DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI.
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM
MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM
DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure
Oleh:
MOLINDA HOTMAULY BR. MANIK 1001927
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP
SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
Oleh:
Molinda Hotmauly Br. Manik
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure pada
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Molinda Hotmauly Br. Manik 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
MOLINDA HOTMAULY BR MANIK
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE
TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005
Pembimbing II
Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001
(4)
(5)
“DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP
SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI”
MOLINDA HOTMAULY BR. MANIK 1001927
ABSTRAK
Peningkatan kunjungan wisatawan ke pulau Bali di khawatirkan akan membawa dampak buruk seperti kerusakan lingkungan, sehingga sebagian dari masyarakat masih ada yang memiliki pemikiran negatif terhadap pembangunan pariwisata saat ini. Mereka beranggapan bahwa pariwisata akan merusak lingkungan dan membawa dampak buruk bagi kebudayaan yang sudah mereka pegang selama ini. Dampak tersebut juga di khawatirkan akan merusak keberlangsungan masa yang akan datang. Dalam mengatasi hal-hal negatif seperti disebutkan di atas maka saat ini beberapa perusahaan memiliki departemen yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan atau kewajiban sosial perusahaan yang kita kenal sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian ini akan meneliti dampak pelaksanaan CSR terhadap suistainibility di Desa Ungasan Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Terdapat dua variabel dalam penelitian yaitu CSR dan Sustainable Tourism Development. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis t-test dengan metode paired sample test. Responden dalam penelitian ini yaitu masyarakat Banjar Kelod Desa Ungasan Bali sebanyak 90 responden. Berdasarkan hasil penelitian, tanggapan masyarakat terhadap program CSR yang dilaksanakan oleh Banyan Tree Ungasan Resort di desa Ungasan Bali adalah sangat baik dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sustainable Tourism Development di Desa Ungasan, Bali sebelum dan sesudah dilaksanakannya program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort menurut tanggapan masyarakat mengalami peningkatan. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan atau perubahan secara signifikan atau nyata sebelum dan sesudah pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Sustainable Tourism Development, Banyan Tree Ungasan Bali.
(6)
iii
“THE IMPACT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) OF
BANYAN TREE RESORT IN SUPPORTING THE CONCEPT OF SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT IN DESA UNGASAN BALI”
MOLINDA HOTMAULY BR. MANIK 1001927
ABSTRACT
The increase in tourist visits to the island of Bali in fear will bring adverse effects such as damage to the environment, so most of the people are still there who have negative thoughts towards the development of tourism today. They thought that would damage the environment and tourism bring harm to their culture that they have been held so far. The impact would also tend to undermine the sustainability of the future. In overcoming such negative things mentioned above, today some companies have a department that is responsible for carrying out an activity or social obligations that we know as the company's Corporate Social Responsibility (CSR). This study will examine the impact of CSR on the village sustainability Ungasan Bali. The method used in this research is descriptive quantitative method. There are two variables in the study of CSR and Sustainable Tourism Development. The analysis used in this study is the analysis of t-test with paired sample method. Respondents in this study are the communities Kelod Banjar Bali Ungasan village 90 respondents. Based on the research results, the public response to the corporate social responsibility program that is implemented by Banyan Tree Ungasan Ungasan Village Resort in Bali is very good and gave benefit to society. Sustainable Tourism Development in the village of Ungasan, Bali prior to the implementation of corporate social responsibility program Banyan Tree Ungasan Resort or before 2010 according to public response and after 2010 until now has increase. This study shows that there are significant differences or changes or real before and after the implementation of corporate social responsibility program Banyan Tree Ungasan Resort.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Sustainable Tourism Development, Banyan Tree Ungasan Bali.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.5 Sistematika Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Corporate Social Responsibility ... 10
2.1.2 Sustainable Tourism Development ... 16
2.1.3 Corporate Social Responsibility Terhadap Sustainable Tourism Development ... 22
2.2 Kerangka Pemikiran ... 22
2.3 Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 25
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 26
3.2.1 Metode Penelitian... 26
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 26
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 29
3.3.1 Populasi ... 29
(8)
3.3.3 Teknik Sampling ... 31
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.6 Instrumen Penelitian... 33
3.6.1 Pendekatan Skala Likert ... 34
3.6.2 Method of Successive Interval (MSI) ... 35
3.6.3 Garis Kontinum ... 37
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian... 38
3.7.1 Uji Validitas ... 38
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 39
3.7.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
3.8 Rancangan Analisis Data ... 43
3.8.1 Analisis Deskriptif ... 44
3.8.2 Uji Persyaratan Analisis ... 44
3.8.3 Hasil Uji Persyaratan Analisis ... 44
3.8.4 Analisis Paired Sample T test ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 48
4.2 Profil Masyarakat Banjar Kelod Desa Ungasan Bali ... 54
4.2.1 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin . 54 4.2.2 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Pekerjaan dan Tingkat Penghasilan ... 55
4.3 Program CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 58
4.3.1 Economic Responsibilities ... 59
4.3.2 Legal Responsibilities ... 61
4.3.3 Ethical Responsibilities ... 63
4.3.4 Philantropic Responsibilities ... 65
4.3.5 Rekapitulasi Tanggapan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan ResortI ... 68
4.4 Sustainable Tourism Development Desa Ungasan Bali ... 71
(9)
ix
4.4.2 Cultural Sustainability ... 76
4.4.3 Economic Sustainability ... 80
4.4.4 Local Sustainability ... 84
4.4.5 Rekapitulasi Tanggapan Masyarakat Terhadap Sustainable Tourism Development di Desa Ungasan Bali ... 89
4.5 Dampak Pelaksanaan Corporate Social Responsibility dalam Mendukung Konsep Sustainable Tourism Development di Desa Ungasan Bali ... 93
4.5.1 Paired Sample Statistics ... 93
4.5.2 Paired Samples Correlations... 94
4.5.2 Pengujian Hipotesis ... 95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 98
5.2 Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Provinsi Bali ... 2
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Melalui Pintu Masuk Bandara ... 2
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 32
Tabel 3.3 Skor Pernyataan Skala Likert ... 35
Tabel 3.4 Tabel Klasifikasi Kelompok Interval ... 38
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pelaksanaan CSR Banyan Tree Resort ... 41
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sustainable Tourism Development ... 42
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sustainable Tourism Development ... 43
Tabel 3.8 Uji Normalitas ... 45
Tabel 4.1 Tanggapan Masyarakat Terhadap Economic Responsibilities ... 59
Tabel 4.2 Tanggapan Masyarakat Terhadap Legal Responsibilities ... 61
Tabel 4.3 Tanggapan Masyarakat Terhadap Ethical Responsibilities ... 63
Tabel 4.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap Philantropic Responsibilities ... 66
Tabel 4.5 Tanggapan Masyarakat Terhadap Program CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 68
Tabel 4.6 Tanggapan Masyarakat Terhadap Ecological Sustainability Sebelum Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 71
Tabel 4.7 Tanggapan Masyarakat Terhadap Ecological Sustainability Sesudah Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 74
Tabel 4.8 Tanggapan Masyarakat Terhadap Cultural Sustainability Sebelum Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 77
Tabel 4.9 Tanggapan Masyarakat Terhadap Cultural Sustainability Sesudah Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 79
(11)
xi
Tabel 4.10 Tanggapan Masyarakat Terhadap Economic Sustainability Sebelum
Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 81
Tabel 4.11 Tanggapan Masyarakat Terhadap Economic Sustainability Sesudah Pelaksanaan Banyan Tree Ungasan Resort ... 83
Tabel 4.12 Tanggapan Masyarakat Terhadap Local Sustainability Sebelum Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 85
Tabel 4.13 Tanggapan Masyarakat Terhadap Local Sustainability Sesudah Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 87
Tabel 4.14 Tanggapan Masyarakat Terhadap Sustainabile Tourism Development Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort ... 89
Tabel 4.15 Paired Sample Statistics ... 93
Tabel 4.16 Paired Samples Correllations ... 94
Tabel 4.17 Tabel Korelasi Pearson ... 94
(12)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Carroll’s pyramid of CSR ... 15
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 23
Gambar 3.1 Denah Lokasi Desa Ungasan Bali ... 25
Gambar 4.1 Presidential Villa... 50
Gambar 4.2 Main Swimming Pool ... 50
Gambar 4.3 Main Bedroom ... 50
Gambar 4.4 Banyan Tree Beach ... 50
Gambar 4.5 Lobby ... 50
Gambar 4.6 Ju-Ma-Na Restaurant ... 50
Gambar 4.7 Diagram Profil Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
Gambar 4.8 Diagram Profil Masyarakat Berdasarkan Usia ... 55
Gambar 4.9 Diagram Profil Masyarakat Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 56
Gambar 4.10 Diagram Profil Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 57
Gambar 4.11 Diagram Profil Masyarakat Berdasarkan Tingkat Penghasilan .... 58
Gambar 4.12 Garis Kontinum Economic Responsibilities ... 60
Gambar 4.13 Garis Kontinum Legal Responsibilities ... 62
Gambar 4.14 Garis Kontinum Ethical Responsibilities ... 65
Gambar 4.15 Garis Kontinum Philantropic Responsibilities ... 67
Gambar 4.16 Garis Kontinum Rekapitulasi Corporate Social Responsibility .... 70
Gambar 4.17 Garis Kontinum Ecological Sustainability ... 73
Gambar 4.18 Garis Kontinum Ecological Sustainability ... 76
Gambar 4.19 Garis Kontinum Cultural Sustainability ... 78
Gambar 4.20 Garis Kontinum Cultural Sustainability ... 80
Gambar 4.21 Garis Kontinum Economic Sustainability ... 82
Gambar 4.22 Garis Kontinum Economic Sustainability ... 84
Gambar 4.23 Garis Kontinum Local Sustainability ... 86
Gambar 4.24 Garis Kontinum Local Sustainability ... 88
Gambar 4.25 Garis Kontinum Sustainabile Tourism Development ... 91
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Indonesia memiliki keanekaragaman dalam hal kebudayaan dan sumber daya alamnya. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat yang dimiliki oleh Indonesia untuk dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung maupun mengelilingi Indonesia untuk menelusuri keindahan alam dan budayanya.
Industri perhotelan ataupun pariwisata di Indonesia semakin berkembang pesat dan menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Hal ini pun dapat didukung dengan penentuan lokasi yang strategis maupun banyaknya fasilitas dan sarana hiburan yang terdapat di kota tersebut, sehingga menambah daya tarik bagi hotel maupun kota wisata tersebut. Hal ini pun menyebabkan banyaknya pengusaha yang membangun chain hotel maupun resort serta berbagai macam restoran dan destinasi yang beragam. Namun tidak semua pihak melakukan tanggung jawab sepenuhnya.
Tak lepas dari keindahan pulau-pulau yang dimiliki oleh Indonesia, Bali yang dikenal juga sebagai pulau dewata merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang memiliki banyak pengunjung baik domestik maupun mancanegara dikarenakan keindahan pantai dan kebudayaan serta adat istiadat dan keagamaan yang dimiliki oleh masyarakat Bali. Bali memiliki banyak sekali hotel maupun resort dari bintang lima hingga hotel-hotel melati, dan banyaknya restaurant maupun destination dining yang sangat menarik untuk dikunjungi, berbagai pertunjukkan budaya seperti tari kecak atau tari legong, serta berbagai destinasi wisata selain pantai seperti kebun binatang ataupun rafting.
Perkembangan pariwisata nasional salah satunya dapat kita lihat melalui jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi Bali melalui data statistik yang diberitahukan oleh Dinas Pariwisata Pemerintahan Provinsi Bali dengan data kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik dari tahun 2008-2012 pada tabel 1.1.
(14)
2
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Provinsi Bali
Tahun Wisatawan
Mancanegara
Wisatawan Domestik
Jumlah Wisatawan
2008 1.968.892 2.898.794 4.867.686
2009 2.229.945 3.521.135 5.751.080
2010 2.493.058 4.646.343 7.139.401
2011 2.756.579 5.675.121 8.431.700
2012 2.892.019 6.063.558 8.955.577
Sumber: Dinas Pariwisata Pemerintahan Provinsi Bali
Melihat banyaknya jumlah kunjungan wisatawan ke provinsi Bali dapat menyimpulkan bahwa Prov. Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan tabel informasi data yang diinformasikan oleh Badan Pusat Statistik pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Melalui Pintu Masuk Bandara
Pintu Masuk 2012 2013
Soekarno-Hatta 2.053.850 2.240.502
Ngurah Rai 2.902.25 3.241.889
Batam 1.219.608 1.335.430
Kualanamu/Polonia 205.845 225.550
Tanjung Pinang 103.785 99.593
Tanjung Uban 336.547 318.514
Husein Sastranegara 146.736 176.318 Sumber: Badan Pusat Statistik No. 12/02/Th. XVII, 3 Februari 2014
(15)
3
Melihat dari banyaknya kunjungan ke pulau Bali ini di khawatirkan akan membawa dampak buruk seperti kerusakan lingkungan, sehingga sebagian dari masyarakat masih ada yang memiliki pemikiran negatif terhadap pembangunan pariwisata saat ini. Mereka beranggapan bahwa pariwisata akan merusak lingkungan dan membawa dampak buruk bagi kebudayaan yang sudah mereka pegang selama ini seperti banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dan yang dipercaya dapat mengubah kultur dan budaya masyarakat sekitar yang menganggap bahwa kebudayaan bebas yang dibawa oleh wisatawan mancanegara dapat merusak kebudayaan masyarakat sekitar.
Namun tidak salah bila masyarakat memiliki pemikiran seperti itu. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yaitu secara ekonomis, sosial dan budaya, namun jika pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat, seperti permasalahan dimana masyarkat memperebutkan air dikarenakan pihak hotel atau resort yang menggunakan banyak asupan air sehingga mengurangi sumber air masyarakat, ataupun juga seperti pembuangan limbah sembarangan.
Undang-Undang R.I. No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan agar sumber daya dan modal kepariwisataan dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan daya tarik wisata dan destinasi di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.
Dalam peraturan daerah provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang kepariwisataan budaya bali dalam bab 1 pasal 1 point 14 mengatakan:
“ Kepariwisataan Budaya Bali adalah kepariwisataan Bali yang berlandaskan kepada Kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah
(16)
4
Tri Hita Karana sebagai potensi utama dengan menggunakan kepariwisataan sebagai wahana aktualisasinya, sehingga terwujud hubungan timbal-balik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan yang membuat keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, kelestarian budaya dan lingkungan “.
Menurut Anom pengembangan kepariwisataan di Bali diharapkan dapat meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, pendapatan negara, daerah, dan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat lokal dengan terus mewujudkan pelestarian lingkungan dan revitalisasi sosial budaya masyarakat. Sektor pariwisata merupakan salah satu lokomotif perekonomian Bali dan merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya dari pajak hotel dan restauran, untuk itu harus terus diupayakan peningkatan sektor pariwisata sesuai dengan potensi daerah bersinergi dengan sektor lain maupun dengan koordinasi yang baik antar kabupaten/kota di Bali serta semua stakeholders pariwisata agar pembangunan kepariwisataan Bali bisa berkelanjutan.
Dalam mengatasi hal-hal negatif seperti disebutkan di atas maka saat ini beberapa perusahaan memiliki departemen yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan atau kewajiban sosial perusahaan yang kita kenal sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam beberapa perusahaan ada yang memiliki departemen Corporate Social Responsibility (CSR) langsung, ada juga yang ditangani oleh Public Relation Department dan ada juga yang ditangani oleh bagian Human Resources. Definisi Corporate Social Responsibility menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.
Namun masih banyak perusahaan yang belum menerapkan program tanggung jawab sosial ini pada perusahaannya atau ada juga yang menjadikan
(17)
5
program ini sebagai ajang promosi untuk meningkatkan citra perusahaan mereka di mata masyarakat, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada kemungkinan beberapa perusahaan yang sudah menerapkan program ini tetap saja tidak berhasil. Pada saat ini pembangunan pariwisata sebagian besar sudah menerapkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yaitu pembangunan yang menerapkan tanggung jawab sosial, dimana perusahaan tidak hanya mencari keuntungan untuk pribadi melainkan keuntungan yang didapatkan perusahaan dapat menjadi keuntungan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
World Tourism Organization (WTO) mengungkapkan bahwa
pembangunan berkelanjutan harus menganut empat prinsip yaitu Ecological Sustainability, Cultural Sustainability, Economic Sustainability dan Local Sustainability baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Di samping keberlanjutan sumber daya alam dan ekonomi, maka keberlanjutan kebudayaan merupakan sumber daya yang sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan. Pariwisata berkelanjutan akan tercapai bilamana ada kesinambungan pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya manusia, serta keberlanjutan ekonomi secara adil dan merata. Diharapkan hubungan di antara tiga elemen pariwisata, yaitu masyarakat setempat, wisatawan, dan sumber daya dapat berjalan secara seimbang dan harmonis serta terjaga kualitasnya.
Penggalian sumber kekayaan alam harus diusahakan tidak merusak lingkungan, sehingga harus dilaksanakan dengan kebijakan menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Untuk dapat menciptakan pembangunan berkelanjutan, pengelolaan sumber alam harus memperlihatkan keseimbangan lingkungan dan kelestarian kemampuannya, sehingga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat maupun bagi kepentingan generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan merupakan program nasional, bahkan program dunia sebagaimana dicetuskan oleh Komisi Khusus yang dibentuk PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yakni Komisi Dunia Lingkungan Hidup
(18)
6
dan Pembangunan (World Commision on Environment and Development) pada tahun 1987 dalam laporannya yang berjudul “Hari Depan Kita Bersama” (Our Common Future). Sebagai program nasional, maka menjadi kewajiban setiap orang untuk menyukseskannya dengan jalan berpikir berperilaku maupun berkarya yang didasarkan pada prinsip-prinsip hukum lingkungan (Putra, dkk, 2003, hlm. 151-152).
Diharapkan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility memiliki konsep pembangunan yang berkelanjutan, sehingga hasilnya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan itu sendiri melainkan dapat dirasakan juga oleh masyarakat sekitar dan juga berdampak positif bagi lingkungan sehingga keberlanjutan lingkungan dapat tetap terjamin sekalipun dengan adanya pembangunan dalam bidang pariwisata.
Banyan Tree Ungasan Bali merupakan salah satu resort bintang lima di Pulau Bali yang merupakan resort terbaik dengan mendapatkan penghargaan Indonesia Villa of the Year 2011/2012 oleh Indonesia Travel and Tourism Foundation. Selain itu Banyan Tree memiliki banyak cabang di berbagai negara seperti Cina, Korea Selatan, Thailand, Mexico, dll. Dengan adanya penghargaan ini tentu saja resort ini memiliki manajemen dan program yang baik, salah satunya dapat kita lihat melalui program corporate social responsibility yang mereka miliki. Ditambah dengan diraihnya penghargaan Tri Hita Karana 2013 dan juga Silver Certified 2014 oleh Earthcheck, yang dapat membuktikan bahwa Banyan Tree Resort Ungasan Bali merupakan salah satu resort bintang lima yang menerapkan konsep pelestarian lingkungan dan berjalan sesuai dengan ajaran agama Hindu sebagaiamana yang tercantum dalam peraturan daerah Prov. Bali mengenai kepariwisataan budaya.
Beberapa program corporate social responsibility yang sedang dilakukan oleh Banyan Tree Ungasan Resort Bali yaitu seperti penanaman pohon yang dilaksanakan setiap tahunnya, seedling yang setiap tahunnya menambah 3 orang anak, pelatihan Bahasa Inggris di resort untu anak-anak sekolah, penerapan Tri Hita Karana sebagai kewajiban resort dalam malaksanakan peraturan daerah, perekrutan karyawan lokal, pelaksanaan kesenian daerah tari
(19)
7
kecak dan legong di resort dengan menggunakan seniman lokal Desa Ungasan, kemudian melakukan acara keagamaan sesuai dengan adat setempat seperti pelaksanaan upacara memperingati hari jadi pura di resort. Program CSR yang dilakukan oleh Banyan Tree Ungasan Resort ini telah dilaksanakan dari tahun 2010 sesudah satu tahun resort ini beroperasi hingga saat ini dan juga Banyan Tree Resort memiliki program Green Imperative Fund yaitu program pengumpulan dana untuk program sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan perusahaan dalam menyediakan dukungan keuangan untuk lingkungan yang tak layak dan proyek berbasis masyarakat yang didapatkan dari sumbangan tamu yang menginap di Banyan Tree Resort yang dipatok dengan harga USD 2 setiap malamnya, tetapi itu berdasarkan kemauan dari tamu tersebut jika memang ingin menyumbang lebih atau tidak menyumbang sama sekali, tanpa adanya paksaan. Hal ini merupakan tindakan sosial yang dilakukan juga atau sudah ditetapkan oleh Banyan Tree Global atau beberapa chain resort Banyan Tree.
Melihat pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Banyan Tree
Resort dalam Mendukung Konsep Sustainable Tourism Development di
Desa Ungasan Bali”.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang berkaitan dengan dampak program corporate social responsibility dalam mendukung konsep sustainable tourism development yang dibatasi hanya untuk masyarakat di Banjar Kelod desa Ungasan. Rumusan masalah dari judul tersebut yaitu:
1. Bagaimana program Corporate Social Responsibility (CSR) Banyan Tree Ungasan Resort?
2. Bagaimana kondisi pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) di Banjar Kelod, Desa Ungasan Bali sebelum dan
(20)
8
sesudah pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Resort?
3. Adakah perbedaan secara signifikan terhadap kondisi Sustainable Tourism Development di Banjar Kelod, Desa Ungasan Bali sebelum dan sesudah pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Resort?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Menganalisis program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Bali.
2. Menganalisis pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) di Desa Ungasan Bali sebelum dan sesudah pelaksanaan program Corporate Social Banyan Tree.
3. Menganalisis perubahan atau perbedaan secara signifikan terhadap Sustainable Tourism Development di Banjar Kelod, Desa Ungasan Bali sesudah pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Resort.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang disiplin ilmu Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia Bandung mengenai pelaksanaan program Corporate Social Responsibility dan Sustainable Tourism Development.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran dan bahan masukan bagi pengelola Banyan Tree Ungasan Bali dalam mengembangkan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility di masa mendatang.
(21)
9
1.5Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian yang akan diangkat, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Berisi mengenai kajian mengenai corporate social responsibility dan sustainable tourism development. Serta berisi uraian kerangka pemikiran, dan hipotesis sementara penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi mengenai pembahasan metode penelitian yang digunakan, analisis, dan operasional konsep.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Berisi ulasan pokok mengenai pelaksanaan corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort dan dampaknya dalam mendukung konsep sustainable tourism development di desa Ungasan Bali.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Berisi mengenai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam pokok permasalahan. Penulisan diakhiri dengan saran-saran yang bersifat praktis maupun teoritis.
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Banjar Kelod, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung merupakan daerah berbukit, berbatasan dengan Kelurahan Jimbaran di sebelah utara, dan desa Pecatu di sebelah barat. Ditempuh hanya 40 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai dan hanya 20 menit dari kawasan Nusa Dua. Desa Ungasan berdekatan dengan pantai Pandawa, Dreamland, maupun Pantai Balangan. Dapat kita lihat denahnya pada gambar 3.1.
Gambar 3.1
Denah Lokasi Desa Ungasan Bali Sumber: Desa Ungasan Website 2013
(23)
26
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) dan analisisnya menggunakan statistik, dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Sugiyono (2011, hlm. 7) memberikan pendapat mengenai metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Selain itu menurut Wardiyanta penelitian deskriptif (Descriptive Research) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual, dan akurat. Di samping itu, penelitian ini sering juga digunakan untuk menguji suatu hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat (2006, hlm. 5).
Sementara, metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk analisis data yang bersifat kuantitatif juga, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel adalah unsur dari objek yang diteliti yang merupakan objek yang melekat pada objek penelitian tersebut. Sedangkan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
(24)
27
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservai dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2011, hlm. 38). Variabel dari penelitian ini adalah CSR dan sustainable tourism development di Desa Ungasan Banjar Kelod, Bali.
Penjabaran operasional dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Corporate Social Responsibility
(Archie B. Carrol dalam Liburd, J.J dan Edward, D. 2010, hlm. 112)
Economic Responsibilities
Tingkat kepedulian Banyan Tree dalam merekrut masyarakat lokal sebagai
karyawan resort Tingkat kepedulian Banyan
Tree dalam memberikan peluang kerja bagi
masyarakat lokal
Ordinal
Legal Responsibilities
Tingkat kepatuhan Banyan Tree dalam menjalankan
peraturan lokal Tri Hita Karana
Ordinal
Ethical Responsibilities
Tingkat kepatuhan Banyan Tree dalam melaksanakan
upacara/acara keagamaan masyarakat lokal
Ordinal
Tingkat keterlibatan masyarakat dalam acara
keagamaan yang diselenggarakan di Banyan
(25)
28
Tree
Tingkat penggunaan ornamen-ornamen kebudayaan lokal pada arsitek bangunan Banyan
Tree
Ordinal
Philantropic Responsibilities
Tingkat kepedulian Banyan Tree dalam menjaga kualitas
air di lingkungan sekitar
Ordinal
Tingkat kepedulian Banyan Tree dalam mempertahankan
dan memperluas ruang terbuka hijau di lingkungan
sekitar
Ordinal
Tingkat kepedulian Banyan Tree dalam memajukan
kualitas pendidikan masyarakat lokal Ordinal Sustainable Tourism Development
(World Tourism Organization dalam David, L.
Edgell, 2006, hlm. 18)
Ecological Sustainability
Tingkat kualitas udara, tanah dan kuantitas air serta
hewan-hewan liar di lingkungan sekitar
Ordinal
Tingkat ketersediaan air tanah bagi kebutuhan
masyarakat lokal
Ordinal
Cultural Sustainability
Tingkat eksistensi kesenian daerah
Ordinal
Tingkat ketahanan adat istiadat masyarakat lokal
(26)
29
dalam menghadapi modernisasi
Economic Sustainability
Tingkat peluang usaha masyarakat lokal
Ordinal
Tingkat kemudahan usia produktif dalam mendapatkan
pekerjaan Tingkat pendapatan
masyarakat lokal
Ordinal
Local Sustainability
Tingkat kualitas pendidikan/pengetahuan
masyarakat lokal
Ordinal
Tingkat kemajuan usaha dan bisnis masyarakat lokal
Ordinal
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti April 2014 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2011, hlm 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Desa Ungasan memiliki 13 Banjar, namun hanya salah satu banjar yang lebih didominasikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial oleh Banyan Tree Resort yaitu Banjar Kelod, dengan hal tersebut maka yang dijadikan populasi adalah masyarakat yang tinggal di Banjar Kelod, desa Ungasan, Bali.
3.3.2 Sampel Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ada kalanya populasi terlampau luas, oleh karena itu peneliti harus dapat mempertimbangkan sampel yang akan diambil. Arikunto (1998) menyatakan bahwa banyaknya sampel tergantung pada:
(27)
30
2. Sempit dan luasnya pengamatan setiap sampel, karena menyangkut banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.
Teknik pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang presentative dan mewakili maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 81) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006, hlm. 109). Berkaitan dengan pengertian tersebut sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat daerah Ungasan yang terkena dampak program pelaksanaan Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Bali.
Penelitian ini dalam menentukan jumlah sampelnya (n), digunakan teknik Slovin dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = kesalahan sampel yang dapat ditolelir
Melalui website resmi pemerintahan Desa Ungasan, Bali pada tahun 2013 menyediakan data jumlah penduduk Banjar Kelod Desa Ungasan, Bali pada tahun 2012 yaitu sebesar 881 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 403 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 478 orang.
(28)
31
Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut: N =
=
=
= 90
Berdasarkan perhitungan di atas jumlah sampel (n) minimal yang digunakan dalam penelitian adalah 90 orang. Dengan tingkat kesalahan yang dapat ditolerir sebesar 10%.
3.3.3 Teknik Sampling
Dalam menentukan teknik sampling peneliti mengacu pada teori Sugiyono (2011:81), “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian”, dengan menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengumpulan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Peneliti menggunakan sampling incidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan insidental bertemu dengan peneliti yang kemudian dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011, hlm. 85). Teknik sampling ini digunakan peneliti karena dalam penelitian tidak semua unsur populasi bersifat heterogen terlebih agar penelitian ini sesuai objek yang diteliti dibutuhkan masyarakat lokal Banjar Kelod Desa Ungasan Bali yang merasakan atau menerima dampak dari pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Jenis dan sumber data dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu data primer dan data sekunder.
(29)
32
a. Data Primer
Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber data yang dicari. Untuk memperoleh data primer, penulis menggunakan metode kuisioner dan wawancara untuk mengetahui dampak dari program tanggung jawab sosial Banyan Tree di Desa Ungasan Bali.
b. Data Sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Agar lebih jelas lagi berikut tabel 3.2 yang menjelaskan tentang jenis dan sumber data yang didapatkan penulis selama proses penyusunan penelitian ini.
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
No Data Sumber Data Jenis Data
1 Jumlah kunjungan wisatawan ke
Provinsi Bali
Dinas Pariwisata
Pemerintahan Provinsi Bali
Sekunder
2 Jumlah kunjungan wisatawan ke
Indonesia melalui pintu masuk bandara 2013
Badan Pusat Statistik No. 12/02/Th.XVII (2014)
Sekunder
3 Jumlah penduduk Banjar Kelod Desa Ungasan Bali 2012
Desa Ungasan Website (2013) Sekunder 4 Peta lokasi Banjar Kelod Desa Ungasan
Bali
Desa Ungasan Website (2013) Sekunder
5 Program Corporate Social
Responsibility Banyan Tree Ungasan Resort
Human Resources Banyan Tree Ungasan Resort (2013)
Sekunder
6 Persepsi masyarakat terhadap program CSR Banyan Tree Ungasan Resort
Kuisioner masyarakat Banjar Kelod, Desa Ungasan, Bali (2014)
Primer
7 Persepsi masyarakat terhadap kondisi sustainable tourism development di Desa Ungasan Bali sebelum dan sesudah pelaksanaan CSR Banyan Tree
Kuisioner masyarakat Banjar Kelod, Desa Ungasan, Bali (2014)
(30)
33
Ungasan Resort
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti April (2014)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
a. Studi Pustaka
Mengumpulkan berbagai data dari berbagai buku sumber yang memiliki hubungan dengan penelitian ini, seperti sustainability in the hospitality industry, tourism sustainable development, pembangunan yang berkelanjutan dan lain sebagainya.
b. Wawancara
Pedoman wawancara adalah pedoman yang digunakan untuk melakukan survei dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung tentang pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan kepada Human Resources Department Banyan Tree Ungasan Bali.
c. Penyebaran Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011, hlm. 142). Angket ini disebar kepada 90 responden yaitu masyarakat yang terkena dampak dari pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Bali.
d. E-literatur
Mengumpulkan data dari berbagai sumber di internet mengenai penelitian ini.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:102) “instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamanati”. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dalam peneliti ini didapatkan dari studi
(31)
34
literatur, website, serta data di Banyan Tree Ungasan Resort. Alat yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian yaitu kuisioner. Dalam penelitian ini, kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan prosedur:
1) Responden diberi kuisioner.
2) Setelah responden mengisi kemudian jawaban tersebut ditabulasi, diolah, dianalisis dan disimpulkan.
3.6.1 Pendekatan Skala Likert
Menurut Sugiyono (2010, hlm 93), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial. Menyusun setiap item instrumen dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan. Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative yang dapat berupa kata-kata serta setiap jawaban diberi bobot sesuai dengan urutannya.
Data mentah yang terkumpul dari kuisioner diolah agar memperoleh makna yang berguna. Setiap variabel yang dinilai diklasifikasikan ke dalam 5 kriteria skor. Digunakan skala pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi seseorang dengan skala likert untuk kedua variabel. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif atau sebaliknya. Skor pernyataannya dapat kita lihat pada tabel 3.3.
(32)
35
Tabel 3.3
Skor Pernyataan Skala Likert
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti April 2014
Selain itu instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Dalam penelitian ini digunakan tabel dengan bentuk checklist. Setelah mendapatkan data hasil kuisioner atau angket dari responden berdasarkan sampel penelitian maka dilakukanlah tahap selanjutnya yaitu memeriksa kembali kelengkapan jawaban angket responden yang sudah terkumpul, menerjemahkan hasil pernyataan responden ke dalam skor yang telah ditentukan, kemudian selanjutnya data tersebut digunakan sebagai bahan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas. Selain itu karena hasil data skala likert adalah data ordinal sedangkan analisis data menggunakan paired sample t-test yang membutuhkan data interval. Maka perlu mengkonversikan terlebih dahulu data yang didapat. Dalam penelitian ini alat untuk mengkonversikan data ordinal menjadi interval adalah Method of Successive Interval (MSI).
3.6.2. Method of Successive Interval (MSI)
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, hlm. 30) mentransformasikan data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik, di mana data setidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval).
(33)
36
MSI merupakan metode yang digunakan untuk mentransformasikan data dari ordinal menjadi interval dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
2. Pada setiap butir, ditentukan jumlah orang yang mendapat skor 1,2,3,4, dan 5 yang disebut dengan frekuensi.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan per kolom skor.
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas).
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
NS =
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus:
Nilai hasil transformasi : score = scale value minimum + 1
Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.
Untuk mengubah data skala ordinal menjadi skala interval digunakan aplikasi komputer Microsoft Excel. Berikut merupakan langkah-langkah untuk mentransformasikan data ordinal menjadi interval melalui Microsoft Excel, yaitu: 1. Input data skor jawaban yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada menu bar
3. Klik “Successive Interval” pada menu Analize, hingga muncul kotak dialog “Method of Succesive Interval”
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog input, selanjutnya blok skor yang akan diubah skalanya
(34)
37
5. Checklist (v) Input Label in Fairst now dalam kotak dialog tersebut
6. Pada “Option min value” isikan/pilihan 1 dan Max value ganti dengan skor tertinggi dalam angket/ kuisioner
7. Pada output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel selanjutnya, lalu klik “Ok”.
3.6.3. Garis Kontinum
Untuk mengklasifikasikan kelompok interval pada olahan data kuisioner, maka dibuat garis kontinum. Menurut Sudjana (2005, hlm. 79) rumus untuk menentukan jenjang interval adalah sebagai berikut:
NJI (Nilai Jenjang Interval) =
Dimana nilai NJI adalah interval untuk menentukan skor variabel yang akan diteliti berada pada posisi sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat rendah dari suatu variabel. Jika diumpamakan jumlah pernyataan suatu variabel adalah dua pernyataan dengan skor pernyataan terbesar adalah lima dan skor pernyataan terendah adalah satu dengan 90 responden, maka perhitungan garis kontinum adalah sebagai berikut:
Jumlah kriteria pernyataan : 5
Nilai tertinggi secara keseluruhan : (2 x 5 x 90) = 900 Nilai terendah adalah : (2 x 1 x 90) = 180
Selanjutnya dapat diketahui interval untuk mengklasifikasikan penilaian adalah:
NJI = 900 – 180 5
= 144
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai jenjang interval sebesar 144, maka klasifikasi penilaiannya dapat kita lihat pada tabel 3.4.
(35)
38
Tabel 3.4
Tabel Klasifikasi Kelompok Interval
No Pernyataan Skor
1 Sangat Tinggi/Sangat Baik 756 - 900
2 Tinggi/Baik 612 - 755
3 Cukup Tinggi/Cukup Baik 468 - 611
4 Rendah/Buruk 324 - 467
5 Sangat Rendah/Sangat Buruk 180 - 323 Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti Juni 2014
Sehingga garis kontinum akan berbentuk seperti Gambar 3.2 berikut ini :
SR/SBR R/BR CT/CB T/B ST/SB
180 324 468 612 756 900
(total skor) Gambar 3.2
Garis Kontinum Variabel Penelitian Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti Juni 2014
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df=n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P., 2011):
(36)
39
Keterangan:
r = koefisien korelasi butir/item n = jumlah subyek/ responden Ʃx = jumlah skor x
(Ʃx)2
= kuadrat jumlah skor x Ʃy = jumlah skor y
(Ʃx)2
= kuadrat jumlah skor y Ʃxy = jumlah hasil skor x dan y
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan ( ). Bila dari rumus di atas lebih besar dari maka butir tersebut valid dan sebaliknya.
Keputusan pengujian validitas instrumen adalah sebagai berikut:
1. Jika rhitung> rtabel, maupun nilai probabilitas statistik < (level of significant 5 %
= 0,05) maka instrumen diakatakan valid.
2. Jika rhitung> rtabel, maupun nilai probabilitas statistik > (level of significant 5 %
= 0,05) maka instrumen diakatakan tidak valid.
3.7.2 Uji Realibilitas
Menurut Notoatmodjo reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini peneliti mencari reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuisioner atau soal uraian. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach.
(37)
40
Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
n = Jumlah item pertanyaan yang di uji Σσ t2 = jumlah varians skor tiap-tiap item σ t2 = varians total
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,60 maka item pertanyan dinyatakan reliabel.
b. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,60 maka item pertanyan dinyatakan tidak reliabel.
3.7.3 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Dalam menguji validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian ini penulis menggunakan bantuan Microsoft Excel, dengan kriteria penolakan yaitu jika koefisien validitas > 0,361 maka instrumen penelitian valid, dan jika koefisien reliabilitas > 0,60 maka instrumen penelitian reliabel. Instrumen penelitian ini disebarkan kepada 30 reponden dengan 34 item pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan untuk variabel program Corporate Social Responsibility dan 24 pernyataan untuk Sustainable Tourism Development. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan skor instrumen yang kemudian dikelompokkan menurut valid atau tidaknya, reliabel atau tidaknya pernyataan-pernyataan tersebut. Penjelasan akan hasil validitas dan reliabilitas terdapat pada tabel 3.5, 3.6, dan 3.7.
(38)
41
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan
Resort
Variabel No
Item
Koefisien Validitas
Titik
Kritis Keterangan
Koefisien Reliabilitas
Titik
Kritis Keterangan
Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility
Banyan Tree Ungasan
Resort
1 0,372287 0,361 Valid
0,784146 0,60 Reliabel
2 0,546148 0,361 Valid
3 0,389317 0,361 Valid
4 0,751694 0,361 Valid
5 0,445675 0,361 Valid
6 0,732556 0,361 Valid
7 0,535509 0,361 Valid
8 0,822049 0,361 Valid
9 0,895305 0,361 Valid
10 0,68232 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti dengan Microsoft Excel Mei 2014
Berdasarkan tabel 3.4 bahwa dari 10 pernyataan dinyatakan bahwa semua pernyataan valid. Dimana semua pernyataan memenuhi persyaratan dengan nilai koefisien validitas lebih dari 0,361. Nilai koefisien reliabilitas variabel ini lebih dari titik kritis 0,60 atau dapat dibilang memenuhi syarat dan termasuk reliabel. Pada tabel 3.5 dan 3.6 menjelaskan validitas dan reliabilitas untuk variabel sustainable tourism development.
(39)
42
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Sustainable Tourism Development
Variabel No
Item
Koefisien Validitas
Titik
Kritis Keterangan
Koefisien Reliabilitas
Titik
Kritis Keterangan
Sebelum Pelaksanaan CSR Banyan
Tree Ungasan
Resort
1 0,862876 0,361 Valid
0,984089 0,60 Reliabel
2 0,856412 0,361 Valid
3 0,942348 0,361 Valid
4 0,943882 0,361 Valid
5 0,924306 0,361 Valid
6 0,90375 0,361 Valid
7 0,888747 0,361 Valid
8 0,919078 0,361 Valid
9 0,940122 0,361 Valid
10 0,94986 0,361 Valid
11 0,950031 0,361 Valid
12 0,928706 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti dengan Microsoft Excel Mei 2014
Berdasarkan tabel tabel 3.6 diatas semua pernyataan yaitu sebanyak 12 pernyataan dalam variabel ini nilai koefisien validitas nya lebih dari 0,361 dan dinyatakan valid semua. Begitu pula dengan nilai koefisien reliabilitasnya, dengan melebihi nilai titik kritis 0,60 maka dinyatakan pula reliabel.
(40)
43
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Sustainable Tourism Development
Variabel No
Item
Koefisien Validitas
Titik
Kritis Keterangan
Koefisien Reliabilitas
Titik
Kritis Keterangan
Sebelum Pelaksanaan CSR Banyan Tree Ungasan Resort
1 0,92947 0,361 Valid
0,60 Reliabel
2 0,921049 0,361 Valid
3 0,918412 0,361 Valid
4 0,893627 0,361 Valid
5 0,932431 0,361 Valid
6 0,894499 0,361 Valid
7 0,910184 0,361 Valid
8 0,925164 0,361 Valid
9 0,926547 0,361 Valid
10 0,93696 0,361 Valid
11 0,871771 0,361 Valid
12 0,941162 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti dengan Microsoft Excel Mei 2014
Berdasarkan tabel tabel 3.7 diatas semua pernyataan yaitu sebanyak 12 pernyataan dalam variabel ini nilai koefisien validitas nya lebih dari 0,361 dan dinyatakan valid semua. Begitu pula dengan nilai koefisien reliabilitasnya, dengan melebihi nilai titik kritis 0,60 maka dinyatakan pula reliabel.
3.8 Rancangan Analisis Data
Rancangan analisis data merupakan bagian integral dari proses penelitian yang dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak. Rancangan ini telah terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat merumuskan hipotesis. Artinya, rancangan analisis data hasil penelitian telah dipersiapkan mulai dari penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data yang
(41)
44
ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah dibuat. Untuk menjawab semua rumusan masalah tersebut dibutuhkan rancangan analisis data tertentu.
3.8.1 Analisis data Deskriptif
Analisis data dengan metode deskriptif yaitu gunanya untuk menggambarkan atau menganalisis data suatu penelitian. Rumusan masalah mengenai pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree dan bagaimana pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di desa Ungasan sebelum dan sesudah adanya pelaksanaan program tanggung jawab sosial Banyan Tree Resort akan dianalisis dengan metode deskriptif.
3.8.2 Uji Persyaratan Analisis
Analisis paired sample t test memiliki beberapa persyaratan statistik yang harus dipenuhi. Teknik analisis paired sample t test dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah untuk menentukan apakah sampel data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov–Smirnov. Untuk itu penulis melakukan uji normalitas kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan software SPSS statistics 20 for Window. Uji Kolmogorov–Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas <0,05 maka distribusi tidak normal. b. Jika nilai probabilitas >0,05 maka distribusi normal.
3.8.3 Hasil Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Pada pengujian normalitas peneliti menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, tabel yang akan menjelaskan hasil uji normalitas yaitu pada tabel 3.8.
(42)
45
Tabel 3.8 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sustainB sustainAf
N 90 90
Normal Parametersa,b Mean 41.7418 38.5148 Std. Deviation 7.66134 7.07197
Most Extreme Differences
Absolute .165 .143 Positive .143 .129 Negative -.165 -.143 Kolmogorov-Smirnov Z 1.569 1.355 Asymp. Sig. (2-tailed) .015 .051
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti Mei 2014
Sesuai dengan hasil pengolahan SPSS 20 diatas menunjukkan bahwa data yang diolah berdistribusi normal (poin a). Nilai signifikansi yang ditunjukkan sebesar 0,51 yang berarti nilanya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi.
3.8.4 Analisis Paired Sample T Test
Paired-Sample T Test adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Apabila suatu perlakuan tidak memberi pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol.
Paired Sampel t-test merupakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis beda dua rata-rata sampel untuk data yang berbentuk interval atau rasio. Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (hubungan antar variabel) dalam kaitannya untuk menghitung nilai r (kolerasi antara dua sampel) adalah Korelasi Pearson. Teknik Korelasi Pearson digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variable berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sujarweni, V.W. dan Endrayanto. P, 2011, hlm. 121-122). Rumusan masalah untuk melihat perbedaan atau perubahan yang terjadi
(43)
46
terhadap kondisi sustainable tourism development di Desa Ungasan Bali sesudah dilaksanakannya program CSR Banyan Tree Ungasan Resort dari tahun 2010 hingga sekarang seperti penanaman pohon, seedlings, perekrutan karyawan lokal, pelaksanaan Tri Hita Karana baik dari segi kebudayaan dan adat istiadat, mengikuti program earthcheck mengenai penjagaan dan pemeliharaan kualitas lingkungan, dan pelaksanaan kursus bahasa Inggris akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis paired sample t test. Rumus Paired Sample T-test adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2 = Deviasi standar sampel 1
= Deviasi standar sampel 2 = Varians sampel 1
= Varians sampel 2
t = korelasi antara dua sampel
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah disusun oleh peneliti. Untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 250) adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
t = distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 = koefisien korelasi
(44)
47
Ketentuan dari uji hipotesis ini yaitu:
Ho: Tidak ada perbedaan secara nyata pada kondisi Sustainable Tourism
Development di Desa Ungasan Bali sebelum dan sesudah pelaksanaan program CSR Banyan Tree Ungasan Resort.
Ha: Ada perbedaan secara nyata pada kondisi Sustainable Tourism Development
di Desa Ungasan Bali sebelum dan sesudah pelaksanaan program CSR Banyan Tree Ungasan Resort.
Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:
a. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
(45)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa:
1. Tanggapan masyarakat terhadap program corporate social responsibility yang dilaksanakan oleh Banyan Tree Ungasan Resort di Desa Ungasan Bali adalah sangat baik dengan skor sebesar 3965. Dilihat dari hasil data yang sudah diolah bahwa setiap sub variabel, baik dari economic, legal, ethical dan philanthropic responsibilities semua mendapatkan skor atau nilai di posisi sangat baik dikarenakan keseluruhan masyarakat menilai dengan baik program-program CSR Banyan Tree Ungasan Resort. Hal ini membuktikan bahwa program corporate social responsibility yang dilaksanakan berjalan dengan baik dan masyarakat merasakan pelaksanaan program-program CSR tersebut dalam kehidupan mereka.
2. Sustainable Tourism Development di Desa Ungasan, Bali sebelum dilaksanakannya program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort atau sebelum tahun 2010 menurut tanggapan masyarakat adalah sangat tinggi dengan skor 4624. Dilihat dari ecological, cultural, economic, dan local sustainability nya semua berada di posisi tinggi. Begitu pula hal nya dengan sesudah dilaksanakannya program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort atau dari tahun 2010 hingga sekarang semua sub variabel mendapatkan skor sangat tinggi dari tanggapan masyarakat. Dilihat dari jumlah keselurahan nilai terjadi peningkatan dari sebelum dan sesudah pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort, hal ini membuktikan bahwa program-program CSR yang telah dilaksanakan sangatlah meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat setempat.
(46)
99
3. Pada penelitian ini terdapat perbedaan secara signifikan atau nyata sebelum dan sesudah pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort. Atau bisa dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort memberikan dampak dalam mendukung konsep sustainable tourism development di Desa Ungasan Bali.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dan pembahasan penelitian ini, maka dapat diambil beberapa saran yang mendukung, yaitu:
1. Ethical responsibilities yang dilaksanakan oleh Banyan Tree Ungasan seperti Banyan Tree melaksanakan acara atau upacara keagamaan secara rutin sesuai dengan adat istiadat setempat, melibatkan masyarakat dan menggunakan desain atau ornament sesuai dengan kebudayaan setempat mendapatkan nilai tinggi namun memperoleh skor atau nilai terendah jika dibandingkan dengan tanggung jawab lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa adat istiadat dan kebudayaan masyarakat Bali sangatlah kuat dan masih dipegang hingga saat ini dan tidak terpengaruh oleh modernisasi. Hal ini sebaiknya dapat memicu setiap usaha yang bergerak di industri pariwisata untuk lebih mengangkat kebudayaan setempat, dan menghilangkan pemikiran atau konsep bahwa sedikit mengangkat nilai-nilai budaya itu sudah cukup daripada tidak ada sama sekali, karena kebanggan masyarakat terletak pada kebudayaan dan adat istiadat mereka, sehingga akan terjalin hubungan yang baik antara masyarakat dengan perusahaan tersebut.
2. Masyarakat Desa Ungasan Bali menilai bahwa kondisi local sustainability di desa mereke sebelum tahun 2010 atau sebelum pelaksanaan program CSR mendapatkan nilai terendah dibandingkan dengan variabel lainnya sedangkan pada tahun 2010 hingga sekarang masyarakat menilai bahwa kondisi economic sustainability di desa mereka rendah daripada sustainable di bidang lainnya.
Tentu akan sangat baik apabalia sebuah perusahaan lebih sering atau lebih banyak dalam merancang dan melaksanakan program-program bantuan yang dapat membantu masyarakat bahkan dapat menjadi bekal bagi generasi
(47)
100
mendatang, seperti lebih banyak memberikan beasiswa bagi anak-anak berprestasi, mengadakan pelatihan kerja, memberikan bantuan dana usaha bagi usaha atau bisnis lokal, bekerjasama dengan usaha lokal seperti menggunakan bahan-bahan baku dari usaha mereka.
3. Perusahaan harus mampu untuk tidak melakukan eksploitasi sumberdaya alam yang ada di tempat perusahaan beroperasi. Karena sering terjadi bahwa masyarakat mengalami kesusahan dalam mendapatkan air dan listrik dikarenakan perusahaan tersebut membutuhkan energi yang besar. Dan alangkah baiknya jika perusahaan turut serta dalam meningkatkan kualitas lingkungan daerah setempat, bukan hanya sekedar menanam pohon dan tidak membuang limbah secara sembarangan, tetapi juga turut serta dalam kegiatan gotong royong atau kebersihan yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga masyarakat setempat tidak merasa dibedakan dan dapat bersatu dengan orang yang bukan berasal dari daerahnya.
4. Kesadaran akan pentingnya kesenian daerah pada saat ini masih kurang,
walaupun sudah mulai banyak komunitas-komunitas yang melestarikan kesenian daerah. Alangkah baiknya jika bukan hanya komunitas yang berusaha untuk mempertahankan kesenian daerah tersebut tetapi juga perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata, karena tidak semua industri pariwisata yang menyelenggarakan kesenian daerah. Jadikan kesenian daerah ini bukan hanya menjadi nilai jual untuk mendapatkan keuntungan tetapi jadikan kesenian daerah yang kita miliki menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya, sehingga kita dapat terus menjaga kekayaan yang berharga ini.
5. Diharapkan penelitian selanjutnya yang membahas corporate social responsibility (CSR) maupun sustainable tourism development dapat melakukan penelitian yang lebih detil dan baik dengan mengambil objek-objek yang belum pernah dilakukan penelitiannya.
(48)
Molinda Hotmauly, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Anom, I.P. (2010). Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan. [Online].
Tersedia:http://balisustain.blogspot.com/2010/08/pembangunan-kepariwisataan.html [Diakses 19 Maret 2014].
Arikunto, S. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: suatu pengantar praktik. Jakarta: Rineke Cipta.
Badri, M. (2009). Peran PR dalam Membangun Citra Perusahaan melalui
Program CSR. [Online]. Tersediadi:
http://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/15/peran-pr-dalam-membangun-citra-perusahaan-melalui-program-csr/. [ Diakses 06 Maret 2014].
Berita Resmi Statistik (2014). Perkembangan Pariwiata dan Transportasi Nasional Desember 2013. : Badan Pusat Statistik.
Deni. (2008). T-Test. [Online]. Tersedia di: http://ineddeni. wordpress.com/2007/10/11/t-test/ [Diakses 13 Maret 2014.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali. (2013). Statistik. [Online]. Tersedia: http://www.disparda.baliprov.go.id/id/Statistik2. [Diakses 15 Maret 2014].
Desa Ungasan. (2013). Informasi Jumlah Penduduk. [Online]. Tersedia: http://www.desaungasan.badungkab.go.id/?page_id=590. [Diakses 8 Maret 2014].
Edgell, D. L. (2006). Managing Sustainable Tourism. Canada: The Haworth Press.
Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Liburd, J.J dan Edward, D. (2010). Understanding The Sustainable Development of Tourism. Oxford: Goodfellow Publishers Limited.
(49)
Molinda Hotmauly, 2014
Mowforth, M. dan Munt, I. (2003). Tourism and Sustainability. London: Routledge.
Nicolau, J.L. (2008). Corporate Social Responsibility. Worth Creating Activities. Annals of Tourism Research. 35 (4), hlm. 900-1006. Great Britain: Elsevier.
Putra, I.B. dkk. (2003). Hukum Bisnis Pariwisata. Bandung: PT. Refika Aditama.
Rahmatullah dan Kurniati, T. (2011). Panduan Praktis Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility). Yogyakarta: Samudra Biru.
Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2008). Cara Menggunakan Path Analysis (ed.4). Bandung: Alfabeta.
Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2012). Cara Menggunakan Path Analysis (ed.4). Bandung: Alfabeta.
Sheldon, P.J., dan Park, S.Y. (2011). An Exploratory Study of Corporate Social Responsibility in the U.S. Travel Industry. Journal of Travel Research. 50(4), hlm. 392-407. Sage Publications.
Sloan, Philip. dkk. (2009). Sustainability in the Hospitality Industry. Oxford: Elsevier.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(50)
Molinda Hotmauly, 2014
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung : Alfabeta.
(1)
Molinda Hotmauly, 2014
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa:
1. Tanggapan masyarakat terhadap program corporate social responsibility yang dilaksanakan oleh Banyan Tree Ungasan Resort di Desa Ungasan Bali adalah sangat baik dengan skor sebesar 3965. Dilihat dari hasil data yang sudah diolah bahwa setiap sub variabel, baik dari economic, legal, ethical dan philanthropic
responsibilities semua mendapatkan skor atau nilai di posisi sangat baik
dikarenakan keseluruhan masyarakat menilai dengan baik program-program CSR Banyan Tree Ungasan Resort. Hal ini membuktikan bahwa program
corporate social responsibility yang dilaksanakan berjalan dengan baik dan
masyarakat merasakan pelaksanaan program-program CSR tersebut dalam kehidupan mereka.
2. Sustainable Tourism Development di Desa Ungasan, Bali sebelum dilaksanakannya program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort atau sebelum tahun 2010 menurut tanggapan masyarakat adalah sangat tinggi dengan skor 4624. Dilihat dari ecological, cultural,
economic, dan local sustainability nya semua berada di posisi tinggi. Begitu
pula hal nya dengan sesudah dilaksanakannya program corporate social
responsibility Banyan Tree Ungasan Resort atau dari tahun 2010 hingga
sekarang semua sub variabel mendapatkan skor sangat tinggi dari tanggapan masyarakat. Dilihat dari jumlah keselurahan nilai terjadi peningkatan dari sebelum dan sesudah pelaksanaan program corporate social responsibility
Banyan Tree Ungasan Resort, hal ini membuktikan bahwa program-program CSR yang telah dilaksanakan sangatlah meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat setempat.
(2)
99
Molinda Hotmauly, 2014
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pada penelitian ini terdapat perbedaan secara signifikan atau nyata sebelum dan sesudah pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort. Atau bisa dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan
Resort memberikan dampak dalam mendukung konsep sustainable tourism development di Desa Ungasan Bali.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dan pembahasan penelitian ini, maka dapat diambil beberapa saran yang mendukung, yaitu:
1. Ethical responsibilities yang dilaksanakan oleh Banyan Tree Ungasan seperti Banyan Tree melaksanakan acara atau upacara keagamaan secara rutin sesuai
dengan adat istiadat setempat, melibatkan masyarakat dan menggunakan desain atau ornament sesuai dengan kebudayaan setempat mendapatkan nilai tinggi namun memperoleh skor atau nilai terendah jika dibandingkan dengan tanggung jawab lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa adat istiadat dan kebudayaan masyarakat Bali sangatlah kuat dan masih dipegang hingga saat ini dan tidak terpengaruh oleh modernisasi. Hal ini sebaiknya dapat memicu setiap usaha yang bergerak di industri pariwisata untuk lebih mengangkat kebudayaan setempat, dan menghilangkan pemikiran atau konsep bahwa sedikit mengangkat nilai-nilai budaya itu sudah cukup daripada tidak ada sama sekali, karena kebanggan masyarakat terletak pada kebudayaan dan adat istiadat mereka, sehingga akan terjalin hubungan yang baik antara masyarakat dengan perusahaan tersebut.
2. Masyarakat Desa Ungasan Bali menilai bahwa kondisi local sustainability di desa mereke sebelum tahun 2010 atau sebelum pelaksanaan program CSR mendapatkan nilai terendah dibandingkan dengan variabel lainnya sedangkan pada tahun 2010 hingga sekarang masyarakat menilai bahwa kondisi economic
sustainability di desa mereka rendah daripada sustainable di bidang lainnya. Tentu akan sangat baik apabalia sebuah perusahaan lebih sering atau lebih banyak dalam merancang dan melaksanakan program-program bantuan yang dapat membantu masyarakat bahkan dapat menjadi bekal bagi generasi
(3)
100
Molinda Hotmauly, 2014
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendatang, seperti lebih banyak memberikan beasiswa bagi anak-anak berprestasi, mengadakan pelatihan kerja, memberikan bantuan dana usaha bagi usaha atau bisnis lokal, bekerjasama dengan usaha lokal seperti menggunakan bahan-bahan baku dari usaha mereka.
3. Perusahaan harus mampu untuk tidak melakukan eksploitasi sumberdaya alam yang ada di tempat perusahaan beroperasi. Karena sering terjadi bahwa masyarakat mengalami kesusahan dalam mendapatkan air dan listrik dikarenakan perusahaan tersebut membutuhkan energi yang besar. Dan alangkah baiknya jika perusahaan turut serta dalam meningkatkan kualitas lingkungan daerah setempat, bukan hanya sekedar menanam pohon dan tidak membuang limbah secara sembarangan, tetapi juga turut serta dalam kegiatan gotong royong atau kebersihan yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga masyarakat setempat tidak merasa dibedakan dan dapat bersatu dengan orang yang bukan berasal dari daerahnya.
4. Kesadaran akan pentingnya kesenian daerah pada saat ini masih kurang, walaupun sudah mulai banyak komunitas-komunitas yang melestarikan kesenian daerah. Alangkah baiknya jika bukan hanya komunitas yang berusaha untuk mempertahankan kesenian daerah tersebut tetapi juga perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata, karena tidak semua industri pariwisata yang menyelenggarakan kesenian daerah. Jadikan kesenian daerah ini bukan hanya menjadi nilai jual untuk mendapatkan keuntungan tetapi jadikan kesenian daerah yang kita miliki menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya, sehingga kita dapat terus menjaga kekayaan yang berharga ini.
5. Diharapkan penelitian selanjutnya yang membahas corporate social
responsibility (CSR) maupun sustainable tourism development dapat
melakukan penelitian yang lebih detil dan baik dengan mengambil objek-objek yang belum pernah dilakukan penelitiannya.
(4)
Molinda Hotmauly, 2014
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anom, I.P. (2010). Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan. [Online].
Tersedia:http://balisustain.blogspot.com/2010/08/pembangunan-kepariwisataan.html [Diakses 19 Maret 2014].
Arikunto, S. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: suatu pengantar praktik. Jakarta: Rineke Cipta.
Badri, M. (2009). Peran PR dalam Membangun Citra Perusahaan melalui
Program CSR. [Online]. Tersediadi:
http://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/15/peran-pr-dalam-membangun-citra-perusahaan-melalui-program-csr/. [ Diakses 06 Maret 2014].
Berita Resmi Statistik (2014). Perkembangan Pariwiata dan Transportasi Nasional
Desember 2013. : Badan Pusat Statistik.
Deni. (2008). T-Test. [Online]. Tersedia di: http://ineddeni.
wordpress.com/2007/10/11/t-test/ [Diakses 13 Maret 2014.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali. (2013). Statistik. [Online]. Tersedia: http://www.disparda.baliprov.go.id/id/Statistik2. [Diakses 15 Maret 2014]. Desa Ungasan. (2013). Informasi Jumlah Penduduk. [Online]. Tersedia:
http://www.desaungasan.badungkab.go.id/?page_id=590. [Diakses 8 Maret 2014].
Edgell, D. L. (2006). Managing Sustainable Tourism. Canada: The Haworth Press. Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Liburd, J.J dan Edward, D. (2010). Understanding The Sustainable Development of
(5)
Molinda Hotmauly, 2014
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mowforth, M. dan Munt, I. (2003). Tourism and Sustainability. London: Routledge. Nicolau, J.L. (2008). Corporate Social Responsibility. Worth Creating Activities.
Annals of Tourism Research. 35 (4), hlm. 900-1006. Great Britain: Elsevier. Putra, I.B. dkk. (2003). Hukum Bisnis Pariwisata. Bandung: PT. Refika Aditama. Rahmatullah dan Kurniati, T. (2011). Panduan Praktis Pengelolaan CSR (Corporate
Social Responsibility). Yogyakarta: Samudra Biru.
Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2008). Cara Menggunakan Path Analysis (ed.4). Bandung: Alfabeta.
Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2012). Cara Menggunakan Path Analysis (ed.4). Bandung: Alfabeta.
Sheldon, P.J., dan Park, S.Y. (2011). An Exploratory Study of Corporate Social
Responsibility in the U.S. Travel Industry. Journal of Travel Research. 50(4),
hlm. 392-407. Sage Publications.
Sloan, Philip. dkk. (2009). Sustainability in the Hospitality Industry. Oxford: Elsevier.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(6)
Molinda Hotmauly, 2014
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung : Alfabeta.