Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung.

(1)

vii

ABSTRAK

Kereta Api merupakan salah satu moda transportasi yang masih diminati masyarakat karena tingginya tingkat keamanan dan efektivitasnya dalam kecepatan dan ekonomi. Namun kurangnya pelayanan atau fasilitas di stasiun kereta api seringkali menjadi kendala bagi pengguna jasa tersebut. Selain itu sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang dari luar kota, perlu adanya citra khusus dari kota tempat stasiun itu berada. Karena itulah revitalisasi perlu dilakukan demi memperbaiki dan mengoptimasi fasiltas dari stasiun tersebut, sekaligus memberikan citra khusus yang dimiliki kota tempat stasiun itu berada.


(2)

viii

ABSTRACT

Train is one of transportation modes still favored by the society due to its safety level, efficiency, speed and cost. And yet, the lack of service and facilities in the train station lessen the comfort of using the transpiration. Besides, train station, being the gate to outsiders to enter the city, needs special care as it reflects the image of the city. That is why revitalization is obligatory to fix and optimize the facilities of the station as well as to give a special image for the city, that is, the art-deco of Bandung as a city.


(3)

ix

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR iv KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vii ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR TABEL xi

BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Gagasan Perancangan ... 2

1.3Identifikasi Masalah ... 3

1.4Tujuan Perancangan ... 3

1.5Sistematika Penulisan ... 3

BAB II Stasiun Kereta Api dan Langgam Art Deco Bandung 2.1Kereta Api dan Karakteristiknya... 5

2.1.1 Pengertian Kereta Api...5

2.1.2 Bagian-Bagian Kereta Api ... 6

2.1.3 Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api...7

2.2Stasiun Kereta Api...8

2.2.1 Pengertian Stasiun Kereta Api...9

2.2.2 Jenis-jenis Kereta Api...9

2.2.3 Bagian-bagian Stasiun Kereta Api...10

2.2.4 Perancangan Stasiun Kereta Api ... 13

2.3Revitalisasi...16

2.4Langgam Art Deco Bandung...17


(4)

x

2.4.2 Langgam Art Deco Bandung...18

2.4.3 Periodesasi Art Deco Indonesia...20

2.4.4 Streamline...22

BAB III Stasiun Kereta Api Bandung 3.1Deskripsi dan Analisa Stasiun Kereta Api Bandung...23

3.1.1 Deskripsi Objek Studi...23

3.1.2 Site Analisis Stasiun Kereta Api Bandung...25

3.1.3 Building Analysis...27

3.1.4 Studi Fungsi Sejenis...29

3.1.5 Profil Perusahaan PT.KAI…...30

3.2Programming...32

3.2.1 User Analysis...32

3.2.2 User Activity...33

3.2.3 Bubble Diagram...34

3.2.4 Zoning-Blocking...36

BAB IV Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung 4.1Streamline Transportation...40

4.1.1 Konsep Bentuk...41

4.1.2 Konsep Warna & Material...42

4.2Aplikasi Tema & Konsep...43

4.2.1 Denah General...43

4.2.2 Denah Khusus Lobby...45

4.2.3 Lampu Gantung Lobby...47

4.2.4 Loket Tiket dan Meja Pengisian Formulir...48

4.2.5 Wall Treatment...49

4.2.6 Denah Khusus Ruang Tunggu...51

BAB V Simpulan dan Saran 5.1Simpulan...53


(5)

xi DAFTAR PUSTAKA


(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

halaman

BAB II

Gambar 2.1 Villa Isolla dan Hotel Savoy Homann...18

Gambar 2.2 Hotel Preanger...19

Gambar 2.3 Bentukan-bentukan Pada Periode 1902-1920an...21

BAB III Gambar 3.1 Stasiun Bandung (1930)...24

Gambar 3.2 Site Stasiun Bandung...25

Gambar 3.3 Akses Stasiun Utara & Facade Stasiun Utara...27

Gambar 3.4 Lobby Stasiun Utara & Ruang Tunggu Stasiun Utara...28

Gambar 3.5 Facade Stasiun Selatan & Lobby Stasiun Selatan...28

Gambar 3.6 Ruang Tunggu Union Stasion & Area Penjualan Tiket...29

Gambar 3.7 Logo PT.KAI...30

Gambar 3.8 Bubble Diagram Stasiun Utara...35

Gambar 3.9 Bubble Diagram Stasiun Selatan...36

Gambar 3.10 Zoning-Blocking Stasiun Utara...37

Gambar 3.11 Zoning-Blocking Stasiun Selatan...38

BAB IV Gambar 4.1 Hotel Savoy Homann dan Villa Isolla...41

Gambar 4.2 Hotel Preanger dan Hotel Savoy Homann...42

Gambar 4.3 Skema Warna...42

Gambar 4.4 Skema Material...43

Gambar 4.5 Denah General Stasiun Utara...44

Gambar 4.6 Denah General Stasiun Selatan...45

Gambar 4.7 Denah Khusus Lobby...46

Gambar 4.8 Perspektif Lobby...46

Gambar 4.9 Ketinggian Eksisting Lobby...47

Gambar 4.10 Rangka Lampu Gantung...47


(7)

xiii

Gambar 4.12 Area Loket dan Meja Formulir...48

Gambar 4.13 Fiber Wall Treatment...49

Gambar 4.14 Wall Treatment...50

Gambar 4.15 Furniture Lobby...50

Gambar 4.16 Selasar...51

Gambar 4.17 Denah Khusus Ruang Tunggu...51

Gambar 4.18 View Area Tunggu...52


(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

BAB II

Tabel 2.1 Perbandingan Moda Transportasi Jalan Rel dan Jalan...8

BAB III


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sarana transportasi kereta api merupakan salah satu alat transportasi yang penting dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Jumlah penumpangnya semakin meningkat mulai dari tahun 2010 sampai sekarang, terutama pada awal Januari 2013 yang berjumlah kurang lebih 14 juta menjadi 20 juta pada akhir desember 2013, dan terus meningkat hingga sekarang (PT.KAI, 2015). Ignasius Jonan selaku Dirut PT.KAI melakukan perubahan besar pada tahun 2013, yang mempengaruhi kenaikan jumlah penumpang dari sarana transportasi kereta api (Jonan, 2015).

Stasiun kereta api sebagai tempat naik turunnya penumpang dibeberapa tempat, masih memiliki beberapa kekurangan mulai dari segi fasilitas, khususnya di Stasiun


(10)

2 Kereta Api Bandung. Beberapa fasilitas di stasiun Bandung tidak digunakan dengan seharusnya, seperti selasar utama yang hanya difungsikan satu saja, kurangnya jumlah gerbang keberangkatan, serta batas antrean loket penjualan tiket dan pendaftaran formulir yang tidak teratur. Fungsi yang tidak optimal dari fasilitas-fasilitas di Stasiun Kereta Api Bandung tersebut menjadi alasan untuk melakukan revitalisasi pada stasiun ini.

Stasiun Kereta Api di Bandung, belum mencitrakan Kota Bandung maupun PT.KAI. Sehingga, langgam Art Deco akan diambil dalam revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung karena Art Deco sudah menjadi langgam Kota Bandung sejak pemerintahan Belanda masuk ke Bandung, sehingga dianggap dapat mewakili citra dari Kota Bandung dan dapat diterapkan di Stasiun Kereta Api Bandung.

1.2Gagasan Perancangan

Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung diharapkan dapat mengoptimasi fasilitas-fasilitas serta fungsi ruang yang belum beroperasi sebagaimana mestinya, sehingga setelah direvitalisasi, Stasiun Kereta Api Bandung dapat memiliki fasilitas serta ruangan-ruangan yang berfungsi dengan baik.

Langgam Art Deco 1920-1930an yang terkenal dengan bentuk streamline akan menjadi langgam yang dipilih dalam proses revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung ini untuk menghadirkan citra Kota Bandung kedalam Stasiun Kereta Api Bandung. Selain mewakili citra Kota Bandung, streamline pun berkaitan langsung dengan sifat-sifat transportasi kereta api dan makna logo dari PT.KAI, sehingga setelah direvitalisasi, diharapkan Stasiun Kereta Api Bandung dapat menjadi stasiun yang memiliki fungsi yang sesuai dengan standard, dan memiliki citra dari Kota Bandung, PT.KAI serta sarana transportasi kereta api.


(11)

3 1.3Identifikasi Masalah

Fasilitas-fasilitas di Stasiun Kereta Api Bandung yang belum berfungsi sebagaimana mestinya, perbedaan gaya desain antara stasiun selatan dan stasiun Bandung yang dikarenakan perbedaan waktu pembangunan, serta belum adanya citra kuat yang melekat pada stasiun Kereta Api Bandung, menjadi masalah inti dari revitalisasi ini, sehingga pertanyaan yang timbul pada revitalisasi ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mendesain sebuah stasiun kereta api yang ideal dari segi fasilitas dan interiornya?

2. Bagaimana cara menghadirkan citra PT.KAI, sarana transportasi kereta api, serta Kota Bandung kedalam desain interior Stasiun Kereta Api Kota Bandung?

1.4Tujuan Perancangan

Berdasarkan identifikasi masalah pada sub-bab 1.3, maka dapat disimpulkan tujuan dari revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung ini bertujuan untuk :

1. Mengoptimasi Fasilitas-fasilitas dan fungsi ruang yang ada di Stasiun Kereta Api Bandung berdasarkan standard yang ada

2. Menerapkan gaya Art Deco 1920-1930an kepada seluruh bagian gedung stasiun untuk memberikan citra dari PT.KAI, sarana transportasi kereta api, dan Kota Bandung

1.5Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang dari proyek revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung, masalah-masalah yang ada di didalam stasiun ini, ide-ide/gagasan perancangan, tujuan akhir dari perancangan, dan sistematika penulisan.


(12)

4 BAB II Stasiun Kereta Api dan Langgam Art Deco Bandung

Berisi tentang sejarah dari stasiun kereta api bandung, pengertian dan fungsi-fungsi dari stasiun kereta api, standar-standar dari stasiun kereta api, dan bahasan tentang langgam Art Deco yang dipakai dalam perancangan ini.

BAB III Stasiun Kereta Api Bandung

Berisi tentang deskripsi objek studi (Stasiun Kereta Api Bandung) dan programming ruang dari Stasiun Kereta Api Bandung. Deskripsi dan analisis objek studi berisi analisa tentang lokasi, bangunan, lingkungan sekitar, fungsi-fungsi yang dibuat, dan studi fungsi sejenis, sedangkan programming ruang berisi tentang bubble diagram, zoning-blocking, user analysis, flow activity, serta tema dan konsep yang di pakai pada revitalisasi ini.

BAB IV Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung

Berisi tentang penjelasan tema dan konsep, bagaimana implementasi tema dan konsep perancangan terhadap desain denah khusus yang dipilih, yaitu lobby dan ruang tunggu penumpang.

BAB V Simpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dari hasil revitalisasi terhadap Stasiun Kereta Api Bandung mengenai pemecahan permasalahan melalui solusi desain, serta saran yang diperuntukkan untuk pembaca yang mungkin bermanfaat bagi proyek serupa.


(13)

53

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Pada proses revitalisasi stasiun Bandung ini, penulis berpikir bagaimana merevitalisasi stasiun Bandung ini agar mengoptimasi fungsi-fungsi dan fasilitas-fasilitas yang sudah ada di stasiun Bandung ini, sekaligus membuat stasiun Bandung ini bisa mencitrakan salah satu ciri khas dari kota Bandung, sehingga pada akhirnya dapat merancang sebuah stasiun kereta api yang tidak hanya berfungsi dengan baik dari segi pelayanan dan fasilitasnya, tetapi juga sebagai media promosi dari kota dimana stasiun itu berada. Sehingga apabila melihat kembali kepada pertanyaan yang ada di bab I yaitu :


(14)

54 1. Bagaimana cara mendesain sebuah stasiun kereta api yang ideal dari segi fasilitas

dan interiornya?

Pertanyaan ini terjawab dengan standard-standard yang sudah dijabarkan pada bab II, sehingga dengan mengikuti standard-standard yang sudah ada, maka hasil revitalisasi inipun menghasilkan desain stasiun kereta api yang lebih baik, mulai dari fasilitas, dan programming, seperti flow manusia dalam stasiun kereta api yang menghasilkan kinerja yang lebih baik dan efektif.

2. Bagaimana cara menghadirkan citra PT.KAI, sarana transportasi kereta api, serta Kota Bandung kedalam desain interior Stasiun Kereta Api Kota Bandung?

Permasalahan inipun berhasil terpecahkan, adalah dengan menerapkan tema Streamline Transportation pada proses revitalisasi Stasiun Bandung ini, yang tidak lain menerapkan langgam Art Deco 1920-1930an pada desain stasiun ini, ditambah lagi streamline sebagai kata penghubung antara Kota Bandung, PT.KAI dan sarana transportasi kereta api, sehingga disini semua dapat terwakili dengan tema Streamline Transportation.

5.2Saran

Proyek Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang akan mengambil proyek serupa, ataupun berbeda tempat, sehingga hal-hal yang kurang di proyek ini dapat menjadi perhatian agar bisa menghasilkan desain-desain yang lebih baik. Selain itu hal-hal yang menjadi esensi suatu tempat menjadi hal penting yang tidak boleh dilupakan untuk menghadirkan sebuah citra kuat yang bisa berkaitan dengan hal-hal yang ada dalam satu lingkup pengerjaan proyek tersebut.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Kunto, Haryoto. (1984). Wajah Bandoeng Tempoe Doloe. Penerbit : Granesia, Bandung

 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 tahun 2003 Tentang Pengoperasian Kereta Api

 Ketetapan MPR No II/MPR/1983

 Morlok, Edward K. (1978), Editor: Yani Sianipar (1984), Judul asli:

Introductions to Transportation Engineering and Planning”, Judul Terjemahan:

Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi”. Penerbit : Erlangga,

Jakarta.

Setijowarno, Djoko dan Russ Bona Frazila. (2003). Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata.

 Hutagalung, Ridwan dan Taufanny Nugraha. (2008). “Braga Jantung Parijs Van

Java”. Penerbit : Ka Bandung, Bandung

 Griffin, Kenneth W. Transit Facilities. (2004). New Jersey : John Wiley & Sons. Inc.

Bevis Hillier. 1971. Art Deco Style. USA: Phaidon

 PT.KAI. “Jumlah Penumpang Kereta Api 2006-2015”. 8 Februari 2015. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1417

 Jonan, Ignasius. “Belajar Dari Ignasius Jonan”. 8 Februari 2015. http://www.kompasiana.com/wildanhakim/belajar-dari-ignasius-jonan_54f3fcba745513932b6c849a


(1)

Kereta Api Bandung. Beberapa fasilitas di stasiun Bandung tidak digunakan dengan seharusnya, seperti selasar utama yang hanya difungsikan satu saja, kurangnya jumlah gerbang keberangkatan, serta batas antrean loket penjualan tiket dan pendaftaran formulir yang tidak teratur. Fungsi yang tidak optimal dari fasilitas-fasilitas di Stasiun Kereta Api Bandung tersebut menjadi alasan untuk melakukan revitalisasi pada stasiun ini.

Stasiun Kereta Api di Bandung, belum mencitrakan Kota Bandung maupun PT.KAI. Sehingga, langgam Art Deco akan diambil dalam revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung karena Art Deco sudah menjadi langgam Kota Bandung sejak pemerintahan Belanda masuk ke Bandung, sehingga dianggap dapat mewakili citra dari Kota Bandung dan dapat diterapkan di Stasiun Kereta Api Bandung.

1.2Gagasan Perancangan

Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung diharapkan dapat mengoptimasi fasilitas-fasilitas serta fungsi ruang yang belum beroperasi sebagaimana mestinya, sehingga setelah direvitalisasi, Stasiun Kereta Api Bandung dapat memiliki fasilitas serta ruangan-ruangan yang berfungsi dengan baik.

Langgam Art Deco 1920-1930an yang terkenal dengan bentuk streamline akan menjadi langgam yang dipilih dalam proses revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung ini untuk menghadirkan citra Kota Bandung kedalam Stasiun Kereta Api Bandung. Selain mewakili citra Kota Bandung, streamline pun berkaitan langsung dengan sifat-sifat transportasi kereta api dan makna logo dari PT.KAI, sehingga setelah direvitalisasi, diharapkan Stasiun Kereta Api Bandung dapat menjadi stasiun yang memiliki fungsi yang sesuai dengan standard, dan memiliki citra dari Kota Bandung, PT.KAI serta sarana transportasi kereta api.


(2)

1.3Identifikasi Masalah

Fasilitas-fasilitas di Stasiun Kereta Api Bandung yang belum berfungsi sebagaimana mestinya, perbedaan gaya desain antara stasiun selatan dan stasiun Bandung yang dikarenakan perbedaan waktu pembangunan, serta belum adanya citra kuat yang melekat pada stasiun Kereta Api Bandung, menjadi masalah inti dari revitalisasi ini, sehingga pertanyaan yang timbul pada revitalisasi ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mendesain sebuah stasiun kereta api yang ideal dari segi fasilitas dan interiornya?

2. Bagaimana cara menghadirkan citra PT.KAI, sarana transportasi kereta api, serta Kota Bandung kedalam desain interior Stasiun Kereta Api Kota Bandung?

1.4Tujuan Perancangan

Berdasarkan identifikasi masalah pada sub-bab 1.3, maka dapat disimpulkan tujuan dari revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung ini bertujuan untuk :

1. Mengoptimasi Fasilitas-fasilitas dan fungsi ruang yang ada di Stasiun Kereta Api Bandung berdasarkan standard yang ada

2. Menerapkan gaya Art Deco 1920-1930an kepada seluruh bagian gedung stasiun untuk memberikan citra dari PT.KAI, sarana transportasi kereta api, dan Kota Bandung

1.5Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang dari proyek revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung, masalah-masalah yang ada di didalam stasiun ini, ide-ide/gagasan perancangan,


(3)

BAB II Stasiun Kereta Api dan Langgam Art Deco Bandung

Berisi tentang sejarah dari stasiun kereta api bandung, pengertian dan fungsi-fungsi dari stasiun kereta api, standar-standar dari stasiun kereta api, dan bahasan tentang langgam Art Deco yang dipakai dalam perancangan ini.

BAB III Stasiun Kereta Api Bandung

Berisi tentang deskripsi objek studi (Stasiun Kereta Api Bandung) dan programming ruang dari Stasiun Kereta Api Bandung. Deskripsi dan analisis objek studi berisi analisa tentang lokasi, bangunan, lingkungan sekitar, fungsi-fungsi yang dibuat, dan studi fungsi sejenis, sedangkan programming ruang berisi tentang bubble diagram, zoning-blocking, user analysis, flow activity, serta tema dan konsep yang di pakai pada revitalisasi ini.

BAB IV Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung

Berisi tentang penjelasan tema dan konsep, bagaimana implementasi tema dan konsep perancangan terhadap desain denah khusus yang dipilih, yaitu lobby dan ruang tunggu penumpang.

BAB V Simpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dari hasil revitalisasi terhadap Stasiun Kereta Api Bandung mengenai pemecahan permasalahan melalui solusi desain, serta saran yang diperuntukkan untuk pembaca yang mungkin bermanfaat bagi proyek serupa.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Pada proses revitalisasi stasiun Bandung ini, penulis berpikir bagaimana merevitalisasi stasiun Bandung ini agar mengoptimasi fungsi-fungsi dan fasilitas-fasilitas yang sudah ada di stasiun Bandung ini, sekaligus membuat stasiun Bandung ini bisa mencitrakan salah satu ciri khas dari kota Bandung, sehingga pada akhirnya dapat merancang sebuah stasiun kereta api yang tidak hanya berfungsi dengan baik dari segi pelayanan dan fasilitasnya, tetapi juga sebagai media promosi dari kota


(5)

1. Bagaimana cara mendesain sebuah stasiun kereta api yang ideal dari segi fasilitas dan interiornya?

Pertanyaan ini terjawab dengan standard-standard yang sudah dijabarkan pada bab II, sehingga dengan mengikuti standard-standard yang sudah ada, maka hasil revitalisasi inipun menghasilkan desain stasiun kereta api yang lebih baik, mulai dari fasilitas, dan programming, seperti flow manusia dalam stasiun kereta api yang menghasilkan kinerja yang lebih baik dan efektif.

2. Bagaimana cara menghadirkan citra PT.KAI, sarana transportasi kereta api, serta Kota Bandung kedalam desain interior Stasiun Kereta Api Kota Bandung?

Permasalahan inipun berhasil terpecahkan, adalah dengan menerapkan tema Streamline Transportation pada proses revitalisasi Stasiun Bandung ini, yang tidak lain menerapkan langgam Art Deco 1920-1930an pada desain stasiun ini, ditambah lagi streamline sebagai kata penghubung antara Kota Bandung, PT.KAI dan sarana transportasi kereta api, sehingga disini semua dapat terwakili dengan tema Streamline Transportation.

5.2Saran

Proyek Revitalisasi Stasiun Kereta Api Bandung ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang akan mengambil proyek serupa, ataupun berbeda tempat, sehingga hal-hal yang kurang di proyek ini dapat menjadi perhatian agar bisa menghasilkan desain-desain yang lebih baik. Selain itu hal-hal yang menjadi esensi suatu tempat menjadi hal penting yang tidak boleh dilupakan untuk menghadirkan sebuah citra kuat yang bisa berkaitan dengan hal-hal yang ada dalam satu lingkup pengerjaan proyek tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Kunto, Haryoto. (1984). Wajah Bandoeng Tempoe Doloe. Penerbit : Granesia, Bandung

 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 tahun 2003 Tentang Pengoperasian Kereta Api

 Ketetapan MPR No II/MPR/1983

 Morlok, Edward K. (1978), Editor: Yani Sianipar (1984), Judul asli:

Introductions to Transportation Engineering and Planning”, Judul Terjemahan:

Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi”. Penerbit : Erlangga,

Jakarta.

Setijowarno, Djoko dan Russ Bona Frazila. (2003). Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata.

 Hutagalung, Ridwan dan Taufanny Nugraha. (2008). “Braga Jantung Parijs Van

Java”. Penerbit : Ka Bandung, Bandung

 Griffin, Kenneth W. Transit Facilities. (2004). New Jersey : John Wiley & Sons. Inc.

Bevis Hillier. 1971. Art Deco Style. USA: Phaidon

 PT.KAI. “Jumlah Penumpang Kereta Api 2006-2015”. 8 Februari 2015.

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1417

 Jonan, Ignasius. “Belajar Dari Ignasius Jonan”. 8 Februari 2015. http://www.kompasiana.com/wildanhakim/belajar-dari-ignasius-jonan_54f3fcba745513932b6c849a