HUBUNGAN SIKAP DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN KREATIVITAS SISWA SMK PADA KOMPETENSI AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (ATPH) : Studi Korelasional di SMKN 1 Karangtengah dan Siswa Magang di Lingkungan PPPPTK Pertanian Kabupaten Cianjur.

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Batasan Masalah ...7

D. Perumusan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ...8

G. Kerangka Berfikir ...9

H. Asumsi ...13


(2)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ...14

1. Kreativitas ...14

2. Tes Kreativitas ...17

3. Sikap ...18

4. Minat ...21

5. Pengaruh Sikap dan Minat (Faktor Afektif) terhadap Kreativitas ...24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ...29

B. Metode Penelitian...29

C. Variabel Penelitian ...30

D. Definisi Operasional...30

E. Lokasi dan Subjek Penelitian ...31

F. Teknik Pengumpulan Data ...31

G. Prosedur penelitian ...32

H. Teknik Analisis Data ...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ...48

1. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas ...48

2. Pengujian Normalitas Data ...50

3. Analisis Data ...57

a. Analisis Korelasi X1 dengan Y ...58


(3)

c. Analisis Korelasi utuk X1 dengn X2 ...59

d. Analisis Korelasi Ganda untuk X1 dan X2 dengan Y ...60

e. Uji Hipotesis ...61

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...62

C. Pemetaan Temuan Penelitian ...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...69

B. Implikasi ...70

C. Saran / Rekomendasi ...70

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN- LAMPIRAN ...66


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen Sikap pada Kompetensi

Keahlian ATPH ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Minat pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen Minat pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 38

Tabel 3.4 Interprestasi untuk koefisien korelasi ... 40

Tabel 3.5 Interprestasi untuk tingkat kesukaran ... 41

Tabel 3.6 Interpretasi untuk Uji Daya Pembeda ... 43

Tabel 4. 1 Pemetaan Kondisi Sikap Belajar Siswa SMKN 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di PPPPTK Pertanian Cianjur pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 58

Tabel 4. 2 Pemetaan Kondisi Minat Belajar Siswa SMKN 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di PPPPTK Pertanian Cianjur pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 58

Tabel 4. 3 Pemetaan Kondisi Kreativitas Siswa SMKN 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di PPPPTK Pertanian Cianjur pada Kompetensi Keahlian ATPH ... 59


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berfikir ... 12 Gambar 2.1 Empat Ranah Kreativitas Jung ... 25 Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel ... 30


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Sikap Uji Coba ... 66

Lampiran 2. Kuisioner Minat Uji Coba ... 69

Lampiran 3. Tes Kreativitas Uji Coba ... 71

Lampiran 4. Reliabilitas Data Sikap (X1) ... 77

Lampiran 5. Reliabilitas Data Minat (X2) ... 80

Lampiran 6. Reliabilitas Data Kreativitas (Y) ... 83

Lampiran 7. Validasi Konstruk ... 86

Lampiran 8. Validasi Item ... 90

Lampiran 9. Instrumen Penelitian Valid dan Reliabel ... 99

Lampiran 10. Data Skor Jawaban Siswa ... 106

Lampiran 11. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap ... 110

Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Variabel Minat ... 112

Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas ... 114

Lampiran 14. Uji Normalitas Variabel Sikap ... 116

Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Minat ... 119

Lampiran 16. Uji Normalitas Variabel Kreativitas ... 122

Lampiran 17. Uji Homogenitas ... 124

Lampiran 18. Korelasi Sikap (X1) terhadap Kreativitas (Y) ... 127

Lampiran 19. Korelsi Minat (X2) terhadap Kreativitas (Y) ... 129

Lampiran 20. Korelasi Sikap (X1) dan Minat (X2) terhadap Kreativitas (Y) .. 131

Lampiran 21. Regresi ... 134


(7)

Lampiran 23. Analisis Data per Sub Variabel/ Indikator Instrumen ... 149

Lampiran 24. SK Pembimbing ... 156

Lampiran 25. Surat Izin Penelitian ... 158

Lampiran 26. Balasan Surat Izin Penelitian ... 159


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang memiliki aset kekayaan sumber daya alam yang melimpah, jumlah penduduk yang besar dan produktif, serta akses yang strategis dalam mobilitas global. Melimpahnya sumber daya bidang pangan membuat para tokoh negara merumuskan Master Plan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam rangka mencapai Ketahanan Pangan Nasional.

Sektor pendidikan harus mendukung rumusan MP3EI dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu berperan penting dalam merealisasikan Ketahanan Pangan Nasional. Sebagai lembaga pendidikan bidang pertanian, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian mempunyai tanggung jawab dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan, penguasaan teknologi tepat guna dan tepat budidaya dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi pada daerah masing-masing.

Pertanian merupakan salah satu bidang studi keahlian sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, bahwa pada SMK terdapat enam Bidang Studi Keahlian yang terbagi dalam delapan belas Program Studi Keahlian dan seratus dua puluh satu Kompetensi Keahlian dengan masa pendidikan 3 (tiga)


(9)

atau dapat diperpanjang sampai 4 (empat) tahun setelah pendidikan dasar. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) merupakan salah satu kompetensi dalam program studi Agribisnis Produksi Tanaman, bidang keahlian Pertanian yang sangat dibutuhkan dalam mendukung MP3EI menuju Ketahanan Pangan Nasional.

SMK Pertanian dituntut kreatif mengembangkan berbagai model pembelajaran sesuai dengan karakteristik pertanian, pembelajaran yang menitikberatkan pada penyelenggaraan proses belajar yang betul-betul mengikuti irama kerja pertanian. Kegiatan pembelajaran di sekolah pertanian tidak terlepas dari kegiatan on farm (kegiatan produksi) dan off farm (kegiatan pasca produksi), sehingga siswa merasa dekat dengan dunianya dan siap bekerja, baik kerja mandiri maupun kerja pada pihak lain. Implementasi kurikulum harus diarahkan pada kegiatan kewirausahaan yang menitikberatkan pada inovasi dan kreatifitas siswa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) no 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 tentang standar proses yang menyatakan “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, berdasarkan pengamatan sementara di SMK Pertanian, terlihat proses pembelajaran masih bersifat verbal, komunikasi guru dengan murid masih satu arah (teacher centre), sehingga siswa terlihat kurang bersungguh-sungguh dan kurang bergairah dalam belajar. Tidak


(10)

terlihat kegiatan belajar siswa secara aktif baik dalam kegiatan di kelas maupun pada saat praktikum (student centre). Proses berfikir dengan menstimulasi ide-ide baru pada saat praktikum tidak dapat terealisasi dengan baik, sehingga siswa menjadi kurang terangsang untuk memunculkan gagasan atau inovasi. Hal ini menunjukan tingkat kreativitas yang rendah.

Menindaklanjuti hasil pengamatan, peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 13 Januari 2011 dengan mewancarai guru dan beberapa siswa untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di SMK Pertanian. Terdapat beberapa informasi diperoleh diantaranya adalah, lingkungan SMK Pertanian yang mayoritas berada di daerah pedesaan membuat minimnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di SMK Pertanian, bidang pertanian masih kurang diminati oleh calon siswa karena kesan di masyarakat SMK Pertanian dianggap kurang bonavide, hal tersebut selain mengakibatan rendahnya tingkat kepercayaan diri siswa juga mengakibatkan rendahnya dukungan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran.

Perkembangan teknologi pertanian yang masih cenderung terabaikan dibanding dengan kemajuan teknologi di bidang lain membuat siswa sulit mengikuti tren pertanian yang berkembang di luar sekolah; sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai; serta rendahnya faktor insiatif dan kreativitas guru dalam mengajar, sehingga belum dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan mental belajar siswa (sikap dan minat) dalam pembelajaran.

Namun demikian, keterbatasan yang dimiliki oleh SMK Pertanian tidak boleh menjadi hambatan dalam proses pembelajaran, salah satu cara untuk


(11)

mengatasinya adalah dengan mengimbanginya dengan kreativitas, baik dari guru maupun siswa. Kreativitas memegang peranan penting untuk mengubah kesan SMK pertanian yang masih dipandang sebelah mata. Tanpa kreativitas, pemikiran-pemikiran yang ada hanyalah akan menjadi sebuah catatan yang belum dapat terwujud. Kreativitas hakekatnya mampu memberikan efek luar biasa terutama bagi individu itu sendiri maupaun lingkungan sekitarnya, bukan saja untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang melainkan lebih dari itu, kreativitas bahkan mampu mengangkat sebuah bangsa bergerak cepat untuk bangun dari keterpurukan.

Kreativitas dari siswa SMK sendiri selama ini telah banyak diapresiasi karena dapat menghasilkan berbagai produk dengan prestasi yang membanggakan. Hal tersebut secara bertahap dapat mengubah kesan SMK dimata masyarakat menjadi lebih baik. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa persepsi sebagian masyarakat masih melihat SMK sebagai sekolah yang akan memudahkan para lulusannya masuk ke dunia industri menengah, bukan sebagai solusi pendidikan praktis dimana SMK dapat menjadi sebuah batu loncatan untuk memiliki masa depan yang lebih baik tanpa harus duduk terlalu lama dibangku kuliah terlebih dahulu. Dalam hal ini kreativitas siswa menjadi hal yang menarik bagi peneliti untuk melakukan analisa terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas siswa dihubungkan dengan informasi yang diperoleh dari studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti.

Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti kaitan kreativitas dengan prestasi belajar menyebutkan bahwa secara signifikan kreativitas mampu


(12)

meningkatkan prestasi belajar seseorang. Dalam penelitiannya Munandar (1992), mengatakan bahwa prestasi akademik di sekolah dapat dilihat dari nilai raport, untuk memperoleh nilai yang baik di sekolah selain intelegensi, kreativitas juga memiliki peran penting. Kemudian Munandar (2009) menjelaskan bahwa kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensional, terdiri dari beberapa dimensi, yakni dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Beberapa ciri orang kreatif (Munandar, 1992) adalah: (1) Rasa ingin tahu yang besar, (2) Memberikan banyak gagasan atau usulan terhadap suatu masalah, (3) Bebas dalam menyatakan pendapat, (4) Menonjol dalam salah satu bidang seni, (4) Teguh pendirian, (5) Lugas, (6) Memiliki rasa humor tinggi, (7) Daya imajinasi kuat, (8) Orisinil dalam berkarya, (9) Dapat bekerja sendiri, (10) Senang mencoba hal baru, (11) Memiliki kemampuan mengembangkan atau merinci suatu gagasan (elaborasi).

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka Treffinger (1980) mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang tidak memiliki kreativitas, hal ini menekankan bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif di dalam dirinya. Clark (1988) mengatakan, creativity showing the integration of the four major areas of human function: thinking – cognitive, feeling – affective, phsycal/ sensing and intuitive.

Beberapa hal yang berkaitan (mendukung atau menghambat) dengan tingkat kreativitas seseorang. Faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah (1) motivasi intrinsik untuk kreativitas dan (2) kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif. Rhodes (1961) dalam Supardan (2000) merumuskan kreativitas


(13)

menjadi Four P’s Creativity: Person, Process, Press and Product. Kebanyakan kreativitas tersebut ditekankan pada salah satu P atau kombinasinya.

Hasil studi pendahuluan, pendapat para ahli dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut merupakan sebuah bukti empirik yang menegaskan bahwasanya penting menumbuhkan kreativitas di dalam diri siswa. Karena itu hubungan sikap dan minat terhadap kreativitas siswa SMK adalah penting untuk diteliti. Dengan demikian penelitian ini berjudul Hubungan Sikap dan Minat dengan Kreativitas Siswa SMK pada Kompetensi Agribisnis Tanamana Pangan dan Hortikultura (ATPH) (studi korelasional di SMK Negeri 1 Karang Tengah dan Siswa Magang di Lingkungan PPPPTK Pertanian Cianjur).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah, yaitu:

1. Kesan/imej SMK Pertanian yang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat, mengakibatkan rendahnya peminat SMK pertanian dan siswa yang menjadi kurang termotivasi belajar karena hal tersebut.

2. Masih minimnya peralatan praktikum dan sarana penjunjang pembelajaran lainnya seperti lahan pertanian, alat-alat berat pertania, media tanam, ketersediaan rumah kaca, dan lain-lain.

3. Rendahnya minat belajar siswa. 4. Rendahnya motivasi siswa.


(14)

6. Rendahnya sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran. 7. Rendahnya kreativitas siswa.

8. Rendahnya inisiatif guru dalam memperbaharui pengetahuan dan informasi pertanian yang sedang berkembang

9. Rendahnya kreativitas mengajar guru.

C. Batasan Masalah

Karena luasnya masalah yang berkaitan dengan kreativitas siswa, maka penulis mempersempit masalah yang akan diteliti ke dalam batasan-batasan permasalahan berikut:

1. Menganalisis sikap, minat dan kreativitas pada kompetensi ATPH.

2. Sikap, minat dan kreativitas yang dianalisis adalah berdasarkan hasil tes kreativitas serta hasil kuesioner sikap dan minat belajar siswa, yang dilakuan di SMKN 1 Karangtengah dan siswa magang Jurusan ATPH di PPPPTK Pertanian Jawa Barat.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada batasan permasalahan di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan sikap belajar siswa terhadap kreativitas siswa pada kompetensi ATPH?

2. Bagaimana hubungan minat belajar siswa terhadap kreativitas siswa pada kompetensi ATPH?


(15)

3. Bagaimana hubungan sikap belajar dan minat belajar siswa terhadap kreativitas siswa pada kompetensi ATPH?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang seberapa besar hubungan variabel-variabel yang bersifat psikologis – sosiologis (sikap dan minat siswa) dengan kreativitas belajar siswa pada kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di SMK Pertanian yang dijabarkan menjadi beberapa poin:

1. Untuk menguji secara empirik hubungan sikap dan minat belajar dengan kreativitas siswa pada kompetensi ATPH di SMK Pertanian.

2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dan kreativitas siswa pada kompetensi ATPH di SMK Pertanian.

3. Untuk mengetahui hubungan antara minat dengan kreativitas siswa pada kompetensi ATPH di SMK Pertanian.

4. Untuk mengetahui kondisi sikap, minat dan kreativitas siswa SMK Pertanian jurusan ATPH di SMKN 1 Karangtengah dan siswa magang di lingkungan PPPPTK Pertanian Cianjuur.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini dapat memberi manfaat dalam mengkaji bagaimana pengaruh faktor sosio – psikologis (sikap dan minat belajar) terhadap


(16)

kretivitas siswa pada kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Manfaat peneitian tersebut secara spesifik adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan kepada satuan pendidikan yang memiliki program Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dalam penyusunan kurikulum yang mendukung peningkatan kreativitas siswa.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan media pembelajaran guna meningkatkan minat dan membangkitkan sikap positif siswa dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa, diharapkan mampu membantu siswa menelusuri tingkat kreativitas yang dimilikinya dan memberi motivasi untuk dapat meningkatkan kreativitas melalui sikap positif dan minat yang tinggi terhadap pembelajaran.

G. Kerangka Berfikir

Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 menyebutkan “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”, serta dampak dari rumusan Master Plan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam rangka mencapai Ketahanan Pangan Nasional oleh para tokoh, mengubah kepada arah konsep SMK Pertanian dari sebuah lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan dengan kemampuan di bidang tertentu


(17)

menjadi sebuah lembaga pendidikan yang dituntut untuk mampu menghasilkan lulusan yang memiliki skill juga memiliki nilai tambah yakni inovatif, kreatif dan aktif dalam berkarya. Secara garis besar SMK Pertanian berdiri sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola pertanian kelas menengah. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan tingkat kebutuhan yang terus naik, fungsi SMK Pertanian pun mulai berubah menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang memahami, dapat mengelola dan dapat menghasilkan terobosan-terobosan baru di bidang pertanian. Peralihan tersebut mengakibatkan semakin banyak menuntut kemampuan, keahlian, sikap inovatif dan kreatif. Akan tetapi kondisi nyata di lapangan, masih banyak hal yang perlu dibenahi agar dapat menghasilkan lulusan yang diinginkan tersebut. Persoalan-prsoalan tersebut antaranya adalah kesan SMK yang kurang diminati, peralatan praktikum yang kurang memadai, sarana penunjang yang belum tersedia (seperti lahan pertanian, traktor, dll) minat siswa yang rendah, kurangnya motivasi siswa, kurangnya dukungan orang tua, sikap positif siswa yang masih rendah, kurangnya inisiatif guru, rendahnya kreativitas mengajar guru dan kreativitas siswa.

Dari berbagai macam persoalan yang dihadapi SMK Pertanian, hal yang membuat semakin sulitnya dicarikan pemecahan adalah karena kebanyakan SMK Pertanian terletak di daerah, kaitannya dengan pembelajaran adalah kesulitan untuk memperbahrui informasi, pengetahuan maupun akses pengembangan diri yang optimal bagi lulusannya. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menciptakan generasi lulusan yang kreatif dan inovatif dalam hal menghadapi


(18)

persaingan global adalah dengan meningkatkan sikap belajar yang positif dan minat belajar yang tinggi. Schunk, dkk. (2012) menyebutkan bahwa minat personal dan minat situasional adalah minat yang dapat memengaruhi pembelajaran dan kinerja. Masih dalam Schunk, dkk. (2012) bahwa di dalam motivasi, minat dan afeksi lain dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Merangsang sikap positif dan minat siswa tidak terlepas dari bagaimana kurikulum di sekolah mendukung hal tersebut. Metode pembelajaran dan penyampaian materi memegang peranan penting dalam hal ini. Oleh karena itu diharapkan dapat dibangun sebuah siklus pembelajaran (kurikulum dan metode pembelajarn terdapat di dalamnya) yang mampu mengakomodir peningkatan sikap dan minat siswa. Meningkatnya sikap positif dan minat belajar siswa terhadap pemelajaran akan semakin memudahkan siswa untuk fokus pada materi dan memunculkan gagasan-ggasan baru sehingga dapat memicu tingkat kreativitasnya berkembang.

Kerangka pemikiran dapat digambarkan secara praktis mengenai hubungan sikap dan minat belajar siswa dengan kreativitas dapat dilihat pada gambar 1.1.


(19)

Gambar 1.1. Kerangka Berfikir Masukan

Permasalahan:

Kesan SMK yang kurang elite, peralatan

praktikum, sarana penunjang, minat siswa, motivasi siswa, dukungan orang tua, sikap siswa, inisiatif guru, kreativitas mengajar guru,kreativitas siswa.

Tuntutan era persaingan global meminta lulusan SMK Pertanian yang memiliki skill, inovatif

dan keatif

Lingkungan Internal Kesadaran siswa, orang tua, dan lingkungan rumah yang kondusif

PP No.19 Th. 2005 Psl. 19 tentang pembelajaran yg memberikan

ruang untuk kreatifitas, Rumusan MP3EI yang membutuhkan SMK sebagai penghasil SDM Pertanian yang

handal Proses SIKAP BELAJAR 1. Pengetahuan 2. Perasaan 3. Motivasi MINAT BELAJAR 1. Perasaan senang 2. Perhatian 3. Konsentrasi KREATIVITAS 1. Berfikir kreatif 2. Sikap kreatif 3. Produk kreatif

Pembelajaran ATPH di sekolah

Keluaran - Tingkat

kreativitas - Sikap Belajar - Minat Belajar

Produk Model Pembelajaran ATPH untuk meningkatkan sikap belajar, minat siswa dan

kreativitas siswa


(20)

H. Asumsi

Penelitian ini dilaksanakan atas dasar beberapa asumsi sebagai titik tolak kajian lebih lanjut yang berkaitan dengan kreativitas siswa. Beberapa asumsi yang dimaksud adalah:

1. Minat yang tinggi dapat membangkitkan gairah belajar sehingga sikap belajar yang positif dapat terbentuk.

2. Sikap belajar yang positif dapat mendukung suasana belajar yang kondusif. 3. Kreativitas yang tinggi mampu meningkatkan hasil belajar.

I. Hipotesis

Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap belajar siswa dengan kreatifitas siswa pada kompetensi ATPH.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar siswa dengan kreativitas siswa pada kompetensi ATPH.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap belajar dan minat belajar siswa dengan kreativitas siswa pada kompetensi ATPH.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah:

1. Siswa Kelas XI Jurusan Agribisnis dan Hortikutura Tanaman Pangan (ATPH) SMKN 1 Karangtengah sebanyak 20 orang.

2. Siswa magang kelas XI Jurusan ATPH dari berbagai SMK Pertanian di Cianjur yang berada di lingkungan PPPPTK Pertanian Cianjur – Jawa Barat sebanyak 10 orang.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode korelasional. Menurut Hartono (2004) penelitian korelasional adalah adalah penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi antarvariabel dan membuat prediksi berdasarkan korelasi antarvariabel. Jika hubungan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat hubungannya merupakan sebab akibat (causaleffect).

Jenis desain penelitian ini adalah korelasional yang dapat digambarkan ke dalam gambar 3.1.


(22)

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini bersifat korelasional sehingga ada variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) yaitu sikap belajar siswa (� ) dan minat belajar siswa (� ), sedangkan variabel bebas (independent) yaitu kreativitas siswa yang diukur melalui tes tulis (Y).

D. Definisi Operasional

1. Sikap belajar siswa adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku respon atau tanggapan siswa selama mengikuti proses pembelajaran serta respon atau tanggapan terhadap subjek pelajaran (Rhamdani, Neila; 2008) yaitu Kopetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sikap dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu sikap positif dan sikap negatif.

rX1X2Y

X1

X2

Y Sikap

Minat

Kreativitas rX1Y


(23)

2. Minat belajar siswa adalah kecenderungan, ketertarikan atau hasrat siswa terhadap objek pelajaran yaitu Kopetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, sehingga menimbulkan ketekunan dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Kreativitas adalah merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya (Supriadi, 1994). Pada penelitian ini fokus kreativitas yang diukur adalah pada saah satu aspek kreatif yaitu pada aspek Proses berfikir kreatif. Untuk memperoleh tingkat kreativitas siswa, dilakukan yaitu tes kreativitas tertulis.

E. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu:

a. SMK N 1 Karangtengah Kabupaten Cianjur, Jalan Raya Jangari Km 14 Kabupaten Cianjur.

b. Pusat Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian, Jalan Jangari Km 14 Kabupaten Cianjur.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara : a. Kuisioner

Menghimpun data menggunakan kuisioner dilakukan untuk memperoleh hasil belajar aspek kognitif siswa dalam hal ini sikap dan minat belajar siswa,


(24)

serta mengukur tingkat kreativitas ditinjau dari segi sikap kreatif yang merupakan bagian dari proses kreatif.

b. Tes Kreativitas

Tes kreativitas dilakukan untuk memperoleh tingkat kreativitas siswa ditinjau dari segi cara berfikir kreatif yang merupakan bagian dari proses kreatif menggunakan media tes kreativitas.

c. Observasi Langsung

Observasi langsung dilakukan dalam kelas XII SMKN 1 Karangtegah Kabupaten Cianjur. Observasi langsung dilakukan untuk menilai kinerja guru dan refleksi siswa terhadap proses pembelajaran pada Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) melalui lembar observasi. Observasi selain dapat menilai proses pembelajaran yang sedang dilakukan juga dapat menilai aspek afektif siswa.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian eksperimen. Adapun tahapan dijelaskan sebagai berikut :

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih konkrit tentang permasalahan sikap belajar, minat belajar, serta kreativitas siswa pada mata kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di SMK. Selain itu melalui penelitian pendahuluan ini akan diperoleh konsep-konsep


(25)

dan landasan teoritik yang dapat mendukung untuk penelitian. Penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

a. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan pada tanggal 13 Januari 2011 dengan mendatangi sekolah sebagai objek penelitian yaitu SMKN 1 Karangtengah Kabupaten Cianjur Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi pembelajaran Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di sekolah pada saat ini.

Studi lapangan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) tentang kondisi proses belajar mengajar, sikap belajar siswa, minat belajar siswa, persoalan kreativitas siswa serta permasalahan lain yang dialami oleh guru selama melakukan proses pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa maka dilakukan observasi langsung di kelas pada saat siswa melakukan proses pembelajaran dan juga dilakukan penyebaran angket terbuka berisi pertanyaan seputar sikap, minat siswa dalam proses pembelajaran. Hasil dari wawancara kepada guru, observasi langsung di kelas, dan penyebaran angket terbuka kepada siswa kemudian dianalisa sehingga didapat temuan berupa permasalahan yang akan diteliti.

b. Studi Kepustakaan

Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji buku-buku, laporan penelitian, jurnal, undang-undang, peraturan pemerintah baik di perpustakaan atau melalui internet. Landasan teori penelitian merujuk konsep sikap dari Azwar (1995),


(26)

teori-teori minat dari Sobur (2003), Shaleh (2004) dan Dewa Ketut Sukardi (1994). Teori-teori kreativitas dari Helmut R. Lang dan David N. Evans (2006), Basemer dan Treffinger (1981), Rhodes (1961), Munandar (1992, 1994, 1995), serta Guilford (1950).

Hasil dari studi pendahuluan dan studi kepustakaan kemudian disusun menjadi desain penelitian dalam sebuah proposal penelitian. Selanjutnya proposal tersebut diseminarkan dan berdasarkan masukan-masukan dari penguji pada saat seminar dikembangkan menjadi desain penelitian yang dinilai layak untuk dilaksanakan.

2. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Penelitian ini mengangkat Hubungan Sikap dan Minat Belajar Siswa dengan Kreativitas Siswa, maka data penelitian yang diperlukan adalah aspek-aspek yang menunang kreativitas. Supriadi (1994) menyatakan bahwa secara metodologis pendekatan sudi kreativitas dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok pendekatan, yaitu pendekatan psikologis, sosiologis dan sosial-psiologis. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II sebelumnya, penelitian ini menekankan pada aspek sosio – siologis karena ditinjau dari berbagai hal, oleh karena itu pengumpulan data yang digunakan beragam sesuai dengan variabel yang digunakan.

Langkah pertama : Perumusan item untuk variabel (1) Sikap belajar, (2) Minat belajar, dan (3) Kreativitas.


(27)

Untuk instrumen sikap : mengungkap bagaimana sikap siswa terhadap Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan sikap siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung, digunakan SSHA (Survey of Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman yaitu : (1) Selalu, (2) Sering, (3) Kadang-kadang, (4) Jarang dan (5) Tidak Pernah. Skala jawaban dari benar ke tidak adalah 5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya, dengan pertimbangan setiap pernyataan itu semua mengandung kegiatan hanya berbeda-beda sifatnya. Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom yang disediakan. Berikut tabel kisi-kisi yang menjelaskan sub-sub variabel berikut indikatornya.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Sikap Belajar Siswa Pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

Variabel Sub Variabel Indikator

1. Sikap belajar siswa 1.1Pengetahuan 1.2Perasaan 1.3Dorongan bersikap

1.1.1. Pengetahuan siswa tentang kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.2.1.Perasaan siswa terhadap guru kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH)

1.2.2.Perasaan siswa saat belajar kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH) secara berkelompok 1.2.3.Kesungguhan

1.3.1. Dorongan sikap siswa saat mengikuti kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.3.2. Psikologis 1.3.3. Sosial

1.3.4. Keinginan sendiri 1.3.5. Lingkungan penunjang


(28)

Untuk instrumen minat : mengungkap bagaimana minat siswa terhadap Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan minat siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung, digunakan model Skala Likert dengan modifikasi tiga pilihan, yaitu: (1) Selalu, (2) Sering, (3) Kadang-kadang, (4) Jarang dan (5) Tidak Pernah. Skala jawaban dari benar ke tidak adalah 5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya. Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom yang disediakan. Berikut tabel kisi-kisi yang menjelaskan sub-sub variabel berikut indikatornya.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Siswa pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

Variabel Sub Variabel Indikator

2. Minat belajar siswa 2.1Perasaan senang 2.2Perhatian 2.3Konsentrasi

1.1.2. Pendapat siswa tentang kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.1.3. Kesan siswa terhadap guru kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.1.4. Perasaan siswa saat mengikuti kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH)

1.1.5. Perasaan siswa saat mengikuti pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

1.1.6. Perasaan siswa saat belajar kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH) secara berkelompok 2.2.1. Perhatian saat mengikuti pelajaran

2.2.2. Perhatian siswa saat diskusi pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

2.3.1. Konsentrasi siswa saat mengikuti

pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di


(29)

Variabel Sub Variabel Indikator

2.4Kesadaran

2.3.2. Konsentrasi siswa saat mengikuti

pelajaran kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di rumah.

2.4.1. Kesadaran siswa tentang belajar di rumah 2.4.2. Kesadaran siswa setelah ia tidak masuk

sekolah.

2.4.3. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang.

2.4.4. Kesadaran siswa untuk bertanya. 2.4.5. Kesadaran siswa untuk mengikuti

praktikum pelajaran.

Untuk instrumen kreativitas : mengungkap bagaimana kreativitas siswa dikaitan dengan hubungan sikap dan minat belajar siswa terhadap kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Digunakan tes kreativitas yang diadaptasi dari Jurnal pribadi "How Creative Are You?" oleh Raudsepp,

Eugene (1979) dengan metode penilaian menggunakan model Skala Likert. Skala

Likert memiliki pilihan jawaban, yaitu: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Tidak Setuju dan (5) Sangat Tidak Setuju. Skala jawaban dari benar ke tidak adalah 5,4,3,2,1 dan begitu sebaliknya. Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom yang disediakan. Berikut tabel kisi-kisi yang menjelaskan sub-sub variabel berikut indikatornya.


(30)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Siawa Pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

Variabel Sub Variabel Indikator

3. Kreativitas siswa 3.1Berfikir kreatif 3.2.Sikap kreatif 3.1.1 Kelancaran - Perencanaan - Pengembangan - Evaluasi 3.1.2. Fleksibilitas

- Keterampilan mengemukakan pendapat 3.1.3. Orisinalitas

- Keterampilan menjelaskan gagasan - Keterampilan memanfaatkan media untuk

membuat tugas 3.1.4. Elaborasi

- Evaluasi proses - Evaluasi hasil 3.2.1. Rasa ingin tahu

- Peka dengan materi/ hal-hal baru berkaitan dengan pelajaran

- Ingin tahu tanggapan guru 3.2.2. Keberanian mengambil resiko

- Berani mengerjakan tugas dengan cara baru.

- Berani bertanggung jawab 3.2.3. Tertantang oleh kemajemukan

- Menyukai topik controversial - Menyukai pendapat beragam 3.2.4. Memiliki kepekaan terhadap seni

- Memiliki rasa humor tinggi

- Menonjol dalam salah satu bidang seni. - Memiliki rasa keindahan

3.2.5. Berpusat pada diri sendiri

- Mengenali kemampuan diri dengan baik. - Dapat bekerja sendiri.

- Memiliki kepercayaan diri yang tinggi. - Tidak mudah terpengaruh opini lain. - Memperhatikan pencitraan diri 3.2.6. Berpusat pada diri sendiri

- Mengenali kemampuan diri dengan baik. - Dapat bekerja sendiri.


(31)

Variabel Sub Variabel Indikator

3.3. Produk kreatif

- Tidak mudah terpengaruh opini lain. - Memperhatikan pencitraan diri 3.2.7. Imajinatif

- Mampu membuat analogi rasional

- Mampu membuat analisis untuk prediksi 3.3.1. Kebaharuan

- Proses /konsepnya baru - Produknya baru

3.3.2. Pemecahan - Bersifat logis - Lebih praktis - Lebih elegan - Berguna

Langkah kedua: Menguji Kelaikan Instrumen

Sebelum kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data, penulis melakukan pengecekan kepada 2 (dua) guru bidang keahlian Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan 3 (tiga) pakar Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) PPPPTK Pertanian. Hal tersebut dimasudkan untuk memperoleh validitas isi dan validitas konstruk, untuk memperoleh kepastian bahwa kuisioner yang penulis susun benar-benar dipahami oleh responden, serta pertanyaan/pernyataan yang diangkat bear-benar terjadi di lapangan.

Langkah ketiga: Perbaikan dan Penyempurnaan Kuisioner

Perbaikan dan penyempurnaan kuisioner dilakukan seteah uji coba di lapangan terutama pada item-item yang menunjukan jawaban responden mengumpul pada pilihan tertentu pada pilihan tertinggi atau terendah.


(32)

Langkah keempat: Menguji Validitas, Reliabilitas dan Daya beda Item. Pada tahap ini dilakukan kegiatan:

1. Memberikan skor pada setiap jawaban responden yang didasarkan pada kunci jawaban.

2. Mentabulasi perolehan skor yang didapat responden.

3. Menghitung validitas item sikapdenganmenggunakan rumus summated ratings : uji vaiditas t (Mar’at, 1982: 167)

= � −� 2 1 + 2

Dimana:

Xh = Mean skor untuk pernyataan dari kelompok tinggi. X1 = Mean skor untuk pernyataan dari kelompok rendah.

Sh2 = Varians dari distribusi respon untuk pernyataan dari kelompok rendah

Sl2 = Varians dari distribusi respon untuk pernyataan dari kelompok tinggi

nh = Jumlah subjekdalam kelompok tinggi nl = Jumlah subjekdalam kelompok rendah

4. Menghitung validitas item minat dan kreativitas, dengan menggunakan rumus : uji validitas (Sudjana, 1986:377)

r n r t

  

1 2


(33)

Dimana : t = Harga

r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden

Dengan kaidah jika > maka item dianggap valid. Sebaliknya apabila maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Dimana adalah nilai t dengan taraf signifikansi 1 –α dan dk = n – 2. 5. Menghitung Reliabilitas varibel sikap, minat belajar serta kreativitas siswa

dengan rumus Kuder Richardson-20 (KR-20) (Arikunto, 1993:154)

11 = 1 � −

� Dimana :

11= reliabilitas instrumen K = banyaknya butir soal Vt = varians total

p = proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir q = proporsi subyek yang mendapat skor

6. Pengujian normalitas sikap, minat belajar dan kreativitas siswa.

7. Perhitungan korelasi/hubungan antara variabel sikap dan minat terhadap kreativitas melalui rumus product momment.

8. Rumus yang digunakan adalah rumus Pearson’s Product Moment (PPM) Coefficient

)(

).(

)

( XY X Y n


(34)

Dimana :

= Koefisien korelasi

X = Skor responden tiap butir soal Y = Skor responden seluruh butir soal N = Jumlah responden

Interprestasi untuk koefisien korelasi sebagai berikut : Tabel 3.4

Interprestasi untuk koefisien korelasi

Rentang Klasifikasi

0,00 < 0,20

0,20 ≤ r < 0,40

0,40 ≤ r < 0,60

0,60 ≤ r < 0,80

0,80 ≤ r < 1,00

Sangat Rendah Rendah

Cukup Kuat Kuat

Sangat Kuat

9. Tingkat/ indeks kesukaran

Uji tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal termasuk mudah, sedang, atau sukar. Indeks kesukaran ditentukan dengan rumus :

Rumus tingkat kesukaran soal (Groundlund, 1982:102) dalam Narsoyo (2007:202).

Dimana :

P = Indeks kesukaran

s

T R P


(35)

R = Banyaknya responden yang menjawab benar T = Jumlah peserta tes

Interprestasi untuk tingkat kesukaran sebagai berikut : Tabel 3.5

Interprestasi untuk tingkat kesukaran

Rentang Klasifikasi

0,70 ≤ P ≤ 1,000

0,30 ≤ P < 0,70

0,00 ≤ P < 0,30

Mudah Sedang Sukar

10. Indeks Distraktor (Pengecoh)

Uji tingkat pengecoh merupakan parameter yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kunci pengecoh jawaban.

Rumus yang digunakan untuk indeks destraktor � =�

� 100%

Dimana :

D = Prosentase indeks pengecoh

Bd = Banyaknya responden yang memilih jawaban kunci pengecoh. Js = Jumlah peserta tes.

Interprestasi untuk indeks pengecoh adalah apabila prosentase indeks pengecoh di atas 5 % maka kunci pengecoh dianggap berfungsi


(36)

11. Uji Daya Pembeda Soal

Uji daya pembeda bertujuan untuk mengetahui, apakah suatu soal dapat membedakan responden yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi dan yang rendah (Narsoyo, 2007:202)

Rumus yang digunakan

Dimana : D = Daya Pembeda

Ja = Banyaknya responden kelompok atas Jb = Banyaknya responden kelompok bawah

Ba = Banyaknya responden kelompok atas yang menjawab benar Bb = Banyaknya responden kelompok bawah yang menjawab benar Pa = Proporsi responden kelompok atas yang menjawab benar Pb = Proporsi responden kelompok bawah yang menjawab benar

Interprestasi untuk uji daya pembeda sebagai berikut :

Tabel 3.6

Interprestasi untuk uji daya pembeda

Rentang Klasifikasi

D < 0,20

0,20 ≤ D < 0,40

0,40 ≤ D < 0,70

0,70 ≤ D ≤ 1,00

Jelek Cukup Baik Baik sekali Pb Pa Jb Bb Ja Ba D s    


(37)

12. Kesimpulan

Dari hasil hitungan analisis butir soal uji coba instrumen tes maka disimpulkan sebagai berikut :

(a) Diterima apabila :

 Nilai uji daya pembeda di atas 0,30

Uji t menunjukan bahwa item soal valid (b) Diperbaiki apabila :

 Nilai uji daya pembeda antara 0,20 – 0,30

Uji t menunjukan bahwa item soal valid (c) Ditolak apabila :

 Nilai uji daya pembeda di bawah 0,20

Uji t menunjukan bahwa item soal tidak valid

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara manual menggunakan Microsoft Office Excel. Teknik pengolahan data secara manual terdiri atas beberapa tahap yang akan dijelaskan di bawah ini :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua buah populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan �2 (Uji Chi Kuadrat). Suatu populasi dapat dikatakan berdistribusi normal apabila harga �2 < �2 dan sebaliknya berdistribusi tidak normal


(38)

Rumus yang digunakan adalah (Narsoyo, 2007:43) : �2 = =1( − )2

Dimana :

= frekuensi hasil observasi = frekuensi yang diharapkan

Dengan kaidah : Jika �2 < �2 : Data berdistribusi normal Jika �2 �2 : Data tidak berdistribusi normal

b. Tes Homogenitas Dua Variansi

Uji homogenitas dua buah variansi dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai variansi yang homogen. Tes uji homogenitas dua buah variansi ini dilakukan bila kedua kelompok data ternyata berdistribusi normal. Sedangkan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a) Mencari nilai varians terbesar dibanding varians terkecil dengan menggunakan rumus (Riduan, 2004:179) :

� =�

� � =

� Dimana :

� = Variansi terbesar � = Variansi terkecil

b) Menentukan homogenitas dengan membandingkan nilai � dan � , dengan rumus F tabel :


(39)

dk penyebut = n – 1, dk pembilang = n – 1, dengan taraf signifikan = α, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

� <� maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika

� � maka kedua variansi tidak homogen.

c. Uji r

Uji r adalah sebuah rumus yang menghasilkan angka-angka yang digunakan untuk menentukan korelasi dengan menggunakan rumus product moment correlation (ppm).

a) Mencari korelasi (r) dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2005:240): = . −

22 22

b) Mencari nilai t dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2001:498) :

= . −2

1− 2

c) Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau 99%, sedangkan kriterianya yaitu :

Jika − < < maka Hipotesis Nol (�0) diterima dan Hipotesis Alternatif (� ) ditolak. Jika ada diluar atau sama dengan batas interval t 0.975 tetapi masih dalam interval t 0.995 maka Hipotesis nol (�0) ditolak dan Hipotesis alternatif (� ) diterima.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sikap dan minat belajar siswa merupakan salah satu faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kreatifitas siswa.

2. Tingkat kreativitas siswa ditentukan salah satunya oleh kondisi sikap dan minat belajar siswa, hal ini berdasarkan analisis data bahwa dengan kondisi sikap dan minat belajar siswa dikategorikan sedang, tingkat kreativitas siswa pun dalam kondisi sedang.

3. Berdasarkan penelitian bahwa sikap positif dan minat belajar yang tinggi dapat membuka diri untuk menerima wawasan sebanyak-banyaknya, akibatnya rasa ingin tahu dapat dirangsang semakin besar dan memunculkan gagasan-gagasan baru di dalam diri siswa.


(41)

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian digambarkan dengan tabel di bawah ini: Tabel 5.1. Implikasi Penelitian

Aspek Implikasi

Guru Memperoleh informasi berharga untuk

merencanakan pembelajaran yang dapat merangsang sikap positif, minat belajar, dan kretivitas siswa SMK Pertanian Memperoleh data berdasarkan penelitian yang

selama ini menjadi tanda tanya mengapa siswa di SMK Pertanian sangat sedikit dibanding SMK bidang yang lain sehingga SMK pertanian harus melakukan strategi khusus untuk menarik minat calon siswa.

Teknologi Pertanian Menjadi rujukan untuk meningkatkan daya saing secara positif dengan SMK bidang yang lain dengan memperkaya pembelajaran bidang pertanian dengan teknologi sehingga minat untuk mempelajari

pertanian dapat meningkat

C. Saran/ Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka hasil penelitian ini direkomendasikan bagi:

1. Pemerintah terkait dalam hal ini PPPPTK Pertanian sebagai lembaga yang memiliki tugas dalam pembinaan SMK bidang pertanian untuk meningkatkan daya saing guru SMK Pertanian khususnya kompetensi keahlian ATPH dengan inovasi-inovasi teknologi pertanian sehingga calon siswa memandang pertanian sekarang adalah pertanian modern


(42)

2. SMK Pertanian khususnya kompetensi keahlian ATPH dalam penerimaan siswa baru, untuk menyusun strategi khusus menarik minat siswa dengan program pembinaan dan stimulasi minat siswa sejak awal.

3. Guru produktif khususnya kompetensi keahlian ATPH untuk merancang pembelajaran pertanian berbasis ICT yang dapat meningkatkan sikap dan minat belajar siswa


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Amabile, T. (1986). The Personality of Creative.

Andrews, F. (1975). Perspective in Creativity. Chicago. Aldine.

Awar, S. (2006). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

_______.(1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Baron, F. (1969). Creative Person annd Creative Process. New York. Holt, Reiehart & Wiston.

Beetlestone, Florence. (2011). Creative learning. Bandung. Nusa Media.

Best, J.W. (1978). Research in Education. Third Edition. New Delhi. Prentice Hall of India.

Binet, A., Simon, T. (1973) The Development of Intelligence in Children (the Binet-Simon Scale). New York. Arno Press.

Bricklin, B., & Bricklin, P. (1967). Bright Child Poor Grades. The Psychology of Underachievment. New York. Delacorte.

Brown & Holtzman, (1982). Brown-Holtzman Survey of Study Habits and Attitudes. Journal of Consulting psychology, Vol 18(2) : 153.

Carter, P.( 2010). Soft Competences Self Test. Jakarta. Penerbit PPM Manajemen. Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. PT Raja Grafindo

Clark, B. (1988).Growing Up Gifted. Third Edition. United States of America. Merrill Pubishing Company.

Clark. L.E. (1988). Journal Of Personality And Social Psychology 54 (6): 1063-1070 Jun 1988 . Times Cited: 3403

Colangelo, N., Gary, D. (1991). Handbook of Gifted Education. United States of America. Allyn and Bacon Corp.


(44)

Creswell, J.W. (2008). (3 rd Edn ). Educational Research. New Jersey. Pearson Education, Inc.

Dimyati., M . (1994). Belajar dan Pembelajar. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Furqon. (2005). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Gardner, H. (1983). Frames of Mind. New York. Basic Book.

Goldman, A I. (1938). Epistimology and Cognition.Harvard University Press. Guilford, J. P. (1950). Creativity. USA. American Psychologist.

Hidi, S. & Renninger, k. A. (1996). The Four-Phase Model of Interest Development. [online] Tersedia :

http://www.unco.edu/cebs/psychology/kevinpugh/motivation_project/res ources/hidi_renninger06.pdf

Hornby, A.S. (1974).Oxford Advanced Learnear’s Dictionary of Current English. 3rd ed. London. The English Language Book Society and Oxford

University Press. Tersedia: www.thefreedictionary.com

http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/masalah-yang-timbul-pada-siswa-dalam-kreativitas-belajar-siswa-didalam-kelas

http://creativity.hkbu.edu.hk/

http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/ciri-ciri-dan-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act =view&typ=html&buku_id=27699&obyek_id=4

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/22820

http://mm.unsoed.ac.id/id/content/pengaruh-kreativitas-minat-dan-motivasi-belajar-siswa-terhadap-hasil-belajar-ilmu-pengetahuan

http://muhajirmurlan-asri.blogspot.com/2010/10/minat-belajar-siswa-dan-faktor.html

http://opini.wikispaces.com/file/view/minat+belajar+mtk.pdf


(45)

http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/faktor-pendukung-dan-penghambat.html http://www.euvonal.hu/images/creativity_report.pdf

http://www.lppm.ut.ac.id/index.php/menudatapenelitian/98?num=7

Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., and Masia, B.B. (1964). Taxonomy of educational objectives: Handbook II: Affective domain. New York. David McKay Co. Tersedia :

http://classweb.gmu.edu/ndabbagh/Resources/Resources2/krathstax.htm Lang. R. H. & Evan N. D. (2006). Models, Strategies, and Methods for Effective

Teaching, New York. Pearson Education Inc.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan sera Pengukurannya. Bandung. Ghalia

Indonesia.

Marthin, M.W.(1994). Cognition. United State of America. Harcourt Brace Publishers.

Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas anak Berbakat. Jakarta. Rineka Cipta.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Notoatmojo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip dasar (perilaku). Jakarta. Jakarta Rieneka Citra.

Pramono, Tukimin. (2001). Kontribusi Kreativitas terhadap Minat Belajar Matematika Berprestasi Tinggi Siswa kelas I SMK YPKK 1 Sleman. Yogyakarta. Universitas Terbuka.

Ramadhani, N. (2009). Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Raudsepp, E. (1982). How To Create New Ideas for Corporate Profit and Personal Success. Englewood Cliffs, NJ. Prentice Hall.

_______, E. ( April, 1979). "How Creative Are You?", Jurnal Pribadi. Hal. 218-220.

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung. Alfabeta. _______.( 2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung. Alfabeta.


(46)

Schunk, D., Pintrich, P., Meece, J. (2012).Motivasi dalam Pendidikan.: Teori, Peneltian dan Aplikasi. ( Edisi ketiga). Jakarta. Indeks.

Sibelrman, M. (1996). Active Learning. United Ststes of America. YAPPENDIS.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . Rineka Cipta

Sobur.A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Subekti, A. (2011). Kreativitas Anak Ditinjau dari Kepribadian dan pendekatan Pemebelajaran. Tesis. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.

Sudjana. (1983). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung. Tarsito. ______ .( 2005).Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.

Sukardi, D. K. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta. Aksara Baru

Sukmadinata, N. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung. Maestro.

Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah. Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

________, D., El-Garsel, A. (2010). The Development of Thecears Creativity. Garut. Rahayasa.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung. Alfabeta.

Tim Penulis naskah Ujian Negara. (2011). Soal Ujian Negara SMK Pertanian tahun 2010/2011 Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Jakarta.

Torrance, E.P. (1974). Test of creative Thinking. Lexington. Ginn. Treffinger, D.J.(1986). Research on Creativity. Gifted Child Quarterly.

Uyun, Muhammad. (2005). Hubungan Kreativitas dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Akselerasi. Tesis. Yogyakarta. Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Tersedia dalam www.edt.ugm.ac-id


(47)

www.akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdf www.askep.net/pdf/neila-ramdhani-sikap.html

www.kemalmustafa.wordpress.com/2010/07/28/kreativitas-verbal/ www.pti-undiksha.com/senapati/file/file_archive/2011/A6.pdf


(1)

2. SMK Pertanian khususnya kompetensi keahlian ATPH dalam penerimaan siswa baru, untuk menyusun strategi khusus menarik minat siswa dengan program pembinaan dan stimulasi minat siswa sejak awal.

3. Guru produktif khususnya kompetensi keahlian ATPH untuk merancang pembelajaran pertanian berbasis ICT yang dapat meningkatkan sikap dan minat belajar siswa


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Amabile, T. (1986). The Personality of Creative.

Andrews, F. (1975). Perspective in Creativity. Chicago. Aldine.

Awar, S. (2006). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

_______.(1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Baron, F. (1969). Creative Person annd Creative Process. New York. Holt, Reiehart & Wiston.

Beetlestone, Florence. (2011). Creative learning. Bandung. Nusa Media.

Best, J.W. (1978). Research in Education. Third Edition. New Delhi. Prentice Hall of India.

Binet, A., Simon, T. (1973) The Development of Intelligence in Children (the Binet-Simon Scale). New York. Arno Press.

Bricklin, B., & Bricklin, P. (1967). Bright Child Poor Grades. The Psychology of Underachievment. New York. Delacorte.

Brown & Holtzman, (1982). Brown-Holtzman Survey of Study Habits and Attitudes. Journal of Consulting psychology, Vol 18(2) : 153.

Carter, P.( 2010). Soft Competences Self Test. Jakarta. Penerbit PPM Manajemen. Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. PT Raja Grafindo

Clark, B. (1988).Growing Up Gifted. Third Edition. United States of America. Merrill Pubishing Company.

Clark. L.E. (1988). Journal Of Personality And Social Psychology 54 (6): 1063-1070 Jun 1988 . Times Cited: 3403

Colangelo, N., Gary, D. (1991). Handbook of Gifted Education. United States of America. Allyn and Bacon Corp.


(3)

Creswell, J.W. (2008). (3 rd Edn ). Educational Research. New Jersey. Pearson Education, Inc.

Dimyati., M . (1994). Belajar dan Pembelajar. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Furqon. (2005). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Gardner, H. (1983). Frames of Mind. New York. Basic Book.

Goldman, A I. (1938). Epistimology and Cognition.Harvard University Press. Guilford, J. P. (1950). Creativity. USA. American Psychologist.

Hidi, S. & Renninger, k. A. (1996). The Four-Phase Model of Interest Development. [online] Tersedia :

http://www.unco.edu/cebs/psychology/kevinpugh/motivation_project/res ources/hidi_renninger06.pdf

Hornby, A.S. (1974).Oxford Advanced Learnear’s Dictionary of Current English. 3rd ed. London. The English Language Book Society and Oxford

University Press. Tersedia: www.thefreedictionary.com

http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/masalah-yang-timbul-pada-siswa-dalam-kreativitas-belajar-siswa-didalam-kelas

http://creativity.hkbu.edu.hk/

http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/ciri-ciri-dan-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act =view&typ=html&buku_id=27699&obyek_id=4

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/22820

http://mm.unsoed.ac.id/id/content/pengaruh-kreativitas-minat-dan-motivasi-belajar-siswa-terhadap-hasil-belajar-ilmu-pengetahuan

http://muhajirmurlan-asri.blogspot.com/2010/10/minat-belajar-siswa-dan-faktor.html

http://opini.wikispaces.com/file/view/minat+belajar+mtk.pdf


(4)

http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/faktor-pendukung-dan-penghambat.html http://www.euvonal.hu/images/creativity_report.pdf

http://www.lppm.ut.ac.id/index.php/menudatapenelitian/98?num=7

Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., and Masia, B.B. (1964). Taxonomy of educational objectives: Handbook II: Affective domain. New York. David McKay Co. Tersedia :

http://classweb.gmu.edu/ndabbagh/Resources/Resources2/krathstax.htm

Lang. R. H. & Evan N. D. (2006). Models, Strategies, and Methods for Effective Teaching, New York. Pearson Education Inc.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan sera Pengukurannya. Bandung. Ghalia

Indonesia.

Marthin, M.W.(1994). Cognition. United State of America. Harcourt Brace Publishers.

Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas anak Berbakat. Jakarta. Rineka Cipta.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Notoatmojo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip dasar (perilaku). Jakarta. Jakarta Rieneka Citra.

Pramono, Tukimin. (2001). Kontribusi Kreativitas terhadap Minat Belajar Matematika Berprestasi Tinggi Siswa kelas I SMK YPKK 1 Sleman. Yogyakarta. Universitas Terbuka.

Ramadhani, N. (2009). Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Raudsepp, E. (1982). How To Create New Ideas for Corporate Profit and

Personal Success. Englewood Cliffs, NJ. Prentice Hall.

_______, E. ( April, 1979). "How Creative Are You?", Jurnal Pribadi. Hal. 218-220.

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung. Alfabeta. _______.( 2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung. Alfabeta.


(5)

Schunk, D., Pintrich, P., Meece, J. (2012).Motivasi dalam Pendidikan.: Teori, Peneltian dan Aplikasi. ( Edisi ketiga). Jakarta. Indeks.

Sibelrman, M. (1996). Active Learning. United Ststes of America. YAPPENDIS. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta .

Rineka Cipta

Sobur.A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Subekti, A. (2011). Kreativitas Anak Ditinjau dari Kepribadian dan pendekatan Pemebelajaran. Tesis. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.

Sudjana. (1983). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung. Tarsito. ______ .( 2005).Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.

Sukardi, D. K. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta. Aksara Baru

Sukmadinata, N. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung. Maestro.

Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah. Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

________, D., El-Garsel, A. (2010). The Development of Thecears Creativity. Garut. Rahayasa.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung. Alfabeta.

Tim Penulis naskah Ujian Negara. (2011). Soal Ujian Negara SMK Pertanian tahun 2010/2011 Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Jakarta.

Torrance, E.P. (1974). Test of creative Thinking. Lexington. Ginn. Treffinger, D.J.(1986). Research on Creativity. Gifted Child Quarterly.

Uyun, Muhammad. (2005). Hubungan Kreativitas dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Akselerasi. Tesis. Yogyakarta. Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Tersedia dalam www.edt.ugm.ac-id


(6)

www.akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdf www.askep.net/pdf/neila-ramdhani-sikap.html

www.kemalmustafa.wordpress.com/2010/07/28/kreativitas-verbal/