Pengaruh Kombinasi Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus(L.)Merr.) dan Domperidon Terhadap Berat Badan Mencit (Swiss webster) Menyusui.

(1)

i

ABSTRAK

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK DAUN KATUK

( Sauropus androgynus (L.) Merr.) DAN DOMPERIDON TERHADAP BERAT BADAN MENCIT (Swiss-webster) MENYUSUI

Stephanie Nathania, 2014; Pembimbing 1: Lusiana Darsono,dr., M.Kes

Pembimbing 2: dr. Khie Khiong, S.Si.,M.Si., M.Pharm.Sc., Ph.D., PA(K)

LatarBelakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan paling penting bagineonatus. Pada wanita yang menyusui, berat badan postpartum setelah 6 bulan lebih ringan dibandingkan wanita yang tidak menyusui. Survei di Indonesia menunjukkan 38% ibu menyusui kesulitan memproduksi ASI. Daun katuk adalah tanaman tradisional dan domperidon merupakan galaktogogum yang mempunyai sifat meningkatkan produksi ASI. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon terhadap berat badan mencit menyusui.

Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) komparatif terhadap 30 ekor mencit betina Swiss Webster dibagi menjadi 5 kelompok. Grup NK sebagai kontrol negatif diberi aquadest, grup PK sebagai kontrol positif diberi moloco 0,12 mg/hari, grup EDKI diberi ekstrak daun katuk 0,04 gram/hari, grup EDKII diberi ekstrak daun katuk 0,2 gram/hari, grup EDKD diberi kombinasi ekstrak daun katuk 0,04 gram/hari dan domperidon 0,026 mg/hari. Perlakuan diberikan selama 12 hari. Data berat badan dianalisa dengan ANAVA dilanjutkan dengan Tukey’s HSD.

Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok EDKI dan EDKII dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.

Simpulan Kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon dapat mempercepat penurunan berat badan induk mencit menyusui.


(2)

ii

ABSTRACT

THE BODY WEIGHT DECREASING PROPERTY OF THE COMBINATION OF SWEET LEAVES (Sauropusandrogynus (L.) Merr.) EXTRACT AND DOMPERIDONE ON BREAST-FEEDING Swiss-webster

MICE

Stephanie Nathania, 2014 ; 1st Tutor : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

2nd Tutor : Khie Khiong,dr.,S,Si.,M.Si.,M.Pharm.Sc.,

Ph.D., PA(K).

Background : breastmilk is the most important food for neonates.Women who have 6 month breastfeed have less weight compared to women who are not breastfeeding. Survey in Indonesia showsthat 38% of breastfeeding mothers have difficulties in producing breast milk. Sweet leaf is traditional plant and domperidone is galactogogue which has properties to increase milk production. Aim : to measure body weight of lactating mice which are treated with sweet leaves extract and domperidone.

Methods : Complete random design true experimental laboratory which divided 30 female swiss webster mice into 5 groups. Group NK ( negative control) was given aquadest, group PK (positive control) was given moloco 0.12 mg/day, group EDKI was given sweet leaves extract 0.04 grams/day, group EDKII was given sweet leaves extract 0.2 grams/day, group EDKD were given a combination of sweet leaves extract 0.04 grams/day and domperidone 0.078 mg/day. All groups were treated for 12 days. Body weight data were analyzed by ANOVA, followed by Tukey HSD test.

Result : The result showed that there are significant differences between group EDKI and EDKII compared to other groups.

Conclusion: The combination of sweet leaves extract and domperidone accelerates body weight decremental of lactating mice.

Keywords : sweet leaves, Sauropus androgynus (L.) Merr., domperidone, body weight, breastmilk


(3)

v

DAFTAR ISI

` Halaman

JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Manfaat dan Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Laktasi 6

2.1.1 Komposisi ASI 6

2.1.2 Sintesis ASI 8


(4)

vi

2.1.4 Ejeksi ASI 12

2.2 Penurunan Berat Badan Postpartum 13

2.3 Galactagogue 14

2.3.1 Metoklopramid 15

2.3.2 Domperidon 16

2.4 Sauropus androgynus 16

2.4.1 Botani Sauropus androgynus 16

2.4.2 Pemanfaatan Sauropus androgynus 18

2.4.3 Fitokimia Sauropus androgynus 18

2.4.4 Sauropus androgynus Sebagai Galactagogue 19

2.5 Ekstrak Plasenta (Moloco®) 19

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian 21

3.1.1 Alat – alat Penelitian 21

3.1.2 Bahan Penelitian 21

3.1.3 Subjek Penelitian 21

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian 22

3.2 Metode Penelitian 22

3.2.1 Desain Penelitian 22

3.2.2 Variabel Penelitian 23

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel 23

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel 23

3.2.3 Besar Sampel 24

3.3 Prosedur Kerja 24

3.3.1 Pengumpulan Bahan 24

3.3.2 Persiapan Bahan Uji 24

3.3.3 Persiapan Hewan Uji 25


(5)

vii

3.3.5 Pelaksanaan Penelitian 25

3.3.6 Cara Pemeriksaan 26

3.3.6.1 Pengumpulan Sampel 26

3.3.6.2 Pengambilan Data 26

3.4 Analisis Data 27

3.4.1 Hipotesis Statistik 27

3.4.2 Kriteria Uji 27

3.5 Aspek Etik Penelitian 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 29

4.1.1 Karakteristik Data 29

4.1.2 Uji ANAVA Satu Arah 30

4.2 Pembahasan 31

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 34

5.2 Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 35

LAMPIRAN 37


(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Komposisi ASI dan Susu Sapi 7

Tabel 4.1 Penurunan Berat Badan Mencit Setelah 12 Hari Perlakuan 29

Tabel 4.2 Uji ANAVA Satu Arah 30


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Sekresi Lipid dan Protein dari Sel Epitel Alveolar Glandula 9 Mammae


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran1 : Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding 37

Lampiran2 : Penurunan Berat Badan Mencit 38

Lampiran3 : Grafik Rerata Penurunan Berat Badan Mencit 41 Selama 12 Hari Perlakuan

Lampiran4 : Hasil Uji Statistik Berat Badan Mencit Pasca Perlakuan 43

Lampiran5 : Dokumentasi 45


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi neonatus, yang bersifat alamiah dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Hall, 2010). Beberapa manfaat menyusui eksklusif untuk ibu yang baru melahirkan adalah mengurangi berat badan, mengurangi risiko terkenanya kanker payudara dan kanker rahim, sebagai ungkapan kasih sayang dan sebagai alat kontrasepsi alamiah.

Laktasi merupakan proses fisiologis berupa produksi dan sekresi air susu yang kompleks, melibatkan faktor fisik, emosional dan berbagai hormon yaitu estrogen, progesteron, oksitosin, prolaktin, hormon pertumbuhan, glukokortikoid, dan insulin (Hall, 2010). Dua hormon terpenting dalam produksi dan sekresi air susu adalah prolaktin dan oksitosin. Walaupun kedua hormon tersebut bekerja pada reseptor seluler yang berbeda, akan tetapi kombinasi kedua hormon tersebut merupakan hal yang penting bagi keberhasilan laktasi. Prolaktin terlibat dalam produksi air susu melalui sistem saraf pusat, sedangkan oksitosin berperan dalam pengeluaran air susu (Neville, 1998).

Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan menurun. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0–6 bulan turun dari 62.2% tahun 2007 menjadi 56.2% pada tahun 2008. Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28.6% pada tahun 2007 menjadi 24.3% pada tahun 2008 (Minarto, 2011). Praktik menyusui sesuai rekomendasi (ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI tambahan selama 12 bulan) memberikan kontribusi terhadap penurunan retensi berat badan postpartum setelah 6 bulan, tanpa dipengaruhi berat prakehamilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada wanita yang mengalami peningkatan berat badan secara signifikan


(10)

2

selama kehamilan, menyusui sesuai rekomendasi dapat membantu menurunkan berat badan setelah kehamilan hingga mencapai berat sebelum hamil pada 6 bulan postpartum. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi retensi berat badan postpartum. Pada wanita yang menyusui eksklusif, berat badan postpartum setelah 6 bulan lebih ringan dibandingkan wanita yang tidak menyusui eksklusif (Baker, et al., 2008).

Survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti memberikan ASI karena kurangnya produksi ASI (Sa'roni, et al., 2004). Kesulitan produksi susu disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor psikologi ibu dan gizi. Beberapa jenis tanaman digunakan telah secara tradisional oleh ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI. Salah satu tanaman tersebut adalah Sauropus androgynus (L.) Merr., yang dikenal di Indonesia sebagai daun katuk. Katuk adalah tanaman semak yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun katuk dapat meningkatkan produksi susu pada tikus. Selain itu, ekstrak daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI ibu sampai dengan 50,47% tanpa mengurangi kualitas ASI (Soka, et al., 2010). Galactagogue merupakan golongan obat konvensional yang digunakan untuk meningkatkan produksi ASI. Secara farmakodinamik, galactagogue yang paling banyak digunakan berasal dari golongan antagonis dopamin perifer, seperti metoklopramid dan domperidon. Pemilihan domperidon berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa domperidon memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan metoklopramid.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian : apakah kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon dapat menurunkan berat badan mencit (Swiss-webster) menyusui.


(11)

3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon sebagai terapi alternatif dan komplementer untuk para ibu yang kesulitan menghasilkan ASI dengan cara meningkatkan produksi ASI.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada peningkatan produksi kadar ASI dengan pemberian kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon sehingga diharapkan akan menurunkan berat badan mencit menyusui.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini adalah menambah wawasan dan informasi di dunia kesehatan khususnya pada bidang ilmu farmakologi, mengenai pengaruh kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon terhadap penurunan berat badan ibu menyusui.

Manfaat praktis penelitian ini adalah kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon diharapkan selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu pilihan terapi alternatif dan terapi komplementer bagi ibu menyusui.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pada periode laktasi, karena aktivitas kelenjar mammae meningkat, akan diikuti dengan peningkatan proliferasi sel-sel epitel membentuk alveoli. Produksi dan pengeluaran air susu melibatkan prolaktin dan oksitosin yang akan merangsang semakin banyaknya pembentukan alveoli baru. Pada awal laktasi, masih ditemukan proses pembentukan alveoli baru yang dirangsang oleh penghisapan air susu yang baik dan peningkatan kadar hormon prolaktin. Oksitosin juga dapat memberikan efek yang serupa dengan mempercepat pengosongan lumen alveoli melalui kontraksi mioepitel dan meningkatkan kecepatan sekresi protein dalam sel sekretorius yang melapisi dinding alveoli. Oksitosin menyebabkan kontraksi mioepitel di sekeliling


(12)

4

alveolus dan mengeluarkan air susu (milk ejection). Mencit yang kekurangan oksitosin tidak mampu untuk menyusui anak-anaknya. Proliferasi alveolus post

partum tidak hanya memerlukan prolaktin sebagai hormon laktogenik, tetapi

diperlukan pula oksitosin dan pengeluaran air susu yang berkelanjutan (Lollivier, 2006).

Pemberian ASI dapat membantu ibu dalam mengurangi berat badan dikarenakan produksi ASI yang membutuhkan energi yang cukup besar (sekitar 500-650 kkal/hari), maka menyusui dapat membantu mengurangi tumpukan lemak yang ada ditubuh (Arisman, 2004). Frekuensi menyusui berhubungan dengan penurunan berat badan, sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi ASI membutuhkan energi lebih dari tubuh ibu, dan tanpa membatasi konsumsi makanan atau perubahan aktivitas fisik, dapat menyebabkan penurunan berat badan (Baker, et al.,2008) serta ditunjang pula dengan efek diuretik pada saat menyusui akan mempercepat proses penurunan berat badan postpartum.

Galactagogue adalah suatu golongan obat yang berfungsi meningkatkan produksi

ASI selama laktasi. Golongan obat modern yang dipergunakan sebagai galactagogue adalah antagonis dopamin, antara lain domperidon dan metoklopramid (Betzold, 2010). Domperidon memiliki afinitas yang kuat pada reseptor dopamin D2 dan D3 yang ditemukan dalam Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ). Domperidon dapat merangsang produksi prolaktin dengan bekerja menghambat pengeluaran dopamin di otak sehingga produksi ASI meningkat (Brogden, et al., 1982).

Beberapa penelitian menyatakan bahwa ekstrak S. androgynus memang dapat meningkatkan jumlah ASI yang diproduksi melalui beberapa mekanisme. (Soka, et

al., 2010) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk meningkatkan ekspresi

gen yang mengkode prolaktin serta oksitosin secara signifikan dalam otak tikus BALB/C. Proses ini terkait dengan konsentrasi papaverin dalam ekstrak S.

androgynus, di mana papaverin yang bekerja sebagai vasodilator dapat membantu


(13)

5

mengandung senyawa polifenol dan steroid yang merangsang prolaktin untuk meningkatkan produksi ASI serta merangsang oksitosin untuk terjadi proses milk let

down.

Daun katuk bersifat laktagogum, diharapkan bila dikombinasi dengan domperidon akan meningkatkan produksi ASI, sehingga dengan efek diuresis dan energi yang dikeluarkan pada saat menyusui dapat mempercepat penurunan berat badan postpartum.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon menyebabkan penurunan berat badan mencit menyusui.


(14)

34 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon dapat menurunkan berat badan mencit menyusui.

5.2. Saran

Ibu yang baru melahirkan dapat menggunakan ekstrak daun katuk sebagai

galactagogue alternatif yang dapat membantu mengembalikan berat badan

postpartum serta meningkatkan produksi ASI.

Penelitian tentang kombinasi ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.)

Merr.) dan domperidon terhadap berat badan perlu dilanjutkan lagi untuk mengetahui

dosis efektif, efek samping, dosis toksikdari daun katuk untuk mempercepat penurunan berat badan, maka penulis menyarankan perlu:

- Penelitian pada hewan coba mengenai berbagai dosis kombinasi daun katuk dan domperidon.

- Penelitian pada hewan coba mengenai efek samping dan dosis toksik kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon sehingga dapat ditentukan dosis efektif kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon.

- Penelitian pada hewan coba mengenai dosis toksik akut dan subkronis ekstrak daun katuk terhadap berat badan sehingga dapat ditentukan dosis efektifnya. Penelitian sebaiknya dilanjutkan hingga tahap penelitian pada subjek penelitian manusia untuk mengetahui dosis efektif.


(15)

47 Riwayat Hidup

Nama : Stephanie Nathania

NRP : 1110150

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 18 Desember 1992 Alamat asal : Jl. Dr. Curie no 15, Bandung Riwayat Pendidikan :

TK Maria Bintang Laut, Bandung, 1999 SD Maria Bintang Laut, Bandung, 2005 SMP Waringin, Bandung, 2008

SMA Trinitas, Bandung, 2011


(16)

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus

androgynus (L.) Merr.) DAN DOMPERIDON TERHADAP BERAT BADAN

MENCIT (Swiss-webster) MENYUSUI Lusiana Darsono1, Khie Khiong2, Stephanie Nathania3

1

Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,

2

Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan paling penting bagi neonatus. Pada wanita yang menyusui, berat badan postpartum setelah 6 bulan lebih ringan dibandingkan wanita yang tidak menyusui. Survei di Indonesia menunjukkan 38% ibu menyusui kesulitan memproduksi ASI. Daun katuk adalah tanaman tradisional dan domperidon merupakan galaktogogum yang mempunyai sifat meningkatkan produksi ASI.

Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon terhadap berat badan mencit menyusui.

Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) komparatif terhadap 30

ekor mencit betina Swiss webster dibagi menjadi 5 kelompok. Grup NK sebagai kontrol negatif diberi aquadest, grup PK sebagai kontrol positif diberi moloco 0,12 mg/hari, grup EDKI diberi ekstrak daun katuk 0,04 gram/hari, grup EDKII diberi ekstrak daun katuk 0,2 gram/hari, grup EDKD diberi kombinasi ekstrak daun katuk 0,04 gram/hari dan domperidon 0,026 mg/hari. Perlakuan diberikan selama 12 hari. Data berat badan dianalisa dengan ANAVA dilanjutkan dengan Tukey’s HSD.

Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok EDKI dan EDKII

dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon dapat mempercepat

penurunan berat badan induk mencit menyusui.

Kata kunci : daun katuk, Sauropus androgynus (L.) Merr., domperidon, berat badan, ASI

ABSTRACT

Breastmilk is the most important food for neonates. Women who have 6 month breastfeed

have less weight compared to women who are not breastfeeding. Survey in Indonesia shows that 38% of breastfeeding mothers have difficulties in producing breast milk. Sweet leaf is traditional plant and domperidone is galactogogue which has properties to increase milk production.

The aim of this research is to measure body weight of lactating mice which are treated with sweet leaves extract and domperidone.

Method for this research is complete random design true experimental laboratory which

divided 30 female swiss webster mice into 5 groups. Group NK ( negative control) was given aquadest, group PK (positive control) was given moloco 0.12 mg / day, group EDKI was given sweet leaves extract 0.04 grams/day, group EDKII was given sweet leaves extract 0.2

grams/day, group EDKD were given a combination of sweet leaves extract 0.04 grams/day and domperidone 0.078 mg/day. All groups were treated for 12 days. Body weight data were analyzed by ANOVA, followed by Tukey HSD test.


(17)

The result showed that there are significant differences between group EDKI and EDKII compared to other groups.

The conclusion is combination of sweet leaves extract and domperidone accelerates body

weight decremental of lactating mice.

Keywords : sweet leaves, Sauropus androgynus (L.) Merr., domperidone, body weight,

breastmilk

PENDAHULUAN

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi neonatus, yang bersifat alamiah dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi1. Beberapa manfaat menyusui eksklusif untuk ibu yang baru melahirkan adalah mengurangi berat badan, mengurangi risiko terkenanya kanker payudara dan kanker rahim, sebagai ungkapan kasih sayang dan sebagai alat kontrasepsi alamiah.

Laktasi merupakan proses fisiologis berupa produksi dan sekresi air susu yang kompleks, melibatkan faktor fisik, emosional dan berbagai hormon yaitu estrogen, progesteron, oksitosin, prolaktin, hormon pertumbuhan, glukokortikoid, dan insulin1. Dua hormon terpenting dalam produksi dan sekresi air susu adalah prolaktin dan oksitosin. Walaupun kedua hormon tersebut bekerja pada reseptor seluler yang berbeda, akan tetapi kombinasi kedua hormon tersebut merupakan hal yang penting bagi keberhasilan laktasi. Prolaktin terlibat dalam produksi air susu melalui sistem saraf pusat, sedangkan oksitosin berperan dalam pengeluaran air susu2. Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan menurun. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0–6 bulan turun dari 62.2% tahun 2007 menjadi 56.2% pada tahun 2008. Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28.6% pada tahun 2007 menjadi 24.3% pada tahun 2008 7. Praktik menyusui sesuai rekomendasi (ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI tambahan selama 12 bulan) memberikan kontribusi terhadap penurunan retensi berat badan postpartum setelah 6 bulan, tanpa dipengaruhi berat prakehamilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada wanita yang mengalami peningkatan berat badan secara signifikan selama kehamilan,

menyusui sesuai rekomendasi dapat membantu menurunkan berat badan setelah kehamilan hingga mencapai berat sebelum hamil pada 6 bulan postpartum. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi retensi berat badan postpartum. Pada wanita yang menyusui eksklusif, berat badan postpartum setelah 6 bulan lebih ringan dibandingkan wanita yang tidak menyusui eksklusif 13. Survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti memberikan ASI karena kurangnya produksi ASI 3. Kesulitan produksi susu disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor psikologi ibu dan gizi. Beberapa jenis tanaman digunakan telah secara tradisional oleh ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI. Salah satu tanaman tersebut adalah Sauropus androgynus, yang dikenal di Indonesia

sebagai daun katuk. Katuk adalah tanaman semak yang termasuk dalam famili

Euphorbiaceae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun katuk dapat meningkatkan produksi susu pada tikus. Selain itu, ekstrak daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI ibu sampai dengan 50,47% tanpa mengurangi kualitas ASI 4. Galactagogue merupakan golongan obat konvensional yang digunakan untuk meningkatkan produksi ASI 10. Secara farmakodinamik, galactagogue yang paling banyak digunakan berasal dari golongan antagonis dopamin perifer, seperti metoklopramid dan domperidon. Pemilihan domperidon berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa domperidon memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan metoklopramid 5.

METODOLOGI

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif dengan


(18)

penilaian sesudah perlakuan. Variabel terkendali pada penelitian ini adalah galur mencit Swiss Webster, jenis kelamin mencit, umur mencit, berat badan mencit, cara pemeliharaan, dan waktu perlakuan. Variabel perlakuan pada penelitian ini adalah ekstrak daun katuk, domperidon dan

aquadest. Variabel respon dalam penelitian ini adalah berat badan mencit menyusui. Daun katuk diperoleh dari perkebunan di Lembang, Kabupaten Bandung. Daun katuk yang dipilih berwarna hijau tua. Untuk persiapan ekstrak daun katuk, daun dicuci bersih dengan air mengalir, dilap kering kemudian diangin-anginkan selama 1 minggu. Sebanyak 1 kg daun katuk yang sudah dikeringkan, kemudian ditambahkan air destilasi dengan perbandingan 1 : 4 kemudian didiamkan selama 24 jam sampai homogen. Hasil yang diperoleh kemudian disaring dan dibentuk menjadi konsentrasi menggunakan penangas air dipanaskan dalam suhu 40 derajat celcius selama 5 menit. Setelah 15 menit dipanaskan lalu didinginkan dan disaring dengan kertas saring sampai tidak ada yang menetes. Hewan coba yang digunakan adalah mencit galur betina Swiss Webster berumur 8 minggu (menyusui) yang dibagi atas 5 kelompok secara acak dengan masing-masing kelompok terdiri atas 6 ekor mencit yang mendapat perlakuan yang berbeda. Pembagian kelompok dan perlakuan meliputi kelompok kontrol negative (KN) hanya diberi aquadest, kelompok kontrol positif (KP) yang diberi Moloco, kelompok daun katuk 1 (KI) yang diberi ekstrak daun katuk 173,6 mg/KgBB/hari atau 0,04 gram/hari selama 12 hari, kelompok daun katuk 2 (KII) yang diberi ekstrak daun katuk 868 mg/KgBB/hari atau 0,2 gram/hari selama 12 hari, kelompok kombinasi 1(DK) yang diberi kombinasi domperidon 0,026 mg/hari dan ekstrak daun katuk 0,04 mg/KgBB/hari selama 12 hari.

Pada percobaan kelompok mencit diberikan sediaan secara oral. Induk mencit dipertemukan dengan bayinya untuk menyusu. Setiap hari dari hari petama sampai hari ke-12 postpartum mencit ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan satuan gram. Pengambilan sampel berat badan mencit dilakukan setiap hari pada waktu yang sama dengan menggunakan timbangan dengan ketelitian

0,1 mg. Sampel yang diambil dipilih secara acak pada hari pertama dan diberi tanda untuk digunakan pada hari-hari berikutnya. Mencit betina yang baru selesai melahirkan ditimbang terlebih dahulu berat badannya (data 1), kemudian segera diberi perlakuan dengan kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon sebanyak 0,1 ml kemudian ditunggu 4 jam, setelah itu ditimbang kembali berat badannya dan dicatat hasilnya (data 2) sampai hari ke-12.

Setiap mencit untuk masing-masing kelompok perlakuan dicatat berat badan yang dicapai setelah 4 jam diberi perlakuan setiap hari selama 12 hari. Hasil yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan metode ANAVA satu arah

dan dilanjutkan dengan Tukey’s HSD.

Penelitian ini telah memperoleh persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha-Rumah Sakit Immanuel dengan memperhatikan prinsip 3R, refinement,

reduction, dan replacement (terlampir).

Pemanfaatan hewan coba diperlukan untuk menilai mengenai efek kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon. Pemanfaatan hewan coba yang dibagi atas 5 kelompok (n = 6) didasarkan pada rumus perhitungan sampel (reduction). Penggunaan hewan coba ini juga dilaksanakan dengan mempertimbangkan kenyamanan hewan coba dalam pemeliharaannya (refinement).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji ANAVA satu arah menunjukkan nilai

p = 0,000, atau sangat signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata antara setidaknya dua kelompok yang diuji. Untuk menentukan kelompok-kelompok yang berbeda, uji ANAVA dilanjutkan dengan post-hoc test Tukey’s HSD. Hasil post-hoc test Tukey’s HSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok daun katuk 1 dan daun katuk 2 dibandingkan kelompok-kelompok lainnya. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penurunan berat mencit kelompok kontrol positif dan kontrol negatif. Rerata penurunan terbesar didapatkan pada kelompok daun katuk 2 (4.95 gram) diikuti kelompok daun katuk 1 (4.77 gram).


(19)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif dalam menurunkan berat mencit postpartum adalah pemberian daun katuk dengan dosis 868 mg/KgBB/hari. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemberian ekstrak daun katuk meningkatkan ekspresi gen yang mengkode prolaktin serta oksitosin secara signifikan dalam otak tikus BALB/C. Proses ini terkait dengan konsentrasi papaverin dalam ekstrak

S. androgynus, di mana papaverin yang

bekerja sebagai vasodilator dapat membantu meningkatkan aliran darah sehingga sirkulasi oksitosin meningkat. S. androgynus juga mengandung sterol tumbuhan yang diduga dapat meningkatkan produksi ASI. Sterol memiliki fungsi spesifik dalam transduksi sinyal intraselular. Bersama dengan cAMP, sterol berfungsi sebagai

secondary messenger dalam sel, sehingga

dapat meningkatkan transduksi sinyal dari hormone oksitosin terhadap sel 4. Penelitian Dewey, et al., 1993 menunjukkan

bahwa pemberian ASI dalam jangka panjang ( > 6 bulan) pada manusia dapat membantu penurunan berat badan setelah melahirkan. Wanita yang menyusui mengalami penurunan berat badan 2 kg lebih banyak dibandingkan wanita tidak menyusui, dengan penurunan berat badan tercepat pada bulan 3-6. Selain itu, Baker, dkk juga menunjukkan bahwa menyusui selama 6 bulan sesuai rekomendasi dapat mengurangi retensi berat badan postpartum setelah 6 bulan 13.

Penurunan berat mencit yang tidak signifikan pada kelompok kontrol negatif maupun kontrol positif kemungkinan disebabkan oleh variasi individu, atau perbedaan fisiologi mencit yang menyebabkan respon mencit terhadap Moloco kurang dibandingkan manusia. Di sisi lain, kombinasi daun katuk dan domperidon kurang efektif dalam menurunkan berat mencit postpartum.

Tabel 1. Uji ANAVA satu arah.

Jumlah

Kuadrat Df

Rerata

Kuadrat F P

Antar Kelompok 46,729 4 11,682 10,071 0,000 Dalam Kelompok 28,998 25 1,160

Total 75,727 29

Tabel 2. Hasil multiple comparisons untuk Tukey’s HSD.

Kelompok I II III IV V

I NS * * NS

II * * NS

III NS *

IV *

V


(20)

Kelompok I : Kelompok Kontrol Negatif (NK) hanya diberi aquadest KelompokII : Kelompok Kontrol Positif (PK) yang diberi moloco

KelompokIII : Kelompok Daun Katuk 1 (EDK1) yang diberi ekstrak daun katuk 173,6 mg/KgBB/hari

KelompokIV : Kelompok Daun Katuk 2 (EDKII) yang diberi ekstrak daun katuk 868 mg/KgBB/hari

KelompokV : Kelompok Kombinasi (EDKD) yang diberi kombinasi domperidon 0,078 mg/hari dan ekstrak daun katuk 173,6 mg/KgBB/hari

NS : Tidak bermakna (p > 0,05) : Bermakna (0.05 > p > 0,01) ** : Sangat bermakna ( p < 0,01)

SIMPULAN

Kombinasi ekstrak daun katuk dan

domperidon dapat menurunkan berat badan mencit menyusui.

DAFTAR PUSTAKA

1.Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Philadelphia: Saunders-Elsevier; 2010.

2.Neville MC. The National Center of Biotechnology Information Biology of the Mammary Gland. [Online].; 1998 [cited 2014 August 7. Available from:

http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Nev ille001/.

3.Sa'roni , Sadjimin T, Sja'bani M, Zulaela. Effectiveness of the Sauropus androgynus (L.) Merr leaf extract in increasing mother's breast milk production. Media Litbang Kesehatan. 2004; 14(3): p. 20-24.

4.Soka S, Wiludjaja J, Marcella. The Expression of Prolactin and Oxytocin Genes in Lactating BALB/C Mice Supplemented with Mature Sauropus androgynus Leaf Extracts. International Conference on Food Engineering and Biotechnology. 2010; 9: p. 291-295. 5.Betzold CM. Galactagogues. Journal of

Midwifery and Women’s Health. 2010; 49(2):

p. 151-154.

6.Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Belmont: Thomson Brooks/Cole; 2008.

7.Minarto. 2011. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) tahun 2010-2014. Dilihat 7 Agustus 2014. http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/terbit an/rencana-aksi-pembinaan-gizi-masyarakat-rapgm-tahun-2010-2014.

8.Ballard O, Morrow AL. Human Milk Composition: Nutrients and Bioactive Factors. Pediatric Clinics of North America. 2013; 60(1): p. 49-74.

9.Neville MC. The National Institute of Health Biology of the Mammary Gland Web site. [Online].; 1998 [cited 2014 August 15.

Available from:

http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Nev ille002/.

10.The Academy of Breastfeeding Medicine. ABM Protocol #9: Use of galactogogues in initiating or augmenting maternal milk supply. [Online].; 2011 [cited 2014 August 7.

Available from:

http://www.bfmed.org/Media/Files/Protocols/

Protocol%209%20-%20English%201st%20Rev.%20Jan%202011. pdf.

11.Globinmed. Global Information Hub on Integrated Medicine Web site. [Online].; 2011 [cited 2014 August 7. Available from:

http://www.globinmed.com/index.php?option =com_content&view=article&id=85262:sauro pus-androgynus&catid=721:s.

12.Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks H. Ganong's Review of Medical Physiology. 24th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2012.

13. Baker, J.L., Gamborg, M., Heitmann, B.L., Lissner, L., Sorensen, T.I., Rasmussen K.M. (2008). Breastfeeding Reduces

Postpartum Weight Retention. Am J Clin Nutr 88(6), 1543-1551.


(21)

(22)

35

DAFTAR PUSTAKA

Arisman,2004 MB. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Baker, J.L., Gamborg, M., Heitmann., B.L.,Lissner, L., Sorensen, T.I., Rasmussen,

K.M. (2008). Breastfeeding Reduces Postpartum Weight Retention. Am J Clin Nutr 88(6), 1543-1551.

Ballard, O., & Morrow, A. L. (2013). Human Milk Composition: Nutrients and Bioactive Factors. Pediatric Clinics of North America, 60(1), 49-74.

Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. (2012). Ganong's Review of

Medical Physiology (24th ed.). New York, NY: McGraw-Hill Medical.

Betzold, C. M. (2010). Galactagogues. Journal of Midwifery and Women’s Health,

49(2), 151-154.

Brogden RN, Carmine AA, Heel RC (1982). Domperidone. A review of its pharmacological activity, pharmacokinetics and therapeutic efficacy in the symptomatic treatment of chronic dyspepsia and as an antiemetic. Drugs 1982;24:360-400.

Cao, H., Polansky, M. M., & Anderson, R. A. (2007). Cinnamon extract and polyphenols affect the expression of tristetraprolin, insulin receptor, and glucose transporter 4 in mouse 3T3-L1 adipocytes. Archives of Biochemistry and

Biophysics, 459, 214-222.

Globinmed. (2011). Sauropus Androgynus. Retrieved August 7, 2014, from Global Information Hub on Integrated Medicine Web site: http://www.globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=85 262:sauropus-androgynus&catid=721:s

Hall, J. E. (2010). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (12th ed.). Philadelphia, PA: Saunders-Elsevier.


(23)

36

Lollivier V. Oxytocin stimulates secretory processes in lactating rabbit mammary epithelial cells. [Online Journal] 2006. Retrieved August 7, 2014, from http:// www.pubmedcentral.nih. gov/articlerender. fcgi?artid=1464286

Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.

Minarto, 2011. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) tahun 2010-2014. Diunduh 8 Agustus 2010-2014. http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/ terbitan/rencana-aksi-pembinaan-gizi-masyarakat-rapgm-tahun-2010-2014.

Neville, M. C. (1998, June). Milk Secretion: An Overview. Retrieved August 7, 2014, from The National Center of Biotechnology Information Biology of the Mammary Gland: http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Neville001/

Neville, M. C. (1998, June). Oxytocin and Milk Ejection. Retrieved August 15, 2014, from The National Institute of Health Biology of the Mammary Gland Web site: http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Neville002/

Padmavathi, P., & Rao, M. P. (1990). Nutritive value of Sauropus androgynus leaves.

Plant Foods for Human Nutrition, 40(2), 107-113.

Sa'roni, Sadjimin, T., Sja'bani, M., & Zulaela. (2004). Effectiveness of the Sauropus androgynus (L.) Merr leaf extract in increasing mother's breast milk production.

Media Litbang Kesehatan, 14(3), 20-24.

Sherwood, L. (2008). Human Physiology: From Cells to Systems (7th ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.

Soka, S., Wiludjaja, J., & Marcella. (2010). The Expression of Prolactin and Oxytocin Genes in Lactating BALB/C Mice Supplemented with Mature Sauropus androgynus Leaf Extracts. International Conference on Food Engineering and

Biotechnology, 9, 291-295.

The Academy of Breastfeeding Medicine. (2011, January). ABM Protocol #9: Use of


(24)

37

August 7, 2014, from http://www.bfmed.org/Media/Files/Protocols/Protocol% 209%20- %20English%201st%20Rev.%20Jan%202011.pdf


(1)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif dalam menurunkan berat mencit postpartum adalah pemberian daun katuk dengan dosis 868 mg/KgBB/hari. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemberian ekstrak daun katuk meningkatkan ekspresi gen yang mengkode prolaktin serta oksitosin secara signifikan dalam otak tikus BALB/C. Proses ini terkait dengan konsentrasi papaverin dalam ekstrak

S. androgynus, di mana papaverin yang

bekerja sebagai vasodilator dapat membantu meningkatkan aliran darah sehingga sirkulasi oksitosin meningkat. S. androgynus juga mengandung sterol tumbuhan yang diduga dapat meningkatkan produksi ASI. Sterol memiliki fungsi spesifik dalam transduksi sinyal intraselular. Bersama dengan cAMP, sterol berfungsi sebagai

secondary messenger dalam sel, sehingga

dapat meningkatkan transduksi sinyal dari hormone oksitosin terhadap sel 4. Penelitian Dewey, et al., 1993 menunjukkan

bahwa pemberian ASI dalam jangka panjang ( > 6 bulan) pada manusia dapat membantu penurunan berat badan setelah melahirkan. Wanita yang menyusui mengalami penurunan berat badan 2 kg lebih banyak dibandingkan wanita tidak menyusui, dengan penurunan berat badan tercepat pada bulan 3-6. Selain itu, Baker, dkk juga menunjukkan bahwa menyusui selama 6 bulan sesuai rekomendasi dapat mengurangi retensi berat badan postpartum setelah 6 bulan 13.

Penurunan berat mencit yang tidak signifikan pada kelompok kontrol negatif maupun kontrol positif kemungkinan disebabkan oleh variasi individu, atau perbedaan fisiologi mencit yang menyebabkan respon mencit terhadap Moloco kurang dibandingkan manusia. Di sisi lain, kombinasi daun katuk dan domperidon kurang efektif dalam menurunkan berat mencit postpartum.

Tabel 1. Uji ANAVA satu arah. Jumlah

Kuadrat Df

Rerata

Kuadrat F P

Antar Kelompok 46,729 4 11,682 10,071 0,000

Dalam Kelompok 28,998 25 1,160

Total 75,727 29

Tabel 2. Hasil multiple comparisons untuk Tukey’s HSD.

Kelompok I II III IV V

I NS * * NS

II * * NS

III NS *

IV *

V


(2)

Kelompok I : Kelompok Kontrol Negatif (NK) hanya diberi aquadest KelompokII : Kelompok Kontrol Positif (PK) yang diberi moloco

KelompokIII : Kelompok Daun Katuk 1 (EDK1) yang diberi ekstrak daun katuk 173,6 mg/KgBB/hari

KelompokIV : Kelompok Daun Katuk 2 (EDKII) yang diberi ekstrak daun katuk 868 mg/KgBB/hari

KelompokV : Kelompok Kombinasi (EDKD) yang diberi kombinasi domperidon 0,078 mg/hari dan ekstrak daun katuk 173,6 mg/KgBB/hari

NS : Tidak bermakna (p > 0,05) : Bermakna (0.05 > p > 0,01) ** : Sangat bermakna ( p < 0,01)

SIMPULAN

Kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon dapat menurunkan berat badan mencit menyusui.

DAFTAR PUSTAKA

1.Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Philadelphia: Saunders-Elsevier; 2010.

2.Neville MC. The National Center of Biotechnology Information Biology of the Mammary Gland. [Online].; 1998 [cited 2014

August 7. Available from:

http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Nev ille001/.

3.Sa'roni , Sadjimin T, Sja'bani M, Zulaela. Effectiveness of the Sauropus androgynus (L.) Merr leaf extract in increasing mother's breast milk production. Media Litbang Kesehatan. 2004; 14(3): p. 20-24.

4.Soka S, Wiludjaja J, Marcella. The Expression of Prolactin and Oxytocin Genes in Lactating BALB/C Mice Supplemented with Mature Sauropus androgynus Leaf Extracts. International Conference on Food Engineering and Biotechnology. 2010; 9: p. 291-295. 5.Betzold CM. Galactagogues. Journal of

Midwifery and Women’s Health. 2010; 49(2): p. 151-154.

6.Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Belmont: Thomson Brooks/Cole; 2008.

7.Minarto. 2011. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) tahun 2010-2014.

Dilihat 7 Agustus 2014.

http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/terbit an/rencana-aksi-pembinaan-gizi-masyarakat-rapgm-tahun-2010-2014.

8.Ballard O, Morrow AL. Human Milk Composition: Nutrients and Bioactive Factors. Pediatric Clinics of North America. 2013; 60(1): p. 49-74.

9.Neville MC. The National Institute of Health Biology of the Mammary Gland Web site. [Online].; 1998 [cited 2014 August 15.

Available from:

http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Nev ille002/.

10.The Academy of Breastfeeding Medicine. ABM Protocol #9: Use of galactogogues in initiating or augmenting maternal milk supply. [Online].; 2011 [cited 2014 August 7.

Available from:

http://www.bfmed.org/Media/Files/Protocols/

Protocol%209%20-%20English%201st%20Rev.%20Jan%202011. pdf.

11.Globinmed. Global Information Hub on Integrated Medicine Web site. [Online].; 2011 [cited 2014 August 7. Available from: http://www.globinmed.com/index.php?option =com_content&view=article&id=85262:sauro pus-androgynus&catid=721:s.

12.Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks H. Ganong's Review of Medical Physiology. 24th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2012.

13.

Baker, J.L., Gamborg, M., Heitmann, B.L., Lissner, L., Sorensen, T.I., Rasmussen K.M. (2008). Breastfeeding Reduces

Postpartum Weight Retention. Am J Clin Nutr 88(6), 1543-1551.


(3)

(4)

35

DAFTAR PUSTAKA

Arisman,2004 MB. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Baker, J.L., Gamborg, M., Heitmann., B.L.,Lissner, L., Sorensen, T.I., Rasmussen,

K.M. (2008). Breastfeeding Reduces Postpartum Weight Retention. Am J Clin

Nutr 88(6), 1543-1551.

Ballard, O., & Morrow, A. L. (2013). Human Milk Composition: Nutrients and

Bioactive Factors. Pediatric Clinics of North America, 60(1), 49-74.

Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. (2012). Ganong's Review of

Medical Physiology (24th ed.). New York, NY: McGraw-Hill Medical.

Betzold, C. M. (2010). Galactagogues.

Journal of Midwifery and Women’s Health,

49(2), 151-154.

Brogden RN, Carmine AA, Heel RC (1982). Domperidone. A review of its

pharmacological activity, pharmacokinetics and therapeutic efficacy in the

symptomatic treatment of chronic dyspepsia and as an antiemetic. Drugs

1982;24:360-400.

Cao, H., Polansky, M. M., & Anderson, R. A. (2007). Cinnamon extract and

polyphenols affect the expression of tristetraprolin, insulin receptor, and glucose

transporter 4 in mouse 3T3-L1 adipocytes. Archives of Biochemistry and

Biophysics, 459, 214-222.

Globinmed. (2011). Sauropus Androgynus. Retrieved August 7, 2014, from Global

Information

Hub

on

Integrated

Medicine

Web

site:

http://www.globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=85

262:sauropus-androgynus&catid=721:s

Hall, J. E. (2010). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (12th ed.).

Philadelphia, PA: Saunders-Elsevier.


(5)

36

Lollivier V. Oxytocin stimulates secretory processes in lactating rabbit mammary

epithelial cells. [Online Journal] 2006. Retrieved August 7, 2014, from http://

www.pubmedcentral.nih. gov/articlerender. fcgi?artid=1464286

Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed.). New York, NY:

McGraw-Hill.

Minarto, 2011. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) tahun

2010-2014. Diunduh 8 Agustus 2010-2014. http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/

terbitan/rencana-aksi-pembinaan-gizi-masyarakat-rapgm-tahun-2010-2014.

Neville, M. C. (1998, June). Milk Secretion: An Overview. Retrieved August 7, 2014,

from The National Center of Biotechnology Information Biology of the

Mammary Gland: http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Neville001/

Neville, M. C. (1998, June). Oxytocin and Milk Ejection. Retrieved August 15, 2014,

from The National Institute of Health Biology of the Mammary Gland Web site:

http://mammary.nih.gov/reviews/lactation/Neville002/

Padmavathi, P., & Rao, M. P. (1990). Nutritive value of Sauropus androgynus leaves.

Plant Foods for Human Nutrition, 40(2), 107-113.

Sa'roni, Sadjimin, T., Sja'bani, M., & Zulaela. (2004). Effectiveness of the Sauropus

androgynus (L.) Merr leaf extract in increasing mother's breast milk production.

Media Litbang Kesehatan, 14(3), 20-24.

Sherwood, L. (2008). Human Physiology: From Cells to Systems (7th ed.). Belmont:

Thomson Brooks/Cole.

Soka, S., Wiludjaja, J., & Marcella. (2010). The Expression of Prolactin and

Oxytocin Genes in Lactating BALB/C Mice Supplemented with Mature Sauropus

androgynus Leaf Extracts. International Conference on Food Engineering and

Biotechnology, 9, 291-295.

The Academy of Breastfeeding Medicine. (2011, January). ABM Protocol #9: Use of


(6)

37

August 7, 2014, from http://www.bfmed.org/Media/Files/Protocols/Protocol%

209%20- %20English%201st%20Rev.%20Jan%202011.pdf