Analisis Network Dalam Perencanaan dan Pengawasan Proses Produksi Benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile Di Karanganyar heri

(1)

commit to user

i

ANALISIS

NETWORK

DALAM PERENCANAAN DAN

PENGAWASAN PROSES PRODUKSI BENANG TR45

PADA

PT. DELTA DUNIA

TEXTILE

DI KARANGANYAR

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

Pada Program Diploma III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

oleh :

HERI KISWANTO

F3508075

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

MANAJEMEN INDUSTRI

SURAKARTA

2012


(2)

commit to user

ii

ABSTRAK

ANALISIS NETWORK DALAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PROSES PRODUKSI BENANG TR45 PADA PT. DELTA DUNIA

TEXTILE DI KARANGANYAR Heri Kiswanto

F3508075

Semua perusahaan yang melakukan proses produksi pada umumnya manajemen perusahaan perlu menyusun perencanaan dan penjadwalan kegiatan. Tujuan dilaksanakan semua kegiatan tersebut agar proses produksi berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT. Delta Dunia Textile dan dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Maret 2011. Dalam penelitian ini jenis produk yang dihasilkan pada PT. Delta Dunia Textile salah satunya yaitu benang TR45. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui urutan dan jaringan kerja proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile, mengetahui waktu pada masing – masing kegiatan dan metode yang sebaiknya digunakan perusahaan dalam proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis network dengan metode PERT (Program Evaluation Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Hasil penelitian yang diperoleh, urutan proses produksi benang TR45 yaitu : Penimbangan Bahan Baku (A), Penyiapan Bahan Baku (B), Pemanasan Mesin (C), Mixing (D), Blowing (E), Pre Drawing (F), Drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), Winding (J) dan Packing (K) dengan waktu yang dijadwalkan perusahaan selama 480 menit. Dengan menggunakan metode PERT dan CPM diperoleh hasil jalur kritis dari proses produksi yaitu: A – C – D – E – F – G – H – I – J – K. Waktu yang diharapkan dengan menggunakan metode PERT yaitu 446,9 menit sedangkan menggunakan metode CPM yaitu 448,2 menit . Dengan demikian selisih waktu yang ditentukan perusahaan dan dengan metode PERT yaitu 33,1 menit sedangkan dengan metode CPM yaitu 31.8 menit.

Dari hasil network tersebut, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan produksi benang TR45 sudah baik. Tetapi agar penggunaan waktu dalam kegiatan produksi dapat optimal sebaiknya perusahaan mencoba menggunakan analisis Network untuk pelaksanaan proses produksi selanjutnya.

Kata kunci : Perencaan dan Penjadwalan Produksi, Analisis Network, Metode PERT, Metode CPM, Jalur Kritis


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Magang dengan Judul :

“ANALISIS NETWORK DALAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PROSES PRODUKSI BENANG TR45 PADA PT. DELTA DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR”

Surakarta, 16 Januari 2012

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Dra. ENDANG SUHARI. MSi NIP. 19610317 198601 2 002


(4)

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas – tugas dan syarat – syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Manajemen Industri.

Surakarta,

Tim Penguji Tugas Akhir

1.

NIP Penguji

2. Dra. ENDANG SUHARI. MSi


(5)

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

- Tetap bersyukur lebih indah di dari pada terus meminta hal yang tak pasti. Hidup dalam kenyataan lebih indah dari pada hidup penuh dengan

khayalan tanpa ada usaha.

- Pengalaman merupakan pembelajaran kita untuk masa yang akan datang.

- Keinginan dan Keyakinan dapat tercapai jika ada usaha yang kuat untuk meraihnya.

Penulis Persembahkan Kepada :

1. Bapak dan Ibu Tercinta 2. Seluruh keluargaku 3. Bagi yang membutuhkan

dan mengembangkan ilmu

4. Rekan – rekan MI 2008 5. Almamaterku


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ANALISIS NETWORK DALAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PROSES PRODUKSI BENANG TR45 PADA PT. DELTA DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, MSi. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dra. Endang Suhari, MSi. selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapak Ihsan Nurudin selaku pimpinan perusahaan pada PT. Delta Dunia Textile yang telah berkenan memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

5. Bapak Ikhrom selaku karyawan pendamping dan seluruh karyawan PT. Delta Dunia Textile yang telah banyak memberikan pengarahan dan penjelasan selama kegiatan magang kerja dan penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu – persatu namun telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir.


(7)

commit to user

vii

Penulis menyadari bahwa dalam penyungkapan, pembahasan dan pemilihan kata dalam penulisan Tugas Akhir jauh dari sempurna, Karena keterbatasan pemikiran dan kemapuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian semoga Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

Surakarta,


(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 3

C. TujuanPenelitian ... 4

D. ManfaatPenelitian ... 4

E. MetodePenelitian ... 5

1. DesainPenelitian ... 5

2. ObjekPenelitian ... 5

3. Sumber Data ... 5

4. TeknikPengumpulan Data ... 6

5. TeknikAnalisis Data ... 7


(9)

commit to user

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi ... 14

B. PengertianPerencanaan ... 15

C. PengertianScheduling (Penjadwalan) ... 16

D. PengertianAnalisis Network ... 17

E. Menyusun Diagram Network ... 17

F. MetodedalamAnalisis Network ... 19

G. PengertianPengawasan... 22

BAB III PEMBAHASAN A. GambaranObjekPenelitian ... 24

B. LaporanMagangKerja ... 39

C. PembahasanMasalah ... 41

1. IdentifikasiKegiatan ... 42

2. AnalisisJalurKritis ... 47

3. PenerapanMetode ... 56

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 Jenis Kegiatan Proses Produksi ... 46

3.2 Urutan Kegiatan Proses Produksi ... 47

3.3 Perkiraan Waktu Proses Produksi ... 48

3.4 Waktu Penyelesaian Yang Diharapkan ... 50


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Alur Pemikiran ... 12

3.1 Struktur Organisasi PT. Delta Dunia Textile ... 28

3.2 Diagram alir proses produksi ... 42

3.3 Diagram Network proses produksi ... 51


(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang dari Perusahaan

Lampiran 2. Blangko Nilai Magang dari Perusahaan Lampiran 3. Surat Keaslian Tugas Akhir


(13)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar kepada para pelaku industri. Keadaan ini mempengaruhi perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, agar dapat bertahan menghadapi globalisasi. Terutama pada perusahaan manfacture yang memproduksi barang – barang yang dikonsumsi orang lain. Dalam menghadapi persaingan salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan melaksakan proses produksi yang efekti dan efisien sesuai dengan rencana.

Pada umumnya sebelum melaksanakan proses produksi, manajemen perusahaan perlu menyusun perencanaan dan penjadwalan kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan dengan pengawasan yang intensif. Tujuan dilaksanakan semua kegiatan tersebut agar proses produksi dapat berjalan sesuai dengan jadwan dan rencana yang telah ditentukan perusahaan. Sedangkan pengawasan dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan – penyimpangan dalam kegiatan proses produksi.

Penyimpangan – penyimpangan dalam kegiatan proses produksi mengakibatkan keterlambatan dan penambahan biaya produksi. Untuk


(14)

commit to user

3

mengatisipasi keterlambatan dalam proses produksi perlu melakukan penjadwalan (scheduling). Menurut Subagyo (2000:165) Scheduling adalah penjadwalan kegiatan. Suatu kegiatan dijadwalkan kapan mulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhirnya kapan selesainya.

Dalam penjadwalan kegiatan atau scheduling teknik yang digunakan yaitu dengan Analisis network. Analisis Network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi kepada perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan mengendalikan suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan (Gitosudarmo, 2002:297).

PT. Delta Dunia Textile adalah perusahaan yang bergerak di bidang industry pemintalan benang (spinning) yang memproduksi berbagai jenis benang. Salah satu jenis benang yang diproduksi yaitu benang jenis TR45. Benang TR45 merupakan benang jenis campuran antara rayon dan PE. Permintaan pasar terhadap produk benang sangatlah tinggi, sehingga perusahaan perlu melakukan perencanaan dalam proses produksi. Setelah perencanaan proses produksi disusun, selanjutnya perusahaan perlu melakukan penjadwalan (scheduling) dan pengawasan yang intensif, agar kegiatan produksi selesai tepat waktu dan sesuai dengan rencana. Dalam kegiatan scheduling perusahaan dapat menggunakan anailisis network, sehingga kegiatan proses produksi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien tanpa mengalami keterlambatan atau penyimpangan – penyimpangan.


(15)

commit to user

4

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan Tugas Akhir penulis mengambil judul “ PENERAPAN ANALISIS NETWORK

DALAM PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PROSES PRODUKSI

BENANG TR45 PADA PT. DELTA DUNIA TEXTILE DI

KARANGANYAR”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas tentang penerapan analisis network pada perusahaan PT. Delta Dunia Textile yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana urutan kegiatan proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile ?

2. Bagaimana jalur kritis untuk menyelesaikan pekerjaan proses produksi benang TR45 dengan waktu yang paling efisien menggunakan metode PERT dan metode CPM?

3. Metode apa yang sebaiknya digunakan perusahaan dalam melakukan penjadwalan untuk memperoleh waktu yang paling efisien?


(16)

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Semua kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai, demikian juga dengan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui urutan kegiatan proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile.

2. Untuk mengetahui jalur kritis penyelesaian pekerjaan proses produksi benang TR45 dengan waktu yang paling efisien menggunakan metode PERT dan CPM.

3. Untuk mengetahui metode yang tepat dalam melakukan penjadwalan dengan waktu yang paling efisien.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan menfaat yang dapat berguna untuk berbagai pihak. Adapun berbagai pihak tersebut yaitu : 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam membuat keputusan maupun kebijakan terutama yang berkaitan dengan penjadwalan proses produksi agar dapat memperkirakan waktu penyelesaian produksi secara efisien. 2. Bagi Penulis


(17)

commit to user

6

Penulis dapat menerapkan teori – teori yang didapat pada bangku perkuliahan dan diterapkan praktek sesungguhnya dalam dunia kerja.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah studi kasus yang meneliti secara rinci mengenai proses produksi benang TR45 dan waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi yang dilakukan oleh PT. Delta Dunia Textile yang kemudian menggunakan analisis network dalam penerapan penghitungan waktu yang efisien.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitian dilaksanakan di PT. Delta Dunia Textile, Geneng, Kaling, Tasik Madu, Karanganyar.

3. Sumber Data a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003:127). Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui


(18)

commit to user

7

wawancara dengan bagian personalia maupun dengan karyawan yang berhubungan dengan proses produksi.

Data yang diperoleh yaitu : 1) Alur kegiatan proses produksi

2) Jenis kegiatan dalam proses produksi

3) Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan proses produksi

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil studi pustaka yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Biasanya data sekunder berwujud data dokumentasi maupun data laporan yang telah tersedia di perusahaan. Menurut Kuncoro (2003:127) Data Sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

Data yang diperoleh yaitu : 1) Gambaran umum perusahaan 2) Sejarah berdirinya perusahaan 3) Struktur organisasi perusahaan

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview).


(19)

commit to user

8

Wawancara adalah teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden (Suliyanto, 2006:137). Wawancara dilakukan dengan personalia dan karyawan yang terlibat langsung dengan proses produksi untuk mendapatkan informasi yang ingin diperoleh.

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata. Mendengar, mencium, mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dari observasi adalah pengamatan dan lembar observasi (Suliyanto, 2006:139). Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai semua kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data dengan cara membaca dan mengambil dari literarur – literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

d. Pemeriksaan Data Arsip

Pemeriksaan data arsip merupakan pengumpulan data dari beberapa arsip yang telah terkumpul dalam bentuk dokumentasi yang dimiliki perusahaan.


(20)

commit to user

9 5. Teknik Anilisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan teknik untuk membuat gambaran deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu objek yang diteliti. Pembahasan ini memuat diskripsi singkat mengenai penerapan analisis network dalam perencanaan dan pengawasan proses produksi benang TR45 pada PT.Delta Dunia Textiledi Karanganyar.

b. Analisis Kuantitatif

Dalam penerapan analisis network penulis menggunakan metode PERT dan CPM. Untuk menganalisis data menggunakan metode PERT dan CPM dengan langkah sebagai berikut :

1) Melakukan inventaris kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses produksi.

2) Menentukan urutan pekerjaan yang dilaksanakan, mengidentifikasi kegiatan – kegiatan yang mendahului kegiatan lain dan mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan pada tiap kegiatan.

3) Menyusun diagram network

Penyusunan diagram network dilakukan untuk mengetahui jalur terpanjang untuk menyelesaikan semua kegiatan sesuai dengan rencana. Dalam menyusun diagram network menggunakan simbol – simbol untuk mengidentifikasi seluruh


(21)

commit to user

10

kegiatan yang akan dilaksanakan. Menurut Gitosudarmo (2002:301- 302) simbol yang digunakan yaitu :

: Simbol anak panah, yang menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud di sini adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian/ penggunaan sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan produksi (resources) yang ada.

: Simbol lingkaran, menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir/ selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah kejadian yaitu, kejadian selesainya kegiatan yang satu serta dimulainya kegiatan yang lain.

: Simbol anak panah terputus – putus yang menunjukkan kegiatan semu (dummy activity). Kegiatan semu panjang atau pendek tidak menunjukkan lamanya kegiatan dan kegiatan semu selalu memiliki jangka waktu penyelesaian sebesar 0 (nol) atau tidak memakan waktu.

4) Berdasarkan jalur kritis dalam diagram network, selanjutnya melakukan analisis network menggunakan metode PERT


(22)

commit to user

11

(Program Evaluation and Review Teqnique) dan CPM (Critical Path Method) :

a) Analisis PERT

Dalam analisi PERT Untuk mengetahui estimasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan yaitu dengan rumus :

ET

=

&

keterangan :

ET = aktifitas waktu yang diperkirakan

a = waktu optimis, waktu yang dibutuhkan oleh sebuah aktivitas jika semua hal berlangsung susai rencana.

b = waktu pesimis, waktu yang dibutuhkan sebuah aktivitas dengan asumsi kondisi yang ada sangat tidak diharapkan. m = waktu realistis, waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan sebuah aktivitas yang paling realistis


(23)

commit to user

12

menghitung waktu terpanjang yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan menggunakan jalur kritis (critical path). Untuk menentukan keseluruhan waktu yang dibutuhkan menggunakan metode CPM (critical path method) . Dalam CPM terdapat beberapa istilah yang dipergunakan yaitu :

ES (Earliest Start) = waktu mulai kegiatan paling cepat

LS (Latest Start) = waktu mulai kegiatan yang paling lambat

EF (Earliest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan yang paling cepat

LF (Latest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan paling lambat

S (Slack) = waktu mundur kegiatan.

Untuk menghitung ES dan LS dengan rumus sebagai berikut:

EF = ES + t LF = LS + t


(24)

commit to user

13 6. Kerangka pemikiran

Gambar 1.1 Alur Pemikiran

Keterangan :

Berdasarkan permintaan yang ada, selanjutnya perusahaan perlu melakukan perencanaan mengenai kebutuhan biaya dan kegiatan yang

PERMINTAAN

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENJADWALAN : Analisis Network dengan metode PERT dan CPM

PENGAWASAN


(25)

commit to user

14

akan dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen. Setelah perencanaan disusun maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penjadwalan yang mencakup inventaris kegiatan yang akan dilakukan, mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan mementukan urutan tiap kegiatan yang perlu didahulukan. Untuk menganalisa waktu dalam penjadwalan perusahaan menggunakan analisis network dengan metode PERT dan CPM. Dalam pelaksanaan semua kegiatan yang akan dilaksanakan, perusahaan perlu melakukan pengawasan yang intensif agar sesuai dengan rencana yang ingin dicapai dan tidak terjadi penyimpangan – penyimpangan dalam kegiatan produksi. Sehingga dalam pelaksanaan proses produksi dapat dilakukan dengan waktu yang efisien dan biaya seminimal mungkin. Berdasarkan analisis data menggunakan metode PERT dan CPM maka dapat diperoleh waktu yang paling efisien dalam melakukan penjadwalan.


(26)

commit to user

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses Produksi

Menurut Nasution (2003:3) proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan bahan baku (dana) yang ada.

Sedangkan menurut Subagyo (2000:8–10) proses produksi atau proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya membaginya menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim yaitu :

1. Proses produksi continous atau terus - menerus.

Proses produksi terus – menerus adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous biasanya disebut sebagai proses produksi yang berfokus pada produk atau product focus, karena biasanya setiap produk disediakan fasilitas produksi tersendiri yang meletakkannya disesuaikan sengan urutan proses pembuatan produk itu.


(27)

commit to user

16

Hasil produksi dapat distandarisasi, dan dalam jangka panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatan sebagai line flow.

2. Proses produksi terputus – putus.

Proses produksi terputus – putus atau intermittent digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam – macam, dengan jumlah setiap macam hanya sedikit. Dikatakan proses produksi terputus – putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan. Oleh karena itu tidak mungkin bila mengurutkan letak mesin sesuai dengan urutan proses pembuatan barang.

Proses produksi terputus – putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokus pada proses atau process focus. Arus barang pada proses produksi ini bersifat beraneka ragam atau bisa disebut jumbled flow karena setiap macam barang memiliki urutan proses yang berbeda – beda.

Menurut Assauri (2004:12) proses produksi terdiri dari peralatan dan dengan mana bahan – bahan dikombinasikan atau diolah menjadi barang – barang atau jasa – jasa yang akan diberikan kepada pelanggan, untuk mendapatkan uang atau pendapatan.


(28)

commit to user

17

Menurut Handoko (2003:23) Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan – tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan – keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan. Menurut Handoko (2003:79) Empat tahapan dasar perencanaan :

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.

Tahap 3 : Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.

Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

C. Pengertian Penjadwalan

Penjadwalan adalah pengaturan kegiatan. Suatu kegiatan dijadwalkan kapan mulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhir kapan selesainya. Penjadwalan merupakan bagian dari perencanaan, yaitu perencanaan mengenai waktu melaksanakan kegiatan (Subagyo, 2000:165).


(29)

commit to user

18

Sedangkan menurut Handoko (2003:400) scheduling adalah istilah yang digunakan untuk perencanaan penjadwalan (waktu) dan urutan penggunaan sumber daya phisik dan manusia dan untuk kegiatan – kegiatan operasional suatu organisasi.

D. Analisis Network

Analisis Network adalah suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu manajer dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian proyek yang relatif kompleks dan tidak rutin (Handoko, 2003:153).

Adapun keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan analisis network (Haryadi, 2009:12) :

1. Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik. 2. Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan.

3. Dapat menentukan pekerjaan – pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga pekerjaan – pekerjaan tersebut dapat dihemat waktu, biaya dan tenaga.

4. Dapat segera menentukan pekerjaan – pekerjaan mana yang harus disub kontrakkan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen.


(30)

commit to user

19

Diagram network disusun untuk mengetahui jalur kegiatan pada proses produksi. Dengan diagram network dapat diketahui waktu penyelesaian terpanjang dari jumlah waktu penyelesaian pada jalur – jalur yang lain. Jumlah waktu penyelesaian terpanjang merupakan minimum waktu yang dibutuhkan keseluruhan dalam proses produksi.

Dalam penyusunan gambar diagram network menggunakan simbol – simbol. Menurut Gitosudarmo (2002:301- 302) simbol yang digunakan yaitu :

: Simbol anak panah, yang menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud di sini adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam pemakaian/ penggunaan sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan produksi (resources) yang ada.

: Simbol lingkaran, menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir/ selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah kejadian yaitu, kejadian selesainya kegiatan yang satu serta dimulainya kegiatan yang lain.

: Simbol anak panah terputus – putus yang menunjukkan kegiatan semu (dummy activity).


(31)

commit to user

20

Kegiatan semu panjang atau pendek tidak menunjukkan lamanya kegiatan dan kegiatan semu selalu memiliki jangka waktu penyelesaian sebesar 0 (nol) atau tidak memakan waktu.

F. Metode dalam Analisis Network

Dengan menggunakan diagram network maka dapat diketahui jalur kritis. Dalam analisis network metode yang digunakan yaitu PERT(Program Evaluation and Review Teqnique) dan CPM(Critical Path Method). Pengertian kedua analisis tersebut yaitu :

1. Analisis PERT (Program Evaluation and Review Teqnique)

PERT (Program Evaluation and Review Teqnique) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui jalur kritis dan waktu kritis proses produksi.

Menurut Handoko (2003:401) PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam scheduling dan pengawasan kompleks yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan waktu tertentu.

Adapun langkah – langkah dalam PERT, yaitu :

a) Mengidentifikasikan proyek da menyiapkan struktur pecahan kerja.

b) Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus lebih dahulu dan kegiatan mana yang kemudian.


(32)

commit to user

21

c) Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan.

d) Menetapkan perkiraan waktu untuk setiap pekerjaan. e) Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan

f) Menggunakan jaringan untuk mebantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Komponen – komponen dalam metode PERT yaitu : a) Kegiatan (aktivitas)

Yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan. b) Peristiwa

Yaitu menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan dan biasanya digambarkan dengan sebuah lingkaran.

c) Waktu kegiatan (activity time)

1) Waktu optimistic (a) adalah waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan dengan baik.

2) Waktu realistic (m) adalah waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan – penundaan tertentu yang dapat diterima.

3) Waktu pesimistik (b) adalah waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya tidak baik.


(33)

commit to user

22

Setelah data ketiga waktu tersebut diketahui untuk sebuah kegiatan, maka dapat dihitung waktu yang diharapkan untuk pengerjaan sebuah kegiatan dengan rumus ( Handoko, 2003 : 401) :

ET = &

Dimana ET = Waktu kegiatan yang diharapkan a = Waktu optimistic

m = waktu realistic b = waktu pesimistik 2. Analisis CPM (critical path method)

Menurut Gitosudarmo (2002:297) analisa jalur kritis atau critical path method adalah merupakan suatu metode analisa yang mampu memberikan informasi kepada manajer untuk dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau yang akan dilaksanakan. Metode analisa jalur kritis ini terutama digunakan untuk mengendalikan kegiatan – kegiatan yang bersifat tidak rutin, atau terutama pada tipe proses produksi yang intermittent atau produksi pesanan.

CPM membuat asumsi bahwa aktivitas diketahui dengan pasti sehingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap kegiatan. Dalam CPM menggunakan beberapa istilah dalam menghitung perkiraan waktu yaitu :


(34)

commit to user

23

ES (Earliest Start) = waktu mulai kegiatan paling cepat

LS (Latest Start) = waktu mulai kegiatan yang paling lambat

EF (Earliest Finish) = waktu penyelesaian kegiata yang paling cepat

LF (Latest Finish) = waktu penyelesaian kegiatan paling lambat

S (Slack) = waktu mundur kegiatan.

Untuk menghitung ES dan LS dengan rumus sebagai berikut:

EF = ES + t LF = LS + t

S = LS – ES atau S = LF – EF.

G. Pengertian Pengawasan

Menurut Handoko (2003:25) pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Menurut Gitisudarmo (2002:8) pengawasan pada hakikatnya adalah pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Informasi tentang


(35)

commit to user

24

terjadinya penyimpangan – penyimpangan dari rencana haruslah selalu diciptakan baik secara visual ataupun nonvisual. Semakin cepat informasi tentang terjadinya penyimpangan akan segera dapat diketahui dan dilakukan tindakan – tindakan pengecekan selanjutnya. Hal ini sering disebut follow up.

Sedangkan menurut Wijayanti (2008:117-118) Pengawasan adalah suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Tahap – tahap dalam proses pengawasan yaitu :

1. Penentuan standar

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan 3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan

5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.

Menurut Gitosudarmo dan Reksohadiprojo (2000:127) tahap pengawasan biasa dikenal sebagai fungsi pengawasan produksi, yang terdiri dari :

1. Routing, yaitu usaha untuk menentukan urutan operasi yang akan dilalui, mulai dari bahan sampai produk selesai.

2. Scheduling, menetukan rencana waktu kapan pekerjaan itu akan dikerjakan dan bilamana pekerjaan – pekerjaan dapat dialokasikan pada waktu yang telah ditentukan.


(36)

commit to user

25

3. Dispatching, adalah perintah pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan scheduling.

4. Follow, merupakan fungsi penelitian dan pengecekkan terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi.

BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah singkat berdirinya perusahaan

PT. Delta Dunia Textile berlokasi di desa Kaling kecamatan Tasikmadu kabupaten Karanganyar propinsi Jawa Tengah, merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri pemintalan benang (Spinning). PT.Delta Dunia Textile didirikan pada tahun 2003 sesuai pengesahan akte pendirian perusahaan oleh Menteri Kehakiman Nomor : C-04467. HT. 01. 01. TH. 2003 Tertanggal 05 Maret 2003, dengan Bp.Sumitro sebagai pendiri sekaligus Direktur Utamanya. Proses pembangunan fisik perusahaan dimulai pada tahun 2005 sampai dengan 2007. 19 Januari 2007 ditandai sebagai hari operasional pertama proses produksi untuk spinning I yang berkapasitas 84.000 spindles (mata pintal), sedangkan proyek spinning II selesai dan mulai produksi pertama pada bulan April 2007 dengan kapasitas produksi 84.000 spindles


(37)

commit to user

26

(mata pintal). Total kapasitas produksi terpasang adalah 168.000 mata pintal dengan 42000 memproduksi benang Cotton Combed, 42.000 memproduksi benang shyntetic: Polyester (Pe), Tetron Carded (T/cd), Rayon dan 84000 memproduksi benang Cotton Carded. Namun, komposisi pembagian jumlah pemakaian spindles dapat diubah ubah sesuai kebijakan perusahaan. Saat ini PT.Delta Dunia Textile memiliki karyawan sejumlah 2500 orang yang bekerja dengan menggunakan sistem 3 shift putar dan 1 day shift.

PT. Delta Dunia Textile merupakan pengembangan dari perusahaan Dunia Tex Group yang berpusat di Karanganyar. Dunia tex Group sendiri memiliki 11 anak perusahaan yang berlokasi di beberapa kota berbeda dan semuanya bergerak di sektor textile. 3 anak perusahaan bergerak dibidang Pemintalan (Spining), 5 Perusahaan bergerak dibidang Pertenunan (Weaving), 2 perusahaan dibidang Pencelupan dan Pewarnaan (finishing), serta 1 perusahaan integrated Tenun dan Finishing. Dunia Tex sendiri berdiri pada tahun 1975 dan berkantor pusat di JL.Raya Palur Km 7,1 Jaten, karanganyar.

Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku pembuatan benang,PT. Delta Dunia Textile mendatangkan bahan baku kapas dari berbagai Negara produsen kapas, diantaranya ; Pakistan, India, Tanzania, Brasil dan Afrika. Sedang kebutuhan bahan baku serat shyntetic baik serat Polyester maupun Rayon dipasok dari produsen dalam negeri.


(38)

commit to user

27

Hasil produksi PT. Delta Dunia Textile sebagian besar diekspor ke beberapa Negara,diantaranya : Turki, Singapura, Austria, Israel, jepang, Thailand, Malaysia, Timor leste serta Argentina. Hasil produksi PT.Delta Dunia Textile juga dipasarkan dalam pasar dalam negeri, dengan pasar terbesar di wilayah Jawa Barat. Konsumen pemakai produk hasil Produksi PT.Delta Dunia Textile adalah Perusahaan Pertenunan Kain maupun Perusahaan Knitting (Rajut).

2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi merupakan sesuatu hal yang pasti dimiliki oleh semua perusahaan. Penetapan visi dan misi merupakan tindakan manajemen yang tepat, karena visi dan misi akan menjadi pedoman dalam menjalankan organisasi dan akan menentukan kearah mana perusahaan akan diarahkan. Visi dan Misi juga berfungsi sebagai alat pengendali dari seorang pemimpin dalam menjalankan aktivitas dari suatu perusahaan.

Begitu juga dengan PT. Delta Dunia Textile dalam menjalankan kegiatan perusahaan, visi dan misi PT. Delta Dunia Textile yaitu :

a. Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan textile yang terintegrated yang terbesar di Indonesia.

b. Misi perusahaan adalah menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.


(39)

commit to user

28

3. Struktur Organisasi

Dalam perusahaan untuk mencapai suatu tujuan memerlukan struktur organisasi yang baik. Sedangkanasi setiap organisasi membutuhkan individu – individu yang dapat meningkatkan usahanya agar efektif dan efisien. Individu – individu tersebut dikoordinasi agar terbentuk satu kesatuan yang bersama – sama mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu diperlukan struktur organisasi yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang direncanakan dan didasarkan pada penentuan tugas – tugas dan tanggung jawab yang jelas. Berikut ini gambar struktur organisasi pada PT . Delta Dunia Textile Karanganyar :


(40)

29

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Delta Dunia Textile

Pimpinan perusahaan

Factory Manager

Manajer Produksi

Kabag QC Kabag

Produksi Kabag Maintenance Kabag Utility Kabag Akunting Kabag Personalia

Kasie Lab QC

Karu QC Kasie Produksi Ka Shift Produksi Supervisi Produksi Karu Produksi Operator Kasie Maintenance Supervisi MTC Karu Maintenance Mekanik Maintenance Kasie Utility Supervisi Utility Karu Utility Mekanik Utility

Akunting Kasie

Personalia

Kepala Jaga


(41)

commit to user

ii

Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pegawai adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan merupakan pemilik perusahaan. Tugas Pimpinan perusahaan adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui keadaan serta kondisi perusahaan.

2) Bertindak sebagai pengambil keputusan tertinggi dengan mempetimbangkan saran–saran dari bawahannya.

3) Menentukan rencana jangka panjang perusahaan.

4) Mengontrol kas dan mengetahui rugi atau laba perusahaan. b. Factory Manager

Mengendalikan dan bertanggung jawab dalam mengelola pabrik dan menggantikan Presiden Direktur apabila yang bersangkutan tidak ada di tempat.

c. Manajer Produksi

1) Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan. 2) Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan

produk.

3) Bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan mesin,serta peralatan produksi.


(42)

commit to user

iii

d. Kepala Bagian Quality Qontrol (QC)

1) Mengatur dan menyusun rencana serta program kerja bidang kualitas dan mutu produksi.

2) Melaksanakan pencatatan dan membuat laporan setiap proyek.

3) Mengawasi proses produksi secara keseluruhan sehingga dapat menjamin tercapainya standar kualitas produk yang dikehendaki.

e. Kepala Bagian Produksi

Tugas Kepala Bagian Produksi adalah: 1) Mengatur penggunaan bahan baku.

2) Menghasilkan barang jadi sesuai kebutuhan marketing. f. Kepala Bagian Maintenance (MTC)

Tugas Kepala Bagian MTC adalah : 1) Melakukan perawatan mesin.

2) Membuat jadwal perawatan mesin agar menghasilkan produk serta tidak mengganggu jalannya proses produksi. g. Kepala Bagian Utility

Tugas Kepala Bagian Utility adalah :

1) Melakukan perawatan Instalasi pabrik. 2) Membuat jadwal perawatan Instalasi pabrik. h. Kepala Bagian Akunting


(43)

commit to user

iv

1) Menghitung biaya produksi dan harga pokok produksi. 2) Menyusun laporan harga pokok produksi.

i. Kepala Bagian Personalia

Kepala Bagian apersonalia bertugas mengurus masalah-masalah yang berhubungan dengan karyawan,meliputi ; seleksi karyawan,penempatan karyawan,melatih karyawan dan memberhentikan karyawan.

j. Kasie Lab QC

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian laboratorium serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian Quality Control.

k. Akunting

Melakukan pembukuan keuangan perusahaan,administrasi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.

l. Kepala Regu Quality Control(QC)

Bertanggung jawab kepada kasie laboratorium Quality Control dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator QC secara langsung.

m. Kasie Laborat Quality Qontrol

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian laboratorium serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian Quality Qontrol.


(44)

commit to user

v n. Kasie Produksi

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian produksi serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian produksi.

o. Kasie Maintenance

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian maintenance serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian maintenance.

p. Kasie Utility

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian utility serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian utility.

q. Kasie Personalia

Bertugas mengurusi masalah kepegawaian dan aspek penggajian serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian personalia.

r. Kepala Shift Produksi

Bertugas memeriksa lokasi kerja dan kelengkapan kerja,serta membuat laporan tertulis tentang hasil kerja dan informasi penyimpangan yang terjadi.

s. Supervisi Maintenance

Bertugas terhadap kelancaran proses mesin produksi, dan memberi laporan kepada kasie maintenance, serta langsung


(45)

commit to user

vi

turun ke lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi. t. Supervisi Utility

Bertugas terhadap kelancaran proses produksi dan memberi laporan kepada kasie utility serta langsung turun ke lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi.

u. Supervisi Produksi

Bertugas terhadap kelancaran proses produksi, dan member laporan kepada kepala bagian produksi, serta langsung turun ke lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi.

v. Karu maintenance

Bertanggung jawab kepada supervisi maintenance dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator maintenance secara langsung.

w. Karu Utility

Bertanggung jawab kepada supervisi utility dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator utility secara langsung.

x. Karu produksi

Bertanggung jawab kepada supervisi produksi dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator secara langsung.

y. Mekanik maintenance

Bertugas lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan demi kelancaran proses produksi.


(46)

commit to user

vii z. Mekanik utility

Bertugas lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan demi kelancaran proses produksi.

aa. Kepala Jaga

Bertugas mengawasi anggota jaga dan bertanggung jawab kepada kasie personalia dalam hal keamanan.

bb. Anggota jaga

Bertugas di lapangan dan bertanggung jawab atas keamanan lingkungan perusahaan.

cc. Operator

Bertugas di lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan dan hasil produksi.

4. Tenaga Kerja

PT.Delta Dunia Textile mempunyai tiga macam status karyawan, yaitu:

a. Sistem harian tetap

Karyawan –karyawan tersebut merupakan karyawan tetap PT.Delta Dunia Textile. Apabila terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), karyawan mendapatkan pesangon dari perusahaan dan apabila dirumahkan oleh pihak perusahaan, karyawan akan dapat upah berapa persen dari gaji karyawan yang


(47)

commit to user

viii b. Sistem kontrak

PT. Delta Dunia Textile menerapkan tiga macam jangka waktu kontrak, mulai dari 3 bulanan, 6 bulanan dan 1 tahunan. Kontrak bisa diperpanjang apabila kinerja karyawan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Apabila pekerjaan telah sebelum masa kontrak habis, maka sisa hari kerja harus dibayar sesuai persetujuan.

c. Sistem borongan

Perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak ke 3 untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan apabial pekerjaan tersebut sudah selesai, selesai juga kontrak tersebut.

5. Sistem Penggajian

Pembagian gaji berdasarkan komponen yang berlaku di perusahaan, komponenen-komponen tersebut meliputi :

a. Tunjangan pendidikan b. Tunjangan keahlian c. Tunjangan jabatan d. Lembur

e. Golongan jabatan


(48)

commit to user

ix

Pembagian gaji di PT. Delta Dunia Textile digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Bagi karyawan bulanan,gaji dibayarkan setiap awal bulan setiap bulan.

b. Bagi karyawan harian,gaji yang dibayarkan kepada karyawan dengan hitungan harian dan dibayarkan setiap akhir minggu atau hari sabtu. Setiap harinya mereka mendapatkan upah sejumlah yang ditetapkan oleh pemerintah.

c. Bagi karyawan borongan,gaji yang diterima dengan kapasitas pekerjaan yang telah dikerjakan. Pembayaran gaji dilakukan mingguan pada hari sabtu.

Kenaikan gaji pada PT. Delta Dunia Textile dilakukan secara berkala berdasarkan :

a. Prestasi kerja didasarkan pada absensi dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.

b. Lamanya kerja atau loyalitas kepada perusahaan. c. Jenjang pendidikan (SD, SMP, SMU/SMK, D3, S1, S2)

d. Sewaktu-waktu bila ada Peraturan Pemerintah tentang kenaikan Upah Minimum Regional (UMR).

6. Kesejahteraan Karyawan dan Personalia PT. Delta Dunia Textile.

Kesejahteraan perlu diperhatikan oleh perusahaan karena kesejahteraan karyawan secara tidak langsung akan mempengaruhi


(49)

commit to user

x

kinerja karyawan. Dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas kerja juga. Kesejahteraan karyawan dapat berupa gaji bulanan, bonus, dan fasilitas – fasilitas pendukung lainnya.

Usaha-usaha yang dilakukan PT.Delta Dunia Textile untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan personalianya antara lain :

a. Penggajian bulanan dan bonus b. Upah lembur

c. Asuransi tenaga kerja d. Cuti

e. Koperasi f. Tempat ibadah g. Kantin

Kebijaksanaan yang diberikan PT. Delta Dunia Textile apabila karyawan tidak masuk kerja dengan cara sebagai berikut :

a. Apabila karyawan tidak masuk kerja sampai 6 hari berturut-turut tanpa adanya keterangan yang jelas akan mendapatkan surat peringatan pertama (SP 1)

b. Apabila pemberian SP 1 tidak dihiraukan sama sekali oleh yang bersangkutan maka perusahaan akan memberikan surat peringatan kedua (SP 2)


(50)

commit to user

xi

c. Surat peringatan ketiga (SP 3) diberikan oleh perusahaan apabila tidak ada perubahan dari karyawan yang bersangkutan, dengan itu karyawan tersebut dianggap mengundurkan diri dari PT. Delta Dunia Textile

.

7. Daerah Pemasaran

Hasil produksi PT. Delta Dunia Textile sebagian besar diekspor ke beberapa Negara,diantaranya : Turki, Singapura, Austria, Israel, jepang, Thailand, Malaysia, Timor leste serta Argentina. Hasil produksi PT.Delta Dunia Textile juga dipasarkan dalam pasar dalam negeri, dengan pasar terbesar di wilayah Jawa Barat. Konsumen pemakai produk hasil Produksi PT.Delta Dunia Textile adalah Perusahaan Pertenunan Kain maupun Perusahaan Knitting (Rajut).

8. Jam kerja dan Hari kerja

Jam kerja yang diberlakukan pada PT. Delta Dunia Textile dibagi menjadi 3 shift (waktu) yaitu :

Shift 1 : 06.00 – 14.00 Shift 2 : 14.00 – 22.00 Shift 3 : 22.00 – 06.00

Sedangkan jam kerja kantor yang berlaku yaitu : Dayshift dan Staft kantor : 08.00 – 16.00

Hari sabtu hanya setengah hari yaitu pukul 08.00 – 13.00 Hari minggu dan tanggal merah libur.


(51)

commit to user

xii

B. Laporan Magang Kerja

Magang kerja adalah salah satu kegiatan perkuliahan yang dilakukan mahasiswa di luar kampus secara kelompok atau individual dengan terjun langsung dalam dunia kerja maupun masyarakat. Kegiatan magang kerja dilakukan oleh mahasiswa untuk mengetahui masalah – masalah yang terjadi pada perusahaan yang kemudian mengumpulkan data – data terkait yang diperlukan untuk mendapatkan penyesaian. Pembahasan masalah – masalah dan data – data terkait diperlukan dalam menyusun Tugas Akhir.

Tujuan dilaksanakan magang kerja antara lain :

1. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam dunia kerja secara nyata.

2. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami permasalahan yang dihasapi dalam dunia kerja nyata.

3. Mahasiswa dapat lebih menguasai dan mendalami materi perkuliahan yang diperoleh pada dunia kerja nyata.

Waktu pelaksanaan magang kerja : Tempat : PT. Delta Dunia Textile.

Lokasi : Tasikmadu, Karanganyar.

Waktu : 1 Februari 2011 – 2 Maret 2011

Pada pelaksaan magang kerja mahasiswa diwajibkan untuk memakai kemeja putih, bercelana hitam dan bersepatu.


(52)

commit to user

xiii

Kegiatan yang dilaksanakan pada saat magang kerja yaitu :

Minggu I : Pengenalan proses produksi oleh pembimbing mulai dari mesin yang digunakan, bahan baku dan alur produksi dari bahan baku sampai produk jadi.

Minggu II : Pengamatan langsung di bagian blowing dan carding serta wawancara dengan karyawan bagian blowing dan kepala bagian quality control mengenai standar kualitas bahan baku dan proses blowing dan carding. Minggu III : Pengamatan pada bagian drawing, roving dan unilap

sampai proses spinning. Dan wawancara dengan karyawan operator mesin – mesin. Penulis juga melakukan praktik langsung dalam training bagi karyawan baru yang dilakukan oleh kepala bagian produksi.

Minggu IV :Pada minggu terakhir penulis fokus dalam pengumpulan data waktu yang dibutuhkan dalam tiap proses produksi untuk mengetahui total waktu yang paling efektif dan efisien.

Melalui kegiatan magang kerja tersebut mahasiswa dapat mengetahui kegiatan dalam proses produksi. Sebagai bahan dalam penyusunan tugas akhir data yang diperoleh yaitu : data mengenai urutan kegiatan dalam proses produksi, waktu yang


(53)

commit to user

xiv

dibutuhkan pada tiap proses dan kemudian dilakukan analisis menggunakan analisis network ( analisis jaringan kerja ).

C. Pembahasan Masalah

Analisis network merupakan metode yang sangat membantu dalam proses perencanaan dan pengawasan produksi suatu perusahaan. Menurut Handoko (2003:153) Analisis Network adalah suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu manajer dalam perencanaan, pengawasan, dan pengendalian proyek yang relatif kompleks dan tidak rutin

Dalam perusahaan manajemen harus dapat menyusun suatu perencanaan pekerjaan – pekerjaan yang diperlukan dalam proses produksi yang dilaksanakan. Tanpa adanya perencanaan yang tepat, proses produksi tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Perencanaan sangat membantu dalam proses penjadwalan dan pengawasan. Jenis – jenis kegiatan yang harus dilaksanakan pada proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile khusunya pembuatan benang yang dalam penulisan ini penulis mengambilan sampel produksi yaitu 1500 Kg dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan yaitu 480 menit.


(54)

commit to user

xv

1. Inventaris kegiatan untuk mengetahui urutan kegiatan proses produksi.

Dalam proses produksi benang TR45 terdapat beberapa pekerjaan yang saling berkaitan, sehingga diperlukan pengetahuan tentang kegiatan – kegiatan tersebut agar dapat menentukan kegiatan secara keseluruhan dengan benar. Berdasarkan data – data yang diperoleh urutan kegiatan – kegiatan / pekerjaan – pekerjaan yang diperlukan dalam proses produksi benang TR45 yaitu :

Gambar 3.2

Proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile

Penyiapan Bahan baku

Drawing Pre drawing

blowing mixing Pemanasan

mesin

Roving

RSF

Winding

Packing Penimbangan


(55)

commit to user

xvi

Dalam proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile memerlukan kegaiatan – kegiatan yang meliputi :

a. Penimbangan bahan baku (kapas)

Bahan baku (kapas) yang akan digunakan dalam produksi benang TR45 sebelum masuk dalam proses produksi, kapas perlu ditimbang terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk menentukan jumlah perbandingan kapas Rayon dan PE yang akan digunakan. Penimbangan bahan baku (kapas) Rayon dan PE membutuhkan waktu ± 30 menit.

b. Persiapan bahan baku

Sebelum melakukan proses produksi perusahaan persiapan bahan yang akan digunakan. Tahap mixing merupakan tahapan untuk mempersiapkan bahan baku untuk produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan sebelumnya dan sesuai juga dengan standar kualitas yang diharapkan. Bahan yang akan digunakan pada produksi TR45 yaitu komposisi antara Rayon dan PE. Bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku yang dibeli dari pemasok luar negeri. Bahan baku kapas diimpor dari perusahaan yang ada di Negara Benin, India, China dan Amerika Selatan.

c. Pemanasan mesin

Pemanasan mesin dilakukan guna mempersiapkan kinerja mesin dan menjaga agar mesin memiliki umur ekonomis yang lama. Pemanasan mesin dilakukan setiap mesin telah mati /


(56)

commit to user

xvii

beristirahan. Dalam proses produksi benang, mesin mengalami istirahat selama setahun sekali. Pada saat libur hari raya. Semua mesin produksi yang digunakan mengalami istirahat total.

d. Mixing

Mixing merupakan tahapan untuk mempersiapkan bahan baku untuk produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan sebelumnya dan sesuai juga dengan standar kualitas yang diharapkan.

Faktor –faktor yang menentukan kualitas dalam proses mixing adalah :

1) Kerataan mixing

Berpengaruh pada warna saat pencabikan awal, akibatnya belang pada hasil produksi.

2) Warna

Apabila antar mixer terjadi perbedaan dalam penentuan komposisi bahan baku akan mengakibatkan belang pada hasil produksi maupun pada saat pewarnaan benang.

3) Persentase reused

Hal ini mengakibatkan benang hasil produksi mudah putus serta banyak benang yang tebal tipis.

e. Blowing

Blowing merupakan tahan pencabikan bahan baku agar lebih terurai dan memisahkan kotoran dari kapas. Pencampuran


(57)

commit to user

xviii

macam – macam komposisi kapas yang akan digunakan dalam proses produksi dilakukan pada proses blowing.

f. Pre Drawing

Pre drawing merupakan proses perangkapan dalam sliver (agar homogen), penarikan atau draff dan perenggangan agar sliver menjadi rata.

g. Drawing

Drawing memiliki fungsi sebagai perangkapan sliver untuk mendapatkan kerataan sliver, serta variasi gram atau grain per meter sesuai dengan yang diharapkan.

h. Roving

Berfungsi untuk melakukan proses pengubahan sliver menjadi benang besar atau kasar.

i. RSF (Ring Spinning Frame)

Berfungsi untuk mengubah benang dari proses roving menjadi benang dalam bentuk cop atau tube.

j. Winding

Prinsipnya proses penggulungan benang dari bentuk cop menjadi bentuk cones.

k. Packing

Prinsipnya melakukan pembungkusan sampai pengepakan benang cones.


(58)

commit to user

xix

Faktor – faktor yang harus diperhatikan : 1) Pembungkusan kantong plastik

Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya benang kotor maupun basah.

2) Penimbangan benang

Hal ini berfungsi untuk berat sesuai dengan ditentukan (batas minimal – batas maksimal) per karung atau per ball benang (isi cones, berat)

3) Penataan karung atau box over

Kesalahan dalam penataan karung atau box over dapat mengakibatkan kerusakan paper cones maupun benang.

Untuk mempermudah dalam melakukan analisis data yang telah diperoleh dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

TABEL 3.1

JENIS KEGIATAN PROSES PRODUKSI BENANG TR45 PADA PT. DELTA DUNIA TEXTILE

No. Kegiatan Simbol Kegiatan

1 Penimbangan bahan baku A

2 Penyiapan Bahan baku B

3 Pemanasan mesin C

4 Mixing D

5 Blowing E

6 Pre Drawing F


(59)

commit to user

xx

9 Roving H

10 Ring Spinning Fame (RSF) I

11 Winding J

12 Packing K

Sumber : data yang diolah

2. Analisis data waktu penyelesaian yang dibutuhkan

menggunakan analisis network untuk mengetahui jalur kritis.

Untuk mempermudah dalam melakukan analisis data perlu dilakukan pengurutan kegiatan sesuai dengan urutan kegiatan. Sehingga dapat diketahui kegiatan mana yang harus didahulukan. Urutan kegiatan dalam proses produksi benang TR45 yaitu :

TABEL 3.2

URUTAN KEGIATAN PROSES PRODUKSI BENANG TR45

No. Kegiatan Simbol Kegiatan Kegiatan yang mendahului 1 Penimbangan bahan

baku

A -

2 Penyiapan Bahan baku

B A

3 Pemanasan mesin C A

4 Mixing D B,C

5 Blowing E D

6 Pre Drawing F E

8 Drawing G F

9 Roving H G

10 Ring Spinning Fame (RSF)


(60)

commit to user

xxi

11 Winding J I

Packing K J

Sumber : data yang diolah

Setelah diketahui urutan kegiatan yang akan dilakukan dapat dilakukan analisis network dengan dua metode yang digunakan, yaitu metode PERT dan CPM. Dalam metode PERT maupun CPM memerlukan perkiraan waktu yang tepat. Untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk masing – masing kegiatan tidaklah mudah. Waktu produksi sewaktu – waktu dapat berubah – ubah. Sehingga dalam menentukan waktu proses menggunakan metode PERT. Dalam analisis network menggunakan metode PERT terdapat 3 estimasi waktu yang digunakan, yaitu waktu optimal (a), waktu pesimis (b), dan waktu realistis (m).

Untuk menghitung perkiraan waktu penyelesaian aktifitas (ET) dalam tabel diatas menggunakan rumus :

ET = &

Dimana ET = Waktu kegiatan yang diharapkan

a = Waktu optimistic m = waktu realistic b = waktu pesimistik

TABEL 3.3


(61)

commit to user

xxii

(dalam satuan menit/mesin)

No. Simbol Kegiatan

Waktu optimis Waktu realistis Waktu pesimis

1 A 20 30 40

2 B 15 20 30

3 C 20 30 45

4 D 45 47 50

5 E 40 43.2 45

7 F 45 48 50

8 G 30 40 45

9 H 50 52.8 54

10 I 40 42 45

11 J 62 67.2 69

12 K 45 48 50

Sumber : data yang diolah

Perhitungan waktu yang diharapkan (ET) pada masing – masing kegiatan adalah sebagai berikut :

a. ET = Ɵ. . . = 30

b. ET = Ɵ. . = 20.8

c. ET = Ɵ. . = 30.8


(62)

commit to user

xxiii

e. ET = . .Ɵ = 42.9

f. ET = . = 47.8

g. ET = . . = 39.1

h. ET = . Ɵ. = 52.5

i. ET = . Ɵ = 42.2

j. ET = Ɵ .Ɵ = 66.6

k. ET = . = 47.8

Dari perhitungan perkiraan waktu di atas dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut :

TABEL 3.4

WAKTU PENYELESAIAN YANG DIHARAPKAN PROSES PRODUKSI BENANG TR45

(dalam satuan jam/mesin) Simbol

Kegiatan

Kegiatan yang mendahului

Waktu yang diharapkan (ET)

A - 30

B A 20.8

C A 30.8


(63)

commit to user

xxiv

E D 42.9

F E 47.8

G F 39.1

H G 52.5

I H 42.2

J I 66.6

K L 47.8

Sumber : data yang diolah.

Berdasarkan perhitungan estimasi waktu yang telah dibuat, maka selanjutnya menentukan jalur kritis kegiatan. Adapun diagram penyelesaian network yang dilakukan secara normal dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut :

A

B

D E F G 39.1


(64)

commit to user

xxv

Gambar 3.3 Diagram Network

Pada diagram network diatas terdapat dua jalur network produksi yaitu :

a. A – B – D – E – F – G – H – I – J – K dengan lama waktu 30+20.8+47.2+42.9+47.8+39.1+52.5+42.2+66.6+47.8 = 436.9 b. A – C – D – E – F – G – H – I – J – K dengan lama waktu

30+30.8+47.2+42.9+47.8+39.1+52.5+42.2+66.6+47.8 = 446.9

Berdasarkan analisis data menggunakan metode PERT dan diagram diatas dapat ditemukan jalur kritis. Jalur kritis yaitu jalur terpanjang pada network dan waktunya merupakan waktu penyelesaian minimum yang

C

H

I

J

30

52.5

47.8 66.6 42.2 47.8

42.9 47.2

K


(65)

commit to user

xxvi

diharapkan untuk masing – masing kegiatan. Selain menggunakan metode PERT jalur kritis juga dapat diidentifikasi melalui peristiwa – peristiwa yang dihubungkan oleh kegiatan – kegiatan dengan waktu longgar nol (slack) atau dengan metode CPM. Apabila pada suatu kegiatan memiliki waktu longgar (slack) lebih dari nol maka kegiatan tersebut tidak termasuk dalam jalur kritis.

Metode CPM dapat dilakukan menggunakan aturan sebagai berikut:

ES ( Earliest Start ) = waktu mulai kegiatan paling cepat

LS ( Latest Start ) = waktu mulai kegiatan yang paling lambat

EF ( Earliest Finish ) = waktu penyelesaian kegiata yang paling cepat

LF ( Latest Finish ) = waktu penyelesaian kegiatan paling lambat

S ( Slack ) = waktu mundur kegiatan.

Untuk menghitung ES dan LS dengan rumus sebagai berikut : EF = ES + t


(66)

commit to user

xxvii LF = LS – t

S = LS – ES atau S = LF – EF

Adapun perhitungan waktu ES dan EF adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan A estimasi waktunya = 30; maka ES = 0 dan EF = 0 + 30 = 30;

2) Kegiatan B estimasi waktunya = 20; maka ES = 30 dan EF = 20 + 30 = 50;

3) Kegiatan C estimasi waktunya = 30; maka ES = 30 dan EF = 30 + 30 = 60;

4) Kegiatan D estimasi waktunya = 47; maka ES =60 dan EF = 47 + 60 = 107;

5) Kegiatan E estimasi waktunya = 43.2; maka ES = 107 dan EF = 43.2 + 107 = 150.2;

6) Kegiatan F estimasi waktunya = 48 maka ES = 150.2 dan EF = 48 + 150.2 =198.2;

7) Kegiatan G estimasi waktunya = 40; maka ES = 198.2 dan EF = 40 + 198.2 =238.2;

8) Kegiatan H estimasi waktunya = 52.8; maka ES = 238.2 dan EF = 52.8 + 238.2 =291;

9) Kegiatan I estimasi waktunya = 42; maka ES = 291 dan EF = 42 + 291 =333;

10) Kegiatan J estimasi waktunya = 67.2; maka ES = 333 dan EF = 67.2 + 333 =400.2;


(67)

commit to user

xxviii

11) Kegiatan K estimasi waktunya = 48; maka ES = 400.2 dan EF = 48 + 400.2 =448.2

Sedangkan untuk perhitungan LS dan LF adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan A estimasi waktunya = 30; maka LF = 30 dan

LS = 30 - 30 = 0;

2) Kegiatan B estimasi waktunya = 20; maka LF = 60 dan LS = 60 – 20 = 40;

3) Kegiatan C estimasi waktunya = 30; maka LF = 60 dan LS = 60 – 30 =30;

4) Kegiatan D estimasi waktunya = 47; maka LF = 107 dan LS = 107 – 47 = 60;

5) Kegiatan E estimasi waktunya = 43.2; maka LF = 150.2 dan LS = 150.2 – 43.2 = 107;

6) Kegiatan F estimasi waktunya = 48; maka LF = 198.2 dan LS = 198.2 – 82 = 150.2;

7) Kegiatan G estimasi waktunya = 40; maka LF = 238.2 dan LS = 238.2 – 52.8 = 198.2;

8) Kegiatan H estimasi waktunya = 52.8; maka LF = 291 dan LS = 291 – 42= 238.2;

9) Kegiatan I estimasi waktunya = 42; maka LF = 333 dan LS = 333 – 67.2 = 291;

10) Kegiatan J estimasi waktunya = 67.2; maka LF = 400.2 dan LS = 400.2 – 67.2 =333;


(68)

commit to user

xxix

11) Kegiatan K estimasi waktunya = 48; maka LF = 448.2 dan LS = 448.2 – 48 =400.2.

TABEL 3.5

IDENTIFIKASI KEGIATAN KRITIS / BUKAN KRITIS

Node Kegiatan Waktu ES EF LS LF

SLACK (LS – ES)

Pada Jalur

1-2 A 30 0 30 0 30 0 Kritis

2-3 B 20 30 50 20 40 10 Tidak

2-4 C 30 30 60 30 60 0 Kritis

4-5 D 47 60 107 60 107 0 Kritis

5-6 E 43.2 107 150.2 107 150.2 0 Kritis

6-7 F 48 150.2 198.2 150.2 198.2 0 Kritis

7-8 G 40 198.2 238.2 198.2 238.2 0 Kritis

8-9 H 52.8 238.2 291 238.2 291 0 Kritis

9-10 I 42 291 333 291 333 0 Kritis

10-11 J 67.2 333 400.2 333 400.2 0 Kritis

11-12 K 48 400.2 448.2 400.2 448.2 0 Kritis

Sumber : data yang diolah

Dari analisis data dengan metode CPM, maka dapat diketahui jalur kritisnya yaitu :


(69)

commit to user

xxx

30+30+47+43.2+48+40+52.8+42+67.2+48 = 448.2 menit.

Dari perhitungan menggunakan metode CPM kegiatan yang memmiliki waktu longgar (slack) nol dan merupakan jalur yang memiliki waktu terlama yaitu jalur Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A), Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J),dan packing(K) dengan lama waktu 448.2 menit. Sedangkan waktu yang ditentukan perusahaan 480 menit.

3. Penggunaan metode yang tepat.

Analisis data menggunakan metode PERT waktu terpanjang atau jalur kritis di peroleh 446.9 menit dengan jalur Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A), Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J),dan packing(K)

Sedangkan analisis data menggunakan metode CPM dapat diperoleh waktu yang memiliki waktu longgar (slack) nol dan memiliki waktu terlama yaitu Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A), Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J),dan packing(K) dengan waktu 448.2 menit.

Berdasarkan analisis data menggunakan metode PERT dan CPM maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa jalur terpanjang proses produksi antara metode PERT dan CPM sama, akan tetapi waktu pada jalur kritis dari kedua metode tersebut berbeda, yaitu menggunakan metode PERT 446.9 menit sedangkan menggunakan metode CPM 448.2 menit. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode CPM dalam melakukan penjadwalan, karena metode CPM memiliki waktu jalur kritis lebih besar dibandingkan metode PERT. Jalur kritis dari kedua metode tersebut dapat dilihat dalam diagram jalur kritis berikut :


(70)

commit to user

xxxi

Gambar 3.4 Diagram Jalur Kritis

H

I

J 30

67.2 42 52.8 48

43.2 47

30 C

D E F G

A 40


(71)

commit to user

xxxii

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan dari penelitian, pengamatan, pembahasan serta evalusi terhadap data informasi yang telah diperoleh maka dapat disusun beberapa kesimpulan dan saran sebagaiberikut :

A. Kesimpulan

1. Urutan kegiatan proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile yaitu Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A),Penyiapan bahan baku (B),Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J), danpacking(K)

2. Jalur kritis proses produksi benang TR45 menggunakan metode PERT dan CPM yaituA – C – D – E – F – G – H – I – J – K dengan jumlah waktu penyelesaian menggunakan metode PERT 446.9 menit dan metode CPM 448.2 menit. Sedangkan waktu yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 480 menit.

3. Metode yang sebaiknya digunakan perusahaan dalam melakukan penjadwalan dalam analisisnetwork yaitu menggunakan metode CPM, karena memiliki waktu lebih panjang dalam menyelesaikan proyek atau dengan kata lain memiliki jalur kritis lebih lama.


(72)

commit to user

xxxiii

B. Saran

Dengan melihat hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT dan CPM, penulis mengemukakan saran – saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan yaitu :

1. Berdasarkan analisis data menggunakan metode PERT dan CPM dengan waktu yang telah ditetapkan olehperusahaan, terdapa tkelonggaran waktu dalam kegiatan produksi. Sebaiknya PT. Delta Dunia Textile membuat scheduling atau penjadwalan yang sistematis dan terperinci untuk memperoleh waktu yang paling efektif agar tidak terjadi keterlambatan akibat penyimpangan – penyimpangan dalam proses produksi. Salah satunya yang dapat dilakukan menggunakan Analisis Network dengan metode CPM. Karena metode CPM memiliki jalur kritis lebih besar dibandingkan dengan PERT. Sehingga perusahaan dapat membuat perencanaan waktu yang efisien dalam kegiatan produksi dan kegiatan proses produksi dapat berjalan dengan waktu yang optimal.

2. Berkenaan dengan penerapanan alisisnetwork, agar tidak terjadi keterlambatan proses produksi perusahaan perlu melakukan perawatandan service mesin secara berkala. Karena apabila terjadi kerusakan pada saat proses produksi


(73)

commit to user

xxxiv

akan berpengaruh pada waktu proses. Tidak hanya pada mesin, perusahaan juga perlu melakukan pengawasan pada karyawan pada saat mengoperasikan mesin agar karyawan bekerja secara maksimal dan tidak tejadi kerusakan pada mesin yang digunakan dalam proses produksi.

3. Untuk melakukan pengawasan proses produksi disarankan perusahaan menyesuaikan antara waktu yang dijadwalkan dengan waktu yang diharapkan sebagai suatu pedoman agar keterlambatan dalam proses produksi dapat dihindari.


(74)

commit to user

ii

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna Widya.

Reksohadiprojo dan Gitosudarmo. 2000. Perencanaan dan Pengawasan

Produksi. Yogyakarta : BPFE.

Render dan Heizer. 2005. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.

Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Andi.


(1)

commit to user

xxx

memiliki waktu terlama yaitu jalur Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A), Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J),dan packing(K) dengan lama waktu 448.2 menit. Sedangkan waktu yang ditentukan perusahaan 480 menit.

3. Penggunaan metode yang tepat.

Analisis data menggunakan metode PERT waktu terpanjang atau jalur kritis di peroleh 446.9 menit dengan jalur Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A), Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J),dan packing(K)

Sedangkan analisis data menggunakan metode CPM dapat diperoleh waktu yang memiliki waktu longgar (slack) nol dan memiliki waktu terlama yaitu Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A), Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J),dan packing(K) dengan waktu 448.2 menit.

Berdasarkan analisis data menggunakan metode PERT dan CPM maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa jalur terpanjang proses produksi antara metode PERT dan CPM sama, akan tetapi waktu pada jalur kritis dari kedua metode tersebut berbeda, yaitu menggunakan metode PERT 446.9 menit sedangkan menggunakan metode CPM 448.2 menit. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode CPM dalam melakukan penjadwalan, karena metode CPM memiliki waktu jalur kritis lebih besar dibandingkan metode PERT. Jalur kritis dari kedua metode tersebut dapat dilihat dalam diagram jalur kritis berikut :


(2)

commit to user

xxxi Gambar 3.4 Diagram Jalur Kritis

H

I

J

30

67.2 42 52.8 48

43.2 47

30

C

D E F G

A 40


(3)

commit to user

xxxii BAB IV PENUTUP

Berdasarkan dari penelitian, pengamatan, pembahasan serta evalusi terhadap data informasi yang telah diperoleh maka dapat disusun beberapa kesimpulan dan saran sebagaiberikut :

A. Kesimpulan

1. Urutan kegiatan proses produksi benang TR45 pada PT. Delta Dunia Textile yaitu Penimbangan Bahan Baku (kapas) (A),Penyiapan bahan baku (B),Pemanasan Mesin (C), mixing (D), blowing (E), pre drawing (F), drawing (G), Roving (H), Ring Spinning Fame (I), winding(J), danpacking(K)

2. Jalur kritis proses produksi benang TR45 menggunakan metode PERT dan CPM yaituA – C – D – E – F – G – H – I – J – K dengan jumlah waktu penyelesaian menggunakan metode PERT 446.9 menit dan metode CPM 448.2 menit. Sedangkan waktu yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 480 menit.

3. Metode yang sebaiknya digunakan perusahaan dalam melakukan penjadwalan dalam analisisnetwork yaitu menggunakan metode CPM, karena memiliki waktu lebih panjang dalam menyelesaikan proyek atau dengan kata lain memiliki jalur kritis lebih lama.


(4)

commit to user

xxxiii B. Saran

Dengan melihat hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT dan CPM, penulis mengemukakan saran – saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan yaitu :

1. Berdasarkan analisis data menggunakan metode PERT dan CPM dengan waktu yang telah ditetapkan olehperusahaan, terdapa tkelonggaran waktu dalam kegiatan produksi. Sebaiknya PT. Delta Dunia Textile membuat scheduling atau penjadwalan yang sistematis dan terperinci untuk memperoleh waktu yang paling efektif agar tidak terjadi keterlambatan akibat penyimpangan – penyimpangan dalam proses produksi. Salah satunya yang dapat dilakukan menggunakan Analisis Network dengan metode CPM. Karena metode CPM memiliki jalur kritis lebih besar dibandingkan dengan PERT. Sehingga perusahaan dapat membuat perencanaan waktu yang efisien dalam kegiatan produksi dan kegiatan proses produksi dapat berjalan dengan waktu yang optimal.

2. Berkenaan dengan penerapanan alisisnetwork, agar tidak terjadi keterlambatan proses produksi perusahaan perlu melakukan perawatandan service mesin secara berkala. Karena apabila terjadi kerusakan pada saat proses produksi


(5)

commit to user

xxxiv

bekerja secara maksimal dan tidak tejadi kerusakan pada mesin yang digunakan dalam proses produksi.

3. Untuk melakukan pengawasan proses produksi disarankan perusahaan menyesuaikan antara waktu yang dijadwalkan dengan waktu yang diharapkan sebagai suatu pedoman agar keterlambatan dalam proses produksi dapat dihindari.


(6)

commit to user

ii

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna Widya.

Reksohadiprojo dan Gitosudarmo. 2000. Perencanaan dan Pengawasan

Produksi. Yogyakarta : BPFE.

Render dan Heizer. 2005. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.

Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Andi.