KEPEMIMPINAN PENGELOLA DALAM MENINGKATKAN KINERJA TUTOR PAUD BOUGENVILLE DI KECAMATAN SUKAJADI BANDUNG: Studi Deskripsi Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

(1)

KEPEMIMPINAN PENGELOLA DALAM MENINGKATKAN KINERJA TUTOR PAUD BOUGENVILLE DI KECAMATAN SUKAJADI

BANDUNG

(Studi Deskripsi Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung)

SKRIPSI

Oleh : Iis Juati 1003198

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Tahun 2013


(2)

KEPEMIMPINAN PENGELOLA DALAM MENINGKATKAN KINERJA TUTOR PAUD BOUGENVILLE DI KECAMATAN SUKAJADI

BANDUNG

(Studi Deskripsi Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung)

Oleh

Iis Juati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Iis Juati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

IIS JUATI

KEPEMIMPINAN PENGELOLA DALAM MENINGKATKAN KINERJA TUTOR PAUD BOUGENVILLE DI KECAMATAN SUKAJADI

BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr.Jajat S.Ardiwinata,M.Pd. NIP.19590826 198603 1 003

Pembimbing II

Nike Kamarubiani, M.Pd. NIP.19750702 200801 2 006

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr.Jajat S.Ardiwinata,M.Pd. NIP.19590826 198603 1 003


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemajuan PAUD Bougenville dalam meraih prestasi lembaga dan mencetak peserta didik yang berkualitas. Hal tersebut dipengaruhi oleh sumber daya yang ada diantaranya pengelola, tutor dan peran serta masyarakat di lingkungan sekitar lembaga. Semua ini sangat tergantung pada pengelola dalam mengatur dan memimpin lembaga secara tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang: 1) tipe kepemimpinan pengelola PAUD Bougenville dalam meningkatkan kinerja tutor, 2) upaya pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor, 3) faktor pendukung dan penghambat kinerja tutor di PAUD Bougenville.

Penelitian ini didasarkan atas kerangka teori mengenai konsep kepemimpinan yang mencakup : 1) pengelola, 2) tipe kepemimpina, 3) kinerja tutor.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Informan penelitian berjumlah 3 orang, yaitu : pengelola, tutor, dan orang tua murid di PAUD Bougenville.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa : 1) tipe kepemimpinan yang diterapkan pengelola cenderung demokratis yang ditunjukan dengan ciri : pengelola dalam melaksanakn tugasnya bijaksana, berkasih sayang, berwibawa, berpartisipatif dalam kegiatan lembaga, dan bermusyawarah dalam pengambilan keputusan. 2) upaya yang dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor dengan cara memberikan motivasi melalui pemberian penghargaan, melakukan pembinaan pada tutor, memberikan kesejahteraan bagi tutor 3) Faktor pendukung dan penghambat dapat dilihat secara internal berupa menguasai bahan ajar, dedikasi dalam mengajar dan faktor ekternal berupa partisipasi masyarakat. Faktor penghambat yaitu besarnya gaji yang kurang menunjang untuk kesejahteraan tutor.

Pengelola PAUD hendaknya dapat mengembangkan dan memelihara keterampilan baik secara struktural mampu memelihara gedung dan APE serta secara proses mampu mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran.


(5)

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian ... 7

E. Manfaat Penulisan ... 8

F. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kepemimpinan Pengelola ... 11

B. Kepemimpinan dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 13

C. Konsep Kepemimpinan ... 22

D. Konsep Kinerja Tutor ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 52

B. Desain Penelitian dan Justifikasi Pemilihan Desain Penelitian ... 53

C. Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode Penelitian ... 55

D. Definisi Operasional ... 56

E. Instrumen Penelitian ... 58

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 59

G. Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasionalnya ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 66

B. Pemaparan dan Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 72


(6)

BAB V KESIMPULAN SAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran / Rekomendasi ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN ... 97 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik ... 68

Tabel 4.2 Sususnan kepengurusan PAUD Bougenville ... 70

Tabel 4.3 Sarana dan prasarana ... 71

Tabel 4.4 Ciri-ciri Kepemimpinan Pengelola PAUD Bougenville ... 87


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

A. ALAT PENGUMPUL DATA

Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 98

Pedoman Observasi ... 100

Pedoman Wawancara ... 103

Deskripsi Hasil Wawancara ... 107

B. LAMPIRAN


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Hal ini meliputi proses dalam mengenal jati diri, eksistensi untuk menumbuhkan kedewasaan dan tanggung jawab moral. Pendidikan menjadi sangat penting untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang dapat mendukung pembangunan negara dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia menjadi salah satu program yang mendapat perhatian yang sangat besar.

Fungsi pendidikan merupakan manifestasi dari aspirasi bangsa Indonesia untuk memperbaiki kehidupannya yang semakin lama semakin berkembang sesuai dengan tuntutan yang semakin meningkat. Tujuan pendidikan untuk mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai keterampilan yang mantap, sehat jasmani dan rohani, mempunyai prestasi yang tinggi dalam mengembangkan potensinya serta mempunyai sikap dan sifat yang sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

Pendidikan dalam makna yang umum dapat diartikan sebagai komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar. Dari batasan tersebut maka jelaslah bahwa pendidikan bukanlah satu-satunya kegiatan terorganisasi yang dilakukan di sekolah sebagaimana banyak pihak yang beranggapan demikian, akan tetapi dalam makna wajar sebagaimana dijelaskan Djudju Sudjana (2004:3) bahwa :

Pendidikan mencakup semua komunikasi yang terintegrasi dan berkelanjutan yang diselengggarakan dalam kehidupan nyata di masyarakat, lingkungan keluarga, lembaga-lembaga, dunia kerja dan lingkungan kehidupan lainya. Dalam kaitannya dengan pembangunan di Negara-negara berkembang meliputi pembangunan dalam semua aspek kehidupan dengan titik berat pada pembangunan sektor ekonomi, pendidikan nonformal menganggap program-program pendidikan yang berorientasi pada


(10)

pembangunan Sumber Daya Manusia untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, lapangan kerja, kewirausahaan dan pembangunan pada umumnya.

Pendidikan merupakan salah satu program pembinaan yang mampu mencetak manusia agar memiliki kedewasaan dalam menjalani kehidupannya. Dalam kaitanya dengan pendidikan, Undang-Undang No.20 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki kedudukan yang penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kedewasan. Pendidikan juga memiliki peranan yang hakiki dalam pembngunan suatu bangsa. Seperti dikemukakan Kartini Kartono (1999) bahwa “Pendidikan merupakan kunci pembuka usaha untuk meningkatkan taraf kecerdasan bangsa dan pembudayaan rakyat bisa menjadi cakap, susila, dan terampil selaku subjek pembangunan”.

Masyarakat dan pemerintah berusaha, menyelenggarakan program-program pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan penyelenggaraan pendidikan diatur dalam sistem pendidikan nasional, yang dibagi menjadi dua subsistem pendidikan yaitu : (1) pendidikan persekolahan, (2) pendidikan luar sekolah. Menurut sifatnya, subsistem pertama disebut pula pendidikan formal. Djudju Sudjana (2001:22) mengemukakan definisi pendidikan formal, sebagai berikut :

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya, termasuk kedalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi dan latihan professional, yang dilaksanakan dalam waktu terus menerus.


(11)

3

Definisi Pendidikan Luar Sekolah diuraikan The South East Asian Minnistry of Education Organization (SEAMEO) dalam Djuju Sudjana (2001:46-47), bahwa:

Pendidikan luar sekolah adalah setiap upaya pendidikan dalam arti yang lebih luas yang didalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah diselenggarkan diluar sekolah, sehingga seorang atau kelompok memperoleh informasi mengenai pengetahuan, latihan dan bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidupnya.

Tujuannya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, masyarakat dan bahkan negaranya.

Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya pendidikan anak usia dini (PAUD). PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Pendidikan harus dimulai sejak dini, pendidikan sejak dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat dan bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani. Pendidikan usia dini merupakan fondasi bagi dasar perkembangan dan kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental, sehingga pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi pengembangan moral, nilai-nilai agama, fisik, sosial emosioanal, bahasa, seni, pengetahuan dan keterampilannya. Upaya dalam mengembangkan


(12)

kemampuan dan potensi anak usia dini diperlukan suatu program yang dapat membantu dan mendukung terhadap perkembangan anak yaitu salah satunya dengan adanya lembaga pendidikan yang bersinergi dengan orang tua dalam mengadakan program untuk orang tua dalam pendidikan anak.

Kemajuan dan keberhasilan suatu lembaga pendidikan di dalam mencetak peserta didik yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang ada diantaranya, pengelola, pendidik dan peran masyarakat di lingkungan sekitar lembaga. Semua itu sangat tergantung pada bagaimana pengelola dalam mengatur dan memimpin lembaga secara tepat.

Pada kenyataanya banyak sekali pengelola yang kurang atau bahkan tidak memahami tanggung jawab dan kewajibanya sebagai seorang pemimpin, yakni seorang figur yang menjadi panutan serta contoh bagi para pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di lembaga.

Pengelola sebagai pemegang kendali kemajuan dan keberhasilan lembaga pendidik anak usia dini hendaknya bukan hanya sekedar figur pemimpin yang harus dipatuhi segala perintah dan aturan yang telah dibuatnya, namun pengelola juga hendaknya dapat menjadi pengayom para bawahanya.

Pengelola dalam meningkatkan kinerja pendidik hendaknya dapat mengadakan suatu pertemuan efektif dengan para pendidik dalam situasi yang kondusif. Perilaku pengelola harus mendorong kinerja para pendidik dengan tetap menunjukan rasa bersahabat, dekat, dan penuh rasa pertimbangan terhadap para pendidik, baik sebagai individu maupun kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang dilakukan peneliti di PAUD Bougenville, PAUD ini merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang ikut berjuang dalam upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak usia empat tahun sampai dengan usia enam tahun. Pembinaanya melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan


(13)

5

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

Pengelola dalam melakukan upaya untuk meningkatkan kinerja tutor dengan menanamkan disiplin yang tinggi terhadap para tutornya sehingga tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab seorang pendidik dapat diselesaikan dengan baik. Latar belakang pendidikan para tutor di PAUD Bougenville sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Adapun pengelola PAUD Bougenville sendiri adalah Sarjana Hukum. Untuk menyetarakan pendidikan tersebut Pengelola atau ketua PAUD Bougenville selalu mengikutsertakan para tutornya dalam kegiatan-kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak-pihak yang mengadakan pelatihan baik itu Dinas Pendidikan maupun LSM dan lain-lain.

PAUD Bougenville merupakan lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini yang dijadikan tempat studi banding oleh lembaga-lembaga PAUD yang berada di Kecamatan Sukajadi, yang dikenal dengan pengelolaan serta sistem kekeluargaan yang terjalin diantara pengelola dengan tutor yang harmonis. Pada awalnya mereka berangkat dari satu tujuan ingin memajukan pendidikan khususnya anak usia dini di daerah RW. 04 yang belum memiliki sekolah PAUD. Meskipun mereka adalah kader-kader PKK Kelurahan Sukabungah yang baru menyelami dunia pendidikan anak usia dini, namun pengalaman mereka dan dari hasil didikannya tidak diragukan.

Berdasarkan latar belakang pengelola dan tutor-tutor PAUD Bougenville menjadi salah satu bukti bahwa kepemimpinan yang dilaksanakan pengelola mampu mendorong tutor untuk berhasil dalam usaha mencapai tujuan lembaga PAUD.

Keberhasilan para tutor dalam mencapai tujuan lembaga PAUD tersebut merupakan salah satu prestasi kerja yang ditunjukan oleh tutor yang berasal dari kemampuan dan motivasi yang dimilikinya. Prestasi kerja yang dihasilkan para tutor tersebut merupakan hasil dari kepemimpinan pengelola PAUD sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan yang selalu


(14)

membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada para tutor untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan bersama. Atas dasar latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kepemimpinan Pengelola di PAUD Bougenville dengan mengambil judul “Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung”.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Sebagaimana telah diungkapkan di latar belakang, bahwa Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung, maka penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Tingkat kehadiran para tutor di PAUD Bougenville sangat tinggi.

2. Tugas-tugas atau program-program di lembaga dapat diselesaikan dengan baik oleh para tutor sehingga tidak ada keluhan dari para orang tua peserta didik.

3. Untuk menyetarakan pendidikan tutor di PAUD Bougenville, pengelola selalu mengikutsertakan seminar dan pelatihan.

4. Komunikasi tutor dan orang tua peserta didik dilaksanakan secara intensif paling lama tiga bulan sekali.

5. Sistem keterbukaan dan kekeluargaan antara pengelola dan tutor yang di jalin sangat harmonis sehingga dari mulai berdiri sampai sekarang tutor-tutor tidak ada yang keluar, tetap setia membaktikan diri di PAUD Bougenville.

Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka dirumuskan penelitian ini sebagai berikut “Bagaimana Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung?”

Mengingat keterbatasan kemampuan dan permasalahan yang diteliti ini masih luas, untuk menjelaskan dan mempertegas permasalahanya, maka


(15)

7

penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tipe kepemimpinan Pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung?

2. Bagaimana upaya Pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung?

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi kinerja tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di paud bougenville di kecamatan sukajadi bandung. Adapun yang menjadi penelitian khusus adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tipe kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

2. Untuk mengetahui upaya pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi kinerja tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

D. Metode Penelitian

Sebuah penulisan akan mencapai hasil yang maksimal apabila metode yang digunakan sesuai dengan jenis penulisan. Penulisan ini merupakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu atau gejala yang terjadi atau yang nyata. Dengan demikian hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bukan berupa angka-angka melainkan berupa


(16)

kutipan-kutipan atau kata-kata yang di kutip dari kumpulan data yang ada, sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung. Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan data adalah :

1. Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap penelitian dan bertujuan untuk mengetahui Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab antara penulis sebagai peneliti dengan responden, yang terfokus pada permasalahan yang sedang diteliti yaitu : Bagaimana Kepemimpinan Pengelola dalam Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

3. Instrumen adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada pengelola, tutor dan orang tua murid PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.

E. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan harus dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat penulisan ini terdiri dari manfaat teoritik dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritik

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi yang didasarkan hasil kajian yang bersifat konseptual dan temuan otentik di lapangan tentang kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja kerja tutor paud bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung. Oleh karena itu temuan dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kajian lebih lanjut bagi pengelola yang lainya terutama di Kecamatan Sukajadi yang belum memahami tugas pokok pengelola.


(17)

9

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu dapat memberikan bahan masukan dan acuan/referensi bagi pengelola di Kecamatan Sukajadi dalam melaksanakan tugasnya dalam memimpin lembaga.

F. Struktur Organisasi

Dalam penulisan skripsi ini penulis susun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Secara garis besarnya mencakup kerangka pemikiran, penelitian kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor paud bougenville di kecamatan sukajadi bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut : lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni : pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan yang meliputi tentang gambaran kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor PAUD Bougenville di Kecamatan Sukajadi Bandung.


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA


(19)

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Dipilihnya PAUD BOUGENVILLE Kecamatan Sukajadi Kota Bandung sebagai wilayah penelitian, karena PAUD ini merupakan salah satu PAUD yang memiliki pengelolaan kelembagaan yang bagus dan sering dijadikan contoh bagi pengelolaan lembaga PAUD lainnya. Hampir setiap tahun PAUD Bougenville ini menjadi perwakilan Kecamatan Sukajadi dalam perlombaan baik tingkat kecamatan maupun tingkat kota. Letak bangunannya strategis yang berada di sekitar daerah pemukiman padat penduduk sehingga mudah untuk mengenali lembaga PAUD Bougenville.

Adapun subjek adalah sumber data dari mana data diperoleh. Menurut Arikunto S (2004:47) sumber data diidentifikasikan menjadi 3 yaitu : person, place, paper.

1. Person yaitu sumber data berupa orang yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara. Dalam penelitian ini sumber data adalah pengelola, tutor dan orang tua peserta didik di PAUD Bougenville.

2. Place yaitu sumber data berupa tempat atau sumber data yang menaikan

tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, meliputi fasilitas gedung, kondisi lokasi, kegiatan belajar-mengajar, kinerja, aktifitas dan sebagainya yang ada di PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

3. Paper yaitu berupa simbol atau sumber data yang menyajikan tanda-tanda

berupa huruf, angka, gambar, simbol-simbol dan lain-lain. Dalam penelitian ini papernya adalah berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku arsip, catatan-catatan, dokumen yang ada di PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung seperti struktur organisasi, sertifikat-sertifikat pelatihan, seminar ataupun workshop, piala, piagam prestasi yang pernah diraih dan lain-lain.


(20)

B. Desain Penelitan dan Justifikasi Pemilihan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini, diantaranya :

a. Menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini biasa disebut proposal penelitian. Pada tahap ini penulis memilih lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, memilih alat penelitian, rancangan pengumpulan data, menentukan latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, serta kajian kepustakaan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus yaitu mencari teori atau konsep yang berkaitan dengan kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di PAUD Bougenville.

b. Memilih lapangan fokus penelitian. Dalam memilih lokasi penelitian, penulis melakukan kesesuaian antara teori yang didapat oleh penulis dengan kenyataan/praktek dilapangan.

c. Mengurus perizinan. Perizinan dibuat kepada pihak-pihak yang berwenang memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

d. Menjajagi dan menilai keadaan lapangan. Penulis terlebih dahulu membaca dari kepustakaan dan mengetahui dari orang tentang objek penelitian sehingga penulis mengenali situasi dan kondisi daerah tempat penelitian yang akan dilakukan serta memiliki gambaran umum tentang keadaan di lapangan.

e. Memilih dan memanfaatkan responden. Responden yang dipilih oleh penulis sendiri disesuikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Tuntutan kredibilitas penelitian terutama untuk menguji kesahihan data, karenanya ditetapkan nara sumber yang kredibel yaitu


(21)

54

pengelola, tutor dan orang tua peserta didik yang ada di PAUD Bougenville.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Perlengkapan yang dipersiapkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, diantaranya: pedoman penelitian yang memuat pokok yang menjadi subjek kajian, perlengkapan fisik, surat izin mengadakan penelitian dari universitas, kontak dengan lembaga tempat penelitian yaitu PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan langsung di tempat penelitian, tahap lapangan pekerjaan dibagi atas dua bagian yaitu :

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini penulis mengklasifikasi subjek penelitian yang sesuai dengan alat pengumpul data yang digunakan dengan melihat kepada subjek penelitian yang ada pada latar penelitian serta data yang harus dikumpulkan.

b. Memasuki lapangan. Pada tahap ini peneliti berusaha untuk menyesuaikan diri dengan karakteristik lapangan penelitian sehingga dapat terjadi keakraban dan tidak adanya dinding pemisah antara penulis dan subjek penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti, diantaranya :

1). Mengadakan wawancara dengan pengelola, tutor dan orang tua peserta didik PAUD Bougenville sebagai subjek penelitian yang difokuskan pada kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor.

2). Melakukan observasi terhadap lingkungan dan kegiatan yang dilakukan pengelola, tutor dan orang tua peserta didik.

3. Tahap Akhir

Untuk menegcek kebenaran data atau informasi yang telah diperoleh dapat dipercaya maka perlu dilakukan member check dan tringulasi sehingga setiap data atau informasi yang diperoleh selalu


(22)

dikonfirmasikan dan diteliti kembali kepada sumber datanya. Tringulasi juga dilakukan dengan merujuk pada sumber yang ada dimana peneliti menerapkan tringulasi dengan mengadakan pengecekan derajat kepercayaan beberapa subjek penelitian selaku data yaitu membandingkan data hasil wawancara mendalam dari pengelola dengan data hasil wawancara dengan tutor dan orang tua peserta didik dengan menggunakan metode yang sama.

C. Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian karena metode penelitian dapat memandu dalam melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan dari taraf pembahasan masalah, penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode deskriptif dimana penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan sifat suatu kedaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa suatu gejala tertentu.

Penelitian mengenai kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor PAUD menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong (2011:4) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari lisan orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini berusaha mengungkap secara mendalam dan menjawab dari fokus penelitian yaitu Bagaimana tipe kepemimpinan pengelola PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Bagaimana upaya pengelola PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tutor di PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada penelitian ini berdasarkan kepada permasalahan yang diteliti yaitu mendeskripsikan mengenai kepemimpinan yang dilakukan oleh pengelola


(23)

56

PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung dalam meningkatkan kinerja tutor serta menganalisis data yang telah diperoleh.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah penelitian masing-masing variabel dijelaskan sebagai berkut :

1. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan atau karena alasan lain. (Djudju Sudjana:2004:19). Maksud kepemimpinan dalam penelitian ini adalah kesiapan yang dimiliki pengelola PAUD Bougenville dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, melatih serta mengarahkan yang selanjutnya berbuat sesuatu untuk tercapainya tujuan pendidikan anak usia dini dan meningkatnya kinerja para tutornya. Dalam melaksanakan kepemimpinannya, berbagai cara ditempuh oleh seorang pemimpin, cara-cara yang digunakan merupakan pencerminan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya, yaitu memberikan gambaran pula tentang bentuk (tipe) kepemimpina yang dijalankan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi kedalam tiga tipe kepemimpinan yaitu :

a. Kepemimpinan Otokratis merupakan tipe kepemimpinan yang pemimpin bertindak sebgai ditaktor terhadap anggota-anggotanya. Baginya, memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok. Kewajiban bawahan adalah hanya mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membantah ataupun mengajukan saran. tipe otoriter : sifatnya keras, dikhotomus, mau menang sendiri, keras kepala, sombong dan bandel

b. Kepemimpinan Laissez Faire merupakan pemimpin yang membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya, struktur organisasinya tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan. Tipe laissez Faire : sifatnya kebebasan dan tidak berwibawa.


(24)

c. Kepemimpinan Demokratis merupakan kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan, tugasnya mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari kelompoknya. Juga kritik-kritik yang membangun dari para anggota sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya. tipe Demokratis : sifatnya terbuka, tanggung jawab bersama, memiliki integritas dan loyalitas kepada kelompok, mengakui spesialisasi keahlian.

2. Pengelola adalah warga masyarakat yang bersedia dan rela mengabadikan dirinya bekerja untuk meningkatkan tumbuh kembang anak diwilayahnya yang dihimpun dalam kelompok belajar. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS Bab VII, pengelola merupakan seseorang yang bertanggung jawab, mengolah, mengorganisir, suatu lembaga, sedangkan tenaga kependidikan pengelola adalah menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, mengelola, mengembangkan, dan atau memberikan layanan dibidang pendidikan. Dalam penelitian ini pengelola melakukan upaya untuk meningkatkan kinerja tutor merupakan langkah yang sangat banyak, tetapi dalam penelitian ini upaya pengelola dibatasi yaitu Upaya atau kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kependidikan (melalui pelatihan, seminar, studi banding), pemberian motivasi (penghargaan dan hukuman) serta mensejahterakan tutor.

3. Kinerja tutor menurut Natawidjaja (yang dikutif dalam Fitri Aprilia,2003) bahwa kinerja tutor kepada kemampuan seseorang yang dinyatakan dalam perilaku nyata di saat menjalankan tugasnya. Maksud kinerja dalam penelitian ini merupakan kesanggupan tutor dalam melaksankan tugas pekerjaanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu dan tepat sasaran.


(25)

58

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri dengan bantuan orang lain merupakan pengumpulan data utama. Karena penelitian ini menuntut penelitian alamiah yang langsung dihadapi oleh peneliti. Di samping itu penlitian kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang ada di tempat peneliti.

Peneliti pada waktu mengumpulkan data di lapangan berperan serta dalam kegiatan subjek penelitian. Peneliti sebagai instrumen penelitian akan mencoba memahami dan menyesuaikan keadaan yang terjadi pada waktu penelitian, sehingga data yang didapatkan diperoleh secara akurat. Jadi manusialah sebagai alat atau instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan alat untuk memudahkan peneliti dalam mengamati data secara lengkap pada waktu berlangsungnya proses penelitian. Pedoman observasi ini peneliti gunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah lembar acuan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang peneliti untuk mengetahui sejauh mana usaha yang dilakukan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di lembaga PAUD yang dipimpinnya. Pedoman wawancara tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara dilakukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca, menelaah, mengkaji, dan mempelajari literatur, arsip, laporan, dokumen, seperti gambaran umum PAUD Bougenville


(26)

Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Laporan kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara dan obsevasi. Dalam proses pengembangan instrument, peneliti melakukan beberapa tahapan yaitu :

1. Membuat kisi-kisi penelitian.

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi.

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang kisi-kisi dan pedoman wawancara serta observasi.

4. Merevisi pedoman wawancara dan observasi. 5. Melakukan penelitian di lapangan.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasionalnya

1. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik evaluasi program pendidikan luar sekolah yang digunakan dengan mengkaji suatu gejala atau peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data secara sistematis. Observasi dapat digunakan secara mandiri atau bersama-sama teknik pengumpulan data yang lain seperti penggunaan teknik observasi dengan wawancara (Buku Evaluasi Program PLS, Sudjana).

Observasi meliputi kegiatan penguatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto,2006).

Observasi sebagai alat pengumpulan data harus sistematis, artinya observasi serta pencatatannya menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulang kembali oleh peneliti lain. Selain itu harus


(27)

60

memberi kemungkinan untuk menafsirkan secara alamiah, yang menjadi objek observasi dari penelitian ini adalah adaptasi dengan lingkungan sekitar objek yang diteliti. Yang meliputi tingkah laku sehari-hari mulai dari kognitif, bahasa, emosional, sosial, dan moral spiritualnya.

Untuk mendapatkan observasi yang baik serta dapat memperoleh data yang sesuai dengan fungsinya ada beberapa petunjuk yang harus diketahui seperti yang dipaparkan dalam buku Evaluasi Program PLS Djuju Juhana, diantaranya :

a. Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan di observasi.

b. Menyelidiki tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. c. Menentukan cara untuk mencatat dan hasil observasi. d. Membatasi tingkat kategori secara tegas

e. Pengamatan harus dilakukan secara cermat.

f. Mencatat setiap gejala secara terpisah agar tidak langsung mempengaruhi.

g. Mengetahui sebaik-baiknya alat-alat pencatatan dan cara penggunaanya sebelum melakukan observasi.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penelitian ini mengambil cara observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui dari dekat kegiatan dan peristiwa tertentu yang dilakukan oleh subjek sehingga dapat memberikan informasi yang berguna sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian, observasi dilakukan terhadap proses perilaku pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor. Dengan teknik ini dimungkinkan bisa melihat dan mengamati sendiri kejadian yang tampak dalam kepemimpinan pengelola dan dalam teknik ini diharapkan bisa mengoptimalkan kemampuan peneliti dalam merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti sebagai sumber data.


(28)

Observasi dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data di mana peneliti mengamati dan mencatat informasi mengenai kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati perilaku pengelola PAUD Bougenville yang dilaksanakan selama kurun waktu 2 bulan pada waktu beliau berada di PAUD Bougenville.

Observasi yang dilakukan yaitu dengan cara langsung datang ke PAUD Bougenville 2 kali dalam seminggu dari jam 09:00 s/d 12:00, mengamati aktivitas responden dan perilaku kepemimpinan responden terhadap tutornya. Adapun alat yang digunakan pada saat observasi oleh peneliti adalah pedoman observasi dan dokumentasi.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau penjawab. Wawancara dilakukan oleh penanya dengan menggunakan pedoman wawancara. Pewawancara sebagai pemegang peran utama dalam kegiatan wawancara, perlu memiliki karakteristik sosial yang dapat menarik perhatian dan minat responden, memiliki reputasi menurut pandangan responden dan memiliki keterampilan berkomunkasi dan memotivasi, serta dapat menumbuhkan rasa aman bagi responden (Buku Evaluasi Program PLS, Sudjana)

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai seseorang untuk mencari data tentang latar belakang dari kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di PAUD Bougenville.

Menurut Sugiyono (2011:138) secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yang disusun yaitu :

a. Pedoman wawancara berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang terperinci.


(29)

62

b. Pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

Pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara antara lain :

a. Dari segi penampilan dan sikap

b. Dari segi penguasaan pertanyaan, harus benar-benar menguasai. c. Gunakan terminologi yang tepat.

d. Harus membuktikan respon yang diberikan interview. e. Perlu melakukan latihan interview.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pengelola, dan tutor PAUD Bougenville, yang dijadikan responden untuk mendapatkan informasi kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor.Wawancara dilakukan terhadap pengelola dan tutor PAUD Bougenville. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja yang dilakukan pengelola di PAUD Bougenville.

Wawancara bersama pengelola dilakukan dengan tatap muka langsung yang bertempat di ruang pengelola dan di rumahnya. Sedangkan wawancara dengan para tutor dilakukan di kelas PAUD Bougenville setelah pembelajaran selesai. Wawancara dengan orang tua peserta didik dilakukan di PAUD Bougenville saat orang tua menunggui anaknya belajar.

Lamanya waktu wawancara disesuaikan dengan kondisi yang ada saat itu. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan beberapa responden di antaranya: Pengelola, tutor dan orang tua peserta didik di PAUD Bougenville. Aspek wawancara dalam penelitian ini adalah kondisi empiris penyelenggaraan PAUD Bougenville, tipe kepemimpinan pengelola, upaya yang dilakukan pengelola dalam meningkatkan kinerja dan faktor yang mempengaruhi kinerja tutor.


(30)

Wawancara ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Agustus, namun jadwal wawancara disesuaikan dengan waktu luang informan. Adapun jadwal yang telah dilaksanakan wawancara dengan pengelola dilakukan 3 kali pada tanggal 10 Juli, 15 dan 22 Juli 2013, tutor 3 kali pada tanggal 22 Juli, 24 Juli dan 29 Juli 2013, orang tua peserta didik 2, 3 kali pada tanggal 26 Juli, 30 Juli dan 01 Agustus 2013. Wawancara tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit pada setiap orang yang menjadi responden. Alat yang digunakan peneliti pada saat wawancara adalah berupa alat yang ditulis pada draft wawancara. Setelah melakukan wawancara peneliti lebih memahami dan mendapatkan penjelasan dari aspek-aspek yang menjadi bahan penelitian oleh peneliti.

3. Teknik Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang berhubunngan dengan kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja yang dapat dilihat pada laporan kegiatan atau kehadiran pengelola dan tutor di PAUD Bougenville, foto-foto kegiatan, sertifikat atau piala prestasi yang pernah diraih dan lain-lain.

H. Analisis Data

Dalam suatu penelitian, setelah data terkumpul maka perlu diadakan pengolahan data atau disebut juga dengan analisis data. Analisis data menurut Patton sebagaimana dikutip Moleong (2011:280) adalah Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan dari lokasi penelitian, disusun, dipilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Peneliti menggunakan metode induktif untuk membahas analisa data yang bersifat kualitatif, metode induktif digunakan untuk mengolah data dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan kemudian akhirnya


(31)

64

ditarik suatu kesimpulan dan diperoleh suatu kebenaran. Adapun langkah-langkah yang diterapkan peneliti dalam menganalisa data yaitu mengikuti alur yang dinyatakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:246) seperti dikutip Wegga (2012:38) bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: Reduksi Data, paparan/penyajian data dan penarikan kesimpulan serta Triangulasi data yang dilakukan selama dan sesudah penelitian

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah yang didapat dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, membuat kategori. Dengan demikian data yang telah direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik dan matrik. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian berlangsung, maka pola tersebut menjadi pola yang baku yang selanjutnya akan disajikan pada laporan akhir penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2009:252) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan


(32)

kesimpulan yang kredibel. Dalam hal ini data yang telah dikumpulkan, secepatnya peneliti berusaha mengambil kesimpulan mulai dari awal pengumpulan data, sehingga data yang sangat banyak dan meragukan dapat diverifikasi.

4. Triangulasi Data

Tahap selanjutnya Peneliti juga menggunakan triangulasi dalam menganalisis data, dimana triangulasi dilakukan untuk mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Triangulasi menurut Moleong adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan triangulasi sumber dengan mengadakan pengecekan derajat kepercayaan beberapa subyek penelitian selaku sumber data yaitu membandingkan data hasil wawancara dari pengelola dengan data hasil wawancara dengan tutor dan orang tua peserta didik dengan metode yang sama.


(33)

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tipe kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di PAUD Bougenville dapat di kemukakan sebuah kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Tipe kepemimipinan yang diterapkan pengelola PAUD Bougenville bersifat demokratis. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-cirinya antara lain kebiasaan menerima pendapat terbuka menerima kritik dan saran-saran dari para anggotanya, bijaksana dalam menanggapi dinamika masalah, berkasih sayang, berwibawa dihadapan anggotanya, ikut berpartisipatif dalam kegiatan lembaga, menghargai potensi anggotanya dan bermusyawarah dalam mengambil keputusan, memupuk rasa kekeluargaan dan selalu membangun semangat anggotanya dalam menjalankan dan meningkatkan kinerja.

2. Upaya yang dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor yaitu: memotivasi dengan memberikan penghargaan, melakukan pembinaan dengan mengikutsertakan tutor kedalam pelatihan, seminar baik yang diselenggarakan oleh Disdik maupun oleh Himpaudi atau lembaga lain. Memberikan kesejahteraan bagi tutor dengan pemberian insentif atau gaji tepat waktu. Kinerja yang ditunjukkan tutor setelah pengelola melakukan berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja diantaranya: tutor lebih proaktif dalam menjalan tugasnya, tutor jadi lebih bertambah wawasan mengenai pendidikan anak usia dini terutama tentang tumbuh kembang anak, tutor dengan mengikuti berbagai pelatihan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam mengajar seperti membuat RKH dan RKM.


(34)

3. Faktor pendukung dan penghambat dapat dilihat secara internal dan ekternal, diantaranya faktor pendukung yaitu: Menguasai bahan pengajaran, Dedikasi terlihat dari kemampuan mereka bertahan di PAUD Bougenville dengan gaji yang seadanya, Sarana prasarana yang belum menunjang terhadap penyelenggaraan PAUD dan peran serta masyarakat dalam mendukung terhadap keberadaan PAUD Bougenville dengan mau menitipkan anaknya di PAUD Bougenville. Faktor penghambat yaitu besarnya gaji yang kurang menunjang untuk kesejahteraan tutor. Latar belakang pendidikan para tutor PAUD Bougenville yang masih harus terus menambah pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan anak usia dini.

B. Saran / Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut :

1. Kepada pengelola PAUD hendaknya dapat mengembangkan dan memelihara keterampilan yaitu: Secara struktural mampu memeliharaan gedung dan sarana dan prasaran yang dimiliki lembaga termasuk peralatan dan APE. Secara proses mampu mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran dan prosedur yang mengatur interaksi tutor dengan anak-anak. Kemudian secara budaya mampu memiliki pengetahuan tentang sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.

2. Kepada masyarakat RW.04 Kelurahan Sukabungah, khususnya yang berada di wiliyah RT.007/RW.004 dan memiliki anak usia dini, diharapkan lebih meningkatkan pemahaman yang lebih baik lagi terhadap program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terutama pada setiap program yang dikembangkan di lembaga PAUD Bougenville.

3. Kepada lemabga PAUD yang ada di Kecamatan Sukajdi semoga bisa melihat dan mengambil pelajaran dari lemabga PAUD Bougenville, meskipun dengan berlatar belakang pendidikan SMA dan semua tutor dari kader – kader PKK, mereka bisa menciptakan hubungan yang kekeluargaan ditunjang semangat yang tinggi dan disiplin terhadap tugas.


(35)

94

Serta sarana dan prasarana yang ada walau belum memenuhi standar lemabaga dan lingkungan yang padat penduduk, tapi masih bisa menciptakan suasana belajar yang kondusip. Semoga bisa member inspirasi bagi lembaga lain.

Bagi para penelitian, mudah-mudahan dapat bermanfaat sebagai landasan atau bahan pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang tipe kepemimpinan. Para peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengkaji mengenai tipe kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja tutor PAUD yang lebih baik lagi. Dan menggali kiat – kiat lain yang dapat mendukung serta meningkatkan kinerja tutor.


(36)

95

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius IQ+EQ, Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos). Bandung: Alfabeta CV. Hasibuan, J.J,Dip.Ed. dan Moedjiono. (1986). Proses Balajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Neuschel, Robert p. 2008. Pemimpin yang Melayani. Academia, Jakarta

Rukmana,,D.W.,Nana. 2007. Etika Kepemimpinan Perspektif Agama dan Moral. Bandung Alfabeta Cv.september

Rustandi, R.Achmad. 1987. Gaya Kepemimpinan (Pendekatan Bakat Situasional). Armico. Desember

S.Sudjana, H.D. (2004). Bandung. Falah Production.

S.Sudjana, H.D. 1991. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung. Nusantara Press. Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan. Bandung. Alfabeta,CV.

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Alfabeta Cv. November.

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Skripsi

Hijriyyah, Yayah. (2013). Kepemimpinan Ketua Penyelenggara dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Paud. Skripsi S1 pada FIP Bandung.


(37)

96

Kusumah, Wegga Rangga. (2012). Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Skripsi S1 pada FIP Bandung.

Sopianti, Dini. (2010). Peran Tutor Dalam Meningkatkan Minat Belajr Warga Belajar Paket B Dikota Bandung. Skripsi S1 pada FIP Bandung.

Internet

Gayo, Arminaven. (2011). Pendidikan Kesetaraan Program Kejar paket A,B,dan C.[Online].

Tersedia:http://arminaven.blogspot.com/2011/06/pendidikan-kesetaraa program-kejar.html [25 Juli 2012]

http://materibelajaronline.blogspot.com/2012/07/makalah-kepemimpinan-kepala-sekolah.html?m=1 [10 Agustus 2013]

http://materibelajaronline.blogspot.com/2012/07/makalah-peningkatan kerja tutor-kepala-sekolah.html?m=1 [12 Agustus 2013]

:http://arminaven.blogspot.com/2011/06/Upaya meningkatan kualiatas Anak Usia Dini -kejar.html [18 Agustus 2013]


(1)

65

kesimpulan yang kredibel. Dalam hal ini data yang telah dikumpulkan, secepatnya peneliti berusaha mengambil kesimpulan mulai dari awal pengumpulan data, sehingga data yang sangat banyak dan meragukan dapat diverifikasi.

4. Triangulasi Data

Tahap selanjutnya Peneliti juga menggunakan triangulasi dalam menganalisis data, dimana triangulasi dilakukan untuk mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Triangulasi menurut Moleong adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan triangulasi sumber dengan mengadakan pengecekan derajat kepercayaan beberapa subyek penelitian selaku sumber data yaitu membandingkan data hasil wawancara dari pengelola dengan data hasil wawancara dengan tutor dan orang tua peserta didik dengan metode yang sama.


(2)

92 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tipe kepemimpinan pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor di PAUD Bougenville dapat di kemukakan sebuah kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Tipe kepemimipinan yang diterapkan pengelola PAUD Bougenville bersifat demokratis. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-cirinya antara lain kebiasaan menerima pendapat terbuka menerima kritik dan saran-saran dari para anggotanya, bijaksana dalam menanggapi dinamika masalah, berkasih sayang, berwibawa dihadapan anggotanya, ikut berpartisipatif dalam kegiatan lembaga, menghargai potensi anggotanya dan bermusyawarah dalam mengambil keputusan, memupuk rasa kekeluargaan dan selalu membangun semangat anggotanya dalam menjalankan dan meningkatkan kinerja.

2. Upaya yang dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kinerja tutor yaitu: memotivasi dengan memberikan penghargaan, melakukan pembinaan dengan mengikutsertakan tutor kedalam pelatihan, seminar baik yang diselenggarakan oleh Disdik maupun oleh Himpaudi atau lembaga lain. Memberikan kesejahteraan bagi tutor dengan pemberian insentif atau gaji tepat waktu. Kinerja yang ditunjukkan tutor setelah pengelola melakukan berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja diantaranya: tutor lebih proaktif dalam menjalan tugasnya, tutor jadi lebih bertambah wawasan mengenai pendidikan anak usia dini terutama tentang tumbuh kembang anak, tutor dengan mengikuti berbagai pelatihan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam mengajar seperti membuat RKH dan RKM.


(3)

93

3. Faktor pendukung dan penghambat dapat dilihat secara internal dan ekternal, diantaranya faktor pendukung yaitu: Menguasai bahan pengajaran, Dedikasi terlihat dari kemampuan mereka bertahan di PAUD Bougenville dengan gaji yang seadanya, Sarana prasarana yang belum menunjang terhadap penyelenggaraan PAUD dan peran serta masyarakat dalam mendukung terhadap keberadaan PAUD Bougenville dengan mau menitipkan anaknya di PAUD Bougenville. Faktor penghambat yaitu besarnya gaji yang kurang menunjang untuk kesejahteraan tutor. Latar belakang pendidikan para tutor PAUD Bougenville yang masih harus terus menambah pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan anak usia dini.

B. Saran / Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut :

1. Kepada pengelola PAUD hendaknya dapat mengembangkan dan memelihara keterampilan yaitu: Secara struktural mampu memeliharaan gedung dan sarana dan prasaran yang dimiliki lembaga termasuk peralatan dan APE. Secara proses mampu mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran dan prosedur yang mengatur interaksi tutor dengan anak-anak. Kemudian secara budaya mampu memiliki pengetahuan tentang sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.

2. Kepada masyarakat RW.04 Kelurahan Sukabungah, khususnya yang berada di wiliyah RT.007/RW.004 dan memiliki anak usia dini, diharapkan lebih meningkatkan pemahaman yang lebih baik lagi terhadap program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terutama pada setiap program yang dikembangkan di lembaga PAUD Bougenville.

3. Kepada lemabga PAUD yang ada di Kecamatan Sukajdi semoga bisa melihat dan mengambil pelajaran dari lemabga PAUD Bougenville, meskipun dengan berlatar belakang pendidikan SMA dan semua tutor dari kader – kader PKK, mereka bisa menciptakan hubungan yang


(4)

94

Serta sarana dan prasarana yang ada walau belum memenuhi standar lemabaga dan lingkungan yang padat penduduk, tapi masih bisa menciptakan suasana belajar yang kondusip. Semoga bisa member inspirasi bagi lembaga lain.

Bagi para penelitian, mudah-mudahan dapat bermanfaat sebagai landasan atau bahan pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang tipe kepemimpinan. Para peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengkaji mengenai tipe kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja tutor PAUD yang lebih baik lagi. Dan menggali kiat – kiat lain yang dapat mendukung serta meningkatkan kinerja tutor.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius IQ+EQ, Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos). Bandung: Alfabeta CV. Hasibuan, J.J,Dip.Ed. dan Moedjiono. (1986). Proses Balajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Neuschel, Robert p. 2008. Pemimpin yang Melayani. Academia, Jakarta

Rukmana,,D.W.,Nana. 2007. Etika Kepemimpinan Perspektif Agama dan Moral. Bandung Alfabeta Cv.september

Rustandi, R.Achmad. 1987. Gaya Kepemimpinan (Pendekatan Bakat Situasional). Armico. Desember

S.Sudjana, H.D. (2004). Bandung. Falah Production.

S.Sudjana, H.D. 1991. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung. Nusantara Press. Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan. Bandung. Alfabeta,CV.

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Alfabeta Cv. November.

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Skripsi

Hijriyyah, Yayah. (2013). Kepemimpinan Ketua Penyelenggara dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik Paud. Skripsi S1 pada FIP Bandung.


(6)

96

Kusumah, Wegga Rangga. (2012). Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Skripsi S1 pada FIP Bandung.

Sopianti, Dini. (2010). Peran Tutor Dalam Meningkatkan Minat Belajr Warga Belajar Paket B Dikota Bandung. Skripsi S1 pada FIP Bandung.

Internet

Gayo, Arminaven. (2011). Pendidikan Kesetaraan Program Kejar paket A,B,dan C.[Online].

Tersedia:http://arminaven.blogspot.com/2011/06/pendidikan-kesetaraa program-kejar.html [25 Juli 2012]

http://materibelajaronline.blogspot.com/2012/07/makalah-kepemimpinan-kepala-sekolah.html?m=1 [10 Agustus 2013]

http://materibelajaronline.blogspot.com/2012/07/makalah-peningkatan kerja tutor-kepala-sekolah.html?m=1 [12 Agustus 2013]

:http://arminaven.blogspot.com/2011/06/Upaya meningkatan kualiatas Anak Usia Dini -kejar.html [18 Agustus 2013]