akhirnya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan pak Koad yaitu bawang goreng yang crispy, garing, tidak berminyak, tahan lama dan tidak memakai bahan pengawet. Kemudian pak Koad ingin menaikkan kelas bawang gorengnya dengan cara membuat tampilan yang beda, karena selama ini bawang yang di jual di pasaran terkesan biasa, tidak menarik baik dalam hal rasa, warna , gurihnya, tahan lamanya maupun kemasan bawang goreng tersebut. Awalnya Pak Koad memasarkan produknya ke pasar-pasar tradisional yang ada di kota medan, respon pasar terhadap produk tersebut pun disambut positif, biarpun harga yang di tawarkan oleh bawang goreng crispy tersebut lebih mahal jika di bandikan dengan bawang goreng lainnya, dikarenakan dimana ada kualitas disitu ada harga. sementara di mall-mall maupun di pusat berbelanjaan modern yang berada di Medan belum tampak adanya produk bawang goreng, dengan begitu pak Koad membuat sasaran produknya untuk menengah keatas tentunya dengan kemasan yang lebih bagus.

Pada akhirnya produk bawang goreng crispy buatan Pak Koad dengan Merek Mdn-Crispy 22 ini telah ada di mall-mall maupun di pusat perbelanjaan modern yang ada di kota medan dan beberapa restoran di kota Medan juga menggunakan produk bawang goreng crispy ini. Pak Koad juga sering mengikuti pameran-pameran kuliner baik itu yang ada di sumatera maupun di pulau jawa. Pak Koad juga memasarkan produknya lewat website bawangorengcrispy.com .Pak Koad juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang berada disekitar rumahnya untuk memproduksi bawang goreng produk Mdn-Crispy 22.


(19)

Tidak hanya memproduksi bawang goreng crispy original, tetapi pak Koad juga membuat produk bawang goreng lainnya yaitu bawang goreng crispy pedas, bawang goreng teri medan dan abon udang. Pak Koad berniat membuat bawang goreng bukan hanya menjadi pelengkap makanan saja, tetapi membuat bawang goreng juga bisa menjadi cemilan masyarakat.

4.1.2 Visi dan Misi

a. Visi

Visi dari Bawang Goreng Mdn-Crispy 22 adalah “Ingin Produsen Bawang Goreng Nomer 1 di Indonesia Menjadikan Bawang Goreng Lokal Sumatera Utara Menjadi Membumi di Seluruh Wilayah Indonesia”.Maksudnya adalah ingin menjadi produsen yang paling dikenal dan paling berkembang.

b. Misi

Untuk mencapai visi di atas maka Mdn-Crispy 22 menetapkan misi :

1. Selalu melakukan inovasi terhadap produk bawang goreng crispy.

2. Memajukan dan menggunakan bawang dari daerah samosir dan memberikan kearifan lokal bagi masyarakat sekitar.

4.1.3 Lokasi Usaha

Mdn-Crispy 22 beralamat di Jalan Anugerah VII No. 11 Komplek Perumahan Anugerah Cemara Abadi. Lokasi usaha ini terletak di kecamatan Percut Sei Tuan.


(20)

Pemilik Usaha (Pak Koad

Chamdi)

Karyawan Bagian Pengupas

Bawang

Karyawan Bagian Pemotong

Bawang

Karyawan Bagian Penggorengan

Bawang

Karyawan Bagian Pengemasan a. Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi pada Mdn-Crispy 22 adalah bentuk struktur organisasi garis.Struktur organisasi ini hanya terdiri dari dua tingkatan, yaitu pemilik usaha dan karyawan.Bapak Koad yang merupakan pemilik usaha berada pada tingkatan atas, sedangkan tingkatan dibawahnya merupakan karyawan yang terdiri dari karyawan bagian pengupas bawang, karyawan bagian pemotong bawang, karyawan bagian penggoreng bawang, dan karyawan bagian pengemasan.Selain bertindak sebagai pengambil semua keputusan, terkadang pemilik usaha juga terdlinat langsung dalam proses produksi. Struktur organisasi Mdn-Crispy 22 dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur organisasi Mdn-Crispy 22

Sumber : Diolah Peneliti (2014)


(21)

Setiap karyawan yang terdapat pada struktur sederhana Mdn-Crispy sudah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, walaupun terkadang antar karyawan sering saling bertukar pekerjaan. Hal ini karena pada dasarnya setiap karyawan menguasai semua tahapan dalam proses produksi. Berikut adalah pembagian tugas untuk setiap bagian pada struktur sederhana Mdn-Crispy 22:

1. Pemilik Usaha

Pemilik usaha bertindak sebagai penanggung jawab setiap kegiatan yang dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22.Kegiatan tersebut mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pemilik usaha terkadang juga ikut ambil bagian dalam proses produksi.

2. Karyawan Pengupas Bawang

Karyawan bagian ini bertugas mengupas bawang yang didatangkan dari samosir, bawang di kupas secara manual dengan menggunakan pisau seperti hal nya yang dilakukan oleh ibu rumah tangga biasanya di rumah. Pengupasan besar kecilnya bawang perbengaruh terhadap honor yang akan mereka terima.

3. Karyawan Bagian Pemotong Bawang

Karyawan ini bertugas memotong bawang yang sudah di kupas dan dibersihkan sebelumnya, pemotongan bawang dilakukan dengan menggunakan alat pemotong yang dapat mempercepat proses pemotongan bawang agar tercapainya efisiensi waktu, tetapi tidak mengurangi kualitas


(22)

dari potongan bawang yang akan digoreng. Karena jika dilakukan secara manual akan memakai waktu yang lama

4. Karyawan Bagian Penggorengan Bawang

Karyawan bagian ini bertugas menggoreng bawang yang sudah dipotong sebelumnya, proses penggorengan ini menggunakan dua cara, pertama dengan menggunakan vacuum frying dan menggunakan kuali biasa. Dengan menggunakan vacuum frying karyawan memakan waktu sekali penggorengan sekitar 2 jam, tetapi hasil yang di dapat pasti sempurna tidak ada yang hitam. Sedangkan menggunakan kuali biasa memakan waktu 15 menit, tetapi karyawan harus mensortir bawang yang sudah digoreng tadi, memisahkan mana yang layak dan mana yang tidak layak untuk di kemas nantinya.

5. Karyawan Bagian Pengemasan

Karyawan bagian ini bertugas untuk mengemas bawang yang sudah siap untuk dimasukkan kedalam botol plastik ukuran 100 gr, maupun kedalam kemasan plastik ukuran 100 gr. Dan kemudian dikemas lagi kedalam dus yang bermuatan per dusnya adalah 25 botol plastik.

4.1.5 Sumber Daya Manusia

Mdn-Crispy 22 dalam memproduksi bawang goreng menggunakan karyawansebanyak 19 karyawan.Keseluruhan karyawan merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar lokasi usaha.Sebelumnya karyawan tersebut belum


(23)

memiliki keahlian dalam membuat bawang goreng krispi. Keahlian tersebut merupakan hasil pelatihan yang diberikan secara langsung oleh pak Koad

Sistem pengupahan karyawan menggunankan sistem borongan, yaitu karyawan akan mendapatkan upah yang biasanya sebesar Rp.1000 – Rp.2000 / Kg bawang tergantung besar kecilnya bawang yang akan dikupas.

4.1.6 Sarana dan Prasarana a. Bangunan

Tempat usaha Mdn-Crispy 22 merupakan rumah pribadi dari Pak Koad sendiri, proses pengupasan dan penggorengan dilakukan di dapur rumah pak Koad itu sendiri dan tempat pengemasan dilakukan di ruangan khusus yang disediakan untuk melakukan proses pengemasan, tetapi tempat pengupasan bawang dilakukan di rumah karyawan masing-masing yang merupakan ibu rumah tangga yang berada disekitar tempat usaha.

b. Jaringan Internet

Jaringan internet di lokasi usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung untuk melakukan koneksi internet. Dukungan jaringan internet dapat dimanfaatkan sebagai upaya mempromosikan produk melalui dunia maya dan proses pemesana melalui online, selain itu jaringan internet juga berguna untuk memperbaharui informasi bagi pemilik usaha dalam hal inovasi pelayanan dan produk.

c. Akses Jalan

Akses menuju lokasi usaha berupa jalan yang berada didalam komplek perumahan. Akses menuju ke tempat usaha juga bagus, jalan sudah di aspal


(24)

sehingga memudahkan mobilitas dalam mendistribusikan produk ataupun mendatangkan bahan baku.

d. Peralatan

Peralatan yang digunakan dan tersedia dalam usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung kegiatan oprasional produksi dari usaha Mdn-Crispy 22 karena peralatan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :

1. Penggorengan, tempat menggoreng bawang mentah menjadi bawang goreng.

2. Vacuum Frying,menggoreng bahan baku dengan menurunkan tekanan udara pada ruang penggorengan sehingga menurunkan titik didih air sampai 50°-60° C. Dengan turunnya titik didih air maka bahan baku yang biasanya mengalami kerusakan/perubahan pada titik didih normal 100 °C bisa dihindari.

3. Serokan, untuk mengambil bawang yang telah digoreng dari penggorengan. 4. Alat Pengiris, untuk mengiris bawang mentah menjadi potongan bawang

kecil-kecil. Alat ini terbuat dari baja anti karat yang dioperasikan oleh motor listrik.

5. Kompor, sebagai alat pembakar untuk melakukan proses penggorengan. Alat ini dioperasikan dengan menggunakan tabung gas sebagai bahan bakar. 6. Alat pemeras, untuk menurunkan/mengeluarkan minyak tertinggal dalam

bawang goreng. Alat ini terbuat dari besi dan kaleng yang dioperasikan berputar menggunakan motor.


(25)

7. Bawang merah Samosir, sebagai bahan baku utama.

8. Minyak goreng, merupakan bahan pembantu proses penggorengan.

4.1.7 Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan Mdn-Crispy 22 adalah bahan baku yang bermutu dan memiliki standar mutu yang baik. Sebagai produsen bawang goreng Mdn-Crispy 22 memilih bawang merah yang berkualitas yang berasal dari Kabupaten Samosir dan bumbu – bumbupun dipilih berdasarkan permintaan konsumen dan inovasi rasa yang dilakukan Mdn-Crispy 22.Untuk memenuhi permintaan perharinya yang mencapai 20 kg dan keperluan tigaatau empat ton bawang merah, maka Pak Koad selaku pemilik menerapkan strategi untuk mempersiapkan keperluan stok bahan baku untuk seminggu kegiatan usaha.

4.1.8 Proses Produksi

Proses produksi yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 memiliki standar produksi yang telah diterapkan sejak berdirinya usaha ini. Proses produksi pembuatan bawang goreng dimulai dari : pemilihan bahan baku, pengupasan bawang merah, penyortiran bawang merah, pemotongan bawang merah, penggorengan bawang merah, pencampuran dengan bumbu, dan pengemasan. Dalam setiap tahapan produksi bawang goreng mengutamakan kebersihan dan kualitas kerja.Usaha ini sebenarnya tidak membutuhkan keahlian khusus. Bahan baku dan alat yang dibutuhkan serta prosesnya pun terbilang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan antara lain bawang merah, minyak goreng, dan juga garam.


(26)

Bahan tambahan lainnya misalnya cabai atau ikan teri atau udang, tergantung resep masing – masing. Alat-alat yang diperlukan antara lain wajan, kompor, dan pisau dapur atu memakai alat pemotong khusus pemotong bawang. Yang pertama sekali dilakukan dalam pembuatan bawang goreng ini ialah pengupasan kulit kering bagian luar. Setelah itu , bawang hasil kupasan kemudian ditiriskan. Berdasarkan pengalaman beberapa perajin, hasil kupasan ini biasanya didiamkan sehari semalam dan ditempatkan pada tempat yang tidak terkena matahari. Perlakuan ini dimaksudkan agar kadar air yang ada di dalam bawang goreng benar-benar minimal sehingga bisa mempercepat proses penggorengan nantinya. Pengurangan kadar air juga berpengaruh terhadap penampilan bawang gorengnya. Kadar air yang masih tinggi akan menyebabkan warna bawang goreng agak kecoklatan/kehitaman.

Keesokan harinya, bawang dicuci dengan air bersih sekedar menghilangkan kotoran ringan.Hasil pencucian ditiriskan dan dilanjutkan dengan pengirisan.Pengirisan ini bisa menggunakan alat khusus atau biasa juga dengan pisau biasa. Namun, tentu saja dengan menggunakan alat menggunakan alat hasilnya akan lebih banyak dan seragam, dengan menggunakan pisau biasa, satu orang hanya mampu mengiris 20 kg bawang setiap harinya. Sementara jika menggunakan alat, setiap orang akan mampu mengiris sampai ratusan kilo.

Bawang yang sudah diiris kemudian digoreng dengan menggunakan penggorengan biasa dan menggunakan vacuum frying. Setelah proses penggorengan selesai, bawang akan ditiriskan terlebih dahulu kemudian akan di kemas kedalam ukuran kemasan masing-masing. Baik itu kedalam botol yang berukuran 100 gr atau


(27)

kedalam kemasan plastik yang berukuran sama. Untuk restauran akan dijual dengan ukuran 1 kg.

4.2 Identitas Informan 1 Informan Kunci

Nama : Koad Chamdi

Umur : 40

Pendidikan Terakhir : SMA

2 Informan Utama

Nama : Muhammad Abdi

Umur : 49

Pendidikan Terakhir : SMA

3 Informan Utama

Nama : Sukma Pertiwi

Umur : 45

Pendidikan Terakhir : SMA

4 Informan Tambahan

Nama : Sutini

Umur : 35


(28)

5 Informan Tambahan

Nama : Susi

Umur : 41

Pendidikan Terakhir : SMA

4.3 Analisa Data

Dalam sub – bab ini akan dianalisa semua data yang diperoleh dari hasil wawancara. Adapun ahsil analisa yang dilakukan adalah dengan analisa deskripif kualitatif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informan data tersebut sesuai dengan fokus kegiatan penelitian.

Dari seluruh data dan informasi yang dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara mendalam (depth interview) dengan informan, studi dokumentasi maupun

catatan – catatan peulis sewaktu melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian, maka dapat diberikan suatu analisa tentang Pelaksanaan Langkah – Langkah

Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22 Jalan Anugrah VII

Kompleks Cemara Abadi, Keluraham Sampali, Kabupatem Deli Serdang.

Berkaitan dengan hasil penelitian ini dapat dijelaskan secara keseluruhan beberapa indikasi mengenai langkah – langkah positioning yang dilakukan oleh usaha


(29)

4.3.1 Perbedaan Produk Mdn-Crispy 22 dengan Produk Pesaing Sejenis

Untuk mengetahui perbedaan produk bawang goreng Mdn-Crispy 22 denganbawang goreng produksi usaha lainnya. Adapun pertanyaan mengenai produk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad, beliau mengatakan:

“ Produk olahan kami merupakan produk olahan bawang dengan kualitas yang baik dibandingkan olahan bawang dari usaha lain karena jaminan kualitas produknya sudah diakui oleh konsumen”

Menurut Kotler (2009 :57) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.Produk secara umum daat diartikan sebagai segala sesuatu yang baik yang berwujud ataupun yang tidak berwujud yang dihasilkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen.

Keinginan konsumen yang semakin berkembang dan terus berubah – berubah mengikuti zaman memaksa setiap produsen untuk terus berinovasi mengikuti keiinginan konsumen agar tercipta permintaan atas produk yang diproduksi menjadi tinggi.Selain untuk memenuhi keinginan konsumen, produsen juga harus menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produsen lainya atau produsen pesaing.Kemampuan produsen memproduksi produk yang mampu bersaing dengan


(30)

produsen pesaing maka dapat menjadikan perusahaan tersebut menjadi market leader

di pasar.

Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa sebenarnya produk olahan bawang goreng dari Mdn-Crispy 22 memiliki keunggulan dan faktor pembeda dengan olahan bawang goreng sejenis yang diproduksi oleh produsen lainnya. Mdn-Crispy 22 memproduksi bawang goreng dengan kualitas bahan – bahan yang terbaik dan bermutu terbukti dengan tanggapan psoitif dari konsumen dan permintaan akan produk yang stabil dan cenderung meningkat.

Perbedaan produk olahan bawang goreng yang dilakukan Mdn-crispy dengan olahan bawang goreng lainnya berfokus pada : pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengemasan yang inovatif dan menarik, variasi rasa bawang goreng yang beraneka ragam. Mdn-Crispy 22 sejak didirikan hingga saat ini telah berhasil menjadi market leader untuk penjualan bawang goreng olahan di daerah Sumatera

Utara.

4.3.2 Standar Baku Pengelolaan Produk

Untuk mengetahui standar pengelolaan produk.Adapun pertanyaan mengenaiproduk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad, beliaumengatakan:

“Ya ada, standar pengelolaan produk mengikuti standar pengeloaan produk yang baik, seperti pengontrolan kualitas bahan baku, menjaga kebersihan pelaksanaan produksi, pemilihan bahan – bahan yang alami dan halal, output yang dikemas secara baik yang untuk menjaga”


(31)

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Abdi(pegawai),beliau mengatakan:

“Ada, standar pengeloaan produk dimulai dilaksanakan secara terus – menerus dari mulai tahapan pemilihan bahan baku sampai penjualan produk ke konsumen”

Dalam pelaksanaan setiap kegiatan dibutuhkan suatu standar yang mengatur jalannya kegiatan usaha dan menciptakan iklim yang teratur dalam pelaksanaan kegiataan usaha. Standar yang ada dalam setiap perusahaan dan setiap usaha bebeda – beda disesuaikan dengan budaya perusahaan dan kemampuan ataupun kapabilitas dari perusahaan itu sendiri. Dalam pengelolaan produk sangat penting tersedianya standar yang jelas untuk memproduksi produk, agar produk yang dihasilkan dapat menjadi produk yang baik dan terstandarisasi dengan baik.

Standar yang telah disepakati dan disetujui maka harus di dibakukan dalam bentuk peraturan yang harus dipatuhi oleh pihak – pihak yang berkepentingan dalam tahapan pengelolaan produk.Standar yang telah disepakati dan disetujui oleh suatu usaha juga harus di standarisasi untuk mencapai nilai keobjektifitasan standar yang baik.

Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa Mdn-Crispy memiliki standar baku dalam pengelolaan produk, dimana standar tersebut dimulai dari yang pertama, standar pemilihan bahan baku untuk olahan bawang goreng, dalam kegiatan pemilihan bahan baku yaitu : bawang dan bahan pendukung lainnya, Mdn-Crispy 22 memilih bahan – bahan yang terbaik dan unggulan. Seperti untuk bawang merah, Mdn- Crispy memilih bawang merah yang berasal dari pulau Samosir daerah Danau Toba yang dipasok langsung dari Pulau Samosir.Bawang merah Samosir adalah


(32)

bawang merah yang memiliki bentuk lebih kecil dibanding bawang varian lain, namun aromanya yang menyengat dan memiliki kandungan air yang sedikit menjadikan bawang ini menjadi pilihan banyak orang dan ibu rumah tangga dalam urusan kuliner. Sebagai penambah cita rasa seperti cabai, udang maupun ikan teri Medan yang khas menggunakan kualitas yang baik.

Untuk mendukung standar pengeloaan produk yang dimiliki oleh Mdn-Crispy 22 maka Mdn – Crispy 22 juga terstandarisasi Halal oleh MUI dan Sertifikasi Dinas Kesehatan (P. IRT No. 2031275001988).Standar dan Mutu Kemasanjuga dijaga dengan memilih kemasan yang menarik bermutu baik untuk menjaga kualitas dari Bawang Crispy sendiri. Dengan toples yang berkualitas baik dilengkapi seal penutup kedap udara menjadikan Bawang Crispy lebih steril dan higienis.

4.3.3 Kesalahan Dalam Pengelolaan Produk

Untuk mengetahui kesalahan dalam pengelolaan produk dan langkah – langkah yang dilakukan untuk menanggulangi kesalahan.Adapun pertanyaan mengenai produk. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pemilik, Pak Koad, beliau mengatakan:

“Pernah, jika terjadi kesalahan maka langsung dilaksanakan penanggulangan atas kesalahan tersebut dan setelah dilaksanakan penanggulangan maka dilaksanakan evaluasi”

Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Tiwi (pegawai), beliau mengatakan:

“ Pernah, Jika terjadi kesalahan kami langsung melaksanakan perbaikan dan langsung berkonsultasi dengan pemilik usaha”


(33)

Dalam pelaksaanaan kegiatan pengelolaan produk dibutuhkan pola tindakan atapun tahapan – tahapan mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan evaluasi, dimana tahapan – tahapan tersebut dilaksanakan untuk menghindarkan terjadinya kesalahan atau kekeliruaan dalam penegeloaan produk.

Dalam mengelola produk dan setiap kegiatan pengelolaan produk, usaha ataupun perusahaan pasti pernah mengalami kesalahan yang menimbulkan kegagalan dalam mengelola produk.Akan tetapi perusahaan ataupun usaha tidak dapat hanya berdiam diri dan membiarkan kesalahan itu terjadi sehingga dibutuhkan langkah – langkah penanggulangan yang dapat mengantisipasi produk dan menanggulangi kesalahan.

Kesalahan – kesalahan yang terjadi dapat dibagi atas dua yaitu: kesalahan sistemik yaitu kesalahan yang terjadi yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap tahapan –tahapan lainnya ataupun mempengaruhi elemen lainnya, yang kedua adalah kesalahan non sitemik yaitu kesalahan yang terjadi yang tidak dapat mempengaruhi tahapan – tahapan berikutnya dan elemen – elemen lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh informasi bahwa dalam kegiatan pengeloaan produk di Mdn-Crispy 22 pernah terjadi kesalahan, hanya intensitas kesalahan yang terjadi tidak rutin dan kesalahan yang terjadi kebanyakan adalah kesalahan non sistemik. Kesalahan – kesalahan yang terjadi pada tahapan pengeloaan produk umumnya terjadi pada kegiatan pemasakan dari bawang merah untk diolah dijadikan bawang goreng, dimana ditemukan kesalahan yaitu bawang goreng yang gosong dan kurang matang, atas dasar keslahan tersebut pekerja yang berkonsultasi


(34)

dengan pemilik mengambil langkah untuk menanggulangi kesalahan tersebut dengan menerapkan aturan yang mengatur besar api, kuantitas bawang yang digoreng, dan minyak yang digunakan adalah minyak goreng dengan kuliatas terbaik dan hanya bisa digunakan sebanyak 2 kali dan bawang goreng yang gosong dan tidak sesuai standar langsung dipisahkan atau disortir dengan yang masih baik.

Dari hasil penanggulangan yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 maka dapat diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy 22 tanggap dalam menanggulangi setiap kesalahan yang terjadi terbukti dengan langkah – langkah komprehensif yang diambil dan dilaksanakan untuk penanggulangan kesalahan.

4.3.4 Jenis – Jenis Pelayanan di Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui tentang jenis layanan yang disediakan oleh Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai pelayanan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, Beliau mengatakan :

“ Jenis – Jenis pelayanan yang tersedia adalah layanan pesan antar, pelayanan ( delivery order), layanan terhadap pesanan dalam ukuran ataupun jumlah per bungkus hingga per kilogram”.

Menurut Kotler (2002:83) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.Produksinyadapat dikaitkan atau tidak pada satu produk fisik sehingga pelayanan merupakan perilau produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya keinginan konsumen.


(35)

Pelayanan dialaksanakan oleh setiap usaha ataupun perusahaan dilaksanakan oleh perusahaan dengan memperhatikan setaip elemen yang tersedia dan jenis produk yang dijual ataupun produk yang di tawarkan produsen kepada konsumen.Pelayanan dapat menjadi landasan utuk atau bagi konsumen untuk setia ataupu loyal kepada perusahaan ataupun produk yang diual atau diperoduksi.Karena produksi dapat menimbulakan dampak emosional bagi konsumen untuk memutuskan pembelian dan untuk memutuskan menjadi pelanggan tetap dari usaha tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh gambaran tentang pelayanan dari Crispy 22 adalah sebagai berikut : pelayanan yang disediakan oleh Mdn-Crispy 22 untuk konsumen adalah layanan yang berfokus pada distribusi dan kuantitas produk yang diminta oleh konsumen dari Mdn-Crispy terbukti dengan tersedianya layanan pesan antar dan melayani pemesanan dalam partai besar, sedangkan untuk pemebelian langsung konsumen dapat langsung ke lokasi pembuatan sekaligus menjadi outlet penjualan.

4.3.5 Kesesuaian Kemampuan Karyawan Dengan Standar Pelayanan Yang Diterapkan Di Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui tentang kesesuian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan yang diterapkan di Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai pelayanan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau mengatakan :

“ Karyawan yang bekerja di Mdn-Crispy 22 merupakan karyawan yang telah dilatih keterampilannya dalam memproduksi produk dan melayani konsumen”.


(36)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupaka elemen yang pendting untuk menjalankan usaha, sumber daya manusia memiliki peran sebagai leader atas seluruh

sumber daya yang tersedia dan yang dimiliki oleh perusahaan. Atas dasar tersebut dibutuhkan kualitas SDM yang baik untuk dapat mengelolah setiap sumber daya yang ada untuk pencapain tujuan perusahaan atau kegiatan usaha.

Manusia yang diperkerjakan dalam suatu perusahaan ataupun perusahaan sering dikena dengan sebutan karyawan, karywan merupakan individu yang diperkerjakan untuk melaksanakan setiap kegiatan yang telah diatur dan terstandarisasi.Karyawan yang baik adalah karyawan yang mengerti iklim pekerjaannya, mengerti pekerjaannya, memiliki kemampuan untuk melaksanakan setiap tugas yang diberikan dan mampu mengantisipasi setiap masalah yang terjadi sesuai dengan level pekerjaannya.

Untuk menciptakan kualitas karyawan yang baik dan sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh perusahaan aka diperlukan pelatihan – pelatihan keterampilan yang dapat memebantu peningkatan kemampuan karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti maka diperoleh informasi tentang kesesuian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan di Mdn-Crispy 22 adlah sebagai berikut : karyawan yang bekerja di Mdn-Crispy 22 merupakan karyawan yang direkrut dari masyarakat sekitar rumah pemilik usaha, dimana karywan tersebut dilatih keterampilannya untuk melaksanakan pelayanan, mulai dari tahapan produksi bahan baku sampai penjualan produk kepada konsumen. Berdasarkan hasil wawancara juga diperoleh informasi bahwa kemampuan karyawan


(37)

dalam hal pelayanan sudah pada level baik dan sesuai dengan standar pelayanan yang dimilki oleh Mdn-Crispy 22 yaitu: Disipli, Cepat, Sigap, dan Ramah.

4.3.6 Kegiatan Distribusi Produk Dari Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui tentang bagaimana kegiatan distribusi produk dari Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai distribusi pelayanan. Hasil wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau mengatakan :

“Sejauh ini kegiatan distribusi produk dari Mdn Crispy 22 dimulai dari toko sekaligus tempat pembuatan langsung ke distributor dan langsung mencapai konsumen”

Setelah produk diproduksi oleh perusahaan maka dilaksanakan kegiatan distribusi untuk menjangkau konsumen atau pasar dan untuk menjual produk kepada calon konsumen ataupun pasar.Pada tahapan ini yang menjadi fokus utama pembahasan adalah distribusi produk pasca produksi. Menurut Kotler (2007 :122) saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan oleh konsumen atau pengguna bisnis. Saluran distribusi harus mengedepankan paham efisien dan efektif, dimana dengan mengedepankan pemahaman tersebut maka akan membantu usaha untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti tentang kegiatan distribusi produk diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy 22 menggunakan pola distribusi yang konvensional dimana produk pasca produksi langsung didistribusikan kepada distributor dan langsung di distribusikan kepada konsumen melalui kegiatan


(38)

distributor itu dan kemampuan distributor menjual produk tersebut kepada konsumen. Distributor dari Mdn-Crispy 22 mulai dari distributor kecil hingga distributor besar seperti: swalayan hingga mallmall besar. Permintaan terhadap

produk bawang goreng Mdn-Crispy 22 berjalan stabil dan cenderung meningkat sehingga Mdn-Crispy melaksanakan kegiatan distribusi produk yang rutin kepada setiap distributornya yang disesuaikan dengan ketersediaan produk di tempat disributor.

4.3.7 Kesulitan Dalam Mendistribusikan Produk Dari Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui kesulitan dalam mendistribusikan produk dari Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai distribusi pelayanan. Hasil wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau mengatakan :

“ Ada, kesulitannya adalah armada yang kurang, cara menanggulanginya adalah dengan mempercepat waktu pendistribusian produk untuk pencapaian ketepatan”

Distribusi merupakan tahapan penting dalam kegiatan perusahaan ataupun usaha.Distribusi produk pasca produksi memiliki peranan penting bagi kelangsungan produk dan keeksisan dari produk itu sendiri.Dalam distribusi perusahaan diharuskan memiliki kemampuan untuk menetapkan langkah – langkah yang tepat dan akurat untuk pencapaian tujuan usaha.Kendala ataupun kesulitan yang dihadai suatu usaha dalam mendistribusikan produknya datang dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal kendala dapat berasal dari kebijakan yang keluarkan oleh pengambil keputusan emnyangkut distribusi dan pelayanan, serta sarana dan prasarana


(39)

penunjang dalam distribusi, kendala yang berasal dari eksternal seperti kendala yang bersumber dari cara pendistribusian, tempat yang dituju, dan konsumen.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi tentang kesulitan yang dihadapi oleh Crispy 22 dalam kegiatan distribusi adalah sebagai berikut: Mdn-Crispy 22 memiliki kesulitan ataupun kekurangan dari kurangnya fasilitas transportasi untuk mendistribusikan produk sehingga mengharuskan Mdn-Crispy harus mendistribusikan produknya lebih cepat agar sampai dengan tepat waktu dan Mdn – Crispy 22 juga mengatur sistem pemesanan agar tidak terjadi ketimpangan dengan cara membuat database pemesanan atas bawang goreng setiap bulannya.

4.3.8 Penilaian Konsumen Terhadap Produk Dari Mdn – Crispy 22

Untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap produk dari Mdn – Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai citra usaha. Hasil wawancara dengan dua orang konsumen, konsumen pertama yaitu ibu Tini, Beliau mengatakan:

“Mdn-Crispy menghasilkan bawang goreng terbaik dan selalu menjaga kualitasnya dan pelayananya sangat baik”

Seirama dengan konsumen pertama, ibu susi menyatakan bahwa :

“Mdn- Crispy22 memproduksi olahan bawang goreng yang inovatif dan dengan kualitas bahan – bahan yang digunakan adalah bahan – bahan terbaik”

Konsumen memiliki posisi terpenting dalam seluruh kegiatan usaha karena konsumen merupakan tujuan dari adanya kegiatan usaha.selain memilki posisi penting, konsumen juga sebagai tolak ukur untuk suatu perusahaan dinyatakan berhasil dan dapat bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lain, karena


(40)

perusahaan yang dapat dikatakan berhasil dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya adalah perusahaan yang mampu memilki konsumen yang banyak dan menjadi pelanggan yang tetap.

Selain melaksanakan kegiatan pembelian konsumen juga melaksanakan kegiatan penilaian yaitu penilaian terhadap produk ataupun perusahaan itu sendiri yang disebut citra produk dan citra usaha.

Kotler(2000:599) menyatakan bahwa : “image is the set beliefs, ideas,and

impressions and that people hold of object” yang berarti adalah citra adalah

kepercayaan, tanggapan sesorang terhadap sesuatu benda ataupun produk. Berdasarkan pengertian diperoleh informasi bahwa penilaian produk yang dilakukan oleh konsumen terhadap produk menghasilkan citra bagi produk itu sendiri ataupun kepada perusahaan yang memproduksi produk tersebut.Kegiatan penilaian produk tersebut melalui tahapan evaluasi dalam diri konsumen itu sendiri yang kemudian diwujudkan melalui keputusan yang diambil oleh konsumen itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara tentang penilaian konsumen terhadap produk dari Mdn – Crispy 22 diperoleh informasi bahwa konsumen merasa puas dan menyukai produk yang diproduksi oleh Mdn-Crispy 22 terbukti dengan pemesanan selalu stabil bahkan cenderung meningkat. Rata-rata, tiap hari dia memproduksi 30 kg bawang goreng original, 15 kg bawang teri pedas dan 10 kg bawang pedas. Harga yang ditawarkan variatif mulai dari Rp 13.000 untuk bawang original, Rp 19.000 bawang pedas dan Rp 25.000 bawang teri pedas dalam tiap kemasan 100 gr. Omset yang dicapainya pun cukup lumayan, sekitar Rp 40 juta hingga Rp 45 juta per


(41)

bulan.Bawang goreng Crispy 22 juga telah menembus pasar luar kota, hingga ke Bandung, Yogyakarta dan Papua bahkan menjangkau hingga Malaysia. Berdasarkan dari data tersebut diperoleh informasi bahwa konsumen sudah merespon positif terhadap produk olahan bawang goreng dari Mdn-Crispy 22 dan menjadinya bawang goreng Mdn-Crispy 22 sebagai pilihan utama.

4.3.9 Ethos Kerja Karyawan Di Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui ethoskerja karyawan di Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan

tersebut mengenai karyawan. Hasil wawancara dengan pemilik Bapak Koad, Beliau mengatakan:

“ Karyawan memiliki disiplin yang baik, rajin, memiliki keinginan kerja yang

baikll, dan keterampilan kerja yang baik juga”

Ethos berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti karakter, cara hidup,

kebiasaaan sesorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia mereka , yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang komprehensif mengenai tatanan. Dari pengertian diatas jika ethos digabungkan dengan kerja

karyawan maka memilki pengertian yaitu kebiasaan kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang ada.

Ethos kerja yang baik dan berkualitas dari karyawan akan berdampak terhadap

hasil ataupun output yang baik dan berkualitas. Dalam menumbuh kembangkan ethos


(42)

Berdasarkan hasil wawancara tentang ethos kerja karyawan di Mdn-Crispy 22

diperoleh informasi bahwa karyawan di Mdn- Crispy memiliki ethos kerja yang baik,

karyawan juga memilki sikap disiplin yang baik. Dengan hasil wawancara yang tersebut maka dapat berdampak baik bagi usaha Mdn-Crispy 22 dan Mdn-Crispy 22 dapat memfokuskan melaksanakan perbaikan di bagian lainnya.

4.3.10 Pembagian Tanggung Jawab dan Hak Karyawan.

Untuk mengetahui pembagian tanggung jawab dan hak karyawan.Pertanyaan tersebut mengenai karyawan. Hasil wawancara dengan karyawan Bapak Abdi, Beliau mengatakan :

“ Pembagian tanggung jawab disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan pegawai itu sendiri, dan untuk haknya dibagi sesuai dengan hasil kerja pegawai”

Senada dengan Bapak abdi, ibu tiwi mengatakan :

“ tanggung jawab dibagi sesuia kemampuan dan haknya dibagi secara seimbang”

Karyawan dalam kegiatan usaha selain harus memilik ethos kerja yang baik

juga harus mendapat pembagian tanggung jawab yang jelas yang dapat membimbing dan mengarahkan setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Tanggung jawab dan hak kerja karyawan adalah aspek yang harus diperhatikan oleh suatu usaha atau pemilik usaha, karena dengan distribusi tanggung jawab yang baik maka akan menciptakan karyawan yang berdedikasi terhadap setiap pekerjaanya.

Pembagian tanggung jawab harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Karena jika tanggung jawab yang diberikan tidak sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawab


(43)

maka akan menimbulkan kegiatan kerja yang tidak efisien dan hasil kerjanyapun tidak maksimal. Sedangkan untu pembagian hakpun harus disesuaikan dengan tanggung jawab dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan. Hak karyawan yang diberikan sesuai dengan tanggung jawab karyawan akan menimbulkan motivasi yang bagi karyawan, sedangkan pemberian hak karyawan yang tidak baik akan menjadikan beban bagi suatu usaha.

Berdasarkan hasil wawancara tentang pembagian tanggung jawab dan hak karyawan diperoleh informasi bahwa pembagian tanggung jawab dan hak kerja di Mdn-Crispy 22 merata.

4.4 Pembahasan

Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP

(Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi beberapa

segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan memilih satu atau beberapa segmen pasar tersebut untuk dijadikan pasar sasaran, selanjutnya adalah menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak konsumen.

Menurut Kotler (2007:375) positiong adalah tindakan merancang tawaran dan

citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (dibandingkan para pesaing) didalam benak pelanggan sasarannya.Hasil akhir positioning adalah terciptanya proporsi nilai yang pas, yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli.

Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini

dikemukakan oleh Regis McKenna (1985) dalam Yuli Prihartini (2008:20) yang juga mengemukakan definisi product positioning sebagai berikut :


(44)

The positioning proces sshould begin with the product themselves .To gain a

strong product positioning, a company must differentiate its product from all other

products on the market. The goal is to give the product aunique position in the market

place.

Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus

dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioningi yang kuat

suatu perusahaan perlu melakukan difrensiasi dalam banyak faktor yaitu : teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.

Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang meletakkan citra baik produk di dalam benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat lebih unggul dari produk pesaing. Yang menjadi perhatian penting adalha bagaimana cara agar konsumen dapat memiliki kesamaan persepsi dengan perusahaan tentang produk yang di tawarkan tersebut.

Berdasarkan pada hal tersebut maka peneliti dalam penelitian ini mendeskripsikan tentang langkah – langkah positioning dari produk bawang goreng

Mdn- Crispy 22. Langkah – langkah positioning terdiri atas: produk, pelayanan,

saluran distribusi, karyawan, dan citra.

Produk dari Mdn- Crispy adalahproduk olahan bawang goreng yang berfokus pada : pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengemasan yang inovatif dan menarik, variasi rasa bawang goreng yang beraneka ragam. Mdn-Crispy 22 sejak didirikan hingga saat ini telah berhasil menjadi market leader dengan standar pengelolaan


(45)

pemintaan konsumen seperti layanan pesan antar dan layanan pesan yang disesuaikan dengan kuantitas.

Distribusi Mdn-Crispy 22 menggunakan pola distribusi yang konvensional dimana produk pasca produksi langsung didistribusikan kepada distributor dan langsung di distribusikan kepada konsumen melalui kegiatan direct selling.

Mdn-Crispy 22 memilih distributor berdasarkan kredibilitas dari distributor itu dan kemampuan distributor menjual produk tersebut kepada konsumen. Distributor dari Mdn-Crispy 22 mulai dari distributor kecil hingga distributor besar seperti: swalayan hingga mallmall besar. Mdn-Crispy 22 memiliki kesulitan ataupun kekurangan dari

kurangnya fasilitas transportasi untuk mendistribusikan produk sehingga mengharuskan Mdn-Crispy harus mendistribusikan produknya lebih cepat agar sampai dengan tepat waktu dan Mdn – Crispy 22 juga mengatur sistem pemesanan agar tidak terjadi ketimpangan dengan cara membuat database pemesanan atas bawang goreng setiap bulannya.

Berdarsarkan penjelasan diatas maka diperoleh informasi bahwa pelaksanaan

positioning dari Mdn-Crisy merupakan pelaksanaan positioning yang berfokus pada

menentukan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan menerapkan ide inovasi dalam setiap pembuatan produknya, Membuat standar pengeloaan produk, menentukan standar evaluasi, menentukan tipe pelayanan, menentukan saluran distribusi, merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Hal ini juga didukung oleh peneliti tedahulu yaitu menurut Arif dengan judul penelitian “Langkah – langkah Menetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta Pasca Perubahan Logo” yang


(46)

menetapkan positioning yang dilakukan oleh Telkom Flexi Yogyakarta setelah pergantian logo adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan, mendata kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi pesaing, menentukan standar evaluasi, menetapkan daerah yang potensial, mengidentifikasi kesenjangan posisi, merencanakan dan melaksanakan strategi positioning.


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan langkah – langkah pelaksanaan

positioning pada Mdn-Crispy 22. Dalam pelaksanaan langkah – langkah pelaksanaan

positioning terdapat: produk, pelayanan, saluran distribusi, citra, dan karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan tentang maka diperoleh informasi sebgai berikut:

1. Produk dari Mdn-Crispy 22 maka diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy telah mampu menempatkan produknya ke target pasar yang dituju terbukti dengan pesanan atas produk yang selalu stabil bahkan meningkat.

2. Pelayanan yang tersedia untuk kosumen adalah layanan pesan antar dan layanan jumlah produk .

3. Saluran distribusi yang diterapkan oleh Mdn- Crispy 22 merupakan saluran distribusi yang sederhana yang bergantung pada calon distributor dan jumlah pemesanan.

4. Pelaksanaan kegiatan dari Mdn-Crispy 22 berfokus untuk menciptakan citra yang baik bagi konsumen.

5. Karyawan yang ada di Mdn-Crispy 22 adalah karyawan yang terampil dan terlatih untuk melaksanakan setiap kegitan oprasional usaha dari Mdn – Crispy 22.


(48)

5.2 Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, penulis bermaksud memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan efektifitas dalam kegiatan distrubusi maka diperlukan peningkatan dari sarana dan pra sarana pendukung dari kegiatan distribusi. 2. Untuk meningkatkan dan memperbesar usaha Crispy 22 maka

Mdn-Crispy 22 perlu melaksanakan kegiatan bauran pemasaran yang dapat membantu peningkatan penjualan yang nantinya berdampak terhadap perkembangan usaha dari Mdn-Crispy 22.


(49)

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan kemampuan seorang ahli peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalama menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan penelitian

Menurut Jogiyanto (2004:39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proporsi – proporsi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomenana atau fakta.Menurut Effendy (2004:224) teori berguna untuk menjadi titik tolak atau landasan berpikiri dalam memecahkan atau menyoroti masalah.Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksikan, dan menemukan keterpautan fakta – fakta yang ada secara sistematis.Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang digunakan adalah

2.1 Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler (1997:5) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial yang di dalam proses itu individu dan kelompok memperoleh sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Sunarto (2004:4) Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama utama pemasaran adalah


(50)

menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

2.1.2 Unsur Strategi Pemasaran

Dalam strategi pemasaran terdapat tiga komponen utama yaitu:

a) Diferensiasi

Diferensiasi berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan lain. Diferensiasi produk adalah semua usaha konkret yang dilakukan oleh perusahaan agar produk yang ditawarkan mempunyai suatu perbedaan yang positif dimata pelanggan berbeda dari yang ditawarkan pesaing.

b) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Strategi pemasaran suatu organisasi dibentuk oleh empat kombinasi yang disebut dengan bauran pemasaran (4P). Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan guna mengejar tingkat penjualan yang


(51)

diinginkan dalam pasar sasaran. Berikut adalaha bagian dari bauran pemasaran :

1) Product, yang dapat menjadi customer solution dalam arti produk

yanng dihasilkan oleh perusahaan nasabah memberikan solusi bagi konsumen individu, dan akan lebih baik apabila ditambah dengan produk atau layanan yang lain.

2) Price, harus dilihat sebagai costyang dikeluarkan konsumen dalam

membeli, menggunakan maupun menyimpan. Penetapan harga oleh produsen tidak akan berarti bila belum dihitung konsekuensi financial total yang menjadi beban konsumen. Kondisi tersebut berkembang sejalan dengan kemudahan informasi yang diperoleh bagi konsumen. 3) Place, lokasi berarti berhubungan dengan berbagai kegiatan

perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.

4) Promotion, yang dilakukan bersifat komunikasi dengan para

stakeholder, yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum melalui bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi dan pemasaran langsung.


(52)

c) Penjualan (Selling)

Hal terakhir yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara menjual produk tersebut. Menjual (selling) berbeda dengan memasarkan (marketing), selling mengacu pada usaha membuat konsumen membeli tawaran sesuai dengan strategi pemasaran. Taktik selling yang harus dilakukan adalah dengan menjual manfaat produk kepada konsumen, bukan lagi menjual features product.

2.1.3 Tiga Langkah Pokok Inti Pemasaran Strategis

Menurut Kotler (2007:45) hakikat dari pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning. Ketiga langkah ini sering disebut dengan STP ( Segmenting, Targeting, Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni mengidentifikasikan dan membutuhkan produk dan/ atau bauran pemasaran tersendiri.Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki dilayani.Langkah ketiga adalah positioning, yaitu tindakan positioning, yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dan produk di dalam pasar.

2.2 Positioning

Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP

(Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi

beberapa segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan memilih satu atau beberapa segmen pasar tersebut untuk dijadikan pasar sasaran,


(53)

selanjutnya adalah menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak konsumen.

2.2.1. Pengertian Positioning

Pengertian Positioning menurut Ries & Trout (2002:3) :

Positioning is the first body of thought to come to grips with the

problems of communicating in a overcommunicated society”

PositioningmerupakansesuatuyangAndalakukanterhadappikiran calonkonsumen,yaknimenempatkanprodukitupadapikirancalonkonsumen melaluikomunikasi.

MenurutHermawanKartajaya (2004:11):

The strategyforleadingyourcustomers credibly.

Yaituupayamengarahkanpelanggansecarakredibel.Hermawanberpendapat bahwapositioningmerupakanbeingstrategy,taklainadalahupaya

kitauntukmembangundanmendapatkankepercayaanpelanggan.

MenurutKotler(2007:375)adalahtindakanmerancangtawarandancitraperus ahaansehinggamenempatiposisiyangkhas(dibandingkanpara

pesaing)didalambenakpelanggansasarannya.Hasilakhirpositioningadalah

terciptanyaproporsinilaiyangpas,yangmenjadialasanbagipelangganuntuk membeli.

MenurutRhenaldKasali(1998:256),positioningadalahstrategikomunikasiu ntukmemasukijendelaotakkonsumen,agarproduk/merek/namasuatuprodukmeng andungartitertentuyangdalambeberapasegimencerminkan


(54)

keunggulanterhadapproduk/merek/namalaindalambentukhubunganasosiatif.

MenurutHermawanKartajaya,Yuswohady,JackyMussrydan

Taufik(2004:62) ada empat kriteria untuk menentukan positioning berdasarkankajianterhadap4CDiamonddalammodelSustainableMarket-ing Enterprise.Keempatkriteriatersebutadalah:Customer,Company,Competitor, dan

Change.

1. Didasarkanpadakajianataspelanggan(Customer).Positioningharus

dipersepsisecarapositifolehparapelanggandanmenjadi“reasontobuy” mereka.

2. Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dari kekuatan internal perusahaan (Company). Dikatakan bahwa positioning seharusnya

mencerminkankekuatandankeunggulankompetitifperusahaan. 3. Didasarkanpadakajianataspesaing(Competitor).Positioningharuslah

bersifatunik,sehinggadapatdenganmudahmendiferensiasikandiridari parapesaing.

4. Didasarkanpadakajianatasperubahan yangterjadidalamlingkungan bisnis.Positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan, perilakupelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Didasarkanpadakajianatasperubahanyangterjadidalamlingkungan bisnis,positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai


(55)

perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan,perilaku pelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Penempatanposisi(positioning)menjelaskanstrategimengenaicarabagaima

na perusahaan membedakan produknya dibandingkan dengan

pesaingdidalambenakkonsumen.Positioningdilakukanuntukmenciptakan

citrabaikyang diharapkan perusahaan, maksudnya adalah keterkaitan langsungdenganbagaimanakomsumenyangberadapadasegmenpasartertentu atau spesifikasiperusahaandalammempersepsikanproduk perusahaan.

Jadi,positioningadalahtindakanuntukmendapatkancelahdibenak

konsumenagarkonsumenmemilikipersepsidancitrayangkhususterhadap produkdanperusahaan.

2.3 ProductPositioningStrategy

Dalam proses positioning selaludimulai product positioning. Pendapat ini

dikemukakanolehRegis Mc Kenna(1985)dalamYuli

Prihartini(2008:20)yangjugamengemukakandefinisiproductpositioning

sebagaiberikut:

Thepositioningprocessshouldbeginwiththeproductthemselves.Togainastron

gproductpositioning,acompanymustdifferentiateitsproductfromallotherproductso

nthemarket.Thegoalistogivetheproductauniquepositioninthemarketplace.

Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioningharusdimulaidenganprodukitusendiri.Untukmencapai product


(56)

positioningyang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasidalambanyakfaktoryaitu:teknologi,harga,kualitas,saluran distribusi atausasarankonsumennya.

Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang meletakkancitra baikprodukdidalambenakkonsumensehinggaproduktersebut terlihatlebihungguldariprodukpesaing.Yangmenjadiperhatianpenting adalah bagaimanacaraagarkonsumendapatmemilikikesamaanpersepsi

denganperusahaantentangprodukyangditawarkantersebut.

Beberapa strategipositioningproduk yang dapat dilakukan oleh

perusahaandalamkegiatanpemasaranproduknyakepadapasarsasarannya:

(Kotler,2006:265dalamYuli Prihartini2008:21)

1. Penentuanposisimenurutatribut 2. Penentuanposisimenurutmanfaat

3. Penentuanposisimenurutpenerapandanpenggunaan 4. Penentuanposisimenurutpemakai

5. Penentuanposisimenurutpesaing

6. Penentuanposisimenurutkategoriproduk 7. Penentuanposisimenurutharga

2.3.1. Positioning Berdasarkan Atribut


(57)

produkyanglebihungguldibandingkandenganpesaingnya.Menurut

FandyTjiptonodalamFrendyPrasetya (2011:44),pemosisianberdasarkan ciri-ciriyaitudenganjalanmengasosiasikansuatuprodukatribut

tertentu,ciri,karakteristikkhususataudenganmanfaatbagipelanggan.Pemilihanatri butyangakandijadikanbasispositioningharusdilandaskan pada 6kriteriatersebut:

1. Derajatkepentingan(importance),artinyaatributtersebutsangat

bernilaidimatapelanggan.

2. Keunikan (distinctiveness), artinya atribut tersebut tidak

ditawarkanperusahaanlain.Bisapulaatributitudikemassecara lebihjelasolehperusahaandibandingkanpesaingnya.

3. Dapatdikomunikasikan(communicability),artinyaatributtersebut

dapatdikomunikasikansecarasederhanadanjelas,sehingga pelanggandapatmemahaminya.

4. Preemptive,artinyaatributtersebuttidakdapatditiruoleh pesaingnya.

5. Terjangkau(affordability),artinyapelanggansasaranakanmampu

membayar perbedaanataukeunikanatribut tersebut. Setiap tambahanbiayaataskarakteristikkhususdipandangsepadannilai

tambahnya.

6. Kemampulabaan (profitability), artinya perusahaan mampumemperoleh

tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.

2.3.2PositioningberdasarkanManfaat

Cara ini memiliki maksud bahwa produk diposisikan sebagai pemimpindalamsuatumanfaattertentuataulebih dikaitkandengan manfaatlebihyangdiberikandarisuatuproduk.Positioining manfaat didasarkan


(58)

pada Keunggulan yang dimiliki produk dalam memuaskan kebutuhan, keinginan selera konsumen.

2.3.3PositioningberdasarkanPenerapandanPenggunaan

Carainidilakukandenganmenonjolkanseperangkatnilaipenggunaan danpenerapan.Pemposisianyangdilandasipenggunaanataupenerapan produkdapatmenggunakanstrategipemposisianbergandawalaupun

setiappenambahanstrategiberartimengundangkesulitandanresiko.Seringkalistrat egi positioning berdasarkan penggunaan digunakan

sebagaiposisikeduaatauketigayangdidesainuntukmengembangkan pasar.

2.3.4PositioningberdasarkanPemakai

Iniberartimemposisikanprodukyangterbaikuntuksejumlah kelompok pemakaiataudengankatalainproduklebihditujukanpadasebuah

komunitasataulebih.Ataudengankatalainpositioningmenurut

pemakaidilakukandenganmengasosiasikanprodukdengankepribadian atautipe pemakaiproduk.

2.3.5PositioningberdasarkanPesaing

Yaitudikaitkandenganposisipersaingandenganpesaingpertama.Seringkalip emposisianjenisiniadalahuntukmeyakinkankosumen


(59)

bahwasuatumereklebihbaikdaripadamerekpemimpinpasaruntukciri-ciritertentu.Produksecarakeseluruhanmenonjolkannamamereknya secarapenuhdandiposisikanlebihbaikdaripada pesaingnya.

2.3.6PositioningberdasarkanKategoriProduk

Carainidilakukandenganmemposisikanproduksebagaipemimpin

dalamkategoriproduk.Kategori produk dapat dikelompokkan dalam kategori minuman dan makanan, kategori produk rumah tangga, kategori obat-obatan, kategori perawatan pribadi, kategori perlengkapan rumah, katergori otomotif, kategori perbankan, kategori transport dan sebagainya.

Berdasarkankonsumenyangmengunakannya,produkdibagike dalamduakategori,yaitu:

(Laksana,2008:69-73dalamBintua,2011:10)

• BarangKonsumsi(consumers goods)

• BarangIndustri(capitalgoods)

Produk b a w a n g g o r e n g M d n - C r i s p y 2 2 merupakanbarangkonsumsi.Klasifikasibarang konsumsi:

a. Barangkebutuhansehari-hari(convenience goods), yaitubarangyang

padaumumnyaseringkalidibeli,segeradanmemerlukanusahayang sangatkeciluntukmembelinya.

b. Barangbelanjaan(shoppinggoods)yaitubarangyangdalamproses

memilihdanmembelinyadandibeliolehkonsumendengancaramembandin g-bandingkanberdasarkesesuaian,mutu,harga,dan modelnya.


(60)

unikataumerekkhasdimanakelompokkonsumenbersediaberusaha keras untukmembelinya.

2.3.7PositioningberdasarkanHarga

Yaitupositioningyangberusahamenciptakankesanataucitraberkualitastingg

ilewathargatinggiatausebaliknyamenekankanhargamurah

sebagaiindikatornilai.Disiniprodukdiposisikanmemberikannilaiyang terbaik.

2.4 Langkah – Langkah Dalam Positioning

Langkah-langkah dalam positioning terdiri dari :

(Amir , 2005:126)

2.4.1 Produk

Aspek-aspek yang bisa membuat produk berbeda cukup banyak.Mulai dari bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian hingga daya tahan.Menurut Kotler (2009) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Sedangkan menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that


(61)

bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan

karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, 283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the

product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair,

and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam

memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

2.4.2 Pelayanan (service)

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan mesin


(62)

sacara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan. Ada beberapa pengertian tentang Pelayanan, antara lain :Setiap perusahaan membuat harapan dan tuntutan tertentu bagi setiap karyawannya dalam konteks memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Meskipun seringkali harapan dari masing-masing perusahaan itu mirip satu sama lain. Untuk mengetahui apa itu pelayanan lebih lanjut, maka akan diuraikan pengertian pelayanan. Istilah service mengandung banyak definisi dan makna

bagi setiap orang.

Kotler (2000:428), “A service is any act or performance that one party

can over to other is essencially intangible and does not result in the ownership

of anything. It’s production or may not be tied a physical product”. Dapat

diartikan bahwa setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Sugiarto (2002:36), menyatakan pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkat kepuasan hanya dapat dirasakan oleh yang melayani maupun dilayani.

“Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat” (Munir, 2002; 17).


(63)

Menurut Majid (2008: 35) Pelayanan adalah :

1. Sebuah kata kerja yang bersifat aktif bukan pasif, dinamis bukan statis, proaktif bukan reaktif, tanggap dan peduli terhadap orang lain bukan cuek, mau menolong orang lain bukan diam atau menghindar.

2. Pelayanan adalah suatu tindakan nyata dan segera menolong orang lain ( pelanggan, mitra kerja, mitra bisnis, dan sebagainya) disertai dengan senyuman yang ramah dan tulus.

2.4.3 Saluran Distribusi

Ada pula perusahaan yang menonjolkan perbedaannya lewat saluran distribusi.Misalnya saluran yang peliputannya (coverage) sangat luas.Tetapi,

ada pula yang ingin berbeda justru karenan hanya ingin hadir di beberapa tempat tertentu saja, tidak di banyak tempat.

Menurut Kotler (2007:122), saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Menurut Nitisemito (1993, 102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga-lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang ata produsen ke konsumen.

Sedangkan menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.


(64)

Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor, adalah:

1. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.

2. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.

3. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakuka

4. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.

Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik. Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler (1997:531) adalah

Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen dan pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.

Promotion, yaitu pengembangan dan penyebara tentang produk yang ditawarkan.


(65)

Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan.

Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.

Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui

Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi / orang lain.

Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke

Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana unt dalam pekerjaan saluran distribusi.

Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.

2.4.4 Citra (image)

Perbedaan melalui citra mungkin bisa dianggap unsur penting dalam

positioning. Soalnya, aspek citra punya peran penting dalam mendukung

konsep positioning, semakin sesuai citra yang dibangun dengan positioning

yang ditetapkan, semakain mudah konsumen melihat perbedaan yang diharapkan pelanggan.. Citra adalah perusahaan di mata publik.Citra adalah sebuah cerminan dari identitas sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah organisasi atau perusahaan dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-beda di mata publik yang berberbeda-beda-berbeda-beda pula.


(66)

Menurut Henslowe (2000:2), citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian menurut Kasali (2003:30) mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.

Image (citra) yang baik dan powerful merupakan harta yang tak ternilai bagi perusahaan manapun karena citra perusahaan yang handal, kuat dan kokoh akan memberikan banyak sekali manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Siswanto Sutojo dalam Arafat (2006 :12) sebagai berikut :

1. Mid and ling term sustainable competition position

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang maupun jasa, dengan memiliki corporate image yang positif maka hal ini dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan. Citra perusahaan yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan saingan tidak akan mudah menjiplak apa yang kita lakukan.

2. An insurance for adverse time

Ketika sebuah perusahaan berada pada masa kritis dan terlilit oleh masalah dan tercium oleh pihak media massa, maka dalam waktu singkat masyarakat luas akan mengetahuinya. Oleh karena perusahaan memiliki image yang baik, maka sebagian besar masyarakat dapat memahami dan memaafkan kesalahan yang dialami oleh perusahaan tersebut yang menyebabkan mereka krisis.


(1)

4.1.2 VisidanMisi ... 39

4.1.3 Lokasi Usaha ... 40

4.1.4 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas... 40

4.1.5 Sumber Daya Manusia... 43

4.1.6 Sarana dan Prasarana... 44

4.1.7 Pengadaan Bahan Baku... 46

4.1.8 Proses Produksi... 46

4.2 Identitas Informan... 48

4.3 Analisis Data... 54

4.3.1 Perbedaan Produk Mdn-Crispy 22 dengan Produk Pesaing Sejenis... 55

4.3.2 Standard Baku Pengelolaan Produk... 56

4.3.3Kesalahan Dalam Pengelolaan Produk... 58

4.3.4 Jenis-Jenis Pelayanan di Mdn-Crispy 22... 59

4.3.5 Kesesuaian Kemampuan Karyawan Dengan Standard Pelayanan yang Diterapkan di Mdn-Crispy 22... 61

4.3.6 Kegiatan Distribusi Produk dari Mdn-Crispy 22... 62


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………... 71 5.2 Saran……… 72


(3)

DAFTAR TABEL


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data... 36

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Mdn-Crispy 22... 41


(5)

PELAKSANAAN LANGKAH-LANGKAH POSITIONING PRODUK BAWANG GORENG INOVATIF PADA MDN-CRISPY 22

Nama : Ichwannul Muslimin Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ir. Eddy Aswari, MM

Abstrak

Mdn-Crispy 22 merupakan salah satu dari usaha kreatif yang memproduksiBawang Goreng inovatif. Bawang Goreng Crispyini dalam menyajikan bawang gorengnya dilaksanakan secara berbeda dan lebih istimewa dibanding bawang goreng biasanya.Bawang Crispy menjadi bawang goreng yang istimewa karena selain gurih dan enak, proses pembuatannya mulai dari bahan baku, racikan bumbu tradisionalnya, proses penggorengan hingga standar kemasannya kami lakukan dengan mengutamakan keselamatan kesehatan dan kualitas.

Ditengahpersaingan usaha dan bisnis pada saat ini berusaha untuk menambah pangsa pasar dan untuk meningkatkan volume penjualan.Mdn-Crispy 22 ingin membidik segmen pasar yang lebih luas. Segmen pasar yang ingin dituju oleh Mdn-Crispy 22 adalah segmen pasar seluruh masyarakat di sumatera utara dan usaha – usaha kuliner yang membutuhkan bawang goreng sebagai penambah cita rasa dalam makanannya .

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi.Informan dalam penelitian ini adalah Pemilik usaha Mdn-Crispy 22.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif kualitatif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah menetapkan positioning produk bawang goreng crispy dari Mdn-Crispy 22.Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah menetapkan positioning yang dilakukan oleh Mdn-Crispy adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan dan sesuai keinginan pasar, Membuat standar pengeloaan produk,


(6)

IMPLEMENTATION STEPS OF POSITIONING

INNOVATIVE PRODUCTS FRIED ONIONS IN CRISPY MDN-22 Name : Ichwannul Muslimin

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Ir. Eddy Aswari, MM

ABSTRACT

Crispy Mdn-22 is one of the creative effort that produces innovative Fried Onions. The Crispy Fried Onions in presenting fried onions implemented differently and more special than usual fried onions.Crispy fried onions become special onion because in addition to savory and delicious, the manufacturing process from raw materials, blends traditional seasoning, frying up to standard packaging process with the safety and quality of health care.

In the Middle of competition and business at the moment trying to increase market share and to increase sales volume.Crispy Mdn-22 want to target a wider market segment. Segment of the market you want to target by-Crispy Mdn 22 is the entire market segment of society in North Sumatra and businesses that require culinary fried onions as a flavor enhancer in food.

This research is qualitative descriptive approach. The technique of collecting data using interviews and documentation. Informants in this study are business owners and employees Crispy Mdn-22. Analysis of the data used in this research is descriptive qualitative analysis. The purpose of this study was to determine the steps set the product positioning of crispy fried onions Crispy Mdn-22.The results showed that the steps of positioning measures undertaken by Crispy Mdn-22 is to define the relevant product market and the market as you wish, Make management of product standards, determine the evaluation standards, determines the type of service, define the distribution channel, plan and implement the positioning strategy.Advice can be given in this study isto improve effectiveness in distribution activities it would require an increase of facilities and supporting infrastructuredistribution activities and to enlarge the market of Crispy Mdn-22, then Crispy Mdn-22 need to carry out the activities of the marketing mix .

Key Words : Steps, Positioning