HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA BAPUSIPDA DENGAN BRAND JUDGEMENT PEMUSTAKA : Studi Deskriptif di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.

(1)

06/S1/KTP PERPUSINFO/2013

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA BAPUSIPDA DENGAN

BRAND JUDGEMENT PEMUSTAKA

(Studi Deskriptif di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat).

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh

WINDA MONIKA 0900904

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

Winda Monika, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

WINDA MONIKA (0900904)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA BAPUSIPDA DENGAN BRAND JUDGEMENT PEMUSTAKA

(Studi Deskriptif di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Dinn Wahyudin, MA. NIP 195402061978031003

Pembimbing II,

Dini Suhardini, M.I.Kom. NIP 197103122001122001

Mengetahui, Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

Ketua Program Studi Perpustakaan dan

Informasi.

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. Dr. Laksmi Dewi, M.Pd.


(3)

PERNYATAAN

Saya e yataka bahwa skripsi ya g berjudul “HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA BAPUSIPDA DENGAN BRAND JUDGEMENT PEMUSTAKA (Studi Deskriptif di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 29 Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Winda Monika NIM. 0900904


(4)

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala

Bapusipda dengan

Brand Judgement

Pemustaka

(Studi Deskriptif di Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat)

Oleh Winda Monika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Winda Monika 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

ABSTRAK

Winda Monika (0900904). Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan

Brand Judgement Pemustaka (Studi Deskriptif di Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat). Skripsi, Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2013.

Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah brand judgement pemustaka di Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan brand judgement pemustaka yaitu kepemimpinan Kepala Bapusipda. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan brand judgement pemustaka. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan disproportionate stratified random sampling. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif korelational dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data diketahui kepemimpinan Kepala Bapusipda memiliki hubungan kuat dengan brand judgement pemustaka dengan korelasi sebesar 0,749. Hasil pengujian hubungan kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan brand judgement pemustaka menunjukkan indikator kebijakan/keputusan memiliki korelasi sebesar 0,446 dengan derajat hubungan pada kategori sedang, indikator komunikasi memiliki korelasi sebesar 0,550 dengan derajat hubungan pada kategori sedang, indikator motivasi memiliki korelasi sebesar 0,762 dengan derajat hubungan pada kategori kuat, dan penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda memiliki korelasi sebesar 0,651 dengan derajat hubungan pada kategori kuat.

Kata kunci : Kepemimpinan, Brand Judgement, Kepala Bapusipda, Perpustakaan Umum


(6)

Winda Monika, 2013

ABSTRACT

Winda Monika (0900904). The Relation of Bapusipda’s Leadership with Brand Judgement of users (Descriptive studies at Badan Perpustakaan dan Kearsipan west java province). Script, study program of library and information science,majority of curriculum and educatinal technology, faculty of education, Indonesia University of education, Bandung 2013.

The problem of this research is about brand judgement of users at Bapusipda west java province. the point of this research depend on one of the factors that has relation with brand judgement of users. Based on this problem, the point of this research describe about how the relation of Bapusipda’s leadership with brand judgement of users. The writer using disproportionate stratified random sampling. The method of this research is descriptive correlational research with quntitative approach. Based on data of analysis shown that bapusipda’s leadership had strong correlation with brand judgement of user about 0,749. It’s shown from decision that had strong categories of correlation about 0,446, communication had low categories of correlation about 0,550, motivation had strong categories of correlation about 0,762 and selection of human resource had strong categories of correlation about 0,651 .


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMAKASIH...iii

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ...1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian. ...8

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis...8

2. Manfaat Praktis.. ...9

E. Struktur Organisasi Skripsi...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemimpin dan Kepemimpinan 1. Pengertian Pemimpin. ...11

2. Pengertian Kepemimpinan...12

3. Tugas Kepemimpinan...14

4. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan a. Fungsi Membuat Keputusan / Kebijakan...17

b. Fungsi Komunikasi...19

c. Fungsi Pemberian Motivasi...21

d. Fungsi Penyeleksian Sumber Daya Manusia...23

B. Brand Judgement 1. Pengertian Brand...24


(8)

ii Winda Monika, 2013

3. Pengertian Brand Judgement...26

4. Brand Judgement Pemustaka...28

C. Perpustakaan Umum...29

D. Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement Pemustaka...31

E. Kerangka Pemikiran...33

F. Asumsi...35

G. Hipotesis...36

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data. 1. Lokasi dan Subjek...37

2. Populasi dan Sampel.. ...37

3. Desain Penelitian...39

4. Metode Penelitian. ...39

5. Definisi Operasional a. Kepemimpinan...40

b. Brand Judgement...40

c. Kepemimpinan Terhadap Brand Judgement Pemustaka...41

6. Instrumen Penelitian...41

7. Proses Pengembangan Instrumen...42

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas...46

b. Uji Reliabilitas...48

9. Uji Normalitas...49

10. Teknik Pengumpulan Data...50

11. Analisis Data...51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat...53


(9)

1.Sejarah Singkat...53

2. Visi dan Misi...54

3. Unsur dan Struktur Organisasi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat...55

B Deskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Karakteristik Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...56

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pengunjung...57

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kunjungan ke Perpustakaan...58

2. Gambaran Kepemimpinan Kepala Bapusipda a. Gambaran Sub Variabel Keputusan/Kebijakan Kepala Bapusipda...59

b. Gambaran Sub Variabel Komunikasi...61

c. Gambaran Sub Variabel Motivasi...63

d. Gambaran Sub Variabel Penyeleksian Sumber Daya Manusia oleh Kepala Bapusipda...65

3. Gambaran Hasil Wawancara a. Pertimbangan Pengambilan Keputusan atau Kebijakan ...67

b. Masalah dalam Pengambilan Kebijakan...67

c. Follow Up Hasil Evaluasi Kebijakan...67

d. Tingkat Pemahaman Kebijakan...67

e. Pengawasan Kebijakan...68

f. Komunikasi Kebijakan...68

g. Dorongan (Drives) Menstimulus Inovasi Layanan...68

h. Pengembangan Karyawan...69

i. Penempatan Karyawan Sesuai dengan Jabatan Fungsional...69


(10)

iv Winda Monika, 2013

j. Penempatan Karyawan Sesuai dengan Kualifikasi

Pendidikan...69

4. Gambaran Brand Judgement Pemustaka (Variabel Y) di Bapusipda a. Sub Variabel Brand Quality...69

b. Sub Variabel Brand Credibility...71

c. Sub Variabel Brand Consideration...73

d. Sub Variabel Brand Superiority...74

5. Uji Hipotesis a. Analisis Koefisien Korelasi...75

b. Hubungan Kepemimpinan dengan Brand Judgement...76

c. Pengujian Hipotesis...78

B. Pembahasan Penelitian 1. Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement...80

2. Kebijakan/Keputusan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement... ...84

3. Komunikasi Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement...85

4. Motivasi Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement...86

5. Penyeleksian Sumber Daya Manusia oleh Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement...88

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan...89

B.Rekomendas...90

DAFTAR PUSTAKA...91 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Pemustaka Aktual Bulan Februari-Maret Tahun 2013....38

Tabel 3.2. Kategori Penilaian...42

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian...43

Tabel 3.4. Hasil Analisis Item Instrumen...47

Tabel 3.5.Reability Statistics...48

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reabilitas...49

Tabel 3.7. Tests of Normality...49

Tabel 3.8. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Menggunakan Derajat Hubungan Antar Variabel Guilford...52

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...56

Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Status Pengunjung...57

Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Tingkat Kunjungan...58

Tabel 4.4.Tanggapan Responden Terhadap Keputusan/Kebijakan Kepala Bapusipda...60

Tabel 4.5.Hasil Perhitungan Kategori Keputusan/Kebijakan...60

Tabel 4.6. Kategori Keputusan/Kebijakan...60

Tabel 4.7. Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi Kepala Bapusipda...61

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Kategori Keputusan/Kebijakan...62

Tabel 4.9. Kategori Keputusan/Kebijakan...62

Tabel 4.10. Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kepala Bapusipda...63

Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Kategori Kategori Motivasi...64


(12)

vi Winda Monika, 2013

Tabel 4.12.Kategori Motivasi...64

Tabel 4.13. Tanggapan Responden Terhadap Penyeleksian SDM oleh Kepala Bapusipda...65

Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Kategori Penyeleksian SDM oleh Kepala Bapusipda...65

Tabel 4.15. Kategori Penyeleksian SDM oleh Kepala Bapusipda...66

Tabel 4.16. Tanggapan Responden Terhadap Brand Quality...70

Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Kategori Brand Quality...70

Tabel 4.18. Kategori Brand Quality...70

Tabel 4.19. Tanggapan Responden Terhadap Brand Credibility...71

Tabel 4.20. Hasil Perhitungan Kategori Brand Credibility...72

Tabel 4.21. Kategori Brand Credibility...72

Tabel 4.22. Tanggapan Responden Terhadap Brand Consideration...73

Tabel 4.23. Hasil Perhitungan Kategori Brand Consideration...73

Tabel 4.24. Kategori Brand Consideration...73

Tabel 4.25. Tanggapan Responden Terhadap Brand Superiority...74

Tabel 4.26. Hasil Perhitungan Kategori Brand Superiority... ...74

Tabel 4.27. Kategori Brand Superiority...75

Tabel 4.28. Correlations... ...76

Tabel 4.29. Hubungan Kepemimpinan dengan Brand Judgement...76


(13)

Tabel 4.31. Hasil Perhitungan Tanggapan Responden Tantangan Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand

Judgement...77 Tabel 4.32. Kategori Kepemimpinan dengan Brand


(14)

viii Winda Monika, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pengambilan Keputusan...19

Gambar 2.2. Mata Rantai Pemasaran...28

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kepemimpinan Kepala Bapusipda Terhadap Brand Judgement Pemustaka...35

Gambar 3.1 Desain Sederhana...39

Gambar 3.2 Penilaian...42

Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...56

Gambar 4.2. Responden Berdasarkan Status Pengunjung...58

Gambar 4.3. Responden Berdasarkan Tingkat Kunjungan...59

Gambar 4.4. Skala Pengukuran Kategori Kebijakan/Keputusan...60

Gambar 4.5. Skala Pengukuran Kategori Komunikasi...62

Gambar 4.6.Kategori Motivasi...64

Gambar 4.7 Kategori Penyeleksian SDM oleh Kepala Bapusipda...66

Gambar 4.8. Kategori Brand Quality...70

Gambar 4.9. Kategori Brand Credibility...72

Gambar 4.10. Kategori Brand Consederation...73

Gambar 4.11. Kategori Brand Superiority...75

Gambar 4.12.Garis Interval Kepemimpinan dengan Brand Judgement...78


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I membahas tentang pendahuluan penelitian. Pendahuluan ini menjelaskan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan salah satu sumber paradaban karena di dalamnya menghimpun ilmu pengetahuan yang harusnya dimanfaatkan secara optimal.

“Perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun

gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual” (Sulistyo-Basuki, 1991: 3). Berdasarkan pendapat di atas, menjelaskan bahwa perpustakaan tidak hanya sebuah gedung tempat menyimpan kumpulan buku atau terbitan tetapi juga sebagai organisasi hidup dimana akses dan penyebaran informasi dirangkum untuk memberikan kepuasan kepada pengguna jasa.

Di Indonesia, perpustakaan diatur dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 yang dalam penyelenggaraannya menjelaskan bahwa, “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Oleh karena itu sebagai lembaga pengelola informasi yang profesional perpustakaan diharapkan mampu memberikan akses informasi serta pengetahuan sesuai dengan peranan lembaga/ institusi yang menaunginya.

Keberadaan perpustakaan secara umum bertujuan untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat (long life


(16)

2

Winda Monika, 2013

Menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 bab VII pasal 20, menyatakan bahwa “perpustakaan terdiri atas perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah/madrasah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus”.

A public library is an organization established, supported and funded by the community, either through local, regional or national government or through some other form of community organization. It provides access to knowledge, information and works of the imagination through a range of resources and services and is equally available to all members of the community regardless of race, nationality, age, gender, religion, language, disability, economic and employment status and educational attainment. (IFLA, 1997: 15-16).

Berdasarkan penjelasan IFLA di atas disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi yang kemudian dikembalikan dalam bentuk penyelenggaraan layanan literasi publik. Untuk itu, perpustakaan umum memiliki peranan yang cukup penting bagi pengembangan pengetahuan masyarakat di tingkat kabupaten, kota, provinsi dan nasional.

Sebagai penyelenggara, perpustakaan umum berperan melayani masyarakat dalam memberikan pelayanan dan sumber daya informasi yang mengandung nilai edukasi, kulturasi, informasi, serta wahana rekreasi guna pencapaian tujuan negara dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sulistyo-Basuki (1991: 3) mengatakan bahwa “perpustakaan umum merupakan suatu unit kerja yang substansinya merupakan sumber informasi...” sehingga pola kerja perpustakaan umum bersifat organisasional, dimana melibatkan peran serta lebih dari satu individu. Individu yang dimaksudkan dalam hal ini yaitu elemen permerintah dan masyarakat pengguna jasa yang bersinergi untuk meningkatkan kesadaran budaya literasi dan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar sepanjang hayat.

Berdasarkan kepemilikan, menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007

menyatakan bahwa “penyelenggaraan perpustakaan terdiri atas perpustakaan pemerintah, perpustakaan provinsi, perpustakaan kabupaten/kota, perpustakaan kecamatan, perpustakaan desa, perpustakaan masyarakat, perpustakaan keluarga,


(17)

3

dan perpustakaan pribadi”. Penyelenggaraan perpustakaan mencakup penghimpunan koleksi yang mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

Perpustakaan umum pada tataran daerah provinsi diselenggarakan oleh pemerintah provinsi setempat. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 17 tahun 2011 tentang penyelenggaraan perpustakaan menyatakan bahwa,

“organisasi perangkat daerah yang menyelenggarakan perpustakaan di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat, dikenal dengan singkatan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Bapusipda Provinsi Jawa Barat turut menyelenggarakan pola organisasional dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya.

Keberhasilan pencapaian tujuan perpustakaan umum ditentukan oleh

berbagai faktor, diantaranya adalah faktor kepemimpinan. “Kepala adalah

administrator pemerintahan di organisasi yang dipimpin” (Haryono, 1998: 3). Dalam pengertian ini menjelaskan bahwa Kepala Bapusipda berperan sebagai pimpinan formal dalam organisasi yang melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Disamping itu, Kepala Bapusipda memiliki posisi strategis dalam berbagai sisi berupa kapasitas memimpin penyelenggaraan keseluruhan kegiatan di perpustakaan dan mewakili badan/organisasi untuk menggerakkan peran serta lapisan masyarakat.

Sebagai pemegang kekuasaan strategis di dalam organisasi perpustakaan, Kepala Bapusipda diamanahkan untuk mampu menciptakan, menjaga, dan mempertahankan citra organisasinya dimata masyarakat pengguna jasa. Penguatan citra perpustakaan berupa upaya yang harus digalahkan oleh Kepala Bapusipda dengan pertimbangan diantaranya bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya perpustakaan, bagaimana menggerakkan masyarakat untuk mulai memanfaatkan perpustakaan, dan bagaimana agar pemustaka menjadi terbiasa memanfaatkan perpustakaan.

Untuk meningkatkan citra organisasinya, Bapusipda membutuhkan sebuah spesifikasi dan pembeda jasanya yang dikemas dalam bentuk brand dari yang mampu mewakili peranan jasanya di tengah masyarakat pengguna jasa.


(18)

4

Winda Monika, 2013

Hermawan Kartajaya (2004: 11) berpendapat bahwa “brand tidak hanya sebuah

nama, logo atau simbol melainkan indikator value bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan loyalitasnya, serta menjadi alat ukur bagi kualitas

value yang ditawarkan oleh organisasi...”.

Berdasarkan pada penjelasan di atas, brand tidak tercipta dengan sendirinya melainkan perlu dibangun, ditingkatkan, dipelihara dan dipertahankan. Pembentukan brand mampu mengarahkan pengguna jasa menilai identifikasi berupa keunggulan, kualitas dan pembeda dibandingkan dengan brand sejenis. Penilaian ini menimbulkan persepsi yang biasa dikenal dengan istilah brand

judgement.

Menurut John Folley (alih bahasa Arfan, 2006: 3), “...brand judgement

merupakan dampak yang ditimbulkan dari dalam keluar‟‟. Hal ini diartikan bahwa kinerja dari dalam organisasi menentukan posisi strategis organisasi tersebut dimata masyarakat pengguna jasa. Keterkaitan antara kepemimpinan dan brand

judgment juga dikemukaan oleh riset yang dilakukan Reputation Institue

„...kepemimpinan mempersepsikan seberapa baik organisasi itu dipimpin‟ (John Folley alih bahasa Arfan, 2006: 26).

Bagi organisasi nirlaba seperti perpustakaan umum, produk yang dihasilkan berupa layanan/jasa. Brand judgement sangat diperlukan sebab brand judgement yang kuat bisa menjadikan perekat antara jasa dengan pelanggan bahkan biasanya memiliki hubungan emosional dan spiritual dengan pelanggannya. Brand

judgment memungkinkan pengguna jasa menjadikannya legitimasi pedoman atau

acuan tingkat dan konsistensi kualitas untuk terus menetap menggunakan jasa tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohayati (2009: 67)

menyatakan bahwa “...masyarakat masih menganggap bahwa perpustakaan

hanyalah merupakan gudang buku dan diperuntukkan bagi mereka yang berkaitan

langsung dengan dunia pendidikan seperti pelajar, mahasiswa dan peneliti”.

Masih mimimnya persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan perpustakaan turut ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistik Kota Bandung pada tahun 2012 jumlah penduduk kota Bandung berusia di atas 2 tahun sebesar 2,420,146 orang.


(19)

5

Jika dibandingkan dengan jumlah anggota perpustakaan, hanya 12% persen masyarakat yang baru terdaftar menjadi anggota.

Tidak hanya minimnya jumlah keanggotaan, berdasarkan data statistik layanan Bapusipda Provinsi Jawa Barat (2012: 12-13) menunjukkan bahwa

“jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 294.190 orang dan hanya sekitar 25% atau 75.896 orang jumlah peminjam”. Dengan demikian hanya ¼ dari jumlah pengunjung potensial yang memanfaatkan layanan dengan optimal.

Persebaran jumlah anggota di Bapusipda tidak merata diberbagai status. Berdasarkan statistik keanggotaan, jumlah anggota memiliki kenaikan dari tahun ketahun meski terdapat ketimpangan jumlah yang cukup besar. Keanggotaan didominasi oleh status mahasiswa sebesar 70% dibandingkan status lainnya. Dengan demikian mengindikasikan bahwa masyarakat mempersepsikan perpustakaan umum hanya diperuntukkan oleh kalangan tertentu sebagai tempat literasi informasi. Persepsi ini mengindikasikan bahwa brand judgement pemustaka terhadap Bapusipda Provinsi Jawa Barat belum optimal dimata berbagai lapisan masyarakat pengguna jasa atau pemustaka.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti ditemukan adanya beberapa permasalahan dalam pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut ditinjau dari beberapa fungsi kepemimpinan yang penerapannya di lapangan disinyalir memiliki kecenderungan kurang sesuai dengan yang seharusnya.

Dalam menjalankankan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Bapusipda menghasilkan produk berupa kebijakan-kebijakan yang merupakan turunan dari aturan-aturan atau kebijakan dari pemegang wewenang yang lebih tinggi kemudian disederhakan untuk dapat dijadikan sebagai acuan karyawan (struktural, fungsional dan staff) dalam menjalankan kinerja organisasi. Kebijakan Kepala Bapusipda dalam menempatkan sumber daya manusia di Bapusipda Provinsi Jawa Barat disinyalir kurang sesuai dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan fungsional dan angka kredit pustakawan. Hal ini berdasarkan temuan peneliti di lapangan, terdapat beberapa pustakawan ahli yang ditempatkan di titik layanan.


(20)

6

Winda Monika, 2013

Dalam rangka pemberian informasi yang cepat, tepat, dan akurat, katalogisasi dan klasifikasi menjadi alat bantu yang menjembatani pemustaka dan informasi koleksi yang dibutuhkannya, untuk itu penyajian informasi melalui katalog pun harus benar. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan ditemukan beberapa koleksi bahan pustaka yang sama namun dikatalogisasi atau diklasir dengan hasil berbeda. Pustakawan seperti menggunakan persepsi bukan standart operasional prosedur yang seharusnya dilaksanakan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Hal ini mengindikasikan komunikasi dari top manajemen pada middle

manajemen dan low manajemen masih belum berlangsung baik.

Kendala tak hanya terdapat pada pelaksanaan kinerja di perpustakaan, tapi juga pada motivasi yang diberikan oleh Bapusipda kepada masyarakat umum untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rohayati (2009: 67) menyatakan bahwa

“...lokasi perpustakaan yang kurang strategis karena Bapusipda terletak di sebelah timur kota Bandung. Jarak yang jauh menjadi kendala bagi masyarakat yang berada jauh dari luar wilayah timur dan bahkan banyak masyarakat yang tidak

mengetahui letak keberadaan Bapusipda”.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti dengan fokus permasalahan “Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement Pemustaka”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Untuk merumuskan masalah dalam penelitian ini terlebih dahulu penulis melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut.

1. Masalah umum, meliputi:

 Rohayati (2009: 67), dalam penelitiannya menyatakan bahwa belum menyeluruhnya persepsi masyarakat terhadap keberadaan dan fungsi

perpustakaan. “...masyarakat masih menganggap bahwa perpustakaan


(21)

7

berkaitan langsung dengan dunia pendidikan seperti pelajar, mahasiswa

dan peneliti”;

 Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik kota Bandung pada tahun 2012, Jumlah penduduk kota Bandung berusia di atas 2 tahun sebesar 2,420,146 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah anggota perpustakaan hanya 12% persen masyarakat yang baru terdaftar menjadi anggota;

 Minimnya jumlah keanggotaan. Berdasarkan data statistik layanan Bapusipda Provinsi Jawa Barat (2012: 12-13) menunjukkan bahwa

“jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 294.190 orang dan hanya sekitar 25% atau 75.896 orang jumlah peminjam”. Dengan demikian hanya ¼ dari jumlah pengunjung potensial yang memanfaatkan layanan dengan optimal.

2. Masalah khusus, meliputi:

 Kebijakan Kepala Bapusipda dalam menetapkan sumber daya manusia disinyalir ada kecenderungan kurang sesuai dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan fungsional dan angka kredit pustakawan;

 Komunikasi kebijakan dari Kepala Bapusipda disinyalir ada kecenderungan kurang dipahami menyeluruh oleh karyawan (struktural, fungsional, staf pelaksana);

 Motivasi yang diberikan oleh Bapusipda kepada masyarakat masih dinilai minim. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Rohayati (2009: 67) ditemukan bahwa “...terdapat kendala Bapusipda

dalam pelaksanaan perannya yaitu lokasi perpustakaan yang kurang

strategis karena Bapusipda terletak di sebelah timur kota Bandung”. oleh

karena itu, jarak yang jauh menjadi kendala bagi masyarakat yang berada jauh dari luar wilayah timur dan bahkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui letak keberadaan Bapusipda.


(22)

8

Winda Monika, 2013

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah umum dalam penelitian ini tercakup dalam pertanyaan “Bagaimana Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement Pemustaka?”. Maka sesuai dengan payung permasalahan tersebut, dirumuskan suatu fokus permasalahan yang diklasifikasikan menjadi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimana pengambilan keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan

brand judgment pemustaka?

2. Bagaimana komunikasi Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka?

3. Bagaimana pemberian motivasi Kepala Bapusipda dengan brand

judgment pemustaka?

4. Bagaimana penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui “hubungan kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan brand jugdement pemustaka. Maka sesuai dengan tujuan umum tersebut, dirumuskan suatu tujuan penelitian yang diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengambilan keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka;

2. Untuk mengetahui komunikasi Kepala Bapusipda dengan brand

judgment pemustaka;

3. Untuk mengetahui pemberian motivasi Kepala Bapusipda dengan brand

judgment pemustaka;

4. Untuk mengetahui penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda dengan brand judgment pemustaka.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis


(23)

9

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan disiplin ilmu manajemen perpustakaan khususnya kepemimpinan Kepala Bapusipda dalam menyelenggarakan kepemimpinan di suatu organisasi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat: 1) bagi pihak yang terlibat khususnya pustakawan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di sebuah organisasi perpustakaan, 2) sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk lebih mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, peneliti menguraikan sitematika penulisan/struktur organisasi skripsi dalam beberapa sub bab sebagai berikut.

Bab I mencakup pendahuluan yang merupakan bagian awal dan gambaran secara umum berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, dan sistematika penulisan.

Bab II mencakup kajian pustaka yang berisi kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang dipisahkan menjadi beberapa sub bab lagi. Pada bagian sub bab pertama, kajian pustaka berisi tentang kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. Sub bab kedua mengenai kerangka pemikiran berupa tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antara variabel penelitian yang dibahas dengan menggunakan skema kerangka pemikiran peneliti. Terakhir, sub bab ketiga pada bab II berisi tentang hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti.

Bab III mencakup metodelogi penelitian yang berisi tentang penjelasan mengenai variabel-variabel pendukung penyelesaian masalah tentang obyek penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data dan analisa data yang berfungsi untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan dari obyek yang diteliti.


(24)

10

Winda Monika, 2013

Bab IV mencakup hasil penelitian yang meliputi latar belakang obyek penelitian, pemaparan dan analisa data.

Bab V mencakup kesimpulan dan saran. Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga berisi tentang saran-saran yang berhubungan dengan topik pembahasan yang ada.


(25)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas tentang metode penelitian yang di gunakan sebagai alat ukur penelitian untuk memubuktikan hipotesis. Bab ini terdiri dari metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, populasi dan sampel, dan definisi operasional variabel.

A. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data. 1. Lokasi dan Subjek

Penelitian berlokasi di Bapusipda Provinsi Jawa Barat, berkedudukan di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tepatnya di Jl. Kawaluyaan Indah II No. 4 Soekarno Hatta, dan Jl. Soekarno Hatta No. 629 Bandung Tlp. 022 – 7310435, 76299667 Fax. 022 – 7310435.

2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian harus memiliki objek/subjek penelitian yang jelas, bukan sekedar jumlah tetapi juga meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki. Menurut Sugiyono (2012: 80), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi merupakan kumpulan dari unit yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih adalah Bapusipda Provinsi Jawa Barat.

Populasi yang akan diambil yaitu terangkum di dalam sampel. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012: 81), artinya sampel merupakan sebagian dari populasi yang representatif yaitu dapat mewakili data atau populasi di lapangan sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk penelitian.

Untuk menentukan sampel penelitian digunakan teknik sampling yang merupakan metode atau cara pengambilan sampel yang representatif terhadap karakteristik populasi. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian


(26)

38

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ini yaitu probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan disproportionate stratified random sampling. Teknik

disproportionate stratified random sampling digunakan untuk menentukan jumlah

populasi berstrata tetapi kurang proporsional” (Sugiyono, 2012: 82-83).

Tabel 3.1. Jumlah Pemustaka Aktual Bulan Februari-Maret Tahun 2013

STATUS Jumlah Pemustaka

Februari Maret

SD 90 119

SMP 20 24

SMA 120 53

MHS 528 428

PEG 184 55

UMUM 160 91

JML 1102 770

total 1872

Sumber : Statistik Pelayanan Bapusipda Provinsi Jawa Barat

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Yamane (Rakhmat, 1999: 82), „menggunakan presisi +

10% dengan tingkat kepercayaan 90%‟. Berikut rumus yang akan digunakan sebagai berikut.

= 1872 1872 (0,1)2+1 = 1872

19,72 = 95

Sehingga ditetapkan sampel sebanyak 95 orang. Keterangan:

n = Jumlah Sampel; N = Populasi;


(27)

39

3. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana atau metoda yang ditempuh dalam penelitian untuk menjawab dan menguji rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Menurut Zainal Arifin (2011: 76), “desain penelitian adalah suatu rancangan yang berisi langkah dan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian sehingga informasi yang diperlukan tentang masalah yang diteliti dapat

dikumpulkan secara faktual”.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Menurut Iqbal Hasan (2002: 33), “desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Desain penelitian digambarkan dalam diagram sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain Sederhana Keterangan :

X = Kepemimpinan ;

Y = Brand Judgement.

Berdasarkan gambar 3.1 di atas, memperlihatkan arah desain kausal dalam penelitian ini yaitu menganalisis hubungan-hubungan antara variabel X (kepemimpinan) dengan variabel Y (brand judgement).

4. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu pendekatan terhadap tata cara penelitian dilakukan secara tersusun dan sistematis untuk mencapai tujuan penelitian yang dirumuskan. Dalam melakukan penelitian dibutuhkan pendekatan metode penelitian, sebagaimana menurut Sugiyono (2011: 2), “metode penelitian adalah


(28)

40

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

cara ilmiah yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kegunaan dan tujuan tertentu”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Zainal Arifin (2011: 48),

“penelitian korelasional mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni

hubungan variasi dalam satu variabel dengan variasi dalam variabel lain yang dinyatakan dalam koefisien korelasi guna menguji hipotesis tentang hubungan

antar variabel”.

“Pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel

tertentu...” (Zainal Arifin, 2011: 29). Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Menurut Nazir (1998: 63) metode deskriptif adalah:

“Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”.

Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan fenomena-fenomena yang ada serta berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau dengan menjabarkan bjek penelitian secara sistematis dan terstruktur sesuai fakta aktual di lapangan.

5. Definisi Operasional a. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi yang diaplikasikan dalam bentuk gaya memimpin untuk mempengaruhi pengikut atau bawahannya melakukan kerjasama atau kinerja optimal mencapai tujuan tertentu.

b. Brand Judgement

Brand Judgement merupakan persepsi yang berfokus pada pendapat dan


(29)

41

asosiasi citra yang dipersepsikan oleh lembaga/organisasi tempat merek bernaung.

c. Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan Brand Judgement Pemustaka

Kepala Bapusipda Provinsi Jawa Barat memiliki posisi tertinggi pada stuktur jabatan Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat sehingga berperan melaksanakan fungsi kepemimpinan pada level top manajemen. Menurut Lewis A. Allen (dalam Komaruddin, 1994: 475), fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi membuat keputusan/kebijakan, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, menyeleksi orang-orang yang akan diperlukan.

Kinerja Kepala Bapusipda dalam menjalankan fungsi-fungsinya akan memberikan hubungan dengan kualitas dan kapabilitas perpustakaan sebagai organisasi pelayanan publik sehingga menghasilkan persepsi dan evaluasi oleh pemustaka atau yang disebut dengan brand Judgement pemustaka.

6. Instrumen Penelitian

Menurut Zainal Arifin (2011: 226), “instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan menghimpun data di lapangan”. Oleh karena itu instrumen akan mempengaruhi mutu data yang digunakan dalam penelitian.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu angket, obesrvasi dan wawancara. Perhitungan hasil instrumen penelitian menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (20012: 93), “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial”.

Instrumen skala likert menggunakan bentuk checklist dalam menjawab pertanyaan instrumen penelitian. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah penghitungan hasil. Tiap alternatif jawaban diberi skor terdiri dari jawaban sangat setuju=5 , setuju= 4, ragu-ragu/netral = 3, tidak setuju =2, dan sangat setuju = 1.


(30)

42

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kemudian dihitung jumlah masing-masing skor dan diakumulasikan dalam bentuk skor ideal.

adapun perhitungan kategori responden sebagai berikut:

1. Nilai indeks minimum = skor minimum x jumlah pernyataan x jumlah reponden;

2. Nilai indeks maksimum = skor maksimum x jumlah pernyataan x jumlah responden;

3. Range = nilai maksimum – nilai minimum; 4. Jarak interval = Interval : jenjang

Hasil dari perhitungan data dianalisis berupa data interval yang kemudian akan dikonversi secara kontinum untuk menggambarkan tingkat perolehan data di lapangan.

Gambar 3.2. Penilaian

Skor Minimal Skor Maksimal

Sangat Tidak Baik

Kurang Baik

Cukup Baik

Baik Sangat Baik

skor skor skor skor skor skor

(Sumber : Sugiyono, 2012: 95)

Selanjutnya hasil perhitungan diinterpretasikan kedalam kategori untuk menilai gambaran dari data yang dihimpun. Kategori menggunakan kategori Guilford (Sugiyono (2012: 183).

Tabel. 3.2. Kategori Penilaian

Rentang Skor Klasifikasi

STS Sangat Tidak Baik

TS Kurang Baik

RR Cukup Baik

S Baik

SS Sangat Baik

7. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan brand judgement pemustaka mengunakan variabel-variabel penelitian yang diukur melalui indikator penyusunan instrumen.


(31)

43

Menurut Sugiyono (2012: 103), “indikator dijabarkan kedalam butir petanyaan yang disusun dalam bentuk kisi-kisi instrumen”. Adapun kisi-kisi instrumen sebagai berikut.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Sub variabel Indikator No.

Angket No. Pertan yaan wawan cara Kepemimpinan (Variabel X) Membuat keputusan/ kebijakan  Pengenalan

masalah atau kebutuhan untuk pembuatan

keputusan;

 Analisis dan laporan alternatif-alternatif;

 Pemilihan

alternatif-alternatif keputusan yang sesuai dengan kondisi lapangan;

 Komunikasi dan pelaksanaan

keputusan;

 Tindak lanjut dan umpan-balik hasil keputusan;

 Pengawasan tindak lanjut hasil keputusan.

21,25 1,2,3,4, 5,6,7,8,

9

Mengadakan komunikasi 

Komunikasi efektif dan efisien kepada karyawan

(struktural,

fungsional dan staf pelaksana);

 Penyajian informasi yang cepat tepat tentang kebijakan baru;  Kebijakan komunikasi 16,17, 18,19,28 10,11, 12


(32)

44

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbasis sosial media.

Memberikan

motivasi 

Kebijakan

pengadaan koleksi bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan (needs) pemustaka;

 Konsistensi kerja

(abilities) karyawan

(struktural,

fungsional dan staf pelaksana);

 Kepala Bapusipda memberikan

dorongan (drives)

kepada karyawan (struktural,

fungsional dan staf pelaksana);

 Kepala Bapusipda mengapresiasi kinerja (praise) karyawan

(struktural,

fungsional dan staf pelaksana) dalam bentuk reward dan

punishment;

 Kepala Bapusipda mengapresiasi kinerja karyawan (struktural,

fungsional dan staf pelaksana) berupa pemberian insentif 5,7,9, 10,11,14, 26,27,31 13,14,1 5,16,17 ,18,19 Menyeleksi Sumber daya manusia

 Prestasi kerja karyawan;

 Kedisiplinan karyawan;

 Kualitas kinerja karyawan terhadap efektifitas tenaga dan waktu kerja;

 Penempatan

8,12, 13,30


(33)

45 karyawan berdasarkan kualifikasi pendidikan;  Penempatan pustakawan berdasarkan jabatan fungsional. Brand Judgement (Variabel Y)

Brand quality  Pemustaka memanfaatkan bahan pustaka;

 Pemustaka puas terhadap semua titik layanan;

 Pemustaka menjadi sering berkunjung.

37,38 35,39 36,40,43

Brand

credibility

Pelayanan kompeten;

 Semua titik layanan inovatif dan kreatif;

 Layanan memberikan

trustworthiness

(bisa diandalkan, selalu

mengutamakan kepentingan pelanggan);

Layanan likeability (menarik,

menyenangkan, layak dipilih dan digunakan). 15 44 6,20,32 23,24,29 Brand

consideration

Perpustakaan sebagai tempat rekreasi edukasi;

 Perpustakaan sebagai tempat life

style masyarakat.

22,33 41,42

Brand

superiority

Koleksi bahan pustaka lengkap dan berkualitas;

 Automasi

perpustakaan user

friendly;

1 4 2,3,34


(34)

46

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Gedung perpustakaaan mudah dijangkau, aman, nyaman dan megah.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Syarat pokok keakuratan suatu instrumen adalah adanya validitas dan reliabilitas. “Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur) yang

mampu menunjukkan keabsahan pengukuran instrumen” (Zainal Arifin, 2011:

245). Adapun pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan dua jenis validitas, yaitu validitas konstruk dan validitas empiris.

Menurut Zainal Arifin (2011: 247) “validitas kontruk adalah konsep yang dapat diobservasi (observable) dan dapat diukur (measureable)”. Pengujian

validitas konstruk dilakukan dengan meminta pendapat dan pertimbangan ahli (judgement expert) sebelum nantinya instrumen disebar ke lapangan. Pengujian validitas konstruksi pada penelitian ini dilakukan oleh Kepala Bagian Pengembangan Promosi Pelestarian Budaya Baca yaitu Dr. Oom Nurohmah, M.Si, ketua kelompok pengolahan dan pengadaan yaitu, Dra. Siti Herta Anggia dan pustakawan ahli dibagian layanan anak yaitu Siti Mulyani, S.Sos.

Pengujian validitas yang berikutnya yaitu validitas empiris. “Validitas empiris menggunakan perhitungan statistik yaitu analisis korelasional dalam menentukan valid atau tidaknya instrumen” (Zainal Arifin, 2011: 246). Pengujian validitas empiris dengan melakukan uji coba instrumen ke lapangan pada sampel dari mana populasi tersebut diambil. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 30 orang responden.

Berdasarkan data yang diperoleh, dilakukan analisis faktor dengan mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total menggunakan software


(35)

47

Tabel 3.4.

Hasil Analisis Item Instrumen

No. butir instrumen

Koefisien Korelasi Keterangan

rhitung rtabel rhitung > rtabel

1 0,576 0,361 VALID

2 0,541 0,361 VALID

3 0,634 0,361 VALID

4 0,616 0,361 VALID

5 0,561 0,361 VALID

6 0,522 0,361 VALID

7 0,551 0,361 VALID

8 0,762 0,361 VALID

9 0,694 0,361 VALID

10 0,683 0,361 VALID

11 0,613 0,361 VALID

12 0,713 0,361 VALID

13 0,551 0,361 VALID

14 0,798 0,361 VALID

15 0,624 0,361 VALID

16 0,748 0,361 VALID

17 0,727 0,361 VALID

18 0,712 0,361 VALID

19 0,572 0,361 VALID

20 0,548 0,361 VALID

21 0,538 0,361 VALID

22 0,624 0,361 VALID

23 0,677 0,361 VALID

24 0,771 0,361 VALID

25 0,673 0,361 VALID

26 0,745 0,361 VALID

27 0,565 0,361 VALID

28 0,729 0,361 VALID

29 0,878 0,361 VALID

30 0,735 0,361 VALID

31 0,787 0,361 VALID

32 0,669 0,361 VALID

33 0,528 0,361 VALID

34 0,490 0,361 VALID

35 0,754 0,361 VALID

36 0,667 0,361 VALID

37 0,771 0,361 VALID

38 0,663 0,361 VALID

39 0,753 0,361 VALID

40 0,518 0,361 VALID

41 0,790 0,361 VALID

42 0,517 0,361 VALID

43 0,686 0,361 VALID


(36)

48

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penghitungan validitas dilakukan dengan cara membandingkan rhitung dengan

Microsoft Exel dan rtabel Product moment. Apabila rhitung > dari rtabel maka

instrumen dinyatakan valid, rtabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah r

pada tingkat kepercayaan 95% dengan n = 30 yaitu sebesar 0,361.

Berdasarkan tabel 3.4. di atas diperoleh data rhitung > rtabel, dengan rhitung >

0,361. Hal ini menunjukkan bahwa semua instrumen dinyatakan valid dan layak untuk dijadikan instrumen di dalam penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Gronlund (1985) (Zainal Arifin, 2011: 248), „reliability refers to the results obtained with an evaluation instrument and not to the instrument it

self”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa reliabilitas berkenaan dengan tingkat kepercayaan suatu instrumen sesuai dengan kriteria akan memperoleh hasil yang sama meskipun diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Metode pengujian reliabilitas menggunakan uji realibitilas internal

consistency method dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Perolehan hasil perhitungan menggunakan software SPSS 16 for windows, sebagai berikut.

Tabel 3.5. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.754 .973 45

Berdasarkan tabel 3.5. di atas diperoleh koefisien alpha sebesar 0,754. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan selanjutnya diinterpretasikan dengan mengguna kriteria dari Guilford (dalam Rostina Sundayana, 2010: 71), sebagai berikut.


(37)

49

Tabel 3.6. Klasifikasi Koefisien Reabilitas Koefisien Reabilitas (r) Interpretasi

0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r ≤ 0,40 Rendah

0,40 ≤ r ≤ 0,60 Sedang/ Cukup

0,60 ≤ r ≤ 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 3.6. di atas digambarkan bahwa koefisien alpha senilai 0,754 berada pada interpretasi tinggi (0,80≤ r ≤1,00) sehingga diperoleh kesimpulan instrumen penelitian reliabel digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

9. Uji Normalitas

Menurut Rostina Sundayana (2010 : 83), “normalitas sebaran data menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang dipakai dalam penganalisan selanjutnya”.

Pengujian normalitas data menggunakan software SPSS 16 for windows, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.7. Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kepemimpinan .058 95 .200* .986 95 .438

brandjudgement .080 95 .161 .991 95 .800

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 3.7. di atas diperoleh signifikansi kepemimpinan sebesar 0,200 dan signifikansi brand judgement sebesar 0,161. Adapun signifikansi dalam penelitian ini memiliki nilai alpha sebesar 0,05, sehingga nilai sig > α = 0,05 maka sebaran data di atas dapat disimpulkan berdistribusi normal.


(38)

50

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode atau cara yang dilakukan untuk memperoleh data penelitian sehingga dapat menjawab rumusan masalah penelitian atau hipotesis. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses menghimpun data-data yang relevan dari instrumen penelitian yang sudah dipersiapkan bertujuan untuk memperoleh gambaran representatif di lapangan dari aspek yang diteliti. Adapun penghimpunan data yang di lakukan sebagai berikut.

1.Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data diperoleh langsung dari lokasi penelitian dengan cara sebagai berikut.

a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti. Menurut Mardalis (2009: 63), “yang

dilakukan pada saat pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial dalam kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan memakai alat bantu seperti pencatat, formulir dan alat mekanik”. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

partisopatoris, yaitu peneliti hanya sewaktu-waktu datang ke Bapusipda

Provinsi Jawa Barat dengan ikut serta dalam pelaksanaan pekerjaan selama jangka waktu tertentu.

b. Angket atau kuisioner, “yaitu teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau kelompok orang yang mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti”(Mardalis, 2009: 67). Senada dengan yang dikemukankan oleh Sugiyono (2012: 142),

“kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”..

c. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dan fakta dengan cara tanya jawab langsung dari pihak-pihak terkait dengan objek penelitian yaitu, Kepala Bapusipda Provinsi Jawa Barat.


(39)

51

2. Mengumpulkan Berbagai Literatur (Studi Pustaka)

Teknik mengumpulkan literatur yaitu teknik pengumpulan data teoritis melalui bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan topik penelitian seperti buku, peraturan tertulis serta referensi pendukung objek kajian yang diteliti. Data yang diteliti meliputi sebagai berikut.

a. Data Primer

Data primer merupakan data utama dalam penelitian yang diambil dengan melakukan pengamatan langsung pada objek atau subjek penelitian. Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian yaitu pemustaka.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan yang digunakan sebagai data penguat atau pendukung berbagai argumen di dalam penelitian. data yang di peroleh tidak langsung berhubungan dengan objek atau subjek penelitian. Data sekunder diperoleh dengan cara melakukan kajian-kajian terhadap beberapa literatur yang berhubungan dengan masalah yang di bahas dalam penelitian. Selain itu juga beberapa dokumentasi atau arsip dari lembaga dan hasil wawancara dengan Kepala Bapusipda Provinsi Jawa Barat untuk mendukung keakuratan data penelitian.

11. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2012: 147).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan dua variabel, dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas data angket untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Salanjutnya digunakan teknik korelasi dengan perhitungan Product Moment Correlation dari Person, adapun rumus yang digunakan sebagai berikut.


(40)

52

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 

   } ) ( }{{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Xi Xi n Yi Yi n Yi Xi XiYi n r

(Sudjana, 2005: 369). Keterangan:

rXY = koefisien korelasi;

n = jumlah responden;

∑X = jumlah skor tiap item;

∑Y = jumlah skor total seluruh item.

Sebagai pedoman kriteria penafsiran makna koefisien korelasi yang didapat dengan menggunakan teknik tolak ukur seperti sebagai berikut.

Tabel 3.7.

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Menggunakan Derajat Hubungan Antar Variabel Guilford

Besar Koefisien Klasifikasi

0,000 – 0,199 Sangat Rendah / Lemah Dapat Diabaikan

0,200 – 0,399 Rendah / Lemah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Tinggi/Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi / Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2012: 183).

Setelah mendapatkan analisis koefisien korelasi (r), nilai koefisien korelasi didistribusikan pada rumus uji t sebagai berikut.

2 1 2 r n r t    Keterangan:

t = uji signifikansi korelasi; r = Koefisien korelasi PPM; n = jumlah sampel.

(Sugiyono, 2012: 216).

Setelah mendapatkan nilai thitung dari uji signifikansi korelasi, kemudian

hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai ttabel. Selanjutnya dilakukan

pengujian terhadap hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis bertujuan untuk menjawab apakah hipotesis yang telah dilakukan pada penelitian ini diterima atau ditolak. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.


(41)

89

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab V membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diperoleh dari hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan mengenai pengaruh kepemimpinan Kepala Bapusipda terhadap brand judgement pemustaka yang telah ditemukan pada bab IV, maka pada bab terakhir ini penulis akan menjabarkan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Kesimpulan Umum.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan brand judgement

pemustaka. hubungan tersebut dalam kategori kuat dengan respon dari

pemustaka dengan kategori baik. hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala Bapusipda mempengaruhi brand judgement terhadap Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Kesimpulan Khusus.

a. Keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan brand judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik oleh pemustaka. Hubungan yang ditunjukkan oleh keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan brand judgement termasuk ke dalam tingkat signifikansi sedang. Hal ini ditunjukkan oleh belum adanya kebijakan tentang pelibatan pemustaka di Bapusipda dan follow up kebijakan oleh Kepala Bapusipda yang dinilai baik karena menunjukkan respon perbaikan yang cepat.

b.Komunikasi Kepala Bapusipda terhadap brand judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik oleh pemustaka. Hubungan yang ditunjukkan oleh komunikasi Kepala Bapusipda dengan


(42)

90

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka

ditunjukkan dengan sudah baiknya komunikasi yang berlangsung antara Kepala Bapusipda dengan karyawan dan karyawan dengan pemustaka, meski penginformasian agenda Bapusipda masih dinilai belum up to date dan belum belum optimalnya penggunaan media komunikasi berbasis multimedia di Bapusipda.

c. Motivasi Kepala Bapusipda terhadap brand judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik oleh pemustaka. Hubungan motivasi Kepala Bapusipda dengan brand judgement termasuk kedalam tingkat signifikansi tinggi/kuat. Hal ini ditunjukkan dengan baiknya motivasi yang dilakukan oleh Kepala Bapusipda kepada karyawan dan mempengaruhi kinerja karyawan dengan memberikan pelayanan optimal kepada pemustaka. motivasi yang baik juga ditunjukkan dengan sudah sesuainya kebijakan Kepala Bapusipda dalam penyediaan koleksi dan fasilitas di Bapusipda yang memotivasi pemustaka untuk senang berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan. d.Penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda terhadap brand

judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik

oleh pemustaka. Hubungan penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda dengan brand judgement termasuk kedalam tingkat signifikansi tinggi/kuat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penyeleksian karyawan yang ada saat ini menunjukkan prestasi kerja, kualitas, kedisiplinan dan kinerja yang baik. hanya saja penempatan karyawan belum sepenuhnya sesuai dengan aturan normatif yang ada.

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil pembahasan dan kesimpulan, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk kepemimpinan Kepala Bapusipda Jawa Barat sebagai berikut:

1. Mengenai kualitas dan kapasitas kerja karyawan, baiknya Bapusipda sebagai lembaga mapan di bawah naungan Pemerintah Provinsi sudah menempatkan karyawan sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Terlihat di


(43)

91

lapangan, masih minimnya tenaga ahli yang berlatar belakang pendidikan perpustakaan sedangkan Bapusipda Provinsi Jawa Barat sudah menjadi perpustakaan bertaraf internasional;

2. Promosi yang dilakukan oleh Bapusipda sudah cukup baik, hanya saja kurang menyentuh ke kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Terlihat dari statistik keanggotaan, pengunjung dan peminjaman dari tahun ke tahun yang didominasi oleh kalangan intelektual seperti mahasiswa. Promosi ke lapangan dapat berupa penempatan mobil keliling di tempatkan di lokasi yang banyak terdapat masyarakat tidak mampu, lingkungan kumuh atau dapat pula membentuk perpustakaan rumah singgah. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan Bapusipda saja namun juga dapat melibatkan banyak pihak baik instansi maupun organisasi sosial lainnya sehingga pengembangan budaya baca dapat digalahkan dan diwujudkan bersama-sama;

3. Bapusipda baiknya secara aktif membentuk, membina dan menggerakkan masyarakat melalui komunitas perpustakaan. Kegiatan ini dapat dimulai dengan menjalin sinergitas antara Bapusipda dan sekolah. Sinergitas dapat berupa kerjasama dalam pengembangan kurikulum, penyediaan koleksi bahan pustaka, kartu cerdas perpustakaan dan lain sebagainya. Komunitas dinilai lebih efektif dan mampu menjaring masa lebih banyak untuk menularkan semangat cinta perpustakaan keseluruh ruang lingkup masyarakat. Hal ini dapat meringankan tugas dan fungsi Bapusipda dalam menjalankan perannya untuk menjangkau keberbagai lapisan masyarakat; 4. Mengenai koleksi, terlihat masih minimnya preservasi dan koleksi non

cetak yang dihimpun oleh Bapusipda. Bapusipda baiknya turut mengalih bentukkan koleksi ke dalam media noncetak yang dapat di akses pemustaka dimanapun berada. ada baiknya Bapusipda turut melanggan


(44)

92

Winda Monika, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosada Karya. Arikunto, S. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arnold, David. (1996). Pedoman Manajemen Merek. Surabaya : Kentindo Soho. Bungin, Burhan . (2009). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.

Fahmi, Irham. (2011). Manajemen Pengambilan Keputusan. Bandung : Alfabeta. Folley, John. (2006). Balanced Brand. Jakarta: Transmedia.

Gill, Philip. et. al. (1997). The Public Library Service: IFLA/UNESCO

Guidelines For Development. München : Saur.

Handoko, Hani T. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Bpfe- Yogyakarta.

Harsiwi. (2003). Hubungan Kepemimpinan transformasional dan karakteristik

personal pemimpin. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol 5 (1) 1-13.

Haryono.(1998). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa dan Peran Serta

Mayarakat terhadap Produktivitas Fiskal Pembangunan Desa. Disertasi

Doktor pada Fakultas Ilmu Pemerintahan UNPAD Bandung : tidak diterbitkan.

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hasibuan, Malayu. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Kartajaya, Hermawan. (2004). Hermawan Kertajaya On Brand Seri 9 Elemen

Marketing. Bandung : Mizan Pustaka.

Kartono. (2005). Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Kaswan. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing

Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Kommaruddin. (1994). Ensiklopedia Manajemen. Bandung : Kappa-Sigma. Luthans, Fred.(2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.


(45)

93

Mangkunegara,Anwar Prabu. (2003) Perencanaan dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama.

Mardalis. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana,Deddy. ( 2011). Ilmu Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Noe,Raymond A. et al. (2006). Human Resource Manajement (Terjemahan). Boston : Mc-Graw Hill.

Pasolong, Harbani. (2008). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta. Rakhmat. (2001). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Rosda

Richard L. Draft. (2003). Manajemen. Jakarta : Erlanggga.

Rohayati. (2009). Peran Bapusipda Provinsi Jawa Barat dalam Menumbuhkan

Minat Baca Anak. Skripsi pada Ilmu Perpustakaan Sunan Kalijaga

Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Simamora, Bilson. (2002). Aura Merk. Jakarta: Gramedia. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut : STKIP Garut Press.


(46)

94

Winda Monika, 2013 Dokumen – Dokumen

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat. (2012). Statistik Pelayanan. Bandung : Bapusipda Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2012). Bandung : BPS Jawa Barat.

Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pengelolaan Perpustakaan pada Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat. (2005). Bandung : Bapusipda Jawa Barat.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/M.PAN/3/2009 Tentang Jabatan Fungsional Arsiparis Dan Angka Kreditnya. Jakarta : Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Perpustakaan. Jawa Barat : Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 Tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat.

Undang-Undang No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Indonesia : DPR RI Undang-Undang No 15 Tahun 2001 Tentang Merk. Indonesia : DPR RI


(1)

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab V membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diperoleh dari hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan mengenai pengaruh kepemimpinan Kepala Bapusipda terhadap brand judgement pemustaka yang telah ditemukan pada bab IV, maka pada bab terakhir ini penulis akan menjabarkan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Kesimpulan Umum.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan Kepala Bapusipda dengan brand judgement pemustaka. hubungan tersebut dalam kategori kuat dengan respon dari pemustaka dengan kategori baik. hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala Bapusipda mempengaruhi brand judgement terhadap Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Kesimpulan Khusus.

a. Keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan brand judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik oleh pemustaka. Hubungan yang ditunjukkan oleh keputusan/kebijakan Kepala Bapusipda dengan brand judgement termasuk ke dalam tingkat signifikansi sedang. Hal ini ditunjukkan oleh belum adanya kebijakan tentang pelibatan pemustaka di Bapusipda dan follow up kebijakan oleh Kepala Bapusipda yang dinilai baik karena menunjukkan respon perbaikan yang cepat.

b.Komunikasi Kepala Bapusipda terhadap brand judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik oleh pemustaka. Hubungan yang ditunjukkan oleh komunikasi Kepala Bapusipda dengan brand judgement termasuk ke dalam tingkat signifikansi sedang. hal ini


(2)

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditunjukkan dengan sudah baiknya komunikasi yang berlangsung antara Kepala Bapusipda dengan karyawan dan karyawan dengan pemustaka, meski penginformasian agenda Bapusipda masih dinilai belum up to date dan belum belum optimalnya penggunaan media komunikasi berbasis multimedia di Bapusipda.

c. Motivasi Kepala Bapusipda terhadap brand judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik oleh pemustaka. Hubungan motivasi Kepala Bapusipda dengan brand judgement termasuk kedalam tingkat signifikansi tinggi/kuat. Hal ini ditunjukkan dengan baiknya motivasi yang dilakukan oleh Kepala Bapusipda kepada karyawan dan mempengaruhi kinerja karyawan dengan memberikan pelayanan optimal kepada pemustaka. motivasi yang baik juga ditunjukkan dengan sudah sesuainya kebijakan Kepala Bapusipda dalam penyediaan koleksi dan fasilitas di Bapusipda yang memotivasi pemustaka untuk senang berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan. d.Penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda terhadap brand

judgement pemustaka ditanggapi dengan respon positif pada kategori baik oleh pemustaka. Hubungan penyeleksian sumber daya manusia oleh Kepala Bapusipda dengan brand judgement termasuk kedalam tingkat signifikansi tinggi/kuat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penyeleksian karyawan yang ada saat ini menunjukkan prestasi kerja, kualitas, kedisiplinan dan kinerja yang baik. hanya saja penempatan karyawan belum sepenuhnya sesuai dengan aturan normatif yang ada.

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil pembahasan dan kesimpulan, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk kepemimpinan Kepala Bapusipda Jawa Barat sebagai berikut:

1. Mengenai kualitas dan kapasitas kerja karyawan, baiknya Bapusipda sebagai lembaga mapan di bawah naungan Pemerintah Provinsi sudah menempatkan karyawan sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Terlihat di


(3)

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lapangan, masih minimnya tenaga ahli yang berlatar belakang pendidikan perpustakaan sedangkan Bapusipda Provinsi Jawa Barat sudah menjadi perpustakaan bertaraf internasional;

2. Promosi yang dilakukan oleh Bapusipda sudah cukup baik, hanya saja kurang menyentuh ke kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Terlihat dari statistik keanggotaan, pengunjung dan peminjaman dari tahun ke tahun yang didominasi oleh kalangan intelektual seperti mahasiswa. Promosi ke lapangan dapat berupa penempatan mobil keliling di tempatkan di lokasi yang banyak terdapat masyarakat tidak mampu, lingkungan kumuh atau dapat pula membentuk perpustakaan rumah singgah. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan Bapusipda saja namun juga dapat melibatkan banyak pihak baik instansi maupun organisasi sosial lainnya sehingga pengembangan budaya baca dapat digalahkan dan diwujudkan bersama-sama;

3. Bapusipda baiknya secara aktif membentuk, membina dan menggerakkan masyarakat melalui komunitas perpustakaan. Kegiatan ini dapat dimulai dengan menjalin sinergitas antara Bapusipda dan sekolah. Sinergitas dapat berupa kerjasama dalam pengembangan kurikulum, penyediaan koleksi bahan pustaka, kartu cerdas perpustakaan dan lain sebagainya. Komunitas dinilai lebih efektif dan mampu menjaring masa lebih banyak untuk menularkan semangat cinta perpustakaan keseluruh ruang lingkup masyarakat. Hal ini dapat meringankan tugas dan fungsi Bapusipda dalam menjalankan perannya untuk menjangkau keberbagai lapisan masyarakat; 4. Mengenai koleksi, terlihat masih minimnya preservasi dan koleksi non

cetak yang dihimpun oleh Bapusipda. Bapusipda baiknya turut mengalih bentukkan koleksi ke dalam media noncetak yang dapat di akses pemustaka dimanapun berada. ada baiknya Bapusipda turut melanggan e-journal untuk memenuhi tantangan informasi intelektual yang lebih aktual.


(4)

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosada Karya. Arikunto, S. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arnold, David. (1996). Pedoman Manajemen Merek. Surabaya : Kentindo Soho. Bungin, Burhan . (2009). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.

Fahmi, Irham. (2011). Manajemen Pengambilan Keputusan. Bandung : Alfabeta. Folley, John. (2006). Balanced Brand. Jakarta: Transmedia.

Gill, Philip. et. al. (1997). The Public Library Service: IFLA/UNESCO Guidelines For Development. München : Saur.

Handoko, Hani T. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Bpfe- Yogyakarta.

Harsiwi. (2003). Hubungan Kepemimpinan transformasional dan karakteristik personal pemimpin. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol 5 (1) 1-13.

Haryono.(1998). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa dan Peran Serta Mayarakat terhadap Produktivitas Fiskal Pembangunan Desa. Disertasi Doktor pada Fakultas Ilmu Pemerintahan UNPAD Bandung : tidak diterbitkan.

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hasibuan, Malayu. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Kartajaya, Hermawan. (2004). Hermawan Kertajaya On Brand Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : Mizan Pustaka.

Kartono. (2005). Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Kaswan. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Kommaruddin. (1994). Ensiklopedia Manajemen. Bandung : Kappa-Sigma. Luthans, Fred.(2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.


(5)

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mangkunegara,Anwar Prabu. (2003) Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama.

Mardalis. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana,Deddy. ( 2011). Ilmu Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Noe,Raymond A. et al. (2006). Human Resource Manajement (Terjemahan). Boston : Mc-Graw Hill.

Pasolong, Harbani. (2008). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta. Rakhmat. (2001). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Rosda

Richard L. Draft. (2003). Manajemen. Jakarta : Erlanggga.

Rohayati. (2009). Peran Bapusipda Provinsi Jawa Barat dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak. Skripsi pada Ilmu Perpustakaan Sunan Kalijaga

Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Simamora, Bilson. (2002). Aura Merk. Jakarta: Gramedia. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut : STKIP Garut Press.


(6)

Winda Monika, 2013

Hubungan Kepemimpinan Kepala Bapusipda Dengan Brand Judgement Pemustaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dokumen – Dokumen

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat. (2012). Statistik Pelayanan. Bandung : Bapusipda Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2012). Bandung : BPS Jawa Barat.

Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pengelolaan Perpustakaan pada Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat. (2005). Bandung : Bapusipda Jawa Barat.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/M.PAN/3/2009 Tentang Jabatan Fungsional Arsiparis Dan Angka Kreditnya. Jakarta : Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Perpustakaan. Jawa Barat : Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 Tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat.

Undang-Undang No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Indonesia : DPR RI Undang-Undang No 15 Tahun 2001 Tentang Merk. Indonesia : DPR RI