Pengaruh Karakteristik Motivasi Shopper pada Store Brand Portfolios (Studi pada Konsumen Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan berbagai faktor elemen sensitivitas harga, sensitivitas promosi, sensitivitas layanan, kenikmatan belanja, inovasi, dan sensitivitas merek pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium) di Yoyga Junction, Griya / Toserba, dan Yomart. Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian digunakan adalah metode analisis descriptive yang berarti mencoba memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari sebuah situasi yang akan diteliti. Peneliti juga mencoba untuk mengungkapkan hasil secara sistematis dan akurat. Penelitian ini menggunakan metode multinomial logistik untuk mendapatkan hasil yang signifkan dari perbedaan karakteristik berbagai elemen-elemen faktor penyebab bahwa konsumen lebih tertarik berkunjung ke satu tempat berbelanja tersebut. Dan kategori untuk variabel independen adalah karakteristik motivasi shopper sedangkan variabel dependen adalah brand portfolios spesifikasi kategori sering kemana konsumen berkunjung ke tempat berbelanja (Yogya Junction (Premium), Griya / Toserba (Standar), dan Yomart (Generic). Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh karakteristik motivasi shopper pada store brand portfolios. Seharusnya dalam penerapan hipotesis tidak hanya faktor- faktor sensitivitas harga, sensitivitas promosi, sensitivitas layanan, kenikmatan belanja, inovasi dan sensitivitas merek saja yang di uji. Dengan menambahkan beberapa variabel lain dalam pengujian penelitian ini, misalnya mengenai faktor elemen store atmosphere dan visual merchandising yang bisa ditambahkan dalam pengembangan uji hipotesisnya.

Kata Kunci : Sensitivitas Harga, Sensitivitas Promosi, Sensitivitas Layanan, Kenikmatan Belanja, Inovasi, Sensitivitas Merek, Store Atmosphere, dan Visual Merchandising


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The porpuse of research on test and analyze the influence of shopper motivation characterictics based on various factors motivational element of price sensitivity, sensitivity promotion, sensitivity of service, shopping enjoyment, inovation, and brand sensitivtiy on store brand portfolios (generic vs standar vs premium) study on consumers Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, and Yomart. Based on the research objective, the type of research used is descriptive analysis method, which means trying to obtain a complete and accurate description of a situation to be studied. Reseachs are also trying to reveal the results of a sytematic and accurate. This research used multinomial logit method to obtain significant results from differences in the characteristics of the various elements of the factors causing that consumers are more intersted in visiting one of the places to shop, and categories for the independent variable are characteristics shopper motivations while the dependent variable is the brand portfolios specify a category where consumers often visit the place to shop. This research result is no effect on the characteristics of motivation shopper store brand portfolios. In the application of the hypothesis should not only factors Price sensitivity, sensitivity promotion, service sensiivity, shopping enjoyment, inovation, brand sensitivity merek only in a test. By adding a few other variables in the study testing in for example regarding the factors and elements of visual merchandising, store atmosphere that could be added in the development of the hypothesis test.

Keyword : Price sensitivity, sensitivity promotion, service sensitivity, shopping enjoyment, inovation, brand sensitivity, store atmosphere, and visual merchandising.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1. Perilaku Konsumen ... 12

2.1.2. Marketing Mix ... 18

2.1.3. Brand Merek ... 22

2.1.4. Positioning... ... 23


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.6. Store Brand ... 27

2.1.7. Motivasi Belanja ... 28

2.1.8. Sensitivitas Harga ... 30

2.1.9.Sensitivitas Promosi ... 31

2.1.10.Sensitivitas Layanan ... 32

2.1.11.Kenikmatan Belanja ... 33

2.1.12 Inovasi ... 34

2.1.13 Sensitivitas Merek ... 35

2.1.14 Keputusan Pembelian ... 36

2.2 Kerangka Pemikiran ... 37

2.3 Kerangka Teoritis ... 38

2.4 Penelitian Terdahulu ... 39

2.5 Pengembangan Hipotesis ... 41

2.6 Model Penelitian ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 49

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data... ... 55

3.6. Uji Instrumen... 56


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden ... 58

4.2 Hasil Penelitian ... 59

4.3 Pembahasan ... 60

4.3.1 Pengertian Store Atmosphere ... 61

4.3.2 Pengertian Visual Merchendising ... 61

4.3.3 Pengembangan Solusi Hipotesis ... 62

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 64

5.2 Implikasi Manajerial ... 66

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 67

5.3 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Pembelian Konsumen Model... 36

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran... 37

Gambar 2.3 Kerangka Teoritis... 38

Gambar 2.6 Model Penelitian... 47


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 52


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran I : Pengujian Model Logit Reggresion... 70


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Persaingan yang semakin tinggi menuntut adanya keunggulan bersaing yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan dan membutuhkan strategi pemasaran jangka panjang yang tepat. Pesaing perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang sama, pesaing dapat dilihat dari sudut pandang industri dan pasar. Setiap perusahaan menerapkan strategi pemasaran tidak lepas dari sisi konsumen (pelanggan), sebab konsumen mempunyai peranan penting, dimana konsumen sebagai alat ukur menentukan keberhasilan suatu barang atau jasa perusahaan. (Michael Porter & Lilik Suprapti, 2010).

Dalam memenangkan persaingan perusahaan menerapkan strategi yang digunakan yaitu membagi sebuah pasar menjadi grup pembeli dengan karakteristik dan perilaku yang berbeda-beda. Pembagian pasar antara lain segmentasi, dan target pasar yang dituju serta posisi (positioning) yang diinginkan oleh perusahaan di benak konsumen. (Kotler & Amstrong, 2008). Setiap perusahaan dalam strategi yang dilakukan menciptakan positioning untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen dapat memahami dan menghargai apa yang dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.

Menciptakan positioning harus dikonsep dengan matang dari merumuskan pesan yang akan disampaikan, siapa yang akan menyampaikannya kepada siapa akan di sampaikan, kapan waktu yang tepat


(10)

2 Universitas Kristen Maranatha untuk menyampaikannya, dan bagaimana caranya. Positioning yang berhasil berada dibenak para konsumen dapat menjadi pembeda sebuah perusahaan dengan pesaing yang serupa. Menurut Kartaja (2004), Positioning adalah bagaimana suatu bisnis mendapatkan kepercayaan dari konsumennya. Positioning juga sebagai janji yang diberikan produk, merek, dan perusahaan kepada pelanggan.

Setelah perusahaan menciptakan positioning maka strategi marketing dengan menetapkan brand positioning. Menurut Kotler & Keller (2008), Brand positioning merupakan jantung dari strategi marketing, proses perancangan image dan penawaran dari sebuah perusahaan sehingga mampu menempati sebuah tempat yang nyata dan bernilai dalam benak konsumen. Brand positioning yang baik akan membantu mengarahkan strategi pemasaran dengan cara memperjelas apakah yang dimaksud brand itu, apa yang menjadi keunikan dari brand dan bagaimana kemiripan brand tersebut diantara pesaing. Dengan adanya brand sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen serta memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Menurut Kotler & Keller (2006), brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi yang dapat dijadikan sebagai identitas produk atau jasa yang membedakan satu atau kumpulan penjual dari kompetitornya.

Adanya brand membentuk karakteristik perilaku konsumen serta memudahkan konsumen memutuskan produk dalam berbelanja. Perilaku konsumen merupakan hal paling utama, dan lini dipengaruhi oleh bagaimana identitas dan kepribadian brand yang di desain oleh produsen, supaya pada


(11)

3 Universitas Kristen Maranatha akhirnya brand tersebut bisa memberi manfaat yang besar bagi produsen. Karena itu sebuah perusahaan harus mengelola portofolio brandnya. Brand portofolio adalah kumpulan semua merek dan lini merek yang ditawarkan perusahaan tertentu untuk dijual dalam satu kategori atau segmen pasar tertentu (Kotler & Keller, 2009). Dengan adanya brand portofolio tersebut perusahaan dapat tetap bersaing dalam segmen pasar.

Pada masa era pasar bebas sekarang ini para pengusaha dalam tantangan bisnis lebih berat dalam menjalankan usahanya khususnya pada perusahaan ritel. Ritel adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan dan pembelian barang/jasa secara lansung pada konsumen akhir. Setiap pelaku bisnis ritel dalam mengembangkan usaha-usaha harus dikelola dengan maksimal. Tantangan setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam pasar ritel ini adalah memperkaya brand, bukan hanya single brand tetapi membentuk sekumpulan brand. Perusahaan harus mempunyai sejumlah brand yang berbeda ditengah kategori produk yang sama. Michael (2008).

Perusahaan ritel dalam mengembangkan usahanya dilakukan lewat toko (in-store retailing) atau tidak lewat toko (non-retailing). Ritel toko adalah suatu media penjualan yang transaksi antara pembeli dan penjual dilakukan pada suatu tempat tertentu seperti toko atau warung. Sedangkan ritel non-toko adalah penawaran barang atau jasa kepada konsumen lewat media selain toko, seperti pedagang keliling yang menjalankan usaha dagangnya di lingkungan sekitar usahanya. Kotler (2000).


(12)

4 Universitas Kristen Maranatha Kebanyakan perusahaan ritel ini mengembangkan usahanya memalui toko (in-store retailing). Setiap perusahaan ritel menciptakan berbagai brand untuk menetapkan karakteristik produk yang dibutuhkan agar para konsumen mudah mengingat produk dari nama perusahaan tersebut, maka dari itu perusahaan ritel membuat store brand. Store brand atau merek toko berhubungan dengan nama merek yang diciptakan secara ekslusif oleh pedagang besar atau peritel tertentu. (Harcar et al., 2006).

Store brand di bedakan beberapa tipe antara lain generic store brand, standar store brand, dan premium store brand. Generic store brand lebih menekankan kegunaan dasar dari produk. Desain kemasan yang sederhana, iklan terbatas dan memotong kualitas dan diposisikan di deretan harga termurah (Yelkur, 2000). Standar store brand diposisikan sejenis atau lebih kecil dibawah produk merek terkecil. Secara rata-rata, harganya 10-30 persen lebih murah dari merek nasional yang terkenal. Sedangkan premium store brand diposisikan seperti merek nasional yang terkenal (Zieke dan Dobbelstein, 2007). Dengan adanya berbagai pilihan store brand membuat konsumen dalam pembelian produk berdasarkan pada persepsi mereka masing-masing menilai store mana yang dikunjungi dan cocok dengan kebutuhan produknya.

Setiap perusahaan ritel menimbulkan motivasi konsumen berbeda saat berbelanja yang tidak terlepas juga dari berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. (Lamb, Hair, dan Mc Daniel, 2001). Salah satunya faktor-faktor elemen motivasi dalam perilaku konsumen jaman modern saat ini tentu membuat penilaian berbagai keputusan pembelian


(13)

5 Universitas Kristen Maranatha produk sangat sulit. Maka dari itu terdiri dari berbagai faktor-faktor membuat konsumen tertarik mengujungi store mana yang di pilih sesuai kebutuhanya.

Faktor pertama sentivitas harga adalah pertimbangan yang paling penting bagi konsumen pada umumnya dalam memotivasi membeli dan berkunjung ke store tersebut. Sensitivitas harga adalah konsumen akan membeli produk dengan membandingkan antara nilai dan manfaat yang akan diterima dengan mencari alternatif harga terbaik yang memaksimalkan nilai yang akan diterimanya, (Sinha dan Batra (2010). Dalam hal ini para konsumen bersedia membayar harga premium untuk merek favorit mereka. Kepuasan konsumen juga dapat dibangun dengan membandingkan harga dengan biaya yang dirasakan dari nilai produk yang dibeli.

Faktor kedua adalah sensitivitas promosi. Sensitivitas promosi adalah aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan, (Kotler, 2007). Strategi promosi yang digunakan perusahaan ritel dalam mempromosikan produknya kepada konsumen akan berperan sangat penting. Strategi promosi harus dilakukan terintergrasi agar sebuah pesan dapat disampaikan dengan menyeluruh dan konsisten pada target yang di capai. Promosi penjualan membuat konsumen tertarik berkunjung ke store yang di butuhkannya.

Faktor ketiga adalah sensitivitas pelayanan. Sensitivitas pelayanan merupakan pencarian untuk layanan berkaitan dengan pencarian untuk belanja terbaik, keranjang belanja terbaik, dan khususnya kualitas produk tertinggi, (Coughlan dan Soberhan, 2012).Tujuan memberikan pelayanan berkualitas bagi para konsumen yaitu rasa puas yang tercemin dari perilaku mereka untuk


(14)

6 Universitas Kristen Maranatha memilih layanan yang kita berikan dan atau mempengaruhi mereka untuk kembali dan juga merekomendasikan kepada kerabat dan keluarganya. Jika hal itu terjadi, maka dapat dikatakan bahwa mereka telah merasakan pelayanan yang berkualitas.

Faktor keempat adalah kenikmatan berbelanja. Kenikmatan belanja merupakan menunjukkan bahwa konsumen yang mencari suasana menyenangkan saat berbelanja lebih memilih produk dan layanan yang terkait dengan harga yang lebih tinggi, (Williams, 2010). Dari sisi store shopping atau suasana store yang ada meliputi atribut positif dari toko, antara lain ransangan di dalam toko, seperti karakteristik pembeli, tata letak toko, suara, bau ,suhu, ruang rak, tanda-tanda,warna, dan barang dagangan mempengaruhi kenikmatan berbelanja pada konsumen saat berbelanja.

Faktor kelima adalah inovasi. Inovasi berarti seorang konsumen mencerminkan untuk mencoba dan membeli produk yang baru dan berbeda, (Xie 2008). Dengan adanya berbagai inovasi yang dibuat oleh perusahaan ritel dengan menyediakan produk brand baru serta unik akan menimbulkan berbagai pertimbangan faktor motivasi konsumen mau berkunjung dan berbelanja ke store yang dipilih.

Faktor keenam adalah sensitivitas merek. Sensitivitas merek merupakan konsumen merek-sensitif seperti berorientasi mereka ke arah yang lebih mahal, merek-merek terkenal, yang tidak melakukan penyelidikan yang cermat dari produk bermerek kualitas atau atribut. Semakin besar sikap konsumen membeli produk merek tertentu semakin besar pengaruhnya terhadap kesediaan di store tersebut. Pelanggan dengan sikap yang lebih positif


(15)

7 Universitas Kristen Maranatha terhadap merek toko dan dengan merek toko lainnya di keranjang belanja mereka muncul berorientasi kurang terhadap produk bermerek (Baltas dan Argouslidis 2007). Individu pelanggan mempunyai sikap positif kuat, maka pelanggan cenderung mempunyai pengaruh yang positif terhadap perilaku penelaian, misalnya seperti keinginan untuk membeli dan berkunjung ke store yang di tetapkan oleh pelanggan tersebut.

Setelah penjelasan mengenai elemen-elemen motivasi faktor dalam keputusan pembelian yang dilakuan oleh berbagai konsumen, maka objek penelitian ini yang tetap menggunakan perusahaan ritel Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart. Ritel ini adalah salah satu contoh sebuah perusahaan supermarket modern asli Indonesia dengan format Departement Store, Supermarket dan Minimarket yang menciptakan brand positioning baik dengan memberikan kepercayaan bagi para member konsumen berbelanja di store tersebut.

Yogya Grup dengan konsep dimana tokonya yang relatif besar, berbiaya rendah, margin standar, volome penjualan tinggi. Supermarket ini di rancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan,minuman, dan produk perawatan rumah tangga. Setiap minggunya Toserba Yogya melayani lebih dari 100ribu member pelanggannya.

Yogya Depstore juga melayani kebutuhan konsumen dengan menciptakan konsep merek sejenis atau lebih kecil dibawah produk merek terkecil. Secara rata-rata, harganya 10-30 persen lebih murah dari merek nasional yang terkenal. Maka dari itu penelitan ini mengambil contoh store standar yaitu Griya / Toserba Yogya yang berbelanja sebagai alternatif dan


(16)

8 Universitas Kristen Maranatha sesuai lokasi kebutuhan para konsumen. Dan store generic merek lebih menekankan kegunaan dasar dari produk. Desain kemasan yang sederhana, iklan terbatas dan memotong kualitas dan diposisikan di deretan harga termurah yaitu Yomart. Sedangkan untuk store premium diposisikan seperti merek nasional yang terkenal. Seperti Yogya Junction yang berada di jalan Riau dan Cemara Bandung menjadikan tempat berbelanja lengkap dengan tema shopping experience, merek terkenal berbeda, dan lokasi yang besar dan lengkap sesuai kebutuhan pelanggan.

Untuk memenangkan persaingan elemen-elemen karakteristik motivasi konsumen dibutuhkan strategi bagaimana cara menerapkan ide identitas perusahaan ke benak konsumen agar memberikan motivasi keputusan dalam minat membeli produk tersebut. Pendekatan yang sebenarnya dari sebuah perusahaan ritel atau posisi merek tergantung pada bagaimana mengkomunikasikan manfaat dan atribut produk kepada benak konsumen.

Dibutuhkan positioning yang tepat dan diferensiasi yang kuat menciptakan brand identitas yang kuat dibenak pelangganya. Berdasarkan dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

Pengaruh Karakteristik Motivasi Shopper Pada Store Brand Portfolios

(Studi Pada Konsumen Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart)”.


(17)

9 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh karakteristik motivasi konsumen berdasarkan sensitivitas harga pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).?

2. Apakah terdapat pengaruh karakteristik motivasi konsumen berdasarkan sensitivitas promosi pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).?

3. Apakah terdapat pengaruh karakteristik motivasi konsumen berdasarkan sensitivitas layanan pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).?

4. Apakah terdapat pengaruh karakteristik motivasi konsumen berdasarkan kenikmatan belanja pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).?

5. Apakah terdapat pengaruh karakteristik motivasi konsumen berdasarkan inovasi pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).?

6. Apakah terdapat pengaruh karakteristik motivasi konsumen berdasarkan sensitivitas merek pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).?


(18)

10 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka ada beberapa tujuan penelitian yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan sensitivitas harga pada store brand portfolios ( generic vs standar vs premium).

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan sensitivitas promosi pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi sensitivitas layanan pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi kenikmatan berbelanja pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi inovasi pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).

6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi sensitivitas merek pada store brand portfolios (generic vs standar vs premium).


(19)

11 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan dan tujuan maka, manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis :

 Bagi pihak penelitian, hasil penelitian ini dapat mengkorfirmasi teori mengenai faktor karakteristik motivasi shopper yang berhubungan dengan berbagai konsep elemen motivasi pada brand portfolios.

 Bagi akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi maupun refrensi acuan mengenai faktor karakteristik motivasi shopper pada store brand portfolios dengan berbagai faktor-faktor motivasi seperti sensitivitas merek, sensitivitas promosi, sensitivitas layanan, kenikmatan belanja, inovasi, sensitivitas merek dan berbagai variabel lain yang terdapat pengaruhi brand portfolios.

2. Kegunaan praktis :

Bagi perusahaan Yogya Grup, adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan tentang faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi brand portfolios serta dapat dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan dalam menerapkan strategi dan kebijakan di masa yang akan datang. Khususnya mengenai karakteristik motivasi shopper pada store brand portfolios pada perusahaan Yogya Grup untuk mengembangkan positioning perusahaan yang tepat.


(20)

65 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis adanya pengaruh Karakteristik Motivasi Shopper Pada Store Brand Portfolios (Studi pada konsumen Yogya Junction, Griya / Toserba Yoyga, dan Yomart). Dari hasil yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hipotesis pertama bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan sensitivitas harga pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel sensitivitas harga tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.

2. Hipotesis kedua bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan sensitivitas promosi pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa tvariabel sensitivitas promosi tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.

3. Hipotesis ketiga bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan sensitivitas layanan pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel sensitivitas layanan tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.


(21)

66 Universitas Kristen Maranatha 4. Hipotesis keempat bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

karakteristik motivasi berdasarkan kenikmatan belanja pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel kenikmatan belanja tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.

5. Hipotesis kelima bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan inovasi pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel inovasi tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.

6. Hipotesis keenam bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan sensitivitas merek pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel sensitivitas merek tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.


(22)

67 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Implikasi Manajerial

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka implikasi manajerial penelitian ini adalah :

1. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas harga pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

2. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas promosi pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

3. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas layanan pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup pada setiap store brand portfoliosdi Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

4. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor kenikmatan belanja pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolio di Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

5. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor inovasipada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.


(23)

68 Universitas Kristen Maranatha 6. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas merek dalam setiap perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

7. Perusahaan dengan melakukan evaluasi dan memerhatikan berbagai faktor karakteristik motivasi dapat menciptakan brand identitas yang kuat dibenak pelanggannya yang membuat perbedaan positioning dalam setiap kategori elemen di Yogya Grup depstore. Dengan memberikan kepercayaan dari setiap konsumen, menjaga kualitas baik dari harga, promosi, layanan, kenikmatan belanja, inovasi serta merek yang kuat dari perusahaan Yoyga tersebut.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian uji instumen tidak lolos, jadi tidak akuran & konsisten.

2. Keterbatasan penelitian ini adalah responden kuesioner yang tidak tepat dalam penerapan karakteristik motivasi shopper pada store brand portfolios pada perusahaan Yogya Grup. Bahwa masyarakat Indonesia masih adanya kurang menerapkan positioning yang tidak kuat pada segmen identitas merek perusahaan.

3. Penelitian ini hanya mengidentifikasi sensitivitas harga, sensitivitas promosi, sensitivitas layanan, kenikmatan belanja, inovasi, dan sensitivitas merek yang mempengaruhi store brand portfolios pada perusahaan Yoyga Depstore.

4. Penelitian ini hanya melakukan pengujian dengan metode multinomial logit model.


(24)

69 Universitas Kristen Maranatha

5.4 Saran

1. Pengumpulan data sebaiknya dilakukan dengan lebih efektif dan selektif agar mengurangi kecenderungan responden menjawab asal.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang berhubungan dan mempengaruhi karakteristik motivasi pada brand portfolios.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan juga dapat mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi karakteristik motivasi shopper pada store brand portfolios. Misalnya store atmosphere, visual merchandising, loyalty merek, dan lain sebagainya.


(25)

70 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan Kartajaya. 2002. Hermawan Kartajaya On Marketing, Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hermawan Kartajaya. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip 2006, Manajemen Pemasaran Edisi 11, Jakarta PT. Indeks

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta : PT Indeks.

Ries, Al & Trout, Jack 2002. Positioning : The Battle For Your Mind. Jakarta PT. Salemba Emban Patria.

Ghozali Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ailawadi, K. L., Neslin, S. A., & Gedenk, K. (2001). Pursuing the value-conscious consumer: Store brands versus national brand promotions. Journal of Marketing, 65,71–89.

Ailawadi, K. L., Pauwels, K., & Steenkamp, J.-B. E. M. (2008). Private label use and store loyalty.Journal ofMarketing, 72(6), 19–30.

Baltas, G., & Argouslidis, P. C. (2007). Consumer characteristics and demand for storebrands. International Journal of Retail & Distribution Management, 35(5), 328–341.


(26)

71 Universitas Kristen Maranatha Bellizi, J. A., Kruckeberg, H. F., Hamilton, J. R., & Martin, W. S. (1981). Consumer perceptions of national,private, and generic brands.

Martos-Partal, M., & Gonzalez-Benito, O. (2011). Store brand and store loyalty: The moderating role of store brand positioning.Marketing Letters, 22(3), 297–313.

Park, J. E., Jun, Y., & Zhou, J. X. (2010). Consumer innovativeness and shopping styles. Journal of Consumer. Marketing, 27(5), 437–446.

Levy, M. Dan Weitz, B.A (2007). Retailing Management. Sixth Edition. New York : McGraw-Hill/IRWin.

Lanjewer, J. (2014), Visual Merchandising And Consumer Behavior. Sai Om Journal of Commerce & Mangement.

Palmeira, M. M., & Thomas, D. (2011). Two-tier store brands: The benefic impact of a value brand on perceptions of premium brand.Journal of Retailing, 87(4), 540–548.

Maarten, L. B. (2008). "FMLOGIT: Stata module fitting a fractional multinomial logit model by quasi maximum likelihood," Statistical Software ComponentsS456976, Boston College Department ofEconomics.

Xie, Y. H. (2008). Consumer innovativeness and consumer acceptance of brand extensions. Journal of Product and Brand Management, 14(4), 235–243.


(1)

4. Hipotesis keempat bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan kenikmatan belanja pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel kenikmatan belanja tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.

5. Hipotesis kelima bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan inovasi pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel inovasi tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.

6. Hipotesis keenam bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik motivasi berdasarkan sensitivitas merek pada store brand portfolios( generic vs standar vs premium). Hasil uji hipotesis menemukan bahwa variabel sensitivitas merek tidak mempunyai pengaruh yang signitifkan terhadap Store Brand Portfolios.


(2)

5.2 Implikasi Manajerial

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka implikasi manajerial penelitian ini adalah :

1. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas harga pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

2. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas promosi pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yogya Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

3. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas layanan pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup pada setiap store brand portfoliosdi Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

4. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor kenikmatan belanja pada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolio di Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

5. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor inovasipada perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.


(3)

6. Perusahaan harus melakukan evaluasi dan memerhatikan faktor sensitivitas merek dalam setiap perbedaan karakteristik motivasi konsumen Yogya Grup dalam setiap store brand portfolios di Yoyga Junction, Griya / Toserba Yogya, dan Yomart.

7. Perusahaan dengan melakukan evaluasi dan memerhatikan berbagai faktor karakteristik motivasi dapat menciptakan brand identitas yang kuat dibenak pelanggannya yang membuat perbedaan positioning dalam setiap kategori elemen di Yogya Grup depstore. Dengan memberikan kepercayaan dari setiap konsumen, menjaga kualitas baik dari harga, promosi, layanan, kenikmatan belanja, inovasi serta merek yang kuat dari perusahaan Yoyga tersebut.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian uji instumen tidak lolos, jadi tidak akuran & konsisten.

2. Keterbatasan penelitian ini adalah responden kuesioner yang tidak tepat dalam penerapan karakteristik motivasi shopper pada store brand portfolios pada perusahaan Yogya Grup. Bahwa masyarakat Indonesia masih adanya kurang menerapkan positioning yang tidak kuat pada segmen identitas merek perusahaan.

3. Penelitian ini hanya mengidentifikasi sensitivitas harga, sensitivitas promosi, sensitivitas layanan, kenikmatan belanja, inovasi, dan sensitivitas merek yang mempengaruhi store brand portfolios pada perusahaan Yoyga Depstore.


(4)

5.4 Saran

1. Pengumpulan data sebaiknya dilakukan dengan lebih efektif dan selektif agar mengurangi kecenderungan responden menjawab asal.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang berhubungan dan mempengaruhi karakteristik motivasi pada brand portfolios.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan juga dapat mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi karakteristik motivasi shopper pada store brand portfolios. Misalnya store atmosphere, visual merchandising, loyalty merek, dan lain sebagainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan Kartajaya. 2002. Hermawan Kartajaya On Marketing, Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hermawan Kartajaya. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip 2006, Manajemen Pemasaran Edisi 11, Jakarta PT. Indeks

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta : PT Indeks.

Ries, Al & Trout, Jack 2002. Positioning : The Battle For Your Mind. Jakarta PT. Salemba Emban Patria.

Ghozali Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ailawadi, K. L., Neslin, S. A., & Gedenk, K. (2001). Pursuing the value-conscious consumer: Store brands versus national brand promotions. Journal of Marketing, 65,71–89.

Ailawadi, K. L., Pauwels, K., & Steenkamp, J.-B. E. M. (2008). Private label use and store loyalty.Journal ofMarketing, 72(6), 19–30.

Baltas, G., & Argouslidis, P. C. (2007). Consumer characteristics and demand for storebrands. International Journal of Retail & Distribution Management, 35(5), 328–341.


(6)

Bellizi, J. A., Kruckeberg, H. F., Hamilton, J. R., & Martin, W. S. (1981). Consumer perceptions of national,private, and generic brands.

Martos-Partal, M., & Gonzalez-Benito, O. (2011). Store brand and store loyalty: The moderating role of store brand positioning.Marketing Letters, 22(3), 297–313.

Park, J. E., Jun, Y., & Zhou, J. X. (2010). Consumer innovativeness and shopping styles. Journal of Consumer. Marketing, 27(5), 437–446.

Levy, M. Dan Weitz, B.A (2007). Retailing Management. Sixth Edition. New York : McGraw-Hill/IRWin.

Lanjewer, J. (2014), Visual Merchandising And Consumer Behavior. Sai Om Journal of Commerce & Mangement.

Palmeira, M. M., & Thomas, D. (2011). Two-tier store brands: The benefic impact of a value brand on perceptions of premium brand.Journal of Retailing, 87(4), 540–548.

Maarten, L. B. (2008). "FMLOGIT: Stata module fitting a fractional multinomial logit model by quasi maximum likelihood," Statistical Software ComponentsS456976, Boston College Department ofEconomics.

Xie, Y. H. (2008). Consumer innovativeness and consumer acceptance of brand extensions. Journal of Product and Brand Management, 14(4), 235–243.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

6 128 135

Pengaruh Brand Characteristic dan Company Characteristic terhadap Brand Loyalty pada Konsumen Handphone Bermerek Nokia di Universitas Sumatera Utara

2 43 119

Pengaruh Kemasan Produk Kebutuhan Sehari-hari (Home Brand) Terhadap keputusan Pembelian pada Yogya Sunda Department Store Bandung

0 7 133

Pengaruh Persepsi Konsumen dan Motivasi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk kain Rajut (Studi Kasus pada Cv Setia Tunggal Textil Bandung)

5 20 115

Pengaruh Brand Image dan Atribut Produk Terhadap Pembelian Ulang Konsumen pada Garsel Shoes di Bandung

3 24 1

Brand Image Yogya Departement Store Melalui Penggunaan Logo (Studi Kualitatif Deskriptif mengenai Brand Image Yogya Departement Store melalui Penggunaan Logo dalam Mempertahankan Loyalitas Konsumennya)

0 3 1

Pengaruh Brand Image dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Watchgallery Indonesia Bandung

2 8 1

Pengaruh Karakteristik Pemimpin dan Penghargaan terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi pada PT Visi Karya Agritama)

0 1 9

I. Identitas Responden - Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen - Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

0 3 34