IDENTIFIKASI PROSES PENGOLAHAN GAMBIR ( Uncaria gambir Roxb ) DI SUMATERA BARAT.

(1)

IDENTIFIKASI PROSES PENGOLAHAN GAMBIR ( Uncaria gambir Roxb ) DI SUMATERA BARAT

OLEH : KARMELA PUTRI

07 117 003

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2011


(2)

IDENTIFIKASI PROSES PENGOLAHAN GAMBIR ( Uncaria gambir Roxb ) DI SUMATERA BARAT

OLEH : KARMELA PUTRI

07 117 003

SKRIPSI

SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2011


(3)

IDENTIFIKASI PROSES PENGOLAHAN GAMBIR ( Uncaria gambir Roxb ) DI SUMATERA BARAT

OLEH : KARMELA PUTRI

07 117 003

MENYETUJUI :

Dosen Pembimbing I

Neswati, S.TP, M.Si NIP. 197204122000032002

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir, Kesuma Sayuti , MS NIP. 1961 0428 1986032001

Dekan

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

(Prof. Dr. Ir. Fauzan Azima, MS) NIP.195510131985031100

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

\

(Dr. Ir. Novelina. MS) NIP. 195611071986032001


(4)

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Sarjana Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang

pada tanggal 8 Desember 2011

No. Nama Tanda Tangan Jabatan

1.

2.

3.

4.

5.

Dr. Ir. Novelina, MS

Tuti Anggraini, S.TP, MP, PhD

Neswati, S.TP, M.Si

Dr. Ir. Kesuma Sayuti, MS

Ir. Aisman, M.Si

( )

( )

( )

( )

( )

Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan Penelitian ... 2

1.3Manfaat Penelitian ... 2

1.4Hipotesis Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambir ... 3

2.1.1 Botani Tanaman Gambir ... 3

2.1.2 Pengolahan Gambir ... 4

2.1.3 Komposisi Gambir ... 6

2.1.4 Kualitas Gambir ... 8

III.METODA PENELITIAN 3.1Tempat dan Waktu ... 11

3.2Bahan dan Alat ... 11

3.3Metoda Penelitian ... 11

3.4Pelaksanaan Penelitian ... 11

3.5Pengamatan ... 11

3.5.1Pengamatan Terhadap Warna ... 12

3.5.2Penetapan Rendemen Gambir ... 12

3.5.3Penentuan Kadar Catechin dari Gambir ... 12

3.5.4Analisa Kadar Air (Metoda Oven) ... 14

3.5.5Analisa Kadar Abu ... 14

3.5.6Bahan yang Tidak Larut dalam Air ... 15


(6)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Topografi Wilayah ... 16

4.1.1 Topografi Kenagarian Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan .... 16 4.1.2 Topografi Kenagarian Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX ... 16

4.1.3 Topografi Kenagarian Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru ... 17

4.2 Survey Lapangan ... 17

4.2.1 Proses Pengolahan Gambir ... 17

4.2.1.1Proses pengolahan gambir di Siguntur ... 17

4.2.1.2Proses pengolahan gambir di Lubuak Alai ... 19

4.2.1.3Proses pengolahan gambir di Gunung Malintang ... 22

4.3Perbedaan Kedudukan dan Alat pada Pengolahan gambir di Kenagarian Siguntur, Lubuak Alai, dan Gunung Malintang ... 24

4.4Hasil Analisa Laboratorium ... 24

4.4.1 Warna ... 24

4.4.2 Rendemen ... 25

4.4.3 Catechin ... 26

4.4.4 Kadar Air ... 27

4.4.5 Kadar Abu ... 28

4.4.6 Kadar Bahan Tak Larut dalam Air ... 29

4.4.7 Kadar Bahan Tak Larut dalam Alkohol ... 30

4.5Perbandingan Antara Rendemen dan Mutu Gambir di Sumatra Barat 31 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 32

5.2Saran ... 32

RINGKASAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komponen yang terdapat dalam gambir ... 6

2. Kualitas Gambir berdasarkan warna, bentuk cetakan, dan jumlah gambir per Kg ... 9

3. Persyaratan Mutu Gambir ( SNI 01-3391-1994 ) ... 9

4. Persyaratan Mutu Gambir (SNI 01-3391-2000)... 10

5. Perbedaan Kedudukan dan Alat pada Pengolahan gambir di Kenagarian Siguntur, Lubuak Alai, dan Gunung Malintang ... 24

6. Pengamatan Terhadap Warna ... 24

7. Nilai Pengamatan Terhadap Rendemen ... 25

8. Nilai Pengamatan Terhadap Catechin ... 26

9. Nilai Pengamatan Terhadap Kadar Air ... 27

10.Nilai Pengamatan Terhadap Kadar Abu ... 28

11.Nilai Pengamatan Terhadap Bahan Tidak Larut Air ... 29

12.Nilai Pengamatan Terhadap Bahan Tidak Larut Alkohol ... 30

13.Perbandingan Rendemen dan Mutu Gambir diSumtra Barat ... 30


(8)

Lampiran Halaman

1. Diagram Alir Pengolahan Gambir ... 38

2. Proses pengolahan gambir di Sumatra Barat ... 39

3. Gambir Siguntur, Lubuak Alai, dan Gunung Malintang ... 42

4. Quisioner ... 43


(9)

Gambar Halaman 1. Diagram Perbandingan Rendemen dan Mutu Gambir di


(10)

vii

IDENTIFIKASI PROSES PENGOLAHAN GAMBIR ( Uncaria gambir Roxb ) DI SUMATERA BARAT

Abstrak

Penelitian mengenai identifikasi proses pengolahan gambir ( Uncaria gambir roxb ) di Sumatera Barat telah dilakukan pada tiga daerah yang berbeda yang merupakan sentral produksi gambir di Sumatera Barat yaitu Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan, Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX, dan Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Analisis dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas mulai bulan Juli sampai Agustus 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan gambir di Sumatera Barat yang nantinya akan bermanfaat bagi petani untuk mendapatkan informasi tentang rendemen dan mutu gambir di daerah Sumatera Barat.

Penelitian ini dilaksanakan di Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan, Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Koto baru, dan Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX yang merupakan tempat produksi gambir, dengan menggunakan menggunakan metode wawancara, quisioner, dan pelaksanan lansung ke tempat / lokasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling pada masing-masing kenagarian. Pelaksanaan penelitian ini dengan cara mengidentifikasi pengolahan gambir di Sumatera Barat dan menganalisis mutu gambir tersebut yang berada pada tiga Kenagarian yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendeman, kadar air, kadar abu, bahan tak larut dalam air, bahan tak larut dalam alkohol, dan catechin dari masing

– masing daerah yaitu daerah Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan yaitu 13,11 %, 12,95 %, 3,8 %, 7,15 %, 12,73 %,57,33 %; daerah Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX yaitu 13,67 %, 9,77 %, 19,53 %, 13,53 %, 14,71 %, 48,88 %, dan daerah Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru yaitu 17,73 %, 9,45 %, 2,46 %, 7,84 %, 14,35 %, 55,68 %.


(11)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambir adalah ekstrak daun dan ranting tanaman Uncaria gambir ( Hunter ) Roxb yang dikeringkan, tanaman ini pantas menyandang gelar tanaman serba guna, karena tidak penyirih saja yang membutuhkannya sebagai teman pinang dan sirih. Gambir berperan juga di berbagai industri minuman, kosmetik, obat-obatan, dan lain-lain ( Aisman, Novizar, dan Djalal, 1999).

Indonesia adalah pengekspor utama gambir. Pada saat ini pusat produksi berada di Sumatera Barat, walaupun propinsi Jambi, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan juga menghasilkan komoditi ini. Sumatera Barat tanaman gambir tumbuh dengan baik di daerah Lima Puluh Kota, Pesisir Selatan dan daerah tingkat II lainnya. Di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 11937 Ha dengan produksi 7379 ton pertahun. Di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 2469 Ha dengan produksi 688 ton pertahun dan Kabupaten lainnya seluas 175 Ha yang sebahagian besar belum berproduksi ( Anonim, 2011).

Walaupun Indonesia pengekspor gambir satu – satunya di dunia, tetapi harga gambir di tingkat petani masih lemah. Harga gambir yang dinikmati petani jauh lebih kecil dari harga yang berlaku di dunia international. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditas gambir adalah pasar gambir yang saat ini masih mengandalkan pasar perantara yaitu India. Dengan demikian untuk menembus pasar ekspor secara langsung merupakan hal yang penting untuk saat ini. Konsekuensinya, kita harus menyiapkan apa yang disyaratkan oleh pembeli dari luar negeri baik kualitas, kuantitas, maupun kontunuitas ( Nazir, 2000).

Gambir yang berada di pasar lokal sampai saat ini masih rendah mutunya. Hal ini disebabkan oleh cara pengolahan gambir yang masih sederhana, penanganan, dan perlakuan pasca panen tanaman gambir masih belum baik. Selain itu masih ada pihak petani atau pengolah gambir yang masih mencampur gambirnya dengan bahan lain dengan maksud untuk menambah berat dari gambir tersebut. Untuk mendapatkan gambir dengan warna yang baik petani juga mencampurnya dengan pupuk. Tindakan ini akan menurunkan citra gambir di pasar international.

Peralatan dan cara pengolahan gambir yang dilakukan petani di Sumatera Barat masih tradisional dimana aspek kebersihan dan efisiensi belum banyak mendapat perhatian sehingga rendemen dan mutu gambir yang digunakan masih rendah. Hasil pemantauan Kanwil Departemen Perindustrian Sumatera Barat memperlihatkan, bahwa rendemen yang diperoleh petani baru sekitar 2 %, sedangkan kandungan getah gambir yang diperkirakan sekitar 7 % ( Sait, et al, 1998 di dalam Suhardi, 1995).


(12)

Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul : ”

Identifikasi Proses Pengolahan Gambir (Uncaria gambir Roxb)di Sumatera Barat .

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan gambir di Sumatera Barat.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada petani tentang rendemen dan mutu gambir di Sumatera Barat dengan tiga lokasi yang berbeda.

1.4 Hipotesis Penelitian


(1)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komponen yang terdapat dalam gambir ... 6

2. Kualitas Gambir berdasarkan warna, bentuk cetakan, dan jumlah gambir per Kg ... 9

3. Persyaratan Mutu Gambir ( SNI 01-3391-1994 ) ... 9

4. Persyaratan Mutu Gambir (SNI 01-3391-2000)... 10

5. Perbedaan Kedudukan dan Alat pada Pengolahan gambir di Kenagarian Siguntur, Lubuak Alai, dan Gunung Malintang ... 24

6. Pengamatan Terhadap Warna ... 24

7. Nilai Pengamatan Terhadap Rendemen ... 25

8. Nilai Pengamatan Terhadap Catechin ... 26

9. Nilai Pengamatan Terhadap Kadar Air ... 27

10.Nilai Pengamatan Terhadap Kadar Abu ... 28

11.Nilai Pengamatan Terhadap Bahan Tidak Larut Air ... 29

12.Nilai Pengamatan Terhadap Bahan Tidak Larut Alkohol ... 30

13.Perbandingan Rendemen dan Mutu Gambir diSumtra Barat ... 30


(2)

Lampiran Halaman

1. Diagram Alir Pengolahan Gambir ... 38

2. Proses pengolahan gambir di Sumatra Barat ... 39

3. Gambir Siguntur, Lubuak Alai, dan Gunung Malintang ... 42

4. Quisioner ... 43


(3)

Gambar Halaman 1. Diagram Perbandingan Rendemen dan Mutu Gambir di


(4)

vii

IDENTIFIKASI PROSES PENGOLAHAN GAMBIR ( Uncaria gambir Roxb ) DI SUMATERA BARAT

Abstrak

Penelitian mengenai identifikasi proses pengolahan gambir ( Uncaria gambir roxb ) di Sumatera Barat telah dilakukan pada tiga daerah yang berbeda yang merupakan sentral produksi gambir di Sumatera Barat yaitu Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan, Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX, dan Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Analisis dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas mulai bulan Juli sampai Agustus 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan gambir di Sumatera Barat yang nantinya akan bermanfaat bagi petani untuk mendapatkan informasi tentang rendemen dan mutu gambir di daerah Sumatera Barat.

Penelitian ini dilaksanakan di Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan, Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Koto baru, dan Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX yang merupakan tempat produksi gambir, dengan menggunakan menggunakan metode wawancara, quisioner, dan pelaksanan lansung ke tempat / lokasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling pada masing-masing kenagarian. Pelaksanaan penelitian ini dengan cara mengidentifikasi pengolahan gambir di Sumatera Barat dan menganalisis mutu gambir tersebut yang berada pada tiga Kenagarian yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendeman, kadar air, kadar abu, bahan tak larut dalam air, bahan tak larut dalam alkohol, dan catechin dari masing – masing daerah yaitu daerah Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan yaitu 13,11 %, 12,95 %, 3,8 %, 7,15 %, 12,73 %,57,33 %; daerah Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX yaitu 13,67 %, 9,77 %, 19,53 %, 13,53 %, 14,71 %, 48,88 %, dan daerah Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru yaitu 17,73 %, 9,45 %, 2,46 %, 7,84 %, 14,35 %, 55,68 %.


(5)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambir adalah ekstrak daun dan ranting tanaman Uncaria gambir ( Hunter ) Roxb yang dikeringkan, tanaman ini pantas menyandang gelar tanaman serba guna, karena tidak penyirih saja yang membutuhkannya sebagai teman pinang dan sirih. Gambir berperan juga di berbagai industri minuman, kosmetik, obat-obatan, dan lain-lain ( Aisman, Novizar, dan Djalal, 1999).

Indonesia adalah pengekspor utama gambir. Pada saat ini pusat produksi berada di Sumatera Barat, walaupun propinsi Jambi, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan juga menghasilkan komoditi ini. Sumatera Barat tanaman gambir tumbuh dengan baik di daerah Lima Puluh Kota, Pesisir Selatan dan daerah tingkat II lainnya. Di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 11937 Ha dengan produksi 7379 ton pertahun. Di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 2469 Ha dengan produksi 688 ton pertahun dan Kabupaten lainnya seluas 175 Ha yang sebahagian besar belum berproduksi ( Anonim, 2011).

Walaupun Indonesia pengekspor gambir satu – satunya di dunia, tetapi harga gambir di tingkat petani masih lemah. Harga gambir yang dinikmati petani jauh lebih kecil dari harga yang berlaku di dunia international. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditas gambir adalah pasar gambir yang saat ini masih mengandalkan pasar perantara yaitu India. Dengan demikian untuk menembus pasar ekspor secara langsung merupakan hal yang penting untuk saat ini. Konsekuensinya, kita harus menyiapkan apa yang disyaratkan oleh pembeli dari luar negeri baik kualitas, kuantitas, maupun kontunuitas ( Nazir, 2000).

Gambir yang berada di pasar lokal sampai saat ini masih rendah mutunya. Hal ini disebabkan oleh cara pengolahan gambir yang masih sederhana, penanganan, dan perlakuan pasca panen tanaman gambir masih belum baik. Selain itu masih ada pihak petani atau pengolah gambir yang masih mencampur gambirnya dengan bahan lain dengan maksud untuk menambah berat dari gambir tersebut. Untuk mendapatkan gambir dengan warna yang baik petani juga mencampurnya dengan pupuk. Tindakan ini akan menurunkan citra gambir di pasar international.

Peralatan dan cara pengolahan gambir yang dilakukan petani di Sumatera Barat masih tradisional dimana aspek kebersihan dan efisiensi belum banyak mendapat perhatian sehingga rendemen dan mutu gambir yang digunakan masih rendah. Hasil pemantauan Kanwil Departemen Perindustrian Sumatera Barat memperlihatkan, bahwa rendemen yang diperoleh petani baru sekitar 2 %, sedangkan kandungan getah gambir yang diperkirakan sekitar 7 % ( Sait, et al, 1998 di dalam Suhardi, 1995).


(6)

Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul : ” Identifikasi Proses Pengolahan Gambir (Uncaria gambir Roxb)di Sumatera Barat .

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan gambir di Sumatera Barat.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada petani tentang rendemen dan mutu gambir di Sumatera Barat dengan tiga lokasi yang berbeda.

1.4 Hipotesis Penelitian