Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

(1)

(Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. Thomas-2 Medan)

SKRIPSI

EMILIA KRISTINA BARUS 090904102

Hubungan Masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI


(2)

(Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada

Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. Thomas-2 Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

EMILIA KRISTINA BARUS

090904102

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Adapun judul daripada

skripsi ini adalah “ Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN) ”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orangtua yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang yang tak ternilai harganya, (Alm.) Doly Barus, dan Florianny Siahaan, abang penulis, Dionisius Christian Hamdany Barus, teman terdekat penulis Wiliam Sihaloho dan semua orang yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Pada kesempatan ini izinkan penulis ucapkan terima kasih kepada masing-masing yang telah membantu dan mendukung penulis hingga menyelesaikan penelitian ini.

1. Bapak Prof. Dr. Badarudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polituk, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatmawardy Lubis, M.A Selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, serta ibu Dra. Dayana Manurung M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi. 3. Ibu Dra. Inon Beydha, Ph.D. selaku dosen wali penulis yang sudah

selalu membimbing saya dari awal dimulainya perkuliahan.

4. Terima kasih kepada jajaran dosen dan staf pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara atas ilmu yang telah diberikan dengan baik kepada penulis selama masa perkuliahan.


(4)

5. Kepada Staf administrasi Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Kak Maya dan Kak Cut. Terima kasih banyak atas bantuan dan informasi yang telah diberikan kepada penulis dalam hal administrasi.

6. Kepada Maktua Penulis Sulastri Siahaan, yang telah mendukung secara moril maupun materil.

7. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kakak tersayang Oselva Anestesia Sidauruk, dan Dirga Pradeka Titus Sidauruk yang telah banyak membantu dan memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

8. Seluruh keluarga besar penulis yang sudah memberi dukungan moral dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-Teman sejawat dan seperjuangan di angkatan 2009 Ilmu Komunikasi FISIP USU yang cukup ramah dan saling mengisi, persahabatan yang kita jalin selama perkuliahan akan menjadi kenangan manis bagi penulis

Saya menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun, mudah-mudahan skripsi ini bisa memberi manfaat bagi siapapun yang membacanya

Medan, 23 Agustus 2013 Peneliti


(5)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh

Nama : Emilia Kristina Barus NIM : 090904102

Judul Skripsi. : Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan

Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

Pembimbing Ketua Departemen

Emilia Ramadhani, S.Sos., M.A Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP: 197310212006042001 NIP: 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Prof. Drs. Badaruddin, M.Si NIP: 196805251992031002


(6)

dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka

saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku

Nama : Emilia Kristina Barus NIM : 090904102

Tanda Tangan :


(7)

Komunikasi Antarpribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. Thomas 2 Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah hubungan pesahabatan remaja, karena persahabatan memiliki peranan penting dalam kehidupan remaja.

Peneliti memilih subjek ini karena suatu hubungan persahabatan remaja acap kali mengalami konflik dan mengalami kemunduran sebagai akibat dari proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik yang kemudian mengakibatkan perubahan pola komunikasi. Peneliti ingin mengetahui penyebab-penyebab konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan solusinya, komunikasi seperti apa yang digunakan oleh remaja ketika mengalami konflik dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Remaja dan Persahabatan, Konflik dalam Hubungan Persahabatan, dan Teori Self Disclosure. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu menggambarkan atau melukiskan hasil penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Penelitian ini bersifat menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul yang kemudian dianalisa.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA ST. Thomas 2 Medan dengan jumlah 465 siswa. Pengumpulan data dilakukan langsung di lapangan (field research) dan menggunakan teknik penarikan sample nonprobability sampling dengan cara purposive sampling dengan cara mengambil 10% dari jumlah sampel sebanyak 47 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi berperan dalam menyelesaikan konflik pada hubungan persahabatan siswa SMA ST. Thomas 2 Medan. Hal ini terbukti dengan kesediaan mereka membuka diri, rasa empati yang tinggi terhadap sahabatnya, berusaha saling mengerti dan membicarakan masalah bersama, yang hanya dapat dicapai melalui komunikasi antarpribadi. Sehingga dapat disimpulkan, komunikasi antarpribadi yang efektif adalah solusi dalam menyelesaikan konflik dalam suatu hubungan persahabatan.


(8)

Komunikasi Antarpribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. Thomas 2 Medan. The subject of this research is the relationship between friends, because

friendship holds a very important role in a teenager’s life.

I chose this subject on the grounds that relationships between teenagers are prone to conflict and deterioration, which are caused by distorted negotiations, which in turn cause changes of pattern in communication. I aim to discover the causes of these conflicts and the applicable solutions; the type of communication used when faced with a conflict in their friendship; and the application of said solution.

The theories used in this research consist of: Communication, Interpersonal Communication, Teenager and Friendship, Conflict in Friendship and the theory of Self Disclosure.

This research uses the descriptive method, which will describe the results of the research systematically, factually and accurately in regards to the facts and characteristics of a pre-determined population. This research describes the analysis of gathered data.

The populations used for this research are the students of SMA St Thomas 2 Medan, which amounts to 465 students. Data used in this research are acquired directly from the field. This research uses the nonprobability sampling method, by way of purposive sampling which requires 10% of the total sample; amounting to 47 subjects.

Results of the research show that interpersonal communication has significant role in resolving

conflicts within students’ relationships in SMA St Thomas 2 Medan. The students’ willingness to

open themselves to others, high empathy for friends, effort to understand others and talk through problems signified the importance of interpersonal communication as a conclusive solution to conflicts within the relationship of teenagers.


(9)

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 7

2.1.1 Komunikasi ... 7

2.1.2 Komunikasi Antarpribadi ... 12

2.1.3 Remaja dan Persahabatan ... 25

2.1.4 Konflik Dalam Hubungan Persahabatan ... 27

2.2 Kerangka Konsep ... 31

2.3 Variabel Penelitian ... 32

2.4 Definisi Operasional Variabel ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37

3.1.1 Sejarah SMA ST. Thomas 2 Medan ... 37

3.1.2 Misi SMA ST. Thomas 2 Medan ... 40

3.1.3 Visi SMA ST. Thomas 2 Medan ... 40

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.3 Populasi dan Sampel... 41

3.3.1 Populasi ... 41

3.3.2 Sampel ... 42

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Tabel Tunggal... 48 4.2 Pembahasan ... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 71 5.2 Saran ... 72

DAFTAR REFERENSI ... 73


(11)

Gambar 1 Jendela Johari ... 22


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Variabel Penelitian ... 33

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Jumlah Sampel... 45

Tabel 4.1 Usia ... 48

Tabel 4.2 Kelas ... 49

Tabel 4.3 Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.4 Proses Komunikasi di Antara Anda dan Sahabat ... 50

Tabel 4.5 Keterbukaan Anda dan Sahabat dalam Menyampaikan Masalah. ... 51

Tabel 4.6 Sikap Ketika Sahabat Menyampaikan Masalah Pribadi .... 52

Tabel 4.7 Sikap Sahabat Ketika Anda Menyampaikan Masalah Pribadi ... 53

Tabel 4.8 Mengetahui Jika Sahabat Anda Mengalami Kesulitan... 54

Tabel 4.9 Dukungan Ketika Sahabat Memiliki Prestasi Lebih Unggul ... 55

Tabel 4.10 Sikap Ketika Sahabat Memiliki Teman Baru ... 56

Tabel 4.11 Sahabat Menghargai Saran Yang Anda Berikan ... 57

Tabel 4.12 Dukungan Terhadap Sahabat Dalam Mengambil Keputusan ... 58

Tabel 4.13 Anda dan Sahabat Memiliki Kesamaan Sikap ... 59

Tabel 4.14 Anda dan Sahabat Saling Terbuka ... 60

Tabel 4.15 Mementingkan Kepercayaan Dalam Menyelesaikan Konflik ... 61

Tabel 4.16 Peranan Pihak Ketiga dalam Menyelesaikan Konflik ... 62


(13)

Tabel 4.18 Merasakan Perubahan Sikap Sahabat

Anda Terhadap Anda ... 64 Tabel 4.19 Perasaaan Ketika Sikap Sahabat Telah Berubah ... 64 Tabel 4.20 Keluhan Terhadap Sahabat ... 65 Tabel 4.21 Harapan Yang Tidak Dapat


(14)

Komunikasi Antarpribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. Thomas 2 Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah hubungan pesahabatan remaja, karena persahabatan memiliki peranan penting dalam kehidupan remaja.

Peneliti memilih subjek ini karena suatu hubungan persahabatan remaja acap kali mengalami konflik dan mengalami kemunduran sebagai akibat dari proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik yang kemudian mengakibatkan perubahan pola komunikasi. Peneliti ingin mengetahui penyebab-penyebab konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan solusinya, komunikasi seperti apa yang digunakan oleh remaja ketika mengalami konflik dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Remaja dan Persahabatan, Konflik dalam Hubungan Persahabatan, dan Teori Self Disclosure. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu menggambarkan atau melukiskan hasil penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Penelitian ini bersifat menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul yang kemudian dianalisa.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA ST. Thomas 2 Medan dengan jumlah 465 siswa. Pengumpulan data dilakukan langsung di lapangan (field research) dan menggunakan teknik penarikan sample nonprobability sampling dengan cara purposive sampling dengan cara mengambil 10% dari jumlah sampel sebanyak 47 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi berperan dalam menyelesaikan konflik pada hubungan persahabatan siswa SMA ST. Thomas 2 Medan. Hal ini terbukti dengan kesediaan mereka membuka diri, rasa empati yang tinggi terhadap sahabatnya, berusaha saling mengerti dan membicarakan masalah bersama, yang hanya dapat dicapai melalui komunikasi antarpribadi. Sehingga dapat disimpulkan, komunikasi antarpribadi yang efektif adalah solusi dalam menyelesaikan konflik dalam suatu hubungan persahabatan.

Kata kunci:


(15)

Komunikasi Antarpribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. Thomas 2 Medan. The subject of this research is the relationship between friends, because

friendship holds a very important role in a teenager’s life.

I chose this subject on the grounds that relationships between teenagers are prone to conflict and deterioration, which are caused by distorted negotiations, which in turn cause changes of pattern in communication. I aim to discover the causes of these conflicts and the applicable solutions; the type of communication used when faced with a conflict in their friendship; and the application of said solution.

The theories used in this research consist of: Communication, Interpersonal Communication, Teenager and Friendship, Conflict in Friendship and the theory of Self Disclosure.

This research uses the descriptive method, which will describe the results of the research systematically, factually and accurately in regards to the facts and characteristics of a pre-determined population. This research describes the analysis of gathered data.

The populations used for this research are the students of SMA St Thomas 2 Medan, which amounts to 465 students. Data used in this research are acquired directly from the field. This research uses the nonprobability sampling method, by way of purposive sampling which requires 10% of the total sample; amounting to 47 subjects.

Results of the research show that interpersonal communication has significant role in resolving

conflicts within students’ relationships in SMA St Thomas 2 Medan. The students’ willingness to

open themselves to others, high empathy for friends, effort to understand others and talk through problems signified the importance of interpersonal communication as a conclusive solution to conflicts within the relationship of teenagers.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari jalinan sosial, dimana manusia selalu akan mengandalkan kontak sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain. Bahkan sebagian besar dari waktu kita gunakan untuk berkomunikasi. Mengingat kuantitas berkomunikasi yang dilakukan di bandingkan dengan kegiatan lainnya, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia.

Tidak ada suatu yang lebih penting bagi sebagian besar orang selain berinteraksi dengan orang lain. Begitu pentingnya interaksi ini sehingga apabila tidak dilakukan dalam jangka waktu lama, akan menimbulkan depresi, kurang percaya diri dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan sehari-hari. Beberapa alasan umum tentang mengapa seseorang menjalin hubungan yaitu: mengurangi kesepian yang muncul ketika kebutuhan interaksi akrab yang tidak terpenuhi, menguatkan dorongan karena semua manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan berinteraksi antar manusia, memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya sendiri seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara berbagi rasa sakit melalui berbagi rasa dengan orang lain (Devito, 1997:245-246). Pentingnya interaksi antar individu di dalam sebuah hubungan, dapat dilihat pada hubungan individu dengan keluarga, teman, dosen, pacar, tetangga, atau teman yang didasari dengan adanya komunikasi. Para ahli komunikasi mengemukakan 6 jenis hubungan antarpribadi yaitu: hubungan perkenalan, hubungan persahabatan, hubungan keakraban atau keintiman, hubungan suami dan istri, hubungan orangtua dan anak dan hubungan persaudaraan (Liliweri, 1997:54).


(17)

Persahabatan adalah salah satu hubungan yang paling penting dalam pembentukan hidup kita. Melalui persahabatan, orang mendapatkan kepercayaan, kasih sayang, penerimaan dan dukungan. Hubungan yang paling penting di luar keluarga adalah hubungan yang kita bangun dengan teman-teman kita yaitu hubungan persahabatan.

Persahabatan sangat penting bagi remaja karena untuk membantu memudahkan transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Ini juga merupakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman, yang akan membantu proses pengembangan identitas diri dan meningkatkan kemampuan untuk bersosialisasi, dan keterampilan komunikasi dalam pengelolaan konflik.

Hubungan berkembang sejalan dengan waktu dan individu yang terlibat dalam suatu hubungan yang berusaha saling mengenal sehingga dapat melakukan proses penyesuaian terhadap perbedaan masing-masing. Apabila penyesuaian berhasil hubungan akan berjalan lancar, bertambah dekat dan akrab. Namun apabila penyesuaian tersebut tidak berjalan dengan baik, akan terjadi suatu kemunduran dalam hubungan itu. Hubungan mungkin dapat bertumbuh dan maju, menjadi kuat dan lebih bermakna, tetapi mungkin juga dapat menyusut dan mundur. Kemunduran hubungan terjadi apabila telah terjadi ketidakpuasan dan konflik diantar anggota hubungan tersebut, begitu juga dalam hubungan persahabatan.

Jika dua orang atau lebih secara individu tidak setuju atau berbeda secara ekstrim tentang suatu gagasan, isu, tindakan, sasaran, dan tujuan. Dan seandainya hasil perpaduan dari mereka adalah signifikan maka disana berarti telah terjadi konflik antarpribadi. Konflik antarpribadi seringkali dipicu oleh adanya perbedaan persepsi, perbedaan asumsi, perbedaan orientasi, perbedaan status dan perbedaan prinsip.


(18)

Penelitian ini ditujukan pada hubungan persahabatan remaja karena peneliti melihat dan merasakan bahwa sahabat begitu penting dalam kehidupan remaja. Sahabat begitu penting dalam kehidupan remaja karena pada masa remaja mulai terlihat merenggangnya hubungan antara orangtua dengan remaja karena hubungan dalam bentuk percakapan dengan orangtua makin jarang, di satu pihak para remaja merasa tidak dimengerti oleh orangtuanya dan sebaliknya orangtua tidak mengetahui isi hati anaknya (Gunarsa, 1988:119). Remaja sering membicarakan banyak hal yang tidak mereka bicarakan dengan orang tua, saudara, atau pacar. Sejalan dengan bertambahnya pertentangan antara mereka terlihat pula keinginan yang besar pada remaja untuk berkumpul dengan teman-teman sebaya. Pergaulan dengan teman-teman sebaya bertambah sering dan akrab.

Seringkali suatu hubungan mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran yang disebabkan adanya proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik dan mengakibatkan pola komunikasi diantara persahabatan mereka berubah. Peneliti ingin mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan oleh remaja ketika mengalami konflik dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut.

Objek dari penelitian ini adalah remaja, karena dengan melihat pertimbangan bahwa kaum remaja memiliki suatu fenomena interaksi sosial yang berbeda dengan golongan masyarakat yang lain, diikuti dengan pernyataan yang menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa transisi dimana seorang anak menjalin proses menjadi dewasa, dan pada masa tersebut tidak jarang terjadi bahwa kaum remaja sangat sulit untuk dapat dimengerti oleh orangtuanya maupun oleh orang dewasa lainnya, melainkan sahabatnya yaitu semasa remaja (Hurlock, 1997:207). Dimana dengan melihat beberapa pertimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa remaja sebagai suatu fenomena yang menarik, khususnya pada hubungan persahabatan antar remaja.


(19)

Remaja pada penelitian ini adalah remaja berumur 16-18 tahun, karena pada usia tersebut mereka mulai merasa sudah dewasa dan tidak mau terlalu bergantung pada orangtua, mereka sudah mulai mandiri dan mencari teman sebaya sebagai pengganti orangtua mereka, dan membicarakan masalah mereka. Pada usia itu mereka mulai mengurangi sifat kekanak-kanakan dan mulai memikirkan masa depan mereka. Pada usia 16-18 tahun adalah rata-rata setiap remaja memasuki Sekolah Menengah Atas. Dengan demikian objek dari penelitian ini adalah hubungan persahabatan remaja SMA ST. Thomas-2 Medan, karena peneliti sebelumnya telah memperoleh data primer dari hasil wawancara dengan pihak sekolah dan peneliti mengetahui ada beberapa siswa yang bertengkar atau terlihat dengan sahabatnya. Biasanya pertengkaran mereka dipacu oleh perbedaan pendapat. Kebohongan, janji yang tidak ditepati, dan kesalapahaman antar sahabat.

Lokasi penelitian terletak di SMA ST. Thomas 2 Medan, dengan mengambil pertimbangan berdasarkan pengamatan peneliti yang melihat langsung bahwa siswa-siswi SMA ST. Thomas 2 terbukti pernah memiliki konflik dengan sahabatnya. Dan beberapa pertimbangan lainnya tentang pemilihan lokasi SMA ST. Thomas 2 sebagai sasaran penelitian karena peneliti pernah bersekolah disana, serta lokasi penelitian yang mudah diakses, dimana dapat melakukan penelitian dengan lebih mudah dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Berdasarkan dengan hal-hal yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana komunikasi sebagai solusi dalam mengatasi konflik yang terjadi pada hubungan persahabatan remaja, karena seringkali suatu hubungan mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran yang disebabkan adanya proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik lagi dan mengakibatkan pola komunikasi diantara persahabatan mereka berubah. Peneliti ingin mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan remaja ketika mengalami konflik dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut.


(20)

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Peranan komunikasi antarpribadi dalam penelitian ini adalah keterbukaan, empati, dukungan, sifat positif, kesamaan siswa-siswi SMA ST. Thomas 2 Medan.

b. Solusi yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi kepada: Alasan-alasan untuk membina hubungan telah berkurang, hubungan pihak ketiga, perubahan sifat hubungan, harapan yang tidak terkatakan.

c. Objek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X dan XI (IPA, dan IPS) SMA ST. Thomas 2 Medan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana komunikasi antarpribadi yang terjadi di SMA ST. Thomas 2 Medan?

b. Bagaimana hubungan persahabatan antara remaja SMA ST. Thomas 2 Medan?

c. Bagaimana peranan komunikasi antarpribadi antara pribadi sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan remaja SMA ST. Thomas 2 Medan?

1.4 Tujuan Penelitian

a. Mendeskripsikan komunikasi antarpribadi SMA ST. Thomas 2 Medan. b. Mendeskripsikan Hubungan Persahabatan Remaja SMA ST. Thomas 2

Medan.

c. Menganalisis peranan komunikasi antarpribadi sebagai solusi konflik pada hubungan persahabatan remaja SMA ST. Thomas 2 Medan.


(21)

1.5 Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis, penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi. Temuan-temuan empiris dari hasil penelitian ini juga menjadi sumbangan berharga sekaligus sebagai pengkaya materi dalam pengembangan khazanah keilmuan komunikasi.

b. Secara Praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi SMA ST. Thomas 2 Medan dalam upaya mengurangi konflik yang terjadi. c. Penelitian ini juga berguna bagi para peneliti lain yang berminat pada

kajian komunikasi antarpribadi, terutama relevan dengan variabel-variabel yang dibahas, yakni komunikasi antarpribadi dan hubungan persahabatan remaja.


(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian sosial membutuhkan teori, karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori (Singarimbun, 1995: 37). Teori berguna untuk menjelaskan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyortir masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang akan disortir (Nawawi. 1991: 40).

Teori menurut Kerlinger diartikan sebagai suatu himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menyebarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena atau gejala tertentu (Rakhmat, 2004: 6).

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1Pengertian Komunikasi

Banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, dan sebagainya, menyebabkan banyaknya defenisi tentang komunikasi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya.

Carl I. Hovland (Widjaja, 2000: 26-27) mendefenisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah perilaku orang lain. Jadi, dengan demikian komunikasi itu adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap, bertingkah laku yang sama dengan kita.


(23)

Salah satu defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah

menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang

disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”. Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni:

a. Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang menyampaikan pesan atau informasi.

b. Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambang, bahasa, gambar, dan sebagainya.

c. Media (channel, media) adalah saran atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media sebagai penyampai pesan. d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

adalah orang yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.

e. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 10).

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekitarnya timbul pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat memahaminya (Widjaja, 2000: 15).


(24)

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain, komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian serta kedua belah pihak saling memahaminya. Dimana dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting sama halnya dengan bernafas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisan hubungan dengan sesama individu. Adapun bentuk dari komunikasi yaitu (Effendy, 2003: 7):

a. Komunikasi Personal (Personal Communication)

Terdiri dari komunikasi intrapersonal (Intrapersonal Communication) dan komunikasi antarpersonal (Interpersonal Communication).

b. Komuniksi Kelompok

 Komunikasi kelompok kecil (small group communication), terdiri dari ceramah, forum, diskusi, dan seminar.

 Komunikasi kelompok besar (large group communication),

terdiri dari kampanye.

c. Komunikasi Organisasi (Organization Communication). d. Komunikasi Massa (Mass Communication).

Adapun proses komunikasi menurut Onong terbagi atas dua tahap, yakni secara premier dan secara sekunder (Effendy, 2004: 11).

a. Proses Komunikasi Secara Primer

Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang ini umumnya bahasa tetapi dalam situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang digunakan dapat berupa gerak tubuh, gambar, warna dan sebagainya.


(25)

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses ini termasuk sambungan dari proses primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, dalam prosesnya komunikasi skunder ini akan semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang ditopang oleh teknologi-teknologi lainnya.

2.1.1.2Fungsi Komunikasi

Komunikasi sebagai ilmu dan seni, sudah tentu memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam terjadinya komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi komunikasi, dimanakomunikasi yang baik, tidak jauh dari fungsi yang mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi-fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan Informasi (To Inform)

Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidah hanya informasi tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat bisa mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun.

b. Mendidik (To Educate)

Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan kreativitas, tidak hanya sekedar memberi hiburan, tetapi juga memberi pendidikan untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, serta memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih berkembang.


(26)

c. Menghibur (To Entertain)

Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa.

d. Mempengaruhi (To Influence)

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat, dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah yang baik dan modernisasi.

2.1.1.3Tujuan Komunikasi

Dalam berkomunikasi tidak hanya untuk memahami dan mengerti satu dan lainnya tetapi juga memiliki tujuan dalam berkomunikasi. Ada empat tujuan komunikasi ( Effendy, 2004 )

a. Perubahan Sikap

Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya memberikan informasi mengenai bahaya menggunakan obat-obatan terlarang dan tujuannya adalah agar masyarakat tidak menggunakan obat-obatan terlarang.

b. Perubahan Pendapat

Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi yang disampaikan. Misalnya informasi mengenai kebijakan baru pemerintah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian


(27)

informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.

c. Perubahan Perilaku

Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya informasi tentang kerugian dari tawuran agar siswa dan mahasiswa jangan ikut dalam kegiatan tawuran.

d. Perubahan Sosial

Memberikan berbagai informasi pada masyarakat, yang pada akhirnya bertujuan agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan.

2.1.2 Komunikasi Antarpribadi

2.1.2.1Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antar pribadi seperti bernapas untuk kelangsungan hidup, dimana tidak dapat dielakkan. Komunikasi antar priabadi bersifat transaksional, dari sebuah hubungan manusia yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hubungan antarpribadi yang berkelanjutan dan terus menerus akan memberikan semangat,saling merespon tanpa adanya manipulasi, tidak hanya tentang menang atau kalah dalam beragumentasi melainkan tentang pengertian dan penerimaan (Beebe, 2008: 3-5).

Komunikasi antar pribadi mempengaruhi hubungan, jika hubungan dan komunikasi terjalin baik, maka akan terjadi jalinan yang panjang, dimana saling menghargai dan memberikan perhatian antara satu dengan yang lain.

Para ahli teori komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda, dan berikut ini adalah 3 sudut pandang definisi utama :


(28)

a. Berdasarkan Komponen

Komunikasi antarpribadi didefinisikan dengan mengamati komponen-komponen utamanya,yaitumulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak hingga peluang untuk memberikan umpan balik.

b. Berdasarkan Hubungan Diadik

Komunikasi antarpribadi adalah komunikais yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yangmantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada contoh hubungan komunikasi antarpribadi antara ayah dengan anak, pramuniaga dengan pelanggan, guru dengan murid, dan lain-lain. Definisi ini disebut juga definisi diadik, yang menjelaskan bahwa selalu ada hubungan tertentu yang terjadi antara dua orang tertentu, bahkan pada hubungan persahabatan juga dapat dilihat hubungan antarpribadi yang terjalin antara dua sahabat.

c. Berdasarkan Pengembangan

Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari komunikasi yang bersifat tidak pribadi atau yang lebih intim.

Ketiga defenisi diatas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi dan bagaimana komunikasi tersebut berkembang, serta bahwakomunikasi antarpribadi dapat berubah apabila mengalami suatu pengembangan (Devito, 1997: 231-232).

Para ahli komunikasi mengemukakan enam jenis hubungan antarpribadi yaitu: hubungan perkenalan, hubungan persahabatan, hubungan keintiman, hubungan suami istri, hubungan orangtua dengan anak, hubungan persaudaraan (Liliweri, 1997:54).

Beberapa alasan umum mengapa seseorang menjalin hubungan diantaranya yaitu: mengurangi kesepian dimana rasa kesepian mencul ketika kebutuhan interaksi akrab tidak terpenuhi, mengutarakan dorongan karena semua manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik mendapatkannya adalah dengan interaksi antar manusia,


(29)

memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara melalui berbagi rasa dengan orang lain karena seseorang berusaha untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit (Devito, 1997:226-227),

Proses negosiasi dimulai ketika individu dalam suatu hubungan mempunyai kesadaran penuh bahwa mereka berbeda dengan individu lainnya. Pada kenyataannya, dalam komunikasi antarpribadi semuanya melalui proses negosiasi. Dua manusia yang berbeda antara satu dengan lainnya menegosiasikan perbedaan mereka untuk mendapatkan pengertian dari penyelesaian yang didapatkan dari perbedaan-perbedaan yang ada. Hubungan manusia melalui suatu proses dari perkenalan kearah hubungan yang lebih intim bahkan dapat kea rah kemunduran dan pemutusan hubungan.

Dalam komunikasi antar pribadi tidak hanya tertuju pada pengertian melainkan ada fungsi yang dari komunikasi antarpribadi itu sendiri. Fungsi komunikasi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2007: 60).

2.1.2.2Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi

Liliweri (1991) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi mempunyai cii-ciri sebagai berikut:

a. Spontan dan terjadi sambil lalu saja (umumnya tatap muka). b. Tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.

c. Terjadi secara kebetulan di antar peserta yang tidak mempunyai identitas yang belum tentu jelas.

d. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja. e. Kerapkali berbalas-balasan.


(30)

f. Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang, serta hubungan harus bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan.

g. Harus membuahkan hasil.

h. Menggunakan berbagai lambang-lambang bermakna

2.1.2.3Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Dalam kegiatan apapun komunikasi antarpribadi tidak hanya memiliki cirri tertentu, tetapi juga memiliki tujuan agar komunikasi antarpribadi tetap berjalan dengan baik. Adapun tujuan dari komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:

a. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain

Salah satu cara amengenal diri sendiri adalah melelui komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri, dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain. Kita akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap danperilaku kita. Pada kenyataannya, persepsi-persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil yang dari apa yang kita pelajari tetntang diri kita sendiri dari orang lain melalui komunikasi antarpribadi.

b. Mengetahui Dunia Luar

Komunikasi antar pribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian, dan orang lain. Banyak hal yang sering kita bicarakan melalui komunikasi antarpribadi mengenai hal-hal yang disajikan di media massa.

c. Menciptakan dan Memelihara Hubungan

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, hingga dalam kehidupan sehari-hari orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Dengan demikian banyak waktu yang digunakan dalam komunikasi antarpribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan


(31)

ketegangan serta membuat kita merasa lebih po sitif tentang diri kita sendiri.

d. Mengubah Sikap dan Perilaku

Dalam komunikais anntarpribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Keinginan memilihsuatu cara tertentu, mencoba makanan baru, membaca buku, berfikir dalam cara tertentu, dan sebagainya. Singkatnya banyak yang kita gunakan untuk mempersuasikan orang lain melalui komunikais antarpribadi.

e. Bermain dan Mencari Hiburan

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Pembicaraan-pembicaraan lain yang hampir sama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan. Seringkali hal tersebut tidak dianggap penting, tapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena memberi suasana lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan, dan sebagainya.

f. Membantu Orang Lain

Kita sering memberikan berbagai nasihat dan saran pada teman-teman yang sedang menghadapi masalah atau suatu persoalan dan berusaha untuk menyelesaikannya. Hal ini memperlihatkan bahwa tujuan dari proses komunikais antarpribadi adalah membantu orang lain.

2.1.2.4Jenis-Jenis Hubungan Antarpribadi

Jenis-jenis hubungan antarpribadi antara lain: a. Tahap Perkenalan

Dalam tahap ini dikategorikan tahap perkenalan karena proses pertukaran informasi dan tingkat keterbukaan diri pada tahap ini sangat terbatas, Karena pada waktu pertama kali bertemu dengan seseorang, pembicaraan yang terjadihanya akan pada seputar informasi untuk saling mengenal saja.


(32)

b. Tahap Persahabatan

Tahap ini juga disebut sebagai tahap pertemanan. Persahabatn diperoleh setelah melalui tahap perkenalan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antar pribadi. Menempatkan seorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu kita juga telah menaruh rasa percaya dan harapan kepada dia sebgai seseorang yang mempunyai perhatian kepada kita. Di dalam persahabatan agar berjalan dengan baik, dua pihak komunikator dan komunikan harus mempunyai kedudukan yang sama.

c. Tahap Keakraban dan Keintiman

Jika pertemanan sudah diciptakan maka tahap tersebut dapat ditingkatkan menjadi hubungan antarpribadi yang akrab dan intim. Dalam hubungan ini keakraban dan keintiman terjadi karena dua pribadi memiliki banyak kesamaan dan keadaan tersebut dapat menimbulkan rasa cinta.

d. Hubungan Suami Istri

Hubungan ini ditandai dengan cinta antara dua individu yang telah menjalin kasih dan terikat di dalam suatu ikatan pernikahan. Pada hubungan ini berlangsung sebuah tahapan yang dapat dikatakan intim.

e. Hubungan Orang Tua dan Anak

Hubungan ini adalah hubungan yang terlihat di antara orang tua dengan anak-anak mereka dalam suatu keluarga inti. Anak-anak merupakan hasil perkawinan dari sepasang suami isteri, diman anak merupakan wujud dari kesatuan mereka

f. Hubungan Persaudaraan

Hubungan ini ditandai oleh perasaan cinta dan kedekatan antara kakak dan adik, maupun antara anak-anak dari ayah dan ibu yang sama.


(33)

Menurut Devito (1997: 259-268) komunikasi antarpribadi dapat menjadi efektif maupun sebaliknya, karena apbila terjadi suatu permasalahan dalam hubungan, diantaranya hubungan persahabatan, maka komunikasi antarpribadi menjadi tidak efektif. Berikut 3 sudut pandang yang membahas tentang karateristik komunikasi antarpribadi yang efektif yaitu:

1. Sudut Pandang Humanistik

Sudut pandang byang menekankan pada keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan yang mencptakan interaksi yang bermakna, jujur, dan memuaskan. Beberapa hal yang ditekankan dalam sudut pandang yang memiliki penjabaran yang luas, diantaranya:

a. Keterbukaan, yang memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, kesediaan untuk mebuka diri, kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang anda miliki dan mempertanggungjawabkannya.

b. Empati, kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain tersebut, dimana seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa depannya.

c. Sikap mendukung, dalam hai ini merupakan pelengkap daripada kedua hal sebelumnya, karena komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana tidak mendukung.

d. Sikap positif, komunikasi antarpribadi akan terbina apabila orang memilki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri, karena orang yang merasa positif dengan diri sendiri akan


(34)

juga akan merefleksikan perasaan positif kepada lawan bicaranya kemudian sifat positif juga dapat diwijudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan, pendapat, dan pentingnya orang lain, dimana perilakuini sangat bertentangan dengan sikap acuh e. Kesetaraan, memiliki pengertian bahwa kita menerima pihak

lain atau mengakuidan menyadari bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga. Karena apada kesetaraan, suatu konflik akan lebih dapat dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.

2. Sudut Pandang Paragmatis

Sudut Pandang yang menekankan pada manajemen dan kesegaran interaksi secara umum, kualitas-kualitas yang menentukan penapaian tujuan spesifik. Beberapa hal yang ditekankan dalam sudut pandang ini adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan diri, komunikator yang efektif memiliki kepercayaan diri, dimana hal itu dapat dilihat pada kemampuan untuk menghadirkan suasana nyaman pada saat berinteraksi diantara orang-orang yang merasa gelisah, pemalu atau khawatir.

b. Kebersatuan, mengacu pada penggabungan antara pembicara dan pendengar, dimana terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan yang mengisyaratkan minat dan perhatian untuk mau mendengarkan.

c. Manajemen interaksi, dalam melakukan komunikasi dapat mengendalikan interaksi untuk kepuasan kedua belah pihak, hingga tidak seorang pun merasa diabaikan atau merasa menjadi tokoh yang paking penting. Beberapa cara yang tepat untuk melakukannya adalah dengan menjaga peran sebagai pembicara dan pendengar melalui gerakan mata, ekspresi vocal, gerakan tubuh dan wajah yang sesuai dan juga dengan


(35)

saling memberikan kesempatan untuk berbicara merupakan wujud dari manajemen interaksi.

d. Daya ekspreksi, mengacu pada kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang ingin disampaikan dengan aktif, bukan dengan menarik diri atau melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.

e. Orientasi kepada orang lain, dalam hal ini dimaksudkan untuk lebih menyesuaikan diri pada lawan bicara dan mengkomunikasikan perhatian dan minat terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara.

3. Sudut Pandang Pergaulan Sosial

Sudut pandang yang berdasarkan model ekonomi imbalan dan biaya. Suatu hubungan diasumsikan sebagai suatu kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan.

2.1.2.5Teori Pengungkapan Diri (Self Disclosure)

Teori Self Disclosure ini diperkenalkan oleh Joseph Lift dan Harry Ingham. Self Disclosure adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain maupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya. Pada teori ini terjadi ketika kita dengan sengaja memeberikan informasitentang diri kita sendiri kepada orang lain, dimana mereka tidak akan mengetahui dan memahami kita jika kita tidak memberitahukan kepada orang lain. Hubungan antarpribadi tidak akan mencapai keintiman tanpa pengungkapan diri (self disclosure).

Menurut Morton, pengungkapan diri merupakan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi didalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif dan evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang kita sukai atau hal-hal yang kita suka i atau kita benci.


(36)

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi prilaku, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dari pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan kita menyenangkan dan membuat kita merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi kita untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu kita dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya. Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan memiliki norma timbal balik. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya kita mengharapkan orang lain memeperlakukan kita sama seperti memperlakukan mereka. (Dayakisni,2003:88).

Seseorang yang mungungkapkan informasi pribadi lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingka n orang lain, kita merasa bodoh dan tidak aman.


(37)

Ada empat macam pengenalan yang diunjukkan dalam jendela Johari Window :

Diketahui Sendiri Tidak diketahui Sendiri

Diketahui Orang Lain

Tidak

Diketahui Orang Lain

GAMBAR 1

JendelaJohari (Liliweri, 1997: 53)

Dalam Johari Window diatas bahwa tiap diri kita memiliki keempat unsure tersebut, termasuk yang belum diketahui maupun disadari. Dalam pengembangan hubungan terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui suasana di keempat bidang tersebut.

a. Bidang 1 Mengetahui diri sendiri dan mengetahui orang lain (Terbuka).

Melukiskan kondisi antara seseorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka. Pada bidang ini kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian, kelebihan dan kekurangan. Menurut konsep ini, kepribadian, kelebihan dan kelemahan yang kita miliki selain diketahui oleh diri sendiri, juga diketahui oleh orang lain. Dengan demikian kita sukses dalam berkomunikasi, maka kita harus mampu memepertemukan keinginan orang lain.

1.Terbuka 2.Buta


(38)

Jika ingin menang sendiri dengan cara mendesak kehendak kita pada orang lain, maka hal itu dapat mengundang konflik. Sebab itu, jika bidang terbuka ini makin lebar, dalam arti kita dapat memahami orang lain dan orang lain juga memahami diri kita, maka komunikasi pun terjalin dengan sangat erat. Sebaliknya jika bidang terbuka ini makin mengecil berarti komunikasi cenderung tertutup dan komunikasi yang terjalin belum akrab.

b. Bidang 2 Tidak mengetahui diri sendiri tetapi mengetahui orang lain (Buta).

Melukiskan masalah hubungan antara kedua belah pihak hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri. Pada bidang buta ini orang tidak mengetahui kekurangan yang dimilikinya, tetapi sebaliknya kekurangan justru diketahui oleh orang lain, banyak orang yang mengetahui kelemahannya tetapi ia berusaha menyangkal. Oleh karena itu, jika bidang buta ini melebar ke bidang lain, maka akan terjadi kesulitan. Menurut Joseph Luft, bidang ini ada pada tiap manusia dan sulit dihapuskan sama sekali, kecuali menguranginya. Denga cara bercermin pada nilai, norma dan hukum yang diikuti oleh orang lain.

c. Bidang 3 Mengetahi diri sendiri tetapi tidak mengetahui orang lain (Tersembunyi)

Masalah hubungan antara kedua pihak diketahui diri sendiri namun tidak diketahui oleh orang lain. Pada bidang ini kemampuan yang kita miliki tersembunyi, sehingga tidak diketahui oleh orang lain ada dua konsep yang erat hubungannya dengan bidang ini, yaitu over disclosure dan Under disclosure.

Over disclosure ialah sikap terlalu banyak mengungkapkan sesuatu, hingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan. Misalnya saja konflik rumah tangga. Sedangkan under

disclosure ialah sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang

seharusnya dikemukakan. Terlalu banyak tahu tentang orang lain, namun tidak mau bicara tentang dirinya. Pada bidang tersembunyi ini


(39)

juga memiliki keuntungan pada diri seseorang jika dilakukan secara wajar. Tetapi jika under disclosure ini muncul, maka akan menyulitkan tercapainya komunikasi yang baik

d. Bidang 4 Tidak diketahui diri sendiri atau orang lain (wilayah tak dikenal).

Dimana kedua belah pihak sama-sama tidak mengatahui masalah hubungan di antara mereka. Bidang ini adalah bidang kritis dalam komunikasi. Sebab selain diri kita sendiri yang tidak mengenal diri kita, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kesalahan persepsi maupun kesalahan perlakuan kepada orang lain karena tidak saling mengenal baik kelebihan dan kekurangan juga statusnya.

Pada keempat bidang dalam konsep Johari Window merupakan satu kesatuan yang terdapat dalam diri setiap orang. Hanya saja kadar bidang berbeda satu dengan yang lain. Mereka yang mampi bersosialisasi dan membangun hubungan baik, maka akan memperluas bidang terbuka. Sebab dengan memperluas bidang terbuka maka ketiga bidang yang lain akan menyempit. Dengan demikian komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan belajar, kita menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, menemukan kasih sayang, bermusuhan ,membenci orang lain, dan sebagainya. Komunikasi tidak lain merupakan interaksi simbolik. Manusia dalam berkomunikasi lebih pada memanipulasi lambang-lambang dari berbagai benda. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia semakin maju orientasi masyarakatnya terhadap lambang-lambang. Adanya empat bentuk dari komunikasi, yaitu komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi organisasi dan komunikasi antarpribadi. Dalam hal ini komunikasi antarpribadi sangat membantu untuk mengharmonisasikan hubungan.


(40)

2.1.3 Remaja dan Persahabatan

Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. (Hurlock,1997:209)

Remaja seringkali membangun interaksi dengan sesama teman sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama. Remaja juga sebetulnya tidak memiliki tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi juga belum dapat diterima sepenuhnya untuk masuk kedalam golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan dewasa.

Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan atau badai”. Dikarenakan remaja belum mampu menguasai dan

memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. (Hurlock,1997:212).

Masa remaja secara umum dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu: remaja awal (antara usia 13-15 tahun) dan remaja akhir (antar usia 16-18 tahun), (Hurlock.1997:2006).

Penelitian ini ditujukan pada remaja akhir yang sudah mulai berprilaku seperti orang dewasa dibandingkan dengan remaja awal (usia 13-15 tahun) yang masiherat dengan sifat kekanak-kanakan dan masih bergantung pada orang tua. Remaja akhir sudah mulai lepas dari kehidupan orang tua karena keinginan mereka yang ingin hidup mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang tua, mereka mulai mencari teman sebaya sebagai tempat yang dapat dipercaya untuk membicarakan masalah-masalah mereka.

Dalam periode peralihan, remaja bukan lagi seorang anak kecil dan juga bukan merupakan orang dewasa. Kalau remaja berprilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Tetapi kalau dengan remaja berprilaku seperti orang dewasa, ia sering kali diperolok atau dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Dipihak lain status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan prilaku, nilai dan sifat yang sesuai dengan dirinya. Pada masa remaja terdapat kecenderungan untuk


(41)

mengurangi jumlah teman meskipun sebagian besar remaja menginginkan untuk menjadi anggota dari kelompok sosial yang lebih besar dalam kegiatan sosial. Karena kegiatan sosial kurang berarti dibandingkan dengan persahabatan pribadi yang lebih erat, maka pengaruh kelompok sosial yang lebih besar menjadi kurang menonjol dibandingkan dengan pengaruh teman-teman (Hurlock,1997:214). Dalam memilih teman remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai pemikiran yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman dan kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun guru (Hurlock,1997:215).

Hubungan persahabatan merupakan salah satu jenis dari komunikasi antarpribadi. Beberapa alasan mengapa kita membutuhkan sahabat adalah karena dalam persahabatan terdapat rasa kebersamaan, perpaduan emosi dan stabilitas, kesempatan untuk berkomunikasi tentang diri kita, dukungan dari sahabat, kesempatan untuk saling membantu, persediaan pertolongan dan dukungan fisik, jaminan akan nilai dan harga diri.

Persahabatan diperoleh setelah melalui tahap perkenalan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antar pribadi. Menempatkan seseorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu kita juga telah menaruh rasa percaya dan harapan kepada dia sebagai seseorang yang mempunyai perhatian terhadap kita (Liliweri, 1997:55). Persahabatan yang baik ditandai dengan adanya kehangatan dan kasih saying, kejujuran, adanya komitmen, dan menjalani hubungan tersebut secara alami. Dalam hubungan persahabatan, komitmen ditunjukkan dengan cara mengorbankan waktu dan energy mereka untuk menolong sahabat yang membutuhkan. Namun seringkali individu dalam menjalankan suatu hubungan tidak menyadari harapan mereka pada sahabatnya, sampai terjadi sesuatu yang dirasakan mengganggu. Hubungan tersebut mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran dan proses negosiasi tidak berjalan dengan mengakibatkan pola komunikasi diantara mereka berubah. Padahal komunikasi mempengaruhi hubungan, karena komunikasi dan hubungan senantiasa berkaitan.


(42)

Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:

a. Kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.

b. Simpati dan empati

c. Kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran.

d. Saling pengertian

Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati anggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekedar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama

2.1.4 Konflik Dalam Hubungan Persahabatan

Hubungan antar manusia mungkin tumbuh dan maju, menjadi kuat dan bermakna, tetapi hubungan tersebut mungkin juga mundur dan menyusut, menjadi lemah dan tidak bermakna (Devito, 1998:316). Ini dapat terjadi pada semua hubungan manusia termasuk juga hubungan persahabatan. Kemunduran hubungan menunjukkan lemahnya ikatan suatu hubungan. Kemunduran hubungan dimulai dengan adanya ketidakpastian individu pada pasangannya (Devito, 1997:296).

Konflik berasal dari kata kerja Latin configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bida juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.


(43)

Definisi dari konflik itu sendiri adalah suatu keadaan dimana individu satu dengan individu yang lain mengalami perbedaan persepsi atau pendapat yang tidak dapat dipersatukan sehingga mengakibatkan proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik (Devito, 1997: 296-297).

Menurut Myres, jika komunikasi adalah suatu proses transaksi, yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam prose situ, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diunkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, grak badan, yang mengekspresikan pertentangan.

Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, terdapat lima jenis konflik yaitu:

1. Konflik Intrapersonal

Konflik interpersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal, yaitu:

a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.

b. Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.

c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negating sekaligus.

2. Konflik Intrapersonal

Konflik Intrapersonal adalah pertentangan antara seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, biang kerja dan lain-lain.


(44)

3. Konflik Antar Individu dan Kelompok

Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seorang individu dapat dihukum oleh kelompokkerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berasa.

4. Konflik Antar Kelompok

Yang dimaksud disini adalah konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antara lini dan staf merupakan contoh konflik antara kelompok.

5. Konflik Antar Organisasi

Konflik jenis ini biasanya disebut dengan persaingan. Namun berdasarkan pengalaman, konflik ini ternyata menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

Hubungan antar manusia mungkin tumbuh dan maju, menjadi kuatdan bermakna, tetapi hubungan tersebut mungkin juga mundur dan menyusut, menjadi lemah dan tidak bermakna. Ini dapat terjadi pada semua hubungan manusia termasuk juga hubungan persahabatan. Kemunduran hubungan menunjukkan lemahnya ikatan suatu hubungan. Kemunduran hubungan dimulai dengan adanya ketidakpuasan individu pada pasangannya.

Beberapa penyebab konflik pada suatu hubungan yaitu: 1. Alasan-Alasan untuk Membina Hubungan Telah Luntur

Masing-masing indvidu dalam suatu hubungan mempunyai kepercayaan atau cara mereka berfikir tentang suatu hubungan. Perbedaan pengertian dan kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi hubungan tersebut.


(45)

2. Hubungan Pihak Ketiga

Suatu hubungan akan mengalami suatu kemunduran apabila salah satu anggota dalam hubungan itu mempunyai hubungan baru dengan yang lain. Apabila hubungan baru itu lebih baik dari hubungan sebelumnya. 3. Perubahan Sifat Hubungan

Perubahan perilaku individu dalam suatu hubungan akan menghasilkan problem serius. Apabila mereka tidak terbiasa dengan perubahan tersebut maka mereka akan merasa tidak nyaman, akhirnya hubungan yang sedang berjalan akan mengalami konflik.

4. Harapan yang Tidak Terkatakan

Harapan individu dalam suau hubungan seringkali tidak realistic bagi individu lainnya (Devito, 1997:250-252).

Didalam keadaan pada suatu hubungan persahabatan yang mengalami konflik atau masalah memiliki beberapa bentuk pola komunikais tertentu yang dilakukan oleh individu-individu yang menjalani hubungan tersebut, yang diperkuat dengan teori 4 macam bentuk pola komunikasi dalam kemunduran suatu hubungan diantaranya (Devito, 1997: 254-255) :

1. Menarik Diri

Pola menarik diri bias dalam bentuk nonverbal dan verbal.

Non Verbal: Jika anggota dalam hubungan persahabatan berperilaku dengan mengambil jarak diantara mereka dengan kontak mata, sentuhan, dan bahkan pakaian atau apapun yang mereka kenakan dapat memperlihatkan kalau mereka sedang mengalami kemunduran hubungan.

Verbal: Ditandai dengan berkurangnya keinginan untuk berbicara dan mendengarkan.

2. Pengungkapan Diri

Jika individu dalam suatu hubungan persahabatantidak merasa nyaman dan puas dengan hubungan yang dijalaninya, mereka akan mengurangi keterbukaan mereka masing-masing. Mereka merasa tidak ada yang bisa dipercaya lagi.


(46)

3. Pengelabuan

Ketika hubungan mulai bermasalah, individu-individu dalam hubungan itu mulai saling menghindar seperti menghindari pertengkaran, tidak saling menghubungi dan mulai berbohong terhadap pasangannya.

4. Reaksi Evaluasi

Selama kemunduran hubungan muncul, pikiran negatif bertambah dan berkuarngnya pikiran positif membuat para individu dalam hubungan tersebut merasa tidak nyaman dan tidak ingin meneruskan hubungan itu. Sering muncul kata-akata kasar diantara mereka.

Individu yang telah mengalami kemunduran dalam suatu hubungan akan melakukan pola komunikasi seperti yang tersebut diatas sebagai sebab dalam menentukan masa depan suatu hubungan. Apabila kemunduran hubungan itu terulang kembali mereka akan mengetahui dan merasakan hubungan yang terjalin sedang dalam masalah. Mereka dapat menghindari konflik yang terjadi dalam hubungan persahabatan karena mereka telah mengetahui pola komunikasi yang terjadi dalam kemunduran suatu hubungan. Mereka juga dapat memprediksi hubungan tersebut dapat berjalan kembali atau justru sebaliknya yaitu putus hubungan.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitinyang dicapai dan dapat menghantarkan peneliti pada perumusan hipotesa.

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada hipotesis (Nawawi,1995:40)


(47)

Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,1995:57). Dalam komunikasi antarpribadi sudah jelas bahwa yang melakukan komunikasi adalah individu.Pada hakikatnya dalam berkomunikasi seseorang membawa serta nilai-nilai dan latar belakang yang beragam. Seperti jenis kelamin, usia dan kelas. Hal ini berpengaruh dalam berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungan. Maka peneliti mengeneralisasikan pada beberapa variable penelitian, yaitu:

2.2.1 Peranan Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi dalam penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan siswa siswi SMA ST. Thomas 2 Medan, yaitu: Keterbukaan, empati, sikap mendukung, sifat positif, dan kesetaraan.

2.2.2 Komunikasi Dalam Hubungan Persahabatan

Konflik dalam hubungan di dalam penelitian ini adalah penyebab yang menyebabkan kemunduran hubungan persahabatan yang dirasakan siswa siswi SMA ST. Thomas 2 Medan, yaitu: Alasan-alasan untuk membina hubungan telah luntur, hubungan pihak ketiga, perubahan sifat hubungan, dan harapan yang tidak terkatakan.

2.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan konsep yang ada diatas maka dibuat variabel penelitian untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian ini, dapat dilihat pada table berikut :


(48)

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Komunikasi Antarpribadi

1. Keterbukaam 2. Empati 3. Dukungan 4. Sifat positif 5. Kesamaan

Konflik dalam Hubungan

1. Alasan-alasan untuk membina hubungan telah berkurang 2. Hubungan pihak ketiga 3. Perubahan sifat hubungan 4. Harapan yang tidak terkatakan

Karateristik responden 1. Usia

2. Jenis Kelamin 3. Kelas


(49)

2.4 Defenisi Operasional Penelitian

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai konsep yang dikelompokkan dalam kerangka konsep.Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variable-variabel. Defenisi operasional yang merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variable yang sama (Singarimbun,1995:46).

1. Komunikasi Antarpribadi Terdiri Dari:

1. Keterbukaan

Memiliki pengertian bahwa kemampuan siswa SMA ST. Thomas 2 untuk terbuka dalam melakukan komunikasi antar pribadi.

2. Empati

Kemampuan siswa-siswi SMA ST. Thomas 2 untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandang atau kacamata orang lain tersebut, dimana seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa depan.

3. Dukungan

Suasana yang mendukung yang dirasakan para siswa-siswi SMA ST. Thomas 2, pada saat melakukan komunikasi antarpribadi.

4. Sikap positif

Komunikasi antarpribadi akan terbina apabila para siswa SMA ST. Thomas 2 memiliki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri, karena orang yang merasa positif dengan diri sendiri akan mengisyaratkan prasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini kepada lawan bicaranya, kemudian sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan, pendapat, dan pentingnya orang lain. Dimana perilaku ini sangat bertentangan dengan sikap ketidak acuhan.


(50)

5. Kesamaan

Memiliki pengertian bahwa para siswa SMA ST. Thomas 2 menerima pihak lain atau mengakui dan menyadari bahwa siswa tersebut dan sahabatnya sama-sama bernilai dan berharga. Karena pada kesamaan, suatu konflik akan lebih dapat dinilai sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.

2. Konflik Dalam Hubungan Terdiri Dari:

1. Alasan-alasan untuk membina hubungan telah berkurang

Masing-masing individu dari tiap remaja dalam suatu hubungan persahabatan mempunyai rasa kepercayaan atau cara tertentu pada diri siswa SMA ST. Thomas 2 dalam berfikir tentang suatu hubungan, perbedaan pengertian, dan kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi hubungan tersebut

2. Hubungan pihak ketiga

Pada suatu hubungan para siswa SMA ST. Thomas 2 akan mengalami kemunduran apabila salah satu anggota dalam hubungan itu mempunyai hubungan baru dengan yang lain. Apalagi apabila hubungan baru itu lebih baik dari pada hubungan sebelumnya.

3. Perubahan sifat hubungan

Perubahan perilaku individu yang dirasakan siswa SMA ST. Thomas 2 dalam suatu hubungan, akan menghasilkan problem yang serius. Apabila mereka tidak terbiasa dengan perubahan tersebut maka mereka akan merasa tidak nyaman, akibatnya hubungan yang sedang berjalan akan mengalami kemunduran.

4. Harapan yang tidak terkatakan

Para siswa merasa bahwa harapan individu dalam suatu hubungan sering kali tidak realistik bagi individu lainnya.


(51)

3. Karateristik Responden

1. Usia

Umur responden pada saat pengisian kuesioner 2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden pada saat pengisian kuesioner. 3. Kelas


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah SMA ST. Thomas 2 MEDAN

Pada tahun 1995, Vikariat Apostolik Medan yang sekarang disebut Keuskupan Agung Medan telah mendirikan SMA Katolik Medan di Jl. Jend.S.Parman 107 Medan. Seiring waktu, nama SMA Katolik berubah menjadi SMA Katolik St. Thomas 2 Medan, dan sekarang bertempat di Jl. Letnan Jenderal S.Parman 107 Medan.

SMA ini adalah milik Keuskupan Agung Medan dengan wewenang mengelola sekolah ini diserahkan mula-mula kepada Seksi Pendidikan dan Pengajaran Keuskupan Agung Medan sampai dengan tanggal 27 Nopember 1982. Sejak tanggal 27 Nopember 1982 tersebut hingga sekarang SMA ini diserahkan kepada YAYASAN PEGURUAN KATOLIK DON BOSCO KEUSKUPAN AGUNG MEDAN (disingkat YPK DON BOSCO KAM) yang beralamat di Jl. Imam Bonjol 39 Medan (sesuai dengan akte pendirian yayasan ini, akte notaris No. 60, tanggal 27 Nopember 1982 oleh Linda Herawati, SH, Notaris di Medan).

Maksud dan tujuan mendirikan sekolah ini adalah untuk turut serta dalam mencerdaskan bangsa dan negara yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan UUD 1945. Pada tahun 1961 , SMA Katolik Medan sudah berstatus BERBANTUAN oleh pemerintah ( berbantuan guru negeri diperbantukan 2 (dua) orang mulai tanggal 1 April 1961). Awal mula mendirikan sekolah ini, jumlah ruangan yang ada sebanyak 1 (satu) ruang untuk kelas/ tingkat I. Pada tahun ke-2 ditambah 1 ruang lagi, untuk kelas/ tingkat II, dan seterusnya untuk tahun ketiga seiring kenaikan kelas/tingkat ditambah lagi satu ruang untuk kelas III . Maka selama 3 (tiga) tahun jumlah ruang ada 3 ruang.


(53)

Untuk menjabarkan Bidang Strategi di atas disusunlah Program sebagai berikut :

1. Bidang Akademik

a. Mengaktifkan Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

b. Melengkapi Sarana dan Prasarana yang menunjang kegiatan Belajar-Mengajar

c. Membentuk Kelompok Belajar yang dibimbing khusus dalam mendalami Materi Ujian Nasional.

d. Memberikan Bimbingan Test, Try Out.

e. Memberikan Wawasan Perguruan Tinggi dan Lapangan Kerja.

f. Melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan antara lain : Karya Ilmiah, Perlombaan Olympiade, Perlombaan Paduan Suara, Perlombaan Pidato Berbahasa Inggris. g. Menyelenggarakan Ekstrakurikuler.

2. Bidang Sumber Daya Manusia

a. Penerimaan Tenaga Pengajar harus berkualitas dan memiliki Ijazah Sarjana Pendidikan atau ber Akta IV dan menguasai Komputer.

b. Sistem Penerimaan Guru dan Pegawai melibatkan Kepala Sekolah.

c. Penerimaan Siswa melalui seleksi.

d. Mengadakan pendalaman Iman bagi Siswa, Guru, Pegawai, Kepala Sekolah.

3. Bidang Sosial dan Budaya

a. Melaksanakan Kegiatan live in di Desa-desa. b. Melaksanakan Penghijauan di Lingkungan Sekolah. c. Melaksanakan kunjungan ke Museum, Panti Asuhan


(54)

4. Bidang Management

a. Menerapkan Management Berbasis Sekolah.

b. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah.

Urutan Pimpinan atau Kepala Sekolah di SMA St. Thomas 2 Medan, antara lain :

1. Fr. Mario (alm) : Pendiri Sekolah ini dan sekaligus Kepala Sekolah dari tggl. 01 Agustus 1955 s/d 31 Juli 1964.

2. Drs. Joedhono : 01 Agustus 1964 s/d 31 September 1966 3. Sudin Samosir, SH : 01 Januari 1966 s/d 31 Desember 1966 4. Pastor Biggelar : 01 Januari 1967 s/d 01 Agustus 1969 5. Pastor Voogtd : 01 Agustus 1969 s/d 31 Juli 1972

6. M. Lbn. Tobing : 01 Agustus 1972 s/d 30 September 1997 7. Drs. Johannes O. Fian : 01 Januari 1997 s/d 27 Agustus 2012 8. Dra Agnes Rumapea : 27 Agustus 2012 s/d sekarang

Struktur Organisasi di SMA St. Thomas 2 Medan, antara lain :

Gambar 1


(55)

Dengan berjalannya waktu dan perkembangan dunia pendidikan, sekolah ini menunjukkan perkembangan yang baik, sekarang sekolah ini beroprasi dengan sarana, sebagai berikut:

1. Ruang Kepala Sekolah (1) 2. Ruang Wakil Kepala Sekolah (1) 3. Ruang BP (1)

4. Tata Usaha (1) 5. Ruang Karyawan (1) 6. Ruang untuk kelas I (6) 7. Ruang untuk kelas II (6) 8. Ruang untuk kelas III (6) 9. Ruang laboratorium (3)

10.Ruang keterampilan mengetik (1) 11.Ruang keterampilan komputer (1) 12.Ruang Guru (1)

13.Ruang BP (1)

14.Ruang serba guna (1) 15.Ruang aula (1)

16.Ruang Perpustakaan (1) 17.Perpustakaan

3.1.2 Misi SMA ST. Thomas 2

SMA SANTO THOMAS 2 Medan sekolah yang bermutu tinggi, berdisiplin tinggi dengan berlandaskan Iman Kristiani sehingga menjadi sekolah dambaan masyarakat.

3.1.3 Visi SMA ST. Thomas 2

1. Menumbuhkan semangat belajar dalam proses belajar sehingga siswa berkembang secara optimal.

2. Meningkatkan mutu disiplin secara terus menerus.

3. Membimbing iman dan budi pekerti siswa berlandaskan ajaran agama katolik.


(1)

Lampiran II

SUBJEK A B C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

#1 1 1 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 #2 1 1 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 #3 1 1 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 #4 1 1 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 #5 2 2 1 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 1 3 3 #6 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 #7 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 4 3 4 2 4 4 #8 2 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 #9 1 1 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 #10 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 #11 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 4 #12 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 #13 2 1 1 4 3 2 3 2 1 4 2 3 2 4 3 3 1 2 4 1 3 #14 2 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 #15 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 #16 2 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 #17 2 1 1 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 3 1 3 1 4 2 4 4 #18 1 1 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 #19 2 2 2 4 3 3 3 1 3 3 2 3 4 3 3 4 2 4 1 3 4 #20 1 1 1 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 #21 2 1 1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 #22 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 1 4 4 #23 2 1 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 #24 1 1 2 4 1 3 2 3 2 1 4 3 4 4 2 3 1 3 3 2 1 #25 1 2 2 3 2 4 3 4 2 3 3 4 2 3 4 4 2 3 2 3 3 #26 2 2 2 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 4 4 2 4 2 3 3 #27 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 #28 1 1 1 2 2 2 3 2 4 2 3 4 2 2 1 4 3 3 3 3 3 #29 2 2 1 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 1 2 3 4 3 1 #30 1 1 1 4 1 2 3 1 1 1 3 2 1 1 3 2 4 4 4 4 4 #31 2 1 1 4 2 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 4 1 3 3 #32 1 1 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 #33 2 2 2 4 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 #34 2 2 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 #35 1 1 2 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 #36 1 1 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 4 #37 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 2 3 1 2 1 4 3 4 1 4 3 #38 1 1 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 #39 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 1 4 2 3 4 #40 2 2 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 2 3 4 #41 1 1 1 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 #42 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3


(2)

Lampiran II

SUBJEK A B C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

#43 2 2 1 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 #44 1 1 1 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 #45 1 1 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 #46 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 #47 1 1 1 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 4

Keterangan :

A = Profil Responden

B = Peranan komunikasi antar pribadi

C = Konflik dan komunikasi antar pribadi


(3)

Lampiran III


(4)

Lampiran IV

Universitas Sumatera Utara

BIODATA PENELITI

I.

IDENTITAS PRIBADI

Nama

: Emilia Kristina Barus

NIM

: 090904102

Tempat/Tgl Lahir

: Medan/ 19 April 1991

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat

: Jl Grafika No.24 Medan

II.

JENJANG PENDIDIKAN

1.

TK Santa Maria Medan

2.

SD Santo Yoseph Medan

3.

SMP Budi Murni I Medan

4.

SMA Santo Thomas 2 Medan

III.

KELUARGA

1.

Ayah

: (Alm.) Doly Barus, BA

2.

Ibu

: Florianny Siahaan, BA

3.

Saudara

: Dionisius Christian Hamdany Barus


(5)

Lampiran V

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA

: Emilia Kristina Barus

NIM

: 090904102

PEMBIMBING

: Emilia Ramadhani S.Sos., M.A

NO

TGL

PERTEMUAN

PEMBAHASAN

PARAF

PEMBIMBING

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

7 Maret 2013

9 Maret 2013

20 Maret 2013

4 April 2013

25 April 2013

2 Mei 2013

6 Mei 2013

10 Juni 2013

22 Juli 2013

12 Agustus 2013

15 Agustus 2013

19 Agustus 2013

Diskusi Judul

Pembahasan Teori yang sesuai

Pembahasan proposal yaitu penguatan

opini, data, fakta dan latar belakang

Seminar Proposal

Penyerahan BAB I - III

Pembahasan kuesioner, diskusi

pertanyaan yang akan diberikan kepada

responden

Revisi kuesioner

Penyerahan Revisi BAB I s/d III

Penyerahan Bab IV dan Bab V

Penyerahan Revisi Bab IV dan V

Penyerahan BAB I s/d V

Pembahasan Ulang Bab III dan Bab V


(6)

80

13

14

22 Agustus 2013

23 Agustus 2013

Penyerahan Bab I s/d V dan perbaikan

teknis

ACC Skripsi