ERVHIN PRADITA TIRANA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA
BAGI TOUR GUIDE DI MUSEUM RADYA PUSTAKA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh.
Ervien Pradita Tirana C96060435
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010
(2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Disetujui untuk diuji,
Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Laporan Tugas Akhir :
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI TOUR GUIDE DI MUSEUM RADYA PUSTAKA.
Nama : Ervien Pradita Tirana NIM : C96060435
Pembimbing :
1. Yulia Johan (………) Pembimbing I
2. Sunyoto, S.E. M. Par (……….)
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Diterima dan Disyahkan oleh Dewan Penguji Program Diploma III Bahasa China Sastra dan Seni Rupa
Uviversitas Sebelas Maret
Judul Laporan :
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM RADYA PUSTAKA.
Nama Mahasiswa : Ervien Pradita Tirana NIM : C9606035
Tanggal Ujian : 11 Februari 2010 Dewan Penguji :
1. Drs. Kaswan Darmadi, M. Hum (………) Ketua NIP NIP 19620303 198903 1005 2.Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum (………)
Sekretaris NIP 19581101 198601 2001
3.Yulia Johan (………)
Penguji Utama
4. Sunyoto, S.E. M. Par (………)
Penguji Pembantu
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Drs. Sudarno, M.A NIP 19530314 198506 1001
(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah_Nya sehingga peneliti bias menyelesaikan Laporan Tugas Akhir di Museum Radia Pustaka.
Dalam penulisan tugas akhir ini peneliti mendapat bimbingan, saran serta bantuan dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi terselenggaranya penulisan tugas akhir. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Kaswan Darmadi, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan,arahan dan dorongan selama kuliah.
3. Bapak Sunyoto, S.E, M.Par dan Yulia Johan, selaku dosen pembimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir.
4. Semua Dosen D3 bahasa China, terima kasih atas semua bimbingannya. 5. Buat teman-teman Sastra China UNS’06 jangan pernah lupakan pertemanan
kita selama ini.
6. Mama, papa, adik-adikku terima kasih atas dorongan dan semua perhatian kepada penulis.
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
7. Buat teman-teman yang sudah membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak.
8. Terima kasih juga buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir penulis merasa masih banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan, kemampuan dan pengalaman peneliti. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan banyak pihak.
Surakarta, Februari 2009
(6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“ Bila tekad seseorang kuat, maka Tuhan akan bergabung dalam
usahanya”
“ Kesabaran dan kesungguhan adalah jalan menuju suksesku”
(7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur karya ini
penulis persembahkan untuk :
·
Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih
atas doa yang selalu terpanjat dan kasih
sayang yang tak pernah putus.
·
Semua keluarga besarku terima kasih
(8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Ervien Praditha Tirana. 2010. Peningkatan Kemampuan Berbahasa China Bagi Tour Guide di Museum Radya Pustaka. Program studi Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini berisi tentang bagaimana cara guide meningkatkan kemampuan berbahasa China dalam memandu wisatawan di Museum Radya Pustaka.Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa metode, antara lain observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kemampuan berbahasa China di Museum Radya Pustaka tidak terbukti, karena guide yang ada tidak mempunyai kemauan belajar bahasa China dan tidak bersedia mengadakan pelatihan berbahasa China di Museum Radya Pustaka.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa bahasa China sangat penting bagi guide dalam memandu wisatawan China yang berkunjung ke Museum Radya Pustaka, serta perlunya pelatihan khusus bahasa China agar guide mahir berbahasa China.
(9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
提要
Ervien Pradita Tirana. 2010
年。提高导游说汉语的
能力在
Radya Pustaka
博物馆。
311
大学文学艺术学院汉
语考科。
这 研 究 内 容 是 关 于 怎 样 提 高 导 游 说 汉 语 的 能 力 在
Radya Pustaka
博物馆。收集资料 方法是观察,采 访,学
典籍与文件。
研究的结果指出在
Radya Pustaka
博物馆没有一个
能说汉语的导游。
结 论 是 中 文 对 一 个 当 导 游 来 说 是 非 常 重 要 的 。 不
然 如 果 有 一 次 中 国 旅 客 来 到 这 个 博 物 馆 的 话 , 那 导 游 就
无 法 常 领 他 们 了 。 对 作 者 来 说 导 游 需 要 一 个 培 训 就 是 为
(10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN………... iii
HALAMAN MOTTO……….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……….. v
KATA PENGANTAR……… vi
(11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
摘要
………... ixDAFTAR ISI………. x
BAB I PENDAHULUAN………..……….... 1
A.Latar Belakang Masalah……….……… …… 1
B.Rumusan Masalah……….. 6
C.Tujuan Penelitian……….... 6
D.Manfaat Penelitian………. 7
E.Teknik Pengumpuan data ..……… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 9
A.Pengertian Pariwisata ………. 9
B.Jenis Pariwisata………...………..…… 10
C.Definisi Wisatawan……… 12
D.Jenis Dan Macam Wisatawan…….……… 13
E.Guide Atau Pemandu Wisata………... 14
F. Pengertian Penerjemahan Bahasa China……….. 15
BAB III PEMBAHASAN……….….……….. 17
(12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B.Pengelolaan Museum Radya Pustaka…………..…………... 22
C.Pembahasan………...…….…… 26
BAB IV PENUTUP………... 29
A.Kesimpulan……….. 29
B.Saran……….………… 29
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan sejarah yang terjadi di masa penjajahan Belanda dan Jepang, serta adanya perdagangan dari bangsa asing yang masuk ke Indonesia. Indonesia dengan suasana “tempoe doeloe” mempunyai keindahan alam dan keanggunan kebudayaan dapat menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan dalam mengadakan perjalanan ke Indonesia. Indonesia juga mempunyai potensi budaya dan keindahan alam yang beranekaragam dan terdapat hampir pada semua penjuru tanah air. Pesona dan keajaiban alam dapat dibuktikan dengan adanya gunung, lembah, pantai, candi dan tentang berbagai hal yang belum tentu dapat ditemukan di daerah maupun di negara lain. Potensi tersebut yang kemudian menjadi sebuah modal dalam pengembangan industri wisata di Indonesia. Potensi yang besar ini bila dimanfaatkan dengan baik, tentu dapat memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan industri pariwisata yang tengah digalakan di Indonesia. Yang harus dipersiapkan adalah bagaimana kita menyajikan budaya yang menarik itu agar menjadi suatu kenikmatan atraksi yang diperoleh para wisatawan.
Berwisata atau melakukan suatu perjalanan adalah salah satu tujuan orang melakukan wisata. Industri pariwisata mendapatkan prioritas utama dari proses pembangunan pariwisata karena memiliki peranan penting dan manfaat yang
(14)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
bermacam-macam yaitu menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat
menanggulangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar tujuan wisata, sehingga dapat merangsang aktifitas pariwisata untuk berkembang.
Sesuai amanat GBHN 1999 sektor pariwisata merupakan sektor andalan yang mencakup bidang perekonomian pengembangan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah, serta pemasukan pendapatan dari para wisatawan mancanegara. Sekarang ini pariwisata berperan penting sebagai salah satu industri baru yang mampu menciptakan peluang untuk kebutuhan ekonomi suatu negara diantaranya yaitu dalam hal kesempatan kerja, taraf hidup dan yang paling penting ikut mengaktifkan sektor produksi lain bagi negara penerima wisatawan. Di karenakan industri wisata mempunyai jangkauan yang cukup komplek seperti mencakup bidang akomodasi, transportasi, restaurant,dan lain-lain. Jika dilihat dari fungsi yang relatif bermanfaat tersebut, sebenarnya industri pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang mempunyai beragam kebudayaan dan keindahan alam.
Dalam pengelolaan dan perkembangan secara optimal dan profesional sangat dibutuhkan karena merupakan daya dukung dan kualitas kawasan wisata. Seperti yang tercantum Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1999 Pasal 5 tentang kepariwisataan, bahwa :
“Dalan membangun objek wisata dan daya tarik wisata harus diperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budya masyarakat setempat,
(15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai agama, adat istiadat, lingkungan hidup, serta objek dan daya tarik wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh pemerintah, badan usaha, dan perorangan.”
Museum Radya Pustaka adalah salah objek wisata di Surakarta yang arah pengembangan dan pengelolaan masih kurang sesuai dan masih mengarah pada minat khusus. Sampai saat ini Museum Radya Pustaka hanya diminati oleh wisatawan-wisatawan yang bertujuan tertentu saja, seperti berwisata dengan tujuan religi, ziarah maupun hanya menikmati koleksi-koleksi museum saja. Sebaiknya sebagai tujuan wisata budaya dapat menjadi solusi peningkatan daya tarik wisata secara umum baik golongan pelajar, anak-anak, mahasiswa, sampai golongan tua. Museum Radya Pustaka dapat dijadikan objek wisata yang berbasis ilmu pengetahuan sebagai sarana budaya dan edukasi, dengan mengangkat kondisi Museum Radya Pustaka sebagai wahana ilmu pengetahuan.
Sekarang ini biro perjalanan wisata sebagian besar tergantung pada keterampilan pramuwisata atau guide dalam memberikan pemanduan kepada wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata atau berkunjung ke daerah tujuan wisata tersebut. Seiring dengan perkembangan tersebut mendorong inovasi baru agar kita mempersiapkan diri dalam melayani keinginan dari para wisatawan itu sendiri.
Guide disamping tugasnya sebagai pemandu, juga harus mampu menerjemahkan, membimbing dan memberikan penerangan kepada para wisatawan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata dan
(16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
khususnya dalam rangka tour. Oleh karena itu, setiap guide atau pramuwisata harus memiliki keahlian dalam melaksanakan tugasnya, dimana keahlian tersebut dapat diperoleh melalui suatu periode latihan dan pendidikan tertentu.
Peran penerjemah atau guide khususnya bahasa China jumlahnya masih sangat sedikit. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bahasa China itu tidak mudah. Dalam penerjemahan bahasa China untuk menghasilkan terjemahan yang baik harus memperhatikan aspek penting dalam menerjemah yaitu tata bahasa. Hal ini sangat menentukan bagaimana suatu bahasa diucapkan. Kosakata dan pemilihan bahasa yang digunakan pun harus diperhatikan. Jadi banyak yang menolak jadi penerjemah.
Sekarang ini peran bahasa dalam dunia pariwisata sangat penting. Karena bahasa adalah salah satu faktor yang sangat vital dalam suatu hubungan kerjasama khususnya dunia pariwisata.
Dalam dunia pariwisata peran seorang pramuwisata atau guide sangat penting. Khususnya di kota Surakarta yang mempunyai budaya bermacam-macam serta mempunyai banyak tempat wisata. Terutama di Museum Radya Pustaka yang letaknya sangat strategis sehingga sering dikunjungi banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Sekarang guide yang berbahasa Inggris sangat banyak tetapi jumlah guide yang berbahasa mandarin sangat sedikit jumlahnya. Sekarang ini cukup banyak wisatawan dari China yang berkunjung ke Museum Radya Pustaka tetapi guide yang mampu menggunakan bahasa China masih sedikit. Karena dirasa masih sedikit guide yang mampu berbahasa China, maka
(17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kami tertarik untuk meneliti bagaimana cara meningkatkan kemampuan berbahasa China bagi guide.
Mencermati masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA
CHINA BAGI GUIDE DI MUSEUM RADYA PUSTAKA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan berbahasa China bagi guide di Museum Radya Pustaka ?
2. Hambatan apa saja yang ditemui dalam meningkatkan kemampuan berbahasa China bagi guide di Museum Radya Pustaka dan solusinya ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa China bagi guide di
(18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Untuk mengetahui hambatan yang ditemui dalam meningkatkan
kemampuan berbahasa China bagi guide di Museum Radya Pustaka dan upaya penanganan solusinya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna memberikan sumbangan pemikiran tentang cara atau upaya pengembangan pariwisata khususnya di Museum Radya Pustaka.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk
mengembangkan Museum Radya Pustaka agar menjadi tujuan wisata di kota Surakarta.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik :
1. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan pada kondisi objek wisata yaitu mengenai fasilitas, akomodasi dan infrastruktur. Hal
(19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
lain yang dilakukan dengan pemotertan lokasi objek dan lokasi sekitar objek wisata Museum Radya Pustaka.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara atau pengumpul data kepada responden dan jawaban dari responden di catat. Jenis wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara bebas.
3. Studi Pustaka
Suatu kegiatan mencari secara teratur, melokalisasi dan menganalisis dokumen yang berhubungan dengan masalah yang kita teliti dengan cara mencari data dari buku-buku yang bersangkutan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari catatan atau dokumen dari Instansi atau lembaga-lembaga terkait yang berhubungan dengan masalah-masalah yang di teliti.
Data-data tersebut merupakan laporan hasil penelitian sebelumnya yang berupa buku, arsip yang berfungsi untuk memudahkan analisis dalam penelitian.
(20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata
Di Indonesia istilah pariwisata baru dimulai pada awal tahun 1960-an. Istilah periwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan Presiders Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku ketua DTI (Dewan Tourisme Indonesia) di tahun 1960-an itu. Secara terpisah dua orang budayawan Indonesia waktu itu dimohon pertimbangannya, yaitu Prof. Mr. Moh. Yamin dan Prof. Dr. Prijono, yang memberi istilah pariwisata untuk mengganti istilah tourisme atau travel, yang konotasinya bisa terkait dengan selera rasa pleasure, excitement, entertaiment, adventure dan sejenisnya.
Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponen-komponennya terdiri dari :
Pari - penuh, lengkap, berkeliling
Wis (man) - rumah, properti, kampung, komunitas
Ata - pergi terus-menerus, mengembara (roaming about)
Yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus-menerus. Dalam operasionalnya istilah pariwisata sebagai pengganti istilah asing “tourism” atau “travel” diberi makna oleh Pemerintah Indonesia : “Mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang di kunjungi sambil menikmati kunjungan mereka.”
(21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
B. Jenis Pariwisata a. Wisata Budaya
Seseorang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk mempelajari adat-istiadat, budaya, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan yang terdapat di daerah atau negara yang dikunjungi. Termasuk dalam jenis pariwisata ini adalah mengikuti misi kesenian ke luar negeri atau untuk menyaksikan festival seni dan kegiatan budaya lainnya..
b. Wisata Komersil
Istilah lainnya adalah wisata bisnis. Wisatawan yang masuk ke dalam jenis wisata ini adalah mereka yang melakukan perjalanan untuk tujuan yang bersifat komersial atau dagang. Misalnya, mengunjungi pameran dagang, pameran industri, pekan olahraga, dan pameran hasil kerajinan.
c. Wisata Sosial
Kegiatan wisata sosial adalah kegiatan wisata yang diselenggarakan dengan tujuan non profit atau tidak mencari keuntungan. Perjalanan wisata ini diperuntukkan bagi remaja, atau golongan masyarakat ekonomi lemah maupun pelajar. Contoh lain: organisasi wanita yang mengajak siswa dari panti asuhan untuk melakukan perjalanan wisata.
d. Wisata Pertanian
Perngorganisasian perjalanan yang dilakukan dengan mengunjungi pertanian, perkebunan untuk tujuan studi, dan riset atau studi banding. Contoh : petani dari Jawa Timur baru-baru ini ada yang dikirim ke Jepang untuk mempelajari teknologi pertanian di negara tersebut.
(22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Wisata Bahari ini sering dikaitkan dengan olah raga air, seperti berselancar, menyelam, berenang, dan sebagainya. Objeknya adalah pantai, laut, danau, sungai, kepulauan, termasuk taman laut. Karena kagiatannya di air, wisata ini disebut juga Wisata Tirta.
f. Wisata Cagar Alam
Jenis wisata ini adalah berkunjung ke daerah cagar alam. Di samping untuk mengunjungi binatang atau tumbuhan yang langka juga untuk tujuan menghirup udara segar dan menikmati keindahan alam. Objek wisata jenis ini adalah Kebun Raya Bogor, Taman Nasional Blauran, dan sebagainya.
g. Wisata Buru
Kegiatan wisata ini dikaitkan dengan hobi berburu. Lokasi berburu ini tentu saja yang telah dimaklumkan oleh pemerintah sebagai daerah perburuan, misalnya jenis binatang yang merusak seperti banteng dan babi hutan. Tidak jarang pula dalam wisata buru ini ada lomba berburu.
h. Wisata Bulan Madu
Sesuai dengan namanya, orang yang melakukan perjalanan dalam jenis wisata ini adalah orang yang sedang berbulan madu atau pengantin baru. Agen perjalanan atau Biro Perjalanan yang menyelenggarakan wisata ini biasanya menyediakan fasilitas yang istimewa/khusus. Baik dekorasi tempat penginapannya maupun sajian makanannya. Diharapkan wisatawan benar-benar menikmati bulan madu dengan kesan-kesan khusus, indah, dan meninggalkan kenangan yang istimewa bagi bulan madu mereka.
(23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
C. Definisi Wisatawan 1. Wisatawan dalam Arti Murni
Dalam The United Nation Conference on Customs Formalities for The Temporary Importation of Private Road Motor Vehicles And For Tourism dalam Pasal 1 ayat b) dikatakan sebagai berikut : “istilah wisatawan harus diartikan sebagai seorang, tanpa membedakan ras, kelamin, bahasa dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara yang mengadakan perjanjian yang lain dari pada negara di mana orang itu biasanya tinggal dan berada di situ kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan, di dalam jangka waktu 12 bulan berturut-turut, untuk tujuan non-imigran yang legal, seperti perjalanan wisata, rekreasi, olahraga, kesehatan, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan atau urusan usaha (business)” (Oka A. Yoeti, 1988).
2. Menurut IUOTO
a. Wisatawan (tourist), yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan ke dalam klasifikasi berikut ini.
a) Pesiar (leisure) seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olahraga.
b) Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, dan misi.
c) Pelancong (exursionist), yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan kapal pesiar).
(24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Menurut INPRES No. 9 Tahun 1969
“Wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu”.
4. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan
Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, ayat 1 dan 2:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata,
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
D. Jenis dan Macam Wisatawan
Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di mana perjalanan dilakukan, wisatawan dapat, diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Wisatawan Asing (Foreign Tourist)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.
2. Domestic Foregin Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke Belanda, tetapi melakukan perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia bertugas).
(25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3. Domestic Tourist
Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya, warga negara Indonesia yang melakukan perjalan ke Bali atau ke Danau Toba. Wisatawan ini disebut juga wisatawan dalam negeri atau wisatawan nusantara (wisnu).
4. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis, bukan wisata, tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuannya yang utama selesai. Jadi, perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan.
E. Guide atau pemandu wisata
Pemandu wisata atau guide adalah orang yang pekerjaannya mendampingi wisatawan dengan mengatur perjalanan dan memberi penjelasan tentang tempat yang dikunjungi orang. Pramuwisata merupakan profesi ujung tombak yang mengantarkan wisatawan menikmati dan mendapatkan penjelasan-penjelasan mengenai aset-aset wisata yang dikunjungi dan yang dapat memengaruhi citra pariwisata Indonesia secara keseluruhan. Masyarakat perlu mengetahui beda istilah guide, pramuwisata, tourist guide, pemandu wisata, pengatur perjalanan wisata (tour leader), pengantar wisata (tour guide).
Istilah pemandu wisata lebih pas untuk mengganti guide. Beda paling mudah dikenali adalah soal legalitas sang pemandu wisata, apakah memiliki lisensi (muda-madya-utama/pengatur perjalanan wisata) dan menggunakan tanda pengenal (name
(26)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tag). Namun, perbedaan paling asasi tentu bisa diketahui dari jam terbang memadukan sikap, keterampilan bahasa, teknik guiding, dan wawasan pengetahuan.
F. Pengertian Penerjemahan Bahasa China
Bahasa china adalah bahasa yang mengedepankan intonasi sebagai pembeda arti. Penerjemahan bahasa China terdiri atas dua macam yaitu penerjemahan tulisan bahasa china dan penerjemahan bahasa china secara lisan.
Penerjemahan tulisan bahasa china adalah penerjemahan yang dilakukan berkaitan dengan tulisan huruf Hanzi. Sedangkan penerjemahan bahasa china secara lisan adalah penerjemahan yang dilakukan langsung saat pembicaraan tanpa harus melihat bentuk tulisan china. Penerjemahan bahasa china lisan juga dapat diartikan sebagai pemindahan bahasa secara langsung kata demi kata ke dalam bahasa yang dipahami. Penerjemahan bahasa china lebih membutuhkan latihan dan ketelitian sebab berbeda dalam mendengar akan menimbulkan kesalahan dalam penulisan dan pengartian secara lisan ataupun tulisan.
(27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Museum Radya Pustaka
Museum Radya pustaka merupakan salah satu museum tertua di Kota Surakarta. Pendirinya adalah Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV, pepatih dalem Kraton Surakarta Hadiningrat, pada jaman pemerintahan Sri Paduka Paku Buwono IX. Didirikan pada hari Selasa Kliwon, tanggal 15 Mulud Ehe 1820 bertepatan anggal 28 Oktober 1890. di dalam riwayat R. T. H. Djojohadiningrat II yang nama kecilnya Walidi yang memprakarsai pendirian sebuah museumnya. Semula museum berlokasi di salah satu ruang kediamannya di Kepatihan, yakni Panti Wibowo. Atas prakarsa Pakubuwono X lantas dipindahkan lokasinya pada tanggal 1 Januari 1913 ke Loji Kadipolo. Loji ini khusus dibeli oleh Pakubuwono X untuk museum dari seorang Belanda bernama Johanes Busselaar. Ceritanya gedung museum dari tanah yang dibeli oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X senilai 65 ribu Gulden Belanda dari Johanes Busselaar dengan akta notaries 13/VII tahun 1877 Nomor 10 tanahigendan. (Babad Solo, 1984)
Paheman Radya Pustaka dapat langsung terus menunaikan tugasnya, bergerak di bidang pengeahuan dan kebudayaan sampai dapat memperinagti nama-windunya ini. Tenu saja karena restu pendiri pertamanya yang memang tidak pernah dilupakan oleh radya pustaka. Bahkan untuk memperingati jasa beliau, patung mendiang K.R.A Sosro dibningrat IV dengan upacara resmi telah menempatkan di tengah-tengah Museum Radya Pustaka pada hari Jum’at 8 Rejeb
(28)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Alip 1989 atau pada tanggal 21 Desember 1928. patung itu adalah hasil karya Almarhumah juru pahat Ng. Wignjosuwarno.
Kecuali patung tersebut, juga Radya Pustaka tak merupakan jasa ketua pertama kali, adalah R.T.H Djojodiningrat II. Ruang yang letaknya di sebelah timur gedung museum, semula dibangun untuk keperluan ruang pembacaan dan pertemuan, diberi nama Walidyasana, dari kata Walidi dan asana; asana berarti; tempat dan Walidi, dari nama Almarhum R.T.H Djojodiningrat semasa kecilnya. Nama ini diambil untuk menghomrati beliau Almarhum.
Museum Radya Pustaka dikelola oleh badan pengurus, sampai kini telah mengalami pergantian ketua pengurus, ketua pengurus yang terakhir, yakni mulai tahun 1926 dipegang oleh Gusti Pangeran Harya Hadiwijojo. Beliau adalah putra dalem Paku Buwono X. yang pernah belajar di Universitas Leiden di negeri Belanda. GPH. Hadiwijojo adalah pendiri Universitas Saraswati di Surakarta, yang nantinya menjadi Universitas Sebelas Maret di Surakarta. GPH. Hadiwijojo rnenjabat ketua museum sampai wafatnya tahun 1978. setelah wafatnya GPH. Hadiwijojo jabatan ketua museum Radya Pustaka dipegang oleh K.R.H Soehadi Darmodipuro. Sejarah mencatat sebagai pimpinan pengurus Radya Pustaka terdiri dari:
1. R.T.H Djojodiningrat II (1899-1905)
2. R.T.H Djojonagoro (1905-1914)
3. R.T Wuryaningrat (1914-1926)
4. G.P.H Hadiwidjojo (1926-1978)
(29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menjelang mencapai usia yang ke-100 tahun yakni tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1990. Museum Radya Pustaka diperbaiki, gedungnya direnovasi, barangbarang koleksinya ditata supaya lebih baik dari keadaan semula. Pembangunan ini mendapat bantuan dari berbagai departemen, seperti Depdikbud, Deparpostel, Depsos dan lainnya. termasuk Universitas Sebelas Maret. Museum Radya Pustaka terkenal baik di dalam maupun di luar negeri, seperti New York,
World air di USA, di Brussel Belgia, turut pameran KIAS di Amerika Serikat dan dilanjutkan ke negeri Belanda
Namun pada waktu ini, ketika negara sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, keadaan Museum Radya Pustaka sangat memprihatinkan. Sesudah Gusti Hadiwidjojo wafat pengurusnya semakin habis, 90 persen sudah almarhum. Begitu juga karyawannva juga mengalami hal yang sama, semakin habis karena meninggal dunia. Sampai Maret 2007 karyawan Museum Radya Pustaka hanya 6 orang, terdiri atas 6 bagian, yakni kepaia Museum, bagian kedua adalah karyawan perpustakaan, bagian keempat ticketing dan bagian keenam adalah satpam. Satu-satunya pcngurus yang sampai sekarang masih tetap berdiri adalah K.R.T Harjonagoro. Tanpa be!iau kemungkinan Museum Radya Pustaka sudah ditutup, tapi untuk sekarang, K.R.T Harjonagoro tidak mengurus atau sudah lepas tangan dari yayasan. Dan sekarang segala hal tentang yayasan dan Museum Radya Pustaka dipegang oleh h.R.H Soehadi Darmodipuro.
Semenjak lahirnya Paheman Radya Pustaka memang telah berbentuk lembaga swatantra (autonom 100%), dengan perpustakaan dan museumnya. Pengurus dipilih oleh anggota. Ketua pertama adalah R. T.H Djojodiningrat
(30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tersebut Anggota-anggota terdiri dari para guru dan para karyawan yang dipandang mempunyai keahlian di dalam pekerjaan yang ada sangkut pautnya dengan ilrnu dan kebudayaan. Para anggota tidak diwajibkan membayar membayar uang iuran, hanya diminta kesanggupannya ikut bersama-sama memelihara kelangsungan lembaga.
Pada setiap Rabu malam Radya Pustaka mengadakan musyawarah tentang beraneka warna ilmu dan kasustreraan Jawa, bertempat di balai Antisana sebelah utara,: perpustakaan dan museumnya ditempatkan di balai sebelah utara, terbuka untuk umum, tetapi karena letaknya di dalam rumah sampai halarnan Pepatih Dalem itu, jarang yang, mengunjunginya, banyak orang pada waktu itu merasa takut-takut segan.
Perlu diketahu bahwa pada waktu itu Pabeman Radya Pustaka telah mempelopori menerbitkan majalah bulanan bahasa Jawa, berisi artikel-artikel tentang pengetahuan dan kebudayaan, bernama : Sasadara dan Tiandrakanta. Juga beberapa kitab kesusasteraan Jawa telah dapat diterbitkan pula.
Bentuk gedung dan rumah-rumah sisinya sampai sekarang ini belum berubah, hanya bekas rumah keretalah yang oleh Radya Pustaka dibangun menjadi Walidyasana.. Dan bekas kamar mandi di dalam nimah dijadikan kantor untuk Ketua, sedang rumah sisi sebelah barat dipinjam oleh Sriwedari pada waktu K.R.M.T.H. Purwodiningrat menjadi pembesarnya termuat dalam surat tertanggal 12 November 1931 No. 130/S.
Pada waktu Paheman Radya Pustaka dipindah tempatnya, menempati gedungnya tersebut Ketua Pertama telah wafat, diganti oleh RT. Djojonegoro.
(31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Status lembaga tidak berubah, masiih juga tetap swatantra. Sesuai dengan kcdudukan Radya Pustaka sebagai badan swatantra itu, maka sisa uang subsidi beserta hasil pemungutan biaya biaya masuk pengunjung museum tidak harus disetorkan ke kas negara, tetapi masuk di dalam kasnya sendsiri.
Semenjak tanggal 1 Nopember 1951 Palieman Radya Pustaka berbentuk yayasan, nama dan tujuannya masih tetap, mendapat bantuan Pemerintah Republik Indonesia berupa uang subsidi dan tenaga pegawai. Bantuan moril dan materiil pemerintah kota itulah seakan-akan rnenyebabkan Radya Pustaka seperti disiram air amerta yang dapat menambah kekuatan untuk hidup terus melakukan tugasnya dalam ilmu dan kebudavaan guna kemuliaan Nusa dan Bangsa (Babad Solo)
Di umur 116 tahun, Paheman Radya Pustaka telah melintasi berbagai zaman dengan sejarahnya selama empat belas setengah windu itu, semakin tambah hasrat untuk bekerja keras di dalam bidang kewajibannya, semuanya untuk keagungan Ibu Pertiwi
(32)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
B. Pengelolaan Museum Radya Pustaka
Koleksi yang ada di museum ini diletakan kepada tata ruang yang telah diatur sedemikian rupa. Koleksi tersebut antara lain:
1. Halaman Depan
Di halaman depan, di depan gedung museum, para pengunjung akan menjumpai sebuah patung, dada R. Ng. Rangga Warsita. Beliau adalah seseorang pujangga keraton Surakarta yang sangat termasyur dan hidup pada abad ke-19. Patung ini diresmikan oleh presiden Soekarno pada ahun 1953. di depan dan dl belakang patung MI terdapat prasasti yang menggunakan aksara Jawa.
2. Ruang Pertama
Terdapat tempat pembelian tiket masuk dan ada beberapa meriam baroda dari rnasa VOC yang berasal dan abad ke-17 dan ke- 18. Sementara itu ada pula beberapa meriam-meriam kecil milik Keraton Kartasura.
3. Ruang Kedua
Terdapat koleksi peralatan kesenian yang berupa koleksi wayang. Koleksi wayang yang dimiliki, antara lain:
· Wayang golek menak
· Wayang krucil/klitik
(33)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
· Wayang kaper
· Wayang purwa
· Wayang madya
· Wayang gedhog
· Wayang beber
4. Ruang Ketiga
Ruangan pada sisi sebelah kiri ini disebut sebagai ruang keramik karena memuat koleksi keramik porselen dan gelas-gelas. Ada ruang penghubung yang berisikan meja-meja marmer, kursi-kursi dan meriam Lela. Adapun almari panjang yang ditata berbagai koleksi keris, pedang dan tombak. Sedangkan sisi kanan disebut sebagai ruang senjata tradisional.
5. Ruang keempat
Merupakan ruang penghubung. Ruang ini untuk menghubungkan ruang satu ke ruang yang lainnya.
6. Ruang Kelima
Ruang ini digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka atau biasa disebut Tosan Aji yang berupa keris belati, mata tombak, dan bermacam-macam pedang diantara milik Sunan Amangkurat III / Kartosuro dan gada besi milik Keraton Surakarta.
(34)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
7. Ruang keenam
Ruang ini adalah ruang perpustakaan. Ruang tersebut merupakan inti dari Museum Radya Pustaka. Karena bila ditilik dari artinya, Radya berarti negara atau koleksinya terdiri atas buku-buku dalam tulisan Jawa. Buku-buku tersebut berisi tentang pengetahuan dan kebudayaan terutama tentang sejarah, adat istiadat kesenian pranata mangsa dan lain-lain. Perpustakaan Radya Pustaka melayani masyarakat umum, mahasiswa, pelajar maupun perseorangan.
8. Ruang Ketujuh
Merupakan koleksi benda perunggu (ruang yang berhadapan dengan ruang perpustakaan) ruangan ini menyimpan arca-arca maupun bentuk ruang perpustakaan. Ruang ini menyimpan arca-arca maupun bentuk benda-benda lain, seperti genta, pedupan, cermin dan sebagainya.
9. Ruang Kedelapan
Ruang ini merupakan ruangan memorial, merupakan ruang bekas kantor Gusti Panembahan
10.Ruang Kesembilan
Ruang ini disebut ruang etnogratika, karena terdapat berbagai macam koleksi gamelan peninggalan Keraton Surakarta. Ruang etnografi menyajikan
(35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dua perangkat gamelan dengan laras slendro dan pelog, terdapat juga koleksi kremun dan tandu sesaji jodang yaitu alat angkut yang dipikul manusia, mesin jam panggung taman Kartosuro, bernacam-macam kuluk, blangkon dan berbagai peralatan rumah tangga.
11.Ruang Kesepuluh
Ruangan ini rnerupakan ruang yang diternpati "Kyai Raja Mala.' Sebuah patung kepala raksasa yang terbuat dari kayu dan merupakan hasil karya Pakubuwono V ketika beliau masih seorang putra mahkota. Patung tersebut jumlah sebenarnya adalah dua yang satu lainnya disimpan di Keraton Surakarta. Patung ini ialah hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk mengambil permaisuri Pakubowono IV yang berasal dari Madura. Sampai sekarang patung ini masih dianggap keramat dan sering diberi sesajian. Konon kalau lupa memberi sesajian patung ini akan mengeluarkan bau amis.
12.Ruang Kesebelas
Di ruang ini terdapat berbagai macam miniatur. Ada miniatur Keraton Surakarta, Masjid Agung Demak, Makam Imogiri, dan berbagai macam koleksi arca.
13.Ruang Keduabelas
Merupakan halaman belakang dan ruang administrasi atau kantor. Di sini dijumpai arca-arca batu dan batu nisan yang bertuliskan huruf Tionghoa.
(36)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
C. Hasil
Dari penelitian ini, diperoleh data tentang nama-nama guide Museum
Radya Pustaka disertai kemampuan bahasa asing yang dikuasai. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut di bawah ini
No Nama guide Bahasa asing yang dikuasai
1 Yanti Inggris, Jerman
2 Nia Inggris
3 Rully Jepang
4 Windy Inggris
Sumber : Penelitian data primer
Selama penulis melakukan penelitian, adapun kegiatan yang penulis lakukan. Minggu pertama, penulis diberikan penjelasan tentang semua kondisi museum, dan penulis di tuntut untuk mempelajari semua koleksi-koleksi yang ada di Museum Radya Pustaka. Minggu kedua, penulis diberi tugas untuk menjaga tiket, mengkatalog buku-buku kuno, dan menjadi guide. Minggu ketiga, kegiatan yang dilakkan penulis masih sama seperti minggu kedua. Minggu keempat, pihak Museum Radya Pustaka mengadakan bagaimana cara memandu wisatawan yang benar. Ujian tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang didapat penulis tentang Museum Radya Pustaka selama melakukan praktek magana.
(37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Pembahasan
Museum Radya Pustaka merupakan tempat wisata yang ada di kota Surakarta. Museum Radya Pustaka mempunyai banyak benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan-kerajaan zaman dulu. Semua benda bersejarah yang ada dirawat dengan baik. Museum Radya Pustaka selain dijadikan tempat wisata juga dijadikan sebagai tempat pendidikan atau tempat penelitian. Dalam kesempatan ini, Penulis melakukan penelitian di Museum Radya Pustaka mengenai
peningkatan guide bahasa China di Museum Radya Pustaka.
Museum Radya Pustaka mempunyai 4 orang pegawai. Semua pegawai mempunyai tugas masing-masing. Ada yang bertugas sebagai penjaga tiket,
petugas perpustakaan dan guide. Di Museum Radya Pustaka ada 2 guide, tetapi
dari 2 guide tidak ada yang bisa berbahasa China. Bahasa asing yang paling
dikuasai adalah bahasa Inggris. Di Museum Radya Pustaka, turis asing yang datang berkunjung kebanyakan dari Eropa dan Asia bahkan Amerika pun juga ada, sehingga bahasa Inggris wajib dikuasai karena bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional. Turis asing dari Asia seperti China, Jepang, Malaysia banyak yang berkunjung untuk melihat dan belajar tentang budaya-budaya Indonesia.
Selama penulis melakukan penelitian, ada rombongan dari China tetapi mereka menetap atau bertempat tinggal di Malaysia. Mereka berkunjung ke
Museum Radya Pustaka, rombongan tersebut membawa guide sendiri dari biro
perjalanan agar lebih mudah memahami isi museum dengan bahasa yang mereka
(38)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
China, tetapi guide tersebut kurang menguasai apa yang ada di dalam museum.
Disini penulis juga terlibat dalam menjelaskan kondisi museum. Penulis
membantu guide tersebut untuk menjelaskan apa saja yang ada di dalam museum,
lalu guide tersebut menerjemahkan kedalam bahasa China, disini penulis juga ikut
belajar cara memandu wisatawan yang benar. Dari fakta ini, penulis
menyimpulkan mengapa guide di Museum Radya Pustaka tidak belajar untuk
menguasai bahasa China untuk mengantisipasi bila kejadian yang serupa terjadi lagi. Sehingga kalau ada turis dari China yang berkunjung lagi ke Museum Radya Pustaka, turis tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa seorang
guide untuk memandu mereka, mereka bisa menggunakan jasa dari guide yang ada di Museum Radya Pustaka. Namun, untuk belajar menguasai bahasa China,
guide di Museum Radya Pustaka banyak sekali mengalami hambatan.
Hambatan-hambatannya adalah di Museum Radya Pustaka tidak ada
pelatihan guide berbahasa China, sehingga sangat sulit sekali untuk mempelajari
bahasa China. Adapun hambatan lainnya, yaitu kurangnya minat guide yang ada
di Museum Radya Pustaka untuk belajar bahasa China.
Hambatan-hambatan tersebut dapat dihindari apabila guide yang ada di
Museum Radya Pustaka mempunyai minat untuk belajar bahasa China. Karena minat atau kemampuan adalah kunci utama bagi seseorang untuk belajar apa yang
diinginkan. Kalau guide-guide yang ada di Museum Radya Pustaka berminat
untuk belajar bahasa China tidak akan mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Solusi dari hambatan yang lain adalah dengan cara memberikan pelatihan berbahasa China, seperti belajar di instansi-instansi yang memberikan
(39)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pelatihan berbahasa China atau mendatangkan orang yang pandai berbahasa China
ke Museum Radya Pustaka. Cara ini pasti dapat meningkatkan kemampuan guide
dalam menguasai bahasa China. Karena selama Penulis melakukan penelitian
hingga waktu yang ditentukan, belum ada peningkatan dari guide yang ada di
Museum Radya Pustaka dalam mempelajari bahasa China. Mereka hanya belajar dasar-dasar bahasa China.
E. Percakapan Bahasa China Selama Memandu Wisatawan China Di
Museum Radya Pustaka
1. Tahap Penyambutan
Pada tahap ini, guide berdiri menyambut wisatawan di depan loket. Ketika
wisatawan tiba, guide memberikan kata sambutan bagi wisatawan China.
Berikut adalah sebuah contoh percakapan antara guide dan wisatawan China
pada saat penyambutan.
Guide : Selamat datang di candi Sukuh.
欢
迎
您
来
到
“ sukuh”佛
塔
。
W. China : Terima kasih.
谢谢
。
Guide : Apakah perjalanan anda baik-baik saja?
您 一 路 上
还
好 吧 ?
W. China : Baik-baik saja.
还
可 以
。
(40)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Setelah memberikan kata sambutan, seorang guide biasanya langsung
menawarkan jasa untuk memandu wisatawan tersebut.
Guide : Saya adalah guide disini. Apakah anda mau saya menjadi guide
anda?
我
是
这
里 的
导
游 。 您 想 不 想 我
作 你 的
?
导
游
W. China : Saya mau.
(41)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari beberapa hal yang telah dijelaskan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa ternyata bahasa China juga sangat besar pengaruhnya dibidang pariwisata. Hal ini terbukti bahwa diperlukan komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman. Peran guide bahasa China di sini sangat membantu sebagai penerjemah. Di Museum Radya Pustaka wisatawan China yang berkunjung cukup banyak, tapi tidak ada guide yang bisa berbahasa China, sehingga wisatawan China kesulitan mendapatkan penjelasan tentang semua isi yang ada di Museum Radya Pustaka.
Kendala-kendala yang muncul dari segi bahasa yaitu kurangnya kosakata yang dikuasai. Akan tetapi kendala iu tidak hanya muncul dari segi bahasa saja, seorang guide juga dituntut untuk menguasai istilah-istilah yang digunakan dalam dunia pariwisata. Untuk meningkatakan kemampuan berbahasa China cukup sulit, karena bahasa China sangat berbeda dari bahasa yang lain. Bahasa China lebih mengedapankan intonasi sebagai pembeda arti, sehingga bagi guide pemula cukup sulit untuk mempelajarinya.
(42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
B. Saran
Penulis berharap apa yang disampaikan dapat menjadi masukan bagi pembaca dalam memperkaya pengetahuan tentang dunia pariwisata khususnya sebagai guide bahasa China. Penulis menyarankan agar mempelajari terlebih dahulu apa yang dibicarakan, mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan dunia pariwisata, mencari kosakata yang ada kaitannya dengan pariwisata. Hal ini untuk mengantisipasi beberapa kendala yang ditemukan dalam menerjemahkan dan mendampingi wisatawan China.
(1)
commit to user D. Pembahasan
Museum Radya Pustaka merupakan tempat wisata yang ada di kota Surakarta. Museum Radya Pustaka mempunyai banyak benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan-kerajaan zaman dulu. Semua benda bersejarah yang ada dirawat dengan baik. Museum Radya Pustaka selain dijadikan tempat wisata juga dijadikan sebagai tempat pendidikan atau tempat penelitian. Dalam kesempatan ini, Penulis melakukan penelitian di Museum Radya Pustaka mengenai peningkatan guide bahasa China di Museum Radya Pustaka.
Museum Radya Pustaka mempunyai 4 orang pegawai. Semua pegawai mempunyai tugas masing-masing. Ada yang bertugas sebagai penjaga tiket, petugas perpustakaan dan guide. Di Museum Radya Pustaka ada 2 guide, tetapi dari 2 guide tidak ada yang bisa berbahasa China. Bahasa asing yang paling dikuasai adalah bahasa Inggris. Di Museum Radya Pustaka, turis asing yang datang berkunjung kebanyakan dari Eropa dan Asia bahkan Amerika pun juga ada, sehingga bahasa Inggris wajib dikuasai karena bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional. Turis asing dari Asia seperti China, Jepang, Malaysia banyak yang berkunjung untuk melihat dan belajar tentang budaya-budaya Indonesia.
Selama penulis melakukan penelitian, ada rombongan dari China tetapi mereka menetap atau bertempat tinggal di Malaysia. Mereka berkunjung ke Museum Radya Pustaka, rombongan tersebut membawa guide sendiri dari biro perjalanan agar lebih mudah memahami isi museum dengan bahasa yang mereka gunakan yaitu bahasa China. Guide dari biro perjalanan cukup pandai berbahasa
(2)
commit to user
China, tetapi guide tersebut kurang menguasai apa yang ada di dalam museum. Disini penulis juga terlibat dalam menjelaskan kondisi museum. Penulis membantu guide tersebut untuk menjelaskan apa saja yang ada di dalam museum, lalu guide tersebut menerjemahkan kedalam bahasa China, disini penulis juga ikut belajar cara memandu wisatawan yang benar. Dari fakta ini, penulis menyimpulkan mengapa guide di Museum Radya Pustaka tidak belajar untuk menguasai bahasa China untuk mengantisipasi bila kejadian yang serupa terjadi lagi. Sehingga kalau ada turis dari China yang berkunjung lagi ke Museum Radya Pustaka, turis tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa seorang guide untuk memandu mereka, mereka bisa menggunakan jasa dari guide yang ada di Museum Radya Pustaka. Namun, untuk belajar menguasai bahasa China, guide di Museum Radya Pustaka banyak sekali mengalami hambatan.
Hambatan-hambatannya adalah di Museum Radya Pustaka tidak ada pelatihan guide berbahasa China, sehingga sangat sulit sekali untuk mempelajari bahasa China. Adapun hambatan lainnya, yaitu kurangnya minat guide yang ada di Museum Radya Pustaka untuk belajar bahasa China.
Hambatan-hambatan tersebut dapat dihindari apabila guide yang ada di Museum Radya Pustaka mempunyai minat untuk belajar bahasa China. Karena minat atau kemampuan adalah kunci utama bagi seseorang untuk belajar apa yang diinginkan. Kalau guide-guide yang ada di Museum Radya Pustaka berminat untuk belajar bahasa China tidak akan mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Solusi dari hambatan yang lain adalah dengan cara memberikan pelatihan berbahasa China, seperti belajar di instansi-instansi yang memberikan
(3)
commit to user
pelatihan berbahasa China atau mendatangkan orang yang pandai berbahasa China ke Museum Radya Pustaka. Cara ini pasti dapat meningkatkan kemampuan guide dalam menguasai bahasa China. Karena selama Penulis melakukan penelitian hingga waktu yang ditentukan, belum ada peningkatan dari guide yang ada di Museum Radya Pustaka dalam mempelajari bahasa China. Mereka hanya belajar dasar-dasar bahasa China.
E. Percakapan Bahasa China Selama Memandu Wisatawan China Di Museum Radya Pustaka
1. Tahap Penyambutan
Pada tahap ini, guide berdiri menyambut wisatawan di depan loket. Ketika wisatawan tiba, guide memberikan kata sambutan bagi wisatawan China. Berikut adalah sebuah contoh percakapan antara guide dan wisatawan China pada saat penyambutan.
Guide : Selamat datang di candi Sukuh.
欢
迎
您
来
到
“ sukuh”佛
塔
。
W. China : Terima kasih.
谢谢
。
Guide : Apakah perjalanan anda baik-baik saja?
您 一 路 上
还
好 吧 ?
W. China : Baik-baik saja.
还
可 以
。
(4)
commit to user
Setelah memberikan kata sambutan, seorang guide biasanya langsung menawarkan jasa untuk memandu wisatawan tersebut.
Guide : Saya adalah guide disini. Apakah anda mau saya menjadi guide anda?
我
是
这
里 的
导
游 。 您 想 不 想 我
作 你 的
?
导
游
W. China : Saya mau.
(5)
commit to user
29 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari beberapa hal yang telah dijelaskan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa ternyata bahasa China juga sangat besar pengaruhnya dibidang pariwisata. Hal ini terbukti bahwa diperlukan komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman. Peran guide bahasa China di sini sangat membantu sebagai penerjemah. Di Museum Radya Pustaka wisatawan China yang berkunjung cukup banyak, tapi tidak ada guide yang bisa berbahasa China, sehingga wisatawan China kesulitan mendapatkan penjelasan tentang semua isi yang ada di Museum Radya Pustaka.
Kendala-kendala yang muncul dari segi bahasa yaitu kurangnya kosakata yang dikuasai. Akan tetapi kendala iu tidak hanya muncul dari segi bahasa saja, seorang guide juga dituntut untuk menguasai istilah-istilah yang digunakan dalam dunia pariwisata. Untuk meningkatakan kemampuan berbahasa China cukup sulit, karena bahasa China sangat berbeda dari bahasa yang lain. Bahasa China lebih mengedapankan intonasi sebagai pembeda arti, sehingga bagi guide pemula cukup sulit untuk mempelajarinya.
(6)
commit to user B. Saran
Penulis berharap apa yang disampaikan dapat menjadi masukan bagi pembaca dalam memperkaya pengetahuan tentang dunia pariwisata khususnya sebagai guide bahasa China. Penulis menyarankan agar mempelajari terlebih dahulu apa yang dibicarakan, mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan dunia pariwisata, mencari kosakata yang ada kaitannya dengan pariwisata. Hal ini untuk mengantisipasi beberapa kendala yang ditemukan dalam menerjemahkan dan mendampingi wisatawan China.