Analisis network proses produksi kain grey pada departemen weaving pt busana mulya textile karanganyar neni

(1)

commit to user

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE

KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh : NENI JAYANTI

F3509050

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE KARANGANYAR

Surakarta , Juli 2012


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul :

“ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA

DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE,

KARANGANYAR

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis FakultasEkonomiUniversitasSebelasMaret Surakarta

Surakarta, Juli 2012 Tim Penguji Tugas Akhir Sarwoto , SE, M.Sc NIP . 350700001

Drs. Harmadi, MM


(4)

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan .Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan ,kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”

( Q.S.Alam Nasyrah: 6-7)

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar” ( Khalifah „Umar )

Dan katakanlah “Ya Tuhanku , tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan “ ( Q.S. Thaahaa:114)

PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

 Bapak dan Ibutercinta

 Kakakku dan adikku yang tesayang

 Teman-teman dan sahabatkku thank for all

 Teman-teman manajemen Bisnis 2009

 Almamaterku


(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir dengan judul “ ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN

WEAVING PT. BUSANA MULYA TEXTILE, KARANGANYAR “ ini dapat

diselesaikan dngan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Ahli Madya pada program Diploma III program studi Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam kesmpatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut berperan dalam penulisan Tugas Akhir ini, yaitu :

1. Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta .

2. Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si, Ak selaku ketua program Diploma 3 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Sinto Sunaryo, SE,M.Si selaku ketua program Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Harmadi, M.M selaku dosen pembimbing penulisan Tugas Akhir. 5. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta karyawan dan staf Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta, semoga ilmu yang di dapat penulis dapat menjadi berkah dan bermanfaat untuk hidup dan masa depan.


(6)

commit to user

vi

6. Ibu Mulyani dan Bapak Didik serta seluruh staf dan karyawan PT Busana Mulya Textile Karanganyar yang turut membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan ibuku tercinta yang telah memberikan dorongan serta motivasi dan kasih sayangnya sehingga terselesaikannya tugas akhir ini dengan baik.

8. Kakakku dan adikku yang tersayang yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

9. Semua sahabatku Santy, Raditya, Rizky, Yeni, Ana, Rachmani, Ivone, Nike dan pacarku terkasih Mashuri yang selalu setia menemani hari-hariku dan terima kasih atas doa dan semangatnya ^-^

10.Teman-temanku seperjuangan D3 Manajemen Bisnis angkatan 2009 sukses all…

11.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa pada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga mohon maaf apabila banyak kekurangan. Namun demikian ,peulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta , Juli 2012


(7)

commit to user

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian... 6

F. Kerangka Pemikiran ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Proses Produksi ... 13

B. Pengertian Manajemen Proyek ... 14

C. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi ... 15

D. Pengertian Penjadwalan ... 16


(8)

commit to user

viii BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 21

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan... ... 21

2. Lokasi Perusahaan... 22

3. Struktur Organisasi dan Job Description ………... 24

4. Aspek Tenaga Kerja dan Sistem Penggajian...……….. 29

5. Aspek Produksi………. 35

6. Aspek Pemasaran………... 41

B. Laporan Magang Kerja ... 42

1. Pengertian Magang Kerja... 42

2. Tujuan Magang Kerja... 43

3. Proses Pelaksanaan Magang Kerja... 43

4. Manfaat Magang Kerja... 44

C. Pembahasan Masalah.. ... 45

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Karyawan PT Busana Mulya Textile ... 29

Tabel 3.2 Jenis dan Urutan Proses Produksi Kain Grey ... 47

Tabel 3.3 Waktu Normal Proses Produksi Kain Grey ... 48

Tabel 3.4 Perkiraan Waktu Penyelesaian Proses Produksi Kain Grey ... 49

Tabel 3.5 Data Perhitungan PERT Untuk Proses Produksi Kain Grey... 51


(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

Gambar 1.1 Diagram Network ... 9

Gambar 1.2 KerangkaPemikiran ... 11

Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi ... 25

Gambar 3.2 Bagan Proses Produksi Kain Grey ... 41

Gambar 3.3 Diagram Network Proses Produksi Kain Grey ... 52


(11)

commit to user ABSTRACT

NETWORK ANALYSIS OF GREY FABRIC PRODUCTION PROCESS WEAVING PT ON DEPARTMENT OF TEXTILE CLOTHING MULYA

KARANGANYAR Neni Jayanti

F3509050

The accuracy of the company to fulfill orders on time is something that must be maintained. Because of a production process is required pengendaliaan good planning and production process to be completed on time. The research was conducted at PT BusanaMulya Textile Karanganyar and implemented in February 2012. And this study aims to determine the flow of the production process, knowing the time required for each activity and the application of network analysis methods in the production of gray cloth.

This study uses network analysis using the PERT (Program and Receive evalution Technique) and CPM (Critical Path Method). From the analysis of the data obtained that the gray fabric production process includes the preparation of the yarn (A), penghanian (B), pengkanjian (sizing) (C), pencucukan (D), palette (E), weaving (F), inspecting (G), folding (H) with the standard time that the company is scheduled for 14 555 minutes with the critical path of the gray fabric production process, namely: the time ABCDFGH 14351.65 minutes.

Based on the analysis of the network, it can be seen between the standard time has been scheduled with the company's calculations using different methods of PERT and CPM, with the network method produces a relatively fast. When companies use the company uses standard time, the gray fabric production process takes penyelesaiaan of 14 555. Minutes or 242.58 hours, when calculated using the network method requires the completion time of 14351.65 minutes or 239.19 hours.

By using this method a company can find the critical path is the path ABCDFGH so the production process that occurs in the track, the company will further monitor and control every activity is always the production process so that no errors will occur in the activity through which the critical path activities. The author tries to give advice to companies applying the network method in the production process for the time and cost efficiency, because selisihwaktu 203.35 minutes or 3.39 hours each time producing gray cloth that can be used to perform monitoring and checking of production machines in order to facilitate the performance company.

Keywords: Network Analysis Method, PERT, CPM Methods, Production Planning and Control, Critical Path


(12)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT BUSANA MULYA TEXTILE

KARANGANYAR NeniJayanti

F3509050

Ketepatan perusahaan dalam memenuhi pesanan dengan tepat waktu merupakan sesuatu yang harus dijaga. Karena sebuah proses produksi sangat diperlukan perencanaan dan pengendaliaan yang baik agar proses produksi dapat diselesaikan tepat waktu. Penelitian ini dilakukan di PT BusanaMulya Textile Karanganyar dan dilaksanakan pada bulan Februari 2012. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aliran proses produksi, mengetahui waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas serta penerapan metode analisis

network dalam proses produksi kain grey.

Penelitian ini menggunakan analisis network dengan menggunakan metode PERT (Program Evalution and Receive Technique) dan CPM (Critical Path

Method). Dari analisis data diperoleh bahwa proses produksi kain grey meliputi

persiapan benang (A), penghanian (B), pengkanjian(sizing) (C), pencucukan (D), palet (E), tenun (F), inspecting(G), folding (H) dengan waktu standar yang dijadwalkan perusahaan selama 14555 menit dengan jalur kritis dari proses produksi kain grey yaitu : A-B-C-D-F-G-H dengan waktu 14351,65 menit.

Berdasarkan hasil analisa network tersebut, maka dapat diketahui antara standar waktu yang telah dijadwalkan perusahaan dengan waktu perhitungan yang menggunakan metode PERT dan CPM berbeda, yaitu dengan metode network menghasilkan waktu yang relatif cepat. Bila perusahaan menggunakan waktu standar yang digunakan perusahaan, waktu proses produksi kain grey memerlukan waktu penyelesaiaan sebesar 14555 .menit atau 242,58 jam, apabila dihitung menggunakan metode network memerlukan waktu penyelesaian sebesar 14351,65 menit atau 239,19 jam.

Dengan menggunakan metode ini perusahaan dapat mengetahui jalur kritis yaitu jalur A-B-C-D-F-G-H sehingga proses produksi yang terjadi di jalur tersebut, perusahaan akan lebih mengawasi dan selalu mengontrol setiap aktivitas proses produksi sehingga tidak akan terjadi kesalahan pada aktivitas kegiatan yang dilewati jalur kritis. Penulis mencoba memberi saran agar perusahaan menerapkan metode network di dalam proses produksi untuk efisiensi waktu dan biaya, karena selisihwaktu 203,35 menit atau 3,39 jam dalam tiap kali memproduksi kain grey itu dapat dipergunakan untuk melakukan pengawasan dan

checking terhadap mesin produksi agar memperlancar kinerja perusahaan.

Kata kunci : Analisis Network, Metode PERT, Metode CPM, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Jalur Kritis


(13)

commit to user

1 BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada saat ini pertumbuhan industri di era globalisasi berkembang dengan sangat pesat. Baik industri yang berskala besar maupun kecil saling berlomba-lomba untuk menciptakan barang atau produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga terjadi persaingan di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Berbagai cara serta strategi dilakukan oleh tim manajemen perusahaan untuk mendapatkan perhatian dari konsumen, tidak hanya dalam bentuk variasi produk yang dihasilkan ataupun kualitas produk akan tetapi juga dalam hal efisiensi waktu dan biaya yang berkaitan dengan sumber daya manusia serta aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan optimal. Hal ini menuntut para pengusaha lebih tanggap dan cepat dalam menerapkan strategi dan kebijakan yang tepat pada perusahaan untuk mengembangkan variasi dan kualitas produk sehingga tetap dapat bersaing dengan pesaingnya didunia bisnis.

Selain kemampuan dalam menciptakan sebuah produk, suatu perusahaan juga perlu memiliki manajemen yang bisa memimpin perusahaan dalam hal mengadakan rencana penyusunan dan penjadwalan yang baik agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan. Perencanaan dan penjadwalan yang baik akan berpotensi baik pada penyediaan sumber daya termasuk kapasitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan. Perusahaan harus selalu melakukan


(14)

langkah-commit to user

2 langkah yang baru untuk selalu berinovasi dalam setiap produk yang dihasilkan. Terlebih lagi bagi perusahaan manufaktur yang kegiatan produksinya adalah memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dipasarkan kepada konsumennya.

Perkembangan globalisasi yang terjadi sekarang ini membawa pengaruh yang cukup besar kepada pelaku industri. Keadaan ini mengharuskan perusahaan untuk dapat meningkatkan tingkat persaingan dengan pelaku usaha lain dan mampu bersaing dengan perusahaan lain jika ingin tetap bertahan di dunia usaha. Khusus pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk untuk dikomsumsi oleh orang lain. Adapun persaingan yang terjadi diantaranya adalah persaingan dalam hal kualitas produk dan kemampuan dalam hal memproduksi produk dengan tepat waktu. Berbicara mengenai ketepatan waktu,manajemen harus dapat menyusun suatu perencanaan dan pelaksanaan proses produksi untuk mengetahui kapan waktu penyelesaian proses produksi secara tepat.

Proses produksi menyangkut hal-hal yang meliputi ;cara produksi, urutan produksi, mesin dan peralatan, bahan baku serta tenaga kerja yang digunakan. Dalam proses produksi perlu adanya perancanaan dan pengawasan. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (Handoko, 2003:77). Proses produksi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan dengan aliran proses mengubah input menjadi output perusahaan, sehingga perlu adanya perencanaan, pengkoordinasian, serta pengawasan yang terus menerus.


(15)

commit to user

3 Ketidaktepatan dan keterlambatan waktu dalam proses produksi akan mengakibatkan terjadinya penambahan waktu dan biaya. Karena aktivitas yang tidak terjadwal akan mempengaruhi segala aktivitas yang berkaitan dengan waktu pada setiap kegiatan yang dilakukan,sehingga menimbulkan peningkatan biaya untuk tenaga kerja maupun biaya pemeliharaan alat-alat yang digunakan. Usaha untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan penyelesaian kegiatan atau aktivitas perusahaan dapat menggunakan analisis network.

PT. Busana Mulya Textile merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang industri textile dan memproduksi kain grey. Perusahaan ini belum menerapkan analisis network dalam hal perencanaan dan pengawasan produksi. Proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan dari pembeli (job ordering), akan tetapi perusahaan juga tetap berproduksi untuk memenuhi stok perusahaan untuk dijual keperusahaan lain. Perusahaan diberi jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan pesanan tersebut dengan tepat waktu. Agar perusahaan dapat menyelesaikan pesanan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, perusahaan harus mempunyai perencanaan dan penjadwalan pada masing-masing aktivitas dalam proses produksi. Karena penyelesaian pesanan pada waktu yang ditentukan akan menjamin kepuasan pelanggan sehingga proses produksi akan lebih efisien dan tidak terjadi keterlambatan.

Untuk mengetahui jaringan kerja yang tepat bagi perusahaan, maka perusahaan perlu menerapkan metode analisis network. Metode analisis network dapat menggambarkan suatu urutan penyelesaiaan kegiatan serta


(16)

commit to user

4 waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan maupun secara keseluruhan , sehingga dapat diketahui jaringan kerja yang optimal bagi perusahaan.

Dengan menganalisa proses produksi dengan metode analisis network ini bisa mendapatkan efisiensi waktu karena antara waktu yang digunakan perusahaan dengan penggunaan metode analisis network ini akan mempunyai selisih waktu, dan selisih waktu tersebut bisa digunakan untuk mengerjakan pekerjaan untuk proses produksi selanjutnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan memperdalam pembahasan mengenai penjadwalan produksi dan mengambil judul penelitian

“ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KAIN GREY PADA

DEPARTEMEN WEAVING PT. BUSANA MULYA TEXTILE KARANGANYAR”.

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah-masalah pokok yang mendorong penulis dalam penelitian tentang penerapan analisis network pada PT .Busana Mulya Textile dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana urutan kegiatan proses produksi kain grey yang diterapkan pada departemen weaving di PT.Busana Mulya Textile ?

2. Berapa lama waktu penyelesaian untuk masing-masing aktivitas yang dibutuhkan pada proses produksi kain grey ?

3. Bagaimana menentukan jalur kritis untuk menyusun perencanaan dalam proses pembuatan kain grey agar diketahui waktu penyelesaiaan produksi yang paling efisien?


(17)

commit to user

5

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui urutan kegiatan proses produksi kain grey pada departemen weaving PT Busana Mulya Textile.

2. Untuk mengetahui waktu penyelesaian tiap-tiap aktivitas pekerjaan pada proses pembuatan kain grey.

3. Untuk mengetahui jalur kritis dalam proses pembuatan kain grey pada departemen weaving guna menyusun perencanaan waktu yang efisien dalam pemenuhan pesanan kain grey.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi perusahaan

Memberi masukan atau gambaran bagi perusahaan bahwa dengan menggunakan analisis network dalam proses produksinya, perusahaan dapat memperkirakan waktu penyelesaian produksi dan pengawasan produksi untuk memperoleh efektivitas waktu dalam pembuatan produk kain kain grey.

2. Bagi Penulis

Peneliti memperoleh pengetahuan secara langsung dalam dunia kerja dan dapat menerapkan teori-teori yang didapat pada kegiatan perkuliahan kedalam dunia nyata yaitu dunia kerja.


(18)

commit to user

6 3. Bagi pihak lain

Sebagai pedoman dan pertimbangan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan penggunaan analisis network dalam proses produksi. Selain itu juga dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir.

E. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu dengan mengambil objek penelitian di PT. Busana Mulya Textile Karanganyar. Desain penelitian yang dilakukan untuk menjawab bagaimana jalur-jalur kritis yang terjadi diproses produksi kain grey di PT. Busana Mulya Textile.

2. Objek penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah pabrik yang berada diwilayah Karanganyar yaitu PT.Busana Mulya Textile. Perusahaan ini bergerak di bidang textile yang memproduksi kain grey. Sebagian besar perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan (jobordering ). Akan tetapi perusahaan ini juga masih tetap memproduksi kain grey untuk stok perusahaan dan di jual ke perusahaan lain.

3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer merupakan data yang berasal dari hasil pengamatan langsung atau survey dari obyek penelitian. Selain itu juga langsung


(19)

commit to user

7 dari sumber informasi pertama melalui wawancara dengan orang yang berkompeten dengan masalah ini yaitu Bapak Didik selaku Kabag Produksi PT. Busana Mulya Textile untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan proses produksi pada kain grey.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu didapat dari buku, dokumen perusahaan, maupun sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data tersebut meliputi data mengenai produk, proses produksi.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung obyek penelitian yang ada di PT. Busana Mulya Textile Karanganyar untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya tentang objek yang diteliti.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung pada obyek penelitian, dalam hal ini penulis melakukan wawancara lansung dengan Bapak Didik selaku kabag produksi, Bapak Kasiun selaku kabag persiapan pada PT. Busana Mulya Textile Karanganyar.


(20)

commit to user

8 Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebagai bahan referensi.

d. Melihat Dokumen Perusahaan

Metode pengumpulan data dengan melihat dokumen PT. Busana Mulya Textile dan melihat tugas akhir peneliti-peneliti lainnya yang dilakukan pada PT. Busana Mulya Textile sebagai bahan referensi. 5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan metode jaringan kerja (analisis network ) dengan metode PERT dan CPM dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan urutan kegiatan dan waktu dalam penyelesaiaan suatu pekerjaan dan menghitung estimasi waktu penyelesaiaan dengan metode PERT pada setiap pekerjaan untuk mendapatkan waktu yang diharapkan dengan rumus :

ET = α + 4(m) + b

6

dimana : ET = Waktu kegiatan yang diharapkan a = Waktu optimis

b = Waktu pesimistis m = Waktu realitas b. Menyusun diagram network

1) Setiap kegiataan untuk menyelesaikan suatu proses produksi secara keseluruhan yang ditulis dalam bentuk simbol.


(21)

commit to user

9 2) Menggambar diagram network

Gambar: 1.1 Diagram Network Ket :

: Anak panah penuh sebagai kegiatan : Lingkaran sebagai simbol peristiwa

c. Menentukan jalur kritis (CPM) dengan menggunakan metode alogaritma dan secara keseluruhan dengan mencari waktu mulai awal kegiatan sampai akhir kegiatan.

Untuk menghitung ES dan LS menggunakan rumus sebagai berikut:

EF = ES + t t =Waktu yang diharapkan LF = LS + t

S =LS – ES atau LF – EF dimana :

ES( Earlies Start) = waktu mulai paling awal dari suatu pekerjaan. EF(Earlies Finish) = waktu penyelesaian paling awal dari suatu

pekerjaan.

LS(Latest Start) = waktu mulai paling akhir dari suatu pekerjaan. 4

2

6 7

1

5 3


(22)

commit to user

10 LF(Latest Finish)= waktu paling akhir untuk menyelesaikan

pekerjaan.

S (Slack) = waktu mundur aktivitas

1) Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu pendahulu langsung. ES sama dengan EF pendahulunya.

2) Jika suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu langsung. ES adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya. 3) Jika aktivitas adalah pendahulu langsung hanya dari satu aktivitas.

Maka LF sama LS dari aktivitas yang secara langsung mengikutinya.

4) Jika suatu aktivitas memilik lebih dari satu aktivitas .

LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari aktivitas yang secara langsung mengikutinya.

Maka dari hal diatas dapat diperoleh suatu rumus (Render dan Heizer, 2009: 102).

1) ES (Earliest Start) : Max (EF semua pendahulu langsung) 2) EF (Earliest Finish) : ES + waktu aktivitas

3) LF (Latest Start) : Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya)


(23)

commit to user

11 F . KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran

Keterangan gambar :

Gambar 1.2 merupakan gambar mengenai kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Permintaan produksi yang terus-menerus terhadap kain grey pada PT Busana Mulya Textile sangat diharapkan dalam proses produksi. Perusahaan ini bersifat job ordering dimana perusahaan akan melakukan produksi apabila ada pemesanan. Tetapi perusahaan juga terus melakukan proses produksinya untuk memenuhi stok persediaannya. Dalam prosesnya, setelah permintaan atau orderan konsumen diterima oleh bagian PPC (Planning Production Control) kemudian perencanaan produksi mulai disusun.

Perencanaaan produksi (kontruksi kain) disesuaikan dengan permintaan konsumen yang memesan, yang meliputi jumlah benang, panjang benang, serta jenis benang. Tahap berikutnya adalah scheduling atau penjadwalan mengenai alokasi waktu yang diperlukan oleh setiap kegiatan-kegiatan serta urutan

Permintaanproduksi

Schedulling PerencanaanProduksi

Analisis Network

PelaksanaanProduksi EfisiensiWaktu


(24)

commit to user

12 pekerjaan yang harus dilakukan. Dan untuk menganalisa scheduling yang telah dibuat digunakan metode analisis network yaitu PERT ( Progam Evalution and

Review Technique) dan CPM (Critical Path Methode). Dari analisis network ini

akan diperoleh scheduling baru yang berorientasi pada tercapainya efisiensi waktu penyelesaian pekerjaan.


(25)

commit to user

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Proses Produksi

Menurut Nasution (2003:3) proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada.

Sedangkan menurut Subagyo (2008:8) proses produksi merupakan proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya proses produksi dibagi menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim yaitu :

1. Proses produksi continuos atau terus menerus

Proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Produksi yang berfokuskan pada produk atau produk fokus dan biasa digunakan untuk membuat barang yang macamnya relative sama dan jumlah yang dihasilkan banyak sekali.

2. Proses produksi intermitten atau terputus-putus

Proses produksi terputus-putus digunakan oleh perusahaan yang mengerjakan bermacam-macam barang dengan jumlah yang hanya sedikit. Proses produksi terputus-putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokuskan pada proses.


(26)

commit to user

14 B. Pengertian Manajemen Proyek

Menurut Santosa (2003:3) yang dimaksud manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.

Proyek merupakan proses pencipataan suatu jenis produk agak rumit denagn pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan keutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaiaan ( Nasution,2003:11).

Sedangkan menurut Render dan Heizer (2009:87) proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama.

Menurut Heizer dan Render (2005:75) manajemen proyek meliputi tiga fase ,yaitu :

1. Perencanaan yaitu Fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya.

2. Penjadwalan yaitu Fase ini menghubungkan orang, uang dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu orang dengan yang lain.

3. Pengendalian yaitu pengawasan terhadap sumber daya , biaya kualitas dan anggaran. Perusahaan yang merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan dan biaya.


(27)

commit to user

15 C.Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Menurut Nasution ( 2003:130) perencanaan dan pengendalian produksi dapat disebut juga dengan PPC (Planning Production Control). PPC didefinisikan sebagai proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk ,mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi sehingga permintaan pasar dipenuhi dengan jumlah yang tepat dan produksi minimum.

Menurut Baroto (2002:14) perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. PPC merupakan tindakan yang sifatnya abstrak (tidak dapat dilihat dengan nyata). 1. Perencanaan Produksi

Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen , dimana manajemen tersebut menentukan usaha atau tindakan untuk suatu kegiatan yang diputuskan oleh pimpinan.

Perencanaan merupakan tujuan pokok atau tujuan utama organisasi beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut (Gitosudarmo, 2002:49).

Tahap yang harus dilakukan untuk membuat perencanaan suatu kegiatan menurut Handoko (2003:79) ada empat tahap, yaitu :

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan b. Merumuskan keadaan saat ini

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan


(28)

commit to user

16 2. Pengendalian Produksi

Rencana produksi yang telah disusun tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya pengendalian terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Pengendalian yang dimaksud adalah pengawasan sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan.

Menurut Nasution (2003:20) pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu, pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mengurangi penyimpangan tersebut.

D.Pengertian Penjadwalan

Supaya proses produksi berjalan dengan lancar perlu adanya perencanaan yang matang, selain itu dengan pengawasan ketat disetiap kegiatan dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik dari faktor bahan baku, mesin, maupun sumber daya manusia yang digunakan.

Menurut Render dan Heizer (2009: 90) penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas proyek. Pada penjadwalan, seorang manajer memutuskan berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kegiatan.

Namun sebelum memulai penjadwalan ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membuat penjadwalan, yaitu mengenai sarana dan prasarana yang ada, seperti jumlah permintaan, bahan baku, biaya, dan


(29)

commit to user

17 kapasitas sumber daya manusia. Dengan adanya penjadwalan produksi kinerja karyawan akan lebih terarah, mereka dapat mengetahui dengan pasti tentang apa yang harus segera dilakukan dan berapa lama waktu yang mereka perlukan untuk melakukan tugas tersebut.

E.Analisis Network

1. Pengertian Analisis Network

Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi pada perusahaan sehingga dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang dilakukan. Metode ini digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang tidak bersifat rutin atau terutama pada tiap proses produksi yang

intermitted atau produksi pesanan (Gitosudarmo, 2002:297). Dalam hal ini

terdapat beberapa simbol yang diperlukan yaitu : a. Simbol anak panah

Menunjukkan kegiatan atau aktivitas. Yang dimaksud ialah segala tindakan yang memakan waktu dalam pemakaian atau penggunaan sejumlah material, tenaga kerja serta peralatan.

b. Simbol lingkaran

Menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir atau selesainya kejadian suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain. Jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol lingkaran itu sekaligus menunjukkan dua buah kejadian.


(30)

commit to user

18 c. Simbol anak panah putus-putus

Menunjukkan kegiatan semu (dummy). Dalam diagram network ,kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat lebih dari satu kegiatan.

Adapun keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan analisis network (Haryadi, 2009:12):

1) Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik 2) Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan

3) Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga pekerjaan – pekerjaan tersebut dapat dihemat waktu, biaya dan tenaga.

4) Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana harus disub kontrakkan agar penyelesaiaan proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen.

2. Metode Analisis Network

Ada dua metode analisis network yang paling terkenal dan digunakan dalam pengawasan dan penjadwalan, yaitu :

a. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Menurut Render dan Heizer (2005:80) PERT merupakan teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga estimasi waktu yaitu waktu optimis, waktu realistis, dan waktu pesimis untk masing-masing kegiatan.


(31)

commit to user

19 PERT menggunakan tiga estimasi waktu tersebut untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus :

b. Analisis CPM (Critical Path Methode)

Dalam Render dan Heizer (2009:93) CPM (Critical Path Methode) adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu faktor waktu per aktivitas.

Pada metode CPM dikenal adanya analisis jalur kritis. Jalur kritis merupakan jalur-jalur didalam diagram network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian yang terpanjang dari jumlah waktu penyelesaian pada jalur-jalur yang lain.

Menurut Heizer dan Render (2001:513), sasaran analisis jalur kritis adalah untuk menentukan kuantitas masing-masing aktivitas berikut ini: 1) ES = Earliest Start

Waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang mendahuluinya harus diselesaikan sebelum suatu aktivitas bisa dimulai

2) LS = Latest Start

Waktu mulai aktivitas paling akhir. Semua aktivitas berikut harus diselesaikan tanpa menunda keseluruhan proyek.

3) EF = Earliest Finish

Waktu penyelesain aktivitas paling awal 4) LF = Latest Finish


(32)

commit to user

20 5) S = Slack

Waktu mundur aktivitas yang sama dengan (LS-ES) dan (LF-EF. Jadi analisis PERT dan CPM sangat penting bagi suatu proyek, yang digunakan untuk menetukan aktivitas yang akan diselesaikan tepat waktu sehingga menjamin penyelesaian keseluruhan proyek sesuai jadwal.


(33)

commit to user

21 BAB III

PEMBAHASAAN

A.Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Busana Mulya Textile didirikan pada tahun 1980 oleh Bapak R.Mulyono di atas tanah seluas 2000 m2 dengan nama PT. Adiwarna Busana Textile atau singkatan PT ADISATEX . Kemudian karena dalam rangka pengembangan maka berganti nama menjadi PT Adiwarnatex pada tahun 1984,yang kemudian menjadi PT. Sawah Karunia Agung Textile. Lokasi perusahaan terletak didaerah Dagen Jaten Karanganyar Perusahaan ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu. Pendirian pabrik terutama difokuskan dalam bidang jasa, yaitu memproduksi kain bila ada yang perusahaan lain yang memesan. Akan tetapi dengan seiringnya waktu, perusahaan juga memproduksi kain untuk dijual sendiri keperusahaan lain.

Perusahaan ini bergerak dibidang pembuatan kain mulai dari proses penggulungan benang (warping) sampai pada tahap tenun (weaving). Produk yang dihasilkan dari PT. Busana Mulya Textile terdiri dari kain

jeans dan kain grey atau kain mentah. Sehingga perusahaan ini dikenal

dengan proses weavingnya.

Produksi pertama pada tahun 1981 dengan menggunakan mesin yang didatangkan dari Taiwan. Dan pada tahun 1990 berdiri lagi pada bagian pertenunan dengan jumlah karyawan ± 800 orang dan jumlah karyawan seluruhnya di PT .SKATEX ± 1500 orang.


(34)

commit to user

22 Pada tahun 2009 perusahaan berganti nama yaitu PT BUSANA MULYA TEXTILE dengan jumlah karyawan ± 600 orang.

a. Visi dan Misi Perusahaan

Bidang usaha yang dijalani selama ini adalah tekstile melalui kantor pusatnya di Karanganyar.

1) Visi Perusahaan

a) Meningkatkan mutu pelayanan di bidang perindustrian tekstile. b) Ikut mendorong pemerintah atau instansi resmi agar lebih berperan

dalam pengembangan bidang industri tekstile. 2) Misi Perusahaan

a) Menjadi industri tekstile yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan. Untuk menjadi sebuah industri tekstile kelas dunia, yang menjadi tolak ukur kualitas untuk perusahaan tekstile lainnya.

b) Menjadi perusahaan terbaik dalam bidang pemasaran dan industri tekstile yang memiliki keunggulan dalam inovasi , mutu produk, dan kepuasan pelanggan.

c) Memperluas pangsa pasar dunia melampaui lintas negara dengan menawarkan nilai tambah yang telah dinikmati oleh konsumen Indonesia.

2. Lokasi Perusahaan

Salah satu unsur penting dalam mendirikan perusahaan adalah menentukan lokasi perusahaan.Lokasi perusahaan yang dimaksud disini adalah tempat kegiatan perusahaan dalam menjalankan operasi produksinya


(35)

commit to user

23 dan aktivitas administrasinya. Karena penentuan lokasi ini akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup di perusahaan di masa yang akan datang. Lokasi yang tepat dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dan lokasi perusahaan dikatakan tepat yaitu apabila dekat dengan bahan baku, tenaga kerja, transportasi yang lancar, dan mampu melayani konsumen dengan baik.

PT. Busana Mulya Textile terletak di jalan Solo-Karanganyar. Ada beberapa pertimbangan dipilihnya lokasi tersebut sebagai pabrik diantaranya:

a. Segi ekonomi

1) Proses pendistribusian bahan baku dan bahan produksi lebih mudah sehingga biaya produksi kain dapat diminimalkan.

2) Proses pemasaran hasil produksi lebih mudah karena terletak di pinggir jalan raya dan pusat kota.

3) Didaerah sekitar merupakan daerah pemukiman yang padat penduduk, sehingga memudahkan dalam perekrutan karyawan.

b. Segi Sosial

1) Dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk disekitar perusahaan.

2) Membantu pemerintah dalam mensukseskan pemakaian produk dalam negeri.


(36)

commit to user

24 c. Segi geografis

1) Daerah sekitar perusahaan masih cukup luas untuk mengembangkan perusahaan tersebut.

2) Mudah untuk mendatangkan alat-alat, mesin-mesin dan memperoleh ahli mesin atau montir.

3. Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi adalah salah satu kerangka yang menunjukkan hubungan antara jabatan maupun bidang kerja yang satu dengan yang lainnya sehingga akan tampak struktur kepegawaiannya. Dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka akan dapat diketahui mengenai kedudukan, tanggung jawab , wewenang , tugas dan kewajiban dari masing-masing pegawai.

Hubungan, wewenang dan tanggung jawab seorang pegawai didasarkan pada PT.Busana Mulya Textile ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :


(37)

commit to user

25 Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi

Direktur

Direksi

Marketing

Kabag Finishing

Kabag Weaving

Kabag Teknisi

Kabag Auconting

Kabag Teknik

Kabag Personalia

Kabag Gudang

Teknisi

Kasi PPC Kasi Tenun A Kasi Tenun B

Supervisor Persiapan

Supervisor Persiapan

Supervisor Teknik

Supervisor Inspecting

Supervisor Persiapan

Supervisor Tenun

Supervisor Inspecting


(38)

commit to user

26 Adapun Job Description dari masing-masing pegawai sebagai berikut: a. Direktur

Tugas dan tanggung jawab Direktur :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran kehidupan karyawan 2) Membina hubungan baik dengan perusahaan lain

3) Memimpin rapat pada waktu-waktu tertentu untuk membahas secara menyeluruh penyelenggaraan tugas perusahaan

4) Mengambil tindakan-tindakan yang dirasa perlu dan menguntungkan b. Direksi

Tugas dan tanggung jawab Direksi :

1) Merumuskan dan mengusulkan kebijaksanaan umum perusahaan untuk masa yang akan datang kepada dewan komisaris

2) Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disetujui

3) Memberikan keterangan yang sewaktu-waktu diperlukan oleh dewan komisaris

4) Mengajukan neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan berkala lainnya

5) Mengajukan jenis usaha baru yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan

6) Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perusahaan baik tujuannya maupun pelaksanaannya c. Marketing


(39)

commit to user

27 1) Bertanggung jawab terhadap strategi produk lama dan baru

2) Mengkoordinir dan mengurus staff dan sub distributor

3) Mencapai rencana target sesuai budget promosi dan iklan yang ditentukan

d. Kabag Produksi Tenun

Tugas dan tanggung jawab Kabag Produksi Tenun

1) Bertanggung jawab atas kelancaran produksi di bagian tenun

2) Bertanggung jawab atas sejumlah masing-masing yang digunakan beserta personilnya

3) Bertanggung jawab terhadap kuantitas dan kualitas hasil produksi pertenunan

e. Kabag Teknisi

Bagian Teknisi mempunyai tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran dan kerusakan mesin bagian produksi

2) Mengadakan koordinasi terhadap kepala bagian produksi 3) Menentukan jadwal untuk revisi mesin atau servis mesin f. Kabag Accounting

Tugas dan tanggung jawab bagian Accounting :

1) Melakukan pencatatan transaksi keuangan perusahaan dengan benar dan tepat waktu

2) Mengklasifikasikan transaksi-transaksi keuangan perusahaan secara tepat dan benar sesuai dengan bukti yang ada.


(40)

commit to user

28 g. Kabag Teknik

Tugas dan tanggung jawab bagian teknik :

1) Membawahi urusan-urusan mesin dan ketel uap , urusan disel dan listrik serta urusan bengkel

2) Mengatur dan bertanggung jawab atas pengadaan bahan bakar dan kelancaran mesin

h. Kabag Gudang

Tugas dan tanggung jawab bagian gudang :

1) Mencatat bahan bahan yang masuk dan mengeluarkan saat bahan baku tersebut untuk diproses

2) Menerima barang dari hasil produksi serta mendata sesuai dengan jumlah kualitas dan kuantitas barang yang di gudang

3) Bertanggung jawab pengiriman barang keluar sesuai dengan permintaan marketing

i.Kabag Personalia

Bagian Personalia menangani masalah kepegawaian dan ketenagakerjaan . Karyawan merupakan salah satu faktor yang dapat menjalankan proses produksi, sehingga tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan usaha dalam suatu perusahaan.

j.Satpam

Tugas satpam adalah bertanggung jawab kepada kepala regu satpam dan juga menjaga keamanan dan ketertiban perusahaan.


(41)

commit to user

29 4. Aspek Tenaga Kerja dan Sitem Penggajian

Tenaga kerja adalah salah satu sumber daya penting dalam perusahaan.Pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh dilakukan perusahaan guna mengoptimalkan kinerja sunber daya yang ada dengan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk latihan dan pendidikan guna meningkatkan kemampuan. Selain itu perusahaan mengatur tentang sistem kompensasi jaminan sosial,mengenai jam kerja dan lain-lain.

a. Status Karyawan

1) Jumlah Tenaga Kerja Tabel 3.1

Jumlah Tenaga Kerja PT. Busana Mulya Textile

Status Karyawan Jumlah Karyawan Karyawan Bulanan 500 orang

Karyawan Harian 100 orang Sumber : PT Busana Mulya Textile

2) Pengaturan Jam Kerja dan Tata Tertib a) Jam Kerja dan Istirahat

(1) Jam kerja karyawan ditetapkan sebagai berikut: (a) Shif l jam 07.00 s/d 15.00 (1 jam istirahat) (b) Shif ll jam 15.00 s/d 23.00 (1 jam istirahat) (c) Shif lll jam 23.00 s/d 07.00 (1 jam istirahat)

(d) Khusus untuk Day Shif jam 08.00 s/d 16.00 (1 jam istirahat)


(42)

commit to user

30 (2) Jam istirahat digunakan secara bebas dan tertib dalam lingkungan perusahaan, dan karyawan harus sudah ditempat sebelum jam kerja yang telah ditentukan.

(3) Apabila karyawan akan meninggalkan tempat kerja atau izin dikarenakan suatu hal maka karyawan wajib menunjukkan surat yang ditanda tangani kepala bagian yang bersangkutan di posko keamanan.

b) Tata Tertib Kerja

(1) Setiap karyawan harus melaksanakan tugas yang diintruksikan atasannya

(2) Karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan baik semua peralatan kerja yang ada dalam perusahaan

(3) Karyawan wajib melapor atau memberitahukan kepada pimpinan setiap berhalangan hadir

(4) Karyawan dilarang menyalahgunakan kepercayaan perusahaan yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan (5) Karyawan yang akan meninggalkan pekerjaan untuk

kepentingan harus mendapat izin terlebih dahulu dari atasan langsung atau pimpinan perusahaan.

3) Sistem Penggajian Karyawan

Kebijakan perusahaan mengenai sistem penggajian didasarkan pada beberapa penetapan antara lain :


(43)

commit to user

31 Gaji yang diterima karyawan dihitung bulanan dengan sistem pembayaran gaji pada awal bulan. Jika awal bulan bulan bertepatan dengan hari libur maka gaji akan diberikan pada akhir bulan sebelumnya atau diundur . Gaji bulanan diberikan hanya pada staf administrasi ( HRD, Akunkantasi , dan Pemasaran ).

b) Gaji Minggunan

Gaji diberikan kepada karyawan setiap 2 minggu sekali. Karyawan yang mereka gaji 2 minggu adalah karyawan produksi ( karyawan tetap dan karyawan kontrak ).

c) Gaji Harian

Karyawan menerima upah atau gaji yang diberikan kepada karyawan dengan ketentuan jumlah hasil produksi yang telah dikerjakan.Karyawan menerima upah selama seminggu sekali yaitu pada hari Sabtu.

4) Perekrutan Karyawan

Cara perekrutan karyawan yang diinginkan suatu perusahaan dilakukan melalui saluran-saluran. Kadang-kadang perusahaan menunggu pelamar atau perusahaan mengadakan pengumuman melalui media massa. Cara yang digunakan perusahaan untuk merekrut karyawan adalah sebagai berikut :

a) Pelamar datang sendiri b) Rekomendasi pegawai


(44)

commit to user

32 d) Organisasi pegawai

e) Perhitungan prestasi 5) Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku ,ketrampilan, dan pengetahuan karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan. Proses pelatihan dan pengembangan dilaksanakan baik karyawan baru maupun karyawan lama.

6) Pembinaan karyawan

Tunjangan program pengembangan pendidikan karyawan adalah :

a) Untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan serta terwujudnya tenaga-tenaga terampil dalam berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan perusahaan

b) Diharapkan mampu menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang serta meningkatkan moral karyawan dalam hal etika, tingkah laku, kejujuran dan norma-norma yang ada.

7) Kesejahteraan Karyawan

Kesejahteraan tenaga kerja PT. Busana Mulya Textile sangat diutamakan. Karena akan dapat memberikan motivasi kepada karyawan dalam bekerja. Berikut kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan :


(45)

commit to user

33 Cuti adalah tidak masuk kerja yang diijinkan alam waktu tertentu dengan ijin karyawan yang berwenang.

Adapun pelaksanaan cuti sebagai berikut : (1) Cuti Tahunan

Karyawan berhak atas cuti tahunan selama dua minggu setelah bekerja selama 2 bulan terus menerus.

(2) Cuti Sakit

Cuti yang diberikan pada karyawan yang sedang sakit dengan dibuktikan dengan surat keterangan dokter

(3) Cuti Hamil dan Melahirkan

Diberikan kepada karyawan yang akan melahirkan selama 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan

(4) Hak Cuti Karyawan

Untuk karyawan yang akan melangsungkan pernikahan, karyawan cuti 2 hari dan cuti pribadi 3 hari, untuk pernikahan anak karyawan 2 hari.

b) Jamsostek

Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 14 Tahun 1993, perusahaan mengansuransikan pada ansuransi sosial tenaga kerja yang meliputi tanggungan.

(1) Jaminan kecelakaan (2) Jaminan hari tua (3) Jaminan kematian


(46)

commit to user

34 (5) Program koperasi karyawan

(6) Mendirikan tempat peribadatan (7) Bantuan Sosial

(a)Perkawinan (b)Kematian (c)Melahirkan

c) Pemberhentian Tenaga Kerja

Dalam hal memberhentikan atau pemutusan hubungan kerja pada PT. Busana Mulya Textile adalah sebagai berikut :

(1) Pemberhentian atas inisiatif sendiri (Pengunduran Diri)

(a)Apabila karyawan akan mengundurkan dari pekerjaannya, karyawan harus mengajukan pemberhentian secara tertulis 1 bulan sebelumnya kepada perusahaan. Hal ini karyawan tidak berhak mendapatkan pesangon, tetapi diberi uang kebijaksanaan yang ditentukan perusahaan. (b)Karyawan tidak masuk kerja selama 8 hari berturut-turut

tanpa surat izin dalam 1 bulan terakhir maka dianggap mengundurkan diri sesuai peraturan perusahaan.

(2) Pemberhentian oleh perusahaan

Karyawan dapat diberhentikan tanpa syarat apabila melanggar hukum atau melakukan kesalahan-kesalahan besar, misal: (a) Melakukan perbuatan asusila ditempat kerja

(b) Tidak masuk kerja selama 8 hari berturut-turut tidak izin dengan catatan dipanggil 2 kali


(47)

commit to user

35 (c) Melakukan tindak pidana di luar perusahaan

(d) Menyalahgunakan kepercayaan perusahaan untuk kepentingan diri sendiri

(e) Melakukan tindak kejahatan misalnya: mencuri, menggelapkan uang, menipu dan memperdagangkan barang terlarang baik di dalam maupun di luar perusahaan. 5. Aspek Produksi

Sistem produksi yang diterapkan pada PT. Busana Mulya Textile sebagian besar berupa sistem job orderdan perusahaan tetap berproduksi untuk dijual sendiri.Job order yaitu semua hasil produksi merupakan kesesuaian dengan keinginan pemesan. Sebuah kontruksi kain ditentukan oleh pemesan, selanjutnya perusahaan akan menganalisis dan memproduksi kain keinginan dari pemesan. Yang akan dianalisis dan menjadi perhitungan tersebut meliputi jumlah boom yang naik untuk memenuhi kapasitas pesanan, jumlah helai benang (lusi) yang naik pada proses

warping dan jumlah benang pakan yang dibutuhkan.

a) Bahan baku untuk produksi

Bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi adalah benang. Benang yang dipergunakan seperti rayon, cotton. Untuk benang yang dipakai, perusahaan tidak memproduksi sendiri akan tetapi benang didapat dari pemesan kain itu sendiri dan juga membeli dari perusahaan lain yang memproduksi benang.


(48)

commit to user

36 Bahan yang digunakan untuk pendukung atau pembantu proses produksi kain diantaranya kanji,tepung terigu, tapioka, acril, wap, PPA, tawas, dan apreton.

c) Mesin yang dipergunakan

Ada beberapa mesin yang dipergunakan untuk melakukan proses produksi antara lain yaitu :

(1) Mesin Warping (2) Mesin palet (3) Mesin sizing (4) Cucuk

(5) Mesin tenun (mesin RRT dan mesin Ishikawa )

(6) Inspect

(7) Mesin lipat (folding) d) Proses Produksi

PT Busana Mulya Textile mempunyai dua departemen yaitu departemen

weaving (proses pembuatan kain dari benang menjadi kain mentah) dan

departemen finishing (proses pemutihan untuk kain putih dan pewarnaan kain). Pada pembahasan ini penulis hanya menguraikan untuk departemen weaving yaitu pada proses pembuatan kain grey. Pada proses pembuatan kain grey melalui beberapa tahapan proses diantaranya sebagai berikut :

(1) Persiapan benang

Dalam proses persiapan benang terdapat dua macam yaitu persiapan benang untuk benang lusi dan benang pakan. Jenis


(49)

commit to user

37 benang yang digunakan untuk benang lusi dan benang pakan disesuaikan dengan kontruksi kain grey dari permintaan konsumen. Benang yang dipakai berasal dari perusahaan lain dan akan disimpan digudang penyimpanan benang.

(2) Proses warping

Warping merupakan proses penggulungan benang yang

masih dalam bentuk gulungan cheese digulung kedalam boom. Dengan menggunakan mesin warping, banyaknya cheese yang diletakkan menentukan banyaknya helai benang yang digulung kedalam boom. Sedangkan banyaknya helai benang akan menentukan stuktur kain. Hal-hal yang perlu diketahui dalam proses warping adalah jumlah benang lusi, panjang benang lusi, dan banyaknya cheese yang perlu dipergunakan.

Benang yang sudah dinaikkan pada mesin kemudian dililitkan pada boom warping dan ditarik. Boom yang sudah terisi dengan gulungan benang kemudian mengantri pada proses sizing. (3) Proses sizing atau pengkanjian

Yang dimaksud penganjian adalah sejumlah jajaran benang lusi yang telah teratur yang berasal dari boom hanian dan dimasukkan kedalam bak yang telah berisi larutan kanji (size book) yang merupakan campuran yang terdiri dari air, tepung tapioka kemudian didihkan bersamaan dalam mixer. Melalui pipa-pipa yang dihubungkan kedalam mesin sizing, larutan tersebut dialirkan pada benang yang sedang ditarik . Dalam hal ini banyak yang perlu


(50)

commit to user

38 diperhatikan antara lain, ketegangan benang, kekentalan cairan dan suhu larutan itu sendiri.

Melalui sebuah blower, benang yang sudah dialirkan kedalam larutan kanji dikeringkan melalui beberapa silinder pengering yang berisi uap panas dan kemudian digulung kedalam boom tenun dan siap diturunksn dan masuk kedalam proses cucuk.

Tujuan dari penganjian itu sendiri adalah untuk meningkatkan kekuatan benang lusi untuk ditenun dengan cara memberikan zat pelindung , sehingga tahan terhadap gesekan-gesekan dan tegangan yang terjadi selama proses menenun.

(4) Proses cucuk atau reaching

Proses cucuk yaitu proses memasukkan benang lusi kedalam lubang dropper dan gun (sisir) secara manual. Operator menggunakan alat berupa kawat yang berbentuk seperti paku yang disebut cucuk. Berdasarkan cara memasukkan dropper, proses cucuk dibagi menjadi dua macam yaitu cucukan plat dan cucukan kamran.

Proses cucukan plat memasukkan benang lusi pertama dengan benang ketiga, benang kedua dengan benang keempat pada droper. Sedangkan untuk proses kamran dilakukan dengan memasukkan benang secara berurutan yaitu benang pertama dengan benang kedua dan benang ketiga dengan benang keempat. Dan proses cucuk kamran digunakan untuk benang lusi yang tergolong rusak.


(51)

commit to user

39 Untuk nomor sisir biasanya sudah ditentukan dalam kontruksi kain.Semakin tinggi angka sisir semakin rapat pula sisir tersebut.

(5) Proses Palet

Proses palet yaitu proses penggulungan benang pakan kedalam kayu linting dengan mesin palet yang akan melepas gulungan dari cones dan memindahkan kebatang palet, kemudian dimasukkan kedalam teropong kayu linting atau penggulung batang palet yang telah berisi benang dipindahkan kebagian penenunan bersama dengan benang lusi.

(6) Proses Weaving (tenun)

Proses tenun adalah menyilangkan (menganyam) antara benang pakan dan benang lusi sehingga akan terbentuk kain yang sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Operator yang menjalankan tenun bertugas mengawasi jalannya mesin dan menyambung benang jika ada yang putus.

Mesin tenun secara otomatis akan berhenti jika ada benang yang putus. Dan operator akan menyambung serta memasukkan kayu linting benang pakan yang baru apabila benang pakan telah habis. Kayu linting atau palet akan jatuh dengan sendirinya dan terganti dengan bobbin yang baru.

(7)Inspecting

Proses inspecting merupakan proses pemeriksaan bila ada kain yang cacat atau rusak. Cara mengecek kain pada inspecting


(52)

commit to user

40 yaitu kain dilewatkan pada meja kaca, dimana pada bagian bawah kaca diberi lampu penerangan untuk melihat kecacatan atau kerusakan pada kain dan selanjutnya akan dilakukan perbaikan. Alat-alat yang digunakan dalam proses ini yaitu gunting, jarum, sisir untuk merapatkan antara benang lusi dan pakan.

(8) Proses Folding

Proses folding merupakan langkah terakhir dalam pembuatan kain grey, yaitu proses pelipatan kain dengan menggunakan mesin

folding setelah proses inspecting. Kain yang lolos inspecting di

naikkan kesebuah meja dan ujungnya disangkutkan pada lengan mesin. Lalu lengan mesin akan menarik kain dan memindahkan ke meja yang lain dalam bentuk lipatan sepanjang 1 meter.


(53)

commit to user

41 Bagan Proses Produksi Kain Grey

Gambar 3.2

Proses Produksi kain

6. Aspek pemasaran

Masalah pemasaran adalah salah satu hal yang juga harus diperhatikan oleh tim manajemen dalam sebuah perusahaan, sebab berhasil atau tidaknya suatu produk dipangsa pasar tergantung dari sistem pemasaran dalam perusahaan tersebut.

a. Daerah pemasaran

Pada awal perusahaan dibangun pemasaran produk baru terbatas pada area Surakarta, namun semakin berkembangnya perusahaan

Benang

Palet Lusi

Penganjian

Cucuk

Tenun

Inspecting

Folding


(54)

commit to user

42 pemasarannya juga semakin meluas.Wilayah pemasaran mencakup ke wilayah Pekalongan, Bandung, Jakarta.

b. Saluran distribusi

Untuk memudahkan dan menghemat biaya distribusi maka perusahaan sistem pendistribusiannya dengan melayani pelanggan secara langsung tanpa perantara agen.Dalam melakukan pendistribusian menggunakan alat transportasi truk.

c. Harga

Kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan dengan besar kecilnya biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Biaya-biaya yang mempengaruhi penetapan harga antara lain biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, dan biaya tenaga kerja.

B.Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang perkuliahan di luar kampus yang berorientasi pada dunia nyata (dunia kerja) yang merupakan penerapan dari teori-teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan dan dilakukan diluar kampus secara kelompok atau individu . Magang kerja tersebut merupakan program D3 Manajemen Bisnis UNS Surakarta, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada program D3 Manajemen Bisnis.


(55)

commit to user

43 2. Tujuan Magang Kerja

a. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang timbul serta memberikan solusi pemecahan permasalahan tersebut di dalam dunia usaha

b. Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara langsung mengenai aktivitas nyata dalam dunia usaha

c. Melalui magang kerja mahasiswa dapat berlatih untuk bekerja secara professional sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya

d. Untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat dalam mmelakukan Ujian Tugas Akhir

3. Proses Pelaksanaan Magang Kerja

a. Waktu dan Pelaksanaan Magang Kerja 1) Waktu : 8 Februari – 8 Maret 2012 2) Tempat : PT. Busana Mulya Textile 3) Alamat : Jalan Jaten KM Karanganyar b. Kegiatan Magang Kerja

Dengan persetujuan pimpinan perusahaan PT. Busana Mulya Textile Karanganyar,kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai tanggal 8 Februari 2012 sampai dengan tanggal 8 Maret 2012. Magang kerja dimulai pada pukul 08.00 – 14.00 Wib, dan dilaksanakan pada hari Senin sampai Jum’at.Peserta magang terdiri dari 3 orang saja.Dalam pelaksanaan magang, mahasiswa tidak diharuskan memakai seragam akan tetapi berpakaian rapi dan sopan.


(56)

commit to user

44 c. Kegiatan selama magang kerja

1) Minggu 1 di bagian kantor

a) Adaptasi lingkungan perusahaan dan pengenalan staf karyawan. b) Penjelasan urutan proses produksi oleh kepala bagian produksi. 2) Minggu II dibagian persiapan produksi

a) Mengamati proses produksi secara langsung

b) Penjelasan bahan-bahan dan mesin-mesin yang ada di bagian persiapan.

c) Interview dengan karyawan dan kepala bagian persiapan 3) Minggu III di bagian weaving

a) Penjelasan proses tenun dan mesin-mesin yang digunakan. b) Mengamati langkah-langkah produksi

c) Interview dengan kepala bagian produksi dan karyawan yang bekerja diperusahaan itu.

4) Minggu IV dibagian inspecting

a) Mengamati proses inspecting dan penjelasan tentang caraquality control.

b) Melakukan evaluasi data dan melengkapi data yang diperlukan serta berpamitan karena magang sudah selesai.

4. Manfaat Magang Kerja a. Bagi mahasiswa

1) Dapat melihat secara jelas bagaimana proses produksi atau kegiatan yang terjadi pada obyek penelitian


(57)

commit to user

45 2) Memberikan ketrampilan dan pengalaman pada mahasiswa dalam

memasuki dunia usaha

3) Dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dan mencoba mencari solusinya

4) Mampu menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan kedalam dunia usaha

b. Bagi Perguruan Tinggi

1) Terjalinnya hubungan kerja sama yang lebih baik dengan perusahaan yang ditempati untuk magang kerja

2) Dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diserap oleh mahasiswa selama perkuliahan.

c. Bagi Perusahaan

1) Terjadinya kerjasama dengan dunia pendidikan

2) Sebagai sarana perkembangan guna peningkatan produktivitas perusahaan

3) Mendapat masukan-masukan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

C.PEMBAHASAN MASALAH

Dalam proses produksi sebuah perusahaan diperlukan sebuah manajemen yang baik dimana waktu produksi yang lebih efektif dan efisien. Dengan begitu keuuntungan yang lebih bagi perusahaan yang bersangkutan karena berkurangnya biaya produksi. Karena semakin sedikit waktu yang dibutuhkan


(58)

commit to user

46 dalam memproduksi kain grey maka semakin banyak pula kain grey yang dihasilkan PT Busana Mulya Textile. Oleh karena itu diperlukan suatau perencanaan dan pengawasan yang baik.

Kegiatan penelitian terhadap suatu objek perlu dilakukan tindakan-tindakan analisis data terhadap data yang diperoleh peneliti. Disini peneliti melakukan analisis terhadap jaringan kerja pada proses produksi kain grey. Untuk dapat memberikan jawaban atas penelitian serta argumentasi pada PT Busana Mulya Textile, peneliti dapat menggunakan salah satu alat analisis yang tepat serta menghasilkan perhitungan yang akurat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan-kebijakan terhadap data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Pengambilan keputusan yang tepat merupakan hal yang sangat diperlukan untuk melangsungkan proses produksi, karena perusahaan PT Busana Mulya Textile memproduksi kain grey secara continue ( terus-menerus ) dan secara

job ordering yang harus selalu dapat mengambil keputusan-keputusan yang

tepat. Maka teknik yang akan digunakan dalam menganalisa waktu adalah analisis network, dan metode ini akan diketahui jalur kritis atau waktu kritis yang dapat digunakana untuk memproduksi kain grey.

Dengan penggambaran jaringan kerja proses produksi maka akan memudahkan dalam menentukan perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan proses produksi supaya mendapatkan waktu kerja yang leih efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu.


(59)

commit to user

47

1. Routling Proses Produksi

Merupakan semua kegiatan yang ada dalam proses produksi dan ditentukan, sehingga dapat diketahui kegiatan yang harus diselesaikan sebelum kegiatan lain dapat dimulai. Dengan demikian maka dapat diketahui hubungan ketergantungan antar kegiatan dan urut-urutan pada proses produksi kain grey.

Tabel 3.2

Jenis dan Urutan Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan Kegiatan yang mendahului

1 Persiapan Benang A -

2 Penghanian B A

3 Pengkanjian C B

4 Pencucukan D C

5 Palet E A

6 Tenun F D , E

7 Inspecting G F

8 Folding H G


(60)

commit to user

48 Tabel 3.3

Waktu normal Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile, Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan Waktu (menit)

1 Persiapan benang A 490

2 Penghanian(warping) B 620

3 Pengkanjian(sizing) C 580

4 Pencucukan D 675

5 Palet E 200

6 Tenun F 11700

7 Inspecting G 110

8 Folding H 180

Sumber: Bagian Produksi PT Busana Mulya Textile 2. Perkiraan waktu kegiatan

Penentuan perkiraan waktu untuk masing-masing kegiatan dengan tepat tidak mudah. Untuk menentukan waktu kegiatan yang tepat dapat menggunakan suatu analisis yaitu metode PERT .Metode ini didasarkan pada tiga estimasi waktu yaitu waktu optimis, waktu realistis dan waktu pesimis. Berdasarkan metode tersebut dapat diketahui perhitungan waktu sebagai berikut :


(61)

commit to user

49 Tabel 3.4

Perkiraan Waktu Penyelesaian Masing-masing Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan a (waktu optimis) menit m (waktu realistis) menit b (waktu pesimis) menit

1 Persiapan benang A 320 490 660

2 Penghanian(warping) B 495 620 720

3 Pengkanjian C 500 580 640

4 Pencucukan D 570 675 750

5 Palet E 120 200 210

6 Tenun F 9800 11700 13700

7 Inspecting G 60 110 135

8 Folding H 100 180 240

Sumber : Bagian Produksi PT Busana Mulya Textile

Setelah data megenai tiga estimasi waktu diperoleh maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah total waktu ( Expected Time) yang dilambangkan dengan simbol ET. Penghitungan durasi waktu yang diharapkan untuk pengerjaan sebuah aktivitas menggunakan rumus sebagai berikut :

Et = a + 4(m) + b 6

Keterangan:

Et = waktu kegiatan yang diharapkan

a = waktu optimistis,waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa ada hambatan – hambatan atau penundaan.


(62)

commit to user

50 m = waktu realistis, waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima.

b = waktu pesimis, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan

Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian aktivitas (ET) masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :

a. ET A = = 490

b. ET B = = 615,83

c. ET C = = 576,66

d. ET D = = 670

e. ET E = = 188,33

f. ET F = = 11716,67

g. ET G = = 105,83

h. ET H = = 176,66

Dari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh mengenai perkiraan jumlah waktu dari masing- masing kegiatan. Hasil tersebut kemudiaan menjadi waktu suatu pekerjaan dan akan digunakan untuk menentukan jalur kritis. Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel dengan data PERT sebagai berikut :


(63)

commit to user

51 Tabel 3.5

Data Perhitungan PERT Proses Produksi Kain Grey PT . Busana Mulya Textile

No Node Simbol Kegiatan Kegiatan yang mendahului a (waktu optimis) menit m ( waktu realistis) menit b ( waktu pesimis ) menit Waktu yang diharapkan (t) Menit

1 1 – 2 A - 320 490 660 490

2 2 – 3 B A 495 620 720 615,83

3 3 – 4 C B 500 580 640 576,66

4 4 – 5 D C 570 675 750 670

5 2 – 5 E A 120 200 210 188,33

6 5 – 6 F D,E 9800 11700 13700 11716,67

7 6 – 7 G F 60 110 135 105,83

8 7 – 8 H G 100 180 240 176,66

Sumber : Data primer yang diolah

3. Identifikasi Jalur Kritis Menggunakan Metode CPM

Setelah diketahui urutan proses serta waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan dalam proses produksi, maka dapat diperoleh diagram jaringan kerja (network). Adapun penyelesaian diagram network proses produksi pembuatan kain grey pada PT Busana Mulya Textile Karanganyar, yaitu :


(64)

commit to user

52 (A)490 (B) 615,83 (C) 576,66

(D) 670 (E)188,33

(F)

(G) 105,83

(H) 176,66

Gambar 3. 3

Diagram Network Proses Produksi Kain Grey

Dari gambar diagram diatas dapat diperoleh kegiatan mana saja yang merupakan jalur kritis. Jika melihat diagram jaringan kerja diatas diperoleh dua jalur, yaitu :

a. A-B-C- D-F-G-H b. A-E-F-G-H

Dapat diketahui jalur manakah yang merupakan jalur kritis. Jalur kritis dapat diidentifikasi melalui peristiwa-peristiwa yang dihubungkan

4 3

2 1

5

6

8 7


(65)

commit to user

53 oleh kegiatan-kegiatan dengan waktu longgar nol (Slack), dimana slack merupakan perbedaan waktu “ Latest dan Earlest” atau selisih antara LS dan ES, atau antara LF dan EF.

Untuk mengidentifikasi jalur kritis , maka diperlukan metode CPM dengan cara menghitung dua waktu paling awal dan waktu paling akhir. 1) ES (waktu mulai paling awal) : Max (EF semua pendahulu langsung) 2) EF (waktu selesai paling awal) : ES + waktu aktivitas

3) LF (Waktu selesai paling awal) : Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya)

4) LS ( waktu selesai paling akhir ) : LF – waktu aktivitas Tabel 3. 6

Data Perhitungan CPM Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile

Kegiat an Kegiatan yang mendahului Waktu (menit) ES (Early Start) EF (Early Finish) LS (Latest Start) LF (Latest Finish) Slack Pada Jalur Kritis

A - 490 0 490 0 489,99 0 Kritis

B A 615,83 490 1105,83 489,99 1105,83 0 Kritis C B 576,66 1105,83 1682,5 1105,83 1682,5 0 Kritis D C 670 1682,5 2352,5 1682,5 2352,5 0 Kritis E A 188,33 490 678,83 2164,16 2352,5 1674,

16

Tidak kritis F D,E 11716,67 2352,5 14069,17 2352,5 14069,17 0 Kritis G F 105,83 14069,17 14175 14069,17 14175 0 Kritis H G 176,66 14175 14351,6 14175 14351,67 0 Kritis


(66)

commit to user

54 (

Keterangan :

= Jalur Kritis = Bukan jalur kritis

Gambar 3.4

Diagram Jalur Kritis Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile

Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat diketahui jalur kritis pada proses produksi kain grey PT Busana Mulya Textile. Jalur kritis adalah aktivitas dalam suatu proyek yang memiliki waktu paling panjang.

1 2 3 4

5

6

7

8

(A) 490 (B) 615,83

(C) 576,66

(D) 670

(E) 188,33

(F) 11716,67

(G) 105,83


(67)

commit to user

55 Jalur 1 = A-B-C-D-F-G-H

= 490 + 615,83 + 576,66 + 670 + 11716,67 + 105,83 + 176,66 = 14351,65

Jalur 2 = A-E-F-G-H

= 490 + 188,33 + 11716,67 + 105,83 + 176,66 = 12677,49

Sehingga dapat diketahui jalur kritisnya yaitu jalur 1 : A-B-C-D-F-G-H dengan waktu 14351,65 menit sedangkan standar waktu yang dijadwalkan perusahaan setiap memproduksi kain grey yaitu sebesar 14555 menit. Dan untuk jalur 2 yaitu A-E-F-G-H waktu penyelesaian selama 12677,49 menit.Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang dilalui dalam tiap produksi dan aktivitas yang dilalui oleh jalur kritis tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya.

Dari hasil perhitungan diatas, penulis mencoba menganalisa hasil perhitungan apabila perusahaan menggunakan waktu standar perusahaaan yaitu perusahaan dalam setiap kali melakukan produksi kain grey mulai dari proses persiapan benang sampai folding memerlukan waktu selama 14555 menit atau 242,58 jam atau 10,10 hari(10 hari) dalam setiap kali memproduksi kain grey. Akan tetapi apabila perusahaan menggunakan metode analisis network maka waktu penyelesaiaan kain grey itu menjadi 14351,65 menit atau 239,19 jam.Atau waktu standar perusahaan sebesar 14555 menit(242,58 jam) dan apabila menggunakan network sebesar


(68)

commit to user

56 14351,65 menit( 239,19 jam) maka perbedaan waktu keduanya sebesar 3,39 jam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu pengerjaan mulai dari proses persiapan sampai proses folding yaitu dalam setiap 10 hari perusahaan bisa menghemat waktu sebesar 3,39 jam apabila mengunakan metode analisis network. Dan selama 2 kali proses produksi (20 hari) perusahaan bisa meng-efisien waktu produksi sebanyak 6,78 jam dan seterusnya. Sehingga setiap bulannya perusahaan bisa menghemat waktu sebanyak 8,48 jam. Efisien waktu tersebut tentu akan berpengaruh terhadap biaya-biaya yang lain yaitu bisa mengurangi biaya tetap, biaya listrik, biaya bahan bakar sehingga dengan metode ini diharapkan mampu membantu perusahaan dalam mengurangi sedikit biaya dalam proses produksi kain grey ini sehingga efisiensi waktu dan biaya dapat tercapai.

Dengan metode network semuanya sudah memperhitungkan apabila ada hambatan-hambatan dalam tiap proses produksi kain grey dengan waktu penyelesaiaan selama 17055 menit atau 284,25 jam apabila terjadi hambatan-hambatan dalam proses produksi. Dan juga dengan menggunakan metode analisis network diketahui jalur-jalur kritis sehingga perusahaan harus selalu mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan yang dilalui jalur kritis, karena jalur kritis merupakan jalur terpenting dan setiap kegiatan yang dilalui jalur ini tidak boleh terjadi keterlambatan maupun penundaan karena apabila terjadi satu saja keterlambatan salah satu dari aktivitas proses produksi maka akan berdampak pada aktivitas lainnya dan


(69)

commit to user

57 proses produksi akan mengalami hambatan shingga proses produksi tidak akan berjalan dengan maksimal.


(70)

commit to user

58 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai analisis network pada proses produksi kain grey pada departemen weaving PT Busana Mulya Textile Karanganyar, dapat disimpulkan :

1. Metode PERT dan CPM dalam analisis network yang digunakan dapat diketahui hasilnya, yaitu mengenai urutan pekerjaan. Urutan kegiatan dalam proses produksi kain grey terdiri dari persiapan benang (A), penghanian (B), pengkanjian (C), pencucukan (D), palet (D), tenun (E),

inspecting (F), dan folding (H).

2. Dapat dilihat waktu penyelesaian dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode network untuk masing-masing aktivitas yaitu mulai dari proses persiapan benang: 490 menit, proses penghanian : 615,83 menit, proses penkanjian: 576,66 menit, proses pencucukan: 670 menit, proses pemaletan:188,33 menit, proses tenun: 11716,67 menit, proses inspecting: 105,83 menit dan proses folding: 176,66 menit.

3. Jalur kritis dari urutan kegiatan dalam proses produksi kain grey yaitu jalur A-B-C-D-F-G-H dengan waktu penyelesaiaan 14351,65 menit atau 239,19 jam tiap kali proses produksi sedangkan untuk bukan jalur kritis yaitu A-E-F-G-H waktu penyelesiaannya 12677,49 menit. Dan selisih waktu antara waktu yang distandarkan perusahaan yaitu sebesar 14555 menit atau 242,58 jam dengan waktu perhitungan menggunakan metode network


(1)

commit to user

54 (

Keterangan :

= Jalur Kritis = Bukan jalur kritis

Gambar 3.4

Diagram Jalur Kritis Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile

Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat diketahui jalur kritis pada proses produksi kain grey PT Busana Mulya Textile. Jalur kritis adalah aktivitas dalam suatu proyek yang memiliki waktu paling panjang.

1 2 3 4

5

6

7

8

(A) 490 (B) 615,83

(C) 576,66

(D) 670

(E) 188,33

(F) 11716,67

(G) 105,83


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55 Jalur 1 = A-B-C-D-F-G-H

= 490 + 615,83 + 576,66 + 670 + 11716,67 + 105,83 + 176,66 = 14351,65

Jalur 2 = A-E-F-G-H

= 490 + 188,33 + 11716,67 + 105,83 + 176,66 = 12677,49

Sehingga dapat diketahui jalur kritisnya yaitu jalur 1 : A-B-C-D-F-G-H dengan waktu 14351,65 menit sedangkan standar waktu yang dijadwalkan perusahaan setiap memproduksi kain grey yaitu sebesar 14555 menit. Dan untuk jalur 2 yaitu A-E-F-G-H waktu penyelesaian selama 12677,49 menit.Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang dilalui dalam tiap produksi dan aktivitas yang dilalui oleh jalur kritis tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya.

Dari hasil perhitungan diatas, penulis mencoba menganalisa hasil perhitungan apabila perusahaan menggunakan waktu standar perusahaaan yaitu perusahaan dalam setiap kali melakukan produksi kain grey mulai dari proses persiapan benang sampai folding memerlukan waktu selama 14555 menit atau 242,58 jam atau 10,10 hari(10 hari) dalam setiap kali memproduksi kain grey. Akan tetapi apabila perusahaan menggunakan metode analisis network maka waktu penyelesaiaan kain grey itu menjadi 14351,65 menit atau 239,19 jam.Atau waktu standar perusahaan sebesar 14555 menit(242,58 jam) dan apabila menggunakan network sebesar


(3)

commit to user

56 14351,65 menit( 239,19 jam) maka perbedaan waktu keduanya sebesar 3,39 jam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu pengerjaan mulai dari proses persiapan sampai proses folding yaitu dalam setiap 10 hari perusahaan bisa menghemat waktu sebesar 3,39 jam apabila mengunakan metode analisis network. Dan selama 2 kali proses produksi (20 hari) perusahaan bisa meng-efisien waktu produksi sebanyak 6,78 jam dan seterusnya. Sehingga setiap bulannya perusahaan bisa menghemat waktu sebanyak 8,48 jam. Efisien waktu tersebut tentu akan berpengaruh terhadap biaya-biaya yang lain yaitu bisa mengurangi biaya tetap, biaya listrik, biaya bahan bakar sehingga dengan metode ini diharapkan mampu membantu perusahaan dalam mengurangi sedikit biaya dalam proses produksi kain grey ini sehingga efisiensi waktu dan biaya dapat tercapai.

Dengan metode network semuanya sudah memperhitungkan

apabila ada hambatan-hambatan dalam tiap proses produksi kain grey dengan waktu penyelesaiaan selama 17055 menit atau 284,25 jam apabila terjadi hambatan-hambatan dalam proses produksi. Dan juga dengan menggunakan metode analisis network diketahui jalur-jalur kritis sehingga perusahaan harus selalu mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan yang dilalui jalur kritis, karena jalur kritis merupakan jalur terpenting dan setiap kegiatan yang dilalui jalur ini tidak boleh terjadi keterlambatan maupun penundaan karena apabila terjadi satu saja keterlambatan salah satu dari aktivitas proses produksi maka akan berdampak pada aktivitas lainnya dan


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57 proses produksi akan mengalami hambatan shingga proses produksi tidak akan berjalan dengan maksimal.


(5)

commit to user

58 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai analisis network pada proses produksi kain grey pada departemen weaving PT Busana Mulya Textile Karanganyar, dapat disimpulkan :

1. Metode PERT dan CPM dalam analisis network yang digunakan dapat diketahui hasilnya, yaitu mengenai urutan pekerjaan. Urutan kegiatan dalam proses produksi kain grey terdiri dari persiapan benang (A), penghanian (B), pengkanjian (C), pencucukan (D), palet (D), tenun (E),

inspecting (F), dan folding (H).

2. Dapat dilihat waktu penyelesaian dari hasil perhitungan dengan

menggunakan metode network untuk masing-masing aktivitas yaitu mulai dari proses persiapan benang: 490 menit, proses penghanian : 615,83 menit, proses penkanjian: 576,66 menit, proses pencucukan: 670 menit, proses pemaletan:188,33 menit, proses tenun: 11716,67 menit, proses inspecting: 105,83 menit dan proses folding: 176,66 menit.

3. Jalur kritis dari urutan kegiatan dalam proses produksi kain grey yaitu jalur A-B-C-D-F-G-H dengan waktu penyelesaiaan 14351,65 menit atau 239,19 jam tiap kali proses produksi sedangkan untuk bukan jalur kritis yaitu A-E-F-G-H waktu penyelesiaannya 12677,49 menit. Dan selisih waktu antara waktu yang distandarkan perusahaan yaitu sebesar 14555 menit atau


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59 sebesar 203,35 menit atau 3,39 jam dalam setiap produksi kain grey selama 10 hari.

B. SARAN

Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan di PT Busana Mulya Textile, penulis akan mencoba memberi masukan dan saran untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan proses produksi, antara lain :

1. PT Busana Mulya Textile khususnya pada departemen weaving sebaiknya

menerapkan metode analisis network dengan metode PERT dan CPM dalam menentukan waktu penyelesaiaan suatu proses produksi karena dengan penerapan metode ini perusahaan akan dapat mencapai efisiensi waktu produksi yang lebih optimal dan efisien.

2. Melakukan pemeliharaan atau checking pada mesin-mesin produksi terutama mesin yang dilalui oleh jalur kritis, karena mesin-mesin yang digunakan pada jalur ini begitu penting. Dan juga melakukan service

mesin secara rutin dan berkala supaya kondisi mesin tetap bagus agar tidak terjadi kerusakan yang mendadak yang bisa menghambat kinerja mesin dan proses produksi bisa berjalan dengan maksimal. Dengan demikian produk yang dihasilkan lebih optimal dan berkualitas.

3. Perusahaan sebaiknya melakukan pelatihan penerapan metode network ini

di semua lini di perusahaan supaya kedepannya perusahaan bisa nenerapkan metode ini kedalam proses produksi sehingga efisiensi waktu dapat tercapai.