Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN i-PHONE

PADA KONSUMEN DI APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

OLEH

JESSI SURYANTI PANJAITAN 110502095

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand image terhadap keputusan pembelian pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2015 Penulis

Jessi Panjaitan NIM: 110502095


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN i-PHONE

PADA KONSUMEN DI APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang ada di Apple Store Sun Plaza medan yang membeli ataupun menggunakan iPhone. Sampel penelitian berjumlah 96 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Secara simultan, atribut produk, harga, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan keputusan pembelian iPhone. Secara parsial, atribut produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian iPhone, sedangkan harga dan brand image berpengaruh positif dan signifikan. Koefisien determinasi menunjukkan 38,4% keputusan pembelian iPhone dapat dijelaskan oleh variabel atribut produk, harga, dan brand image. Sedangkan sisanya 61,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

.


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCES OF PRODUCT ATRIBUTES, PRICES, AND BRAND IMAGES TO CUSTOMER’S BUYING DECISION OF iPHONE

AT APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

The purpose of this research was to to identify and to analyze the influence of attribute product, price, and brand image to the decision purchasing iPhone to the customer at Apple Store Sun Plaza Medan . This research is an associative research using quantitive approach. The population of this research is customer of Sun Plaza Medan who use or buy iphones. The sample used in this research amounted to 96 respondents. The sampling method was purposive sampling. Primary data was collected by using questionnaire while secondary data was collected by using documentation study. The data analysis methods used were descriptive statistic analysis and multiple linear regression analysis. Simultaneously, attribute product, price, and brand image have a positive and significant influence to the decision to purchasing iPhone . Partially, price, and brand image have a positive and significant influence to purchasing iPhone, while the attribute product a positif and insignificant influence. Determination coefficient showed that 38,4 % the decision to purchasing iPhone could be explained by attribute product, price, and brand image. Meanwhile, the rest 61,6 % could be explained by other variables which were not studied in this research.

Key words: Attribute product, Price,Brand image, and decision purchasing iPhone


(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur, Hormat dan Kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati dengan limpah kasihNya, menyertai, dan memberikan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand image terhadap keputusan pembelian pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan , untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang sudah berjerih lelah membiayai dan memenuhi segala kebutuhan sepanjang perkuliahan saya, Bapak Jonathan Panjaitan dan Ibu Neti Sitindaon, Spd atas segala doa, dukungan, kasih sayang, dan kesetiaan yang terus memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dan kuliah dengan sebaik-baiknya. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(6)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini. S.E., M.Si., dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Dosen Pembanding II

5. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah,SE,MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak Syafrizal Helmy Situmorang, SE,MSi selaku Dosen Pembanding I saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi saya

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti serta seluruh staf dan pegawai 8. Kepada abang terkasih Rikardo Panjaitan, Candra Panjaitan, Kakak ipar saya

Lastiar Tampubolon dan Meli manjorang serta keponakan tersayang Justin Panjaitan, Kevin panjaitan dan Ferdinan Panjaitan yang setia mendoakan, dan mendukung dan terkhusus buat abang terkasih Deddy Panjaitan yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan turut berpartisipasi dalam penelitian dilapangan.

9. Kepada seluruh pihak Manajemen yang ada di Apple Store Sun plaza Medan atas izin penelitian dan kerjasamanya dan juga kepada semua responden yang mau memberikan waktu untuk mengisi kuesioner saya.


(7)

persahabatannya dan terkhusus buat sahabat terbaik Nytha Girsang yang setia mendukung, mendoakan, berbagi dan turut berpartisipasi dalam penelitian dilapangan.

11. Kepada adek-adek terkasih ( Johannes, Michael, Agnes, Lisna, Farida, dan Sorta) yang setia mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, Dan kepada Kakak Friska Ginting dan Lika ginting yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

12. Kepada Teman-teman seperjuangan (Sartika, Roma, Sinta, Melry, Iren, Yuliani) buat doa, dukungan dan suka-duka yang kita lalui bersama.

13. Kepada semua komponen pelayanan UKM KMK UP FEB yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih buat doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Medan, Juni 2015 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Perilaku Konsumen ... 12

2.1.1.1 Jenis-jenis Keputusan Pembelian ... 15

2.1.1.2 Proses Keputusan Pembelian ... 16

2.1.1.3 Pemeran dalamPengambilan Keputusan Pembelian ... 18

2.1.1.4 Perilaku Pembelian Anak Muda... 18

2.1.2 Atribut Produk ... 19

2.1.2.1 Klasifikasi Produk ... 21

2.1.3 Harga ... 26

2.1.3.1 Strategi Penetapan Harga Produk ... 26

2.1.3.2 Menetapkan Harga ... 29

2.1.3.3 Menyesuaikan Harga ... 30

2.1.4 Brand/ Merek ... 32

2.1.4.1 Ekuitas Merek ... 33

2.1.4.2 Brand Image ... 36

2.2 Penelitian Terdahulu ... 39

2.3 Kerangka Konseptual ... 41

2.4 Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

3.1 Jenis Penelitian ... 46

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

3.3 Batasan Operasional ... 46

3.4 Definisi Operasional... 48

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 51

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 52

3.6.1 Populasi ... 52


(9)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

3.9.1 Uji Validitas ... 55

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.10 Teknik Analisis Data ... 59

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 59

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 59

3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

3.10.4 Uji Hipotesis ... 61

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 64

4.1.1 Sejarah iPhone ... 64

4.1.2 Perkembangan iPhone hingga sekarang ... 65

4.2 Hasil Penelitian ... 75

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 75

4.2.1.1Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

4.2.1.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ... 76

4.2.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Merek Handphone ... 77

4.2.1.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Tipe iPhone ... 78

4.2.2 Analisis Deskripsi Variabel ... 78

4.2.2.1 Variabel Atribut Produk (X1) ... 79

4.2.2.2 Variabel Harga (X2) ... 82

4.2.2.3 Variabel Brand Image Konsumen (X3) ... 83

4.2.2.4Variabel Keputusan Pembelian iPhone (Y) ... 84

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 86

4.3.1 Uji Normalitas ... 86

4.3.2 Uji Heteroskedastitas ... 89

4.3.3 Uji Multikolinearitas... 90

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 90

4.5 Uji Hipotesis... 91

4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 91

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 93

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 93

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Volume Penjualan Android 2013-2014 ... 3

Tabel 1.2 Top Brand Index Kategori Smartphone 2013-1014 ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 50

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 52

Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Atribut Produk ... 56

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Harga... 56

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Brand Image... 57

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 57

Tabel 3.7 Uji Realibilitas ... 58

Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ... 76

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Merek Handphone Sebelumnya ... 77

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Tipe Iphone ... 78

Tabel 4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk (X1) ... 79

Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel harga (X2) ... 82

Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap variabel Brand Image Konsumen (X3) ... 83

Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Membeli iPhone (Y) ... 84

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 88

Tabel 4.10 Multikolinearitas Hasil Uji... 90

Tabel 4.11 Hasil Analisi Regresi Linear Berganda Dan uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 90

Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 93

Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 93

Tabel 4.14 Hubungan antar variabel ... 94


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 44

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 86

Gambar 4.2 P-P Plot Uji Normalitas ... 87


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN i-PHONE

PADA KONSUMEN DI APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang ada di Apple Store Sun Plaza medan yang membeli ataupun menggunakan iPhone. Sampel penelitian berjumlah 96 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Secara simultan, atribut produk, harga, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan keputusan pembelian iPhone. Secara parsial, atribut produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian iPhone, sedangkan harga dan brand image berpengaruh positif dan signifikan. Koefisien determinasi menunjukkan 38,4% keputusan pembelian iPhone dapat dijelaskan oleh variabel atribut produk, harga, dan brand image. Sedangkan sisanya 61,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

.


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCES OF PRODUCT ATRIBUTES, PRICES, AND BRAND IMAGES TO CUSTOMER’S BUYING DECISION OF iPHONE

AT APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

The purpose of this research was to to identify and to analyze the influence of attribute product, price, and brand image to the decision purchasing iPhone to the customer at Apple Store Sun Plaza Medan . This research is an associative research using quantitive approach. The population of this research is customer of Sun Plaza Medan who use or buy iphones. The sample used in this research amounted to 96 respondents. The sampling method was purposive sampling. Primary data was collected by using questionnaire while secondary data was collected by using documentation study. The data analysis methods used were descriptive statistic analysis and multiple linear regression analysis. Simultaneously, attribute product, price, and brand image have a positive and significant influence to the decision to purchasing iPhone . Partially, price, and brand image have a positive and significant influence to purchasing iPhone, while the attribute product a positif and insignificant influence. Determination coefficient showed that 38,4 % the decision to purchasing iPhone could be explained by attribute product, price, and brand image. Meanwhile, the rest 61,6 % could be explained by other variables which were not studied in this research.

Key words: Attribute product, Price,Brand image, and decision purchasing iPhone


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era modernisasi yang penuh dengan kemajuan teknologi saat ini, komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak muda dimana komunikasi dapat mempermudah memperoleh informasi yang lebih cepat dan dari berbagai macam sumber sehingga membuat permintaan akan alat komunikasi semakin meningkat. Hal ini kemudian menjadi ketertarikan sendiri bagi perusahaan yang bergerak dibidang teknologi khususnya alat komunikasi, terlihat dari banyaknya alat komunikasi yang diproduksi dan beredar di pasar, mereka membuat inovasi yang dapat menjadikan komunikasi lebih mudah dan menarik. Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan akan berbagai jenis alat komunikasi yang mengakibatkan semakin banyaknya persaingan dalam dunia bisnis dibidang telekomunikasi. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya produsen produk-produk alat komunikasi seperti handphone yang menawarkan berbagai jenis produk dengan berbagai inovasi yang memberikan kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan komunikasi.

Melihat permintaan alat komunikasi yang semakin tinggi kemudian membuat perusahaan yang bergerak dibidang teknologi komunikasi meluncurkan sebuah alat komunikasi yang canggih dan efisien yaitu “smartphone”. Kemunculan smartphone menggemparkan pasar teknologi, dimana smartphone bukan saja hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga dapat mengakses berbagai


(15)

berbagai aplikasi obrolan yang semakin membuat komunikasi lebih mudah dan menyenangkan.

Smartphone ini dominan diminati oleh anak muda karena kecanggihan yang dimilikinya, memiliki aplikasi-aplikasi yang mampu membantu dan mempermudah para pelajar atau pun pekerja untuk memperoleh informasi atau pun bahan sesuai dengan keperluan. Juga sangat didukung dengan adanya pusat belanja di smartphone yang menyediakan berbagai aplikasi yang bermanfaat dengan harga murah bahkan diberikan secara gratis. Jika melihat pada populasi penduduk Indonesia, 44% merupakan anak muda yang berumur 25 tahunan. Hal ini menjadi peluang bagi para perusahaan teknologi untuk meraih pasar anak muda.

Awal mula kesuksesan sebuah smartphone datang dari Apple yang menampilkan produk iPhonenya pada tahun 2007 dan Google yang mengusung sistem operasi Androidnya dan ternyata jika melihat kebelakang cikal bakal dari perangkat smartphone sebenarnya sudah ada sejak tahun 1993 yang dikenalkan oleh International Business Machines Corporation (IBM) dengan merek Simon yang merupakan piranti serba bisa dan piranti telekomunikasi tercanggih di zamannya.

Persaingan perusahaan teknologi saat ini berkembang pesat dapat dilihat dari semakin bayaknya produk-produk smartphone yang diluncurkan dengan berbagai jenis merek seperti iPhone, Samsung, Blackberry,Lenovo,Nokia, Sony


(16)

dan merek lainnya. Hal ini menjadikan perusahaan teknologi harus berusaha menjadikan produknya unggul dibanding merek lain.

Persaingan perusahaan tekonologi ini juga didasari oleh kebutuhan akan alat komunikasi seperti smartphone mengalami peningkatan dari tahun ketahun terutama untuk jenis smartphone dengan merek-merek tertentu. Indonesia menjadi pasar penjualan smartphone terbesar di wilayah Asia Tenggara. Indonesia pun menjadi pasar smartphone dengan pertumbuhan paling pesat. Hal ini dikarenakan pola konsumsi konsumen pada saat ini yang selalu menginginkan sebuah kemudahan dalam komunikasi yang dapat mendukung kegiatan mereka sehari-hari baik dalam pekerjaan maupun hal yang lainnya. Data penjualan Android dari tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Volume penjualan Android 2013- 2014

Mobile Operating

System Tahun 2013 Tahun 2014 Pertumbuhan

1Q13 Unit Shipments

Market Share

1Q14 unit Shipments

1Q14 unit Shipments

Android 191.5 79.6 255.3 84.7 % 33.3 %

iOS 31.2 13.0 35.2 11.7 % 12,7 %

Windows 8.2 3.4 7.4 2.5% -9.4%

Blackberry 6.7 2.8 1.5 05 % -78.0%

Other 2.9 1.2 1.9 0.6% -32.2 %

Total 240.5 100 % 301,3 100% 25. 3%


(17)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat pertumbuhan smartphone cenderung sangat pesat tiap tahunnya. Salah satu yang menjadi perhatian banyak masyarakat khususnya anak muda adalah smartphone yang berbasis sistem operasi iPhone. iPhone adalah jajaran telepon pintar yang dirancang dan dipasarkan oleh Aplle Inc, iPhone menggunakan sistem operasi telepon genggam iOS Apple yang dikenal dengan nama "iPhone OS" dan iPhone pertama diluncurkan tanggal 29 Juni 2007. Penyempurnaan-penyempurnaan terus dilakukan oleh Apple untuk menghasilkan smartphone terbaik dengan fitur terlengkap, hingga pada tahun 2012 dirilis iPhone 5 dengan iOS 6, yang kemudian sangat diminati oleh masyarakat dunia khususnya anak muda.

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa android memiliki tingkat pertumbuhan paling besar jika dibandingkan dengan sistem lain yaitu 33.3 %. Dari berbagai merek smartphone yang ada penjualan Samsung menjadi yang tertinggi dan masih mengalahkan penjualan iPhone. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan top brand index kategori smartphone pada tahun 2013- 2014 seperti ditunjukkan pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Top Brand index kategori smartphone

Merek Top Brand Index

2013 2014

Backberry 39,0% 44,3% TOP

Nokia 37,0% 22,7% TOP

Samsung 11,1 % 18, 0 % TOP


(18)

Sony Ericson - 3,3%

Nexian 3,6% 2,2%

Cross 1,9% 1,6%

Sumber: www.topbrand-award.comTahun2015

Tabel 1.2 menunjukkan posisi smartphone iPhone berada pada peringkat keempat dengan top brand indeks pada tahun 2013 sebesar 2,0% dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 4,3%, dalam hal ini berarti smartphone samsung mengalami peningkatan sebesar 2,3%. Sebagai smartphone yang menjadi inovator bagi merek lain dan juga di dukung dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki seperti iPhone yang memiliki perangkat lunak asisten pribadi dengan kecerdasan buatan bernama siri, siri mampu menjawab berbagai pertanyaan, dimana perangkat lunak itu berbicara kepada pelanggan dan mewujudkan revolusi komputer yang mampu memanfaatkan komputer untuk kehidupan manusia (inside Apple, 2013: 2), iPhone seharusnya mampu menjadi top brand pertama smartphone dan mengalahkan tingkat penjualan merek lain namun hal itu tidaklah terjadi karena pada kenyataan di iphone masih berada di top brand keempat, masih kalah dibanding merek lain seperti Blackberry, Nokia dan Samsung. Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi iPhone dan juga menjadi masalah yang harus segera diatasi agar produk iPhone dapat mengalami peningkatan penjualan yang nantinya mampu mengalahkan tingkat penjualan kompetitornya.


(19)

mereka tersebut. Seperti atribut produk, menurut Kotler dan Amstrong (2008: 272) Atribut Produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut Produk meliputi kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk, merek, kemasan, jaminan(garansi), pelayanan,dan sebagainya.Atribut produk dengan keputusan pembelian sangat erat kaitannya, sebelum konsumen melakukan pembelian mereka terlebih dahulu memperhatikan dan mengamati atribut-atribut dari produk yang akan dibeli. Semakin bagus dan lengkap atribut dari suatu produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membelinya. Atribut produk yang ditawarkan suatu perusahaan dapat menjadi faktor terhadap keputusan pembelian pada handphone atau smartphone, salah satunya pada smartphone merek iPhone.

Dilihat dari atribut produk iPhone bisa dikatakan smartphone yang memiliki atribut produk yang sangat baik, dimana memiliki bentuk yang simpel dan terlihat mewah dengan hanya memiliki satu tombol, memiliki banyak aplikasi bermanfaat dan menyenangkan, memiliki merek yang dipandang baik di konsumen dan dapat menaikkan gaya hidup seseorang. Iphone juga merupakan inovator dalam produk smartphone dan menjadi acuan produk merek lain, terlihat dari banyaknya smartphone merek lain yang menyerupai atribut produk iPhone. Namun atribut produk tidak selamanya relevan bagi konsumen, pertama karena perubahan dalam diri konsumen sendiri, dan yang kedua karen perusahaan lain menawarkan atribut produk yang lebih baik. Hal ini menjadikan perusahaaan senantiasa memperbaharui atribut-atribut produknya demi keunggulan bersaing dengan perusahaan lainnya.


(20)

Harga juga merupakan salah satu faktor konsumen untuk menentukan keputusan pembelian pada produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2008 :345) Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan ntuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan sesuatu produk atau jasa. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sangatlah penting, kerena dengan tingkat harga yang ditetapkan oleh perusahaan dapat menjadi tolak ukur akan permintaan suatu produk. Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat mengakibatkan jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan penjualan menurun dan pangsa pasarnya berkurang.

iPhone sendiri menetapkan harga yang cukup tinggi dibanding smartphone merek lain, hal ini dikarenakan produk iPhone yang dinilai lebih berkualitas tinggi dibanding kompetitornya dimana Apple Inc adalah perusahaan yang menjadi inovator dalam menciptakan alat komunikasi, Apple Inc juga sangat fokus terhadap produk yang mereka buat terlihat dari keseriusan dan kegigihan setiap karyawannya yang dibawahi oleh seorang pemimpin yang sangat kreatif dan menginspirasi banyak orang yaitu Steve Jobs. Apple Inc selalu berusaha meluncurkan produk yang unggul di pasar teknologi, bahkan menjadi acuan bagi perusahaan lain dalam menciptakan produk yang mirip dengan produk Apple seperti Iphone. Oleh sebab itu, permintaan akan produk iPhone tetap banyak sekalipun dengan harga yang tinggi karena konsumen sangat merasa puas dan bangga memiliki iPhone.


(21)

Selain dari sisi Atribut Produk dan Harga, keputusan pembelian smartphone juga tidak terlepas dari faktor brand image (citra merek) dari produk tersebut. Dimana Menurut Kotler dan Keller (2008:258) merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Brand image adalah persepsi yang bertahan lama, dan dibentuk melalui pengalaman, dan sifatnya relative konsisten. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh Citra Merek tersebut, dengan kata lain Citra Merek (Brand Image) adalah salah satu unsur penting yang mendorong konsumen untuk membeli sebuah produk.Semakin baik Citra Merek (Brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan citra merek yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman ketika konsumen itu menggunakan produk yang akan dibeli.

Smartphone iPhone membuktikan bahwa dengan merek yang terpercaya dapat meningkatkan penjualan smartphone mereka dibandingkan dengan merek produk lainnya seperti Samsung berbasis anroid hauwei,HTC, ataupun merek handphone China yang dari segi harga untuk merek-merek tersebut bisa dikatakan lebih murah dibanding dengan iPhone. Dapat dilihat dari antusias konsumen ketika produk iPhone diluncurkan dimana banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan produk iphone dan berusaha menjadi yang orang pertama yang memiliki iPhone, hal ini didukung oleh citra merek iPhone yang sangat baik dimata masyakat. Akan tetapi jika melihat data penjualan berbagai smartphone


(22)

dari tahun ke tahun pada tabel diatas, tingkat penjualan dari smartphone iphone ini tetap saja tidak bisa melebihi jumlah penjualan dari smartphone samsung.

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul, “Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Iphone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diketahui bahwa smartphone iPhone yang memang mengalami peningkatan penjualan akan tetapi jumlah penjualannya tidak pernah dapat melebihi jumlah penjualan dan pangsa pasar dari kompetitornya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka pertanyaan dari peneliti sebagai berikut : 1. Apakah Atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan?

2. Apakah Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan?

3. Apakah Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan?


(23)

4. Apakah atribut produk, harga, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian smartphone i-Phonepada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk dari smartphone iPhone terhadap keputusan pembelian.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga dari smartphone iPhone terhadap keputusan pembelian.

3. Untuk mengetahui pengaruh brand image dari smartphone iPhone terhadap keputusan pembelian.

4. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk, harga, dan brand image secara bersama-sama dari smartphone iPhone terhadap keputusan pembelian.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan untuk memahami sejauh mana pengaruh atribut produk, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk iPhone sehingga dapat meraih keunggulan bersaing.


(24)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada konsumen dalam proses pembelian produk iPhone.

3. Bagi dunia Akademi

Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan studi mengenai pemasaran.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2008 : 166) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi.

1. Faktor Budaya

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya dari beberapa sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat. Faktor-faktor budaya meliputi : 1. Kebudayaan. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar

dari keinginan dan perilaku seseorang.

2. Sub-budaya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.


(26)

3. Kelas Sosial. Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.

1. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok langsung seperti kelompok keanggotaanyang terdiri dari kelompok skunderdan kelompok primer. Sedangkan untuk kelompok tidak langsung yaitu kelompok .

2. Faktor keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.

3. Peran dan status yaitu posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang Status.

3. Faktor Pribadi

Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Orang-orang dewasa biasanya


(27)

mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

1. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

2. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap pengeluaran.

3. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.

4. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

4. Faktor Psikologi

1. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu.


(28)

2. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

2.1.1.1 Jenis-Jenis Perilaku keputusan Pembelian

Jenis-jenis keputusan pembelian menurut Kotler (2008:177) yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antar merek.

2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi tetapi hanya ada sedikit anggapan perbedaan antarmerek.

3. Perilaku pembelian kebiasaan yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit.


(29)

4. Perilaku pembelian mencari keragaman yaitu perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang signifikan.

2.1.1.2 Proses Keputusan Pembeli

Menurut Kotler (2008:184). Ketika membeli produk, secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumenseperti (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat suatu keputusan.

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang-rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empatkelompok:

a. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

b. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.


(30)

d. Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunak informasi yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Dalam melaksanakn maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian kepuasan merupaka fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika memenuhi harapan konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelianjika konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu


(31)

kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.

2.1.1.3 Pemeran dalam Pengambilan Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian barang atau jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi :

1. Pemrakarsa (initiator)yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang atau jasa.

2. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.

4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan

barang atau jasa yang dibeli.

2.1.1.4 Perilaku Pembelian Anak Muda

Dengan banyaknya jumlah anak muda di Indonesia (44% populasi Indonesia dibawah umur 25 tahun), inilah yang menyebabkan pasar anak muda sangat berperan penting dalam dunia bisnis, khususnya bisnis gadget yang sekedang berkembang saat ini, Kunto (2014:6) . Berikut ini nilai pasar anak muda terlepas dari transaksi mereka sendiri :


(32)

Anak muda merupakan internal buyers dalam keluarga mereka, mereka memiliki akses ke dompet orangtua mereka, mulai darimpengeluaran untuk sianak (gadget misalnya) samapai pada pengeluarn keluarga.

2. New Media

Dibandingkan mereka yang berumur diatas 30 tahun, anak muda dua kali lipat lebih aktif di media jejaring social dalam remixing content. Anak muda telah memegang peran esensial dalam memenangkan branding di dunia maya.

3. Inovasi yang Relevan

Berulang kali anak muda berperan penting sebagai faktor yang mengubah teknologi dari sekedar fitur unik sehingga menjadi sesuatu yang relevan dan dibutuhkan dalam kehidupan sehar-hari.

Keberhasilan suatu produk tidak didasarkan pada iklan-iklan yang dibuat perusahaan tetapi didasarkan pada persepsi konsumen terhadap merek yang dianggapnya baik, sama seperti perilaku anak muda yang tidak peduli terhadap iklan tetapi melihat pada persepsinya tentang sebuah merek yang memiliki nilai yang bai dimatanya.

2.1.2 Atribut Produk

Menurut Kotler (2008: 268), produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.Atribut produk


(33)

dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan atau mutu, pelayanan dan sebagainya. Produk juga didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menarik perhatian , akuisisi , penggunaan atau konsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan . Produk merupakan elemen penting dari bauran pemasaran dan harus dipahami dengan baik dan berhasil memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan organisasi. Kebijakan produk organisasi penting untuk keberhasilan akhir organisasi, apakah diukur dengan total laba , laba atas investasi , pangsa pasar atau kriteria lain , sebagian besar tergantung pada kebijakan produknya . Oleh karena itu penting bagi para perencana produk untuk melihat produk luar atribut fisik atau karakteristik.Akpoyomare et al (2012).

Terdapat tiga tingkatan produk, yaitu :

1. Manfaat inti, tingkat yang paling dasar yang membawa pertanyaan apa yangbenar-benar dibeli oleh pembeli? Ketika merancang produk mula-mula pemasar harus mendefinisikan inti, manfaat penyelesaian masalah yang dicari konsumen.

2. Produk aktual, tingkat yang kedua dimana para perencana produk harus mengubah manfaat inti menjadi produk aktual, mereka harus mngembangkan fitur produk dan jasa, desain, tingkat kulaitas, nama merek, dan kemasan. 3. Produk tambahan, perencana harus membangun produk tambahan disekitar

manfaat inti dan prpduk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat konsumen tambahan.


(34)

2.1.2.1 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler (2008 : 269) klasifikasi produk dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarakan tipe konsumen yang menggunakannya yaitu :

1. Produk konsumen yaitu produk yang dibeli oleh konsumen akhie untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen meliputi :

a. Produk kebutuhan sehari-hari, yaitu produk konsumen yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan pembelian yang minimum.

b. Produk belanja, yaitu barang konsumen dimana pelanggan dalam proses pemilihan dan pembelian secara karakteristik membandingak produk tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. c. Produk khusus, yaitu produk konsumen dengan karateristik unik atau

identifikasi merek dimana sekelompok pembeli sgnifikan bersedia melakukan usaha pembelian khsusus.

d. Produk yang tak dicari, yaitu produk konsumen yang tidak dikenal konsumen atau mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen tidak pernah berfikir untuk membelinya.

2. Produk industri, yaitu produk yang dibeli oleh individu dan organisasi untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan bisnis. Produk industri terdiri dari :

a. Pemasaran organisasi yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk menciptakan, memelihara, atau mengubah sikap dan perilaku


(35)

b. Pemasaran orang yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk menciptakan, memelihara, atau mengubah sikap atau perilaku terhadap orang tertentu.

c. Pemasaran tempat yaitu mlibatkan kegiatan yang dilaksanakan utnuk menciptakan, memelihara, atau mengubah sikap atau perilaku terhadap tempat tertentu.

Pengembangan suatu produk melibatkan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk, antara lain:

1. Kualitas produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas produk memiliki dua dimensi yaitu:

a. Tingkat kualitas

Dalam mengembangkan produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat kualitas yang mendukung positioning produk. Di sini, kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya. Perusahaan sering memilih tingkat kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing.


(36)

Di sini, kualitas produk berarti pemastian kualitas, yaitu bebas dari kerusakan dan konsisten dalam menghantarkan tingkat kinerja yang diharapkan.

2. Fitur produk

Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model tanpa tambahan apa pun, merupakan tingkat awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama untuk memperkenalkan fitur produk yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing. Perusahaan dapat mengidentifiikasi dan memilih fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli secara periodik dan kemudian menghitung perbandingan nilai pelanggan dengan biaya perusahaan untuk untuk setiap fitur potensial. Fitur yang dinilai tinggi oleh pelanggan dalam hubungan dengan biaya harus ditambahkan. Untuk

menghindari “kelelahan fitur”, perusahaan juga harus cermat dalam

memprioritaskan fitur-fitur yang tercakup dan menemukan cara yang jelas untuk memberikan informasi tentang bagaimana konsumen dapat menggunakan dana memanfaatkan fitur tersebut.

3. Gaya dan desain produk

Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar daripada


(37)

dan membosankan. Gaya sensasional dapat menarik perhatian dan menghasilkan estetika yang indah, namun gaya tersebut tidak benar-benar membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Desain lebih dari sekadar kulit luar, desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. 4. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan indentitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan yaitu:

a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya.

b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.

d. Untuk mengendalikan pasar. 5. Kemasan

Pengemasan (Packaging) merupakan proses yang berkaitan denganperencangan dan pembuatan wadah (Container) atau pembungkus(Wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antaralain meliputi :


(38)

a. Sebagai pelindung isi (Protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.

b. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (Operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, dan lain-lain.

c. Bermanfaat dalam pemakai 6. Pemberian Label (Labeling)

Labeling berkaitam erat denga pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk.

7. Layanan pelengkap

Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe yang lain.

8. Jaminan (garansi)

Jaminan adalah janis yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.


(39)

2.1.3 Harga

Menurut Kotler ( 2008:345). Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan ntuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan sesuatu produk atau jasa. Harga yang bersedia dibayar konsumen dalam membeli produk dipengaruhi oleh besar kecilnya penghasilan yang diterima atau kemampuan konsumen. Konsumen ingin melakukan kesepakatan dengan penyedia layanan ketika harga sedang dirasakan berada dalam keadilan harga konsumen . Ada dua cara di mana persepsi harga dapat dihitung . Salah satunya adalah kewajaran harga, yang mengatakan bahwa bagaimana pelanggan memandang harga saat menghubungkannya dengan pesaing. Yang kedua adalah : nilai uang yang melibatkan posisi komparatif dari penyedia layanan sesuai dengan harga . Umumnya , layanan yang berkualitas tinggi dianggap baik untuk biaya lebih dari orang-orang yang berkualitas rendah . Alasan utama dari pelanggan switching adalah masalah harga , misalnya tinggi , tidak masuk akal dan tidak dapat diandalkan kebijakan harga, Malik et al (2012).

2.1.3.1Strategi Penetapan Harga Produk

Strategi penetapan harga produk menurut Kotler (2008:4) yaitu :

1. Strategi penetapan harga produk baru, tahap pengenalan adalah tahap yang paling menantang dalam menetapkan harga produk untuk pertama kalinya, terdapat dua strategi yang bisa diterapkan yaitu :


(40)

a.Penetapan harga memerah pasar, yaitu menetapkan harga yang tinggi untuk meraup pendapatan maksimum dari lapisan demi lapisan segmen yang bersedia membayar harga tinggi.

b.Penetapan harga dengan penetrasi pasar, yaitu menetapkan harga rendang bagi produk baru untuk menarik sejumlah besar pembeli dan pangsa pasar yang besar.

2.Strategi penetapan harga bauran produk, strategi untuk menetapkan harga produk sering berubah ketika produk itu menjadi bagian dari bauran produk, berikut lima situasi penetapan harga bauran produk:

a.Penetapan harga lini produk, yaitu menetapkan jenjang harga antara berbagai produk dalam sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara produk,evaluasi pelanggan terhadap berbagai fitur berbeda dan harga pesaing. b.Penetapan harga produk tambahan, yaitu penetapan harga produk tambahan

atau pelengkap beserta produk utama.

c.Penetapan harga produk terikat, yaitu menetapkan harga produk yang harus digunakan bersama produk utama.

d.Penetapan harga produk sampingan, yaitu menetapkan harga rendah pada produk-produk sampingan guna membuat harga produk utama lebih kompetitif.

e.Penetapan harga paket produk, yaitu menggabungkan beberapa produk dan menawarkan paket produk dengan harga yang lebih murah.


(41)

a.Penetapan harga diskon dan potongan harga, diskon yaitu pengurangan harga langsung terhadap pembelian selama periode waktu tertentu. Potongan harga adalah uang promosi yang dibayarkan produsen kepada pengecer sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menampilkan produk produsen dalam beberapa cara.

b. Strategi penetapan harga tersegmentasi, yaitu menjual produk atau jasa dalam dua harga atau lebih, dimana perbedaan harga tersebut bukan berdasarkan perbedaan biaya.

c. Strategi penetapan harga psikologis, yaiyu pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan psikologi harga dan bukan hanya ekonomi, harga digunakan untuk mengatakan sesuatu tentang produk.

d.Strategi penetapan harga promosi, yaitu utnuk sementara menetapkan harga produk dibawah hrga resmi, dan kadang-kadang bahkan dibawah biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek.

e.Strategi penetapan harga geografis, yaitu menetapkan harga bagi pelanggan yang terletak di berbagai belahan negeri atau dunia.

f.Strategi penetapan harga dinamis, yaitu menyesuaikan harga terus menerus untuk memenuhi karakterisitik dan kebutuhan pelanggan individual atau situasi.

g.Strategi penetapan harga internasional, yaitu memutuskan berapa harga yang diterapkan di berbagai negara di mana mereka beroperasi.


(42)

2.1.3.2Menetapkan Harga

Menurut Kotler (2008:77) Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga, dibawah ini beberapa rincian prosedur enam langkah dalam menetapkan harga yaitu :

1. Memilih tujuan penetapan harga, terdapat lima tujuan utama yaitu kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum, pemerahan pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk.

2. Menentukan permintaan, dalam menentukan permintaan harus memperhatikan beberapa hal seperti sensitivitas harga, kurva permintaan dan elastisitas harga permintaan.

3. Memperkirakan biaya, dalam memperkirakan biaya harus memperhatikan beberapa hal yaitu jenis-jenis biaya dan tingkat produksi (seperti biaya tetap,biaya variabel, dan biaya total), produksi terakumulasi, dan kalkulasi biaya target.

4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing, mula-mula perusahaan harus mempertimbangkan harga psaing terdekat, jika penawaran perusahaan mengandung beberapa fitur-fitur yang tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat,perusahaan harus megevaluasi nilai mereka bagi pelanggan dan menambahkan nilai itu keharga pesaing.

5. Memilih metode penetapan harga, ada tiga pertimbangan dalam penetapan harga yaitu biaya menetapkan batas bawah untuk harga, harga pesaing dan


(43)

pelanggan atas fitur-fitur unik menetapkan batas atas harga.Terdapat enam metode penetapan harga yaitu :

a. Penetapan harga markup

b. Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran c. Penetapan harga nilai anggapan

d. Penetapan harga nilai e. Penetapan harga going rate f. Penetapan harga jenis lelang

6. Memilih harga akhir, dalam memilih harga akhir perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, seperti dampak kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga berbagai keuntungan dan risiko, dan dampak harga pada pihak lain.

2.1.3.3 Menyesuaikan Harga

Terdapat beberapa strategi dalam menyesuaikan harga menurut Kotler (2009:91) seperti penetapan harga secara geografis, potongan dan insentif harga, penetapan harga promosi dan penetapan harga terdiferensiasi.

1. Penetapan harga geografis, yang terdiri dari :

a. Barter yaitu pembeli dan penjual secara langsung bertukar barang tanpa uang dan campur tangan pihak ketiga.

b. Persetujuan kompensasi yaitu penjual menerima sebagian pembayaran secara tunai dan sisanya dalam bentuk barang.


(44)

c. Pengaturan pembelian kembali yaitu penjual menjual barang ke negara lain dan menyetujui untuk menerima sebagian pembayaran dalam bentuk hasil produksi yang diproduksi dengan peralatan yang dipasok. d. offset yaitu penjual menerima pembayaran secara tunai tetapi setuju

untuk membelanjakan sejumlah uang didalam negara tersebut selama periode yang ditentukan.

2. Diskon harga dan insentif yang terdiri dari :

a. Diskon yaitu pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihannya tepat waktu.

b. Diskon kuantitas yaitu pengurangan harga kepada mereka yang membeli volume besar.

c. Diskon fungsional yaitu dikon ditawarkan oleh produsen kepada anggota saluran dagang jika mereka akan melakukan fungsi tertentu. d. Diskon musiman yaitu pengurangan harga kepada mereka yang

membeli barang atau jasa di luar musim.

e. Insentif yaitu pembayaran ekstra dirancang untuk mendapatkan partisipasi penjual perantara dala program khusus.

3. Penetapan harga promosi yang terdiri dari : a. penetapan harga pemimpin kerugian b. penetapan harga acara khusus

c. rabat tunai


(45)

f. jaminan dan kontrak jasa g. diskon psikologis

4. Penetapan harga terdiferensiasi yang terdiri dari :

a. penetapan harga segmen pelanggan yaitu berbagai kelompok pelanggan membayar harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama.

b. penetapan harga bentuk produk yaitu berbagai versi produk diberi harga yang berbeda teapi tidak diproporsional dengan biaya mereka. c. penetapan harga citra yaitu beberapa perusahaan memberikan dua

tingkat yang berbeda untuk produk yang sama berdasarkan perbedaan citra.

d. penetapan harga saluran

e. penetapn harga lokasi yaitu produk yang sama diberi harga berbeda pada lokasi berbeda meskipun baiay pnawaran di setiap lokasi sama. f. penetapan harga waktu yaitu harga divariasikan berdasarkan musim,

hari atau jam.

2.1.4 Brand/ Merek

Menurut Kartajaya (2009:121) American marketing association mendefenisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lamabang, atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan utnuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesing. Menurut Kotler (2008 :258) merek adalah produk atau jasa yang


(46)

dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Merek memiliki beberapa peran yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memumngkinkan konsumen bisa individual atau organisasi untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu.

2. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung bagaimana pemerekan produk tersebut.

3. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk

4. Meningkatkan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memiliki produk kembali.

5. Merepresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga dan dapat memperngaruhi perilaku konsumen, dapat dibeli dan dijual, dan memberikan keamanan pendapatan masa depan yang langgeng bagi pemasaran.

2.1.4.1 Ekuitas Merek

Ekuitas merek menurut Kotler (2009 : 263) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. Ekuitas merek memiliki dua jenis model yaitu :


(47)

a. Diferensiasi, yaitu mengukur tingkat sejauh mana merek dianggap berbeda dari merek lain.

b. Energi, yaitu mengukur arti momentum merek. c. Relevansi, yaitu mengukur cakupan daya tarik merek.

d. Harga diri, yaitu mengukur seberapa baik merek dihargai dan dihormati.

e. Pengetahuam, yaitu mengukur kadar keakraban dan keintiman konsumen dengan merek.

2. Brands, menurut model ini pembangunan merek mengikuti sederet langkah yang berurutan, masing-masing bergantung pada keberhasilan pencapaian langkah sebelumnya.

3. Model Aaker, ekuitas merek dipandang sebagai kesadaran merek, loyalitas merek, dan asosiasi merek yang bersama-sama menambah atau mengurangi nilai yang diberikan kepada sebuah produk atau jasa. Manajemen merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek yaitu sekumpulan asosiasi merek yang unik yang mewakili tujuan dan janji merek kepada pelanggan, sbuah citra merek yang aspirasioanal.

4. Model resonansi merek, model ini memandang pembangunan merek sebagai sederet langkah yang menapak naik, dari bawah keatas : (1) Memastikan teridentifikasinya merek oleh pelanggan dan memastikan asosiasi merek dalam pikiran pelanggan dengan satu kelas produk atau kebutuhan pelanggan tertentu; (2) memastikan tertanamnya arti merek secara total dalam pikiran pelanggan dengan mengaitkan sejumlah asosiasi


(48)

merek yang nyata dan tidak nyata secra strategis; (3) mendapatkan respons pelanggan yang tepat dalam hubungannya dengan penilaian dan perasaan terkait dengan merek ; dan (4) mengubah respons merek untuk menciptakan hubungan loyalitas yang intesns dan aktif antara pelanggan dan merek. Menerapkan keempat langkah ini berarti membangun sebuah

piramid yang terdiri dari enam “kotak pembangunan merek” dengan

pelanggan, yaitu :

1. Keutamaan merek adalah seberapa sering dan seberapa mudah pelanggan memikirkan merek dalam berbagai situasi pembelian atau konsumsi.

2. kinerja merek adalah seberapa baik produk atau jasa memenuhi kebutuhan fungsional pelanggan.

3. Pencitraan merek menggambarkan sifat ekstrinsik produk atau jasa, termasuk cara di mana merek betusaha memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan.

4. Penilaian merek berfokus pada pendapat atau evaluasi pribadi pelanggan sendiri.

5. Perasaan merek adalah respons dan reaksi emosional pelanggan terhadap merek.

6. Resonansi merek mengacu pada sifat hubungan yang dimiliki

pelanggan dengan merek dan sejauh mana mereka merasa “sinkron”


(49)

2.1.4.2 Brand Image

Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Brand image menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh perusahaan,melalui brand image yang baik, maka dapat menimbulkan nilai emotional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra (image) yang buruk dimata konsumen, kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut, Hamidah dan Anita (2013). Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Citra merek adalah totalitas persepsi konsumen tentang merek, atau bagaimana mereka melihatnya, yang mungkin tidak sesuai dengan identitas merek. Citra merek didefinisikan sebagai persepsi konsumen beralasan atau emosional, Hossain (2007).

Sejarah masa lalu ekuitas merek diukur untuk menjadi sikap merek dan citra merek, dan hasil dari ekuitas merek yang disengaja untuk menjadi tujuan preferensi merek dan pembelian, citra merek sangat mempengaruhi kualitas dan


(50)

kepercayaan yang dianut oleh konsumen . Citra diri korespondensi dapat memanipulasi preferensi merek , kepuasan merek dan niat beli, Malik et al (2012).

Menurut Ferinnadewi (2008:165), Brand image terdiri dari dua komponen yaitu: 1. Brand association atau asosiasi merek, konsumen dapat membuat asosiasi

merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk dan keseluruhan evaluasinya atau sikapnya terhadap merek. Kekuatan asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung konsumen dengan merek, pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun yang sifatnya komersial. Pada awalnya asosiasi merek dibentuk dari kombinasi antara kuantitas perhatian konsumen pada merek dan ketika konsumen menemukan relevansi juga konsistensi antara konsep dirinya dengan merek.

2. Favorability, strenght, dan uniqueness of brand association atau sikap positif, kekuatan dan keunikan merek. Sikap positif dan keunikan asosiasi merek terdiri dari tiga hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan merek lainnya.

Terdapat beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu bervariasi yaitu :

1. Dimana letak citra/image artinya apakah citra tersebut berada dalam benak konsumen atau memang pada objeknya.


(51)

2. Sifat alaminya artinya apakah citra tersebut mengacu pada proses, bentuk atau sebiah transaksi.

3. Jumlahnya artinya berapa banyak dimensi yang membentuk citra.

Sebuah biro riset (www.benchmarkresearch.co.uk) berpendapat bahwa konsep brand image terdapat tiga komponen penting, yaitu :

1. Brand asssociation yaitu tindakan konsumen untuk membuat asosiasi berdasarkan pengetahuan mereka akan merek baik itu pengetahuan yang sifatnya faktual maupun yang bersumber dari pengalaman dan emosi. 2. Brand value yaitu tindakan konsumen dalam memilih merek. Seringkali

tindakan konsumen ini lebih karena persepsi mereka pada karakteristik merek dikaitkan dengan nilai-nilai yang mereka yakini.

3. Brand positioning yaitu persepsi konsumen akan kualitas merek yang nantinya persepsi ini akan digunakan oleh konsumen dalam evaluasi alternatif merek yang akan dipilih.

Brand image dan strategi pemasaran terdiri dari :

1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefenisikan secara jelas brand personalitinya ( respon emosional konsumen terhadap merek yang membedakannya dengan merek pesaingnya) agar sesuai dengan kepribadian konsumennya.

2. Pemasar harus mengupayakan agar tercipta persepsi bahwa merek yang mereka tawarkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh konsumen dalam keputusan pembeliannya melalui strategi komunikasinya. Pemasar


(52)

harus menekankan pada niali konsumen yang mereka utamakan sehingga tercipta asosiasi yang dekat.

3. Pemasar dapat melakukan image analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap merek. Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemasar dalam melakukan image analysis :

a. Mengidentifikasi segala asosiasi yang mungkin telah dilakukan konsumen dalam benak mereka. Konsumen dapat melakukan interview sederhana atau dalam fokus group tentang apa yang konsumen pikirkan tentang suatu produk.

b. Menghitung seberapa kuat hubungan antara merek yang diteliti dengan asosiasi konsumen.

c. Pemasar harus menyimpulkan dari langkah kedua diatas menjadi sebuah pertanyaan yang mencitrakan merek secara psikologis.

1.2Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N o

Nama Peneliti/ Tahun

Judul Teknik Analisis Hasil

1. Akpoyomare (2012)

The Influence of Product Attributes on Consumer Purchase Decision in the Nigerian Food and Beverages Industry: A Study of Lagos

Metropolis. Descriptive research method The result of analysisis reveals a positive correlation between product


(53)

consumer puschase 2. Hossain ( 2007) An Evaluation of Brands

Image, Product

Attributes andPerceived Quality of a Selected Consumer Non-durableProduct. Descriptive research method The result of analysisis reveals a positive correlation between brand image, Product Attributes and Perceived Quality. 3. Malik (2012) Impact of Brand Image,

Service Quality and price on customer satisfaction in Pakistan Telecommunication sector. Descriptive research method The result of analysisis reveals a positive correlation between brand image, service qulity, price and customer satisfaction .

4. Siti dan Desi (2013)

Analisis persepsi citra merek, desain, fitur dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk handphone samsung berbasis android (studi kasus STIE Pelita indonesia).

Analisis regresi linear berganda Persepsi citra merek, desain, dan fitur berpengaru h positif terhadap keputusan pembelian produk handphone samsung berbasis


(54)

android. 5. Sultan (2014) Pengaruh bauran

pemasaran terhadap keputusan pembelian produk ponsel pintar samsung(Studi Kasus Pada Mahasiswa di Kota Makassar)”. Metode analisis kuantitatif dan analisis deskpriptif Bauran pemasaran berpengaru h positif terhadap keputusan pembelian produk ponsel pintar samsung . Sumber : Akpoyomare (2012), Hossain(2007), Malik (2012), Siti dan Desi

(2013),dan Sultan(2014).

2.3 Kerangka Konseptual

1. Hubungan atribut produk terhadap keputusan pembelian iPhone

Menurut Kotler (2008 :272), Atribut Produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut Produk meliputi kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk, merek, kemasan, jaminan(garansi), pelayanan,dan sebagainya. Atribut produk dengan keputusan pembelian sangat erat kaitannya, sebelum konsumen melakukan pembelian mereka terlebih dahulu memperhatikan dan mengamati atribut-atribut dari produk yang akan dibeli. Semakin bagus dan lengkap atribut dari suatu produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membelinya. Dilihat dari atribut produk, iPhone memiliki atribut produk yang sangat baik seperti memiliki bentuk yang simple dan mewah dengan hanya memiliki satu tombol, memiliki banyak aplikasi yang sangat bermanfaat dan menyenangkan, memiliki merek yang dipandang baik dan berkelas tinggi di mata


(55)

Iphone juga merupakan inovator dalam produk smartphone dan menjadi acuan produk merek lain, terlihat dari banyaknya smartphone merek lain yang menyerupai atribut produk iPhone. Namun atribut produk tidak selamanya relevan bagi konsumen, pertama karena perubahan dalam diri konsumen sendiri, dan yang kedua karen perusahaan lain menawarkan atribut produk yang lebih baik. Hal ini menjadikan perusahaaan senantiasa memperbaharui atribut-atribut produknya demi keunggulan bersaing dengan perusahaan lainnya.

2. Hubungan harga terhadap keputusan pembelian iPhone

Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 345), Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan ntuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan sesuatu produk atau jasa. Harga merupakan salah satu variabel yang menentukan konsumen dalam melakukan keptutusan pembelian akan suatu produk. Perusahaan dalam menetapkan harga haruslah mempertimbangkan beberapa hal, seperti perusahaan harus terlebih dahulu membandingkan harga produk sendiri dengan harga produk pesaing dan juga tetap memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing tersebut agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi ataupun sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. iPhone sendiri menetapkan harga yang cukup tinggi dibanding smartphone merek lain, hal ini dikarenakan produk iPhone yang dinilai lebih berkualitas


(56)

tinggi dibanding kompetitornya dimana Apple Inc yag merupakan perusahaan yang memproduksi iPhone adalah perusahaan yang menjadi inovator dalam mecipatakan alat komunikasi dan setiap produknya selalu unggul dan produk yang paling banyak diminati oleh konsumen. Oleh sebab itu, permintaan akan produk iPhone tetap banyak sekalipun sengan harga yang tinggi dan konsumen merasa puas dan bangga dapat memiliki iPhone.

3. Hubungan Brand image terhadap keputusan pembelian iPhone

Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Brand image adalah salah satu unsur penting yang mendorong konsumen untuk membeli sebuah produk. Semakin baik citra merek suatu produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli dan produk tersebut akan melekat dihati konsumen, karena konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan citra merek yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman ketika menggunakan produk tersebut. Smartphone iPhone membuktikan memiliki citra yang sangat baik dan terpercaya di mata masyarakat dapat dilihat dari antusias konsumen ketika produk iPhone diluncurkan dimana banyak orang yang emngantri untuk mendapatkan produk iPhone dan berusaha menjadi orang yang pertama yang memiliki


(57)

dapat disajikan kerangka konseptual untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen (X), dalam hal ini adalah atribut produk, harga, dan brand image, terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian suatu produk (Y).

4. Hubungan atribut produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian iPhone.

Jika melihat penjelasan diatas, maka atribut produk, harga dan brand image secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dimana konsumen akan memperhatikan ketiga hal tersebut ketika membeli, bagaimana atribut produk, harga, dan brand image dari suatu produk yang akan mendukung keputusannya dalam membeli produk, dalam hal ini iPhone yang memiliki atribut produk yang baik, brand image yang baik dan harga yang sesuai dengan kualitas yang dimilikinya.

Sumber : Berdasarkan Kotler &Amstrong (2008), Kotler&Keller (2008), Tjiptono (2008) diolah oleh peneliti.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Atribut Produk (X1)

Keputusan Pembelian smartphone iPhone

(Y) Harga

(X2)

Brand Image (X3)


(58)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan. 3. Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan.

4. Atribut produk, harga, dan brand image secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan.


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian (Sugiyono, 2012: 100).Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.Metode pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kauntitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013 :14).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan.Waktu penelitian dimulai dari bulan februari 2015 sampai dengan bulan April 2015.

3.3Batasan Operasional

Menurut Situmorang, dkk (2014:7) Variabel penelitian adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah variasi pada nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang berbeda.Agar penelitian dapat


(60)

lebih terarah dan terfokus, maka dilakukan pembatasan pembatasan dalam variabel yang diteliti. Penilitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel Independen (variabel bebas) adalah variable yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variable dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variable dependen nantinya. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Atribut Produk iPhone (X1) yaitu kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk, merek, kemasan, jaminan(garansi), Harga (X2) yaitu sejumlah uang yangdibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut, dan Brand Image (X3) yaitu persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut .

2. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variable yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Keputusan Pembelian terhadap produk iPhone (Y) yaitu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli.


(61)

3.4Definisi Operasional

Defenisi operasional variabel pada penelitian ini adalah :

1. Atribut produk iPhone adalah unsur-unsur produk iphone yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk iphone terdiri dari kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk, merek, kemasan,pelabelan, dan jaminan(garansi). Indikator atribut produk iPhone yaitu :

a. Kualitas produk : iPhone menggunakan teknologi yang canggih dan hampir sama dengan computer pribadi.

b. Fitur produk : iPhone memiliki Apple store, iTunes dan Perangkat Siri yang sangat bermanfaat untuk konsumen dan lebih menarik dibanding fitur produk pesaing.

c. Gaya dan desain produk : Iphone memiliki desain yang tipis,modelnya simpel, mewah, dan mudah dibawa kemna-mana.

d. Kemasan : Produk iPhone dirancang dengan wadah pembungkus yang menarik,rapi, dan aman dari kerusakan.

e. Garansi : iPhone memiliki kartu garansi yang terpercaya

2. Harga iPhone adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk iphone, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk iphone. Indikator harga iPhone yaitu :

a. Kewajaran harga : harga iPhone yang tinggi tergolong wajar jika dibandingkan dengan kualitas dan manfaat yang diperoleh.


(62)

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk : harga iPhone sebanding dengan kualitas yang dimiliki.

c. Kesesuaian harga dengan manfaat : harga iphone sesuai dengan manfaat-manfaat yang diperoleh.

3. Brand image iphone adalah persepsi tentang merek iphone yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek iphone. Indikator brand image iPhone yaitu :

a. Brand association : merek iphone terkenal memiliki kualitas yang sangat baik dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

b. Brand value : membeli iphone karena yakin dan percaya pada nilai yang dimiliki iphone.

c. Brand positioning : merek iphone sudah membekas dihati konsumen sehingga tidak tertarik pada merek lain.

4. Keputusan pembelian iphone yaitu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli. Indikator keputusan pembelian produk iPhone yaitu :

a. Evaluasi alternative : Konsumen mempertimbangkan setiap informasi yang didapat untuk mendukung keputusan pembelian.

b. Keputusan pembelian : konsumen meyakini iPhone adalah yang terbaik dan memutuskan untuk membeli iPhone.

c. Perilaku pascapembelian : konsumen merasa puas karena kinerja iPhone memenuhi harapan.


(63)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Defenisi

operasional

Indikator Skala

Pengukuran

Atribut Produk iPhone

(X1)

Atribut produk iPhone adalah unsur-unsur produk iphone yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

a. iPhone menggunakan teknologi yang canggih dan hamper sama dengan computer pribadi.

b. iPhone memiliki Apple store, iTunes dan Perangkat Siri yang sangat bermanfaat untuk konsumen dan lebih menarik dibanding fitur produk pesaing.

c. Iphone memiliki desain yang tipis,modelnya simpel, dan mewah serta mudah dibawa kemana-mana.

d. iPhone merupakan smartphone yang mudah untuk digunakan

e. Produk iPhone

dirancang dengan wadah pembungkus yang menarik,rapi, dan aman dari kerusakan.

f. iPhone memiliki kartu garansi yang terpercaya

Likert

Harga iPhone (X2)

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai

yangditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk atau jasa tersebut.

a. Harga iPhone yang tinggi tergolong wajar jika dibandingkan dengan kualitas dan manfaat yang diperoleh. b. Harga iPhone sebanding

dengan kualitas yang dimiliki.

c. Harga iphone sesuai dengan


(1)

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 2 2.1 2.1 2.1

3 15 15.6 15.6 17.7

4 52 54.2 54.2 71.9

5 27 28.1 28.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 3 3.1 3.1 3.1

3 14 14.6 14.6 17.7

4 57 59.4 59.4 77.1

5 22 22.9 22.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 2 2.1 2.1 2.1

3 5 5.2 5.2 7.3

4 66 68.8 68.8 76.0

5 23 24.0 24.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 6 6.3 6.3 6.3

4 64 66.7 66.7 72.9

5 26 27.1 27.1 100.0


(2)

P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 8 8.3 8.3 8.3

3 17 17.7 17.7 26.0

4 45 46.9 46.9 72.9

5 26 27.1 27.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 3 3.1 3.1 3.1

3 7 7.3 7.3 10.4

4 63 65.6 65.6 76.0

5 23 24.0 24.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 3 3.1 3.1 3.1

3 7 7.3 7.3 10.4

4 55 57.3 57.3 67.7

5 31 32.3 32.3 100.0

Total 96 100.0 100.0

P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 1 1.0 1.0 1.0

3 6 6.3 6.3 7.3

4 42 43.8 43.8 51.0

5 47 49.0 49.0 100.0


(3)

(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.25075276 Most Extreme Differences

Absolute .118

Positive .065

Negative -.118 Kolmogorov-Smirnov Z 1.158 Asymp. Sig. (2-tailed) .137

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

7.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e

VIF

1

(Constant) 3.565 1.395 2.556 .012 atribut_produ

k .057 .055 .112 1.035 .303 .584 1.712

harga .255 .077 .288 3.296 .001 .886 1.129 brand_image .352 .101 .376 3.479 .001 .582 1.719 a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian

8.

Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Hipotesis (Uji F, Uji t,

)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.565 1.395 2.556 .012

atribut_produk .057 .055 .112 1.035 .303

Harga .255 .077 .288 3.296 .001

brand_image .352 .101 .376 3.479 .001

a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 89.623 3 29.874 18.494 .000b

Residual 148.616 92 1.615

Total 238.240 95

a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian b. Predictors: (Constant), brand_image, harga, atribut_produk


(6)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .635a .403 .384 1.272


Dokumen yang terkait

Pengaruh Motif Berbelanja (Shopping Motives) Dan Atribut Toko (Store Attributes) Terhadap Keputusan Pembelian Pada Hypermart Sun Plaza Medan

8 75 112

Pengaruh Display Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Gaudi Boutique Sun Plaza Medan

7 188 66

Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi dan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Nelayan Shanghai Kitchen Sun Plaza

19 128 140

PENGARUH BRAND IMAGE, HARGA, ATRIBUT PRODUK, EKUITAS MEREK, PROMOSI DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Pengaruh Brand Image, Harga, Atribut Produk, Ekuitas Merek, Promosi dan Kualitas Layanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di

2 7 13

PENGARUH BRAND IMAGE, HARGA, ATRIBUT PRODUK, EKUITAS MEREK, PROMOSI DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN Pengaruh Brand Image, Harga, Atribut Produk, Ekuitas Merek, Promosi dan Kualitas Layanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Toko Met

2 12 12

Pengaruh Brand Image, Corporate Social Responsibility, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk The Body Shop Sun Plaza Medan dengan Harga sebagai Variabel Moderating

0 2 18

I. Identitas Responden - Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen - Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

0 3 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

0 2 11

I. Data Responden - Pengaruh Motif Berbelanja (Shopping Motives) Dan Atribut Toko (Store Attributes) Terhadap Keputusan Pembelian Pada Hypermart Sun Plaza Medan

0 0 15