PERAN TUTOR PAUD DALAM MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR ANAK USIA DINI :Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah Jalan Cipedes Selatan No 85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

(1)

(Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah)

Jalan Cipedes Selatan No. 85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI

Disusun Oleh : Ria Maryana

0802852

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ABSTRAK

Ria Maryana, Peran Tutor PAUD Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah Jalan Cipedes Selatan No 85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung).

Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan tentang berbagai kondisi lingkungan belajar di PAUD Noor Rakhmah terkait dengan sarana maupun prasarana. Tutor PAUD memiliki peran dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang : (1) Proses perencanaan yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah dalam mengoptimalkan lingkungan belajar anak usia dini. (2) Proses pelaksanaan yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah dalam mengoptimalkan lingkungan belajar anak usia dini. (3) Proses evaluasi yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah terhadap pemanfaatan lingkungan belajar anak usia dini.

Landasan konseptual teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pendidikan anak usia dini, konsep peran tutor, konsep pembelajaran anak usia dini, dan konsep pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Konsep-konsep tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakanan adalah teknik wawancara dan observasi sedangkan teknik analisis data dengan mendeskripsikan data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Sumber data dalam penelitian ini sebanyak empat orang informan yang terdiri dari satu orang tutor PAUD Noor Rakhmah, satu orang kepala sekolah dan dua orang tua murid.

Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Proses perencanaan yang dilakukan oleh tutor PAUD Noor Rakhmah terhadap pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini yaitu dengan mempersiapkan lingkungan belajar dari segi tampilan (performances) dan isi (contents). Dilihat dari segi tampilan (performances) yaitu melalui sarana dan prasarana, tutor mempersiapkan lingkungan belajar untuk merangsang anak masuk dalam suatu lingkungan belajarnya. Dilihat dari isi (contents), tutor menyiapkan lingkungan belajar yang dapat mengembangkan aspek perkembangan anak serta keaktifan anak dalam lingkungan belajarnya. (2) Proses pelaksanaan yang dilakukan oleh tutor PAUD Noor Rakhmah dalam mengelola lingkungan belajar anak usia dini yaitu dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, menata dan mengkreasikan berbagai komponen sesuai aspek perkembangan anak, melakukan kontrol lingkungan untuk menjaga keselamatan serta kesehatan dalam lingkungan belajar, dan membangun interaksi dengan anak, menjalin kerjasama dengan orang tua serta pihak sekolah. (3) Proses evaluasi dilakukan dengan cara mengamati langsung perubahan yang terjadi pada anak yaitu perubahan pada hasil belajar anak dan pada saat proses pembelajaran. Adapun dampak dari pengelolaan lingkungan belajar terhadap aspek perkembangan anak yaitu terhadap perkembangan sensorik, motorik, kognitif dan moral.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 11

1. Hakikat PAUD sebagai Satuan Pendidikan Nonformal ... 11

2. Pengertian Anak Usia Dini ... 12

3. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 13

4. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ... 15

5. Visi dan Misi Program Pendidikan Anak Usia Dini ... 16

6. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 16

B. Perkembangan Anak Usia Dini ... 17

1. Tahap Perkembangan Anak Usia Dini ... 18

a. Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget ... 19

b. Tahapan Perkembangan Anak Menurut Erick Homburger Erikson . 20 c. Tahap Perkembangan Anak Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009 ... 22

2. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ... 24

C. Peran Tutor ... 25

1. Pengertian Peran ... 25

2. Pengertian Tutor ... 25

3. Tugas Tutor ... 27

D. Konsep Pembelajaran Anak Usia Dini ... 28

1. Model Pembelajaran Anak Usia Dini ... 29

a. Maria Montessori ... 29

b. High/Scope ... 30

c. Bank Street ... 30

d. Waldorf ... 31

e. Reggio Emilia ... 32

2. Pendekatan Pembelajaran Anak Usia Dini ... 33

E. Pengelolaan Lingkungan Belajar ... 34

1. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar ... 34


(4)

3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar ... 42

4. Unsur-Unsur Dalam Pengelolaan Lingkungan Belajar ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Subjek Penelitian ... 50

B. Desain Penelitian ... 51

C. Metode Penelitian ... 53

D. Definisi Operasional ... 55

1. PeranTutor PAUD ... 55

2. Mengoptimalkan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 56

E. Instrumen Penelitian ... 57

F. Proses Pengembangan Instrument ... 58

G. Teknik Pengumpulan Data ... 59

1. Pengamatan (Observation) ... 60

2. Wawancara (interview) ... 61

3. Triangulasi ... 63

H. Hasil Analisis Data ... 64

1. Reduksi Data ... 65

2. Penyajian Data/Display data ... 65

3. Mengambil Kesimpulan/Verifikasi ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 67

1. Kondisi Geografis ... 67

2. Kependudukan ... 67

3. Prasarana Pendidikan ... 69

B. Profil PAUD Noor Rakhmah ... 69

1. Sejarah Berdirinya PAUD Noor Rakhmah ... 69

2. Visi dan Misi PAUD Noor Rakhmah ... 70

3. Tujuan PAUD Noor Rakhmah ... 71

4. Struktur Organisasi PAUD Noor Rakhmah ... 71

5. Program Kegiatan PAUD Noor Rakhmah ... 72

6. Materi Pelajaran PAUD Noor Rakhmah ... 73

7. Sarana dan Prasarana PAUD Noor Rakhmah ... 75

8. Keadaan Murid PAUD Noor Rakhmah ... 76

C. Deskripsi Hasil Lapangan ... 78

1. Identitas Informan ... 78

2. Pendapat Informan ... 78

a. Proses Perencanaan yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah Dalam Mengoptimalkan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 79

b. Proses Pelaksanaan yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah Dalam Mengoptimalkan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 84

c. Proses Evaluasi yang Dilakukan PAUD Noor Rakhmah Tutor Terhadap Pemanfaatan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 94

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98 1. Proses Perencanaan yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah


(5)

Dalam Mengoptimalkan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 98

2. Proses Pelaksanaan yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah Dalam Mengoptimalkan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 102

3. Proses Evaluasi yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah Terhadap Pemanfaatan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

A. Kesimpulan ... 110

1. Proses Perencanaan yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah Dalam Mengoptimalkan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 110

2. Proses Pelaksanaan yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah Dalam Mengoptimalkan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 111

3. Proses Evaluasi yang Dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah Terhadap Pemanfaatan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini ... 112

B. Saran ... 113

1. Tutor ... 113

2. Pihak Sekolah ... 113

3. Orang Tua ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Tahapan Perkembangan

Kognitif Anak Menurut Piaget ... 18

4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur ... 68 4.2 Prasarana Pendidikan ... 69 4.3 Daftar Guru dan Karyawan

PAUD Noor Rakhmah ... 72

4.4 Jadwal Mata Pelajaran

PAUD Noor Rakhmah Kelompok Usia 2-3 tahun ... 73 4.5 Jadwal Mata Pelajaran

PAUD Noor Rakhmah Kelompok Usia 3-4 tahun ... 74 4.6 Sarana dan Prasarana

PAUD Noor Rakhmah ... 76 4.7 Daftar Siswa PAUD Noor Rakhmah

Tahun Ajaran 2012/2013 ... 77 4.8 Identitas Informan


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Skema Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar ... 40 4.1 Struktur Organisasi PAUD Noor Rakhmah ... 70


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya untuk membantu manusia mencapai kedewasaan. Upaya ini menuntut adanya proses yang harus dicapai, karena tanpa proses tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan harus ditanamkan sejak dini, pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) didukung oleh penelitian tentang kecerdasan otak anak yang terdiri dari 100 miliar sel otak yang harus distimulasi (Direktorat PADU, 2002: 9).

Pendidikan untuk semua (education for all), termasuk PAUD telah menjadi perhatian masyarakat seluruh dunia. Hal ini ditunjukkan dengan diadakannya pertemuan Forum Pendidikan Dunia pada tahun 2002 di Dakar Senegal. Beberapa isu global seperti pemenuhan hak-hak dasar anak, pencegahan diskriminasi dan adanya persamaan hak bagi anak dan wanita dijelaskan dalam forum tersebut. Pada pertemuan ini, dihasilkan 6 komitmen sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua (The Dakar Framework for Action) yang disahkan dan diterima Forum Pendidikan Dunia (The World Education Forum) dengan dua belas strategi yang akan dilakukan untuk mendukung dan melaksanakan keenam komitmen tersebut. Pemerintah Indonesia juga memiliki komitmen terhadap program education for all (EFA) yang salah satu butirnya bersepakat untuk memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung.


(9)

Program PAUD di Jawa Barat mengalami peningkatan, dan hingga saat ini sudah ada sekitar 16.884 lembaga PAUD di Jabar. Dari jumlah itu, sebagian besar atau sekitar 95% dikelola pihak swasta atau masyarakat, yang dikelola pemerintah hanya berbentuk taman kanak-kanak yang jumlahnya 4.341 lembaga. Jumlah anak-anak di Jabar yang sudah mendapat layanan pendidikan PAUD, sekitar 2,2 juta anak dari 4,7 juta anak di Jabar atau sekitar 47 persen. Sedangkan yang belum mendapat layanan pendidikan PAUD di Jabar, mencapai 2,5 juta anak.

Komitmen bangsa Indonesia untuk meningkatkan layanan pendidikan anak usia dini dijabarkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Tentang Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa:

1. Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

2. Pendidikan Anak Usia Dini dapat dielenggarkan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan atau informal.

3. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat.

4. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

5. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Berdasarkan pengelompokan satuan pendidikan di atas, dapat dilihat bahwa selain pendidikan formal, pendidikan nonformal juga memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak-anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu


(10)

pertumbuhan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

PAUD nonformal adalah simbolisasi dari sekolah rakyat yang benar-benar pro rakyat, jika dilihat dari SPP yang bersifat benar-benar infaq, seikhlasnya dan tidak wajib. Pro Rakyat bukan berarti segala fasilitas dari negara juga tergelontor ke rakyat jadi jangan dibayangkan sekolah ini mempunyai fasilitas berstandar sekolah. Sebab dari segi bangunan, PAUD tidak memiliki gedung sendiri sehingga kebanyakan menggunakan balai RW atau fasilitas umum lingkungan setempat seperti masjid dan mushola. Keterbatasan ini juga berdampak pada ruang gerak anak usia dini untuk belajar. Anak usia dini tidak dapat bermain dan bergerak secara bebas dan mengembangkan dirinya sendiri, apabila balai RW atau masjid luasnya tidak seberapa atau tidak kondusif. Padahal lingkungan belajar harusnya lebih diperhatikan karena melalui lingkungan akan berpengaruh terhadap proses belajar maupun hasil belajar anak.

Anwar (2009: 10) berpendapat bahwa ”stimulus lingkungan akan berpengaruh terhadap terbentuknya hubungan antar sel-sel otak yang mengkoordinasi berbagai aspek perkembangan, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, emosional, sosial dan spiritual. Bila rangsangan lingkungan kurang, maka sel-sel otak yang tidak terstimulus secara bertahap akan dieliminasi”. Belajar adalah kegiatan yang memerlukan konsentrasi tinggi, tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta didik akan


(11)

mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang peserta didik lakukan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pembelajaran yang menstimulasi perkembangan anak dengan baik dan mencapai tujuan dari pendidikan anak usia dini tersebut bisa dilakukan dengan banyak hal. Jika kita kembali pada karakteristik anak usia dini, kita mengetahui bahwa anak itu sensitif untuk menerima segala rangsangan, yaitu pada masa fungsi-fungsi fisik dan psikis telah siap merespon segala rangsangan (stimulus) yang diberikan oleh lingkungan. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang mensuplai atau menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh. Diperlukan perencanaan dan seleksi khusus agar dapat menyediakan lingkungan yang cocok dan diperlukan oleh anak. Ketepatan lingkungan yang disediakan akan memberi pengaruh pada proses dan hasil perilaku anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gagne (Mariyana, 2005: 10) menyatakan bahwa ”kejadian-kejadian pada lingkungan akan sangat berpengaruh pada hasil belajar anak”.

Lingkungan yang sistematis, terencana, dan teratur akan membantu mendapatkan respon yang sesuai dari setiap anak. Hal tersebut ditegaskan oleh Semiawan (Mariyana, 2005: 10). Logika yang dapat kita ambil adalah, semakin baik suatu lingkungan dipersiapkan maka akan semakin tinggi respon positif dari anak-anak. Dengan demikian, akan diperoleh dampak yang semakin relevan baik harapan tutor maupun orang tua.

Kita perlu menyiapkan suatu lingkungan belajar yang benar-benar mampu mengembangkan berbagai dimensi perkembangan anak secara optimal.


(12)

Lingkungan belajar ini luas, meliputi lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik mencakup lingkungan kelas indoor dan outdoor, sedangkan lingkungan non fisik cakupannya lebih pada situasi, suasana pembelajaran.

PAUD Noor Rakhmah adalah lembaga pendidikan nonformal yang bergerak dalam bidang pendidikan anak usia dini yang berupaya untuk pengembangan potensi anak, mewujudkan anak didik agar berperilaku baik dan cerdas serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

PAUD Noor Rakhmah memiliki tujuan memperluas bakat anak untuk menjadi generasi qur'ani yang berperilaku dan berpikir secara global untuk memenuhi peran mereka sebagai khalifah Allah di bumi. Untuk memenuhi tujuan tersebut perlu pengelolaan lingkungan belajar yang baik untuk anak usia dini. Peran tutor dalam pengelolaan lingkungan belajar tersebut sangatlah penting, mengingat tutor adalah orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Pengenalan terhadap lingkungan belajar di sekitar PAUD Noor Rakhmah menjadikan pengalaman yang menyenangkan untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak sejak dini. PAUD Noor Rakhmah memiliki kemampuan yang memadai memanfaatkan lingkungan masyarakat ke dalam pendidikan anak usia dini dengan melibatkan potensi-potensi yang ada yaitu melalui sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM).

Lingkungan belajar merupakan sarana belajar yang dengannya para pelajar dapat mencurahkan dirinya untuk beraktivitas, berkreasi, termasuk melakukan berbagai manipulasi banyak hal hingga mereka mendapatkan sejumlah perilaku dari kegiatan itu.


(13)

Secara umum pembelajaran yang efektif di suatu lingkungan belajar sesungguhnya merupakan tanggung jawab semua pihak, mulai dari kepala sekolah, para guru, dan bahkan juga orang tua dari peserta didik yang bersekolah di tempat tersebut. Para guru atau tutor merupakan ujung tombak dalam penyediaan lingkungan belajar yang kondusif, karena dialah yang cukup banyak terlibat dengan anak-anak pada saat belajar di sekolah. Tutor sangat dituntut mulai dari perancangan, pemenuhan berbagai sarana yang dibutuhkan, hingga pemanfaatan lingkungan belajar. Keterampilan guru dalam menyediakan lingkungan belajar akan berpengaruh terhadap kegiatan anak di dalam lingkungan belajar tersebut, baik dalam berinteraksi, bereksplorasi, bereksperimen maupun melakukan berbagai kegiatan kreatif lainnya.

Berdasarkan hal tersebut peneliti memiliki ketertarikan untuk mengkaji lebih jauh lagi tentang ”Peran Tutor PAUD Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah Jalan Cipedes Selatan No.85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang dan juga didukung dengan hasil pengamatan secara langsung di lapangan adapun hasilnya, peneliti menemukan beberapa masalah yakni:

1. PAUD Noor Rakhmah memiliki satu ruangan yang biasa digunakan untuk kegiatan belajar setiap harinya. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa lingkungan belajar yang ada di PAUD Noor Rakhmah kurang ideal, jika


(14)

dibandingkan dengan lingkungan belajar yang seharusnya yaitu memiliki beberapa area pembelajaran, seperti area musik, area seni, area bahasa, serta area lainnya.

2. Dalam kegiatan pembelajaran PAUD Noor Rakhmah menggunakan sarana dan prasarana seperti Alat Permainan Edukatif Dalam terdiri dari balok kayu, boneka peraga, dan mainan plastik, sedangkan Alat Permainan Edukatif Luar terdiri dari ayunan, perosotan, dan tiang lingkaran. Tutor menggunakan sarana dan prasarana tersebut untuk dijadikan sumber belajar dalam pengelolaan lingkungan belajar di PAUD Noor Rakhmah.

3. Standar sarana dan prasarana PAUD menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani dengan luas minimal 3m2 per anak. Tetapi PAUD Noor Rakhmah memiliki luas ruangan sekitar + 20m2 untuk menampung 23 anak.

Dengan luasnya masalah yang telah dipaparkan diatas, peneliti membatasi pada ”Peran Tutor PAUD Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah Jalan Cipedes Selatan No.85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)”

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut ini :

1. Bagaimana proses perencanaan yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah dalam mengoptimalkan lingkungan belajar anak usia dini?


(15)

2. Bagaimana proses pelaksanaan yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah dalam mengoptimalkan lingkungan belajar anak usia dini ?

3. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah terhadap pemanfaatan lingkungan belajar anak usia dini ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah :

1. Mendeskripsikan proses perencanaan yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini.

2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini.

3. Mendeskripsikan proses evaluasi yang dilakukan Tutor PAUD Noor Rakhmah terhadap pemanfaatan lingkungan belajar anak usia dini.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritik

Sebagai bahan kajian dan pengembangan keilmuan mengenai pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini


(16)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi tutor dan pihak sekolah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar yang dapat membuat anak terstimulasi dengan baik.

b. Bagi penulis, diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan dan pendalaman, serta wawasan berfikir khususnya dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan

c. Bagi peneliti selanjutnya, mudah-mudahan bermanfaat sebagai landasan atau bahkan pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini.

E. Sistematika

Untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka Penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Secara garis besarnya mengikuti bebereapa teori dan konsep tentang pendidikan anak usia dini, konsep peran tutor, konsep pembelajaran anak usia dini dan pengelolaan lingkungan belajar


(17)

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas tentang prosedur penelitian mengenai metode penelitian teknik penlitian populasi dan sampel, penyusunan alat pengumpul data, langkah-langkah pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian yang berisi deskripsi subjek penelitian, pengolahan dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi kesimpulan dan rekomendasi yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang, ataupun benda yang sedang diteliti, dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah. Dalam penelitian ini masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai peran tutor paud dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Peneliti mengambil subjek penelitian terhadap empat orang yaitu satu orang tutor PAUD, satu orang Kepala Sekolah dan dua orang tua murid. Alasan penulis menjadikan keempat orang tersebut menjadi subjek penelitian bukan dilihat dari banyaknya subjek yang diteliti, akan tetapi kedalaman makna yang diperlukan. Tutor merupakan orang yang berkaitan langsung dengan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini, karena tutorlah yang cukup banyak terlibat dengan anak-anak pada saat belajar di sekolah. Kepala sekolah sebagai orang yang memiliki kebijakan atas lingkungan belajar yang ada di PAUD Noor Rakmah, mulai dari sarana dan prasarana. Orang tua sebagai mitra kerja dalam pemenuhan fasilitas untuk menunjang kebutuhan lingkungan belajar serta menilai keberhasilan atas pencapaian perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sewaktu di rumah.

Penentuan ketiga orang tersebut sebagai subjek penelitian adalah sebagai berikut :


(19)

2. Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan atas pengelolaan lingkungan belajar.

3. Orang tua dari kelompok usia 2-3 tahun dan kelompok usia 3-4 tahun yang aktif dalam kegiatan parenting di PAUD Noor Rakhmah.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

Latar belakang dalam penelitian ini adalah mengenai pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini yang dilakukan oleh tutor dalam mendukung aspek pembelajaran di sekolah. Setelah itu peneliti memilih lokasi saat mengidentifikasi masalah di lapangan, peneliti menemukan masalah-masalah yaitu keterbatasan sarana dan prasaran yang dimiliki, kondisi lingkungan belajar yang belum memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No 58 Tahun 2009. Oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitian ini pada peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. 2. Menentukan kerangka konseptual untuk masalah penelitian.

Teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan yaitu mengenai Konsep PAUD, tahap perkembangan anak usia dini, peran tutor, konsep pembelajaran anak usia dini dan pengelolaan lingkungan belajar yang dimasukan pada BAB II Kajian Pustaka sesuai dengan konteks dan komponen penelitian.


(20)

(21)

3. Menentukan sumber data

Dalam penelitian peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini, peneliti menentukan sumber data dalam penelitian yaitu tutor PAUD, Kepala Sekolah, dan orang tua dari peserta didik. 4. Menentukan instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data.

Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian merupakan peneliti itu sendiri, tetapi peneliti perlu juga menuangkan secara tertulis sebagai pertanggungjawaban atas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi, karena peneliti merasa bahwa teknik pengumpulan data yang cocok dalam penelitian peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini adalah dengan cara mewawancarai tutor PAUD mengenai langkah apa saja yang dilakukan dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar untuk anak usia dini, mewawancarai Kepala Sekolah mengenai peran tutor PAUD dalam mengelola lingkungan belajar di PAUD Noor Rakhmah, serta kepada orang tua murid tentang pengelolaan lingkungan belajar yang dilakukan oleh tutor serta hasil yang telah dicapai oleh anak melalui pengelolaan lingkungan belajar yang telah diterapkan oleh tutor.

5. Rencana analisis data

Analisis data dilakukan setelah peneliti memperoleh data tentang peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Kemudian data tersebut dikategorikan, dianalisis, disimpulkan dan ditampilkan untuk penyusunan teori.


(22)

6. Mempersiapkan laporan penulisan dan penyelesaian penelitian.

Peneliti mengerjakan laporan penelitian dari hasil penelitian di lapangan yang didukung oleh data-data di PAUD Noor Rakhmah, dan menganalisis data mengenai bagaimana peran tutor paud dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini sesuai dengan teori-teori yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu kegiatan penelitian harus ditentukan metodenya terlebih dahulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan metode deskriptif karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran secara faktual dan akurat mengenai peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini dimana hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk deskripsi atau menggambarkan bagaimana peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Nazir (1999: 63) mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Berdasarkan pendapat Nazir tersebut metode deskriptif merupakan metode yang memaparkan sesuatu hal dan hasilnya dibuat dalam bentuk laporan


(23)

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti sedang menyelidiki mengenai peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini.

Menurut pendapat Iskandar, (2009: 11) pendekatan kualitatif menekankan pada makna penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urutan-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.

Menurut Iskandar pendekatan kualitatif lebih kepada suatu proses dari penelitian tersebut berdasarkan fenomena yang ada. Penelitian ini tidak menekankan suatu hasil akhir dan lebih mengutamakan urutan dari kegiatan suatu penelitian.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti sedang mengungkap permasalahan secara mendalam tentang bagaimana peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Selain itu digunakan pendekatan kualitatif karena, penelitian ini memenuhi karakteristik penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (Sugiyono, 2010: 9) yaitu sebagai berikut:

a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.


(24)

e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Melihat dari karakteristik penelitian kualitatif tersebut peneliti merasa bahwa karakteristik tersebut cocok dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Peneliti melakukan penelitian secara langsung kepada sumber data yaitu tutor di PAUD Noor Rakhmah mengenai peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Serta data yang akan dicari berupa tulisan maupun lisan karena menggunakan metode deskriptif yang memaparkan kondisi di lapangan. Penelitian ini juga lebih menekankan pada proses bagaimana peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penulisan, maka penulis memberikan penjelasan umum maupun definisi operasional, yaitu sebagai berikut:

1. Peran Tutor PAUD

Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan. Yasyin (Fitriyah, 2011: 1).

Tutor atau pendidik pada umumnya adalah pemegang peran utama dalam program pembelajaran (Sudjana, 2006:242).


(25)

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 14 (Aqib, 2011: 1) diperjelas bahwa PAUD:

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu sejak pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut

Peran Tutor PAUD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kedudukan seorang tutor dalam melaksanakan tugasnya untuk membina anak usia dini mencapai seluruh aspek perkembangannya melalui Pendidikan Anak Usia Dini.

2. Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar

Mengoptimalkan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu menjadikan lebih baik. Mariyana (2005: 15) mengungkapkan secara keseluruhan pengelolaan lingkungan belajar dapat diartikan sebagai “suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku anak sehingga dapat terfasilitasi secara baik”.

Mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar dalam penelitian ini adalah kegiatan- kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang baik dengan mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku anak sehingga dapat terfasilitasi secara baik.


(26)

Mengadopsi dari definisi istilah-istilah di atas maka dalam hal ini penulis mendefinisikan peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini yaitu hal yang dilakukan oleh tutor PAUD melalui kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi lingkungan belajar yang optimal bagi terjadinya proses belajar serta mewujudkan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga tujuan belajar dapat tercapai.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau alat penelitian digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2010: 60).

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penilitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik, dinamis, dan tidak dapat dipisah-pisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is key


(27)

instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.


(28)

Nasution (Sugiyono, 2010 : 60-61) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”

Berdasarkan penyataan tersebut dapat difahami bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun kelapangan sendiri, melakukan pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada proses pengembangan instrumen kita akan merancang kisi-kisi sebagaimana Arikunto (2006: 162) berpendapat mengenai pengertian kisi-kisi yaitu:

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dengan kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.

Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, maka kisi-kisi merupakan tabel yang dibuat untuk memperjelas hubungan antara peran tutor PAUD dan


(29)

pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini di PAUD Noor Rakhmah sebagai pedoman untuk menentukan metode pengumpulan data dan penyusunan instumen dalam penelitian ini.

Dalam proses pengembangan instrumen, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu:

1. Membuat kisi-kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan observasi

4. Melakukan penelitian lapangan

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Tujuan kita melakukan penelitian ke lapangan adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang diinginkan, maka kita menggunakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi ataupun data yang kita inginkan tersebut.

Menurut Nazir (1999: 211) teknik pengumpulan data prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:


(30)

1. Pengamatan (Observation)

Teknik ini dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan langsung mengenai peran tutor dalam pegelolaan lingkungan belajar. Observasi merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperhatikan sesuatu. Penulis menggunakan teknik observasi karena penulis ingin melakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan di PAUD Noor Rakhmah yang berkaitan dengan peran tutor PAUD dalam pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini dengan cara meninjau, mengenal, dan mengidentifikasi masalah yang diteliti

Suharsimi (2006: 156) berpendapat bahwa:

Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Pendapat Suharsimi mengenai observasi tersebut lebih menekankan pada penggunaan alat indra untuk mengamati suatu objek.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam teknik observasi ini yaitu dimulai dengan meninjau secara langsung ke objek penelitian untuk mengamati subjek penelitian yaitu pengelolaan lingkungan belajar di PAUD Noor Rakhmah. Setelah itu peneliti mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, kemudian peneliti mengamati hal-hal yang menjadi bahasan dalam penelitian ini. Pertanyaan penelitian yang diteliti dengan menggunakan teknik observasi ini adalah bagaimana peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini, serta bagaimana langkah-langkah tutor dalam mengelola lingkungan belajar mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai


(31)

dengan evaluasi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi ini berlangsung selama dua minggu.

Penulis menggunakan teknik observasi dalam penelitian ini untuk melihat langsung bagaimana peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Penulis melihat semua yang ada di lapangan berdasarkan dengan kondisi yang ada.

Surakhmad (2004: 162) membagi observasi ke dalam dua cara, yaitu: a. Observasi langsung yaitu, teknik pengumpulan data dimana

penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.

b. Observasi tidak langsung, yaitu teknik pengumpulan data dimana penyelidikan mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki dengan perantaraan sebuah alat, baik alat yang sudah ada (yang semula tidak khusus dibuat untuk keperluan tersebut), maupun yang sengaja dibuat untuk keperlun yang khusus. Pelaksanaannya dapat berlangsung di dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi yang buatan.

Merujuk dari pendapat Surakhmad tersebut. Observasi yang dilaksanakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung, karena peneliti langsung berada bersama objek yang diteliti dan mengamati langsung kegiatan serta kondisi di PAUD Noor Rakhmah

2. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan sumber data untuk memperoleh informasi. Nazir (1999: 234) berpendapat bahwa: “wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk


(32)

tujuan penelitian dengan cara tanaya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)”.

Menurut pendapat Nazir tersebut, wawancara merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara berinteraksi langsung antara pewawancara dengan informan.

Peneliti memilih teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara karena pertanyaan penelitian yang diteliti yaitu mengenai peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini. Hal tersebut merupakan hal yang mendasar pada laporan tentang diri sendiri sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 72) yaitu mengemukakan bahwa :

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Melihat pendapat Sugiyono tersebut, wawancara digunakan untuk studi pendahuluan dan untuk mengetahui responden lebih mendalam.

Esterberg (Sugiyono, 2010: 73) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:

a. Wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. b. Wawancara semiterstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam

kategori in-dept interview dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.


(33)

c. Wawancara tak berstruktur. Wawancara tek berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Merujuk dari pendapat Esterberg di atas, penulis menggunakan metode wawancara terstruktur karena peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data yang telah disusun sebelumnya.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada empat orang informan yaitu Tutor, Kepala Sekolah dan Orang tua. Wawancara dilaksanakan melalui dialog dengan tutor mengenai proses perencanaan sebelum melakukan proses pembelajaran, pelaksanaan serta evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui pengelolaan lingkungan belajar di PAUD Noor Rakhmah secara optimal. Wawancara akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, wawancara dilakukan kepada tutor PAUD selama 6x dalam jangka waktu 1 ½ jam. Kedua, wawancara dilakukan kepada kepala sekolah selama 2x dalam jangka waktu 1 jam. Ketiga, wawancara dilakukan kepada orang tua murid selama 2x dalam jangka waktu 1 jam.

3. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.


(34)

Trangulasi dalam Sugiyono (2007:330-331) dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a) triangulasi teknik: pengumpulan data dengan bermacam-macam cara pada sumber yang sama; b) triangulasi sumber: pengumpulan data yang menggunakan satu cara pada bermacam-macam sumber data.

Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber, karena informan yang akan menggali data yang sama dari orang yang berada disekitar subjek (tutor). Kegiatan triangulasi data yang merupakan pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar memperoleh keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan mengecek kebenaran informasi yang didapat dari informan kepada orang lain atau pihak-pihak yang ada kaitannya dengan informan. Tujuannya yaitu untuk membandingkan informasi yang didapat agar ada jaminan tentang kebenarannya.

H. Analisis Data

Analisis data berguna dalam memecahkan masalah penelitian, dengan melakukan kajian untuk memahami peristiwa yang ada di lapangan secara keseluruhan.

Bogdan dan Taylor (Iskandar, 2009: 136) berpendapat mengenai analisis data yaitu:

Analisis data adalah proses mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu.

Berdasarkan pendapat Bogdan dan Taylor tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis data sebagai proses dalam merumuskan tema/ide sesuai dengan data yang ada sehingga dapat terpecahkan.


(35)

Pendapat lain menurut Sugiyono (Iskandar, 2009: 138) mengemukakan bahwa: “Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

Menurut Sugiyono analisis data kualitatif merupakan proses menyusun hasil dari sebuah penelitian dengan memilih data yang diperoleh dari lapangan dengan menyusunnya menjadi sebuah kesimpulan agar mudah dipahami.

Pada tahap ini penulis menggunakan model analisis data penelitian kualitatif Miles dan Huberman (Iskandar, 2009: 139) melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

“Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian” (Iskandar, 2009: 140). Pada tahap ini penulis mengumpulkan data penelitian melalui observasi dan wawancara. Setelah itu penulis menyeleksi semua data yang berhubungan dengan penelitian peran tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini.

2. Penyajian Data/Display data

Penyajian data kepada yang telah diperoleh ke dalam daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data yang penulis lakukan dalam bentuk teks naratif yang disusun secara sistematis berdasarkan focus penelitian peran


(36)

tutor PAUD dalam mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini.

3. Mengambil kesimpulan/verifikasi

Pengambilan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, kemudian hasil penelitian diuji kebenarannya melalui triangulasi data.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan atas temuan hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yaitu: ”Peran Tutor PAUD Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini.”

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab IV, peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian bahwa tutor di PAUD Noor Rakhmah yang menjadi sampel penelitian melakukan perannya dalam mengelola lingkungan belajar dengan baik, walaupun tidak memiliki latar pendidikan tinggi mereka mampu mengelola lingkungan belajar berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Pengelolaan lingkungan belajar perlu dilakukan untuk memudahkan proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar dan perkembangan anak. Lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar, lingkungan yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran. 1. Proses perencanaan yang dilakukan Tutor terhadap pengelolaan

lingkungan belajar anak usia dini

Perencanaan dibuat agar tujuan dari pengelolaan lingkungan belajar tersebut dapat tercapai. Proses perencanaan yang dilakukan oleh tutor yaitu


(38)

menyiapkan komponen/sumber belajar yang tepat untuk mengembangkan aspek perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan anak yang mengacu pada Permendiknas No 58 Tahun 2009. Menyiapkan sumber belajar berkaitan dengan penataan lingkungan belajar, memilih media yang cocok kemudian disesuaikan dengan tema yang sudah ada dilakukan tutor agar pengelolaan lingkungan belajar dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak. Melalui perencanaan yang dirancang dapat memudahkan tutor dalam menciptakan lingkungan belajar. Proses perencanaan dilakukan setiap hari bersamaan dengan penyusunan RPP. Orang tua juga dilibatkan dalam proses perencanaan untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik.

2. Proses Pelaksanaan Dalam Mengelola yang Dilakukan Tutor Terhadap Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini

Menciptakan lingkungan belajar dilakukan oleh tutor sebelum pembelajaran dimulai. Tutor menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, agar anak merasa aman dan nyaman. Proses pengelolaan lingkungan belajar dilakukan melalui penataan lingkungan belajar/setting area. Setiap komponen yang diterapkan oleh tutor dalam lingkungan belajar dipilih berdasarkan dengan kebutuhan anak untuk mengembangkan aspek perkembangan sensorik, motorik, kognitif dan moral. Pemilihan media sebagai sumber belajar dipilih tutor yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. Media yang digunakan berupa media cetak, media elektronik, alat permainan edukatif, serta pemanfaatan lingkungan sekitar untuk dijadikan sumber belajar yang baik bagi anak. Pelaksanaan dalam


(39)

mengelola lingkungan belajar harus selalu memperhatikan kontrol lingkungan agar keselamatan dan kebersihan dalam lingkungan belajar dapat terjaga.

Pengelolaan lingkungan belajar dapat berjalan dengan baik jika unsur-unsur yang berperan penting seperti tutor, pihak sekolah dan orang tua dapat terlibat. Kemampuan tutor dalam membangun kerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua mampu mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar dengan baik. Kekurangan yang ada dalam lingkungan belajar seperti sarana dan prasarana dapat terpenuhi melalui kerjasama tersebut. Tutor, pihak sekolah, dan orang tua bersama-sama melakukan kegiatan untuk memfasilitasi lingkungan belajar di PAUD Noor Rakhmah.

3. Proses evaluasi yang dilakukan Tutor terhadap pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini

Proses evaluasi yang dilakukan oleh tutor bertujuan untuk melihat hasil yang dapat dirasakan secara langsung serta dampak terhadap perkembangan anak setelah pengelolaan lingkungan belajar dibuat. Proses evaluasi dilakukan dengan cara mengamati serta melakukan kegiatan Tanya jawab. Keberhasilan dapat dilihat dari perubahan sikap anak dan hasil belajar anak setelah diterapkan lingkungan belajar. Pengelolaan lingkungan belajar yang diciptakan mampu mengembangkan aspek perkembangan sensorik, motorik, kognitif dan moral pada anak, misalnya dari aspek sensorik anak dapat menggunakan seluruh pancaindra melalui media pembelajaran seperti tumbuhan, sedangkan dari aspek motorik anak mampu menggunakan seluruh otot-otonya untuk berlari, melompat dengan


(40)

memanfaatkan lahan terbuka di sekitar PAUD Noor Rakhmah, dari aspek kognitif anak mampu menggunakan otak secara keseluruhan seperti pada saat menerima informasi, dan dari aspek moral anak mampu melakukan kegiatan ibadah seperti solat, membaca doa. Hal-hal tersebut dapat dikembangkan jika lingkungan belajar yang ada mampu merangsang seluruh aspek perkembangan anak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dibuat rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tutor

a. Tutor sebagai unsur yang telibat langsung dalam proses pembelajaran dengan anak harus mempertahankan dan meningkatkan keterampilan serta kreativitas dalam mengkoordinasikan berbagai komponen yang ada dalam lingkungan belajar.

b. Tutor harus lebih memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar untuk dijadikan komponen dalam lingkungan belajar.

2. Pihak sekolah

a. Diharapkan pihak sekolah memberi dukungan fasilitas yang memadai, karena dengan tersedianya fasilitas, memberikan kesempatan luas bagi anak untuk belajar dengan menggunakan perlengakapan belajar yang lebih banyak.

b. Pihak sekolah terus melakukan kegiatan bersama antara tutor dan orang tua, agar mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan.


(41)

3. Orang tua

a. Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak, selama 24 jam setiap harinya anak selalu bersama orang tua. Oleh karena itu lingkungan belajar yang ada di sekolah, bisa diterapkan di rumah. Agar proses pembelajaran tidak hanya berlangsung di sekolah.

b. Diharapkan orang tua dapat terus bekerjasama dengan sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolah dalam memfasilitasi lingkungan belajar anak.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Dedy (2011). Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sabagai Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Anwar. (2009). Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) Panduan Praktis Bagi Ibu dan

Calon Ibu. Bandung : Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggara PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung : Nuansa Aulia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2005). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud

Fitriyah, Z. (2011). Peran Serta Kader Posyandu dalam Upaya Peningkatan Status

Gizi Balita. [Online]. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/brtstream/123456789/24608/4/chapter%2011.pdf Info Publik. (2012). Jabar Booming Program PAUD. [Online]. Tersedia:

http://infopublik.kominfo.go.id/index.php?page=news&newsid=30489 [20 September 2012]

Isjoni. (2011). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gunung Persada

Mariyana, Rita. (2005). Strategi Pengelolaan Lingkunga Belajar Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Mayasari, Linda. (2011). Paud Non Formal Menuju Perkembangan. [Online] Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com/2011/08/26/paud-non-formal-menuju-perkembangan/ [11 Desember 2012]

Milan Rianto. (2007). Pengelolaan Kelas Model Pakem. Jakarta : Dirjen PMPTK Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja


(43)

Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Nuryani, S. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks Rustini. (2010). Pemanfaatan Lingkungan Masyarakat Ke Dalam Paud. [Online].

Tersedia: http://kd-cibiru.upi.edu/jurnal/index.php/cakrawala-dini/article/view/84 [11 Desember 2012]

Sudjana, Djudju. (1992). Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Nusantara Press-Yayasan Islam Nusantara

Sudjana, Djudju. (2000). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Djudju. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Yus, Anita. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Mediagroup

Yusuf, Syamsu. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda


(1)

menyiapkan komponen/sumber belajar yang tepat untuk mengembangkan aspek perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan anak yang mengacu pada Permendiknas No 58 Tahun 2009. Menyiapkan sumber belajar berkaitan dengan penataan lingkungan belajar, memilih media yang cocok kemudian disesuaikan dengan tema yang sudah ada dilakukan tutor agar pengelolaan lingkungan belajar dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak. Melalui perencanaan yang dirancang dapat memudahkan tutor dalam menciptakan lingkungan belajar. Proses perencanaan dilakukan setiap hari bersamaan dengan penyusunan RPP. Orang tua juga dilibatkan dalam proses perencanaan untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik.

2. Proses Pelaksanaan Dalam Mengelola yang Dilakukan Tutor Terhadap Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini

Menciptakan lingkungan belajar dilakukan oleh tutor sebelum pembelajaran dimulai. Tutor menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, agar anak merasa aman dan nyaman. Proses pengelolaan lingkungan belajar dilakukan melalui penataan lingkungan belajar/setting area. Setiap komponen yang diterapkan oleh tutor dalam lingkungan belajar dipilih berdasarkan dengan kebutuhan anak untuk mengembangkan aspek perkembangan sensorik, motorik, kognitif dan moral. Pemilihan media sebagai sumber belajar dipilih tutor yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. Media yang digunakan berupa media cetak, media elektronik, alat permainan edukatif, serta pemanfaatan lingkungan sekitar untuk dijadikan sumber belajar yang baik bagi anak. Pelaksanaan dalam


(2)

112

Ria Maryana, 2013

Peran Tutor PAUD Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah Jalan Cipedes Selatan No 85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengelola lingkungan belajar harus selalu memperhatikan kontrol lingkungan agar keselamatan dan kebersihan dalam lingkungan belajar dapat terjaga.

Pengelolaan lingkungan belajar dapat berjalan dengan baik jika unsur-unsur yang berperan penting seperti tutor, pihak sekolah dan orang tua dapat terlibat. Kemampuan tutor dalam membangun kerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua mampu mengoptimalkan pengelolaan lingkungan belajar dengan baik. Kekurangan yang ada dalam lingkungan belajar seperti sarana dan prasarana dapat terpenuhi melalui kerjasama tersebut. Tutor, pihak sekolah, dan orang tua bersama-sama melakukan kegiatan untuk memfasilitasi lingkungan belajar di PAUD Noor Rakhmah.

3. Proses evaluasi yang dilakukan Tutor terhadap pengelolaan lingkungan belajar anak usia dini

Proses evaluasi yang dilakukan oleh tutor bertujuan untuk melihat hasil yang dapat dirasakan secara langsung serta dampak terhadap perkembangan anak setelah pengelolaan lingkungan belajar dibuat. Proses evaluasi dilakukan dengan cara mengamati serta melakukan kegiatan Tanya jawab. Keberhasilan dapat dilihat dari perubahan sikap anak dan hasil belajar anak setelah diterapkan lingkungan belajar. Pengelolaan lingkungan belajar yang diciptakan mampu mengembangkan aspek perkembangan sensorik, motorik, kognitif dan moral pada anak, misalnya dari aspek sensorik anak dapat menggunakan seluruh pancaindra melalui media pembelajaran seperti tumbuhan, sedangkan dari aspek motorik anak mampu menggunakan seluruh otot-otonya untuk berlari, melompat dengan


(3)

memanfaatkan lahan terbuka di sekitar PAUD Noor Rakhmah, dari aspek kognitif anak mampu menggunakan otak secara keseluruhan seperti pada saat menerima informasi, dan dari aspek moral anak mampu melakukan kegiatan ibadah seperti solat, membaca doa. Hal-hal tersebut dapat dikembangkan jika lingkungan belajar yang ada mampu merangsang seluruh aspek perkembangan anak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dibuat rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tutor

a. Tutor sebagai unsur yang telibat langsung dalam proses pembelajaran dengan anak harus mempertahankan dan meningkatkan keterampilan serta kreativitas dalam mengkoordinasikan berbagai komponen yang ada dalam lingkungan belajar.

b. Tutor harus lebih memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar untuk dijadikan komponen dalam lingkungan belajar.

2. Pihak sekolah

a. Diharapkan pihak sekolah memberi dukungan fasilitas yang memadai, karena dengan tersedianya fasilitas, memberikan kesempatan luas bagi anak untuk belajar dengan menggunakan perlengakapan belajar yang lebih banyak.

b. Pihak sekolah terus melakukan kegiatan bersama antara tutor dan orang tua, agar mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan.


(4)

114

Ria Maryana, 2013

Peran Tutor PAUD Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah Jalan Cipedes Selatan No 85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Orang tua

a. Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak, selama 24 jam setiap harinya anak selalu bersama orang tua. Oleh karena itu lingkungan belajar yang ada di sekolah, bisa diterapkan di rumah. Agar proses pembelajaran tidak hanya berlangsung di sekolah.

b. Diharapkan orang tua dapat terus bekerjasama dengan sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolah dalam memfasilitasi lingkungan belajar anak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Dedy (2011). Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sabagai Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Anwar. (2009). Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) Panduan Praktis Bagi Ibu dan

Calon Ibu. Bandung : Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggara PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung : Nuansa Aulia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2005). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud

Fitriyah, Z. (2011). Peran Serta Kader Posyandu dalam Upaya Peningkatan Status

Gizi Balita. [Online]. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/brtstream/123456789/24608/4/chapter%2011.pdf Info Publik. (2012). Jabar Booming Program PAUD. [Online]. Tersedia:

http://infopublik.kominfo.go.id/index.php?page=news&newsid=30489 [20 September 2012]

Isjoni. (2011). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gunung Persada

Mariyana, Rita. (2005). Strategi Pengelolaan Lingkunga Belajar Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Mayasari, Linda. (2011). Paud Non Formal Menuju Perkembangan. [Online] Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com/2011/08/26/paud-non-formal-menuju-perkembangan/ [11 Desember 2012]

Milan Rianto. (2007). Pengelolaan Kelas Model Pakem. Jakarta : Dirjen PMPTK Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja


(6)

Ria Maryana, 2013

Peran Tutor PAUD Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada PAUD Noor Rakhmah Jalan Cipedes Selatan No 85 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Nuryani, S. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks Rustini. (2010). Pemanfaatan Lingkungan Masyarakat Ke Dalam Paud. [Online].

Tersedia: http://kd-cibiru.upi.edu/jurnal/index.php/cakrawala-dini/article/view/84 [11 Desember 2012]

Sudjana, Djudju. (1992). Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Nusantara Press-Yayasan Islam Nusantara

Sudjana, Djudju. (2000). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Djudju. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Yus, Anita. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Mediagroup

Yusuf, Syamsu. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 3 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 4 22

PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD).

0 1 8

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FIRDAUSY SUKOHARJO Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

0 1 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FIRDAUSY SUKOHARJO Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

0 1 15

KEPEMIMPINAN PENGELOLA DALAM MENINGKATKAN KINERJA TUTOR PAUD BOUGENVILLE DI KECAMATAN SUKAJADI BANDUNG: Studi Deskripsi Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

0 0 37

MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF PENYELENGGARAAN PAUD DALAM MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI :Studi Di Kelompok Bermain Kota Tangerang Selatan.

0 4 78

PERAN GURU PAUD DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDIDIKAN ANAK-ANAK USIA DINI (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Peran Guru PAUD dalam Meningkatkan Pendidikan Pada Anak-anak Usia Dini di Kecamatan Matesih).

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN SIKAP ORANGTUA TERHADAP PAUD KHAIRUNNISA SEBERANG PADANG KECAMATAN PADANG SELATAN KOTA PADANG ipi100541

0 0 12

MENCIPTAKAN PERAN TUTOR PAUD BERBASIS NATURAL SAINS DALAM MENCIPTAKAN KOTA LAYAK ANAK ipi7009

0 0 12